SlideShare a Scribd company logo
1 of 55
‘‘TEORI
PERILAKU”
Oleh:
Luluk Fauziyah J. S.Kep.,Ns.,M.Kep.
STIMULUS ORGANISME
RESPONS TERTUTUP :
-Pengetahuan
-Sikap
RESPONS TERBUKA :
-Praktik / Tindakan
ILMU-ILMU DASAR PERILAKU
SOSIOLOGI
PSIKOLOGI
ANTROPOLOGI
ILMU-ILMU
PERILAKU
PERILAKU KESEHATAN
( Healthy Behavior )
Adalah : Respons seseorang terhadap stimulus atau
objek yg berkaitan 
Sehat – Sakit, Penyakit, Faktor yg mempengaruhi
Kesehatan
Klasifikasi Perilaku Kesehatan
(Becker, 1979) :
1. Healthy Behavior  aktivitas yg berkaitan dgn
upaya mempertahankan & meningkatkan
kesehatan
2. Illness Behavior  aktivitas seseorang /
keluarganya yg sakit dan/atau terkena masalah
kesehatan u/ mengatasinya
3. The Sick Role Behavior  orang sakit punya
peran (role), hak (rights) & kewajiban (obligation)
DOMAIN PERILAKU
(Bloom, 1908) :
Knowledge Attitude Pratice
Tahu
Pemahaman
Aplikasi
Analisis
Perpaduan
Evaluasi
Menerima
Menanggapi
Menghargai
Bertanggung jawab
Respon Terpandu
Mekanisme
Adopsi
PENGUKURAN & INDIKATOR
PERILAKU KESEHATAN
1. Health Knowledges  pengetahuan ttg cara-cara
memelihara kesehatan
2. Health Attitude  pendapat/penilaian thp hal-hal
yg berkaitan pemeliharaan kesehatan
3. Health Practice  kegiatan / aktivitas dlm rangka
memelihara kesehatannya
TEORI-TEORI PERILAKU KESEHATAN
 Perilaku manusia merupakan resultan dari
berbagai faktor, baik internal maupun eksternal
 Faktor determinan perilaku manusia luas, namun
beberapa ahli mencoba merumuskan teori
terbentuknya perilaku manusia
 Teori perilaku manusia yang akan kita bahas kali
ini adalh : Teori ABC, Reason Action, “PRECED-
PROCEED”, Behavior intention, Thoughs and
Feeling, Health Belief Model
1.TEORI ABC (Sulzer, Azaroff, Mayer :
1977 )
 Menurut teori ini perilaku manusia merupakan sutu
proses sekaligus hasil interaksi antara :
Antecedent Behavior Consequences
Antecedent : trigger, bisa alamiah ataupun man
made
 Behavior : reaksi terhadap antecedent
 Consequences : bisa positif( menerima), atau negatif
( menolak )
Contoh:
 Penyuluhan di Posyandu tentang bagaimana agar
anak mau makan banyak, salah satunya dengan
membuat tampilan makanan menarik (A), Ibu
membuat tampilan makanan semenarik mungkin ( B
),Anak mau makan banyak ( C )
ANALISIS PERILAKU TERAPAN
ABC
(Antecedent - Behavior - Consequence)
ANALISIS PERILAKU TERAPAN
1.ANTESEDEN adalah peristiwa
lingkungan yang membentuk
tahap atau pemicu perilaku.
ANTESEDEN
ANTESEDEN
SECARA
ALAMIAH
ANTESEDEN
SECARA
TERENCANA
2.KONSEKUENSI
adalah peristiwa lingkungan yang mengikuti sebuah
perilaku, yang juga menguatkan, melemahkan atau
menghentikan suatu perilaku atau cenderung
mengulangi perilaku-perilaku yang membawa hasil-
hasil positif dan menghindari perilaku-perilaku yang
memberilakan hasil-hasil negatif.
KONSEKUENSI
REINFORCEMENT
POSITIF
REINFORCEMENT
NEGATIF
HUKUMAN
(PUNISHMENT)
RANTAI A-B-C,
Hubungan antara peristiwa-
peristiwa lingkungan dengan
perilaku sering disebut sebagai
rantai A-B-C
(antecedent–behavior-consequence).
A1
Siaran
radio
B2
Kembali
berkunjung
C1
Diploma
B1
Kunjungan
ke klinik
C2
Penghargaan
Dari perawat
Dan lainnya
A2
Anteseden dan konsekuensi perilaku
Ciri-ciri Konsekuen untuk kesehatan :
•Konsekuen yang segera mengikuti perilaku, jauh lebih kuat
mempengaruhi perilaku daripada yang tertunda
•Makin menonjol, relevan, penting dan bermakna bagi
individu, konsekuen makin berguna
•Konsekuen yang kongkret lebih berdayaguna daripada
abstrak
