Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
masalah pada kala I,II,III dan IV
1. LAPORAN PENGKAJIAN PKK 2
FENI RATNA SOLIHA (P17324218009)
TINGKAT 3A
Poltekkes kemenkes Bandung
Prodi Kebidanan Bogor
T.A 2020/2021
Bogor, 14-10-2020
Deteksi Masalah
Persalinan Kala I-IV
3. Masalah pada Kala 1 dan 2
DISTOSIA KELAINAN
PRESENTASI DAN
POSISI (MAL POSISI)
DISTOSIA KARENA
KELAINAN HIS
DISTOSIA KARENA
KELAINAN ALAT
KANDUNGAN
DISTOSIA
KARENA
KELAINAN JANIN
Presentasi
puncak kepala
Presetasi dahi
Persentasi
muka
Persentasi
occipito
posterior
Fase Labour
Persalinan Lama
Inersia Uteri Hipotonik
Inersia Uteri Hipertonik
Inersia Uteri Tak
Terkoordinasi
Fase Laten Memanjang
Fase Aktif Memanjang
Vulva
Vagina
Uterus
Makrosomia
Hidrosefalus
Anensefalus
Kembar siam
DISTOSIA
KARENA
KELAINAN JALAN
LAHIR
Kesempitan Pintu
Atas Panggul (PAP)
Kesempitan Bidang
Tengah Panggul
(BTP)
Kesempitan
Pintu Bawah
Panggul (PBP)
Gawat Jjanin
4. DISTOSIA KELAINAN PRESENTASI DAN POSISI (MAL POSISI)
Penyulit Etiologi Penatalaksanaan Komplikasi
Presentasi
puncak
kepala
1. Kelainan Panggul
2. Anak kecil/mati
3. Kerusakan dasar
panggul
1. Usahakan lahir pervaginam
karena kira kira 75% bisa lahir
pervaginam karena kira-kira 75 %
bisa lahir spontan.
2. Bila ada indikasi ditolong dengan
vakum/forcep bisanya anak yang
lahir didapat caput dengan Ubun
Ubun Besar
Ibu
a. Robekan jalan lahir yang lebih
luas
b. Partus lama
Anak
a. Karena partus lama dan
molase hebat sehingga
mortalitas anak agak tinggi
Presetasi
dahi
1. Panggul sempit
2. Janin besar
3. Multiparitas
4. Kelainan janin
5. Kematian janin intra
uterin
Persentase dahi dengan ukuran
panggul dan janin yang normal, tidak
dapat lahir
spontan pervaginam, jadi lakukan SC.
a. Pada Ibu Partus lama dan lebat
sulit, bisa terjadi robekan yang
hebat dan ruptur uteri
b. Pada Anak Mortalitas janin
tinggi
5. DISTOSIA KELAINAN PRESENTASI DAN
POSISI (MAL POSISI)Penyulit Etiologi Penatalaksanaan
Persentasi
occipito
posterior
1) Diameter antero posterior
panggul lebih panjang dari
diameter tranvesa
2) Segmen depan menyempit
1) Lakukan pengawasan dengan seksama dengan harapan dapat lahir spontan
2) Tindakan baru dilakukan jika kala II terlalu lama/ada tanda bahaya terhadap
janin
Persentasi
muka
1) Diameter antero posterior
panggul lebih panjang dari
diameter transvesa
2) Segmen depan menyempit
3) Otot-otot dasar panggul
yang lembek dan multipara
4) Kapala janin yang kecil dan
bulat
a. Dagu posterior
Bila pembukaan lengkap :
1) Lahirkan dengan persalinan spontan pervaginam
2) Bila kemajuan persalinan lembut lakukan oksitosin drip
3) Bila penurunan kurang lancar
Bila pembukaan belum lengkap :
Tidak didapatkan tanda obstruksi, lakukkan oksitosin drip. Lakukanevaluasi
persalinan sama dengan persalinan vertek.
b. Dagu anterior
1) Bila pembukaan lengkap Secio Caesaria
2) Bila pembukaan tidak lengkap, lakukan penilaian penurunan rotasi,dan
kemajuan persalinan, jika macet lakukan Secio Caesaria
6. DISTOSIA KARENA KELAINAN HIS
Diagnosis Pengertian Etiologi Gejala Penatalaksanaan
Fase Labour
(Persalinan
Palsu/ Belum
Inpartu)
Kontraksi palsu atau dikenal
dalam dunia medis sebagai
kontraksi Braxton Hicks.
kontraksi pada otot rahim.
Namun, kontraksi ini tidak
menyebabkan pembukaan
pada mulut rahim, sehingga
janin yang ada di dalam
kandungan belum dapat
keluar dan Kontraksi yang
merupakan persiapan rahim
untuk menghadapi
persalinan.
