Williams Obstetrics 24th Ed Chapter 21: Physiology of labor memberikan ringkasan mengenai fisiologi persalinan yang meliputi 4 fase yaitu: 1) uterine quiscence dan pelembutan serviks, 2) persiapan persalinan, 3) partusisi yang terbagi atas 3 tahap, dan 4) masa nifas. Proses ini melibatkan regulasi biokimiawi dan endokrin yang mempengaruhi relaksasi dan kontraksi otot rahim selama kehamilan dan persalinan.
2. PERSALINAN
• Persiapan yang komprehensif baik pada uterus
dan panjang cervix beberapa jam sebelum
kehamilan berakhir
• Fase Transitional myometrial
unresponsiveness ditunda dan cervix
mengalami ripening, effacement, dan
kehilangan integritas strukturalnya
• Labor onset kulminasi dari serangkaian
perubahan biokimiawi pada uterus dan
cervix sebagai hasil sinyal endokrine dan
parakrine yang muncul baik dari ibu maupun
janin.
Fetus
IbuPlacenta
4. FASE 1
Uterine Quiscence and Cervical Softening
Uterine Quiscence
Myometrium relax
Kurang sensitive dan tidak responsive terhadap stimulus kontraksi
Uterus meningkat ukuran dan vaskularisasinya
Mendukung perkembangan dan pertumbuhan janin
7. FASE 2
Persiapan Persalinan
Ekpresi reseptor oksitosin unik – ekspresi
tertinggi pada sel myometrium fundus
Pembentukan segmen bawah uterus
Kepala janin turun memasuki pelvic inlet –
Lightening
Perubahan Myometrium
Sintesis dan organisasi serat kolagen. Serabut kolagen dirakit
menjadi serat kolagen. Ukuran dan pengemasan diatur oleh
Decorin yang mengikat kolagen. Sebelum pematangan serviks,
ukuran fibril seragam, dan fibril dikemas dengan baik dan teratur.
Selama pematangan serviks, ukuran serat tidak seragam, dan jarak
antara serat meningkat dan tidak teratur.
8. FASE 3
Parturition : Persalinan
Divided into three stages:
• Kala I – Dimulai dari adanya kontraksi uterus
yang adekuat frekuensi, durasi dan
intensitasnya yang menyebabkan penipisan
cervix (effacement). Berakhir saat
pembukaan 10 cm
• Kala II fetal expulsion
• Kala III separasi placenta dan expulsi
9. FASE 3
Parturition : Kala I Persalinan
• Hipoksia myometrium
• Kompresi ganglion saraf dan bagian
bawah uterus akibat kontraksi otot
yg interloking serabutnya
• Stretching cervical selama dilatasi
• Stretching peritoneum
Kontraksi Uterus
Refleks Fergusson
10. FASE 3
Parturition : Kala I Persalinan
Urutan perkembangan segmen dan cincin di uterus saat aterm dan persalinan. Segmen atas uterus bersifat aktif
kontraksi (dominan otot polos) otot myometrium memendek dan menebal. SBR bersifat pasif (dominan fibroblast,
epitel, dan sedikit otot polos) berasal dari isthmus, dan cincin retraksi fisiologis berkembang di persimpangan segmen
uterus atas dan bawah. Anat. I.O. = os internal anatomi; E.O. = os eksternal; Hist I.O. = os internal histologis; Ph. R.R.
= cincin retraksi fisiologis.
11. Panjang cervix yaitu 2 cm mengalami
penipisan salaam persalinan
Skema menunjukkan penipisan dan dilatasi
pada Multipara VS Primigravida.
• A. Sebelum persalinan
• B. Efficement awal
• C. Eficement komplit
FASE 3
Parturition : Kala I Persalinan
12. Tindakan hidrostatik selaput amnion mempengaruhi penipisan dan dilatasi serviks. Dengan
perkembangan persalinan, perkembangan cervix akan terjadi (A), (B), dan (C). Apabila terdapat
ruptur membran, presentasi terbawah janin menekan pada serviks dan segmen bawah uterus
secara serupa.