•Satu kali perilaku berhasil dipelajari, maka konsekuen yang
menyenangkan tidak perlu mengikuti setiap kejadian untuk
memelihara perilaku
Keterkaitan-keterkaitan dalam rantai A-B-C,
program komunikasi yang paling berdaya guna
adalah progranm yang memperkuat keterkaitan
antara anteseden, pelaksanaan perilaku dan
konsekuensinya.
1.Strategi mampu memasarkan konsekuen
2.Strategi bisa menjanjikan konsekuen yang
menyenangkan
3.Strategi mampu mengajarkan kepada yang lain
bagaimana memantapkan perilaku
5. Konsep-konsep lain yang berguna
Aprokimasi
Pembentukan
Pemudaran
Defisit keterampilan versus defisit kinerja
Kondisi saat belajar versus kondisi pemeliharaan
6.Karakteristik program-program yang
menerapkan analisis perilaku
program-program tersebut akan memusatkan pada
perilaku-perilaku yang dapat diobservasi.
program-program tersebut akan menyusun baik
bagi upaya-upaya pengubahan maupun
pemeliharaan perilaku.
program-program tersebut akan
mengalihkan penekanan strategi
komunikasi dari strategi anteseden
menjadi strategi konsekuens.
program-program tersebut akan
mengakomodasikan kompleksitas
praktik kesehatan dalam rancangan
programnya.
Mengurangi konsekuens negatif
saluran-saluran komunikasi juga dapat dipakai untuk
mengurangi konsekuens negatif dalam perilaku
sasaran.
Meningkatkan daya tonjol dari konsekuens
teknologi dan perilaku yang diperlukan bagi
kelangsungan hidup anak semakin berkembang,
perilaku baru menghasilkan konsekuens -
konsekuens baru dan komunikator sering perlu
menonjolkan konsekuens yang relatif tidak diketahui.
MANFAAT SALURAN-SALURAN
KOMUNIKASI DALAM RANTAI A-B-C
Saluran komunikasi berfungsi dalam memicu,
membentuk dan menghargai perilaku-perilaku
sasaran, khususnya dengan mempertimbangkan
karakteristik demografi dan sosioekonomi populasi di
negara berkembang.
TEORI“REATION ACTION”
(FESBEIN &AJZEN :1980 )
2. TEORI“REATION ACTION” (FESBEIN
&AJZEN :1980 )
 Teori ini menekankan pentingnya “intention”/niat
sebagai faktor penentu perilaku
Niat itu sendiri ditentukan oleh :sikap
 norma subjektif
 pengendalian perilaku
Contoh : Seorang ibu yang mau mengimunisasikan
anaknya didasari niat, dimana niat itu ditentukan
oleh sikap ibu yang setuju dengan imunisasi,
keyakinan ibu akan perilaku yang diambil dan
sudah siap bila anaknya panas setelah
diimunisasi.
3.TEORI PRECED-PROCEED ( Lawrence Green :
1991 )
Perilaku kesehatan ditentukan oleh faktor :
Predisposing factors, terwujud dalam pengetahuan,
sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai Enabling factors,
tersedianya atau tidak tersedianya fasilitas Reinforcing
factors, terwujud dalam sikap dan perilaku petugas
kesehatan atau dari kelompok referensi dari perilaku
masyarakat
Teori Lawrence Green
1. Predisposing Factors  faktor
mempermudah/mempredesposisi tjd perilaku
(Pengetahuan, sikap, nilai2 dll)
2. Enabling Factors  faktor2 pemungkin /
memfasilitasi perilaku
3. Reinforcing Factors  faktor2 penguat yg
mendorong terjadinya perilaku
B = F (Pf, Ef, Rf)
Contoh :
 Seorang bapak mau membangun WC yang
sebelumnya masih BAB di sungai karena :Ia tahu
BAB di jamban lebih sehat( Pf)
 Ia punya bahan bangunan untuk memebangun
WC( Ef )
 Ada surat edaran dari Pak Lurah agar setiap
kelurga mempunyai WC ( Rf)
 Secarq matematis : B = f ( Pf, Ef, Rf )
INTENTION
( Snehendu Kar : 1980 )
 Menurut teori ini, perilaku kesehatan merupakan
fungsi dari :Behavior intention
 Social support
 Accessibility to information
 Personal autonomy
 Action situation

