4. PERILAKU KESEHATAN
( Healthy Behavior )
Adalah : Respons seseorang terhadap stimulus atau
objek yg berkaitan
Sehat – Sakit, Penyakit, Faktor yg mempengaruhi
Kesehatan
5. Klasifikasi Perilaku Kesehatan
(Becker, 1979) :
1. Healthy Behavior aktivitas yg berkaitan dgn
upaya mempertahankan & meningkatkan
kesehatan
2. Illness Behavior aktivitas seseorang /
keluarganya yg sakit dan/atau terkena masalah
kesehatan u/ mengatasinya
3. The Sick Role Behavior orang sakit punya
peran (role), hak (rights) & kewajiban (obligation)
7. PENGUKURAN & INDIKATOR
PERILAKU KESEHATAN
1. Health Knowledges pengetahuan ttg cara-cara
memelihara kesehatan
2. Health Attitude pendapat/penilaian thp hal-hal
yg berkaitan pemeliharaan kesehatan
3. Health Practice kegiatan / aktivitas dlm rangka
memelihara kesehatannya
8. TEORI-TEORI PERILAKU KESEHATAN
Perilaku manusia merupakan resultan dari
berbagai faktor, baik internal maupun eksternal
Faktor determinan perilaku manusia luas, namun
beberapa ahli mencoba merumuskan teori
terbentuknya perilaku manusia
Teori perilaku manusia yang akan kita bahas kali
ini adalh : Teori ABC, Reason Action, “PRECED-
PROCEED”, Behavior intention, Thoughs and
Feeling, Health Belief Model
9. 1.TEORI ABC (Sulzer, Azaroff, Mayer :
1977 )
Menurut teori ini perilaku manusia merupakan sutu
proses sekaligus hasil interaksi antara :
Antecedent Behavior Consequences
Antecedent : trigger, bisa alamiah ataupun man
made
Behavior : reaksi terhadap antecedent
Consequences : bisa positif( menerima), atau negatif
( menolak )
Contoh:
Penyuluhan di Posyandu tentang bagaimana agar
anak mau makan banyak, salah satunya dengan
membuat tampilan makanan menarik (A), Ibu
membuat tampilan makanan semenarik mungkin ( B
),Anak mau makan banyak ( C )
13. 2.KONSEKUENSI
adalah peristiwa lingkungan yang mengikuti sebuah
perilaku, yang juga menguatkan, melemahkan atau
menghentikan suatu perilaku atau cenderung
mengulangi perilaku-perilaku yang membawa hasil-
hasil positif dan menghindari perilaku-perilaku yang
memberilakan hasil-hasil negatif.
15. RANTAI A-B-C,
Hubungan antara peristiwa-
peristiwa lingkungan dengan
perilaku sering disebut sebagai
rantai A-B-C
(antecedent–behavior-consequence).
17. Ciri-ciri Konsekuen untuk kesehatan :
•Konsekuen yang segera mengikuti perilaku, jauh lebih kuat
mempengaruhi perilaku daripada yang tertunda
•Makin menonjol, relevan, penting dan bermakna bagi
individu, konsekuen makin berguna
•Konsekuen yang kongkret lebih berdayaguna daripada
abstrak
•Satu kali perilaku berhasil dipelajari, maka konsekuen yang
menyenangkan tidak perlu mengikuti setiap kejadian untuk
memelihara perilaku
18. Keterkaitan-keterkaitan dalam rantai A-B-C,
program komunikasi yang paling berdaya guna
adalah progranm yang memperkuat keterkaitan
antara anteseden, pelaksanaan perilaku dan
konsekuensinya.
1.Strategi mampu memasarkan konsekuen
2.Strategi bisa menjanjikan konsekuen yang
menyenangkan
3.Strategi mampu mengajarkan kepada yang lain
bagaimana memantapkan perilaku
19. 5. Konsep-konsep lain yang berguna
Aprokimasi
Pembentukan
Pemudaran
Defisit keterampilan versus defisit kinerja
Kondisi saat belajar versus kondisi pemeliharaan
20. 6.Karakteristik program-program yang
menerapkan analisis perilaku
program-program tersebut akan memusatkan pada
perilaku-perilaku yang dapat diobservasi.
program-program tersebut akan menyusun baik
bagi upaya-upaya pengubahan maupun
pemeliharaan perilaku.
