2. KATA PENGANTAR
Untuk mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas, Pemerintah
telah menetapkan kebijakan penyelenggaraan Program Keluarga Berencana, sesuai dengan
amanat Undang-Undang 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga.
Kebijakan keluarga berencana tersebut dilaksanakan untuk membantu calon atau
pasangan suami istri dalam mengambil keputusan dan mewujudkan hak reproduksi secara
bertanggung jawab menyangkut usia ideal perkawinan ; usia ideal untuk melahirkan; jumlah ideal
anak; jarak ideal kelahiran anak; dan penyuluhan kesehatan reproduksi.
Kesehatan Reproduksi adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial secara utuh, tidak
semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem
reproduksi, serta fungsi dan prosesnya. Termasuk di dalamnya hak untuk mendapat pelayanan
kesehatan reproduksi seperti antenatal, persalinan, nifas dan kesehatan remaja.
Atas dasar hal tersebut diatas, maka dikembangkan berbagai kebijakan strategis
diantaranya adalah memperluas konsep pemikiran keluarga Berencana yang tidak hanya terfokus
pada pelayanan kontrasepsi sebagai upaya pengendalian kelahiran, tetapi menempatkan
pengaturan kelahiran sebagai bagian dari perbaikan kesehatan reproduksi yang lebih luas.
Pelayanan kesehatan reproduksi dapat berangkat dari pemikiran, bahwa pengaturan
proses reproduksi akan mengikuti siklus kehidupan manusia yang dimulai dari proses konsepsi,
janin, kehamilan, kelahiran, bayi dan anak, remaja, usia reproduksi, sampai lanjut usia, baik itu
untuk laki-laki maupun perempuan.
3. SIKLUS HIDUP
KESEHATAN REPRODUKSI MANUSIA
Pengertian tentang kesehatan reproduksi telah diterima secara internasional yaitu sebagai suatu
keadaan kesejahteraan fisik, mental, sosial yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit atau
kecacatan dalam segala aspek berhubungan dengan fungsi, proses dan sistem reproduksi.
Adapun pengertian lainnya dari kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan dimana manusia
mampu menjalankan fungsi dan proses reproduksinya secara sehat dan aman.. Selain itu juga
disinggung hak reproduksi yang didasarkan pada pengakuan hak asasi manusia bagi setiap
pasangan atau individu untuk menentukan secara bebas dan bertanggung jawab mengenai
jumlah anak dan
menjarakkan anak. Hak reproduksi juga memberikan kebebasan kepada perempuan untuk
mengatur kehidupan reproduksi termasuk dalam menjalankan Keluarga Berencana (KB).
Ruang lingkup Kesehatan Reproduksi merupakan siklus hidup, yang berarti memperhatikan
kebutuhan penanganan sistem reproduksi pada setiap fase kehidupan, serta kesinambungan
antar fase kehidupan tersebut. Dengan demikian, masalah kesehatan reproduksi pada setiap fase
kehidupan dapat diperkirakan, yang bila tidak ditangani dengan baik maka hal ini dapat berakibat
buruk pada masa kehidupan selanjutnya. Ada lima fase siklus hidup kesehatan reproduksi
manusia yakni dimulai dengan ;
1. Janin (Konsepsi dan Kehamilan)
2. Bayi dan Anak
3. Remaja
4. Usia Reproduktif
5. Usia Lanjut
Fase siklus hidup kesehatan reproduksi dalam hal ini terkait dengan Program Keluarga Berencana
yakni akan dibahas siklus kesehatan reproduksi yang terus berkelanjutan mulai saat
pembentukan janin sampai dengan usia lanjut.
4. Mulai tampak perubahan dramatis, perubahan fisik terutama hormon-hormon seksual yang akan
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan sistem reproduksi. Disini juga akan dibahas
informasi tentang pengertian, pencegahan IMS, HIV dan AIDS, serta pendewasaan usia
perkawinan.
Usia Reproduktif
Usia reproduktif, yaitu antara 18 sampai 40 tahun, sering dihubungkan dengan masa subur. Pada
usia produktif ini sebaiknya lebih memperhatikan kondisi tubuh agar selalu dalam kondisi prima,
sehingga jika terjadi kehamilan dapat berjalan dengan lancar, dan bayi dilahirkan pun sehat.
Namun sebaiknya usia untuk kehamilan yang sehat adalah pada usia 20-35 tahun. Pada bagian
usia produktif ini, juga akan diterangkan Pencegahan Kanker Alat Reproduksi seperti kanker
leher rahim, kanker payudara dan kanker prostat. Deteksi dini kanker leher rahim melalui
pemeriksaan Pap Smear/ IVA serta deteksi dini kanker payudara melalui SADARI. Perlu adanya
pemahaman tentang pencegahan dan manajemen infertilitas sekunder, kembalinya kesuburan
pasca penggunaan kontrasepsi. Pada bagian ini juga dijelaskan bahwa kontrasepsi non hormanal
lebih cepat kembali kesuburannya dibandingkan kontrasepsi hormonal.
Usia Lanjut
Disebut usia lanjut adalah seseorang yang telah berusia 60 tahun keatas. Pada usia ini rentan
diserang berbagai penyakit degeneratif dan penyakit berat lainnya. Perlu perhatian pada
problema menopause atau andropause.Pada bagian ini dijelaskan mengenai penyakit
degeneratif. Pasangan di usia lanjut perlu juga memahami kondisi kesehatan reproduksinya.
5. JANIN — KONSEPSI DAN KEHAMILAN
Proses Pembuahan dan Impalntasi
Dipertengahan siklus menstruasi, wanita akan mengalami ovulasi (proses pelepasan sel telur yang telah
matang dari indung telur dan menuju saluran Fallopi dan siap dibuahi). Bila pada saat ovulasi sel telur bertemu
dengan sperma maka akan terjadi fertilisasi/ konsepsi /pemDipertengahan siklus menstruasi, wanita akan
mengalami ovulasi (proses pelepasan sel telur yang telah matang dari indung telur dan menuju saluran Fallopi
dan siap dibuahi). Bila pada saat ovulasi sel telur bertemu dengan sperma maka akan terjadi fertilisasi/
konsepsi /pembuahan.buahan.
Sel telur dikeluarkan dari indung telur sekitar hari ke 14
sebelum siklus menstruasi berikutnya, disebut ovulasi (1).
Fertilisasi atau pembuahan oleh 1 sperma umumnya terjadi
pada bagian panjang saluran telur (2). Pembelahan berulang
membentuk bola sel yang disebut zigot (3). Didalam bola sel
terbentuk rongga kecil berisi cairan yang disebut blastosit.
Implantasi (proses menempelnya blastosit dalam dinding
ronggarahim) terjadi sekitar hari ke 7 (4). Pada hari ke 10,
embrio sudah tertanam erat disebut Janin.
6. Reproduksi pada manusia diawali oleh peleburan sel kelamin
jantan (sperma) dengan sel kelamin betina (ovum) yang
menghasilkan zigot. Sistem reproduksi manusia, baik laki-
laki maupun wanita, memiliki empat utama dalam sistem
reproduksinya, yaitu: organ penghasil sel kelamin, saluran
reproduksi dan kelenjar tambahan, dan alat kopulasi
(senggama). Spermatogenesis (proses pembentukan sel
kelamin laki-laki/sperma) terjadi pada testis. Laki-laki
dapat menghasilkan sperma sepanjang hidupnya selama dia
sehat . Pembentukan sel kelamin (sel telur/ovum) pada
perempuan disebut oogenesis.
Oogenesis terjadi pada ovarium. Terdapat sel induk ovum
(oogonium) yang secara berurutan akan membelah
sehingga terbentuk ovum.
