SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
Download to read offline
MAKALAH KOMPENSASI
diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Kinerja dan
Kompensasi
Dosen pengampu Ade Fauji, SE. MM.
oleh
1. Yusinadia Sekar Sari 11140023
JURUSAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
UNIVERSITAS BINA BANGSA BANTEN
2017
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua dan hanya dengan qudrat dan iradat-Nyalah
penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “ Kompensasi”.
Adapun makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi
Kinerja dan Kompensasi. Semoga dengan penyusunan makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pemahaman diri. Demi kesempurnaannya, penulis
selalu mengharapkan adanya saran dan masukan dari berbagai pihak.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi semua pihak yang
membacanya.
Cilegon, 22 Januari 2018
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Penulisan 2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Kompensasi 3
2.2 Tujuan Kompensasi 5
2.3 Tantangan yang Memengaruhi Kompensasi 7
2.4 Proses Kompensasi 9
2.5 Komponen-komponen Kompensasi 12
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan 26
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Keberadaan sumber daya manusia di dalam suatu perusahaan memegang
peranan sangat penting. Potensi setiap sumber daya manusia yang ada dalam
perusahaan harus dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sehingga mampu
memberikan output optimal. Keberhasilan suatu organisasi sangat dipengaruhi
oleh kinerja individu karyawannya. Setiap organisasi maupun perusahaan akan
selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja karyawan, dengan harapan apa yang
menjadi tujuan perusahaan akan tercapai. Dalam meningkatkan kinerja
karyawannya perusahaan menempuh beberapa cara salah satunya melalui
pemberian kompensasi yang layak. Melalui proses tersebut, karyawan diharapkan
akan lebih memaksimalkan tanggung jawab atas pekerjaan mereka (Anoki
Herdian Dito, 2010).
Setiap anggota dari suatu organisasi mempunyai kepentingan dan tujuan
sendiri ketika ia bergabung pada organisasi tersebut. Bagi sebagian karyawan,
harapan untuk mendapatkan uang adalah satu-satunya alasan untuk bekerja,
namun yang lain berpendapat bahwa uang hanyalah salah satu dari banyak
kebutuhan yang terpenuhi melalui kerja. Seseorang yang bekerja akan merasa
lebih dihargai oleh masyarakat di sekitarnya, dibandingkan yang tidak bekerja.
Untuk menjamin tercapainya keselarasan tujuan, pimpinan organisasi bisa
memberikan perhatian dengan memberikan kompensasi, karena kompensasi
merupakan bagian dari hubungan timbal balik antara organisasi dengan sumber
daya manusia ( Anoki Herdian Dito, 2010 ).
Permasalahan yang terpenting mengenai kompensasi saat ini adalah belum
optimalnya kompensasi yang diterima pegawai apabila dibandingkan dengan
beban kerja yang dilakukan masing-masing pegawai. Dengan dituntutnya pegawai
untuk bekerja lebih profesional, disiplin dan mampu menyelesaikan program kerja
yang ada dengan tepat dan hasil kerja yang baik, sedangkan di sisi lain
kompensasi yang diterima pegawai dirasa belum optimal.
2
Menurut Siagian (2007) jika pegawai diliputi oleh rasa tidak puas atas
kompensasi yang diterimanya dampaknya bagi organisasi akan sangat bersifat
negatif artinya apabila permasalahan kompensasi tidak dapat terselesaikan dengan
baik maka dapat menurunkan kepuasan kerja pegawai ( dalam Siti Fathonah dan
Ida Utami, 2008).
1.2 RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah yang ada dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimana konsep dasar kompensasi?
2. Apakah tujuan pemberian kompensasi?
3. Apakah tantangan yang mempengaruhi kebijaksanaan kompensasi?
4. Bagaimana Proses Kompensasi?
5. Apakah saja komponen kompensasi?
1.3 TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui konsep dasar kompensasi.
2. Untuk mengetahui tujuan pembarian kompensasi.
3. Untuk mengetahui tantangan yang memengaruhi kebijaksanaan
kompensasi.
4. Untuk mengetahui proses kompensasi.
5. Untuk mengetahui komponen kompensasi.
3
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Kompensasi
Suatu cara departemen personalia meningkatkan prestasi kerja, motivasi
dan kepuasan kerja karyawan adalah melalui kompensasi. Kompensasi adalah
segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja
mereka.1
Masalah kompensasi mungkin merupakan fungsi manajemen personalia
yang paling sulit dan membingungkan. Tidak hanya karena pemberian
kompensasi merupakan salah atu tugas yang paling kompleks, tetapi juga salah
satu aspek yang paling berarti baik bagi karyawan maupun organisasi. Sekipun
kompensasi harus mempunyai dasar yang logik, rasional dan dapat dipertahankan,
hal ini menyangkut banyak faktor emosional dari sudut pandang karyawan.
Program-program kompensasi juga penting bagi perusahaan, kerena
mencerminkan upaya organisasi untuk mempertahankan sumberdaya manusianya.
Disampin gitu, kompensasi (dalam bentuk pengupahan dan balas jasa lainnya)
sering merupakan komponen-komponen biaya yang paling besar dan penting. Bila
pengupahan dan penggajian tidak diadministrasikan secara tepat, perusahaan bisa
kehilangan para karyawannya yang baik dan harus mengeluarkan biaya untuk
menarik, menyeleksi, melatih dan mengembangkan penggantinya. Bahkan bila
karyawan tidak keluar, mereka mungkin menjadi tidak puas terhadap perusahaan
dan menurunkan produktivitas mereka.
Menurut Thomas H. Stone dalam buku Suswanto dan Donni Juni Priansa
(2011:220) kompensasi adalah setiap bentuk pembayaran yang diberikan kepada
karyawan sebagai pertukaran pekerjaan yang mereka berikan kepada majikannya.
Menurut Henry Simamora (2004:506) kompensasi adalah semua bentuk
kembalian financial, jasa-jasa terwujud dan tunjangan yang diperoleh karyawan
sebagai bagian dari hubungan kekaryawanan.
1
Dr. T. Hani Handoko,M.B.A, Manajemen Personalia & Sumber Daya Manusia Edisi 2
(Yogyakarta : BPFE Yogyakarta, 2011), halaman 155.
4
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kompensasi
adalah semua bentuk imbalan jasa atau balas jasa yang diberikan perusahaan
sebagai penghargaan pada karyawan yang telah memberikan tenaga dan pikiran
sebagai kontribusi dalam mewujudkan tujuan perusahaan sebagai imbalan balik
dari pekerjaan mereka.
Menurut Anwar Mangkunegara (2011:84) ada 5 faktor yang
mempengaruhi kompensasi, di antaranya adalah:
1. Faktor Pemerintah
Peraturan pemerintah yang berhubungan dengan penentuan standar gaji
minimal, pajak penghasilan, penetapan harga bahan baku, biaya transportasi,
inflasi maupun devaluasi sangat mempengaruhi perusahaan dalam menentukan
kebijakan kompensasi pegawai.
2. Penawaran Bersama antara Perusahaan dan Pegawai
Kebijakan dalam menentukan kompensasi dapat dipengaruhi pula pada
saat terjadinya tawar menawar mengenai besarnya upah yang harus diberikan oleh
perusahaan kepada pegawainya.
3. Standar dan Biaya Hidup Pegawai
Kebijakan kompensasi perlu mempertimbangkan standar dan biaya hidup
minimal pegawai.Hal ini karena kebutuhan dasar pegawai harus terpenuhi.
Dengan terpenuhinya kebutuhan dasar dan keluarganya, maka pegawai akan
merasa aman. Terpenuhinya kebutuhan dasar dan rasa aman pegawai akan
memungkinkan pegawai dapat bekerja dengan penuh motivasi untuk mencapai
tujuan perusahaan. banyak peneliti menunjukan bahwa ada korelasi tingggi antara
motivasi kerja pegawai dan prestasi kerjanya, ada korelasi positif antara motivasi
kerja dengan tujuan pencapaian perusahaan.
4. Ukuran Perbandingan Upah
Kebijakan dalam menentukan kompensasi dipengaruhi pula oleh ukuran
besar kecilnya perusahaan, tingkat pendidikan pegawai, masa kerja
pegawai.Artinya, perbandingan tingkat upah pegawai perlu memperhatikan
tingkat pendidikan, masa kerja, dan ukuran perusahaan.
5. Permintaan dan Persediaan
5
Dalam menentukan kebijakan kompensasi pegawai perlu
mempertimbangkan tingkat persediaan dan permintaan pasar. Artinya, kondisi
pasar saat itu perlu dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan tingkat upah
pegawai.
2.2 Tunjuan Kompensasi
Kompensasi mempunyai berbagai tujuan, yang mungkin saling
bertentangan dan mengandung permasalahan “trade offs”. Sebgai contoh, untuk
mempertahankan karyawan dan menjamin keadilan, analis pengupahan dan
penggajian harus membayar kompensasi yang sama besarnya untuk pekerjaan-
pekerjaan sejenis. Tetapi bagian penarikan mungkin ingin menawarkan gaji yang
lebih tinggi untuk memperoleh seorang pelamar yang “qualified”. Dalam kasus ini,
manajer personalia menghadapi “trade-offs” antara sasaran penarikan dan sasaran
konsistensi. Secara terinci, tujuan-tujuan yang hendak dicapai melalui adminisrasi
kompensasi dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Memperoleh Personalia Yang Qualified
Kompensasi perlu ditetapkan cukup tinggi untuk menarik pada pelamar.
Karena perusahaan-perusahaan bersaing dalam pasar tenaga kerja, tingkat
pengupahan harus sesuai dengan kondisi suplai dan permintaan tenaga
kerja. Kadang-kadang tingkat gaji yang relatif tinggi diperlukan untuk
menarik para pelamar cakap yang sudah bekerja diberbagai perusahaan
lain.
2. Mempertahankan Para Karyawan Yang Ada Sekarang
Bila tingkat kompensasi tidak kompetitif, niscaya banyak karyawan yang
baik akan keluar. Untuk mencegah perputaran karyawan, pengupahan
harus dijaga agar tetap kompetitif dengan perusahaan-perusahaan lain.
3. Menjamin Keadilan
Pengupahan dan penggajian berusaha untuk memenuhi prinsip keadilan.
Keadilan atau konsistensi internal dan eksternal sangat penting
diperhatikan dalam penentuan tingkat kompensasi.
4. Menghargai Perilaku Yang Diinginkan
6
Kompensasi hendaknya mendorong perilaku-perilaku yang diinginkan.
Prestasi kerja yang baik, pengalaman, kesetiaan, tanggung-jawab baru dan
perilaku-perilaku lain dapat dihargai melalui rencana kompensasi yang
efektif.
5. Mengendalikan Biaya-biaya
Suatu program kompensasi yang rasional membantu organisasi untuk
mendapatkan dan mempertahankan sumber daya manusianya pada tingkat
biaya yang layak. Tanpa struktur pengupahan dan penggajian sistematik
organisasi dapat membayar kutang (underpay) atau lebih (overpay) kepada
para karyawan.
6. Memenuhi Peraturan-peraturan Legal
Seperti aspek-aspek manajemen personalia lainnya, kompensasi
menghadapi batasan-batasan legal. Program kompenasai yang baik
memperhatikan kendala-kendala tersebut dan memenuhi semua peraturan
pemerintah yang mengatur kompensasi karyawan.
Tujuan-tujuan kompensasi di atas bukan merupakan, aturan-aturan, tetapi
lebih sebagai pedoman-pedoman. Semakin padu dengan pedoman-pedoman itu,
pengupahan dan penggajian akan semakin efektif. Untuk mencapai tujuan-tujuan
tersebut, bagian kompensasi perlu mengevaluasi setiap pekerjaan, melakukan
survei pengupahan dan penggajian dan menetapkan harga setiap pekerjaan.
Melalui langkah-langkah ini, tingkat kompensasi yang tepat untuk masing-masing
pekerjaan dapat ditentukan.
Asas Kompensasi
Asas –asas yang penting untuk diterapkan dalam pemberian kompensasi :
a. Asas Keadilan: adanya konsistensi imbalan bagi para karyawan yang
melakukan tugas dengan bobot yang sama. Kompensasi yang baik harus
seminimal mungkin mengurangi keluhan atau ketidakpuasan yang timbul
dari karyawan. Asas keadilan akan menciptakan suasana kerja sama yang
baik,motivasi kerja,disiplin, loyalitas,dan stabilitas karyawan yang lebih
baik.
7
b. Asas Kelayakan dan Kewajaran. Kompensasi yang diterima karyawan
harus dapat memenuhi kebutuhan dirinya beserta keluarganya, pada
tingkatan yang layak dan wajar.
2.3 Tantangan-tantangan Yang Mempengaruhi Kebijaksanaan
Kompensasi
Penentuan besarnya kompensasi dipengaruhi oleh beberapa tantangan.
Implikasi ketergantungan ini bisa memaksa departemen personalia untuk
melakukan penyesuaian-penyesuaian lebih lanjut terhadap kebijaksanaan
kompensasi perusahaan. Di antara tantangan-tantangan tersebut adalah :
1. Suplai Dan Permintaan Tenaga Kerja
Beberapa jenis pekerjaan mungkin harus dibayar lebih tinggi daripada
yang ditunjukan oleh nilai relatipnya karena desakan kondisi pasar.
Sebagai contoh, pada tahun 1970-an, kelangkaan tenaga akuntan
menyebabkan perusahaan harus memberikan tunjangan kelangkaan di
samping kompensasi dasar untuk memperoleh tenaga kerja akuntan.
2. Serikat Karyawan
Lemah atau kuatnya serikat karyawan mencerminkan kemampuan
organisasi karyawan tersebut untuk menggunakan kekuatan pengaruh
mereka pada penentuan tingkat kompensasi. Semakin kuat kekuatan
serikat, berarti semakin kuat posisi perundingan karyawan dalam
penetapan tingkat upah mereka.
3. Produktivitas
Perusahaan harus memperoleh laba untuk menjaga kelangsungan hidup
dan tumbuh. Tanpa hal ini, perusahaan tidak akan bisa lagi bersaing. Oleh
karena itu, perusahaan tidak dapat membayar para karyawannya melebihi
kontribusi mereka kepada perusahaan melalui produktivitas mereka. Bila
ini terjadi (bisa terjadi karena kelangkaan atau kekuatan serikat karyawan)
perusahaan biasanya merancang kembali pekerjaan-pekerjaan, melatih
para karyawan baru untuk menaikkan suplai, atau melakukan otomatisasi.
4. Kesediaan Untuk Membayar
8
Bukan merupakan suatu pernyataan yang berlebihan bahwa perusahaan
sebenarnya ingin membayar kompensasi secara adil dan layak. Oleh
karena itu, perusahaan juga merasa bahwa para karyawan seharusnya
melakukan pekerjaan sesuai dengan upah yang mereka terima. Manajemen
perlu mendorong para karyawan untuk meningkatkan produktivitas
mereka agar kompensasi yang lebih tinggi dapat dibayarkan.
5. Kemampuan Untuk Membayar
Tanpa memperhatikan semua faktor lainnya, dalam jangka panjang,
realisasi pemberian kompensasi tergantung pada kemampuan membayar
perusahaan. Seperti telah disebutkan di atas, kemampuan membayar
tergantung pada pendapatan dan laba yang diraih, dimana hal ini
dipengaruhi oleh produktivitas karyawan yang tercermin dalam biaya
tenaga kerja.
6. Berbagai Kebijaksanaan Pengupahan dan Penggajian
Hampir semua organisasi mempunyai kebijaksanaan-kebijaksanaan yang
mempengaruhi pengupahan dan penggajian. Salah satu kebijaksanaan
yang umum adalah memberikan kenaikan gaji atau upah yang sama
besarnya kepada para karyawan anggota serikat buruh maupun karyawan
yang bukan merupakan anggota serikat. Banyak perusahaan mempunyai
kebijaksanaan pembayaran bonys (premium) di atas upah dasar untuk
meminimumkan perputaran karyawan atau untuk menarik para karyawan
terbaik. Perusahaan-perusahaan lain mungkin juga menetapkan kenaikan
kompensasi secara otomatis bila indeks biaya hidup naik (KHL).
7. Kendala-kendala Pemerintah
Tekanan-tekanan eksternal dari pemerintah dengan segala peraturannya
memperngaruhi penetapan kompensaso perusahaan. Peraturan upah
minimum, upah kerja lembur, dan pembatasan umur untuk tenaga kerja
anak-anak merupakan beberapa contoh kendala kebijaksanaan kompensasi
yang berasal dari pemerintah.
Keadilan dan Kompensasi
Perusahaan harus memperhatikan prinsip keadilan dalam penetapan
kebijaksanaan kompensasinya. Bila seorang karyawan menerima kompensasi dari
9
perusahaan, persepsi keadilan dipengaruhi oleh dua faktor : 1. Ratio kompensasi
