1. IDENTITAS
NAMA : TOTOK PRIYO HUSODO
NPM : 16.0201.0079
KELAS : B
SEMESTER : DUA
PRODI : ILMU HUKUM
FAKULTAS : HUKUM
DOSEN : BAMBANG CATUR SH, MH
MATA KULIAH : HUKUM PERDATA
TUGAS : STUDI KASUS PERIKATAN
JUDUL : Analisa Kasus Hukum Perikatan
2. Rezky Aditya dan MD Entertainment merupakan pihak-pihak yang pernah mengalami masalah
terkait dugaan wanprestasi atas kontrak kerja yang telah disepakati. Kasus ini bermula ketika MD
Entertainment menggugat Rezky Aditya yang diduga melakukan kerjasama dengan rumah produksi
lain selain MD Entertainment. Padahal ketika itu Rezky masih terikat dengan MD Entertainment
atas kontrak yang belum selesai (kontrak eksklusif) dan menurut MD Entertainment apa yang
dilakukan Rezky telah melanggar kontrak kerja.
Merasa dilanggar hak dari kontrak yang disepakati, akhirnya pihak MD Entertainment
mengajukan tuntutan pada Rezky Aditya dan pihak Sinemart. Pihak Sinemart merasa tak pernah
merebut Rezky dari MD karena saat diadakan kontrak antara Sinemart dengan Rezky,
pihak Rezky mengatakan bahwa tidak ada kontrak yang mengikatnya (terang Harry Ponto, kuasa
hukum Sinemart). Namun MD merasa Rezky telah mangkir dan melanggar kontrak (syarat sifat
kontrak eksklusif) dimana seharusnya dia menyelesaikan sejumlah 331 episode, tetapi baru 261
episode yang diselesaikan dan masih ada sisa 70 episode (terang Syamsul Huda, SH., kuasa hukum
MD Entertainment).
Pihak MD sebenarnya sudah meminta baik-baik kepada Rezky agar menyelesaikan kontrak
dan meminta maaf kepada MD karena mangkir. Sementara itu, untuk pihak Sinemart Syamsul pun
meminta permintaan maaf dan meminta kerelaan mereka untuk 'mengembalikan' Rezky. Otomatis
mereka harus memutuskan kontrak dengan Rezky dan meminta maaf kepada MD. Nmun pihak
Rezky pun membantah bahwa kontrak eksklusifnya dengan MD telah berakhir pada bulan januari
2010 sehingga menurutnya kontrak yang dilakukan dengan Sinemart adalah sah.
Rezky Aditya (Seno
Susanto /
tabloidbintang.com)
CONTOH KASUS
3. CONTOH KASUS
Rezky Aditya dan MD Entertainment
PERIKATAN PERJANJIAN
SUBYEK HUKUM
KREDITUR DEBITUR
OBYEK
PERIKATAN
WANPRESTASI
Debitur berprestasi tidak sebagaimana mestinya
Untuk Berbuat Sesuatu
4. MENGAPA TERMASUK PERIKATAN?
Perikatan Suatu kaidah hukum yang mengatur hubungan hukum antara
subyek hukum yang satu dengan subyek hukum yang lain dalam
bidang harta kekayaan, dimana subyek hukum yang satu berhak
atas sesuatu prestasi, sedangkan subyek hukum yang lain
berkewajiban untuk pemenuhan prestasi
Kaidah Hukum
Tertulis Tidak
Tertulis
Subyek Hukum
Manusia
Badan
Hukum
Harta Kekayaan
Hak Kewajiban
Prestasi
Pasal 1234
KUHPerdata
Kesimpulan :
Sudah jelas bahwa dari kasus Rezky Aditya dan MD Entertainment termasuk
hukum perikatan, karena telah memenuhi 4 unsur dari hukum perikatan. Yaitu
kaidah hukum, subyek hukum, harta kekayaan dan prestasi.
Kreditur dan debitur
5. SUBYEK HUKUM
Subyek Hukum
Manusia Badan Hukum Kreditur Debitur
DIBAGI TERDIRI
MD
Entertainment
Rezky Aditya
Kesimpulan :
Sudah jelas bahwa dari kasus Rezky Aditya dan MD Entertainment termasuk Perikatan, karena
adanya subyek hukum. Dimana Rezky Aditya bertindak sebagai debitur karena Rezky Aditya
berkewajiban untuk memenuhi prestasi yang telah disepakati dalam kontrak dan MD
Entertainment sebagai Kreditur karena Pihak MD Entertainment berhak atas prestasi, yaitu soal
kontrak eksklusif yang ditandatangani Rezky untuk bermain sinetron sebanyak 624 episode,
sinetron 'Suci' dan 'Melati untuk Marvel'.
6. Obyek Hukum
OBYEK HUKUM
Perikatan ditunjukkan untuk
memberikan sesuatu, untuk
berbuat sesuatu, atau untuk
tidak berbuat sesuatu
Untuk berbuat sesuatu
Pasal 1234
KUHPerdata
Kesimpulan :
Sudah jelas bahwa dari kasus Rezky Aditya dan MD Entertainment termasuk Perikatan, karena
adanya obyek hukum. Dimana Rezky Aditya berkewajiban untuk berbuat sesuatu dan suatu
prestasi berdasarkan kontrak eksklusif yang ditandatangani Rezky untuk bermain sinetron
sebanyak 624 episode, sinetron 'Suci' dan 'Melati untuk Marvel‘. Dan MD berhak atas suatu
prestasi dari Rezky Aditya.
Kesimpulan
Kasus
Prestasi
Wujud
7. WANPRESTASI
Wanprestasi
1.Debitur tidak memenuhi prestasi
sama sekali
2.Debitur terlambat dalam
memenuhi prestasi
3.Debitur berprestasi tidak
sebagaimana mestinya
Debitur berprestasi tidak sebagaimana mestinya
Kesimpulan :
Saya menyimpulkan bahwa dari kasus Rezky Aditya dan MD Entertainment terdapat Wanprestasi.
Dimana seorang debitur yaitu Rezky Aditya tidak memenuhi atau lalau melaksanakan kewajiban
sebagaimana yang ditentukan dalam perjanjian yang dibuat bersama pihak MD Entertainment yang disini
sebagai kreditur .
Alasan yang baru dikatakan wanprestasi karena Rezky Aditya telah diberikan somasi oleh pihak MD
Entertainment. Namun, somasi itu tidak diindahkannya oleh Rezky Aditya, maka dari itu pihak MD
Entertainment membawa persoalan itu ke pengadilan. Jadi, pengadilanlah yang akan memutuskannya,
apakah Rezky wanprestasi atau tidak.
Berdasarkan kronologi tersebut maka kasus Rezky Aditya termasuk kedalam salah satu bentuk wanprestasi yaitu melaksanakan kewajiban
tetapi tidak sebagaimana yang dijanjikan dalam kontrak. Hal ini terbukti dengan tidak diselesaikannya episode yang telah ditetapkan dalam
perjanjian yang seharusnya diselesaikan sebanyak 331 episode, namun baru 261 episode yang diselesaikan. Jadi masih ada sisa 70 episode
yang harus diselesaikan. Selain itu Rezky Aditya juga terbukti telah melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan,
yaitu bekerjasama dengan rumah produksi lain selama masa kontrak dengan MD Entertainment belum selesai.