SlideShare a Scribd company logo
1 of 39
LAPORAN PRATIKUM
ILMU KAYU
TENTANG
Pengukuran kadar air, kerapatan, berat jenis dan penyusutan kayu
KELOMPOK VI
ALBERTO FERNANDO GUSLI
EKA PUTRI JELFI BAHRI
FADLI RAHMADI RIAN ORIZA PERMANA
FAHRUL RIZAL SAMIRUN
Dosen Pembimbing
Dr.ir.Desyanti,Msi
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA
BARAT
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur hanya teruntuk Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulisan laporan ini dapat diselesaikan
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Laporan ini penulis ajukan sebagai
persyaratan untuk penilaian semester.
Dalam penulisan laporan ini penulis telah banyak mendapat bimbingan dan
motivasi. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak,
yaitu (1) Dr.ir.Desyanti,Msi selaku dosen pembimbing, (2) dosen-dosen Fakultas
Kehutanan yang telah memberikan dukungan, (3) pegawai tata usaha Fakultas
Kehutanan, (4) semua pihak yang ikut berpartisipasi dalam penyelesaian laporan
ini.
Semoga petunjuk dan bimbingan yang diberikan menjadi amal saleh dan
mendapat pahala di sisi Allah SWT. Penulis menyadari laporan ini masih terdapat
kekurangan , untuk itu masukan berupa kritikan dan saran agar sempurnanya
laporan ini penulis terima dengan segala kerendahan hati.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih, mudah-mudahan laporan ini
bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Padang, Juli 2014
Kelompok VI
DAFTAR ISI
Kata pengantar .........................................................................................
Daftar isi ....................................................................................................
Bab I : PENDAHULUAN ........................................................................
I.1 Latar Belakang .....................................................................
I.2 Tujuan ...................................................................................
I.3 Referensi ................................................................................
Bab II : TINJAUAN PUSTAKA ............................................................
II.1 Kajian Teori ........................................................................
BAB III : ALAT DAN METODE PENELITIAN ...............................
III.1 Waktu Dan Tempat ...........................................................
III.2 Bahan Dan Alat .................................................................
III.3 Metode Praktikum ............................................................
Bab IV : HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................
Bab V : PENUTUP ...................................................................................
A. Kesimpulan.............................................................................
B. Saran .......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Praktikum bagi Fakultas Kehutanan adalah hal terpenting yang dapat
meningkatkan daya kreativitas dan meningkatkan pengalaman mahasiswa di
lapangan. Dengan adanya praktikum lapangan maka mahasiswa dapat langsung
mengaplikasikan materi atau ilmu yang telah didapat di dalam ruangan. Sehingga
diharapkan setelah melaksanakan kuliah lapangan mahasiswa dapat dengan
mudah melihat kondisi di lapangan secara langsung, dan mereka tidak canggung
lagi jika nanti masuk ke dunia kerja, pada praktikum ini setelah kuliah lapangan
kita dapat mendapatkan hasil data di laboratorium, kita dapat menentukan kadar
air, kerapatan, berat jenis dan penyusutan kayu.
Mata kuliah ilmu kayu merupakan salah satu mata kuliah yang
mengharuskan mahasiswa untuk melaksanakan pratikum, karena mata kuliah ilmu
kayu tidak hanya cukup diterangkan di dalam ruangan, mahasiswa akan lebih
mudah memahami materi perkuliahan jika mengadakan pratikum lapangan.
Untuk itulah, mata kuliah ilmu kayu ini mengadakan praktikum di lokasi
Laboratorium Kopertis Wilayah X, Padang.
I.2 Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui kadar air, kerapatan dan berat jenis kayu yang
terdapat pada kayu kulit manis.
2. Mahasiswa bisa mengetahui penyusutan yang terdapat pada kayu kulit
manis yang diamati, serta dapat menentukan cara pencarian kadar air,
kerapatan, berat jenis, dan penyusutan pada kayu kulit manis.
3. Mahasiswa dapat mempelajari tentang penampang pada kayu.
4. Mahasiswa dapat menggunakan alat yang digunakan.
5. Dapat menyimpulkan dan membandingkan hasil yang didapat dengan
standar yang berlaku.
I.3 Referensi
1. Pedoman Pengujian Fisik Kayu dan Mekanika Kayu, Publikasi Khusus
PLPIH Bogor 1974
2. SNI-01-5007-3-2000
3. PKKI NI-5-1961
4. Konstruksi Kayu, Felixyap
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Kajian Teori
Kajian pada teori tentang struktur anatomi kayu, sifat fisis kayu dan
mekanika kayu.
A. Struktur Kayu
Struktur anatomi kayu ditetapkan berdasarkan hasil pengamatan dan
pengukuran secara mikroskopis yang meliputi pori, jari-jari, parenkim,
dimensi serat dan kadang-kadang saluran interselular.
Hasil pengukuran dan pengamatan mikroskopis tersebut dicocokkan
dengan data yang ada dalam berbagai pustaka, seperti karya DEN
BERGER (1926), DEN BERGER & ENDERT (1925), BURGESS (1926)
dan DESCH (1941b
). Khusus untuk jenis-jenis kayu dalam famili
Dipterocarpaceae dipergunakan karya DESCH (1941b
), ditambah dengan
laporan SARAYAR (1975) tentang jenis-jenis meranti. Data struktur yang
disajikan dilengkapi juga dengan foto mikroskopis dalam tiga bidang
orientasi, yaitu bidang transversal dengan pembesaran 26 kali, sedangkan
untuk bidang radial dan tangensial masing-masing dipakai pembesaran 75
kali.
B. Sifat Fisis Kayu
Diantara sifat fisis kayu yang paling penting adalah berat jenis dan
sifat higroskopisitasnya. Sifat higroskopisitas kayu tidak lain adalah akibat
adanya hubungan kayu dengan air, sedangkan berat jenis kayu erat
hubungannya dengan massa dari zat penyusun kayu ( Anonim 1999).
1. kerapatan dan berat jenis.
Menurut Brown et al. (1952), berat jenis kayu adalah perbandingan
antara kerapatan kayu tersebut terhadap benda standart. Kerapatan
adalah perbandingan antara massa atau berat benda terhadap
volumenya. Air pada temperatur 40 C atau 32,5 0F mempunyai
kerapatan sebesar 1 g/cm3. oleh karna itu air pada temperatur tersebut
dijadikan sebagai kerapatan standar.
Berat kayu meliputi berat zat kayu sendiri, berat zat ekstraktif dan
berat air yang dikandungnya. Jumlah zat kayu dan zat ekstraktif
biasanya konstan, sedangkan jumlah air berubah-ubah. Oleh karna itu
berat jenis dari sepotong kayu bervariasi tergantung dari kadar air yang
dikandungnya. Untuk mendapat keseragaman, maka pada umumnya
dalam penentuan berat jenis kayu, berat ditentukan dalam keadaan
kering tanur. Dalam keadaan kering tanur, volumekayu akan mencapai
minimum sedangakan air yang dikandungnya sangat kecil, kurang
lebih 1% dari berat kayu (Brown et al. 1952).
Brown et al. (1952) menyatakan bahwa berat jenis kayu bervariasi
diantara berbagai jenis pohon dan diantara pohon dari satu jenis yang
sama. Variasi ini juga terjadi pada posisi yang berbeda dari satu pohon.
Adanya variasi jenis kayu tersebut disebabkan oleh perbedaan dalam
jumlah zat penyusun dinding sel dan kandungan zat ekstraktif per unit
volume.
2. Kadar Air
Brown et al. (1952) menyatakan kadar air kayu adalah banyaknya
air yang terdapat dalam kayu yang dinyatakan dalam persen terhadap
berat kering tanurnya. Dengan demikian standar kekeringan kayu
adalah pada saat kering tanur.
Air dalam kayu tediri dari air bebas dan air terikat dimana
keduaanya secara bersama-sama menentukan kadar air kayu. Dalam
satu pohon kadar air segar bervariasi tergantung tempat tumbuh dan
umur pohon (Haygreen dan Bowyer, 1993).
Kollmann dan Cote (1968) menyatakan bahwa biasanya kayu akan