dengan masukan-masukan (inputs) seseorang yang berupa tenaga, pendidikan,
pengalaman, latihan, daya tahan dan sebagainya, dan 2. Perbandingan ratio
tersebut dengan ratio-ratio yang diterima orang-orang lain dengan siapa kontak
langsung selalu terjadi. Keadilan biasanya ada bila seorang karyawan memandang
ratio penghasilannya terhadap masukan-masukan adalah seimbang, baik secara
internal maupun dalam hubungannya dengan karyawan-karyawan lain.
Keadilan atau konsistensi interval berarti bahwa besatnya kompensasi
harus dikaitkan dengan nilai relatif pekerjaan- pekerjaan. Dengan kata lain,
pekerjaan-pekerjaan sejenis memperoleh pembayaran yang sama. Sedangkan
keadilan atau konsistensi eksternal menyangkut pembayaran kepada para
karyawan pada tingkat yang layak atau sama dengan pembayaran yang diterima
para karyawan pada tingkat yang layak atau sama dengan pembayaran yang
diterima para karyawan yang serupa di perusahaan-perusahaan lain.
Ketidakpuasan sebagian besar karyawan terhadap besarnya kompensasi sering
diakibatkan adanya perasaan tidak diperlakukan dengan adil dan layak dalam
pembayaran mereka.
Pada umumnya karyawan akan menerima perbedaan-pernedaan
kompensasi yang berdasarkan pada perbedaan tanggungjawab, kemampuan,
pengetahuan, produktivitas, atau kegiatan-kegiatan manajerial. Perbedaan
pembayaran atas dasar ras, kelompok etnis, atau jenis kelamin, dilarang oleh
hukum dan kebijaksanaan umum.
2.4 Proses Kompensasi
Proses kompensasi adalah suatu jaringan bebagai subproses yang
kompleks dengan maksud untuk memberikan balas jasa kepada karyawan bagi
pelaksanaan pekerjaan dan untuk memotivasi mereka agar mencapai tingkat
prestasi kerja yang diinginkan. Diantara komponen-komponen proses ini adalah
pembayaran upah dan gaji dan pemberian kompensasi pelengkap, seperti
pembayaran asuransi, cuti, sakit dan sebagainya.
Berbagai peralatan, sistem dan kebijaksanaan secara khusus digunakan
untuk mempermudah adminisrasi proses kompleks it. Di antara sarana-sarana
tersebut adalah analisis pekerjaan, evaluasi pekerjaan, survei pengupahan dan
10
penggajian, rencana-rencana kompensasi variabel, penilaian prestasi kerja, dan
banyak kebijaksanaan yang menyangkut tingkat dan administrasi upah dan benefit.
Pada umumnya pembayaran upah dalam organisasi ditentukan oleh aliran
kegiatan-kegiatan yang mencakup analisis pekerjaan, penulisan deskripsi
pekerjaan, evaluasi pekerjaan, survei upah dan gaji, analisis masalah-masalah
organisasional yang relevan, penentuan “harga” pekerjaan (yang harus melebihi
aturan upah minimum), penetapan aturan-aturan administrasi pengupahan, dan
akhirnya, pembayaran upah kepada para karyawan.
2.4.1 Tahapan Menentukan Kompensasi
Tujuan manajemen kompensasi bukanlah membuat berbagai aturan dan
hanya memberi petunjuk saja. Namun, semangkin banyak tujuan perusahaan dan
tujuan pemberian kompensasi juga harus diikuti dengan semangkin efektif
administrasi penggajian dan pengupahan. Untuk memenuhi tujuan-tujuan
tersebut,perlu diikuti tahapan-tahapan manajemen kompensasi seperti berikut:
Tahap 1 : mengevaluasi tiap pekerjaan, dengan menggunakan imformasi
analisis pekerjaan. Untuk menjamin keadilan internal yang didasarkan pada
nilai relative setiap pekerjaan.
Tahap 2 : melakukan usrvei dan upah dan gaji untuk menentukan
kradilan eksternal yang didasarkan pada upah pembeyaran di pasar kerja.
Tahapan 3: menilai harga tiap pekerjaan untuk menentukan pembeyaran
upah yang didasarkan pada keadialan internal dan eksternal. Berikut sistem –
sistem kompensasi :
• Sistem Waktu
– Kompensasi ditetapkan berdasarkan standar waktu seperti jam,
minggu, atau bulan
• Kebaikan : mudah & besarnya tetap
• Kelemahan : pekerja malas juga dibayar sama
• Sistem Hasil (Output)
– Kompensasi ditetapkan berdasarkan unit yang dihasilkan pekerja
seperti per potong, liter, kilogram
• Kebaikan : memotivasi karyawan, adil
• Kelemahan : kualitas barang sering diabaikan
11
• Sistem Borongan
– Suatu cara pengupahan yang penetapan besarnya jasa didasarkan
atas volume pekerjaan dan lama mengerjakannya
• Besar/Kecil kompensasi tergantung pada kecermatan
kalkulasi yg dilakukan
2.4.2 Survei Benchmarking
Survei upah atau benchmarking bertujuan untuk mendapatkan informasi
yang akurat mengenai tingkat penggajian dan kompensasi dipasaran dan tentang
sistim yang digunakan secara umum agar policy dikeluarkan secara tepat. Data-
data yang dicari dalam survei :
• Kebijakan pokok yang berlaku
• Teknik yang digunakan dalam penentuan tingkat upah
• Nilai uang pada gaji pokok, tunjangan, fasilitas dan komponen upah dari
jabatan tertentu yang dijadikan sebagai patokan (benchmarking)
• Komponen imbalan yang non financial
• Rencana perusahaan beberapa tahun mendatang
Survei Benchmarking berfungsi :
• Melihat atau mengetahui tingkat penggajian di”market”, apakah kompetitif
atau belum.
• Mengadakan penyesuaian diperusahaan.
• Meng-hindari karyawan di-highjack / dibajak oleh perusahaan lain.
• Alat untuk memotivasi karyawan.
• Ukuran untuk meninjau kenaikan / peninjauan upah.
12
Pelaksanaan salary survey dapat dilakukan oleh perusahaan sendiri,
konsultan khusus survey upah, ataupun bergabung dengan perusahaan lain.
Tahapan – tahapan mengikuti salary survey :
• Tahap kordinasi antar perusahaan peserta.
• Tahap persiapan
• Pengumpulan dan proses data
• Menggunakan data survey
Hasil yang akan didapatkan dalam survey upah adalah Upah dalam rupiah
/ total cash per bulan, upah dalam bentuk barang/natura, dan total remuneration
(kas + natura).
2.5 Komponen – komponen Kompensasi
Tujuan umum pemberian kompensasi adalah untuk menarik,
mempertahankan, dan memotivasi karyawan. Konfensasi finansial langsung
terdiri dari bayaran yang diterima seseorang dalam bentuk upah, gaji, komisi, dan
bonus. Kompensasi finansial tidak langsung (tunjangan) meliiputi seluruh imbalan
finansial yang tidak termasuk dalam kompensasi finansial langsung. Kompensasi
jenis ini meliputi beragam imbalan yang biasanya diterima secara tidak langsung
oleh karyawan. Kompensasi nonfinansial meliputi kepuasan yang diterima
13
seseorang dari pekerjaan itu sendiri atau dari lingkungan psikologis dan/atau fisik
tempat orang tersebut bekerja. Aspek kompensasi nonfinasial tersebut mencakup
faktor-faktor psikologis dan fisik dalam lingkungan kerja perusahaan.
Bentuk-bentuk kompensasi individual menurut Mondy (2005) dapat
dilihat pada gambar dibawah ini:
2.5.1 Keadilan Dalam Kompensasi Finansial
Menurut Mondy (2005) teori keadilan (equity theory) adalah teori motivasi
yang menyatakan bahwa seseorang menilai kinerja dan sikapnya dengan cara
membandingkan kontribusinya pada pekerjaan dan keuntungan yang diperoleh
dari kontribusi tersebut dengan kontribusi dan keuntungan orang lain yang
sebanding, yang ia pilih-serta yang dalam kenyataannya bisa menyerupai atau
tidak menyerupai mereka. Teori tersebut dikembangkan dari teori perbandingan
sosial (social comparison theory), teori yang menyatakan bahwa orang-orang
harus menilai dan mengetahui tingkat kinerja mereka dan ketepatan sikap mereka
dalam sebuah situasi. Karena kurangnya ukuran-ukuran objektif untuk menilai
kinerja atau sikap yang tepat, orang membandingkan kinerja dan sikap mereka
dengan kinerja dan sikap orang lain. Teori keadilan lebih jauh menyatakan bahwa
seseorang termotivasi secara proporsional terhadap persepsi keadilan atas imbalan
KOMPENSASI
FINANSIAL NON FINANSIAL
Langsung
Upah
Gaji
Komisi
Bonus
Pekerjaan
Variasi
keterampilan
Identitas tugas
Tugas penting
Otonomi
Feedback
Tidak langsung / benefit
Wajib:
Jaminan social
Kompensasi
pengangguran
Kompensasi pekerja
Cuti keluarga & sakit
Lingkungan
pekerjaan
Kebijakan
Pekerja kompeten
Rekan kerja yang cocok
Simbol status yang
diharapkan
Kondisi kerjaTidak wajib:
Bayaran untuk waktu tidak bekerja
Perawatan kesehatan
Asuransi jiwa
Rencana pensiun
Rancangan opsi saham karyawan
Tunjangan pengangguran
Pelayanan pekerja
Pembayaran premium
Program manfaat
Fleksibilat Tempat
Kerja
Flekxi time
Minggu kerja
dipadatkan
Sharing pekerjaan
Kompensasi fleksibel
Komunikasi jarak jauh
Kerja paruh waktu
Pensiun yg
14
yang diterima untuk sejumlah usaha tertentu dibandingkan dengan apa yang
diterima orang lain.
Menurut teori keadilan, orang-orang termotivasi untuk mengurangi setiap
keadilan yang dipersepsikan. Mereka berusaha membuat rasio hasil terhadap input
sebanding. Ketika ketidakadilan terjadi, orang yang membuat perbandingan
berusaha untuk membuat rasio tersebut sebanding dengan mengubah hasil
maupun inputnya.
Pemahaman akan teori keadilan sangatlah penting karena teori tersebut
terkait dengan kompensasi. Organisasi harus menarik, memotivasi dan
mempertahankan karyawan-karyawan yang kompeten.Karena sistem kompensasi
finansial pada sebuah perusahaan memainkan peran besar dalam mencapai tujuan-
tujuan tersebut, organisasi harus mengupayakan adanya keadilan.
Keadilan finansial (finansial equity) diartikan sebagai sebuah persepsi
perlakuan pembayaran yang adil bagi para karyawan.sebagaimana akan terlihat,
perusahaan dan masing-masing individu memandang keadilan dari beberapa sudut
pandang. idealnya, kompensasi akan adil bagi senua pihak terkait, dan karyawan
akan memersepsikannya demikian. namun, tujuan ini sangatkah sulit dipahami
karena faktor-faktor nonfinansial bisa mengubah persepsi seseorang mengenai
keadilan. Keadilan dalam kompensasi ada empat macam, yaitu keadilan eksternal,
keadilan internal, keadilan karyawan dan keadilan tim.
Keadilan eksternal (external equity) terwujud ketika karyawan sebuah
perusahaan menerima bayaran yang sebanding dengan karyawan yang melakukan
pekerjaan yang serupa di perusahaan lain. survei kompensasi membantu
organisasi dalam dalam menentukan sejauh mana terwujud keadilan eksternal.
Keadilan internal (internal equity) terwujud ketika karyawan menerima
bayaran menurut nilai relative pekerjaannya dalam organisasi yang sama. evaluasi
kerja merupakan alat utama untuk menentukan keadilan internal. sebagian besar
karyawan peduli pada keadilan bayaran internal dan eksternal. dari perspektif
hubungan kayawan, keadilan bayaran internal lebih penting karena karyawan
memiliki lebih banyak informasi mengenai masalah-masalah bayaran dalam
organisasinya sendiri dan karyawan menggunakan informasi tersebut untuk
membentuk persepsi mengenai keadilan. di sisi lain, organisasi harus kompetitif
15
dalam pasar tenaga kerja agar dapat terus berjalan. dalam lingkungan yang
kompetitif, terutama pada situasi tingginya permintaan akan karyawan, jelaslah
bahwa keadilan eksternal merupakan hal yang sangat penting.
Keadilan karyawan (employee equity) terwujud ketika individu yang
menjalankan yang serupa pada perusahaan yang sama menerima bayaran menurut
faktor-faktor khusus pada diri karyawan, seperti tingkat kerja atau senioritas.
Misalnya dua orang akuntan dalam perusahaan yang sama menjalankan pekerjaan
yang serupa dan salah satu dari kedua akuntan tersebut jelas memiliki kinerja
yang lebih baik. Jika kedua karyawan tersebut menerima bayaran yang sama,
keadilan karyawan tidak terwujud. Karyawan yang lebih produktif mungkin
merasa tidak senang.
Keadilan tim (team equity) terwujud ketika tim diberi imbalan berdasarkan
produktivitas kelompoknya. Namun, mencapai keadilan bisa menjadimasalah saat
menyentuh masalah insentif tim. Juka seluruh anggota tim berkontribusi sama, hal
itu tidak menjadi masalah. Namun hal itu biasanya tidak terjadi jika anggota tim
yang lebih produktif bisa menutupi anggota lain yang hanya bermalas-malasan.
Tingkat kinerja untuk tim, sebagaimana untuk individu, bisa ditentukan melalui
sistem penilaian kinerja.
2.5.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Kompensasi Finansial
Individu
Dalam menentukan kompensasi matrial individu ada banyak faktor yang
menjadi bahan pertimbangan, baik dari lingkungan internal maupun eksternal
perusaahaan. Menurut Mondy (2005) faktor-faktor yang menentukan kompensasi
finansial individu adalah:
1. organisasi,
2. pasar tenaga kerja
3. pekerjaan/jabatan
4. pekerja
Faktor-faktor tersebut apabila digambarkan maka dapat dilihat pada gambar
berikut ini.
16
2.5.3 Organisasi Sebagai Penentu Kompensasi Finansial
Para manajer cenderung memandang kompensasi finansial, baik sebagai
beban maupun aset. Dikatakan sebagai beban karena kompensasi finansial
mencerminkan biaya tenaga kerja. Namun, kompensasi finansial jelas merupakan
asset ketika hal tersebut membantu dalam perekrutan dan penarikan orang-orang
yang berkompeten.Serta mendorong mereka untuk bekerja sebaik mungkin dan
bertahan pada perusahaannya. Perusahaan yang memberi bayaran yang cukup
tinggi dapat menarik banyak pelamar sehingga memungkinkan manajemen untuk
mengambil dan memilih keterampilan dan sifat yang dianggap penting.
Perusahaan tersebut mempertahankan karyawan yang berkualitas itu dengan
membagi hasil kesuksesan finansialnya secara adil, tidak hanya diantara tim
manajemen, namun juga dengan para karyawan “biasa”. Program kompensasi
mendapatkan perhatian dari manajemen puncak karena program tersebut
berpotensi memengaruhi sikap dan perilaku kerja karyawan yang menghasilkan
perbaikan kinerja organisasi dan implementasi rencana strategis perusahaan.
Salah satu faktor yang menjadi bahan pertimbangan dalam penentuan
besarnya kompensasi adalah organisasi dimana tenaga kerja bekerja. Menurut
Organisasi
- Kebijakan kompensasi
- Politik organisasi
- Kemampuan membayar
Job
Pekerja
- Kinerja
- Senioritas
- Experience
- Keanggotaan dalam
organisasi
- Potensi
- Pengaruh politik
- Keberuntungan
Pasar Tenaga Kerja
- Survei kompensasi
- Biaya hidup
- Serikat pekerja
- Sosial
- Ekonomi
- Hukum
Pekerjaan
- Job analisis
- Job description
- Job evaluation
- Job pricing
- Collective bargaining
Individual
Financial
Compensation
17
Mondy (2005), faktor penentu kompensasi yang berasal dari dalam organisasi itu
sendiri adalah kebijakan kompensasi, tingkatan organisasi, politik organisasi, dan
kemampuan untuk membayar dari organisasi itu sendiri.
1. Kebijakan Kompensasi. Kebijakan kompensasi memeberikan panduan
umum untuk mengambil keputusan mengenai kompensasi. Sebagian
karyawan mungkin memersepsikan kompensasi perusahaan mereka telah
adil dan tidak memihak, namun sebagian lainnya mungkin memiliki
pendapat yang berbeda. Akibat dari persepsi-persepsi tersebut bisa
berpengaruh pada persepsi karyawan. Organisasi sering kali, secara
format atau tidak, menciptakan kebijakan kompensasi yang menentukan
apakah organisasi tersebut merupakan pemimpin dalam bayaran (pay
leader), pengikut dalam bayaran (pay follower), ataukah berupaya
mencapai posisi rata-rata di pasar tenaga kerja.
2. Politik Organisasi
Politik organisasi berhubungan dengan level organisasi. Level organisasi
di mana keputusan kompensasi yang diambil juga dapat mempengaruhi
bayaran. Manajemen level atas sering kali mengambil keputusan-
keputusan tersebut untuk memastikan konsisten. Namun, dalam beberapa
kasus, ada baiknya pengambilan keputusan mengenai bayaran dilakukan
pada lebel yang lebih rendah di mana informasi-informasi yang lebih
baik mengenao kinerja karyawan mungkin tersedia. Di samping itu,
tekanan keras untuk mempertahankan konsistensi dalam struktur bayaran.
