SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
APA, MENGAPA Dan
BAGAIMANA DAYA
MATEMATIKA
By:
SUDRAJAT/ 21309251045/ S2 – Pend. Math - B
Pendahuluan
Perkembangan teknologi dalam pendidikan kini sangat cepat. Sebagai akibat dari kemajuan
teknologi tersebut, arus informasi datang dari berbagai macam penjuru dunia secara cepat dan
melimpah ruah. Untuk tampil unggul pada keadaan yang selalu berubah dan kompetitif ini, kita
perlu memiliki kemampuan memperoleh, memilih dan mengelola informasi, kemampuan untuk
dapat berpikir secara kritis, sistematis, logis, kreatif, dan kemampuan untuk dapat bekerja sama
secara efektif.
Sikap dan cara berpikir seperti ini dapat dikembangkan melalui proses pembelajaran
matematika karena matematika memiliki struktur dan keterkaitan yang kuat dan jelas antar
konsepnya sehingga memungkinkan siapapun yang mempelajarinya terampil berpikir rasional.
Kemampuan untuk menghadapi permasalahan-permasalahan baik dalam permasalahan
matematika maupun permasalahan dalam kehidupan nyata merupakan kemampuan Daya
Matematis (mathematical power). Oleh karena itu, apa, mengapa dan bagaimana pembelajaran
matematika dilaksanakan sehingga dapat menumbuh kembangkan daya matematis siswa.
Daya Matematika
Istilah “daya matematika” tidak tercantum secara eksplisit dalam kurikulum
pembelajaran matematika di Indonesia, namun tujuan pembelajaran matematika
dalam kurikulum di Indonesia menyiratkan dengan jelas tujuan yang ingin dicapai
yaitu: (1) Kemampuan pemecahan masalah (problem solving); (2) Kemampuan
berargumentasi (reasonning); (3) Kemampuan berkomunikasi (communication); (4)
Kemampuan membuat koneksi (connection) dan (5) Kemampuan representasi
(representation). Kelima kemampuan tersebut oleh NCTM (1989) dikenal dengan istilah
standar proses daya matematika (mathematical power proses Standards).
"Mathematical power includes the ability to explore, conjecture, and reason
logically; to solve non-routine problems; to communicate about and through
mathematics; and to connect ideas within mathematics and between
mathematics and other intellectual activity”.
“Daya matematis meliputi kemampuan untuk menggali, menyusun
konjektur, dan membuat alasan-alasan secara logis; untuk memecahkan
masalah nonrutin; untuk berkomunikasi mengenai dan melalui matematika;
dan untuk menghubungkan berbagai ide-ide dalam matematika dan diantara
matematika dan aktivitas intelektual lainnya”.
(NCTM, 1989)
Daya Matematika
Ditinjau dari karakteristik di atas, istilah daya matematik memuat kemampuan
pemahaman, pemecahan masalah, koneksi, komunikasi, dan penalaran
matematik yang lebih tinggi dari doing math yang juga termuat dalam
kurikuklum matematika sekolah tahun 2006. Sebagai implikasinya, daya
matematik merupakan kemampuan yang perlu dimiliki siswa yang belajar
matematika pada jenjang sekolah manapun (Sumarmo, 2005).
Daya Matematika
Unsur daya Matematika
Standar Proses
Yaitu tujuan yang ingin
dicapai dari proses
pembelajaran, proses standar
meliputi, kemampuan
pemecahan masalah
kemampuan berargumentasi,
kemampuan berkomunikasi,
kemampuan membuat
koneksi (connection) dan
kemampuan representasi.
Content Standar
Yaitu kompetensi dasar yang disyaratkan
oleh kurikulum sesuai dengan tingkat
pembelajaran siswa, bagi Indonesia
ruang lingkup mata pelajaran
matematika pada satuan pendidikan
SMA/MA meliputi aspek-aspek sebagai
berikut: Logika, Aljabar, Geometri,
Trigonometri, Kalkulus, Statistika dan
Peluang.
Mathematical
Abilities
Yaitu pengetahuan dan
keterampilan dasar yang
diperlukan untuk dapat
melakukan manipulasi
matematika meliputi
pemahaman konsep dan
pengetahuan prosedural.
Menurut Pinellas County Schools (2000) meliputi:
Gambar 1.
Hubungan antara Ruang lingkup
Materi, Standar Proses, dan
Kemampuan Matematis
(Diadaptasi dari Mathematical
Power for All Student, Pinellas
County Schools Division of
Curriculum and Instruction
Secondary Mathematics )
Hubungan ketiga unsur tersebut digambarkan sbb:
Daya Matematika dilihat dari pendekatan filsafat
AKSIOLOGI
Kegunaan dan kebermanfaatan
dari daya matematika
EPISTEMOLOGI
Berkaitan dengan teori
pengetahuan
ONTOLOGIS
Bekaitan dengan hakikat, realita,
substansi, eksistensi dan
mempunyai maksud
Kekuatan Matematika pada tingkat filsafat, teori dan pragmatis
