Dokumen tersebut membahas konsep manajemen jaringan telekomunikasi. Beberapa poin penting yang dijelaskan adalah pengertian manajemen jaringan, konsep-konsep seperti sistem routing, jaringan berbeban lebih, tujuan dan tugas manajemen jaringan serta organisasi dan elemen-elemen yang terlibat dalam manajemen jaringan.
2. Tutun Juhana
Laboratorium Telematika
Departemen Teknik Elektro ITB
2
Beberapa Pengertian Manajemen Jaringan
Sebuah fungsi pengawasan terhadap unjuk kerja jaringan
dan pengambilan tindakan untuk mengendalikan aliran
trafik agar diperoleh kapasitas jaringan dengan
pengoperasian yang maksimum pada berbagai situasi
[CCITT]
Upaya mengkoordinasikan dan mendistribusikan sumber
daya (resource) untuk merencanakan, menganalisa,
mengevaluasi, mendesain, mengadministrasikan, dan
mengembangkan jaringan telekomunikasi sehingga
diperoleh kualitas pelayanan yang baik pada seluruh
waktu dengan ongkos yang proporsional dan kapasitas
yang optimal [Kornel Terplan]
3. Tutun Juhana
Laboratorium Telematika
Departemen Teknik Elektro ITB
3
Beberapa konsep yang perlu diketahui
• Sistem Routing
Proses memilih rute untuk menghubungkan suatu sentral
dengan sentral lain yang menjadi tujuan
• Tujuan routing : memperoleh pemakaian sirkit (link antar
sentral) yang efisien sehingga pemakain sirkit dapat
dilakukan secara optimal
• Macam-macam routing
Ruting langsung (direct routing)
Ruting tandem (tandem routing)
Ruting alternatif (alternative routing)
• Pada alternative routing, grup sirkit (sekelompok sirkit)
yang dirancang untuk meluap ke satu atau lebih grup
sirkit lainnya disebut high-usage route atau high-usage
circuit
5. Tutun Juhana
Laboratorium Telematika
Departemen Teknik Elektro ITB
5
Beberapa konsep yang perlu diketahui (cont.)
• Jaringan Berbeban Lebih
Beban lebih dapat disebabkan oleh
• Masalah internal : misalkan kerusakan pada
perangkat di sentral, sirkit dll.
• Masalah eksternal : perubahan pola trafik
• Beban lebih pada sentral
Sentral memiliki kapasitas terbatas efisien bila
berkerja di bawah atau mendekati titik beban
maksimumnya (sekitar 90% - 95%)
Jika terdapat beban tinggi, penggunaan peralatan pada
sentral dan holding time megalami peningkatan
menyebabkan delay penyambungan akibat suatu
peralatan menunggu peralatan lainnya menimbulkan
kemacetan kemacetan pada suatu sentral dapat
menyebar ke sentral lainnya
6. Tutun Juhana
Laboratorium Telematika
Departemen Teknik Elektro ITB
6
Beban rekayasa
Br
Br Beban yg ditawarkan
Beban yg
dilayani
Kondisi beban lebih
Jalur histeresis
yang membawa kembali
jaringan ke keadaan semula
(dengan membatasi
panggilan yang masuk)
7. Tutun Juhana
Laboratorium Telematika
Departemen Teknik Elektro ITB
7
Beberapa konsep yang perlu diketahui (cont.)
• Beban lebih pada grup sirkit
Pada kondisi beban lebih (trafik tinggi), grup sirkit yang
memiliki Grade Of Service (GOS) tertentu, tidak akan
dapat melalukan semua trafik yang mengalir terjadi
loss akibat tidak tersedianya sirkit blocking
pengulangan panggilan bisa terus berlangsung jumlah
panggilan yang melalui rute alternatif bertambah banyak
penggunaan alternative routing menjadi tidak efisien
lagi menyebabkan kemacetan jaringan efisiensi
sirkit akan menurun.
Rumus Erlang-B memberikan hubungan
antara A (trafik yang ditawarkan), GOS
(Blocking) dan N (jumlah saluran)
8. Tutun Juhana
Laboratorium Telematika
Departemen Teknik Elektro ITB
8
Faktor pemicu
beban lebih
• Beban lebih dapat terjadi bila jaringan menerima
beban trafik yang tidak normal, terjadi
pengurangan kapasitas, atau keduanya
• Faktor pemicu
Hari-hari berbeban puncak : Hari raya, hari
libur yang tidak sama waktunya, hari adanya
pameran dsb.