Semakin banyak organisasi yang membuat pengecualian hanya untuk
alasan tersebut.
3. Survei kompensasi, analisis pekerjaan, evaluasi pekerjaan, dan tenaga
kerja terkait dalam penentuan gaji pokok. Pertimbangan politis dapat
mempengaruhi faktor-faktor ini dengan cara berikut:
a. Manajer bisa membuat perusahaan mereka muncul untuk menjadi pay
leader dengan mengadakan survei kepada organisasi-organisasi pay
follower.
18
b. Sebuah pilihan perusahaan mengenai faktor kompensasi untuk
rencana evaluasi pekerjaan dapat memanipulasi nilai pekerjaan
tertentu.
c. Manajer kadang-kadang sengaja mendistorsi peringkat penilaian
kinerja.
4. Kemampuan untuk Membayar
Kemampuan untuk membayar juga merupakan faktor penting
dalam menentukan tingkat pembayaran. Perusahaan yang sukses secara
finansial cenderung untuk memberikan pembayaran lebih tinggi.
2.5.4 Pasar Tenaga Kerja Sebagai Penentu Kompensasi Finansial
Menurut Mondy (2005) karyawan finansial yang berada dalam wilayah
geografis dimana karyawan direkrut membentuk pasar tenaga kerja.Dengan
semakin banyaknya perusahaan bisnis, dunia telah menjadi pasar tenaga
kerja.Pasar tenaga kerja global tumbuh sebagai determinan penting dalam
kompensasi finansial bagi setiap individu. Bayaran untuk pekerjaan yang sama
pada pasar tenaga kerja yang berbeda bisa sangat bervariasi. Para manajer
kompensasi harus menyadari perbedaan-perbedaan tersebut agar dapat sukses
dalam menentukan bayaran. Banyak karyawan memandang hal tersebut sebagai
standar untuk menilai keadilan kompensasi perusahaan tempat mereka bekerja.
a. Survei Kompensasi
Survei kompensasi adalah alat untuk memperoleh data mengenai jumlah
yang dibayar perusahaan-perusahaan lain untuk pekerjaan atau kelas pekerjaan
tertentu dalam pasar tenaga kerja tertentu.Sebenarnya semua ahli dalam bidang
kompensasi menggunakan survei kompensasi, baik secara langsung maupun tidak
langsung.Survei tersebut bisa dibeli, dialihdayakan ke perusahaan konsultan, atau
dilaksanakan oleh organisasi itu sendiri. Organisasi menggunakan survei karena
terdapat dua alasan dasar, yaitu pertama adalah untuk mengidentifikasi posisi
relatifnya terhadap pesaing yang dipilih dalam pasar tenaga kerja dan kedua
adalah memberikan input dalam menyusun anggaran dan struktur kompensasi.
Dari seluruh kriteria upah, harga pasar adalah standar terpenting dalam
menentukan bayaran. Dalam lingkungan yang kompetitif, pasar menentukan nilai
ekonomi, dan hal inilah yang menjadi faktor penting.
19
Kesulitan utama dalam melakukan kompensasi adalah menentukan
pekerjaan yang sebanding .Survei yang menggunakan deskripsi pekerjaan singkat
jauh kurang membantu dibanding survei yang memberikan deskripsi yang rinci
dan komprehensif.Seiring dengan meluasnya ruang lingkup pekerjaan, kesulitan
tersebut bertambah. Semakin lama semakin banyak karyawan menerima bayaran
atas keahlian dan kompetensi yang dibawa kedalam pekerjaan,, alih-alih untuk
melakukan pekerjaan itu sendiri. Dengan demikian level kompensasi harus
disesuaikan dengan peran-peran yang lebih luas tersebut.
b. Biaya Hidup
Meskipun bukan merupakan masalah pada tahun-tahun terakhir, logika
penggunaan biaya hidup sebagai determinan bayaran sangatlah sederhana dan
masuk akal. Ketika harga-harga naik dari waktu ke waktu, sedangkan batarantidak
mengalami peningkataan.Kenaikan bayaran harus kurang lebih ekuivalen dengan
kenaikan biaya hidup jika seseorang ingin menjaga tingkat upah riilnya yang
terdahulu.
Orang-orang yang hidup dengan pendapatan tetap sangat menderita karena
adanya inflasi. Namun, mereka tidak sendirian karena hampir semua karyawan
juga menderita secara finansial.Karena menyadari masalah ini, beberapa
perusahaan mengaitkan kenaikan bayaran dengan tingkat inflasi. Lebih jauh lagi
dalam praktik yang patut dipertanyakan, beberapa organisasi mengorbankan
bayaran prestasi untuk memberikan kenaikan berskala besar yang dirancang
untuk menutupi akibat inflasi.
c.Serikat Pekerja
National Labor Relations Act (Wagner Act) menyatakan dukungan
legislatif, dalam segala luas atas hak karywan untuk berorganisasi dan terlibat
dalam perundingan bersama. Serikat pekerja biasanya lebih suka menentukan
kompensasi melalui proses perundingan bersama. Sebuah kutipan dari Wagner
Act menertapkan hal-hal wajib pada perundigan bersama antara pihak manajemen
dengan serikat pekerja meliputi upah, jam kerja serta ketentuan dan persyaratan
kerja lainnya. Hal-hal yang wajib ada dalam perundingan tersebut jelas memiliki
dampak potensial yang besar terhadap keputusan-keputusan kompensasi. Ketika
serikat pekerja menggunakan bayaran sebanding sebagai standar dalam membuat
20
permintaan kompensasi, pemberi kerja memerlukan data pasar tenaga kerja yang
akurat. Ketika serikat pekerja menekankan pada biaya hidup, serikat tersebut bisa
menekan manajemen untuk menyertakan biaya dana biaya hidup. Dana biaya
hidup adalah klausul tambahan dalam kesepakatan kerja yang secara otomatis
menaikkan upah begitu indeks biaya hidup dalam U.S. Bureau of Labour Statistic
meningkat. Dana biaya hidup dalam kontrak serikat pekerja sudah tidak ada lagi
karena kekuatan serikat pekerja telah dikurangi.
d.Masyarakat
Bisnis juga khawatir dengan praktek-praktek pembayaran perusahaan baru
yang berlokasi di daerah mereka. Pertanyaan mereka umumnya menyangkut upah
dan tingkat gaji perusahaan baru.
e.Perekonomian
Perekonomian sangat memengaruhi keputusan-keputusan kompensasi
finansial. Sebagai contoh, perekonomian yang tertekan umumnya meningkatkan
pasukan tenaga kerja dan hal ini menyebabkan turunnya harga pasar. Di sisi lain,
perekonomian yang melonjak menciptakan daya saing yang lebih besar bagi
karyawan dan harga tenaga kerja terdorong naik. Selain itu, biaya hidup biasanya
meningkat ketika perekonomian tumbuh.
f. Legislasi
Hukum federal dan Negara bagian juga bisa memengaruhi jumlah
kompensasi yang diterima seseorang. Equal Pay Act melarang pemberi kerja
membayar karyawan berdasarkan gender sebaliknya jika kedua karyawan tersebut
menjalankan pekerjaan yang pada dasarnya sama.
Pemerintah negara-negara bagian dan wilayah juga memiliki hukum yang
memengaruhi praktik-praktik kompensasi. Namun, fokus kita pada bagian berikut
adalah pada legislasi federal yang memberikan cakupan luas dan secra spesifik
berkenan dengan isu-isu kompensasi.
2.5.5 Pekerjaan Sebagai Penentu Kompensasi Finansial
Organisasi membayar nilai yang melekat pada tugas, tanggung jawab, dan
faktor-faktor tertentu yang terkait dengan pekerjaan, misalnya kondisi kerja.
21
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan ketika pekerjaan sebagai penentu
kompensasi finansial adalah:
1. Analisis jabatan/Job analisis
Analisis jabatan merupakan proses sistematis untuk menentukan
keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk melakukan
pekerjaan
2. Deskripsi jabatan/Job description
Deskripsi jabatan mencerminkan fungsi penting pekerjaan, pekerjaan
utama atau kebutuhan bisnis
3. Evaluasi jabatan/Job evaluation
Evaluasi jabatan merupakan proses untuk menentukan nilai relatif suatu
pekerjaan dalam hubungannya dengan pekerjaan yang lain
4. Harga jabatan/Job pricing
Yaitu memberikan nilai uang atas hasil evaluasi jabatan
5. Perundingan kolektif/Collective bargaining
Yaitu kesepakatan yang merupakan hasil perundingan antara manajemen
dengan serikat pekerja.
2.5.6 Pekerja Sebagai Penentu Kompensasi Finansial
Ada banyak faktor yang menjadi bahan pertimbangan dalam penentuan
besarnya kompensasi yang berasal dari diri pekerja itu sendiri. Secara garis besar,
menurut Mondy (2005), ada tujuh faktor, yaitu: senitoritas, pengalaman,
keanggotaan organisasi, potensi, kekuatan politik, dan keberuntungan.
1. Kinerja
Tingkat kinerja ini biasanya ditentukan melalui penilaian kinerja. Tujuan
dari gaji berbasis kinerja adalah untuk meningkatkan produktivitas.
2. Senioritas
Senioritas adalah lamanya seorang karyawan bekerja di perusahaan,
divisi, departemen, atau pekerjaan. Meskipun manajemen umumnya
memilih kinerja sebagai dasar utama untuk perubahan kompensasi,
serikat pekerja cenderung lebih memilih senioritas. Mereka percaya
bahwa penggunaan senioritas memberikan dasar obyektif dan adil untuk
kenaikan gaji.
22
3. Pengalaman
Orang-orang yang mengungkapkan kebanggaan pada pengalaman
manajerial mereka selama bertahun-tahun dapat dibenarkan dalam
pembelaan mereka, jika pengalaman mereka tersebut telah
menguntungkan.
4. Keanggotaan dalam Organisasi
Karyawan menerima kompensasi yang lebih tinggi hanya karena mereka
sudah lebih lama menjadi anggota dari organisasi. Tujuan imbalan
didasarkan pada keanggotaan organisasi adalah untuk menjaga tingkat
stabilitas yang tinggi di dunia kerja dan untuk menghargai kesetiaannya.
5. Potensi
Potensi tidak berguna jika tidak pernah terwujud. Namun, organisasi
melakukan pembayaran beberapa individu berdasarkan potensi mereka,
untuk menarik orang-orang muda berbakat agar bergabung dengan
perusahaan.
6. Pengaruh Politik
Untuk berbagai tingkat dalam bisnis, pemerintahan atau bukan,
organisasi nirlaba atau politik dapat mempengaruhi keputusan
pembayaran dan promosi yang berbeda-beda.
7. Keberuntungan
Ketidaksengajaan seseorang dalam bekerja yang dinilai positif dalam
menentukan tingginya kompensasi, atau secara kebetulan dia terpilih
untuk menjadi karyawan yang berhak mendapat kompensasi tinggi.
2.5.7 Kompensasi Non Finansial
Kompensasi nonfinansial meliputi kepuasan yang diterima seseorang dari
pekerjaan itu sendiri atau dari lingkungan psikologis dan/atau fisik di mana orang
tersebut bekerja.
Komponen-komponen kompensasi nonfinansial meliputi:
1. Jabatan itu sendiri
Teori Karakteristik Jabatan dikembangkan oleh J. Richard Hackman dan
Greg Oldham. Menurut teori ini, para karyawan mengalami kompensasi intrinsik
23
jika dalam jabatan mereka secara signifikan terdapat lima dimensi jabatan inti,
yaitu:
ii. Variasi keterampilan
iii. Identitas tugas
iv. Signifikansi tugas
v. Otonomi
vi. Umpan balik
Dimensi-dimensi jabatan
1.Variasi keterampilan (skill variety): Tingkat sejauh mana jabatan
membutuhkan sejumlah aktivitas yang berbeda agar sukses.
2.Identitas tugas (task identity): Tingkat sejauh mana jabatan mencakup
unit pekerjaan yang jelas dari awal hingga akhir.
3.Signifikansi tugas (task significance): Dampak yang ditimbulkan
jabatan terhadap orang-orang lain sehingga karyawan bisa merasakan
makna prestasi yang sesungguhnya.
4.Otonomi (Autonomy): Tingkat kebebasan dan tanggung jawab
individual yang dimiliki para karyawan dalam menjalankan jabatan
sehingga mereka merasa bertanggung jawab atas hasil kerja.
5.Umpan balik (feedback): Informasi yang diterima para karyawan
mengenai seberapa baik mereka menjalankan jabatan.
2. Lingkungan kerja
Menjalankan sebuah jabatan yang penuh tanggung jawab dan menantang
di tempat yang jelek tidak akan menyenangkan bagi sebagian besar orang. Para
karyawan bisa memperoleh kepuasan dari pekerjaan mereka melalui beberapa
faktor nonfinansial berikut ini.
– Kebijakan yang Baik
– Manajer yang Berkemampuan
– Karyawan yang Kompeten
– Rekan Kerja yang Bersahabat
– Simbol Status yang Pantas
– Kondisi Kerja
24
Perusahaan harus menciptakan lingkungan kerja yang mencerminkan
kebutuhan dan nilai dari tahap kehidupan para karyawan mereka.Tujuan utama
mencapai keseimbangan kerja-kehidupan (work-life balance) adalah untuk
meminimalkan stres. Para karyawan yang stres berusaha menyeimbangkan
pekerjaan dan kehidupan pribadi. Bagi mereka waktu hampir sama pentingnya
dengan uang, bahkan lebih penting bagi beberapa di antara mereka. Flexibilitas
tempat kerja :
• Flextime: Mengijinkan para karyawan untuk memilih jam kerja mereka
sendiri, dalam batasan tertentu.
• Minggu kerja dipadatkan: Mengijinkan para karyawan untuk bekerja
dalam jumlah hari yang lebih sedikit dari lima hari kerja seminggu pada
umumnya.
• Pembagian pekerjaan (job sharing): Dua karyawan membagi tugas-
tugas dalam satu jabatan menurut kesepakatan dan dibayar menurut
kontribusi mereka.
• Telecommuting: Karyawanbisa tetap tinggal di rumah dan menjalankan
pekerjaan mereka menggunakan komputer dan alat-alat elektronik lainnya
yang menghubungkan mereka dengan kantor mereka.
• Kerja Paruh-Waktu
• Lebih Banyak Kerja, Lebih Sedikit Jam: Variasi kerja paruh-waktu di
mana para karyawan menerima bayaran purna-waktu dan menghasilkan
lebih banyak dalam jam yang lebih sedikit.
Contoh felxtime :
Waktu
Fleksibel
Waktu
Fleksibel
Waktu
Fleksibel
(Makan
Siang)
Waktu
Inti
Waktu
Inti
06.00 09.00 Tengah
Hari
18.0015.00
Bandwidth
25
Kompensasi nonfinansial diupayakan untuk mewujudkan keseimbangan
antara pekerjaan dan kehidupan yang menghasilkan kehidupan yang lebih
menyenangkan bagi para karyawan. Kompensasi Non finansial dalam program
kompensasi total :
Kompensasi
Finansial
Langsung Tidak Langsung (Tunjangan)
Nonfinansial
Jabatan
Variasi
Keterampilan
Identitas Tugas
Signifikansi Tugas
Otonomi
Umpan Balik
Lingkungan Kerja
Kebijakan yang Baik
Manajer yang Berkemampuan
Karyawan yang Kompeten
Rekan Kerja yang Bersahabat
Simbol Status yang Pantas
Kondisi Kerja
Fleksibilitas Tempat Kerja
Flextime
Minggu Kerja Dipadatkan
Pembagian Jabatan
Telecommuting
Kerja Paruh-Waktu
Lebih Banyak Kerja, Lebih Sedikit Jam
LINGKUNGAN INTERNAL
LINGKUNGAN EKSTERNAL
26
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dalam manajemen kompensasi terdapat proses-proses yang dilakukan agar
didapatkan sistem manajemen yang sesuai dengan keadaan perusahaan.
Manajemen kompensasi tidak hanya memiliki tujuan membuat berbagai aturan
dan hanya memberikan petunjuk saja. Namun, semakin banyak tujuan perusahaan
dan tujuan pemberian kompensasi juga harus diikuti dengan semakin efektif
manajemen penggajian dan pengupahan. Peusahaan manufaktur yang mempunyai
strategi untuk memeriksa dan menerapkan praktik organisasi dan manajemen yang
inovatif, mempunyai cara-cara dalam pengimplementasiannya seperti berikut ini:
1. Pekerjaan individual dan deskripsi pekerjaan diubah menjadi pendekatan
tim kerja
2. Melaksanakan pengaturan kualitas pekerja
3. Program imbalan kerja berbasis kinerja
Selain organisasi sebagai penentu kebijakan kompensasi, karyawan sendiri
juga akan menentukan berapa kompensasi yang akan didapat sesuai dengan
kinerja yang mereka tunjukkan. Program tersebut telah membuat perusahaan
meningkatkan keterampilan pekerja dan peningkatan produktivitas.
Dalam proses penerapan program baru tersebut, manajemen perusahaan
mengalami kesulitan-kesulitan namun kesulitan tersebut tidak menjadikan
program tersebut tersendat atau bahkan gagal. Keselitan tersebut yaitu:
1. Para spesialis SDM dan manager produksi menghabiskan banyak waktu
untuk mengadakan pertemuan dengan para pekerja dalam proses yang
digunakan untuk menilai kompensasi mereka.
2. Dukungan pelatihan yang ekstensif harus diimplementasikan sehingga
karyawan dapat mengembangkan penguasaan ekstra dari blok
keterampilan lain.
3. Persoalan koordinasi dan administrasi program juga harus diselesaikan.
DAFTAR PUSTAKA
Handoko, Hani. 2012. Manajemen Personalia & Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA
https://www.academia.edu/9242915/MAKALAH_KOMPENSASI diakses
tanggal 20 Januari 2018 pukul 21.09 WIB