B = f ( BI, SS, AI, PA, AS )
Contoh:
 Seorang ibu melahirkan di dukun yang belum
mengikuti pelatihan asuhan persalinan normal,
bukan di tenaga medis terlatih, mungkin
dikarenakan :
Tidak ada niat melahirkan di bidan(BI)
 Tidak ada tetangganya yang melahirkan di
bidan(SC)
 Tidak mendapat informasi persalinan yang
sehat(AI)
 Tidak bebas menentukan, takut mertua(PA)
 Kondisi jauh dari puskemas(AS)
5. TEORI“THOUGHT AND FEELING”
( WHO:1984)
 Menurut teori ini perilaku kesehatan seseorang
ditentukan oleh :
Thoughts and feeling
 Personal reference
 Resources
 Culture
B = f ( TF, PR, R, C )
Contoh :
 Seorang ibu habis melahirkan tidak mau
menyusui anaknya, karena dia punya keyakinan
kalau payudaranya akan hilang keindahannya
bila menyusui (TF), atau karena artis yang
diidolakannya tidak menyusui sehingga dia
mengikuti (PR), atau karena harus bekerja, tidak
ada waktu untuk menyusui (R), atau karena
kebudayaan di daerah ibu tersebut lebih keren
kalau memberi susu formula daripada ASI, makin
mahal harga susu maka status sosial makin naik
(C).
TEORI-TEORI PERUBAHAN PERILAKU
KESEHATAN
 Teori perubahan perilaku kesehatan ini penting
dalam promosi kesehatan yang bertujuan
“behavior change”
Perubahan perilaku ini diarahkan
untuk :mengubah perilaku negatif ( tidak sehat )
menjadi perilaku positif ( sesuai dengan nilai-nilai
kesehatan )
 pembentukan atau pengembangan perilaku sehat
 memelihara perilaku yang sudah positif
 Teori-teori yang akan kita bahas adalah : Teori
TEORI PERUBAHAN PERILAKU KESEHATAN
 Menurut teori ini, penyebab terjadinya perubahan
perilaku tergantung kepada kualitas
rangsang( stimulus ) yang berkomunikasi dengan
organisme. Perilaku dapat berubah hanya apabila
stimulus yang diberikan benar-benar melebihi dari
stimulus semula (mampu meyakinkan). Karena
itu kualitas dari sumber komunikasi sangat
menentukan keberhasilan perubahan perilaku,
misalnya gaya bicara, kredibilitas pemimpin
kelompok, dsb
DISSONANCE THEORY(FESTINGER :1957)
 Ada suatu keadaan cognitive dissonance yang
merupakan ketidakseimbangan psikologis, yang
diliputi oleh ketegangan diri yang berusaha untuk
mencapai keseimbangan kembali.Dissonance
tejadi karena dalam diri individu terdapat elemen
kognisi yang bertentangan, pengetahuan,
pendapat atau keyakinan. Apabila
terjadi penyesuaian secara kognitif, akan ada
perubahan sikap yang berujung perubahan
perlaku.
Contoh :
 Orang yang merokok merasa resah, dia tahu
bahaya merokok tapi merasa bukan laki-laki
kalau tidak merokok (dissonance). Akhirnya dia
memutuskan kalau kejantanan seseorang bukan
hanya dari merokok, tapi dari banyak
hal.Akhirnya dia memutuskan berhenti merokok
(consonance).
TEORI FUNGSI ( Katz : 1960 )
 Meurut teori ini perilaku mempunyai
fungsi :instrumental
 defence mechanism
 penerima objek dan pemberi arti
 nilai ekspresif
 Perubahan perilaku individu tergantung
kebutuhan
Stimulus yang dapat memberi perubahan perilaku
individu adalah stimulus yang dapat dimengerti
dalam konteks kebutuhan orang tersebut.
TEORI KURT LEWIN (1970)
 Menurut Kurt Lewin, perilaku manusia adalah
suatu keadaan seimbang antara driving forces
(kekuatan-kekuatan pendorong) dan restrining
forces (kekuatan-kekuatan penahan). Perilaku
dapat berubah apabila terjadi ketidakseimbangan
antara kedua kekuatan tersebut. Ada tiga
kemungkinan terjadinya perubahan perilaku :
 Kekuatan pendorong, kekuatan penahan tetap
perilaku baru
Contoh : seseorang yang punya saudara dengan
penyakit kusta sebelumnya tidak mau
memeriksakan saudaranya karena malu dikira
penyakit keturunan, dapat berubah perilakunya
untuk memeriksakan saudaranya ke puskesmas
karena adanya penyuluhan dari petugas
kesehatan terdekat tentang pentingnya deteksi
dini kusta.
 Kekuatan penahan, pendorong tetap perilaku
baru
Misalnya pada contoh di atas , dengan memberi
pengertian bahwa kusta bukan penyakit
keturunan, maka kekuatan penahan akan
melemah dan terjad perubahan perilaku
 Kekuatan penahan, pendorong, perubahan
perilaku.
Misalnya pada contoh di atas dua-duanya
dilakukan.
 BENTUK PERUBAHAN PERILAKU
Menurut WHO, perubahan perilaku
dikelompokkan menjadi tiga :Natural change,
Sebagian perubahan perilaku manusia karena
kejadian alamiah
Planned change, Perubahan perilaku karena
memang direncanakan sendiri
Readiness to Change, Kesediaan untuk berubah
terhadap hal-hal baru.
STRATEGI PERUBAHAN PERILAKU (WHO)
 Menggunakan kekuatan (Enforcement)
 Menggunakan kekuatan peraturan atau hukum
(Regulation)
 Pendidikan (Education)
Terima kasih
Teori WHO
5. Teori WHO
1. Thoughts and Feeling (Pemikiran & Perasaan)
2. Personnal References (Referensi seseoarang)
3. Resources (Ketersediaan Sumber Daya)
4. Culture (Sosio Budaya)
B = F (Tf, Pr, R, C)
Tahap Sensitisasi
 Tujuan  memberikan informasi & kesadaran pd
masyarakat berkaitan dgn kesehatan
 Tdk memberikan peningkatan/penjelasan
pengetahuan
 Tdk mengarah pd perubahan sikap
 Belum merubah perilaku ttt
 Bentuk kegiatan  radio spot, poster, selebaran
dll
Tahap Edukasi
 Tujuan  meningkatkan pengetahuan,
mengubah sikap serta mengarahkan kepada
perilaku yg diinginkan oleh kegiatan/program
 Bentuk kegiatan  Metode Belajar Mengajar
Tahap Motivasi
 Lanjutan tahap Edukasi
 Tujuan  Perorangan atau Masyarakat yg benar-
benar merubah perilaku negatif menjadi perilaku
positif berhubungan dgn kesehatan
 Kerentanan terhadap penyakit
 Tingkat keparahan penyakit
 Biaya
Percieved of Threats
(Persepsi tentang Ancaman)
Threats (ancaman)
 Ancaman mendorong individu melakukan
tindakan pencegahan atau penyembuhan
penyakit
 Namun ancaman yang terlalu besar malah
menimbulkan ketakutan yang menghambat
melakukan tindakan karena merasa tidak
berdaya (pasrah)
 Guna mengurangi ancaman, ditawarkan suatu
alternatif tindakan oleh petugas kesehatan
 Apakah individu menyetujui atau tidak alternatif
tindakan tersebut tergantung persepsi tentang
manfaat dan hambatan pelaksanaannya
The Benefits Involved in Carrying Out
the Behaviour (persepsi tentang manfaat
yang dirasakan jika berubah perilakunya)
 Seseorang tidak akan menerima tindakan
kesehatan yang dianjurkan kepadanya kecuali bila
ia yakin bahwa tindakan tersebut dapat mengurangi
ancaman penyakit atau menguntungkan.
 Stopping smoking will save me money
Cues to action
(Isyarat terhadap Tindakan
 Mempengaruhi seseorang dalam mendapatkan
pengertian yang benar tantang kerentanan,
kegawatan, dan kerugian dari tindakan
pencegahan dan pengobatan yang dilakukan, bisa
berasal dari faktor internal maupun eksternal.
 Cues to action
 Internal ( The symptom of breathlessness)
 External ( Information from leaflet)
Kesiapan Individu untuk Melakukan
Tindakan
 Kesiapan individu tinggi bila
 Manfaat > hambatan
 Kesiapan individu rendah bila
 Manfaat < hambatan
 Jika manfaat dan hambatan tinggi, konflik akan
sulit dipecahkan
Variabel lain: Demografi, Psikologi
Sosial dan Struktural
 Peran : Menyiapkan kondisi, baik persepsi individu
maupun manfaat yang dirasakan dari tindakan
preventif.

