Dokumen tersebut merangkum proses pembuatan kayu lapis mulai dari seleksi log, pengupasan, pengeringan, perekatan, pengempaan, hingga pengkondisian. Beberapa mesin kunci yang digunakan adalah mesin pengupas, pengering, perekat lem, dan pengempa panas untuk membentuk ikatan permanen antar lembaran kayu lapis.
2. Mesin Yang Digunakan
Sebenarnya banyak sekali mesin yang dibutuhkan untuk membuat plywood (kayu lapis).
Seperti:
1. Alat pemotong log.
Mesin ini biasanya memiliki cara kerja/operasi sama dengan chain saw, cuman mesin ini
menggunakan tenaga listrik. Terkadang untuk sejumlah kasus, pemotongan log
menggunakan chain saw, berbahan bakar bensin 2 tak.
2. Mesin pembersih kulit log (debarker machine)
Mesin pengupas kulit ini diperlukan, sebelum proses pengupasan. Hal ini bertujuan di
antaranya untuk menghilangkan kulit kayu, baik kulit lunak atau keras, yang dapat
mempengaruhi terhadap mesin pengupas (rotary).
3. Mesin Pengupasan (rotary machine)
Fungsinya adalah membubut log kayu menjadi lembaran veneer.
4. mesin pengering (dryer machine)
Fungsinya adalah untuk mengeringkan gulungan veneer hasil pembubutan di mesin rotary.
5. Mesin core composer.
Fungsinya adalah untuk menyambung veneer yang tidak berhasil dikupas sempurna oleh
mesin rotary (terputus-putus). Mesin ini terbagi dua, yaitu mesin untuk short core
composer, dan mesin untuk long core composer.
7. Mesin glue spreader
Fungsinya adalah untuk merekatkan lem pada veneer yang telah dikeringkan dari dryer.
8. Mesin Hot Press
Fungsinya adalah untuk membentuk ikatan permanen antara veneer F/B, L/C, dan C/C.
3. PROSES PEMBUATAN KAYU LAPIS
Massijaya (2006) mengemukakan bahwa urutan proses dalam pembuatan kayu
lapis adalah sebagai berikut:
• Seleksi log
Log yang akan dipergunakan sebagai kayu lapis diseleksi mulai dari ukuran, bentuk, dan
kondisinya terhadap cacat-cacat yang masih diperbolehkan.
• Perlakuan awal pada log
Perlakuan awal ini ditujukan untuk memudahkan dalam proses pengupasan log, terutama
untuk kayu yang memiliki kerapatan tinggi. Beberapa perlakuan awal pada log diantaranya
adalah pemanasan log (dengan air panas, uap panas, uap panas bertekanan tinggi, listrik,
memaksa air/ uap panas masuk dari arah longitudinal. Haygreen and Bowyer (1993) dan
Tsoumis (1991) mengemukakan beberapa keuntungan dari pemanasan log diantaranya
adalah terjadi peningkatkan rendemen sebesar 3-5%, peningkatan kualitas vinir (ketebalan
lebih seragam, permukaan lebih halus, retak akibat pengupasan dapat dikurangi),
pengurangan biaya pengolahan, pengurangan pemakaian jumlah perekat, mengurangi
perbedaan kadar air kayu gubal dan kayu teras, memperbaiki warna kayu, membunuh
jamur dan serangga perusak kayu.
• Pengupasan
Tsoumis (1991) mengemukakan bahwa ada tiga metode pengupasan vinir yaitu (1)
Rotary cutting / pelling, (2) Slicing/ sayat, (3) Sawing. Proses pelling memproduksi
lembaran vinir yang kontinyu, sedangkan slicing memproduksi lembaran vinir yang
terputus. Pelling kebanyakan dipergunakan dalam pembuatan kayu lapis tipe ordinary
sedangkan slicing untuk fancy plywood. Vinir yang diproduksi dengan proses rotary cutting
menghasilkan dua sisi yaitu sisi luar (tight side) dan sisi dalam (loose side). Bagian loose
sideini merupakan bagian yang terdapat retak akibat pengupasan yang dikenal dengan
leathe check.
4. •Penyortiran vinir
Kegiatan ini dilakukan untuk menseleksi vinir setelah proses pengupasan, vinir dipisahkan antara yang
rusak dengan yang tidak serta vinir untuk bagian face dan core.