Kegagalan sistem : bencana alam, salah
pengoperasian dsb.
Panggilan masal ke tujuan tertentu : quiz
“Jari-jari”, bencana alam dsb.
Pengenalan jenis layanan baru
9. Tutun Juhana
Laboratorium Telematika
Departemen Teknik Elektro ITB
9
Tujuan dasar
mengembangkan jaringan telekomunikasi
• Meningkatkan Quality of Service (QoS)
• QoS meningkat jumlah pelanggan meningkat
keuntungan operator meningkat
• Konsekuensi lain : kapasitas jaringan menjadi
tidak memadai permintaan tidak terpenuhi
QoS menurun
• Strategi penanggulangan :
- Expanded Network Oriented
- Management Oriented
10. Tutun Juhana
Laboratorium Telematika
Departemen Teknik Elektro ITB
10
• Konsep manajemen jaringan sudah berkembang
sejak pertama kali jaringan telekomunikasi
terbentuk :
- Pada sentral manual, manajer jaringan adalah
operator
- Pada sentral otomat, sub sistem jaringan yang
menangani masalah manajemen jaringan adl.:
Mekanik yang dapat mengontrol kondisi dan status
jaringan secara semi-otomatik (Non-SPC)
Teknologi SPC dan Operation System pada sentral
– Operation system memungkinkan perluasan kapasitas
pengontrolan dan pengawasan kondisi , status jaringan
serta pengumpulan data
– Operation system yang dapat mengontrol banyak sentral
memungkinkan dibuat proses manajemen yang terpusat
11. Tutun Juhana
Laboratorium Telematika
Departemen Teknik Elektro ITB
11
• Menurut pengertian tradisional, manajemen
jaringan merupakan nama lain dari manajemen
trafik
• Dalam pengertian tersebut, manajemen jaringan
hanya berurusan dengan me-manajemen-i
masalah trafik, yaitu berhubungan dengan
masalah kemacetan (kongesti), beban lebih
(overload) atau proses routing.
• Dalam pengertian yang lebih modern, selain
masalah trafik, manajemen jaringan juga
meliputi proses pemeliharaan, perencanaan,
administrasi dan pengembangan jaringan
telekomunikasi
12. Tutun Juhana
Laboratorium Telematika
Departemen Teknik Elektro ITB
12
Tujuan, Tugas, dan Strategi
Manajemen Jaringan
Telekomunikasi
Tujuan
• Mendapatkan sebanyak mungkin panggilan yang
sukses untuk berbagai situasi.
• Menjamin efektifitas dan efisiensi jaringan pada
saat terjadi beban lebih maupun pada saat
ditemukan kekeliruan pada salah satu bagian
sistem
• Tujuan dicapai terutama melalui upaya
pengendalian terhadap jaringan eksisting secara
menyeluruh
13. Tutun Juhana
Laboratorium Telematika
Departemen Teknik Elektro ITB
13
Tujuan, Tugas, dan Strategi
Manajemen Jaringan
Telekomunikasi (Cont.)
• Keuntungan menjamin efektifitas dan efisiensi kapasitas
jaringan yang eksisting :
Meningkatkan pendapatan perusahaan (bagi operator) dari
meningkatnya panggilan yang sukses
Memperbaiki pelayanan kepada pelanggan :
• Perbaikan hubungan antar pelanggan
• Pelanggan terdorong untuk banyak melakukan penaggilan
• Meningkatnya minat pelanggan terhadap jenis-jenis layanan baru
Penggunaan jaringan lebih efisien, yang akan menyebabkan :
• Percepatan pengembalian biaya investasi jaringan
• Meningkatkan Succesfull Call Ratio (SCR)
Kesadaran terhadap kondisi dan kinerja jaringan akan semakin
besar sehingga menyebabkan :
• Memperoleh dasar bagi penentuan prioritas dalam melakukan
manajemen dan pemeliharaan jaringan
• Memperoleh informasi akurat yang dapat digunakan untuk
melakukan perencanaan.
• Mendapatkan informasi yang digunakan untuk memperkirakan biaya
investasi pada jaringan yang akan datang.
• Pelayanan terhadap panggilan yang sifatnya emergency lebih
terjamin, khususnya ketika terjadi beban lebih pada jaringan.