21. program-program tersebut akan
mengalihkan penekanan strategi
komunikasi dari strategi anteseden
menjadi strategi konsekuens.
program-program tersebut akan
mengakomodasikan kompleksitas
praktik kesehatan dalam rancangan
programnya.
22. Mengurangi konsekuens negatif
saluran-saluran komunikasi juga dapat dipakai untuk
mengurangi konsekuens negatif dalam perilaku
sasaran.
Meningkatkan daya tonjol dari konsekuens
teknologi dan perilaku yang diperlukan bagi
kelangsungan hidup anak semakin berkembang,
perilaku baru menghasilkan konsekuens -
konsekuens baru dan komunikator sering perlu
menonjolkan konsekuens yang relatif tidak diketahui.
23. MANFAAT SALURAN-SALURAN
KOMUNIKASI DALAM RANTAI A-B-C
Saluran komunikasi berfungsi dalam memicu,
membentuk dan menghargai perilaku-perilaku
sasaran, khususnya dengan mempertimbangkan
karakteristik demografi dan sosioekonomi populasi di
negara berkembang.
25. 2. TEORI“REATION ACTION” (FESBEIN
&AJZEN :1980 )
Teori ini menekankan pentingnya “intention”/niat
sebagai faktor penentu perilaku
Niat itu sendiri ditentukan oleh :sikap
norma subjektif
pengendalian perilaku
Contoh : Seorang ibu yang mau mengimunisasikan
anaknya didasari niat, dimana niat itu ditentukan
oleh sikap ibu yang setuju dengan imunisasi,
keyakinan ibu akan perilaku yang diambil dan
sudah siap bila anaknya panas setelah
diimunisasi.
26. 3.TEORI PRECED-PROCEED ( Lawrence Green :
1991 )
Perilaku kesehatan ditentukan oleh faktor :
Predisposing factors, terwujud dalam pengetahuan,
sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai Enabling factors,
tersedianya atau tidak tersedianya fasilitas Reinforcing
factors, terwujud dalam sikap dan perilaku petugas
kesehatan atau dari kelompok referensi dari perilaku
masyarakat
27. Teori Lawrence Green
1. Predisposing Factors faktor
mempermudah/mempredesposisi tjd perilaku
(Pengetahuan, sikap, nilai2 dll)
2. Enabling Factors faktor2 pemungkin /
memfasilitasi perilaku
3. Reinforcing Factors faktor2 penguat yg
mendorong terjadinya perilaku
B = F (Pf, Ef, Rf)
28. Contoh :
Seorang bapak mau membangun WC yang
sebelumnya masih BAB di sungai karena :Ia tahu
BAB di jamban lebih sehat( Pf)
Ia punya bahan bangunan untuk memebangun
WC( Ef )
Ada surat edaran dari Pak Lurah agar setiap
kelurga mempunyai WC ( Rf)
Secarq matematis : B = f ( Pf, Ef, Rf )
29. INTENTION
( Snehendu Kar : 1980 )
Menurut teori ini, perilaku kesehatan merupakan
fungsi dari :Behavior intention
Social support
Accessibility to information
Personal autonomy
Action situation
B = f ( BI, SS, AI, PA, AS )
30. Contoh:
Seorang ibu melahirkan di dukun yang belum
mengikuti pelatihan asuhan persalinan normal,
bukan di tenaga medis terlatih, mungkin
dikarenakan :
Tidak ada niat melahirkan di bidan(BI)
Tidak ada tetangganya yang melahirkan di
bidan(SC)
Tidak mendapat informasi persalinan yang
sehat(AI)
Tidak bebas menentukan, takut mertua(PA)
Kondisi jauh dari puskemas(AS)
31. 5. TEORI“THOUGHT AND FEELING”
( WHO:1984)
Menurut teori ini perilaku kesehatan seseorang
ditentukan oleh :
Thoughts and feeling
Personal reference
Resources
Culture
B = f ( TF, PR, R, C )
32. Contoh :
Seorang ibu habis melahirkan tidak mau
menyusui anaknya, karena dia punya keyakinan
kalau payudaranya akan hilang keindahannya
bila menyusui (TF), atau karena artis yang
diidolakannya tidak menyusui sehingga dia
mengikuti (PR), atau karena harus bekerja, tidak
ada waktu untuk menyusui (R), atau karena
kebudayaan di daerah ibu tersebut lebih keren
kalau memberi susu formula daripada ASI, makin
mahal harga susu maka status sosial makin naik
(C).