More Related Content

What's hot

Berduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copyBerduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copyUlfa Pradipta
 
Soal pengkajian penderita hiv
Soal pengkajian penderita hivSoal pengkajian penderita hiv
Soal pengkajian penderita hivViia Beespe
 
Model dan konsep dasar keperawatan jiwa
Model dan konsep dasar keperawatan jiwaModel dan konsep dasar keperawatan jiwa
Model dan konsep dasar keperawatan jiwaAgus Arianto
 
Teori dan Konseptual Asuhan Keperawatan Madeleine Leiniger
Teori dan Konseptual Asuhan Keperawatan Madeleine Leiniger Teori dan Konseptual Asuhan Keperawatan Madeleine Leiniger
Teori dan Konseptual Asuhan Keperawatan Madeleine Leiniger aris munandar
 
Konsep dasar proses keperawatan
Konsep dasar proses keperawatanKonsep dasar proses keperawatan
Konsep dasar proses keperawatanAde Rahman
 
Keperawatan gerontik
Keperawatan gerontikKeperawatan gerontik
Keperawatan gerontikTumiur Sormin
 
Nilai personal dan nilai profesi dalam praktik keperawatan
Nilai personal dan nilai profesi dalam praktik keperawatanNilai personal dan nilai profesi dalam praktik keperawatan
Nilai personal dan nilai profesi dalam praktik keperawatanCahya
 
Pengkajian keperawatan Keluarga
Pengkajian keperawatan KeluargaPengkajian keperawatan Keluarga
Pengkajian keperawatan KeluargaNs.Heri Saputro
 
Model konseptual dalam kep. jiwa
Model konseptual dalam kep. jiwaModel konseptual dalam kep. jiwa
Model konseptual dalam kep. jiwaNotesyaAAmanupunnyo
 
Konsep Stress dan Adaptasi
Konsep Stress dan AdaptasiKonsep Stress dan Adaptasi
Konsep Stress dan AdaptasiWidiastutiwiwi
 
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K)
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K) KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K)
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K) Kristyawan Sutriyanto
 
Makalah transkultural komplit
Makalah transkultural komplitMakalah transkultural komplit
Makalah transkultural komplitAdi Adriansyah
 
Perubahan perilaku
Perubahan perilakuPerubahan perilaku
Perubahan perilakuArif Lawolo
 

What's hot (20)

Berduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copyBerduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copy
 
Konflik Management Keperawatan
Konflik Management KeperawatanKonflik Management Keperawatan
Konflik Management Keperawatan
 
Pendelegasian Dalam Keperawatan
Pendelegasian Dalam KeperawatanPendelegasian Dalam Keperawatan
Pendelegasian Dalam Keperawatan
 
Soal pengkajian penderita hiv
Soal pengkajian penderita hivSoal pengkajian penderita hiv
Soal pengkajian penderita hiv
 
Model dan konsep dasar keperawatan jiwa
Model dan konsep dasar keperawatan jiwaModel dan konsep dasar keperawatan jiwa
Model dan konsep dasar keperawatan jiwa
 
Teori dan Konseptual Asuhan Keperawatan Madeleine Leiniger
Teori dan Konseptual Asuhan Keperawatan Madeleine Leiniger Teori dan Konseptual Asuhan Keperawatan Madeleine Leiniger
Teori dan Konseptual Asuhan Keperawatan Madeleine Leiniger
 
Konsep dasar proses keperawatan
Konsep dasar proses keperawatanKonsep dasar proses keperawatan
Konsep dasar proses keperawatan
 
Kebijakan promkes
Kebijakan promkesKebijakan promkes
Kebijakan promkes
 
Keperawatan gerontik
Keperawatan gerontikKeperawatan gerontik
Keperawatan gerontik
 
Tipe keluarga
Tipe keluargaTipe keluarga
Tipe keluarga
 
Nilai personal dan nilai profesi dalam praktik keperawatan
Nilai personal dan nilai profesi dalam praktik keperawatanNilai personal dan nilai profesi dalam praktik keperawatan
Nilai personal dan nilai profesi dalam praktik keperawatan
 
Pengkajian keperawatan Keluarga
Pengkajian keperawatan KeluargaPengkajian keperawatan Keluarga
Pengkajian keperawatan Keluarga
 
Model konseptual dalam kep. jiwa
Model konseptual dalam kep. jiwaModel konseptual dalam kep. jiwa
Model konseptual dalam kep. jiwa
 
Konsep Stress dan Adaptasi
Konsep Stress dan AdaptasiKonsep Stress dan Adaptasi
Konsep Stress dan Adaptasi
 
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K)
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K) KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K)
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K)
 
Askep hipertermi AKPER PEMDA MUNA
Askep hipertermi AKPER PEMDA MUNA Askep hipertermi AKPER PEMDA MUNA
Askep hipertermi AKPER PEMDA MUNA
 
Makalah transkultural komplit
Makalah transkultural komplitMakalah transkultural komplit
Makalah transkultural komplit
 
Perubahan perilaku
Perubahan perilakuPerubahan perilaku
Perubahan perilaku
 
Rantai Penularan Penyakit
Rantai Penularan PenyakitRantai Penularan Penyakit
Rantai Penularan Penyakit
 
Macam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikanMacam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikan
 