Kekuatan matematika pada tingkat psikologi
Kekuatan matematika pada model dan strategi pembelajaran
Kekuatan matematika pada tigkat pelaksanaan pembelajaran dikelas: isi,
metode dan sikap matematika
Problem Solving
01
(Pemecahan Masalah)
Communication
02
(Komunikasi)
Reasoning
03
(Penalaran)
Connections
04
(Koneksi)
Pengembangan daya matematika
Menurut Departmen of Education (1996) yaitu:
Problem Solving
Pemecahan Masalah merupakan fokus utama dari pendidikan
matematika. Kapan saja kita menerapkan pengetahuan matematika,
keterampilan, atau pengalaman terhadap pemecahan suatu
masalah yang rumit atau situasi yang baru/membingungkan, maka
kita melakukan problem solving (Department of Education, 1996).
Problem Solving
Gagne (Ruseffendi, 1988) bahwa pemecahan masalah merupakan tahap belajar yang
paling tinggi dan lebih kompleks. Pemecahan masalah tidak sekedar
mengaplikasikan suatu algoritma, namun memuat pemahaman dan aktivitas
intelektual yang bukan berupa kegiatan rutin.
Pemecahan masalah dapat pula merupakan suatu pendekatan dalam belajar,
seperti yang dikemukakan Ruseffendi (1988) bahwa pemecahan masalah adalah
pendekatan yang bersifat umum yang lebih mengutamakan kepada proses daripada
hasilnya.
Polya mendefinisikan pemecahan masalah sebagai suatu usaha untuk mencari
jalan keluar dari suatu kesulitan untuk mencapai tujuan yang tidak dengan segera
diperoleh.
Indikator Problem Solving
Memahami Masalah
Membuat Rencana
Pemecahan
Memeriksa Kembali
Hasil Yang Diperoleh
Melakukan
Perhitungan
Polya (1973)
2º curso 3º curso 4º curso
1º curso
—Problem Solving
Pemecahan masalah, dalam pembelajaran matematika dapat berupa
soal cerita atau soal yang tidak rutin, yaitu soal yang untuk sampai
pada prosedur yang benar diperlukan pemikiran yang mendalam,
mengaplikasikan matematika dalam kehidupan sehari-hari dan
membuktikan, menciptakan atau menguji konjektur (Sumarmo,1994).
Oleh karena itu, kemampuan pemecahan masalah dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis, logis, kreatif dan sistematis.
Contoh soal Problem Solving
Menurut Schoen dan Oehmke (Sumarmo, 1994).
Sebuah kantin sekolah mempunyai 230 kg susu yang
akan dibagikan kepada 46 anak secara merata. Koki kantin
ingin mengetahui berapa gelas yang dapat diterima tiap
anak. Koki tersebut dapat menyelesaikan masalahnya, bila
ia mengetahui juga: 1) 1 kg sama dengan 1000 gr; 2) tiap
gelas berisi 2 kg susu; 3) anak2 itu sangat senang susu;
dan 4) tiap gelas tingginya sama.
Mengukur proses memahami masalah
Contoh soal Problem Solving
Menurut Schoen dan Oehmke (Sumarmo, 1994).
Adi mempunyai 75 kelereng, dan jumlah ini 11 lebihnya dari dua
kali banyaknya kelereng Tono. Untuk mengetahui banyaknya
kelereng Tono, Adi menghitung demikian, ia menjumlahkan 75 +
11 dan diperoleh 86. Jadi Tono mempunyai 43 kelereng.
Benarkah cara Adi menghitung? 1) ya; 2) salah, seharusnya Adi
mengalikan 86 x 2 dan diperoleh 172; 3) salah, seharusnya Adi
mengurangkan 75 – 11 = 64. Jadi kelereng Tono adalah 32; dan 4)
salah, seharusnya Adi mengalikan 11 x 2 = 22. Kemudian 75 – 22
= 53. Jadi 53 adalah jawaban yang benar.
Mengukur memeriksa hasil
Contoh soal Problem Solving
Menurut Schoen dan Oehmke (Sumarmo, 1994).
Tinjau vektor cos (x + α) dan vektor sin x dalam
selang [-π, π]. Perlihatkanlah bahwa untuk nilai-
nilai α yang merupakan kelipatan ganjil π /2 kedua
vektor tersebut bergantung (tidak bebas) linear.
Berikan tafsiran secara geometrisnya.
Contoh pemecahan masalah dalam aljabar Linear:
Komunikasi Matematis
Komunikasi matematis merefleksikan pemahaman matematik yang tercakup
dalam daya matematik. The Common Core of Learning (Department of Education,
1996) mengusulkan bahwa semua siswa sebaiknya “ … justify and communicate
solutions to problems.” Siswa belajar matematika seperti mereka berbicara dan
menulis tentang apa yang mereka lakukan. Mereka menjadi terlibat secara aktif
dalam kegiatan matematika ketika mereka bertanya tentang ide mereka, atau
berbicara dengan dan mendengar siswa lain, berbagi ide, strategi, dan solusi.
Menulis tentang matematika mendukung siswa untuk merefleksikan kegiatannya
dan menjelaskan ide mereka sendiri. Membaca apa yang siswa tulis adalah
sebuah jalan yang baik sekali bagi pendidik-pendidik untuk mengidentifikasi