PROSES PEMBENTUKAN ALAT REPRODUKSI
LAKI-LAKI & PEREMPUAN
7. Apa pentingnya Pemeriksaan
Kehamilan ?
• Pemeriksaan kehamilan sedini mungkin yaitu segera setelah terlambat
haid 2 minggu
• Pemeriksaan Kehamilan atau Ante Natal Care (ANC) adalah cara penting
untuk memonitor dan mendeteksi ibu hamil.
• Dilakukan oleh tenaga profesional yaitu dokter
Spesialis kebidanan, dokter umum dan bidan.
• Dilakukan secara teratur yaitu sebulan sekali
sampai umur kehamilan 7 bulan, meningkat
sebulan 2 kali pada umur kehamilan 8 bulan
dan seminggu sekali pada umur kehamilan 9 bulan
8. Tujuan Pemeriksaan Kehamilan
• Menyiapkan fisik dan mental ibu dan janin selama dalam
kehamilan, persalinan, dan nifas sehingga didapatkan ibu
dan bayi yang sehat.
• Untuk mengetahui kesehatan dan status gizi ibu dan janin
serta mengatasi mual dan muntah yang berlebihan saat
hamil.
• Mengenali dan menangani faktor resiko yang mungkin
dijumpai dalam kehamilan, persalinan dan nifas, mengobati
penyakit-penyakit yang mungkin diderita sedini mungkin,
menurunkan angka kesakitan (morbiditas) dan kematian
(mortalitas) anak, memberikan nasihat-nasihat tentang
cara hidup sehari-hari, keluarga berencana, kehamilan,
persalinan, nifas, laktasi, juga mengembalikan kesehatan
ibu saat akhir masa nifas.
9. Jadwal Pemeriksaan Kehamilan
Istilah kunjungan tidak mengandung arti bahwa selalu ibu
hamil yang datang ke fasilitas pelayanan, tetapi dapat
sebaliknya, yaitu ibu hamil yang dikunjungi petugas
Kesehatan di rumahnya atau di posyandu.
Adapun jadwal pemeriksaan kehamilan adalah:
•Minimal 1 kali pada triwulan I (sebelum 12 minggu)
•Minimal 1 kali pada triwulan II (antara minggu 13-28)
•Minimal 2 kali pada triwulan III. (antara minggu 29-40)
10. Peran Suami Pada Masa Kehamilan
1. Mencurahkan perhatian pada isteri
2. Menjadi suami SIAGA (Siap Antar Jaga)
3. Menjaga kesehatan fisik dan emosi isteri
4. Membantu isteri dalam mempersiapkan
persalinan baik moril dan materil.
5. Merencanakan ber KB setelah persalinan
11. Perawatan Ibu Setelah Bersalin/Post Natal Care (PNC)
Masa Nifas adalah masa yang dimulai setelah bayi dan plasenta lahir, mencakup 6 minggu berikutnya
yang diperlukan untuk pulihnya kembali rahim seperti sebelum hamil.
Periode Masa Nifas
a)Puerperium dini (kepulihan) : ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan – jalan.
b)Puerperium intermedial (kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia) yang lamanya 6-8 minggu.
c)Remote puerperium (pulih dan sehat sempurna) terutama bila selama hamil atau waktu persalinan
mempunyai komplikasi.
Tujuan Perawatan Masa Nifas
a)Menjaga kesehatan ibu dan bayi (fisik dan psikologik)
b)Skrining yang komprehensif : deteksi masalah, mengobati, atau merujuk (bila terjadi komplikasi)
c)Pendidikan kesehatan : perawatan diri , nutrisi, KB, menyusui, imunisasi bayi dan perawatan bayi
sehat.
d)Memberikan pelayanan Keluarga Bencana.
Nasehat Untuk Ibu setelah melahirkan (ibu pasca natal)
1. Ibu segera menyusui bayinya.
2. Untuk kesehatan ibu, bayi dan keluarga sebaiknya
melakukan KB mengatur jarak kelahiran berikutnya.
3. Bawalah bayi anda untuk memperoleh imunisasi
12. KELUARGA BERENCANA (KB)
KB adalah suatu cara pencegahan konsepsi/proses pembuahan /
mencegah bertemunya sperma dan sel telur. Atau suatu Usaha untuk
menjarangkan atau merencanakan jumlah kelahiran dan jarak
kehamilan dengan berkontrasepsi.
Idealnya pasangan usia subur (PUS) harus menunggu 3-5 tahun untuk
hamil kembali. Usia ideal ibu melahirkan adalah 20-35 tahun. Setiap
pasangan harus menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka
ingin merencanakan keluarganya. Namun petugas kesehatan dapat
membantu merencanakan dengan memberikan pemahaman kepada
mereka tentang cara mencegah kehamilan yang tidak diinginkan,
melalui pemberian promosi dan konseling KB dimulai saat ANC.
13. KB Pascapersalinan
KB Pascapersalinan adalah penggunaan metode kontrasepsi pada
masa
nifas sampai dengan 42 hari atau 6 minggu segera setelah plasenta
lahir dengan maksud untuk mengatur jarak kelahiran dan
menghindari kehamilan yang tidak diinginkan.
Kenapa Pascapersalinan segera dilakukan penggunaan kontrasepsi ?
Kontrasepsi yang paling ideal untuk ibu pascapersalinan dan menyusui
adalah
tidak menekan produksi ASI yakni kontrasepsi yang ditanam dalam
rahim (AKDR/IUD), minipil (progestin) dan kondom. Pilihan
kontrasepsi alami, yakni dengan menyusui secara eksklusif selama
enam bulan. "Bayi yang menyusu lebih dari satu jam setiap harinya
akan merangsang pengeluaran hormon prolaktin di otak ibu
sehingga mencegah terjadinya pembuahan (ovulasi)".
14. Alat Kontrasepsi Bagi Ibu Pascapersalinan dan Menyusui
Mengapa ibu perlu ikut KB setelah persalinan?
1. Agar ibu tidak hamil lagi ( 3 - 5 tahun)
2. Agar ibu punya waktu merawat kesehatan diri sendiri, anak dan keluarga
Alat kontrasepsi apa yang cocok bagi ibu habis bersalin yang menyusui?
1. Ibu setelah melahirkan kurang dari 6 minggu dan sedang menyusui secara
eksklusif, kontrasepsi yang boleh dipakai adalah non hormonal (IUD, kondom, dan
MOW). Implant dan pil atau suntikan progestin dapat diberikan apabila
kontrasepsi non hormonal tersebut sulit diperoleh. Tidak boleh menggunakan pil
atau suntikan kombinasi.
2. Setelah 6 minggu ke 6 bulan melahirkan dan sedang menyusui secara eksklusif
tidak dianjurkan menggunakan pil atau suntikan kombinasi, kecuali jika
kontrasepsi lainnya bagi ibu menyusui tidak tersedia.
3. Setelah 6 bulan melahirkan, menyusui dan belum haid, semua jenis kontrasepsi
boleh digunakan, dengan persyaratan sedang tidak hamil dan memenuhi
persyaratan medis.
4. Setelah 6 bulan melahirkan, menyusui dan sudah haid, semua jenis kontrasepsi
boleh digunakan, dengan persyaratan tidak sedang hamil dan memenuhi
persyaratan medis.
15. Metode Amenorea Laktasi (MAL)
Apabila ibu menyusui ASI secara eksklusif dan ibu belum
mendapatkan haid kembali setelah melahirkan, maka
pemberian ASI eksklusif tersebut berfungsi sebagai
metode KB alamiah (Metode Amenorea Laktasi) yang
dapat menghindari terjadinya kehamilan berikutnya yang
terlalu cepat.