Disebabkan
pergerakan bayi
yang terlalu aktif,
melakukan
olahraga
berlebihan,
mengangkat
beban berat,
dehidrasi,
Kontraksi uterus
- Irreguler
- Variatif/tidak tentu
- Berhenti pada saat berjalan
- Hilang dengan relaksasi
- Rasa nyeri terjadi di perut
bagian bawah, bukan bagian
atas.
- Terjadi selama 30 detik dan
terjadi nggak lebih dari dua
kali per jam
Serviks
Lunak, datar dan tidak ada
perubahan dilatasi
1. Bila tidak pasien boleh
rawat jalan
2. Periksa adanya
infeksi saluran kencing,
ketuban pecah dan bila
didapatkan adanya infeksi
obati secara
adekuat.
3. Mengubah posisi tubuh
dan bisa dengan jalan-jalan
kecil
4. Minum air hangat atau
mandi air hangat untuk
memberikan rasa relaksasi
7. DISTOSIA KARENA KELAINAN HIS
Diagnosis Etiologi Gejala Penatalaksanaan
Persalinan
Lama
Partus lama (
partus tak maju
)yaitu
persalinan yang
ditandai tidak
adanya
pembukaan
serviks dalam 2
jam dan tidak
adanya
penurunan janin
dalam 1 jam
1. Tidak efektif dalam
mendilatasi.
2. Tidak terkoordinasi, yaitu
ketika dua segmen uterus
gagal bekerja secara
harmonis.
3. Menyebabkan ekspulsi
involunter yang tidak
adekuat.
4. Penyebab lain distosia
adalah abnormalitas
presentasi dan posisi,
tulang pelvis dan jalan lahir
termasuk abnormalitas
kongential
Pembukaan serviks
< 1 cm per jam
Frekuensi kontraksi
< 2x/10 menit,
lamanya < 40 detik
Pembukaan serviks
mengarah kegaris
waspada (partograf)
Disproporsi
sefalopelvik
DiPosisi oksipito
posterior
1. Segera rujuk ibu
ke fasilitas yang
memiliki
kemampuan
penatalaksanaan
gawatdarurat
obsetetri dan
bayi baru lahir
2. Dampingi ibu
ketempat
rujukan. Berikan
dukungan dan
semangat
8. Klasifikasi Persalinan Lama
DIAGNOSIS GEJALA
Prolonged Latent Phase (Fase
Laten Yang Memanjang)
Fase laten memanjang terjadi jika terjadinya kontraksi yang
regular pada pembukaan sampai 4 cm lebih dari 8 jam
Fase Aktif Memanjang
(Prolonged Active Phase)
Adalah fase yang lebih panjang dari 12 jam dengan pembukaan
serviks kurang dari 1,2 cm per jam pada primigravida dan 6 jam
rata-rata 2,5 jam dengan laju dilatasi serviks kurang dari 1,5 cm
per jam pada multigravida
9. DISTOSIA KARENA KELAINAN HIS
Diagnosis Pengertian Etiologi MACAM-MACAM Penatalaksanaan
Inersia
Uteri
Hipotonik
kelainan his
dengan kekuatan
yang lemah/tidak
adekuat untuk
melakukan
pembukaan
serviks atau
mendorong anak
keluar kekuatan
his lemah dan
frekuensinya
jarang
1. Primigravida terutama
pada usia tua
2. Anemia
3. Perasaan tegang dan
emosiona
4. Ketidak tepatan
pengunaan analgetik
seperti saat pemberian
oksitosin atau obat
penenang
5. Salah pimpinan
persalinan
6. kehamilan ganda atau
hidramion
7. Kehamilan postmatur
Inersia uteri primer :
jika His lemah dari
awal persalinan
Inersia uteri
sekunder : jika
mula-mula His baik,
tetapi kemudian
menjadi lemah krn
otot-otot rahim
lelah akibat
persalinan
berlangsung lama
(inersia karena
kelelahan)
1. KU penderita harus segera
diperbaiki. gizi slm khmln hrs
diperbaiki.
2. Penderita dipersiapkan
menghadapi persalinan&
dijelaskan tentang kemungkinan-
kemungkinan yg ada.
3. Teliti keadaan serviks, presentasi
& posisi, penurunan
kepala/bokong bila sudah masuk
PAP pasien disuruh jalan, bila his
timbul adekuat dpt dilakukan
persalinan spontan, tetapi bila
tidak berhasil maka akan
dilakukan sc.