pemahaman siswa dan miskonsepsi.
Indikator Komunikasi Matematis
merefleksikan dan
menjelaskan pikirannya
mengenai ide matematik
dan hubungannya
merumuskan definisi
matematik dan
mengungkapkan penemuan
umum melalui penyelidikan
mengungkapkan ide-ide
matematik secara lisan dan
dalam tulisan
membaca penyajian tertulis
matematika dengan
pemahaman
menanyakan kejelasan dan
keluasan hubungan pertanyaan
matematika yang telah mereka
baca atau dengar; dan
menilai penghematan, daya, dan
keluwesan dari notasi matematik
dan perannya dalam
perkembangan ide matematik.
Contoh soal komunikasi matematik (diadopsi dari Oregon Departement of Education
Assessment and Education Samples of Opend Ended Math Tasks, 1996):
Jika kita memiliki 31 macam rasa es krim, ada berapa mangkuk es krim
dapat dibuat kalau satu mangkuk isinya dua rasa? Jelaskan setiap
langkah jawabanmu!
Misalkan u = (3, 2, -1), v = (6, 5, 0), dan w = (4, 0, 1). Carilah hasil dari 2v – (u
+ w). Jelaskan apa yang terjadi jika ditambahkan dengan vektor nol.
Sketsalah gambarnya.
Contoh soal 2: komunikasi matematik dalam aljabar linear:
Contoh Soal 1:
Reasoning (Penalaran)
Istilah penalaran sebagai terjemahan dari istilah reasoning, dapat
didefinisikan sebagai proses pencapaian kesimpulan logis
berdasarkan fakta dan sumber yang relevan (Shurter dan Pierce dalam
Sumarmo, 1987). Secara garis besar terdapat dua jenis penalaran, yaitu
penalaran deduktif yang disebut pula deduksi dan penalaran induktif
yang disebut pula induksi. Jenis lain dari induksi adalah apa yang
disebut dengan analogi atau lengkapnya analogi induktif.
Indikator Reasoning
Membuat Dan
Menguji Konjektur
Merumuskan Yang
Bukan Contoh
Mengikuti Argumen
Yang Logis
Mempertimbangkan
Validitas Dari
Argumen
Mengkonstruksi
Argumen Yang Valid
Mengkonstruksi Buktibukti
Untuk Pernyataan
Matematik, Termasuk Bukti
Tidak Langsung Dan Bukti
Dengan Induksi Matematik
Contoh Soal Reasoning
Contoh Soal Penalaran (Analogi) Matematik :
Koneksi Matematis
Koneksi matematis meliputi koneksi dalam kehidupan sehari-hari dan
memberikan synapses melalui hubungan topik matematika dengan
yang lainnya. Sebagai contoh, The Common Core of Learning
(Department of Education, 1996) menyatakan bahwa, “all
students….should understand concepts such as location and place…”
Hal ini menunjukkan salah satu dari hubungan interdisipliner
misalnya: antara geografi dengan matematik. Hal ini adalah salah satu
cara belajar tentang dunia, jadi merupakan hubungan bukan
dipisahkan dari cara belajar yang lain.
Macam-macam koneksi matematis
Koneksi Antar
Topik Matematika
Koneksi Dengan
Disiplin Ilmu Yang
Lain
Koneksi Dalam
Kehidupan Sehari-
hari
Menurut Mikovch dan Monroe (1994) meliputi:
Indikator Koneksi Matematis
Mengenali
representasi
ekuivalen dari
konsep yang sama
Menggunakan dan
menilai keterkaitan
antar topik
matematika dan
keterkaitan diluar
matematika
Mengenali hubungan
prosedur matematika
suatu representasi ke
prosedur representasi
yang ekuivalen
Menggunakan
matematika dalam
kehidupan sehari-hari
Contoh Soal Koneksi Matematis
DAFTAR PUSTAKA
Department of Education (1996). Educator Servis teaching & Learning Curriculum Resources, Mathematics Curriculum
Framework Achieving Mathematical Power – Januari 1996. [Online]. Tersedia: www.doe.mass.edu/frameworks/ math/1996-
similar.
NCTM. (1989). Curriculum and Evaluation Standards for School Mathematics. Reston, VA: Authur.
Pinellas County Schools,(2000). Division of Curriculum and Instruction Secondary Mathematics. Tersedia Online pada
http://fcit.usf.edu/fcat8m/resource/ mathpowr/fullpower.pdf.
Polya. G. (1973) How to Solve It: A New Aspect of Mathematical Method (Second ed). New Jersey: Princeton University Press
Ruseffendi, E.T. (1988). Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika
Untuk Meningkatkan CBSA, Bandung : Tarsito
Sumarmo, 1994. Suatu Alternatif Pengajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah pada Guru dan Siswa SMA
di kodya Bandung. Laporan penelitian.
Sumarmo, U. (2003). Daya dan Disposisi Matematik: Apa, Mengapa dan Bagaimana Dikembangkan pada Siswa Sekolah Dasar
dan Menengah. Makalah disajikan pada Seminar Sehari di Jurusan Matematika ITB, Oktober 2003.
SEKIAN
&
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Dyas Arientiyya
 