More Related Content

What's hot

PPT RBT : Pengurusan Bengkel
PPT RBT : Pengurusan BengkelPPT RBT : Pengurusan Bengkel
PPT RBT : Pengurusan Bengkelazmanazizjks
 
Bola tampar (2) (Form 3 PJ Folio)
Bola tampar (2) (Form 3 PJ Folio)Bola tampar (2) (Form 3 PJ Folio)
Bola tampar (2) (Form 3 PJ Folio)Bong Tong
 
Vokal bunga
Vokal bungaVokal bunga
Vokal bunga凤 葆
 
BAB 6.2 Magnet.pdf
BAB 6.2 Magnet.pdfBAB 6.2 Magnet.pdf
BAB 6.2 Magnet.pdfssuserbd487f
 
Contoh Borang Maklum Balas Minit Mesyuarat
Contoh Borang Maklum Balas Minit MesyuaratContoh Borang Maklum Balas Minit Mesyuarat
Contoh Borang Maklum Balas Minit MesyuaratHasni Dolmat
 
Aktiviti Selepas UPSR BM Tatabahasa-Penjodoh Bilangan
Aktiviti Selepas UPSR  BM Tatabahasa-Penjodoh BilanganAktiviti Selepas UPSR  BM Tatabahasa-Penjodoh Bilangan
Aktiviti Selepas UPSR BM Tatabahasa-Penjodoh BilanganSiti Aminah Ramlan
 
KHB TING 1 - Bab 1 Organisasi Bengkel
KHB TING 1 - Bab 1 Organisasi BengkelKHB TING 1 - Bab 1 Organisasi Bengkel
KHB TING 1 - Bab 1 Organisasi BengkelZasni @ Zaxx
 
Perkembangan Lampu Neon
Perkembangan Lampu NeonPerkembangan Lampu Neon
Perkembangan Lampu NeonJulita Anggrek
 
Panduan contoh karangan dalam pelbagai format upsr sjk 2015
Panduan contoh karangan dalam pelbagai format upsr sjk 2015Panduan contoh karangan dalam pelbagai format upsr sjk 2015
Panduan contoh karangan dalam pelbagai format upsr sjk 2015thuvas27
 
Contoh Pembelajaran Saintifik
Contoh Pembelajaran SaintifikContoh Pembelajaran Saintifik
Contoh Pembelajaran SaintifikT. Astari
 
Tumbuhan akuatik
Tumbuhan akuatikTumbuhan akuatik
Tumbuhan akuatikLk Lee
 
Pembentangan pengajian am kitar semula
Pembentangan pengajian am   kitar semulaPembentangan pengajian am   kitar semula
Pembentangan pengajian am kitar semulaibnucheetah
 
Penjodoh bilangan 1
Penjodoh bilangan 1Penjodoh bilangan 1
Penjodoh bilangan 1Ahmad Syukri
 
Kertas kerja sukan tahunan 2017
Kertas kerja sukan tahunan 2017Kertas kerja sukan tahunan 2017
Kertas kerja sukan tahunan 2017Aida Omer
 
Surat untuk makluman IBUBAPA SMSTSP 2018
Surat untuk makluman IBUBAPA SMSTSP 2018Surat untuk makluman IBUBAPA SMSTSP 2018
Surat untuk makluman IBUBAPA SMSTSP 2018Nor AB
 

What's hot (20)

Projek inovasi
Projek inovasiProjek inovasi
Projek inovasi
 
PPT RBT : Pengurusan Bengkel
PPT RBT : Pengurusan BengkelPPT RBT : Pengurusan Bengkel
PPT RBT : Pengurusan Bengkel
 
Penulisan karya tulis ilmiah
Penulisan karya tulis ilmiahPenulisan karya tulis ilmiah
Penulisan karya tulis ilmiah
 
Bola tampar (2) (Form 3 PJ Folio)
Bola tampar (2) (Form 3 PJ Folio)Bola tampar (2) (Form 3 PJ Folio)
Bola tampar (2) (Form 3 PJ Folio)
 
Vokal bunga
Vokal bungaVokal bunga
Vokal bunga
 
BAB 6.2 Magnet.pdf
BAB 6.2 Magnet.pdfBAB 6.2 Magnet.pdf
BAB 6.2 Magnet.pdf
 
Contoh Borang Maklum Balas Minit Mesyuarat
Contoh Borang Maklum Balas Minit MesyuaratContoh Borang Maklum Balas Minit Mesyuarat
Contoh Borang Maklum Balas Minit Mesyuarat
 
3 surat pbsm
3 surat pbsm3 surat pbsm
3 surat pbsm
 
Aktiviti Selepas UPSR BM Tatabahasa-Penjodoh Bilangan
Aktiviti Selepas UPSR  BM Tatabahasa-Penjodoh BilanganAktiviti Selepas UPSR  BM Tatabahasa-Penjodoh Bilangan
Aktiviti Selepas UPSR BM Tatabahasa-Penjodoh Bilangan
 
makanan ikan
makanan ikanmakanan ikan
makanan ikan
 
KHB TING 1 - Bab 1 Organisasi Bengkel
KHB TING 1 - Bab 1 Organisasi BengkelKHB TING 1 - Bab 1 Organisasi Bengkel
KHB TING 1 - Bab 1 Organisasi Bengkel
 
Perkembangan Lampu Neon
Perkembangan Lampu NeonPerkembangan Lampu Neon
Perkembangan Lampu Neon
 
Panduan contoh karangan dalam pelbagai format upsr sjk 2015
Panduan contoh karangan dalam pelbagai format upsr sjk 2015Panduan contoh karangan dalam pelbagai format upsr sjk 2015
Panduan contoh karangan dalam pelbagai format upsr sjk 2015
 
Contoh Pembelajaran Saintifik
Contoh Pembelajaran SaintifikContoh Pembelajaran Saintifik
Contoh Pembelajaran Saintifik
 
Tumbuhan akuatik
Tumbuhan akuatikTumbuhan akuatik
Tumbuhan akuatik
 
Pembentangan pengajian am kitar semula
Pembentangan pengajian am   kitar semulaPembentangan pengajian am   kitar semula
Pembentangan pengajian am kitar semula
 
Penjodoh bilangan 1
Penjodoh bilangan 1Penjodoh bilangan 1
Penjodoh bilangan 1
 
Kertas kerja sukan tahunan 2017
Kertas kerja sukan tahunan 2017Kertas kerja sukan tahunan 2017
Kertas kerja sukan tahunan 2017
 
KALENDAR CIKGU 2023.pdf
KALENDAR CIKGU 2023.pdfKALENDAR CIKGU 2023.pdf
KALENDAR CIKGU 2023.pdf
 
Surat untuk makluman IBUBAPA SMSTSP 2018
Surat untuk makluman IBUBAPA SMSTSP 2018Surat untuk makluman IBUBAPA SMSTSP 2018
Surat untuk makluman IBUBAPA SMSTSP 2018
 

Similar to Makalah Kompensasi Mata Kuliah Evaluasi Kinerja dan Kompensasi Semester 7 (Yusinadia Sekar Sari)

Makalah 2
Makalah 2Makalah 2
Makalah 2Fuziati
 
Makalah 2 kompensasi
Makalah 2 kompensasi Makalah 2 kompensasi
Makalah 2 kompensasi Nafis Imron
 
Tugas uas rangkuman
Tugas uas rangkumanTugas uas rangkuman
Tugas uas rangkumanita nurlita
 
Tugas 2 makalah kompensasi
Tugas 2 makalah kompensasiTugas 2 makalah kompensasi
Tugas 2 makalah kompensasisiskaulandari1
 
Tugas makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 2
Tugas makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 2Tugas makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 2
Tugas makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 2rohma wati
 
Rangkuman makalah tugas 2 Putri Rizki Darmawanti 11141056 7 z msdm
Rangkuman makalah tugas 2 Putri Rizki Darmawanti 11141056  7 z msdmRangkuman makalah tugas 2 Putri Rizki Darmawanti 11141056  7 z msdm
Rangkuman makalah tugas 2 Putri Rizki Darmawanti 11141056 7 z msdmputridarmawa
 
Makalah kompensasi
Makalah kompensasiMakalah kompensasi
Makalah kompensasiJeriKojer
 
Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 2
Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 2Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 2
Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 2AlfinAfan
 
Makalah 2 evaluasi dan kompensasi
Makalah 2 evaluasi dan kompensasiMakalah 2 evaluasi dan kompensasi
Makalah 2 evaluasi dan kompensasinoviana1195
 
Makalah Evaluasi kinerja dan kompensasi sebelum UAS
Makalah Evaluasi kinerja dan kompensasi sebelum UASMakalah Evaluasi kinerja dan kompensasi sebelum UAS
Makalah Evaluasi kinerja dan kompensasi sebelum UASYuniaFitri2
 
Makalah kompensasi
Makalah kompensasiMakalah kompensasi
Makalah kompensasiHafida03
 

Similar to Makalah Kompensasi Mata Kuliah Evaluasi Kinerja dan Kompensasi Semester 7 (Yusinadia Sekar Sari) (20)

Makalah 2 uas
Makalah 2 uasMakalah 2 uas
Makalah 2 uas
 
Makalah 2
Makalah 2Makalah 2
Makalah 2
 
Makalah 2
Makalah 2Makalah 2
Makalah 2
 
Makalah 2 kompensasi
Makalah 2 kompensasi Makalah 2 kompensasi
Makalah 2 kompensasi
 