MAL adalah metode kontrasepsi yang mengandalkan pemberian ASI
secara eksklusif. Merupakan metode KB alamiah apabila tidak
dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain. Keefektifan
metode ini dapat mencapai 98%, bila ibu menyusui lebih dari 8 kali
sehari dan bayi mendapat cukup asupan setiap pemberian ASI.
16. PILIHAN KONTRASEPSI
PASCA PERSALINAN DAN PASCA KEGUGURAN
SEBELUM PULANG DARI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
NO KONTRASEPSI KETERANGAN
1 MOW/MOP Untuk yang tidak ingin mempunyai anak lagi
2 IUD Pascapersalinan
• Post Plasenta
• Post SC
• 3 Hari Pascapersalinan
IUD Pascakeguguran
Untuk yang ingin menunda kehamilan
• Masa pakai sampai dengan 10 tahun
• Pascapersalinan: Kesuburan dapat kembali pada hari ke-21
setelah melahirkan
• Pascakeguguran: Kesuburan dapat kembali pada hari ke-14
setelah keguguran
3 Implant Isi : Progestin Only
• Tidak mengganggu produksi ASI
• Masa pakai sampai dengan 3 tahun
4 Suntik Isi : Progestin Only
• Tidak mengganggu produksi ASI
• Masa pakai 3 Bulan
5 Minipil Isi : Progestin Only
• Tidak mengganggu produksi ASI
• Pemakaian satu strip untuk 1 bulan
6 Kondom Pilihan kontrasepsi untuk pria
Sebagai kontrasepsi sela
17. Periode pasca persalinan
merupakan :
•Periode tepat langsung memakai
Kontrasepsi
•Tidak memerlukan waktu khusus
•Pasien pulang sudah memakai
kontrasepsi
Konseling saat ANC pada ibu hamil di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan harus
menjadi prioritas utama. Hal ini berarti
diharapkan sebelum pulang bersalin ibu
tersebut sudah dilakukan pelayanan KB.
Pemilihan Kontrasepsi yang Rasional:
1. Fase menunda kehamilan (untuk wanita usia < 20 tahun)
IUD,implant, suntikan dan pil
2. Fase menjarangkan kehamilan 3-5 tahun (wanita usia 20-
35tahun ) IUD, implant, suntikan, pil/minipil
3. Fase tidak hamil lagi ( untuk wanita usia > 35 tahun )
18. PERAWATAN BAYI BARU LAHIR
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh
paparan atau kontaminasi mikroorganisme selama proses persalinan
berlangsung maupun beberapa saat setelah lahir.
Untuk itu diperlukan persiapan diri untuk bersentuhan dengan bayi,
persiapan alat dan tempat dengan melakukan kegiatan Sbb. :
A.Pencegahan Infeksi Persalinan
Pencegahan Infeksi dilakukan oleh tenaga penolong
persalinan
- Mencuci tangan sebelum memegang bayi
- Melakukan sterilisasi alat-alat yang digunakan
- Menyiapkan tempat yang bersih, hangat, terang untuk
menolong bayi
19. B. Penilaian Awal Bayi Lahir
Tanda bayi baru lahir normal :
1. Umur bayi cukup bulan (38-42 minggu)
2. Berat lahir 2,5-4 kg
3. Bayi menangis atau bernafas
4. Warna kulit seluruh tubuh kemerahan
5. Bayi bergerak aktif
6. Bayi menghisap ASI dengan kuat
Tanda bayi baru lahir tidak normal :
1. Bayi kurang bulan (kurang dari 37 minggu) atau
bayi lebih bulan (lebih dari 42 minggu)
2. Air ketuban bercampur tinja bayi (mekonium)
3. Bayi tidak bernafas
4. Bayi lemas
20. Keuntungan IMD
(Inisiasi Menyusui Dini)
1. Menghangatkan bayi
2. Menstabilkan irama nafas, detak jantung bayi
3. Memberikan perlindungan alamiah bagi bayi dengan memberikan
kolostrum yaitu ASI yang keluar pertama kali berwarna kekuningan dan
kental, mengandung zat kekebalan, vitamin A, faktor-faktor untuk
pertumbuhan, mencegah bayi kuning dan mencegah alergi
4. IMD membentuk kekebalan bayi. Pada waktu IMD bayi mendapat
kolostrum yang penting untuk kelangsungan hidupnya. Kolostrum yang
kaya akan zat kekebalan tubuh terhadap infeksi, Kolostrum juga
membantu mematangkan lapisan dan melindungi dinding usus bayi yang
masih lemah.
5. IMD mengurangi perdarahan setelah melahirkan. Isapan bayi pada
puting ibu merangsang produksi ASI, kontraksi rahim, dan mengurangi
perdarahan setelah melahirkan.
6. Meningkatkan berat badan bayi dan meningkatkan hubungan psikologis
antara ibu dan bayi serta mengoptimalisasi keadaan hormonal bayi.
21. E. Merawat Tali Pusat
• Tali Pusat harus bersih dan kering.
• Jangan membungkus sisa tali pusat atau
• mengoleskan cairan atau bahan apapun
ke sisa tali pusat.
• Jika sisa tali pusat kotor bersihkan
dengan air desinfektan tingkat
• tinggi (DTT) dan sabun lalu segera
keringkan secara seksama dengan
• menggunakan kain bersih.
22. Tipe dan Komposisi ASI
ASI secara khusus disesuaikan untuk bayi. ASI seorang
ibu yang melahirkan bayi prematur akan berbeda
komposisi dengan ASI dari ibu yang melahirkan cukup
bulan.
Komposisi ASI berbeda hari ke hari :
Kolostrum : dikeluarkan dalam hari-hari pertama pasca
melahirkan
Susu transisi : dikeluarkan pada hari ke-4 hingga ke-10
pasca melahirkan
Susu matang : dikeluarkan 10 hari pasca melahirkan
23. Manfaat ASI
1. Sebagai Nutrisi DHA dan AA bermanfaat untuk pertumbuhan sistem saraf pusat
dan fungsi penglihatan.
2. Meningkatkan daya tahan tubuh bayi ASI mengandung zat kekebalan yang akan
melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, parasit dan jamur.
ASI juga menurunkan kemungkinan bayi terkena penyakit infeksi telinga, batuk,
pilek, dan alergi.
3. Meningkatkan kecerdasan, ASI mengandung nutrient-nutrient khusus yang
diperlukan otak bayi agar tumbuh optimal, yaitu : taurin, laktosa, asam lemak
ikatan panjang (DHA, AA, omega-3, omega 6).
4. Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayi Bayi yang sering berada dalam
dekapan ibu karena menyusu akan merasakan kasih sayang ibunya, merasa
tenteram karena masih dapat mendengar detak jantung ibunya yang telah ia
kenal sejak dalam kandungan.
5. Bagi ibu dapat menurunkan berat badan dan mengurangi risiko kanker payudara
24. Tanda bayi menyusu dengan benar :
1. Dagu bayi menempel payudara ibu
2. Mulut bayi terbuka lebar
3. Bibir bawah bayi membuka keluar
4. Puting susu ibu tidak terasa sakit saat menyusui
5. Areola mamae bagian atas ibu tampak lebih banyak
Susui bayi sesering mungkin, paling sedikit 8 kali sehari.
Jika bayi tidur lebih dari 2 jam, bangunkan lalu susui
Susui sampai payudara terasa kosong, lalu pindah ke
payudara sisi yang lain
Cara meningkatkan produksi ASI
1. Menyusui sesering mungkin
2. Menyusui pada payudara kiri dan kanan secara bergantian
3. Berikan ASI dari satu payudara sampai kosong sebelum pindah ke
payudara lainnya.