33. TEORI-TEORI PERUBAHAN PERILAKU
KESEHATAN
Teori perubahan perilaku kesehatan ini penting
dalam promosi kesehatan yang bertujuan
“behavior change”
Perubahan perilaku ini diarahkan
untuk :mengubah perilaku negatif ( tidak sehat )
menjadi perilaku positif ( sesuai dengan nilai-nilai
kesehatan )
pembentukan atau pengembangan perilaku sehat
memelihara perilaku yang sudah positif
Teori-teori yang akan kita bahas adalah : Teori
34. TEORI PERUBAHAN PERILAKU KESEHATAN
Menurut teori ini, penyebab terjadinya perubahan
perilaku tergantung kepada kualitas
rangsang( stimulus ) yang berkomunikasi dengan
organisme. Perilaku dapat berubah hanya apabila
stimulus yang diberikan benar-benar melebihi dari
stimulus semula (mampu meyakinkan). Karena
itu kualitas dari sumber komunikasi sangat
menentukan keberhasilan perubahan perilaku,
misalnya gaya bicara, kredibilitas pemimpin
kelompok, dsb
35. DISSONANCE THEORY(FESTINGER :1957)
Ada suatu keadaan cognitive dissonance yang
merupakan ketidakseimbangan psikologis, yang
diliputi oleh ketegangan diri yang berusaha untuk
mencapai keseimbangan kembali.Dissonance
tejadi karena dalam diri individu terdapat elemen
kognisi yang bertentangan, pengetahuan,
pendapat atau keyakinan. Apabila
terjadi penyesuaian secara kognitif, akan ada
perubahan sikap yang berujung perubahan
perlaku.
36. Contoh :
Orang yang merokok merasa resah, dia tahu
bahaya merokok tapi merasa bukan laki-laki
kalau tidak merokok (dissonance). Akhirnya dia
memutuskan kalau kejantanan seseorang bukan
hanya dari merokok, tapi dari banyak
hal.Akhirnya dia memutuskan berhenti merokok
(consonance).
37. TEORI FUNGSI ( Katz : 1960 )
Meurut teori ini perilaku mempunyai
fungsi :instrumental
defence mechanism
penerima objek dan pemberi arti
nilai ekspresif
Perubahan perilaku individu tergantung
kebutuhan
Stimulus yang dapat memberi perubahan perilaku
individu adalah stimulus yang dapat dimengerti
dalam konteks kebutuhan orang tersebut.
38. TEORI KURT LEWIN (1970)
Menurut Kurt Lewin, perilaku manusia adalah
suatu keadaan seimbang antara driving forces
(kekuatan-kekuatan pendorong) dan restrining
forces (kekuatan-kekuatan penahan). Perilaku
dapat berubah apabila terjadi ketidakseimbangan
antara kedua kekuatan tersebut. Ada tiga
kemungkinan terjadinya perubahan perilaku :
39. Kekuatan pendorong, kekuatan penahan tetap
perilaku baru
Contoh : seseorang yang punya saudara dengan
penyakit kusta sebelumnya tidak mau
memeriksakan saudaranya karena malu dikira
penyakit keturunan, dapat berubah perilakunya
untuk memeriksakan saudaranya ke puskesmas
karena adanya penyuluhan dari petugas
kesehatan terdekat tentang pentingnya deteksi
dini kusta.
