SlideShare a Scribd company logo
1 of 73
SIKLUS HIDUP KESEHATAN
REPRODUKSI MANUSIA
OLEH
ESAP M SI
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
2015
OLEH ESAP M SI
KATA PENGANTAR
Untuk mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas, Pemerintah
telah menetapkan kebijakan penyelenggaraan Program Keluarga Berencana, sesuai dengan
amanat Undang-Undang 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga.
Kebijakan keluarga berencana tersebut dilaksanakan untuk membantu calon atau
pasangan suami istri dalam mengambil keputusan dan mewujudkan hak reproduksi secara
bertanggung jawab menyangkut usia ideal perkawinan ; usia ideal untuk melahirkan; jumlah ideal
anak; jarak ideal kelahiran anak; dan penyuluhan kesehatan reproduksi.
Kesehatan Reproduksi adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial secara utuh, tidak
semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem
reproduksi, serta fungsi dan prosesnya. Termasuk di dalamnya hak untuk mendapat pelayanan
kesehatan reproduksi seperti antenatal, persalinan, nifas dan kesehatan remaja.
Atas dasar hal tersebut diatas, maka dikembangkan berbagai kebijakan strategis
diantaranya adalah memperluas konsep pemikiran keluarga Berencana yang tidak hanya terfokus
pada pelayanan kontrasepsi sebagai upaya pengendalian kelahiran, tetapi menempatkan
pengaturan kelahiran sebagai bagian dari perbaikan kesehatan reproduksi yang lebih luas.
Pelayanan kesehatan reproduksi dapat berangkat dari pemikiran, bahwa pengaturan
proses reproduksi akan mengikuti siklus kehidupan manusia yang dimulai dari proses konsepsi,
janin, kehamilan, kelahiran, bayi dan anak, remaja, usia reproduksi, sampai lanjut usia, baik itu
untuk laki-laki maupun perempuan.
SIKLUS HIDUP
KESEHATAN REPRODUKSI MANUSIA
Pengertian tentang kesehatan reproduksi telah diterima secara internasional yaitu sebagai suatu
keadaan kesejahteraan fisik, mental, sosial yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit atau
kecacatan dalam segala aspek berhubungan dengan fungsi, proses dan sistem reproduksi.
Adapun pengertian lainnya dari kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan dimana manusia
mampu menjalankan fungsi dan proses reproduksinya secara sehat dan aman.. Selain itu juga
disinggung hak reproduksi yang didasarkan pada pengakuan hak asasi manusia bagi setiap
pasangan atau individu untuk menentukan secara bebas dan bertanggung jawab mengenai
jumlah anak dan
menjarakkan anak. Hak reproduksi juga memberikan kebebasan kepada perempuan untuk
mengatur kehidupan reproduksi termasuk dalam menjalankan Keluarga Berencana (KB).
Ruang lingkup Kesehatan Reproduksi merupakan siklus hidup, yang berarti memperhatikan
kebutuhan penanganan sistem reproduksi pada setiap fase kehidupan, serta kesinambungan
antar fase kehidupan tersebut. Dengan demikian, masalah kesehatan reproduksi pada setiap fase
kehidupan dapat diperkirakan, yang bila tidak ditangani dengan baik maka hal ini dapat berakibat
buruk pada masa kehidupan selanjutnya. Ada lima fase siklus hidup kesehatan reproduksi
manusia yakni dimulai dengan ;
1. Janin (Konsepsi dan Kehamilan)
2. Bayi dan Anak
3. Remaja
4. Usia Reproduktif
5. Usia Lanjut
Fase siklus hidup kesehatan reproduksi dalam hal ini terkait dengan Program Keluarga Berencana
yakni akan dibahas siklus kesehatan reproduksi yang terus berkelanjutan mulai saat
pembentukan janin sampai dengan usia lanjut.
Mulai tampak perubahan dramatis, perubahan fisik terutama hormon-hormon seksual yang akan
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan sistem reproduksi. Disini juga akan dibahas
informasi tentang pengertian, pencegahan IMS, HIV dan AIDS, serta pendewasaan usia
perkawinan.
Usia Reproduktif
Usia reproduktif, yaitu antara 18 sampai 40 tahun, sering dihubungkan dengan masa subur. Pada
usia produktif ini sebaiknya lebih memperhatikan kondisi tubuh agar selalu dalam kondisi prima,
sehingga jika terjadi kehamilan dapat berjalan dengan lancar, dan bayi dilahirkan pun sehat.
Namun sebaiknya usia untuk kehamilan yang sehat adalah pada usia 20-35 tahun. Pada bagian
usia produktif ini, juga akan diterangkan Pencegahan Kanker Alat Reproduksi seperti kanker
leher rahim, kanker payudara dan kanker prostat. Deteksi dini kanker leher rahim melalui
pemeriksaan Pap Smear/ IVA serta deteksi dini kanker payudara melalui SADARI. Perlu adanya
pemahaman tentang pencegahan dan manajemen infertilitas sekunder, kembalinya kesuburan
pasca penggunaan kontrasepsi. Pada bagian ini juga dijelaskan bahwa kontrasepsi non hormanal
lebih cepat kembali kesuburannya dibandingkan kontrasepsi hormonal.
Usia Lanjut
Disebut usia lanjut adalah seseorang yang telah berusia 60 tahun keatas. Pada usia ini rentan
diserang berbagai penyakit degeneratif dan penyakit berat lainnya. Perlu perhatian pada
problema menopause atau andropause.Pada bagian ini dijelaskan mengenai penyakit
degeneratif. Pasangan di usia lanjut perlu juga memahami kondisi kesehatan reproduksinya.
JANIN — KONSEPSI DAN KEHAMILAN
Proses Pembuahan dan Impalntasi
Dipertengahan siklus menstruasi, wanita akan mengalami ovulasi (proses pelepasan sel telur yang telah
matang dari indung telur dan menuju saluran Fallopi dan siap dibuahi). Bila pada saat ovulasi sel telur bertemu
dengan sperma maka akan terjadi fertilisasi/ konsepsi /pemDipertengahan siklus menstruasi, wanita akan
mengalami ovulasi (proses pelepasan sel telur yang telah matang dari indung telur dan menuju saluran Fallopi
dan siap dibuahi). Bila pada saat ovulasi sel telur bertemu dengan sperma maka akan terjadi fertilisasi/
konsepsi /pembuahan.buahan.
Sel telur dikeluarkan dari indung telur sekitar hari ke 14
sebelum siklus menstruasi berikutnya, disebut ovulasi (1).
Fertilisasi atau pembuahan oleh 1 sperma umumnya terjadi
pada bagian panjang saluran telur (2). Pembelahan berulang
membentuk bola sel yang disebut zigot (3). Didalam bola sel
terbentuk rongga kecil berisi cairan yang disebut blastosit.
Implantasi (proses menempelnya blastosit dalam dinding
ronggarahim) terjadi sekitar hari ke 7 (4). Pada hari ke 10,
embrio sudah tertanam erat disebut Janin.
Reproduksi pada manusia diawali oleh peleburan sel kelamin
jantan (sperma) dengan sel kelamin betina (ovum) yang
menghasilkan zigot. Sistem reproduksi manusia, baik laki-
laki maupun wanita, memiliki empat utama dalam sistem
reproduksinya, yaitu: organ penghasil sel kelamin, saluran
reproduksi dan kelenjar tambahan, dan alat kopulasi
(senggama). Spermatogenesis (proses pembentukan sel
kelamin laki-laki/sperma) terjadi pada testis. Laki-laki
dapat menghasilkan sperma sepanjang hidupnya selama dia
sehat . Pembentukan sel kelamin (sel telur/ovum) pada
perempuan disebut oogenesis.
Oogenesis terjadi pada ovarium. Terdapat sel induk ovum
(oogonium) yang secara berurutan akan membelah
sehingga terbentuk ovum.
PROSES PEMBENTUKAN ALAT REPRODUKSI
LAKI-LAKI & PEREMPUAN
Apa pentingnya Pemeriksaan
Kehamilan ?
• Pemeriksaan kehamilan sedini mungkin yaitu segera setelah terlambat
haid 2 minggu
• Pemeriksaan Kehamilan atau Ante Natal Care (ANC) adalah cara penting
untuk memonitor dan mendeteksi ibu hamil.
• Dilakukan oleh tenaga profesional yaitu dokter
Spesialis kebidanan, dokter umum dan bidan.
• Dilakukan secara teratur yaitu sebulan sekali
sampai umur kehamilan 7 bulan, meningkat
sebulan 2 kali pada umur kehamilan 8 bulan
dan seminggu sekali pada umur kehamilan 9 bulan
Tujuan Pemeriksaan Kehamilan
• Menyiapkan fisik dan mental ibu dan janin selama dalam
kehamilan, persalinan, dan nifas sehingga didapatkan ibu
dan bayi yang sehat.
• Untuk mengetahui kesehatan dan status gizi ibu dan janin
serta mengatasi mual dan muntah yang berlebihan saat
hamil.
• Mengenali dan menangani faktor resiko yang mungkin
dijumpai dalam kehamilan, persalinan dan nifas, mengobati
penyakit-penyakit yang mungkin diderita sedini mungkin,
menurunkan angka kesakitan (morbiditas) dan kematian
(mortalitas) anak, memberikan nasihat-nasihat tentang
cara hidup sehari-hari, keluarga berencana, kehamilan,
persalinan, nifas, laktasi, juga mengembalikan kesehatan
ibu saat akhir masa nifas.
Jadwal Pemeriksaan Kehamilan
Istilah kunjungan tidak mengandung arti bahwa selalu ibu
hamil yang datang ke fasilitas pelayanan, tetapi dapat
sebaliknya, yaitu ibu hamil yang dikunjungi petugas
Kesehatan di rumahnya atau di posyandu.
Adapun jadwal pemeriksaan kehamilan adalah:
•Minimal 1 kali pada triwulan I (sebelum 12 minggu)
•Minimal 1 kali pada triwulan II (antara minggu 13-28)
•Minimal 2 kali pada triwulan III. (antara minggu 29-40)
Peran Suami Pada Masa Kehamilan
1. Mencurahkan perhatian pada isteri
2. Menjadi suami SIAGA (Siap Antar Jaga)
3. Menjaga kesehatan fisik dan emosi isteri
4. Membantu isteri dalam mempersiapkan
persalinan baik moril dan materil.
5. Merencanakan ber KB setelah persalinan
Perawatan Ibu Setelah Bersalin/Post Natal Care (PNC)
Masa Nifas adalah masa yang dimulai setelah bayi dan plasenta lahir, mencakup 6 minggu berikutnya
yang diperlukan untuk pulihnya kembali rahim seperti sebelum hamil.
Periode Masa Nifas
a)Puerperium dini (kepulihan) : ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan – jalan.
b)Puerperium intermedial (kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia) yang lamanya 6-8 minggu.
c)Remote puerperium (pulih dan sehat sempurna) terutama bila selama hamil atau waktu persalinan
mempunyai komplikasi.
Tujuan Perawatan Masa Nifas
a)Menjaga kesehatan ibu dan bayi (fisik dan psikologik)
b)Skrining yang komprehensif : deteksi masalah, mengobati, atau merujuk (bila terjadi komplikasi)
c)Pendidikan kesehatan : perawatan diri , nutrisi, KB, menyusui, imunisasi bayi dan perawatan bayi
sehat.
d)Memberikan pelayanan Keluarga Bencana.
Nasehat Untuk Ibu setelah melahirkan (ibu pasca natal)
1. Ibu segera menyusui bayinya.
2. Untuk kesehatan ibu, bayi dan keluarga sebaiknya
melakukan KB mengatur jarak kelahiran berikutnya.
3. Bawalah bayi anda untuk memperoleh imunisasi
KELUARGA BERENCANA (KB)
KB adalah suatu cara pencegahan konsepsi/proses pembuahan /
mencegah bertemunya sperma dan sel telur. Atau suatu Usaha untuk
menjarangkan atau merencanakan jumlah kelahiran dan jarak
kehamilan dengan berkontrasepsi.
Idealnya pasangan usia subur (PUS) harus menunggu 3-5 tahun untuk
hamil kembali. Usia ideal ibu melahirkan adalah 20-35 tahun. Setiap
pasangan harus menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka
ingin merencanakan keluarganya. Namun petugas kesehatan dapat
membantu merencanakan dengan memberikan pemahaman kepada
mereka tentang cara mencegah kehamilan yang tidak diinginkan,
melalui pemberian promosi dan konseling KB dimulai saat ANC.
KB Pascapersalinan
KB Pascapersalinan adalah penggunaan metode kontrasepsi pada
masa
nifas sampai dengan 42 hari atau 6 minggu segera setelah plasenta
lahir dengan maksud untuk mengatur jarak kelahiran dan
menghindari kehamilan yang tidak diinginkan.
Kenapa Pascapersalinan segera dilakukan penggunaan kontrasepsi ?
Kontrasepsi yang paling ideal untuk ibu pascapersalinan dan menyusui
adalah
tidak menekan produksi ASI yakni kontrasepsi yang ditanam dalam
rahim (AKDR/IUD), minipil (progestin) dan kondom. Pilihan
kontrasepsi alami, yakni dengan menyusui secara eksklusif selama
enam bulan. "Bayi yang menyusu lebih dari satu jam setiap harinya
akan merangsang pengeluaran hormon prolaktin di otak ibu
sehingga mencegah terjadinya pembuahan (ovulasi)".
Alat Kontrasepsi Bagi Ibu Pascapersalinan dan Menyusui
Mengapa ibu perlu ikut KB setelah persalinan?
1. Agar ibu tidak hamil lagi ( 3 - 5 tahun)
2. Agar ibu punya waktu merawat kesehatan diri sendiri, anak dan keluarga
Alat kontrasepsi apa yang cocok bagi ibu habis bersalin yang menyusui?
1. Ibu setelah melahirkan kurang dari 6 minggu dan sedang menyusui secara
eksklusif, kontrasepsi yang boleh dipakai adalah non hormonal (IUD, kondom, dan
MOW). Implant dan pil atau suntikan progestin dapat diberikan apabila
kontrasepsi non hormonal tersebut sulit diperoleh. Tidak boleh menggunakan pil
atau suntikan kombinasi.
2. Setelah 6 minggu ke 6 bulan melahirkan dan sedang menyusui secara eksklusif
tidak dianjurkan menggunakan pil atau suntikan kombinasi, kecuali jika
kontrasepsi lainnya bagi ibu menyusui tidak tersedia.
3. Setelah 6 bulan melahirkan, menyusui dan belum haid, semua jenis kontrasepsi
boleh digunakan, dengan persyaratan sedang tidak hamil dan memenuhi
persyaratan medis.
4. Setelah 6 bulan melahirkan, menyusui dan sudah haid, semua jenis kontrasepsi
boleh digunakan, dengan persyaratan tidak sedang hamil dan memenuhi
persyaratan medis.
Metode Amenorea Laktasi (MAL)
Apabila ibu menyusui ASI secara eksklusif dan ibu belum
mendapatkan haid kembali setelah melahirkan, maka
pemberian ASI eksklusif tersebut berfungsi sebagai
metode KB alamiah (Metode Amenorea Laktasi) yang
dapat menghindari terjadinya kehamilan berikutnya yang
terlalu cepat.
MAL adalah metode kontrasepsi yang mengandalkan pemberian ASI
secara eksklusif. Merupakan metode KB alamiah apabila tidak
dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain. Keefektifan
metode ini dapat mencapai 98%, bila ibu menyusui lebih dari 8 kali
sehari dan bayi mendapat cukup asupan setiap pemberian ASI.
PILIHAN KONTRASEPSI
PASCA PERSALINAN DAN PASCA KEGUGURAN
SEBELUM PULANG DARI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
NO KONTRASEPSI KETERANGAN
1 MOW/MOP Untuk yang tidak ingin mempunyai anak lagi
2 IUD Pascapersalinan
• Post Plasenta
• Post SC
• 3 Hari Pascapersalinan
IUD Pascakeguguran
Untuk yang ingin menunda kehamilan
• Masa pakai sampai dengan 10 tahun
• Pascapersalinan: Kesuburan dapat kembali pada hari ke-21
setelah melahirkan
• Pascakeguguran: Kesuburan dapat kembali pada hari ke-14
setelah keguguran
3 Implant Isi : Progestin Only
• Tidak mengganggu produksi ASI
• Masa pakai sampai dengan 3 tahun
4 Suntik Isi : Progestin Only
• Tidak mengganggu produksi ASI
• Masa pakai 3 Bulan
5 Minipil Isi : Progestin Only
• Tidak mengganggu produksi ASI
• Pemakaian satu strip untuk 1 bulan
6 Kondom Pilihan kontrasepsi untuk pria
Sebagai kontrasepsi sela
Periode pasca persalinan
merupakan :
•Periode tepat langsung memakai
Kontrasepsi
•Tidak memerlukan waktu khusus
•Pasien pulang sudah memakai
kontrasepsi
Konseling saat ANC pada ibu hamil di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan harus
menjadi prioritas utama. Hal ini berarti
diharapkan sebelum pulang bersalin ibu
tersebut sudah dilakukan pelayanan KB.
Pemilihan Kontrasepsi yang Rasional:
1. Fase menunda kehamilan (untuk wanita usia < 20 tahun)
IUD,implant, suntikan dan pil
2. Fase menjarangkan kehamilan 3-5 tahun (wanita usia 20-
35tahun ) IUD, implant, suntikan, pil/minipil
3. Fase tidak hamil lagi ( untuk wanita usia > 35 tahun )
PERAWATAN BAYI BARU LAHIR
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh
paparan atau kontaminasi mikroorganisme selama proses persalinan
berlangsung maupun beberapa saat setelah lahir.
Untuk itu diperlukan persiapan diri untuk bersentuhan dengan bayi,
persiapan alat dan tempat dengan melakukan kegiatan Sbb. :
A.Pencegahan Infeksi Persalinan
Pencegahan Infeksi dilakukan oleh tenaga penolong
persalinan
- Mencuci tangan sebelum memegang bayi
- Melakukan sterilisasi alat-alat yang digunakan
- Menyiapkan tempat yang bersih, hangat, terang untuk
menolong bayi
B. Penilaian Awal Bayi Lahir
Tanda bayi baru lahir normal :
1. Umur bayi cukup bulan (38-42 minggu)
2. Berat lahir 2,5-4 kg
3. Bayi menangis atau bernafas
4. Warna kulit seluruh tubuh kemerahan
5. Bayi bergerak aktif
6. Bayi menghisap ASI dengan kuat
Tanda bayi baru lahir tidak normal :
1. Bayi kurang bulan (kurang dari 37 minggu) atau
bayi lebih bulan (lebih dari 42 minggu)
2. Air ketuban bercampur tinja bayi (mekonium)
3. Bayi tidak bernafas
4. Bayi lemas
Keuntungan IMD
(Inisiasi Menyusui Dini)
1. Menghangatkan bayi
2. Menstabilkan irama nafas, detak jantung bayi
3. Memberikan perlindungan alamiah bagi bayi dengan memberikan
kolostrum yaitu ASI yang keluar pertama kali berwarna kekuningan dan
kental, mengandung zat kekebalan, vitamin A, faktor-faktor untuk
pertumbuhan, mencegah bayi kuning dan mencegah alergi
4. IMD membentuk kekebalan bayi. Pada waktu IMD bayi mendapat
kolostrum yang penting untuk kelangsungan hidupnya. Kolostrum yang
kaya akan zat kekebalan tubuh terhadap infeksi, Kolostrum juga
membantu mematangkan lapisan dan melindungi dinding usus bayi yang
masih lemah.
5. IMD mengurangi perdarahan setelah melahirkan. Isapan bayi pada
puting ibu merangsang produksi ASI, kontraksi rahim, dan mengurangi
perdarahan setelah melahirkan.
