Dokumen tersebut membahas strategi rumah sakit dalam menurunkan angka kematian dengan menerapkan aktivasi kegawatdaruratan berdasarkan standar akreditasi. Strategi utama meliputi penerapan sistem deteksi dini kondisi memburuk pasien, pelatihan staf kesehatan, serta pemenuhan sarana prasarana dan regulasi pelayanan darurat. Penerapan strategi secara sinergis diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan dan menurunkan ang
1. Strategi Rumah Sakit Menurunkan Angka
Kematian Dengan Aktivasi Kegawatdarutan
Berdasarkan Standar Akreditasi
Oleh :
Puji Raharja Santosa
Dalam Rangka Seminar Keperawatan
Bersama
PT. Aisyah Humaira Azzahra
3. Outline :
• Pendahuluan
• Tujuan
• Landasan Regulasi SNARS Edisi I
• Strategi Rumah Sakit
• Kesimpulan
4. 1. Pendahuluan
• Tanggung jawab rumah sakit dan staf yang
terpenting adalah memberikan asuhan dan
pelayanan pasien yang efektif dan aman.
• Hal ini diperlukan komunikasi yang efektif,
kolaborasi dan standarisasi proses sehingga
mampu memastikan bahwa rencana,
koordinasi dan implementasi asuhan mampu
mendukung serta merespon kebutuhan
pasien termasuk di area asuhan risiko tinggi.
5. • Semua staf yang terlibat dalam asuhan pasien
harus memiliki peran yang jelas, ditentukan
oleh kompetensi, kewenangan, sertifikasi,
regulasi, pengetahuan, ketrampilan,
pengalaman individu.
• Kondisi diatas dalam Akreditasi masuk dalam
Pelayanan dan Asuhan Pasien (PAP),
SNARS.
Care Of Patient (CoP), JCI.
6. 2. Tujuan
• Rumah sakit mampu melakukan deteksi dini
kondisi perburukan.
• Rumah sakit mampu memberikan pelayanan
terstandar “Respon time” dengan Kompetensi
SDM yang memadai.
• Mampu menurunkan angka kematian rumah
sakit.
• Mampu meningkatkan kualitas citra pelayanan
rumah sakit.
7. 3. Landasan Regulasi
A. Deteksi Perubahan Kondisi Pasien Standar PAP 3.1
• Staf klinis dilatih untuk mendeteksi perubahan
kondisi pasien dan mampu melakukan tindakan.
• Tujuan : mencegah deteriorasi lebih lanjut
• Skoring sistem peringatan dini (EWSS) disertai dengan
algoritma tindakan berdasarkan hasil scoring dari
pengkajian pasien.
• EWSS melengkapi sistem Tim Medik Reaksi Cepat
(Code blue/F1) dimana EWSS berfokus kepada
mendeteksi kegawatan sebelum hal ini terjadi.
8. Elemen Penilaian PAP.3.1 :
• Ada bukti regulasi pelaksanaan early warning
system (EWS), (R).
• Ada bukti staf klinis dilatih menggunakan
EWS, (D,W).
• Ada bukti staf klinis mampu melaksanakan
EWS, (D,W,S).
• Tersedia pencatatan hasil EWS, (D,W).
9. 3. Landasan Regulasi
B. Pelayanan Resusitasi 3.2
•Pelayanan resusitasi tersedia di seluruh area
rumah sakit selama 24 jam.
•Tujuan : setidaknya mencegah deteriorasi lebih
lanjut (kerusakan jaringan otak).
•Sebagai bentuk intervensi klinis pada
pasien/korban yang mengalami kejadian
mengancam hidupnya.
•Dari tindakan BHD, BHL < 5 menit dan
terstandar (Code Blue).
10. Elemen Penilaian PAP.3.2 :
• Ada regulasi pelayanan resusitasi yang tersedia
dan diberikan selama 24 jam setiap harinya di
seluruh area rumah sakit, serta peralatan medis
untuk resusitasi dan obat untuk bantuan hidup
dasar terstandar sesuai dengan kebutuhan
populasi pasien (R).
• Diseluruh area rumah sakit bantuan hidup dasar
diberikan segera sat dikenali henti jantung paru
dan tindaklanjutnya kurang dari 5 menit (W, S).
• Staf diberikan pelatihan pelayanan resusitasi, (D,
W)
11. 4. Strategi Rumah Sakit
A. Memenuhi kebutuhan standar
“Menjawab standar”
1) Ada bukti regulasi pelaksanaan early warning system
(EWS) (R)
Bagaimana dalam pembagian zona,
Ketenagaan (penjadwalan/keteribatan), tim Code blue
(TMRC),
Alur pelaporan-pengaktifan kondisi gawat darurat.
Sehingga dengan adanya regulasi mampu menjembatani
agar rumah sakit melalui staff-nya mampu melakukan
deteksi dini kondisi perburukan, menangani kondisi
perburukan dan mampu melakukan High Quality CPR.
Dengan adanya regulasi artinya “menyepakati
komitment bersama”
12. 2) Ada bukti staf klinis dilatih menggunakan
EWS (D,W)
• Jumlah tenaga yang terlatih (inti dan
penunjang)
• Masa berlaku pelatihan = resource update
(bagaimana maintanance-nya?); Jadwal
pelatihan (regular?).