14. Tutun Juhana
Laboratorium Telematika
Departemen Teknik Elektro ITB
14
Tugas
• Melakukan seluruh tindakan yang dibutuhkan untuk
mengidentifikasi setiap permasalahan yang berpengaruh
terhadap kinerja dan pelayanan jaringan serta
mengembangkan upaya untuk mengurangi pengaruh
tersebut
• Semua tugas tersebut tercakup dalam tindakan-tindakan
berikut :
Memantau status dan kinerja jaringan dalam basisi rela time juga
termasuk mengumpulkan dan menganalisa data yang relevan
Mendeteksi kondisi-kondisi yang tidak normal
Menyelidiki dan mengidentifikasi penyebab terjadinya kondisi
tidak normal.
Mengambil inisiatif untuk melakukan pengendalian jaringan dan
langkah perbaikan
Melakukan sinkronisasi dengan bagian-bagian lainnya untuk
meningkatkan kualitas pelayanan.
Tujuan, Tugas, dan Strategi
Manajemen Jaringan
Telekomunikasi (Cont.)
15. Tutun Juhana
Laboratorium Telematika
Departemen Teknik Elektro ITB
15
Strategi Manajemen Jaringan
• Prinsip dasar untuk melakukan tindakan manajemen
yang tidak tergantung pada struktur jaringan, teknik
ruting maupun teknologi sistem penyambungan
• Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
Menjaga agar setiap sirkit tetap dipenuhi oleh
panggilan-pangggilan yang sukses.
Jumlah sirkit pada jaringan telekomunikasi terbatas.
Semakin banyak jumlah sirkit maka semakin besar
peluang tidak terjadi beban lebih maupun kemacetan.
Dalam kenyataan jumlah sirkit terbatas maka jumlah
panggilan yang dapat dilakukan tergantung pada
jumlah sirkit yang tersedia.
Tujuan, Tugas, dan Strategi
Manajemen Jaringan
Telekomunikasi (Cont.)
16. Tutun Juhana
Laboratorium Telematika
Departemen Teknik Elektro ITB
16
Pada suatu saat dapat terjadi jumlah panggilan yang meningkat
dan dapat menghasilkan panggilan yang tidak efektif (tidak
sukses). Bila panggilan tidak sukses ini memenuhi jaringan maka
tidak akan menguntungkan. Oleh karena itu manajemen jaringan
sedemikian rupa harus mengusahakan agar dapat diperoleh
jumlah panggilan yang sukses lebih banyak daripada jumlah
panggilan yang gagal.
• Dua pedoman yang dipakai untuk menentukan tinggi rendahnya
peluang keberhasilan suatu panggilan :
– Panggilan dengan tingkat keberhasilan yang tinggi adalah panggilan yang
berasal atau mempunyai kedudukan akhir lebih dekat dengan sentral
tujuan
– Panggilan yang mempunyai peluang keberhasilan yang tinggi adalah
panggilan-panggilan yang berhasil menduduki atau menggunakan fasilitas
jaringan pada saat terjadi kemacetan
Memanfaatkan semua sirkit yang tersedia
Mengambil tindakan untuk memindahkan aliran trafik pada sirkit
yang sibuk ke sirkit yang masih bebas
Mencegah timbulnya kemacetan pada peralatan penyambungan
dan menghalangi penyebarannya
Tujuan, Tugas, dan Strategi
Manajemen Jaringan
Telekomunikasi (Cont.)
17. Tutun Juhana
Laboratorium Telematika
Departemen Teknik Elektro ITB
17
Organisasi dan Elemen Manajemen
Jaringan Telekomunikasi
• Organisasi harus menggambarkan suatu sistem
jaringan telekomunikasi yang berorientasi dan
mempunyai pola pikir secara sistem
• Organisasi harus mampu melihat dengan cepat
segala perubahan kondisi pada jaringan
telekomunikasi yang berorientasi pada langkah
tindak yang cepat sesuai dengan fungsinya dan
bukan berorientasi pada birokrasi
• Organisasi harus mendapat wewenang yang cukup
untuk dapat mengelola jaringan sehingga dapat
memberikan kualitas pelayanan yang maksimum
18. Tutun Juhana
Laboratorium Telematika
Departemen Teknik Elektro ITB
18
• Organisasi manajemen yang efektif terdiri dari
berbagai elemen yang berbeda
• Masing-masing elemen bekerja sama untuk
mendapatkan operasi yang efisien
• Elemen-elemen ini bisa berada dalam satu bagian
yang sama pada manajemen jaringan maupun
terpisah satu sama lain
• Masing-masing elemen mempunyai tanggung
jawab yang tersendiri. Namun tidak menutup
kemungkinan antara satu elemen dengan elemen
lainnya terdapat irisan tangung jawab.