Contoh penerapan strategi
Contoh penerapan strategiContoh penerapan strategi
Contoh penerapan strategiumanbudi
 
Teori Peluang | Pengantar Statistik Matematis
Teori Peluang | Pengantar Statistik MatematisTeori Peluang | Pengantar Statistik Matematis
Teori Peluang | Pengantar Statistik MatematisJujun Muhamad Jubaerudin
 
Bilangan prima dan tfm ( teori & aplikasi )
Bilangan prima dan tfm ( teori & aplikasi )Bilangan prima dan tfm ( teori & aplikasi )
Bilangan prima dan tfm ( teori & aplikasi )Indra Gunawan
 
Matematika sebagai ilmu deduktif
Matematika sebagai ilmu deduktifMatematika sebagai ilmu deduktif
Matematika sebagai ilmu deduktifMella Imelda
 
BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi Nia Matus
 
Instrumen tes ulangan harian mengenal bentuk aljabar (kisi dan kartu soal)
Instrumen tes ulangan harian mengenal bentuk aljabar (kisi dan kartu soal)Instrumen tes ulangan harian mengenal bentuk aljabar (kisi dan kartu soal)
Instrumen tes ulangan harian mengenal bentuk aljabar (kisi dan kartu soal)nurwa ningsih
 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cUmmu Zuhry
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Arvina Frida Karela
 
Bab ix ruas garis berarah
Bab ix ruas garis berarahBab ix ruas garis berarah
Bab ix ruas garis berarahNia Matus
 
Homomorfisma grup
Homomorfisma grupHomomorfisma grup
Homomorfisma grupYadi Pura
 
Pendekatan Contextual Teaching and Learning dan Realistic Mathematics Education
Pendekatan Contextual Teaching and Learning dan Realistic Mathematics EducationPendekatan Contextual Teaching and Learning dan Realistic Mathematics Education
Pendekatan Contextual Teaching and Learning dan Realistic Mathematics EducationMuhammad Alfiansyah Alfi
 
ANALISIS RIIL 1 3.2 ROBERT G BARTLE
ANALISIS RIIL 1 3.2 ROBERT G BARTLEANALISIS RIIL 1 3.2 ROBERT G BARTLE
ANALISIS RIIL 1 3.2 ROBERT G BARTLEMuhammad Nur Chalim
 
Pengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_IPengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_IFerry Angriawan
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2Arvina Frida Karela
 

What's hot (20)

Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
 
Contoh penerapan strategi
Contoh penerapan strategiContoh penerapan strategi
Contoh penerapan strategi
 
Teori Peluang | Pengantar Statistik Matematis
Teori Peluang | Pengantar Statistik MatematisTeori Peluang | Pengantar Statistik Matematis
Teori Peluang | Pengantar Statistik Matematis
 
Bilangan prima dan tfm ( teori & aplikasi )
Bilangan prima dan tfm ( teori & aplikasi )Bilangan prima dan tfm ( teori & aplikasi )
Bilangan prima dan tfm ( teori & aplikasi )
 
Komunikasi Matematika
Komunikasi MatematikaKomunikasi Matematika
Komunikasi Matematika
 
Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2
 
Matematika sebagai ilmu deduktif
Matematika sebagai ilmu deduktifMatematika sebagai ilmu deduktif
Matematika sebagai ilmu deduktif
 
ANALISIS REAL
ANALISIS REALANALISIS REAL
ANALISIS REAL
 
BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi
 
Instrumen tes ulangan harian mengenal bentuk aljabar (kisi dan kartu soal)
Instrumen tes ulangan harian mengenal bentuk aljabar (kisi dan kartu soal)Instrumen tes ulangan harian mengenal bentuk aljabar (kisi dan kartu soal)
Instrumen tes ulangan harian mengenal bentuk aljabar (kisi dan kartu soal)
 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1c
 
Turunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi KompleksTurunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi Kompleks
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
 
Fungsi Pembangkit
Fungsi PembangkitFungsi Pembangkit
Fungsi Pembangkit
 
Bab ix ruas garis berarah
Bab ix ruas garis berarahBab ix ruas garis berarah
Bab ix ruas garis berarah
 
Homomorfisma grup
Homomorfisma grupHomomorfisma grup
Homomorfisma grup
 
Pendekatan Contextual Teaching and Learning dan Realistic Mathematics Education
Pendekatan Contextual Teaching and Learning dan Realistic Mathematics EducationPendekatan Contextual Teaching and Learning dan Realistic Mathematics Education
Pendekatan Contextual Teaching and Learning dan Realistic Mathematics Education
 
ANALISIS RIIL 1 3.2 ROBERT G BARTLE
ANALISIS RIIL 1 3.2 ROBERT G BARTLEANALISIS RIIL 1 3.2 ROBERT G BARTLE
ANALISIS RIIL 1 3.2 ROBERT G BARTLE
 
Pengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_IPengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_I
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
 

Similar to APA, MENGAPA DAN BAGAIMANA DAYA MATEMATIKA OLEH SUDRAJAT 21309251045

Problem Solving Matematika
Problem Solving MatematikaProblem Solving Matematika
Problem Solving MatematikaNailul Hasibuan
 
Peningkatan kemampuan pemecahan masalah
Peningkatan kemampuan pemecahan masalahPeningkatan kemampuan pemecahan masalah
Peningkatan kemampuan pemecahan masalahLukman
 
Laporan mini riset Pembelajaran Berbasis Masalah
Laporan mini riset Pembelajaran Berbasis MasalahLaporan mini riset Pembelajaran Berbasis Masalah
Laporan mini riset Pembelajaran Berbasis MasalahNailul Hasibuan
 