Similar to TEORI PERILAKU

Perubahan perilaku kesehatan
Perubahan perilaku kesehatanPerubahan perilaku kesehatan
Perubahan perilaku kesehatannur intan
 
AJ PROMKES 2021.pptx
AJ PROMKES 2021.pptxAJ PROMKES 2021.pptx
AJ PROMKES 2021.pptxYuccaChannel
 
Model dan nilai promosi kesehatan
Model dan nilai promosi kesehatanModel dan nilai promosi kesehatan
Model dan nilai promosi kesehatanom_wiez
 
Model dan nilai promosi kesehatan
Model dan nilai promosi kesehatanModel dan nilai promosi kesehatan
Model dan nilai promosi kesehatanom_wiez
 
pengantar ilmu perilaku kesehatan
pengantar ilmu perilaku kesehatanpengantar ilmu perilaku kesehatan
pengantar ilmu perilaku kesehatanLailaTunnur
 
kul6-171102013449.ppthhhhhhhhhhhhhhhhhhh
kul6-171102013449.ppthhhhhhhhhhhhhhhhhhhkul6-171102013449.ppthhhhhhhhhhhhhhhhhhh
kul6-171102013449.ppthhhhhhhhhhhhhhhhhhhSudeArtYas1
 
Pengantar ilmu perilaku kesehatan masyarakat
Pengantar ilmu perilaku kesehatan masyarakatPengantar ilmu perilaku kesehatan masyarakat
Pengantar ilmu perilaku kesehatan masyarakatAmalia Annisa
 
Perubahan perilaku
Perubahan perilakuPerubahan perilaku
Perubahan perilakuUFDK
 
Teori Health promotion model (HPM)
Teori Health promotion model (HPM) Teori Health promotion model (HPM)
Teori Health promotion model (HPM) ShofiraNabila
 
2861816.pdf.pdf
2861816.pdf.pdf2861816.pdf.pdf
2861816.pdf.pdfElisaike20
 
Ilmu Perilaku sebagai Bagian dari Promosi Kesehatan
Ilmu Perilaku sebagai Bagian dari Promosi KesehatanIlmu Perilaku sebagai Bagian dari Promosi Kesehatan
Ilmu Perilaku sebagai Bagian dari Promosi KesehatanAsyifa Robiatul adawiyah
 
Holistik in nursing
Holistik in nursingHolistik in nursing
Holistik in nursingNursestikes
 
Makalah pengkajian promkes (faktor enabling)
Makalah  pengkajian promkes (faktor enabling)Makalah  pengkajian promkes (faktor enabling)
Makalah pengkajian promkes (faktor enabling)Warnet Raha
 
Makalah pengkajian promkes (faktor enabling)
Makalah  pengkajian promkes (faktor enabling)Makalah  pengkajian promkes (faktor enabling)
Makalah pengkajian promkes (faktor enabling)Septian Muna Barakati
 
J anstar ketikan.docx 111111
J anstar ketikan.docx 111111J anstar ketikan.docx 111111
J anstar ketikan.docx 111111Aji Yasmin
 

Similar to TEORI PERILAKU (20)

Perubahan perilaku kesehatan
Perubahan perilaku kesehatanPerubahan perilaku kesehatan
Perubahan perilaku kesehatan
 
Teori perubahan perilaku
Teori perubahan perilakuTeori perubahan perilaku
Teori perubahan perilaku
 
AJ PROMKES 2021.pptx
AJ PROMKES 2021.pptxAJ PROMKES 2021.pptx
AJ PROMKES 2021.pptx
 
Model dan nilai promosi kesehatan
Model dan nilai promosi kesehatanModel dan nilai promosi kesehatan
Model dan nilai promosi kesehatan
 
Model dan nilai promosi kesehatan
Model dan nilai promosi kesehatanModel dan nilai promosi kesehatan
Model dan nilai promosi kesehatan
 
pengantar ilmu perilaku kesehatan
pengantar ilmu perilaku kesehatanpengantar ilmu perilaku kesehatan
pengantar ilmu perilaku kesehatan
 
Isi makalah promkes
Isi makalah promkesIsi makalah promkes
Isi makalah promkes
 
kul6-171102013449.ppthhhhhhhhhhhhhhhhhhh
kul6-171102013449.ppthhhhhhhhhhhhhhhhhhhkul6-171102013449.ppthhhhhhhhhhhhhhhhhhh
kul6-171102013449.ppthhhhhhhhhhhhhhhhhhh
 
Pengantar ilmu perilaku kesehatan masyarakat
Pengantar ilmu perilaku kesehatan masyarakatPengantar ilmu perilaku kesehatan masyarakat
Pengantar ilmu perilaku kesehatan masyarakat
 
Perilaku kesehatan
Perilaku kesehatanPerilaku kesehatan
Perilaku kesehatan
 
Perubahan perilaku
Perubahan perilakuPerubahan perilaku
Perubahan perilaku
 
Teori Health promotion model (HPM)
Teori Health promotion model (HPM) Teori Health promotion model (HPM)
Teori Health promotion model (HPM)
 
2861816.pdf.pdf
2861816.pdf.pdf2861816.pdf.pdf
2861816.pdf.pdf
 
Ilmu Perilaku sebagai Bagian dari Promosi Kesehatan
Ilmu Perilaku sebagai Bagian dari Promosi KesehatanIlmu Perilaku sebagai Bagian dari Promosi Kesehatan
Ilmu Perilaku sebagai Bagian dari Promosi Kesehatan
 
Holistik in nursing
Holistik in nursingHolistik in nursing
Holistik in nursing
 
Holistik in nursing
Holistik in nursingHolistik in nursing
Holistik in nursing
 
Makalah pengkajian promkes (faktor enabling)
Makalah  pengkajian promkes (faktor enabling)Makalah  pengkajian promkes (faktor enabling)
Makalah pengkajian promkes (faktor enabling)
 