4. Jika bayi tidur lebih dari 2 jam, bangunkan kemudian langsung disusu
25. Cara menyimpan ASI
1. Sterilkan dulu wadah penyimpan ASI
2. ASI dapat bertahan :
• 4-8 jam bila disimpan dalam suhu 19-25C
• 1-2 hari bila disimpan dalam lemari es suhu 0-4 C
• 2 bulan bila disimpan dalam freezer lemari es 1 pintu
• 3-4 bulan bila disimpan dalam freezer lemari es pintu
terpisah
Cara memberikan ASI setelah disimpan dalam lemari es
1. Cuci tangan sebelum memegang cangkir/gelas bertutup berisi ASI
2. ASI yang disimpan pada suhu kamar dapat segera diberikan sebelum masa
simpan berakhir
3. ASI yang disimpan di termos atau lemari es harus dihangatkan lebih dulu.
Rendam cangkir dalam mangkok berisi air hangat. Tunggu sampai ASI
mencapai suhu kamar. Jangan memanaskan ASI di atas api/kompor
Berikan ASI dengan sendok yang bersih, jangan memakai botol dan dot.
26. Ruang Menyusui / Pojok ASI
Agar para Ibu dapat menyusui, memerah dan menyimpan ASI selama bekerja atau bepergian, maka seluruh
instansi & tempat umum diwajibkan menyediakan ruang menyusui (Pojok ASI).
Pojok ASI yang baik harus mempunyai perlengkapan :
• Diberi tirai dan pintu yang dapat ditutup
• Kursi untuk tempat duduk ibu menyusui/konsultasi
• Meja untuk mengganti pakaian bayi dan lain-lain
• Wastafel/air bersih untuk mencuci tangan sebelum ibu menyusui bayi
• Poster/flipchart posisi menyusui yang benar, poster manfaat ASI
• Lemari es untuk meyimpan ASI yang telah diperas
• Loker sebagai tempat perlengkapan bayi
• Buku catatan untuk mencatat ibu yang datang ke ruang menyusui
• Identitas Ruangan (papan nama ruangan)
• Satu orang petugas pengelola (tenaga kesehatan/perawat) dan satu
petugas kebersihan
KETENTUAN LAIN :
- Tidak diperkenankan promosi susu formula atau sponsor lain
- Harus bebas asap rokok
- Tidak diperkenankan membawa hewan peliharaan ke dalam ruang menyusui
- Sepatu atau sandal tidak diperkenankan dipakai di dalam ruangan tersebut
27.
28. TUMBUH KEMBANG ANAK
Pertumbuhan
Bertambahnya ukuran jumlah sel serta jaringan interseluler
Bertambahnya ukuran baik fisik dan struktur tubuh
sebagian/keseluruhan. Dapat diukur dengan satuan panjang
dan berat
Cara mengukur pertumbuhan :
1. Pengukuran berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB)
Tujuan pengukuran BB/TB : untuk menentukan status gizi
anak : normal, kurus, kurus sekali atau gemuk.
2. Pengukuran Panjang Badan (PB) atau Tinggi Badan (TB)
Perkembangan
Bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam kemampuan :
- Gerak halus dan kasar
- Bicara dan bahasa
- Komunikasi aktif dan pasif
- Menolong diri sendiri
- Tingkah laku sosial
29. Kesehatan Reproduksi Remaja
Masa peralihan dari masa kanak kanak ke masa dewasa. Batasan usia remaja
adalah 10-24 tahun dan belum menikah
Namun jika pada usia remaja sudah menikah, maka ia tergolong dalam dewasa
atau bukan lagi remaja, jika usia sudah bukan lagi remaja tetapi masih tergantung
pada orang tua (tidak mandiri), maka dimasukkan ke dalam kelompok remaja.
30. Masa Reproduksi
Adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi
yang dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti bebas
penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial.
Pada saat laki-laki dan perempuan mulai mengalami pubertas, maka alat
reproduksinya sudah mulai berkembang, mulai berproses dan berfungsi. Artinya,
laki-laki sudah bisa menghamili dan perempuan sudah bisa hamil.
Karena itu, kita perlu mengetahui kapan mengalami masa reproduksi yang sehat.
Dengan demikian bisa menentukan kapan usia yang tepat untuk menikah, lalu kapan
akan hamil dan melahirkan bayi yang sehat tanpa ada gangguan. secara fisik, psikis
dan sosial.
Peran orangtua sangat penting dalam memberikan pendidikan kesehatan reproduksi
remaja. Orangtua menjadi sumber informasi yang bersahabat bagi remaja, sehingga
remaja tidak akan mencari sendiri informasi mengenai perkembangan
reproduksinya.
31. Organ Reproduksi Pria
Meliputi alat kelamin luar dan alat
kelamin dalam
Alat kelamin luar :
- Kantong zakar (Scrotum)
Adalah kantong yang membungkus dan menopang
buah zakar (Testis)
- Penis
Berfungsi untuk keluar urin, air mani serta sebagai
alat senggama
Alat kelamin dalam :
- Buah zakar (Testiscle)
Organ penghasil sperma
- Saluran air mani (Epididimis) Adalah saluran yang menghubungkan buah zakar dan saluran
sperma
- Saluran sperma (Vas deferens), Yang menghantarkan sperma dari buah zakar ke kelenjar
prostat
- Kelenjar prostat (Prostate gland) Berfungsi mengeluarkan dan menyimpan sejenis cairan
yang menghasilkan air mani
- Kantung air mani (Vesicula seminalis ) Berfungsi menghasilkan cairan untuk membentuk air
mani
32. Bagaimana cara kerja hormon seks sehingga terjadi
perubahan pada remaja?
Perubahan disebabkan oleh pusat pengendali
utama dari otak yang disebut hypothalamus.
Hypothalamus bekerja sama dengan kelenjar
bawah otak dalam mengendalikan urut-urutan
rangkaian perubahan itu dengan mengeluarkan
hormon-hormon tertentu, antara lain : hormon
estrogen, progesterone dan testosteron.
Hormon estrogen dan progesteron pada remaja
perempuan dan testosteron pada remaja laki-
laki.
33. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ALAT REPRODUKSI
Pertumbuhan . adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dan proses pertumbuhan fungsi-fungsi fisik yang
berlangsung secara normal pada anak sehat dalam peredaran waktu tertentu, berkaitan dengan perubahan
dalam besar, jumlah, ukuran sesuatu dimensi yang dapat diukur.
Perkembangan alat reproduksi masa pubertas dipengaruhi oleh Hormon Hipofisis, yakni pusat dari seluruh
sistem kelenjar penghasil hormon tubuh. Pubertas terjadi karena tubuh mulai memproduksi hormon-hormon
seks .
Pertumbuhan dan perkembangan organ seksual ini terjadi selama 2-4 tahun. Terjadi menstruasi (haid) pada
perempuan dan mimpi basah pada laki-laki, menunjukkan bahwa organ reproduksi telah mencapai kematangan
dan mulai berfungsi. Sehingga pada remaja perempuan dapat hamil jika ada hubungan seksual.
Memasuki usia remaja, hormon estrogen dan progesteron mulai berperan aktif sehingga perempuan mulai
tumbuh payudara, pinggul mulai melebar dan membesar, mengalami menstruasi (haid), tumbuh rambutrambut
halus disekitar ketiak dan vagina, muncul jerawat pada wajah, keringat bertambah banyak, indung telur mulai
membesar dan vagina mulai mengeluarkan cairan .
Sedangkan pada laki-laki mengalami perubahan tumbuhnya bulu-bulu halus disekitar ketiak, kemaluan laki-laki,
janggut dan kumis, terjadi perubahan suara, tumbuh jerawat pada wajah dan mulai diproduksinya sperma pada
waktu-waktu tertentu keluar sebagai mimpi basah, tubuh tambah berat dan tinggi, keringat bertambah banyak,
pundak dan dada bertambah besar dan bidang, tumbuh jakun , penis dan buah zakar membesar.
34. Pencegahan Risiko Kehamilan dan Persalinan
yaitu kondisi kehamilan beresiko dimana ibu
hamil :
1. Terlalu muda (usia di bawah 20 tahun)
2. Terlalu tua (usia diatas 35 tahun)
3. Terlalu sering (beda usia antara anak kurang dari
3 tahun)
4. Terlalu banyak anak
yang mengakibatkan kematian
1. Terlambat mendeteksi dini bahaya Kehamilan
dan terlambat memutuskan
2. Terlambat membawa ibu hamil, nifas ,
Perdarahan ke fasilitas pelayanan kesehatan
3. Terlambat mendapatkan pertolongan medis
HINDARI 4
TERLALU
3
TERLAMBAT
35. HINDARI 4 TERLALU
Terlalu Muda
(Ibu hamil pertama pada usia kurang dari 20 tahun)
Kondisi rahim dan panggul belum berkembang secara optimal
Mental belum siap menghadapi kehamilan & menjalankan peran sebagai ibu.
Dapat terjadi Bayi lahir prematur dan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)
Dapat terjadi perdarahan
Dapat menyebabkan kematian pada ibu dan bayinya
Terlalu Tua
(Ibu hamil pertama pada usia ≥ 35 tahun)
Kesehatan dan fungsi rahim ibu sudah menurun
Organ reproduksi jalan lahir tidak elastis lagi atau sudah kaku, kemungkinan besar
bayinya akan mengalami kecacatan
Komplikasi medis dan persalinan, gawat janin, persalinan macet dan perdarahan
Pre-eklampsi, Ketuban Pecah Dini (KPD), Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) < 2500
gram.
Dapat menyebabkan kematian pada ibu dan bayinya
36. Infeksi Menular Seksual
(IMS)
Adalah penyakit infeksi yang sebagian besar menular lewat
hubungan seksual baik itu hubungan seks vaginal (melalui vagina),
anal (melalui anus) ataupun oral (melalui mulut), bahkan walau
hanya sekali berhubungan seks.
IMS juga dikenal sebagai
Penyakit Menular Seksual (PMS) atau biasa disebut penyakit
kelamin
37. Jenis-jenis Infeksi Menular Seksual
Gonore/GO (Kencing nanah)
Penyebab: Bakteri Neisseria gonorrhoeae.
Masa inkubasi: 2-5 hari setelah kuman masuk ke tubuh.
Raja Singa (Sifilis)
Penyebab: Bakteri Treponema pallidum
Gejala: luka, bintil/bercak merah bentuk benjolan rata
di daerah penis, & buah zakar
Herpes genitalis
Penyebab: Virus Herpes simplex tipe 1 dan 2
Gejala: Bintil-bintil berkelompok seperti anggur dan sangat
nyeri pada kemaluan
Klamidia
Penyebab : Bakteri Chlamydia trachomatis
Gejala:
Pada Pria: nyeri saat buang air kecil dan keluar sekret/
nanah dari alat kelamin
Pada Wanita: tidak menimbulkan gejala, keluarnya cairan
encer putih kekuningan dari vagina dan terasa nyeri di rongga
panggul.
38. HIV DAN AIDS
HIV singkatan dari Human
Immunodeficiency Virus adalah virus
yang menyerang sel darah putih dan
melumpuhkan sistem
AIDS singkatan dari Acquired Immuno
Deficiency Syndrome, yaitu kumpulan
gejala penyakit yang disebabkan oleh HIV
yang merusak sistem kekebalan
tubuh manusia sehingga daya tahan
tubuh melemah dan mulai terjangkitnya
penyakit infeksi
Virus HIV terdapat :
Pada tubuh manusia, yaitu pada :
- Darah - Cairan vagina
- Air mani - Air Susu Ibu (ASI)
39. Penularan HIV dan AIDS
Hubungan seks
yang tidak aman
Jarum suntik
tidak steril yang
digunakan
bergantian
Transfusi darah
yang telah
Terinfeksi HIV
Ibu hamil kepada
bayi Yang dikandung
atau disusuinya
40. Agar terhindar dari HIV dan AIDS kita semua harus
tahu bagaimana cara penularan dan cara
mencegahnya.
HIV Tidak Menular melalui :
Gigitan serangga
Bersalaman, bersentuhan
Berpelukan bahkan berciuman
Berenang bersama
Menggunakan peralatan makan bersama
Menggunakan jamban bersama
Bahkan tinggal serumah dengan pengidap HIV
41. MITOS FAKTA
HIV adalah kutukan dari Tuhan Salah, karena semua orang bisa tertular HIV jika tidak
tahu cara melindungi diri agar tidak tertular. Mulai dari
bayi, remaja, ibu rumah tangga, dan orang dewasa
serta orang tua dapat tertular HIV
Kita bisa tertular jika bersalaman atau bersenggolan
dengan orang yang mengidap HIV atau menderita AIDS
Salah, karena HIV dan AIDS menular hanya melalui
cairan tubuh, yaitu : cairan kelamin (cairan kelamin dan
cairan sperma), darah dan ASI
Kita tidak akan tertular HIV jika berhubungan seks
sekali saja
Salah, karena HIV bisa menular lewat cairan kelamin
orang yang terinfeksi HIV, meskipun itu hanya sekali.
Berenang bersama, kena batuk atau bersin, kena
keringat, digigit nyamuk atau serangga yang sama,
pakai toilet yang sama, pakai alat makan dan minum
yang sama dengan pengidap HIV akan membuat kita
tertular
Salah, karena HIV tidak dapat menular melalui ludah,
keringat, air seni dan kotoran orang terinfeksi HIV
HIV menular lewat gigitan Nyamuk Salah, karena nyamuk menghisap darah manusia
bukan mentransfer darah ke manusia. Selain itu HIV
hanya bisa hidup di tubuh manusia, bukan hewan.
Pengobatan terapi tradisional bisa menghilangkan HIV
dalam Tubuh
Salah, karena sampai saat ini belum ada obat yang
bisa memusnahkan virus apapun dalam tubuh,
termasuk HIV. Namun terapi antiretroviral dapat
membantu melemahkan HIV.
Mitos v/s Fakta
42. Risiko Penularan HIV dari Ibu ke Bayi
Ibu hamil yang mengidap HIV dan AIDS berisiko melahirkan bayi dengan HIV dan
AIDS. Penularan dari ibu yang terinfeksi HIV kepada janin yang dikandungnya dapat
terjadi saat kehamilan, saat persalinan dan pada saat menyusui. Meskipun begitu,
ibu yang mengidap HIV tetap mempunyai peluang untuk mendapatkan bayi sehat.
43. Risiko penularan HIV dari ibu ke bayi bisa dikurangi (dari
20 - 50%) menjadi 1-2% jika dilakukan :
1. Ibu minum obat ARV profilaksis selama hamil
Pemberian obat ini biasanya dimulai pada kehamilan ibu 14
minggu. Namun mengingat situasi dan kondisi ibu hamil
yang berbeda-beda, maka pemberian obat harus diketahui
oleh dokter ahli
2. Ibu menjalani persalinan dengan cara operasi caesar
Operasi Caesar akan menghindari terjadinya percampuran
darah ibu HIV positif dengan bayi di saluran lahir jika
melalui persalinan normal
3. Ibu memberikan susu formula kepada bayinya
Pemberian susu formula akan menghindari terjadinya penularan HIV
yang terdapat di ASI ke bayi jika ibu HIV positif menyusui bayinya.