10. DISTOSIA KARENA KELAINAN HIS
Diagnosis Pengertian Etiologi Tanda dan Gejala Penatalaksanaan
Inersia Uteri
Hipertonik
Adalah kelainan his dengan
kekuatan cukup besar (kadang
sampai melebihi normal) namun
tidak ada koordinasi kontraksi dari
bagian atas, tengah dan bawah
uterus sehingga tidak efisien untuk
membuka serviks dan mendorong
bayi keluar. menyebabkan
persalinan berlangsung cepat (<3
jam di sebut partus presipitatus).
Pasien merasa kesakitan karena his
yang terlalu kuat dan berlangsung
hampir terus menerus pada janin
akan terjadi hipoksia janin karena
gangguan sirkulasi uteroplasenter.
a. Ketuban
pecah dini
disertai
adanya
infeksi
b. Infeksi
intrauteri
c. Pemberian
oksitosin
yang
berlebihan
Persalinan menjadi
lebih singkat (partus
presipitatus)
Gelisah akibat nyeri
terus menerus
sebelum dan selama
kontraksi
Ketuban pecah dini
Distres fetal dan
maternal
Regangan segmen
bawah uterus
melampaui kekuatan
jaringan sehingga
dapat terjadi ruptura
Dilakukan pengobatan
simptomatis untuk mengurangi
tonus otot, nyeri dan mengurangi
ketakutan. Denyut jantung janin
harus terus dievaluasi. Bila
dengan cara tersebut tidak
berhasil, persalinan harus diakhiri
dengan section caesarea.
11. DISTOSIA KARENA KELAINAN HIS
Diagnosis Etiologi Tanda dan Gejala Penatalaksanaan
Inersia Uteri Tak
Terkoordinasi
1. Faktor usia
penderita relatif tua
dan relatif muda
2. Pimpinan persalinan
3. Karena induksi
persalinan dengan
oksitosin
4. Rasa takut dan
cemas
Sifat his yang berubah–ubah, tidak
ada koordinasi dan sinkronisasi
antar kontraksi dan bagian–
bagiannya. Jadi kontraksi tidak
efisien dalam mengadakan
pembukaan,. Pada bagian atas
dapat terjadi kontraksi tetapi
bagian tengah tidak, sehingga
menyebabkan terjadinya lingkaran
kekejangan yang mengakibatkan
persalinan tidak maju.
Untuk mengurangi rasa takut, cemas
dan tonus otot: berikan obat-obatan
anti sakit dan penenang (sedative dan
analgetika) seperti morfin, peidin dan
valium. Apabila persalinan
berlangsung lama dan berlarut-larut,
selesaikanlah partus menggunakan
hasil pemeriksaan dan evaluasi,
dengan ekstraksi vakum, forceps atau
section caesarea.
12. DISTOSIA KARENA KELAINAN ALAT KANDUNGAN
Gejala Diagnosa Penatalaksanaan
• Memiliki riwayat preeklamsi
• Memiliki riwayat penyakit diabetes
• Memiliki gangguan gizi
• Persalinan lama dgn terus mengedan
Edema vulva • Meanajemen konservatif
• Memberikan antibiotic steroid dan analgetik .
• Berikan perhatian khusus, identifikasi dan cari tau
penyebab dari edema
• Melakukan sayatan dan drainase
• Perlukaan dan radang yang
menyebabkan ulkus-ulkus
Stenosis vulva • Melakukan episiotomy
• Pada vagina yang menutup sama sekali hingga
hanya orifisium uretra eksternum yang Nampak
dapat penangananya sayatan median secukupnya
untuk melahirkan kepala.
• Rujuk untuk dilakukan SC
• Tampak pembengkakan atau benjolan
di bibir kemaluan
• Tekanan atau rasa sakit ataupun nyeri
pada area vagina
Varises Jika varises pecah maka lakukan penjahitan baik dalam
kehamilan maupun setelah lahir
VULVA
13. DISTOSIA KARENA KELAINAN ALAT KANDUNGAN
VULVA
Gejala Diagnosa Penatalaksanaan
• Karena perdarahan pada
persalina tidak kunjung
berhenti, maka darah dapat
membentuk hematoma
Hematoma • Bila hematoma kecil resorbsi sendiri
• Bila besar harus insisi dan bekuan darah harus
di lakukan
• Akibat infeksi sifilis,
gonorrhea, trikomoniasis
Peradangan • Lakukan rujukan pasien pada tempat pelayanan
yang dapat memberikan pertolongan yang kuat
• Pertumbuhan pada kulit
selaput lendir yang
menyerupai jengger ayam
jago.