6. Meningkatkan berat badan bayi dan meningkatkan hubungan psikologis
antara ibu dan bayi serta mengoptimalisasi keadaan hormonal bayi.
E. Merawat Tali Pusat
• Tali Pusat harus bersih dan kering.
• Jangan membungkus sisa tali pusat atau
• mengoleskan cairan atau bahan apapun
ke sisa tali pusat.
• Jika sisa tali pusat kotor bersihkan
dengan air desinfektan tingkat
• tinggi (DTT) dan sabun lalu segera
keringkan secara seksama dengan
• menggunakan kain bersih.
Tipe dan Komposisi ASI
ASI secara khusus disesuaikan untuk bayi. ASI seorang
ibu yang melahirkan bayi prematur akan berbeda
komposisi dengan ASI dari ibu yang melahirkan cukup
bulan.
Komposisi ASI berbeda hari ke hari :
Kolostrum : dikeluarkan dalam hari-hari pertama pasca
melahirkan
Susu transisi : dikeluarkan pada hari ke-4 hingga ke-10
pasca melahirkan
Susu matang : dikeluarkan 10 hari pasca melahirkan
Manfaat ASI
1. Sebagai Nutrisi DHA dan AA bermanfaat untuk pertumbuhan sistem saraf pusat
dan fungsi penglihatan.
2. Meningkatkan daya tahan tubuh bayi ASI mengandung zat kekebalan yang akan
melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, parasit dan jamur.
ASI juga menurunkan kemungkinan bayi terkena penyakit infeksi telinga, batuk,
pilek, dan alergi.
3. Meningkatkan kecerdasan, ASI mengandung nutrient-nutrient khusus yang
diperlukan otak bayi agar tumbuh optimal, yaitu : taurin, laktosa, asam lemak
ikatan panjang (DHA, AA, omega-3, omega 6).
4. Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayi Bayi yang sering berada dalam
dekapan ibu karena menyusu akan merasakan kasih sayang ibunya, merasa
tenteram karena masih dapat mendengar detak jantung ibunya yang telah ia
kenal sejak dalam kandungan.
5. Bagi ibu dapat menurunkan berat badan dan mengurangi risiko kanker payudara
Tanda bayi menyusu dengan benar :
1. Dagu bayi menempel payudara ibu
2. Mulut bayi terbuka lebar
3. Bibir bawah bayi membuka keluar
4. Puting susu ibu tidak terasa sakit saat menyusui
5. Areola mamae bagian atas ibu tampak lebih banyak
Susui bayi sesering mungkin, paling sedikit 8 kali sehari.
Jika bayi tidur lebih dari 2 jam, bangunkan lalu susui
Susui sampai payudara terasa kosong, lalu pindah ke
payudara sisi yang lain
Cara meningkatkan produksi ASI
1. Menyusui sesering mungkin
2. Menyusui pada payudara kiri dan kanan secara bergantian
3. Berikan ASI dari satu payudara sampai kosong sebelum pindah ke
payudara lainnya.
4. Jika bayi tidur lebih dari 2 jam, bangunkan kemudian langsung disusu
Cara menyimpan ASI
1. Sterilkan dulu wadah penyimpan ASI
2. ASI dapat bertahan :
• 4-8 jam bila disimpan dalam suhu 19-25C
• 1-2 hari bila disimpan dalam lemari es suhu 0-4 C
• 2 bulan bila disimpan dalam freezer lemari es 1 pintu
• 3-4 bulan bila disimpan dalam freezer lemari es pintu
terpisah
Cara memberikan ASI setelah disimpan dalam lemari es
1. Cuci tangan sebelum memegang cangkir/gelas bertutup berisi ASI
2. ASI yang disimpan pada suhu kamar dapat segera diberikan sebelum masa
simpan berakhir
3. ASI yang disimpan di termos atau lemari es harus dihangatkan lebih dulu.
Rendam cangkir dalam mangkok berisi air hangat. Tunggu sampai ASI
mencapai suhu kamar. Jangan memanaskan ASI di atas api/kompor
Berikan ASI dengan sendok yang bersih, jangan memakai botol dan dot.
Ruang Menyusui / Pojok ASI
Agar para Ibu dapat menyusui, memerah dan menyimpan ASI selama bekerja atau bepergian, maka seluruh
instansi & tempat umum diwajibkan menyediakan ruang menyusui (Pojok ASI).
Pojok ASI yang baik harus mempunyai perlengkapan :
• Diberi tirai dan pintu yang dapat ditutup
• Kursi untuk tempat duduk ibu menyusui/konsultasi
• Meja untuk mengganti pakaian bayi dan lain-lain
• Wastafel/air bersih untuk mencuci tangan sebelum ibu menyusui bayi
• Poster/flipchart posisi menyusui yang benar, poster manfaat ASI
• Lemari es untuk meyimpan ASI yang telah diperas
• Loker sebagai tempat perlengkapan bayi
• Buku catatan untuk mencatat ibu yang datang ke ruang menyusui
• Identitas Ruangan (papan nama ruangan)
• Satu orang petugas pengelola (tenaga kesehatan/perawat) dan satu
petugas kebersihan
KETENTUAN LAIN :
- Tidak diperkenankan promosi susu formula atau sponsor lain
- Harus bebas asap rokok
- Tidak diperkenankan membawa hewan peliharaan ke dalam ruang menyusui
- Sepatu atau sandal tidak diperkenankan dipakai di dalam ruangan tersebut
TUMBUH KEMBANG ANAK
Pertumbuhan
Bertambahnya ukuran jumlah sel serta jaringan interseluler
Bertambahnya ukuran baik fisik dan struktur tubuh
sebagian/keseluruhan. Dapat diukur dengan satuan panjang
dan berat
Cara mengukur pertumbuhan :
1. Pengukuran berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB)
Tujuan pengukuran BB/TB : untuk menentukan status gizi
anak : normal, kurus, kurus sekali atau gemuk.
2. Pengukuran Panjang Badan (PB) atau Tinggi Badan (TB)
Perkembangan
Bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam kemampuan :
- Gerak halus dan kasar
- Bicara dan bahasa
- Komunikasi aktif dan pasif
- Menolong diri sendiri
- Tingkah laku sosial
Kesehatan Reproduksi Remaja
Masa peralihan dari masa kanak kanak ke masa dewasa. Batasan usia remaja
adalah 10-24 tahun dan belum menikah
Namun jika pada usia remaja sudah menikah, maka ia tergolong dalam dewasa
atau bukan lagi remaja, jika usia sudah bukan lagi remaja tetapi masih tergantung
pada orang tua (tidak mandiri), maka dimasukkan ke dalam kelompok remaja.
Masa Reproduksi
Adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi
yang dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti bebas
penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial.
Pada saat laki-laki dan perempuan mulai mengalami pubertas, maka alat
reproduksinya sudah mulai berkembang, mulai berproses dan berfungsi. Artinya,
laki-laki sudah bisa menghamili dan perempuan sudah bisa hamil.
Karena itu, kita perlu mengetahui kapan mengalami masa reproduksi yang sehat.
Dengan demikian bisa menentukan kapan usia yang tepat untuk menikah, lalu kapan
akan hamil dan melahirkan bayi yang sehat tanpa ada gangguan. secara fisik, psikis
dan sosial.
Peran orangtua sangat penting dalam memberikan pendidikan kesehatan reproduksi
remaja. Orangtua menjadi sumber informasi yang bersahabat bagi remaja, sehingga
remaja tidak akan mencari sendiri informasi mengenai perkembangan
reproduksinya.
Organ Reproduksi Pria
Meliputi alat kelamin luar dan alat
kelamin dalam
Alat kelamin luar :
- Kantong zakar (Scrotum)
Adalah kantong yang membungkus dan menopang
buah zakar (Testis)
- Penis
Berfungsi untuk keluar urin, air mani serta sebagai
alat senggama
Alat kelamin dalam :
- Buah zakar (Testiscle)
Organ penghasil sperma
- Saluran air mani (Epididimis) Adalah saluran yang menghubungkan buah zakar dan saluran
sperma
- Saluran sperma (Vas deferens), Yang menghantarkan sperma dari buah zakar ke kelenjar
prostat
- Kelenjar prostat (Prostate gland) Berfungsi mengeluarkan dan menyimpan sejenis cairan
yang menghasilkan air mani
- Kantung air mani (Vesicula seminalis ) Berfungsi menghasilkan cairan untuk membentuk air
mani
Bagaimana cara kerja hormon seks sehingga terjadi
perubahan pada remaja?
Perubahan disebabkan oleh pusat pengendali
utama dari otak yang disebut hypothalamus.
Hypothalamus bekerja sama dengan kelenjar
bawah otak dalam mengendalikan urut-urutan
rangkaian perubahan itu dengan mengeluarkan
hormon-hormon tertentu, antara lain : hormon
estrogen, progesterone dan testosteron.
Hormon estrogen dan progesteron pada remaja
perempuan dan testosteron pada remaja laki-
laki.
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ALAT REPRODUKSI
Pertumbuhan . adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dan proses pertumbuhan fungsi-fungsi fisik yang
berlangsung secara normal pada anak sehat dalam peredaran waktu tertentu, berkaitan dengan perubahan
dalam besar, jumlah, ukuran sesuatu dimensi yang dapat diukur.
Perkembangan alat reproduksi masa pubertas dipengaruhi oleh Hormon Hipofisis, yakni pusat dari seluruh
sistem kelenjar penghasil hormon tubuh. Pubertas terjadi karena tubuh mulai memproduksi hormon-hormon
seks .
Pertumbuhan dan perkembangan organ seksual ini terjadi selama 2-4 tahun. Terjadi menstruasi (haid) pada
perempuan dan mimpi basah pada laki-laki, menunjukkan bahwa organ reproduksi telah mencapai kematangan
dan mulai berfungsi. Sehingga pada remaja perempuan dapat hamil jika ada hubungan seksual.
Memasuki usia remaja, hormon estrogen dan progesteron mulai berperan aktif sehingga perempuan mulai
tumbuh payudara, pinggul mulai melebar dan membesar, mengalami menstruasi (haid), tumbuh rambutrambut
halus disekitar ketiak dan vagina, muncul jerawat pada wajah, keringat bertambah banyak, indung telur mulai
membesar dan vagina mulai mengeluarkan cairan .
Sedangkan pada laki-laki mengalami perubahan tumbuhnya bulu-bulu halus disekitar ketiak, kemaluan laki-laki,
janggut dan kumis, terjadi perubahan suara, tumbuh jerawat pada wajah dan mulai diproduksinya sperma pada
waktu-waktu tertentu keluar sebagai mimpi basah, tubuh tambah berat dan tinggi, keringat bertambah banyak,
pundak dan dada bertambah besar dan bidang, tumbuh jakun , penis dan buah zakar membesar.
Pencegahan Risiko Kehamilan dan Persalinan
yaitu kondisi kehamilan beresiko dimana ibu
hamil :
1. Terlalu muda (usia di bawah 20 tahun)
2. Terlalu tua (usia diatas 35 tahun)
3. Terlalu sering (beda usia antara anak kurang dari
3 tahun)
4. Terlalu banyak anak
yang mengakibatkan kematian
1. Terlambat mendeteksi dini bahaya Kehamilan
dan terlambat memutuskan
2. Terlambat membawa ibu hamil, nifas ,
Perdarahan ke fasilitas pelayanan kesehatan
3. Terlambat mendapatkan pertolongan medis
HINDARI 4
TERLALU
3
TERLAMBAT
HINDARI 4 TERLALU
Terlalu Muda
(Ibu hamil pertama pada usia kurang dari 20 tahun)
 Kondisi rahim dan panggul belum berkembang secara optimal
 Mental belum siap menghadapi kehamilan & menjalankan peran sebagai ibu.
 Dapat terjadi Bayi lahir prematur dan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)
 Dapat terjadi perdarahan
 Dapat menyebabkan kematian pada ibu dan bayinya
Terlalu Tua
(Ibu hamil pertama pada usia ≥ 35 tahun)
 Kesehatan dan fungsi rahim ibu sudah menurun
 Organ reproduksi jalan lahir tidak elastis lagi atau sudah kaku, kemungkinan besar
bayinya akan mengalami kecacatan
 Komplikasi medis dan persalinan, gawat janin, persalinan macet dan perdarahan
Pre-eklampsi, Ketuban Pecah Dini (KPD), Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) < 2500
gram.
 Dapat menyebabkan kematian pada ibu dan bayinya
Infeksi Menular Seksual
(IMS)
Adalah penyakit infeksi yang sebagian besar menular lewat
hubungan seksual baik itu hubungan seks vaginal (melalui vagina),
anal (melalui anus) ataupun oral (melalui mulut), bahkan walau
hanya sekali berhubungan seks.
IMS juga dikenal sebagai
Penyakit Menular Seksual (PMS) atau biasa disebut penyakit
kelamin
Jenis-jenis Infeksi Menular Seksual
Gonore/GO (Kencing nanah)
Penyebab: Bakteri Neisseria gonorrhoeae.
Masa inkubasi: 2-5 hari setelah kuman masuk ke tubuh.
Raja Singa (Sifilis)
Penyebab: Bakteri Treponema pallidum
Gejala: luka, bintil/bercak merah bentuk benjolan rata
di daerah penis, & buah zakar
Herpes genitalis
Penyebab: Virus Herpes simplex tipe 1 dan 2
Gejala: Bintil-bintil berkelompok seperti anggur dan sangat
nyeri pada kemaluan
Klamidia
Penyebab : Bakteri Chlamydia trachomatis
Gejala:
Pada Pria: nyeri saat buang air kecil dan keluar sekret/
nanah dari alat kelamin
Pada Wanita: tidak menimbulkan gejala, keluarnya cairan
encer putih kekuningan dari vagina dan terasa nyeri di rongga
panggul.
HIV DAN AIDS
HIV singkatan dari Human
Immunodeficiency Virus adalah virus
yang menyerang sel darah putih dan
melumpuhkan sistem
AIDS singkatan dari Acquired Immuno
Deficiency Syndrome, yaitu kumpulan
gejala penyakit yang disebabkan oleh HIV
yang merusak sistem kekebalan
tubuh manusia sehingga daya tahan
tubuh melemah dan mulai terjangkitnya
penyakit infeksi
Virus HIV terdapat :
Pada tubuh manusia, yaitu pada :
- Darah - Cairan vagina
- Air mani - Air Susu Ibu (ASI)
Penularan HIV dan AIDS
Hubungan seks
yang tidak aman
Jarum suntik
tidak steril yang
digunakan
bergantian
Transfusi darah
yang telah
Terinfeksi HIV
Ibu hamil kepada
bayi Yang dikandung
atau disusuinya
Agar terhindar dari HIV dan AIDS kita semua harus
tahu bagaimana cara penularan dan cara
mencegahnya.
HIV Tidak Menular melalui :
 Gigitan serangga
 Bersalaman, bersentuhan
 Berpelukan bahkan berciuman
 Berenang bersama
 Menggunakan peralatan makan bersama
 Menggunakan jamban bersama
 Bahkan tinggal serumah dengan pengidap HIV
MITOS FAKTA
HIV adalah kutukan dari Tuhan Salah, karena semua orang bisa tertular HIV jika tidak
tahu cara melindungi diri agar tidak tertular. Mulai dari
bayi, remaja, ibu rumah tangga, dan orang dewasa
serta orang tua dapat tertular HIV
Kita bisa tertular jika bersalaman atau bersenggolan
dengan orang yang mengidap HIV atau menderita AIDS
Salah, karena HIV dan AIDS menular hanya melalui
cairan tubuh, yaitu : cairan kelamin (cairan kelamin dan
cairan sperma), darah dan ASI
Kita tidak akan tertular HIV jika berhubungan seks
sekali saja
Salah, karena HIV bisa menular lewat cairan kelamin
orang yang terinfeksi HIV, meskipun itu hanya sekali.
Berenang bersama, kena batuk atau bersin, kena
keringat, digigit nyamuk atau serangga yang sama,
pakai toilet yang sama, pakai alat makan dan minum
yang sama dengan pengidap HIV akan membuat kita
tertular
Salah, karena HIV tidak dapat menular melalui ludah,
keringat, air seni dan kotoran orang terinfeksi HIV
HIV menular lewat gigitan Nyamuk Salah, karena nyamuk menghisap darah manusia
bukan mentransfer darah ke manusia. Selain itu HIV
hanya bisa hidup di tubuh manusia, bukan hewan.
Pengobatan terapi tradisional bisa menghilangkan HIV
dalam Tubuh
Salah, karena sampai saat ini belum ada obat yang
bisa memusnahkan virus apapun dalam tubuh,
termasuk HIV. Namun terapi antiretroviral dapat
membantu melemahkan HIV.
Mitos v/s Fakta
Risiko Penularan HIV dari Ibu ke Bayi
Ibu hamil yang mengidap HIV dan AIDS berisiko melahirkan bayi dengan HIV dan
AIDS. Penularan dari ibu yang terinfeksi HIV kepada janin yang dikandungnya dapat
terjadi saat kehamilan, saat persalinan dan pada saat menyusui. Meskipun begitu,
ibu yang mengidap HIV tetap mempunyai peluang untuk mendapatkan bayi sehat.
Risiko penularan HIV dari ibu ke bayi bisa dikurangi (dari
20 - 50%) menjadi 1-2% jika dilakukan :
1. Ibu minum obat ARV profilaksis selama hamil
Pemberian obat ini biasanya dimulai pada kehamilan ibu 14
minggu. Namun mengingat situasi dan kondisi ibu hamil
yang berbeda-beda, maka pemberian obat harus diketahui
oleh dokter ahli
2. Ibu menjalani persalinan dengan cara operasi caesar
Operasi Caesar akan menghindari terjadinya percampuran
darah ibu HIV positif dengan bayi di saluran lahir jika
melalui persalinan normal
3. Ibu memberikan susu formula kepada bayinya
Pemberian susu formula akan menghindari terjadinya penularan HIV
yang terdapat di ASI ke bayi jika ibu HIV positif menyusui bayinya.
(Pemberian susu formula tersebut harus memenuhi AFASS dari
WHO, yaitu Acceptable (sosial budaya menerima), Feasible (mudah
dilakukan), Affordable (harga terjangkau), Sustainable (selalu
tersedia/tidak boleh putus) dan Safe (kebersihan terjamin) Jika satu
syarat tidak terpenuhi, maka berikan ASI eksklusif selama 6 (enam) bulan)
PRONG 2 : Pencegahan Kehamilan yang Tidak Direncanakan pada Perempuan
dengan HIV
 Mengadakan KIE tentang HIV-AIDS dan perilaku seks aman
 Menjalankan konseling dan tes HIV untuk pasangan
 Melakukan upaya pencegahan dan pengobatan IMS
 Melakukan promosi penggunaan kondom
 Memberikan konseling pada perempuan dengan HIV untuk ikut KB dengan
menggunakan metode kontrasepsi dan cara yang tepat
 Memberikan konseling dan memfasilitasi perempuan dengan HIV yang ingin
merencanakan kehamilan
PILIHAN KONTRASEPSI DAN ALASANNYA
Suntik dan Implant Bukan kontraindikasi
Vasektomi dan Tubektomi
(kontap) dan kondom
Bila tidak ingin anak lagi
AKDR Tidak dianjurkan, karena resiko Perdarahan
KONDOM Pilihan Utama, karena bersifat Dual Protection
PRONG 3 : Pencegahan Penularan HIV dari Ibu Hamil HIV
dengan HIV ke Bayi yang Dikandungnya
 Layanan ANC terpadu, termasuk penawaran dan tes HIV
 Diagnosis HIV
 Pemberian terapi anti retroviral
 Persalinan aman
 Tatalaksana pemberian makanan pada bayi dan anak
 Mengatur kehamilan dan Keluarga Berencana
 Pemberian profilaksis ARV dan Kotrimoksazol pada anak
 Pemeriksaan Diagnostik HIV pada bayi yang lahir dari Ibu
dengan HIV
KANKER ALAT REPRODUKSI
DEFINISI
Kanker adalah pertumbuhan sel –sel secara abnormal yang tumbuh