Makalah pengkajian promkes (faktor enabling)
Makalah  pengkajian promkes (faktor enabling)Makalah  pengkajian promkes (faktor enabling)
Makalah pengkajian promkes (faktor enabling)
 
J anstar ketikan.docx 111111
J anstar ketikan.docx 111111J anstar ketikan.docx 111111
J anstar ketikan.docx 111111
 
Makalah pengkajian promkes AKPER PEMKAB MUNA
Makalah  pengkajian promkes   AKPER PEMKAB MUNA Makalah  pengkajian promkes   AKPER PEMKAB MUNA
Makalah pengkajian promkes AKPER PEMKAB MUNA
 

Recently uploaded

MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 

Recently uploaded (20)

MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 

TEORI PERILAKU

  • 2. STIMULUS ORGANISME RESPONS TERTUTUP : -Pengetahuan -Sikap RESPONS TERBUKA : -Praktik / Tindakan
  • 4. PERILAKU KESEHATAN ( Healthy Behavior ) Adalah : Respons seseorang terhadap stimulus atau objek yg berkaitan  Sehat – Sakit, Penyakit, Faktor yg mempengaruhi Kesehatan
  • 5. Klasifikasi Perilaku Kesehatan (Becker, 1979) : 1. Healthy Behavior  aktivitas yg berkaitan dgn upaya mempertahankan & meningkatkan kesehatan 2. Illness Behavior  aktivitas seseorang / keluarganya yg sakit dan/atau terkena masalah kesehatan u/ mengatasinya 3. The Sick Role Behavior  orang sakit punya peran (role), hak (rights) & kewajiban (obligation)
  • 6. DOMAIN PERILAKU (Bloom, 1908) : Knowledge Attitude Pratice Tahu Pemahaman Aplikasi Analisis Perpaduan Evaluasi Menerima Menanggapi Menghargai Bertanggung jawab Respon Terpandu Mekanisme Adopsi
  • 7. PENGUKURAN & INDIKATOR PERILAKU KESEHATAN 1. Health Knowledges  pengetahuan ttg cara-cara memelihara kesehatan 2. Health Attitude  pendapat/penilaian thp hal-hal yg berkaitan pemeliharaan kesehatan 3. Health Practice  kegiatan / aktivitas dlm rangka memelihara kesehatannya
  • 8. TEORI-TEORI PERILAKU KESEHATAN  Perilaku manusia merupakan resultan dari berbagai faktor, baik internal maupun eksternal  Faktor determinan perilaku manusia luas, namun beberapa ahli mencoba merumuskan teori terbentuknya perilaku manusia  Teori perilaku manusia yang akan kita bahas kali ini adalh : Teori ABC, Reason Action, “PRECED- PROCEED”, Behavior intention, Thoughs and Feeling, Health Belief Model
  • 9. 1.TEORI ABC (Sulzer, Azaroff, Mayer : 1977 )  Menurut teori ini perilaku manusia merupakan sutu proses sekaligus hasil interaksi antara : Antecedent Behavior Consequences Antecedent : trigger, bisa alamiah ataupun man made  Behavior : reaksi terhadap antecedent  Consequences : bisa positif( menerima), atau negatif ( menolak ) Contoh:  Penyuluhan di Posyandu tentang bagaimana agar anak mau makan banyak, salah satunya dengan membuat tampilan makanan menarik (A), Ibu membuat tampilan makanan semenarik mungkin ( B ),Anak mau makan banyak ( C )
  • 10. ANALISIS PERILAKU TERAPAN ABC (Antecedent - Behavior - Consequence)
  • 11. ANALISIS PERILAKU TERAPAN 1.ANTESEDEN adalah peristiwa lingkungan yang membentuk tahap atau pemicu perilaku.
  • 13. 2.KONSEKUENSI adalah peristiwa lingkungan yang mengikuti sebuah perilaku, yang juga menguatkan, melemahkan atau menghentikan suatu perilaku atau cenderung mengulangi perilaku-perilaku yang membawa hasil- hasil positif dan menghindari perilaku-perilaku yang memberilakan hasil-hasil negatif.
  • 15. RANTAI A-B-C, Hubungan antara peristiwa- peristiwa lingkungan dengan perilaku sering disebut sebagai rantai A-B-C (antecedent–behavior-consequence).
  • 17. Ciri-ciri Konsekuen untuk kesehatan : •Konsekuen yang segera mengikuti perilaku, jauh lebih kuat mempengaruhi perilaku daripada yang tertunda •Makin menonjol, relevan, penting dan bermakna bagi individu, konsekuen makin berguna •Konsekuen yang kongkret lebih berdayaguna daripada abstrak •Satu kali perilaku berhasil dipelajari, maka konsekuen yang menyenangkan tidak perlu mengikuti setiap kejadian untuk memelihara perilaku
  • 18. Keterkaitan-keterkaitan dalam rantai A-B-C, program komunikasi yang paling berdaya guna adalah progranm yang memperkuat keterkaitan antara anteseden, pelaksanaan perilaku dan konsekuensinya. 1.Strategi mampu memasarkan konsekuen 2.Strategi bisa menjanjikan konsekuen yang menyenangkan 3.Strategi mampu mengajarkan kepada yang lain bagaimana memantapkan perilaku
  • 19. 5. Konsep-konsep lain yang berguna Aprokimasi Pembentukan Pemudaran Defisit keterampilan versus defisit kinerja Kondisi saat belajar versus kondisi pemeliharaan
  • 20. 6.Karakteristik program-program yang menerapkan analisis perilaku program-program tersebut akan memusatkan pada perilaku-perilaku yang dapat diobservasi. program-program tersebut akan menyusun baik bagi upaya-upaya pengubahan maupun pemeliharaan perilaku.
  • 21. program-program tersebut akan mengalihkan penekanan strategi komunikasi dari strategi anteseden menjadi strategi konsekuens. program-program tersebut akan mengakomodasikan kompleksitas praktik kesehatan dalam rancangan programnya.
  • 22. Mengurangi konsekuens negatif saluran-saluran komunikasi juga dapat dipakai untuk mengurangi konsekuens negatif dalam perilaku sasaran. Meningkatkan daya tonjol dari konsekuens teknologi dan perilaku yang diperlukan bagi kelangsungan hidup anak semakin berkembang, perilaku baru menghasilkan konsekuens - konsekuens baru dan komunikator sering perlu menonjolkan konsekuens yang relatif tidak diketahui.
  • 23. MANFAAT SALURAN-SALURAN KOMUNIKASI DALAM RANTAI A-B-C Saluran komunikasi berfungsi dalam memicu, membentuk dan menghargai perilaku-perilaku sasaran, khususnya dengan mempertimbangkan karakteristik demografi dan sosioekonomi populasi di negara berkembang.
  • 25. 2. TEORI“REATION ACTION” (FESBEIN &AJZEN :1980 )  Teori ini menekankan pentingnya “intention”/niat sebagai faktor penentu perilaku Niat itu sendiri ditentukan oleh :sikap  norma subjektif  pengendalian perilaku Contoh : Seorang ibu yang mau mengimunisasikan anaknya didasari niat, dimana niat itu ditentukan oleh sikap ibu yang setuju dengan imunisasi, keyakinan ibu akan perilaku yang diambil dan sudah siap bila anaknya panas setelah diimunisasi.
  • 26. 3.TEORI PRECED-PROCEED ( Lawrence Green : 1991 ) Perilaku kesehatan ditentukan oleh faktor : Predisposing factors, terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai Enabling factors, tersedianya atau tidak tersedianya fasilitas Reinforcing factors, terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau dari kelompok referensi dari perilaku masyarakat
  • 27. Teori Lawrence Green 1. Predisposing Factors  faktor mempermudah/mempredesposisi tjd perilaku (Pengetahuan, sikap, nilai2 dll) 2. Enabling Factors  faktor2 pemungkin / memfasilitasi perilaku 3. Reinforcing Factors  faktor2 penguat yg mendorong terjadinya perilaku B = F (Pf, Ef, Rf)
  • 28. Contoh :  Seorang bapak mau membangun WC yang sebelumnya masih BAB di sungai karena :Ia tahu BAB di jamban lebih sehat( Pf)  Ia punya bahan bangunan untuk memebangun WC( Ef )  Ada surat edaran dari Pak Lurah agar setiap kelurga mempunyai WC ( Rf)  Secarq matematis : B = f ( Pf, Ef, Rf )
  • 29. INTENTION ( Snehendu Kar : 1980 )  Menurut teori ini, perilaku kesehatan merupakan fungsi dari :Behavior intention  Social support  Accessibility to information  Personal autonomy  Action situation  B = f ( BI, SS, AI, PA, AS )
  • 30. Contoh:  Seorang ibu melahirkan di dukun yang belum mengikuti pelatihan asuhan persalinan normal, bukan di tenaga medis terlatih, mungkin dikarenakan : Tidak ada niat melahirkan di bidan(BI)  Tidak ada tetangganya yang melahirkan di bidan(SC)  Tidak mendapat informasi persalinan yang sehat(AI)  Tidak bebas menentukan, takut mertua(PA)  Kondisi jauh dari puskemas(AS)
  • 31. 5. TEORI“THOUGHT AND FEELING” ( WHO:1984)  Menurut teori ini perilaku kesehatan seseorang ditentukan oleh : Thoughts and feeling  Personal reference  Resources  Culture B = f ( TF, PR, R, C )
  • 32. Contoh :  Seorang ibu habis melahirkan tidak mau menyusui anaknya, karena dia punya keyakinan kalau payudaranya akan hilang keindahannya bila menyusui (TF), atau karena artis yang diidolakannya tidak menyusui sehingga dia mengikuti (PR), atau karena harus bekerja, tidak ada waktu untuk menyusui (R), atau karena kebudayaan di daerah ibu tersebut lebih keren kalau memberi susu formula daripada ASI, makin mahal harga susu maka status sosial makin naik (C).
  • 33. TEORI-TEORI PERUBAHAN PERILAKU KESEHATAN  Teori perubahan perilaku kesehatan ini penting dalam promosi kesehatan yang bertujuan “behavior change” Perubahan perilaku ini diarahkan untuk :mengubah perilaku negatif ( tidak sehat ) menjadi perilaku positif ( sesuai dengan nilai-nilai kesehatan )  pembentukan atau pengembangan perilaku sehat  memelihara perilaku yang sudah positif  Teori-teori yang akan kita bahas adalah : Teori
  • 34. TEORI PERUBAHAN PERILAKU KESEHATAN  Menurut teori ini, penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung kepada kualitas rangsang( stimulus ) yang berkomunikasi dengan organisme. Perilaku dapat berubah hanya apabila stimulus yang diberikan benar-benar melebihi dari stimulus semula (mampu meyakinkan). Karena itu kualitas dari sumber komunikasi sangat menentukan keberhasilan perubahan perilaku, misalnya gaya bicara, kredibilitas pemimpin kelompok, dsb
  • 35. DISSONANCE THEORY(FESTINGER :1957)  Ada suatu keadaan cognitive dissonance yang merupakan ketidakseimbangan psikologis, yang diliputi oleh ketegangan diri yang berusaha untuk mencapai keseimbangan kembali.Dissonance tejadi karena dalam diri individu terdapat elemen kognisi yang bertentangan, pengetahuan, pendapat atau keyakinan. Apabila terjadi penyesuaian secara kognitif, akan ada perubahan sikap yang berujung perubahan perlaku.