bertambah kuat apabila terjadi penurunan kadar air, terutama bila
terjadi dibawah titik jenuh serat. Wangaard (1950) menyatakan bahwa
kekuatan kayu sebagai balok (lenturan) dan sebagai kolom (tekan
sejajar serat) akan bertambah besar bila kondisi kayu tersebut
bertambah kering, kecuali keuletannya.
BAB III
BAHAN DAN METODE
III.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini di adakan pada :
Hari / Tanggal : Selasa / 24 Juni 2014
Tempat : Laboratorium Kopertis Wilayah X, Padang
III.2 Bahan dan Alat
Bahan dan alat yang digunakan saat kuliah lapangan pengantar ilmu
kehutanan yaitu :
1. Sampel kayu dengan ukuran 2x2x2 sebanyak 8 buah
2. Alat tulis
3. Alat alat yang sudah terdapat dilaboratorium umsb seperti :
Resikator, Oven kayu dan Timbangan, Jangka sorong / Kalifer.
4. Mikroskop
III.3 Metode Praktikum
Hal- hal yang harus dikerjakan dalam praktikum materi ini meliputi:
1. Cara pengamatan anatomi serat
Gunakan sampel yang telah disediakan oleh dosen pembimbing,
kemudian amatilah serat tersebut dengan menggunakan
mikroskop. Catat dan gambarlah apa yang terlihat di mikroskop.
Serta ukur panjang dari serat/sel tersebut (gambar pengamatan
terlampir).
2. Sifat fisik kayu
a. Kadar air kayu
Kadar air dalam kayu dinyatakan dalam persentase
dari berat kering tanur kayu. Berat kering tanur digunakan
sebagai dasar karena berat ini merupakan petunjuk banyak
zat pada kayu. Rumus untuk menentukan kadar air kayu
adalah:
Kayu ditimbang berat awalnya (BA= berat kayu+
air), kemudian kayu dikeringkan dalam tanur dengan kayu
dikeringkan dalam tanur dengan suhu 105 ±n2 C selama 3
jam, selanjutnya dinginkan dalam esikator dan timbang
sampai beratnya konstan (BKT= berat kayu kering tanur).
Selisih antara keduanya adalah jumlah air, dimana kadar air
dinyatakan dalam % terhadap BKT.
KA =
BeratAwal − BeratAkhir
BeratAkhir
× 100%
b. Kerapatan dan berat jenis kayu
Nilai berat jenis diukur dengan cara menimbang
berat dan mengukur volume sampel uji. Untuk mengetahui
volume sampel uji dengan cara mengukur dimensi kayu
tersebut sampai empat kali untuk mengakuratkan data.
Setelah diukur volumenya, sampel di oven dengan
suhu 105 ± 2 c sampai berat konstan kemudian dtimbang
(BKT). Kerapatan dan berat jenis dtentukan melalui:
Kerapatan(M) =
Berat awal
Volume
Berat Jenis =
Berat kering oven
V(1 +
M
100
)
Untuk kadar air, berat jenis dan kerapatan dapat
dilakukan sekaligus dengan sampel yang sama.
c. Penyusutan kayu
Dalam menentukan besarnya penyusutan, langkah-
langkahnya sebagai berikut:
1. Siapkan sampel yang akan dihitung persen
penyusutannya
2. Timbang berat awalnya untuk mengetahui kondisi
kadar air pada saat berat basah
3. Tentukan arah bidang tangensial, radial dan
transversal dan diukur lebarnya searah bidang
masing-masing
4. Sampel dikering oven kemudian ditimbang dan
diukur sesuai langkah 3
Nilai penyusutan kayu diukur pad sisi radial,
tangensial dan transversal. Penyusutan diukur dengan
rumus sebagai berikut:
Susut =
Dimensi awal − Dimensi akhir
Dimensi awal
× 100%
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN
Hasil dan pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan pengukuran kadar air kayu, kerapatan, berat
jenis dan penyusutan kayu dengan 8 sampel yang sudah dibuat dengan ukuran
(2x2x2) dengan hasil pengukuran sebagai berikut :
Tabel Hasil Pengukuran
1. Kadar air
Rumus :
 Kadar Air ( KA )
𝑲𝑨 =
𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝑨𝒘𝒂𝒍 − 𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝑨𝒌𝒉𝒊𝒓
𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝑨𝒌𝒉𝒊𝒓
× 𝟏𝟎𝟎%
 Rata Rata
𝑹𝒂𝒕𝒂 − 𝑹𝒂𝒕𝒂 =
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑲𝒂𝒅𝒂𝒓 𝑨𝒊𝒓
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒂𝒎𝒑𝒆𝒍
Tabel 1. Kadar air kayu ( 2x2x2 )
No Sampel Berat Awal ( g ) Berat Akhir ( g ) Kadar Air ( % )
1 I 5,17 4,41 17,23%
2 II 5,19 4,61 12,59%
3 III 4,81 4,23 12,06%
4 IV 5,42 4,81 12,68%
5 V 5,15 4,55 13,19%
6 VI 5,15 4,58 12,45%
7 VII 5,43 4,86 11,73%
8 VIII 5,01 4,41 13,61%
Rata – Rata 13,19%
2. Kerapatan dan berat jenis kayu
Rumus:
𝑲𝒆𝒓𝒂𝒑𝒂𝒕𝒂𝒏(𝑴) =
𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒂𝒘𝒂𝒍
𝑽𝒐𝒍𝒖𝒎𝒆
𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝑱𝒆𝒏𝒊𝒔 =
𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒌𝒆𝒓𝒊𝒏𝒈 𝒐𝒗𝒆𝒏
𝑽(𝟏 +
𝑴
𝟏𝟎𝟎
)
 Rata Rata
𝑹𝒂𝒕𝒂 − 𝑹𝒂𝒕𝒂 =
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑫𝒂𝒕𝒂
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑫𝒂𝒕𝒂
Sampel
Berat (g) ukuran (cm) V
Cm3
Kerapatan
(M) g/cm3
BJ
Awal akhir P L T
1 5,17 4,41 2,175 2,060 2,050 9,19 0,56 0,48
2 5,19 4,61 2,175 2,050 2,050 9,14 0,57 0,50
3 4,81 4,23 2,190 2,250 2,130 10,50 0,46 0,40
4 5,42 4,81 2,180 2,050 2,050 9,16 0,59 0,52
5 5,15 4,55 2,180 2,030 2,010 8,91 0,58 0,50
6 5,15 4,58 2,185 2,050 2,050 9,18 0,56 0,50
7 5,43 4,86 2,160 2,060 2,060 9,17 0,59 0,53
8 5,01 4,41 2,107 2,060 2,060 8,94 0,56 0,49
Rata – Rata 0,56 0,49
3. Penyusutan kayu
Rumus :
 Penyusutan
susut =
Dimensi Awal − Dimensi Akhir
Dimensi Akhir
× 100%
 Rata Rata
Rata − Rata =
Total Data
Jumlah Data
Tabel 2. Penyusutan kayu
No
Panjang (cm) Lebar (cm) Tinggi (cm) Penyusutan
Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir
PP
(%)
PL
(%)
PT
(%)
1 2,175 2,165 2,060 1,975 2,050 2,000 0,46 4,13 2,44
2 2,175 2,150 2,050 1,975 2,050 2,000 1,15 3,66 2,44
3 2,190 2,175 2,250 2,155 2,130 2,000 7,89 4,22 6,10
4 2,180 2,170 2,050 1,975 2,050 2,000 0,46 3,66 2,44
5 2,180 2,170 2,030 2,020 2,010 1,940 0,46 0,49 3,48
6 2,185 2,175 2,050 1,975 2,050 2,000 0,46 3,66 2,44
7 2,160 2,150 2,060 1,975 2,060 2,000 0,46 4,13 2,91
8 2,107 2,105 2,060 2,050 2,060 2,000 0,09 0,49 2,91
Rata-rata 1,43 3,06 3,15
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Berat jenis suatu kayu bergantung dari jumlah zat kayu yang tersusun di
dalamnya. Kayu memiliki kadar air yang terkandung di dalamnya. Ada tiga
macam kadar air pada kayu, yaitu kadar air basah, kadar air kering udara, dan
kadar air kering mutlak. Semakin besar kadar air maka berat kering oven zat
kayunya rendah, dan sebaliknya bila kadar airnya rendah maka berat kering
ovennya tinggi.
V.2 Saran
Dalam melakukan percobaan, hendaknya para praktikan lebih teliti dalam
memasukkan atau mengambil data dan cermat dalam mengolah data sehingga
hasil yang diperoleh akan akurat. Kerjasama dan kekompakkan semua praktikan
diperlukan sewaktu melakukan prosedur percobaan serta diharapkan agar seluruh
praktikan aktif pada saat melakukan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Hasil laporan praktikum di Labor Kopertis wilayah X
Hasil data pengukuran kadar air
Hasil data pengukuran kerapatan dan berat jenis kayu
Hasil data pengukuran penyusutan kayu
wiryadi, A. 2011. Kayu. Dikutip dari : http://anankwiryadi.blogdetik.com/
(diakses pada tanggal 27 Juni 2014)
marpaung, A. 2009. Sifat Fisis dan Mekanik Kayu. Dikutip dari :
http://boymarpaung.wordpress.com/2009/01/sifat-fiis-dan-mekanik-kayu.htm
(diakses pada tanggal 27 Juni 2014)
LAMPIRAN
DATA ALBERTO FERNANDO
UKURAN KAYU AWAL
P1= 2,175 P2= 2,175 P3= 2,175 P4= 2,175 Pr=
2,175
L1= 2,060 L2= 2,060 L3= 2,060 L4= 2,060 Lr=
2,060
T1= 2,050 T2= 2,050 T3= 2,050 T4= 2,050 Tr=
2,050
BERAT AWAL
Baw= 5,17 gram
UKURAN KAYU AKHIR
P1= 2,165 P2= 2,165 P3= 2,165 P4= 2,165 Pr=
2,165
L1= 1,975 L2= 1,975 L3= 1,975 L4= 1,975 Lr=
1,975
T1= 2,000 T2= 2,000 T3= 2,000 T4= 2,000 Tr=
2,000
BERAT AKHIR
BaK= 4,41 gram
PENYELESAIAN
a. Kadar air
KA =
Baw − Bak
Bak
× 100%
KA =
5,17 − 4,41
4,41
× 100% = 17,23%
b. Kerapatan
Baw= 5,17 gram
V awal= 9,19 cm3
K =
Baw
V awal
K =
5,17
9,19
= 0,56 𝑔/𝑐𝑚3
c. Berat Jenis (BJ)
Berdasarkan berat kering oven
Bak= 4,41 gram
V= 9,19 cm3
M= 0,56 g/cm3
BJ =
Bak
V(1 +
M
100)
BJ =
4,41
9,19(1 +
0,56
100
)
= 0,48
d. Penyusutan
Penyusutan arah transversal= panjang
Susut =
P aw − P ak
P aw
× 100%
Susut =