Kondiloma akuminata • Sebaiknya di obati sebelum bersalin
• Tapi banyak penulis yang menganjurkan insisi
dengan elekrocauter atau dengan tingtura
podofilin
14. DISTOSIA KARENA KELAINAN ALAT KANDUNGAN
VULVA
Gejala Diagnosa Penatalaksanaan
• tekanan langsung
jaringan lunak antara
kepala janin yang
telah berada di dasar
panggul dengan jalan
lahir tulang
Fistula • Fistula kecil tidak di sertai infeksi dapat sembuh
dengan sendirinya
• untuk menghindari terjadinya fistula
postpartum,selalu di pasang daure kateter sehingga
vaskularisasi jaringan yang tertekan membaik dan
terhindar dari nekrosis dan fistula.
• Operasi rekonstruksi fistula sulit dan
keberhasilannya belum memuaskan.
• Untuk mengurangi kejadian fistula maka persalinan
harus telah dirujuk pada saat mencapai garis
waspada,sehinggan dapat dilakukan tindakan tepat
dan cepat untuk dapat menurunkan morbilitas dan
mortalitas.
15. DISTOSIA KARENA KELAINAN ALAT KANDUNGAN
Vagina
Gejala Diagnosa Penatalaksanaan
• aplasia vagina, diintroitus
vagina terdapat cekungan
yang agak dangkal atau yang
agak dalam
• Kelainan congenital, atau
pertumbuhan atau
pembentukan organ janin
yang tidak sempurna di dalam
kandungan pada masa
kehamilan
Kelainan Vagina (Aplasia vagina • operasi ini sebaiknya pada
saat wanita bersangkutan
akan menikah
• Septum tidak lengkap
tertahannya turunnya kepala
janin pada persalinan
Stenosis Vagina Kongenital Rujuk pasien ke tempat yang
memiliki fasilitas SC
16. DISTOSIA KARENA KELAINAN ALAT KANDUNGAN Vagina
Gejala Diagnosa Penatalaksanaan
• Perdarahan yang tidak
normal dari vagina
• Rasa gatal atau benjolan
pada vagina yang tidak
kunjung hilang
• Cairan vagina yang berbau
Tumor Vagina Lakukan Rujukan ke tempat yang
memiliki fadilitas SC. Karena persalinan
dengan tumor vagina memiliki banyak
resiko
• Adanya rasa nyeri dan
tidak nyaman
Kista Vagina • Bila kecil dan tidak ada keluhan dapat
dibiarkan
• Tetapi bila besar menghalangi
turunnya kepala, untuk
mengecilkannya maka dilakukan
aspirasi cairan tumor
• Marsupialisasi sebaiknya 3 bulan
setelah lahir
17. DISTOSIA KARENA KELAINAN ALAT KANDUNGAN
Uterus
Gejala Diagnosa Penatalaksanaan
• Rasa sakit di panggul dan
pinggul
• Meneran sebelum pembukaan
lengkap
• Laserasi dinding vagina bawah
pada kala 2
Prolpas Uterus • Indikasi melakukan operasi pada
prolapsus uteri tergantung dari
beberapa factor seperti umur
penderita,keinginannya untuk
mendapatkan anak atau untuk
mempertahankan uterus,tingkat
prolapsus dan adanya keluhan.
18. DISTOSIA KARENA KELAINAN JANIN
Penyulit Pengertian Etiologi Tanda gejala Penatalaksanaan
Makroso
mia
Makrosomia
adalah bayi
yang berat
badannya
pada saat
lahir lebih
dari 4000
gram.
1) Bayi dan ibu yang
menderita diabetes
sebelum hamil dan bayi
dari ibu hamil yang
menderita diabetes selama
kehamilan.
2) Terjadi obesitas pada ibu
juga dapat menyebabkan
kelahiran bayi besar (bayi
giant).
3) Pola makan ibu yang tidak
seimbang atau berlebihan
juga mempengaruhi
kelahiran bayi besar
1) Berat badan lebih
dari 4000 gram
pada saat lahir
2) Wajah
menggembung,
pletoris (wajah
tomat)
3) Besar untuk usia
gestasi
4) Riwayat intrauterus
dari ibu yang
diabetes dan ibu
yang
polihidramnion
Jika dijumpai diagnosis
makrosomia maka bidan
harus segera membuat
rencana asuhan atau
perawatan untuk segera
diimplementasikan,
tindakan tersebut adalah
merujuk pasien. Alasan
dilakukan rujukan adalah
untuk mengantisipasi
adanya masalah-masalah
pada janin dan juga ibunya.
19. DISTOSIA KARENA KELAINAN JANIN
Penyulit Pengertian Etiologi Tanda gejala Penatalaksanaan
Hidrosefal
us
Hidrosefalus adalah
kelainan patologis otak
yang mengakibatkan
bertambahnya cairan
serebrospinal dengan
atau pernah dengan
tekanan intracranial
yang meninggi sehingga
terdapat pelebaran
ventrikel. Cairan yang
tertimbun dalam
ventrikel biasanya
antara 500 – 1500 ml
akan tetapi kadang –
kadang dapat mencapai
5 liter.