40. Kekuatan penahan, pendorong tetap perilaku
baru
Misalnya pada contoh di atas , dengan memberi
pengertian bahwa kusta bukan penyakit
keturunan, maka kekuatan penahan akan
melemah dan terjad perubahan perilaku
Kekuatan penahan, pendorong, perubahan
perilaku.
Misalnya pada contoh di atas dua-duanya
dilakukan.
41. BENTUK PERUBAHAN PERILAKU
Menurut WHO, perubahan perilaku
dikelompokkan menjadi tiga :Natural change,
Sebagian perubahan perilaku manusia karena
kejadian alamiah
Planned change, Perubahan perilaku karena
memang direncanakan sendiri
Readiness to Change, Kesediaan untuk berubah
terhadap hal-hal baru.
42. STRATEGI PERUBAHAN PERILAKU (WHO)
Menggunakan kekuatan (Enforcement)
Menggunakan kekuatan peraturan atau hukum
(Regulation)
Pendidikan (Education)
45. 5. Teori WHO
1. Thoughts and Feeling (Pemikiran & Perasaan)
2. Personnal References (Referensi seseoarang)
3. Resources (Ketersediaan Sumber Daya)
4. Culture (Sosio Budaya)
B = F (Tf, Pr, R, C)
46. Tahap Sensitisasi
Tujuan memberikan informasi & kesadaran pd
masyarakat berkaitan dgn kesehatan
Tdk memberikan peningkatan/penjelasan
pengetahuan
Tdk mengarah pd perubahan sikap
Belum merubah perilaku ttt
Bentuk kegiatan radio spot, poster, selebaran
dll
47. Tahap Edukasi
Tujuan meningkatkan pengetahuan,
mengubah sikap serta mengarahkan kepada
perilaku yg diinginkan oleh kegiatan/program
Bentuk kegiatan Metode Belajar Mengajar
48. Tahap Motivasi
Lanjutan tahap Edukasi
Tujuan Perorangan atau Masyarakat yg benar-
benar merubah perilaku negatif menjadi perilaku
positif berhubungan dgn kesehatan
49. Kerentanan terhadap penyakit
Tingkat keparahan penyakit
Biaya
Percieved of Threats
(Persepsi tentang Ancaman)
50. Threats (ancaman)
Ancaman mendorong individu melakukan
tindakan pencegahan atau penyembuhan
penyakit
Namun ancaman yang terlalu besar malah
menimbulkan ketakutan yang menghambat
melakukan tindakan karena merasa tidak
berdaya (pasrah)
51. Guna mengurangi ancaman, ditawarkan suatu
alternatif tindakan oleh petugas kesehatan
Apakah individu menyetujui atau tidak alternatif
tindakan tersebut tergantung persepsi tentang
manfaat dan hambatan pelaksanaannya
52. The Benefits Involved in Carrying Out
the Behaviour (persepsi tentang manfaat
yang dirasakan jika berubah perilakunya)
Seseorang tidak akan menerima tindakan
kesehatan yang dianjurkan kepadanya kecuali bila
ia yakin bahwa tindakan tersebut dapat mengurangi
ancaman penyakit atau menguntungkan.
Stopping smoking will save me money
53. Cues to action
(Isyarat terhadap Tindakan
Mempengaruhi seseorang dalam mendapatkan
pengertian yang benar tantang kerentanan,
kegawatan, dan kerugian dari tindakan
pencegahan dan pengobatan yang dilakukan, bisa
berasal dari faktor internal maupun eksternal.
Cues to action
Internal ( The symptom of breathlessness)
External ( Information from leaflet)
54. Kesiapan Individu untuk Melakukan
Tindakan
Kesiapan individu tinggi bila
Manfaat > hambatan
Kesiapan individu rendah bila
Manfaat < hambatan
Jika manfaat dan hambatan tinggi, konflik akan
sulit dipecahkan
55. Variabel lain: Demografi, Psikologi
Sosial dan Struktural
Peran : Menyiapkan kondisi, baik persepsi individu
maupun manfaat yang dirasakan dari tindakan
preventif.