SlideShare a Scribd company logo
1 of 78
Download to read offline
KESEHATAN REPRODUKSI DAN SEKSUAL
BAGI CALON PENGANTIN
Kementerian
Kesehatan RI
613.94
Ind
k
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
JAKARTA, 2015
Kementerian Kesehatan RI, 2015.
Cetak Ulang I : 2011
Cetak Ulang II : 2014
Cetak Ulang III : 2015
KESEHATAN REPRODUKSI DAN SEKSUAL
BAGI CALON PENGANTIN
Kementerian
Kesehatan RI
613.94
Ind
k
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
JAKARTA
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena buku saku
”Kesehatan Reproduksi dan Seksual bagi Calon Pengantin” telah
selesai disusun. Buku saku ini merupakan hasil kerjasama dengan
lintas sektor dan lintas program terkait.
Buku saku ini dibuat berdasarkan fakta di lapangan, bahwa belum
adanya buku saku tentang kesehatan reproduksi dan seksual bagi
calon pengantin yang disediakan di fasilitas kesehatan. Ucapan
terimakasih kepada dr. Suryono, SpOG beserta tim dari POGI Pusat
sebagai konsultan dalam penerbitan buku saku ini. Diharapkan buku
saku ini dapat dimafaatkan secara optimal sehingga calon pengantin
mendapatkan informasi yang dibutuhkan tentang kesehatan
reproduksi dan seksual sebelum memasuki jenjang pernikahan.
Kami menyadari bahwa buku saku ini masih perlu disempurnakan.
Oleh karena itu, segala masukan untuk meningkatkan mutu buku
dan pelayanan kesehatan reproduksi terpadu, sangat kami hargai
dan harapkan.
Jakarta, 30 Oktober 2009
Direktur Bina Kesehatan Ibu,
Dr. Sri Hermiyanti,MSc
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
BAB 1. FILOSOFI PERNIKAHAN 8
BAB 2. INFORMASI PRA NIKAH 10
A. Kesehatan Reproduksi 10
B. Hak Reproduksi dan Seksual 12
C. Organ Reproduksi 15
C.1. Organ Reproduksi Perempuan 15
C.2. Organ Reproduksi laki-laki 18
D. Persiapan Pranikah 20
D.1. Persiapan Fisik 20
D.2. Persiapan Gizi 20
D.3. Status Imunisasi TT 20
D.4. Menjaga kebersihan Organ Reproduksi 21
BAB 3.
KETIDAKSETARAAN GENDER DALAM PERNIKAHAN 22
A. Kekerasan Dalam RumahTangga (KDRT) 22
B. Bentuk Ketidaksetaraan Gender Dalam Rumah Tangga 24
3
BAB 4.
INFORMASI TENTANG KEHAMILAN, PENCEGAHAN
KOMPLIKASI, PERSALINAN DAN PASCA SALIN 26
A.Kehamilan 26
A.1. Menunda Kehamilan dengan Kontrasepsi
yang Tepat 27
A.2. Tanda-tanda Kehamilan 28
A.3. Cara Menghitung Usia Kehamilan 29
A.4. Memeriksa Kehamilan 30
A.5. Proses Kehamilan 32
A.6. Menjaga Kehamilan 34
A.7. Nutrisi Makanan Ibu Hamil 36
A.8. Kehamilan dan Persalinan Berisiko 38
A.9. Tanda Bahaya Kehamilan 40
A.10. Kesehatan Jiwa Ibu Hamil 42
B.Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) 44
B.1. Stiker P4K 44
B.2. Buku KIA 45
C.Persalinan 46
C.1. Tanda-Tanda Persalinan 46
C.2. Persalinan Ditolong Oleh Tenaga Kesehatan 47
D.Perawatan Pasca Persalinan 48
E.Pemberian ASI 50
E.1. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) 50
E.2. Manfaat Pemberian ASI 51
4
BAB 5.
INFORMASI TENTANG INFEKSI MENULAR SEKSUAL,
INFEKSI SALURAN REPRODUKSI SERTA HIV DAN AIDS
52
A.Infeksi Menular Seksual 52
A.1.Gejala Infeksi Menular Seksual 52
A.2. Jenis IMS yang Sering Dijumpai 53
A.3. Tindakan Jika Terinfeksi IMS 55
A.4. IMS : Gerbang Menuju HIV dan AIDS 56
B.Infeksi Saluran Reproduksi 57
C.HIV dan AIDS 60
C.1. Penularan HIV 60
C.2. Gejala HIV : Tidak Menunjukan Gejala Sama Sekali 62
D. Cegah penularan IMS dan HIV 63
BAB 6.
INFORMASI TENTANG DETEKSI DINI KANKER LEHER
RAHIM DAN KANKER PAYUDARA 64
A.Kanker Leher Rahim 64
A.1. Faktor Risiko Kanker Leher Rahim 65
A.2. Tanda-tanda Kanker Leher Rahim 65
A.3. Deteksi Dini Kanker Leher Rahim 66
B.SADARI : perikSA payuDAra SendiRI 68
B.1. Faktor Risiko Kanker Payudara 68
B.2. Deteksi Dini Kanker Payudara Dengan SADARI 68
B.3. Melakukan SADARI 69
5
BAB 7.
INFORMASI TENTANG GANGGUAN DALAM KEHIDUPAN
SEKSUAL SUAMI ISTRI 70
A.Gangguan Seksual pada Perempuan 71
B.Gangguan Seksual pada Laki-laki 71
C.Mencegah Gangguan Seksual 72
BAB 8. MITOS PADA PERKAWINAN 73
6
7
BAB 1.
FILOSOFI PENIKAHAN
Akad/janji nikah yang diucapkan atas nama Tuhan Yang Maha
Esa yang merupakan awal dari kesepakatan bagi calon
pengantin untuk saling memberi ketenangan (sakinah)
dengan mengembangkan hubungan atas dasar saling cinta
dan kasih (mawaddah wa rahmah).
Penyebutan nama Tuhan Yang Maha Esa dalam akad / janji
pernikahan berarti bahwa disamping saling bertanggungjawab
antara satu dengan yang lain, suami isteri juga
bertanggungjawab pada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
yang dilakukan dalam peran dan fungsi mereka sebagai
suami isteri.
8
9
“ Rahasia menjadi
pasangan suami istri
yang bahagia
sesungguhnya tidak
pernah dapat diajarkan,
tetapi belajar dari
pengalaman.”
BAB 2.
INFORMASI PRA NIKAH
Dalam melakukan
peran mereka sebagai
pasangan, seorang
suami dan istri
haruslah memiliki
kesehatan lahir dan batin yang baik. Salah satu indikasi
bahwa calon pengantin yang sehat adalah bahwa kesehatan
reproduksinya berada pada kondisi yang baik.
Kesehatan reproduksi adalah keadaan yang menunjukkan
kondisi kesehatan fisik, mental, dan sosial seseorang
dihubungkan dengan fungsi dan proses reproduksinya
termasuk di dalamnya tidak memiliki penyakit atau kelainan
yang mempengaruhi kegiatan reproduksi tersebut.
Dalam kesehatan reproduksi pembagian peran sosial
perempuan dan laki-laki mempunyai pengaruh besar terhadap
kesehatan perempuan dan laki-laki.
Peran sosial laki-laki dan perempuan itu semakin dirasakan
dalam kesehatan reproduksi.
Masalah kesehatan reproduksi dapat terjadi sepanjang siklus
hidup manusia, misalnya masalah pergaulan bebas pada
remaja, kehamilan remaja, aborsi yang tidak aman, kurangnya
informasi tentang kesehatan reproduksi. Status/posisi
perempuan di masyarakat merupakan penyebab utama
masalah kesehatan reproduksi yang dihadapi perempuan,
10
A. Kesehatan
karena menyebabkan perempuan kehilangan kendali
terhadap kesehatan, tubuh, dan fertilitasnya.
Perempuan lebih rentan
dalam menghadapi risiko
kesehatan reproduksi,
s e p e r t i k e h a m i l a n ,
melahirkan, aborsi yang
tidak aman, dan pemakaian
alat kontrasepsi. Karena struktur alat reproduksinya,
perempuan lebih rentan secara sosial maupun fisik terhadap
penularan IMS, termasuk HIV-AIDS.
Masalah kesehatan reproduksi tidak terpisahkan dari
hubungan laki-laki dan perempuan. Namun keterlibatan,
motivasi, serta partisipasi laki-laki dalam kesehatan
reproduksi masih sangat kurang.
Laki-laki juga mempunyai masalah kesehatan reproduksi,
khususnya yang berkaitan dengan IMS termasuk HIV-AIDS.
Karena itu dalam menyusun strategi untuk memperbaiki
kesehatan reproduksi harus diperhitungkan pula kebutuhan,
kepedulian, dan tanggung jawab laki-laki.
Walaupun korban kekerasan adalah perempuan dan laki-laki,
perempuan pada dasarnya lebih rentan terhadap kekerasan
atau perlakuan kasar, yang pada dasarnya bersumber pada
subordinasi perempuan terhadap laki-laki atau hubungan
gender yang tidak setara.
11
Reproduksi
Kedua calon pengantin
mempunyai kebebasan dan hak
yang sama dan secara
bertanggungjawab dalam
memutuskan untuk berapa
jumlah anak mereka, jarak
kelahiran antara anak satu dengan yang kedua dan
seterusnya serta menentukan waktu kelahiran dan dimana
anak tersebut dilahirkan.
Hak Rerpoduksi dan seksual menjamin keselamatan dan
keamanan calon pengantin, termasuk didalamnya mereka
harus mendapatkan informasi yang lengkap tentang
12
B. Hak
Reproduksi
dan Seksual
kesehatan reproduksi dan seksual, serta efek samping obat-
obatan, alat dan tindakan medis yang digunakan untuk
mengatasi masalah kesehatan reproduksi.
13
n
“ Hubungan suami istri
harus didasari
penghargaan terhadap
pasangan masing-masing
dan dilakukan dalam
kondisi yang diinginkan
bersama tanpa unsur
pemaksaan, ancaman dan
kekerasan.”
Informasi yang diterima harus bisa membuat calon pengantin
mengerti tentang informasi yang diberikan sehingga dapat
membuat keputusan tanpa terpaksa.
Calon pengantin juga berhak untuk memperoleh pelayanan
KB yang aman, efektif, terjangkau, dapat diterima, sesuai
dengan pilihan tanpa paksaan.
Pihak perempuan berhak mendapat pelayanan kesehatan
yang dibutuhkan yang memungkinkannya sehat dan selamat
dalam menjalani kehamilan dan persalinan, serta memperoleh
bayi yang sehat.
Hubungan suami istri harus didasari penghargaan terhadap
pasangan masing-masing dan dilakukan dalam kondisi dan
waktu yang diinginkan bersama tanpa unsur pemaksaan,
ancaman dan kekerasan.
Hak reproduksi juga mencakup informasi yang mudah,
lengkap, dan akurat tentang penyakit menular seksual, agar
perempuan dan laki-laki terlindungi dari infeksi menular
seksual (IMS) serta dan memahami upaya pencegahan dan
penularannya yang dapat berakibat buruk terhadap kesehatan
reproduksi laki-laki, perempuan dan keturunannya.
14
C. Organ Reproduksi
C.1. Organ Reproduksi Perempuan
1. Ovarium (Indung Telur).
Organ yang terletak di kiri dan kanan rahim di ujung
saluran telur (fimbrae/umbai-umbai) dan terletak di rongga
pinggul, indung telur berfungsi mengeluarkan sel telur
(ovum), sebulan sekali indung telur kiri dan kanan secara
15
Gambar : Organ Reproduksi Perempuan
Kelentit
Indung Telur
bergiliran mengeluarkan sel telur. Sel telur adalah sel
yang dihasilkan oleh indung telur yang dapat dibuahi oleh
sperma sehingga terjadi konsepsi (pembuahan). Bila tidak
dibuahi, sel telur akan ikut keluar bersama darah saat
menstruasi.
2. Tuba Fallopii (saluran telur). Saluran di kiri dan kanan
rahim yang berfungsi untuk mengantar ovum dari indung
telur menuju rahim.
3. Fimbrae (umbai-umbai). Dapat di analogikan dengan
jari-jari tangan, umbai-umbai ini berfungsi untuk
menangkap sel telur yang dikeluarkan indung telur.
4. Uterus (rahim). Merupakan tempat janin berkembang,
bentuknya seperti buah pir dan berat normalnya antara
30-50 gram. Pada saat tidak hamil, besar rahim kurang
lebih sebesar telur ayam kampung, dindingnya tediri dari:
- Lapisan parametrium merupakan lapisan paling luar
dan yang berhubungan dengan rongga perut.
- Lapisan myometrium merupakan lapisan yang
berfungsi mendorong bayi keluar pada proses
persalinan (kontraksi)
- Lapisan endometrium merupakan lapisan dalam rahim
tempat menempelnya sel telur yang sudah dibuahi.
Lapisan ini terdiri dari lapisan kelenjar yang berisi
pembuluh darah.
5. Serviks (leher rahim). Bagian rahim yang berbatasan
dengan vagina. Pada saat persalinan tiba, leher rahin
membuka sehingga bayi dapat keluar.
16
6. Vagina (liang senggama). Merupakan sebuah saluran
berbentuk silinder dengan diameter depan ± 6,5 cm dan
dinding belakang ± 9 cm yang bersifat elastis dengan
berlipat lipat. Fungsinya sebagai tempat penis berada saat
bersanggama, tempat keluarnya menstruasi dan bayi.
7. Klitoris (kelentit). Merupakan organ kecil yang paling
peka rangsangan dibanding dengan bagian-bagian alat
kelamin perempuan yang lain. Klitoris banyak
mengandung pembuluh darah dan syaraf.
8. Labia (bibir kemaluan). Terdiri dari dua bibir, yaitu bibir
besar(labia mayor) dan bibir kecil (labia minor).
17
C.2. Organ Reproduksi Laki-laki
Gambar : Organ reproduksi laki-laki
1. Testis (buah zakar). Berjumlah dua buah untuk memproduksi
sperma setiap hari dengan bantuan testosteron. Testis berada
dalam skrotum, diluar rongga panggul karena pembentukan
sperma membutuhkan suhu yang lebih rendah dari pada suhu
badan (36,7 o C). Sperma merupakan sel yang berbentuk seperti
berudu (kecebong) berekor hasil dari testis yang dikeluarkan
saat ejakulasi bersama cairan mani dan bila bertemu dengan sel
telur yang matang akan terjadi pembuahan.
2. Skrotum (kantung buah zakar). Kantong kulit yang melindungi
testis, berwarna gelap dan berlipat lipat. Skrotum adalah tempat
bergantungnya testis. Skrotum mengandung otot polos yang
18
Saluran Sperma
mengatur jarak testis ke dinding perut dengan maksud mengatur
suhu testis agar relatif tetap.
3. Vas deferens (saluran sperma). Saluran yang menyalurkan
sperma dari testis-epididimis menuju ke uretra/ saluran kencing
pars prostatika. Vas deferens panjangnya ± 4,5 cm dengan
diameter ±2,5 mm. Saluran ini muara dari Epididimis yaitu
saluran- saluran yang lebih kecil dari vas deferens. Bentuknya
berkelok-kelok dan membentuk bangunan seperti topi.
4. Prostat, vesikula seminalis dan beberapa kelenjar lainnya.
Kelenjar-kelenjar yang menghasilkan cairan mani (semen). yang
berguna untuk memberikan makanan pada sperma.
5. Penis. Berfungsi sebagai alat sanggama dan sebagai saluran
untuk pengeluaran sperma dan air seni. Pada keadaan biasa,
ukuran penis kecil. Ketika terangsang secara seksual darah
banyak dipompa ke penis sehingga berubah menjadi tegang dan
besar disebut sebagai ereksi. Bagian glans merupakan bagian
depan atau kepala penis. Glans banyak mengandung pembuluh
darah dan syaraf. Kulit yang menutupi glans disebut foreskin
(preputium). Pada laki-laki sunat dilakukan dengan cara
membuang kulit preputium. Secara medis sunat dianjurkan
karena memudahkan pembersihan penis sehingga mengurangi
kemungkinan terkena infeksi, radang dan kanker.
19
D.1. Persiapan Fisik:
- Pemeriksaan status kesehatan :
• tanda-tanda vital (suhu, nadi, frekuensi nafas, tekanan
darah)
- Pemeriksaan Darah rutin :
• Hb, Trombosit, Lekosit,
- Pemeriksaan Darah yang dianjurkan :
• Golongan Darah dan Rhesus
• Gula Darah Sewaktu (GDS)
• Thalasemia
• Hepatitis B dan C
• TORCH (TOksoplasmosis,
Rubella, Citomegalovirus dan
Herpes simpleks)
- Pemeriksaan Urin: Urin Rutin
D.2. Persiapan Gizi :
Peningkatan status gizi calon pengantin
terutama perempuan melalui
penanggulangan KEK (Kekurangan
Energi Kronis) dan anemia gizi besi serta
defisiensi asam folat.
D.3. Status Imunisasi TT:
Pencegahan dan perlindungan diri yang
aman terhadap penyakit tetanus
dilakukan dengan pemberian 5 dosis
imunisasi TT untuk mencapai kekebalan
penuh.
20
D. Persiapan Pra Nikah
Status TT Interval (selang waktu)
minimal
Lama
perlidungan
TT I 0
TT II 4 minggu setelah TT I 3 tahun
TT III 6 bulan setelah TT II 5 tahun
TT IV 1 tahun setelah TT III 10 tahun
TT V 1 tahun setelah TT IV 25 tahun
D.4. Menjaga kebersihan organ reproduksi
• Sebaiknya pakaian dalam diganti minimal 2 kali sehari.
• Tidak menggunakan pakaian dalam yang ketat dan berbahan
non sintetik.
• Pakailah handuk yang bersih, kering, tidak lembab/bau.
• Membersihkan organ reproduksi luar dari depan ke belakang
dengan menggunakan air bersih dan dikeringkan menggunakan
handuk atau tisu.
• Khusus untuk perempuan:
- tidak boleh terlalu sering menggunakan cairan pembilas
vagina.
- Jangan memakai pembalut tipis dalam waktu lama.
- Pergunakan pembalut ketika mentruasi dan diganti paling
lama setiap 4 jam sekali atau setelah buang air.
- Bagi perempuan yang sering keputihan, berbau dan
berwarna harap memeriksakan diri ke petugas kesehatan.
• Bagi laki-laki dianjurkan disunat untuk kesehatan.
21
BAB 3.
KETIDAKSETARAAN GENDER
DALAM PERNIKAHAN
Pernikahan ideal dapat terjadi ketika perempuan dan laki-laki dapat
saling menghormati dan menghargai satu sama lain.
Akan tetapi apabila hal diatas tidak terjadi, maka hal-hal yang harus
dihindari dalam pernikahan adalah melakukan :
1. Kekerasan secara fisik (memukul, menendang, menampar,
menjambak rambut, menyundut dengan rokok, melukai)
2. Kekerasan secara psikis (menghina, komentar-komentar yang
merendahkan, melarang istri mengunjungi saudara atau teman-
temannya, mengancam)
3. Kekerasan seksual (memaksa dan menuntut berhubungan
seksual)
4. Penelantaran (tidak memberi nafkah istri, melarang istri bekerja)
5. Eksploitasi (memanfaatkan, memperdagangkan dan
memperbudakan )
6. Kekerasan lainnya
Apabila hal tersebut terjadi, maka sebaiknya baik suami maupun istri
berupaya mencari solusi dengan terlebih dahulu dengan berdialog.
22
A. Kekerasan Dalam
Rumah Tangga (KDRT)
Apabila hal ini terjadi, maka langkah-langkah yang dapat dilakukan :
1. Mendatangi fasilitas kesehatan (puskesmas/rumah sakit) untuk
mengobati luka-luka yang dialami dan mendapatkan visum dari
dokter atas permintaan polisi penyidik.
2. Menceritakan kejadian kepada keluarga, teman dekat atau
kerabat
3. Melapor ke polisi (Unit Pelayanan Perempuan dan Anak )
4. Mendapatkan pendampingan dari tokoh agama, LSM, psikolog
atau LBH.
Landasan hukum bagi upaya pencegahan dan penindakan
tindak kekerasan dalam rumah tangga diatas telah tercantum
dalam Undang-Undang RI No.23 tahun 2004 tentang
Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).
23
TOLONG!
JANGAN ADA LAGI KEKERASAN
DALAM RUMAH TANGGA
• Stereotipi (pelabelan kepada perempuan atau laki-laki.
misalnya : laki-laki kuat, perempuan lemah, perempuan
emosional, laki-laki rasional).
• Subordinasi (yang diutamakan adalah laki-laki terlebih dahulu
baru perempuan)
• Marginalisasi (perempuan ditempatkan sebagai orang yang tidak
memiliki peran penting)
• Beban ganda (beban kerja perempuan lebih lama dan lebih
banyak, perempuan dituntut menjadi ibu rumah tangga sekaligus
pencari nafkah keluarga).
24
B.Bentuk Ketidaksetaraan
gender dalam kehidupan
berumah tangga
•
25
BEKERJA
MEMILIKI
PERAN PENTING
DIUTAMAKAN
PELABELAN
BEKERJA DAN
MENGURUS
RUMAH TANGGA
TIDAK MEMILIKI
PERAN PENTING
TIDAK
DIUTAMAKAN
PELABELAN
BAB 4.
INFORMASI TENTANG
KEHAMILAN, PERSALINAN,
DAN NIFAS
A. Kehamilan
Kehamilan ideal adalah kehamilan yang direncanakan, diinginkan
dan dijaga perkembangannya secara baik .
Namun ada kalanya berbagai faktor yang dapat membuat kehamilan
menjadi tertunda atau bahkan tidak diinginkan.
Kehamilan tidak diinginkan dapat terjadi:
• Akibat hubungan seks pranikah
• Akibat gagal/drop out KB
• Pada unmet need (wanita usia
subur yang tidak ingin punya anak
tetapi tidak menggunakan alat
kontrasepsi).
Namun demikian, tidak ada yang
lebih membahagiakan pasangan
suami istri selain dari kehadiran
buah hati dalam perkawinan
mereka.
26
A.1. Menunda kehamilan dengan
kontrasepsi yang tepat
Tidak semua pasangan yang baru menikah ingin segera hamil. Untuk
menunda kehamilan tersedia beberapa metode KB yang dianjurkan.
27
METODE MODERN
JANGKA PENDEK
METODE
ALAMIAH
kondom
pil
suntik
pantang berkala
pengukuran
suhu basal
penilaian
lendir vagina
METODE MODERN
JANGKA PANJANG
implan/AKBK
(Alat
Kontrasepsi
Bawah Kulit)
IUD/ AKDR
(Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim)
Diantara tanda-tanda kehamilan adalah:
• Tes kehamilan positif (+)
• Tidak mendapat menstruasi/ haid sebagaimana biasanya (tidak
menstruasi pada siklus haid bulan berikutnya).
• Timbul rasa mual, muntah-muntah dan pusing terutama pada
pagi hari serta sering buang air kecil.
• Tidak ada nafsu makan.
• Kadang-kadang mengidam atau menginginkan makanan yang
jarang ada atau tidak pernah dimakannya.
• Pada usia kehamilan lebih lanjut dengan alat tertentu dapat
terdengar detak jantung janin.
28
A.2. Tanda-Tanda
Kehamilan
Menghitung Usia
Kehamilan
Misalnya tanggal 8 Juni 2009
masih haid, kemudian ketika
diperiksa tanggal 14 Juli 2009
dinyatakan positif hamil berarti
bahwa umur kehamilannya
adalah antara 8 Juni sampai
dengan 14 Juli 2009 adalah 36
hari atau sekitar 5 minggu.
Menentukan taksiran
persalinan
Taksiran persalinan/melahirkan:
Harus diketahui haid terakhir
(tanggal,bulan,tahun)
Rumus:
• Tanggal +7
• Bulan -3
• Tahun +1
Contoh: Haid atau dating bulan
terakhir tanggal 8 Juni 2009
Maka waktu persalinan
diperkirakan:
• Tanggal 8+7=15
• Bulan 6-3=3
• Tahun 2009+1= 2010
Jadi diperkirakan melahirkan
pada tanggal 15 Maret 2010.
29
A.3. Cara
menghitung usia
kehamilan dan
menentukan taksiran
persalinan
A.4. Memeriksa
Kehamilan
Seorang ibu sebaiknya mulai memeriksakan kehamilan seawal
mungkin, yaitu setelah terlambat haid selama 2 bulan berturut-turut
sehingga kesehatan ibu dan janin selalu dapat dipantau dan ibu bisa
memperoleh nasehat atau pengobatan bila ada keluhan.
30
Pelayanan pemeriksaan ibu hamil mencakup 10T :
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.
2. Pengukuran tekanan darah Ibu.
entukan status gizi (ukur lingkar lengan atas).
4. Pengukuran janin/pengukuran tinggi fundus uteri.
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin.
6. Penilaian status imunisasi TT.
7. Tablet tambah darah.
8. Tes laboratorium.
9. Tata laksana kasus.
10. Tatap muka/konseling tentang kehamilan.
Pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali selama kehamilan :
Trimester I (0-3 bulan) : 1 kali
Trimester II (4-6 bulan) : 1 kali
Trimester III (7-9 bulan) : 2 kali
31
T
3.
A.5. Proses Kehamilan
32
embrio menempel di
dinding rahim
sperma
saluran telur
(tuba fallopi)
sel telur
minggu ke 1 (hari ke 7)
minggu ke 4 (hari ke 28)
7mm
minggu ke 8 (hari ke 56)
40 mm
33
minggu ke 12 (hari ke 84)
100 mm
minggu ke 24 (hari ke168)
330 mm
minggu ke 40 (hari ke 280)
550 mm
Sel telur yang matang
dibuahi oleh sperma
dalam saluran telur
(tuba fallopi)
Sel telur yang telah
dibuahi sperma (embrio)
menempel di lapisan
dalam dinding rahim
Dalam 120 hari pertama,
embrio berkembang
mengikuti tahapan
kehidupan sel (hayati)
Memasuki usia
kehamilan lebih
lanjut, embrio
berkembang
mengikuti tahapan
kehidupan insani
menjadi janin/ bayi
Kehamilan umumnya
berakhir dengan
persalinan setelah 280
hari (9 bulan 10 hari)
A.6. Menjaga Kehamilan
Ibu hamil dapat melakukan kegiatan sehari-hari seperti biasa selama
tidak ditemukan adanya keluhan atau kelainan dan memperhatikan
istirahat yang cukup. Beberapa hal yang perlu diperhatikan ibu hamil
adalah :
• Jangan kelelahan dan mengangkat benda berat. Berbaring
selama 1 jam pada siang hari, usahakan kaki lebih tinggi dari
perut. Tidur cukup (9 - 10 jam) . Tidur terlentang pada saat hamil
muda, tidur miring pada kehamilan lanjut.
• Berpakaian longgar yang menyerap keringat. Memakai kutang
yang dapat menahan payudara yang membesar serta memakai
alas kaki bertumit rendah.
• Posisi hubungan seks perlu diatur agar tidak menekan perut Ibu.
• Beraktivitas fisik dengan berjalan kaki selama 30-60 menit tiap
hari atau berolahraga ringan seperti senam hamil dilakukan
dengan hati-hati dan seksama.
• Hindari berdekatan dengan orang yang sedang sakit menular
dan orang yang merokok.
• Pemakaian obat harus sesuai dengan petunjuk dokter.
• Makan bergizi seimbang termasuk sayur dan buah 3-5 porsi
sehari.
34
35
• Jangan kelelahan dan
mengangkat benda berat.
• Berpakaian longgar yang
menyerap keringat.
• Beraktivitas fisik dengan
berjalan kaki selama 30-60
menit tiap hari .
• Tidak merokok dan hindari
perokok
• Makan bergizi seimbang.
A.7. Nutrisi Makanan Ibu Hamil
Makanan ibu hamil harus diperhatikan karena selain untuk
kebutuhan ibu juga dibutuhkan untuk perkembangan janin.
Kekurangan gizi akan mengakibatkan ibu hamil cepat lelah
dan pusing, muka pucat, mudah terserang penyakit,
Kekurangan ASI atau ASI tidak keluar pada saat menyusui.
Kekurangan gizi pada Ibu hamil juga bisa menyebabkan janin
keguguran, pertumbuhan janin terganggu sehingga bayi lahir
dengan berat lahir rendah, perkembangan otak janin
terhambat hingga dapat menyebabkan kecerdasan berkurang
atau cacat, bayi lahir sebelum waktunya dan yang paling
parah adalah kematian pada bayi.
36
Piramida makanan ibu hamil
produk susu
4 porsi
protein
3-4 porsi
buah
3-4 porsi
sayur
3-5 porsi
nasi, roti, sereal dan mie
6-11 porsi
secukupnya
minyak
mentega
gula
Tabel Pengaturan makan pada ibu hamil
37
Kehamilan 1-3 bulan : Kehamilan 4-6 bulan : Kehamilan 7-9 bulan :
Makan dalam porsi kecil
tapi sering
Makan ditambah kira-
kira 1 piring per hari
Makan ditambah kira-
kira 1 piring per hari
Makan makanan yang
mudah dicerna dan
menghindari makanan
yang merangsang seperti
rasa pedas, asam.
Makan makanan yang
mengandung protein
seperti ;
ikan,daging,telur,tahu,
tempe,oncom atau
kacang-kacangan.
Protein dibutuhkan untuk
pertumbuhan kulit,
rambut dan kuku.
Makan makanan yang
mengandung protein
seperti ;
ikan,daging,telur,tahu,
tempe,oncom atau
kacang-kacangan.
Protein dibutuhkan untuk
pertumbuhan kulit,
rambut dan kuku.
Makan makanan yang
segar, berserat, sedikit
lemak dan banyak
mengandung cairan
maupun karbohidrat
Diperlukan juga zat gizi
lain seperti mineral dan
vitamin
Diperlukan juga zat gizi
lain seperti mineral dan
vitamin
Minum air putih lebih
banyak termasuk 1 gelas
susu sehari
Tambahan zat kapur
dibutuhkan untuk
persediaan
pembentukan gigi
setelah bayi lahir.
Makanan yang
mengandung zat kapur
misalnya: susu, ikan teri,
kacang, dan sayuran
hijau.
Tambahan zat kapur
dibutuhkan untuk
persediaan
pembentukan gigi
setelah bayi lahir.
Makanan yang
mengandung zat kapur
misalnya: susu, ikan teri,
kacang, dan sayuran
hijau.
Minum air putih lebih
banyak termasuk 1 gelas
susu sehari
Minum air putih lebih
banyak termasuk 1 gelas
susu sehari
A.8. Kehamilan & Persalinan Berisiko
Kehamilan dan persalinan berisiko tinggi biasanya terjadi karena
faktor:
4 T e r l a l u d a n 3 T e r l a m b a t .
4 (EMPAT) TERLALU yaitu:
(1) Terlalu muda untuk hamil (kurang dari
20 tahun); (2)Terlalu tua untuk hamil (lebih
dari 35 tahun); (3)Terlalu sering hamil
(anak lebih dari 3); (4)Terlau dekat atau
rapat jarak kehamilannya (kurang dari 2
tahun)
3 (TIGA) TERLAMBAT yaitu:
(1) Terlambat mengambil keputusan untuk
mencari upaya medis kedaruratan. (2)
Terlambat tiba di fasilitas kesehatan (3)
Terlambat mendapat pertolongan medis
yang adekuat.
38
Usia terbaik perempuan untuk hamil antara 20-35 tahun, sementara
jarak kehamilan yang baik adalah minimal 2 tahun karena dengan
jarak kelahiran tersebut akan memberi kesempatan bagi organ -
organ reproduksi si ibu untuk mengembalikan fungsinya dengan baik
dan memberi kesempatan bagi organ-organ reproduksi si ibu untuk
kembali normal dengan baik dan memberi kesempatan bagi anak
yang lahir untuk tumbuh dan berkembang dengan perhatian yang
penuh kasih sayang.
Sebelum merencanakan punya anak lagi sebaiknya dipertimbangkan
secara matang, misalnya bagaimana persiapan biaya perawatannya,
penyediaan kesempatan untuk mengenyam pendidikan dan
kehidupan yang layak.
39
A.9. Tanda Bahaya Kehamilan
Pada ibu hamil dapat terjadi tanda-tanda yang dapat mengancam
jiwa ibu atau janin yang dikandungnya. Beberapa tanda-tanda
bahaya yang dapat terjadi adalah :
• Perdarahan waktu hamil walaupun hanya sedikit.
• Bengkak di kaki, tangan atau wajah disertai sakit kepala dan atau
kejang.
• Demam atau panas tinggi lebih dari 2 hari.
• Keluarnya cairan yang berlebihan dari liang rahim dan kadang
berbau.
• Keluar cairan ketuban sebelum tiba saat melahirkan.
• Muntah terus dan tidak mau makan.
• Berat badan yang tidak naik pada trimester 2-3.
• Bayi di kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak
sama sekali.
Apabila terdapat tanda
bahaya tersebut segera
mintalah pertolongan
tenaga kesehatan.
40
41
pendarahan pada
waktu hamil
bengkak di kaki,
tangan atau wajah
disertai sakit
kepala dan atau
kejang
demam atau
panas tinggi lebih
dari 2 hari
keluarnya cairan yang
berlebihan dari liang
rahim dan kadang
berbau.
Keluar cairan ketuban
sebelum tiba saat
melahirkan
muntah terus dan
tidak mau makan.
berat badan yang
tidak naik pada
trimester 2-3
Ibu yang hamil akan sehat secara
mental jika suami, orangtua, ipar
dan keluarganya mendukungnya.
Selain itu, persiapan fisik, sosial
dan ekonomi juga harus
diperhatikan agar Ibu tidak stres.
Ibu hamil juga tidak boleh
dibebani dengan pekerjaan atau
tugas menumpuk.
Kondisi emosional pada ibu hamil
• Ibu hamil mudah tersinggung, sensitif, uring-uringan, manja,
mudah marah, tidak semangat
• Perasaan mudah lelah, tidak mau makan, tidak bisa tidur
nyenyak, tidak nyaman, merasa sesak. Hal-hal tersebut
disebabkan oleh adanya perubahan kondisi fisiknya.
• Mencemaskan perubahan fisiknya, khawatir terhada
perkembangan bayinya dalam rahim, khawatir bila bayinya
meninggal, atau cacat
• Merasa belum siap menjadi orangtua dan belum siap secara
ekonomi
• Ingin diperhatikan, pada waktu mengidam menginginkan
makanan-makanan yang mungkin tidak pada musimnya sehingga
sulit didapat. Hal tersebut semata-mata karena ingin diperhatikan
keluarga dan suami
42
A.10
Kesehatan
Jiwa Ibu
Hamil
p
Ibu hamil bisa memeriksakan diri 1 kali di tiap 3 bulan kehamilan
untuk mendeteksi dini kondisi kesehatan jiwa seperti ada tidaknya
depresi, cemas, tekanan-tekanan/stres dalam berkeluarga.
Beberapa tips dalam menghadapi kasus
depresi, cemas, tekanan/ stres pada ibu
hamil :
• Ibu dapat melakukan relaksasi sederhana sehingga menimbulkan
perasaan nyaman. Relaksasi dilakukan satu kali dalam sehari
selama 20 menit.
• Ketika ibu merasa santai, ajarkan untuk menenangkan pikirannya,
dengan meminta si ibu membayangkan dirinya berada di sebuah
tempat yang nyaman, tempat yang pernah dikenalnya dan
disukainya. Misalnya merasa sedang berada di pantai yang
tenang atau mendengarkan musik yang lembut.
43
B.1. Stiker P4K
Dalam kehamilan seorang ibu akan menjalani program perencanaan
persalinan dan pencegahan komplikasi dengan mendapatkan stiker
Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
(P4K). Pada stiker tersebut tercantum; nama ibu, taksiran
persalinan , penolong persalinan, tempat persalinan, pendampingan
persalinan, transportasi, dan calon pendonor darah. Stiker P4K akan
dipasang di depan rumah ibu hamil oleh petugas kesehatan.
Tujuan dari P4K ini adalah:
- Terdatanya sasaran ibu hamil dan terpasangnya stiker P4K di
rumah ibu hamil agar diketahui: Lokasi tempat tinggal ibu hamil,
identitas ibu hamil, taksiran persalinan, penolong
persalinan ,pendamping persalinan, fasilitas tempat persalinan,
calon donor darah, transportasi yang akan digunakan serta
pembiayaan.
44
B. Program Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K)
dan buku KIA
- Adanya perencanaan persalinan termasuk pemakaian metode
KB pasca melahirkan yang disepakati ibu hamil, suami, keluarga
dan bidan.
- Terlaksananya pengambilan keputusan yang cepat dan tepat bila
terjadi komplikasi selama kehamilan, persalinan dan nifas.
- Adanya dukungan dari tokoh masyarakat, kader dan dukun.
Melakukan perencanaan untuk tempat
persalinan, penolong persalinan,
pendamping, persiapan transportasi,
keuangan, calon donor darah akan
menurunkan bahaya risiko kehamilan dan
persalinan.
B.2. Buku KIA
Buku KIA berisi catatan kesehatan ibu
(hamil, bersalin dan nifas) dan anak
(bayi baru lahir & anak balita) serta
berbagai informasi cara memelihara dan
merawat kesehatan ibu dan anak. Buku
KIA tersedia di fasilitas kesehatan
(Posyandu, Polindes, Poskesdes, Pustu,
Puskesmas, Bidan, Dokter Praktik,
Rumah Bersalin dan Rumah Sakit).
45
Persalinan yang aman adalah persalinan yang dilaksanakan di
fasilitas kesehatan oleh tenaga kesehatan yang terampil.
C.1. Tanda-tanda ibu akan
melahirkan
• Perut mulas secara teratur, mulasnya sering dan lama.
• Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir.
• Keluar air ketuban dari jalan lahir.
• Bayi biasanya lahir 12 jam sejak mulas teratur yang pertama.
46
C. Persalinan
C.2. Persalinan ditolong oleh
Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah terampil dalam
membantu persalinan, sehingga keselamatan Ibu dan bayi lebih
terjamin.
Apabila terdapat kelainan, akan cepat diketahui dan segera dapat
ditolong atau dirujuk ke Puskesmas atau Rumah Sakit.
Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan
peralatan yang aman, bersih dan steril sehingga mencegah
terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya.
47
D. Perawatan
Pasca
• Melakukan perawatan tali pusar dengan kasa bersih, kering dan
steril setiap hari sampai tali pusat lepas.
• Pemberian imunisasi Hepatitis B, BCG, Polio bagi bayi.
• Memeriksa kesehatan ibu dan bayi baru lahir pada tenaga
kesehatan minimal 4 kali dalam bulan pertama sesudah
melahirkan.
48
Meminum satu kapsul vit A merah segera setelah melahirkan
dan satu lagi setelah 24 jam
• Segera melaporkan kelahiran kepada kader dasa wisma atau
posyandu
• Dianjurkan untuk menggunakan kontrasepsi setelah melahirkan
yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan yang
tidak diinginkan.
49
Persalinan
KB
•
•
E.1. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
IMD (Inisiasi Menyusu Dini) yaitu bayi mulai disusui segera setelah
dilahirkan tanpa dibersihkan terlebih dahulu. Biarkan bayi mencari
dan mengisap puting susu walaupun ASI belum keluar. Hal ini
berfungsi untuk menjaga kedekatan psikologis antara ibu dan bayi
dan mencegah terbuangnya air susu ibu pertama (kolostrum).
Pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja
tanpa tambahan makanan yang diberikan selama 6 bulan.
Pemberian ASI dianjurkan tetap diberikan sampai usia 2 tahun.
50
E.Pemberian
E.2. Manfaat pemberian ASI
a. Mengandung zat gizi yang bernilai sangat tinggi, baik dalam
jumlah maupun mutu yang diperlukan untuk pertumbuhan serta
perkembangan bayi dan anak termasuk dalam membentuk imun
pada tubuh bayi.
b. Dapat membantu pertumbuhan gigi dan bentuk rahang bayi
secara sempurna
c. Mudah dicerna dan diserap oleh tubuh bayi
d. Mempunyai suhu yang sesuai untuk bayi dan anak serta selalu
bersih dan segar
e. Bagi ibu, pemberian ASI dapat
membantu mengencangkan
rahim yang berarti akan
mengurangi perdarahan
f. ASI Eksklusif dapat mencegah
kehamilan.
51
ASI
BAB 5.
INFORMASI TENTANG
INFEKSI MENULAR SEKSUAL,
INFEKSI SALURAN
REPRODUKSI
DAN HIV DAN AIDS
Infeksi Menular Seksual
(IMS) adalah penyakit
yang salah satu
penularannya melalui
hubungan seksual. Dulu
kita kenal juga dengan
nama Penyakit Kelamin. Jika kita melakukan hubungan seks
berisiko, maka kita dapat terkena penyakit kelamin atau infeksi
menular seksual ini.
A.1. Gejala Infeksi Menular Seksual
• Keluar cairan dari vagina, penis atau anus yang berbeda dari
biasanya.
• Rasa perih atau nyeri atau panas pada saat kencing atau setelah
kencing, atau menjadi sering kencing.
• Ada luka terbuka/basah di sekitar kemaluan atau sekitar mulut.
Luka ini bisa terasa nyeri bisa juga tidak.
• Ada semacam tumbuhan seperti jengger ayam/kutil di sekitar
kemaluan.
• Terjadi pembengkakan pada lipatan paha.
52
A. Infeksi
Menular Seksual
• Pada pria, terdapat bengkak dan nyeri pada kantung pelir/kantung
zakar.
• Sakit perut di bagian bawah yang kambuhan, tetapi tidak
berhubungan dengan haid/menstruasi.
• Keluar darah setelah berhubungan seks.
• Demam.
A.2. Jenis IMS yang sering dijumpai
• GO dan Klamidia berakibat kemandulan bagi penderitanya, jika
tidak diobati dengan benar.
• Kondiloma akuminata (Jengger Ayam) dan Herpes genitalis
sangat menjengkelkan karena bersifat kambuhan seumur hidup.
• Hepatitis berbahaya jika sudah parah dan merusak hati.
• Sifilis pada bayi yang dilahirkan dari perempuan penderita sifilis
seringkali cacat atau lahir dalam keadaan sudah mati.
• HIV merupakan virus yang pada tahap AIDS dapat mematikan.
53
Gonore (kencing nanah) Sifilis (raja singa)
54
Konjungtivitis
gonore
Konjungtivitis klamidiosis
Kondilomata akuminata
(Jengger ayam )
Herpes
genitalis
A.3. Tindakan Jika Terinfeksi IMS
1. Jangan mengobati sendiri.
2. Segera periksakan diri kita ke dokter untuk
mengetahuinya secara tepat.
3. Minum obat sampai tuntas sesuai petunjuk
dokter
4. Jangan berhubungan seks dulu hingga IMS
sembuh.
5. Minta segera pasangan kita juga memeriksakan
diri.
55
A.4. IMS : Gerbang menuju
HIV dan AIDS
Tidak semua IMS dapat diobati. HIV/AIDS, Hepatitis B & C, Herpes
genitalis dan Kondiloma akuminata (Jengger ayam) termasuk jenis-
jenis IMS yang tidak dapat disembuhkan.
HIV adalah yang paling berbahaya karena selain tidak dapat
disembuhkan, HIV merusak kekebalan tubuh manusia untuk
melawan penyakit apapun. Akibatnya, orang yang terkena HIV dapat
menjadi sakit-sakitan dan banyak yang meninggal karenanya.Ingat!!
HIV akan lebih mudah menulari kita, jika kita terkena IMS.
Hepatitis, merupakan peradangan hati yang dapat merusak hingga
hati tidak dapat berfungsi dengan baik. Hepatitis B dapat dicegah
dengan melakukan vaksinasi, tetapi Hepatitis C hingga kini belum
ada vaksinnya.
Herpes genitalis, sering kambuh dan sangat nyeri jika sedang
kambuh. Pada Herpes, yang dapat diobati hanya gejala luarnya saja,
tetapi bibit penyakitnya akan tetap hidup dalam tubuh penderita
selamanya.
Kondiloma akuminata (Jengger Ayam), pada laki-laki dapat
menyebabkan kanker penis sedangkan pada perempuan seringkali
menyebabkan kanker rahim.
56
Seks yang aman,
bertanggung jawab dan
dengan pasangan yang
syah adalah cara
menghindari IMS dan HIV
Kandidosis vaginalis
GEJALA KLINIS :
Pruritus vulva, inflamasi pada introitus pada introitus dan labia,
disertai edema atau fisura, duh tubuh vagina bergumpal, putih,
kadang-kadang dapat kental, atau kekuningan pH vagina <4,5
KOMPLIKASI :
Kulit sekitar vulva lecet
PENCEGAHAN :
Jaga kebersihan alat kelamin
Vaginosis bakterial
MASA INKUBASI: beberapa hari sampai 4 minggu
GEJALA KLINIS:
Vagina berbau amis terutama setelah senggama, duh tubuh vagina
tidak terlalu banyak, homogen, putih keabu-abuan, melekat pada
dinding vagina, tidak ada tanda inflamasi.
pH vagina > 4,7; tes amin (+)
KOMPLIKASI:
Pada perempuan hamil dapat menyebabkan ketuban pecah dini,
kelahiran prematur, bayi berat badan lahir rendah
MASA INKUBASI: beberapa hari sampai 4 minggu
57
B. Infeksi Saluran Reproduksi
GEJALA KLINIS: Vagina berbau amis terutama setelah
senggama, duh tubuh vagina tidak terlalu banyak, homogen, putih
keabu-abuan, melekat pada dinding vagina, tidak ada tanda
inflamasi.
pH vagina > 4,7; tes amin (+)
KOMPLIKASI: Pada wanita hamil dapat menyebabkan ketuban
pecah dini, kelahiran prematur, bayi berat badan lahir rendah
Trikomoniasis
MASA INKUBASI: Beberapa hari sampai 4 minggu.
GEJALA KLINIS: Duh tubuh vagina homogen, banyak, purulen,
kadang-kadang berbusa, mukosa vagina eritema, berbau seperti
ikan busuk, dapat disertai pruritus vulva.
pH vagina > 5,0
KOMPLIKASI: Pada wanita hamil dapat menyebabkan partus
prematur, bayi berat badan lahir rendah
58
59
Kandidosis vaginalis Vaginosis bakterial
Trikomoniasis
C. HIV dan AIDS
HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan kuman/virus
penyebab AIDS.
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah kumpulan
gejala/penyakit akibat menurunnya kekebalan tubuh yang didapat
dari infeksi HIV.
C.1. Penularan HIV
Infeksi HIV ditularkan melalui pertukaran cairan tubuh manusia.
Beberapa cara yang berisiko menularkan HIV diantaranya:
1. Hubungan seks. Pada saat berhubungan seks tanpa kondom,
HIV dapat menular dari darah orang yang terinfeksi, air mani
atau cairan vagina langsung ke aliran darah orang lain, atau
melalui selaput mukosa yang berada di bagian
dalam vagina, penis atau dubur.
2. HIV dapat menular melalui transfusi darah
yang mengandung HIV atau melalui alat
suntik atau alat tindakan medis lain yang
tercemar HIV.
60
Walaupun penularan AIDS dapat melalui
jarum suntik yang bergantian, NARKOBA
TETAP MERUGIKAN.
KATAKAN TIDAK PADA NARKOBA!
3. Selain dari jarum suntik, para pengguna narkoba suntik
bergantian juga risiko tertular HIV.
4. HIV menular dari ibu ke bayi pada saat kehamilan, kelahiran, dan
ketika menyusui.
HIV dan AIDS tidak menular karena:
- Makan, minum bersama
- Memakai peralatan makan/minum mereka
- Bersentuhan, berjabat tangan
- Berpelukan, berciuman
- Hidup serumah
- Menggunakan wc/toilet bersama
- Berenang bersama
- Bergantian pakaian, handuk, saputangan
- Hubungan sosial lainnya
- Gigitan serangga
-
61
C.2. Gejala HIV:
tidak menunjukkan gejala sama
sekali.
Setelah seseorang terinfeksi HIV, dia terlihat biasa saja seperti
halnya orang lain karena tak menunjukkan gejala klinis. Tetapi orang
tersebut bisa menularkan virus HIV melalui penularan cairan tubuh.
Hal ini bisa terjadi selama 5-10 tahun. Setelah itu orang tersebut
mulai menunjukkan kumpulan gejala akibat menurunnya kekebalan
tubuh setelah terinfeksi HIV.
62
C.3. Cegah
Penularan
IMS dan HIV
Saling Setia
Masing-masing setia pada pasangan dan tidak melakukan hubungan
seks dengan orang lain.
Kondom
Kondom dapat mencegah masuknya cairan kelamin yang terinfeksi
virus.
Hindari penggunaan narkoba suntik
Menggunakan jarum bergantian berisiko menularkan HIV dalam
jarum yang tercemar darah. Namun apapun bentuknya, hindari
NARKOBA karena hanya akan merugikan diri sendiri.
Penggunaan alat-alat yang steril
Jangan gunakan jarum, alat suntik, atau alat peluka (alat penembus)
kulit lainnya (tindik atau tato) secara bergantian. Penularan akan
lebih mudah terjadi melalui darah.
63
BAB 6.
INFORMASI TENTANG
DETEKSI DINI KANKER LEHER
RAHIM DAN KANKER
PAYUDARA
A. KANKER LEHER RAHIM
Kanker leher rahim (serviks) atau karsinoma serviks uterus
merupakan kanker pembunuh perempuan nomor dua di dunia
setelah kanker payudara. Di Indonesia, kanker leher rahim bahkan
menduduki peringkat pertama. Kanker leher rahim yang sudah
masuk ke stadium lanjut sering menyebabkan kematian dalam
jangka waktu relatif cepat.
64
Serviks atau leher rahim/mulut rahim merupakan bagian ujung
bawah rahim yang menonjol ke liang sanggama (vagina). Kanker
serviks berkembang secara bertahap. Proses terjadinya kanker ini
diperlukan waktu 1-20 tahun.
A.1. Faktor Risiko Kanker Leher Rahim
Ada beberapa sebab yang dapat meningkatkan resiko terjadinya
kanker leher rahim, antara lain adalah :
1. Hubungan seks pada usia muda atau pernikahan pada usia
muda. Semakin muda seorang perempuan melakukan
hubungan seks, semakin besar risikonya untuk terkena kanker
leher rahim.
2. Berganti-ganti pasangan seksual. Perilaku seksual berupa
gonta-ganti pasangan seks akan meningkatkan penularan
penyakit kelamin. Penyakit yang ditularkan seperti infeksi Human
Papilloma Virus (HPV) telah terbukti dapat meningkatkan
timbulnya kanker leher rahim.
3. Merokok. Wanita perokok memiliki risiko 2 kali lebih besar
terkena kanker leher rahim dibandingkan dengan wanita yang
tidak merokok. Penelitian menunjukkan, lendir leher rahim pada
wanita perokok mengandung nikotin dan zat-zat lainnya yang
ada di dalam rokok. Zat-zat tersebut akan menurunkan daya
tahan leher rahim di samping merupakan faktor pencetus (ko-
karsinogen) infeksi virus.
4. Persalinan, infeksi, dan iritasi menahun pada leher rahim
dapat menjadi pemicu kanker leher rahim.
A.2. Tanda-tanda Kanker Leher Rahim.
Pada fase prakanker, sering tidak ada gejala atau tanda-tanda yang
khas. Namun, kadang bisa ditemukan gejala-gejala sebagai berikut :
- Keputihan atau keluar cairan encer dari vagina.
65
- Perdarahan setelah sanggama yang kemudian berlanjut menjadi
perdarahan yang abnormal.
- Timbulnya perdarahan setelah masa menopause
- Keluar cairan berwarna kekuning-kuningan, berbau dan dapat
bercampur dengan darah.
- Timbul gejala-gejala kurang darah bila terjadi perdarahan kronis.
- Timbul nyeri panggul (pelvis) atau di perut bagian bawah bila ada
radang panggul.
- Pada stadium lanjut, badan menjadi kurus kering karena kurang
gizi.
Kanker leher rahim juga dapat mengalami penyebaran lewat :
1. Melalui pembuluh getah bening menuju ke kelenjar getah bening
lainnya.
2. Melalui pembuluh darah menuju paru-paru sehingga
menimbulkan gejala batuk kadang sampai batuk berdarah dan
nyeri dada.
3. Penyebaran langsung ke daerah sekitar vagina.
A.3. Deteksi Dini Kanker Leher Rahim
Kematian pada kasus kanker leher rahim terjadi karena sebagian
besar penderita yang berobat sudah berada dalam stadium lanjut.
Padahal, dengan ditemukannya kanker ini pada stadium dini,
kemungkinan penyakit ini dapat disembuhkan sampai hampir 100%.
kuncinya adalah deteksi dini .
Deteksi dini kanker leher rahim dapat dilakukan dengan :
- Papsmear
- Tes IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Cuka)
Deteksi dini kanker leher rahim dianjurkan untuk perempuan usia 30
- 50 tahun yang sudah berhubungan seksual dan dapat dilakukan 5
tahun sekali.
66
Deteksi dini kaker leher rahim dapat dilakukan di :
- Bidan / Dokter
- Puskesmas
- Rumah Sakit
Pada stadium awal umumnya kanker leher rahim tidak memiliki
gejala.
Pada stadium lanjut, gejalanya antara lain :
- Pendarahan pasca senggama
- Pendarahan tidak normal dari vagina mulai bercak-bercak hingga
menggumpal disertai bau busuk.
- Keputihan berbau busuk
- Nyeri pinggang saat buang air kecil dan buang air besar.
67
Tes Pap Smear
leher rahim normal penyebaran kanker
B. SADARI : PERIKSA PAYUDARA SENDIRI
Kanker payudara adalah kanker terbesar kedua yang berisiko
diderita oleh perempuan setelah kanker leher rahim. Sampai saat ini,
penyebab pasti kanker payudara belum dapat diketahui. Tetapi dapat
dipastikan beberapa penyebab terjadinya kanker payudara.
B.1. Faktor Risiko Kanker Payudara
1. Perempuan yang merokok atau sering terkena/menghisap asap
rokok (perokok pasif).
2. Pola makan tinggi lemak dan rendah serat, termasuk
mengandung banyak zat pengawet atau pewarna
3. Mendapat haid pertama kurang dari 12 tahun
4. Menopause (mati haid) setelah umur 50 tahun
5. Melahirkan anak pertama sesudah umur 35 tahun
6. Tidak pernah menyusui anak
7. Pernah mengalami operasi pada payudara yang disebabkan oleh
kelainan tumor jinak atau tumor ganas
8. Di antara anggota keluarga ada yang menderita kanker payudara
B.2. Deteksi Dini Kanker Payudara Dengan SADARI
SADARI merupakan cara deteksi dini akan adanya benjolan atau
perubahan pada payudara dibandingkan dengan keadaan
sebelumnya oleh karena itu SADARI dianjurkan dilakukan sebulan
sekali setelah selesai haid.
68
B.3. Melakukan SADARI
69
Langkah 1:
bercermin dengan
kedua tangan di
pinggang
Langkah 2: angkat
kedua tangan cermati
setiap perubahan pada
payudara
Langkah 3: pencet
puting, perhatikan
cairan yang keluar
Langkah 4: pijatlah payudara sambil
berbaring
Langkah 5:
pijatlah
payudara
saat mandi
BAB 7.
INFORMASI TENTANG
GANGGUAN DALAM KEHIDUPAN
SEKSUAL SUAMI ISTRI
Kehidupan seksual suami dan istri adalah suatu hubungan yang
dibina oleh suami dan istri, dimana masing-masing pihak dapat
memperlihatkan bentuk kasih sayang cintanya lewat sebuah
tindakan pribadi yang dilakukan berdua.
Pada dasarnya setiap orang yang sudah dewasa memiliki dorongan
untuk melakukan hubungan seksual terutama bagi mereka yang
menikah dan telah hidup bersama setiap hari. Namun ada kalanya
dorongan seksual tersebut terganggu oleh beberapa hal.
Gangguan seksual dapat dipengaruhi oleh faktor fisik dan psikis.
Kalau kedua faktor ini baik, fungsi seksual juga baik.
70
Faktor fisik adalah ada tidaknya penyakit, pola hidup sehat, atau ada
tidaknya pengobatan yang didapat untuk mendukung fungsi organ
tubuh. Sementara faktor psikis misalnya stres, kejenuhan, serta
suasana hubungan yang pribadi atau kadar cinta dengan pasangan.
Gangguan seksual dapat terjadi pada suami (laki-laki) ataupun istri
(perempuan). Oleh karena itu, kehidupan seksual dalam rumah
tangga tidak boleh berpihak hanya kepada satu orang saja, tetapi
harus dapat dikomunikasikan apa yang menjadi kebutuhan seksual
dari masing-masing pihak, apa yang disukai dan apa yang tidak
disukai, sehingga ketika kegiatan seksual itu dilaksanakan, pihak
suami atau istri sama-sama mengetahui apa yang bisa dan apa yang
tidak bisa dilakukan oleh mereka. Tujuannya adalah agar kedua
belah pihak sama-sama puas.
A. GANGGUAN SEKSUAL PADA PEREMPUAN
• Gangguan dorongan seksual, misalnya dorongan seksual
hipoaktif dan ketidaksenangan terhadap aktivitas seksual.
• Gangguan bangkitan seksual, yaitu vagina yang kurang
mengeluarkan cairan meskipun sudah dalam keadaan cukup
terangsang.
• Tidak bisa atau sulit untuk mencapai orgasme saat berhubungan
seksual.
• Rasa sakit atau tidak nyaman di kelamin dan sekitarnya setiap
kali berhubungan seksual.
B. GANGGUAN SEKSUAL PADA LAKI-LAKI
• Gangguan dorongan seksual, misalnya akibat penyakit fisik atau
psikis.
• Disfungsi ereksi, misalnya karena menderita diabetes melitus.
• Gangguan ejakulasi, yaitu ejakulasi dini atau justru ejakulasi
yang terhambat.
• Gangguan orgasme, yaitu tidak bisa merasakan orgasme.
71
C. MENCEGAH GANGGUAN SEKSUAL
• Selalu ingat bahwa kehidupan seksual adalah milik bersama dan
dibina bersama pasangan.
• Bersikap dan bicaralah secara terbuka apa adanya. Masing-
masing pasangan berhak tahu mana hal yang mereka suka dan
mana hal yang tidak mereka suka.
• Jaga kesehatan tubuh dan jiwa. Bentuk tubuh yang ideal
menjadi faktor pendukung untuk membangkitkan gairah dari
masing-masing pasangan.
• Hindari gaya hidup tak sehat, misalnya rokok, stres, kurang tidur,
pola makan tidak baik, dan tidak berolahraga. Stamina akan
berkurang sehingga akan cepat lelah. Akibatnya, keinginan
untuk melakukan hubungan seksual akan berkurang.
• Jangan tergoda untuk menggunakan obat/ramuan yang tidak
jelas isi dan indikasinya. Meminum obat yang tidak jelas hanya
akan membahayakan fungsi organ tubuh lain seperti hati dan
ginjal. Bahkan konsumsi obat
yang kandungannya tidak jelas
dapat memberikan efek jangka
panjang terjangkit penyakit.
• Jagalah keseimbangan antara
kesibukan dan rileksasi.
• Selalu usahakan untuk memiliki
waktu khusus hanya berdua
bersama pasangan.
• Jangan melakukan hubungan
seksual sebagai hal yang rutin.
72
BAB 8.
MITOS PADA PERKAWINAN
Mitos adalah sesuatu yang belum tentu benar tetapi sudah dianggap
benar oleh masyarakat. Biasanya mitos didapat secara turun-
temurun baik secara langsung maupun lewat catatan sejarah.
Umumnya mitos-mitos tersebut sudah berakar dan hidup subur di
masyarakat.
Perlu dipikirkan bahwa mitos-mitos terkadang timbul karena
ketakutan dan rasa ketidaknyamanan. Terutama dalam sebuah
perkawinan, mitos tidak selalu harus dipercaya dan harus diuji
kebenarannya.
Contoh mitos1 : Hubungan seks pertama kali selalu ditandai
dengan keluarnya darah dari vagina.
Faktanya adalah : darah yang keluar dari vagina setelah
berhubungan pertama kali timbul karena terjadinya peradangan dan
perobekan pada selaput dara. Selaput dara ini merupakan selaput
yang juga memiliki pembuluh darah. Apabila terjadi robekan pada
bagian yang terdapat pembuluh darah maka terjadi perdarahan,
apabila terjadi robekan tetapi tidak mengenai pembuluh darah maka
pendarahan tidak terjadi.
Contoh mitos 2 : Hubungan seks pada saat hamil dapat
menyebabkan turun peranakan (prolaps uteri).
Prolapsus uteri adalah penurunan sebagian atau seluruhnya bagian
kandungan ke vagina.
73
Faktanya adalah : Lima faktor yang sering menimbulkan prolapsus
uteri yaitu :
• Kawin terlalu muda dan kehamilan dini
• Banyak melahirkan (lebih dari empat kali)
• Malnutrisi / kurang gizi
• Pada saat melahirkan, mengejan sebelum leher rahim terbuka
sempurna
• Membawa barang terlalu berat dan kurang istirahat pada waktu
hamil dan setelah melahirkan
Contoh mitos 3 : Hubungan seks harus sering agar bayi dalam
rahim subur dan sehat.
Alasannya, dengan melakukan hubungan seksual maka bayi
mendapat siraman sperma sehingga bertumbuh subur dan menjadi
bayi yang normal dan sehat. Maka tidak sedikit pasangan suami istri
yang berupaya agar sering melakukan hubungan seksual selama
hamil dengan tujuan agar sang bayi normal dan sehat.
Faktanya adalah : Tidak ada hubungan lagi antara sperma dengan
bayi yang ada di dalam rahim. Tidak ada hubungan pula antara
sperma dan pertumbuhan bayi.
Jadi subur dan sehatnya bayi di dalam rahim tidak dipengaruhi oleh
ada tidaknya sperma yang masuk ke dalam rahim selama kehamilan.
Yang benar adalah, kualitas sel spermatozoa yang berhasil
membuahi sel telur berpengaruh terhadap kesehatan kehamilan
yang terjadi.
Contoh mitos 4 : Konon kalau posisi laki-laki ketika melakukan
hubungan seksual dimulai dari kiri dan diakhiri di sebelah
kanan, maka bayi laki-laki yang akan dilahirkan. Sebaliknya, bila
hubungan seksual dimulai dari sisi kanan dan diakhiri di sisi kiri,
maka bayi perempuan yang akan dilahirkan.
74
Faktanya : Tentu saja informasi ini salah dan sangat tidak rasional,
karena jenis kelamin bayi tidak ditentukan oleh posisi laki-laki ketika
berhubungan seksual. Jenis kelamin bayi ditentukan oleh jenis sel
spermatozoa yang berhasil membuahi sel telur.
Kalau spermatozoa dengan kandungan kromosom X yang
membuahi sel telur, maka akan terbentuk bayi perempuan. Kalau
spermatozoa dengan kromosom Y yang membuahi sel telur, akan
terbentuk bayi laki-laki. Tetapi ternyata tidak sedikit orang yang
mempercayai mitos itu dan melakukannya.
75
Buku saku kespro

More Related Content

What's hot

Paparan catin 17 april 2017
Paparan catin 17 april 2017Paparan catin 17 april 2017
Paparan catin 17 april 2017Rs husada
 
MEMPERKENALKAN ORGAN REPRODUKSI PADA ANAK
MEMPERKENALKAN  ORGAN  REPRODUKSI  PADA  ANAK MEMPERKENALKAN  ORGAN  REPRODUKSI  PADA  ANAK
MEMPERKENALKAN ORGAN REPRODUKSI PADA ANAK Falanni Firyal Fawwaz
 
Kebijakan pelayanan kesehatan ibu dan anak dan keluarga berencana pada masa p...
Kebijakan pelayanan kesehatan ibu dan anak dan keluarga berencana pada masa p...Kebijakan pelayanan kesehatan ibu dan anak dan keluarga berencana pada masa p...
Kebijakan pelayanan kesehatan ibu dan anak dan keluarga berencana pada masa p...Muh Saleh
 
Lembar balik kesehatan reproduksi dan seksial bagi calon pengantin
Lembar balik kesehatan reproduksi dan seksial bagi calon pengantinLembar balik kesehatan reproduksi dan seksial bagi calon pengantin
Lembar balik kesehatan reproduksi dan seksial bagi calon pengantinDokter Tekno
 
2 3-2-1-upaya-penurunan-aki-dan-akb
2 3-2-1-upaya-penurunan-aki-dan-akb2 3-2-1-upaya-penurunan-aki-dan-akb
2 3-2-1-upaya-penurunan-aki-dan-akbFirman Dariyansyah
 
Konsep dasar masa nifas
Konsep dasar masa nifasKonsep dasar masa nifas
Konsep dasar masa nifasSumiaty Syifah
 
Pertemuan 1
Pertemuan 1Pertemuan 1
Pertemuan 1Health
 
182927836 1-konsep-kesehatan-reproduksi-ppt
182927836 1-konsep-kesehatan-reproduksi-ppt182927836 1-konsep-kesehatan-reproduksi-ppt
182927836 1-konsep-kesehatan-reproduksi-pptAas Mariah
 
KESEHATAN ANAK REMAJA
KESEHATAN ANAK REMAJAKESEHATAN ANAK REMAJA
KESEHATAN ANAK REMAJAZakiah dr
 
Penyuluhan Ibu Hamil Resiko Tinggi
Penyuluhan Ibu Hamil Resiko TinggiPenyuluhan Ibu Hamil Resiko Tinggi
Penyuluhan Ibu Hamil Resiko Tinggidpalupiw
 
SOSIALISASI BUKU KIA.pptx
SOSIALISASI BUKU KIA.pptxSOSIALISASI BUKU KIA.pptx
SOSIALISASI BUKU KIA.pptxNursaUsiana
 
Persiapan dan perencanaan_persalinan
Persiapan dan perencanaan_persalinanPersiapan dan perencanaan_persalinan
Persiapan dan perencanaan_persalinanTriana Septianti
 
Kesehatan Reproduksi Calon Pengantin
Kesehatan Reproduksi Calon PengantinKesehatan Reproduksi Calon Pengantin
Kesehatan Reproduksi Calon PengantinItnay Umi Salsa
 
Pasangan Usia Subur (PUS) Dan Wanita Usia Subur (WUS)
Pasangan Usia Subur (PUS)  Dan  Wanita Usia Subur (WUS)Pasangan Usia Subur (PUS)  Dan  Wanita Usia Subur (WUS)
Pasangan Usia Subur (PUS) Dan Wanita Usia Subur (WUS)Afdan Rojabi
 
Presentasi kesehatan remaja
Presentasi kesehatan remajaPresentasi kesehatan remaja
Presentasi kesehatan remajaKusuma Wijayanti
 

What's hot (20)

Materi pkpr
Materi pkprMateri pkpr
Materi pkpr
 
Paparan catin 17 april 2017
Paparan catin 17 april 2017Paparan catin 17 april 2017
Paparan catin 17 april 2017
 
Kespro remaja
Kespro remaja  Kespro remaja
Kespro remaja
 
MEMPERKENALKAN ORGAN REPRODUKSI PADA ANAK
MEMPERKENALKAN  ORGAN  REPRODUKSI  PADA  ANAK MEMPERKENALKAN  ORGAN  REPRODUKSI  PADA  ANAK
MEMPERKENALKAN ORGAN REPRODUKSI PADA ANAK
 
Kebijakan pelayanan kesehatan ibu dan anak dan keluarga berencana pada masa p...
Kebijakan pelayanan kesehatan ibu dan anak dan keluarga berencana pada masa p...Kebijakan pelayanan kesehatan ibu dan anak dan keluarga berencana pada masa p...
Kebijakan pelayanan kesehatan ibu dan anak dan keluarga berencana pada masa p...
 
Lembar balik kesehatan reproduksi dan seksial bagi calon pengantin
Lembar balik kesehatan reproduksi dan seksial bagi calon pengantinLembar balik kesehatan reproduksi dan seksial bagi calon pengantin
Lembar balik kesehatan reproduksi dan seksial bagi calon pengantin
 
2 3-2-1-upaya-penurunan-aki-dan-akb
2 3-2-1-upaya-penurunan-aki-dan-akb2 3-2-1-upaya-penurunan-aki-dan-akb
2 3-2-1-upaya-penurunan-aki-dan-akb
 
Konsep dasar masa nifas
Konsep dasar masa nifasKonsep dasar masa nifas
Konsep dasar masa nifas
 
Mekanisme Pencatatan & pelaporan KB
Mekanisme Pencatatan & pelaporan KBMekanisme Pencatatan & pelaporan KB
Mekanisme Pencatatan & pelaporan KB
 
Pertemuan 1
Pertemuan 1Pertemuan 1
Pertemuan 1
 
Kesehatan Reproduksi Remaja
Kesehatan Reproduksi RemajaKesehatan Reproduksi Remaja
Kesehatan Reproduksi Remaja
 
182927836 1-konsep-kesehatan-reproduksi-ppt
182927836 1-konsep-kesehatan-reproduksi-ppt182927836 1-konsep-kesehatan-reproduksi-ppt
182927836 1-konsep-kesehatan-reproduksi-ppt
 
KESEHATAN ANAK REMAJA
KESEHATAN ANAK REMAJAKESEHATAN ANAK REMAJA
KESEHATAN ANAK REMAJA
 
Penyuluhan Ibu Hamil Resiko Tinggi
Penyuluhan Ibu Hamil Resiko TinggiPenyuluhan Ibu Hamil Resiko Tinggi
Penyuluhan Ibu Hamil Resiko Tinggi
 
SOSIALISASI BUKU KIA.pptx
SOSIALISASI BUKU KIA.pptxSOSIALISASI BUKU KIA.pptx
SOSIALISASI BUKU KIA.pptx
 
Persiapan dan perencanaan_persalinan
Persiapan dan perencanaan_persalinanPersiapan dan perencanaan_persalinan
Persiapan dan perencanaan_persalinan
 
Kesehatan Reproduksi Calon Pengantin
Kesehatan Reproduksi Calon PengantinKesehatan Reproduksi Calon Pengantin
Kesehatan Reproduksi Calon Pengantin
 
Pasangan Usia Subur (PUS) Dan Wanita Usia Subur (WUS)
Pasangan Usia Subur (PUS)  Dan  Wanita Usia Subur (WUS)Pasangan Usia Subur (PUS)  Dan  Wanita Usia Subur (WUS)
Pasangan Usia Subur (PUS) Dan Wanita Usia Subur (WUS)
 
Presentasi kesehatan remaja
Presentasi kesehatan remajaPresentasi kesehatan remaja
Presentasi kesehatan remaja
 
Buku Panduan Kader Posyandu
Buku Panduan Kader PosyanduBuku Panduan Kader Posyandu
Buku Panduan Kader Posyandu
 

Similar to Buku saku kespro

Konsep kesehatan reproduksi
Konsep kesehatan reproduksiKonsep kesehatan reproduksi
Konsep kesehatan reproduksiAsih Astuti
 
Elemen-elemen Pelayanan Kesehatan Reproduksi
Elemen-elemen Pelayanan Kesehatan Reproduksi Elemen-elemen Pelayanan Kesehatan Reproduksi
Elemen-elemen Pelayanan Kesehatan Reproduksi pjj_kemenkes
 
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxPB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxHikmaLavigne
 
UNDIP Kespro_181121.pptx
UNDIP Kespro_181121.pptxUNDIP Kespro_181121.pptx
UNDIP Kespro_181121.pptxfaridagushybana
 
KONSEP KESEHATAN REPRODUKSI.pptx
KONSEP KESEHATAN REPRODUKSI.pptxKONSEP KESEHATAN REPRODUKSI.pptx
KONSEP KESEHATAN REPRODUKSI.pptxDiandr
 
Modul kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
Modul kesehatan reproduksi dan keluarga berencanaModul kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
Modul kesehatan reproduksi dan keluarga berencanaAyunina2
 
KONSEP KESPRO.pdf
KONSEP KESPRO.pdfKONSEP KESPRO.pdf
KONSEP KESPRO.pdfyunirifdah
 
Power point real kesehatan kbkr dalam budaya indonesia
Power point real kesehatan kbkr dalam budaya indonesiaPower point real kesehatan kbkr dalam budaya indonesia
Power point real kesehatan kbkr dalam budaya indonesiaWahyu Yaghnajayanti
 
Makalah-Kesehatan-Reproduksi-wanita.docx
Makalah-Kesehatan-Reproduksi-wanita.docxMakalah-Kesehatan-Reproduksi-wanita.docx
Makalah-Kesehatan-Reproduksi-wanita.docxzainulandri1
 
PPT ETIKA DAN KEWENANGAN BIDAN DALAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA.pptx
PPT ETIKA DAN KEWENANGAN BIDAN DALAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA.pptxPPT ETIKA DAN KEWENANGAN BIDAN DALAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA.pptx
PPT ETIKA DAN KEWENANGAN BIDAN DALAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA.pptxLiaDahlia21
 
Kesehatan reproduksi tentang status kesehtan wanita kelompok 8
Kesehatan reproduksi tentang status kesehtan wanita kelompok 8Kesehatan reproduksi tentang status kesehtan wanita kelompok 8
Kesehatan reproduksi tentang status kesehtan wanita kelompok 8Aan Saja
 
kelompok 2 kespro.pptx
kelompok 2 kespro.pptxkelompok 2 kespro.pptx
kelompok 2 kespro.pptxRisma94
 
ppt kespro pertemuan pertama.pptx
ppt kespro pertemuan pertama.pptxppt kespro pertemuan pertama.pptx
ppt kespro pertemuan pertama.pptxHayati71
 

Similar to Buku saku kespro (20)

Konsep kesehatan reproduksi
Konsep kesehatan reproduksiKonsep kesehatan reproduksi
Konsep kesehatan reproduksi
 
Kedkomunitas juliandi
Kedkomunitas juliandiKedkomunitas juliandi
Kedkomunitas juliandi
 
Elemen-elemen Pelayanan Kesehatan Reproduksi
Elemen-elemen Pelayanan Kesehatan Reproduksi Elemen-elemen Pelayanan Kesehatan Reproduksi
Elemen-elemen Pelayanan Kesehatan Reproduksi
 
Sosbud 3
Sosbud 3Sosbud 3
Sosbud 3
 
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxPB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
 
UNDIP Kespro_181121.pptx
UNDIP Kespro_181121.pptxUNDIP Kespro_181121.pptx
UNDIP Kespro_181121.pptx
 
Khiba
KhibaKhiba
Khiba
 
KONSEP KESEHATAN REPRODUKSI.pptx
KONSEP KESEHATAN REPRODUKSI.pptxKONSEP KESEHATAN REPRODUKSI.pptx
KONSEP KESEHATAN REPRODUKSI.pptx
 
Modul kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
Modul kesehatan reproduksi dan keluarga berencanaModul kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
Modul kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
 
Nia makalah promkes remaja
Nia makalah promkes remajaNia makalah promkes remaja
Nia makalah promkes remaja
 
KONSEP KESPRO.pdf
KONSEP KESPRO.pdfKONSEP KESPRO.pdf
KONSEP KESPRO.pdf
 
BAYI TABUNG (NORMA DUALLO)
BAYI TABUNG (NORMA DUALLO)BAYI TABUNG (NORMA DUALLO)
BAYI TABUNG (NORMA DUALLO)
 
ppt kes remaja.pptx
ppt kes remaja.pptxppt kes remaja.pptx
ppt kes remaja.pptx
 
Power point real kesehatan kbkr dalam budaya indonesia
Power point real kesehatan kbkr dalam budaya indonesiaPower point real kesehatan kbkr dalam budaya indonesia
Power point real kesehatan kbkr dalam budaya indonesia
 
Makalah-Kesehatan-Reproduksi-wanita.docx
Makalah-Kesehatan-Reproduksi-wanita.docxMakalah-Kesehatan-Reproduksi-wanita.docx
Makalah-Kesehatan-Reproduksi-wanita.docx
 
PPT ETIKA DAN KEWENANGAN BIDAN DALAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA.pptx
PPT ETIKA DAN KEWENANGAN BIDAN DALAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA.pptxPPT ETIKA DAN KEWENANGAN BIDAN DALAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA.pptx
PPT ETIKA DAN KEWENANGAN BIDAN DALAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA.pptx
 
Kesehatan reproduksi tentang status kesehtan wanita kelompok 8
Kesehatan reproduksi tentang status kesehtan wanita kelompok 8Kesehatan reproduksi tentang status kesehtan wanita kelompok 8
Kesehatan reproduksi tentang status kesehtan wanita kelompok 8
 
Nia makalah promkes remaja
Nia makalah promkes remajaNia makalah promkes remaja
Nia makalah promkes remaja
 
kelompok 2 kespro.pptx
kelompok 2 kespro.pptxkelompok 2 kespro.pptx
kelompok 2 kespro.pptx
 
ppt kespro pertemuan pertama.pptx
ppt kespro pertemuan pertama.pptxppt kespro pertemuan pertama.pptx
ppt kespro pertemuan pertama.pptx
 

Recently uploaded

materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaUpdate 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaErdinataKusuma1
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 

Recently uploaded (20)

materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaUpdate 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 

Buku saku kespro

  • 1. KESEHATAN REPRODUKSI DAN SEKSUAL BAGI CALON PENGANTIN Kementerian Kesehatan RI 613.94 Ind k KEMENTERIAN KESEHATAN RI JAKARTA, 2015
  • 2. Kementerian Kesehatan RI, 2015. Cetak Ulang I : 2011 Cetak Ulang II : 2014 Cetak Ulang III : 2015
  • 3. KESEHATAN REPRODUKSI DAN SEKSUAL BAGI CALON PENGANTIN Kementerian Kesehatan RI 613.94 Ind k KEMENTERIAN KESEHATAN RI JAKARTA 2015
  • 4. KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena buku saku ”Kesehatan Reproduksi dan Seksual bagi Calon Pengantin” telah selesai disusun. Buku saku ini merupakan hasil kerjasama dengan lintas sektor dan lintas program terkait. Buku saku ini dibuat berdasarkan fakta di lapangan, bahwa belum adanya buku saku tentang kesehatan reproduksi dan seksual bagi calon pengantin yang disediakan di fasilitas kesehatan. Ucapan terimakasih kepada dr. Suryono, SpOG beserta tim dari POGI Pusat sebagai konsultan dalam penerbitan buku saku ini. Diharapkan buku saku ini dapat dimafaatkan secara optimal sehingga calon pengantin mendapatkan informasi yang dibutuhkan tentang kesehatan reproduksi dan seksual sebelum memasuki jenjang pernikahan. Kami menyadari bahwa buku saku ini masih perlu disempurnakan. Oleh karena itu, segala masukan untuk meningkatkan mutu buku dan pelayanan kesehatan reproduksi terpadu, sangat kami hargai dan harapkan. Jakarta, 30 Oktober 2009 Direktur Bina Kesehatan Ibu, Dr. Sri Hermiyanti,MSc 2
  • 5. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR 2 BAB 1. FILOSOFI PERNIKAHAN 8 BAB 2. INFORMASI PRA NIKAH 10 A. Kesehatan Reproduksi 10 B. Hak Reproduksi dan Seksual 12 C. Organ Reproduksi 15 C.1. Organ Reproduksi Perempuan 15 C.2. Organ Reproduksi laki-laki 18 D. Persiapan Pranikah 20 D.1. Persiapan Fisik 20 D.2. Persiapan Gizi 20 D.3. Status Imunisasi TT 20 D.4. Menjaga kebersihan Organ Reproduksi 21 BAB 3. KETIDAKSETARAAN GENDER DALAM PERNIKAHAN 22 A. Kekerasan Dalam RumahTangga (KDRT) 22 B. Bentuk Ketidaksetaraan Gender Dalam Rumah Tangga 24 3
  • 6. BAB 4. INFORMASI TENTANG KEHAMILAN, PENCEGAHAN KOMPLIKASI, PERSALINAN DAN PASCA SALIN 26 A.Kehamilan 26 A.1. Menunda Kehamilan dengan Kontrasepsi yang Tepat 27 A.2. Tanda-tanda Kehamilan 28 A.3. Cara Menghitung Usia Kehamilan 29 A.4. Memeriksa Kehamilan 30 A.5. Proses Kehamilan 32 A.6. Menjaga Kehamilan 34 A.7. Nutrisi Makanan Ibu Hamil 36 A.8. Kehamilan dan Persalinan Berisiko 38 A.9. Tanda Bahaya Kehamilan 40 A.10. Kesehatan Jiwa Ibu Hamil 42 B.Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) 44 B.1. Stiker P4K 44 B.2. Buku KIA 45 C.Persalinan 46 C.1. Tanda-Tanda Persalinan 46 C.2. Persalinan Ditolong Oleh Tenaga Kesehatan 47 D.Perawatan Pasca Persalinan 48 E.Pemberian ASI 50 E.1. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) 50 E.2. Manfaat Pemberian ASI 51 4
  • 7. BAB 5. INFORMASI TENTANG INFEKSI MENULAR SEKSUAL, INFEKSI SALURAN REPRODUKSI SERTA HIV DAN AIDS 52 A.Infeksi Menular Seksual 52 A.1.Gejala Infeksi Menular Seksual 52 A.2. Jenis IMS yang Sering Dijumpai 53 A.3. Tindakan Jika Terinfeksi IMS 55 A.4. IMS : Gerbang Menuju HIV dan AIDS 56 B.Infeksi Saluran Reproduksi 57 C.HIV dan AIDS 60 C.1. Penularan HIV 60 C.2. Gejala HIV : Tidak Menunjukan Gejala Sama Sekali 62 D. Cegah penularan IMS dan HIV 63 BAB 6. INFORMASI TENTANG DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DAN KANKER PAYUDARA 64 A.Kanker Leher Rahim 64 A.1. Faktor Risiko Kanker Leher Rahim 65 A.2. Tanda-tanda Kanker Leher Rahim 65 A.3. Deteksi Dini Kanker Leher Rahim 66 B.SADARI : perikSA payuDAra SendiRI 68 B.1. Faktor Risiko Kanker Payudara 68 B.2. Deteksi Dini Kanker Payudara Dengan SADARI 68 B.3. Melakukan SADARI 69 5
  • 8. BAB 7. INFORMASI TENTANG GANGGUAN DALAM KEHIDUPAN SEKSUAL SUAMI ISTRI 70 A.Gangguan Seksual pada Perempuan 71 B.Gangguan Seksual pada Laki-laki 71 C.Mencegah Gangguan Seksual 72 BAB 8. MITOS PADA PERKAWINAN 73 6
  • 9. 7
  • 10. BAB 1. FILOSOFI PENIKAHAN Akad/janji nikah yang diucapkan atas nama Tuhan Yang Maha Esa yang merupakan awal dari kesepakatan bagi calon pengantin untuk saling memberi ketenangan (sakinah) dengan mengembangkan hubungan atas dasar saling cinta dan kasih (mawaddah wa rahmah). Penyebutan nama Tuhan Yang Maha Esa dalam akad / janji pernikahan berarti bahwa disamping saling bertanggungjawab antara satu dengan yang lain, suami isteri juga bertanggungjawab pada Tuhan Yang Maha Esa atas segala yang dilakukan dalam peran dan fungsi mereka sebagai suami isteri. 8
  • 11. 9 “ Rahasia menjadi pasangan suami istri yang bahagia sesungguhnya tidak pernah dapat diajarkan, tetapi belajar dari pengalaman.”
  • 12. BAB 2. INFORMASI PRA NIKAH Dalam melakukan peran mereka sebagai pasangan, seorang suami dan istri haruslah memiliki kesehatan lahir dan batin yang baik. Salah satu indikasi bahwa calon pengantin yang sehat adalah bahwa kesehatan reproduksinya berada pada kondisi yang baik. Kesehatan reproduksi adalah keadaan yang menunjukkan kondisi kesehatan fisik, mental, dan sosial seseorang dihubungkan dengan fungsi dan proses reproduksinya termasuk di dalamnya tidak memiliki penyakit atau kelainan yang mempengaruhi kegiatan reproduksi tersebut. Dalam kesehatan reproduksi pembagian peran sosial perempuan dan laki-laki mempunyai pengaruh besar terhadap kesehatan perempuan dan laki-laki. Peran sosial laki-laki dan perempuan itu semakin dirasakan dalam kesehatan reproduksi. Masalah kesehatan reproduksi dapat terjadi sepanjang siklus hidup manusia, misalnya masalah pergaulan bebas pada remaja, kehamilan remaja, aborsi yang tidak aman, kurangnya informasi tentang kesehatan reproduksi. Status/posisi perempuan di masyarakat merupakan penyebab utama masalah kesehatan reproduksi yang dihadapi perempuan, 10 A. Kesehatan
  • 13. karena menyebabkan perempuan kehilangan kendali terhadap kesehatan, tubuh, dan fertilitasnya. Perempuan lebih rentan dalam menghadapi risiko kesehatan reproduksi, s e p e r t i k e h a m i l a n , melahirkan, aborsi yang tidak aman, dan pemakaian alat kontrasepsi. Karena struktur alat reproduksinya, perempuan lebih rentan secara sosial maupun fisik terhadap penularan IMS, termasuk HIV-AIDS. Masalah kesehatan reproduksi tidak terpisahkan dari hubungan laki-laki dan perempuan. Namun keterlibatan, motivasi, serta partisipasi laki-laki dalam kesehatan reproduksi masih sangat kurang. Laki-laki juga mempunyai masalah kesehatan reproduksi, khususnya yang berkaitan dengan IMS termasuk HIV-AIDS. Karena itu dalam menyusun strategi untuk memperbaiki kesehatan reproduksi harus diperhitungkan pula kebutuhan, kepedulian, dan tanggung jawab laki-laki. Walaupun korban kekerasan adalah perempuan dan laki-laki, perempuan pada dasarnya lebih rentan terhadap kekerasan atau perlakuan kasar, yang pada dasarnya bersumber pada subordinasi perempuan terhadap laki-laki atau hubungan gender yang tidak setara. 11 Reproduksi
  • 14. Kedua calon pengantin mempunyai kebebasan dan hak yang sama dan secara bertanggungjawab dalam memutuskan untuk berapa jumlah anak mereka, jarak kelahiran antara anak satu dengan yang kedua dan seterusnya serta menentukan waktu kelahiran dan dimana anak tersebut dilahirkan. Hak Rerpoduksi dan seksual menjamin keselamatan dan keamanan calon pengantin, termasuk didalamnya mereka harus mendapatkan informasi yang lengkap tentang 12 B. Hak Reproduksi dan Seksual
  • 15. kesehatan reproduksi dan seksual, serta efek samping obat- obatan, alat dan tindakan medis yang digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan reproduksi. 13 n “ Hubungan suami istri harus didasari penghargaan terhadap pasangan masing-masing dan dilakukan dalam kondisi yang diinginkan bersama tanpa unsur pemaksaan, ancaman dan kekerasan.”
  • 16. Informasi yang diterima harus bisa membuat calon pengantin mengerti tentang informasi yang diberikan sehingga dapat membuat keputusan tanpa terpaksa. Calon pengantin juga berhak untuk memperoleh pelayanan KB yang aman, efektif, terjangkau, dapat diterima, sesuai dengan pilihan tanpa paksaan. Pihak perempuan berhak mendapat pelayanan kesehatan yang dibutuhkan yang memungkinkannya sehat dan selamat dalam menjalani kehamilan dan persalinan, serta memperoleh bayi yang sehat. Hubungan suami istri harus didasari penghargaan terhadap pasangan masing-masing dan dilakukan dalam kondisi dan waktu yang diinginkan bersama tanpa unsur pemaksaan, ancaman dan kekerasan. Hak reproduksi juga mencakup informasi yang mudah, lengkap, dan akurat tentang penyakit menular seksual, agar perempuan dan laki-laki terlindungi dari infeksi menular seksual (IMS) serta dan memahami upaya pencegahan dan penularannya yang dapat berakibat buruk terhadap kesehatan reproduksi laki-laki, perempuan dan keturunannya. 14
  • 17. C. Organ Reproduksi C.1. Organ Reproduksi Perempuan 1. Ovarium (Indung Telur). Organ yang terletak di kiri dan kanan rahim di ujung saluran telur (fimbrae/umbai-umbai) dan terletak di rongga pinggul, indung telur berfungsi mengeluarkan sel telur (ovum), sebulan sekali indung telur kiri dan kanan secara 15 Gambar : Organ Reproduksi Perempuan Kelentit Indung Telur
  • 18. bergiliran mengeluarkan sel telur. Sel telur adalah sel yang dihasilkan oleh indung telur yang dapat dibuahi oleh sperma sehingga terjadi konsepsi (pembuahan). Bila tidak dibuahi, sel telur akan ikut keluar bersama darah saat menstruasi. 2. Tuba Fallopii (saluran telur). Saluran di kiri dan kanan rahim yang berfungsi untuk mengantar ovum dari indung telur menuju rahim. 3. Fimbrae (umbai-umbai). Dapat di analogikan dengan jari-jari tangan, umbai-umbai ini berfungsi untuk menangkap sel telur yang dikeluarkan indung telur. 4. Uterus (rahim). Merupakan tempat janin berkembang, bentuknya seperti buah pir dan berat normalnya antara 30-50 gram. Pada saat tidak hamil, besar rahim kurang lebih sebesar telur ayam kampung, dindingnya tediri dari: - Lapisan parametrium merupakan lapisan paling luar dan yang berhubungan dengan rongga perut. - Lapisan myometrium merupakan lapisan yang berfungsi mendorong bayi keluar pada proses persalinan (kontraksi) - Lapisan endometrium merupakan lapisan dalam rahim tempat menempelnya sel telur yang sudah dibuahi. Lapisan ini terdiri dari lapisan kelenjar yang berisi pembuluh darah. 5. Serviks (leher rahim). Bagian rahim yang berbatasan dengan vagina. Pada saat persalinan tiba, leher rahin membuka sehingga bayi dapat keluar. 16
  • 19. 6. Vagina (liang senggama). Merupakan sebuah saluran berbentuk silinder dengan diameter depan ± 6,5 cm dan dinding belakang ± 9 cm yang bersifat elastis dengan berlipat lipat. Fungsinya sebagai tempat penis berada saat bersanggama, tempat keluarnya menstruasi dan bayi. 7. Klitoris (kelentit). Merupakan organ kecil yang paling peka rangsangan dibanding dengan bagian-bagian alat kelamin perempuan yang lain. Klitoris banyak mengandung pembuluh darah dan syaraf. 8. Labia (bibir kemaluan). Terdiri dari dua bibir, yaitu bibir besar(labia mayor) dan bibir kecil (labia minor). 17
  • 20. C.2. Organ Reproduksi Laki-laki Gambar : Organ reproduksi laki-laki 1. Testis (buah zakar). Berjumlah dua buah untuk memproduksi sperma setiap hari dengan bantuan testosteron. Testis berada dalam skrotum, diluar rongga panggul karena pembentukan sperma membutuhkan suhu yang lebih rendah dari pada suhu badan (36,7 o C). Sperma merupakan sel yang berbentuk seperti berudu (kecebong) berekor hasil dari testis yang dikeluarkan saat ejakulasi bersama cairan mani dan bila bertemu dengan sel telur yang matang akan terjadi pembuahan. 2. Skrotum (kantung buah zakar). Kantong kulit yang melindungi testis, berwarna gelap dan berlipat lipat. Skrotum adalah tempat bergantungnya testis. Skrotum mengandung otot polos yang 18 Saluran Sperma
  • 21. mengatur jarak testis ke dinding perut dengan maksud mengatur suhu testis agar relatif tetap. 3. Vas deferens (saluran sperma). Saluran yang menyalurkan sperma dari testis-epididimis menuju ke uretra/ saluran kencing pars prostatika. Vas deferens panjangnya ± 4,5 cm dengan diameter ±2,5 mm. Saluran ini muara dari Epididimis yaitu saluran- saluran yang lebih kecil dari vas deferens. Bentuknya berkelok-kelok dan membentuk bangunan seperti topi. 4. Prostat, vesikula seminalis dan beberapa kelenjar lainnya. Kelenjar-kelenjar yang menghasilkan cairan mani (semen). yang berguna untuk memberikan makanan pada sperma. 5. Penis. Berfungsi sebagai alat sanggama dan sebagai saluran untuk pengeluaran sperma dan air seni. Pada keadaan biasa, ukuran penis kecil. Ketika terangsang secara seksual darah banyak dipompa ke penis sehingga berubah menjadi tegang dan besar disebut sebagai ereksi. Bagian glans merupakan bagian depan atau kepala penis. Glans banyak mengandung pembuluh darah dan syaraf. Kulit yang menutupi glans disebut foreskin (preputium). Pada laki-laki sunat dilakukan dengan cara membuang kulit preputium. Secara medis sunat dianjurkan karena memudahkan pembersihan penis sehingga mengurangi kemungkinan terkena infeksi, radang dan kanker. 19
  • 22. D.1. Persiapan Fisik: - Pemeriksaan status kesehatan : • tanda-tanda vital (suhu, nadi, frekuensi nafas, tekanan darah) - Pemeriksaan Darah rutin : • Hb, Trombosit, Lekosit, - Pemeriksaan Darah yang dianjurkan : • Golongan Darah dan Rhesus • Gula Darah Sewaktu (GDS) • Thalasemia • Hepatitis B dan C • TORCH (TOksoplasmosis, Rubella, Citomegalovirus dan Herpes simpleks) - Pemeriksaan Urin: Urin Rutin D.2. Persiapan Gizi : Peningkatan status gizi calon pengantin terutama perempuan melalui penanggulangan KEK (Kekurangan Energi Kronis) dan anemia gizi besi serta defisiensi asam folat. D.3. Status Imunisasi TT: Pencegahan dan perlindungan diri yang aman terhadap penyakit tetanus dilakukan dengan pemberian 5 dosis imunisasi TT untuk mencapai kekebalan penuh. 20 D. Persiapan Pra Nikah
  • 23. Status TT Interval (selang waktu) minimal Lama perlidungan TT I 0 TT II 4 minggu setelah TT I 3 tahun TT III 6 bulan setelah TT II 5 tahun TT IV 1 tahun setelah TT III 10 tahun TT V 1 tahun setelah TT IV 25 tahun D.4. Menjaga kebersihan organ reproduksi • Sebaiknya pakaian dalam diganti minimal 2 kali sehari. • Tidak menggunakan pakaian dalam yang ketat dan berbahan non sintetik. • Pakailah handuk yang bersih, kering, tidak lembab/bau. • Membersihkan organ reproduksi luar dari depan ke belakang dengan menggunakan air bersih dan dikeringkan menggunakan handuk atau tisu. • Khusus untuk perempuan: - tidak boleh terlalu sering menggunakan cairan pembilas vagina. - Jangan memakai pembalut tipis dalam waktu lama. - Pergunakan pembalut ketika mentruasi dan diganti paling lama setiap 4 jam sekali atau setelah buang air. - Bagi perempuan yang sering keputihan, berbau dan berwarna harap memeriksakan diri ke petugas kesehatan. • Bagi laki-laki dianjurkan disunat untuk kesehatan. 21
  • 24. BAB 3. KETIDAKSETARAAN GENDER DALAM PERNIKAHAN Pernikahan ideal dapat terjadi ketika perempuan dan laki-laki dapat saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Akan tetapi apabila hal diatas tidak terjadi, maka hal-hal yang harus dihindari dalam pernikahan adalah melakukan : 1. Kekerasan secara fisik (memukul, menendang, menampar, menjambak rambut, menyundut dengan rokok, melukai) 2. Kekerasan secara psikis (menghina, komentar-komentar yang merendahkan, melarang istri mengunjungi saudara atau teman- temannya, mengancam) 3. Kekerasan seksual (memaksa dan menuntut berhubungan seksual) 4. Penelantaran (tidak memberi nafkah istri, melarang istri bekerja) 5. Eksploitasi (memanfaatkan, memperdagangkan dan memperbudakan ) 6. Kekerasan lainnya Apabila hal tersebut terjadi, maka sebaiknya baik suami maupun istri berupaya mencari solusi dengan terlebih dahulu dengan berdialog. 22 A. Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)
  • 25. Apabila hal ini terjadi, maka langkah-langkah yang dapat dilakukan : 1. Mendatangi fasilitas kesehatan (puskesmas/rumah sakit) untuk mengobati luka-luka yang dialami dan mendapatkan visum dari dokter atas permintaan polisi penyidik. 2. Menceritakan kejadian kepada keluarga, teman dekat atau kerabat 3. Melapor ke polisi (Unit Pelayanan Perempuan dan Anak ) 4. Mendapatkan pendampingan dari tokoh agama, LSM, psikolog atau LBH. Landasan hukum bagi upaya pencegahan dan penindakan tindak kekerasan dalam rumah tangga diatas telah tercantum dalam Undang-Undang RI No.23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). 23 TOLONG! JANGAN ADA LAGI KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
  • 26. • Stereotipi (pelabelan kepada perempuan atau laki-laki. misalnya : laki-laki kuat, perempuan lemah, perempuan emosional, laki-laki rasional). • Subordinasi (yang diutamakan adalah laki-laki terlebih dahulu baru perempuan) • Marginalisasi (perempuan ditempatkan sebagai orang yang tidak memiliki peran penting) • Beban ganda (beban kerja perempuan lebih lama dan lebih banyak, perempuan dituntut menjadi ibu rumah tangga sekaligus pencari nafkah keluarga). 24 B.Bentuk Ketidaksetaraan gender dalam kehidupan berumah tangga
  • 27. • 25 BEKERJA MEMILIKI PERAN PENTING DIUTAMAKAN PELABELAN BEKERJA DAN MENGURUS RUMAH TANGGA TIDAK MEMILIKI PERAN PENTING TIDAK DIUTAMAKAN PELABELAN
  • 28. BAB 4. INFORMASI TENTANG KEHAMILAN, PERSALINAN, DAN NIFAS A. Kehamilan Kehamilan ideal adalah kehamilan yang direncanakan, diinginkan dan dijaga perkembangannya secara baik . Namun ada kalanya berbagai faktor yang dapat membuat kehamilan menjadi tertunda atau bahkan tidak diinginkan. Kehamilan tidak diinginkan dapat terjadi: • Akibat hubungan seks pranikah • Akibat gagal/drop out KB • Pada unmet need (wanita usia subur yang tidak ingin punya anak tetapi tidak menggunakan alat kontrasepsi). Namun demikian, tidak ada yang lebih membahagiakan pasangan suami istri selain dari kehadiran buah hati dalam perkawinan mereka. 26
  • 29. A.1. Menunda kehamilan dengan kontrasepsi yang tepat Tidak semua pasangan yang baru menikah ingin segera hamil. Untuk menunda kehamilan tersedia beberapa metode KB yang dianjurkan. 27 METODE MODERN JANGKA PENDEK METODE ALAMIAH kondom pil suntik pantang berkala pengukuran suhu basal penilaian lendir vagina METODE MODERN JANGKA PANJANG implan/AKBK (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit) IUD/ AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
  • 30. Diantara tanda-tanda kehamilan adalah: • Tes kehamilan positif (+) • Tidak mendapat menstruasi/ haid sebagaimana biasanya (tidak menstruasi pada siklus haid bulan berikutnya). • Timbul rasa mual, muntah-muntah dan pusing terutama pada pagi hari serta sering buang air kecil. • Tidak ada nafsu makan. • Kadang-kadang mengidam atau menginginkan makanan yang jarang ada atau tidak pernah dimakannya. • Pada usia kehamilan lebih lanjut dengan alat tertentu dapat terdengar detak jantung janin. 28 A.2. Tanda-Tanda Kehamilan
  • 31. Menghitung Usia Kehamilan Misalnya tanggal 8 Juni 2009 masih haid, kemudian ketika diperiksa tanggal 14 Juli 2009 dinyatakan positif hamil berarti bahwa umur kehamilannya adalah antara 8 Juni sampai dengan 14 Juli 2009 adalah 36 hari atau sekitar 5 minggu. Menentukan taksiran persalinan Taksiran persalinan/melahirkan: Harus diketahui haid terakhir (tanggal,bulan,tahun) Rumus: • Tanggal +7 • Bulan -3 • Tahun +1 Contoh: Haid atau dating bulan terakhir tanggal 8 Juni 2009 Maka waktu persalinan diperkirakan: • Tanggal 8+7=15 • Bulan 6-3=3 • Tahun 2009+1= 2010 Jadi diperkirakan melahirkan pada tanggal 15 Maret 2010. 29 A.3. Cara menghitung usia kehamilan dan menentukan taksiran persalinan
  • 32. A.4. Memeriksa Kehamilan Seorang ibu sebaiknya mulai memeriksakan kehamilan seawal mungkin, yaitu setelah terlambat haid selama 2 bulan berturut-turut sehingga kesehatan ibu dan janin selalu dapat dipantau dan ibu bisa memperoleh nasehat atau pengobatan bila ada keluhan. 30
  • 33. Pelayanan pemeriksaan ibu hamil mencakup 10T : 1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan. 2. Pengukuran tekanan darah Ibu. entukan status gizi (ukur lingkar lengan atas). 4. Pengukuran janin/pengukuran tinggi fundus uteri. 5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin. 6. Penilaian status imunisasi TT. 7. Tablet tambah darah. 8. Tes laboratorium. 9. Tata laksana kasus. 10. Tatap muka/konseling tentang kehamilan. Pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali selama kehamilan : Trimester I (0-3 bulan) : 1 kali Trimester II (4-6 bulan) : 1 kali Trimester III (7-9 bulan) : 2 kali 31 T 3.
  • 34. A.5. Proses Kehamilan 32 embrio menempel di dinding rahim sperma saluran telur (tuba fallopi) sel telur minggu ke 1 (hari ke 7) minggu ke 4 (hari ke 28) 7mm minggu ke 8 (hari ke 56) 40 mm
  • 35. 33 minggu ke 12 (hari ke 84) 100 mm minggu ke 24 (hari ke168) 330 mm minggu ke 40 (hari ke 280) 550 mm Sel telur yang matang dibuahi oleh sperma dalam saluran telur (tuba fallopi) Sel telur yang telah dibuahi sperma (embrio) menempel di lapisan dalam dinding rahim Dalam 120 hari pertama, embrio berkembang mengikuti tahapan kehidupan sel (hayati) Memasuki usia kehamilan lebih lanjut, embrio berkembang mengikuti tahapan kehidupan insani menjadi janin/ bayi Kehamilan umumnya berakhir dengan persalinan setelah 280 hari (9 bulan 10 hari)
  • 36. A.6. Menjaga Kehamilan Ibu hamil dapat melakukan kegiatan sehari-hari seperti biasa selama tidak ditemukan adanya keluhan atau kelainan dan memperhatikan istirahat yang cukup. Beberapa hal yang perlu diperhatikan ibu hamil adalah : • Jangan kelelahan dan mengangkat benda berat. Berbaring selama 1 jam pada siang hari, usahakan kaki lebih tinggi dari perut. Tidur cukup (9 - 10 jam) . Tidur terlentang pada saat hamil muda, tidur miring pada kehamilan lanjut. • Berpakaian longgar yang menyerap keringat. Memakai kutang yang dapat menahan payudara yang membesar serta memakai alas kaki bertumit rendah. • Posisi hubungan seks perlu diatur agar tidak menekan perut Ibu. • Beraktivitas fisik dengan berjalan kaki selama 30-60 menit tiap hari atau berolahraga ringan seperti senam hamil dilakukan dengan hati-hati dan seksama. • Hindari berdekatan dengan orang yang sedang sakit menular dan orang yang merokok. • Pemakaian obat harus sesuai dengan petunjuk dokter. • Makan bergizi seimbang termasuk sayur dan buah 3-5 porsi sehari. 34
  • 37. 35 • Jangan kelelahan dan mengangkat benda berat. • Berpakaian longgar yang menyerap keringat. • Beraktivitas fisik dengan berjalan kaki selama 30-60 menit tiap hari . • Tidak merokok dan hindari perokok • Makan bergizi seimbang.
  • 38. A.7. Nutrisi Makanan Ibu Hamil Makanan ibu hamil harus diperhatikan karena selain untuk kebutuhan ibu juga dibutuhkan untuk perkembangan janin. Kekurangan gizi akan mengakibatkan ibu hamil cepat lelah dan pusing, muka pucat, mudah terserang penyakit, Kekurangan ASI atau ASI tidak keluar pada saat menyusui. Kekurangan gizi pada Ibu hamil juga bisa menyebabkan janin keguguran, pertumbuhan janin terganggu sehingga bayi lahir dengan berat lahir rendah, perkembangan otak janin terhambat hingga dapat menyebabkan kecerdasan berkurang atau cacat, bayi lahir sebelum waktunya dan yang paling parah adalah kematian pada bayi. 36 Piramida makanan ibu hamil produk susu 4 porsi protein 3-4 porsi buah 3-4 porsi sayur 3-5 porsi nasi, roti, sereal dan mie 6-11 porsi secukupnya minyak mentega gula
  • 39. Tabel Pengaturan makan pada ibu hamil 37 Kehamilan 1-3 bulan : Kehamilan 4-6 bulan : Kehamilan 7-9 bulan : Makan dalam porsi kecil tapi sering Makan ditambah kira- kira 1 piring per hari Makan ditambah kira- kira 1 piring per hari Makan makanan yang mudah dicerna dan menghindari makanan yang merangsang seperti rasa pedas, asam. Makan makanan yang mengandung protein seperti ; ikan,daging,telur,tahu, tempe,oncom atau kacang-kacangan. Protein dibutuhkan untuk pertumbuhan kulit, rambut dan kuku. Makan makanan yang mengandung protein seperti ; ikan,daging,telur,tahu, tempe,oncom atau kacang-kacangan. Protein dibutuhkan untuk pertumbuhan kulit, rambut dan kuku. Makan makanan yang segar, berserat, sedikit lemak dan banyak mengandung cairan maupun karbohidrat Diperlukan juga zat gizi lain seperti mineral dan vitamin Diperlukan juga zat gizi lain seperti mineral dan vitamin Minum air putih lebih banyak termasuk 1 gelas susu sehari Tambahan zat kapur dibutuhkan untuk persediaan pembentukan gigi setelah bayi lahir. Makanan yang mengandung zat kapur misalnya: susu, ikan teri, kacang, dan sayuran hijau. Tambahan zat kapur dibutuhkan untuk persediaan pembentukan gigi setelah bayi lahir. Makanan yang mengandung zat kapur misalnya: susu, ikan teri, kacang, dan sayuran hijau. Minum air putih lebih banyak termasuk 1 gelas susu sehari Minum air putih lebih banyak termasuk 1 gelas susu sehari
  • 40. A.8. Kehamilan & Persalinan Berisiko Kehamilan dan persalinan berisiko tinggi biasanya terjadi karena faktor: 4 T e r l a l u d a n 3 T e r l a m b a t . 4 (EMPAT) TERLALU yaitu: (1) Terlalu muda untuk hamil (kurang dari 20 tahun); (2)Terlalu tua untuk hamil (lebih dari 35 tahun); (3)Terlalu sering hamil (anak lebih dari 3); (4)Terlau dekat atau rapat jarak kehamilannya (kurang dari 2 tahun) 3 (TIGA) TERLAMBAT yaitu: (1) Terlambat mengambil keputusan untuk mencari upaya medis kedaruratan. (2) Terlambat tiba di fasilitas kesehatan (3) Terlambat mendapat pertolongan medis yang adekuat. 38
  • 41. Usia terbaik perempuan untuk hamil antara 20-35 tahun, sementara jarak kehamilan yang baik adalah minimal 2 tahun karena dengan jarak kelahiran tersebut akan memberi kesempatan bagi organ - organ reproduksi si ibu untuk mengembalikan fungsinya dengan baik dan memberi kesempatan bagi organ-organ reproduksi si ibu untuk kembali normal dengan baik dan memberi kesempatan bagi anak yang lahir untuk tumbuh dan berkembang dengan perhatian yang penuh kasih sayang. Sebelum merencanakan punya anak lagi sebaiknya dipertimbangkan secara matang, misalnya bagaimana persiapan biaya perawatannya, penyediaan kesempatan untuk mengenyam pendidikan dan kehidupan yang layak. 39
  • 42. A.9. Tanda Bahaya Kehamilan Pada ibu hamil dapat terjadi tanda-tanda yang dapat mengancam jiwa ibu atau janin yang dikandungnya. Beberapa tanda-tanda bahaya yang dapat terjadi adalah : • Perdarahan waktu hamil walaupun hanya sedikit. • Bengkak di kaki, tangan atau wajah disertai sakit kepala dan atau kejang. • Demam atau panas tinggi lebih dari 2 hari. • Keluarnya cairan yang berlebihan dari liang rahim dan kadang berbau. • Keluar cairan ketuban sebelum tiba saat melahirkan. • Muntah terus dan tidak mau makan. • Berat badan yang tidak naik pada trimester 2-3. • Bayi di kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak sama sekali. Apabila terdapat tanda bahaya tersebut segera mintalah pertolongan tenaga kesehatan. 40
  • 43. 41 pendarahan pada waktu hamil bengkak di kaki, tangan atau wajah disertai sakit kepala dan atau kejang demam atau panas tinggi lebih dari 2 hari keluarnya cairan yang berlebihan dari liang rahim dan kadang berbau. Keluar cairan ketuban sebelum tiba saat melahirkan muntah terus dan tidak mau makan. berat badan yang tidak naik pada trimester 2-3
  • 44. Ibu yang hamil akan sehat secara mental jika suami, orangtua, ipar dan keluarganya mendukungnya. Selain itu, persiapan fisik, sosial dan ekonomi juga harus diperhatikan agar Ibu tidak stres. Ibu hamil juga tidak boleh dibebani dengan pekerjaan atau tugas menumpuk. Kondisi emosional pada ibu hamil • Ibu hamil mudah tersinggung, sensitif, uring-uringan, manja, mudah marah, tidak semangat • Perasaan mudah lelah, tidak mau makan, tidak bisa tidur nyenyak, tidak nyaman, merasa sesak. Hal-hal tersebut disebabkan oleh adanya perubahan kondisi fisiknya. • Mencemaskan perubahan fisiknya, khawatir terhada perkembangan bayinya dalam rahim, khawatir bila bayinya meninggal, atau cacat • Merasa belum siap menjadi orangtua dan belum siap secara ekonomi • Ingin diperhatikan, pada waktu mengidam menginginkan makanan-makanan yang mungkin tidak pada musimnya sehingga sulit didapat. Hal tersebut semata-mata karena ingin diperhatikan keluarga dan suami 42 A.10 Kesehatan Jiwa Ibu Hamil p
  • 45. Ibu hamil bisa memeriksakan diri 1 kali di tiap 3 bulan kehamilan untuk mendeteksi dini kondisi kesehatan jiwa seperti ada tidaknya depresi, cemas, tekanan-tekanan/stres dalam berkeluarga. Beberapa tips dalam menghadapi kasus depresi, cemas, tekanan/ stres pada ibu hamil : • Ibu dapat melakukan relaksasi sederhana sehingga menimbulkan perasaan nyaman. Relaksasi dilakukan satu kali dalam sehari selama 20 menit. • Ketika ibu merasa santai, ajarkan untuk menenangkan pikirannya, dengan meminta si ibu membayangkan dirinya berada di sebuah tempat yang nyaman, tempat yang pernah dikenalnya dan disukainya. Misalnya merasa sedang berada di pantai yang tenang atau mendengarkan musik yang lembut. 43
  • 46. B.1. Stiker P4K Dalam kehamilan seorang ibu akan menjalani program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi dengan mendapatkan stiker Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K). Pada stiker tersebut tercantum; nama ibu, taksiran persalinan , penolong persalinan, tempat persalinan, pendampingan persalinan, transportasi, dan calon pendonor darah. Stiker P4K akan dipasang di depan rumah ibu hamil oleh petugas kesehatan. Tujuan dari P4K ini adalah: - Terdatanya sasaran ibu hamil dan terpasangnya stiker P4K di rumah ibu hamil agar diketahui: Lokasi tempat tinggal ibu hamil, identitas ibu hamil, taksiran persalinan, penolong persalinan ,pendamping persalinan, fasilitas tempat persalinan, calon donor darah, transportasi yang akan digunakan serta pembiayaan. 44 B. Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dan buku KIA
  • 47. - Adanya perencanaan persalinan termasuk pemakaian metode KB pasca melahirkan yang disepakati ibu hamil, suami, keluarga dan bidan. - Terlaksananya pengambilan keputusan yang cepat dan tepat bila terjadi komplikasi selama kehamilan, persalinan dan nifas. - Adanya dukungan dari tokoh masyarakat, kader dan dukun. Melakukan perencanaan untuk tempat persalinan, penolong persalinan, pendamping, persiapan transportasi, keuangan, calon donor darah akan menurunkan bahaya risiko kehamilan dan persalinan. B.2. Buku KIA Buku KIA berisi catatan kesehatan ibu (hamil, bersalin dan nifas) dan anak (bayi baru lahir & anak balita) serta berbagai informasi cara memelihara dan merawat kesehatan ibu dan anak. Buku KIA tersedia di fasilitas kesehatan (Posyandu, Polindes, Poskesdes, Pustu, Puskesmas, Bidan, Dokter Praktik, Rumah Bersalin dan Rumah Sakit). 45
  • 48. Persalinan yang aman adalah persalinan yang dilaksanakan di fasilitas kesehatan oleh tenaga kesehatan yang terampil. C.1. Tanda-tanda ibu akan melahirkan • Perut mulas secara teratur, mulasnya sering dan lama. • Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir. • Keluar air ketuban dari jalan lahir. • Bayi biasanya lahir 12 jam sejak mulas teratur yang pertama. 46 C. Persalinan
  • 49. C.2. Persalinan ditolong oleh Tenaga Kesehatan Tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah terampil dalam membantu persalinan, sehingga keselamatan Ibu dan bayi lebih terjamin. Apabila terdapat kelainan, akan cepat diketahui dan segera dapat ditolong atau dirujuk ke Puskesmas atau Rumah Sakit. Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan peralatan yang aman, bersih dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya. 47
  • 50. D. Perawatan Pasca • Melakukan perawatan tali pusar dengan kasa bersih, kering dan steril setiap hari sampai tali pusat lepas. • Pemberian imunisasi Hepatitis B, BCG, Polio bagi bayi. • Memeriksa kesehatan ibu dan bayi baru lahir pada tenaga kesehatan minimal 4 kali dalam bulan pertama sesudah melahirkan. 48
  • 51. Meminum satu kapsul vit A merah segera setelah melahirkan dan satu lagi setelah 24 jam • Segera melaporkan kelahiran kepada kader dasa wisma atau posyandu • Dianjurkan untuk menggunakan kontrasepsi setelah melahirkan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan. 49 Persalinan KB • •
  • 52. E.1. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) IMD (Inisiasi Menyusu Dini) yaitu bayi mulai disusui segera setelah dilahirkan tanpa dibersihkan terlebih dahulu. Biarkan bayi mencari dan mengisap puting susu walaupun ASI belum keluar. Hal ini berfungsi untuk menjaga kedekatan psikologis antara ibu dan bayi dan mencegah terbuangnya air susu ibu pertama (kolostrum). Pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja tanpa tambahan makanan yang diberikan selama 6 bulan. Pemberian ASI dianjurkan tetap diberikan sampai usia 2 tahun. 50 E.Pemberian
  • 53. E.2. Manfaat pemberian ASI a. Mengandung zat gizi yang bernilai sangat tinggi, baik dalam jumlah maupun mutu yang diperlukan untuk pertumbuhan serta perkembangan bayi dan anak termasuk dalam membentuk imun pada tubuh bayi. b. Dapat membantu pertumbuhan gigi dan bentuk rahang bayi secara sempurna c. Mudah dicerna dan diserap oleh tubuh bayi d. Mempunyai suhu yang sesuai untuk bayi dan anak serta selalu bersih dan segar e. Bagi ibu, pemberian ASI dapat membantu mengencangkan rahim yang berarti akan mengurangi perdarahan f. ASI Eksklusif dapat mencegah kehamilan. 51 ASI
  • 54. BAB 5. INFORMASI TENTANG INFEKSI MENULAR SEKSUAL, INFEKSI SALURAN REPRODUKSI DAN HIV DAN AIDS Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah penyakit yang salah satu penularannya melalui hubungan seksual. Dulu kita kenal juga dengan nama Penyakit Kelamin. Jika kita melakukan hubungan seks berisiko, maka kita dapat terkena penyakit kelamin atau infeksi menular seksual ini. A.1. Gejala Infeksi Menular Seksual • Keluar cairan dari vagina, penis atau anus yang berbeda dari biasanya. • Rasa perih atau nyeri atau panas pada saat kencing atau setelah kencing, atau menjadi sering kencing. • Ada luka terbuka/basah di sekitar kemaluan atau sekitar mulut. Luka ini bisa terasa nyeri bisa juga tidak. • Ada semacam tumbuhan seperti jengger ayam/kutil di sekitar kemaluan. • Terjadi pembengkakan pada lipatan paha. 52 A. Infeksi Menular Seksual
  • 55. • Pada pria, terdapat bengkak dan nyeri pada kantung pelir/kantung zakar. • Sakit perut di bagian bawah yang kambuhan, tetapi tidak berhubungan dengan haid/menstruasi. • Keluar darah setelah berhubungan seks. • Demam. A.2. Jenis IMS yang sering dijumpai • GO dan Klamidia berakibat kemandulan bagi penderitanya, jika tidak diobati dengan benar. • Kondiloma akuminata (Jengger Ayam) dan Herpes genitalis sangat menjengkelkan karena bersifat kambuhan seumur hidup. • Hepatitis berbahaya jika sudah parah dan merusak hati. • Sifilis pada bayi yang dilahirkan dari perempuan penderita sifilis seringkali cacat atau lahir dalam keadaan sudah mati. • HIV merupakan virus yang pada tahap AIDS dapat mematikan. 53 Gonore (kencing nanah) Sifilis (raja singa)
  • 57. A.3. Tindakan Jika Terinfeksi IMS 1. Jangan mengobati sendiri. 2. Segera periksakan diri kita ke dokter untuk mengetahuinya secara tepat. 3. Minum obat sampai tuntas sesuai petunjuk dokter 4. Jangan berhubungan seks dulu hingga IMS sembuh. 5. Minta segera pasangan kita juga memeriksakan diri. 55
  • 58. A.4. IMS : Gerbang menuju HIV dan AIDS Tidak semua IMS dapat diobati. HIV/AIDS, Hepatitis B & C, Herpes genitalis dan Kondiloma akuminata (Jengger ayam) termasuk jenis- jenis IMS yang tidak dapat disembuhkan. HIV adalah yang paling berbahaya karena selain tidak dapat disembuhkan, HIV merusak kekebalan tubuh manusia untuk melawan penyakit apapun. Akibatnya, orang yang terkena HIV dapat menjadi sakit-sakitan dan banyak yang meninggal karenanya.Ingat!! HIV akan lebih mudah menulari kita, jika kita terkena IMS. Hepatitis, merupakan peradangan hati yang dapat merusak hingga hati tidak dapat berfungsi dengan baik. Hepatitis B dapat dicegah dengan melakukan vaksinasi, tetapi Hepatitis C hingga kini belum ada vaksinnya. Herpes genitalis, sering kambuh dan sangat nyeri jika sedang kambuh. Pada Herpes, yang dapat diobati hanya gejala luarnya saja, tetapi bibit penyakitnya akan tetap hidup dalam tubuh penderita selamanya. Kondiloma akuminata (Jengger Ayam), pada laki-laki dapat menyebabkan kanker penis sedangkan pada perempuan seringkali menyebabkan kanker rahim. 56 Seks yang aman, bertanggung jawab dan dengan pasangan yang syah adalah cara menghindari IMS dan HIV
  • 59. Kandidosis vaginalis GEJALA KLINIS : Pruritus vulva, inflamasi pada introitus pada introitus dan labia, disertai edema atau fisura, duh tubuh vagina bergumpal, putih, kadang-kadang dapat kental, atau kekuningan pH vagina <4,5 KOMPLIKASI : Kulit sekitar vulva lecet PENCEGAHAN : Jaga kebersihan alat kelamin Vaginosis bakterial MASA INKUBASI: beberapa hari sampai 4 minggu GEJALA KLINIS: Vagina berbau amis terutama setelah senggama, duh tubuh vagina tidak terlalu banyak, homogen, putih keabu-abuan, melekat pada dinding vagina, tidak ada tanda inflamasi. pH vagina > 4,7; tes amin (+) KOMPLIKASI: Pada perempuan hamil dapat menyebabkan ketuban pecah dini, kelahiran prematur, bayi berat badan lahir rendah MASA INKUBASI: beberapa hari sampai 4 minggu 57 B. Infeksi Saluran Reproduksi
  • 60. GEJALA KLINIS: Vagina berbau amis terutama setelah senggama, duh tubuh vagina tidak terlalu banyak, homogen, putih keabu-abuan, melekat pada dinding vagina, tidak ada tanda inflamasi. pH vagina > 4,7; tes amin (+) KOMPLIKASI: Pada wanita hamil dapat menyebabkan ketuban pecah dini, kelahiran prematur, bayi berat badan lahir rendah Trikomoniasis MASA INKUBASI: Beberapa hari sampai 4 minggu. GEJALA KLINIS: Duh tubuh vagina homogen, banyak, purulen, kadang-kadang berbusa, mukosa vagina eritema, berbau seperti ikan busuk, dapat disertai pruritus vulva. pH vagina > 5,0 KOMPLIKASI: Pada wanita hamil dapat menyebabkan partus prematur, bayi berat badan lahir rendah 58
  • 61. 59 Kandidosis vaginalis Vaginosis bakterial Trikomoniasis
  • 62. C. HIV dan AIDS HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan kuman/virus penyebab AIDS. AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah kumpulan gejala/penyakit akibat menurunnya kekebalan tubuh yang didapat dari infeksi HIV. C.1. Penularan HIV Infeksi HIV ditularkan melalui pertukaran cairan tubuh manusia. Beberapa cara yang berisiko menularkan HIV diantaranya: 1. Hubungan seks. Pada saat berhubungan seks tanpa kondom, HIV dapat menular dari darah orang yang terinfeksi, air mani atau cairan vagina langsung ke aliran darah orang lain, atau melalui selaput mukosa yang berada di bagian dalam vagina, penis atau dubur. 2. HIV dapat menular melalui transfusi darah yang mengandung HIV atau melalui alat suntik atau alat tindakan medis lain yang tercemar HIV. 60 Walaupun penularan AIDS dapat melalui jarum suntik yang bergantian, NARKOBA TETAP MERUGIKAN. KATAKAN TIDAK PADA NARKOBA!
  • 63. 3. Selain dari jarum suntik, para pengguna narkoba suntik bergantian juga risiko tertular HIV. 4. HIV menular dari ibu ke bayi pada saat kehamilan, kelahiran, dan ketika menyusui. HIV dan AIDS tidak menular karena: - Makan, minum bersama - Memakai peralatan makan/minum mereka - Bersentuhan, berjabat tangan - Berpelukan, berciuman - Hidup serumah - Menggunakan wc/toilet bersama - Berenang bersama - Bergantian pakaian, handuk, saputangan - Hubungan sosial lainnya - Gigitan serangga - 61
  • 64. C.2. Gejala HIV: tidak menunjukkan gejala sama sekali. Setelah seseorang terinfeksi HIV, dia terlihat biasa saja seperti halnya orang lain karena tak menunjukkan gejala klinis. Tetapi orang tersebut bisa menularkan virus HIV melalui penularan cairan tubuh. Hal ini bisa terjadi selama 5-10 tahun. Setelah itu orang tersebut mulai menunjukkan kumpulan gejala akibat menurunnya kekebalan tubuh setelah terinfeksi HIV. 62
  • 65. C.3. Cegah Penularan IMS dan HIV Saling Setia Masing-masing setia pada pasangan dan tidak melakukan hubungan seks dengan orang lain. Kondom Kondom dapat mencegah masuknya cairan kelamin yang terinfeksi virus. Hindari penggunaan narkoba suntik Menggunakan jarum bergantian berisiko menularkan HIV dalam jarum yang tercemar darah. Namun apapun bentuknya, hindari NARKOBA karena hanya akan merugikan diri sendiri. Penggunaan alat-alat yang steril Jangan gunakan jarum, alat suntik, atau alat peluka (alat penembus) kulit lainnya (tindik atau tato) secara bergantian. Penularan akan lebih mudah terjadi melalui darah. 63
  • 66. BAB 6. INFORMASI TENTANG DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DAN KANKER PAYUDARA A. KANKER LEHER RAHIM Kanker leher rahim (serviks) atau karsinoma serviks uterus merupakan kanker pembunuh perempuan nomor dua di dunia setelah kanker payudara. Di Indonesia, kanker leher rahim bahkan menduduki peringkat pertama. Kanker leher rahim yang sudah masuk ke stadium lanjut sering menyebabkan kematian dalam jangka waktu relatif cepat. 64
  • 67. Serviks atau leher rahim/mulut rahim merupakan bagian ujung bawah rahim yang menonjol ke liang sanggama (vagina). Kanker serviks berkembang secara bertahap. Proses terjadinya kanker ini diperlukan waktu 1-20 tahun. A.1. Faktor Risiko Kanker Leher Rahim Ada beberapa sebab yang dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker leher rahim, antara lain adalah : 1. Hubungan seks pada usia muda atau pernikahan pada usia muda. Semakin muda seorang perempuan melakukan hubungan seks, semakin besar risikonya untuk terkena kanker leher rahim. 2. Berganti-ganti pasangan seksual. Perilaku seksual berupa gonta-ganti pasangan seks akan meningkatkan penularan penyakit kelamin. Penyakit yang ditularkan seperti infeksi Human Papilloma Virus (HPV) telah terbukti dapat meningkatkan timbulnya kanker leher rahim. 3. Merokok. Wanita perokok memiliki risiko 2 kali lebih besar terkena kanker leher rahim dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok. Penelitian menunjukkan, lendir leher rahim pada wanita perokok mengandung nikotin dan zat-zat lainnya yang ada di dalam rokok. Zat-zat tersebut akan menurunkan daya tahan leher rahim di samping merupakan faktor pencetus (ko- karsinogen) infeksi virus. 4. Persalinan, infeksi, dan iritasi menahun pada leher rahim dapat menjadi pemicu kanker leher rahim. A.2. Tanda-tanda Kanker Leher Rahim. Pada fase prakanker, sering tidak ada gejala atau tanda-tanda yang khas. Namun, kadang bisa ditemukan gejala-gejala sebagai berikut : - Keputihan atau keluar cairan encer dari vagina. 65
  • 68. - Perdarahan setelah sanggama yang kemudian berlanjut menjadi perdarahan yang abnormal. - Timbulnya perdarahan setelah masa menopause - Keluar cairan berwarna kekuning-kuningan, berbau dan dapat bercampur dengan darah. - Timbul gejala-gejala kurang darah bila terjadi perdarahan kronis. - Timbul nyeri panggul (pelvis) atau di perut bagian bawah bila ada radang panggul. - Pada stadium lanjut, badan menjadi kurus kering karena kurang gizi. Kanker leher rahim juga dapat mengalami penyebaran lewat : 1. Melalui pembuluh getah bening menuju ke kelenjar getah bening lainnya. 2. Melalui pembuluh darah menuju paru-paru sehingga menimbulkan gejala batuk kadang sampai batuk berdarah dan nyeri dada. 3. Penyebaran langsung ke daerah sekitar vagina. A.3. Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Kematian pada kasus kanker leher rahim terjadi karena sebagian besar penderita yang berobat sudah berada dalam stadium lanjut. Padahal, dengan ditemukannya kanker ini pada stadium dini, kemungkinan penyakit ini dapat disembuhkan sampai hampir 100%. kuncinya adalah deteksi dini . Deteksi dini kanker leher rahim dapat dilakukan dengan : - Papsmear - Tes IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Cuka) Deteksi dini kanker leher rahim dianjurkan untuk perempuan usia 30 - 50 tahun yang sudah berhubungan seksual dan dapat dilakukan 5 tahun sekali. 66
  • 69. Deteksi dini kaker leher rahim dapat dilakukan di : - Bidan / Dokter - Puskesmas - Rumah Sakit Pada stadium awal umumnya kanker leher rahim tidak memiliki gejala. Pada stadium lanjut, gejalanya antara lain : - Pendarahan pasca senggama - Pendarahan tidak normal dari vagina mulai bercak-bercak hingga menggumpal disertai bau busuk. - Keputihan berbau busuk - Nyeri pinggang saat buang air kecil dan buang air besar. 67 Tes Pap Smear leher rahim normal penyebaran kanker
  • 70. B. SADARI : PERIKSA PAYUDARA SENDIRI Kanker payudara adalah kanker terbesar kedua yang berisiko diderita oleh perempuan setelah kanker leher rahim. Sampai saat ini, penyebab pasti kanker payudara belum dapat diketahui. Tetapi dapat dipastikan beberapa penyebab terjadinya kanker payudara. B.1. Faktor Risiko Kanker Payudara 1. Perempuan yang merokok atau sering terkena/menghisap asap rokok (perokok pasif). 2. Pola makan tinggi lemak dan rendah serat, termasuk mengandung banyak zat pengawet atau pewarna 3. Mendapat haid pertama kurang dari 12 tahun 4. Menopause (mati haid) setelah umur 50 tahun 5. Melahirkan anak pertama sesudah umur 35 tahun 6. Tidak pernah menyusui anak 7. Pernah mengalami operasi pada payudara yang disebabkan oleh kelainan tumor jinak atau tumor ganas 8. Di antara anggota keluarga ada yang menderita kanker payudara B.2. Deteksi Dini Kanker Payudara Dengan SADARI SADARI merupakan cara deteksi dini akan adanya benjolan atau perubahan pada payudara dibandingkan dengan keadaan sebelumnya oleh karena itu SADARI dianjurkan dilakukan sebulan sekali setelah selesai haid. 68
  • 71. B.3. Melakukan SADARI 69 Langkah 1: bercermin dengan kedua tangan di pinggang Langkah 2: angkat kedua tangan cermati setiap perubahan pada payudara Langkah 3: pencet puting, perhatikan cairan yang keluar Langkah 4: pijatlah payudara sambil berbaring Langkah 5: pijatlah payudara saat mandi
  • 72. BAB 7. INFORMASI TENTANG GANGGUAN DALAM KEHIDUPAN SEKSUAL SUAMI ISTRI Kehidupan seksual suami dan istri adalah suatu hubungan yang dibina oleh suami dan istri, dimana masing-masing pihak dapat memperlihatkan bentuk kasih sayang cintanya lewat sebuah tindakan pribadi yang dilakukan berdua. Pada dasarnya setiap orang yang sudah dewasa memiliki dorongan untuk melakukan hubungan seksual terutama bagi mereka yang menikah dan telah hidup bersama setiap hari. Namun ada kalanya dorongan seksual tersebut terganggu oleh beberapa hal. Gangguan seksual dapat dipengaruhi oleh faktor fisik dan psikis. Kalau kedua faktor ini baik, fungsi seksual juga baik. 70
  • 73. Faktor fisik adalah ada tidaknya penyakit, pola hidup sehat, atau ada tidaknya pengobatan yang didapat untuk mendukung fungsi organ tubuh. Sementara faktor psikis misalnya stres, kejenuhan, serta suasana hubungan yang pribadi atau kadar cinta dengan pasangan. Gangguan seksual dapat terjadi pada suami (laki-laki) ataupun istri (perempuan). Oleh karena itu, kehidupan seksual dalam rumah tangga tidak boleh berpihak hanya kepada satu orang saja, tetapi harus dapat dikomunikasikan apa yang menjadi kebutuhan seksual dari masing-masing pihak, apa yang disukai dan apa yang tidak disukai, sehingga ketika kegiatan seksual itu dilaksanakan, pihak suami atau istri sama-sama mengetahui apa yang bisa dan apa yang tidak bisa dilakukan oleh mereka. Tujuannya adalah agar kedua belah pihak sama-sama puas. A. GANGGUAN SEKSUAL PADA PEREMPUAN • Gangguan dorongan seksual, misalnya dorongan seksual hipoaktif dan ketidaksenangan terhadap aktivitas seksual. • Gangguan bangkitan seksual, yaitu vagina yang kurang mengeluarkan cairan meskipun sudah dalam keadaan cukup terangsang. • Tidak bisa atau sulit untuk mencapai orgasme saat berhubungan seksual. • Rasa sakit atau tidak nyaman di kelamin dan sekitarnya setiap kali berhubungan seksual. B. GANGGUAN SEKSUAL PADA LAKI-LAKI • Gangguan dorongan seksual, misalnya akibat penyakit fisik atau psikis. • Disfungsi ereksi, misalnya karena menderita diabetes melitus. • Gangguan ejakulasi, yaitu ejakulasi dini atau justru ejakulasi yang terhambat. • Gangguan orgasme, yaitu tidak bisa merasakan orgasme. 71
  • 74. C. MENCEGAH GANGGUAN SEKSUAL • Selalu ingat bahwa kehidupan seksual adalah milik bersama dan dibina bersama pasangan. • Bersikap dan bicaralah secara terbuka apa adanya. Masing- masing pasangan berhak tahu mana hal yang mereka suka dan mana hal yang tidak mereka suka. • Jaga kesehatan tubuh dan jiwa. Bentuk tubuh yang ideal menjadi faktor pendukung untuk membangkitkan gairah dari masing-masing pasangan. • Hindari gaya hidup tak sehat, misalnya rokok, stres, kurang tidur, pola makan tidak baik, dan tidak berolahraga. Stamina akan berkurang sehingga akan cepat lelah. Akibatnya, keinginan untuk melakukan hubungan seksual akan berkurang. • Jangan tergoda untuk menggunakan obat/ramuan yang tidak jelas isi dan indikasinya. Meminum obat yang tidak jelas hanya akan membahayakan fungsi organ tubuh lain seperti hati dan ginjal. Bahkan konsumsi obat yang kandungannya tidak jelas dapat memberikan efek jangka panjang terjangkit penyakit. • Jagalah keseimbangan antara kesibukan dan rileksasi. • Selalu usahakan untuk memiliki waktu khusus hanya berdua bersama pasangan. • Jangan melakukan hubungan seksual sebagai hal yang rutin. 72
  • 75. BAB 8. MITOS PADA PERKAWINAN Mitos adalah sesuatu yang belum tentu benar tetapi sudah dianggap benar oleh masyarakat. Biasanya mitos didapat secara turun- temurun baik secara langsung maupun lewat catatan sejarah. Umumnya mitos-mitos tersebut sudah berakar dan hidup subur di masyarakat. Perlu dipikirkan bahwa mitos-mitos terkadang timbul karena ketakutan dan rasa ketidaknyamanan. Terutama dalam sebuah perkawinan, mitos tidak selalu harus dipercaya dan harus diuji kebenarannya. Contoh mitos1 : Hubungan seks pertama kali selalu ditandai dengan keluarnya darah dari vagina. Faktanya adalah : darah yang keluar dari vagina setelah berhubungan pertama kali timbul karena terjadinya peradangan dan perobekan pada selaput dara. Selaput dara ini merupakan selaput yang juga memiliki pembuluh darah. Apabila terjadi robekan pada bagian yang terdapat pembuluh darah maka terjadi perdarahan, apabila terjadi robekan tetapi tidak mengenai pembuluh darah maka pendarahan tidak terjadi. Contoh mitos 2 : Hubungan seks pada saat hamil dapat menyebabkan turun peranakan (prolaps uteri). Prolapsus uteri adalah penurunan sebagian atau seluruhnya bagian kandungan ke vagina. 73
  • 76. Faktanya adalah : Lima faktor yang sering menimbulkan prolapsus uteri yaitu : • Kawin terlalu muda dan kehamilan dini • Banyak melahirkan (lebih dari empat kali) • Malnutrisi / kurang gizi • Pada saat melahirkan, mengejan sebelum leher rahim terbuka sempurna • Membawa barang terlalu berat dan kurang istirahat pada waktu hamil dan setelah melahirkan Contoh mitos 3 : Hubungan seks harus sering agar bayi dalam rahim subur dan sehat. Alasannya, dengan melakukan hubungan seksual maka bayi mendapat siraman sperma sehingga bertumbuh subur dan menjadi bayi yang normal dan sehat. Maka tidak sedikit pasangan suami istri yang berupaya agar sering melakukan hubungan seksual selama hamil dengan tujuan agar sang bayi normal dan sehat. Faktanya adalah : Tidak ada hubungan lagi antara sperma dengan bayi yang ada di dalam rahim. Tidak ada hubungan pula antara sperma dan pertumbuhan bayi. Jadi subur dan sehatnya bayi di dalam rahim tidak dipengaruhi oleh ada tidaknya sperma yang masuk ke dalam rahim selama kehamilan. Yang benar adalah, kualitas sel spermatozoa yang berhasil membuahi sel telur berpengaruh terhadap kesehatan kehamilan yang terjadi. Contoh mitos 4 : Konon kalau posisi laki-laki ketika melakukan hubungan seksual dimulai dari kiri dan diakhiri di sebelah kanan, maka bayi laki-laki yang akan dilahirkan. Sebaliknya, bila hubungan seksual dimulai dari sisi kanan dan diakhiri di sisi kiri, maka bayi perempuan yang akan dilahirkan. 74
  • 77. Faktanya : Tentu saja informasi ini salah dan sangat tidak rasional, karena jenis kelamin bayi tidak ditentukan oleh posisi laki-laki ketika berhubungan seksual. Jenis kelamin bayi ditentukan oleh jenis sel spermatozoa yang berhasil membuahi sel telur. Kalau spermatozoa dengan kandungan kromosom X yang membuahi sel telur, maka akan terbentuk bayi perempuan. Kalau spermatozoa dengan kromosom Y yang membuahi sel telur, akan terbentuk bayi laki-laki. Tetapi ternyata tidak sedikit orang yang mempercayai mitos itu dan melakukannya. 75