melampaui batas normal dan kemudian dapat menyerang bagian
tubuh dan menyebar ke organ lain ( WHO, 2009 )
Kanker Alat Reproduksi adalah kanker yang
menyerang alat reproduksi baik wanita maupun pria seperti kanker
leher rahim, kanker payudara, kanker endometrium, kanker ovarium,
kanker prostat dan kanker testis.
Kanker leher rahim adalah keganasan yang menyerang leher rahim
atau
serviks , leher rahim merupakan bagian terendah/paling bawah dari
rahim yang menonjol ke puncak liang senggama ( vagina ).
Penyebab
95% Kanker Leher Rahim disebabkan oleh Infeksi Human papiloma virus /
Virus papiloma manusia (HPV) type 16 dan 18. HPV terbanyak ditularkan
melalui hubungan seks yang tidak aman dan tidak memakai kondom serta tipe
lainnya 31, 33 dan 45
GEJALA - GEJALA
Umumnya stadium awal tidak menunjukkan gejala.
 Nyeri pada waktu sanggama dan pendarahan sesudah
sanggama;
 Keluar keputihan atau cairan encer dari vagina diluar
siklus menstruasi yang berbau,berlebihan dan berwarna
 Terjadi pendarahan sesudah menopause;
 Nyeri panggul
 Penurunan berat badan >10% dalam 3 bulan
 Gangguan berkemih, hematuri (air seni bercampur darah)
Pada stadium lanjut dapat keluar cairan kekuning kuningan,‑
berbau dan dapat bercampur dengan darah.
TES PENAPISAN
Tes penapisan dianjurkan kepada perempuan yang telah melakukan hubungan seksual
secara aktif, terutama yang berusia 30 - 50 tahun. Dianjurkan untuk melakukan
penapisan minimal 5 tahun sekali, bila memungkinan 3 tahun atau 1 tahun sekali.
5 Macam Tes Penapisan untuk Kanker Leher Rahim
1. Test IVA
Pemeriksaan inspeksi visual dengan mata telanjang (tanpa pembesaran ) seluruh
permukaan leher rahim dengan bantuan asam asetat/cuka yang diencerkan.
2. Test Pap/Pap Smear
Pemeriksaan sitologis dari apusan sel-sel yang diambil dari leher rahim.
3. Test Servikografi
Memfoto leher rahim. Pemeriksaan ini digunakan sebagai tambahan IVA, tetapi
dapat juga sebagai metode penapisan primer.
4. Test Kolposkopi
Pemeriksaan visual bertenaga tinggi (pembesaran) untuk melihat leher rahim,
bagian luar dan bagian dalam leher rahim.
5. Test HPV
Menggunakan teknik pemeriksaan molekuler, DNA yang terkait dengan HPV di uji
dari 1 contoh sel yang diambil dari leher rahim atau liang senggama.
Syarat-Syarat Pmeriksaan IVA
• Sudah pernah melakukan hubungan seksual
• Tidak sedang datang bulan/haid
• Tidak sedang hamil
• Tidak ditemukan kanker dalam mulut rahim
Manfaat IVA
Non—Invasif
 Mudah dan murah
 Dapat dilaksanakan di Rumah Sakit dan uskesmas
 Hasil LANGSUNG dapat dilihat
 Sensitivitas, spesifisitas
LESI PRAKANKER PADA SERVIKS
Lesi Prakanker serviks (Cervical Intraepithelial Neoplasia / CIN) dibagi :
• CIN I : diplasia ringan
• CIN II : diplasia sedang
• CIN III : diplasis berat
Perjalanan alamiah penyakit kanker leher rahim
INFORMASI PENGGUNAAN IUD PLUS PAPSMEAR / IVA
Definisi Intra Uterine Device (IUD) atau
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) :
Suatu alat kontrasepsi terbuat dari palstik
yang fleksibel yang dipasang melalui vagina
ke rahim, dengan menghalangi saluran
tuba sehingga tidak terjadi pembuahan.
Definisi
IUD PLUS PAPSMEAR / IVA:
Klien KB yang akan memakai IUD, akan
mendapat- kan bonus tes Papsmer /IVA
(Deteksi dini kanker leher rahim). Setelah
klien KB tersebut menanda-tangani
informed choice .
Akseptor IUD akan mendapatkan bonus gratis pemeriksaan pap smear
pada pelayanan mobile yang dilaksanakan pada momentum tertentu
KANKER PROSTAT
Adalah kanker/tumor ganas yang berkembang di
dalam kelenjer prostat. Kelenjer ini terdapat di
bawah kandung kemih pria berfungsi untuk
mengeluarkan dan menyimpan sejenis cairan yang
menghasilkan air mani.
FAKTOR RESIKO KANKER PROSTAT
• Pria berusia di atas 60 tahun
• Faktor genetik ( jika ayah atau saudara terkena
kanker prostat di usia muda,faktor lebih tinggi
• Diet tinggi lemak dan rendah serat
• Paparan logam Kadmium
• Obesitas / kegemukan.
GEJALA - GEJALA KANKER PROSTAT
Sulit berkemih dan sulit ereksi
 Nyeri saat berkemih. Nyeri juga bisa merupakan gejala infeksi prostat
 Keluar darah saat berkemih.
 Sulit buang air besar (BAB) dan masalah saluran pencernaan lainnya
 Nyeri terus-menerus di punggung bawah, panggul atau paha dalam bagian atas.
 Sering berkemih di malam hari.
 Urine yang menetes atau BAK tidak lampias
 Usia di atas 60 dan mempunyai faktor resiko
PENCEGAHAN KANKER PROSTAT
Pola hidup sehat :
 Olahraga teratur sesuai kondisi tubuh
 Makanan yang sehat (bergizi, berserat, sayuran dan buah-buahan)
 Tidak merokok, minuman beralkohol
 Hindari stres
 Istirahat teratur
 Memeriksa kesehatan secara berkala dan teratur. .
AYO MELAKUKAN SADARI periSA payuDA sendiRI
1. Mulailah dengan mengamati payudara di cermin dengan bahu lurus dan lengan di pinggang. Disini,
yang harus diamati adalah bentuk payudara, ukuran dan warna. Perubahan-perubahan yang perlu
diwaspadai adalah : berkerut, cekung kedalam, atau ada benjolan. Puting yang berubah posisi
dimana seharusnya menonjol keluar, malahan tertarik kedalam. Warna memerah, kasar dan sakit.
2. Kemudian angkat kedua lengan, apakah ada kelainan pada kedua payudara.
3. Sementara masih didepan cermin, tekan puting apakah ada cairan yang keluar.
4. Kemudian berbaringlah, raba payudara kanan dengan tangan kiri untuk merasakan perubahan
sebelah kanan dan sebaliknya. Tekan secara halus dengan jari-jari secara datar & serentak.
Selubungi dengan jari payudara kita dari arah atas sampai bawah, dari tulang selangka ke bagian
atas perut,dari ketiak ke leher bagian bawah. Ulangi pola ini . Kini mulai pada puting. Buat lingkaran
yang makin lama makin besar hingga mencapai seluruh tepi payudara. Menggunakan jari, buatlah
gerakan keatas dan kebawah berpindah secara mendatar/menyamping seperti sedang memotong
rumput. Sambil rasakan seluruh jaringan payudara, dibawah kulit dengan rabaan halus hingga
rabaan yang sedikit lebih menekan.
5. Terakhir, rasakan payudara anda ketika sedang berdiri atau duduk. Bagi kebanyakan wanita, paling
mudah untuk merasakan payudaranya adalah ketika payudaranya sedang basah dan licin, sehingga
paling cocok adalah ketika sedang mandi dibawah shower. Lakukan seperti pada langkah ke-4, dan
yakinkan bahwa seluruh payudara sudah tercover oleh rabaan tangan.
Sebaiknya pemeriksaan payudara dilakukan pada hari ke 7 - 10 yang dihitung sejak hari ke - 1 mulai
haid ( saat payudara sudah tidak mengeras dan nyeri ) atau bagi yang telah menaupose
pemeriksaan dilakukan dengan memilih tanggal yang sama setiap bulannya .
CARA MENGETAHUI MASA SUBUR
1. Siklus Haid atau Menstruasi
Secara garis besar siklus haid terbagi dalam 3 (tiga) siklus, yaitu siklus 21, 28 dan 35 . Cara
menghitung : Contoh Siklus haid 28 hari Satu siklus haid dibagi dua —-> ovulasi biasa terjadi
sekitar 14 hari sebelum hari haid yang akan datang. Kemudian ditambah/dikurang 2 hari
2. Suhu basal tubuh
Suhu tubuh akan meningkat dari sebelumnya. Pengukuran suhu basal tubuh ini sebaiknya
dilakukan beberapa saat setelah tidur minimal selama 6 jam.
3. Lendir leher rahim
Pada saat ovulasi biasanya lendir rahim jadi agak encer dan bila diraba dengan jari telunjuk
atau ibu jari, lalu direkatkan lendir tersebut seperti membentuk benang dengan jarak 2-3 cm,
jika lendir tersebut terputus tandanya tidak subur & bila lendir tersebut tidak terputus maka
dalam masa subur. Tingkat keberhasilan 60-70%.
4. Bercak darah saat ovulasi
5. Pemeriksaan USG
Pada pemeriksaan USG, dinding rahim akan tampak bertambah tebal. Pemeriksaan ini dapat
dilakukan pada H-2 sampai H+2 saat siklus haid.
6. Kadar Hormon
Kadar hormon Estrogen meramalkan kapan terjadi masa subur dan Progesteron dapat
menentukan apakah telah terjadi pematangan sel telur.
7. Alat Tes Kesuburan
Alat ini cukup akurat untuk menghitung suhu basal di dalam tubuh setiap pagi. Alat ini
digunakan dengan mencelupkannya ke dalam urin
Kriteria “ Air mani sehat dan subur (WHO)“ :
 Jumlah spermanya cukup banyak (diatas 10 juta/milimeter)
 Bergerak cukup cepat dan lurus serta Bentuknya relatif normal
 Kemampuan hidupnya (viabilitas) cukup baik & tidak ada banteri dan
leukospermi Tidak terdapat bakteri dan leukospermia (sel darah putih)
yang banyak
Syarat-syarat terjadinya pembuahan :
 Istri dapat menghasilkan sel telur yang sehat setiap bulan
 Wanita memiliki organ reproduksi yang sehat
 Suami memiliki kualitas sel sperma yang baik dan jumlah cukup
PENCEGAHAN INFERTILITAS
Secara Umum :
1) Melakukan pola hidup sehat yang teratur dan seimbang
2) Mengatasi berbagai gangguan kesehatan reproduksi
3) Mengetahui teknik sanggama (berhubungan seksual) yang benar
4) Mengatasi masalah psikologis bersama pasangan
5) Melakukan komunikasi efektif dan saling terbuka bersama pasangan
suami istri
6) Memperoleh informasi dan pengetahuan kesehatan reproduksi secara
lengkap dan benar
7) Konsultasi Medis Pranikah
8) Melakukan hubungan seksual yang sehat
Secara Khusus :
1) Penanganan infeksi pada alat reproduksi
2) Berhenti merokok
Kesalahpahaman
Kembalinya Kesuburan Pasca Penggunaan Kontrasepsi
A. Pada penggunaan kontrasepsi merupakan penyebab
ketidakmampuan mereka untuk hamil. Pada
kenyataanya lepas kontrasepsi dapat terjadi kehamilan
yang direncanakan.
B. Kepercayaan bahwa penggunaan hormonal dan alat
kontrasepsi dalam rahim/Intra Uterine Device
(AKDR/IUD) membahayakan kesuburan perempuan
kedepannya. Pada kenyataannya kesuburan
perempuan dapat kembali baik pada metode hormonal
maupun AKDR/IUD.
Pasca Rekanalisasi Vasektomi
Penggunaan Drain dan antibiotik pilihan ahli bedah
 Disarankan memakai pendukung/penyokong kantong
zakar
 Menghindaari akatifitas fisik berat selama 3-4 minggu
 Tidak berhubungan seksual selama lebih kurang 2 minggu
TUBEKTOMI DAN REKANALISASI TUBA
Sterillisasi pada wanita disebut Tubektomi,
suatu tindakan memotong, mengikat, atau
memasang cincin/klip)
KEMBALINYA KESUBURAN SETELAH BERHENTI MEMAKAI
KONTRASPESI
Pasangan suami istri setelah berhenti memakai kontrasepsi bisa kembali
lagi kesuburannya dalam jangka waktu tertentu setelah tidak
menggunakannya lagi.
Jangka waktu kembalinya kesuburan ini tergantung dari jenis
kontrasepsi yang dipakai. Bila memakai kontrasepsi hormonal seperti:
pil, suntik, implant, kembalinya kesuburan memerlukan waktu lebih
panjang daripada kontrasepsi
non hormonal seperti IUD/AKDR dan kondom.
Kontrasepsi hormonal dan non hormonal umumnya dapat dikatakan
bahwa penggunaannya sebagai alat untuk mencegah kehamilan hanya
bersifat sementara, karena setelah melepaskan alat atau tidak
menggunakan alat/obat tersebut maka pengguna dinyatakan untuk
dapat hamil kembali jika si pengguna alat tersebut masih dalam keadaan
produktif (masih merupakan pasangan usia subur).
KESEHATAN REPRODUKSI LANJUT USIA
Seseorang yang berusia 60
tahun ke atas atau lebih
Menurut WHO,
Lansia di bedakan menjadi
LANJUT USIA
YOUNG OLD 60 – 69 TAHUN
OLD 70 – 79 TAHUN
OLD OLD 80 – 89 TAHUN
VERY OLD 90 TAHUN KE ATAS
Kesehatan Reproduksi Usia Lanjut adalah Kondisi sehat yang menyangkut sistem,fungsi dan
proses reproduksi yang di miliki lansia baik secara mental maupun sosio kultural.
Perubahan Sistem Reproduksi Pada Laki
Perubahan Sistem Reproduksi Pada Laki-laki
1. Produksi hormon testoteron menurun secara bertahap, tidak
mempengaruhi sperma dalam membuahi ovum.
2. Kelenjar prostat biasanya membesar.
3. Respon seksual menjadi lambat.
4. Fase orgasme lebih singkat
5. Kebocoran cairan ejakulasi (ejakulasi dini)
6. Ereksi fisik frekuensinya berkurang.
7. Kemampuan ereksi kembali setelah ejakulasi semakin panjang.
8. Ereksi pagi juga semakin jarang.
GEJALA - GEJALA MENOPOUSE
1.Timbulnya Hawa Panas (Hot Flushes) pada wajah atau
kulit leher dan kadang pada seluruh tubuh.
2.Susah Tidur (Insomnia)
3.Emosi tidak stabil.
4.Gangguan pada organic seperti Infark jantung,
Osteoporsis, peradangan dan infeksi dan penyusutan
organ seks
5.Penurunan kualitas dan produktivitas kaum wanita
III. Fase Senium
 Wanita berumur 60 tahun dengan kondisi mampu beradaptasi terhadap
hidup tanpa estrogen.
 Gejala psikomatik menonjol.
 Kemunduran Intelektual Quotient (IQ) di tandai dengan cepat lupa,
pikun, tidak terasa bila berkemih & buang air besar, serta sulit
melakukan aktivitas di tempat tidur.
PENYAKIT DEGENERATIF
1. Osteoporosis 5. Rabun Senja
2. Hipertensi 6. Rheumatoid arthritis
3. Diabetes Melitus 7. Gagal Jantung
4. Sakit lambung 8. Dislokasi sendi
PENYAKIT YANG SERING DIDERITA PADA USIA LANJUT :
1. Kurang Bergerak
Penyebab tersering adalah gangguan tulang, sendi dan otot, gangguan saraf,
dan penyakit jantung dan pembuluh darah. Selain dari gangguan psikis &
lingkungan.
2. Instabilitas:
Yaitu ketidakseimbangan pada lansia, penyebab terjatuh ini dapat berupa hal-
hal yang berkaitan dengan keadaan tubuh penderita baik karena proses menua,
penyakit maupun hal-hal yang berasal dari luar tubuh seperti obat-obat
tertentu dan faktor lingkungan.
10. Penyakit akibat obat-obatan:
Lansia sering menderita penyakit lebih dari satu yang
membutuhkan obat lebih banyak, apalagi obat yang diminum
dalam jangka waktu yang lama tanpa pengawasan dokter dapat
menyebabkan timbulnya penyakit lain.
11. Gangguan tidur
Yakni sulit untuk masuk dalam proses tidurdimana tidur yang
tidak dalam dan mudah terbangun.
12. Daya tahan tubuh yang menurun:
Dengan bertambahnya umur seseorang dan dapat pula karena
berbagai keadaan seperti penyakit yang sudah lama diderita
(menahun) maupun penyakit yang baru saja diderita (akut)
13. Impotensi
Yaitu ketidakmampuan mencapai ereksi yang cukup untuk
melakukan sanggama yang memuaskan, disebabkan karena
adanya hambatan aliran darah ke dalam alat kelamin sebagai
adanya kekakuan pada dinding pembuluh darah
(arteriosklerosis) .
PERILAKU SOSIAL PADA USIA LANJUT
1. Penyesuian terhadap Penurunan fisik.
2. Penyesuaian terhadap penurunan penghasilan dan pengaturan hidup yang
layak.
3. Penyesuaian terhadap kematian pasangan hidup orang yang di cintai.
4. Penetapan hubungan dengan teman sebaya.
5. Pertemuan atau sosialisasi dengan masyarakat dan pemenuhan kewajiban
sebagai warga negara.
Gawat janin :
Janin tidak menerima oksigen ckup sehingga mengalami kekurangan oksigen.
Persalinan macet : Persalinan yang berlangsung lebih lama dari 18 jam pada primi
dan 12 jam pada multi
Hormon :
Suatu zat atau substansi yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar buntu yang
berlangsung masuk sirkulasi/ peredaran darah tanpa melalui saluran dan
mempunyai efek khusus terhadap aktifitas organ lain.
Informed Concent :
Persetujuan yang diberikan oleh klien atau keluarganya atas dasar informasi
dan penjelasan mengenai tindakan medis yang akan dilakukan terhadap klien
tersebut.
IUD post plasenta :
Pemasangan IUD segera (10 menit setelah plasenta lahir)
Infark jantung :
Serangan jantung secara tiba-tiba karena adanya penyumbatan pada Sirkulasi
darah di jantung.
Informed Choice :
Suatu keadaan dimana pasangan usia subur telah memperoleh informasi yang jelas,
lengkap dan akurat mengenai kebijakan dan kelemahan berbagai alat/obat
Kontrasepsi, sehingga mereka mempunyai kebebasan untuk memilih salah satu
jenis/alat kontrasepsi yang diinginkan.
Konseling :
Suatu proses komunikasi dua arah antara konselor dan klien yang bertujuan
membantu klien untuk memutuskan apa yang akan dilakukan dalam mengatasi
masalah yang dialami oleh klien.
Kolostrum :
ASI yang keluar pada hari-hari pertama setelah kelahiran bayi
Kontrasepsi :
obat/alat untuk mencegah terjadinya kehamilan
Kontrasepsi mantap :
Metode operasi wanita (tubektomi) atau metode operasi pria ( vasektomi).
Progesteron :
Hormon yang diproduksi oleh korpus luteneum ( badan kuning ) dalam indung
telur, merupakan salah satu hormone yang digunakan dalam pil oral
kontrasepsi.
Seks :
Perbedaan organ biologis antara perempuan dan laki-laki terutama dibagian –
bagian reproduksi
Senggama Terputus :
Merupakan salah satu metode keluarga berencana tradisional dimana pria
(suami) mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dan vagina sebelum pria
mencapai ejakulasi.
Thalasemia :
Penyakit genetic/keturunan yang menyebabkan usia sel-sel darah menjadi
lebih pendek
Terapi sulih hormon :
Mengganti hormon dengan tujuan mengurangi gangguan di masa menopause.
Testis / Buah Pelir :
Bagian alat kelamin pria yang menghasilkan spermatozoa.
Tubektomi :
Proses bedah sukarela untuk menghentikan kesuburan seorang perempuan
secara permanen dengan mengokulasikan sehingga sperma tidak dapat
bertemu dengan ovum.
Tumbuh Kembang Anak :
Suatu proses perubahan yang terjadi pada diri remaja baik perubahan fisik
maupun perkembangan pribadinya.
Vaksinasi :
Pemberian vaksin ke dalam tubuh untuk meningkatkan kekebalan tubuh
terhadap suatu penyakit.