2,175 − 2,165
2,175
× 100% = 0,46%
Penyusutan arah tangensial= lebar
Susut =
L aw − L ak
L aw
× 100%
Susut =
2,060 − 1,975
2,060
× 100% = 4,13%
Penyusutan arah radial= tebal
Susut =
T aw − T ak
T aw
× 100%
Susut =
2,050 − 2,000
2,050
× 100% = 2,44%
DATA EKA PUTRI
UKURAN KAYU AWAL
P1= 2,175 P2= 2,175 P3= 2,175 P4= 2,175 Pr=
2,175
L1= 2,050 L2= 2,050 L3= 2,050 L4= 2,050 Lr=
2,050
T1= 2,050 T2= 2,050 T3= 2,050 T4= 2,050 Tr=
2,050
BERAT AWAL
Baw= 5,19 gram
UKURAN KAYU AKHIR
P1= 2,150 P2= 2,150 P3= 2,150 P4= 2,150 Pr=
2,150
L1= 1,975 L2= 1,975 L3= 1,975 L4= 1,975 Lr=
1,975
T1= 2,000 T2= 2,000 T3= 2,000 T4= 2,000 Tr=
2,000
BERAT AKHIR
BaK= 4,61 gram
PENYELESAIAN
a. Kadar air
KA =
Baw − Bak
Bak
× 100%
KA =
5,19 − 4,61
4,61
× 100% = 12,59%
b. Kerapatan
Baw= 5,19 gram
V awal= 9,14 cm3
K =
Baw
V awal
K =
5,19
9,14
= 0,57 𝑔/𝑐𝑚3
c. Berat Jenis (BJ)
Berdasarkan berat kering oven
Bak= 4,61 gram
V ak= 9,14 cm3
M= 0,57 g/cm3
BJ =
Bak
V(1 +
M
100)
BJ =
4,61
9,14(1 +
0,57
100
)
= 0,50
d. Penyusutan
Penyusutan arah transversal= panjang
Susut =
P aw − P ak
P aw
× 100%
Susut =
2,175 − 2,150
2,175
× 100% = 1,15%
Penyusutan arah tangensial= lebar
Susut =
L aw − L ak
L aw
× 100%
Susut =
2,050 − 1,975
2,050
× 100% = 3,66%
Penyusutan arah radial= tebal
Susut =
T aw − T ak
T aw
× 100%
Susut =
2,050 − 2,000
2,050
× 100% = 2,44%
DATA FADLI RAHMADI
UKURAN KAYU AWAL
P1= 2,190 P2= 2,190 P3= 2,190 P4= 2,190 Pr=
2,190
L1= 2,250 L2= 2,250 L3= 2,250 L4= 2,250 Lr=
2,250
T1= 2,130 T2= 2,130 T3= 2,130 T4= 2,130 Tr=
2,130
BERAT AWAL
Baw= 4,81 gram
UKURAN KAYU AKHIR
P1= 2,175 P2= 2,175 P3= 2,175 P4= 2,175 Pr=
2,175
L1= 2,155 L2= 2,155 L3= 2,155 L4= 2,155 Lr=
2,155
T1= 2,000 T2= 2,000 T3= 2,000 T4= 2,000 Tr=
2,000
BERAT AKHIR
BaK= 4,23 gram
PENYELESAIAN
a. Kadar air
KA =
Baw − Bak
Bak
× 100%
KA =
4,81 − 4,23
4,81
× 100% = 12,06%
b. Kerapatan
Baw= 4,81 gram
V awal= 10,50 cm3
K =
Baw
V awal
K =
4,81
10,50
= 0,46 𝑔/𝑐𝑚3
c. Berat Jenis (BJ)
Berdasarkan berat kering oven
Bak= 4,23 gram
V= 10,50 cm3
M= 0,46 g/cm3
BJ =
Bak
V(1 +
M
100)
BJ =
4,23
10,50(1 +
0,46
100)
= 0,40
d. Penyusutan
Penyusutan arah transversal= panjang
Susut =
P aw − P ak
P aw
× 100%
Susut =
2,190 − 2,175
2,190
× 100% = 7,89%
Penyusutan arah tangensial= lebar
Susut =
L aw − L ak
L aw
× 100%
Susut =
2,250 − 2,155
2,250
× 100% = 4,22%
Penyusutan arah radial= tebal
Susut =
T aw − T ak
T aw
× 100%
Susut =
2,130 − 2,000
2,130
× 100% = 6,10%
DATA FAHRUL RIZAL
UKURAN KAYU AWAL
P1= 2,180 P2= 2,180 P3= 2,180 P4= 2,180 Pr=
2,180
L1= 2,050 L2= 2,050 L3= 2,050 L4= 2,050 Lr=
2,050
T1= 2,050 T2= 2,050 T3= 2,050 T4= 2,050 Tr=
2,050
BERAT AWAL
Baw= 5,42 gram
UKURAN KAYU AKHIR
P1= 2,170 P2= 2,170 P3= 2,170 P4= 2,170 Pr=
2,170
L1= 1,975 L2= 1,975 L3= 1,975 L4= 1,975 Lr=
1,975
T1= 2,000 T2= 2,000 T3= 2,000 T4= 2,000 Tr=
2,000
BERAT AKHIR
BaK= 4,81 gram
PENYELESAIAN
a. Kadar air
KA =
Baw − Bak
Bak
× 100%
KA =
5,42 − 4,81
4,81
× 100% = 12,68%
b. Kerapatan
Baw= 5,42 gram
V awal= 9,16 cm3
K =
Baw
V awal
K =
5,42
9,16
= 0,59 𝑔/𝑐𝑚3
c. Berat Jenis (BJ)
Berdasarkan berat kering oven
Bak= 4,81 gram
V= 9,16 cm3
M= 0,59 g/cm3
BJ =
Bak
V(1 +
M
100)
BJ =
4,81
9,16(1 +
0,59
100
)
= 0,52
d. Penyusutan
Penyusutan arah transversal= panjang
Susut =
P aw − P ak
P aw
× 100%
Susut =
2,180 − 2,170
2,180
× 100% = 0,46%
Penyusutan arah tangensial= lebar
Susut =
L aw − L ak
L aw
× 100%
Susut =
2,050 − 1,975
2,050
× 100% = 3,66%
Penyusutan arah radial= tebal
Susut =
T aw − T ak
T aw
× 100%
Susut =
2,050 − 2,000
2,050
× 100% = 2,44%
DATA GUSLI
UKURAN KAYU AWAL
P1= 2,18 P2= 2,18 P3= 2,18 P4= 2,17 Pr=
2,18
L1= 2,03 L2= 2,03 L3= 2,04 L4= 2,03 Lr=
2,03
T1= 2,01 T2= 2,01 T3= 2,02 T4= 2,02 Tr=
2,01
BERAT AWAL
Baw= 5,15 gram
UKURAN KAYU AKHIR
P1= 2,17 P2= 2,17 P3= 2,17 P4= 2,15 Pr=
2,17
L1= 2,02 L2= 2,01 L3= 2,02 L4= 2,01 Lr=
2,02
T1= 1,93 T2= 1,93 T3= 1,95 T4= 1,93 Tr=
1,94
BERAT AKHIR
BaK= 4,55 gram
PENYELESAIAN
a. Kadar air
KA =
Baw − Bak
Bak
× 100%
KA =
5,15 − 4,55
4,55
× 100% = 13,19%
b. Kerapatan
Baw= 5,15 gram
V awal= 8,91 cm3
K =
Baw
V awal
K =
5,15
8,91
= 0,58 𝑔/𝑐𝑚3
c. Berat Jenis (BJ)
Berdasarkan berat kering oven
Bak= 4,55 gram
V = 8,91 cm3
M= 0,58 g/cm3
BJ =
Bak
V(1 +
M
100)
BJ =
4,55
8,91(1 +
0,58
100
)
= 0,50
d. Penyusutan
Penyusutan arah transversal= panjang
Susut =
P aw − P ak
P aw
× 100%
Susut =
2,18 − 2,17
2,18
× 100% = 0,46%
Penyusutan arah tangensial= lebar
Susut =
L aw − L ak
L aw
× 100%
Susut =
2,03 − 2,02
2,03
× 100% = 0,49%
Penyusutan arah radial= tebal
Susut =
T aw − T ak
T aw
× 100%
Susut =
2,01 − 1,94
2,01
× 100% = 3,48%
DATA JELFI BAHRI
UKURAN KAYU AWAL
P1= 2,185 P2= 2,185 P3= 2,185 P4= 2,185 Pr=
2,185
L1= 2,050 L2= 2,050 L3= 2,050 L4= 2,050 Lr=
2,050
T1= 2,050 T2= 2,050 T3= 2,050 T4= 2,050 Tr=
2,050
BERAT AWAL
Baw= 5,15 gram
UKURAN KAYU AKHIR
P1= 2,175 P2= 2,175 P3= 2,175 P4= 2,175 Pr=
2,175
L1= 1,975 L2= 1,975 L3= 1,975 L4= 1,975 Lr=
1,975
T1= 2,000 T2= 2,000 T3= 2,000 T4= 2,000 Tr=
2,000
BERAT AKHIR
BaK= 4,58 gram
PENYELESAIAN
a. Kadar air
KA =
Baw − Bak
Bak
× 100%
KA =
5,15 − 4,58
4,58
× 100% = 12,45%
b. Kerapatan
Baw= 5,15 gram
V awal= 9,18 cm3
K =
Baw
V awal
K =
5,15
9,18
= 0,56 𝑔/𝑐𝑚3
c. Berat Jenis (BJ)
Berdasarkan berat kering oven
Bak= 4,58 gram
V= 9,18 cm3
M= 0,56 g/cm3
BJ =
Bak
V(1 +
M
100)
BJ =
4,58
9,18(1 +
0,56
100)
= 0,50
d. Penyusutan
Penyusutan arah transversal= panjang
Susut =
P aw − P ak
P aw
× 100%
Susut =
2,185 − 2,175
2,185
× 100% = 0,46%
Penyusutan arah tangensial= lebar
Susut =
L aw − L ak
L aw
× 100%
Susut =
2,050 − 1,975
2,050
× 100% = 3,66%
Penyusutan arah radial= tebal
Susut =
T aw − T ak
T aw
× 100%
Susut =
2,050 − 2,000
2,050
× 100% = 2,44%
DATA RIAN ORIZA PERMANA
UKURAN KAYU AWAL
P1= 2,160 P2= 2,160 P3= 2,160 P4= 2,160 Pr=
2,160
L1= 2,060 L2= 2,060 L3= 2,060 L4= 2,060 Lr=
2,060
T1= 2,060 T2= 2,060 T3= 2,060 T4= 2,060 Tr=
2,060
BERAT AWAL
Baw= 5,43 gram
UKURAN KAYU AKHIR
P1= 2,150 P2= 2,150 P3= 2,150 P4= 2,150 Pr=
2,150
L1= 1,975 L2= 1,975 L3= 1,975 L4= 1,975 Lr=
1,975
T1= 2,000 T2= 2,000 T3= 2,000 T4= 2,000 Tr=
2,000
BERAT AKHIR
BaK= 4,86 gram
PENYELESAIAN
a. Kadar air
KA =
Baw − Bak
Bak
× 100%
KA =
5,43 − 4,86
4,86
× 100% = 11,73%
b. Kerapatan
Baw= 5,43 gram
V awal= 9,17 cm3
K =
Baw
V awal
K =
5,43
9,17
= 0,59 𝑔/𝑐𝑚3
c. Berat Jenis (BJ)
Berdasarkan berat kering oven
Bak= 4,86 gram
V= 9,17 cm3
M= 0,59 g/cm3
BJ =
Bak
V(1 +
M
100)
BJ =
4,86
9,17(1 +
0,59
100)
= 0,53
d. Penyusutan
Penyusutan arah transversal= panjang
Susut =
P aw − P ak
P aw
× 100%
Susut =
2,160 − 2,150
2,160
× 100% = 0,46%
Penyusutan arah tangensial= lebar
Susut =
L aw − L ak
L aw
× 100%
Susut =
2,060 − 1,975
2,060
× 100% = 4,13%
Penyusutan arah radial= tebal
Susut =
T aw − T ak
T aw
× 100%
Susut =
2,060 − 2,000
2,060
× 100% = 2,91%
DATA SAMIRUN
UKURAN KAYU AWAL
P1= 2,107 P2= 2,107 P3= 2,107 P4= 2,107 Pr=
2,107
L1= 2,060 L2= 2,060 L3= 2,060 L4= 2,060 Lr=
2,060
T1= 2,060 T2= 2,060 T3= 2,060 T4= 2,060 Tr=
2,060
BERAT AWAL
Baw= 5,01 gram
UKURAN KAYU AKHIR
P1= 2,105 P2= 2,105 P3= 2,105 P4= 2,105 Pr=
2,105
L1= 2,050 L2= 2,050 L3= 2,050 L4= 2,050 Lr=
2,050
T1= 2,000 T2= 2,000 T3= 2,000 T4= 2,000 Tr=
2,000
BERAT AKHIR
BaK= 4,41 gram
PENYELESAIAN
a. Kadar air
KA =
Baw − Bak
Bak
× 100%
KA =
5,01 − 4,41
4,41
× 100% = 13,61%
b. Kerapatan
Baw= 5,01 gram
V awal= 8,94 cm3
K =
Baw
V awal
K =
5,01
8,94
= O, 56 𝑔/𝑐𝑚3
c. Berat Jenis (BJ)
Berdasarkan berat kering oven
Bak= 4,41 gram
V = 8,94 cm3
M= 0,56 g/cm3
BJ =
Bak
V(1 +
M
100)
BJ =
4,41
8,94(1 +
0,56
100)
= 0,49
d. Penyusutan
Penyusutan arah transversal= panjang
Susut =
P aw − P ak
P aw
× 100%
Susut =
2,107 − 2,105
2,107
× 100% = 0,09%
Penyusutan arah tangensial= lebar
Susut =
L aw − L ak
L aw
× 100%
Susut =
2,060 − 2,050
2,060
× 100% = 0,49%
Penyusutan arah radial= tebal
Susut =
T aw − T ak
T aw
× 100%
Susut =
2,060 − 2,000
2,060
× 100% = 2,91%
Laporan ilmu kayu kelompok vi