FASE 3
Parturition : Kala I Persalinan
13. • Terjadi setelah dilatasi lengkap
• Fetal descent
• Ekspulsi didukung oleh ibu mengejan
• Stretching maksimal pada m. levator
ani menipis dilatasi vagina dan
anus
FASE 3
Parturition : Kala II Persalinan
14. • Disproporsi ukuran plasenta yang tetap vs
penurunan luas implantasi (ukuran uterus
mengecil)
FASE 3
Parturition : Kala III Persalinan
A. Schultze mechanism
B. Duncan mechanism
15. • Myometrium kaku, persistent contraction
dan retraction
• Menekan pembuluh darah uterus secara
langsung menyebabkan thrombosis
mencegah perdarahan
• Onset lactogenesis dan milk let-down
• Reinstitusi sinyal ovulasi 4-6 minggu
setelah persalinan
FASE 4
Puerperium
16. REGULASI FISIOLOGI DAN BIOKIMIAWI PERSALINAN
Relaksasi dan kontraksi miosit rahim.
A. Relaksasi uterus dijaga oleh faktor-faktor yang
meningkatkan myocyte cAMP aktivasi PKA
defosforilasi MLCK mengaktifkan aktivitas
fosfodiesterase, mempertahankan aktin dalam
bentuk globular mencegah pembentukan
fibril yang diperlukan untuk kontraksi.
B. Kontraksi uterus terjadi akibat Ca memasuki
sel bergabung dengan kalmodulin untuk
membentuk kompleks mengaktifkan MLCK
fosforilasi myosin menghasilkan aktivitas
ATPase sliding myosin pada serat actin
kontraksi
AC = adenylyl cyclase; Ca ++ = kalsium; DAG = diasilgliserol; Gs
dan Gα = protein reseptor-G; IP3 = inositol triphosphate; LC20 =
Light chain 20; PIP3 = fosfatidylinositol 3,4,5-trifosfat; PLC =
fosfolipase C; R-PKA = protein kinase tidak aktif. (Digambar dari
Smith, 2007.)
17. REGULASI FISIOLOGI DAN BIOKIMIAWI PERSALINAN
Aksi estrogen dan progesterone melalui reseptor
intraseluler
Reseptor membrane plasma sel myometrium
cAMP
Pembentukan cGMP
Modifikasi chanel ion sel myometrium
19. AKTIVASI UTERUS DAN CERVICAL RIPENING
• Perubahan ekspresi relative isoform progesterone PR-A, PR-B, PR-C
• Perubahan ekspresi relative reseptor progesterone terikat
membran
• Modifikasi post translasi reseptor progesteron
• Perubahan aktivitas PR
• Inaktivasi lokal progesteron
• Regulasi mikroRNA terhadap enzim yang memetabolisme
progesteron dan faktor transkripsi uterine quiscence
Progesterone withdrawal
20.
21. KONTRIBUSI JANIN TERHADAP PERSALINAN
• Diatur oleh aksis fetal hypothalamic-pituitary-adrenal
axis
Fetal Endocrine Cascades pada
Persalinan
• Disintesis dalam jumlah besar
• Distimulasi oleh cortisol
• CRH plasenta meningkatkan produksi cortisol fetal
• Stimulasi sintesis fetal adrenal C19-steroid
placental aromatization meningkatkan ekspresi
protein kontraktil myometrium.
Produksi Placental Corticotropin-
Releasing Hormone
23. KONTRIBUSI JARINGAN INTRAUTERIN
• Enzymes include prostaglandin dehydrogenase (PGDH), oxytocinase,
and enkephalinase
• Tensile strength—resistance to tearing and rupture—of the fetal
membranes
• Several bioactive peptides and prostaglandins that cause myometrial
relaxation or contraction are synthesized in amnion
Amnion
Chorion Laeve
24. • Decidual uterotonins that act in a paracrine on contiguous
myometrium
• Expresses steroid metabolizing enzymes such as 20α-HSD and steroid
5αR1 that may regulate local progesterone withdrawal
• Decidual activation is characterized by increased proinflammatory
cells and increased expression of proinflammatory cytokines,
prostaglandins, and uterotonins such as oxytocin receptors and
connexin 43
• Cytokines produced in the decidua can either increase uterotonin
production
Decidua
Editor's Notes
The amnion synthesizes prostaglandins, and late in pregnancy, synthesis is increased
by increased phospholipase A2 and prostaglandin H synthase, type 2 (PGHS-2) activity. During
pregnancy, the transport of prostaglandins from the amnion to maternal tissues is limited by
expression of the inactivating enzymes, prostaglandin dehydrogenase (PGDH), in the chorion. During
labor, PGDH levels decline, and amnion-derived prostaglandins can influence membrane rupture and
uterine contractility. The role of decidual activation in parturition is unclear but may involve local
progesterone metabolism and increased prostaglandin receptor concentrations, thus enhancing uterine
prostaglandin actions and cytokine production. (Adapted from Smith, 2007.)