More Related Content

What's hot

Penyuluhan Ibu Hamil Resiko Tinggi
Penyuluhan Ibu Hamil Resiko TinggiPenyuluhan Ibu Hamil Resiko Tinggi
Penyuluhan Ibu Hamil Resiko Tinggidpalupiw
 
Modul perencanaan kehidupan berkeluarga bkkbn rev4
Modul perencanaan kehidupan berkeluarga bkkbn rev4Modul perencanaan kehidupan berkeluarga bkkbn rev4
Modul perencanaan kehidupan berkeluarga bkkbn rev4PusdiklatKKB
 
316812139 1-kak-pelaksanaan-program-kia
316812139 1-kak-pelaksanaan-program-kia316812139 1-kak-pelaksanaan-program-kia
316812139 1-kak-pelaksanaan-program-kiaYulia Dwijayanti
 
Permenkes nomor 4 tahun 2019
Permenkes nomor 4 tahun 2019Permenkes nomor 4 tahun 2019
Permenkes nomor 4 tahun 2019Muh Saleh
 
Rujukan maternal neonatal depok
Rujukan maternal neonatal depokRujukan maternal neonatal depok
Rujukan maternal neonatal depokZakiah dr
 
Petunjuk pengisian kohort bayi dan balita terbaru 2016
Petunjuk pengisian kohort bayi dan balita terbaru 2016Petunjuk pengisian kohort bayi dan balita terbaru 2016
Petunjuk pengisian kohort bayi dan balita terbaru 2016LENY WIDI ASTUTI
 
kelas balita 12-59 bulan.ppt
kelas balita 12-59 bulan.pptkelas balita 12-59 bulan.ppt
kelas balita 12-59 bulan.pptirwan56
 
Pasangan Usia Subur (PUS) Dan Wanita Usia Subur (WUS)
Pasangan Usia Subur (PUS)  Dan  Wanita Usia Subur (WUS)Pasangan Usia Subur (PUS)  Dan  Wanita Usia Subur (WUS)
Pasangan Usia Subur (PUS) Dan Wanita Usia Subur (WUS)Afdan Rojabi
 
Upaya Penurunan AKI dan AKB di Provinsi Sulawesi Barat
Upaya Penurunan AKI dan AKB di Provinsi Sulawesi BaratUpaya Penurunan AKI dan AKB di Provinsi Sulawesi Barat
Upaya Penurunan AKI dan AKB di Provinsi Sulawesi BaratMuh Saleh
 
ORIENTASI P4K JULI 2022 (1).pptx
ORIENTASI P4K JULI 2022 (1).pptxORIENTASI P4K JULI 2022 (1).pptx
ORIENTASI P4K JULI 2022 (1).pptxsabelasalprA
 
Masalah kesehatan remaja
Masalah kesehatan remajaMasalah kesehatan remaja
Masalah kesehatan remajaJoni Iswanto
 
Penyuluhan keluarga-sehat
Penyuluhan keluarga-sehatPenyuluhan keluarga-sehat
Penyuluhan keluarga-sehatmuthia30
 
Kak pemantauan resti neonatus
Kak pemantauan resti neonatusKak pemantauan resti neonatus
Kak pemantauan resti neonatusAnipahMadrid
 

What's hot (20)

Penyuluhan Ibu Hamil Resiko Tinggi
Penyuluhan Ibu Hamil Resiko TinggiPenyuluhan Ibu Hamil Resiko Tinggi
Penyuluhan Ibu Hamil Resiko Tinggi
 
Modul perencanaan kehidupan berkeluarga bkkbn rev4
Modul perencanaan kehidupan berkeluarga bkkbn rev4Modul perencanaan kehidupan berkeluarga bkkbn rev4
Modul perencanaan kehidupan berkeluarga bkkbn rev4
 
316812139 1-kak-pelaksanaan-program-kia
316812139 1-kak-pelaksanaan-program-kia316812139 1-kak-pelaksanaan-program-kia
316812139 1-kak-pelaksanaan-program-kia
 
Permenkes nomor 4 tahun 2019
Permenkes nomor 4 tahun 2019Permenkes nomor 4 tahun 2019
Permenkes nomor 4 tahun 2019
 
Rujukan maternal neonatal depok
Rujukan maternal neonatal depokRujukan maternal neonatal depok
Rujukan maternal neonatal depok
 
PPT AKI & AKB
PPT AKI & AKBPPT AKI & AKB
PPT AKI & AKB
 
4. program kespro (1)
4. program kespro (1)4. program kespro (1)
4. program kespro (1)
 
Petunjuk pengisian kohort bayi dan balita terbaru 2016
Petunjuk pengisian kohort bayi dan balita terbaru 2016Petunjuk pengisian kohort bayi dan balita terbaru 2016
Petunjuk pengisian kohort bayi dan balita terbaru 2016
 
kelas balita 12-59 bulan.ppt
kelas balita 12-59 bulan.pptkelas balita 12-59 bulan.ppt
kelas balita 12-59 bulan.ppt
 
Kespro remaja
Kespro remaja  Kespro remaja
Kespro remaja
 
Pasangan Usia Subur (PUS) Dan Wanita Usia Subur (WUS)
Pasangan Usia Subur (PUS)  Dan  Wanita Usia Subur (WUS)Pasangan Usia Subur (PUS)  Dan  Wanita Usia Subur (WUS)
Pasangan Usia Subur (PUS) Dan Wanita Usia Subur (WUS)
 
Upaya Penurunan AKI dan AKB di Provinsi Sulawesi Barat
Upaya Penurunan AKI dan AKB di Provinsi Sulawesi BaratUpaya Penurunan AKI dan AKB di Provinsi Sulawesi Barat
Upaya Penurunan AKI dan AKB di Provinsi Sulawesi Barat
 
ORIENTASI P4K JULI 2022 (1).pptx
ORIENTASI P4K JULI 2022 (1).pptxORIENTASI P4K JULI 2022 (1).pptx
ORIENTASI P4K JULI 2022 (1).pptx
 
Masalah kesehatan remaja
Masalah kesehatan remajaMasalah kesehatan remaja
Masalah kesehatan remaja
 
Kesehatan Reproduksi Remaja
Kesehatan Reproduksi RemajaKesehatan Reproduksi Remaja
Kesehatan Reproduksi Remaja
 
Posyandu Remaja PUJ.pptx
Posyandu Remaja PUJ.pptxPosyandu Remaja PUJ.pptx
Posyandu Remaja PUJ.pptx
 
Penyuluhan keluarga-sehat
Penyuluhan keluarga-sehatPenyuluhan keluarga-sehat
Penyuluhan keluarga-sehat
 
Kak pemantauan resti neonatus
Kak pemantauan resti neonatusKak pemantauan resti neonatus
Kak pemantauan resti neonatus
 
4. program kespro (2)
4. program kespro (2)4. program kespro (2)
4. program kespro (2)
 
Menu Kesga.ppt
Menu Kesga.pptMenu Kesga.ppt
Menu Kesga.ppt
 

Viewers also liked

Peran penting penanganan masalah kependudukan
Peran penting penanganan masalah kependudukanPeran penting penanganan masalah kependudukan
Peran penting penanganan masalah kependudukanStiunus Esap
 
01 konseling & ptm ctu 11
01 konseling & ptm ctu 1101 konseling & ptm ctu 11
01 konseling & ptm ctu 11Stiunus Esap
 
Pengelolaan pak pkb
Pengelolaan pak pkbPengelolaan pak pkb
Pengelolaan pak pkbStiunus Esap
 
Untitled Presentation
Untitled PresentationUntitled Presentation
Untitled PresentationStiunus Esap
 
Tugas dan fungsi pkb plkb
Tugas dan fungsi pkb plkbTugas dan fungsi pkb plkb
Tugas dan fungsi pkb plkbStiunus Esap
 
08.07.15 kebijakan bkb
08.07.15   kebijakan bkb 08.07.15   kebijakan bkb
08.07.15 kebijakan bkb Stiunus Esap
 
01 konseling & ptm ctu 11
01 konseling & ptm ctu 1101 konseling & ptm ctu 11
01 konseling & ptm ctu 11Stiunus Esap
 
Permasalahan program keluarga berencana,ppt
Permasalahan program keluarga berencana,pptPermasalahan program keluarga berencana,ppt
Permasalahan program keluarga berencana,pptmartaagustinasirait
 

Viewers also liked (13)

Pengelolaan imp
Pengelolaan  impPengelolaan  imp
Pengelolaan imp
 
Hasil sdki 2012 1
Hasil sdki 2012 1Hasil sdki 2012 1
Hasil sdki 2012 1
 
Peran penting penanganan masalah kependudukan
Peran penting penanganan masalah kependudukanPeran penting penanganan masalah kependudukan
Peran penting penanganan masalah kependudukan
 
01 konseling & ptm ctu 11
01 konseling & ptm ctu 1101 konseling & ptm ctu 11
01 konseling & ptm ctu 11
 
Posdaya kb,
Posdaya kb, Posdaya kb,
Posdaya kb,
 
Ipbk
IpbkIpbk
Ipbk
 
Pengelolaan pak pkb
Pengelolaan pak pkbPengelolaan pak pkb
Pengelolaan pak pkb
 
Untitled Presentation
Untitled PresentationUntitled Presentation
Untitled Presentation
 
Tugas dan fungsi pkb plkb
Tugas dan fungsi pkb plkbTugas dan fungsi pkb plkb
Tugas dan fungsi pkb plkb
 
08.07.15 kebijakan bkb
08.07.15   kebijakan bkb 08.07.15   kebijakan bkb
08.07.15 kebijakan bkb
 
01 konseling & ptm ctu 11
01 konseling & ptm ctu 1101 konseling & ptm ctu 11
01 konseling & ptm ctu 11
 
PROGRAM KB
PROGRAM KBPROGRAM KB
PROGRAM KB
 
Permasalahan program keluarga berencana,ppt
Permasalahan program keluarga berencana,pptPermasalahan program keluarga berencana,ppt
Permasalahan program keluarga berencana,ppt
 