A5e15e3ebcd1aa7403c240be25f253e4 maklah problm-solving
A5e15e3ebcd1aa7403c240be25f253e4 maklah problm-solvingA5e15e3ebcd1aa7403c240be25f253e4 maklah problm-solving
A5e15e3ebcd1aa7403c240be25f253e4 maklah problm-solvingAchmad Abror
 
22 depi a. nugraha(a) t8_10_april2013.v2
22 depi a. nugraha(a) t8_10_april2013.v222 depi a. nugraha(a) t8_10_april2013.v2
22 depi a. nugraha(a) t8_10_april2013.v2Diandra Devikha
 
20140305 yp01-stl01
20140305 yp01-stl0120140305 yp01-stl01
20140305 yp01-stl01Fppi Unila
 
Laporan ev pembelajaran
Laporan ev pembelajaranLaporan ev pembelajaran
Laporan ev pembelajaranNida Hilya
 
Modul mtsm2103 : MAJOR MATEMATIK
Modul mtsm2103 : MAJOR MATEMATIKModul mtsm2103 : MAJOR MATEMATIK
Modul mtsm2103 : MAJOR MATEMATIKfadhielahya
 
25022013 siska ryane mpmt
25022013 siska ryane mpmt25022013 siska ryane mpmt
25022013 siska ryane mpmtsiskaryane
 
Kebiasaan bernalar
Kebiasaan bernalarKebiasaan bernalar
Kebiasaan bernalargampangmain
 
KajianTindakan Matematik 2012
KajianTindakan Matematik 2012KajianTindakan Matematik 2012
KajianTindakan Matematik 2012marshiza
 
Paper penemuan terbimbing
Paper penemuan terbimbingPaper penemuan terbimbing
Paper penemuan terbimbingDiah Dwi
 
Pentingnya open ended 115 makalah rev_anita (1) (httpspublikasiilmiah.ums.ac....
Pentingnya open ended 115 makalah rev_anita (1) (httpspublikasiilmiah.ums.ac....Pentingnya open ended 115 makalah rev_anita (1) (httpspublikasiilmiah.ums.ac....
Pentingnya open ended 115 makalah rev_anita (1) (httpspublikasiilmiah.ums.ac....Afwanilhuda Nst
 
Disposisi matematis
Disposisi matematisDisposisi matematis
Disposisi matematisFppi Unila
 
asesmen pembelajaran matematika ppt
asesmen pembelajaran matematika pptasesmen pembelajaran matematika ppt
asesmen pembelajaran matematika pptreza sumaila
 

Similar to APA, MENGAPA DAN BAGAIMANA DAYA MATEMATIKA OLEH SUDRAJAT 21309251045 (20)

Problem Solving Matematika
Problem Solving MatematikaProblem Solving Matematika
Problem Solving Matematika
 
Peningkatan kemampuan pemecahan masalah
Peningkatan kemampuan pemecahan masalahPeningkatan kemampuan pemecahan masalah
Peningkatan kemampuan pemecahan masalah
 
Laporan mini riset Pembelajaran Berbasis Masalah
Laporan mini riset Pembelajaran Berbasis MasalahLaporan mini riset Pembelajaran Berbasis Masalah
Laporan mini riset Pembelajaran Berbasis Masalah
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
A5e15e3ebcd1aa7403c240be25f253e4 maklah problm-solving
A5e15e3ebcd1aa7403c240be25f253e4 maklah problm-solvingA5e15e3ebcd1aa7403c240be25f253e4 maklah problm-solving
A5e15e3ebcd1aa7403c240be25f253e4 maklah problm-solving
 
22 depi a. nugraha(a) t8_10_april2013.v2
22 depi a. nugraha(a) t8_10_april2013.v222 depi a. nugraha(a) t8_10_april2013.v2
22 depi a. nugraha(a) t8_10_april2013.v2
 
20140305 yp01-stl01
20140305 yp01-stl0120140305 yp01-stl01
20140305 yp01-stl01
 
Laporan ev pembelajaran
Laporan ev pembelajaranLaporan ev pembelajaran
Laporan ev pembelajaran
 
Modul mtsm2103 : MAJOR MATEMATIK
Modul mtsm2103 : MAJOR MATEMATIKModul mtsm2103 : MAJOR MATEMATIK
Modul mtsm2103 : MAJOR MATEMATIK
 
25022013 siska ryane mpmt
25022013 siska ryane mpmt25022013 siska ryane mpmt
25022013 siska ryane mpmt
 
Kebiasaan bernalar
Kebiasaan bernalarKebiasaan bernalar
Kebiasaan bernalar
 
KajianTindakan Matematik 2012
KajianTindakan Matematik 2012KajianTindakan Matematik 2012
KajianTindakan Matematik 2012
 
Paper penemuan terbimbing
Paper penemuan terbimbingPaper penemuan terbimbing
Paper penemuan terbimbing
 
Hasratuddin
HasratuddinHasratuddin
Hasratuddin
 
Pentingnya open ended 115 makalah rev_anita (1) (httpspublikasiilmiah.ums.ac....
Pentingnya open ended 115 makalah rev_anita (1) (httpspublikasiilmiah.ums.ac....Pentingnya open ended 115 makalah rev_anita (1) (httpspublikasiilmiah.ums.ac....
Pentingnya open ended 115 makalah rev_anita (1) (httpspublikasiilmiah.ums.ac....
 