  • 36. Contoh :  Orang yang merokok merasa resah, dia tahu bahaya merokok tapi merasa bukan laki-laki kalau tidak merokok (dissonance). Akhirnya dia memutuskan kalau kejantanan seseorang bukan hanya dari merokok, tapi dari banyak hal.Akhirnya dia memutuskan berhenti merokok (consonance).
  • 37. TEORI FUNGSI ( Katz : 1960 )  Meurut teori ini perilaku mempunyai fungsi :instrumental  defence mechanism  penerima objek dan pemberi arti  nilai ekspresif  Perubahan perilaku individu tergantung kebutuhan Stimulus yang dapat memberi perubahan perilaku individu adalah stimulus yang dapat dimengerti dalam konteks kebutuhan orang tersebut.
  • 38. TEORI KURT LEWIN (1970)  Menurut Kurt Lewin, perilaku manusia adalah suatu keadaan seimbang antara driving forces (kekuatan-kekuatan pendorong) dan restrining forces (kekuatan-kekuatan penahan). Perilaku dapat berubah apabila terjadi ketidakseimbangan antara kedua kekuatan tersebut. Ada tiga kemungkinan terjadinya perubahan perilaku :
  • 39.  Kekuatan pendorong, kekuatan penahan tetap perilaku baru Contoh : seseorang yang punya saudara dengan penyakit kusta sebelumnya tidak mau memeriksakan saudaranya karena malu dikira penyakit keturunan, dapat berubah perilakunya untuk memeriksakan saudaranya ke puskesmas karena adanya penyuluhan dari petugas kesehatan terdekat tentang pentingnya deteksi dini kusta.
  • 40.  Kekuatan penahan, pendorong tetap perilaku baru Misalnya pada contoh di atas , dengan memberi pengertian bahwa kusta bukan penyakit keturunan, maka kekuatan penahan akan melemah dan terjad perubahan perilaku  Kekuatan penahan, pendorong, perubahan perilaku. Misalnya pada contoh di atas dua-duanya dilakukan.
  • 41.  BENTUK PERUBAHAN PERILAKU Menurut WHO, perubahan perilaku dikelompokkan menjadi tiga :Natural change, Sebagian perubahan perilaku manusia karena kejadian alamiah Planned change, Perubahan perilaku karena memang direncanakan sendiri Readiness to Change, Kesediaan untuk berubah terhadap hal-hal baru.
  • 42. STRATEGI PERUBAHAN PERILAKU (WHO)  Menggunakan kekuatan (Enforcement)  Menggunakan kekuatan peraturan atau hukum (Regulation)  Pendidikan (Education)
  • 45. 5. Teori WHO 1. Thoughts and Feeling (Pemikiran & Perasaan) 2. Personnal References (Referensi seseoarang) 3. Resources (Ketersediaan Sumber Daya) 4. Culture (Sosio Budaya) B = F (Tf, Pr, R, C)
  • 46. Tahap Sensitisasi  Tujuan  memberikan informasi & kesadaran pd masyarakat berkaitan dgn kesehatan  Tdk memberikan peningkatan/penjelasan pengetahuan  Tdk mengarah pd perubahan sikap  Belum merubah perilaku ttt  Bentuk kegiatan  radio spot, poster, selebaran dll
  • 47. Tahap Edukasi  Tujuan  meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap serta mengarahkan kepada perilaku yg diinginkan oleh kegiatan/program  Bentuk kegiatan  Metode Belajar Mengajar
  • 48. Tahap Motivasi  Lanjutan tahap Edukasi  Tujuan  Perorangan atau Masyarakat yg benar- benar merubah perilaku negatif menjadi perilaku positif berhubungan dgn kesehatan
  • 49.  Kerentanan terhadap penyakit  Tingkat keparahan penyakit  Biaya Percieved of Threats (Persepsi tentang Ancaman)
  • 50. Threats (ancaman)  Ancaman mendorong individu melakukan tindakan pencegahan atau penyembuhan penyakit  Namun ancaman yang terlalu besar malah menimbulkan ketakutan yang menghambat melakukan tindakan karena merasa tidak berdaya (pasrah)
  • 51.  Guna mengurangi ancaman, ditawarkan suatu alternatif tindakan oleh petugas kesehatan  Apakah individu menyetujui atau tidak alternatif tindakan tersebut tergantung persepsi tentang manfaat dan hambatan pelaksanaannya
  • 52. The Benefits Involved in Carrying Out the Behaviour (persepsi tentang manfaat yang dirasakan jika berubah perilakunya)  Seseorang tidak akan menerima tindakan kesehatan yang dianjurkan kepadanya kecuali bila ia yakin bahwa tindakan tersebut dapat mengurangi ancaman penyakit atau menguntungkan.  Stopping smoking will save me money
  • 53. Cues to action (Isyarat terhadap Tindakan  Mempengaruhi seseorang dalam mendapatkan pengertian yang benar tantang kerentanan, kegawatan, dan kerugian dari tindakan pencegahan dan pengobatan yang dilakukan, bisa berasal dari faktor internal maupun eksternal.  Cues to action  Internal ( The symptom of breathlessness)  External ( Information from leaflet)
  • 54. Kesiapan Individu untuk Melakukan Tindakan  Kesiapan individu tinggi bila  Manfaat > hambatan  Kesiapan individu rendah bila  Manfaat < hambatan  Jika manfaat dan hambatan tinggi, konflik akan sulit dipecahkan
  • 55. Variabel lain: Demografi, Psikologi Sosial dan Struktural  Peran : Menyiapkan kondisi, baik persepsi individu maupun manfaat yang dirasakan dari tindakan preventif.