Similar to KESEHATAN REPRODUKSI

SERI 2 Kesehatan Reproduksi.pdf
SERI 2 Kesehatan Reproduksi.pdfSERI 2 Kesehatan Reproduksi.pdf
SERI 2 Kesehatan Reproduksi.pdfssuserc0f6811
 
Prakonsepsi, Konsepsi dan Kehamilan
Prakonsepsi, Konsepsi dan Kehamilan Prakonsepsi, Konsepsi dan Kehamilan
Prakonsepsi, Konsepsi dan Kehamilan pjj_kemenkes
 
Kesehatan Reproduksi & Pengaturan Jarak Kelahiran.pptx
Kesehatan Reproduksi & Pengaturan Jarak Kelahiran.pptxKesehatan Reproduksi & Pengaturan Jarak Kelahiran.pptx
Kesehatan Reproduksi & Pengaturan Jarak Kelahiran.pptxIndahYulianti25
 
Menjaga Kesehatan Reproduksi,.pptx
Menjaga Kesehatan Reproduksi,.pptxMenjaga Kesehatan Reproduksi,.pptx
Menjaga Kesehatan Reproduksi,.pptxDewiNurKhotimah1
 
MATERI KESPRO.pptx
MATERI KESPRO.pptxMATERI KESPRO.pptx
MATERI KESPRO.pptxahmad yusuf
 
Masa Subur dan Masa Hamil
Masa Subur dan Masa Hamil Masa Subur dan Masa Hamil
Masa Subur dan Masa Hamil pjj_kemenkes
 
POWER_POINT_KONSEP_KESEHATAN_REPRODUKSI.pptx
POWER_POINT_KONSEP_KESEHATAN_REPRODUKSI.pptxPOWER_POINT_KONSEP_KESEHATAN_REPRODUKSI.pptx
POWER_POINT_KONSEP_KESEHATAN_REPRODUKSI.pptxssuser94884c
 
Pendekatan Siklus Kehidupan
Pendekatan Siklus Kehidupan Pendekatan Siklus Kehidupan
Pendekatan Siklus Kehidupan pjj_kemenkes
 
393161230-PUS-DAN-WUS-pptx.pptx
393161230-PUS-DAN-WUS-pptx.pptx393161230-PUS-DAN-WUS-pptx.pptx
393161230-PUS-DAN-WUS-pptx.pptxPrimaWiraNanda1
 
Makalah pandangan islam terhadap kelahiran dan persalinan
Makalah pandangan islam terhadap kelahiran dan persalinanMakalah pandangan islam terhadap kelahiran dan persalinan
Makalah pandangan islam terhadap kelahiran dan persalinanOperator Warnet Vast Raha
 
Prenatal presentation
Prenatal presentationPrenatal presentation
Prenatal presentationrakkas
 
Isbd kebidanan
Isbd kebidananIsbd kebidanan
Isbd kebidananDhian Dwie
 
KONSEP KESEHATAN REPRODUKSI.pptx
KONSEP KESEHATAN REPRODUKSI.pptxKONSEP KESEHATAN REPRODUKSI.pptx
KONSEP KESEHATAN REPRODUKSI.pptxDiandr
 
Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi
Konsep Dasar Kesehatan ReproduksiKonsep Dasar Kesehatan Reproduksi
Konsep Dasar Kesehatan ReproduksiErlina Wati
 
ANTENATAL_CARE_ANC.docx
ANTENATAL_CARE_ANC.docxANTENATAL_CARE_ANC.docx
ANTENATAL_CARE_ANC.docxhaerul26
 
Power point real kesehatan kbkr dalam budaya indonesia
Power point real kesehatan kbkr dalam budaya indonesiaPower point real kesehatan kbkr dalam budaya indonesia
Power point real kesehatan kbkr dalam budaya indonesiaWahyu Yaghnajayanti
 

Similar to KESEHATAN REPRODUKSI (20)

SERI 2 Kesehatan Reproduksi.pdf
SERI 2 Kesehatan Reproduksi.pdfSERI 2 Kesehatan Reproduksi.pdf
SERI 2 Kesehatan Reproduksi.pdf
 
Prakonsepsi, Konsepsi dan Kehamilan
Prakonsepsi, Konsepsi dan Kehamilan Prakonsepsi, Konsepsi dan Kehamilan
Prakonsepsi, Konsepsi dan Kehamilan
 
Kesehatan Reproduksi & Pengaturan Jarak Kelahiran.pptx
Kesehatan Reproduksi & Pengaturan Jarak Kelahiran.pptxKesehatan Reproduksi & Pengaturan Jarak Kelahiran.pptx
Kesehatan Reproduksi & Pengaturan Jarak Kelahiran.pptx
 
Menjaga Kesehatan Reproduksi,.pptx
Menjaga Kesehatan Reproduksi,.pptxMenjaga Kesehatan Reproduksi,.pptx
Menjaga Kesehatan Reproduksi,.pptx
 
MATERI KESPRO.pptx
MATERI KESPRO.pptxMATERI KESPRO.pptx
MATERI KESPRO.pptx
 
Masa Subur dan Masa Hamil
Masa Subur dan Masa Hamil Masa Subur dan Masa Hamil
Masa Subur dan Masa Hamil
 
POWER_POINT_KONSEP_KESEHATAN_REPRODUKSI.pptx
POWER_POINT_KONSEP_KESEHATAN_REPRODUKSI.pptxPOWER_POINT_KONSEP_KESEHATAN_REPRODUKSI.pptx
POWER_POINT_KONSEP_KESEHATAN_REPRODUKSI.pptx
 
Pendekatan Siklus Kehidupan
Pendekatan Siklus Kehidupan Pendekatan Siklus Kehidupan
Pendekatan Siklus Kehidupan
 
393161230-PUS-DAN-WUS-pptx.pptx
393161230-PUS-DAN-WUS-pptx.pptx393161230-PUS-DAN-WUS-pptx.pptx
393161230-PUS-DAN-WUS-pptx.pptx
 
Proposal wa ida
Proposal wa idaProposal wa ida
Proposal wa ida
 
Kti wa ida 2
Kti wa ida 2Kti wa ida 2
Kti wa ida 2
 
Makalah pandangan islam terhadap kelahiran dan persalinan
Makalah pandangan islam terhadap kelahiran dan persalinanMakalah pandangan islam terhadap kelahiran dan persalinan
Makalah pandangan islam terhadap kelahiran dan persalinan
 
Prenatal presentation
Prenatal presentationPrenatal presentation
Prenatal presentation
 
7. medis pranikah akhwat
7. medis pranikah akhwat7. medis pranikah akhwat
7. medis pranikah akhwat
 
Isbd kebidanan
Isbd kebidananIsbd kebidanan
Isbd kebidanan
 
KONSEP KESEHATAN REPRODUKSI.pptx
KONSEP KESEHATAN REPRODUKSI.pptxKONSEP KESEHATAN REPRODUKSI.pptx
KONSEP KESEHATAN REPRODUKSI.pptx
 
Kedkomunitas juliandi
Kedkomunitas juliandiKedkomunitas juliandi
Kedkomunitas juliandi
 
Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi
Konsep Dasar Kesehatan ReproduksiKonsep Dasar Kesehatan Reproduksi
Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi
 
ANTENATAL_CARE_ANC.docx
ANTENATAL_CARE_ANC.docxANTENATAL_CARE_ANC.docx
ANTENATAL_CARE_ANC.docx
 
Power point real kesehatan kbkr dalam budaya indonesia
Power point real kesehatan kbkr dalam budaya indonesiaPower point real kesehatan kbkr dalam budaya indonesia
Power point real kesehatan kbkr dalam budaya indonesia
 

More from Stiunus Esap

Konsep dasar penggerakan partisipasi masyarakat111
Konsep dasar penggerakan partisipasi masyarakat111Konsep dasar penggerakan partisipasi masyarakat111
Konsep dasar penggerakan partisipasi masyarakat111Stiunus Esap
 
Peran penting penanganan masalah kependudukan
Peran penting penanganan masalah kependudukanPeran penting penanganan masalah kependudukan
Peran penting penanganan masalah kependudukanStiunus Esap
 
08.07.15 kebijakan bkb hi kaltim - silvia
08.07.15   kebijakan bkb hi kaltim - silvia08.07.15   kebijakan bkb hi kaltim - silvia
08.07.15 kebijakan bkb hi kaltim - silviaStiunus Esap
 
Analisa evaluasi program
Analisa evaluasi  programAnalisa evaluasi  program
Analisa evaluasi programStiunus Esap
 
ESAP .Konseling keluarga berencana
ESAP .Konseling keluarga berencanaESAP .Konseling keluarga berencana
ESAP .Konseling keluarga berencanaStiunus Esap
 
ESAP TENTANG fungsi keluarga
ESAP TENTANG fungsi keluargaESAP TENTANG fungsi keluarga
ESAP TENTANG fungsi keluargaStiunus Esap
 
ESAO MSI TENTANG Satuan karya pramuka
ESAO MSI  TENTANG Satuan karya pramukaESAO MSI  TENTANG Satuan karya pramuka
ESAO MSI TENTANG Satuan karya pramukaStiunus Esap
 
Bahan soal evaluasi pemahaman kb
Bahan soal evaluasi pemahaman kbBahan soal evaluasi pemahaman kb
Bahan soal evaluasi pemahaman kbStiunus Esap
 
Pembangunan kesehatan
Pembangunan kesehatanPembangunan kesehatan
Pembangunan kesehatanStiunus Esap
 
Untitled Presentation
Untitled PresentationUntitled Presentation
Untitled PresentationStiunus Esap
 
Analisa evaluasi program
Analisa evaluasi  programAnalisa evaluasi  program
Analisa evaluasi programStiunus Esap
 

More from Stiunus Esap (16)

Konsep dasar penggerakan partisipasi masyarakat111
Konsep dasar penggerakan partisipasi masyarakat111Konsep dasar penggerakan partisipasi masyarakat111
Konsep dasar penggerakan partisipasi masyarakat111
 
Peran penting penanganan masalah kependudukan
Peran penting penanganan masalah kependudukanPeran penting penanganan masalah kependudukan
Peran penting penanganan masalah kependudukan
 
Ipbk
IpbkIpbk
Ipbk
 
Gen re dithanrem
Gen re   dithanremGen re   dithanrem
Gen re dithanrem
 
08.07.15 kebijakan bkb hi kaltim - silvia
08.07.15   kebijakan bkb hi kaltim - silvia08.07.15   kebijakan bkb hi kaltim - silvia
08.07.15 kebijakan bkb hi kaltim - silvia
 
FORUM ANAK
FORUM ANAK FORUM ANAK
FORUM ANAK
 
F lap uppks Esap
F lap uppks Esap F lap uppks Esap
F lap uppks Esap
 
Analisa evaluasi program
Analisa evaluasi  programAnalisa evaluasi  program
Analisa evaluasi program
 
ESAP .Konseling keluarga berencana
ESAP .Konseling keluarga berencanaESAP .Konseling keluarga berencana
ESAP .Konseling keluarga berencana
 
ESAP TENTANG fungsi keluarga
ESAP TENTANG fungsi keluargaESAP TENTANG fungsi keluarga
ESAP TENTANG fungsi keluarga
 
ESAO MSI TENTANG Satuan karya pramuka
ESAO MSI  TENTANG Satuan karya pramukaESAO MSI  TENTANG Satuan karya pramuka
ESAO MSI TENTANG Satuan karya pramuka
 
Bahan soal evaluasi pemahaman kb
Bahan soal evaluasi pemahaman kbBahan soal evaluasi pemahaman kb
Bahan soal evaluasi pemahaman kb
 
Pembangunan kesehatan
Pembangunan kesehatanPembangunan kesehatan
Pembangunan kesehatan
 
Untitled Presentation
Untitled PresentationUntitled Presentation
Untitled Presentation
 
Koordinasi pkb
Koordinasi pkbKoordinasi pkb
Koordinasi pkb
 
Analisa evaluasi program
Analisa evaluasi  programAnalisa evaluasi  program
Analisa evaluasi program
 