1) Kelainan bawaan
(congenital)
2) Stenosis akuaduktus sylvii
3) Spina bifida dan cranium
bifida
4) Sindrom Dandy Walker
5) Infeksi
6) Perdarahan
Perdarahan sebelum dan
sesudah lahir dalam otak,
dapat menyebabkan
fibrosis leptomeningen
terutama pada daerah
basal otak, selain
penyumbatan yang terjadi
akibat organisasi dari
darah itu sendiri.
1) Saat palpasi teraba ukuran
kepala yang besar dan
kepala tidak masuk pintu
atas panggul.
2) Pada pemeriksaan dalam
terdapat kepala dengan
sutura yang dalam dan
ubun – ubun yang luas,
serta tulang kepala terasa
tipis seperti menekan bola
pingpong.
3) Ditemukan bayangan
tengkorak yang besar sekali
pada pemeriksaan rontgen.
4) Pada pemeriksaan USG
1) Pada pembukaan 3-4 cm,
lakukan pungsi sisterna
untuk mengecilkan
kepala janin. Pungsi
dilakukan dgn
mengguakan jarum
pungsi spinal yang besar,
kemudian cairan
dikeluarkan sebanyak
mungkin dari ventrikel.
2) After coming head akan
terjadi pd letak sungsang.
Lakukan perforasi dari
foramen ovale untuk
mengeluarkan cairan,
agar kepala janin dapat
lahir pervaginam.
20. DISTOSIA KARENA KELAINAN JANIN
Penyulit Pengertian Etiologi Tanda gejala Penatalaksanaan
anensefal
us
Anensefalus
adalah suatu
keadaan
dimana
sebagian
besar tulang
tengkorak dan
otak
tidak
terbentuk.
Anensefalus terjadi jika
tabung syaraf sebelah atas
gagal menutup, tetapi
penyebab
yg pasti tidak dketahui.
Penelitian menunjukan
kemungkinan anensefalus
berhubungan dgn racun
dilingkungan jg kadar
asam folat yg rendah dlm
darah. Anensefalus
ditemukan pada 3,6 - 4,6
dari 10.000 bayi baru
lahir.
1) Pada ibu:
polihidramnion
(cairan ketuban
didalam rahim
terlalu banyak)
2) Pada bayi:
• Tidak memiliki
tulang tengkorak
• Tidak memiliki otak
(hemisfer serebri
dan serebelum)
• Kelainan pada
gambaran wajah
• Kelainan jantung.
1) Anjurkan pd setiap wanita usia subur yg
telah menikah untuk mengkonsumsi
multivitamin yg mengandung 400 mcg asam
folat setap harinya.
2) Pada ibu dengan riwayat anensefalus
anjurkan untuk mengkonsumsi asam folat
yang lebih tingi yaitu 4 mg saat sebelum
hamil dan selama kehamilannya.
3) Lakukan asuhan antenatal secara teratur.
4) Bayi yang menderita anensefalus tidak
akan bertahan, mereka lahir dalam keadaan
meninggal atau akan meninggal dalam waktu
beberapa hari setelah lahir.
21. DISTOSIA KARENA KELAINAN JANIN
Penyulit Pengertian Etiologi Penatalaksanaan
Kembar siam Kembar siam adalah keadaan
anak kembar yang tubuh
keduanya bersatu.
Selain faktor genetik obat
penyubur yang dikonsumsi dengan tujuan
agar sel telur matang secara sempurna
juga diduga dapat memicu terjadinya bayi
kembar. Alasannya jika indung telur bisa
memproduksi sel telur dan diberi obat
penyubur maka sel telur yang matang
pada saat bersamaan bisa banyak bahkan
sampai lima dan enam.
Jika pada saat pemeriksaan kehamilan
sudah ditegakkan janin kembar siam,
tindakan yang lebih aman adalah
melakukan section caesarea.
Gawat Janin Suatu keadaan dimana janin
tidak menerima O2 cukup,
sehingga mengalami sesak
dan dapat mengancam
kesehatan janin.
1) Kurangnya aliran darah uterus-
plasenta
2) DM : hipoglikemi disertai hipoksia
3) Postmatur/dismaturitas, kompresi
tali pusat
Tanda Gejala
1) Bradikardi 2) Takikardi 3) Variabilitas DJJ
yang menurun 4) Mekonium dalam
amnion
1) Posisi ibu mirinasi ng kiri
2) Oksigenasi dgn masker muka
6L/menit
3) Beri infus dextrose 5% dalam RL
4) VT untuk mencari penyebab
gawat janin
24. Masalah pada Kala 3 dan 4
ATONIA
UTERI
RETENSIO
PLASENTA
EMBOLI AIR
KETUBAN
ROBEKAN
JALAN LAHIR
INVERSI
O UTERI
SYOK
OBSTETRIK
Robekan Dinding Vagina
Robekan Perineum
Robekan Serviks
25. ATONIA UTERI
Pengertian Etiologi Gejala
Atonia uteri
adalah keadaan
lemahnya
tonus/kontraksi
rahim yang
menyebabkan
uterus tidak
mampu menutup
perdarahan
terbuka dari
tempat
implantasi
plasenta setelah
bayi dan plasenta
lahir.
Atonia uteri dapat terjadi pada ibu hamil dan
melahirkan dengan faktor predisposisi
(penunjang), seperti:
a. Regangan rahim berlebihan, seperti: gemeli
makrosomia, polihidramnion atau paritas
tinggi.
b. Umur yang terlalu muda atau terlalu tua.
c. Multipara dengan jarak kelahiran yang
pendek.
d. Partus lama/partus terlantar
e. Malnutrisi
f. Penanganan yang salah dalam usaha
melahirkan plasenta, misalnya: plasenta
belum terlepas dari dinding uterus.
g. Adanya mioma uteri yang mengganggu
kontraksi rahim.
• Uterus tidak berkontraksi dan lembek.
• Perdarahan terjadi segera setelah anak lahir
Perdarahan yang terjadi pada kasus atonia sangat banyak dan
darah tidak merembes, darah keluar disertai gumpalan, hal ini
karena tromboplastin sudah tidak mampu lagi sebagai anti
pembeku darah.
• Tanda dan gejala lainnya adalah terjadinya syok, pembekuan
darah pada serviks/posisi telentang akan menghambat aliran
darah keluar
a. Nadi cepat dan lemah
b. Tekanan darah yang rendah
c. Pucat
d. Keringat/kulit terasa dingin dan lembab
e. Pernapasan cepat
f. Gelisah, bingung, atau kehilangan kesadaran
g. Urin yang sedikit
26. Penatalaksanaan
Atonia Uteri
Massase
fundus
uteri sgr
stlh
plasenta
lahir (maks
15)
Uterus
kontraksi?
• Evaluasi/
bersihkan
bekuan darah/
selaput ketuban
• KBI max 5 mnt
Ya,
Evaluasi
rutin
Uterus
kontraksi?
• Ajarkan keluarga
melakukan KBE
• Keluarkan tangan (KBI)
secara hati-hati
• Suntikan Methyl
ergometrin 0,2 mg i.m
• Pasang infus RL + 20 IU
Oksitosin, guyur
• Lakukan lagi KBI
Ya:
• Pertahankan KBI
selama 1-2 mnt
• Keluarkan tangan
secara hati-hati
• Lakukan
pengawasan kala
IV Uterus
kontraksi?
Ya,
Pengawasa
n Kala 4
• Rujuk
• Lanjutkan pemberian
infus + 20 IU Oksitosin
minimal 500 cc/jam
hingga sampai t4 rujukan
• Selama perjalanan dpt
dilakukan kompresi aorta
abdominalis atau KBE
27. RETENSIO PLASENTA
Pengertian Etiologi Gejala Klasifikasi Penatalaksanaan
Retensio plasenta
adalah lepas
plasenta tidak
bersamaan
sehingga masih
melekat pada
tempat implantasi,
menyebabkan
retraksi dan
kontraksi otot
uterus sehingga
sebagian pembuluh
darah tetap
terbuka serta
menimbulkan
perdarahan.
a. Faktor maternal: gravida
tua dan multiparitas.
b. Faktor uterus: bekas
section caesarea, bekas
pembedahan uterus,
tidak efektifnya kontraksi
uterus, bekas kuretase
uterus, bekas
pengeluaran manual
plasenta, dan sebagainya.
c. Faktor plasenta: plasenta
previa, implantasi
corneal, plasenta akreta
dan kelainan bentuk
plasenta.
a. Plasenta belum
lahir setelah 30
menit
b. Perdarahan segera
(P3)
c. Uterus
berkontraski dan
keras, gejalan
lainnya antara lain
d. Tali pusat putus
akibat traksi
berlebihan
e. Inversio uteri
akibat tarikan dan
f. Perdarahan
lanjutan
a. Plasenta adhesiva: plasenta yang
melekat pada desidua endometrium
lebih dalam.
b. Plasenta akreta: vili korialis tumbuh
menembus miometrium sampai ke
serosa.
c. Plasenta inkreta: vili korialis tumbuh
lebih dalam dan menembus desidua
endometrium sampai ke
miometrium.
d. Plasenta perkreta: vili korialis
tumbuh menembus serosa atau
peritoneum dinding rahim.
e. Plasenta inkarserata: tertahannya
plasenta di dalam kavum uteri
disebabkan oleh konstriksi ostium
uteri.
