Tetanus merupakan penyakit infeksi akut yang menunjukkan diri dengan gangguan neuromuskular akut berupa trismus, kekakuan dan kejang otot disebabkan oleh eksotosin spesifik dari kuman anaerob Clostridium tetani
1. BAKTERI GRAM POSITIF C.TETANIPENYEBAB TETANUS Page 1
BAKTERI GRAM POSITIF C.TETANI PENYEBAB TETANUS
OLEH: FEBRIAN S ASMORO
NIM:20140811014051
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
2019
1. PENDAHULUAN
Tetanus merupakan penyakit infeksi akut yang menunjukkan diri dengan
gangguan neuromuskular akut berupa trismus, kekakuan dan kejang otot
disebabkan oleh eksotosin spesifik dari kuman anaerob Clostridium tetani.
Tetanus dapat terjadi sebagai komplikasi luka, baik luka besar maupun kecil, luka
nyata maupun luka tersembunyi. Jenis luka yang mengundang tetanus adalah
luka-luka seperti Vulnus laceratum (luka robek), Vulnus punctum (luka tusuk),
combustion (luka bakar), fraktur terbuka, otitis media, luka terkontaminasi, luka
tali pusat.
Diyakini bahwa Penyakit tetanus disebabkan oleh Clostridium tetani
yaitu sejenis kuman gram positif yang dalam keadaan biasa berada dalam bentuk
spora dan dalam suasana anaerob berubah menjadi bentuk vegetatif yang
memproduksi eksotoksin antara lain neurotoksin tetanospasmin dan tetanolysmin.
Toksin inilah yang menimbulkan gejala – gejala penyakit tetanus.
Penyakit tetanus tidak menimbulkan kekebalan pada orang yang telah
diserangnya. Angka kematian penderita tetanus sangat tinggi sekitar 50 %, angka
itu akan bertambah besar pada rumah sakit yang belum lengkap peralatan
perawatan intensifnya, mungkin lebih rendah pada rumah sakit dengan perawatan
intensif yang sudah lengkap.
2. PATOGENESIS DAN PATOFFFISIOLOGI
Clostridium tetani Ini adalah bakteri yang termasuk dalam kelompok
gram positif. Ini berkat lapisan tebal peptidogicano, senyawa yang memerangkap
molekul pewarna dan mempertahankannya. Karena itu, sel-sel bakteri
memperoleh karakteristik warna ungu dari bakteri jenis ini. Clostridium
memproduksi bentuk pertahanan hidup yang disebut endospora. Proses ini
dikenal sebagai sporulasi. Spora bakteri berbeda dengan spora pada jamur, pada
bakteri sporanya tidak mempunyai fungsi sebagai alat reproduksi. Endospora ini
tahan terhadap kondisi lingkungan ekstrim seperti suhu yang tinggi, kekeringan,
senyawa kimia beracun (desinfektan, antibiotic) dan radiasi UV. Merupakan fase
tidur dari bakteri. Endospora mampu bertahan sampai kondisi lingkungan
kembali menguntungkan. Endospora kmeudian membentuk proses germinasi, dan
membentuk bakteri sel tunggal.
2. BAKTERI GRAM POSITIF C.TETANIPENYEBAB TETANUS Page 2
Mekanisme terjadinya sporulasi:
a) Pada tahap pertama bakteri membentuk filamen aksial. Pembentukan
filamen aksial tidak berlangsung lama.
b) Pembentukan septum asimetris, menghasilkan sel induk dan calon sel
pra-spora. Masing-masing sel menerima DNA anakan. Selanjutnya
terjadi fagositosis sel praspora oleh sel induk, sehingga sel praspora
menjadi bentukan yang disebut protoplas.
c) Tahap ketiga adalah perkembangan protoplas yang disebut
perkembangan spora-awal (forespore). Pada perkembangan spora-awal
belum terbentuk peptidoglikan, sehingga bentuk spora-awal tidak
beraturan (amorfus).
d) Pembentukan korteks (peptidoglikan). Spora-awal menyintesis
peptidoglikan, sehingga spora-awal mempunyai bentuk pasti.
Pembentukan peptidoglikan oleh spora-awal disebut juga pembentukan
korteks.
e) Pembentukan pembungkus (coat). Spora-awal menyintesis berlapis-lapis
pembungkus spora. Pembungkus spora disintesis baik secara terus-
menerus maupun terputus-putus, sehingga tampak seperti penebalan
korteks. Material korteks dan pembungkus spora berbeda.
f) Pematangan spora. Spora bakteri menyintesis asam dipokolinat dan
melakukan pengambilan kalsium. Dua komponen ini merupakan
karakteristik resistensi dan dormansi endospora.
g) Tahap terakhir adalah pelepasan spora. Terjadi lisis sel induk, sehingga
spora yang telah matang keluar. Tidak ada aktivitas metabolic yang
terjadi sampai spora siap untuk melakukan germinasi. Proses sporulasi
ini biasanya berlangsung sekitar 15 jam.