Organisasi dan Elemen Manajemen
Jaringan Telekomunikasi (cont.)
19. Tutun Juhana
Laboratorium Telematika
Departemen Teknik Elektro ITB
19
Elemen perencanaan
• Berfungsi melakukan perencanaan
• Strategi pengendalian yang terencana dapat
mengurangi kemacetan pada sentral maupun
sirkit.
• Elemen perencanaan bertanggung jawab atas
fungsi-fungsi sebagai berikut :
Merencanakan tindakan untuk menangani
permasalahan jaringan yang dihasilkan oleh
kejadian-kejadian yang tidak teramalkan
Merencanakan upaya perbaikan untuk
mengantisipasi perencanaan-perencanaan yang
sudah tidak cocok lagi maupun kerusakan pada
perangkat telekomunikasi
Organisasi dan Elemen Manajemen
Jaringan Telekomunikasi (cont.)
20. Tutun Juhana
Laboratorium Telematika
Departemen Teknik Elektro ITB
20
Elemen Pengontrolan
• Mengawasi unjuk kerja dan status jaringan secara
real-time, sehingga dapat menentukan dan
mengontrol jaringan tersebut
• Status jaringan dapat ditunjukkan kondisi-kondisi
seperti berikut ini :
Perangkat pada sentral tidak beroperasi secara
sempurna.
Perangkat pada sirkit tidak berjalan dengan
sempurna.
Perencanaan yang sudah tidak bisa dipakai lagi pada
sentral maupun pada sirkit.
Kemacetan yang serius pada sentral.
Kemacetan pada grup sirkit akhir.
Pola traffik yang melonjak akibat situasi di luar
kebiasaan
Organisasi dan Elemen Manajemen
Jaringan Telekomunikasi (cont.)
21. Tutun Juhana
Laboratorium Telematika
Departemen Teknik Elektro ITB
21
• Dalam melakukan pengontrolan maka elemen ini
harus bekerjasama dengan elemen-elemen
lainnya atau bidang administrasi yang lainnya.
Beberapa hal yang harus dikomunikasikan antara
lain berhubungan dengan informasi berikut ini :
Kondisi, penyebab, lokasi yang berpengaruh
terhadap jaringan
Tindakan manajemen jaringan yang akan
diambil
Pengaruh dari tindakan yang diambil
Laporan periodik tentang situasi jaringan
sampai jaringan berjalan dengan normal lagi
Menilai unjuk kerja jaringan sepanjang waktu
tertentu
Organisasi dan Elemen Manajemen
Jaringan Telekomunikasi (cont.)
22. Tutun Juhana
Laboratorium Telematika
Departemen Teknik Elektro ITB
22
Elemen Pengembangan
Mengembangkan dan mengenalkan teknik-
teknik serta fasilitas baru
Pembuatan perencanaan jangka panjang
Memperbaiki pengawasan dan kontrol
terhadap jaringan
Menentukan strategi baru yang dibutuhkan
untuk mengatasi permasalahan yang mungkin
akan timbul
Organisasi dan Elemen Manajemen
Jaringan Telekomunikasi (cont.)
23. Tutun Juhana
Laboratorium Telematika
Departemen Teknik Elektro ITB
23
• Elemen-elemen Pengembangan bertanggung
jawab terhadap fungsi-fungsi berikut ini :
Melakukan studi penelaahan dan
perencanaaan berkaitan dengan teknik
meanajemen jaringan yang baru dan
meningkatkan kontrol dan pengawasan
jaringan
Mengevaluasi efektifitas dari perencanaan,
strategi dan tindakan pengontrolan yang
sedang dipakai saat ini sehingga dapat dibuat
strategi dan perencanaan yang lebih baik lagi
Organisasi dan Elemen Manajemen
Jaringan Telekomunikasi (cont.)
24. Tutun Juhana
Laboratorium Telematika
Departemen Teknik Elektro ITB
24
• Dalam manajemen jaringan terdapat beberapa
aspek organisasi yang harus dipertimbangkan
yaitu masalah komunikasi dan personel
• Komunikasi meliputi komunikasi dengan bagian-
bagian yang berada di dalam perusahaan maupun
di luar perusahaan
• Hubungan baik perlu diciptakan antara bagian-
bagian pada perusahaan sehingga diperoleh
kelancaran dalam arus informasi, terutama pada
saat dibutuhkan
Organisasi dan Elemen Manajemen
Jaringan Telekomunikasi (cont.)