Apabila plasenta
belum lahir ½-1 jam
setelah bayi lahir
terlebih lagi apabila
disertai perdarahan
lakukan plasenta
manual.
28. EMBOLI AIR KETUBAN
Pengertian Etiologi Faktor Resiko Gambaran Klinik Penatalaksanaan
Emboli air ketuban
adalah masuknya
air ketuban beserta
komponennya
kedalam sirkulasi
darah ibu. Yang
dimaksud
komponen disini
adalah unsur –
unsur yang
terdapat di air
ketuban seperti
lapisan kulit janin
yang terlepas,
rambut janin,
lapisan lemak janin
dan cairan kental.
Belum jelas
diketahui
secara pasti.
a. Multipara
b. Solusio
plasenta
c. IUFD
d. Partus
presipitatus
e. Suction
curettage
f. Terminasi
kehamilan
g. Trauma
abdomen
h. Versi luar
i. Amniosentesi
s
a. Umumnya
terjadi secara
mendadak
b. Pasien hamil
tiba – tiba
mengalami
kolaps
c. Menjelang akhir
persalinan
pasien batuk –
batuk, sesak
terengah –
engah, dan
kadang cardiac
arrest.
a. Penatalaksanaan primer bersifat suportif dan diberikan
secara agresif
b. Terapi awal adalah memperbaiki cardiac output dan
mengatasi DIC
c. Bila anak belum lahir, lakukan section caesarea dengan
catatan dilakukan setelah keadaan umum ibu stabil.
d. X-Ray torax memperlihatkan adanya edema paru dan
bertambahnya ukuran atrium kanan dan ventrikel
kanan.
e. Pemeriksaan laboratorium: asidosis metabolic
(penurunan PaO2 dan PaCO2)
f. Terapi tambahan:
• Resusitas cairan
• Infuse dopamine untuk memperbaiki cardiac output
• Adrenalin untuk mengatasi anafilaksis
• Terapi DIC dengan fresh frozen plasma
• Terapi perdarahan pasca persalinan dgn oksitosin
• Segera rawat di ICU
29. ROBEKAN JALAN LAHIR
GEJALA
• Darah segar yang mengalir segera setelah bayi lahir
• Uterus kontraksi dan keras
• Plasenta lengkap, dengan gejala lain
• Pucat, lemah, dan menggigil
Robekan
Dinding
Vagina
Robekan
Perineum
Robekan
Serviks
30. ROBEKAN JALAN LAHIR
Klasifikasi
Robekan
Jalan Lahir
Pengertian Etiologi Klasifikasi Penatalaksanaan
Robekan
Perineum
Adalah robekan yang
terjadi pada saat bayi
lahir baik secara
spontan maupun
dengan alat atau
tindakan. Robekan
perineum umumnya
terjadi pada garis
tengah dan bisa
menjadi luas apabila
kepala janin lahir
terlalu cepat.
1. Kepala janin terlalu
cepat lahir
2. Persalinan tidak
dipimpin
sebagaimana
mestinya
3. Adanya jaringan
parut pada
perineum
4. Adanya distosia
bahu
1. Derajat satu: robekan ini terjadi pada
mukosa vagina, vulva bagian depan, kulit
perineum.
2. Derajat dua: robekan ini terjadi pada
mukosa vagina, vulva bagian depan, kulit
perineum dan otot – otot perineum.
3. Derajat tiga: robekan ini terjadi pada
mukosa vagina, vulva bagian depan, kulit
perineum dan otot – otot perineum dan
sfingter ani eksterna
4. Derajat empat: robekan dapat terjadi pada
seluruh perineum dan sfingter ani yang
meluas sampai ke mukosa.
1. Derajat I: robekan ini
kalau tidak terlalu
besar, tidak perlu
dijahit
2. Derajat II: lakukan
penjahitan
3. Derajat III dan IV:
lakukan rujukan
32. ROBEKAN JALAN LAHIR
Klasifikasi
Robekan
Jalan Lahir
Pengertian Etiologi Diagnosis Penatalaksanaan
Robekan
Serviks
Persalinan selalu mengakibatkan
robekan serviks, sehingga serviks
seorang multipara berbeda dari
yang belum melahirkan pervaginan.
Robekan serviks yang luas
menimbulkan perdarahan dan
dapat menjalar ke segmen bawah
uterus. Apabila terjadi perdarahan
yang tidak berhenti meskipun
plasenta sudah lahir lengkap dan
uterus sudah berkontraksi baik
perlu diperkirakan perlukaan jalan
lahir, khususnya robekan serviks
uteri.
1. Partus
presipitatus
2. Trauma karena
pemakaian alat –
alat kontrasepsi
3. Melahirkan
kepala pada letak
sungsang secara
paksa,
pembukaan
belum lengkap.
4. Partus lama.
Diagnosis
ditegakkan
melalui
pemeriksaan
spekulum.
1. Jepit klem ovum pada ke-2 biji sisi
portio yang robek, sehingga
perdarahan dapat segera dihentikan.
2. Jika setelah eksplorasi lanjutan tidak
dijumpai robekan lain, lakukan
penjahitan dimulai dari ujung atas
robekan kearah luar sehingga semua
robekan dapat dijahit.
3. Setelah tindakan periksa TTV, KU, TFU
dan perdarahan
4. Beri antibiotic profilaksis, kecuali bila
jelas – jelas ditemui tanda – tanda
infeksi.
33. ROBEKAN JALAN LAHIR
Klasifikasi
Robekan Jalan
Lahir
Pengertian Diagnosis Penatalaksanaan
Robekan
Dinding
Vagina
Perlukaan vagina yang
tidak berhubungan
dengan luka perineum
tidak sering dijumpai.
Robekan terjadi pada
dinding lateral dan baru
terlihat pada pemeriksaan
speculum.
1. Pada robekan yang kecil dan superfisiil,
tidak diperlukan penanganan khusus.
2. Pada robekan yang lebar dan dalam,
perlu dilakukan penjahitan secara
jelujur.
3. Apabila perdarahan tidak bisa diatasi,
lakukan laparotomi dan pembukaan
ligamentum latum.
4. Jika tidak berhasil, lakukan
pengangkatan arteri hipogastrika.
34. INVERSIO UTERI
Pengertian Gejala Etiologi Penatalaksanaan
Inversion uteri
adalah keadaan
dimana fundus
uteri terbalik
sebagian atau
seluruhnya ke
dalam kavum
uteri.
Uterus dikatakan
mengalami inverse jika
bagian dalam menjadi
diluar saat melahirkan
plasenta.
Reposisi sebaiknya
dilakukan dengan
berjalannya waktu,
lingkaran konstriksi
sekitar uterus yang
terinversi akan mengecil
dan uterus akan terisi
darah.
1. Grande multipara
2. Atonia uteri
3. Kelemahan alat
kandungan
4. Tekanan intraabdominal
yang tinggi (batuk dan
mengejan)
5. Cara crade yang
berlebihan
6. Tarikan tali pusat
7. Manual plasenta yang
terlalu dipaksakan
8. Retensio plasenta
1. Lakukan pengkajian ulang
2. Pasang infuse
3. Berikan petidin dan diazepam IV
dalam spuit berbeda secara
perlaha – lahan, atau anastesia
umum jika diperlukan.
4. Basuh uterus dengan antiseptic
dan tutup dengan kain basah
(NaCl hangat) menjelang operasi
5. Lakukan reposisi
35. SYOK OBSTETRIK
Pengertian Penyebab Gejala Klinik Penatalaksanaan
Syok adalah suatu
keadaan disebabkan
gangguan sirkulasi darah
ke dalam jaringan
sehingga tidak dapat
memenuhi kebutuhan
oksigen dan nutrisi
jaringan yang tidak
mampu mengeluarkan
hasil metabolisme.
1. Perdarahan
2. Infeksi berat
3. Solusio plasenta
4. Inversion uteri
5. Emboli air
ketuban
6. Komplikasi
anestesi
1. Nadi cepat dan lemah (110 kali
permenit atau lebih)
2. Tekanan darah yang rendah
(sistolik kurang dari 90 mm/hg)
3. Pucat (khususnya pada kelopak
mata bagian dalam, telapak
tangan, atau sekitar mulut)
4. Keringat atau kulit yang terasa
dingin dan lembab
5. Pernapasan cepat (30 kali
permenit atau lebih)
6. Gelisah, bingung, atau hilangnya
kesadaran
7. Urine yang sedikit (kurang lebih
dari 30ml per jam).
Penanganan syok terdiri dari
tiga garis utama, yaitu:
1. Pengembalian fungsi
sirkulasi darah dan
oksigenasi
2. Eradikasi infeksi
3. Koreksi cairan dan
elektrolit.
36. THANKS
Sumber :
• Kurniarum Ari. 2016. Asuhan Kebidanan Persakinan dan Bayi Baru Lahir.
Iakarta : Pusdik SDM Kesehatan
• POGi, dkk. 2016. Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. Kemenkes RI
• Saifuddin Abdul Bari, dkk. 2014. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
• Sofian Amru. 2011. Rustam Muchtar Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC