2. Pengukuran & Indikator Perilaku Kesehatan
Determinan Perilaku Kesehatan:
a. Teori Lawrence Green
b. Teori Snehandu B. Karr
c. Teori WHO
Bentuk -bentuk Perubahan Perilaku
OUTLINE
(3)
4. PENGANTAR
PERILAKU KESEHATAN merupakan tindakan individu, kelompok,
& organisasi termasuk perubahan sosial, pengembangan &
implementasi kebijakan, peningkatan keterampilan koping, &
peningkatan kualitas hidup. Perilaku kesehatan juga didefinisikan
sebagai atribut pribadi seperti keyakinan, harapan, motif, nilai,
persepsi, & elemen kognitif lainnya, karakteristik kepribadian,
termasuk keadaan & sifat afektif & emosional, serta pola perilaku,
kebiasaan terbuka yg terkait dgn upaya preventif, promotif, kuratif,
rehabilitatif & palliatif
(Leavel & Clark)
5. Definisi 3 kategori perilaku kesehatan
(Casl & Cobb,1966 cit Glanz, Lewis & Rimer, 2008)
01
02
03
Preventive
Healthy
Behavior
Illness
Behavior
Sick Role
Behavior
Aktifitas & keyakinan sehat
dgn 7an mencegah &
mendeteksi peny dlm keadaan
asimptomatik
Aktifitas seseorang merasa
sakit utk mnentukan kead kes
& temukan obat yg sesuai
Aktifitas seseorang menganggap
sakit, dgn 7an utk sembuh,
trmasuk menerima pel yankes
6. Seseorang tidak bertanggung jawab atas
penyakitnya
Penyakit memberi individu alasan yg sah untuk
tidak berpartisipasi dalam tugas & kewajiban
Seseorang yg sakit diharapkan menyadari bhw
penyakit merupakan kondisi yg tidak diinginkan
& mereka harus dimotivasi utk sembuh.
Sembuh diasumsikan terkait dgn mencari
bantuan layanan kesehatan
Sick Role Behavior (4)
9. Teori Dominan ttg Perilaku Kesehatan
(Skinner, 1938; Snelling, 2014)
Social Cognitive
Theory
Theory of Planned
Behavior
Transtheoretical Model of
Behavior Change
Health Belief
Model
Perceived
Susceptibility
Perceived
Severity
Perceived
Benefits
Perceived
Barriers
Cues to action
Self efficacy
Pengetahuan tentang
risiko dan manfaat
Kesehatan
Efikasi diri
Hasil yang
diharapkan
Tujuan kesehatan
pribadi
Fasilitator dan
hambatan yang
dirasakan
Dikembangx dri
Theory of Reasoned
Action, TPB
mencakup 3 aspek
utama:
a. Sikap
b. Norma
subjektiv
c. Kontrol yang
dirasakan
Precontemplation
Contemplation
Prepration
Action
Maintenance
Termination
11. Definisi &
Domain
Status kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor yaitu
lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan & keturunan.
(Hendrik L. Bloom Hills and Carroll, 2009)
Domain
Perilaku
Multi-causal Multi-disiplin Multi-dimensi
Multi-profesi
12. Lingkungan
Perilaku
Pelayanan
Kesehatan
Genetik
RUANG LINGKUP PROMOSI KESEHATAN
Ruang lingkup sasaran promosi kesehatan : 4 determinan kesehatan & kesejahteran
(Bloom- Forcefield Paradigm of Health & Wellbeing) yaitu: 1. Lingkungan, 2. Perilaku, 3.
Pelayanan kesehatan, & 4. Faktor genetik (faktor kependudukan)
13.
14. Ruang Lingkup Utama Sasaran Promosi Kesehatan adalah Perilaku
Faktor perilaku kesehatan : Teori Preced-Proceed (L. Green, 1991)
1. Predisposing Factors 2. Enabling Factors 3. Reinforcing Factors
Faktor yg m’permudah
/ m’predisposisi
terjadinya perilaku
(pengetahuan, sikap,
keyakinan,
kepercayaan, nilai2,
tradisi dll)
Faktor-faktor
pemungkin /
memfasilitasi
Perilaku atau
Tindakan.
(prasarana, sarana,
ketersediaan sdm
dst).
Faktor2 penguat yg
mendorong
terjadinya perilaku.
(sikap nakes, sikap
tomas, dukungan
suami, dukungan
keluarga, tokoh adat,
dsb.
20. Klasifikasi Perilaku Kesehatan ada 3:
UKM
ESENSIA
L
Perilaku kesehatan
lingkungan
Perilaku pencarian &
penggunaan sistem/
fasyankes
(health seeking behavior)
Perilaku pemeliharaan
kesehatan
(health maintenance)
(Ajzen & Fishbein,2000)
21. Klasifikasi Determinan Perilaku
1. Determinan/faktor internal : karakteristik individu yg
bersangkutan, yg bersifat bawaan, misalnya: tingkat
kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin.
2. Determinan/faktor eksternal : pengaruh dari
lingkungan atau luar individu yg bersangkutan, baik
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan
sebagainya. Faktor lingkungan ini sering merupakan
faktor yang dominan yang mewarnai perilaku
seseorang
22. conclusion
Meskipun perilaku adalah bentuk respons atau reaksi
terhadap stimulus atau rangsangan dari luar individu,
namun dalam memberikan respons sangat tergantung pada
karakteristik dari individu yang bersangkutan. Hal ini
berarti meskipun stimulusnya sama bagi beberapa
individu, namun respons tiap individu bisa berbeda.
Faktor-faktor yang membedakan respons terhadap
stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku
23. 3 Domain perilaku manusia sesuai
dgn tujuan pndidikan
Kognitif
Afektif
Psikomotor
Benyamin Bloom
Pengetahuan, sikap, & tindakan (Conner, 2015)
1
2
3
24. PENGETAHUAN
(KNOWLEDGE)
1
DOMAIN (Ranah)
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, & ini terjadi setelah
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, & raba.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata & telinga.
Tanpa pengetahuan seseorang tidak mempunyai dasar untuk mengambil
keputusan & menentukan tindakan terhadap masalah yg dihadapi
27. SIKAP
(ATTITUDE)
2
DOMAIN (Ranah)
Sikap merupakan reaksi atau respons yg masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau objek
Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya
kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dlm
kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yg bersifat emosional
terhadap stimulus sosial.
Sikap blm merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi
merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku.
Manifestasi sikap itu tidak dpt langsung dilihat, tetapi
hanya dpt ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yg
tertutup.
28. Sikap mempunyai tiga komponen pokok:
1. Kepercayaan (keyakinan), ide, & konsep terhadap
suatu objek.
2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap
suatu objek.
3. Kecenderungan untuk bertindak
(tend to behave).
32. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Perilaku
Kesehatan
Di dalam bidang perilaku kesehatan, terdapat 4
teori yang menjadi acuan dalam kajian perilaku
kesehatan masyarakat :
teori Lawrence Green, teori Snehandu B. Karr,
teori WHO & teori Health Belief Model
34. Teori Determinan Perilaku by Snehandu B. Karr
Intention Social Support Accessibility of
Information
Personal Autonomy Action Situation
Niat
seseorang
untuk
bertindak
sehubungan
dengan
kesehatan
atau
perawatan
kesehatannya
Dukungan
sosial dari
masyarakat
sekitarnya
Ada atau
tidaknya
informasi
tentang
kesehatan
atau fasilitas
kesehatan
Otonomi
pribadi, yang
bersangkutan
dalam hal ini
mengambil
tindakan atau
keputusan
Situasi yang
memungkinkan
untuk bertindak
atau tidak
bertindak
35. Teori World Health Organization (WHO)
1.Thoughts and Feeling (Pemikiran & Perasaan)
2.Personnal References (Referensi seseorang)
/orang penting sbg referensi
1.Resources (Ketersediaan Sumber Daya)
2.Culture (Sosio Budaya)
Promosi Kesehatan di Puskesmas Dalam Penanggulangan COVID-19 di masa Pandemi, difokuskan pada peningkatan dan optimalisasi potensi:
Dimensi Personal Puskesmas, meliputi : a) kompetensi tenaga puskesmas dalam melaksanakan upaya promosi kesehatan terutama di saat krisis akibat pandemi COVID-19, juga kompetensi melakukan KIE, advokasi, pemberdayaan indv, keluarga dan masy-kader, pengelolaan kegiatan promkes /P1,P2, P3; b) Kewenangan petugas puskesmas melakukan promkes di dalam dan di luar gedung secara terintegrasi dengan UKP dan UKM secara KIS dengan LP-LS, dll yang di dukung oleh Kapuskes c) Nilai-nilai atau value petugas puskesmas sebagai petugas promosi kesehatan di masa pandemi COVID-19; Pengetahuan, Sikap dan Perilaku (PSP) Petugas Puskesmas tentang peran petugas puskesmas dalam melaksanakan promkes/ ruang lingkup kegiatan pokok promkes penanggulangan COVID, sehingga tidak hanya melakukan penyuluhan saja; c) Etika, etos serta budaya kerja yang sopan, santun, komunikatif, interaktif, responsif serta berdedikasi.
Konektifitas dengan mitra yang lebih luas secara ter-KIS (Koordinasi, Integrasi dan Sinkronisasi) saling give and take sesuai dengan prinsip melakukan kemitraan yang memperhatikan “3 Prinsip Kemitraan ” yaitu Kesetaraan, Keterbukaan dan Saling Menguntungkan yang berlandaskan pada 8 SALING yaitu, Saling memahami kedudukan, tugas, fungsi dan struktur; Saling memahami kemampuan; Saling menghubungi; Saling mendekati; Saling bersedia membantu dan dibantu; Saling mendorong dan mendukung; Saling sinergi dan Saling menghargai. Promkes Penanggulangan COVID-19 oleh petugas puskesmas harus ter-KIS dengan Tim Gugus Tugas Kecamatan, Desa/Kelurahan atau Tim Relawan Desa Lawan COVID-19 yang terfokus pada upaya pemberdayaan individu, keluarga, masyarakat serta tatanan potensial dalam menerapkan PHBS- Pencegahan COVID-19 sesuai protokol kesehatan. Puskesmas sebagai Fasyankes tk pertama harus menjalin konektifitas dengan Fasyankes Mandiri yang ada di wilayah kerjanya (Dokter Praktik Mandiri/DPM; BPM, Apotik, Klinik, dll) serta Fasyankes Rujukan. Puskesmas juga harus mempunyai konektifitas dengan pengelola tatanan potensial (Mini market, Pabrik, Bank, Tempat Ibadah, Tempat Kerja, pasar, TTU, dll) yang ada di wilayah kerjanya agar menetapkan kebijakan serta mendukung upaya pemberdayaan indvidu menerapkan PHBS-pencegahan COVID-19 sesuai ketentuan protokol kesehatan.
Kegiatan promosi kesehatan di masa pandemi harus mengakomodir kemajuan teknologi komunikasi, meliputi penggunaaan metode dan teknik komunikasi di era digital. Kegiatan ini meliputi KIE/ desiminasi informasi, rujukan, konsultasi, pembinaan dan pemantauan penerapan PHBS oleh keluarga serta tatanan potensial, melakukan musyawarah dengan tim Gugus Tugas, dll. Dengan demikian kegiatan promkes di puskesmas di masa pandemi ini harus didukung oleh sarana komunikasi digital/ media daring serta memperhatikan kualitas jaringan komunikasi di suatu wilayah( ada daerah yang mempunyai kualiatas jaringan komunikasi bagus, tetapi ada pula daerah yang mempunyai kualitas jaringan komunikasi yang kurang bagus).