IMBIBISI SINERESIS PADA BAHAN CETAK HIDROKOLOID ALGINAT
1. LAPORAN SKILL LAB BIOMATERIAL I
UJI SINERESIS DAN IMBIBISI MATERIAL CETAK
HIDROKOLOID
DEVITA NURYCO PUTRI PRATINU
10617033
PROGRAM STUDI S1 KEDOKTERAN GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
TAHUN AKADEMIK 2018 / 2019
2. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam proses manipulasi alginat, ketepatan waktu menjadi hal utama
yang menetukan hasil cetakan tersebut akurat atau tidak. Bahan cetak alginat
adalah suatu bahan cetak golongan hidrokoloid bersifat elastis yang
irreversible. Bahan utamanya adalah garam Natrium, Kalium atau
Ammonium Alginat yang larut dalam air.
Menurut Ralph Phillips 2014, komposisi bahan cetak alginat terdiri atas
: Potasium alginat 15%, Kalsium sulfat 16%, Zink oksida 4%, Potasium
titanium fluorida 3%, Diatomaceous earth 60% dan Natrium fosfat 2%. Bahan
ini berupa bubuk yang bila dicampur dengan air membentuk massa gel dimana
dapat mencetak rahang dan gigi manusia.
Dalam proses mencetak, ada beberapa factor yang dapat mempengaruhi
kestabilan dimensi dari alginat, seperti suhu dan kelembapan lingkungan
sekitar Serta saat alginat diberikan disinfektan. Factor tersebut menjadi salah
satu masalah yang sering dihadapi para dokter gigi, maupun mahasiswa klinik
( koas ) karena dapat mempengaruhi hasil dari gigi tiruan yang nanti akan di
aplikasikan kepaka pasien.
Maka dari itu dalam Skill lab kedua ini, kami membahas pasal Sineresis
dan Imbibisi yang terjadi pada bahan cetak Alginat.
3. 1.2 Tujuan
a. Mengetahui factor yang mempengaruhi sineresis dan imbibisi
b. Memahami proses terjadinya sineresis dan imbibisi
c. Mampu membedakan sifat sineresis dan imbibisi
1.3 Manfaat
a. Mahasiswa memahami factor penyebab sineresis dan imbibisi
b. Mahasiswa mampu mengetahui proses sineresis dan imbibisi serta dapat
membedakan sifat dari keduanya.
4. BAB II
METODE PENGAMATAN
A. ALAT DAN BAHAN
1. ALAT
a. Spatula dan bowl
b. Sendok cetak sebagian
c. Model cast (model studi gigi)
d. Timbangan digital
e. Stopwatch
f. Gelas Ukur
g. Alas meja warna biru muda
2. BAHAN:
a. Alginat
b. Aquades
d. Vaselin Secukupnya
Cara Kerja:
1. Pengamatan Sifat Sineresis Bahan Cetak Alginat (dilakukan
kelompok)
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Memberi olesan vaselin secukupnya pada regio model cast yang mau
dicetak
5. c. Mengatur wadah di neraca analitik dan dilanjutkan mengkalibrasi
neraca analitik (posisi angka 0 miligram) DIPASTIKAN NERACA
ANALITIK TIDAK TERKENA CAIRAN SELAMA PROSES
PENGAMATAN !!!
d. Mencampur air dan bubuk alginat sesuai petunjuk pada praktikum I
(lihat pada cara kerja Menghitung Waktu Setiing Bahan Cetak Alginat)
e. Melakukan pencetakan model cast dengan bahan cetak alginat
f. Menimbang berat hasil cetakan sebagai berat awal (M0). Catat hasilnya
g. Cetakan alginat diletakkan di atas plat kaca dan dibiarkan di udara
terbuka
h. Menimbang berat hasil cetakan alginat dengan timbangan digital setiap
5 menit, 10 menit, 15 menit, 20 menit, 25 menit, dst sampai praktikum
selesai (catat hasil pada tabel hasil)
2. Pengamatan Sifat Imbisi Bahan Cetak Alginat (dilakukan kelompok)
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Memberi olesan vaselin secukupnya pada regio model cast yang mau
dicetak
c. Mengatur wadah di neraca analitik dan dilanjutkan mengkalibrasi
neraca analitik (posisi angka 0 miligram) DIPASTIKAN NERACA
ANALITIK TIDAK TERKENA CAIRAN SELAMA PROSES
PENGAMATAN !!!