Tugas uas rangkuman
Tugas uas rangkumanTugas uas rangkuman
Tugas uas rangkuman
 
Tugas 2 makalah kompensasi
Tugas 2 makalah kompensasiTugas 2 makalah kompensasi
Tugas 2 makalah kompensasi
 
Kompensasi fix
Kompensasi fixKompensasi fix
Kompensasi fix
 
Tugas makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 2
Tugas makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 2Tugas makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 2
Tugas makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 2
 
Penelitian uas
Penelitian uasPenelitian uas
Penelitian uas
 
Rangkuman makalah tugas 2 Putri Rizki Darmawanti 11141056 7 z msdm
Rangkuman makalah tugas 2 Putri Rizki Darmawanti 11141056  7 z msdmRangkuman makalah tugas 2 Putri Rizki Darmawanti 11141056  7 z msdm
Rangkuman makalah tugas 2 Putri Rizki Darmawanti 11141056 7 z msdm
 
Makalah uas
Makalah uasMakalah uas
Makalah uas
 
Makalah kompensasi
Makalah kompensasiMakalah kompensasi
Makalah kompensasi
 
Makalah kompensasi
Makalah kompensasiMakalah kompensasi
Makalah kompensasi
 
Tugas uas 2 2018
Tugas  uas 2 2018Tugas  uas 2 2018
Tugas uas 2 2018
 
Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 2
Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 2Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 2
Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 2
 
MAKALAH UAS
MAKALAH UASMAKALAH UAS
MAKALAH UAS
 
Makalah penelitian
Makalah penelitian Makalah penelitian
Makalah penelitian
 
Makalah 2 evaluasi dan kompensasi
Makalah 2 evaluasi dan kompensasiMakalah 2 evaluasi dan kompensasi
Makalah 2 evaluasi dan kompensasi
 
Makalah Evaluasi kinerja dan kompensasi sebelum UAS
Makalah Evaluasi kinerja dan kompensasi sebelum UASMakalah Evaluasi kinerja dan kompensasi sebelum UAS
Makalah Evaluasi kinerja dan kompensasi sebelum UAS
 
Makalah kompensasi
Makalah kompensasiMakalah kompensasi
Makalah kompensasi
 

More from Yusinadia Sekar Sari

Resume Evaluasi Kinerja Materi 1 - 7 Mata Kuliah Evaluasi Kinerja dan Kompen...
Resume Evaluasi Kinerja Materi 1 - 7 Mata Kuliah  Evaluasi Kinerja dan Kompen...Resume Evaluasi Kinerja Materi 1 - 7 Mata Kuliah  Evaluasi Kinerja dan Kompen...
Resume Evaluasi Kinerja Materi 1 - 7 Mata Kuliah Evaluasi Kinerja dan Kompen...Yusinadia Sekar Sari
 
Week 14 neraca pembayaran yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
Week 14 neraca pembayaran yusinadia sekar sari 11140023 5 vmaWeek 14 neraca pembayaran yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
Week 14 neraca pembayaran yusinadia sekar sari 11140023 5 vmaYusinadia Sekar Sari
 
Week 13 prospek ukm dalam era perdagangan bebas yusinadia sekar sari 11140023
Week 13 prospek ukm dalam era perdagangan bebas yusinadia sekar sari 11140023Week 13 prospek ukm dalam era perdagangan bebas yusinadia sekar sari 11140023
Week 13 prospek ukm dalam era perdagangan bebas yusinadia sekar sari 11140023Yusinadia Sekar Sari
 
Week 12 ukm yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
Week 12 ukm   yusinadia sekar sari 11140023 5 vmaWeek 12 ukm   yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
Week 12 ukm yusinadia sekar sari 11140023 5 vmaYusinadia Sekar Sari
 
Week 11 industrialiasasi dan perkembangan sektor industri yusinadia 11140023 ...
Week 11 industrialiasasi dan perkembangan sektor industri yusinadia 11140023 ...Week 11 industrialiasasi dan perkembangan sektor industri yusinadia 11140023 ...
Week 11 industrialiasasi dan perkembangan sektor industri yusinadia 11140023 ...Yusinadia Sekar Sari
 
Week 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
Week 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vmaWeek 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
Week 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vmaYusinadia Sekar Sari
 
Week 9 pembangunan ekonomi daerah yusinadia sekar sari 11140023 5 v
Week 9 pembangunan ekonomi daerah yusinadia sekar sari 11140023 5 v  Week 9 pembangunan ekonomi daerah yusinadia sekar sari 11140023 5 v
Week 9 pembangunan ekonomi daerah yusinadia sekar sari 11140023 5 v Yusinadia Sekar Sari
 
Week 7 - kemiskinan dan kesenjangan pendapatan yusinadia sekar sari 11140023
Week 7    - kemiskinan dan kesenjangan pendapatan yusinadia sekar sari 11140023Week 7    - kemiskinan dan kesenjangan pendapatan yusinadia sekar sari 11140023
Week 7 - kemiskinan dan kesenjangan pendapatan yusinadia sekar sari 11140023Yusinadia Sekar Sari
 
Week 6 perubahan struktur perekonomian yusinadia sekar sari 11140023 5 v-ma
Week 6 perubahan struktur perekonomian  yusinadia sekar sari 11140023   5 v-maWeek 6 perubahan struktur perekonomian  yusinadia sekar sari 11140023   5 v-ma
Week 6 perubahan struktur perekonomian yusinadia sekar sari 11140023 5 v-maYusinadia Sekar Sari
 
Week 4 sistem perekonomian indonesia yusinadia sekar sari 11140023
Week 4  sistem perekonomian indonesia yusinadia sekar sari 11140023Week 4  sistem perekonomian indonesia yusinadia sekar sari 11140023
Week 4 sistem perekonomian indonesia yusinadia sekar sari 11140023Yusinadia Sekar Sari
 
Week 5 pertumbuhan ekonomi yusinadia sekar sari 11140023 5 v
Week 5 pertumbuhan ekonomi yusinadia sekar sari 11140023   5 vWeek 5 pertumbuhan ekonomi yusinadia sekar sari 11140023   5 v
Week 5 pertumbuhan ekonomi yusinadia sekar sari 11140023 5 vYusinadia Sekar Sari
 
WEEK 3 SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA - YUSINADIA 11140023
WEEK 3 SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA - YUSINADIA 11140023WEEK 3 SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA - YUSINADIA 11140023
WEEK 3 SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA - YUSINADIA 11140023Yusinadia Sekar Sari
 
Week 2 Gambaran Umum Perekonomian Indonesia
Week 2  Gambaran Umum Perekonomian IndonesiaWeek 2  Gambaran Umum Perekonomian Indonesia
Week 2 Gambaran Umum Perekonomian IndonesiaYusinadia Sekar Sari
 

More from Yusinadia Sekar Sari (13)

Resume Evaluasi Kinerja Materi 1 - 7 Mata Kuliah Evaluasi Kinerja dan Kompen...
Resume Evaluasi Kinerja Materi 1 - 7 Mata Kuliah  Evaluasi Kinerja dan Kompen...Resume Evaluasi Kinerja Materi 1 - 7 Mata Kuliah  Evaluasi Kinerja dan Kompen...
Resume Evaluasi Kinerja Materi 1 - 7 Mata Kuliah Evaluasi Kinerja dan Kompen...
 
Week 14 neraca pembayaran yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
Week 14 neraca pembayaran yusinadia sekar sari 11140023 5 vmaWeek 14 neraca pembayaran yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
Week 14 neraca pembayaran yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
 
Week 13 prospek ukm dalam era perdagangan bebas yusinadia sekar sari 11140023
Week 13 prospek ukm dalam era perdagangan bebas yusinadia sekar sari 11140023Week 13 prospek ukm dalam era perdagangan bebas yusinadia sekar sari 11140023
Week 13 prospek ukm dalam era perdagangan bebas yusinadia sekar sari 11140023
 
Week 12 ukm yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
Week 12 ukm   yusinadia sekar sari 11140023 5 vmaWeek 12 ukm   yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
Week 12 ukm yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
 
Week 11 industrialiasasi dan perkembangan sektor industri yusinadia 11140023 ...
Week 11 industrialiasasi dan perkembangan sektor industri yusinadia 11140023 ...Week 11 industrialiasasi dan perkembangan sektor industri yusinadia 11140023 ...
Week 11 industrialiasasi dan perkembangan sektor industri yusinadia 11140023 ...
 
Week 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
Week 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vmaWeek 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
Week 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
 
Week 9 pembangunan ekonomi daerah yusinadia sekar sari 11140023 5 v
Week 9 pembangunan ekonomi daerah yusinadia sekar sari 11140023 5 v  Week 9 pembangunan ekonomi daerah yusinadia sekar sari 11140023 5 v
Week 9 pembangunan ekonomi daerah yusinadia sekar sari 11140023 5 v
 
Week 7 - kemiskinan dan kesenjangan pendapatan yusinadia sekar sari 11140023
Week 7    - kemiskinan dan kesenjangan pendapatan yusinadia sekar sari 11140023Week 7    - kemiskinan dan kesenjangan pendapatan yusinadia sekar sari 11140023
Week 7 - kemiskinan dan kesenjangan pendapatan yusinadia sekar sari 11140023
 
Week 6 perubahan struktur perekonomian yusinadia sekar sari 11140023 5 v-ma
Week 6 perubahan struktur perekonomian  yusinadia sekar sari 11140023   5 v-maWeek 6 perubahan struktur perekonomian  yusinadia sekar sari 11140023   5 v-ma
Week 6 perubahan struktur perekonomian yusinadia sekar sari 11140023 5 v-ma
 
Week 4 sistem perekonomian indonesia yusinadia sekar sari 11140023
Week 4  sistem perekonomian indonesia yusinadia sekar sari 11140023Week 4  sistem perekonomian indonesia yusinadia sekar sari 11140023
Week 4 sistem perekonomian indonesia yusinadia sekar sari 11140023
 
Week 5 pertumbuhan ekonomi yusinadia sekar sari 11140023 5 v
Week 5 pertumbuhan ekonomi yusinadia sekar sari 11140023   5 vWeek 5 pertumbuhan ekonomi yusinadia sekar sari 11140023   5 v
Week 5 pertumbuhan ekonomi yusinadia sekar sari 11140023 5 v
 
WEEK 3 SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA - YUSINADIA 11140023
WEEK 3 SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA - YUSINADIA 11140023WEEK 3 SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA - YUSINADIA 11140023
WEEK 3 SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA - YUSINADIA 11140023
 
Week 2 Gambaran Umum Perekonomian Indonesia
Week 2  Gambaran Umum Perekonomian IndonesiaWeek 2  Gambaran Umum Perekonomian Indonesia
Week 2 Gambaran Umum Perekonomian Indonesia
 

Recently uploaded

AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 

Makalah Kompensasi Mata Kuliah Evaluasi Kinerja dan Kompensasi Semester 7 (Yusinadia Sekar Sari)

  • 1. MAKALAH KOMPENSASI diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Kinerja dan Kompensasi Dosen pengampu Ade Fauji, SE. MM. oleh 1. Yusinadia Sekar Sari 11140023 JURUSAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA UNIVERSITAS BINA BANGSA BANTEN 2017
  • 2. i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua dan hanya dengan qudrat dan iradat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “ Kompensasi”. Adapun makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Kinerja dan Kompensasi. Semoga dengan penyusunan makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman diri. Demi kesempurnaannya, penulis selalu mengharapkan adanya saran dan masukan dari berbagai pihak. Harapan penulis semoga makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi semua pihak yang membacanya. Cilegon, 22 Januari 2018 Penulis
  • 3. ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Rumusan Masalah 2 1.3 Tujuan Penulisan 2 BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 Konsep Dasar Kompensasi 3 2.2 Tujuan Kompensasi 5 2.3 Tantangan yang Memengaruhi Kompensasi 7 2.4 Proses Kompensasi 9 2.5 Komponen-komponen Kompensasi 12 BAB 3 PENUTUP 3.1 Kesimpulan 26 DAFTAR PUSTAKA
  • 4. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keberadaan sumber daya manusia di dalam suatu perusahaan memegang peranan sangat penting. Potensi setiap sumber daya manusia yang ada dalam perusahaan harus dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sehingga mampu memberikan output optimal. Keberhasilan suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh kinerja individu karyawannya. Setiap organisasi maupun perusahaan akan selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja karyawan, dengan harapan apa yang menjadi tujuan perusahaan akan tercapai. Dalam meningkatkan kinerja karyawannya perusahaan menempuh beberapa cara salah satunya melalui pemberian kompensasi yang layak. Melalui proses tersebut, karyawan diharapkan akan lebih memaksimalkan tanggung jawab atas pekerjaan mereka (Anoki Herdian Dito, 2010). Setiap anggota dari suatu organisasi mempunyai kepentingan dan tujuan sendiri ketika ia bergabung pada organisasi tersebut. Bagi sebagian karyawan, harapan untuk mendapatkan uang adalah satu-satunya alasan untuk bekerja, namun yang lain berpendapat bahwa uang hanyalah salah satu dari banyak kebutuhan yang terpenuhi melalui kerja. Seseorang yang bekerja akan merasa lebih dihargai oleh masyarakat di sekitarnya, dibandingkan yang tidak bekerja. Untuk menjamin tercapainya keselarasan tujuan, pimpinan organisasi bisa memberikan perhatian dengan memberikan kompensasi, karena kompensasi merupakan bagian dari hubungan timbal balik antara organisasi dengan sumber daya manusia ( Anoki Herdian Dito, 2010 ). Permasalahan yang terpenting mengenai kompensasi saat ini adalah belum optimalnya kompensasi yang diterima pegawai apabila dibandingkan dengan beban kerja yang dilakukan masing-masing pegawai. Dengan dituntutnya pegawai untuk bekerja lebih profesional, disiplin dan mampu menyelesaikan program kerja yang ada dengan tepat dan hasil kerja yang baik, sedangkan di sisi lain kompensasi yang diterima pegawai dirasa belum optimal.
  • 5. 2 Menurut Siagian (2007) jika pegawai diliputi oleh rasa tidak puas atas kompensasi yang diterimanya dampaknya bagi organisasi akan sangat bersifat negatif artinya apabila permasalahan kompensasi tidak dapat terselesaikan dengan baik maka dapat menurunkan kepuasan kerja pegawai ( dalam Siti Fathonah dan Ida Utami, 2008). 1.2 RUMUSAN MASALAH Rumusan masalah yang ada dalam makalah ini adalah : 1. Bagaimana konsep dasar kompensasi? 2. Apakah tujuan pemberian kompensasi? 3. Apakah tantangan yang mempengaruhi kebijaksanaan kompensasi? 4. Bagaimana Proses Kompensasi? 5. Apakah saja komponen kompensasi? 1.3 TUJUAN PENULISAN 1. Untuk mengetahui konsep dasar kompensasi. 2. Untuk mengetahui tujuan pembarian kompensasi. 3. Untuk mengetahui tantangan yang memengaruhi kebijaksanaan kompensasi. 4. Untuk mengetahui proses kompensasi. 5. Untuk mengetahui komponen kompensasi.
  • 6. 3 BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 Konsep Dasar Kompensasi Suatu cara departemen personalia meningkatkan prestasi kerja, motivasi dan kepuasan kerja karyawan adalah melalui kompensasi. Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka.1 Masalah kompensasi mungkin merupakan fungsi manajemen personalia yang paling sulit dan membingungkan. Tidak hanya karena pemberian kompensasi merupakan salah atu tugas yang paling kompleks, tetapi juga salah satu aspek yang paling berarti baik bagi karyawan maupun organisasi. Sekipun kompensasi harus mempunyai dasar yang logik, rasional dan dapat dipertahankan, hal ini menyangkut banyak faktor emosional dari sudut pandang karyawan. Program-program kompensasi juga penting bagi perusahaan, kerena mencerminkan upaya organisasi untuk mempertahankan sumberdaya manusianya. Disampin gitu, kompensasi (dalam bentuk pengupahan dan balas jasa lainnya) sering merupakan komponen-komponen biaya yang paling besar dan penting. Bila pengupahan dan penggajian tidak diadministrasikan secara tepat, perusahaan bisa kehilangan para karyawannya yang baik dan harus mengeluarkan biaya untuk menarik, menyeleksi, melatih dan mengembangkan penggantinya. Bahkan bila karyawan tidak keluar, mereka mungkin menjadi tidak puas terhadap perusahaan dan menurunkan produktivitas mereka. Menurut Thomas H. Stone dalam buku Suswanto dan Donni Juni Priansa (2011:220) kompensasi adalah setiap bentuk pembayaran yang diberikan kepada karyawan sebagai pertukaran pekerjaan yang mereka berikan kepada majikannya. Menurut Henry Simamora (2004:506) kompensasi adalah semua bentuk kembalian financial, jasa-jasa terwujud dan tunjangan yang diperoleh karyawan sebagai bagian dari hubungan kekaryawanan. 1 Dr. T. Hani Handoko,M.B.A, Manajemen Personalia & Sumber Daya Manusia Edisi 2 (Yogyakarta : BPFE Yogyakarta, 2011), halaman 155.
  • 7. 4 Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kompensasi adalah semua bentuk imbalan jasa atau balas jasa yang diberikan perusahaan sebagai penghargaan pada karyawan yang telah memberikan tenaga dan pikiran sebagai kontribusi dalam mewujudkan tujuan perusahaan sebagai imbalan balik dari pekerjaan mereka. Menurut Anwar Mangkunegara (2011:84) ada 5 faktor yang mempengaruhi kompensasi, di antaranya adalah: 1. Faktor Pemerintah Peraturan pemerintah yang berhubungan dengan penentuan standar gaji minimal, pajak penghasilan, penetapan harga bahan baku, biaya transportasi, inflasi maupun devaluasi sangat mempengaruhi perusahaan dalam menentukan kebijakan kompensasi pegawai. 2. Penawaran Bersama antara Perusahaan dan Pegawai Kebijakan dalam menentukan kompensasi dapat dipengaruhi pula pada saat terjadinya tawar menawar mengenai besarnya upah yang harus diberikan oleh perusahaan kepada pegawainya. 3. Standar dan Biaya Hidup Pegawai Kebijakan kompensasi perlu mempertimbangkan standar dan biaya hidup minimal pegawai.Hal ini karena kebutuhan dasar pegawai harus terpenuhi. Dengan terpenuhinya kebutuhan dasar dan keluarganya, maka pegawai akan merasa aman. Terpenuhinya kebutuhan dasar dan rasa aman pegawai akan memungkinkan pegawai dapat bekerja dengan penuh motivasi untuk mencapai tujuan perusahaan. banyak peneliti menunjukan bahwa ada korelasi tingggi antara motivasi kerja pegawai dan prestasi kerjanya, ada korelasi positif antara motivasi kerja dengan tujuan pencapaian perusahaan. 4. Ukuran Perbandingan Upah Kebijakan dalam menentukan kompensasi dipengaruhi pula oleh ukuran besar kecilnya perusahaan, tingkat pendidikan pegawai, masa kerja pegawai.Artinya, perbandingan tingkat upah pegawai perlu memperhatikan tingkat pendidikan, masa kerja, dan ukuran perusahaan. 5. Permintaan dan Persediaan
  • 8. 5 Dalam menentukan kebijakan kompensasi pegawai perlu mempertimbangkan tingkat persediaan dan permintaan pasar. Artinya, kondisi pasar saat itu perlu dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan tingkat upah pegawai. 2.2 Tunjuan Kompensasi Kompensasi mempunyai berbagai tujuan, yang mungkin saling bertentangan dan mengandung permasalahan “trade offs”. Sebgai contoh, untuk mempertahankan karyawan dan menjamin keadilan, analis pengupahan dan penggajian harus membayar kompensasi yang sama besarnya untuk pekerjaan- pekerjaan sejenis. Tetapi bagian penarikan mungkin ingin menawarkan gaji yang lebih tinggi untuk memperoleh seorang pelamar yang “qualified”. Dalam kasus ini, manajer personalia menghadapi “trade-offs” antara sasaran penarikan dan sasaran konsistensi. Secara terinci, tujuan-tujuan yang hendak dicapai melalui adminisrasi kompensasi dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Memperoleh Personalia Yang Qualified Kompensasi perlu ditetapkan cukup tinggi untuk menarik pada pelamar. Karena perusahaan-perusahaan bersaing dalam pasar tenaga kerja, tingkat pengupahan harus sesuai dengan kondisi suplai dan permintaan tenaga kerja. Kadang-kadang tingkat gaji yang relatif tinggi diperlukan untuk menarik para pelamar cakap yang sudah bekerja diberbagai perusahaan lain. 2. Mempertahankan Para Karyawan Yang Ada Sekarang Bila tingkat kompensasi tidak kompetitif, niscaya banyak karyawan yang baik akan keluar. Untuk mencegah perputaran karyawan, pengupahan harus dijaga agar tetap kompetitif dengan perusahaan-perusahaan lain. 3. Menjamin Keadilan Pengupahan dan penggajian berusaha untuk memenuhi prinsip keadilan. Keadilan atau konsistensi internal dan eksternal sangat penting diperhatikan dalam penentuan tingkat kompensasi. 4. Menghargai Perilaku Yang Diinginkan
  • 9. 6 Kompensasi hendaknya mendorong perilaku-perilaku yang diinginkan. Prestasi kerja yang baik, pengalaman, kesetiaan, tanggung-jawab baru dan perilaku-perilaku lain dapat dihargai melalui rencana kompensasi yang efektif. 5. Mengendalikan Biaya-biaya Suatu program kompensasi yang rasional membantu organisasi untuk mendapatkan dan mempertahankan sumber daya manusianya pada tingkat biaya yang layak. Tanpa struktur pengupahan dan penggajian sistematik organisasi dapat membayar kutang (underpay) atau lebih (overpay) kepada para karyawan. 6. Memenuhi Peraturan-peraturan Legal Seperti aspek-aspek manajemen personalia lainnya, kompensasi menghadapi batasan-batasan legal. Program kompenasai yang baik memperhatikan kendala-kendala tersebut dan memenuhi semua peraturan pemerintah yang mengatur kompensasi karyawan. Tujuan-tujuan kompensasi di atas bukan merupakan, aturan-aturan, tetapi lebih sebagai pedoman-pedoman. Semakin padu dengan pedoman-pedoman itu, pengupahan dan penggajian akan semakin efektif. Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, bagian kompensasi perlu mengevaluasi setiap pekerjaan, melakukan survei pengupahan dan penggajian dan menetapkan harga setiap pekerjaan. Melalui langkah-langkah ini, tingkat kompensasi yang tepat untuk masing-masing pekerjaan dapat ditentukan. Asas Kompensasi Asas –asas yang penting untuk diterapkan dalam pemberian kompensasi : a. Asas Keadilan: adanya konsistensi imbalan bagi para karyawan yang melakukan tugas dengan bobot yang sama. Kompensasi yang baik harus seminimal mungkin mengurangi keluhan atau ketidakpuasan yang timbul dari karyawan. Asas keadilan akan menciptakan suasana kerja sama yang baik,motivasi kerja,disiplin, loyalitas,dan stabilitas karyawan yang lebih baik.
  • 10. 7 b. Asas Kelayakan dan Kewajaran. Kompensasi yang diterima karyawan harus dapat memenuhi kebutuhan dirinya beserta keluarganya, pada tingkatan yang layak dan wajar. 2.3 Tantangan-tantangan Yang Mempengaruhi Kebijaksanaan Kompensasi Penentuan besarnya kompensasi dipengaruhi oleh beberapa tantangan. Implikasi ketergantungan ini bisa memaksa departemen personalia untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian lebih lanjut terhadap kebijaksanaan kompensasi perusahaan. Di antara tantangan-tantangan tersebut adalah : 1. Suplai Dan Permintaan Tenaga Kerja Beberapa jenis pekerjaan mungkin harus dibayar lebih tinggi daripada yang ditunjukan oleh nilai relatipnya karena desakan kondisi pasar. Sebagai contoh, pada tahun 1970-an, kelangkaan tenaga akuntan menyebabkan perusahaan harus memberikan tunjangan kelangkaan di samping kompensasi dasar untuk memperoleh tenaga kerja akuntan. 2. Serikat Karyawan Lemah atau kuatnya serikat karyawan mencerminkan kemampuan organisasi karyawan tersebut untuk menggunakan kekuatan pengaruh mereka pada penentuan tingkat kompensasi. Semakin kuat kekuatan serikat, berarti semakin kuat posisi perundingan karyawan dalam penetapan tingkat upah mereka. 3. Produktivitas Perusahaan harus memperoleh laba untuk menjaga kelangsungan hidup dan tumbuh. Tanpa hal ini, perusahaan tidak akan bisa lagi bersaing. Oleh karena itu, perusahaan tidak dapat membayar para karyawannya melebihi kontribusi mereka kepada perusahaan melalui produktivitas mereka. Bila ini terjadi (bisa terjadi karena kelangkaan atau kekuatan serikat karyawan) perusahaan biasanya merancang kembali pekerjaan-pekerjaan, melatih para karyawan baru untuk menaikkan suplai, atau melakukan otomatisasi. 4. Kesediaan Untuk Membayar
  • 11. 8 Bukan merupakan suatu pernyataan yang berlebihan bahwa perusahaan sebenarnya ingin membayar kompensasi secara adil dan layak. Oleh karena itu, perusahaan juga merasa bahwa para karyawan seharusnya melakukan pekerjaan sesuai dengan upah yang mereka terima. Manajemen perlu mendorong para karyawan untuk meningkatkan produktivitas mereka agar kompensasi yang lebih tinggi dapat dibayarkan. 5. Kemampuan Untuk Membayar Tanpa memperhatikan semua faktor lainnya, dalam jangka panjang, realisasi pemberian kompensasi tergantung pada kemampuan membayar perusahaan. Seperti telah disebutkan di atas, kemampuan membayar tergantung pada pendapatan dan laba yang diraih, dimana hal ini dipengaruhi oleh produktivitas karyawan yang tercermin dalam biaya tenaga kerja. 6. Berbagai Kebijaksanaan Pengupahan dan Penggajian Hampir semua organisasi mempunyai kebijaksanaan-kebijaksanaan yang mempengaruhi pengupahan dan penggajian. Salah satu kebijaksanaan yang umum adalah memberikan kenaikan gaji atau upah yang sama besarnya kepada para karyawan anggota serikat buruh maupun karyawan yang bukan merupakan anggota serikat. Banyak perusahaan mempunyai kebijaksanaan pembayaran bonys (premium) di atas upah dasar untuk meminimumkan perputaran karyawan atau untuk menarik para karyawan terbaik. Perusahaan-perusahaan lain mungkin juga menetapkan kenaikan kompensasi secara otomatis bila indeks biaya hidup naik (KHL). 7. Kendala-kendala Pemerintah Tekanan-tekanan eksternal dari pemerintah dengan segala peraturannya memperngaruhi penetapan kompensaso perusahaan. Peraturan upah minimum, upah kerja lembur, dan pembatasan umur untuk tenaga kerja anak-anak merupakan beberapa contoh kendala kebijaksanaan kompensasi yang berasal dari pemerintah. Keadilan dan Kompensasi Perusahaan harus memperhatikan prinsip keadilan dalam penetapan kebijaksanaan kompensasinya. Bila seorang karyawan menerima kompensasi dari
