Dilaksanakannya usaha swasta dan diakhirinya sistem tanam paksa disebabkan oleh banyak protes dari berbagai pihak atas penderitaan rakyat akibat sistem tersebut. Namun, pelaksanaan usaha swasta tetap saja menimbulkan eksploitasi dan penderitaan bagi rakyat Indonesia meski tujuan awalnya adalah meningkatkan kesejahteraan.
1. Awal Usaha Swasta dan
Akhir Tanam Paksa
Disusun Oleh :
1. Firliana Anggraeni (13)
2. Hari Malik Mu’allimi (14)
3. Noer Chodijah Maharani (20)
2. Kelompok 4
Menemukan sebab-sebab dilaksanakannya usaha
swasta dan diakhirinya tanam paksa.
Apakah karena ada rencana yang lebih bagus lagi
untuk kesejahteraan rakyat?
3. Sebab – Sebab Dilaksanakannya Usaha Swasta
dan Diakhirinya Tanah Paksa
Sistem tanam paksa yang mengakibatkan kemelaratan bagi bangsa Indonesia,
khususnya Jawa, akhirnya menimbulkan reaksi dari berbagai pihak, seperti berikut ini.
1) Golongan Pengusaha
Golongan ini menghendaki kebebasan berusaha. Mereka menganggap bahwa tanam
paksa tidak sesuai dengan ekonomi liberal.
2) Baron Van Hoevel
Ia adalah seorang missionaris yang pernah tinggal di Indonesia (1847). Dalam
perjalanannya di Jawa, Madura dan Bali, ia melihat penderitaan rakyat Indonesia akibat
tanam paksa. Ia sering melancarkan kecaman terhadap pelaksanaan tanam paksa.
Setelah pulang ke Negeri Belanda dan terpilih sebagai anggota parlemen, ia semakin
gigih berjuang dan menuntut agar tanam paksa dihapuskan.
4. Lanjutan...
3. Eduard Douwes Dekker
Ia adalah seorang pejabat Belanda yang pernah menjadi Asisten Residen Lebak
(Banten). Ia cinta kepada penduduk pribumi, khususnya yang menderita akibat tanam
paksa. Dengan nama samaran Multatuli yang berarti “aku telah banyak menderita”,
ditulisnya buku Max Havelaar atau Lelang Kopi Persekutuan Dagang Belanda (1859)
yang menggambarkan penderitaan rakyat akibat tanam paksa dalam kisah Saijah dan
Adinda.
Akibat adanya reaksi tersebut, pemerintah Belanda secara berangsurangsur
menghapuskan sistem tanam paksa. Nila, teh, kayu manis dihapuskan pada tahun
1865, tembakau tahun 1866, kemudian menyusul tebu tahun 1884. Tanaman terakhir
yang dihapus adalah kopi pada tahun 1917 karena paling banyak memberikan
keuntungan.
5. Lanjutan...
Hasil dari perdebatan di parlemen Belanda adalah dihapuskannya
cultuur stelsel secara bertahap mulai tanaman yang paling tidak laku
sampai dengan tanaman yang laku keras di pasaran Eropa.
Karena banyaknya protes dan reaksi atas pelaksanaan sistem
tanam paksa yang tidak berperikemanusiaan tidak hanya di negara
Indonesia namun di negeri Belanda, maka sistem tanam paksa
dihapuskan dan digantikan oleh politik liberal kolonial.
6. Isi dan Makna Undang- Undang Agraria tahun 1870
Undang-undang Agraria (Agrarische Wet) tahun 1870 dikeluarkan oleh parlemen
Belanda (Staten Generaal). Tokoh yang berperan melahirkan Undang-undang ini
adalah de Waal, menteri jajahan dan perniagaan ketika itu.
Tujuan Undang-undang:
•melindungi hak milik petani atas tanahnya dari penguasa pemodal asing
•memberi peluang kepada pemodal asing untuk menyewa tanah dari penduduk
Indonesia.
•membuka kesempatan kerja kepada penduduk Indonesia, terutama menjadi buruh
perkebunan.
7. Isi Undang-undang Agraria tahun 1870 :
1. Gubernur jenderal tidak diperbolehkan menjual tanah milik
pemerintah. tanah itu dapat disewakan paling lama 75 tahun.
2. Tanah milik pemerintah antara lain hutan yang belum dibuka,
tanah yang berada di luar wilayah milik desa dan penghuninya,
dan tanah milik adat
3. Tanah milik penduduk antara lain semua sawah, ladang, dan
sejenisnya yang dimiliki langsung oleh penduduk desa. Tanah
semacam ini boleh disewa oleh pengusaha swasta selama 5
tahun.
8. meningkatkan kehidupan ekonomi
Rakyat Indonesia diperkenalkan pada
betapa pentingnya peran lalu lintas
uang (modal) dalam kehidupan
ekonomi
Tumbuhnya perkebunan-perkebunan
besar meningkat jumlah produksi
tanaman ekspor jauh melebihi jumlah
produksi semasa berlakunya sistem
tanam paksa. ketika itu, Indonesia
menjadi penghasil kina nomor satu di
dunia.
Rakyat Indonesia ikut merasakan
manfaat sarana irigasi dan transportasi
yg dibangun pemerintah kolonial untuk
perkebunan.
eksploitasi sumber daya dan tenaga
rakyat
Pemberlakuan Undang-undang agraria
tahun 1870 merupakan bentuk eksploitasi
sumber daya alam Indonesia dengan
cara baru. Sama saja dengan sistem
tanam paksa, yg memeras keuntungan
dari manfaat SDA Indonesia adalah
pihak asing
Kehidupan rakyat Indonesia dipersulit
oleh membanjirnya barang-barang
impor, sehingga mematikan usah kecil
penduduk pribumi karena kalah
bersaing.
Dampak UU
Positif: Negatif:
9. Dampak Tanam Paksa
Bagi Indonesia (Khususnya Jawa)
1.Sawah ladang menjadi terbengkelai karena diwajibkan kerja rodi yang berkepanjangan
sehingga penghasilan menurun drastis.
2.Beban rakyat semakin berat karena harus menyerahkan sebagian tanah dan hasil
panennya, membayar pajak, mengikuti kerja rodi, dan menanggung risiko apabila
gagal panen.
c) Akibat bermacam-macam beban menimbulkan tekanan fisik dan mental yang
berkepanjangan.
3.Timbulnya bahaya kemiskinan yang makin berat.
4.Timbulnya bahaya kelaparan dan wabah penyakit di mana-mana sehingga angka
kematian meningkat drastis. Bahaya kelaparan menimbulkan korban jiwa yang sangat
mengerikan di daerah Cirebon (1843), Demak (1849), dan Grobogan (1850). Kejadian
10. Bagi Belanda
Apabila sistem tanam paksa telah menimbulkan malapetaka bagi bangsa
Indonesia, sebaliknya bagi bangsa Belanda ialah sebagai berikut:
a) Keuntungan dan kemakmuran rakyat Belanda.
b) Hutang-hutang Belanda terlunasi.
c) Penerimaan pendapatan melebihi anggaran belanja.
d) Kas Negeri Belanda yang semula kosong dapat terpenuhi.
e) Amsterdam berhasil dibangun menjadi kota pusat perdagangan dunia.
f) Perdagangan berkembang pesat.
11. Dampak Usaha Swasta
Awal mula dibentuknya usaha swasta itu untuk mengurangi
penderitaan bagi para rakyat pribumi. Namun dalam praktiknya tetap saja
terjadi penyelewengan dan ketidaksesuaian dengan tujuan awalnya.
Sehingga bagi rakyat Bumiputera pelaksanaan usha swasta ini tetap
membawa penderitaan.
Pertanian mereka semakin merosot. Pelaksanaan kerja paksa
masih terus berlangsung seperti pembangunan jalan raya, jembatan,
jalan kereta api, saluran irigasi, benteng, dan sebagainya
Di samping adanya kerja paksa, rakyat harus membayar pajak,
sementara hasil panen mereka menurun. Hasil kerajinan mereka juga
mengalami kemunduran karena munculnya alat – alat yang modern.
12. Kembali ke pertanyaan...
Dilaksanakannya usaha swasta dan diakhirinya tanam paksa
apakah karena ada rencana yang lebih bagus lagi untuk
kesejahteraan rakyat?
ya... sebenarnya Awal mula dibentuknya usaha swasta itu
untuk mengurangi penderitaan bagi para rakyat pribumi. Namun
dalam praktiknya tetap saja terjadi penyelewengan dan
ketidaksesuaian dengan tujuan awalnya. Sehingga bagi rakyat
Bumiputera pelaksanaan usha swasta ini tetap membawa
penderitaan.