LK. 1.1. Identifikasi Masalah pembelajaran peserta didik SMK-1.pdf
1. LK 1.1 Identifikasi Masalah
Nama Mahasiswa : THIMOTEUS SAHAT DARULI TUA PANJAITAN
Asal Sekolah : SMKN 1 PEMATANG SIANTAR
No Jenis
permasalahan
Masalah yang
diidentifikasi
Analisis identifikasi
masalah
1 Pedagogik,
literasi, dan
numerasi.
Pedagogik
- Guru mengajar dengan
motode klasik yang
monotone
- Peserta didik susah
bertanya dan
mengungkapkan
pendapat
- Minat dan motivasi
belajar peserta didik
rendah
- Sulit nya menentukan
model dan metode
pembelajaran untuk 1
materi
Literasi
- Minat Baca siswa kurang
- Peserta didik sulit
memahami teks yang
panjang
- Peserta didik lebih
senang bermain medsos
dan games daripada
membaca buku bacaan
fisik atau buku
elektronik
Pedagogik
- Guru tidak
meningkatkan
kemampuannya dalam
hal tehnologi sehingga
metode pembelajaran
yang digunakan tidak
sesuai dengan
kebutuhan siswa masa
kina (millenial)
- Kurangnya pelatihan
pelatihan terkait
Pedagogik yang
diadakan secara
internal dalam satuan
pendidikan
- Peserta didik kurang
percaya diri dan rasa
takut salah ketika
mengeluarkan
pendapat
- Guru masih
menggunakan metode
pembelajaran
membosankan
- Kurangnya motivasi
belajar dari lingkungan
keluarga
Literasi
-bacaan dalam buku
bacaan (Perpustakaan)
yang digunakan dalam
pembelajaran tidak
sesuai dengan
kebutuhan siswa
milenial sehingga siswa
cenderung malas
membaca
- tidak adanya jadwal
rutin kunjungan
perpustakaan
- media baca yang
kurang menarik
2. Numerasi
- Siswa tidak mampu
menerapkan langkah–
langkah teks prosedure
yang mengandung
komponen numerasi
- Guru masih
menggunakan metode
pembelajaran lama yang
monotone tidak
menggunakan alat
peraga yang konkrit
- hal ini terjadi karna
para siswa sudah biasa
menggunakan
smartphone dalam
menyelesaikan tugas
Numerasi
- Siswa kurang
memahami konsep
numerasi mis
(Pemahaman
penerapan Bisnis
Online dalam Email)
sehingga mereka
kesulitan dalam
menerapkan langkah –
langkah dalam teks
prosedure dengan tepat
- Peserta didik tidak
banyak berlatih dengan
teman atau mandiri
untuk mengulang
pelajaran
-
2 kesulitan belajar
siswa termasuk
siswa
berkebutuhan
khusus dan
masalah
pembelajaran
(berdiferensiasi)
di kelas
berdasarkan
pengalaman
mahasiswa saat
menjadi guru.
- Guru Cenderung
mengajar dengan
katogori tinggi sehingga
siswa dengan katogori
sedang dan bawah
susah mengikuti proses
pembelajaran
- Guru masih sulit
membuat RPP yang
berdiferensiasi
- Sarana prasarana dan
SDM ( Tenaga Pendidik)
untuk siswa ABK dalam
pendidikan
- Guru tidak
melaksanakan
diagnostik terlebih
dahulu untuk
mengetahui model
awal pengetahuan
siswa sehingga guru
cenderung mengajar
dengan kategori
tinggi, hal ini
berdampak pada
siswa dengan
kategori sedang dan
bawah susah
mengikuti proses
pembelajaran dengan
baik
- Guru belum
memahami cara
membuat RPP yang
sesuai dengan
karakteristik siswa
dikelas
- Guru masih kesulitan
bagaimana
mendeteksi awal
peserta didik untuk
mengetahui
kebutuhan masing-
3. masing peserta didik
- Minim pelatihan
- Kurangnya anggaran
dana untuk siswa
ABK
- Kurangnya perhatian
pihak sekolah dalam
menangani siswa
ABK
3 Membangun
relasi/hubungan
dengan siswa dan
orang tua siswa.
- Komunikasi guru dan
orang tua siswa kurang
terjalin dengan baik
- Belum optimal group
WA kelas dalam
penempatannya
- Kurangnya perhatian
atau motivasi orangtua
sehingga guru sulit
dalam memberikan
informasi tentang
perkembangan belajar
peserta didik
- Orangtua sibuk
dengan pekerjaan
masing – masing
sehingga anak
kurang perhatian
- Oangtua memiliki
pemikiran bahwa
pendidikan adalah
tanggung jawab
sekolah bukan
tanggung jawab
bersama
- Pengumuman yang
diberikan melalui WA
group terkadang
cepat hilang atau
tertutup oleh
banyaknya komentar
orangtua
- Terkadang orangtua
membahas hal-hal
diluar keperluan
sekolah dengan
bahasa yang kurang
baik
- Orangtua sibuk kerja
atau memiliki anak
banyak.
4 Pemahaman/
pemanfaatan
model-model
pembelajaran
inovatif
berdasarkan
karakteristik
materi dan siswa.
- Guru menggunakan cara
mengajar klasik
(ceramah) sehingga
cenderung monoton
- Guru kesulitan
mengeksplore
pembelajaran inovatif
- Guru tidak mau move on
pada model-model
pembejaran inovatif
berdasarkan kebutuhan
siswa
- Beberapa guru yang
notabene bukan
generasi millenial
cenderung
menerapkan metode
mengajar lama dan
enggan memperkaya
wawasannya dalam
hal pedagogik
- Kurangnya fasilitas
sekolah yang
memadai
- Kurangnya inisiatif
untuk mengikuti
seminar pelatihan
dan workshop
4. 5 Materi terkait
Literasi
numerasi,
Advanced
material,
miskonsepsi,
HOTS.
- Guru melaksanakan
pembelajaran dan
memberikan evaluasi
pembelajaran dengan
tidak berbasis literasi
numerasi serta konsep
pembelajaran tipe HOTS
- Siswa belum lancar
membaca
- Siswa lemah dalam
memahami teks
- Guru tidak memahami
secara utuh apa itu
HOTS akibatnya tidak
mampu merancang
pembelajaran HOTS
begitu pula membuat
soal level HOTS
- Guru belum memahami
dengan baik penerapan
konsep literasi, numerasi
di sekolah.
- Ada beberapa guru
yang melaksanakan
pembelajaran dan
memberikan evaluasi
belajar dengan tipe
berpikir rendah
karena guru belum
sepenuhnya
memahami konsep
pembelajaran lietrasi
, numerasi dan HOTS
- Kurangnya perhatian
keluarga terhadap
aktifitas literasi anak
dirumah
- Siswa kurang
terbiasa mengerjakan
soal literasi
- Merasa cukup
dengan apa yang
dipahami dan tidak
merasa perlu
- Minim pelatihan
- Terbatasnya
pemahaman guru
terkait materi literasi
numerasi
6 Pemanfaatan
teknologi/inovasi
dalam
pembelajaran.
- Guru kurang menguasai
IPTEK
- Tidak dapat
mengoperasikan atau
menggunakan fasilitas
TIK dalam pembejaran
- Penggunaan media /
sarana prasarana yang
belum maksimal
-
- Guru tidak
meningkatkan
kemampuannya
dalam hal teknologi
sehingga metode
pembelajaran yang
digunakan tidak
sesuai dengan
kebutuhan siswa
masa kini (millenial)
- Guru tidak
mengginakan fasilitas
IT ( Proyektor
Bahasa) dalam
pembelajarannya
dengan alasan tidak
menguasai sistem
pengoperasiannya
7 Evaluasi
pelaksanaan
- Evaluasi PBM baik oleh
Supervisor atau oleh
- Sistem evaluasi siswa
berkelanjutan belum
5. belajar mengajar teman Guru jangan
dilakukan dan
kalaupun ada tidak ada
tindak lanjut yang
berkelanjutan
optimal dilakukan
oleh pihak terkait