  • 12. 9 perusahaan, persepsi keadilan dipengaruhi oleh dua faktor : 1. Ratio kompensasi dengan masukan-masukan (inputs) seseorang yang berupa tenaga, pendidikan, pengalaman, latihan, daya tahan dan sebagainya, dan 2. Perbandingan ratio tersebut dengan ratio-ratio yang diterima orang-orang lain dengan siapa kontak langsung selalu terjadi. Keadilan biasanya ada bila seorang karyawan memandang ratio penghasilannya terhadap masukan-masukan adalah seimbang, baik secara internal maupun dalam hubungannya dengan karyawan-karyawan lain. Keadilan atau konsistensi interval berarti bahwa besatnya kompensasi harus dikaitkan dengan nilai relatif pekerjaan- pekerjaan. Dengan kata lain, pekerjaan-pekerjaan sejenis memperoleh pembayaran yang sama. Sedangkan keadilan atau konsistensi eksternal menyangkut pembayaran kepada para karyawan pada tingkat yang layak atau sama dengan pembayaran yang diterima para karyawan pada tingkat yang layak atau sama dengan pembayaran yang diterima para karyawan yang serupa di perusahaan-perusahaan lain. Ketidakpuasan sebagian besar karyawan terhadap besarnya kompensasi sering diakibatkan adanya perasaan tidak diperlakukan dengan adil dan layak dalam pembayaran mereka. Pada umumnya karyawan akan menerima perbedaan-pernedaan kompensasi yang berdasarkan pada perbedaan tanggungjawab, kemampuan, pengetahuan, produktivitas, atau kegiatan-kegiatan manajerial. Perbedaan pembayaran atas dasar ras, kelompok etnis, atau jenis kelamin, dilarang oleh hukum dan kebijaksanaan umum. 2.4 Proses Kompensasi Proses kompensasi adalah suatu jaringan bebagai subproses yang kompleks dengan maksud untuk memberikan balas jasa kepada karyawan bagi pelaksanaan pekerjaan dan untuk memotivasi mereka agar mencapai tingkat prestasi kerja yang diinginkan. Diantara komponen-komponen proses ini adalah pembayaran upah dan gaji dan pemberian kompensasi pelengkap, seperti pembayaran asuransi, cuti, sakit dan sebagainya. Berbagai peralatan, sistem dan kebijaksanaan secara khusus digunakan untuk mempermudah adminisrasi proses kompleks it. Di antara sarana-sarana tersebut adalah analisis pekerjaan, evaluasi pekerjaan, survei pengupahan dan
  • 13. 10 penggajian, rencana-rencana kompensasi variabel, penilaian prestasi kerja, dan banyak kebijaksanaan yang menyangkut tingkat dan administrasi upah dan benefit. Pada umumnya pembayaran upah dalam organisasi ditentukan oleh aliran kegiatan-kegiatan yang mencakup analisis pekerjaan, penulisan deskripsi pekerjaan, evaluasi pekerjaan, survei upah dan gaji, analisis masalah-masalah organisasional yang relevan, penentuan “harga” pekerjaan (yang harus melebihi aturan upah minimum), penetapan aturan-aturan administrasi pengupahan, dan akhirnya, pembayaran upah kepada para karyawan. 2.4.1 Tahapan Menentukan Kompensasi Tujuan manajemen kompensasi bukanlah membuat berbagai aturan dan hanya memberi petunjuk saja. Namun, semangkin banyak tujuan perusahaan dan tujuan pemberian kompensasi juga harus diikuti dengan semangkin efektif administrasi penggajian dan pengupahan. Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut,perlu diikuti tahapan-tahapan manajemen kompensasi seperti berikut: Tahap 1 : mengevaluasi tiap pekerjaan, dengan menggunakan imformasi analisis pekerjaan. Untuk menjamin keadilan internal yang didasarkan pada nilai relative setiap pekerjaan. Tahap 2 : melakukan usrvei dan upah dan gaji untuk menentukan kradilan eksternal yang didasarkan pada upah pembeyaran di pasar kerja. Tahapan 3: menilai harga tiap pekerjaan untuk menentukan pembeyaran upah yang didasarkan pada keadialan internal dan eksternal. Berikut sistem – sistem kompensasi : • Sistem Waktu – Kompensasi ditetapkan berdasarkan standar waktu seperti jam, minggu, atau bulan • Kebaikan : mudah & besarnya tetap • Kelemahan : pekerja malas juga dibayar sama • Sistem Hasil (Output) – Kompensasi ditetapkan berdasarkan unit yang dihasilkan pekerja seperti per potong, liter, kilogram • Kebaikan : memotivasi karyawan, adil • Kelemahan : kualitas barang sering diabaikan
  • 14. 11 • Sistem Borongan – Suatu cara pengupahan yang penetapan besarnya jasa didasarkan atas volume pekerjaan dan lama mengerjakannya • Besar/Kecil kompensasi tergantung pada kecermatan kalkulasi yg dilakukan 2.4.2 Survei Benchmarking Survei upah atau benchmarking bertujuan untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat penggajian dan kompensasi dipasaran dan tentang sistim yang digunakan secara umum agar policy dikeluarkan secara tepat. Data- data yang dicari dalam survei : • Kebijakan pokok yang berlaku • Teknik yang digunakan dalam penentuan tingkat upah • Nilai uang pada gaji pokok, tunjangan, fasilitas dan komponen upah dari jabatan tertentu yang dijadikan sebagai patokan (benchmarking) • Komponen imbalan yang non financial • Rencana perusahaan beberapa tahun mendatang Survei Benchmarking berfungsi : • Melihat atau mengetahui tingkat penggajian di”market”, apakah kompetitif atau belum. • Mengadakan penyesuaian diperusahaan. • Meng-hindari karyawan di-highjack / dibajak oleh perusahaan lain. • Alat untuk memotivasi karyawan. • Ukuran untuk meninjau kenaikan / peninjauan upah.
  • 15. 12 Pelaksanaan salary survey dapat dilakukan oleh perusahaan sendiri, konsultan khusus survey upah, ataupun bergabung dengan perusahaan lain. Tahapan – tahapan mengikuti salary survey : • Tahap kordinasi antar perusahaan peserta. • Tahap persiapan • Pengumpulan dan proses data • Menggunakan data survey Hasil yang akan didapatkan dalam survey upah adalah Upah dalam rupiah / total cash per bulan, upah dalam bentuk barang/natura, dan total remuneration (kas + natura). 2.5 Komponen – komponen Kompensasi Tujuan umum pemberian kompensasi adalah untuk menarik, mempertahankan, dan memotivasi karyawan. Konfensasi finansial langsung terdiri dari bayaran yang diterima seseorang dalam bentuk upah, gaji, komisi, dan bonus. Kompensasi finansial tidak langsung (tunjangan) meliiputi seluruh imbalan finansial yang tidak termasuk dalam kompensasi finansial langsung. Kompensasi jenis ini meliputi beragam imbalan yang biasanya diterima secara tidak langsung oleh karyawan. Kompensasi nonfinansial meliputi kepuasan yang diterima
  • 16. 13 seseorang dari pekerjaan itu sendiri atau dari lingkungan psikologis dan/atau fisik tempat orang tersebut bekerja. Aspek kompensasi nonfinasial tersebut mencakup faktor-faktor psikologis dan fisik dalam lingkungan kerja perusahaan. Bentuk-bentuk kompensasi individual menurut Mondy (2005) dapat dilihat pada gambar dibawah ini: 2.5.1 Keadilan Dalam Kompensasi Finansial Menurut Mondy (2005) teori keadilan (equity theory) adalah teori motivasi yang menyatakan bahwa seseorang menilai kinerja dan sikapnya dengan cara membandingkan kontribusinya pada pekerjaan dan keuntungan yang diperoleh dari kontribusi tersebut dengan kontribusi dan keuntungan orang lain yang sebanding, yang ia pilih-serta yang dalam kenyataannya bisa menyerupai atau tidak menyerupai mereka. Teori tersebut dikembangkan dari teori perbandingan sosial (social comparison theory), teori yang menyatakan bahwa orang-orang harus menilai dan mengetahui tingkat kinerja mereka dan ketepatan sikap mereka dalam sebuah situasi. Karena kurangnya ukuran-ukuran objektif untuk menilai kinerja atau sikap yang tepat, orang membandingkan kinerja dan sikap mereka dengan kinerja dan sikap orang lain. Teori keadilan lebih jauh menyatakan bahwa seseorang termotivasi secara proporsional terhadap persepsi keadilan atas imbalan KOMPENSASI FINANSIAL NON FINANSIAL Langsung Upah Gaji Komisi Bonus Pekerjaan Variasi keterampilan Identitas tugas Tugas penting Otonomi Feedback Tidak langsung / benefit Wajib: Jaminan social Kompensasi pengangguran Kompensasi pekerja Cuti keluarga & sakit Lingkungan pekerjaan Kebijakan Pekerja kompeten Rekan kerja yang cocok Simbol status yang diharapkan Kondisi kerjaTidak wajib: Bayaran untuk waktu tidak bekerja Perawatan kesehatan Asuransi jiwa Rencana pensiun Rancangan opsi saham karyawan Tunjangan pengangguran Pelayanan pekerja Pembayaran premium Program manfaat Fleksibilat Tempat Kerja Flekxi time Minggu kerja dipadatkan Sharing pekerjaan Kompensasi fleksibel Komunikasi jarak jauh Kerja paruh waktu Pensiun yg
  • 17. 14 yang diterima untuk sejumlah usaha tertentu dibandingkan dengan apa yang diterima orang lain. Menurut teori keadilan, orang-orang termotivasi untuk mengurangi setiap keadilan yang dipersepsikan. Mereka berusaha membuat rasio hasil terhadap input sebanding. Ketika ketidakadilan terjadi, orang yang membuat perbandingan berusaha untuk membuat rasio tersebut sebanding dengan mengubah hasil maupun inputnya. Pemahaman akan teori keadilan sangatlah penting karena teori tersebut terkait dengan kompensasi. Organisasi harus menarik, memotivasi dan mempertahankan karyawan-karyawan yang kompeten.Karena sistem kompensasi finansial pada sebuah perusahaan memainkan peran besar dalam mencapai tujuan- tujuan tersebut, organisasi harus mengupayakan adanya keadilan. Keadilan finansial (finansial equity) diartikan sebagai sebuah persepsi perlakuan pembayaran yang adil bagi para karyawan.sebagaimana akan terlihat, perusahaan dan masing-masing individu memandang keadilan dari beberapa sudut pandang. idealnya, kompensasi akan adil bagi senua pihak terkait, dan karyawan akan memersepsikannya demikian. namun, tujuan ini sangatkah sulit dipahami karena faktor-faktor nonfinansial bisa mengubah persepsi seseorang mengenai keadilan. Keadilan dalam kompensasi ada empat macam, yaitu keadilan eksternal, keadilan internal, keadilan karyawan dan keadilan tim. Keadilan eksternal (external equity) terwujud ketika karyawan sebuah perusahaan menerima bayaran yang sebanding dengan karyawan yang melakukan pekerjaan yang serupa di perusahaan lain. survei kompensasi membantu organisasi dalam dalam menentukan sejauh mana terwujud keadilan eksternal. Keadilan internal (internal equity) terwujud ketika karyawan menerima bayaran menurut nilai relative pekerjaannya dalam organisasi yang sama. evaluasi kerja merupakan alat utama untuk menentukan keadilan internal. sebagian besar karyawan peduli pada keadilan bayaran internal dan eksternal. dari perspektif hubungan kayawan, keadilan bayaran internal lebih penting karena karyawan memiliki lebih banyak informasi mengenai masalah-masalah bayaran dalam organisasinya sendiri dan karyawan menggunakan informasi tersebut untuk membentuk persepsi mengenai keadilan. di sisi lain, organisasi harus kompetitif
  • 18. 15 dalam pasar tenaga kerja agar dapat terus berjalan. dalam lingkungan yang kompetitif, terutama pada situasi tingginya permintaan akan karyawan, jelaslah bahwa keadilan eksternal merupakan hal yang sangat penting. Keadilan karyawan (employee equity) terwujud ketika individu yang menjalankan yang serupa pada perusahaan yang sama menerima bayaran menurut faktor-faktor khusus pada diri karyawan, seperti tingkat kerja atau senioritas. Misalnya dua orang akuntan dalam perusahaan yang sama menjalankan pekerjaan yang serupa dan salah satu dari kedua akuntan tersebut jelas memiliki kinerja yang lebih baik. Jika kedua karyawan tersebut menerima bayaran yang sama, keadilan karyawan tidak terwujud. Karyawan yang lebih produktif mungkin merasa tidak senang. Keadilan tim (team equity) terwujud ketika tim diberi imbalan berdasarkan produktivitas kelompoknya. Namun, mencapai keadilan bisa menjadimasalah saat menyentuh masalah insentif tim. Juka seluruh anggota tim berkontribusi sama, hal itu tidak menjadi masalah. Namun hal itu biasanya tidak terjadi jika anggota tim yang lebih produktif bisa menutupi anggota lain yang hanya bermalas-malasan. Tingkat kinerja untuk tim, sebagaimana untuk individu, bisa ditentukan melalui sistem penilaian kinerja. 2.5.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Kompensasi Finansial Individu Dalam menentukan kompensasi matrial individu ada banyak faktor yang menjadi bahan pertimbangan, baik dari lingkungan internal maupun eksternal perusaahaan. Menurut Mondy (2005) faktor-faktor yang menentukan kompensasi finansial individu adalah: 1. organisasi, 2. pasar tenaga kerja 3. pekerjaan/jabatan 4. pekerja Faktor-faktor tersebut apabila digambarkan maka dapat dilihat pada gambar berikut ini.
  • 19. 16 2.5.3 Organisasi Sebagai Penentu Kompensasi Finansial Para manajer cenderung memandang kompensasi finansial, baik sebagai beban maupun aset. Dikatakan sebagai beban karena kompensasi finansial mencerminkan biaya tenaga kerja. Namun, kompensasi finansial jelas merupakan asset ketika hal tersebut membantu dalam perekrutan dan penarikan orang-orang yang berkompeten.Serta mendorong mereka untuk bekerja sebaik mungkin dan bertahan pada perusahaannya. Perusahaan yang memberi bayaran yang cukup tinggi dapat menarik banyak pelamar sehingga memungkinkan manajemen untuk mengambil dan memilih keterampilan dan sifat yang dianggap penting. Perusahaan tersebut mempertahankan karyawan yang berkualitas itu dengan membagi hasil kesuksesan finansialnya secara adil, tidak hanya diantara tim manajemen, namun juga dengan para karyawan “biasa”. Program kompensasi mendapatkan perhatian dari manajemen puncak karena program tersebut berpotensi memengaruhi sikap dan perilaku kerja karyawan yang menghasilkan perbaikan kinerja organisasi dan implementasi rencana strategis perusahaan. Salah satu faktor yang menjadi bahan pertimbangan dalam penentuan besarnya kompensasi adalah organisasi dimana tenaga kerja bekerja. Menurut Organisasi - Kebijakan kompensasi - Politik organisasi - Kemampuan membayar Job Pekerja - Kinerja - Senioritas - Experience - Keanggotaan dalam organisasi - Potensi - Pengaruh politik - Keberuntungan Pasar Tenaga Kerja - Survei kompensasi - Biaya hidup - Serikat pekerja - Sosial - Ekonomi - Hukum Pekerjaan - Job analisis - Job description - Job evaluation - Job pricing - Collective bargaining Individual Financial Compensation
  • 20. 17 Mondy (2005), faktor penentu kompensasi yang berasal dari dalam organisasi itu sendiri adalah kebijakan kompensasi, tingkatan organisasi, politik organisasi, dan kemampuan untuk membayar dari organisasi itu sendiri. 1. Kebijakan Kompensasi. Kebijakan kompensasi memeberikan panduan umum untuk mengambil keputusan mengenai kompensasi. Sebagian karyawan mungkin memersepsikan kompensasi perusahaan mereka telah adil dan tidak memihak, namun sebagian lainnya mungkin memiliki pendapat yang berbeda. Akibat dari persepsi-persepsi tersebut bisa berpengaruh pada persepsi karyawan. Organisasi sering kali, secara format atau tidak, menciptakan kebijakan kompensasi yang menentukan apakah organisasi tersebut merupakan pemimpin dalam bayaran (pay leader), pengikut dalam bayaran (pay follower), ataukah berupaya mencapai posisi rata-rata di pasar tenaga kerja. 2. Politik Organisasi Politik organisasi berhubungan dengan level organisasi. Level organisasi di mana keputusan kompensasi yang diambil juga dapat mempengaruhi bayaran. Manajemen level atas sering kali mengambil keputusan- keputusan tersebut untuk memastikan konsisten. Namun, dalam beberapa kasus, ada baiknya pengambilan keputusan mengenai bayaran dilakukan pada lebel yang lebih rendah di mana informasi-informasi yang lebih baik mengenao kinerja karyawan mungkin tersedia. Di samping itu, tekanan keras untuk mempertahankan konsistensi dalam struktur bayaran. Semakin banyak organisasi yang membuat pengecualian hanya untuk alasan tersebut. 3. Survei kompensasi, analisis pekerjaan, evaluasi pekerjaan, dan tenaga kerja terkait dalam penentuan gaji pokok. Pertimbangan politis dapat mempengaruhi faktor-faktor ini dengan cara berikut: a. Manajer bisa membuat perusahaan mereka muncul untuk menjadi pay leader dengan mengadakan survei kepada organisasi-organisasi pay follower.
