4. 1. Serbuk
Definisi
• Serbuk adalah campuran kering bahan obat yang
dihaluskan dan ditujukan kepada pasien untuk
pemakaian oral maupun pemakaian luar.
Syarat serbuk
• Kering, halus, dan homogen
• Kecuali dinyatakan lain.
5. 2. Macam- Macam Serbuk
• Penyimpangan bobot (isi) rata-rata 20 bungkus tidak
lebih dari 15% tiap 2 bungkus dan tidak lebih dari
10% tiap 18 bungkus.
Serbuk terbagi
• Digunakan hanya sebatas untuk obat yang relatif
tidak poten misal : laksan, antasida, makanan diet,
dan beberapa analgesik yang pasien dapat
menakarnya menggunakan sendok teh/penakar
lainnya.
Serbuk oral tidak
terbagi (pulvis)
• Umumnya harus menggunakan ayakan dengan
derajat kehalusan 100 mesh agar tidak menimbulkan
efek iritasi pada bagian yang peka.
Serbuk tabur
● 20 bungkus
6. 3. Jenis – jenis serbuk
a. Pulvis adspersorius
Merupakan serbuk ringan yang bebas dari
butiran kasar dan ditujukan untuk pemakaian
obat luar. Umumnya serbuk ini ditempatkan
dalam wadah yang bagian atasnya berlubang
halus untuk memudahkan penggunaannya
pada kulit. Tidak boleh digunakan pada luka
terbuka.
Contoh :
a) Zinci Undecylenatis Pulvis Adspersorius
(For.Nas)
b) Pulvis Salicylatis compositus (Form. Ind)
7. 3. Jenis – jenis serbuk
b. Pulvis Dentifricius
Merupakan serbuk gigi yang biasanya menggunakan carmin sebagai pewarna dan
dilarutkan terlebih dahulu dalam chloroform atau etanol 90%.
c. Pulvis Sternutatorius
Merupakan serbuk bersin yang dihisap melalui hidung sehingga serbuknya harus
sangat halus sekali.
d. Pulvis Effervescent
Sebelum ditelan di larutkan dulu dalam air dingin atau hangat. Dalam pelarutannya
serbuk ini akan mengeluarkan gas CO2 yang kemudian membentuk larutan jernih.
Serbuk ini merupakan campuran antara senyawa asam (asam sitrat atau tartrat)
dengan senyawa basa (natrium karbonat atau natrium bikarbonat)
9. 4. Derajat Kehalusan Serbuk dan Pengayak
Klasifikasi
serbuk
Simplisia nabati dan hewani Bahan Kimia
Nomor
serbuk
Batas derajat halus Nomor
serbuk
Batas derajat halus
% No.
Pengayak
% No.
Pengayak
Sangat
kasar
8 20 60
Kasar 20 40 60 20 60 40
Setengah
kasar
40 40 80 40 60 60
Halus 60 40 100 80 60 120
Sangat
halus
80 100 80 120 100 120
Keterangan :
1) Semua partikel serbuk melalui pengayak dengan nomor nominal tertentu
2) Batas persentase yang melewati pengayak dengan ukuran yang telah ditentukan
10. Ukuran rata-rata lubang pengayak baku anyaman kawat (FI.IV)
Nomor
Nominal
Ukuran Lubang Pengayak Nomor Nominal Ukuran Lubang Pengayak
2 9,5 mm 25 710 µm
2,5 5,6 mm 30 600 µm
4 4,75 mm 35 500 µm
8 2,36 mm 45 355 µm
10 2,00 mm 50 300 µm
14 1,40 mm 60 250 µm
16 1,18 mm 70 212 µm
18 1,00 mm 80 180 µm
20 850 µm 100 150 µm
11. Ukuran rata-rata lubang pengayak baku anyaman kawat (FI.IV)
Nomor
Nominal
Ukuran Lubang Pengayak
120 125 µm
200 75 µm
230 63 µm
270 53 µm
325 45 µm
400 38 µm
12.
