SlideShare a Scribd company logo
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perilaku dari pandangan biologis adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme
yang bersangkutan. Jadi, perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu aktivitas dari
manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, perilaku manusia itu mempunyai bentangan yang
sangat luas, mencakup: berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian, dan sebagainya. Bahkan
kegiatan internal (internal activity) seperti berpikir, persepsi dan emosi juga merupakan
perilaku manusia. Untuk kepentingan kerangka analisis dapat dikatakan bahwa perilaku
adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung
atau secara tidak langsung.
Perilaku dan gejala perilaku yang tampak pada kegiatan organisme tersebut secara
umum dipengaruhi oleh faktor genetik (keturunan) dan lingkungan. Hereditas atau faktor
keturunan adalah konsepsi dasar atau modal untuk perkembangan perilaku makhluk hidup
itu untuk selanjutnya. Sedangkan lingkungan adalah kondisi atau lahan untuk
perkembangan perilaku tersebut. Namun di dalam proses pembentukan atau perubahan
perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam dan dari luar individu
itu sendiri. Faktor-faktor itu disebut determinan perilaku yang antara lain yaitu persepsi,
motivasi, proses belajar, lingkungan dan sebagainya.
Terdapat banyak teori dari para ahli yang menjelaskan tentang determinan perilaku
manusia. Dalam teori-teori tersebut para ahli memaparkan pendapatnya tentang bagaimana
suatu perilaku terbentuk dan faktor apa saja yang mempengaruhi. Dalam makalah ini yang
akan dibahas lebih dalam adalah mengenai determinan perilaku kesehatan.
B. Perumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan determinan perilaku kesehatan?
2. Bagaimanakah Teori Laurence Green?
3. Bagaimanakah Teori Snehandu B. Karr?
4. Bagaimanakah Teori WHO?
2
C. Tujuan Penulisan
Atas dasar rumusan masalah di atas, Penulisan ini bertujuan;
1. Untuk mengetahui defenisi determinan perilaku kesehatan
2. Untuk mengetahui Teori Laurence Green
3. Untuk mengetahui Teori Snehandu B. Karr
4. Untuk mengetahui Teori WHO
D. Manfaat penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Dapat menambah wawasan kami dan khalayak tentang defenisi determinan perilaku
kesehatan
2. Dapat mengetahui lebih jelas mengenai teori-teori dalam determinan perilaku
kesehatan yaitu Teori Laurence Green, Teori Snehandu B. Karr dan Teori WHO
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Determinan Perilaku Kesehatan
Perilaku adalah hasil atau resultan antara stimulus (faktor eksternal) dengan respon
(faktor internal) dalam subjek atau orang yang berperilaku tersebut. Faktor yang
menentukan atau membentuk perilaku itu disebut determinan. Jadi determinan perilaku
kesehatan dapat diartikan sebagai faktor-faktor yang membentuk perilaku seseorang atau
masyarakat dalam menjaga atau memelihara kesehatannya.
Banyak teori mengenai determinan perilaku, masing-masing teori mendasarkan pada
asumsi-asumsi yang dibangunnya. Dalam bidang perilaku kesehatan ada 3 teori yang
sering menjadi acuan dalam penelitian-penelitian kesehatan masyarakat. Ketiga teori
tersebut ialah teori Laurence Green, teori Snehendu B. Karr dan teori WHO.
B. Teori Laurence Green
Green (1980) menganalisis perilaku manusia berangkat dari tingkat kesehatan.
Bahwa kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yaitu faktor
perilaku (Behaviour causes) dan faktor diluar perilaku (Non behaviour couses).
Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor utama, yaitu :
1) Faktor-faktor predisposisi (Predisposing factors)
Yaitu faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku
seseorang, antara lain pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, tradisi, nilai-nilai
dan sebagainya. Misalnya seorang ibu mau membawa anaknya ke posyandu karena
ibu tersebut tahu dengan membawa anaknya ke posyandu, maka anaknya akan
memperoleh imunisasi untuk pencegahan penyakit dan sebgainya. Tanpa adanya
pengetahuan-pengetahuan seperti ini mungkin ibu tersebut tidak akan membawa
anaknya ke posyandu.
2) Faktor-faktor pendukung (Enabling factors)
Adalah faktor-faktor yang memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku atau
tindakan. Yang dimaksud dengan faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana atau
fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan misalnya Puskesmas, Posyandu, Rumah
sakit, tempat pembuangan air, tempat pembuangan sampah, tempat olahraga,
4
makanan bergizi, obat-obatan, alat-alat kontrasepsi, uang dan sebagainya. Misalnya
jika sebuah keluarga yang sudah mengetahui masalah kesehatan dan mampu, maka
akan mengupayakan keluarganya tersebut untuk menggunakan air bersih, buang air
besar di WC, makan makanan bergizi dan sebgainya. Namun apabila keluarga
tersebut tidak mampu untuk menyediakan fasilitas itu semua maka akan terpaksa
menggunakan air kotor untuk keperluan sehari-harinya, buang air besar di kali atau di
kebun, makanan seadanya dan lain sebagainya.
3) Faktor-faktor penguat (Reinforcing factors)
Adalah faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku. Faktor ini
terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau dari kelompok referensi
dari perilaku masyarakat. Kadang-kadang, meskipun seseorang tahu dan mampu
untuk berperilaku sehat, tetapi tidak melakukannya. Misalnya seorang ibu hamil tau
manfaat periksa hamil dan di dekat rumahnya ada polindes, ataupun bidan, tetapi ia
tidak mau melakukan periksa hamil, karena ibu lurah dan ibu-ibu tokoh lain tidak
pernah melakukannya namun anaknya tetap sehat. Hal ini berarti, bahwa untuk
berperilaku sehat memerlukan contoh dari para tokoh masyarakat
Dari defenisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku seseorang atau
masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, keyakinan,
kepercayaan, tradisi, nilai-nilai dan sebagainya dari orang atau masyarakat yang
bersangkutan serta contoh dari para tokoh masyarakat di lingkungannya. Disamping itu,
ketersediaan fasilitas dan sikap dan perilaku petugas kesehatan terhadap kesehatan juga
akan mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku.
Secara matematis : determinan perilaku menurut Green itu dapat digambarkan sebagai
berikut:
B = Behavior
F = Fungsi
Pf = Predisposing faktors
Ef = Enabling faktors
Rf = Reinforcing faktors
Contoh :
Seorang bapak mau membangun WC yang sebelumnya masih BAB di sungai karena :
1) Ia tahu BAB di jamban lebih sehat( Pf)
B = ( Pf, Ef, Rf )
5
2) Ia punya bahan bangunan untuk memebangun WC( Ef )
3) Ada surat edaran dari Pak Lurah agar setiap kelurga mempunyai WC ( Rf)
Perilaku manusia sangatlah kompleks dan mempunyai ruang lingkup yang sangat
luas. Bloom (1908), membagi perilaku tersebut ke dalam 3 domain yang terdiri dari
domain kognitif, domain afektif dan domain psikomotor. Dalam perkembangan
selanjutnya oleh para ahli pendidikan dan untuk kepentingan pengukuran hasil pendidikan,
ketiga domain tersebut diukur dari:
 Pengetahuan peserta didik terhadap materi pendidikan yang diberikan (Knowledge).
 Sikap atau anggapan peserta didik terhadap materi pendidikan yang diberikan
(Attitude).
 Praktek atau tindakan yang dilakukan oleh peserta didik sehubungan dengan materi
yang diberikan (Practise).
Terbentuknya suatu perilaku baru, terutama pada orang dewasa, dimulai pada
domain kognitif, dalam arti subyek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa
materi atau obyek diluarnya sehingga menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap
subyek terhadap obyek yang diketahuinya itu. Akhirnya rangsangan yaitu obyek yang
telah diketahui dan disadari sepenuhnya akan menimbulkan respon yang lebih jauh lagi
yaitu berupa tindakan (action) terhadap atau sehubungan dengan stimulus obyek tadi.
Namun demikian di dalam kenyataannya stimulus yang diterima oleh subyek dapat
langsung menimbulkan tindakan. Artinya seseorang dapat bertindak atau berperilaku baru
tanpa terlebih dahulu mengetahui makna dari stimulus yang diterimanya. Dengan kata
lain, tindakan (practise) seseorang tidak harus di dasari oleh pengetahuan dan sikap.
Misalnya perilaku yang didasari oleh paksaan, ikut-ikutan atau karena adanya reward atau
ganjaran.
C. Teori Snehandu B. Karr
Kar mencoba menganalisis perilaku kesehatan dengan bertitik tolak bahwa
perilaku merupakan fungsi dari:
a) Niat sesorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau perawatan
kesehatannya ( behaviour intention ).
6
b) Dukungan sosial dari masyrakat sekitarnya ( social-support).
c) Ada atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas kesehatan
(accessebility of information).
d) Otonomi pribadi yang bersangkutan dalam hal ini mengambil tindakan atau keputusan
Contoh :
Seorang bapak mau membangun WC yang sebelumnya masih BAB di sungai karena :
1. Ia tahu BAB di jamban lebih sehat( Pf)
2. Ia punya bahan bangunan untuk memebangun WC( Ef )
3. Ada surat edaran dari Pak Lurah agar setiap kelurga mempunyai WC ( Rf)
( personal autonomy).
e) Situasi yang memungkinkan untuk bertindak atau tidak bertindak( action
situation).
Uraian diatas dapat dirumuskan sebagai berikut:
B=f(BI, SS, AL, PA, AS)
Keterangan :
B= Behaviour
F= Fungsi
BI= Behaviour Intention
SS= Social Support
AI= Accessebility of Information
PA= Personal Autonomy
AS= Action Situation
Disimpulkan bahwa perilaku kesehatan seseorang atau masyrakat ditentukan oleh
niat orang terhadap objek kesehatan, ada atau tidaknya dukungan dari masyarakat
sekitarnya, ada atau tidaknya informasi tentang kesehatan, kebebasan dari
individu untuk mengambil keputusan/bertindak, dan situasi yang memungkinkan
ia berperilaku/bertindak atau tidak berperilaku/bertindak. Seseorang ibu yang
tidak mau ikut KB, mungkin karena ia tidak ada minat dan niat terhadap KB (
behaviour intention ), atau barangkali juga karena tidak ada dukungan dari
masyrakat sekitarnya ( social-support). Mungkin juga karena kurang atau tidak
memperoleh informasi yang kuat tentang KB (accessebility of information), atau
mungkin ia tidak mempunyai kebebasan untuk menentukan, misalnya harus
tunduk kepada suami, mertuanya atau orang lain yang ia segani ( personal
autonomy). Faktor lain yang mungkin menyebabkan ibu ini tidak iku KB adalah
karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan, misalnya alasan kesehatan
( action situation).
Karr dalam Notoatmodjo (2003), mengidentifikasikan adanya 5 determinan perilaku,
yaitu :
7
1. Adanyaniat(intention) seseoranguntukbertindaksehubungan dengan objek atau stimulus
di luar dirinya. Misalnya, pria mau menggunakan alat kontrasepsi apabila dia memiliki niat
untuk menggunakan alat kontrasepsi tersebut.
2. Adanya dukungan dari masyarakat sekitarnya (social support). Di dalam kehidupan
seseorang di masyarakat, perilaku seseorang cenderung memerlukan legitimasi dari
masyarakatatau orang-orangterdekatdisekitarnya.Apabilaperilakutersebut bertentangan
atau tidak memperoleh dukungan dari masyarakat atau orang sekitarnya, maka orang
tersebutakanmerasakurangatau tidak nyaman. Misalnya, seorang istri tidak memberi izin
kepada suaminya untuk melakukan vasektomi karena takut akan memepengaruhi
kehidupan seks mereka. Hal ini akan membuat pria berfikir kembali untuk melakukan
vasektomi.
3. Terjangkaunya informasi (accessibility of information), adalah tersedianya informasi-
informasi terkait dengan tindakan yang akan diambil oleh seseorang.
4. Adanyaotonomi dankebebasanpribadi (personal autonomy) untukmengambil keputusan.
Di Indonesia,terutamaibu-ibu,kebebasanpribadinyamasih terbatasterutamadi pedesaan.
Seorang istri, dalam pengambilan keputusan masih sangat tergantung kepada suami.
Contohnyauntukpenggunaanalatkontrasepsiseorangistri harusmemperoleh persetujuan
dari suami, dan apabila suami tidak setuju maka istri tidak akan menggunakan alat
kontrasepsi.
5. Adanyakondisi dansituasi yangmemungkinkan (actionsituation).Untuk bertindak apa pun
memang diperlukan suatu kondisi dan situasi yang tepat. Misalnya seorang ibu tidak
menggunakan kontrasepsi karena alasan kesehatannya yang tidak memungkinkan untuk
menggunakan kontrasepsi (action situation).
D. Teori WHO
WHO menganalisis bahwa yang menyebabkan seseorang berperilaku
tertentu adalah :
1. Pemikiran dan perasaan (thought and feeling)
yaitu dalam bentuk pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan dan penilaian
seseorang terhadapobjek (objek kesehatan).
a. Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman
oranglain.
b. Kepercayaan sering atau orang tua, kakek, atau nenek. Seseorang menerima
kepercayaan berdasarkan keyakinan dan tannpa adanya pembuktian terlebih
dahulu.
c. Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek. Sikap
sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau pun dari orng lainyamng paling
dekat.Sikap membuat seseorang mendekati atau menjauhi oranglain
atau objek lain. Sikap positif terhadap tindakan-tindakan kesehatan
tidak selalu terwujud didalam suatu tindakan tergantung pada situasi saatitu, sikap
akan diikuti oleh tindakan mengacu kepada pengalaman oranglain, sikap
diikuti atau tidak diikuti oleh suatu tindakan berdasar pada banyak atau
sedikitnya pengalaman seseorang.
2. Tokoh penting sebagai Panutan. Apabila seseorang itu penting
untuknya,maka apa yang ia katakan atau perbuat cenderung untuk dicontoh.
3. Sumber-sumber daya (resources), mencakup fasilitas, uang, waktu,
tenagadan sebagainya.
8
4. Perilaku normal, kebiasaan, nilai- nilai dan penggunaan
sumber- sumber didalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola
hidup (way of life), yang pada umumnya disebut kebudayaan. Kebudayaan ini
terbentuk dalamwaktu yang lama dan selalu berubah, baik
lambat ataupun cepat sesuaidengan peradapan umat manusiaMenurut
Orem asuhan keperawatan dilakukan dengan keyakinan bahwa setiaporang
mempelajari kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga membantuindividu
memenuhi kebutuhan hidup, memelihara kesehatan dan kesejahteraan.Teori ini
dikenal dengan teori self care(perawatan diri).
Orang dewasa dapat merawat diri mereka sendiri, sedangkan bayi, lansia dan
orang sakit membutuhkan bantuan untuk memenuhi aktivitas self care
mereka.Orem mengklasifikasikan dalam 3 kebutuhan, yaitu:
1. Universal self carerequisites (kebutuhan perawatan diri universal):
kebutuhanyang umumnya dibutuhkan oleh manusia selama siklus kehidupannya
sepertikebutuhan fisiologis dan psikososial termasuk kebutuhan udara, air,
makanan,eliminasi, aktivitas, istirahat, sosial, dan pencegahan bahaya. Hal
tersebutdibutuhkan manusia untuk perkembangan dan pertumbuhan,
penyesuaianterhadap lingkungan, dan lainnya yang berguna bagi kelangsungan
hidupnya.
2. Development self carerequisites(kebutuhan perawatan diri pengembangan)
kebutuhan yang berhubungan dengan pertumbuhan manusia dan
proses perkembangannya, kondisi, peristiwa yang terjadi selama variasi tahap
dalamsiklus kehidupan (misal, bayi prematur dan kehamilan) dan kejadian
yangdapat berpengaruh buruk terhadap perkembangan. Hal ini berguna
untuk meningkatkan proses perkembangan sepanjang siklus hidup.
3. Health deviation self care requisites (kebutuhan perawatan diri
penyimpangankesehatan):
kebutuhan yang berhubungan dengan genetik atauketurunan,kerusakan struktur
manusia, kerusakan atau penyimpanngan cara,struktur norma, penyimpangan
fungsi atau peran dengan pengaruhnya,diagnosa medis dan penatalaksanaan
terukur beserta pengaruhnya, danintegritas yang dapat mengganggu kemampuan
seseorang untuk melakukan self care
.
Tiga jenis kebutuhan tersebut didasarkan oleh beberapa asumsi, yaitu:
1. Human being (Kehidupan manusia): oleh alam, memiliki
kebutuhanumum akan pemenuhan beberapa zat (udara, air, dan makanan) dan
untuk mengelola kondisi kehidupan yang menyokong proses hidup, pembentukan
dan pemeliharaan integritas structural, serta pemeliharaandan peningkatan
integritas fungsional.
2. Perkembangan manusia: dari kehidupan di dalam rahim
hingga pematangan ke dewasaan memerlukan pembentukan dan pemeliharaan
kondisi yang meningkatkan proses pertumbuhan dan perkembangan disetiap
periode dalam daur hidup.
3. Kerusakan genetik maupun perkembangan dan penyimpangan
daristruktur normal dan integritas fungsional serta kesehatan
menimbulkan beberapa persyaratan/permintaan untuk pencegahan, tindakan
pengaturanuntuk mengontrol perluasan dan mengurangi dampaknya.
9
Sedangkan menurut tim ahli WHO merumuskan determinan perilaku ini sangat
sederhana.Merekamengatakanbahwamengapaseseorangberperilaku karena adanya
4 alasan pokok (determinan), yaitu :
1. Pemikiran dan perasaan (thoughts and feeling)
Hasil pemikiran-pemikirandanperasaan-perasaanseseorang,ataulebihtepat diartikan
pertimbangan-pertimbangan pribadi terhadap objek atau stimulus, merupakan modal
awal untuk bertindak atau berperilaku. Seorang istri akan pergi ke Puskesmas untuk
menggunakan alat kontrasepsi, dengan dasar pertimbangan untung ruginya,
manfaatnya, sumber daya atau uang yang tersedia, dan sebagainya.
2. Adanya acuan atau referensi dari seseorang atau pribadi yang dipercayai (personal
references)
Di dalammasyarakatdi manasikap paternalistik masih kuat, maka perubahan perilaku
acuan (referensi) yang pada umumnya adalah para tokoh masyarakat setempat.
Misalnya orang mau menggunakan alat kontrasepsi apabila tokoh masyarakat
disekitarnya sudah terlebih dahulu menggunakan alat kontrasepsi.
3. Sumber daya (resources)
Sumberdayayang tersediamerupakanpendukunguntukterjadinyaperilaku seseorang
atau masyarakat.KalaudibandingkandenganteoriGreen,sumberdaya ini adalah sama
dengan faktor enabling (sarana dan prasarana atau fasilitas). Misalnya seorang ibu
ingin menggunakan alat kontrasepsi tetapi karena fasilitas dan pelayanan kesehatan
yang tidak memadai sehingga ibu tersebut tidak memungkinkan untuk menggunakan
alat kontrasepsi.
4. Sosio budaya (culture)
Sosio budaya setempat biasanya sangat berpengaruh terhadap terbentuknya perilaku
seseorang. Faktor sosio budaya merupakan faktor eksternal untuk terbentuknya
10
perilakuseseorang.Hal ini dapatkitalihatdari perilakutiap-tiapetnisdi Indonesia yang
berbeda-beda,karenamemangmasing-masingetnismempunyai budaya yang berbeda
yang khas. Misalnya suku Batak yang merasa tidak lengkap apabila tidak ada anak laki-
laki.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada hakikatnya, Promosi kesehatan merupakan revitalisasi pendidikan kesehatan
pada masa lalu,di mana dalam konsep promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran
masyarakat dalam hal pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat dalam bidang
kesehatan saja,melainkan juga upaya bagaimana mampu menjembatani adanya perubahan
perilaku seseorang.
Agar proses promosi kesehatan dapat berjalan dengan baik, maka perlu
memperhatikan syarat- syarat tercapainya rencana penyuluhan promosi kesehatan yaitu;
1. Pimpinan program dan pelaksana program mempunyai pengertian dan sikap yang
positif terhadap apa yang akan dilakukan dalam penyuluhan tersebut
2. Para pimpinan memberi dukungan positif
3. Tersedia biaya untuk program penyuluhan tersebut
4. Unit –unit penunjang dalam penyuluhan berfungsi dengan baik
Selain itu penggunaan metode dan media (alat bantu) juga sangat berpengaruh
kepada sikap atau respon masyarakat terhadap program promosi kesehatan. Karena itu
perlu diadakan perencanaan mulai dari program yang akan dilakukan, metode yang
digunakan serta media (alat bantu) yang diperlukan dan kemudian disesuaikan dengan
keadaan masyarakat setempat, sehingga masyarakat dapat menerima pendidikan kesehatan
dengan sukarela juga diharapkan dapat mengaplikasikan materi yang telah diberikan.
11
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan, kami berharap tenaga kesehatan atau analis kesehatan
khususnya Sarjana Kesehatan Masyarakat dapat memberikan informasi mengenai
kesehatan kepada masyarakat dengan sebaik-baiknya, tentunya dengan
mempertimbangkan program yang akan dilakukan, metode yang digunakan serta media
(alat bantu) yang diperlukan demi menunjang program promosi kesehatan.
Kami juga berharap dengan adanya program promosi kesehatan, masyarakat dapat
menjaga kesehatannya serta meningkatkan derajat kesehatannya.
Terima kasih kami ucapkan kepada para pembaca makalah ini semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua. Mungkin makalah ini masih banyak di temukan
kesalahan dan mungkin masih jauh dari sempurna. untuk itu kami memohon kritik dan
sarannya yang bersifat membangun, agar pada kesempatan lain yang akan datang, kami
dapat memperbaikinya menjadi lebih baik.
12
DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo S, 2013, Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya, Rineke Cipta:
Jakarta.
http://sigitpamungkaschand.blogspot.co.id/2014/12/makalah-teori-determinan-
perilaku.html
http://www.landasanteori.com/2015/08/pengertian-perilaku-definisi-determinan.html

More Related Content

What's hot

ruang lingkup epidemiologi
ruang lingkup epidemiologiruang lingkup epidemiologi
ruang lingkup epidemiologi
Putrii Permatasarii
 
Contoh laporan komunitas
Contoh laporan komunitasContoh laporan komunitas
Contoh laporan komunitas
Ns.Heri Saputro
 
Teori health belief model syukur
Teori health belief model syukurTeori health belief model syukur
Teori health belief model syukur
achmad syukkur
 
Toksikologi Industri
Toksikologi IndustriToksikologi Industri
Toksikologi Industri
Al-wariz Kira Kopites
 
Pengaruh Lingkungan Terhadap Kesehatan
Pengaruh Lingkungan Terhadap KesehatanPengaruh Lingkungan Terhadap Kesehatan
Pengaruh Lingkungan Terhadap Kesehatan
jajarM
 
Peranan ekonomi kesehatan dalam perencanaan kesehatan
Peranan ekonomi kesehatan dalam perencanaan kesehatanPeranan ekonomi kesehatan dalam perencanaan kesehatan
Peranan ekonomi kesehatan dalam perencanaan kesehatanGusti Hartanti
 
Program promosi kesehatan di internasional
Program promosi kesehatan di internasional Program promosi kesehatan di internasional
Program promosi kesehatan di internasional Nur Annissa Gyardany
 
Vii pengendalian vektor
Vii  pengendalian vektorVii  pengendalian vektor
Vii pengendalian vektor
AnNo ANdi
 
Askep Demam Thypoid
Askep Demam ThypoidAskep Demam Thypoid
Askep Demam Thypoid
Sri Nala
 
Konsep Advokasi dalam Promosi Kesehatan
Konsep Advokasi dalam Promosi KesehatanKonsep Advokasi dalam Promosi Kesehatan
Konsep Advokasi dalam Promosi Kesehatan
Asyifa Robiatul adawiyah
 
Perilaku abnormal pada anak dan remaja
Perilaku abnormal pada anak dan remajaPerilaku abnormal pada anak dan remaja
Perilaku abnormal pada anak dan remaja
agung faisal
 
Konsep Sehat dan Sakit
Konsep Sehat dan SakitKonsep Sehat dan Sakit
Konsep Sehat dan Sakit
Moch Lutvie
 
Theory of Planned Behavior
Theory of Planned BehaviorTheory of Planned Behavior
Theory of Planned Behavior
mankoma2013
 
Ilmu keperawatan dasar iii
Ilmu keperawatan dasar iiiIlmu keperawatan dasar iii
Ilmu keperawatan dasar iii
STIKES GRAHA MEDIKA
 
Proses Keperawatan: Tahap perencanaan
Proses Keperawatan: Tahap perencanaanProses Keperawatan: Tahap perencanaan
Proses Keperawatan: Tahap perencanaan
Annisa Setia Candra
 
Asuhan keperawatan kesehatan kerja
Asuhan keperawatan kesehatan kerjaAsuhan keperawatan kesehatan kerja
Asuhan keperawatan kesehatan kerja
Tedylesmana Pribadi
 
Teori keperawatan f nightingale
Teori keperawatan f nightingaleTeori keperawatan f nightingale
Teori keperawatan f nightingale
IkeShofuraFakhrunisa
 
Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyaman
Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyamanAsuhan keperawatan gangguan_rasa_nyaman
Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyaman
MeidaElliaPuspita
 
Analisa kasus berdasarkan UU Keperawatan No. 38 Tahun 2014
Analisa kasus berdasarkan UU Keperawatan No. 38 Tahun 2014Analisa kasus berdasarkan UU Keperawatan No. 38 Tahun 2014
Analisa kasus berdasarkan UU Keperawatan No. 38 Tahun 2014
Winda Darpianur
 
Konsep perilaku kesehatan
Konsep perilaku kesehatanKonsep perilaku kesehatan
Konsep perilaku kesehatanom_wiez
 

What's hot (20)

ruang lingkup epidemiologi
ruang lingkup epidemiologiruang lingkup epidemiologi
ruang lingkup epidemiologi
 
Contoh laporan komunitas
Contoh laporan komunitasContoh laporan komunitas
Contoh laporan komunitas
 
Teori health belief model syukur
Teori health belief model syukurTeori health belief model syukur
Teori health belief model syukur
 
Toksikologi Industri
Toksikologi IndustriToksikologi Industri
Toksikologi Industri
 
Pengaruh Lingkungan Terhadap Kesehatan
Pengaruh Lingkungan Terhadap KesehatanPengaruh Lingkungan Terhadap Kesehatan
Pengaruh Lingkungan Terhadap Kesehatan
 
Peranan ekonomi kesehatan dalam perencanaan kesehatan
Peranan ekonomi kesehatan dalam perencanaan kesehatanPeranan ekonomi kesehatan dalam perencanaan kesehatan
Peranan ekonomi kesehatan dalam perencanaan kesehatan
 
Program promosi kesehatan di internasional
Program promosi kesehatan di internasional Program promosi kesehatan di internasional
Program promosi kesehatan di internasional
 
Vii pengendalian vektor
Vii  pengendalian vektorVii  pengendalian vektor
Vii pengendalian vektor
 
Askep Demam Thypoid
Askep Demam ThypoidAskep Demam Thypoid
Askep Demam Thypoid
 
Konsep Advokasi dalam Promosi Kesehatan
Konsep Advokasi dalam Promosi KesehatanKonsep Advokasi dalam Promosi Kesehatan
Konsep Advokasi dalam Promosi Kesehatan
 
Perilaku abnormal pada anak dan remaja
Perilaku abnormal pada anak dan remajaPerilaku abnormal pada anak dan remaja
Perilaku abnormal pada anak dan remaja
 
Konsep Sehat dan Sakit
Konsep Sehat dan SakitKonsep Sehat dan Sakit
Konsep Sehat dan Sakit
 
Theory of Planned Behavior
Theory of Planned BehaviorTheory of Planned Behavior
Theory of Planned Behavior
 
Ilmu keperawatan dasar iii
Ilmu keperawatan dasar iiiIlmu keperawatan dasar iii
Ilmu keperawatan dasar iii
 
Proses Keperawatan: Tahap perencanaan
Proses Keperawatan: Tahap perencanaanProses Keperawatan: Tahap perencanaan
Proses Keperawatan: Tahap perencanaan
 
Asuhan keperawatan kesehatan kerja
Asuhan keperawatan kesehatan kerjaAsuhan keperawatan kesehatan kerja
Asuhan keperawatan kesehatan kerja
 
Teori keperawatan f nightingale
Teori keperawatan f nightingaleTeori keperawatan f nightingale
Teori keperawatan f nightingale
 
Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyaman
Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyamanAsuhan keperawatan gangguan_rasa_nyaman
Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyaman
 
Analisa kasus berdasarkan UU Keperawatan No. 38 Tahun 2014
Analisa kasus berdasarkan UU Keperawatan No. 38 Tahun 2014Analisa kasus berdasarkan UU Keperawatan No. 38 Tahun 2014
Analisa kasus berdasarkan UU Keperawatan No. 38 Tahun 2014
 
Konsep perilaku kesehatan
Konsep perilaku kesehatanKonsep perilaku kesehatan
Konsep perilaku kesehatan
 

Viewers also liked

Perilaku menyimpang dalam kesehatan
Perilaku menyimpang dalam kesehatanPerilaku menyimpang dalam kesehatan
Perilaku menyimpang dalam kesehatan66601
 
Kuis E-Commerce
Kuis E-CommerceKuis E-Commerce
Kuis E-Commerce
Dwi Mardianti
 
Kepimpinan
Kepimpinan   Kepimpinan
Kepimpinan
mohdilmi
 
Antropologi Kesehatan Suku Sasak
Antropologi Kesehatan Suku Sasak Antropologi Kesehatan Suku Sasak
Antropologi Kesehatan Suku Sasak
Lutfi Imansari
 
Bidang bidang manjemen
Bidang bidang manjemenBidang bidang manjemen
Bidang bidang manjemen
martya fres
 
Kepimpinan situasi
Kepimpinan situasiKepimpinan situasi
Kepimpinan situasi
Kalyani Perumal Isperem
 
makalah menejemen konstruksi proyek
makalah menejemen konstruksi proyekmakalah menejemen konstruksi proyek
makalah menejemen konstruksi proyek
renol abadi
 
Pengawas sekolah
Pengawas sekolahPengawas sekolah
Pengawas sekolah
Azwan Ma
 
Metode Eksperimen dalam Psikologi
Metode Eksperimen dalam PsikologiMetode Eksperimen dalam Psikologi
Metode Eksperimen dalam Psikologi
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
 
MAKALAH KESEHATAN DARURAT
MAKALAH KESEHATAN DARURAT MAKALAH KESEHATAN DARURAT
MAKALAH KESEHATAN DARURAT
Darliana Darwis
 
Makalah irwan
Makalah irwanMakalah irwan
Makalah irwan
irwan indra
 
Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku dalam bisnis
Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku dalam bisnisFaktor – faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku dalam bisnis
Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku dalam bisnis
Hidayatullah Hidayatullah
 
Ppt 2- kwu
Ppt 2- kwuPpt 2- kwu
Ppt 2- kwu
parulian
 
Hubungan antara kepimpinan_transformasi
Hubungan antara kepimpinan_transformasiHubungan antara kepimpinan_transformasi
Hubungan antara kepimpinan_transformasi
Krishna Veeni
 
Kepemimpinan guru besar dalam organisasi sekolah
Kepemimpinan guru besar dalam organisasi sekolahKepemimpinan guru besar dalam organisasi sekolah
Kepemimpinan guru besar dalam organisasi sekolah
Krishna Veeni
 
MAKALAH KIMIA LINGKUNGAN PENCEMARAN UDARA AKIBAT SENYAWA ANORGANIK
MAKALAH KIMIA LINGKUNGAN PENCEMARAN UDARA AKIBAT SENYAWA ANORGANIKMAKALAH KIMIA LINGKUNGAN PENCEMARAN UDARA AKIBAT SENYAWA ANORGANIK
MAKALAH KIMIA LINGKUNGAN PENCEMARAN UDARA AKIBAT SENYAWA ANORGANIK
mery gita
 
makalah pencemaran lingkungan
makalah pencemaran lingkunganmakalah pencemaran lingkungan
makalah pencemaran lingkungan
delloasayr
 

Viewers also liked (17)

Perilaku menyimpang dalam kesehatan
Perilaku menyimpang dalam kesehatanPerilaku menyimpang dalam kesehatan
Perilaku menyimpang dalam kesehatan
 
Kuis E-Commerce
Kuis E-CommerceKuis E-Commerce
Kuis E-Commerce
 
Kepimpinan
Kepimpinan   Kepimpinan
Kepimpinan
 
Antropologi Kesehatan Suku Sasak
Antropologi Kesehatan Suku Sasak Antropologi Kesehatan Suku Sasak
Antropologi Kesehatan Suku Sasak
 
Bidang bidang manjemen
Bidang bidang manjemenBidang bidang manjemen
Bidang bidang manjemen
 
Kepimpinan situasi
Kepimpinan situasiKepimpinan situasi
Kepimpinan situasi
 
makalah menejemen konstruksi proyek
makalah menejemen konstruksi proyekmakalah menejemen konstruksi proyek
makalah menejemen konstruksi proyek
 
Pengawas sekolah
Pengawas sekolahPengawas sekolah
Pengawas sekolah
 
Metode Eksperimen dalam Psikologi
Metode Eksperimen dalam PsikologiMetode Eksperimen dalam Psikologi
Metode Eksperimen dalam Psikologi
 
MAKALAH KESEHATAN DARURAT
MAKALAH KESEHATAN DARURAT MAKALAH KESEHATAN DARURAT
MAKALAH KESEHATAN DARURAT
 
Makalah irwan
Makalah irwanMakalah irwan
Makalah irwan
 
Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku dalam bisnis
Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku dalam bisnisFaktor – faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku dalam bisnis
Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku dalam bisnis
 
Ppt 2- kwu
Ppt 2- kwuPpt 2- kwu
Ppt 2- kwu
 
Hubungan antara kepimpinan_transformasi
Hubungan antara kepimpinan_transformasiHubungan antara kepimpinan_transformasi
Hubungan antara kepimpinan_transformasi
 
Kepemimpinan guru besar dalam organisasi sekolah
Kepemimpinan guru besar dalam organisasi sekolahKepemimpinan guru besar dalam organisasi sekolah
Kepemimpinan guru besar dalam organisasi sekolah
 
MAKALAH KIMIA LINGKUNGAN PENCEMARAN UDARA AKIBAT SENYAWA ANORGANIK
MAKALAH KIMIA LINGKUNGAN PENCEMARAN UDARA AKIBAT SENYAWA ANORGANIKMAKALAH KIMIA LINGKUNGAN PENCEMARAN UDARA AKIBAT SENYAWA ANORGANIK
MAKALAH KIMIA LINGKUNGAN PENCEMARAN UDARA AKIBAT SENYAWA ANORGANIK
 
makalah pencemaran lingkungan
makalah pencemaran lingkunganmakalah pencemaran lingkungan
makalah pencemaran lingkungan
 

Similar to Isi makalah promkes

Perubahan perilaku kesehatan
Perubahan perilaku kesehatanPerubahan perilaku kesehatan
Perubahan perilaku kesehatannur intan
 
Makalah konsep perilaku
Makalah konsep perilakuMakalah konsep perilaku
Makalah konsep perilaku
Sentra Komputer dan Foto Copy
 
Pengantar ilmu perilaku kesehatan masyarakat
Pengantar ilmu perilaku kesehatan masyarakatPengantar ilmu perilaku kesehatan masyarakat
Pengantar ilmu perilaku kesehatan masyarakatAmalia Annisa
 
TEORI PERILAKU.ppt
TEORI PERILAKU.pptTEORI PERILAKU.ppt
TEORI PERILAKU.ppt
Lulukfauziyah3
 
LAPORAN SURVEY KEBUTUHAN MASYARAKAT
LAPORAN SURVEY KEBUTUHAN MASYARAKAT LAPORAN SURVEY KEBUTUHAN MASYARAKAT
LAPORAN SURVEY KEBUTUHAN MASYARAKAT diyanmutyah
 
J anstar ketikan.docx 111111
J anstar ketikan.docx 111111J anstar ketikan.docx 111111
J anstar ketikan.docx 111111
Aji Yasmin
 
Konsep Perubahan Perilaku Kesehatan.pptx
Konsep Perubahan Perilaku Kesehatan.pptxKonsep Perubahan Perilaku Kesehatan.pptx
Konsep Perubahan Perilaku Kesehatan.pptx
zulfadli77
 
konsep-perilaku-dan-perilaku-kesehatan.pptx
konsep-perilaku-dan-perilaku-kesehatan.pptxkonsep-perilaku-dan-perilaku-kesehatan.pptx
konsep-perilaku-dan-perilaku-kesehatan.pptx
zulfadli77
 
Perubahan perilaku
Perubahan perilakuPerubahan perilaku
Perubahan perilaku
UFDK
 
Makalah Ranah Perilaku
Makalah Ranah PerilakuMakalah Ranah Perilaku
Makalah Ranah Perilakuuyunk93
 
PERILAKU KESEHATAN .pptx
PERILAKU KESEHATAN .pptxPERILAKU KESEHATAN .pptx
PERILAKU KESEHATAN .pptx
HannaHarahap
 
PERILAKU KESEHATAN .pptx
PERILAKU KESEHATAN .pptxPERILAKU KESEHATAN .pptx
PERILAKU KESEHATAN .pptx
HannaHarahap
 
Perilaku kesehatan
Perilaku kesehatanPerilaku kesehatan
Perilaku kesehatan
Nova Ci Necis
 
pengantar ilmu perilaku kesehatan
pengantar ilmu perilaku kesehatanpengantar ilmu perilaku kesehatan
pengantar ilmu perilaku kesehatan
LailaTunnur
 
AJ PROMKES 2021.pptx
AJ PROMKES 2021.pptxAJ PROMKES 2021.pptx
AJ PROMKES 2021.pptx
YuccaChannel
 
Makalah pengkajian promkes (faktor enabling)
Makalah  pengkajian promkes (faktor enabling)Makalah  pengkajian promkes (faktor enabling)
Makalah pengkajian promkes (faktor enabling)
Septian Muna Barakati
 
Makalah pengkajian promkes (faktor enabling)
Makalah  pengkajian promkes (faktor enabling)Makalah  pengkajian promkes (faktor enabling)
Makalah pengkajian promkes (faktor enabling)
Warnet Raha
 
Makalah pengkajian promkes (faktor enabling)
Makalah  pengkajian promkes (faktor enabling)Makalah  pengkajian promkes (faktor enabling)
Makalah pengkajian promkes (faktor enabling)
Septian Muna Barakati
 

Similar to Isi makalah promkes (20)

Perubahan perilaku kesehatan
Perubahan perilaku kesehatanPerubahan perilaku kesehatan
Perubahan perilaku kesehatan
 
Makalah konsep perilaku
Makalah konsep perilakuMakalah konsep perilaku
Makalah konsep perilaku
 
Pengantar ilmu perilaku kesehatan masyarakat
Pengantar ilmu perilaku kesehatan masyarakatPengantar ilmu perilaku kesehatan masyarakat
Pengantar ilmu perilaku kesehatan masyarakat
 
TEORI PERILAKU.ppt
TEORI PERILAKU.pptTEORI PERILAKU.ppt
TEORI PERILAKU.ppt
 
LAPORAN SURVEY KEBUTUHAN MASYARAKAT
LAPORAN SURVEY KEBUTUHAN MASYARAKAT LAPORAN SURVEY KEBUTUHAN MASYARAKAT
LAPORAN SURVEY KEBUTUHAN MASYARAKAT
 
J anstar ketikan.docx 111111
J anstar ketikan.docx 111111J anstar ketikan.docx 111111
J anstar ketikan.docx 111111
 
Konsep Perubahan Perilaku Kesehatan.pptx
Konsep Perubahan Perilaku Kesehatan.pptxKonsep Perubahan Perilaku Kesehatan.pptx
Konsep Perubahan Perilaku Kesehatan.pptx
 
konsep-perilaku-dan-perilaku-kesehatan.pptx
konsep-perilaku-dan-perilaku-kesehatan.pptxkonsep-perilaku-dan-perilaku-kesehatan.pptx
konsep-perilaku-dan-perilaku-kesehatan.pptx
 
Perubahan perilaku
Perubahan perilakuPerubahan perilaku
Perubahan perilaku
 
Makalah Ranah Perilaku
Makalah Ranah PerilakuMakalah Ranah Perilaku
Makalah Ranah Perilaku
 
PERILAKU KESEHATAN .pptx
PERILAKU KESEHATAN .pptxPERILAKU KESEHATAN .pptx
PERILAKU KESEHATAN .pptx
 
PERILAKU KESEHATAN .pptx
PERILAKU KESEHATAN .pptxPERILAKU KESEHATAN .pptx
PERILAKU KESEHATAN .pptx
 
Perilaku kesehatan
Perilaku kesehatanPerilaku kesehatan
Perilaku kesehatan
 
pengantar ilmu perilaku kesehatan
pengantar ilmu perilaku kesehatanpengantar ilmu perilaku kesehatan
pengantar ilmu perilaku kesehatan
 
AJ PROMKES 2021.pptx
AJ PROMKES 2021.pptxAJ PROMKES 2021.pptx
AJ PROMKES 2021.pptx
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Makalah pengkajian promkes (faktor enabling)
Makalah  pengkajian promkes (faktor enabling)Makalah  pengkajian promkes (faktor enabling)
Makalah pengkajian promkes (faktor enabling)
 
Makalah pengkajian promkes (faktor enabling)
Makalah  pengkajian promkes (faktor enabling)Makalah  pengkajian promkes (faktor enabling)
Makalah pengkajian promkes (faktor enabling)
 
Makalah pengkajian promkes (faktor enabling)
Makalah  pengkajian promkes (faktor enabling)Makalah  pengkajian promkes (faktor enabling)
Makalah pengkajian promkes (faktor enabling)
 
Makalah pengkajian promkes AKPER PEMKAB MUNA
Makalah  pengkajian promkes   AKPER PEMKAB MUNA Makalah  pengkajian promkes   AKPER PEMKAB MUNA
Makalah pengkajian promkes AKPER PEMKAB MUNA
 

Recently uploaded

Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptxLembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
opkcibungbulang
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
NirmalaJane
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Mutia Rini Siregar
 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
MsElisazmar
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
SABDA
 
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Thahir9
 
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
Kanaidi ken
 
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdfDemonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
d2spdpnd9185
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
YongYongYong1
 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
nurfaridah271
 
peluang kejadian total dan kaidah nbayes
peluang kejadian total dan kaidah nbayespeluang kejadian total dan kaidah nbayes
peluang kejadian total dan kaidah nbayes
ayyurah2004
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
Kanaidi ken
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdfKalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
SDNBotoputih
 
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdfLAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
RosidaAini3
 
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docxLAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
moh3315
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptxPPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
SriKuntjoro1
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Sosdiklihparmassdm
 

Recently uploaded (20)

Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptxLembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
 
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
 
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
 
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdfDemonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
 
peluang kejadian total dan kaidah nbayes
peluang kejadian total dan kaidah nbayespeluang kejadian total dan kaidah nbayes
peluang kejadian total dan kaidah nbayes
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdfKalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
 
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdfLAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
 
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docxLAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptxPPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
 

Isi makalah promkes

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku dari pandangan biologis adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi, perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, perilaku manusia itu mempunyai bentangan yang sangat luas, mencakup: berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian, dan sebagainya. Bahkan kegiatan internal (internal activity) seperti berpikir, persepsi dan emosi juga merupakan perilaku manusia. Untuk kepentingan kerangka analisis dapat dikatakan bahwa perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung atau secara tidak langsung. Perilaku dan gejala perilaku yang tampak pada kegiatan organisme tersebut secara umum dipengaruhi oleh faktor genetik (keturunan) dan lingkungan. Hereditas atau faktor keturunan adalah konsepsi dasar atau modal untuk perkembangan perilaku makhluk hidup itu untuk selanjutnya. Sedangkan lingkungan adalah kondisi atau lahan untuk perkembangan perilaku tersebut. Namun di dalam proses pembentukan atau perubahan perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam dan dari luar individu itu sendiri. Faktor-faktor itu disebut determinan perilaku yang antara lain yaitu persepsi, motivasi, proses belajar, lingkungan dan sebagainya. Terdapat banyak teori dari para ahli yang menjelaskan tentang determinan perilaku manusia. Dalam teori-teori tersebut para ahli memaparkan pendapatnya tentang bagaimana suatu perilaku terbentuk dan faktor apa saja yang mempengaruhi. Dalam makalah ini yang akan dibahas lebih dalam adalah mengenai determinan perilaku kesehatan. B. Perumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan determinan perilaku kesehatan? 2. Bagaimanakah Teori Laurence Green? 3. Bagaimanakah Teori Snehandu B. Karr? 4. Bagaimanakah Teori WHO?
  • 2. 2 C. Tujuan Penulisan Atas dasar rumusan masalah di atas, Penulisan ini bertujuan; 1. Untuk mengetahui defenisi determinan perilaku kesehatan 2. Untuk mengetahui Teori Laurence Green 3. Untuk mengetahui Teori Snehandu B. Karr 4. Untuk mengetahui Teori WHO D. Manfaat penulisan Adapun manfaat penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut: 1. Dapat menambah wawasan kami dan khalayak tentang defenisi determinan perilaku kesehatan 2. Dapat mengetahui lebih jelas mengenai teori-teori dalam determinan perilaku kesehatan yaitu Teori Laurence Green, Teori Snehandu B. Karr dan Teori WHO
  • 3. 3 BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Determinan Perilaku Kesehatan Perilaku adalah hasil atau resultan antara stimulus (faktor eksternal) dengan respon (faktor internal) dalam subjek atau orang yang berperilaku tersebut. Faktor yang menentukan atau membentuk perilaku itu disebut determinan. Jadi determinan perilaku kesehatan dapat diartikan sebagai faktor-faktor yang membentuk perilaku seseorang atau masyarakat dalam menjaga atau memelihara kesehatannya. Banyak teori mengenai determinan perilaku, masing-masing teori mendasarkan pada asumsi-asumsi yang dibangunnya. Dalam bidang perilaku kesehatan ada 3 teori yang sering menjadi acuan dalam penelitian-penelitian kesehatan masyarakat. Ketiga teori tersebut ialah teori Laurence Green, teori Snehendu B. Karr dan teori WHO. B. Teori Laurence Green Green (1980) menganalisis perilaku manusia berangkat dari tingkat kesehatan. Bahwa kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yaitu faktor perilaku (Behaviour causes) dan faktor diluar perilaku (Non behaviour couses). Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor utama, yaitu : 1) Faktor-faktor predisposisi (Predisposing factors) Yaitu faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang, antara lain pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, tradisi, nilai-nilai dan sebagainya. Misalnya seorang ibu mau membawa anaknya ke posyandu karena ibu tersebut tahu dengan membawa anaknya ke posyandu, maka anaknya akan memperoleh imunisasi untuk pencegahan penyakit dan sebgainya. Tanpa adanya pengetahuan-pengetahuan seperti ini mungkin ibu tersebut tidak akan membawa anaknya ke posyandu. 2) Faktor-faktor pendukung (Enabling factors) Adalah faktor-faktor yang memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku atau tindakan. Yang dimaksud dengan faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan misalnya Puskesmas, Posyandu, Rumah sakit, tempat pembuangan air, tempat pembuangan sampah, tempat olahraga,
  • 4. 4 makanan bergizi, obat-obatan, alat-alat kontrasepsi, uang dan sebagainya. Misalnya jika sebuah keluarga yang sudah mengetahui masalah kesehatan dan mampu, maka akan mengupayakan keluarganya tersebut untuk menggunakan air bersih, buang air besar di WC, makan makanan bergizi dan sebgainya. Namun apabila keluarga tersebut tidak mampu untuk menyediakan fasilitas itu semua maka akan terpaksa menggunakan air kotor untuk keperluan sehari-harinya, buang air besar di kali atau di kebun, makanan seadanya dan lain sebagainya. 3) Faktor-faktor penguat (Reinforcing factors) Adalah faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku. Faktor ini terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau dari kelompok referensi dari perilaku masyarakat. Kadang-kadang, meskipun seseorang tahu dan mampu untuk berperilaku sehat, tetapi tidak melakukannya. Misalnya seorang ibu hamil tau manfaat periksa hamil dan di dekat rumahnya ada polindes, ataupun bidan, tetapi ia tidak mau melakukan periksa hamil, karena ibu lurah dan ibu-ibu tokoh lain tidak pernah melakukannya namun anaknya tetap sehat. Hal ini berarti, bahwa untuk berperilaku sehat memerlukan contoh dari para tokoh masyarakat Dari defenisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, tradisi, nilai-nilai dan sebagainya dari orang atau masyarakat yang bersangkutan serta contoh dari para tokoh masyarakat di lingkungannya. Disamping itu, ketersediaan fasilitas dan sikap dan perilaku petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku. Secara matematis : determinan perilaku menurut Green itu dapat digambarkan sebagai berikut: B = Behavior F = Fungsi Pf = Predisposing faktors Ef = Enabling faktors Rf = Reinforcing faktors Contoh : Seorang bapak mau membangun WC yang sebelumnya masih BAB di sungai karena : 1) Ia tahu BAB di jamban lebih sehat( Pf) B = ( Pf, Ef, Rf )
  • 5. 5 2) Ia punya bahan bangunan untuk memebangun WC( Ef ) 3) Ada surat edaran dari Pak Lurah agar setiap kelurga mempunyai WC ( Rf) Perilaku manusia sangatlah kompleks dan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas. Bloom (1908), membagi perilaku tersebut ke dalam 3 domain yang terdiri dari domain kognitif, domain afektif dan domain psikomotor. Dalam perkembangan selanjutnya oleh para ahli pendidikan dan untuk kepentingan pengukuran hasil pendidikan, ketiga domain tersebut diukur dari:  Pengetahuan peserta didik terhadap materi pendidikan yang diberikan (Knowledge).  Sikap atau anggapan peserta didik terhadap materi pendidikan yang diberikan (Attitude).  Praktek atau tindakan yang dilakukan oleh peserta didik sehubungan dengan materi yang diberikan (Practise). Terbentuknya suatu perilaku baru, terutama pada orang dewasa, dimulai pada domain kognitif, dalam arti subyek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa materi atau obyek diluarnya sehingga menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap subyek terhadap obyek yang diketahuinya itu. Akhirnya rangsangan yaitu obyek yang telah diketahui dan disadari sepenuhnya akan menimbulkan respon yang lebih jauh lagi yaitu berupa tindakan (action) terhadap atau sehubungan dengan stimulus obyek tadi. Namun demikian di dalam kenyataannya stimulus yang diterima oleh subyek dapat langsung menimbulkan tindakan. Artinya seseorang dapat bertindak atau berperilaku baru tanpa terlebih dahulu mengetahui makna dari stimulus yang diterimanya. Dengan kata lain, tindakan (practise) seseorang tidak harus di dasari oleh pengetahuan dan sikap. Misalnya perilaku yang didasari oleh paksaan, ikut-ikutan atau karena adanya reward atau ganjaran. C. Teori Snehandu B. Karr Kar mencoba menganalisis perilaku kesehatan dengan bertitik tolak bahwa perilaku merupakan fungsi dari: a) Niat sesorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau perawatan kesehatannya ( behaviour intention ).
  • 6. 6 b) Dukungan sosial dari masyrakat sekitarnya ( social-support). c) Ada atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas kesehatan (accessebility of information). d) Otonomi pribadi yang bersangkutan dalam hal ini mengambil tindakan atau keputusan Contoh : Seorang bapak mau membangun WC yang sebelumnya masih BAB di sungai karena : 1. Ia tahu BAB di jamban lebih sehat( Pf) 2. Ia punya bahan bangunan untuk memebangun WC( Ef ) 3. Ada surat edaran dari Pak Lurah agar setiap kelurga mempunyai WC ( Rf) ( personal autonomy). e) Situasi yang memungkinkan untuk bertindak atau tidak bertindak( action situation). Uraian diatas dapat dirumuskan sebagai berikut: B=f(BI, SS, AL, PA, AS) Keterangan : B= Behaviour F= Fungsi BI= Behaviour Intention SS= Social Support AI= Accessebility of Information PA= Personal Autonomy AS= Action Situation Disimpulkan bahwa perilaku kesehatan seseorang atau masyrakat ditentukan oleh niat orang terhadap objek kesehatan, ada atau tidaknya dukungan dari masyarakat sekitarnya, ada atau tidaknya informasi tentang kesehatan, kebebasan dari individu untuk mengambil keputusan/bertindak, dan situasi yang memungkinkan ia berperilaku/bertindak atau tidak berperilaku/bertindak. Seseorang ibu yang tidak mau ikut KB, mungkin karena ia tidak ada minat dan niat terhadap KB ( behaviour intention ), atau barangkali juga karena tidak ada dukungan dari masyrakat sekitarnya ( social-support). Mungkin juga karena kurang atau tidak memperoleh informasi yang kuat tentang KB (accessebility of information), atau mungkin ia tidak mempunyai kebebasan untuk menentukan, misalnya harus tunduk kepada suami, mertuanya atau orang lain yang ia segani ( personal autonomy). Faktor lain yang mungkin menyebabkan ibu ini tidak iku KB adalah karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan, misalnya alasan kesehatan ( action situation). Karr dalam Notoatmodjo (2003), mengidentifikasikan adanya 5 determinan perilaku, yaitu :
  • 7. 7 1. Adanyaniat(intention) seseoranguntukbertindaksehubungan dengan objek atau stimulus di luar dirinya. Misalnya, pria mau menggunakan alat kontrasepsi apabila dia memiliki niat untuk menggunakan alat kontrasepsi tersebut. 2. Adanya dukungan dari masyarakat sekitarnya (social support). Di dalam kehidupan seseorang di masyarakat, perilaku seseorang cenderung memerlukan legitimasi dari masyarakatatau orang-orangterdekatdisekitarnya.Apabilaperilakutersebut bertentangan atau tidak memperoleh dukungan dari masyarakat atau orang sekitarnya, maka orang tersebutakanmerasakurangatau tidak nyaman. Misalnya, seorang istri tidak memberi izin kepada suaminya untuk melakukan vasektomi karena takut akan memepengaruhi kehidupan seks mereka. Hal ini akan membuat pria berfikir kembali untuk melakukan vasektomi. 3. Terjangkaunya informasi (accessibility of information), adalah tersedianya informasi- informasi terkait dengan tindakan yang akan diambil oleh seseorang. 4. Adanyaotonomi dankebebasanpribadi (personal autonomy) untukmengambil keputusan. Di Indonesia,terutamaibu-ibu,kebebasanpribadinyamasih terbatasterutamadi pedesaan. Seorang istri, dalam pengambilan keputusan masih sangat tergantung kepada suami. Contohnyauntukpenggunaanalatkontrasepsiseorangistri harusmemperoleh persetujuan dari suami, dan apabila suami tidak setuju maka istri tidak akan menggunakan alat kontrasepsi. 5. Adanyakondisi dansituasi yangmemungkinkan (actionsituation).Untuk bertindak apa pun memang diperlukan suatu kondisi dan situasi yang tepat. Misalnya seorang ibu tidak menggunakan kontrasepsi karena alasan kesehatannya yang tidak memungkinkan untuk menggunakan kontrasepsi (action situation). D. Teori WHO WHO menganalisis bahwa yang menyebabkan seseorang berperilaku tertentu adalah : 1. Pemikiran dan perasaan (thought and feeling) yaitu dalam bentuk pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan dan penilaian seseorang terhadapobjek (objek kesehatan). a. Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman oranglain. b. Kepercayaan sering atau orang tua, kakek, atau nenek. Seseorang menerima kepercayaan berdasarkan keyakinan dan tannpa adanya pembuktian terlebih dahulu. c. Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek. Sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau pun dari orng lainyamng paling dekat.Sikap membuat seseorang mendekati atau menjauhi oranglain atau objek lain. Sikap positif terhadap tindakan-tindakan kesehatan tidak selalu terwujud didalam suatu tindakan tergantung pada situasi saatitu, sikap akan diikuti oleh tindakan mengacu kepada pengalaman oranglain, sikap diikuti atau tidak diikuti oleh suatu tindakan berdasar pada banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang. 2. Tokoh penting sebagai Panutan. Apabila seseorang itu penting untuknya,maka apa yang ia katakan atau perbuat cenderung untuk dicontoh. 3. Sumber-sumber daya (resources), mencakup fasilitas, uang, waktu, tenagadan sebagainya.
  • 8. 8 4. Perilaku normal, kebiasaan, nilai- nilai dan penggunaan sumber- sumber didalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup (way of life), yang pada umumnya disebut kebudayaan. Kebudayaan ini terbentuk dalamwaktu yang lama dan selalu berubah, baik lambat ataupun cepat sesuaidengan peradapan umat manusiaMenurut Orem asuhan keperawatan dilakukan dengan keyakinan bahwa setiaporang mempelajari kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga membantuindividu memenuhi kebutuhan hidup, memelihara kesehatan dan kesejahteraan.Teori ini dikenal dengan teori self care(perawatan diri). Orang dewasa dapat merawat diri mereka sendiri, sedangkan bayi, lansia dan orang sakit membutuhkan bantuan untuk memenuhi aktivitas self care mereka.Orem mengklasifikasikan dalam 3 kebutuhan, yaitu: 1. Universal self carerequisites (kebutuhan perawatan diri universal): kebutuhanyang umumnya dibutuhkan oleh manusia selama siklus kehidupannya sepertikebutuhan fisiologis dan psikososial termasuk kebutuhan udara, air, makanan,eliminasi, aktivitas, istirahat, sosial, dan pencegahan bahaya. Hal tersebutdibutuhkan manusia untuk perkembangan dan pertumbuhan, penyesuaianterhadap lingkungan, dan lainnya yang berguna bagi kelangsungan hidupnya. 2. Development self carerequisites(kebutuhan perawatan diri pengembangan) kebutuhan yang berhubungan dengan pertumbuhan manusia dan proses perkembangannya, kondisi, peristiwa yang terjadi selama variasi tahap dalamsiklus kehidupan (misal, bayi prematur dan kehamilan) dan kejadian yangdapat berpengaruh buruk terhadap perkembangan. Hal ini berguna untuk meningkatkan proses perkembangan sepanjang siklus hidup. 3. Health deviation self care requisites (kebutuhan perawatan diri penyimpangankesehatan): kebutuhan yang berhubungan dengan genetik atauketurunan,kerusakan struktur manusia, kerusakan atau penyimpanngan cara,struktur norma, penyimpangan fungsi atau peran dengan pengaruhnya,diagnosa medis dan penatalaksanaan terukur beserta pengaruhnya, danintegritas yang dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk melakukan self care . Tiga jenis kebutuhan tersebut didasarkan oleh beberapa asumsi, yaitu: 1. Human being (Kehidupan manusia): oleh alam, memiliki kebutuhanumum akan pemenuhan beberapa zat (udara, air, dan makanan) dan untuk mengelola kondisi kehidupan yang menyokong proses hidup, pembentukan dan pemeliharaan integritas structural, serta pemeliharaandan peningkatan integritas fungsional. 2. Perkembangan manusia: dari kehidupan di dalam rahim hingga pematangan ke dewasaan memerlukan pembentukan dan pemeliharaan kondisi yang meningkatkan proses pertumbuhan dan perkembangan disetiap periode dalam daur hidup. 3. Kerusakan genetik maupun perkembangan dan penyimpangan daristruktur normal dan integritas fungsional serta kesehatan menimbulkan beberapa persyaratan/permintaan untuk pencegahan, tindakan pengaturanuntuk mengontrol perluasan dan mengurangi dampaknya.
  • 9. 9 Sedangkan menurut tim ahli WHO merumuskan determinan perilaku ini sangat sederhana.Merekamengatakanbahwamengapaseseorangberperilaku karena adanya 4 alasan pokok (determinan), yaitu : 1. Pemikiran dan perasaan (thoughts and feeling) Hasil pemikiran-pemikirandanperasaan-perasaanseseorang,ataulebihtepat diartikan pertimbangan-pertimbangan pribadi terhadap objek atau stimulus, merupakan modal awal untuk bertindak atau berperilaku. Seorang istri akan pergi ke Puskesmas untuk menggunakan alat kontrasepsi, dengan dasar pertimbangan untung ruginya, manfaatnya, sumber daya atau uang yang tersedia, dan sebagainya. 2. Adanya acuan atau referensi dari seseorang atau pribadi yang dipercayai (personal references) Di dalammasyarakatdi manasikap paternalistik masih kuat, maka perubahan perilaku acuan (referensi) yang pada umumnya adalah para tokoh masyarakat setempat. Misalnya orang mau menggunakan alat kontrasepsi apabila tokoh masyarakat disekitarnya sudah terlebih dahulu menggunakan alat kontrasepsi. 3. Sumber daya (resources) Sumberdayayang tersediamerupakanpendukunguntukterjadinyaperilaku seseorang atau masyarakat.KalaudibandingkandenganteoriGreen,sumberdaya ini adalah sama dengan faktor enabling (sarana dan prasarana atau fasilitas). Misalnya seorang ibu ingin menggunakan alat kontrasepsi tetapi karena fasilitas dan pelayanan kesehatan yang tidak memadai sehingga ibu tersebut tidak memungkinkan untuk menggunakan alat kontrasepsi. 4. Sosio budaya (culture) Sosio budaya setempat biasanya sangat berpengaruh terhadap terbentuknya perilaku seseorang. Faktor sosio budaya merupakan faktor eksternal untuk terbentuknya
  • 10. 10 perilakuseseorang.Hal ini dapatkitalihatdari perilakutiap-tiapetnisdi Indonesia yang berbeda-beda,karenamemangmasing-masingetnismempunyai budaya yang berbeda yang khas. Misalnya suku Batak yang merasa tidak lengkap apabila tidak ada anak laki- laki. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Pada hakikatnya, Promosi kesehatan merupakan revitalisasi pendidikan kesehatan pada masa lalu,di mana dalam konsep promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat dalam hal pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat dalam bidang kesehatan saja,melainkan juga upaya bagaimana mampu menjembatani adanya perubahan perilaku seseorang. Agar proses promosi kesehatan dapat berjalan dengan baik, maka perlu memperhatikan syarat- syarat tercapainya rencana penyuluhan promosi kesehatan yaitu; 1. Pimpinan program dan pelaksana program mempunyai pengertian dan sikap yang positif terhadap apa yang akan dilakukan dalam penyuluhan tersebut 2. Para pimpinan memberi dukungan positif 3. Tersedia biaya untuk program penyuluhan tersebut 4. Unit –unit penunjang dalam penyuluhan berfungsi dengan baik Selain itu penggunaan metode dan media (alat bantu) juga sangat berpengaruh kepada sikap atau respon masyarakat terhadap program promosi kesehatan. Karena itu perlu diadakan perencanaan mulai dari program yang akan dilakukan, metode yang digunakan serta media (alat bantu) yang diperlukan dan kemudian disesuaikan dengan keadaan masyarakat setempat, sehingga masyarakat dapat menerima pendidikan kesehatan dengan sukarela juga diharapkan dapat mengaplikasikan materi yang telah diberikan.
  • 11. 11 B. Saran Berdasarkan kesimpulan, kami berharap tenaga kesehatan atau analis kesehatan khususnya Sarjana Kesehatan Masyarakat dapat memberikan informasi mengenai kesehatan kepada masyarakat dengan sebaik-baiknya, tentunya dengan mempertimbangkan program yang akan dilakukan, metode yang digunakan serta media (alat bantu) yang diperlukan demi menunjang program promosi kesehatan. Kami juga berharap dengan adanya program promosi kesehatan, masyarakat dapat menjaga kesehatannya serta meningkatkan derajat kesehatannya. Terima kasih kami ucapkan kepada para pembaca makalah ini semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Mungkin makalah ini masih banyak di temukan kesalahan dan mungkin masih jauh dari sempurna. untuk itu kami memohon kritik dan sarannya yang bersifat membangun, agar pada kesempatan lain yang akan datang, kami dapat memperbaikinya menjadi lebih baik.
  • 12. 12 DAFTAR PUSTAKA Notoatmodjo S, 2013, Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya, Rineke Cipta: Jakarta. http://sigitpamungkaschand.blogspot.co.id/2014/12/makalah-teori-determinan- perilaku.html http://www.landasanteori.com/2015/08/pengertian-perilaku-definisi-determinan.html