KESEHATAN REPRODUKSI

  • 1. SIKLUS HIDUP KESEHATAN REPRODUKSI MANUSIA OLEH ESAP M SI BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL 2015 OLEH ESAP M SI
  • 2. KATA PENGANTAR Untuk mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas, Pemerintah telah menetapkan kebijakan penyelenggaraan Program Keluarga Berencana, sesuai dengan amanat Undang-Undang 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga. Kebijakan keluarga berencana tersebut dilaksanakan untuk membantu calon atau pasangan suami istri dalam mengambil keputusan dan mewujudkan hak reproduksi secara bertanggung jawab menyangkut usia ideal perkawinan ; usia ideal untuk melahirkan; jumlah ideal anak; jarak ideal kelahiran anak; dan penyuluhan kesehatan reproduksi. Kesehatan Reproduksi adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya. Termasuk di dalamnya hak untuk mendapat pelayanan kesehatan reproduksi seperti antenatal, persalinan, nifas dan kesehatan remaja. Atas dasar hal tersebut diatas, maka dikembangkan berbagai kebijakan strategis diantaranya adalah memperluas konsep pemikiran keluarga Berencana yang tidak hanya terfokus pada pelayanan kontrasepsi sebagai upaya pengendalian kelahiran, tetapi menempatkan pengaturan kelahiran sebagai bagian dari perbaikan kesehatan reproduksi yang lebih luas. Pelayanan kesehatan reproduksi dapat berangkat dari pemikiran, bahwa pengaturan proses reproduksi akan mengikuti siklus kehidupan manusia yang dimulai dari proses konsepsi, janin, kehamilan, kelahiran, bayi dan anak, remaja, usia reproduksi, sampai lanjut usia, baik itu untuk laki-laki maupun perempuan.
  • 3. SIKLUS HIDUP KESEHATAN REPRODUKSI MANUSIA Pengertian tentang kesehatan reproduksi telah diterima secara internasional yaitu sebagai suatu keadaan kesejahteraan fisik, mental, sosial yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek berhubungan dengan fungsi, proses dan sistem reproduksi. Adapun pengertian lainnya dari kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan dimana manusia mampu menjalankan fungsi dan proses reproduksinya secara sehat dan aman.. Selain itu juga disinggung hak reproduksi yang didasarkan pada pengakuan hak asasi manusia bagi setiap pasangan atau individu untuk menentukan secara bebas dan bertanggung jawab mengenai jumlah anak dan menjarakkan anak. Hak reproduksi juga memberikan kebebasan kepada perempuan untuk mengatur kehidupan reproduksi termasuk dalam menjalankan Keluarga Berencana (KB). Ruang lingkup Kesehatan Reproduksi merupakan siklus hidup, yang berarti memperhatikan kebutuhan penanganan sistem reproduksi pada setiap fase kehidupan, serta kesinambungan antar fase kehidupan tersebut. Dengan demikian, masalah kesehatan reproduksi pada setiap fase kehidupan dapat diperkirakan, yang bila tidak ditangani dengan baik maka hal ini dapat berakibat buruk pada masa kehidupan selanjutnya. Ada lima fase siklus hidup kesehatan reproduksi manusia yakni dimulai dengan ; 1. Janin (Konsepsi dan Kehamilan) 2. Bayi dan Anak 3. Remaja 4. Usia Reproduktif 5. Usia Lanjut Fase siklus hidup kesehatan reproduksi dalam hal ini terkait dengan Program Keluarga Berencana yakni akan dibahas siklus kesehatan reproduksi yang terus berkelanjutan mulai saat pembentukan janin sampai dengan usia lanjut.
  • 4. Mulai tampak perubahan dramatis, perubahan fisik terutama hormon-hormon seksual yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan sistem reproduksi. Disini juga akan dibahas informasi tentang pengertian, pencegahan IMS, HIV dan AIDS, serta pendewasaan usia perkawinan. Usia Reproduktif Usia reproduktif, yaitu antara 18 sampai 40 tahun, sering dihubungkan dengan masa subur. Pada usia produktif ini sebaiknya lebih memperhatikan kondisi tubuh agar selalu dalam kondisi prima, sehingga jika terjadi kehamilan dapat berjalan dengan lancar, dan bayi dilahirkan pun sehat. Namun sebaiknya usia untuk kehamilan yang sehat adalah pada usia 20-35 tahun. Pada bagian usia produktif ini, juga akan diterangkan Pencegahan Kanker Alat Reproduksi seperti kanker leher rahim, kanker payudara dan kanker prostat. Deteksi dini kanker leher rahim melalui pemeriksaan Pap Smear/ IVA serta deteksi dini kanker payudara melalui SADARI. Perlu adanya pemahaman tentang pencegahan dan manajemen infertilitas sekunder, kembalinya kesuburan pasca penggunaan kontrasepsi. Pada bagian ini juga dijelaskan bahwa kontrasepsi non hormanal lebih cepat kembali kesuburannya dibandingkan kontrasepsi hormonal. Usia Lanjut Disebut usia lanjut adalah seseorang yang telah berusia 60 tahun keatas. Pada usia ini rentan diserang berbagai penyakit degeneratif dan penyakit berat lainnya. Perlu perhatian pada problema menopause atau andropause.Pada bagian ini dijelaskan mengenai penyakit degeneratif. Pasangan di usia lanjut perlu juga memahami kondisi kesehatan reproduksinya.
  • 5. JANIN — KONSEPSI DAN KEHAMILAN Proses Pembuahan dan Impalntasi Dipertengahan siklus menstruasi, wanita akan mengalami ovulasi (proses pelepasan sel telur yang telah matang dari indung telur dan menuju saluran Fallopi dan siap dibuahi). Bila pada saat ovulasi sel telur bertemu dengan sperma maka akan terjadi fertilisasi/ konsepsi /pemDipertengahan siklus menstruasi, wanita akan mengalami ovulasi (proses pelepasan sel telur yang telah matang dari indung telur dan menuju saluran Fallopi dan siap dibuahi). Bila pada saat ovulasi sel telur bertemu dengan sperma maka akan terjadi fertilisasi/ konsepsi /pembuahan.buahan. Sel telur dikeluarkan dari indung telur sekitar hari ke 14 sebelum siklus menstruasi berikutnya, disebut ovulasi (1). Fertilisasi atau pembuahan oleh 1 sperma umumnya terjadi pada bagian panjang saluran telur (2). Pembelahan berulang membentuk bola sel yang disebut zigot (3). Didalam bola sel terbentuk rongga kecil berisi cairan yang disebut blastosit. Implantasi (proses menempelnya blastosit dalam dinding ronggarahim) terjadi sekitar hari ke 7 (4). Pada hari ke 10, embrio sudah tertanam erat disebut Janin.
  • 6. Reproduksi pada manusia diawali oleh peleburan sel kelamin jantan (sperma) dengan sel kelamin betina (ovum) yang menghasilkan zigot. Sistem reproduksi manusia, baik laki- laki maupun wanita, memiliki empat utama dalam sistem reproduksinya, yaitu: organ penghasil sel kelamin, saluran reproduksi dan kelenjar tambahan, dan alat kopulasi (senggama). Spermatogenesis (proses pembentukan sel kelamin laki-laki/sperma) terjadi pada testis. Laki-laki dapat menghasilkan sperma sepanjang hidupnya selama dia sehat . Pembentukan sel kelamin (sel telur/ovum) pada perempuan disebut oogenesis. Oogenesis terjadi pada ovarium. Terdapat sel induk ovum (oogonium) yang secara berurutan akan membelah sehingga terbentuk ovum. PROSES PEMBENTUKAN ALAT REPRODUKSI LAKI-LAKI & PEREMPUAN
  • 7. Apa pentingnya Pemeriksaan Kehamilan ? • Pemeriksaan kehamilan sedini mungkin yaitu segera setelah terlambat haid 2 minggu • Pemeriksaan Kehamilan atau Ante Natal Care (ANC) adalah cara penting untuk memonitor dan mendeteksi ibu hamil. • Dilakukan oleh tenaga profesional yaitu dokter Spesialis kebidanan, dokter umum dan bidan. • Dilakukan secara teratur yaitu sebulan sekali sampai umur kehamilan 7 bulan, meningkat sebulan 2 kali pada umur kehamilan 8 bulan dan seminggu sekali pada umur kehamilan 9 bulan
  • 8. Tujuan Pemeriksaan Kehamilan • Menyiapkan fisik dan mental ibu dan janin selama dalam kehamilan, persalinan, dan nifas sehingga didapatkan ibu dan bayi yang sehat. • Untuk mengetahui kesehatan dan status gizi ibu dan janin serta mengatasi mual dan muntah yang berlebihan saat hamil. • Mengenali dan menangani faktor resiko yang mungkin dijumpai dalam kehamilan, persalinan dan nifas, mengobati penyakit-penyakit yang mungkin diderita sedini mungkin, menurunkan angka kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas) anak, memberikan nasihat-nasihat tentang cara hidup sehari-hari, keluarga berencana, kehamilan, persalinan, nifas, laktasi, juga mengembalikan kesehatan ibu saat akhir masa nifas.
  • 9. Jadwal Pemeriksaan Kehamilan Istilah kunjungan tidak mengandung arti bahwa selalu ibu hamil yang datang ke fasilitas pelayanan, tetapi dapat sebaliknya, yaitu ibu hamil yang dikunjungi petugas Kesehatan di rumahnya atau di posyandu. Adapun jadwal pemeriksaan kehamilan adalah: •Minimal 1 kali pada triwulan I (sebelum 12 minggu) •Minimal 1 kali pada triwulan II (antara minggu 13-28) •Minimal 2 kali pada triwulan III. (antara minggu 29-40)
  • 10. Peran Suami Pada Masa Kehamilan 1. Mencurahkan perhatian pada isteri 2. Menjadi suami SIAGA (Siap Antar Jaga) 3. Menjaga kesehatan fisik dan emosi isteri 4. Membantu isteri dalam mempersiapkan persalinan baik moril dan materil. 5. Merencanakan ber KB setelah persalinan
  • 11. Perawatan Ibu Setelah Bersalin/Post Natal Care (PNC) Masa Nifas adalah masa yang dimulai setelah bayi dan plasenta lahir, mencakup 6 minggu berikutnya yang diperlukan untuk pulihnya kembali rahim seperti sebelum hamil. Periode Masa Nifas a)Puerperium dini (kepulihan) : ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan – jalan. b)Puerperium intermedial (kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia) yang lamanya 6-8 minggu. c)Remote puerperium (pulih dan sehat sempurna) terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Tujuan Perawatan Masa Nifas a)Menjaga kesehatan ibu dan bayi (fisik dan psikologik) b)Skrining yang komprehensif : deteksi masalah, mengobati, atau merujuk (bila terjadi komplikasi) c)Pendidikan kesehatan : perawatan diri , nutrisi, KB, menyusui, imunisasi bayi dan perawatan bayi sehat. d)Memberikan pelayanan Keluarga Bencana. Nasehat Untuk Ibu setelah melahirkan (ibu pasca natal) 1. Ibu segera menyusui bayinya. 2. Untuk kesehatan ibu, bayi dan keluarga sebaiknya melakukan KB mengatur jarak kelahiran berikutnya. 3. Bawalah bayi anda untuk memperoleh imunisasi
  • 12. KELUARGA BERENCANA (KB) KB adalah suatu cara pencegahan konsepsi/proses pembuahan / mencegah bertemunya sperma dan sel telur. Atau suatu Usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah kelahiran dan jarak kehamilan dengan berkontrasepsi. Idealnya pasangan usia subur (PUS) harus menunggu 3-5 tahun untuk hamil kembali. Usia ideal ibu melahirkan adalah 20-35 tahun. Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakan keluarganya. Namun petugas kesehatan dapat membantu merencanakan dengan memberikan pemahaman kepada mereka tentang cara mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, melalui pemberian promosi dan konseling KB dimulai saat ANC.
  • 13. KB Pascapersalinan KB Pascapersalinan adalah penggunaan metode kontrasepsi pada masa nifas sampai dengan 42 hari atau 6 minggu segera setelah plasenta lahir dengan maksud untuk mengatur jarak kelahiran dan menghindari kehamilan yang tidak diinginkan. Kenapa Pascapersalinan segera dilakukan penggunaan kontrasepsi ? Kontrasepsi yang paling ideal untuk ibu pascapersalinan dan menyusui adalah tidak menekan produksi ASI yakni kontrasepsi yang ditanam dalam rahim (AKDR/IUD), minipil (progestin) dan kondom. Pilihan kontrasepsi alami, yakni dengan menyusui secara eksklusif selama enam bulan. "Bayi yang menyusu lebih dari satu jam setiap harinya akan merangsang pengeluaran hormon prolaktin di otak ibu sehingga mencegah terjadinya pembuahan (ovulasi)".
  • 14. Alat Kontrasepsi Bagi Ibu Pascapersalinan dan Menyusui Mengapa ibu perlu ikut KB setelah persalinan? 1. Agar ibu tidak hamil lagi ( 3 - 5 tahun) 2. Agar ibu punya waktu merawat kesehatan diri sendiri, anak dan keluarga Alat kontrasepsi apa yang cocok bagi ibu habis bersalin yang menyusui? 1. Ibu setelah melahirkan kurang dari 6 minggu dan sedang menyusui secara eksklusif, kontrasepsi yang boleh dipakai adalah non hormonal (IUD, kondom, dan MOW). Implant dan pil atau suntikan progestin dapat diberikan apabila kontrasepsi non hormonal tersebut sulit diperoleh. Tidak boleh menggunakan pil atau suntikan kombinasi. 2. Setelah 6 minggu ke 6 bulan melahirkan dan sedang menyusui secara eksklusif tidak dianjurkan menggunakan pil atau suntikan kombinasi, kecuali jika kontrasepsi lainnya bagi ibu menyusui tidak tersedia. 3. Setelah 6 bulan melahirkan, menyusui dan belum haid, semua jenis kontrasepsi boleh digunakan, dengan persyaratan sedang tidak hamil dan memenuhi persyaratan medis. 4. Setelah 6 bulan melahirkan, menyusui dan sudah haid, semua jenis kontrasepsi boleh digunakan, dengan persyaratan tidak sedang hamil dan memenuhi persyaratan medis.
  • 15. Metode Amenorea Laktasi (MAL) Apabila ibu menyusui ASI secara eksklusif dan ibu belum mendapatkan haid kembali setelah melahirkan, maka pemberian ASI eksklusif tersebut berfungsi sebagai metode KB alamiah (Metode Amenorea Laktasi) yang dapat menghindari terjadinya kehamilan berikutnya yang terlalu cepat. MAL adalah metode kontrasepsi yang mengandalkan pemberian ASI secara eksklusif. Merupakan metode KB alamiah apabila tidak dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain. Keefektifan metode ini dapat mencapai 98%, bila ibu menyusui lebih dari 8 kali sehari dan bayi mendapat cukup asupan setiap pemberian ASI.
  • 16. PILIHAN KONTRASEPSI PASCA PERSALINAN DAN PASCA KEGUGURAN SEBELUM PULANG DARI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN NO KONTRASEPSI KETERANGAN 1 MOW/MOP Untuk yang tidak ingin mempunyai anak lagi 2 IUD Pascapersalinan • Post Plasenta • Post SC • 3 Hari Pascapersalinan IUD Pascakeguguran Untuk yang ingin menunda kehamilan • Masa pakai sampai dengan 10 tahun • Pascapersalinan: Kesuburan dapat kembali pada hari ke-21 setelah melahirkan • Pascakeguguran: Kesuburan dapat kembali pada hari ke-14 setelah keguguran 3 Implant Isi : Progestin Only • Tidak mengganggu produksi ASI • Masa pakai sampai dengan 3 tahun 4 Suntik Isi : Progestin Only • Tidak mengganggu produksi ASI • Masa pakai 3 Bulan 5 Minipil Isi : Progestin Only • Tidak mengganggu produksi ASI • Pemakaian satu strip untuk 1 bulan 6 Kondom Pilihan kontrasepsi untuk pria Sebagai kontrasepsi sela
  • 17. Periode pasca persalinan merupakan : •Periode tepat langsung memakai Kontrasepsi •Tidak memerlukan waktu khusus •Pasien pulang sudah memakai kontrasepsi Konseling saat ANC pada ibu hamil di Fasilitas Pelayanan Kesehatan harus menjadi prioritas utama. Hal ini berarti diharapkan sebelum pulang bersalin ibu tersebut sudah dilakukan pelayanan KB. Pemilihan Kontrasepsi yang Rasional: 1. Fase menunda kehamilan (untuk wanita usia < 20 tahun) IUD,implant, suntikan dan pil 2. Fase menjarangkan kehamilan 3-5 tahun (wanita usia 20- 35tahun ) IUD, implant, suntikan, pil/minipil 3. Fase tidak hamil lagi ( untuk wanita usia > 35 tahun )
  • 18. PERAWATAN BAYI BARU LAHIR Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh paparan atau kontaminasi mikroorganisme selama proses persalinan berlangsung maupun beberapa saat setelah lahir. Untuk itu diperlukan persiapan diri untuk bersentuhan dengan bayi, persiapan alat dan tempat dengan melakukan kegiatan Sbb. : A.Pencegahan Infeksi Persalinan Pencegahan Infeksi dilakukan oleh tenaga penolong persalinan - Mencuci tangan sebelum memegang bayi - Melakukan sterilisasi alat-alat yang digunakan - Menyiapkan tempat yang bersih, hangat, terang untuk menolong bayi
  • 19. B. Penilaian Awal Bayi Lahir Tanda bayi baru lahir normal : 1. Umur bayi cukup bulan (38-42 minggu) 2. Berat lahir 2,5-4 kg 3. Bayi menangis atau bernafas 4. Warna kulit seluruh tubuh kemerahan 5. Bayi bergerak aktif 6. Bayi menghisap ASI dengan kuat Tanda bayi baru lahir tidak normal : 1. Bayi kurang bulan (kurang dari 37 minggu) atau bayi lebih bulan (lebih dari 42 minggu) 2. Air ketuban bercampur tinja bayi (mekonium) 3. Bayi tidak bernafas 4. Bayi lemas
  • 20. Keuntungan IMD (Inisiasi Menyusui Dini) 1. Menghangatkan bayi 2. Menstabilkan irama nafas, detak jantung bayi 3. Memberikan perlindungan alamiah bagi bayi dengan memberikan kolostrum yaitu ASI yang keluar pertama kali berwarna kekuningan dan kental, mengandung zat kekebalan, vitamin A, faktor-faktor untuk pertumbuhan, mencegah bayi kuning dan mencegah alergi 4. IMD membentuk kekebalan bayi. Pada waktu IMD bayi mendapat kolostrum yang penting untuk kelangsungan hidupnya. Kolostrum yang kaya akan zat kekebalan tubuh terhadap infeksi, Kolostrum juga membantu mematangkan lapisan dan melindungi dinding usus bayi yang masih lemah. 5. IMD mengurangi perdarahan setelah melahirkan. Isapan bayi pada puting ibu merangsang produksi ASI, kontraksi rahim, dan mengurangi perdarahan setelah melahirkan. 6. Meningkatkan berat badan bayi dan meningkatkan hubungan psikologis antara ibu dan bayi serta mengoptimalisasi keadaan hormonal bayi.