•Pengeringan Vinir
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi kadar air vinir sehingga dapat menghindarkan
terjadinya blister pada kayu lapis setelah dilakukan pengempaan panas. Tsoumis (1991) mengemukakan
bahwa temperatur dalam pengeringan vinir sekitar 60-1800C tergantung pada jenis kayu, kadar air
awalnya, ketebalan vinir. Berikut disajikan data waktu pengeringan vinir.
•Perekatan
Aplikasi pelaburan perekat pada kayu lapis dapat dilakukan dengan cara roller
coater, curtain coater, spry coater, atau liquid and foam extruder (Youngquist,
1999). Perekat yang dapat dipergunakan dalam pembuatan kayu lapis antara lain
Phenol Formaldehyde (PF), Urea Formaldehyde (UF), Melamine Urea Formaldehyde (MUF),
Polyurethan dan Isocyanat (Vick, 1999). Tsoumis (1991) mengemukakan bahwa berat labur (jumlah
perekat yang dipersiapkan per satuan luas permukaan vinir) antara 100-500 g/m2 tergantung dari
beberapa faktor seperti jenis kayu, jenis perekat serta cara pelaburannya.
•Pengempaan
Menurut Tsoumis (1991) pengempaan dikelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu hot press (kempa panas)
dan cold press (kempa dingin). Sebagian besar kayu lapis diproduksi dengan menggunakan kempa
panas. Besarnya tekanan berkisar antara 100-250 psi tergantung pada kerapatan kayunya. Untuk jenis
kayu berkerapatan rendah (100-150 psi), untuk jenis kayu berkerapatan sedang (150-200 psi) serta untuk
kayu berkerapatan tinggi (200-250 psi). Besarnya temperatur pengempaan tergantung pada jenis
perekat yang digunakan. UF (1200C) dan PF (1500C). Kempa dingin dilakukan apabila perekat yang
dipakai adalah perekat alami atau perekat sintetik yang mengeras pada suhu ruang. Besarnya tekanan
pada pengempaan dingin berkisar antara 150-350 psi tergantung pada kerapatan kayu. Penggunaan
pengempaan dingin (tekanan mekanik ataupun klem) sulit untuk mendapatkan keseragaman ketebalan
pada kayu lapis yang dibuat.
•Pengkondisian
Pengkondisian dilakukan bertujuan untuk mengurangi sisa tegangan akibat proses pengempaan serta
menyesuaikan dengan kondisi lingkungan. Biasanya dilakukan selama 1-2 minggu.
5. Berikut ini kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh triplek /kayu lapis antara lain :
1.Triplek mempunyai tingkat ketahanan yang tinggi terhadap penyusutan sehingga bentuk dan
ukurannya tidak gampang berubah.
2.Triplek tersedia dalam berbagai pilihan ukuran dan ketebalan yang lebih bervariasi sehingga
memudahkan kita dalam memilih yang paling tepat.
3.Triplek memiliki daya tahan yang tinggi terhadap perubahan cuaca yang ekstrim serta daya tekuk yang
dimilikinya lebih bagus dibandingkan produk kayu lainnya.
4.Triplek mempunyai struktur yang kokoh sehingga cocok sekali digunakan untuk rangka utama
pembuatan furniture.
5.Triplek bersifat anti air atau setidaknya lebih tahan terhadap air ketimbang jenis-jenis kayu yang lain
berkat adanya lapisan keras yang menyelubungi permukaannya.
6.Triplek dibuat dengan ukuran yang presisi dan seragam, serta tekstur pada lapisan permukaannya pun
sangat halus.
Sedangkan, kekurangan-kekurangan triplek yaitu :
1.Daya tahan yang dimiliki oleh triplek terhadap cuaca yang ekstrim secara terus-menerus tidak lebih
bagus daripada kayu solid.
2.Triplek tidak cocok digunakan sebagai bahan baku pembuatan alat dan perabotan rumah tangga yang
bersifat outdoor.
3.Pengangkutan triplek dari tempat pembelian ke lokasi pengerjaan harus dilakukan dengan hati-hati
mengingat ukuran ketebalannya yang tipis.
4.Kadang-kadang ditemukan triplek yang mempunyai permukaan kurang halus dan bergelombang.
5.Penggabungan beberapa lembaran triplek harus memakai paku tembak agar hasilnya lebih maksimal
dan rapi.
6.Tingkat presisi pada sisi ketebalannya kurang bagus, khususnya apabila permukaan triplek sudah
bergelombang.
7.Dibutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi untuk melakukan finishing pada triplek supaya hasilnya
sesuai keinginan.
8.Triplek merupakan produk olahan kayu yang penggunaannya sangat praktis dan gampang dibentuk
daripada produk-produk sejenis.