13. 5. Cara mencampur serbuk
● Pada obat/bahan obat yang berbentuk kristal, kasar, atau dalam
bentuk bongkahan lakukan penggerusan terlebih dahulu.
● Pada obat keras yang memiliki jumlah sedikit campurkan dengan
zat tambahan ke dalam mortar (lumpang) lalu gerus homogen.
● Pada obat dengan warna berbeda dapat digerus secara bersama
hingga warna merata.
● Obat dengan jumlah atau volume kecil dimasukkan terlebih
dahulu.
14. 6. Ketentuan-ketentuan dalam mencampur
serbuk
1) Serbuk yang menggunakan bahan-bahan padat
a) Serbuk halus sekali
(1) Serbuk halus tidak berkhasiat keras
(a) Belerang Tidak dapat diayak dengan ayakan sutra maupun
logam karena bisa menimbulkan butiran bermuatan listrik akibat
gesekan antar butiran.
(b) Iodoform baunya menyengat dan sulit dihilangkan maka dalam
bedak tabur diayak terpisah (menggunakan ayakan khusus)
(2) Serbuk halus yang berkhasiat keras
(a) Serbuk sangat halus dan berwarna contohnya rifampisin dan
stibii penta sulfidum yang dapat masuk ke pori-pori dan warnanya
sulit dihilangkan. Sebelum digerus, mortir dilapisi dulu dengan zat
tambahan (konstituen).
16. (lanjutan) Serbuk halus yang berkhasiat keras
(b) Pengenceran serbuk
Zat yang beratnya 10 – 50 mg, Contohnya : Luminal 35 mg
- Timbang luminal : 50 mg
- Lactosa + carmin : 450 mg
----------------------------------- +
Total 500 mg
Kemudian dari campuran ini kita ambil :
35 𝑚𝑔
50 𝑚𝑔
x 500 mg = 350 mg
Zat yang beratnya 1 – 10 mg, Contohnya : Atropin Sulfat 4 mg
- Timbang atropin sulfat : 50 mg
- Lactosa + carmin : 2.450 mg
----------------------------------- +
Total 2.500 mg
Dari campuran ini kita ambil :
4 𝑚𝑔
50 𝑚𝑔
x 2500 mg = 200 mg
17. (lanjutan) Serbuk halus yang berkhasiat keras (b) Pengenceran
Zat yang beratnya 0,1 – 1 mg, Contohnya : Atropin Sulfat 0,3 mg
Dilakukan pengenceran bertingkat
Tingkat I :
- Timbang atropin sulfat : 50 mg
- Lactosa + carmin : 2.450 mg
----------------------------------- +
Total 2.500 mg
Dari campuran ini kita ambil :
3 𝑚𝑔
50 𝑚𝑔
x 2500 mg = 150 mg
Tingkat II :
- Timbang campuran I : 150 mg
- Lactosa : 350 mg
-------------------------------------- +
Total 500 mg
Dari campuran ini kita ambil :
0,3 𝑚𝑔
3 𝑚𝑔
x 500 mg = 50 mg
18. b) Serbuk yang berbentuk hablur dan kristal sebelum dicampur digerus terlebih
dahulu
(1) Serbuk dengan camphora camphora sangat mudah mengumpul lagi, untuk
mencegahnya dicampur dahulu dengan eter atau etanol 95% baru dikeringkan
dengan zat tambahan.
(2) Serbuk dengan asam salisilat dibasahi dengan eter dan segera dikeringkan
dengan zat tambahan.
(3) Serbuk dengan asam benzoat, naftol, mentol, thymol dikerjakan seperti diatas,
untuk obat dalam dipakai etanol 95% sedangkan obat luar digunakan eter.
(4) Serbuk dengan garam-garam yang mengandung kristal dapat dikerjakan dalam
lumping panas, misalnya KI dan garam – garam bromida. Garam – garam yang
mempunyai exiccatusnya lebih baik diganti dengan itu.
Penggantiaannya sbb :
- Natrii Carbonas 50% atau ½ bagian
- Ferrosi Sulfas 60% atau 2/3 bagian
- Aluminii et Kalii Sulfas 67% atau 2/3 bagian
- Magnesii Sulfas 67% atau 2/3 bagian
- Natrii Sulfas 50% atau ½ bagian
19. 2) Serbuk dengan bahan setengah padat
Biasanya terdapat dalam bedak tabur. Bahan yang termasuk setengah padat
(semisolid) adalah adeps lanae, cera flava, cera alba, paraffin padat, vaselin flavum
(vaselin kuning), dan vaselin putih. Jika dalam jumlah besar di lebur dulu diatas tangas
air baru dicampur dengan zat tambahan. Dalam jumlah sedikit digerus dengan
penambahan aceton atau eter baru ditambah zat tambahan.
Adeps Lanae Cera Flava Cera Alba Paraffin padat
20. Yang mana vaselin flavum dan yang mana vaselin alba?
Vaselin alba
Vaselin flavum
21. 3) Serbuk dengan bahan cair
a) Serbuk dengan minyak atsiri minyak atsiri dapat diteteskan terakhir
atau dapat dibuat juga oleo sacchara yaitu campuran 2 gram gula dengan
1 tetes minyak. Misalnya jika hendak dibuat 4 gr oleosacchara anisi, kita
campur 4 gr saccharum dengan 2 tetes minyak anisi.
b) Serbuk dengan tincture contohnya serbuk dengan Opii Tinctura,
Digitalis Tinctura, Aconiti Tinctura, Belladonnae Tinctura, Digitalis Tinctura,
dan Ratanhiae Tinctura.
Tinctur dalam jumlah kecil dikerjakan dilumpang panas kemudian dikeringkan
dengan zat tambahan. Sedangkan dalam jumlah besar dikerjakan dengan
menguapkan diatas tangas air sampai kental baru ditambahkan zat
tambahan sampai dapat diserap oleh zat tambahan tersebut kemudian
diangkat. Tinctura yang diuapkan ini beratnya 0, untuk serbuk terbagi
kehilangan berat tak perlu diganti, sedangkan untuk serbuk tak terbagi harus
diganti seberat tinctura dengan zat tambahan.
22. Zat berkhasiat dari tinctur menguap, pada umumnya terbagi menjadi 2 sbb :
(1) Tinctur yang dapat diambil bagian-bagiannya.
Spiritus sebagai pelarutnya diganti dengan zat tambahan. Contohnya Iodii
tinc. Camphor Spiritus, Tinc.Opii Benzoica.
(2) Tinctur yang tidak dapat diambil bagian-bagiannya
Kalau jumlahnya banyak dilakukan pengeringan pada suhu serendah
mungkin, kalau jumlah nya sedikit dapat ditambah langsung ke dalam
campuran serbuk. Batasi maksimal 4 tetes dalam 1 gram serbuk. Contohnya
Valerianae Tinc, Aromatic Tinc.
23. 4) Serbuk dengan extractum
a) Extractum Siccum (ekstrak kering) pengerjaannya seperti membuat
serbuk dengan zat padat halus. Contohnya Opii extractum dan Strychni
extractum.
b) Extractum Spissum (ekstrak kental) dikerjakan dalam lumpang panas
dengan sedikit penambahan pelarut (etanol 70%) untuk mengencerkan
ekstrak, kemudian tambahnkan zat tambahan sebagai pengering.
Contohnya Belladonnae extractum dan Hyoscyami extractum. Ekstrak
Cannabis Indicae dan Ekstrak Valerianae menggunakan etanol 90%, Extract
Filicis dengan eter.
c) Extractum Liquidum (ekstrak cair) dikerjakan seperti mengerjakan
serbuk dengan tincture. Contohnya Rhamni Purshianae ext, Ext. Hydrastis
Liq.
Catatan : Ekstrak Chinae Liq bisa diganti dengan ekstrak Chinae Siccum
sebanyak sepertiganya.
24. 5) Serbuk dengan tablet atau kapsul
Dalam membuat serbuk dengan tablet atau kapsul diperlukan zat tambahan
sehingga perlu diperhitungkan beratnya. Tablet digerus kemudian ditimbang
beratnya, kapsul dikeluarkan isinya kemudian ditimbang beratnya. Apabila
tablet dan kapsul terdiri dari satu macam zat berkhasiat dapat ditimbang
dalam bentuk zat aslinya. Contoh Chlortrimeton tablet 4 mg (dapat diambil
dalam bentuk tabletnya langsung) atau dapat diambil Chlorpheniramine
Maleat dalam bentuk serbuk yang sudah diencerkan.
25. 7. Cara Pengemasan Serbuk
1. Kemasan serbuk terbagi menggunakan kertas perkamen/kertas
selofan/sampul polietilena. Jika % pemakaian DM <80% maka dapat dibagi
tanpa penimbangan, jika % pemakaian >80% maka serbuk harus ditimbang
satu persatu.
2. Kemasan serbuk tak terbagi Obat luar dikemas dalam kaleng yang
berlubang-lubang untuk memudahkan penggunaan pada kulit. Contohnya :
bedak tabur. Sedangkan untuk obat dalam disimpan dalam botol bermulut
lebar, contohnya serbuk antacid dan serbuk laksativa. Wadah dari gelas
digunakan untuk bahan yang higroskopis atau mudah mencair dan serbuk
yang mengandung bahan obat yang mudah menguap. Pada komponen
yang sensitif terhadap cahaya digunakan gelas berwarna hijau atau amber.
28. 8. Kelebihan dan Kekurangan Serbuk
Kelebihan Kekurangan
1. Lebih leluasa dalam memilih dosis yang
sesuai dengan keadaan pasien
2. Lebih stabil terutama obat yang mudah
rusak oleh air
3. Penyerapan lebih cepat dan lebih
sempurna
4. Cocok digunakan untuk anak mapupun
dewasa yang sulit menelan kapsul atau
tablet
5. Obat yang terlalu besar volumenya jika
dibuat tablet/kapsul dibuat dalam bentuk
serbuk
1. Rasa tidak enak (pahit, sepat, lengket di
lidah) namun bisa diatasi dengan
corrigen saporis
2. Dapat menyebabkan penyimpanan
menjadi lembab
31. 1. Pengertian
Kapsul merupakan sediaan padat yang terdiri dari obat dalam
cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya
terbuat dari gelatin tetapi dapat juga terbuat dari pati atau bahan lain
yang sesuai.
32. 2. Jenis – jenis kapsul berdasarkan
bentuknya
Kapsul keras Kapsul lunak
1. Terdiri atas tubuh dan tutup
2. Tersedia dalam bentuk kosong
3. Isi biasanya padat, dapat juga
cair
4. Cara pakai per-oral
5. Bentuk hanya satu macam
1. Satu kesatuan
2. Selalu sudah terisi
3. Isi biasanya cair tapi dapat juga
padat
4. Bisa oral, vaginal, rectal, dan
topical
5. Bentuknya bermacam-macam
33. Kapsul lunak yang bekerjanya long acting umumnya berisi granula disebut
Spansule.
34. 3. Jenis – jenis kapsul berdasarkan ukuran
Ukuran kapsul : 000 00 0 1 2 3 4 5
Untuk hewan : 10 11 12
1 oz = 28,35 gram
36. 4. Keuntungan dan kerugian sediaan
kapsul
Keuntungan Kerugian
1. Bentuk menarik dan praktis
2. Tidak berasa (bisa menutupi rasa
dan bau yang tidak enak)
3. Mudah ditelan dan cepat
hancur/larut dalam lambung
sehingga cepat diabsorbsi di usus
4. Dokter dapat memberikan resep
dengan kombinasi obat menurut
kebutuhan
5. Dapat diisi dengan cepat
1. Tidak bisa untuk zat yang mudah
menguap sebab pori-pori cangkang
tidak menahan penguapan
2. Tidak untuk zat-zat yang
higroskopis
3. Tidak untuk zat-zat yang bereaksi
dengan cangkang kapsul
4. Tidak untuk balita
5. Tidak bisa dibagi (misal ½ kapsul)
37. 5. Cara Pengisian Kapsul
Kapsul keras terdiri dari 2 bagian yaitu bagian dalam/induk (yang
lebih panjang) biasa disebut badan kapsul dan bagian luar/tutup.
38. 5. Cara Pengisian Kapsul
Dengan Tangan
• Serbuk dibagi sesuai dengan jumlah kapsul, lalu tiap serbuk dimasukkan
ke dalam badan kapsul dan ditutup.
• Digunakan sarung tangan.
Dengan Alat
• Kapsul dibuka dan badan kapsul dimasukkan ke dalam lubang dari
bagian alat yang tidak bergerak.
• Serbuk yang akan dimasukan diratakan dengan sudip.
• Kapsul ditutup dengan merapatkan bagian yang bergerak.
Dengan Mesin
• Alat serba otomatis mulai dari membuka, mengisi sampai dengan
menutup kapsul.
• Keseragaman lebih terjamin.
39. 6. Cara Membersihkan Kapsul
Caranya meletakkan kapsul di atas sepotong kain (linen, wol)
kemudian digosok-gosokkan sampai bersih.
40. 7. Pengisian cairan ke dalam kapsul keras
1) Zat kental/setengah cair
Misal : ekstrak kental yang sudah dikeringkan dengan bahan-bahan inert. Apabila
terlalu banyak dan membutuhkan terlalu banyak inert maka dibuat seperti masa
pil dan dipotong-potong sebanyak yang diperlukan kemudian dimasukkan ke
dalam cangkang kapsul.
2) Cairan-cairan
Misal : minyak lemak dan cairan lain yang tidak melarutkan gelatinnya dapat
langsung dimasukkan dengan pipet yang telah ditara sesudah itu kapsul ditutup.
3) Cairan yang bereaksi dengan gelatin
Misal : kreosot, minyak menguap, atau alcohol diencerkan terlebih dahulu dengan
minyak lemak sampai kadarnya dibawah 40%. Cairan diteteskan dengan pipet
yang sudah ditara ke dalam kapsul lalu ditutup.
41. 8. Faktor – faktor yang merusak
cangkang kapsul
1) Mengandung zat higroskopis
Contohnya kapsul yang mengandung KI, NaI, dan NaNO2.
2) Mengandung campuran eutektikum
Contoh asetosal dengan hexamine atau camphor dengan menthol.
3) Mengandung minyak menguap, kreosot, dan alcohol
4) Penyimpanan yang salah misalnya ditempat lembab (menjadi
lembek) atau terlalu kering (menjadi rapuh).
42. 9. Tempat penyimpanan kapsul
● Dalam ruang yang tidak terlalu
lembab atau dingin kering.
● Dalam botol gelas tertutup
rapat dan diberi silika.
● Dalam wadah plastic yang
diberi pengering.
● Dalam blister/strip alufoil.
43. 10. Syarat – syarat kapsul
1) Keseragaman bobot
Menurut FI III, di bagi menjadi 2 :
a) Kapsul berisi obat kering timbang 20 kapsul, timbang lagi satu persatu,
keluarkan isi semua kapsul, timbang seluruh cangkang kapsul. Hitung bobot isi kapsul
dan bobot rata-rata isi kapsul. Perbedaan dalam persen bobot isi tiap kapsul terhadap
bobot rata-rata tiap isi kapsul tidak boleh lebih dari dua kapsul yang penyimpangannya
lebih besar dari harga yang ditetapkan oleh kolom A dan tidak ada satu kapsul pun
yang penyimpangannya melebihi yang ditetapkan kolom B.