(Pemberian susu formula tersebut harus memenuhi AFASS dari
WHO, yaitu Acceptable (sosial budaya menerima), Feasible (mudah
dilakukan), Affordable (harga terjangkau), Sustainable (selalu
tersedia/tidak boleh putus) dan Safe (kebersihan terjamin) Jika satu
syarat tidak terpenuhi, maka berikan ASI eksklusif selama 6 (enam) bulan)
44. PRONG 2 : Pencegahan Kehamilan yang Tidak Direncanakan pada Perempuan
dengan HIV
Mengadakan KIE tentang HIV-AIDS dan perilaku seks aman
Menjalankan konseling dan tes HIV untuk pasangan
Melakukan upaya pencegahan dan pengobatan IMS
Melakukan promosi penggunaan kondom
Memberikan konseling pada perempuan dengan HIV untuk ikut KB dengan
menggunakan metode kontrasepsi dan cara yang tepat
Memberikan konseling dan memfasilitasi perempuan dengan HIV yang ingin
merencanakan kehamilan
PILIHAN KONTRASEPSI DAN ALASANNYA
Suntik dan Implant Bukan kontraindikasi
Vasektomi dan Tubektomi
(kontap) dan kondom
Bila tidak ingin anak lagi
AKDR Tidak dianjurkan, karena resiko Perdarahan
KONDOM Pilihan Utama, karena bersifat Dual Protection
45. PRONG 3 : Pencegahan Penularan HIV dari Ibu Hamil HIV
dengan HIV ke Bayi yang Dikandungnya
Layanan ANC terpadu, termasuk penawaran dan tes HIV
Diagnosis HIV
Pemberian terapi anti retroviral
Persalinan aman
Tatalaksana pemberian makanan pada bayi dan anak
Mengatur kehamilan dan Keluarga Berencana
Pemberian profilaksis ARV dan Kotrimoksazol pada anak
Pemeriksaan Diagnostik HIV pada bayi yang lahir dari Ibu
dengan HIV
46. KANKER ALAT REPRODUKSI
DEFINISI
Kanker adalah pertumbuhan sel –sel secara abnormal yang tumbuh
melampaui batas normal dan kemudian dapat menyerang bagian
tubuh dan menyebar ke organ lain ( WHO, 2009 )
Kanker Alat Reproduksi adalah kanker yang
menyerang alat reproduksi baik wanita maupun pria seperti kanker
leher rahim, kanker payudara, kanker endometrium, kanker ovarium,
kanker prostat dan kanker testis.
Kanker leher rahim adalah keganasan yang menyerang leher rahim
atau
serviks , leher rahim merupakan bagian terendah/paling bawah dari
rahim yang menonjol ke puncak liang senggama ( vagina ).
47. Penyebab
95% Kanker Leher Rahim disebabkan oleh Infeksi Human papiloma virus /
Virus papiloma manusia (HPV) type 16 dan 18. HPV terbanyak ditularkan
melalui hubungan seks yang tidak aman dan tidak memakai kondom serta tipe
lainnya 31, 33 dan 45
GEJALA - GEJALA
Umumnya stadium awal tidak menunjukkan gejala.
Nyeri pada waktu sanggama dan pendarahan sesudah
sanggama;
Keluar keputihan atau cairan encer dari vagina diluar
siklus menstruasi yang berbau,berlebihan dan berwarna
Terjadi pendarahan sesudah menopause;
Nyeri panggul
Penurunan berat badan >10% dalam 3 bulan
Gangguan berkemih, hematuri (air seni bercampur darah)
Pada stadium lanjut dapat keluar cairan kekuning kuningan,‑
berbau dan dapat bercampur dengan darah.
48. TES PENAPISAN
Tes penapisan dianjurkan kepada perempuan yang telah melakukan hubungan seksual
secara aktif, terutama yang berusia 30 - 50 tahun. Dianjurkan untuk melakukan
penapisan minimal 5 tahun sekali, bila memungkinan 3 tahun atau 1 tahun sekali.
5 Macam Tes Penapisan untuk Kanker Leher Rahim
1. Test IVA
Pemeriksaan inspeksi visual dengan mata telanjang (tanpa pembesaran ) seluruh
permukaan leher rahim dengan bantuan asam asetat/cuka yang diencerkan.
2. Test Pap/Pap Smear
Pemeriksaan sitologis dari apusan sel-sel yang diambil dari leher rahim.
3. Test Servikografi
Memfoto leher rahim. Pemeriksaan ini digunakan sebagai tambahan IVA, tetapi
dapat juga sebagai metode penapisan primer.
4. Test Kolposkopi
Pemeriksaan visual bertenaga tinggi (pembesaran) untuk melihat leher rahim,
bagian luar dan bagian dalam leher rahim.
5. Test HPV
Menggunakan teknik pemeriksaan molekuler, DNA yang terkait dengan HPV di uji
dari 1 contoh sel yang diambil dari leher rahim atau liang senggama.
49. Syarat-Syarat Pmeriksaan IVA
• Sudah pernah melakukan hubungan seksual
• Tidak sedang datang bulan/haid
• Tidak sedang hamil
• Tidak ditemukan kanker dalam mulut rahim
Manfaat IVA
Non—Invasif
Mudah dan murah
Dapat dilaksanakan di Rumah Sakit dan uskesmas
Hasil LANGSUNG dapat dilihat
Sensitivitas, spesifisitas
50. LESI PRAKANKER PADA SERVIKS
Lesi Prakanker serviks (Cervical Intraepithelial Neoplasia / CIN) dibagi :
• CIN I : diplasia ringan
• CIN II : diplasia sedang
• CIN III : diplasis berat
Perjalanan alamiah penyakit kanker leher rahim
51. INFORMASI PENGGUNAAN IUD PLUS PAPSMEAR / IVA
Definisi Intra Uterine Device (IUD) atau
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) :
Suatu alat kontrasepsi terbuat dari palstik
yang fleksibel yang dipasang melalui vagina
ke rahim, dengan menghalangi saluran
tuba sehingga tidak terjadi pembuahan.
Definisi
IUD PLUS PAPSMEAR / IVA:
Klien KB yang akan memakai IUD, akan
mendapat- kan bonus tes Papsmer /IVA
(Deteksi dini kanker leher rahim). Setelah
klien KB tersebut menanda-tangani
informed choice .
52. Akseptor IUD akan mendapatkan bonus gratis pemeriksaan pap smear
pada pelayanan mobile yang dilaksanakan pada momentum tertentu
53. KANKER PROSTAT
Adalah kanker/tumor ganas yang berkembang di
dalam kelenjer prostat. Kelenjer ini terdapat di
bawah kandung kemih pria berfungsi untuk
mengeluarkan dan menyimpan sejenis cairan yang
menghasilkan air mani.
FAKTOR RESIKO KANKER PROSTAT
• Pria berusia di atas 60 tahun
• Faktor genetik ( jika ayah atau saudara terkena
kanker prostat di usia muda,faktor lebih tinggi
• Diet tinggi lemak dan rendah serat
• Paparan logam Kadmium
• Obesitas / kegemukan.
54. GEJALA - GEJALA KANKER PROSTAT
Sulit berkemih dan sulit ereksi
Nyeri saat berkemih. Nyeri juga bisa merupakan gejala infeksi prostat
Keluar darah saat berkemih.
Sulit buang air besar (BAB) dan masalah saluran pencernaan lainnya
Nyeri terus-menerus di punggung bawah, panggul atau paha dalam bagian atas.
Sering berkemih di malam hari.
Urine yang menetes atau BAK tidak lampias
Usia di atas 60 dan mempunyai faktor resiko
PENCEGAHAN KANKER PROSTAT
Pola hidup sehat :
Olahraga teratur sesuai kondisi tubuh
Makanan yang sehat (bergizi, berserat, sayuran dan buah-buahan)
Tidak merokok, minuman beralkohol
Hindari stres
Istirahat teratur
Memeriksa kesehatan secara berkala dan teratur. .
55. AYO MELAKUKAN SADARI periSA payuDA sendiRI
1. Mulailah dengan mengamati payudara di cermin dengan bahu lurus dan lengan di pinggang. Disini,
yang harus diamati adalah bentuk payudara, ukuran dan warna. Perubahan-perubahan yang perlu
diwaspadai adalah : berkerut, cekung kedalam, atau ada benjolan. Puting yang berubah posisi
dimana seharusnya menonjol keluar, malahan tertarik kedalam. Warna memerah, kasar dan sakit.
2. Kemudian angkat kedua lengan, apakah ada kelainan pada kedua payudara.
3. Sementara masih didepan cermin, tekan puting apakah ada cairan yang keluar.
4. Kemudian berbaringlah, raba payudara kanan dengan tangan kiri untuk merasakan perubahan
sebelah kanan dan sebaliknya. Tekan secara halus dengan jari-jari secara datar & serentak.
Selubungi dengan jari payudara kita dari arah atas sampai bawah, dari tulang selangka ke bagian
atas perut,dari ketiak ke leher bagian bawah. Ulangi pola ini . Kini mulai pada puting. Buat lingkaran
yang makin lama makin besar hingga mencapai seluruh tepi payudara. Menggunakan jari, buatlah
gerakan keatas dan kebawah berpindah secara mendatar/menyamping seperti sedang memotong
rumput. Sambil rasakan seluruh jaringan payudara, dibawah kulit dengan rabaan halus hingga
rabaan yang sedikit lebih menekan.
5. Terakhir, rasakan payudara anda ketika sedang berdiri atau duduk. Bagi kebanyakan wanita, paling
mudah untuk merasakan payudaranya adalah ketika payudaranya sedang basah dan licin, sehingga
paling cocok adalah ketika sedang mandi dibawah shower. Lakukan seperti pada langkah ke-4, dan
yakinkan bahwa seluruh payudara sudah tercover oleh rabaan tangan.
Sebaiknya pemeriksaan payudara dilakukan pada hari ke 7 - 10 yang dihitung sejak hari ke - 1 mulai
haid ( saat payudara sudah tidak mengeras dan nyeri ) atau bagi yang telah menaupose
pemeriksaan dilakukan dengan memilih tanggal yang sama setiap bulannya .
56.
57. CARA MENGETAHUI MASA SUBUR
1. Siklus Haid atau Menstruasi
Secara garis besar siklus haid terbagi dalam 3 (tiga) siklus, yaitu siklus 21, 28 dan 35 . Cara
menghitung : Contoh Siklus haid 28 hari Satu siklus haid dibagi dua —-> ovulasi biasa terjadi
sekitar 14 hari sebelum hari haid yang akan datang. Kemudian ditambah/dikurang 2 hari
2. Suhu basal tubuh
Suhu tubuh akan meningkat dari sebelumnya. Pengukuran suhu basal tubuh ini sebaiknya
dilakukan beberapa saat setelah tidur minimal selama 6 jam.
3. Lendir leher rahim
Pada saat ovulasi biasanya lendir rahim jadi agak encer dan bila diraba dengan jari telunjuk
atau ibu jari, lalu direkatkan lendir tersebut seperti membentuk benang dengan jarak 2-3 cm,
jika lendir tersebut terputus tandanya tidak subur & bila lendir tersebut tidak terputus maka
dalam masa subur. Tingkat keberhasilan 60-70%.
4. Bercak darah saat ovulasi
5. Pemeriksaan USG
Pada pemeriksaan USG, dinding rahim akan tampak bertambah tebal. Pemeriksaan ini dapat
dilakukan pada H-2 sampai H+2 saat siklus haid.
6. Kadar Hormon
Kadar hormon Estrogen meramalkan kapan terjadi masa subur dan Progesteron dapat
menentukan apakah telah terjadi pematangan sel telur.
7. Alat Tes Kesuburan
Alat ini cukup akurat untuk menghitung suhu basal di dalam tubuh setiap pagi. Alat ini
digunakan dengan mencelupkannya ke dalam urin
58. Kriteria “ Air mani sehat dan subur (WHO)“ :
Jumlah spermanya cukup banyak (diatas 10 juta/milimeter)
Bergerak cukup cepat dan lurus serta Bentuknya relatif normal
Kemampuan hidupnya (viabilitas) cukup baik & tidak ada banteri dan
leukospermi Tidak terdapat bakteri dan leukospermia (sel darah putih)
yang banyak
Syarat-syarat terjadinya pembuahan :
Istri dapat menghasilkan sel telur yang sehat setiap bulan
Wanita memiliki organ reproduksi yang sehat
Suami memiliki kualitas sel sperma yang baik dan jumlah cukup
59. PENCEGAHAN INFERTILITAS
Secara Umum :
1) Melakukan pola hidup sehat yang teratur dan seimbang
2) Mengatasi berbagai gangguan kesehatan reproduksi
3) Mengetahui teknik sanggama (berhubungan seksual) yang benar
4) Mengatasi masalah psikologis bersama pasangan
5) Melakukan komunikasi efektif dan saling terbuka bersama pasangan
suami istri
6) Memperoleh informasi dan pengetahuan kesehatan reproduksi secara
lengkap dan benar
7) Konsultasi Medis Pranikah
8) Melakukan hubungan seksual yang sehat
Secara Khusus :
1) Penanganan infeksi pada alat reproduksi
2) Berhenti merokok
60. Kesalahpahaman
Kembalinya Kesuburan Pasca Penggunaan Kontrasepsi
A. Pada penggunaan kontrasepsi merupakan penyebab
ketidakmampuan mereka untuk hamil. Pada
kenyataanya lepas kontrasepsi dapat terjadi kehamilan
yang direncanakan.
B. Kepercayaan bahwa penggunaan hormonal dan alat
kontrasepsi dalam rahim/Intra Uterine Device
(AKDR/IUD) membahayakan kesuburan perempuan
kedepannya. Pada kenyataannya kesuburan
perempuan dapat kembali baik pada metode hormonal
maupun AKDR/IUD.
61. Pasca Rekanalisasi Vasektomi
Penggunaan Drain dan antibiotik pilihan ahli bedah
Disarankan memakai pendukung/penyokong kantong
zakar
Menghindaari akatifitas fisik berat selama 3-4 minggu
Tidak berhubungan seksual selama lebih kurang 2 minggu
TUBEKTOMI DAN REKANALISASI TUBA
Sterillisasi pada wanita disebut Tubektomi,
suatu tindakan memotong, mengikat, atau
memasang cincin/klip)
62.
63. KEMBALINYA KESUBURAN SETELAH BERHENTI MEMAKAI
KONTRASPESI
Pasangan suami istri setelah berhenti memakai kontrasepsi bisa kembali
lagi kesuburannya dalam jangka waktu tertentu setelah tidak
menggunakannya lagi.
Jangka waktu kembalinya kesuburan ini tergantung dari jenis
kontrasepsi yang dipakai. Bila memakai kontrasepsi hormonal seperti:
pil, suntik, implant, kembalinya kesuburan memerlukan waktu lebih
panjang daripada kontrasepsi
non hormonal seperti IUD/AKDR dan kondom.
Kontrasepsi hormonal dan non hormonal umumnya dapat dikatakan
bahwa penggunaannya sebagai alat untuk mencegah kehamilan hanya
bersifat sementara, karena setelah melepaskan alat atau tidak
menggunakan alat/obat tersebut maka pengguna dinyatakan untuk
dapat hamil kembali jika si pengguna alat tersebut masih dalam keadaan
produktif (masih merupakan pasangan usia subur).