d. Mencampur air dan bubuk alginat sesuai petunjuk pada praktikum I
(lihat pada cara kerja Menghitung Waktu Setiing Bahan Cetak
Alginat)
6. e. Melakukan pencetakan model cast dengan bahan cetak alginat
f. Menimbang berat hasil cetakan sebagai berat awal (M0). Catat
hasilnya
i. Cetakan alginat direndam di gelas ukur yang berisi aquades 200 ml
sampai sendok cetak terendam penuh
j. Menimbang berat hasil cetakan alginat dengan timbangan digital
setiap 5 menit, 10 menit, 15 menit, 20 menit, 25 menit, dst sampai
praktikum selesai (catat hasil pada tabel hasil)
B. DOKUMENTASI
a. Imbibisi, setelah alginat dicetkkan pada model rahang alginat lalu
ditimbang setiap 5 menit sekali dengan hasil dokumentasi seperti berikut
2.1 Pada Menit ke 0 2.2 Pada Menit ke 5 2.3 Pada Menit ke 10
2.4 Pada Menit ke 15 2.5 Pada Menit ke 20 2.7 Pada Menit ke 25
7. b. Sineresis, setelah alginat dicetkkan pada model rahang alginat lalu
ditimbang setiap 5 menit sekali dengan hasil dokumentasi seperti berikut
2.7 Pada Menit ke 30
2.8 Pada Menit ke 0 2.9 Pada Menit ke 5 2.10 Pada Menit ke 10
2.11 Pada Menit ke 15 2.12 Pada Menit ke 20 2.13 Pada Menit ke 25
2.14 Pada Menit ke 30
8. BAB III
HASIL PENGAMATAN
Tabel. Hasil pengamatan berat Alginat saat uji sineresis dan
Imbibisi Material Cetak Hidrokoloid/Alginat (mg)
Keterangan :
a. Hasil awal merupakan satuan gram, dan data yang ada di table sudah
diakumulasikan ke milligram dengan cara dikalikan 1000.
b. Pengukuran berat alginat dilakukan selama 5 menit sekali dalam kurun
waktu 30 menit.
Waktu
Penimbangan
(menit)
Berat Alginat (mg)
di Uji Sineresis
Berat Alginat (mg)
di Uji Imbibisi
0 58.110 mg 33.920 mg
5 31.900 mg 34.990 mg
10 31.590 mg 35.050 mg
15 31.250 mg 34.820 mg
20 31.070 mg 34.870 mg
25 30.900 mg 35.110 mg
30 30 680 mg 35.100 mg
9. BAB IV
PEMBAHASAN
Bahan cetak alginat adalah bahan yang paling sering digunakan dokter gigi
maupun mahasiswa klinik untuk mencetak rahang dari pasien demi mendapatkan
cetakan negative yang nantinya akan diisi menggunakan gypsum sehingga dapat
menghasilkan cetakan positif.
Komponen aktif utama dari bahan cetak hidrokoloid ireversibel adalah salah
satu alginat yang larut air, seperti natrium, kalium, atau alginat trietanolamin.
Proporsi yang tepat dari masing-masing bahan kimia yang digunakan bervariasi
sesuai dengan jenis bahan mentah yang digunakan dan bergantung pada pabrik. Bila
bahan pengisi ditambahkan dengan jumlah yang tepat, akan dapat meningkatkan
kekuatan dan kekerasan gel alginat, menghasilkan tekstur yang halus, dan
menjamin permukaan gel padat, yang tidak bergelombang (Anusavice KJ, 2004,
Pg. 93-104).
Alginat dalam penggunaannya dapat terjadi yang namanya perubahan
dimensi, dimana perubahan dimensi tersebut terjadi karena ada factor yang
memepengaruhinya seperti Sineresis/Evaporasi dan Imbibisi
Sineresis adalah suatu keadaan dimana bahan cetak alginat, saat berbentuk
gel akan mengalami kehilangan air karena proses penguapan dari permukaan bahan
cetak alginat atau keluarnya air dari bahan cetak alginat. Selain itu adanya eksudat
atau benda-benda asing pada permukaan gel juga akan mempengaruhi sebelum
proses sineresis atau setelah proses sineresis ( Philips, 2003 ).
10. Dalam skillab ini proses sineresis di aplikasikan saat alginat dibiarkan
dalam keadaan terbuka di suhu ruangan, setiap 5 menit sekali alginat ditimbang
beratnya di neraca analitik dan dicatat pada table pengamatan. Dari hasil yang
didapatkan alginat mengalami penurunan berat,yang cukup signifikan pada
penimbangan pertama pada neraca analitik, yaitu sebesar 26.210 miligram pada 5
menit pertama. Hal ini terjadi karena dalam 5 menit pertama alginat terpapar oleh
suhu ruangan yang jelas berbeda dengan suhu mulut, suhu ruangan berkisar 23˚
C
sedangkan suhu pada rongga mulut adalah 37˚
C . hasil penurunan massa alginat
yang imbibisi setelah 5 menit tidak terlalu signifkan berkisar antara 200 – 500
miligram.
Adapun statistika dari data yang diperoleh pada proses sineresis
sebagai berikut
Dalam skillab ini, alginat yang dibiarkan begitu saja tanpa adanya
perlakukan pada suhu kamar akan mengalami penyusutan ( shrinkage ) hal ini
58.110
31.900 31.590 31.250 31.070 30.900 30.680
00
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000
70.000
0 5 10 15 20 25 30
Sineresis
Berat Alginat (miligram) x Waktu (menit)
11. akibat dari perubahan suhu yang signifikan dari proses manipulasi pada bowl ke
alginat yang dibiarkan tanpa perlakuan. Hal ini dikemukakan oleh (Funami, 2011)
Menurut pendapat Mc. Cabe , 2008 terjadinya sineresis pada alginat yang
dibiarkan pada udara terbuka adalah akibat dari tekanan yang terjadi yang berada
diantara rantai polisakarida yang berakibat keluarnya tetes-tetes air kecil pada
permukaan alginat. Dari penelitian Amin 1996 terjadinya sineresis pada bahan cetak
juga dipengaruhi merk dari bahan cetak yang digunakan.
a. Reaksi Kimia Sineresis dalam sistem hidrogel umumnya dikaitkan dengan
pembentukan rantai baru setelah reaksi kondensasi, seperti persamaan
berikut :
Ca-OH + HO- -O-Ca + H2O
Bagaimana pembentukan rantai menimbulkan pengkerutan? Hal ini dimulai
dengan terjadinya reaksi kondensasi antara dua kelompok Ca-OH (reaksi
kondensasi adalah reaksi penggabungan antara dua senyawa yang memiliki
gugus fungsi dengan menghasilkan molekul yang lebih besar, dalam hal ini
biasanya dibebaskan air). Molekul lebih besar yang terbentuk dari hasil
reaksi kondensasi adalah Ca-O-Ca. Selain itu hasil reaksi kondensasi
tersebut menyebabkan dibebaskannya H2O (air). Proses dikeluarkannya air
tersebut disebut sebagai sineresis, dan akibatnya gel mengkerut.
Selain sineresis, seperti yang telah disebutkan diatas, Imbibisi juga menjadi
factor yang mempengaruhi kestabilan dimensi dari alginat, imbibisi ini sering
terjadi pada saat seorang dokter atau mahasiswa klinik melakukan proses
desinfektan pada alginat setelah alginat dilakukan pencetakan pada rongga mulut
12. pasien, karena pemberian desinfektan ini bertujuan menghilangkan kuman yang
menempel pada alginat. Namum pada proses ini apabila pemberian cairan
desinfektan terlalu banyak dapat menyebabkan imbibisi pada bahan cetak.
Imbibisi adalah proses penyerapan air saat bahan cetak alginat ditambah
dengan air. Hal ini dapat menyebabkan perubahan bentuk atau dimensi hasil
cetakan. Penelitian mengenai perubahan dimensi alginat mengatakan penyimpanan
hasil cetakan alginat harus dilakukan sesingkat mungkin dan juga pembuatan die
stone harus diproses sesegera mungkin setelah cetakan dibuat (Santoso EDL, 2014)
Proses imbibisi pada skill lab kali ini adalah dengan cara memasukkan
cetakan alginat ke dalam air biasa sampai terendam semua. Dalam skill lab kali ini
hasil yang didapatkan cukup bervariasi,dan hasil tidak konstan naik terus menerus,
karena pada dasarnya algnat yang mengalami imbibisi akan mengalami kenaikan
berat secara terus menerus, data yang kami dapatkan adalah pada menit ke 0 – 10
alginat mengalami kenaikan, apalagi apada menit ke 5, alginat mengalami kenaian
yang sangat signifikan sebesar 1.070 miligram. Namun pada menit ke 15 alginat
mengalami penurunan, hal ini terjadi karena pada saat alginat akan ditimbang pada
neraca analitik, alginat dibiarkan berada di udara terbuka cukup lama, maka dari itu
secara tidak langsung alginat mengalami sineresis. Hal ini sama dengan teori yang
diungkapkan telah diungkapkan sebelumnya yaitu sineresis terjadi ketika alginat
mengerut karena adanya penguapan air akibat kenaikan suhu ataupun cetakan
terlalu lama disimpan di udara terbuka (Jeddy, 2001).
13. Berikut adalah data statistika perbandingan dari proses imbibisi yang cukup
bervariasi.
Perubahan imbibisi pada alginat juga bisa terjadi akibat lamanya dan jenis
zat desinfektan yang digunakan juga berpengaruh dalam perubahan dimensi bahan
cetak, serta laju perubahannya bisa berubah. Maka dari itu, dianjurkan bagi dokter
gigi atau mahasiswa klinik untu menggunkan cairan desinfektan dengan metode
penyemprotan bukan dengan direndam, karena presentase imbibisinya lebih kecil.
33.920
34.990 35.050
34.820 34.870
35.110 35.100
33.200
33.400
33.600
33.800
34.000
34.200
34.400
34.600
34.800
35.000
35.200
0 5 10 15 20 25 30
Imbibisi
Berat Alginat (miligram) X Waktu (menit)
14. BAB V
KESIMPULAN
Sineresis dan imbibisi merupakan fenomena yang sering terjadi pada bahan cetak
alginat setelah dikeluarkan dari mulut dan rahang, sineresis terjadi karena adannya
penguapan (evaporasi ) sehingga mengakibatkan bahan cetak mengalami
penyusutan ( shrinkage ). Berbanding terbalik dengan imbibisi, dimana bahan cetak
mengalami kenaikan berat saat berada / direndam pada air/disinfektan, kenaikan
bisa bervariasi, naik turun massa alginat karena pada saat akan menimbang pada
neraca alginat terlalu lama di udara bebas dan sehingga alginat mengalami sineresis.
15. DAFTAR PUSTAKA
Amin M.,Sumarsongko T., Hasratiningsih Z., Karlina E., : Pengaruh lamanya
Tenggwng Waktu Pengecoran Gips Batu Pada Cetakan Alginate
Terhadap Kontraksi Linier Dari Model Yang Dihasilkan,Jurnal
Kedokteran Gigi, Vol. 8, No. 2, Desember 1996 : 4-9
Anusavice KJ, Shen C, Rawls HR. Phillips’ Science of Dental Materials. Ed. 12.
Elsevier, 2014: 154-155.
Anusavice, K. J. 2004. Phillip Science of Dental Materials Edisi ke-10. Jakarta,
EGC, pp 197 – 218.
Anusavice, K.J., 2003, Phillips’ Science on Dental Materials., 11th ed.,
Saunders, Elsevier Science, St Loius, h. 33-37, 152, 166, 188, 401,
415-416.
Funami, T. 2011. Next target for food hydrocolloid studies texture design of foods
using hydrocolloid technology. Food Hydrocolloids. 25: 1904–1914
Jeddy. Pengaruh Empat Macam Perlakuan Pada Bahan Cetak Alginat Terhadap
Perubahan Dimensi. Dentika Dent J. 2001; 6(1): 1-5.
McCabe, J.F,. dan Walls, A.W.G., 2008, Applied Dental Materials, 9th ed.
Blackwell Publishing, Oxford, h. 31, 76-79, 117
Santoso EDL., Widodo TT., Baehaqi M. Pengaruh Lama Perendaman Cetakan
Alginat di Dalam Larutan Desinfektan Glutaraldehid 2% Terhadap
Stabilitas Dimensi. Odonto Dental Jurnal. 2014; 1(2): 35-39.