Fertilisasi adalah proses peleburan pronukleus jantan dan betina yang meliputi inti dan sitoplasma, menghasilkan zigot. Tahapannya meliputi persiapan sel telur dan sperma, penetrasi sperma, penggabungan inti, dan aktivasi sel telur. Pembelahan zigot dapat berlangsung secara holoblastik atau meroblastik.
Williams Obstetrics 24th Ed Chapter 21: Physiology of labor memberikan ringkasan mengenai fisiologi persalinan yang meliputi 4 fase yaitu: 1) uterine quiscence dan pelembutan serviks, 2) persiapan persalinan, 3) partusisi yang terbagi atas 3 tahap, dan 4) masa nifas. Proses ini melibatkan regulasi biokimiawi dan endokrin yang mempengaruhi relaksasi dan kontraksi otot rahim selama kehamilan dan persalinan.
Dokumen tersebut membahas tentang abortus dan penanganannya. Terdapat definisi abortus, jenis-jenisnya beserta gejala, faktor penyebab, patofisiologi, diagnosa diferensial, komplikasi, dan penanganan operatif seperti pengeluaran secara digital dan kuretase.
1. Amnion merupakan membran yang melindungi janin dan berisi cairan amnion. Amnion terdiri atas lima lapisan epitelial.
2. Ketuban pecah prematur (KPP) disebabkan berkurangnya kekuatan membran atau peningkatan tekanan intrauteri yang dapat dipicu oleh infeksi atau kontraksi rahim berulang.
3. Penanganan KPP meliputi konservatif dengan antibiotik dan pemantauan, atau aktif dengan induksi persalinan
Fertilisasi adalah proses peleburan pronukleus jantan dan betina yang meliputi inti dan sitoplasma, menghasilkan zigot. Tahapannya meliputi persiapan sel telur dan sperma, penetrasi sperma, penggabungan inti, dan aktivasi sel telur. Pembelahan zigot dapat berlangsung secara holoblastik atau meroblastik.
Williams Obstetrics 24th Ed Chapter 21: Physiology of labor memberikan ringkasan mengenai fisiologi persalinan yang meliputi 4 fase yaitu: 1) uterine quiscence dan pelembutan serviks, 2) persiapan persalinan, 3) partusisi yang terbagi atas 3 tahap, dan 4) masa nifas. Proses ini melibatkan regulasi biokimiawi dan endokrin yang mempengaruhi relaksasi dan kontraksi otot rahim selama kehamilan dan persalinan.
Dokumen tersebut membahas tentang abortus dan penanganannya. Terdapat definisi abortus, jenis-jenisnya beserta gejala, faktor penyebab, patofisiologi, diagnosa diferensial, komplikasi, dan penanganan operatif seperti pengeluaran secara digital dan kuretase.
1. Amnion merupakan membran yang melindungi janin dan berisi cairan amnion. Amnion terdiri atas lima lapisan epitelial.
2. Ketuban pecah prematur (KPP) disebabkan berkurangnya kekuatan membran atau peningkatan tekanan intrauteri yang dapat dipicu oleh infeksi atau kontraksi rahim berulang.
3. Penanganan KPP meliputi konservatif dengan antibiotik dan pemantauan, atau aktif dengan induksi persalinan
Dokumen tersebut membahas tentang sistem reproduksi manusia, mulai dari proses gametogenesis, fertilisasi, embriogenesis, hingga tahap-tahap perkembangan janin. Diberikan pula contoh soal-soal evaluasi untuk menguji pemahaman materi.
1. Dokumen tersebut membahas tentang diferensiasi sel, yang merupakan proses dimana sel menerima fungsi dan morfologi khusus. Diferensiasi terjadi pada beberapa tingkatan perkembangan embrio dan melibatkan faktor intrinsik dan ekstrinsik.
2. Faktor ekstrinsik seperti nutrien, oksigen, dan gravitasi mempengaruhi diferensiasi melalui pengaruhnya terhadap sintesis protein di dalam sel. Faktor intrinsik terkait dengan ek
Perkembangan genitalia eksterna dan internal pada janin dipengaruhi oleh aktivitas androgen. Kelainan dapat terjadi akibat gangguan produksi, transport, atau respon terhadap androgen. Beberapa kelainan umum meliputi kriptorkismus, hipospadia, CBAVD, sindrom insensitivitas androgen, dan hiperplasia adrenal kongenital. Diagnosis dan penanganannya memerlukan pendekatan multidisplin.
