Dokumen tersebut membahas tentang penyakit tuberkulosis (TBC) yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan menular melalui udara. Dokumen ini juga menjelaskan gejala, diagnosis, jenis, cara penularan, pencegahan, dan pengobatan TBC.
2. Tuberkulosis ( TBC )
• Penyakit Tuberkulosis ( TBC ) merupakan
penyakit menular yang disebabkan oleh
bakteri Microbakterium Tuberkulosis, bakteri
ini menyerang siapa saja pria maupun wanita
tanpa memandang usia. Pada umumnya
dimulai dengan membentuk benjolan-
benjolan kecil diparu-paru dan ditularkan
lewat organ pernafasan. Kuman TBC pertama
kali ditemukan oleh dr.Rober Koch ( 1882 ).
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14. CARA PENULARAN
• Penyakit TBC menular melalui udara,
• bakteri Microbakterium Tuberkulosis terbawa
pada saat seseorang batuk lalu mengeluarkan
dahak.
• Bahayanya jika bakteri selalu masuk dan
berkumpul di paru-paru, maka bakteri ini akan
berkembang biak dengan cepat apalagi yang
mempunyai daya tahan tubuh rendah.
15.
16.
17. Anti Tuberkulosis
• Anti Tuberkulosis adalah obat-obat atau
kombinasi obat yang diberikan dalam jangka
waktu tertentu untuk mengobati penderita
tuberkulosis.
18. Gejala TBC
• batuk kronis,
• berkeringat waktu malam,
• keluhan pernafasan,
• perasaan letih,
• hilang nafsu makan,
• berat badan menurun, dan
• rasa nyeri dibagian dada.
• Dahak penderita berlendir dan mengandung darah.
• Sering kali sistem tangkis tubuh yang sehat dapat
memberantas kuman, tapi pada sistim imun yang
lemah ( anak-anak, manula, pasien AIDS ) menjadi
radang paru yang hebat.
19. Bagian yang dijangkit kuman TBC
• paru-paru,
• tulang,
• ginjal,
• kulit dan
• otak.
• Di organ-organ ini timbul abses bernanah disertai
pembengkakan limfe.
•
20. • Tanpa pengobatan dapat terjadi kerisakan hebat
yang fatal.
• Sampai saat ini di Indonesia penyakit TBC masih
merupakan penyakit rakyat yang banyak
mengambil korban, hal ini disebabkan:
a. Masih kurangnya kesadaran untuk hidup sehat
b. Perumahan yang tidak memenuhi syarat (
ventilasi dan masuknya cahaya matahari )
c. Kebersihan / hygiene
d. Kurang gizi / gizi tidak baik
23. Penularan kuman TBC dapat melalui:
a. Saluran pernafasan ( sebaiknya penderita
menurtup mulut dengan sapu tangan ketika
batuk atau bersin ).
b. Lewat makanan dan minuman.
c. Penularan TBC dapat dihindari dengan cara
menggunakan desinfektan pada sapu tangan
atau barang-barang yang digunakan dan
mengusahakan agar ruangan tempat penderita
mempunyai ventilasi yang baik.
25. Pengobatan
pengobatan terdiri dari dua fase, yaitu:
1. Fase intensif terdiri dari: Isoniazid, Rifamfisin,
dan Piraziamid selama 2 bulan. Untuk mencegah
resistensi dapat ditambahkan etambutol untuk
meningkatkan daya tahan tubuh.
2. Fase pemeliharan menggunakan Isoniazid, dan
Rifamfisin selama 7 bulan.
Tujuan pengobatan kombinasi
a. Mencegah resistensi
b. Praktis karena dapat diberikan sebagai dosis
tunggal
c. Mengurangi efek samping.
26. Penggolongan
a. Obat primer:
Isoniazid, Rifamfisin, Pirazinamid, Etambutol,
Streptomisin ( kanamisin,amikasin).
b. Obat sekunder:
Klofazimin, Fluorkinolon, Sikloserin, Rifabutin,
dan PAS.
27. Informasi obat dengan resep dokter:
1. Rifampisin
Indikasi : pengobatan tuberkulosis, lepra
meningitis.
Efek samping : mual, muntah, diare, pusing,
gangguan penglihatan.
Peringatan : perlu penerangan rifampisin
menyebabkan warna merah
pada urin, tinja, liur, dahak,
keringat, dan air mata.
Sediaan : kapsul 300 mg, 450 mg, kaptab
600 mg
28. 2. Ethambutol
Indikasi : tuberkulosis dengan
kombinasi bersama obat lain.
Efek samping : neuritis optik, buta warna
merah/hijau, neuritis perifer.
Sediaan : tablet 250 mg, 500mg.
penyimpanan : wadah kedap udara.
29. 3. Isoniazid
Indikasi : tuberkulosis, kombinasi dengan
obat lain.
Khasiat tuberkulosis paling
kuat dibanding obat lain.
Efek samping : neuritis perifer ( gangguan
saraf dengan gejala kejang-
kejang ) yang dapat dicegah
dengan pemberian pyrodoxin
( vitamin B6 ). INH kalau
digunakan sebagai obat
tunggal, resistensinya sangat cepat.
Sediaan : tablet 100 mg, 300 mg.
30. 4. Pirazinamid
Indikasi : tuberkulosis dalam kombinasi
dengan obat lain, diperkuat
oleh isoniazida.
Efek samping : hepatoktosin ( menimbulkan
kerusakan hati ) terutama pada
dosis lebih dari 2 g/hari.
Sediaan : tablet 500 mg.
penyimpanan : wadah kedap udara terlindung
dari sinar.