25. Tutun Juhana
Laboratorium Telematika
Departemen Teknik Elektro ITB
25
• Aspek personel berhubungan dengan
pengambilan keputusan dan penetapan langkah
tindak yang dibutuhkan
• Personel yang dibutuhkan adalah mereka yang
memiliki tanggung jawab dan tingkat
profesionalisme yang tinggi
• Artinya personel manajemen jaringan harus
profesional dalam bidangnya
• Tindakan yang salah oleh seorang personel
manajemen jaringan akan memberikan pengaruh
langsung pada pelayanan dan pendapatan
perusahaan
Organisasi dan Elemen Manajemen
Jaringan Telekomunikasi (cont.)
26. Tutun Juhana
Laboratorium Telematika
Departemen Teknik Elektro ITB
26
Parameter Manajemen
Jaringan Telekomunikasi
Percentage overflow (%OFL)
Ukuran tingkat kesulitan yang dihadapi sebuah
atau sejumlah bid untuk memperoleh sirkit
yang bebas indikator kemacetan
Bid = semua usaha yang dilakukan untuk
memperoleh sebuah sirkit atau sebuah sirkit
pada grup sirkit ke suatu tujuan, baik yang
gagal maupun yang berhasil
%OFL = x 100%
Luapan bid ke grup sirkit yang lain
Bid total pada grup sirkit
27. Tutun Juhana
Laboratorium Telematika
Departemen Teknik Elektro ITB
27
• Bids per Circuit per Hour (BCH)
Ukuran banyaknya permintaan panggilan pada
suatu rute dalam selang waktu tertentu
BCH = x 100%
• Seizure per Circuit per Hour (SCH)
Ukuran kemampuan untuk menduduki sebuah
sirkit yang bebas pada suatu rute dari setiap
aliran trafik
SCH = x 100%
Jumlah bid per jam
Jml. Sirkit yang tersedia untuk pelayanan
Jumlah pendudukan per jam
Jml. Sirkit yang tersedia untuk pelayanan
Parameter Manajemen
Jaringan Telekomunikasi
(cont.)
28. Tutun Juhana
Laboratorium Telematika
Departemen Teknik Elektro ITB
28
• Answered Seizure Ratio (ASR)
Perbandingan jumlah pendudukan yang
mendapatkan jawaban terhadap jumlah
pendudukan total
BCH = x 100%
• Answered Bid Ratio (ABR)
ABR = x 100%
Parameter Manajemen
Jaringan Telekomunikasi
(cont.)
Jml. pendudukan yang mendapat jawaban
Jml. Pendudukan total
Jml. Bid yang mendapat jawaban
Jml. Bid total
29. Tutun Juhana
Laboratorium Telematika
Departemen Teknik Elektro ITB
29
• Occupancy Rate (OCC)
Prosentase waktu pendudukan sebuah sirkit
atau grup sirkit atau peralatan penyambungan
selama satu jam sibuk
OCC = x 100
Parameter Manajemen
Jaringan Telekomunikasi
(cont.)
Jml. Pengunaan (Erlang)
Jml. Sirkit atau peralatan
30. Tutun Juhana
Laboratorium Telematika
Departemen Teknik Elektro ITB
30
• Busy-flash Seizure Ratio (BFSR)
Prosentase panggilan yang gagal karena
mendapatkan busy flash (nada sibuk) dari
jaringan lawan akibat kemacetan di jaringan
lawan atau karena kekurangan sirkit junction
di kota tujuan
BFSR = x 100
Pendudukan yang mendapat busy-flash
Jumlah pendudukan total
Parameter Manajemen
Jaringan Telekomunikasi
(cont.)
31. Tutun Juhana
Laboratorium Telematika
Departemen Teknik Elektro ITB
31
• Mean Holding Time per Seizure (MHTS)
Waktu pendudukan rata-rata tiap panggilan
MHTS = x 100
• Efisiensi sirkit
Perbandingan antara waktu yang di-charge
dengan waktu pendudukan total
Efisiensi sirkit = x 100
Parameter Manajemen
Jaringan Telekomunikasi
(cont.)
Jumlah waktu pendudukan total
Jumlah pendudukan total
Charged time
Jumlah waktu pendudukan total
32. Tutun Juhana
Laboratorium Telematika
Departemen Teknik Elektro ITB
32
• Trouble Rate of Circuit Group (TBL)
Ukuran banyaknya sirkit yang mengalami
kegagalan dalam melayani panggilan
TBL = x 100
Parameter Manajemen
Jaringan Telekomunikasi
(cont.)