Dokumen tersebut membahas mengenai pemantauan kesehatan janin dalam rahim melalui beberapa metode seperti ultrasonografi, tes non-stres, analisis cairan ketuban, dan profil biofisik guna mengetahui tingkat kematangan dan kemungkinan asfiksia janin. Hasil pemeriksaan tersebut digunakan untuk pertimbangan mengenai induksi persalinan.
Dokumen tersebut membahas tentang abortus atau keguguran, yang didefinisikan sebagai pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar rahim. Dokumen menjelaskan berbagai jenis abortus berdasarkan gejala klinis dan tahapan kehamilan, termasuk abortus imminen, insipiens, inkompletus, kompletus, dan servikalis. Dokumen juga menyinggung anatomi dan fisiologi organ reproduksi perempuan, s
Sel prokariotik seperti bakteri memiliki struktur sel yang tidak memiliki membran inti. Struktur utama sel bakteri adalah nukleoid, sitoplasma, ribosom, membran plasma, dinding sel, kapsul, pili, dan flagela. Nukleoid berisi materi genetik bakteri sedangkan sitoplasma berisi cairan sitosol. Ribosom berperan dalam sintesis protein. Membran plasma melindungi sel dan mengatur transportasi.
1. Konsepsi dimulai dari penyatuan telur dan sperma hingga implantasi embrio di uterus
2. Proses ini melibatkan pembentukan gamet, ovulasi, fertilisasi, dan pembelahan sel zigot hingga blastosista
3. Tanda awal kehamilan meliputi amenorea, mual, mengidam, dan sering buang air kecil
Dokumen tersebut membahas perubahan fisiologis yang terjadi pada sistem reproduksi wanita pasca melahirkan, termasuk involusi uterus, lokea, vagina, dan laktasi. Perubahan-perubahan tersebut merupakan proses alami untuk membantu tubuh ibu kembali ke kondisi semula.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem reproduksi manusia, mulai dari proses gametogenesis, fertilisasi, embriogenesis, hingga tahap-tahap perkembangan janin. Diberikan pula contoh soal-soal evaluasi untuk menguji pemahaman materi.
1. Dokumen tersebut membahas tentang diferensiasi sel, yang merupakan proses dimana sel menerima fungsi dan morfologi khusus. Diferensiasi terjadi pada beberapa tingkatan perkembangan embrio dan melibatkan faktor intrinsik dan ekstrinsik.
2. Faktor ekstrinsik seperti nutrien, oksigen, dan gravitasi mempengaruhi diferensiasi melalui pengaruhnya terhadap sintesis protein di dalam sel. Faktor intrinsik terkait dengan ek
Perkembangan genitalia eksterna dan internal pada janin dipengaruhi oleh aktivitas androgen. Kelainan dapat terjadi akibat gangguan produksi, transport, atau respon terhadap androgen. Beberapa kelainan umum meliputi kriptorkismus, hipospadia, CBAVD, sindrom insensitivitas androgen, dan hiperplasia adrenal kongenital. Diagnosis dan penanganannya memerlukan pendekatan multidisplin.
Dokumen tersebut membahas mengenai pemantauan kesehatan janin dalam rahim melalui beberapa metode seperti ultrasonografi, tes non-stres, analisis cairan ketuban, dan profil biofisik guna mengetahui tingkat kematangan dan kemungkinan asfiksia janin. Hasil pemeriksaan tersebut digunakan untuk pertimbangan mengenai induksi persalinan.
Dokumen tersebut membahas tentang abortus atau keguguran, yang didefinisikan sebagai pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar rahim. Dokumen menjelaskan berbagai jenis abortus berdasarkan gejala klinis dan tahapan kehamilan, termasuk abortus imminen, insipiens, inkompletus, kompletus, dan servikalis. Dokumen juga menyinggung anatomi dan fisiologi organ reproduksi perempuan, s
Sel prokariotik seperti bakteri memiliki struktur sel yang tidak memiliki membran inti. Struktur utama sel bakteri adalah nukleoid, sitoplasma, ribosom, membran plasma, dinding sel, kapsul, pili, dan flagela. Nukleoid berisi materi genetik bakteri sedangkan sitoplasma berisi cairan sitosol. Ribosom berperan dalam sintesis protein. Membran plasma melindungi sel dan mengatur transportasi.
1. Konsepsi dimulai dari penyatuan telur dan sperma hingga implantasi embrio di uterus
2. Proses ini melibatkan pembentukan gamet, ovulasi, fertilisasi, dan pembelahan sel zigot hingga blastosista
3. Tanda awal kehamilan meliputi amenorea, mual, mengidam, dan sering buang air kecil
Dokumen tersebut membahas perubahan fisiologis yang terjadi pada sistem reproduksi wanita pasca melahirkan, termasuk involusi uterus, lokea, vagina, dan laktasi. Perubahan-perubahan tersebut merupakan proses alami untuk membantu tubuh ibu kembali ke kondisi semula.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang Cefalo Pelvik Disproportion (CPD), seksio sesarea, dan anatomi fisiologi organ reproduksi wanita. 2) Juga dibahas periode pasca persalinan dengan seksio sesarea atas indikasi CPD dan adaptasi fisik yang terjadi. 3) Seksio sesarea dilakukan karena tidak serasinya ukuran kepala janin dan panggul ibu."
1. Proses implantasi membutuhkan sinkronisasi antara ovum, uterus, dan transformasi endometrium menjadi desidua untuk membentuk plasenta.
2. Blastosis berada di rahim selama 2 hari sebelum implantasi sambil mengambil makanan dari endometrium.
3. Proses implantasi meliputi hancurnya zona pelusida, aposisi dengan endometrium, dan pertumbuhan awal trofoblast.
1. Proses implantasi membutuhkan sinkronisasi antara ovum, uterus, dan transformasi endometrium menjadi desidua untuk membentuk plasenta.
2. Blastosis berada di dalam rahim selama 2 hari sebelum implantasi, mengambil makanan dari sekresi endometrium.
3. Proses implantasi meliputi hancurnya zona pelusida, aposisi dengan endometrium, dan perkembangan awal trofoblast.
Dokumen tersebut membahas siklus hidup ovarium mulai dari masa janin hingga masa reproduksi dan menopause. Ovarium mengalami perubahan struktur dan fungsi sepanjang hidup, dimulai dari migrasi sel benih hingga pembentukan folikel dan ovulasi. Hanya sebagian kecil folikel yang akan matang dan mengalami ovulasi, sementara yang lain akan mengalami atresia.
Dokumen tersebut membahas tentang adaptasi fisiologis ibu nifas, kebutuhan nutrisi dan eliminasi, serta kebutuhan ambulasi, istirahat, dan olahraga pada masa nifas. Adaptasi fisiologis meliputi involusi rahim, lochia, dan perubahan sistem reproduksi, endokrin, kardiovaskuler, dan lainnya. Kebutuhan nutrisi meningkat untuk pemulihan dan produksi ASI, termasuk karbohidrat, protein, air, vitamin, dan mineral. Ibu
Bab ini membahas sistem reproduksi manusia, meliputi struktur dan fungsi organ reproduksi pria dan wanita, mekanisme pembentukan gamet, fertilisasi, kehamilan, persalinan, ASI, pengaturan kelahiran, dan kelainan yang dapat terjadi.
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
1. P E R A N A P O P T O S I S
P A D A K E J A D I A N K E T U B A N P E C A H D I N I
S A R I P U S T A K A
Satrio Budi
Pembimbing :
dr. Ketut Surya Negara, SpOG(K) MARS
2. • Selaput ketuban merupakan jaringan elastis avaskuler
yang terdiri dari amnion (inner) dan korion (outer)
• Berperan dalam proteksi janin dan produksi cairan
amnion
• Secara fisiologis sepanjang kehamilan terjadi proses
remodelling pada selaput ketuban, berupa perubahan
tipe dan komposisi kolagen serta matriks interseluler.
Pendahuluan
3. • Remodelling tersebut penting untuk mengakomodasi
perubahan tekanan dan volume selaput ketuban selama
kehamilan.
• Namun perubahan ini juga sekaligus menyebabkan
pelemahan struktur selaput ketuban, yang lebih tampak
nyata pada daerah sekitar internal servikal os
Pendahuluan
4. • Secara normal selaput ketuban akan pecah pada saat persalinan
berlangsung, yaitu pada saat adanya kontraksi yang bersifat reguler.