  • 21. E. Merawat Tali Pusat • Tali Pusat harus bersih dan kering. • Jangan membungkus sisa tali pusat atau • mengoleskan cairan atau bahan apapun ke sisa tali pusat. • Jika sisa tali pusat kotor bersihkan dengan air desinfektan tingkat • tinggi (DTT) dan sabun lalu segera keringkan secara seksama dengan • menggunakan kain bersih.
  • 22. Tipe dan Komposisi ASI ASI secara khusus disesuaikan untuk bayi. ASI seorang ibu yang melahirkan bayi prematur akan berbeda komposisi dengan ASI dari ibu yang melahirkan cukup bulan. Komposisi ASI berbeda hari ke hari : Kolostrum : dikeluarkan dalam hari-hari pertama pasca melahirkan Susu transisi : dikeluarkan pada hari ke-4 hingga ke-10 pasca melahirkan Susu matang : dikeluarkan 10 hari pasca melahirkan
  • 23. Manfaat ASI 1. Sebagai Nutrisi DHA dan AA bermanfaat untuk pertumbuhan sistem saraf pusat dan fungsi penglihatan. 2. Meningkatkan daya tahan tubuh bayi ASI mengandung zat kekebalan yang akan melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, parasit dan jamur. ASI juga menurunkan kemungkinan bayi terkena penyakit infeksi telinga, batuk, pilek, dan alergi. 3. Meningkatkan kecerdasan, ASI mengandung nutrient-nutrient khusus yang diperlukan otak bayi agar tumbuh optimal, yaitu : taurin, laktosa, asam lemak ikatan panjang (DHA, AA, omega-3, omega 6). 4. Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayi Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu karena menyusu akan merasakan kasih sayang ibunya, merasa tenteram karena masih dapat mendengar detak jantung ibunya yang telah ia kenal sejak dalam kandungan. 5. Bagi ibu dapat menurunkan berat badan dan mengurangi risiko kanker payudara
  • 24. Tanda bayi menyusu dengan benar : 1. Dagu bayi menempel payudara ibu 2. Mulut bayi terbuka lebar 3. Bibir bawah bayi membuka keluar 4. Puting susu ibu tidak terasa sakit saat menyusui 5. Areola mamae bagian atas ibu tampak lebih banyak Susui bayi sesering mungkin, paling sedikit 8 kali sehari. Jika bayi tidur lebih dari 2 jam, bangunkan lalu susui Susui sampai payudara terasa kosong, lalu pindah ke payudara sisi yang lain Cara meningkatkan produksi ASI 1. Menyusui sesering mungkin 2. Menyusui pada payudara kiri dan kanan secara bergantian 3. Berikan ASI dari satu payudara sampai kosong sebelum pindah ke payudara lainnya. 4. Jika bayi tidur lebih dari 2 jam, bangunkan kemudian langsung disusu
  • 25. Cara menyimpan ASI 1. Sterilkan dulu wadah penyimpan ASI 2. ASI dapat bertahan : • 4-8 jam bila disimpan dalam suhu 19-25C • 1-2 hari bila disimpan dalam lemari es suhu 0-4 C • 2 bulan bila disimpan dalam freezer lemari es 1 pintu • 3-4 bulan bila disimpan dalam freezer lemari es pintu terpisah Cara memberikan ASI setelah disimpan dalam lemari es 1. Cuci tangan sebelum memegang cangkir/gelas bertutup berisi ASI 2. ASI yang disimpan pada suhu kamar dapat segera diberikan sebelum masa simpan berakhir 3. ASI yang disimpan di termos atau lemari es harus dihangatkan lebih dulu. Rendam cangkir dalam mangkok berisi air hangat. Tunggu sampai ASI mencapai suhu kamar. Jangan memanaskan ASI di atas api/kompor Berikan ASI dengan sendok yang bersih, jangan memakai botol dan dot.
  • 26. Ruang Menyusui / Pojok ASI Agar para Ibu dapat menyusui, memerah dan menyimpan ASI selama bekerja atau bepergian, maka seluruh instansi & tempat umum diwajibkan menyediakan ruang menyusui (Pojok ASI). Pojok ASI yang baik harus mempunyai perlengkapan : • Diberi tirai dan pintu yang dapat ditutup • Kursi untuk tempat duduk ibu menyusui/konsultasi • Meja untuk mengganti pakaian bayi dan lain-lain • Wastafel/air bersih untuk mencuci tangan sebelum ibu menyusui bayi • Poster/flipchart posisi menyusui yang benar, poster manfaat ASI • Lemari es untuk meyimpan ASI yang telah diperas • Loker sebagai tempat perlengkapan bayi • Buku catatan untuk mencatat ibu yang datang ke ruang menyusui • Identitas Ruangan (papan nama ruangan) • Satu orang petugas pengelola (tenaga kesehatan/perawat) dan satu petugas kebersihan KETENTUAN LAIN : - Tidak diperkenankan promosi susu formula atau sponsor lain - Harus bebas asap rokok - Tidak diperkenankan membawa hewan peliharaan ke dalam ruang menyusui - Sepatu atau sandal tidak diperkenankan dipakai di dalam ruangan tersebut
  • 27.
  • 28. TUMBUH KEMBANG ANAK Pertumbuhan Bertambahnya ukuran jumlah sel serta jaringan interseluler Bertambahnya ukuran baik fisik dan struktur tubuh sebagian/keseluruhan. Dapat diukur dengan satuan panjang dan berat Cara mengukur pertumbuhan : 1. Pengukuran berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB) Tujuan pengukuran BB/TB : untuk menentukan status gizi anak : normal, kurus, kurus sekali atau gemuk. 2. Pengukuran Panjang Badan (PB) atau Tinggi Badan (TB) Perkembangan Bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan : - Gerak halus dan kasar - Bicara dan bahasa - Komunikasi aktif dan pasif - Menolong diri sendiri - Tingkah laku sosial
  • 29. Kesehatan Reproduksi Remaja Masa peralihan dari masa kanak kanak ke masa dewasa. Batasan usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah Namun jika pada usia remaja sudah menikah, maka ia tergolong dalam dewasa atau bukan lagi remaja, jika usia sudah bukan lagi remaja tetapi masih tergantung pada orang tua (tidak mandiri), maka dimasukkan ke dalam kelompok remaja.
  • 30. Masa Reproduksi Adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial. Pada saat laki-laki dan perempuan mulai mengalami pubertas, maka alat reproduksinya sudah mulai berkembang, mulai berproses dan berfungsi. Artinya, laki-laki sudah bisa menghamili dan perempuan sudah bisa hamil. Karena itu, kita perlu mengetahui kapan mengalami masa reproduksi yang sehat. Dengan demikian bisa menentukan kapan usia yang tepat untuk menikah, lalu kapan akan hamil dan melahirkan bayi yang sehat tanpa ada gangguan. secara fisik, psikis dan sosial. Peran orangtua sangat penting dalam memberikan pendidikan kesehatan reproduksi remaja. Orangtua menjadi sumber informasi yang bersahabat bagi remaja, sehingga remaja tidak akan mencari sendiri informasi mengenai perkembangan reproduksinya.
  • 31. Organ Reproduksi Pria Meliputi alat kelamin luar dan alat kelamin dalam Alat kelamin luar : - Kantong zakar (Scrotum) Adalah kantong yang membungkus dan menopang buah zakar (Testis) - Penis Berfungsi untuk keluar urin, air mani serta sebagai alat senggama Alat kelamin dalam : - Buah zakar (Testiscle) Organ penghasil sperma - Saluran air mani (Epididimis) Adalah saluran yang menghubungkan buah zakar dan saluran sperma - Saluran sperma (Vas deferens), Yang menghantarkan sperma dari buah zakar ke kelenjar prostat - Kelenjar prostat (Prostate gland) Berfungsi mengeluarkan dan menyimpan sejenis cairan yang menghasilkan air mani - Kantung air mani (Vesicula seminalis ) Berfungsi menghasilkan cairan untuk membentuk air mani
  • 32. Bagaimana cara kerja hormon seks sehingga terjadi perubahan pada remaja? Perubahan disebabkan oleh pusat pengendali utama dari otak yang disebut hypothalamus. Hypothalamus bekerja sama dengan kelenjar bawah otak dalam mengendalikan urut-urutan rangkaian perubahan itu dengan mengeluarkan hormon-hormon tertentu, antara lain : hormon estrogen, progesterone dan testosteron. Hormon estrogen dan progesteron pada remaja perempuan dan testosteron pada remaja laki- laki.
  • 33. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ALAT REPRODUKSI Pertumbuhan . adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dan proses pertumbuhan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak sehat dalam peredaran waktu tertentu, berkaitan dengan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran sesuatu dimensi yang dapat diukur. Perkembangan alat reproduksi masa pubertas dipengaruhi oleh Hormon Hipofisis, yakni pusat dari seluruh sistem kelenjar penghasil hormon tubuh. Pubertas terjadi karena tubuh mulai memproduksi hormon-hormon seks . Pertumbuhan dan perkembangan organ seksual ini terjadi selama 2-4 tahun. Terjadi menstruasi (haid) pada perempuan dan mimpi basah pada laki-laki, menunjukkan bahwa organ reproduksi telah mencapai kematangan dan mulai berfungsi. Sehingga pada remaja perempuan dapat hamil jika ada hubungan seksual. Memasuki usia remaja, hormon estrogen dan progesteron mulai berperan aktif sehingga perempuan mulai tumbuh payudara, pinggul mulai melebar dan membesar, mengalami menstruasi (haid), tumbuh rambutrambut halus disekitar ketiak dan vagina, muncul jerawat pada wajah, keringat bertambah banyak, indung telur mulai membesar dan vagina mulai mengeluarkan cairan . Sedangkan pada laki-laki mengalami perubahan tumbuhnya bulu-bulu halus disekitar ketiak, kemaluan laki-laki, janggut dan kumis, terjadi perubahan suara, tumbuh jerawat pada wajah dan mulai diproduksinya sperma pada waktu-waktu tertentu keluar sebagai mimpi basah, tubuh tambah berat dan tinggi, keringat bertambah banyak, pundak dan dada bertambah besar dan bidang, tumbuh jakun , penis dan buah zakar membesar.
  • 34. Pencegahan Risiko Kehamilan dan Persalinan yaitu kondisi kehamilan beresiko dimana ibu hamil : 1. Terlalu muda (usia di bawah 20 tahun) 2. Terlalu tua (usia diatas 35 tahun) 3. Terlalu sering (beda usia antara anak kurang dari 3 tahun) 4. Terlalu banyak anak yang mengakibatkan kematian 1. Terlambat mendeteksi dini bahaya Kehamilan dan terlambat memutuskan 2. Terlambat membawa ibu hamil, nifas , Perdarahan ke fasilitas pelayanan kesehatan 3. Terlambat mendapatkan pertolongan medis HINDARI 4 TERLALU 3 TERLAMBAT
  • 35. HINDARI 4 TERLALU Terlalu Muda (Ibu hamil pertama pada usia kurang dari 20 tahun)  Kondisi rahim dan panggul belum berkembang secara optimal  Mental belum siap menghadapi kehamilan & menjalankan peran sebagai ibu.  Dapat terjadi Bayi lahir prematur dan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)  Dapat terjadi perdarahan  Dapat menyebabkan kematian pada ibu dan bayinya Terlalu Tua (Ibu hamil pertama pada usia ≥ 35 tahun)  Kesehatan dan fungsi rahim ibu sudah menurun  Organ reproduksi jalan lahir tidak elastis lagi atau sudah kaku, kemungkinan besar bayinya akan mengalami kecacatan  Komplikasi medis dan persalinan, gawat janin, persalinan macet dan perdarahan Pre-eklampsi, Ketuban Pecah Dini (KPD), Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) < 2500 gram.  Dapat menyebabkan kematian pada ibu dan bayinya
  • 36. Infeksi Menular Seksual (IMS) Adalah penyakit infeksi yang sebagian besar menular lewat hubungan seksual baik itu hubungan seks vaginal (melalui vagina), anal (melalui anus) ataupun oral (melalui mulut), bahkan walau hanya sekali berhubungan seks. IMS juga dikenal sebagai Penyakit Menular Seksual (PMS) atau biasa disebut penyakit kelamin
  • 37. Jenis-jenis Infeksi Menular Seksual Gonore/GO (Kencing nanah) Penyebab: Bakteri Neisseria gonorrhoeae. Masa inkubasi: 2-5 hari setelah kuman masuk ke tubuh. Raja Singa (Sifilis) Penyebab: Bakteri Treponema pallidum Gejala: luka, bintil/bercak merah bentuk benjolan rata di daerah penis, & buah zakar Herpes genitalis Penyebab: Virus Herpes simplex tipe 1 dan 2 Gejala: Bintil-bintil berkelompok seperti anggur dan sangat nyeri pada kemaluan Klamidia Penyebab : Bakteri Chlamydia trachomatis Gejala: Pada Pria: nyeri saat buang air kecil dan keluar sekret/ nanah dari alat kelamin Pada Wanita: tidak menimbulkan gejala, keluarnya cairan encer putih kekuningan dari vagina dan terasa nyeri di rongga panggul.
  • 38. HIV DAN AIDS HIV singkatan dari Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang menyerang sel darah putih dan melumpuhkan sistem AIDS singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome, yaitu kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh HIV yang merusak sistem kekebalan tubuh manusia sehingga daya tahan tubuh melemah dan mulai terjangkitnya penyakit infeksi Virus HIV terdapat : Pada tubuh manusia, yaitu pada : - Darah - Cairan vagina - Air mani - Air Susu Ibu (ASI)
  • 39. Penularan HIV dan AIDS Hubungan seks yang tidak aman Jarum suntik tidak steril yang digunakan bergantian Transfusi darah yang telah Terinfeksi HIV Ibu hamil kepada bayi Yang dikandung atau disusuinya
  • 40. Agar terhindar dari HIV dan AIDS kita semua harus tahu bagaimana cara penularan dan cara mencegahnya. HIV Tidak Menular melalui :  Gigitan serangga  Bersalaman, bersentuhan  Berpelukan bahkan berciuman  Berenang bersama  Menggunakan peralatan makan bersama  Menggunakan jamban bersama  Bahkan tinggal serumah dengan pengidap HIV
  • 41. MITOS FAKTA HIV adalah kutukan dari Tuhan Salah, karena semua orang bisa tertular HIV jika tidak tahu cara melindungi diri agar tidak tertular. Mulai dari bayi, remaja, ibu rumah tangga, dan orang dewasa serta orang tua dapat tertular HIV Kita bisa tertular jika bersalaman atau bersenggolan dengan orang yang mengidap HIV atau menderita AIDS Salah, karena HIV dan AIDS menular hanya melalui cairan tubuh, yaitu : cairan kelamin (cairan kelamin dan cairan sperma), darah dan ASI Kita tidak akan tertular HIV jika berhubungan seks sekali saja Salah, karena HIV bisa menular lewat cairan kelamin orang yang terinfeksi HIV, meskipun itu hanya sekali. Berenang bersama, kena batuk atau bersin, kena keringat, digigit nyamuk atau serangga yang sama, pakai toilet yang sama, pakai alat makan dan minum yang sama dengan pengidap HIV akan membuat kita tertular Salah, karena HIV tidak dapat menular melalui ludah, keringat, air seni dan kotoran orang terinfeksi HIV HIV menular lewat gigitan Nyamuk Salah, karena nyamuk menghisap darah manusia bukan mentransfer darah ke manusia. Selain itu HIV hanya bisa hidup di tubuh manusia, bukan hewan. Pengobatan terapi tradisional bisa menghilangkan HIV dalam Tubuh Salah, karena sampai saat ini belum ada obat yang bisa memusnahkan virus apapun dalam tubuh, termasuk HIV. Namun terapi antiretroviral dapat membantu melemahkan HIV. Mitos v/s Fakta
  • 42. Risiko Penularan HIV dari Ibu ke Bayi Ibu hamil yang mengidap HIV dan AIDS berisiko melahirkan bayi dengan HIV dan AIDS. Penularan dari ibu yang terinfeksi HIV kepada janin yang dikandungnya dapat terjadi saat kehamilan, saat persalinan dan pada saat menyusui. Meskipun begitu, ibu yang mengidap HIV tetap mempunyai peluang untuk mendapatkan bayi sehat.
  • 43. Risiko penularan HIV dari ibu ke bayi bisa dikurangi (dari 20 - 50%) menjadi 1-2% jika dilakukan : 1. Ibu minum obat ARV profilaksis selama hamil Pemberian obat ini biasanya dimulai pada kehamilan ibu 14 minggu. Namun mengingat situasi dan kondisi ibu hamil yang berbeda-beda, maka pemberian obat harus diketahui oleh dokter ahli 2. Ibu menjalani persalinan dengan cara operasi caesar Operasi Caesar akan menghindari terjadinya percampuran darah ibu HIV positif dengan bayi di saluran lahir jika melalui persalinan normal 3. Ibu memberikan susu formula kepada bayinya Pemberian susu formula akan menghindari terjadinya penularan HIV yang terdapat di ASI ke bayi jika ibu HIV positif menyusui bayinya. (Pemberian susu formula tersebut harus memenuhi AFASS dari WHO, yaitu Acceptable (sosial budaya menerima), Feasible (mudah dilakukan), Affordable (harga terjangkau), Sustainable (selalu tersedia/tidak boleh putus) dan Safe (kebersihan terjamin) Jika satu syarat tidak terpenuhi, maka berikan ASI eksklusif selama 6 (enam) bulan)
  • 44. PRONG 2 : Pencegahan Kehamilan yang Tidak Direncanakan pada Perempuan dengan HIV  Mengadakan KIE tentang HIV-AIDS dan perilaku seks aman  Menjalankan konseling dan tes HIV untuk pasangan  Melakukan upaya pencegahan dan pengobatan IMS  Melakukan promosi penggunaan kondom  Memberikan konseling pada perempuan dengan HIV untuk ikut KB dengan menggunakan metode kontrasepsi dan cara yang tepat  Memberikan konseling dan memfasilitasi perempuan dengan HIV yang ingin merencanakan kehamilan PILIHAN KONTRASEPSI DAN ALASANNYA Suntik dan Implant Bukan kontraindikasi Vasektomi dan Tubektomi (kontap) dan kondom Bila tidak ingin anak lagi AKDR Tidak dianjurkan, karena resiko Perdarahan KONDOM Pilihan Utama, karena bersifat Dual Protection
  • 45. PRONG 3 : Pencegahan Penularan HIV dari Ibu Hamil HIV dengan HIV ke Bayi yang Dikandungnya  Layanan ANC terpadu, termasuk penawaran dan tes HIV  Diagnosis HIV  Pemberian terapi anti retroviral  Persalinan aman  Tatalaksana pemberian makanan pada bayi dan anak  Mengatur kehamilan dan Keluarga Berencana  Pemberian profilaksis ARV dan Kotrimoksazol pada anak  Pemeriksaan Diagnostik HIV pada bayi yang lahir dari Ibu dengan HIV