Bentuk spora Clostridium tetani terdapat di sekitar kita seperti pada
tanah, rumput – rumput, kayu, kotoran hewan dan manusia. Kuman ini untuk
pertumbuhannya membutuhkan suasana anaerob yang akan terjadi apabila luka
dengan banyak jaringan nekrotik di dalamnya, atau luka dengan pertumbuhan
bakteri lain terutama bakteri pembuat nanah seperti Staphyloccus aureus. Bakteri
ini tidak memerlukan oksigen untuk proses metabolisme apa pun, karena dapat
menggunakan jenis elemen atau senyawa lain. Unsur ini beracun bagi bakteri. Ini
berkembang hanya jika unsur kimia ini tidak ada sama sekali. Bakteri ini untuk
tumbuh dan berkembang adalah suhu rata-rata 37 ° C, serta perkiraan tingkat pH
3. BAKTERI GRAM POSITIF C.TETANIPENYEBAB TETANUS Page 3
antara 7 dan 7,5. Selain itu, Anda membutuhkan banyak asam amino dan vitamin.
Clostridium tetani mensintesis sekelompok enzim yang dikenal sebagai triptofan.
Enzim ini bekerja pada asam amino triptofan dan memecah kelompok indol yang
merupakan bagian dari strukturnya. Inilah sebabnya mengapa Clostridium tetani
Itu diklasifikasikan sebagai indole positif. Ini berfungsi untuk membedakannya
dari bakteri lain. Bakteri ini mampu mensintesis enzim yang dikenal sebagai
gelatinase. Kelompok enzim ini menyebabkan pencairan gelatin. Ketika bakteri
ini berada dalam kultur, halo transparan terlihat di sekitarnya. Ini adalah tanda
tegas bahwa hidrolisis gelatin telah terjadi.
Tetanus disebabkan neurotoksin (tetanospasmin) dari bakteri Gram
positif anaerob, Clostridium tetani, dengan mula-mula 1 hingga 2 minggu setelah
inokulasi bentuk spora ke dalam tubuh yang mengalami cedera/luka (masa
inkubasi). Penyakit ini merupakan 1 dari 4 penyakit penting yang manifestasi
klinis utamanya adalah hasil dari pengaruh kekuatan eksotoksin (tetanus, gas
ganggren, dipteri, botulisme). Tempat masuknya kuman penyakit ini bisa berupa
luka yang dalam yang berhubungan dengan kerusakan jaringan lokal,
tertanamnya benda asing atau sepsis dengan kontaminasi tanah, lecet yang
dangkal dan kecil atau luka geser yang terkontaminasi tanah, trauma pada jari
tangan atau jari kaki yang berhubungan dengan patah tulang jari dan luka pada
pembedahan dan pemotonga tali pusat yang tidak steril. Gejala klinis yang
ditimbulakan dari eksotoksin terhadap susunan saraf tepi dan pusat tersebut
adalah dengan memblok pelepasan dari neurotransmiter sehingga terjadi
kontraksi otot yang tidak terkontrol/ eksitasi terus menerus dan spasme. Neuron
ini menjadi tidak mampu untuk melepaskan neurotransmitter. Neuron, yang
melepaskan gamma aminobutyric acid (GABA) dan glisin, neurotransmitter
inhibitor utama, sangat sensitif terhadap tetanospasmin, menyebabkan kegagalan
penghambatan refleks respon motorik terhadap rangsangan sensoris. Kekakuan
mulai pada tempat masuknya kuman atau pada otot masseter (trismus), pada saat
toxin masuk ke sumsum tulang belakang terjadi kekakuan yang berat, pada
extremitas, otot-otot bergari pada dada, perut dan mulai timbul kejang. Bilamana
toksin mencapai korteks serebri, menderita akan mulai mengalami kejang umum
yang spontan. Karakteristik dari spasme tetani ialah menyebabkan kontraksi
umum kejang otot agonis dan antagonis. Racun atau neurotoksin ini pertama kali
menyerang saraf tepi terpendek yang berasal dari system saraf kranial, dengan
gejala awal distorsi wajah dan punggung serta kekakuan dari otot leher.
Tetanospasmin pada system saraf otonom juga verpengaruh, sehingga
terjadi gangguan pernapasan, metabolism, hemodinamika, hormonal, saluran
cerna, saluran kemih, dan neuromuscular. Spasme larynx, hipertensi, gangguan
irama janjung, hiperflexi, hyperhidrosis merupakan penyulit akibat gangguan
saraf ototnom, yang dulu jarang karena penderita sudah meninggal sebelum
gejala timbul. Dengan penggunaan diazepam dosis tinggi dan pernapasan
mekanik, kejang dapat diatasi namun gangguan saraf otonom harus dikenali dan
di kelola dengan teliti. Timbulnya kegagalan mekanisme inhibisi yang normal,
yang menyebabkan meningkatnya aktifitas dari neuron yang mensarafi otot
masetter sehingga terjadi trismus. Oleh karena otot masetter adalah otot yang
paling sensitif terhadap toksin tetanus tersebut. Stimuli terhadap afferen tidak
4. BAKTERI GRAM POSITIF C.TETANIPENYEBAB TETANUS Page 4
hanya menimbulkan kontraksi yang kuat, tetapi juga dihilangkannya kontraksi
agonis dan antagonis sehingga timbul spasme otot yang khas .
Akibat dari tetanus adalah rigid paralysis (kehilangan kemampuan untuk
bergerak) pada voluntary muscles (otot yang geraknya dapat dikontrol), sering
disebut lockjaw karena biasanya pertama kali muncul pada otot rahang dan
wajah. Kematian biasanya disebabkan oleh kegagalan pernafasan dan rasio
kematian sangatlah tinggi.
3. TANDA DAN GEJALA KLINIK
Gejala pertama biasanya rasa sakit pada luka, diikuti trismus (kaku rahang, sukar
membuka mulut lebar – lebar), rhisus sardonicus (wajah setan). Kemudian
diikuti kaku buduk, kaku otot perut, gaya berjalan khas seperti robot, sukar
menelan, dan laringospasme. Pada keadaan yang lebih berat terjadi epistothonus
(posisi cephalic tarsal), di mana pada saat kejang badan penderita melengkung
dan bila ditelentangkan hanya kepada dan bagian tarsa kaki saja yang menyentuh
dasar tempat berbaring.
Dapat terjadi spasme diafragma dan otot – otot pernapasan lainnya. Pada saat
kejang penderita tetap dalam keadaan sadar. Suhu tubuh normal hingga
subfebris. Sekujur tubuh berkeringat. Kejang – kejang bertambah beram selama
tiga hari pertama, menetap selama 5 – 7 hari. Setelah 10 hari, frekuensi kejang
mulai berkurang, setelah 2 minggu kejang menghilang. Dan kaku otot hilang
paling cepat mulai minggu ke-4.
4. PERAWATAN
Tidak ada pengobatan khusus untuk tetanus. Namun, ada serangkaian tindakan
pencegahan dan rekomendasi yang harus diikuti ketika kemungkinan infeksi
diduga. Di antaranya adalah:
a) Perawatan luka: pencucian luka yang dalam dan sistematis harus
dilakukan, dengan air bersih yang melimpah dan menghilangkan sisa-sisa
jaringan yang mati, menyebabkan darah mencapai lokasi, menyediakan
oksigen. Dengan cara ini lingkungan yang menguntungkan untuk
perkembangbiakan bakteri dihindari.
b) Pasokan obat-obatanDi antara obat-obatan yang dapat dipilih dokter
untuk memasok pasien dapat disebutkan: antibiotik, tetanus antitoxin,
vaksin dan beberapa obat penenang. Tentu saja, ini akan tergantung pada
kriteria dokter dan karakteristik masing-masing kasus.
c) Penjara di Unit Perawatan Intensif: karena efek mematikan dari patologi
ini dalam organisme, pasien mungkin perlu dirawat di rumah sakit dalam
terapi intensif. Ini dilakukan untuk menjaga konsekuensi yang berpotensi
fatal, seperti keterlibatan otot pernapasan.
5. BAKTERI GRAM POSITIF C.TETANIPENYEBAB TETANUS Page 5
DAFTAR PUSTAKA
1) Ríos, M., García, Al., Alves, E., Brea, R. dan Núñez, J. (2016). Infeksi oleh
Clostridium tetani: curigai untuk mendiagnosisnya. Galicia klinis 77 (4). 175-176
2) Smietanska, K., Chudziak, R. dan Rastawicki, W. (2013). [Karakteristik
Clostridium tetani dan diagnosis tetanus laboratorium. Med Dows Mikrobiol. 65
(4). 285-295
3) Hendarwanto. llmu Penyakit Dalam, jilid 1, Balai Penerbit FK UI, Jakarta: 2001,
49- 51.
4) BUKU Ajar Ilmu Bedah . De Jong dkk. Ed 2 , Jakarta, 2004