More Related Content

What's hot

laporan pemanenan hasil hutan
laporan pemanenan hasil hutan laporan pemanenan hasil hutan
laporan pemanenan hasil hutan abdul gonde
 
EKOLOGI HUTAN
EKOLOGI HUTANEKOLOGI HUTAN
EKOLOGI HUTANEDIS BLOG
 
KOMPONEN KIMIA KAYU
KOMPONEN KIMIA KAYUKOMPONEN KIMIA KAYU
KOMPONEN KIMIA KAYUEDIS BLOG
 
MACAM MACAM DAUR
MACAM MACAM DAURMACAM MACAM DAUR
MACAM MACAM DAUREDIS BLOG
 
ILMU KAYU STRUKTUR SEL KAYU
ILMU KAYU STRUKTUR SEL KAYUILMU KAYU STRUKTUR SEL KAYU
ILMU KAYU STRUKTUR SEL KAYUEDIS BLOG
 
EKONOMI SUMBER DAYA HUTAN
EKONOMI SUMBER DAYA HUTANEKONOMI SUMBER DAYA HUTAN
EKONOMI SUMBER DAYA HUTANEDIS BLOG
 
PPT-RESPON KAYU TERHADAP FAKTOR BIOLOGIS DAN NON BIOLOGIS.pptx
PPT-RESPON KAYU TERHADAP FAKTOR BIOLOGIS DAN NON BIOLOGIS.pptxPPT-RESPON KAYU TERHADAP FAKTOR BIOLOGIS DAN NON BIOLOGIS.pptx
PPT-RESPON KAYU TERHADAP FAKTOR BIOLOGIS DAN NON BIOLOGIS.pptxMiRedz
 
Anatomi Kayu daun jarum (KDJ)
Anatomi Kayu daun jarum (KDJ)Anatomi Kayu daun jarum (KDJ)
Anatomi Kayu daun jarum (KDJ)Ibel007
 
Ph berbasis ekosistem
Ph berbasis ekosistemPh berbasis ekosistem
Ph berbasis ekosistemErwin Radom
 
Laporan inventarisasi hutan
Laporan inventarisasi hutanLaporan inventarisasi hutan
Laporan inventarisasi hutanabdul gonde
 
HUTAN, KEHUTANAN,DAN ILMU KEHUTANAN
HUTAN, KEHUTANAN,DAN ILMU KEHUTANANHUTAN, KEHUTANAN,DAN ILMU KEHUTANAN
HUTAN, KEHUTANAN,DAN ILMU KEHUTANANEDIS BLOG
 
Ektum kel 9 metode analisis vegetasi
Ektum kel 9 metode analisis vegetasiEktum kel 9 metode analisis vegetasi
Ektum kel 9 metode analisis vegetasiasnaini marlis
 
Ilmu Ukur Kayu
Ilmu Ukur Kayu Ilmu Ukur Kayu
Ilmu Ukur Kayu lombkTBK
 
Pengeringan Kayu.pptx
Pengeringan Kayu.pptxPengeringan Kayu.pptx
Pengeringan Kayu.pptxAhmadFatkhulM
 
Laporan praktikum ekologi tumbuhan "Aplikasi Metode Pengukuran Vegetasi"
Laporan praktikum ekologi tumbuhan "Aplikasi Metode Pengukuran Vegetasi"Laporan praktikum ekologi tumbuhan "Aplikasi Metode Pengukuran Vegetasi"
Laporan praktikum ekologi tumbuhan "Aplikasi Metode Pengukuran Vegetasi"Biology Education
 
ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR MANUSIA DAN LINGKUNGAN
ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR MANUSIA DAN LINGKUNGANILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR MANUSIA DAN LINGKUNGAN
ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR MANUSIA DAN LINGKUNGANEnvaPya
 
Laporan vegetatif tanaman puring
Laporan vegetatif tanaman puringLaporan vegetatif tanaman puring
Laporan vegetatif tanaman puringEkal Kurniawan
 
Laporan Praktikum Ekologi Tanaman Sekitar Pantai Pangandaran
Laporan Praktikum Ekologi Tanaman Sekitar Pantai PangandaranLaporan Praktikum Ekologi Tanaman Sekitar Pantai Pangandaran
Laporan Praktikum Ekologi Tanaman Sekitar Pantai PangandaranNurma Fauzaniar
 

What's hot (20)

laporan pemanenan hasil hutan
laporan pemanenan hasil hutan laporan pemanenan hasil hutan
laporan pemanenan hasil hutan
 
EKOLOGI HUTAN
EKOLOGI HUTANEKOLOGI HUTAN
EKOLOGI HUTAN
 
Laporan perlintan
Laporan perlintanLaporan perlintan
Laporan perlintan
 
KOMPONEN KIMIA KAYU
KOMPONEN KIMIA KAYUKOMPONEN KIMIA KAYU
KOMPONEN KIMIA KAYU
 
MACAM MACAM DAUR
MACAM MACAM DAURMACAM MACAM DAUR
MACAM MACAM DAUR
 
ILMU KAYU STRUKTUR SEL KAYU
ILMU KAYU STRUKTUR SEL KAYUILMU KAYU STRUKTUR SEL KAYU
ILMU KAYU STRUKTUR SEL KAYU
 
EKONOMI SUMBER DAYA HUTAN
EKONOMI SUMBER DAYA HUTANEKONOMI SUMBER DAYA HUTAN
EKONOMI SUMBER DAYA HUTAN
 
PPT-RESPON KAYU TERHADAP FAKTOR BIOLOGIS DAN NON BIOLOGIS.pptx
PPT-RESPON KAYU TERHADAP FAKTOR BIOLOGIS DAN NON BIOLOGIS.pptxPPT-RESPON KAYU TERHADAP FAKTOR BIOLOGIS DAN NON BIOLOGIS.pptx
PPT-RESPON KAYU TERHADAP FAKTOR BIOLOGIS DAN NON BIOLOGIS.pptx
 
Anatomi Kayu daun jarum (KDJ)
Anatomi Kayu daun jarum (KDJ)Anatomi Kayu daun jarum (KDJ)
Anatomi Kayu daun jarum (KDJ)
 
Ph berbasis ekosistem
Ph berbasis ekosistemPh berbasis ekosistem
Ph berbasis ekosistem
 
Laporan inventarisasi hutan
Laporan inventarisasi hutanLaporan inventarisasi hutan
Laporan inventarisasi hutan
 
HUTAN, KEHUTANAN,DAN ILMU KEHUTANAN
HUTAN, KEHUTANAN,DAN ILMU KEHUTANANHUTAN, KEHUTANAN,DAN ILMU KEHUTANAN
HUTAN, KEHUTANAN,DAN ILMU KEHUTANAN
 
Ektum kel 9 metode analisis vegetasi
Ektum kel 9 metode analisis vegetasiEktum kel 9 metode analisis vegetasi
Ektum kel 9 metode analisis vegetasi
 
Ilmu Ukur Kayu
Ilmu Ukur Kayu Ilmu Ukur Kayu
Ilmu Ukur Kayu
 
Pengeringan Kayu.pptx
Pengeringan Kayu.pptxPengeringan Kayu.pptx
Pengeringan Kayu.pptx
 
Analisis vegetasi
Analisis vegetasiAnalisis vegetasi
Analisis vegetasi
 
Laporan praktikum ekologi tumbuhan "Aplikasi Metode Pengukuran Vegetasi"
Laporan praktikum ekologi tumbuhan "Aplikasi Metode Pengukuran Vegetasi"Laporan praktikum ekologi tumbuhan "Aplikasi Metode Pengukuran Vegetasi"
Laporan praktikum ekologi tumbuhan "Aplikasi Metode Pengukuran Vegetasi"
 
ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR MANUSIA DAN LINGKUNGAN
ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR MANUSIA DAN LINGKUNGANILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR MANUSIA DAN LINGKUNGAN
ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR MANUSIA DAN LINGKUNGAN
 
Laporan vegetatif tanaman puring
Laporan vegetatif tanaman puringLaporan vegetatif tanaman puring
Laporan vegetatif tanaman puring
 
Laporan Praktikum Ekologi Tanaman Sekitar Pantai Pangandaran
Laporan Praktikum Ekologi Tanaman Sekitar Pantai PangandaranLaporan Praktikum Ekologi Tanaman Sekitar Pantai Pangandaran
Laporan Praktikum Ekologi Tanaman Sekitar Pantai Pangandaran
 

Viewers also liked

Laporan Praktikum TI Semester 1: Digitasi Peta dg ArcGIS
Laporan Praktikum TI Semester 1: Digitasi Peta dg ArcGISLaporan Praktikum TI Semester 1: Digitasi Peta dg ArcGIS
Laporan Praktikum TI Semester 1: Digitasi Peta dg ArcGISLaras Kun Rahmanti Putri
 
ILMU KAYU PERTUMBUHAN POHON
ILMU KAYU PERTUMBUHAN POHONILMU KAYU PERTUMBUHAN POHON
ILMU KAYU PERTUMBUHAN POHONEDIS BLOG
 
Prak.mekanika tanah i v1 (1)
Prak.mekanika tanah i v1 (1)Prak.mekanika tanah i v1 (1)
Prak.mekanika tanah i v1 (1)Subandy Civil
 
ILMU KAYU PENDAHULUAN
ILMU KAYU PENDAHULUANILMU KAYU PENDAHULUAN
ILMU KAYU PENDAHULUANEDIS BLOG
 
Laporan Praktikum GIS Digitasi
Laporan Praktikum GIS DigitasiLaporan Praktikum GIS Digitasi
Laporan Praktikum GIS DigitasiSally Indah N
 
Struktur Kayu - Meranti Putih
Struktur Kayu - Meranti PutihStruktur Kayu - Meranti Putih
Struktur Kayu - Meranti PutihReski Aprilia
 
SNI Kayu
SNI KayuSNI Kayu
SNI KayuTiwi20
 
Laporan fisika gaya archimedes
Laporan fisika gaya archimedesLaporan fisika gaya archimedes
Laporan fisika gaya archimedesNandz Iu
 
Critical and Creative Thinking for Improving Enterprise Productivity
Critical and Creative Thinking for Improving Enterprise ProductivityCritical and Creative Thinking for Improving Enterprise Productivity
Critical and Creative Thinking for Improving Enterprise ProductivityACBSP Global Accreditation
 