  • 46. KANKER ALAT REPRODUKSI DEFINISI Kanker adalah pertumbuhan sel –sel secara abnormal yang tumbuh melampaui batas normal dan kemudian dapat menyerang bagian tubuh dan menyebar ke organ lain ( WHO, 2009 ) Kanker Alat Reproduksi adalah kanker yang menyerang alat reproduksi baik wanita maupun pria seperti kanker leher rahim, kanker payudara, kanker endometrium, kanker ovarium, kanker prostat dan kanker testis. Kanker leher rahim adalah keganasan yang menyerang leher rahim atau serviks , leher rahim merupakan bagian terendah/paling bawah dari rahim yang menonjol ke puncak liang senggama ( vagina ).
  • 47. Penyebab 95% Kanker Leher Rahim disebabkan oleh Infeksi Human papiloma virus / Virus papiloma manusia (HPV) type 16 dan 18. HPV terbanyak ditularkan melalui hubungan seks yang tidak aman dan tidak memakai kondom serta tipe lainnya 31, 33 dan 45 GEJALA - GEJALA Umumnya stadium awal tidak menunjukkan gejala.  Nyeri pada waktu sanggama dan pendarahan sesudah sanggama;  Keluar keputihan atau cairan encer dari vagina diluar siklus menstruasi yang berbau,berlebihan dan berwarna  Terjadi pendarahan sesudah menopause;  Nyeri panggul  Penurunan berat badan >10% dalam 3 bulan  Gangguan berkemih, hematuri (air seni bercampur darah) Pada stadium lanjut dapat keluar cairan kekuning kuningan,‑ berbau dan dapat bercampur dengan darah.
  • 48. TES PENAPISAN Tes penapisan dianjurkan kepada perempuan yang telah melakukan hubungan seksual secara aktif, terutama yang berusia 30 - 50 tahun. Dianjurkan untuk melakukan penapisan minimal 5 tahun sekali, bila memungkinan 3 tahun atau 1 tahun sekali. 5 Macam Tes Penapisan untuk Kanker Leher Rahim 1. Test IVA Pemeriksaan inspeksi visual dengan mata telanjang (tanpa pembesaran ) seluruh permukaan leher rahim dengan bantuan asam asetat/cuka yang diencerkan. 2. Test Pap/Pap Smear Pemeriksaan sitologis dari apusan sel-sel yang diambil dari leher rahim. 3. Test Servikografi Memfoto leher rahim. Pemeriksaan ini digunakan sebagai tambahan IVA, tetapi dapat juga sebagai metode penapisan primer. 4. Test Kolposkopi Pemeriksaan visual bertenaga tinggi (pembesaran) untuk melihat leher rahim, bagian luar dan bagian dalam leher rahim. 5. Test HPV Menggunakan teknik pemeriksaan molekuler, DNA yang terkait dengan HPV di uji dari 1 contoh sel yang diambil dari leher rahim atau liang senggama.
  • 49. Syarat-Syarat Pmeriksaan IVA • Sudah pernah melakukan hubungan seksual • Tidak sedang datang bulan/haid • Tidak sedang hamil • Tidak ditemukan kanker dalam mulut rahim Manfaat IVA Non—Invasif  Mudah dan murah  Dapat dilaksanakan di Rumah Sakit dan uskesmas  Hasil LANGSUNG dapat dilihat  Sensitivitas, spesifisitas
  • 50. LESI PRAKANKER PADA SERVIKS Lesi Prakanker serviks (Cervical Intraepithelial Neoplasia / CIN) dibagi : • CIN I : diplasia ringan • CIN II : diplasia sedang • CIN III : diplasis berat Perjalanan alamiah penyakit kanker leher rahim
  • 51. INFORMASI PENGGUNAAN IUD PLUS PAPSMEAR / IVA Definisi Intra Uterine Device (IUD) atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) : Suatu alat kontrasepsi terbuat dari palstik yang fleksibel yang dipasang melalui vagina ke rahim, dengan menghalangi saluran tuba sehingga tidak terjadi pembuahan. Definisi IUD PLUS PAPSMEAR / IVA: Klien KB yang akan memakai IUD, akan mendapat- kan bonus tes Papsmer /IVA (Deteksi dini kanker leher rahim). Setelah klien KB tersebut menanda-tangani informed choice .
  • 52. Akseptor IUD akan mendapatkan bonus gratis pemeriksaan pap smear pada pelayanan mobile yang dilaksanakan pada momentum tertentu
  • 53. KANKER PROSTAT Adalah kanker/tumor ganas yang berkembang di dalam kelenjer prostat. Kelenjer ini terdapat di bawah kandung kemih pria berfungsi untuk mengeluarkan dan menyimpan sejenis cairan yang menghasilkan air mani. FAKTOR RESIKO KANKER PROSTAT • Pria berusia di atas 60 tahun • Faktor genetik ( jika ayah atau saudara terkena kanker prostat di usia muda,faktor lebih tinggi • Diet tinggi lemak dan rendah serat • Paparan logam Kadmium • Obesitas / kegemukan.
  • 54. GEJALA - GEJALA KANKER PROSTAT Sulit berkemih dan sulit ereksi  Nyeri saat berkemih. Nyeri juga bisa merupakan gejala infeksi prostat  Keluar darah saat berkemih.  Sulit buang air besar (BAB) dan masalah saluran pencernaan lainnya  Nyeri terus-menerus di punggung bawah, panggul atau paha dalam bagian atas.  Sering berkemih di malam hari.  Urine yang menetes atau BAK tidak lampias  Usia di atas 60 dan mempunyai faktor resiko PENCEGAHAN KANKER PROSTAT Pola hidup sehat :  Olahraga teratur sesuai kondisi tubuh  Makanan yang sehat (bergizi, berserat, sayuran dan buah-buahan)  Tidak merokok, minuman beralkohol  Hindari stres  Istirahat teratur  Memeriksa kesehatan secara berkala dan teratur. .
  • 55. AYO MELAKUKAN SADARI periSA payuDA sendiRI 1. Mulailah dengan mengamati payudara di cermin dengan bahu lurus dan lengan di pinggang. Disini, yang harus diamati adalah bentuk payudara, ukuran dan warna. Perubahan-perubahan yang perlu diwaspadai adalah : berkerut, cekung kedalam, atau ada benjolan. Puting yang berubah posisi dimana seharusnya menonjol keluar, malahan tertarik kedalam. Warna memerah, kasar dan sakit. 2. Kemudian angkat kedua lengan, apakah ada kelainan pada kedua payudara. 3. Sementara masih didepan cermin, tekan puting apakah ada cairan yang keluar. 4. Kemudian berbaringlah, raba payudara kanan dengan tangan kiri untuk merasakan perubahan sebelah kanan dan sebaliknya. Tekan secara halus dengan jari-jari secara datar & serentak. Selubungi dengan jari payudara kita dari arah atas sampai bawah, dari tulang selangka ke bagian atas perut,dari ketiak ke leher bagian bawah. Ulangi pola ini . Kini mulai pada puting. Buat lingkaran yang makin lama makin besar hingga mencapai seluruh tepi payudara. Menggunakan jari, buatlah gerakan keatas dan kebawah berpindah secara mendatar/menyamping seperti sedang memotong rumput. Sambil rasakan seluruh jaringan payudara, dibawah kulit dengan rabaan halus hingga rabaan yang sedikit lebih menekan. 5. Terakhir, rasakan payudara anda ketika sedang berdiri atau duduk. Bagi kebanyakan wanita, paling mudah untuk merasakan payudaranya adalah ketika payudaranya sedang basah dan licin, sehingga paling cocok adalah ketika sedang mandi dibawah shower. Lakukan seperti pada langkah ke-4, dan yakinkan bahwa seluruh payudara sudah tercover oleh rabaan tangan. Sebaiknya pemeriksaan payudara dilakukan pada hari ke 7 - 10 yang dihitung sejak hari ke - 1 mulai haid ( saat payudara sudah tidak mengeras dan nyeri ) atau bagi yang telah menaupose pemeriksaan dilakukan dengan memilih tanggal yang sama setiap bulannya .
  • 56.
  • 57. CARA MENGETAHUI MASA SUBUR 1. Siklus Haid atau Menstruasi Secara garis besar siklus haid terbagi dalam 3 (tiga) siklus, yaitu siklus 21, 28 dan 35 . Cara menghitung : Contoh Siklus haid 28 hari Satu siklus haid dibagi dua —-> ovulasi biasa terjadi sekitar 14 hari sebelum hari haid yang akan datang. Kemudian ditambah/dikurang 2 hari 2. Suhu basal tubuh Suhu tubuh akan meningkat dari sebelumnya. Pengukuran suhu basal tubuh ini sebaiknya dilakukan beberapa saat setelah tidur minimal selama 6 jam. 3. Lendir leher rahim Pada saat ovulasi biasanya lendir rahim jadi agak encer dan bila diraba dengan jari telunjuk atau ibu jari, lalu direkatkan lendir tersebut seperti membentuk benang dengan jarak 2-3 cm, jika lendir tersebut terputus tandanya tidak subur & bila lendir tersebut tidak terputus maka dalam masa subur. Tingkat keberhasilan 60-70%. 4. Bercak darah saat ovulasi 5. Pemeriksaan USG Pada pemeriksaan USG, dinding rahim akan tampak bertambah tebal. Pemeriksaan ini dapat dilakukan pada H-2 sampai H+2 saat siklus haid. 6. Kadar Hormon Kadar hormon Estrogen meramalkan kapan terjadi masa subur dan Progesteron dapat menentukan apakah telah terjadi pematangan sel telur. 7. Alat Tes Kesuburan Alat ini cukup akurat untuk menghitung suhu basal di dalam tubuh setiap pagi. Alat ini digunakan dengan mencelupkannya ke dalam urin
  • 58. Kriteria “ Air mani sehat dan subur (WHO)“ :  Jumlah spermanya cukup banyak (diatas 10 juta/milimeter)  Bergerak cukup cepat dan lurus serta Bentuknya relatif normal  Kemampuan hidupnya (viabilitas) cukup baik & tidak ada banteri dan leukospermi Tidak terdapat bakteri dan leukospermia (sel darah putih) yang banyak Syarat-syarat terjadinya pembuahan :  Istri dapat menghasilkan sel telur yang sehat setiap bulan  Wanita memiliki organ reproduksi yang sehat  Suami memiliki kualitas sel sperma yang baik dan jumlah cukup
  • 59. PENCEGAHAN INFERTILITAS Secara Umum : 1) Melakukan pola hidup sehat yang teratur dan seimbang 2) Mengatasi berbagai gangguan kesehatan reproduksi 3) Mengetahui teknik sanggama (berhubungan seksual) yang benar 4) Mengatasi masalah psikologis bersama pasangan 5) Melakukan komunikasi efektif dan saling terbuka bersama pasangan suami istri 6) Memperoleh informasi dan pengetahuan kesehatan reproduksi secara lengkap dan benar 7) Konsultasi Medis Pranikah 8) Melakukan hubungan seksual yang sehat Secara Khusus : 1) Penanganan infeksi pada alat reproduksi 2) Berhenti merokok
  • 60. Kesalahpahaman Kembalinya Kesuburan Pasca Penggunaan Kontrasepsi A. Pada penggunaan kontrasepsi merupakan penyebab ketidakmampuan mereka untuk hamil. Pada kenyataanya lepas kontrasepsi dapat terjadi kehamilan yang direncanakan. B. Kepercayaan bahwa penggunaan hormonal dan alat kontrasepsi dalam rahim/Intra Uterine Device (AKDR/IUD) membahayakan kesuburan perempuan kedepannya. Pada kenyataannya kesuburan perempuan dapat kembali baik pada metode hormonal maupun AKDR/IUD.
  • 61. Pasca Rekanalisasi Vasektomi Penggunaan Drain dan antibiotik pilihan ahli bedah  Disarankan memakai pendukung/penyokong kantong zakar  Menghindaari akatifitas fisik berat selama 3-4 minggu  Tidak berhubungan seksual selama lebih kurang 2 minggu TUBEKTOMI DAN REKANALISASI TUBA Sterillisasi pada wanita disebut Tubektomi, suatu tindakan memotong, mengikat, atau memasang cincin/klip)
  • 62.
  • 63. KEMBALINYA KESUBURAN SETELAH BERHENTI MEMAKAI KONTRASPESI Pasangan suami istri setelah berhenti memakai kontrasepsi bisa kembali lagi kesuburannya dalam jangka waktu tertentu setelah tidak menggunakannya lagi. Jangka waktu kembalinya kesuburan ini tergantung dari jenis kontrasepsi yang dipakai. Bila memakai kontrasepsi hormonal seperti: pil, suntik, implant, kembalinya kesuburan memerlukan waktu lebih panjang daripada kontrasepsi non hormonal seperti IUD/AKDR dan kondom. Kontrasepsi hormonal dan non hormonal umumnya dapat dikatakan bahwa penggunaannya sebagai alat untuk mencegah kehamilan hanya bersifat sementara, karena setelah melepaskan alat atau tidak menggunakan alat/obat tersebut maka pengguna dinyatakan untuk dapat hamil kembali jika si pengguna alat tersebut masih dalam keadaan produktif (masih merupakan pasangan usia subur).
  • 64. KESEHATAN REPRODUKSI LANJUT USIA Seseorang yang berusia 60 tahun ke atas atau lebih Menurut WHO, Lansia di bedakan menjadi LANJUT USIA YOUNG OLD 60 – 69 TAHUN OLD 70 – 79 TAHUN OLD OLD 80 – 89 TAHUN VERY OLD 90 TAHUN KE ATAS Kesehatan Reproduksi Usia Lanjut adalah Kondisi sehat yang menyangkut sistem,fungsi dan proses reproduksi yang di miliki lansia baik secara mental maupun sosio kultural. Perubahan Sistem Reproduksi Pada Laki
  • 65. Perubahan Sistem Reproduksi Pada Laki-laki 1. Produksi hormon testoteron menurun secara bertahap, tidak mempengaruhi sperma dalam membuahi ovum. 2. Kelenjar prostat biasanya membesar. 3. Respon seksual menjadi lambat. 4. Fase orgasme lebih singkat 5. Kebocoran cairan ejakulasi (ejakulasi dini) 6. Ereksi fisik frekuensinya berkurang. 7. Kemampuan ereksi kembali setelah ejakulasi semakin panjang. 8. Ereksi pagi juga semakin jarang.
  • 66. GEJALA - GEJALA MENOPOUSE 1.Timbulnya Hawa Panas (Hot Flushes) pada wajah atau kulit leher dan kadang pada seluruh tubuh. 2.Susah Tidur (Insomnia) 3.Emosi tidak stabil. 4.Gangguan pada organic seperti Infark jantung, Osteoporsis, peradangan dan infeksi dan penyusutan organ seks 5.Penurunan kualitas dan produktivitas kaum wanita III. Fase Senium  Wanita berumur 60 tahun dengan kondisi mampu beradaptasi terhadap hidup tanpa estrogen.  Gejala psikomatik menonjol.  Kemunduran Intelektual Quotient (IQ) di tandai dengan cepat lupa, pikun, tidak terasa bila berkemih & buang air besar, serta sulit melakukan aktivitas di tempat tidur.
  • 67. PENYAKIT DEGENERATIF 1. Osteoporosis 5. Rabun Senja 2. Hipertensi 6. Rheumatoid arthritis 3. Diabetes Melitus 7. Gagal Jantung 4. Sakit lambung 8. Dislokasi sendi PENYAKIT YANG SERING DIDERITA PADA USIA LANJUT : 1. Kurang Bergerak Penyebab tersering adalah gangguan tulang, sendi dan otot, gangguan saraf, dan penyakit jantung dan pembuluh darah. Selain dari gangguan psikis & lingkungan. 2. Instabilitas: Yaitu ketidakseimbangan pada lansia, penyebab terjatuh ini dapat berupa hal- hal yang berkaitan dengan keadaan tubuh penderita baik karena proses menua, penyakit maupun hal-hal yang berasal dari luar tubuh seperti obat-obat tertentu dan faktor lingkungan.
  • 68. 10. Penyakit akibat obat-obatan: Lansia sering menderita penyakit lebih dari satu yang membutuhkan obat lebih banyak, apalagi obat yang diminum dalam jangka waktu yang lama tanpa pengawasan dokter dapat menyebabkan timbulnya penyakit lain. 11. Gangguan tidur Yakni sulit untuk masuk dalam proses tidurdimana tidur yang tidak dalam dan mudah terbangun. 12. Daya tahan tubuh yang menurun: Dengan bertambahnya umur seseorang dan dapat pula karena berbagai keadaan seperti penyakit yang sudah lama diderita (menahun) maupun penyakit yang baru saja diderita (akut) 13. Impotensi Yaitu ketidakmampuan mencapai ereksi yang cukup untuk melakukan sanggama yang memuaskan, disebabkan karena adanya hambatan aliran darah ke dalam alat kelamin sebagai adanya kekakuan pada dinding pembuluh darah (arteriosklerosis) .
  • 69. PERILAKU SOSIAL PADA USIA LANJUT 1. Penyesuian terhadap Penurunan fisik. 2. Penyesuaian terhadap penurunan penghasilan dan pengaturan hidup yang layak. 3. Penyesuaian terhadap kematian pasangan hidup orang yang di cintai. 4. Penetapan hubungan dengan teman sebaya. 5. Pertemuan atau sosialisasi dengan masyarakat dan pemenuhan kewajiban sebagai warga negara.
  • 70. Gawat janin : Janin tidak menerima oksigen ckup sehingga mengalami kekurangan oksigen. Persalinan macet : Persalinan yang berlangsung lebih lama dari 18 jam pada primi dan 12 jam pada multi Hormon : Suatu zat atau substansi yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar buntu yang berlangsung masuk sirkulasi/ peredaran darah tanpa melalui saluran dan mempunyai efek khusus terhadap aktifitas organ lain. Informed Concent : Persetujuan yang diberikan oleh klien atau keluarganya atas dasar informasi dan penjelasan mengenai tindakan medis yang akan dilakukan terhadap klien tersebut. IUD post plasenta : Pemasangan IUD segera (10 menit setelah plasenta lahir) Infark jantung : Serangan jantung secara tiba-tiba karena adanya penyumbatan pada Sirkulasi darah di jantung.
  • 71. Informed Choice : Suatu keadaan dimana pasangan usia subur telah memperoleh informasi yang jelas, lengkap dan akurat mengenai kebijakan dan kelemahan berbagai alat/obat Kontrasepsi, sehingga mereka mempunyai kebebasan untuk memilih salah satu jenis/alat kontrasepsi yang diinginkan. Konseling : Suatu proses komunikasi dua arah antara konselor dan klien yang bertujuan membantu klien untuk memutuskan apa yang akan dilakukan dalam mengatasi masalah yang dialami oleh klien. Kolostrum : ASI yang keluar pada hari-hari pertama setelah kelahiran bayi Kontrasepsi : obat/alat untuk mencegah terjadinya kehamilan Kontrasepsi mantap : Metode operasi wanita (tubektomi) atau metode operasi pria ( vasektomi).
  • 72. Progesteron : Hormon yang diproduksi oleh korpus luteneum ( badan kuning ) dalam indung telur, merupakan salah satu hormone yang digunakan dalam pil oral kontrasepsi. Seks : Perbedaan organ biologis antara perempuan dan laki-laki terutama dibagian – bagian reproduksi Senggama Terputus : Merupakan salah satu metode keluarga berencana tradisional dimana pria (suami) mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dan vagina sebelum pria mencapai ejakulasi. Thalasemia : Penyakit genetic/keturunan yang menyebabkan usia sel-sel darah menjadi lebih pendek
  • 73. Terapi sulih hormon : Mengganti hormon dengan tujuan mengurangi gangguan di masa menopause. Testis / Buah Pelir : Bagian alat kelamin pria yang menghasilkan spermatozoa. Tubektomi : Proses bedah sukarela untuk menghentikan kesuburan seorang perempuan secara permanen dengan mengokulasikan sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum. Tumbuh Kembang Anak : Suatu proses perubahan yang terjadi pada diri remaja baik perubahan fisik maupun perkembangan pribadinya. Vaksinasi : Pemberian vaksin ke dalam tubuh untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit.