Dokumen tersebut membahas tentang peran penilaian kinerja staf klinis dalam peningkatan mutu pelayanan. Penilaian kinerja staf klinis perlu didasarkan pada teknologi informasi untuk mengintegrasikan data dari berbagai indikator mutu, pelaporan insiden, dan hasil monitoring kinerja staf klinis. Evaluasi kinerja staf klinis meliputi penilaian perilaku, pengembangan profesional, dan kinerja klinis untuk meningkatkan praktik yang
2. SNARS EDISI 1
1. STANDAR PELAYANAN BERFOKUS PASIEN
1. Akses ke Rumah Sakit dan Kontinuitas Pelayanan (ARK)
2. Hak Pasien dan Keluarga (HPK)
3. Asesmen Pasien (AP)
4. Pelayanan dan Asuhan Pasien (PAP)
5. Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB)
6. Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat (PKPO)
7. Manajemen Komunikasi dan Edukasi (MKE)
2. STANDAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT
8. Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)
9. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
10. Tata Kelola Rumah Sakit (TKRS)
11. Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK)
12. Kompetensi dan Kewenangan Staf (KKS)
13. Manajemen Informasi dan Rekam Medis (MIRM)
3. LANJUTAN…
3. SASARAN KESELAMATAN PASIEN
1. SASARAN 1 : Mengidentifikasi pasien dengan benar
2. SASARAN 2 : Meningkatkan komunikasi yang efektif
3. SASARAN 3 : Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus
diwaspadai (High Alert Medications)
4. SASARAN 4 : Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang
benar, pembedahan pada pasien yang benar.
5. SASARAN 5 : Mengurangi risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
6. SASARAN 6 : Mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh
4. PROGRAM NASIONAL
4. Program Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi.
5. Program Menurunan Angka Kesakitan HIV/AIDS.
6. Program Menurunan Angka Kesakitan TB
7. Penyelenggaraan Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA)
8. Penyelenggaraan Pelayanan Geriatri
5. INTEGRASI PELAYANAN DALAM PENDIDIKAN KLINIS DI RUMAH SAKIT
4. 4
PENINGKATAN MUTU
RS dalam SNARS Edisi
1.1
PENGUKURAN
MUTU
Struktur/
input
Proses
Output
STANDARISASI
Sasaran Keselamatan Pasien
Standar Pelayanan Berfokus
Pasien
Standar Manajemen RS
Program Nasional
Integrasi Pendidikan
kesehatan dalam pelayanan
di RS
Kepatuhan impelementasi
standar dipantau dng
menggunakan Indikator Mutu
Standarisasi menggunakan
Pendekatan manajemen
risiko
5. 6 feb 2019
Indikato
r Mutu
Penilaian
kinerja
Penilaian
kinerja
individu/IKI
Indikator mutu Unit/ Penilaian
kinerja unit/IKU
(PMKP 6, TKRS 11.1)
Indikator Mutu
Prioritas RS
• IAK
• IAM
* SKP
Indikator
* Input
* Proses
* Output/
Outcome
KKS &
TKRS
KONSEP PENINGKATAN MUTU DALAM
SNARS EDISI 1
Representasi
pemilik
Direktur RS
Staf Klinis
Staf non Klinis/
pegawai RS
• Dokter
• Perawat
• PPA lainnya
• Staf klinis
lainnya
Sistem Kinerja
Pegawai
5
• Unit kerja di RS : IRJ,
IRI, dll
• Unit yg di
outsourcing (TKRS)
Indikator Mutu
Nasional
6. PENILAIAN KINERJA STAF KLINIS
• DISARANKAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI mulai dari
pengumpulan, pelaporan, analisis, validasi, serta
publikasi data
• MEMILIKI SISTEM MANAJEMEN DATA TERITEGRASI TD:
– Indikator mutu unit dan indikator mutu prioritas RS
– Pelaporan insiden keselamatan pasien
– Data hasil monitoring kinerja staf klinis (bila
monitoring kinerja menggunakan indikator mutu)
– Data hasil pengukuran budaya keselamatan
7. Standar PMKP 2.1
Rumah Sakit menyediakan teknologi dan
dukungan lainnya untuk mendukung sistem
manajemen data pengukuran mutu
terintegrasi sesuai dengan perkembangan
teknologi informasi.
8. STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH
SAKIT edisi 1
8
No Elemen penilaian PMKP 2.1
1. RS mempunyai regulasi sistem manajemen data program
PMKP yang terintegrasi meliputi data a) sampai dengan f)
dimaksud dan tujuan. (R) --> : Panduan sistem manajemen
data
2. RS menyediakan teknologi, fasilitas dan dukungan lain untuk
menerapkan sistem manajemen data di RS sesuai dengan
sumber daya yang ada di RS (D,O,W) --> Data inventaris IT
untuk sistem manajemen data
3. Ada bukti pelaksanaan sistem manajemen data yang meliputi
data a) sampai dengan f) dimaksud dan tujuan. (D,O,) -->
Bukti pengum pulan, analisis, validasi & publi kasi data dng IT
9. STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH
SAKIT edisi 1
9
Rumah sakit mempunyai regulasi sietem manajemen
data, antara lain meliputi :
a) RS perlu mempunyai sistem manajemen data yang
didukung dengan teknologi informasi, mulai dari
pengumpulan, pelaporan, analisis, validasi, serta
publikasi data untuk internal rumah sakit dan eksternal
RS Publikasi data tetap harus memperhatikan
kerahasiaan pasien sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Regulasi sistem manajemen
10. STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH
SAKIT edisi 1
10
b) Data yang dimaksud meliputi, data dari indikator
mutu unit dan indikator mutu prioritas rumah sakit;
c) data dari pelaporan insiden keselamatan pasien;
dan
d) data hasil monitoring kinerja staf klinis (bila
monitoring kinerja menggunakan indikator mutu)
e) data hasil pengukuran budaya keselamatan
Regulasi sistem manajemen
11. Standar KKS 11
Rumah sakit melaksanakan proses yang seragam
untuk melaksanakan evaluasi mutu dan
keselamatan asuhan pasien yang diberikan oleh
setiap anggota staf medis.
12. MAKSUD DAN TUJUAN KKS 11
EVALUASI MUTU DAN KESELAMATAN ASUHAN
PASIEN YANG DILAKUKAN STAF MEDIS
DENGAN MELAKUKAN
MONITORING DAN EVALUASI KINERJA STAF MEDIS
BERKELANJUTAN
adalah PROSES DENGAN KEGIATAN TERUS MENERUS
MENGUMPULKAN DAN MENGANALISIS DATA SERTA
INFORMASI TENTANG SIKAP, PERKEMBANGAN
PROFESIONAL, HASIL DARI LAYANAN KLINIS
ANGGOTA STAF MEDIS.
13. SIAPA YG BERTANGGUNG JAWAB
Pimpinan medik/Unit layanan bersama
Komite medis
bertanggungjawab mengintegrasikan data
dan informasi tentang staf medis dan
mengambil tindakan bilamana diperlukan.
14. PIMINAN MEDIS, UNIT LAYANAN DAN
KOMITE MEDIS
• MENGKOMUNIKASIKAN KINERJA STAF MEDIS
DAN MENGAMBIL TINDAKAN
TINDAKANNYA:
• DALAM BENTUK NASEHAT,
• MENEMPATKAN KEWENANGAN TERTENTU DIBAWAH
SUPERVISI,
• PEMBATASAN KEWENANGAN, ATAU TINDAKAN LAIN UNTUK
MEMBATASI RISIKO TERHADAP PASIEN DAN UNTUK
MENINGKATKAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN.
15. TUJUAN MONITOR DAN EVALUASI
BERKELANJUTAN
a) Meningkatkan Praktik Individual Terkait Mutu Dan
Asuhan Pasien Yang Aman.
b) Sebagai Dasar Mengurangi Variasi Didalam KSM/Unit
Layanan Dengan Cara Membandingkan Diantara
Kolega, Penyusunan PPK dan CP
c) Sebagai Dasar Memperbaiki Kinerja KSM/Unit
Layanan Dengan Cara Membandingkan Acuan Praktik
Diluar Rumah Sakit, Publikasi Riset, Indikator Kinerja
Klinis Nasional Bila Tersedia.
16. PENILAIAN MONITORING DAN EVALUASI PRAKTIK
PROFESIONAL BERKELANJUTAN MELIPUTI 3 (TIGA)
AREA
1. PERILAKU,
2. PENGEMBANGAN PROFESIONAL
3. KINERJA KLINIS.
17. PENILAIAN KINERJA
(PENILAIAN PRAKTIK PROFESIONAL)
indikator kinerja unit dan individu sutoto 17
1. PENILAIAN PRAKTIK PROFESIONAL
BERKELANJUTAN (PKPB)
2. PENILAIAN PRAKTIK PROFESIONAL FOKUS (PKPF)
(bila ada temuan yang berdampak terhadap
pemberian kewenangan staf klinis) Ep.5
18. Staf medis adalah model dalam menumbuhkan budaya aman (safety
culture)
Budaya aman:
1. Partisipasi Penuh Dari Semua Staf Untuk Melaporkan Bila Ada
Insiden Keselamatan Pasien, Tanpa Ada Rasa Takut Untuk
Melaporkan Dan Disalahkan (No Blame Culture).
2. Sangat Menghormati Satu Sama Lain, Antar Kelompok Profesional
Dan
3. Tidak Terjadi Sikap Saling Mengganggu
1. PENILAIAN PERILAKU
19. EVALUASI PERILAKU
a) Evaluasi apakah seorang staf medis mengerti dan
mendukung kode etik dan disiplin profesi dan rumah
sakit serta dilakukan identifikasi perilaku yang dapat
atau tidak dapat diterima maupun perilaku yang
mengganggu. (KNOWLEDGE)
b) Tidak adanya laporan oleh anggota staf medis tentang
perilaku yang dianggap tidak dapat diterima atau
mengganggu. (ATTITUDE)
c) Mengumpulkan, analisis, menggunakan data dan
informasi berasal dari survei staf dan survei lainnya
tentang budaya aman di rumah sakit (PENILAIAN
DARI STAF MELALUI SURVEI)
20. SIAPA YG MELAKUKAN
EVALUASI PERILAKU
Kolaborasi antara sub komite etik dan
disiplin, manajer SDM, manajer pelayanan
dan kepala unit kerja.
21. PERILAKU YG TIDAK MENDUKUNG BUDAYA KESELAMATAN (4)
1. Perilaku yang tidak layak (inappropriate) seperti kata-kata atau
bahasa tubuh yang merendahkan atau menyinggung perasaan
sesama staf, misalnya mengumpat dan memaki;
2. Perilaku yang mengganggu (disruptive) antara lain perilaku tidak
layak yang dilakukan secara berulang, bentuk tindakan verbal atau
nonverbal yang membahayakan atau mengintimidasi staf lain, dan
“celetukan maut” adalah komentar sembrono di depan pasien yang
berdampak menurunkan kredibilitas staf klinis lain. Contoh
mengomentari negatif hasil tindakan atau pengobatan staf lain di
depan pasien, misalnya “obatnya ini salah, tamatan mana dia...?”,
melarang perawat untuk membuat laporan KTD, memarahi staf
klinis lainnya di depan pasien, kemarahan yang ditunjukkan dengan
melempar alat bedah di kamar operasi, serta membuang rekam
medis di ruang rawat;
KARS.Sutoto 21
22. PERILAKU YG TIDAK MENDUKUNG BUDAYA KESELAMATAN
3. Perilaku yang melecehkan (harassment)
terkait dengan ras, agama, dan suku
termasuk gender;
4. Pelecehan seksual.
KARS.Sutoto 22
23. 2. PENGEMBANGAN PROFESIONAL
(7)
MELIPUTI
a) Asuhan pasien, penyediaan asuhan penuh kasih, tepat
dan efektif dalam promosi kesehatan, pencegahan
penyakit, pengobatan penyakit, asuhan diakhir hidup.
Alat ukurnya adalah layanan preventif dan laporan dari
pasien dan keluarga (lihat juga,HPK.3)
b) Pengetahuan medik/klinik, termasuk pengetahuan
tentang biomedik, klinis, epidemiologi, ilmu pengetahuan
sosial budaya, dan pendidikan kepada pasien. Alat
ukurnya adalah penerapan panduan praktik klinis (clinical
practice guidelines), termasuk revisi pedoman, hasil
pertemuan profesional dan publikasi (lihat juga,TKRS 11.2)
24. LANJUTAN….
c) Praktik belajar berdasar bukti (practice-bases
learning) dan pengembangan, penggunaan bukti
ilmiah dan metoda pemeriksaan, evaluasi, perbaikan
asuhan pasien berkelanjutan berdasar evaluasi dan
belajar terus menerus (contoh alat ukur survei klinis,
memperoleh kewenangan berdasar studi dan
keterampilan klinis baru, partisipasi penuh di
pertemuan ilmiah)
d) Kepandaian berkomunikasi antar personal, termasuk
menjaga dan meningkatkan pertukaran informasi
dengan pasien,keluarga pasien dan anggota tim
layanan kesehatan yang lain (contoh partisipasi aktif
di ronde ilmiah, konsultasi tim dan kepemimpinan tim)
25. LANJUTAN….
e) Profesionalisme, janji mengembangkan
profesionalitas terus menerus, praktik etik,
pengertian terhadap perbedaan, perilaku
bertangung jawab terhadap pasien, profesi
dan masyarakat (contoh, alat ukur :
pendapat pimpinan staf medis terkait isu
klinis dan isu profesi, aktif membantu diskusi
panel tentang etik, ketepatan waktu
pelayanan di rawat jalan maupun rawat inap
dan partisipasi di masyarakat)
26. f) Praktik berbasis sistem, sadar dan tanggap terhadap jangkauan
sistem pelayanan kesehatan yang lebih luas (Contoh alat ukur:
pemahaman terhadap regulasi rumah sakit yang terkait dengan
tugasnya, seperti sistem asuransi medis, asuransi kesehatan (JKN),
sistem kendali mutu dan biaya. Peduli pada masalah resistensi
antimikroba).
g) Mengelola sumber daya, memahami pentingnya sumber daya dan
berpartisipasi melaksanakan asuhan yang efisien, menghindari
penyalahgunaan pemeriksaan diagnostik dan terapi yang tidak
ada manfaatnya bagi pasien dan meningkatkan biaya pelayanan
kesehatan (Contoh, alat ukur: berpartisipasi dalam kendali mutu
dan biaya, kepedulian terhadap biaya yang ditanggung pasien,
berpatisipasi dalam proses seleksi pengadaan)
LANJUTAN….
27. CONTOH INSTRUMEN PENGEMBANGAN PROFESI
1. Asuhan pasien: layanan preventif dan laporan dari pasien dan keluarga
2. Pengetahuan medik/klinik : penerapan panduan praktik klinis (clinical practice
guidelines), termasuk revisi pedoman, hasil pertemuan profesional dan publikasi
3. Praktik belajar berdasar bukti: survei klinis, memperoleh kewenangan berdasar
studi dan keterampilan klinis baru, partisipasi penuh di pertemuan ilmiah)
4. Kepandaian berkomunikasi antar personal: partisipasi aktif di ronde ilmiah,
konsultasi tim dan kepemimpinan tim)
5. Profesionalisme : pendapat pimpinan staf medis terkait isu klinis dan isu profesi,
aktif membantu diskusi panel tentang etik, ketepatan waktu pelayanan di rawat
jalan maupun rawat inap dan partisipasi di masyarakat
6. Praktik berbasis sistem: pemahaman terhadap regulasi rumah sakit yang terkait
dengan tugasnya, seperti sistem asuransi medis, asuransi kesehatan (JKN),
sistem kendali mutu dan biaya. Peduli pada masalah resistensi antimikroba).
7. Mengelola sumber daya: berpartisipasi dalam kendali mutu dan biaya,
kepedulian terhadap biaya yang ditanggung pasien, berpatisipasi dalam proses
seleksi pengadaan
28. 3. KINERJA KLINIS
RS mengumpulkan berbagai data:
1.Harus dikumpulkan sedemikian rupa agar
teridentifikasi staf medis yang berperan dan
terkait dengan praktik klinis seorang anggota
staf medis.
a)Dapat menjadi rujukan (benchmark) didalam
KSM/Unit layanan atau diluarnya untuk
mengetahui pola individu dari staf medis.