Diperlukannya :
Pelatihan dan Maintanance-nya
13. 3) Ada bukti staf klinis mampu melaksanakan
EWS (D,W,S)
•Pemahaman tentang manfaat paramer
EWSS, Code Blue
•Pemahaman yang baik tentang algoritme
•Aplikasi atau penerapan sistem/alur yang
telah dibangun
Diperlukannya :
Edukasi, Internalisasi – Sosialisasi, Pelatihan
16. 4) Tersedia pencatatan hasil EWS (D,W)
• Terfasilitasi formulir pencatatan atau tidak?
• (T) Beberapa pengamatan bahwa TTV tidak
konsisten dikaji, dicatat dan diinterpretasikan
apalagi jika terjadi ketidakseimbangan
ketenagaan dan beban kerja perawat; tidak
jelas alur pelaporan/kewenangan dalam
pengambilan keputusan.
Diperlukannya :
Pemenuhan kebutuhan; Edukasi;
Internalisasi – Sosialisasi; Pelatihan
17. B. Kelengkapan fasilitas
• Saturasi oksigen, Bedside monitor, AED dll
• Formulir pencatatan
• Fasilitas pelatihan (alat yang digunakan
dalam pelatihan), instruktur.
• Alat komuniksasi : pagging, HT dll
•Jalur/akses tim dan evakuasi (jalur lintasan ke
tempat dituju); SDM, alat yang diperlukan
dan dokumen
19. Sistem komunikasi dan koordinasi
• Komunikasi gedung :
sentral
• Operator menggunalkan
intercom/pagging
mengumumkan “Code
Blue... Gedung...
Lantai ... Ruang...
Kamar...” 3x
• Komunikasi antar ruangan
20. C. Monitoring dan evaluasi :
• TMRC memonitor setiap kejadian code blue
• TMRC :
Melakukan evaluasi respon time, tingkat
keberhasilan,
Membuat rencana tindak lanjut (apalagi
terjadi perubahan2 yang mungkin
berpengaruh terhadap terhadap aktivasi,
akses tim code blue),
Pertimbangan pelatihan di dalam atau ke luar
rumah sakit.
21. • Maret 2020, kesimpulan jurnal : 19.810 BRM, 22,81 %
yang dilakukan EWS lengkap, belum menunjukkan
perbedaan LOS, meningkatkan aktivasi code blue tp
menurunkan admisi HCU-ICU.
22. Juli, 2019 kesimpulan Journal : 87 BRM, catatan EWS 72 %
lengkap, 9 % tidak lengkap, 18 tidak lengkap. Dari 68 EWS
lengkap hanya 21 % yang mendapatkan tindak lanjut.
23. • Mathukia, C., Fan, W., Vadyak, K., Biege, C., &
Krishnamurthy, M. (2015). Modified Early Warning
System improves patient safety and clinical outcomes
in an academic community hospital. Journal of
community hospital internal medicine
perspectives, 5(2), 26716.
https://doi.org/10.3402/jchimp.v5.26716
• MEWS berhubungan dengan penurunan angka kematian dan
memberikan hasil luaran yang baik untuk penatalaksaan pasien.
24. Alam, et al. 2014. The Impact Of The Use Of The
EWS on Patient Outcomes : A Systematic
Reviews. Journal Resusitation. Vol 85: Issue 5.
Hasil : dari 6 studi yang mengevaluasi EWS
berdasarkan mortality rate didapatkan : 2 studi
tidak signifikan terhadap angka mortalitas; 2
studi signifikan mampu menurunkan angka
mortalitas; 2 studi signifikan meningkatkan
survival.
25. Beth Smith, et al. 2014. EWS Scores For Clinical
Deterioration In Hospitalized Patient: A
Systematic Review. Annals Of The American
Thorasic Society. Vol 19: Issues 9.
Hasil :
EWS dapat digunakan sebagai alat prediksi
yang baik dalam mencegah terjadinya henti
jantung-respirasi, kematian dalam waktu 48
jam.
26. Georgaka, et all. 2012. Early Warning Systems.
Hospital Chronicles 2012. Vol 7, Supp 1:37-43.
Causes for providing suboptimal care include :
failure of organization, lack of knowledge,
failure to appreciate urgency; non availability
of equipment.
27. Improve Knowledge
To ensure that EWS is of high quality, four data quality
dimensions need to be considered :
• Timeliness : referring to the frequency of patient vital
signs collection.
• Accuracy : referring to interpretation of the collected
patient vitals signs and the calculation of the early
warning score.
• Consistency : referring to a consistent appoach of vitals
signs collection throughout the patient’s stay in hospital.
• Completesness : referring to all vital signs parameters
that should be collected.
O’Donogue, 2011
28. 4. Kesimpulan
• Perbaiki Organisasi :
Komitment rumah sakit (pimpinan – staf) :
regulasi dll.
Koordinasi - Kolaborasi
• Peningkatan Pengetahuan staf
Pelatihan, intenalisasi dan sosialisasi
• Kecukupan dan kompetensi SDM
• Pemenuhan kebutuhan fasilitas, SarPras
• Monev dan Tindak lanjut (amati, tiru, modifikasi,
implementasi, monitoring –evaluasi)
• Penerapan EWS, Code Blue yang baik
meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.