64. KESEHATAN REPRODUKSI LANJUT USIA
Seseorang yang berusia 60
tahun ke atas atau lebih
Menurut WHO,
Lansia di bedakan menjadi
LANJUT USIA
YOUNG OLD 60 – 69 TAHUN
OLD 70 – 79 TAHUN
OLD OLD 80 – 89 TAHUN
VERY OLD 90 TAHUN KE ATAS
Kesehatan Reproduksi Usia Lanjut adalah Kondisi sehat yang menyangkut sistem,fungsi dan
proses reproduksi yang di miliki lansia baik secara mental maupun sosio kultural.
Perubahan Sistem Reproduksi Pada Laki
65. Perubahan Sistem Reproduksi Pada Laki-laki
1. Produksi hormon testoteron menurun secara bertahap, tidak
mempengaruhi sperma dalam membuahi ovum.
2. Kelenjar prostat biasanya membesar.
3. Respon seksual menjadi lambat.
4. Fase orgasme lebih singkat
5. Kebocoran cairan ejakulasi (ejakulasi dini)
6. Ereksi fisik frekuensinya berkurang.
7. Kemampuan ereksi kembali setelah ejakulasi semakin panjang.
8. Ereksi pagi juga semakin jarang.
66. GEJALA - GEJALA MENOPOUSE
1.Timbulnya Hawa Panas (Hot Flushes) pada wajah atau
kulit leher dan kadang pada seluruh tubuh.
2.Susah Tidur (Insomnia)
3.Emosi tidak stabil.
4.Gangguan pada organic seperti Infark jantung,
Osteoporsis, peradangan dan infeksi dan penyusutan
organ seks
5.Penurunan kualitas dan produktivitas kaum wanita
III. Fase Senium
Wanita berumur 60 tahun dengan kondisi mampu beradaptasi terhadap
hidup tanpa estrogen.
Gejala psikomatik menonjol.
Kemunduran Intelektual Quotient (IQ) di tandai dengan cepat lupa,
pikun, tidak terasa bila berkemih & buang air besar, serta sulit
melakukan aktivitas di tempat tidur.
67. PENYAKIT DEGENERATIF
1. Osteoporosis 5. Rabun Senja
2. Hipertensi 6. Rheumatoid arthritis
3. Diabetes Melitus 7. Gagal Jantung
4. Sakit lambung 8. Dislokasi sendi
PENYAKIT YANG SERING DIDERITA PADA USIA LANJUT :
1. Kurang Bergerak
Penyebab tersering adalah gangguan tulang, sendi dan otot, gangguan saraf,
dan penyakit jantung dan pembuluh darah. Selain dari gangguan psikis &
lingkungan.
2. Instabilitas:
Yaitu ketidakseimbangan pada lansia, penyebab terjatuh ini dapat berupa hal-
hal yang berkaitan dengan keadaan tubuh penderita baik karena proses menua,
penyakit maupun hal-hal yang berasal dari luar tubuh seperti obat-obat
tertentu dan faktor lingkungan.
68. 10. Penyakit akibat obat-obatan:
Lansia sering menderita penyakit lebih dari satu yang
membutuhkan obat lebih banyak, apalagi obat yang diminum
dalam jangka waktu yang lama tanpa pengawasan dokter dapat
menyebabkan timbulnya penyakit lain.
11. Gangguan tidur
Yakni sulit untuk masuk dalam proses tidurdimana tidur yang
tidak dalam dan mudah terbangun.
12. Daya tahan tubuh yang menurun:
Dengan bertambahnya umur seseorang dan dapat pula karena
berbagai keadaan seperti penyakit yang sudah lama diderita
(menahun) maupun penyakit yang baru saja diderita (akut)
13. Impotensi
Yaitu ketidakmampuan mencapai ereksi yang cukup untuk
melakukan sanggama yang memuaskan, disebabkan karena
adanya hambatan aliran darah ke dalam alat kelamin sebagai
adanya kekakuan pada dinding pembuluh darah
(arteriosklerosis) .
69. PERILAKU SOSIAL PADA USIA LANJUT
1. Penyesuian terhadap Penurunan fisik.
2. Penyesuaian terhadap penurunan penghasilan dan pengaturan hidup yang
layak.
3. Penyesuaian terhadap kematian pasangan hidup orang yang di cintai.
4. Penetapan hubungan dengan teman sebaya.
5. Pertemuan atau sosialisasi dengan masyarakat dan pemenuhan kewajiban
sebagai warga negara.
70. Gawat janin :
Janin tidak menerima oksigen ckup sehingga mengalami kekurangan oksigen.
Persalinan macet : Persalinan yang berlangsung lebih lama dari 18 jam pada primi
dan 12 jam pada multi
Hormon :
Suatu zat atau substansi yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar buntu yang
berlangsung masuk sirkulasi/ peredaran darah tanpa melalui saluran dan
mempunyai efek khusus terhadap aktifitas organ lain.
Informed Concent :
Persetujuan yang diberikan oleh klien atau keluarganya atas dasar informasi
dan penjelasan mengenai tindakan medis yang akan dilakukan terhadap klien
tersebut.
IUD post plasenta :
Pemasangan IUD segera (10 menit setelah plasenta lahir)
Infark jantung :
Serangan jantung secara tiba-tiba karena adanya penyumbatan pada Sirkulasi
darah di jantung.
71. Informed Choice :
Suatu keadaan dimana pasangan usia subur telah memperoleh informasi yang jelas,
lengkap dan akurat mengenai kebijakan dan kelemahan berbagai alat/obat
Kontrasepsi, sehingga mereka mempunyai kebebasan untuk memilih salah satu
jenis/alat kontrasepsi yang diinginkan.
Konseling :
Suatu proses komunikasi dua arah antara konselor dan klien yang bertujuan
membantu klien untuk memutuskan apa yang akan dilakukan dalam mengatasi
masalah yang dialami oleh klien.
Kolostrum :
ASI yang keluar pada hari-hari pertama setelah kelahiran bayi
Kontrasepsi :
obat/alat untuk mencegah terjadinya kehamilan
Kontrasepsi mantap :
Metode operasi wanita (tubektomi) atau metode operasi pria ( vasektomi).
72. Progesteron :
Hormon yang diproduksi oleh korpus luteneum ( badan kuning ) dalam indung
telur, merupakan salah satu hormone yang digunakan dalam pil oral
kontrasepsi.
Seks :
Perbedaan organ biologis antara perempuan dan laki-laki terutama dibagian –
bagian reproduksi
Senggama Terputus :
Merupakan salah satu metode keluarga berencana tradisional dimana pria
(suami) mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dan vagina sebelum pria
mencapai ejakulasi.
Thalasemia :
Penyakit genetic/keturunan yang menyebabkan usia sel-sel darah menjadi
lebih pendek
73. Terapi sulih hormon :
Mengganti hormon dengan tujuan mengurangi gangguan di masa menopause.
Testis / Buah Pelir :
Bagian alat kelamin pria yang menghasilkan spermatozoa.
Tubektomi :
Proses bedah sukarela untuk menghentikan kesuburan seorang perempuan
secara permanen dengan mengokulasikan sehingga sperma tidak dapat
bertemu dengan ovum.
Tumbuh Kembang Anak :
Suatu proses perubahan yang terjadi pada diri remaja baik perubahan fisik
maupun perkembangan pribadinya.
Vaksinasi :
Pemberian vaksin ke dalam tubuh untuk meningkatkan kekebalan tubuh
terhadap suatu penyakit.