29. indikator kinerja unit dan individu sutoto 29
• MENILAI KINERJA STAF MEDIS DALAM
PENANGAN KASUS PENYAKIT TERTENTU
• Lama Hari Rawat (Length Of Stay),
• Frekuensi (Jumlah Pasien Yang Ditangani),
• Angka Kematian
• Pemeriksaan Diagnostik
• Pemakaian Obat Obat Tertentu
• Angka ILO
• DLL.
CONTOH SUMBER DATA DALAM PENILAIAN KINERJA
PROFESIONAL
30. PENILAIAN KINERJA PROFESIONAL
BERKELANJUTAN DAN FOKUS
indikator kinerja unit dan individu sutoto 30
P.K.P.B
1. L.O.S,
2. Jmlh Pasien ditangani
/Tahun
3. Angka Kematian
4. Kepatuhan PPK dalam
Pemeriksaan Dagnostik
5. Kepatuhan PPK dalam
penggunaan obat
6. Angka I.L.O (Dr dgn
Operasi)
P.K.P. F
1. L.O.S, > STD
2. Jmlh Pasien ditangani
/Tahun
3. Angka Kematian >STD
4. Pemeriksaan Dagnostik
tak sesuai PPK tanpa
disclaimer)
5. Penggunaan obat diluar
PPK tanpa disclaimer
6. Angka I.L.O (Dr dgn
Operasi) > STD
31. INDIKATOR KINERJA DR X SPPD
KINERJA KLINIK PELAYANAN DEMAM BERDARAH
• Jumlah pasien Demam Berdarah:
• Lenth of Stay (L.O.S.):
• Mortality Rate :
• Kepatuhan PPK dalam diagnostic:
• Kepatuhan PPK dalam penggunaan Obat:
32. Monitoring dan evaluasi dari anggota staf medis, berdasarkan berbagai sumber
data, termasuk data cetak, data elektronik, observasi dan interaksi teman
sejawat
Kesimpulan proses monitor dan evaluasi anggota staf medis,
a) Jenis anggota staf medis, jenis KSM, jenis Unit layanan terstandar.
b) Data monitor dan informasi digunakan untuk perbandingan internal, untuk
mengurangi variasi perilaku, pengembangan profesional dan hasil klinis.
c) Data monitor dan informasi digunakan untuk melakukan perbandingan
eksternal dengan praktik berdasar bukti (evidence based practice) atau
sumber rujukan tentang data dan informasi hasil klinis
d) Dipimpin oleh ketua KSM/ Unit layanan,manajer medis atau unit kajian staf
medis
e) Monitor dan evaluasi terhadap kepala bidang pelayanan dan kepala KSM oleh
profesional yang kompeten (lihat juga,TKP.1.1)
33. Kebijakan rumah sakit mengharuskan ada tinjauan (review) paling sedikit selama
12 bulan.Review dilakukan secara kolaborasi diantaranya oleh kepala KSM/Unit
layanan, kepala bidang pelayanan medis, subkomite mutu profesi komite medis
dan bagian IT. Temuan, kesimpulan, dan tindakan yang dijatuhkan atau yang
direkomendasikan, dicatat di file praktisi dan tercermin di kewenangan kliniknya.
Pemberitahuan diberikan kepada tempat dimana praktisi memberikan layanan
(lihat juga,PMKP.4 dan KKS.3)
Informasi yang dibutuhkan untuk tinjauan ini dikumpulkan dari internal, dari
monitoring dan evaluasi berkelanjutan setiap anggota staf, termasuk juga dari
sumber luar seperti organisasi profesi atau sumber instansi resmi.
34. File kredensial dari seorang anggota staf medis harus menjadi sumber informasi
yang dinamis dan selalu ditinjau secara teratur. Contohnya, jika seorang anggota
staf menyerahkan sertifikat kelulusan sebagai hasil dari pelatihan spesialisasi
khusus, kredensial baru ini harus diverifikasi segera dari sumber yang
mengeluarkan sertifikat. Sama halnya, jika instansi dari luar (MKEK/MKDKI)
menyelidiki kejadian sentinel terkait seorang anggota staf medis dan memberi
sanksi, informasi ini harus digunakan untuk evaluasi muatan kewenangan klinis
darianggota staf medis. Untuk menjamin bahwa file staf medis lengkap dan
akurat, file diperiksa paling sedikit 3 (tiga) tahun sekali dan ada catatan di file
tindakan yang diberikan atau tindakan tidak diperlukan sehingga penempatan
staf medis bisa berlanjut.