  • 21. 18 b. Sebuah pilihan perusahaan mengenai faktor kompensasi untuk rencana evaluasi pekerjaan dapat memanipulasi nilai pekerjaan tertentu. c. Manajer kadang-kadang sengaja mendistorsi peringkat penilaian kinerja. 4. Kemampuan untuk Membayar Kemampuan untuk membayar juga merupakan faktor penting dalam menentukan tingkat pembayaran. Perusahaan yang sukses secara finansial cenderung untuk memberikan pembayaran lebih tinggi. 2.5.4 Pasar Tenaga Kerja Sebagai Penentu Kompensasi Finansial Menurut Mondy (2005) karyawan finansial yang berada dalam wilayah geografis dimana karyawan direkrut membentuk pasar tenaga kerja.Dengan semakin banyaknya perusahaan bisnis, dunia telah menjadi pasar tenaga kerja.Pasar tenaga kerja global tumbuh sebagai determinan penting dalam kompensasi finansial bagi setiap individu. Bayaran untuk pekerjaan yang sama pada pasar tenaga kerja yang berbeda bisa sangat bervariasi. Para manajer kompensasi harus menyadari perbedaan-perbedaan tersebut agar dapat sukses dalam menentukan bayaran. Banyak karyawan memandang hal tersebut sebagai standar untuk menilai keadilan kompensasi perusahaan tempat mereka bekerja. a. Survei Kompensasi Survei kompensasi adalah alat untuk memperoleh data mengenai jumlah yang dibayar perusahaan-perusahaan lain untuk pekerjaan atau kelas pekerjaan tertentu dalam pasar tenaga kerja tertentu.Sebenarnya semua ahli dalam bidang kompensasi menggunakan survei kompensasi, baik secara langsung maupun tidak langsung.Survei tersebut bisa dibeli, dialihdayakan ke perusahaan konsultan, atau dilaksanakan oleh organisasi itu sendiri. Organisasi menggunakan survei karena terdapat dua alasan dasar, yaitu pertama adalah untuk mengidentifikasi posisi relatifnya terhadap pesaing yang dipilih dalam pasar tenaga kerja dan kedua adalah memberikan input dalam menyusun anggaran dan struktur kompensasi. Dari seluruh kriteria upah, harga pasar adalah standar terpenting dalam menentukan bayaran. Dalam lingkungan yang kompetitif, pasar menentukan nilai ekonomi, dan hal inilah yang menjadi faktor penting.
  • 22. 19 Kesulitan utama dalam melakukan kompensasi adalah menentukan pekerjaan yang sebanding .Survei yang menggunakan deskripsi pekerjaan singkat jauh kurang membantu dibanding survei yang memberikan deskripsi yang rinci dan komprehensif.Seiring dengan meluasnya ruang lingkup pekerjaan, kesulitan tersebut bertambah. Semakin lama semakin banyak karyawan menerima bayaran atas keahlian dan kompetensi yang dibawa kedalam pekerjaan,, alih-alih untuk melakukan pekerjaan itu sendiri. Dengan demikian level kompensasi harus disesuaikan dengan peran-peran yang lebih luas tersebut. b. Biaya Hidup Meskipun bukan merupakan masalah pada tahun-tahun terakhir, logika penggunaan biaya hidup sebagai determinan bayaran sangatlah sederhana dan masuk akal. Ketika harga-harga naik dari waktu ke waktu, sedangkan batarantidak mengalami peningkataan.Kenaikan bayaran harus kurang lebih ekuivalen dengan kenaikan biaya hidup jika seseorang ingin menjaga tingkat upah riilnya yang terdahulu. Orang-orang yang hidup dengan pendapatan tetap sangat menderita karena adanya inflasi. Namun, mereka tidak sendirian karena hampir semua karyawan juga menderita secara finansial.Karena menyadari masalah ini, beberapa perusahaan mengaitkan kenaikan bayaran dengan tingkat inflasi. Lebih jauh lagi dalam praktik yang patut dipertanyakan, beberapa organisasi mengorbankan bayaran prestasi untuk memberikan kenaikan berskala besar yang dirancang untuk menutupi akibat inflasi. c.Serikat Pekerja National Labor Relations Act (Wagner Act) menyatakan dukungan legislatif, dalam segala luas atas hak karywan untuk berorganisasi dan terlibat dalam perundingan bersama. Serikat pekerja biasanya lebih suka menentukan kompensasi melalui proses perundingan bersama. Sebuah kutipan dari Wagner Act menertapkan hal-hal wajib pada perundigan bersama antara pihak manajemen dengan serikat pekerja meliputi upah, jam kerja serta ketentuan dan persyaratan kerja lainnya. Hal-hal yang wajib ada dalam perundingan tersebut jelas memiliki dampak potensial yang besar terhadap keputusan-keputusan kompensasi. Ketika serikat pekerja menggunakan bayaran sebanding sebagai standar dalam membuat
  • 23. 20 permintaan kompensasi, pemberi kerja memerlukan data pasar tenaga kerja yang akurat. Ketika serikat pekerja menekankan pada biaya hidup, serikat tersebut bisa menekan manajemen untuk menyertakan biaya dana biaya hidup. Dana biaya hidup adalah klausul tambahan dalam kesepakatan kerja yang secara otomatis menaikkan upah begitu indeks biaya hidup dalam U.S. Bureau of Labour Statistic meningkat. Dana biaya hidup dalam kontrak serikat pekerja sudah tidak ada lagi karena kekuatan serikat pekerja telah dikurangi. d.Masyarakat Bisnis juga khawatir dengan praktek-praktek pembayaran perusahaan baru yang berlokasi di daerah mereka. Pertanyaan mereka umumnya menyangkut upah dan tingkat gaji perusahaan baru. e.Perekonomian Perekonomian sangat memengaruhi keputusan-keputusan kompensasi finansial. Sebagai contoh, perekonomian yang tertekan umumnya meningkatkan pasukan tenaga kerja dan hal ini menyebabkan turunnya harga pasar. Di sisi lain, perekonomian yang melonjak menciptakan daya saing yang lebih besar bagi karyawan dan harga tenaga kerja terdorong naik. Selain itu, biaya hidup biasanya meningkat ketika perekonomian tumbuh. f. Legislasi Hukum federal dan Negara bagian juga bisa memengaruhi jumlah kompensasi yang diterima seseorang. Equal Pay Act melarang pemberi kerja membayar karyawan berdasarkan gender sebaliknya jika kedua karyawan tersebut menjalankan pekerjaan yang pada dasarnya sama. Pemerintah negara-negara bagian dan wilayah juga memiliki hukum yang memengaruhi praktik-praktik kompensasi. Namun, fokus kita pada bagian berikut adalah pada legislasi federal yang memberikan cakupan luas dan secra spesifik berkenan dengan isu-isu kompensasi. 2.5.5 Pekerjaan Sebagai Penentu Kompensasi Finansial Organisasi membayar nilai yang melekat pada tugas, tanggung jawab, dan faktor-faktor tertentu yang terkait dengan pekerjaan, misalnya kondisi kerja.
  • 24. 21 Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan ketika pekerjaan sebagai penentu kompensasi finansial adalah: 1. Analisis jabatan/Job analisis Analisis jabatan merupakan proses sistematis untuk menentukan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan 2. Deskripsi jabatan/Job description Deskripsi jabatan mencerminkan fungsi penting pekerjaan, pekerjaan utama atau kebutuhan bisnis 3. Evaluasi jabatan/Job evaluation Evaluasi jabatan merupakan proses untuk menentukan nilai relatif suatu pekerjaan dalam hubungannya dengan pekerjaan yang lain 4. Harga jabatan/Job pricing Yaitu memberikan nilai uang atas hasil evaluasi jabatan 5. Perundingan kolektif/Collective bargaining Yaitu kesepakatan yang merupakan hasil perundingan antara manajemen dengan serikat pekerja. 2.5.6 Pekerja Sebagai Penentu Kompensasi Finansial Ada banyak faktor yang menjadi bahan pertimbangan dalam penentuan besarnya kompensasi yang berasal dari diri pekerja itu sendiri. Secara garis besar, menurut Mondy (2005), ada tujuh faktor, yaitu: senitoritas, pengalaman, keanggotaan organisasi, potensi, kekuatan politik, dan keberuntungan. 1. Kinerja Tingkat kinerja ini biasanya ditentukan melalui penilaian kinerja. Tujuan dari gaji berbasis kinerja adalah untuk meningkatkan produktivitas. 2. Senioritas Senioritas adalah lamanya seorang karyawan bekerja di perusahaan, divisi, departemen, atau pekerjaan. Meskipun manajemen umumnya memilih kinerja sebagai dasar utama untuk perubahan kompensasi, serikat pekerja cenderung lebih memilih senioritas. Mereka percaya bahwa penggunaan senioritas memberikan dasar obyektif dan adil untuk kenaikan gaji.
  • 25. 22 3. Pengalaman Orang-orang yang mengungkapkan kebanggaan pada pengalaman manajerial mereka selama bertahun-tahun dapat dibenarkan dalam pembelaan mereka, jika pengalaman mereka tersebut telah menguntungkan. 4. Keanggotaan dalam Organisasi Karyawan menerima kompensasi yang lebih tinggi hanya karena mereka sudah lebih lama menjadi anggota dari organisasi. Tujuan imbalan didasarkan pada keanggotaan organisasi adalah untuk menjaga tingkat stabilitas yang tinggi di dunia kerja dan untuk menghargai kesetiaannya. 5. Potensi Potensi tidak berguna jika tidak pernah terwujud. Namun, organisasi melakukan pembayaran beberapa individu berdasarkan potensi mereka, untuk menarik orang-orang muda berbakat agar bergabung dengan perusahaan. 6. Pengaruh Politik Untuk berbagai tingkat dalam bisnis, pemerintahan atau bukan, organisasi nirlaba atau politik dapat mempengaruhi keputusan pembayaran dan promosi yang berbeda-beda. 7. Keberuntungan Ketidaksengajaan seseorang dalam bekerja yang dinilai positif dalam menentukan tingginya kompensasi, atau secara kebetulan dia terpilih untuk menjadi karyawan yang berhak mendapat kompensasi tinggi. 2.5.7 Kompensasi Non Finansial Kompensasi nonfinansial meliputi kepuasan yang diterima seseorang dari pekerjaan itu sendiri atau dari lingkungan psikologis dan/atau fisik di mana orang tersebut bekerja. Komponen-komponen kompensasi nonfinansial meliputi: 1. Jabatan itu sendiri Teori Karakteristik Jabatan dikembangkan oleh J. Richard Hackman dan Greg Oldham. Menurut teori ini, para karyawan mengalami kompensasi intrinsik
  • 26. 23 jika dalam jabatan mereka secara signifikan terdapat lima dimensi jabatan inti, yaitu: ii. Variasi keterampilan iii. Identitas tugas iv. Signifikansi tugas v. Otonomi vi. Umpan balik Dimensi-dimensi jabatan 1.Variasi keterampilan (skill variety): Tingkat sejauh mana jabatan membutuhkan sejumlah aktivitas yang berbeda agar sukses. 2.Identitas tugas (task identity): Tingkat sejauh mana jabatan mencakup unit pekerjaan yang jelas dari awal hingga akhir. 3.Signifikansi tugas (task significance): Dampak yang ditimbulkan jabatan terhadap orang-orang lain sehingga karyawan bisa merasakan makna prestasi yang sesungguhnya. 4.Otonomi (Autonomy): Tingkat kebebasan dan tanggung jawab individual yang dimiliki para karyawan dalam menjalankan jabatan sehingga mereka merasa bertanggung jawab atas hasil kerja. 5.Umpan balik (feedback): Informasi yang diterima para karyawan mengenai seberapa baik mereka menjalankan jabatan. 2. Lingkungan kerja Menjalankan sebuah jabatan yang penuh tanggung jawab dan menantang di tempat yang jelek tidak akan menyenangkan bagi sebagian besar orang. Para karyawan bisa memperoleh kepuasan dari pekerjaan mereka melalui beberapa faktor nonfinansial berikut ini. – Kebijakan yang Baik – Manajer yang Berkemampuan – Karyawan yang Kompeten – Rekan Kerja yang Bersahabat – Simbol Status yang Pantas – Kondisi Kerja
  • 27. 24 Perusahaan harus menciptakan lingkungan kerja yang mencerminkan kebutuhan dan nilai dari tahap kehidupan para karyawan mereka.Tujuan utama mencapai keseimbangan kerja-kehidupan (work-life balance) adalah untuk meminimalkan stres. Para karyawan yang stres berusaha menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan pribadi. Bagi mereka waktu hampir sama pentingnya dengan uang, bahkan lebih penting bagi beberapa di antara mereka. Flexibilitas tempat kerja : • Flextime: Mengijinkan para karyawan untuk memilih jam kerja mereka sendiri, dalam batasan tertentu. • Minggu kerja dipadatkan: Mengijinkan para karyawan untuk bekerja dalam jumlah hari yang lebih sedikit dari lima hari kerja seminggu pada umumnya. • Pembagian pekerjaan (job sharing): Dua karyawan membagi tugas- tugas dalam satu jabatan menurut kesepakatan dan dibayar menurut kontribusi mereka. • Telecommuting: Karyawanbisa tetap tinggal di rumah dan menjalankan pekerjaan mereka menggunakan komputer dan alat-alat elektronik lainnya yang menghubungkan mereka dengan kantor mereka. • Kerja Paruh-Waktu • Lebih Banyak Kerja, Lebih Sedikit Jam: Variasi kerja paruh-waktu di mana para karyawan menerima bayaran purna-waktu dan menghasilkan lebih banyak dalam jam yang lebih sedikit. Contoh felxtime : Waktu Fleksibel Waktu Fleksibel Waktu Fleksibel (Makan Siang) Waktu Inti Waktu Inti 06.00 09.00 Tengah Hari 18.0015.00 Bandwidth
  • 28. 25 Kompensasi nonfinansial diupayakan untuk mewujudkan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan yang menghasilkan kehidupan yang lebih menyenangkan bagi para karyawan. Kompensasi Non finansial dalam program kompensasi total : Kompensasi Finansial Langsung Tidak Langsung (Tunjangan) Nonfinansial Jabatan Variasi Keterampilan Identitas Tugas Signifikansi Tugas Otonomi Umpan Balik Lingkungan Kerja Kebijakan yang Baik Manajer yang Berkemampuan Karyawan yang Kompeten Rekan Kerja yang Bersahabat Simbol Status yang Pantas Kondisi Kerja Fleksibilitas Tempat Kerja Flextime Minggu Kerja Dipadatkan Pembagian Jabatan Telecommuting Kerja Paruh-Waktu Lebih Banyak Kerja, Lebih Sedikit Jam LINGKUNGAN INTERNAL LINGKUNGAN EKSTERNAL
  • 29. 26 BAB 3 PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Dalam manajemen kompensasi terdapat proses-proses yang dilakukan agar didapatkan sistem manajemen yang sesuai dengan keadaan perusahaan. Manajemen kompensasi tidak hanya memiliki tujuan membuat berbagai aturan dan hanya memberikan petunjuk saja. Namun, semakin banyak tujuan perusahaan dan tujuan pemberian kompensasi juga harus diikuti dengan semakin efektif manajemen penggajian dan pengupahan. Peusahaan manufaktur yang mempunyai strategi untuk memeriksa dan menerapkan praktik organisasi dan manajemen yang inovatif, mempunyai cara-cara dalam pengimplementasiannya seperti berikut ini: 1. Pekerjaan individual dan deskripsi pekerjaan diubah menjadi pendekatan tim kerja 2. Melaksanakan pengaturan kualitas pekerja 3. Program imbalan kerja berbasis kinerja Selain organisasi sebagai penentu kebijakan kompensasi, karyawan sendiri juga akan menentukan berapa kompensasi yang akan didapat sesuai dengan kinerja yang mereka tunjukkan. Program tersebut telah membuat perusahaan meningkatkan keterampilan pekerja dan peningkatan produktivitas. Dalam proses penerapan program baru tersebut, manajemen perusahaan mengalami kesulitan-kesulitan namun kesulitan tersebut tidak menjadikan program tersebut tersendat atau bahkan gagal. Keselitan tersebut yaitu: 1. Para spesialis SDM dan manager produksi menghabiskan banyak waktu untuk mengadakan pertemuan dengan para pekerja dalam proses yang digunakan untuk menilai kompensasi mereka. 2. Dukungan pelatihan yang ekstensif harus diimplementasikan sehingga karyawan dapat mengembangkan penguasaan ekstra dari blok keterampilan lain. 3. Persoalan koordinasi dan administrasi program juga harus diselesaikan.
  • 30. DAFTAR PUSTAKA Handoko, Hani. 2012. Manajemen Personalia & Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA https://www.academia.edu/9242915/MAKALAH_KOMPENSASI diakses tanggal 20 Januari 2018 pukul 21.09 WIB