JURNAL IBNU.docx
JURNAL IBNU.docxJURNAL IBNU.docx
JURNAL IBNU.docx
 
Disposisi matematis
Disposisi matematisDisposisi matematis
Disposisi matematis
 
asesmen pembelajaran matematika ppt
asesmen pembelajaran matematika pptasesmen pembelajaran matematika ppt
asesmen pembelajaran matematika ppt
 
Kesimpulan
KesimpulanKesimpulan
Kesimpulan
 
Makalah ppm
Makalah ppmMakalah ppm
Makalah ppm
 

Recently uploaded

Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 

Recently uploaded (20)

Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 

APA, MENGAPA DAN BAGAIMANA DAYA MATEMATIKA OLEH SUDRAJAT 21309251045

  • 1. APA, MENGAPA Dan BAGAIMANA DAYA MATEMATIKA By: SUDRAJAT/ 21309251045/ S2 – Pend. Math - B
  • 2. Pendahuluan Perkembangan teknologi dalam pendidikan kini sangat cepat. Sebagai akibat dari kemajuan teknologi tersebut, arus informasi datang dari berbagai macam penjuru dunia secara cepat dan melimpah ruah. Untuk tampil unggul pada keadaan yang selalu berubah dan kompetitif ini, kita perlu memiliki kemampuan memperoleh, memilih dan mengelola informasi, kemampuan untuk dapat berpikir secara kritis, sistematis, logis, kreatif, dan kemampuan untuk dapat bekerja sama secara efektif. Sikap dan cara berpikir seperti ini dapat dikembangkan melalui proses pembelajaran matematika karena matematika memiliki struktur dan keterkaitan yang kuat dan jelas antar konsepnya sehingga memungkinkan siapapun yang mempelajarinya terampil berpikir rasional. Kemampuan untuk menghadapi permasalahan-permasalahan baik dalam permasalahan matematika maupun permasalahan dalam kehidupan nyata merupakan kemampuan Daya Matematis (mathematical power). Oleh karena itu, apa, mengapa dan bagaimana pembelajaran matematika dilaksanakan sehingga dapat menumbuh kembangkan daya matematis siswa.
  • 3. Daya Matematika Istilah “daya matematika” tidak tercantum secara eksplisit dalam kurikulum pembelajaran matematika di Indonesia, namun tujuan pembelajaran matematika dalam kurikulum di Indonesia menyiratkan dengan jelas tujuan yang ingin dicapai yaitu: (1) Kemampuan pemecahan masalah (problem solving); (2) Kemampuan berargumentasi (reasonning); (3) Kemampuan berkomunikasi (communication); (4) Kemampuan membuat koneksi (connection) dan (5) Kemampuan representasi (representation). Kelima kemampuan tersebut oleh NCTM (1989) dikenal dengan istilah standar proses daya matematika (mathematical power proses Standards).
  • 4. "Mathematical power includes the ability to explore, conjecture, and reason logically; to solve non-routine problems; to communicate about and through mathematics; and to connect ideas within mathematics and between mathematics and other intellectual activity”. “Daya matematis meliputi kemampuan untuk menggali, menyusun konjektur, dan membuat alasan-alasan secara logis; untuk memecahkan masalah nonrutin; untuk berkomunikasi mengenai dan melalui matematika; dan untuk menghubungkan berbagai ide-ide dalam matematika dan diantara matematika dan aktivitas intelektual lainnya”. (NCTM, 1989) Daya Matematika
  • 5. Ditinjau dari karakteristik di atas, istilah daya matematik memuat kemampuan pemahaman, pemecahan masalah, koneksi, komunikasi, dan penalaran matematik yang lebih tinggi dari doing math yang juga termuat dalam kurikuklum matematika sekolah tahun 2006. Sebagai implikasinya, daya matematik merupakan kemampuan yang perlu dimiliki siswa yang belajar matematika pada jenjang sekolah manapun (Sumarmo, 2005). Daya Matematika
  • 6. Unsur daya Matematika Standar Proses Yaitu tujuan yang ingin dicapai dari proses pembelajaran, proses standar meliputi, kemampuan pemecahan masalah kemampuan berargumentasi, kemampuan berkomunikasi, kemampuan membuat koneksi (connection) dan kemampuan representasi. Content Standar Yaitu kompetensi dasar yang disyaratkan oleh kurikulum sesuai dengan tingkat pembelajaran siswa, bagi Indonesia ruang lingkup mata pelajaran matematika pada satuan pendidikan SMA/MA meliputi aspek-aspek sebagai berikut: Logika, Aljabar, Geometri, Trigonometri, Kalkulus, Statistika dan Peluang. Mathematical Abilities Yaitu pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk dapat melakukan manipulasi matematika meliputi pemahaman konsep dan pengetahuan prosedural. Menurut Pinellas County Schools (2000) meliputi:
  • 7. Gambar 1. Hubungan antara Ruang lingkup Materi, Standar Proses, dan Kemampuan Matematis (Diadaptasi dari Mathematical Power for All Student, Pinellas County Schools Division of Curriculum and Instruction Secondary Mathematics ) Hubungan ketiga unsur tersebut digambarkan sbb:
  • 8. Daya Matematika dilihat dari pendekatan filsafat AKSIOLOGI Kegunaan dan kebermanfaatan dari daya matematika EPISTEMOLOGI Berkaitan dengan teori pengetahuan ONTOLOGIS Bekaitan dengan hakikat, realita, substansi, eksistensi dan mempunyai maksud
  • 9. Kekuatan Matematika pada tingkat filsafat, teori dan pragmatis
  • 10. Kekuatan matematika pada tingkat psikologi
  • 11. Kekuatan matematika pada model dan strategi pembelajaran
  • 12. Kekuatan matematika pada tigkat pelaksanaan pembelajaran dikelas: isi, metode dan sikap matematika
  • 14. Problem Solving Pemecahan Masalah merupakan fokus utama dari pendidikan matematika. Kapan saja kita menerapkan pengetahuan matematika, keterampilan, atau pengalaman terhadap pemecahan suatu masalah yang rumit atau situasi yang baru/membingungkan, maka kita melakukan problem solving (Department of Education, 1996).
  • 15. Problem Solving Gagne (Ruseffendi, 1988) bahwa pemecahan masalah merupakan tahap belajar yang paling tinggi dan lebih kompleks. Pemecahan masalah tidak sekedar mengaplikasikan suatu algoritma, namun memuat pemahaman dan aktivitas intelektual yang bukan berupa kegiatan rutin. Pemecahan masalah dapat pula merupakan suatu pendekatan dalam belajar, seperti yang dikemukakan Ruseffendi (1988) bahwa pemecahan masalah adalah pendekatan yang bersifat umum yang lebih mengutamakan kepada proses daripada hasilnya. Polya mendefinisikan pemecahan masalah sebagai suatu usaha untuk mencari jalan keluar dari suatu kesulitan untuk mencapai tujuan yang tidak dengan segera diperoleh.
  • 16. Indikator Problem Solving Memahami Masalah Membuat Rencana Pemecahan Memeriksa Kembali Hasil Yang Diperoleh Melakukan Perhitungan Polya (1973) 2º curso 3º curso 4º curso 1º curso
  • 17. —Problem Solving Pemecahan masalah, dalam pembelajaran matematika dapat berupa soal cerita atau soal yang tidak rutin, yaitu soal yang untuk sampai pada prosedur yang benar diperlukan pemikiran yang mendalam, mengaplikasikan matematika dalam kehidupan sehari-hari dan membuktikan, menciptakan atau menguji konjektur (Sumarmo,1994). Oleh karena itu, kemampuan pemecahan masalah dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, logis, kreatif dan sistematis.
  • 18. Contoh soal Problem Solving Menurut Schoen dan Oehmke (Sumarmo, 1994). Sebuah kantin sekolah mempunyai 230 kg susu yang akan dibagikan kepada 46 anak secara merata. Koki kantin ingin mengetahui berapa gelas yang dapat diterima tiap anak. Koki tersebut dapat menyelesaikan masalahnya, bila ia mengetahui juga: 1) 1 kg sama dengan 1000 gr; 2) tiap gelas berisi 2 kg susu; 3) anak2 itu sangat senang susu; dan 4) tiap gelas tingginya sama. Mengukur proses memahami masalah
  • 19. Contoh soal Problem Solving Menurut Schoen dan Oehmke (Sumarmo, 1994). Adi mempunyai 75 kelereng, dan jumlah ini 11 lebihnya dari dua kali banyaknya kelereng Tono. Untuk mengetahui banyaknya kelereng Tono, Adi menghitung demikian, ia menjumlahkan 75 + 11 dan diperoleh 86. Jadi Tono mempunyai 43 kelereng. Benarkah cara Adi menghitung? 1) ya; 2) salah, seharusnya Adi mengalikan 86 x 2 dan diperoleh 172; 3) salah, seharusnya Adi mengurangkan 75 – 11 = 64. Jadi kelereng Tono adalah 32; dan 4) salah, seharusnya Adi mengalikan 11 x 2 = 22. Kemudian 75 – 22 = 53. Jadi 53 adalah jawaban yang benar. Mengukur memeriksa hasil
  • 20. Contoh soal Problem Solving Menurut Schoen dan Oehmke (Sumarmo, 1994). Tinjau vektor cos (x + α) dan vektor sin x dalam selang [-π, π]. Perlihatkanlah bahwa untuk nilai- nilai α yang merupakan kelipatan ganjil π /2 kedua vektor tersebut bergantung (tidak bebas) linear. Berikan tafsiran secara geometrisnya. Contoh pemecahan masalah dalam aljabar Linear:
  • 21. Komunikasi Matematis Komunikasi matematis merefleksikan pemahaman matematik yang tercakup dalam daya matematik. The Common Core of Learning (Department of Education, 1996) mengusulkan bahwa semua siswa sebaiknya “ … justify and communicate solutions to problems.” Siswa belajar matematika seperti mereka berbicara dan menulis tentang apa yang mereka lakukan. Mereka menjadi terlibat secara aktif dalam kegiatan matematika ketika mereka bertanya tentang ide mereka, atau berbicara dengan dan mendengar siswa lain, berbagi ide, strategi, dan solusi. Menulis tentang matematika mendukung siswa untuk merefleksikan kegiatannya dan menjelaskan ide mereka sendiri. Membaca apa yang siswa tulis adalah sebuah jalan yang baik sekali bagi pendidik-pendidik untuk mengidentifikasi pemahaman siswa dan miskonsepsi.
  • 22. Indikator Komunikasi Matematis merefleksikan dan menjelaskan pikirannya mengenai ide matematik dan hubungannya merumuskan definisi matematik dan mengungkapkan penemuan umum melalui penyelidikan mengungkapkan ide-ide matematik secara lisan dan dalam tulisan membaca penyajian tertulis matematika dengan pemahaman menanyakan kejelasan dan keluasan hubungan pertanyaan matematika yang telah mereka baca atau dengar; dan menilai penghematan, daya, dan keluwesan dari notasi matematik dan perannya dalam perkembangan ide matematik.
  • 23. Contoh soal komunikasi matematik (diadopsi dari Oregon Departement of Education Assessment and Education Samples of Opend Ended Math Tasks, 1996): Jika kita memiliki 31 macam rasa es krim, ada berapa mangkuk es krim dapat dibuat kalau satu mangkuk isinya dua rasa? Jelaskan setiap langkah jawabanmu! Misalkan u = (3, 2, -1), v = (6, 5, 0), dan w = (4, 0, 1). Carilah hasil dari 2v – (u + w). Jelaskan apa yang terjadi jika ditambahkan dengan vektor nol. Sketsalah gambarnya. Contoh soal 2: komunikasi matematik dalam aljabar linear: Contoh Soal 1:
  • 24. Reasoning (Penalaran) Istilah penalaran sebagai terjemahan dari istilah reasoning, dapat didefinisikan sebagai proses pencapaian kesimpulan logis berdasarkan fakta dan sumber yang relevan (Shurter dan Pierce dalam Sumarmo, 1987). Secara garis besar terdapat dua jenis penalaran, yaitu penalaran deduktif yang disebut pula deduksi dan penalaran induktif yang disebut pula induksi. Jenis lain dari induksi adalah apa yang disebut dengan analogi atau lengkapnya analogi induktif.
  • 25. Indikator Reasoning Membuat Dan Menguji Konjektur Merumuskan Yang Bukan Contoh Mengikuti Argumen Yang Logis Mempertimbangkan Validitas Dari Argumen Mengkonstruksi Argumen Yang Valid Mengkonstruksi Buktibukti Untuk Pernyataan Matematik, Termasuk Bukti Tidak Langsung Dan Bukti Dengan Induksi Matematik
  • 26. Contoh Soal Reasoning Contoh Soal Penalaran (Analogi) Matematik :
  • 27. Koneksi Matematis Koneksi matematis meliputi koneksi dalam kehidupan sehari-hari dan memberikan synapses melalui hubungan topik matematika dengan yang lainnya. Sebagai contoh, The Common Core of Learning (Department of Education, 1996) menyatakan bahwa, “all students….should understand concepts such as location and place…” Hal ini menunjukkan salah satu dari hubungan interdisipliner misalnya: antara geografi dengan matematik. Hal ini adalah salah satu cara belajar tentang dunia, jadi merupakan hubungan bukan dipisahkan dari cara belajar yang lain.
  • 28. Macam-macam koneksi matematis Koneksi Antar Topik Matematika Koneksi Dengan Disiplin Ilmu Yang Lain Koneksi Dalam Kehidupan Sehari- hari Menurut Mikovch dan Monroe (1994) meliputi:
  • 29. Indikator Koneksi Matematis Mengenali representasi ekuivalen dari konsep yang sama Menggunakan dan menilai keterkaitan antar topik matematika dan keterkaitan diluar matematika Mengenali hubungan prosedur matematika suatu representasi ke prosedur representasi yang ekuivalen Menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari
  • 30. Contoh Soal Koneksi Matematis
  • 31. DAFTAR PUSTAKA Department of Education (1996). Educator Servis teaching & Learning Curriculum Resources, Mathematics Curriculum Framework Achieving Mathematical Power – Januari 1996. [Online]. Tersedia: www.doe.mass.edu/frameworks/ math/1996- similar. NCTM. (1989). Curriculum and Evaluation Standards for School Mathematics. Reston, VA: Authur. Pinellas County Schools,(2000). Division of Curriculum and Instruction Secondary Mathematics. Tersedia Online pada http://fcit.usf.edu/fcat8m/resource/ mathpowr/fullpower.pdf. Polya. G. (1973) How to Solve It: A New Aspect of Mathematical Method (Second ed). New Jersey: Princeton University Press Ruseffendi, E.T. (1988). Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika Untuk Meningkatkan CBSA, Bandung : Tarsito Sumarmo, 1994. Suatu Alternatif Pengajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah pada Guru dan Siswa SMA di kodya Bandung. Laporan penelitian. Sumarmo, U. (2003). Daya dan Disposisi Matematik: Apa, Mengapa dan Bagaimana Dikembangkan pada Siswa Sekolah Dasar dan Menengah. Makalah disajikan pada Seminar Sehari di Jurusan Matematika ITB, Oktober 2003.