35. a) Anggota staf medis dapat diberikan kewenangan klinis
tambahan berdasar pendidikan dan pelatihan lanjutan setelah
diverifikasi dari sumber utama.
b) Kewenangan klinis anggota staf medis dapat dilanjutkan,
dibatasi atau dihentikan berdasar:
a. Hasil dari proses tinjauan praktik profesional berkelanjutan
b. Pembatasan kewenangan klinik dari organisasi profesi, KKI,
MKEK, MKDKI atau badan resmi lainnya
c. Temuan rumah sakit dari hasil evaluasi kejadian sentinel
atau kejadian lain
d. Kesehatan staf medis
e. Permintaan staf medis
PERTIMBANGAN UNTUK MERINCI KEWENANGAN
KLINIS
36. STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH
SAKIT edisi 1
36
Elemen penilaian KKS 11 Telusur Skor
1. Ada regulasi tentang penilaian
kinerja untuk evaluasi mutu praktik
profesional berkelanjutan, etik dan
disiplin staf medis (lihat juga TKRS.11
EP 2 dan TKRS 12 EP 1). (R)
R Regulasi tentang penilaian kinerja
untuk evaluasi mutu praktik profesional
berkelanjutan, etik dan disiplin staf
medis
10
-
0
TL
-
TT
2. Ada bukti monitoring dan evaluasi
mutu praktik profesional
berkelanjutan, etik dan disiplin staf
medis untuk peningkatan mutu
pelayanan dan keselamatan pasien.
(D,W)
D
W
Bukti pelaksanaan monitoring dan
evaluasi mutu praktik profesional
berkelanjutan, etik dan disiplin staf
medis meliputi:
1) perilaku
2) pengembangan profesional
3) kinerja klinis
• Direktur
• Kepala bidang/divisi
• Kepala SDM
• Komite medis
• Staf medis
10
5
0
TL
TS
TT
37. STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH
SAKIT edisi 1
37
Elemen penilaian KKS 11 Telusur Skor
3. Data dan informasi hasil pelayanan
klinis dari staf klinis direview secara
obyektif dan berdasar bukti, jika ada,
dilakukan benchmarking dengan
pihak eksternal rumah sakit (lihat
juga. TKRS.11.1). (D,W)
D
W
Bukti pelaksanaan tentang review hasil
pelayanan staf medis
• Direktur
• Kepala bidang/divisi
• Kepala SDM
• Komite medis
• Staf medis
10
5
0
TL
TS
TT
4. Data dan informasi berasal dari
proses monitoring dikaji sekurang-
kurangnya setiap 12 bulan oleh
kepala unit layanan, ketua kelompok
staf medis, sub komite mutu, manajer
pelayanan medisdan hasilnya,
kesimpulannya dan tindakan yang
dilakukan didokumentasikan di
dalam file kredensial staf medis atau
dokumen lain yang relevan (D,W)
D
W
File kredensial staf medis memuat hasil
evaluasi
Sub komite kredensial
10
5
0
TL
TS
TT
38. STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH
SAKIT edisi 1
38
Elemen penilaian KKS 11 Telusur Skor
5. Bila ada temuan yang berdampak
terhadap pemberian kewenangan
staf klinis, ada proses untuk tindak
lanjut terhadap temuan dan tindakan
tersebut didokumentasi dalam file staf
medis dan disampaikan ke tempat
staf medis memberikan pelayanan.
(D,W)
D
W
1) Bukti pelaksanaan proses Evaluasi
Praktik Profesional Terfokus dan
tindak lanjutnya (bila ada temuan)
2) Hasil Evaluasi Praktik Profesional
Terfokus disimpan dalam file
kredensial
• Komite Medis
• Staf Medis
10
5
0
TL
TS
TT