Jumlah sirkit yang mengalami kegagalan
Jumlah sirkit total
33. Tutun Juhana
Laboratorium Telematika
Departemen Teknik Elektro ITB
33
Analisa kinerja
jaringan telekomunikasi
keseluruhan
• Parameter %OFL
Menggambarkan volume aliran trafik di dalam
jaringan telekomunikasi dan tingkat kesulitan
yang dihadapi
Nilai %OFL yang tinggi menunjukkan bahwa
sirkit sulit untuk diduduki karena volume trafik
pada suatu rute sangat besar
Rute dengan %OFL yang tinggi harus diperbaiki
• Parameter ABR atau ASR
Jaringan tujuan dengan ABR atau ASR yang
rendah harus diperbaiki
34. Tutun Juhana
Laboratorium Telematika
Departemen Teknik Elektro ITB
34
• Parameter OCC
Jika nilai OCC jauh lebih besar dari tolok ukur
maka artinya sirkit sedang mengalami beban
lebih sehingga jumlah sirkit harus ditambah
OCC yang lebih kecil dari tolok ukur
menunjukkan sirkit normal
• Parameter SCH dan MHTS
Nilai SCH yang melebihi tolok ukur
mengakibatkan beban sentral yang dituju
menjadi besar, sedangkan SCH yang jauh lebih
rendah dari tolok ukur akan merugikan
perusahaan
Analisa kinerja
jaringan telekomunikasi
keseluruhan (cont.)
35. Tutun Juhana
Laboratorium Telematika
Departemen Teknik Elektro ITB
35
• Parameter SCH dan MHTS (cont.)
Hubungan SCH dengan MHTS
• MHTS = (1/SCH) x 60 menit
Beberapa kemungkinan
• SCH tinggi dan MHTS panjang
– Menunjukkan jaringan dalam keadaan always busy dan
kemungkinan akan terjadi beban lebih bila tidak diawasi
secara ketat
– Perlu dihitung jumlah kanal yang diperlukan :
ã = a (1+Kcv) ; a=trafik terukur, ã=trafik acuan
» 1+Kcv = 1,5 untuk a < 10 Erlang
» 1+Kcv = 1,25 untuk 10 < a < 20 Erlang
» 1+Kcv = 1,15 untuk a > 20 Erlang
– Jumlah sirkit dicari pada tabel erlang dengan B tertentu
Analisa kinerja
jaringan telekomunikasi
keseluruhan (cont.)
36. Tutun Juhana
Laboratorium Telematika
Departemen Teknik Elektro ITB
36
• SCH tinggi sekali dan MHTS pendek sekali
– Menunjukkan adanya killer trunk di dalam jaringan
penghubung
– Biasanya terjadi akibat kemacetan di sentral tujuan
– Perlu dihitung jumlah kanal yang diperlukan :
• SCH tinggi dan MHTS normal
– Jaringan lawan lebih baik
– Jika nilai ABR/ASR rendah maka sirkit perlu ditambah
• SCH rendah dan MHTS panjang
– Menunjukkan jaringan dalam kondisi slow release, artinya
seluruh volume trafik dapat disalurkan ke tujuan
– Dengan kata lain jaringan lawan dalam kondisi baik dan
sirkit yang disediakan mencukupi
– Biasanya disebabkan kemacetan di sentral asal
• SCH rendah sekali dan MHTS pendek sekali
– Menunjukkan jaringan dalam kondisi always idle
– Biasanya disebabkan kemacetan di sentral asal
Analisa kinerja
jaringan telekomunikasi
keseluruhan (cont.)
37. Tutun Juhana
Laboratorium Telematika
Departemen Teknik Elektro ITB
37
• Parameter BFSR
BFSR yang tinggi dapat disebabkan oleh adanya
kemacetan di dalam jaringan lawan atau
karena kurangnya junction di sentral tujuan
• Efisiensi sirkit
Jika nilai efisiensi rendah, maka dapat
disimpulkan adanya kemacetan pada sirkit
Harus diatasi karena memperkecil charged
time
Analisa kinerja
jaringan telekomunikasi
keseluruhan (cont.)
38. Tutun Juhana
Laboratorium Telematika
Departemen Teknik Elektro ITB
38
Pengontrolan Jaringan
Telekomunikasi
• Delay pada nada pilih
Menyebabkan pelanggan mengulang panggilan
• Mendisiplinkan pelanggan
• Mengganti sistem antrian : FIFO (First-in-first-out)
menjadi LIFO (Last-in-Last-out)
• Kemacetan pada peralatan
penyambungan dan Grup Sirkit
Mengendalikan volume trafik
• Blokade kode : menghalangi sebagian atau seluruh
ruting ke suatu tujuan tertentu
• Dapat dilakukan terhadap kode negara, kode area,
kode identifikasi sentral, atau nomor telepon
tertentu
39. Tutun Juhana
Laboratorium Telematika
Departemen Teknik Elektro ITB
39
• Mengendalikan volume trafik (cont.)
Call-gapping : membatasi ruting ke suatu tujuan
tertentu dengan cara membatasi panggilan ke
suatu tujuan tertentu dalam suatu perioda
waktu tertentu. Misalnya tidak lebih dari lima
panggilan per menit.
Pembatalan ruting
• Dilakukan bila rute sedang macet dan tidak ada rute
alternatif
Blokade sirkit
• Menghalangi pendudukan sebagian atau seluruh
sirkit dari suatu grup sirkit
Pengontrolan Jaringan
Telekomunikasi (cont.)
40. Tutun Juhana
Laboratorium Telematika
Departemen Teknik Elektro ITB
40
• Pengendalian ruting
Pembatalan ruting alternatif
Mengeluarkan rute alternatif dari pola ruting
alternatif bila kondisinya sedang penuh
•Cancelation From (CANF)
– Menjaga agar trafik tidak meluap dari grup sirkit
yang sedang dikendalikan
– Digunakan bila rute alternatif sedang mengalami
kemacetan
•Cancelation To (CANT)
– Menjaga agar trafik luap maupun trafik langsung
dari berbagai sumber tidak masuk ke grup sirkit
yang sedang dikendalikan
– Dilakukan jika grup sirkit yang sedang
dikendalikan mengalami kemacetan
Pengontrolan Jaringan
Telekomunikasi (cont.)
41. Tutun Juhana
Laboratorium Telematika
Departemen Teknik Elektro ITB
41
• Contoh CANF
Pengontrolan Jaringan
Telekomunikasi (cont.)
D C
A B
Luapan alternatif
Luapan Langsung
D C
A B
Luapan Langsung
43. Tutun Juhana
Laboratorium Telematika
Departemen Teknik Elektro ITB
43
Ruting Meloncat
Mengalihkan sebagian atau seluruh trafik dengan cara
meloncati sebagian atau seluruh grup sirkit tertentu
yang sedang macet
Pengontrolan Jaringan
Telekomunikasi (cont.)
D C
A B
D C
A B
Kondisi menjelang macet
45. Tutun Juhana
Laboratorium Telematika
Departemen Teknik Elektro ITB
45
• Pada awalnya jaringan telekomunikasi
berkembang dengan sistem yang kompleks
dan struktur yang heterogen
• Berbagai jenis jaringan telekomunikasi
dibentuk dari berbagai tipe elemen
hardware dan software yang berbeda
• Elemen-elemen tersebut secara bersama-
sama membentuk sustu jaringan yang
sistemik, tetapi elemen-elemen tersebut
dikendalikan secara terpisah Island of
Management
46. Tutun Juhana
Laboratorium Telematika
Departemen Teknik Elektro ITB
46
• Konsekuensi adanya island of management
Suatu sistem bisa tidak kompatibel dengan sistem
yang lain tidak bisa saling beroperasi
(interoperability)
Karena sistem manajemen bekerja secara terpisah,
maka apabila timbul kesalahan pada suatu sub-sistem,
tidak akan dapat diketahui secara langsung oleh
manajer jaringan
• Berdasarkan situasi tersebut, maka timbul
pertanyaan bagaimana cara melakukan proses
pengelolaan (management process) jaringan
telekomunikasi agar dapat terkontrol, termonitor,
dan terpelihara melalui suatu manajemen
jaringan yang terintegrasi
47. Tutun Juhana
Laboratorium Telematika
Departemen Teknik Elektro ITB
47
• Pertanyaan tadi menurunkan pertanyaan-
pertanyaan lain :
Struktur seperti apa yang dapat menjalankan
sistem manajemen seperti itu ?
Fungsi-fungsi seperti apa yang dapat
mendukung dan mengoperasionalkan sistem
manajemen seperti itu ?
Bagaimana merencanakan dan mendesain
konfigurasi sistem manajemen seperti itu ?
Seberapa jauh keandalan sistem tersebut ?
48. Tutun Juhana
Laboratorium Telematika
Departemen Teknik Elektro ITB
48
• Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
tersebut, CCITT (Consultative Committee for
International Telephone and Telegraph) [sekarang
ITU-T]membentuk Grup study IV CCITT yang pada
tahun 1985 menghasilkan rekomendasi tentang
Telecommunication Management Network (TMN)
yang pertama yaitu M.30
• TMN dipublikasikan pada tahun 1988 sebagai
bagian dari blue book
• Tahun 1992, rekomendasi tersebut di revisi dan
diberi nama M.3010
• Versi tahun 1992 tersebut direvisi kembali pada
tahun 1996.
50. Tutun Juhana
Laboratorium Telematika
Departemen Teknik Elektro ITB
50
PRINSIP UMUM TMN (M.3010)
• Rekomendasi CCITT M.3010 merupakan
prinsip umum untuk perencanaan,
pengoperasian dan pemeliharaan jaringan
Manajemen Jaringan Telekomunikasi
• Tujuan TMN adalah mendukung proses
administrasi pada manajemen jaringan
telekomunikasi
51. Tutun Juhana
Laboratorium Telematika
Departemen Teknik Elektro ITB
51
• TMN melengkapi suatu host dengan:
Berbagai fungsi manajemen dan
Kemampuan komunikasi antara perangkat-
perangkat di dalamnya dengan jaringan
telekomunikasi
• Dalam konteks ini sebuah jaringan
telekomunikasi meliputi perangkat analog
maupun digital serta perlengkapan
pendukung lainnya
52. Tutun Juhana
Laboratorium Telematika
Departemen Teknik Elektro ITB
52
Konsep dasar TMN
• TMN menyediakan sebuah struktur jaringan
yang teroganisir untuk pembentukan
hubungan antara berbagai jenis Operation
System (OS) dengan perangkat
telekomunikasi
• Hubungan dilakukan menggunakan sebuah
arsitektur tertentu dengan protokol dan
interface standar
• TMN juga menyediakan administrasi
jaringan telekomunikasi dan standar
pembuatan perangkat telekomunikasi
53. Tutun Juhana
Laboratorium Telematika
Departemen Teknik Elektro ITB
53
• Cakupan TMN mulai dari hubungan sederhana
antara sebuah OS dengan suatu perangkat
telekomunikasi tertentu hingga hubungan yang
sangat kompleks antara suatu OS dengan berbagai
perangkat telekomunikasi
• TMN menyediakan berbagai macam fungsi
manajemen dan menawarkan komunikasi antar
OS maupun antara OS dengan berbagai bagian
jaringan telekomunikasi
• Jaringan Telekomunikasi dapat meliputi
perangkat telekomunikasi dengan sistem digital
maupun analog, sistem penyambungan
(switching), berbagai multiplexer, terminal
signalling dsb. Perangkat-perangkat disebut
Elemen Jaringan (Network Elemen [NE]).
54. Tutun Juhana
Laboratorium Telematika
Departemen Teknik Elektro ITB
54
• Berikut ini beberapa contoh jaringan
telekomunikasi dan macam-macam perangkat
telekomunikasi yang dapat dikelola melalui
TMN
Jaringan privat maupun publik
Terminal Transmisi
Sistem Transmisi
Sistem Restorasi
Sentral
Packet switched network dan Circuit Switched
network
Terminal Sinyaling
Terminal Pemakai dan PBX
Terminal ISDN, dsb.
56. Tutun Juhana
Laboratorium Telematika
Departemen Teknik Elektro ITB
56
• Titik interface antara TMN dengan jaringan
telekomunikasi terdiri dari sistem sentral
(exchange system) dan sistem transmisi
(transmission system)
• Untuk tujuan manajemen, sistem sentral
dan transmisi ini dihubungkan ke satu atau
lebih sistem operasi (Operation System)
melalui suatu jaringan komunikasi data
(Data Communication Network)
57. Tutun Juhana
Laboratorium Telematika
Departemen Teknik Elektro ITB
57
• Sebagian besar fungsi manajemen dilakukan oleh
Operation System. Fungsi-fungsi ini dapat dilakukan oleh
operator manusia atau secara otomatis
• Suatu fungsi manajemen bisa dilakukan oleh lebih dari
satu operation system jaringan komunikasi data
digunakan untuk saling mempertukarkan informasi
manajemen antara operation system
• Jaringan komunikasi data digunakan juga untuk
menghubungkan work station yang memungkinkan
operator menafsirkan informasi manajemen
• Work station memiliki man-machine interfaces.
Pendefinisian interface-interface ini berada di luar scope
TMN