Top 8 certified medical assistant resume samples
Top 8 certified medical assistant resume samplesTop 8 certified medical assistant resume samples
Top 8 certified medical assistant resume sampleskerrojom
 
Milan Frankl - Program Competencies versus Learning Outcomes, a new on-line C...
Milan Frankl - Program Competencies versus Learning Outcomes, a new on-line C...Milan Frankl - Program Competencies versus Learning Outcomes, a new on-line C...
Milan Frankl - Program Competencies versus Learning Outcomes, a new on-line C...ACBSP Global Accreditation
 
Brian O’Dwyer - Turbocharge student career readiness with team-based learning...
Brian O’Dwyer - Turbocharge student career readiness with team-based learning...Brian O’Dwyer - Turbocharge student career readiness with team-based learning...
Brian O’Dwyer - Turbocharge student career readiness with team-based learning...ACBSP Global Accreditation
 
المواطنة الرقمية وثقافة الاستخدام الامن للانترنت للكبار والصغار
المواطنة الرقمية وثقافة الاستخدام الامن للانترنت للكبار والصغارالمواطنة الرقمية وثقافة الاستخدام الامن للانترنت للكبار والصغار
المواطنة الرقمية وثقافة الاستخدام الامن للانترنت للكبار والصغارNoura Alotaibi
 
Compte rendu partial et partiel de l'AAN 2016
Compte rendu  partial et partiel de l'AAN 2016Compte rendu  partial et partiel de l'AAN 2016
Compte rendu partial et partiel de l'AAN 2016Laurent Suchet
 
Southern New Hampshire University and the Future of Online Business Education
Southern New Hampshire University and the Future of Online Business EducationSouthern New Hampshire University and the Future of Online Business Education
Southern New Hampshire University and the Future of Online Business EducationACBSP Global Accreditation
 

Viewers also liked (18)

Laporan Praktikum TI Semester 1: Digitasi Peta dg ArcGIS
Laporan Praktikum TI Semester 1: Digitasi Peta dg ArcGISLaporan Praktikum TI Semester 1: Digitasi Peta dg ArcGIS
Laporan Praktikum TI Semester 1: Digitasi Peta dg ArcGIS
 
ILMU KAYU PERTUMBUHAN POHON
ILMU KAYU PERTUMBUHAN POHONILMU KAYU PERTUMBUHAN POHON
ILMU KAYU PERTUMBUHAN POHON
 
Prak.mekanika tanah i v1 (1)
Prak.mekanika tanah i v1 (1)Prak.mekanika tanah i v1 (1)
Prak.mekanika tanah i v1 (1)
 
ILMU KAYU PENDAHULUAN
ILMU KAYU PENDAHULUANILMU KAYU PENDAHULUAN
ILMU KAYU PENDAHULUAN
 
Laporan Praktikum GIS Digitasi
Laporan Praktikum GIS DigitasiLaporan Praktikum GIS Digitasi
Laporan Praktikum GIS Digitasi
 
Struktur Kayu - Meranti Putih
Struktur Kayu - Meranti PutihStruktur Kayu - Meranti Putih
Struktur Kayu - Meranti Putih
 
Pengertian Kayu
Pengertian KayuPengertian Kayu
Pengertian Kayu
 
SNI Kayu
SNI KayuSNI Kayu
SNI Kayu
 
Laporan fisika gaya archimedes
Laporan fisika gaya archimedesLaporan fisika gaya archimedes
Laporan fisika gaya archimedes
 
Critical and Creative Thinking for Improving Enterprise Productivity
Critical and Creative Thinking for Improving Enterprise ProductivityCritical and Creative Thinking for Improving Enterprise Productivity
Critical and Creative Thinking for Improving Enterprise Productivity
 
golgen finish
golgen finishgolgen finish
golgen finish
 
Top 8 certified medical assistant resume samples
Top 8 certified medical assistant resume samplesTop 8 certified medical assistant resume samples
Top 8 certified medical assistant resume samples
 
Milan Frankl - Program Competencies versus Learning Outcomes, a new on-line C...
Milan Frankl - Program Competencies versus Learning Outcomes, a new on-line C...Milan Frankl - Program Competencies versus Learning Outcomes, a new on-line C...
Milan Frankl - Program Competencies versus Learning Outcomes, a new on-line C...
 
Thesis
ThesisThesis
Thesis
 
Brian O’Dwyer - Turbocharge student career readiness with team-based learning...
Brian O’Dwyer - Turbocharge student career readiness with team-based learning...Brian O’Dwyer - Turbocharge student career readiness with team-based learning...
Brian O’Dwyer - Turbocharge student career readiness with team-based learning...
 
المواطنة الرقمية وثقافة الاستخدام الامن للانترنت للكبار والصغار
المواطنة الرقمية وثقافة الاستخدام الامن للانترنت للكبار والصغارالمواطنة الرقمية وثقافة الاستخدام الامن للانترنت للكبار والصغار
المواطنة الرقمية وثقافة الاستخدام الامن للانترنت للكبار والصغار
 
Compte rendu partial et partiel de l'AAN 2016
Compte rendu  partial et partiel de l'AAN 2016Compte rendu  partial et partiel de l'AAN 2016
Compte rendu partial et partiel de l'AAN 2016
 
Southern New Hampshire University and the Future of Online Business Education
Southern New Hampshire University and the Future of Online Business EducationSouthern New Hampshire University and the Future of Online Business Education
Southern New Hampshire University and the Future of Online Business Education
 

Similar to Laporan ilmu kayu kelompok vi

PPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptx
PPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptxPPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptx
PPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptxG7CORNELIA
 
PPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptx
PPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptxPPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptx
PPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptxG7CORNELIA
 
PPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptx
PPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptxPPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptx
PPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptxG7CORNELIA
 
PPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptx
PPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptxPPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptx
PPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptxG7CORNELIA
 
Sabut Kelapa dan Serbuk Gergaji Kayu Pinus sebagai Papan Partikel Bahan Bang...
Sabut Kelapa dan Serbuk Gergaji Kayu Pinus  sebagai Papan Partikel Bahan Bang...Sabut Kelapa dan Serbuk Gergaji Kayu Pinus  sebagai Papan Partikel Bahan Bang...
Sabut Kelapa dan Serbuk Gergaji Kayu Pinus sebagai Papan Partikel Bahan Bang...Miftakhul Khoiri
 
Kumpulan Intisari Hasil Karya Ilmiah John Kelik
Kumpulan Intisari Hasil Karya Ilmiah John KelikKumpulan Intisari Hasil Karya Ilmiah John Kelik
Kumpulan Intisari Hasil Karya Ilmiah John KelikJohn Kelik
 
UGM WIDE-v2.pptx
UGM WIDE-v2.pptxUGM WIDE-v2.pptx
UGM WIDE-v2.pptxgunokogun
 
fisika kayu (Dinda Nuraini).pptx
fisika kayu (Dinda Nuraini).pptxfisika kayu (Dinda Nuraini).pptx
fisika kayu (Dinda Nuraini).pptxTSALISASYIFAAFIA
 
fisika kayu (Dinda Nuraini).pptx
fisika kayu (Dinda Nuraini).pptxfisika kayu (Dinda Nuraini).pptx
fisika kayu (Dinda Nuraini).pptxTSALISASYIFAAFIA
 
RPP SMK Konstruksi Bangunan Kelas X
RPP SMK Konstruksi Bangunan Kelas XRPP SMK Konstruksi Bangunan Kelas X
RPP SMK Konstruksi Bangunan Kelas XDiva Pendidikan
 
JURNAL TEKNIK SIPIL MENGGAMBAR
JURNAL TEKNIK SIPIL MENGGAMBARJURNAL TEKNIK SIPIL MENGGAMBAR
JURNAL TEKNIK SIPIL MENGGAMBARMOSES HADUN
 
Presentasi bendung bambu sederhana tahan gempa
Presentasi bendung bambu sederhana tahan gempaPresentasi bendung bambu sederhana tahan gempa
Presentasi bendung bambu sederhana tahan gempaWa ode Sumartini
 

Similar to Laporan ilmu kayu kelompok vi (20)

PPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptx
PPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptxPPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptx
PPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptx
 
PPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptx
PPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptxPPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptx
PPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptx
 
PPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptx
PPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptxPPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptx
PPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptx
 
PPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptx
PPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptxPPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptx
PPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptx
 
Kayu
KayuKayu
Kayu
 
Sabut Kelapa dan Serbuk Gergaji Kayu Pinus sebagai Papan Partikel Bahan Bang...
Sabut Kelapa dan Serbuk Gergaji Kayu Pinus  sebagai Papan Partikel Bahan Bang...Sabut Kelapa dan Serbuk Gergaji Kayu Pinus  sebagai Papan Partikel Bahan Bang...
Sabut Kelapa dan Serbuk Gergaji Kayu Pinus sebagai Papan Partikel Bahan Bang...
 
Kumpulan Intisari Hasil Karya Ilmiah John Kelik
Kumpulan Intisari Hasil Karya Ilmiah John KelikKumpulan Intisari Hasil Karya Ilmiah John Kelik
Kumpulan Intisari Hasil Karya Ilmiah John Kelik
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
UGM WIDE-v2.pptx
UGM WIDE-v2.pptxUGM WIDE-v2.pptx
UGM WIDE-v2.pptx
 
fisika kayu (Dinda Nuraini).pptx
fisika kayu (Dinda Nuraini).pptxfisika kayu (Dinda Nuraini).pptx
fisika kayu (Dinda Nuraini).pptx
 
fisika kayu (Dinda Nuraini).pptx
fisika kayu (Dinda Nuraini).pptxfisika kayu (Dinda Nuraini).pptx
fisika kayu (Dinda Nuraini).pptx
 
PENDAHULUAN SIFAT FISIKA KAYU
 PENDAHULUAN SIFAT FISIKA KAYU PENDAHULUAN SIFAT FISIKA KAYU
PENDAHULUAN SIFAT FISIKA KAYU
 
RPP SMK Konstruksi Bangunan Kelas X
RPP SMK Konstruksi Bangunan Kelas XRPP SMK Konstruksi Bangunan Kelas X
RPP SMK Konstruksi Bangunan Kelas X
 
JURNAL TEKNIK SIPIL MENGGAMBAR
JURNAL TEKNIK SIPIL MENGGAMBARJURNAL TEKNIK SIPIL MENGGAMBAR
JURNAL TEKNIK SIPIL MENGGAMBAR
 
Teknologi bahan 1
Teknologi bahan 1Teknologi bahan 1
Teknologi bahan 1
 
struktur kayu I
struktur kayu Istruktur kayu I
struktur kayu I
 
Kayu _ Material dan Konstruksi
Kayu _ Material dan KonstruksiKayu _ Material dan Konstruksi
Kayu _ Material dan Konstruksi
 
Presentasi bendung bambu sederhana tahan gempa
Presentasi bendung bambu sederhana tahan gempaPresentasi bendung bambu sederhana tahan gempa
Presentasi bendung bambu sederhana tahan gempa
 
Rpht5
Rpht5Rpht5
Rpht5
 
Rpp massa jenis
Rpp massa jenisRpp massa jenis
Rpp massa jenis
 

Recently uploaded

Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 

Recently uploaded (20)

Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 

Laporan ilmu kayu kelompok vi

  • 1. LAPORAN PRATIKUM ILMU KAYU TENTANG Pengukuran kadar air, kerapatan, berat jenis dan penyusutan kayu KELOMPOK VI ALBERTO FERNANDO GUSLI EKA PUTRI JELFI BAHRI FADLI RAHMADI RIAN ORIZA PERMANA FAHRUL RIZAL SAMIRUN Dosen Pembimbing Dr.ir.Desyanti,Msi FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT 2014
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur hanya teruntuk Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulisan laporan ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Laporan ini penulis ajukan sebagai persyaratan untuk penilaian semester. Dalam penulisan laporan ini penulis telah banyak mendapat bimbingan dan motivasi. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak, yaitu (1) Dr.ir.Desyanti,Msi selaku dosen pembimbing, (2) dosen-dosen Fakultas Kehutanan yang telah memberikan dukungan, (3) pegawai tata usaha Fakultas Kehutanan, (4) semua pihak yang ikut berpartisipasi dalam penyelesaian laporan ini. Semoga petunjuk dan bimbingan yang diberikan menjadi amal saleh dan mendapat pahala di sisi Allah SWT. Penulis menyadari laporan ini masih terdapat kekurangan , untuk itu masukan berupa kritikan dan saran agar sempurnanya laporan ini penulis terima dengan segala kerendahan hati. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih, mudah-mudahan laporan ini bermanfaat bagi kita semua. Amin. Padang, Juli 2014 Kelompok VI
  • 3. DAFTAR ISI Kata pengantar ......................................................................................... Daftar isi .................................................................................................... Bab I : PENDAHULUAN ........................................................................ I.1 Latar Belakang ..................................................................... I.2 Tujuan ................................................................................... I.3 Referensi ................................................................................ Bab II : TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ II.1 Kajian Teori ........................................................................ BAB III : ALAT DAN METODE PENELITIAN ............................... III.1 Waktu Dan Tempat ........................................................... III.2 Bahan Dan Alat ................................................................. III.3 Metode Praktikum ............................................................ Bab IV : HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................ Bab V : PENUTUP ................................................................................... A. Kesimpulan............................................................................. B. Saran ....................................................................................... DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
  • 4.
  • 5. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Praktikum bagi Fakultas Kehutanan adalah hal terpenting yang dapat meningkatkan daya kreativitas dan meningkatkan pengalaman mahasiswa di lapangan. Dengan adanya praktikum lapangan maka mahasiswa dapat langsung mengaplikasikan materi atau ilmu yang telah didapat di dalam ruangan. Sehingga diharapkan setelah melaksanakan kuliah lapangan mahasiswa dapat dengan mudah melihat kondisi di lapangan secara langsung, dan mereka tidak canggung lagi jika nanti masuk ke dunia kerja, pada praktikum ini setelah kuliah lapangan kita dapat mendapatkan hasil data di laboratorium, kita dapat menentukan kadar air, kerapatan, berat jenis dan penyusutan kayu. Mata kuliah ilmu kayu merupakan salah satu mata kuliah yang mengharuskan mahasiswa untuk melaksanakan pratikum, karena mata kuliah ilmu kayu tidak hanya cukup diterangkan di dalam ruangan, mahasiswa akan lebih mudah memahami materi perkuliahan jika mengadakan pratikum lapangan. Untuk itulah, mata kuliah ilmu kayu ini mengadakan praktikum di lokasi Laboratorium Kopertis Wilayah X, Padang. I.2 Tujuan 1. Mahasiswa mengetahui kadar air, kerapatan dan berat jenis kayu yang terdapat pada kayu kulit manis. 2. Mahasiswa bisa mengetahui penyusutan yang terdapat pada kayu kulit manis yang diamati, serta dapat menentukan cara pencarian kadar air, kerapatan, berat jenis, dan penyusutan pada kayu kulit manis. 3. Mahasiswa dapat mempelajari tentang penampang pada kayu. 4. Mahasiswa dapat menggunakan alat yang digunakan. 5. Dapat menyimpulkan dan membandingkan hasil yang didapat dengan standar yang berlaku.
  • 6. I.3 Referensi 1. Pedoman Pengujian Fisik Kayu dan Mekanika Kayu, Publikasi Khusus PLPIH Bogor 1974 2. SNI-01-5007-3-2000 3. PKKI NI-5-1961 4. Konstruksi Kayu, Felixyap
  • 7. BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Kajian Teori Kajian pada teori tentang struktur anatomi kayu, sifat fisis kayu dan mekanika kayu. A. Struktur Kayu Struktur anatomi kayu ditetapkan berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran secara mikroskopis yang meliputi pori, jari-jari, parenkim, dimensi serat dan kadang-kadang saluran interselular. Hasil pengukuran dan pengamatan mikroskopis tersebut dicocokkan dengan data yang ada dalam berbagai pustaka, seperti karya DEN BERGER (1926), DEN BERGER & ENDERT (1925), BURGESS (1926) dan DESCH (1941b ). Khusus untuk jenis-jenis kayu dalam famili Dipterocarpaceae dipergunakan karya DESCH (1941b ), ditambah dengan laporan SARAYAR (1975) tentang jenis-jenis meranti. Data struktur yang disajikan dilengkapi juga dengan foto mikroskopis dalam tiga bidang orientasi, yaitu bidang transversal dengan pembesaran 26 kali, sedangkan untuk bidang radial dan tangensial masing-masing dipakai pembesaran 75 kali. B. Sifat Fisis Kayu Diantara sifat fisis kayu yang paling penting adalah berat jenis dan sifat higroskopisitasnya. Sifat higroskopisitas kayu tidak lain adalah akibat adanya hubungan kayu dengan air, sedangkan berat jenis kayu erat hubungannya dengan massa dari zat penyusun kayu ( Anonim 1999). 1. kerapatan dan berat jenis. Menurut Brown et al. (1952), berat jenis kayu adalah perbandingan antara kerapatan kayu tersebut terhadap benda standart. Kerapatan adalah perbandingan antara massa atau berat benda terhadap volumenya. Air pada temperatur 40 C atau 32,5 0F mempunyai kerapatan sebesar 1 g/cm3. oleh karna itu air pada temperatur tersebut dijadikan sebagai kerapatan standar.
  • 8. Berat kayu meliputi berat zat kayu sendiri, berat zat ekstraktif dan berat air yang dikandungnya. Jumlah zat kayu dan zat ekstraktif biasanya konstan, sedangkan jumlah air berubah-ubah. Oleh karna itu berat jenis dari sepotong kayu bervariasi tergantung dari kadar air yang dikandungnya. Untuk mendapat keseragaman, maka pada umumnya dalam penentuan berat jenis kayu, berat ditentukan dalam keadaan kering tanur. Dalam keadaan kering tanur, volumekayu akan mencapai minimum sedangakan air yang dikandungnya sangat kecil, kurang lebih 1% dari berat kayu (Brown et al. 1952). Brown et al. (1952) menyatakan bahwa berat jenis kayu bervariasi diantara berbagai jenis pohon dan diantara pohon dari satu jenis yang sama. Variasi ini juga terjadi pada posisi yang berbeda dari satu pohon. Adanya variasi jenis kayu tersebut disebabkan oleh perbedaan dalam jumlah zat penyusun dinding sel dan kandungan zat ekstraktif per unit volume. 2. Kadar Air Brown et al. (1952) menyatakan kadar air kayu adalah banyaknya air yang terdapat dalam kayu yang dinyatakan dalam persen terhadap berat kering tanurnya. Dengan demikian standar kekeringan kayu adalah pada saat kering tanur. Air dalam kayu tediri dari air bebas dan air terikat dimana keduaanya secara bersama-sama menentukan kadar air kayu. Dalam satu pohon kadar air segar bervariasi tergantung tempat tumbuh dan umur pohon (Haygreen dan Bowyer, 1993). Kollmann dan Cote (1968) menyatakan bahwa biasanya kayu akan bertambah kuat apabila terjadi penurunan kadar air, terutama bila terjadi dibawah titik jenuh serat. Wangaard (1950) menyatakan bahwa kekuatan kayu sebagai balok (lenturan) dan sebagai kolom (tekan sejajar serat) akan bertambah besar bila kondisi kayu tersebut bertambah kering, kecuali keuletannya.
  • 9. BAB III BAHAN DAN METODE III.1 Waktu dan Tempat Praktikum ini di adakan pada : Hari / Tanggal : Selasa / 24 Juni 2014 Tempat : Laboratorium Kopertis Wilayah X, Padang III.2 Bahan dan Alat Bahan dan alat yang digunakan saat kuliah lapangan pengantar ilmu kehutanan yaitu : 1. Sampel kayu dengan ukuran 2x2x2 sebanyak 8 buah 2. Alat tulis 3. Alat alat yang sudah terdapat dilaboratorium umsb seperti : Resikator, Oven kayu dan Timbangan, Jangka sorong / Kalifer. 4. Mikroskop III.3 Metode Praktikum Hal- hal yang harus dikerjakan dalam praktikum materi ini meliputi: 1. Cara pengamatan anatomi serat Gunakan sampel yang telah disediakan oleh dosen pembimbing, kemudian amatilah serat tersebut dengan menggunakan mikroskop. Catat dan gambarlah apa yang terlihat di mikroskop. Serta ukur panjang dari serat/sel tersebut (gambar pengamatan terlampir). 2. Sifat fisik kayu a. Kadar air kayu Kadar air dalam kayu dinyatakan dalam persentase dari berat kering tanur kayu. Berat kering tanur digunakan sebagai dasar karena berat ini merupakan petunjuk banyak zat pada kayu. Rumus untuk menentukan kadar air kayu adalah:
  • 10. Kayu ditimbang berat awalnya (BA= berat kayu+ air), kemudian kayu dikeringkan dalam tanur dengan kayu dikeringkan dalam tanur dengan suhu 105 ±n2 C selama 3 jam, selanjutnya dinginkan dalam esikator dan timbang sampai beratnya konstan (BKT= berat kayu kering tanur). Selisih antara keduanya adalah jumlah air, dimana kadar air dinyatakan dalam % terhadap BKT. KA = BeratAwal − BeratAkhir BeratAkhir × 100% b. Kerapatan dan berat jenis kayu Nilai berat jenis diukur dengan cara menimbang berat dan mengukur volume sampel uji. Untuk mengetahui volume sampel uji dengan cara mengukur dimensi kayu tersebut sampai empat kali untuk mengakuratkan data. Setelah diukur volumenya, sampel di oven dengan suhu 105 ± 2 c sampai berat konstan kemudian dtimbang (BKT). Kerapatan dan berat jenis dtentukan melalui: Kerapatan(M) = Berat awal Volume Berat Jenis = Berat kering oven V(1 + M 100 ) Untuk kadar air, berat jenis dan kerapatan dapat dilakukan sekaligus dengan sampel yang sama. c. Penyusutan kayu Dalam menentukan besarnya penyusutan, langkah- langkahnya sebagai berikut: 1. Siapkan sampel yang akan dihitung persen penyusutannya
  • 11. 2. Timbang berat awalnya untuk mengetahui kondisi kadar air pada saat berat basah 3. Tentukan arah bidang tangensial, radial dan transversal dan diukur lebarnya searah bidang masing-masing 4. Sampel dikering oven kemudian ditimbang dan diukur sesuai langkah 3 Nilai penyusutan kayu diukur pad sisi radial, tangensial dan transversal. Penyusutan diukur dengan rumus sebagai berikut: Susut = Dimensi awal − Dimensi akhir Dimensi awal × 100%
  • 12. BAB IV HASIL PEMBAHASAN Hasil dan pembahasan Pada praktikum ini dilakukan pengukuran kadar air kayu, kerapatan, berat jenis dan penyusutan kayu dengan 8 sampel yang sudah dibuat dengan ukuran (2x2x2) dengan hasil pengukuran sebagai berikut : Tabel Hasil Pengukuran 1. Kadar air Rumus :  Kadar Air ( KA ) 𝑲𝑨 = 𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝑨𝒘𝒂𝒍 − 𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝑨𝒌𝒉𝒊𝒓 𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝑨𝒌𝒉𝒊𝒓 × 𝟏𝟎𝟎%  Rata Rata 𝑹𝒂𝒕𝒂 − 𝑹𝒂𝒕𝒂 = 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑲𝒂𝒅𝒂𝒓 𝑨𝒊𝒓 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒂𝒎𝒑𝒆𝒍 Tabel 1. Kadar air kayu ( 2x2x2 ) No Sampel Berat Awal ( g ) Berat Akhir ( g ) Kadar Air ( % ) 1 I 5,17 4,41 17,23% 2 II 5,19 4,61 12,59% 3 III 4,81 4,23 12,06% 4 IV 5,42 4,81 12,68% 5 V 5,15 4,55 13,19% 6 VI 5,15 4,58 12,45% 7 VII 5,43 4,86 11,73% 8 VIII 5,01 4,41 13,61% Rata – Rata 13,19%
  • 13. 2. Kerapatan dan berat jenis kayu Rumus: 𝑲𝒆𝒓𝒂𝒑𝒂𝒕𝒂𝒏(𝑴) = 𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒂𝒘𝒂𝒍 𝑽𝒐𝒍𝒖𝒎𝒆 𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝑱𝒆𝒏𝒊𝒔 = 𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒌𝒆𝒓𝒊𝒏𝒈 𝒐𝒗𝒆𝒏 𝑽(𝟏 + 𝑴 𝟏𝟎𝟎 )  Rata Rata 𝑹𝒂𝒕𝒂 − 𝑹𝒂𝒕𝒂 = 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑫𝒂𝒕𝒂 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑫𝒂𝒕𝒂 Sampel Berat (g) ukuran (cm) V Cm3 Kerapatan (M) g/cm3 BJ Awal akhir P L T 1 5,17 4,41 2,175 2,060 2,050 9,19 0,56 0,48 2 5,19 4,61 2,175 2,050 2,050 9,14 0,57 0,50 3 4,81 4,23 2,190 2,250 2,130 10,50 0,46 0,40 4 5,42 4,81 2,180 2,050 2,050 9,16 0,59 0,52 5 5,15 4,55 2,180 2,030 2,010 8,91 0,58 0,50 6 5,15 4,58 2,185 2,050 2,050 9,18 0,56 0,50 7 5,43 4,86 2,160 2,060 2,060 9,17 0,59 0,53 8 5,01 4,41 2,107 2,060 2,060 8,94 0,56 0,49 Rata – Rata 0,56 0,49 3. Penyusutan kayu Rumus :  Penyusutan susut = Dimensi Awal − Dimensi Akhir Dimensi Akhir × 100%  Rata Rata Rata − Rata = Total Data Jumlah Data
  • 14. Tabel 2. Penyusutan kayu No Panjang (cm) Lebar (cm) Tinggi (cm) Penyusutan Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir PP (%) PL (%) PT (%) 1 2,175 2,165 2,060 1,975 2,050 2,000 0,46 4,13 2,44 2 2,175 2,150 2,050 1,975 2,050 2,000 1,15 3,66 2,44 3 2,190 2,175 2,250 2,155 2,130 2,000 7,89 4,22 6,10 4 2,180 2,170 2,050 1,975 2,050 2,000 0,46 3,66 2,44 5 2,180 2,170 2,030 2,020 2,010 1,940 0,46 0,49 3,48 6 2,185 2,175 2,050 1,975 2,050 2,000 0,46 3,66 2,44 7 2,160 2,150 2,060 1,975 2,060 2,000 0,46 4,13 2,91 8 2,107 2,105 2,060 2,050 2,060 2,000 0,09 0,49 2,91 Rata-rata 1,43 3,06 3,15
  • 15. BAB V PENUTUP V.1 Kesimpulan Berat jenis suatu kayu bergantung dari jumlah zat kayu yang tersusun di dalamnya. Kayu memiliki kadar air yang terkandung di dalamnya. Ada tiga macam kadar air pada kayu, yaitu kadar air basah, kadar air kering udara, dan kadar air kering mutlak. Semakin besar kadar air maka berat kering oven zat kayunya rendah, dan sebaliknya bila kadar airnya rendah maka berat kering ovennya tinggi. V.2 Saran Dalam melakukan percobaan, hendaknya para praktikan lebih teliti dalam memasukkan atau mengambil data dan cermat dalam mengolah data sehingga hasil yang diperoleh akan akurat. Kerjasama dan kekompakkan semua praktikan diperlukan sewaktu melakukan prosedur percobaan serta diharapkan agar seluruh praktikan aktif pada saat melakukan praktikum.
  • 16. DAFTAR PUSTAKA Hasil laporan praktikum di Labor Kopertis wilayah X Hasil data pengukuran kadar air Hasil data pengukuran kerapatan dan berat jenis kayu Hasil data pengukuran penyusutan kayu wiryadi, A. 2011. Kayu. Dikutip dari : http://anankwiryadi.blogdetik.com/ (diakses pada tanggal 27 Juni 2014) marpaung, A. 2009. Sifat Fisis dan Mekanik Kayu. Dikutip dari : http://boymarpaung.wordpress.com/2009/01/sifat-fiis-dan-mekanik-kayu.htm (diakses pada tanggal 27 Juni 2014)
  • 18. DATA ALBERTO FERNANDO UKURAN KAYU AWAL P1= 2,175 P2= 2,175 P3= 2,175 P4= 2,175 Pr= 2,175 L1= 2,060 L2= 2,060 L3= 2,060 L4= 2,060 Lr= 2,060 T1= 2,050 T2= 2,050 T3= 2,050 T4= 2,050 Tr= 2,050 BERAT AWAL Baw= 5,17 gram UKURAN KAYU AKHIR P1= 2,165 P2= 2,165 P3= 2,165 P4= 2,165 Pr= 2,165 L1= 1,975 L2= 1,975 L3= 1,975 L4= 1,975 Lr= 1,975 T1= 2,000 T2= 2,000 T3= 2,000 T4= 2,000 Tr= 2,000 BERAT AKHIR BaK= 4,41 gram PENYELESAIAN a. Kadar air KA = Baw − Bak Bak × 100% KA = 5,17 − 4,41 4,41 × 100% = 17,23% b. Kerapatan Baw= 5,17 gram V awal= 9,19 cm3
  • 19. K = Baw V awal K = 5,17 9,19 = 0,56 𝑔/𝑐𝑚3 c. Berat Jenis (BJ) Berdasarkan berat kering oven Bak= 4,41 gram V= 9,19 cm3 M= 0,56 g/cm3 BJ = Bak V(1 + M 100) BJ = 4,41 9,19(1 + 0,56 100 ) = 0,48 d. Penyusutan Penyusutan arah transversal= panjang Susut = P aw − P ak P aw × 100% Susut = 2,175 − 2,165 2,175 × 100% = 0,46% Penyusutan arah tangensial= lebar Susut = L aw − L ak L aw × 100% Susut = 2,060 − 1,975 2,060 × 100% = 4,13% Penyusutan arah radial= tebal Susut = T aw − T ak T aw × 100% Susut = 2,050 − 2,000 2,050 × 100% = 2,44%
  • 20. DATA EKA PUTRI UKURAN KAYU AWAL P1= 2,175 P2= 2,175 P3= 2,175 P4= 2,175 Pr= 2,175 L1= 2,050 L2= 2,050 L3= 2,050 L4= 2,050 Lr= 2,050 T1= 2,050 T2= 2,050 T3= 2,050 T4= 2,050 Tr= 2,050 BERAT AWAL Baw= 5,19 gram UKURAN KAYU AKHIR P1= 2,150 P2= 2,150 P3= 2,150 P4= 2,150 Pr= 2,150 L1= 1,975 L2= 1,975 L3= 1,975 L4= 1,975 Lr= 1,975 T1= 2,000 T2= 2,000 T3= 2,000 T4= 2,000 Tr= 2,000 BERAT AKHIR BaK= 4,61 gram PENYELESAIAN a. Kadar air KA = Baw − Bak Bak × 100% KA = 5,19 − 4,61 4,61 × 100% = 12,59% b. Kerapatan Baw= 5,19 gram V awal= 9,14 cm3
  • 21. K = Baw V awal K = 5,19 9,14 = 0,57 𝑔/𝑐𝑚3 c. Berat Jenis (BJ) Berdasarkan berat kering oven Bak= 4,61 gram V ak= 9,14 cm3 M= 0,57 g/cm3 BJ = Bak V(1 + M 100) BJ = 4,61 9,14(1 + 0,57 100 ) = 0,50 d. Penyusutan Penyusutan arah transversal= panjang Susut = P aw − P ak P aw × 100% Susut = 2,175 − 2,150 2,175 × 100% = 1,15% Penyusutan arah tangensial= lebar Susut = L aw − L ak L aw × 100% Susut = 2,050 − 1,975 2,050 × 100% = 3,66% Penyusutan arah radial= tebal Susut = T aw − T ak T aw × 100% Susut = 2,050 − 2,000 2,050 × 100% = 2,44%
  • 22.
  • 23. DATA FADLI RAHMADI UKURAN KAYU AWAL P1= 2,190 P2= 2,190 P3= 2,190 P4= 2,190 Pr= 2,190 L1= 2,250 L2= 2,250 L3= 2,250 L4= 2,250 Lr= 2,250 T1= 2,130 T2= 2,130 T3= 2,130 T4= 2,130 Tr= 2,130 BERAT AWAL Baw= 4,81 gram UKURAN KAYU AKHIR P1= 2,175 P2= 2,175 P3= 2,175 P4= 2,175 Pr= 2,175 L1= 2,155 L2= 2,155 L3= 2,155 L4= 2,155 Lr= 2,155 T1= 2,000 T2= 2,000 T3= 2,000 T4= 2,000 Tr= 2,000 BERAT AKHIR BaK= 4,23 gram PENYELESAIAN a. Kadar air KA = Baw − Bak Bak × 100% KA = 4,81 − 4,23 4,81 × 100% = 12,06% b. Kerapatan Baw= 4,81 gram V awal= 10,50 cm3
  • 24. K = Baw V awal K = 4,81 10,50 = 0,46 𝑔/𝑐𝑚3 c. Berat Jenis (BJ) Berdasarkan berat kering oven Bak= 4,23 gram V= 10,50 cm3 M= 0,46 g/cm3 BJ = Bak V(1 + M 100) BJ = 4,23 10,50(1 + 0,46 100) = 0,40 d. Penyusutan Penyusutan arah transversal= panjang Susut = P aw − P ak P aw × 100% Susut = 2,190 − 2,175 2,190 × 100% = 7,89% Penyusutan arah tangensial= lebar Susut = L aw − L ak L aw × 100% Susut = 2,250 − 2,155 2,250 × 100% = 4,22% Penyusutan arah radial= tebal Susut = T aw − T ak T aw × 100% Susut = 2,130 − 2,000 2,130 × 100% = 6,10%
  • 25.
  • 26. DATA FAHRUL RIZAL UKURAN KAYU AWAL P1= 2,180 P2= 2,180 P3= 2,180 P4= 2,180 Pr= 2,180 L1= 2,050 L2= 2,050 L3= 2,050 L4= 2,050 Lr= 2,050 T1= 2,050 T2= 2,050 T3= 2,050 T4= 2,050 Tr= 2,050 BERAT AWAL Baw= 5,42 gram UKURAN KAYU AKHIR P1= 2,170 P2= 2,170 P3= 2,170 P4= 2,170 Pr= 2,170 L1= 1,975 L2= 1,975 L3= 1,975 L4= 1,975 Lr= 1,975 T1= 2,000 T2= 2,000 T3= 2,000 T4= 2,000 Tr= 2,000 BERAT AKHIR BaK= 4,81 gram PENYELESAIAN a. Kadar air KA = Baw − Bak Bak × 100% KA = 5,42 − 4,81 4,81 × 100% = 12,68% b. Kerapatan Baw= 5,42 gram V awal= 9,16 cm3
  • 27. K = Baw V awal K = 5,42 9,16 = 0,59 𝑔/𝑐𝑚3 c. Berat Jenis (BJ) Berdasarkan berat kering oven Bak= 4,81 gram V= 9,16 cm3 M= 0,59 g/cm3 BJ = Bak V(1 + M 100) BJ = 4,81 9,16(1 + 0,59 100 ) = 0,52 d. Penyusutan Penyusutan arah transversal= panjang Susut = P aw − P ak P aw × 100% Susut = 2,180 − 2,170 2,180 × 100% = 0,46% Penyusutan arah tangensial= lebar Susut = L aw − L ak L aw × 100% Susut = 2,050 − 1,975 2,050 × 100% = 3,66% Penyusutan arah radial= tebal Susut = T aw − T ak T aw × 100% Susut = 2,050 − 2,000 2,050 × 100% = 2,44%
  • 28. DATA GUSLI UKURAN KAYU AWAL P1= 2,18 P2= 2,18 P3= 2,18 P4= 2,17 Pr= 2,18 L1= 2,03 L2= 2,03 L3= 2,04 L4= 2,03 Lr= 2,03 T1= 2,01 T2= 2,01 T3= 2,02 T4= 2,02 Tr= 2,01 BERAT AWAL Baw= 5,15 gram UKURAN KAYU AKHIR P1= 2,17 P2= 2,17 P3= 2,17 P4= 2,15 Pr= 2,17 L1= 2,02 L2= 2,01 L3= 2,02 L4= 2,01 Lr= 2,02 T1= 1,93 T2= 1,93 T3= 1,95 T4= 1,93 Tr= 1,94 BERAT AKHIR BaK= 4,55 gram PENYELESAIAN a. Kadar air KA = Baw − Bak Bak × 100% KA = 5,15 − 4,55 4,55 × 100% = 13,19% b. Kerapatan Baw= 5,15 gram V awal= 8,91 cm3
  • 29. K = Baw V awal K = 5,15 8,91 = 0,58 𝑔/𝑐𝑚3 c. Berat Jenis (BJ) Berdasarkan berat kering oven Bak= 4,55 gram V = 8,91 cm3 M= 0,58 g/cm3 BJ = Bak V(1 + M 100) BJ = 4,55 8,91(1 + 0,58 100 ) = 0,50 d. Penyusutan Penyusutan arah transversal= panjang Susut = P aw − P ak P aw × 100% Susut = 2,18 − 2,17 2,18 × 100% = 0,46% Penyusutan arah tangensial= lebar Susut = L aw − L ak L aw × 100% Susut = 2,03 − 2,02 2,03 × 100% = 0,49% Penyusutan arah radial= tebal Susut = T aw − T ak T aw × 100% Susut = 2,01 − 1,94 2,01 × 100% = 3,48%
  • 30.
  • 31. DATA JELFI BAHRI UKURAN KAYU AWAL P1= 2,185 P2= 2,185 P3= 2,185 P4= 2,185 Pr= 2,185 L1= 2,050 L2= 2,050 L3= 2,050 L4= 2,050 Lr= 2,050 T1= 2,050 T2= 2,050 T3= 2,050 T4= 2,050 Tr= 2,050 BERAT AWAL Baw= 5,15 gram UKURAN KAYU AKHIR P1= 2,175 P2= 2,175 P3= 2,175 P4= 2,175 Pr= 2,175 L1= 1,975 L2= 1,975 L3= 1,975 L4= 1,975 Lr= 1,975 T1= 2,000 T2= 2,000 T3= 2,000 T4= 2,000 Tr= 2,000 BERAT AKHIR BaK= 4,58 gram PENYELESAIAN a. Kadar air KA = Baw − Bak Bak × 100% KA = 5,15 − 4,58 4,58 × 100% = 12,45% b. Kerapatan Baw= 5,15 gram V awal= 9,18 cm3
  • 32. K = Baw V awal K = 5,15 9,18 = 0,56 𝑔/𝑐𝑚3 c. Berat Jenis (BJ) Berdasarkan berat kering oven Bak= 4,58 gram V= 9,18 cm3 M= 0,56 g/cm3 BJ = Bak V(1 + M 100) BJ = 4,58 9,18(1 + 0,56 100) = 0,50 d. Penyusutan Penyusutan arah transversal= panjang Susut = P aw − P ak P aw × 100% Susut = 2,185 − 2,175 2,185 × 100% = 0,46% Penyusutan arah tangensial= lebar Susut = L aw − L ak L aw × 100% Susut = 2,050 − 1,975 2,050 × 100% = 3,66% Penyusutan arah radial= tebal Susut = T aw − T ak T aw × 100% Susut = 2,050 − 2,000 2,050 × 100% = 2,44%
  • 33.
  • 34. DATA RIAN ORIZA PERMANA UKURAN KAYU AWAL P1= 2,160 P2= 2,160 P3= 2,160 P4= 2,160 Pr= 2,160 L1= 2,060 L2= 2,060 L3= 2,060 L4= 2,060 Lr= 2,060 T1= 2,060 T2= 2,060 T3= 2,060 T4= 2,060 Tr= 2,060 BERAT AWAL Baw= 5,43 gram UKURAN KAYU AKHIR P1= 2,150 P2= 2,150 P3= 2,150 P4= 2,150 Pr= 2,150 L1= 1,975 L2= 1,975 L3= 1,975 L4= 1,975 Lr= 1,975 T1= 2,000 T2= 2,000 T3= 2,000 T4= 2,000 Tr= 2,000 BERAT AKHIR BaK= 4,86 gram PENYELESAIAN a. Kadar air KA = Baw − Bak Bak × 100% KA = 5,43 − 4,86 4,86 × 100% = 11,73% b. Kerapatan Baw= 5,43 gram V awal= 9,17 cm3
  • 35. K = Baw V awal K = 5,43 9,17 = 0,59 𝑔/𝑐𝑚3 c. Berat Jenis (BJ) Berdasarkan berat kering oven Bak= 4,86 gram V= 9,17 cm3 M= 0,59 g/cm3 BJ = Bak V(1 + M 100) BJ = 4,86 9,17(1 + 0,59 100) = 0,53 d. Penyusutan Penyusutan arah transversal= panjang Susut = P aw − P ak P aw × 100% Susut = 2,160 − 2,150 2,160 × 100% = 0,46% Penyusutan arah tangensial= lebar Susut = L aw − L ak L aw × 100% Susut = 2,060 − 1,975 2,060 × 100% = 4,13% Penyusutan arah radial= tebal Susut = T aw − T ak T aw × 100% Susut = 2,060 − 2,000 2,060 × 100% = 2,91%
  • 36.
  • 37. DATA SAMIRUN UKURAN KAYU AWAL P1= 2,107 P2= 2,107 P3= 2,107 P4= 2,107 Pr= 2,107 L1= 2,060 L2= 2,060 L3= 2,060 L4= 2,060 Lr= 2,060 T1= 2,060 T2= 2,060 T3= 2,060 T4= 2,060 Tr= 2,060 BERAT AWAL Baw= 5,01 gram UKURAN KAYU AKHIR P1= 2,105 P2= 2,105 P3= 2,105 P4= 2,105 Pr= 2,105 L1= 2,050 L2= 2,050 L3= 2,050 L4= 2,050 Lr= 2,050 T1= 2,000 T2= 2,000 T3= 2,000 T4= 2,000 Tr= 2,000 BERAT AKHIR BaK= 4,41 gram PENYELESAIAN a. Kadar air KA = Baw − Bak Bak × 100% KA = 5,01 − 4,41 4,41 × 100% = 13,61% b. Kerapatan Baw= 5,01 gram V awal= 8,94 cm3
  • 38. K = Baw V awal K = 5,01 8,94 = O, 56 𝑔/𝑐𝑚3 c. Berat Jenis (BJ) Berdasarkan berat kering oven Bak= 4,41 gram V = 8,94 cm3 M= 0,56 g/cm3 BJ = Bak V(1 + M 100) BJ = 4,41 8,94(1 + 0,56 100) = 0,49 d. Penyusutan Penyusutan arah transversal= panjang Susut = P aw − P ak P aw × 100% Susut = 2,107 − 2,105 2,107 × 100% = 0,09% Penyusutan arah tangensial= lebar Susut = L aw − L ak L aw × 100% Susut = 2,060 − 2,050 2,060 × 100% = 0,49% Penyusutan arah radial= tebal Susut = T aw − T ak T aw × 100% Susut = 2,060 − 2,000 2,060 × 100% = 2,91%