Bobot Rata-Rata
Kapsul
Perbedaan Bobot Isi Kapsul Dalam %
A B
120 mg atau lebih 10% 20%
Lebih dari 120 mg 7,5% 15%
44. b) Kapsul berisi obat cair atau pasta
Kesimpulan : perbedaan dalam persen bobot isi tiap kapsul terhadap bobot
rata-rata tiap isi kapsul tidak boleh lebih dari 7,5%.
Timbang
10 kapsul
Timbang
satu
persatu
Keluarkan
isi semua
kapsul
Cuci
kapsul
dengan
eter
Timbang
seluruh
bagian
cangkang
kapsul
Hitung
bobot isi
kapsul dan
hitung
rata-rata
tiap isi
kapsul
45. 2) Uji waktu hancur
Tujuan : mengetahui waktu yang diperlukan oleh kapsul
untuk hancur menjadi butiran – butiran bebas yang tidak
terikat oleh satu bentuk.
Alat : Desintegration Tester (FI IV)
Prosedur :
(1) Masukkan 1 kapsul pada masing-masing tabung di
keranjang
(2) Masukkan kasa berukuran 10 mesh, gunakan air yang
bersuhu 37o ± 2o sebagai media kecuali dinyatakan
lain
(3) Naik turunkan keranjang ±29-32 kali per menit
(4) Semua kapsul harus hancur kecuali bagian dari
cangkang kapsul
(5) Bila 1 atau 2 kapsul tidak hancur sempurna ulangi
pengujian dengan 12 kapsul lainnya, tidak kurang 16
dari 18 kapsul yang diuji harus hancur sempurna
Waktu hancur : tidak lebih dari 15 menit (FI III).
https://www.youtube.com/watch?v=3ipKXNsbT8k
46. 3) Uji keseragaman sediaan
Keragaman bobot untuk kapsul keras dan
keseragaman kandungan untuk kapsul
lunak.
4) Uji Disolusi
Uji ini digunakan untuk menentukan
kesesuaian dengan persyaratan disolusi
yang tertera pada masing-masing
monografi. Persyaratan ini tidak berlaku
untuk kapsul gelatin lunak kecuali
dinyatakan dalam masing-masing
monografi.
Alat Uji Disolusi
50. 1. Salep
a. Pengertian :
Salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topical
pada kulit atau selaput lendir. Salep tidak boleh berbau tengik. Kadar bahan
obat keras atau narkotika dalam salep adalah sebesar 10%.
51. b. Penggolongan Salep Menurut Konistensinya
b. Penggolongan Salep
Unguenta :
konsistensi
seperti
mentega.
Tidak
mencair pada
suhu biasa
Cream :
banyak
mengandung
air, mudah
diserap kulit,
dapat dicuci
dengan air
Pasta :
mengandung
>50% zat
padat
Cerata :
mengandung
lilin (waxes),
konsistensi
lebih keras.
Gelones
spumae
(Jelly) :
Mengandung
sedikit atau
tanpa lilin.
Digunakan
sebagai
basis dan
pelicin.
52. b. Penggolongan Salep Menurut Efek terapinya
Salep epidermik (salep penutup)
Untuk melindungi kulit (tidak diabsorbsi), contoh :
vaselin (hidrokarbon)
Salep endodermik
Terabsorbsi Sebagian, untuk melunakkan kulit.
Dasar salep : minyak lemak.
Salep diadermik (Salep serap)
Diabsorbsi seluruhnya melalui kulit, contoh : salep yang
mengandung merkuri, iodida, maupun belladonnae.
Dasar salep : adeps lanae dan oleum cacao.
53. c. Dasar Salep
Hidrokarbon
• Digunakan sebagai emolien (pelembab) dan sukar dicuci. Contoh :
vaselin kuning, vaselin putih, paraffin, dan minyak nabati.
Serap
• Digunakan sebagai emolien. Contoh : adeps lanae, hydrophilic
petrolatum, unguentum simpleks.
Yang dapat dicuci dengan air
• Membentuk emulsi minyak dalam air (krim). Biasanya sebagai bahan
dasar kosmetika, contoh : vanishing cream, hydrophilic ointment,
emulsifiying wax.
Larut air
• Tak berlemak, dan larut air. Dasar salep biasa disebut gel. Contoh : PEG,
tragacanth, gummi arabicum.
54. Kualitas Dasar Salep yang Baik :
● Stabil : bebas dari inkompatibilitas, tidak
dipengaruhi suhu dan kelembapan kamar.
● Lunak
● Mudah dipakai
● Dasar salep cocok
● Dapat terdistribusi merata
55. Peraturan Umum Pembuatan Salep
1) Peraturan Salep Pertama
Zat-zat yang dapat larut dalam campuran lemak dilarutkan kedalamnya, jika
perlu dengan pemanasan.
2) Peraturan Salep Kedua
Bahan larut air larutkan dalam air. Jumlah air yang dipakai dikurangi dari
basis.
3) Peraturan Salep Ketiga
Bahan-bahan sukar larut lemak dan air diserbuk terlebih dahulu kemudian
diayak dengan B40.
4) Peraturan Salep Keempat
Salep yang dibuat dengan cara mencairkan di gerus sampai dingin.
56. Cara Pembuatan Salep ditinjau dari Zat
Berkhasiat Utama
a. Camphora :
● Dilarutkan dalam dasar salep yg dicairkan
● Dilarutkan dalam minyak lemak
● Dapat dicampurkan dengan menthol/salol supaya mencair baru ditambahkan
basis/dasar salep
● Jika tidak memungkinkan cara diatas dapat diteteskan etanol 95% atau eter
kemudian digerus dengan dasar salep
b. Pellidol :
● Dilarutkan dalam dasar salep yang dicairkan
● Bila dasar salep disaring ditambahkan dasar salep sebanyak 20%
c. Iodium :
● Dilarutkan dalam larutan pekat KI atau NaI
● Diteteskan etanol 95% kemudian digerus dengan dasar salep
57. (lanjutan…)
d. Protargol ditabur diatas air lalu diamkan 15 menit dalam tempat gelap, jika
terdapat gliserol larutkan dalam gliserol lalu tambahkan air
e. Colargol Sama dengan protargol namun air yang digunakan hanya 1/3 bagian.
f. Phenol seperti kamfer
g. Belerang tidak boleh diayak
h. ZnO (Zinci Oxydum) diayak terlebih dahulu dengan pengayak no.100
i. Alkohol dalam jumlah sedikit tetes sedikit demi sedikit oleh dasar salep
j. Ekstrak Extr.Siccum : dilarutkan dalam air lalu berat air dikurangi dari dasar salep,
Extr.Liquidum : tetes sedikit demi sedikit, Extr.Spissum : diencerkan dengan air atau
etanol
k. Naphtolum dapat larut dalam sapo kalinus, jika tidak ada kerjakan seperti kamfer
l. Bentonit tambahkan sedikit demi sedikit air hangat (rendam dengan air 1 jam).
Salep dan bentonite tidak tahan lama, karena itu perlu ditambahkan lemak agar tidak
memisah
58. Bahan yang ditambahkan
terakhir pada salep
● Ichtyol
● Balsem-balsem dan
minyak atsiri
● Air
● Gliserin
● LCD (Liquor Carbonis
Detergent)
Ichtyol LCD
59. 2. Pastae (Pasta)
Pasta adalah sediaan semipadat yang
mengandung satu atau lebih bahan
obat yang ditujukan untuk pemakaian
topikal (FI IV).
• Pasta natrium
karboksimetilselulose
Pasta
mengandung
air
• Pasta zinc oksida
Pasta
berlemak
60. 2. Pastae (Pasta)
Pasta gigi digunakan untuk
pelekatan pada selaput
lender untuk memperoleh
efek local misalnya pasta gigi
triamsinolon asetonida.
Pembuatan pasta : bahan
dasar setengah padat
dicairkan terlebih dahulu baru
dicampur zat padat (dalam
keadaan panas).
61. 3. Cremores (Krim)
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat, mengandung satu atau
lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang
sesuai (FI IV).
Krim
M/A
Digunakan sabun
monovalent seperti
TEA, Na Stearat,
Kalium Stearat, dan
Ammonium Stearat
Krim
A/M
Digunakan sabun
polivalen, span,
adeps lanae, dan
cera
62. (lanjutan krim)
● Kestabilan krim akan terganggu jika ada
perubahan suhu, perubahan fase, emulgator
tidak tercampur satu sama lain.
● Pengawet krim nipagin (metil paraben) dan
nipasol (propil paraben).
● Penyimpanan diwadah tertutup baik atau tube
di tempat sejuk. Etiket OBAT LUAR.
● Pembuatan krim : melebur bagian berlemak di
atas tangas air, kemudian tambahkan air dan
zat pengemulsi dalam keadaan sama-sama
panas, aduk dengan cepat sampai membentuk
krim.
63. 4. Gel (Jelly)
● Gel merupakan semipadat yang terdiri dari suspensi
yang dibuat dari partikel anorganik kecil atau molekul
organik besar, terpenetrasi oleh suatu cairan.
● Gel fase Tunggal dapat dibuat dari makromolekul
sintetik (karbomer) atau dari bahan alam (tragakan).
● Contoh obat Gel : Voltaren gel dan bioplacenton.
● Penyimpanan : wadah tertutup baik, terlindung dari
cahaya, dan diletakkan ditempat sejuk.
64. 5. Linimenta (Obat gosok/olesan)
● Linimenta adalah sediaan cair atau kental yang
mengandung analgetika dan zat yang mempunyai
sifat rubifasien, melemaskan otot atau
menghangatkan dan digunakan sebagai obat luar.
● Penyimpanan : botol berwarna, bermulut kecil, dan
ditempat sejuk.
● Etiket : OBAT LUAR.
● Linimenta tidak boleh digunakan pada kulit yang
lecet atau luka.
● Pembuatan sederhana : dicampurkan seperti
pembuatan salep contohnya Linimen Gondopuro.
65. 6. Oculenta (Unguenta Ophthalmica/Salep Mata)
● Salep mata adalah salep steril yang
digunakan pada mata.
● Tube disterilkan dalam autoklaf pada
suhu 1.150 – 1.160oC selama tidak
kurang dari 30 menit.
● Basis : campuran carbowax 400 dan
carbowax 4000.
66. (lanjutan salep mata)
Persyaratan salep mata :
● Mengandung bahan yang menghambat pertumbuhan mikroba bila
wadah dibuka pada waktu penggunaan
● Bahan obat yang ditambahkan dalam bentuk larutan atau serbuk
halus (steril)
● Bebas dari partikel kasar dan memenuhi syarat kebocoran dan
partikel logam pada uji salep mata
● Wadah harus steril pada saat pengisian maupun penutupan dan
wadah tertutup rapat dan disegel untuk menjamin sterilitas pada
pemakaian pertama.
68. CREDITS: This presentation template
was created by Slidesgo, including
icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik
Terimakasih
Apakah ada yang ingin
ditanyakan?
Please keep this slide for attribution
69. Daftar Acuan
● Sundari., Ayuningtyas., Widarto. (2022). Dasar-Dasar Teknologi Farmasi :
Dasar – Dasar Kefarmasian Volume 1. Sukoharjo : CV Pustaka Bengawan.
● Syamsuni. (2006). Ilmu Resep. Jakarta : EGC.