• Namun, 8 hingga 10 persen ibu hamil datang dengan diagnosis ketuban
pecah dini, dengan risiko yang tinggi untuk terjadi infeksi intrauterin
• Ketuban pecah dini preterm didapatkan pada sekitar 1 persen dari
keseluruhan kehamilan dan dikaitkan dengan 30 hingga 40 persen
persalinan preterm dan komplikasi yang menyertainya
(sindrom distres nafas, infeksi neonatus dan perdarahan intraventrikuler)
Pendahuluan
5. • Dahulu, pandangan konvensional menyatakan pecahnya selaput
ketuban hanya berkaitan dengan kekuatan mekanis berupa kontraksi
persalinan yang melemahkan selaput ketuban
• Bukti dan penelitian terakhir menunjukkan pecahnya selaput ketuban
berkaitan dengan
• proses biokimia yang melibatkan kerusakan kolagen pada matriks
ekstraseluler amnion dan korion
• kematian sel terprogram (apoptosis) dari sel-sel yang terdapat pada
selaput ketuban
dimana peristiwa-peristiwa tersebut terjadi sebelum kontraksi muncul
Pendahuluan
6. Struktur Selaput Ketuban
• Selaput ketuban terdiri dari beberapa lapisan yang
berbeda secara morfologi.
• Lapisan yang paling dekat dengan fetus terdiri dari sel
epitel amnion yang tersusun di atas membran basal
• Dibawah membran basal terdapat lapisan kompakta
tersusun atas kolagen tipe I, III dan V yang dihasilkan
oleh sel mesenkim pada lapisan fibroblas.
7. Struktur Selaput Ketuban
• Lapisan berongga (spongy) terdapat dibawah lapisan
fibroblas memisahkan amnion dengan korion.
• Korion terdiri dari lapisan retikuler dan trofoblas yang
terbenam dalam matriks kolagen tipe IV dan V, melekat
erat dengan desidua maternal.
10. Struktur Selaput Ketuban
• Pemeliharaan terhadap kemampuan daya regang selaput ketuban
membutuhkan keseimbangan antara sintesis dan degradasi
komponen-komponen matriks ekstraseluler.
• Kelompok enzim matriks metalloproteinase (MMP) merupakan
enzim utama yang mendegradasi matriks ekstraseluler
• Masing-masing MMP memiliki spesifitas berbeda untuk tiap tipe
kolagen
11. Struktur Selaput Ketuban
• Matrix metallproteinase dapat dimodulasi oleh tissue
inhibitor of matrix metalloproteinases (TIMPs).
• Rasio MMP / TIMP pada kolagen menentukan apakah
kolagen tersebut akan mengalami degradasi atau tidak.
12. Definisi Ketuban Pecah Dini
• Ketuban pecah dini didefinisikan sebagai pecahnya
selaput ketuban sebelum proses persalinan dimulai.
• Apabila pecahnya selaput ketuban tersebut terjadi
sebelum usia kehamilan 37 minggu, disebut sebagai
ketuban pecah dini preterm
(preterm premature rupture of membrane / PPROM)
13. Patogenesis Ketuban Pecah Dini
M e k a n i k
I n f e k s i
H o r m o n
N u t r i s i
A p o p t o s i s
14. Patogenesis Ketuban Pecah Dini
•Parry S, Strauss JF. Premature Rupture of Membrane. The New England Journal of Medical 2006; 338 (10) : 663-70
15. Apoptosis
Apoptosis merupakan bagian normal dari
perkembangan dan pemeliharaan dari suatu organisme
multiseluler.
Kematian sel ini merupakan respon terhadap berbagai
stimulus, baik intrinsik maupun ekstrinsik
Apoptosis merupakan suatu mekanisme yang kompleks,
melibatkan suatu kaskade pada tingkat molekuler.
18. Apoptotic Pathway
• Elmore S. Apoptosis : A Review of Programmed Cell Death. Toxicologic Pathology 2007 : 35:495–516
19. Apa kaitan antara ketuban pecah dini dan
apoptosis ?
Berbagai penelitian yang telah dilakukan menemukan bahwa pada
selaput ketuban yang pecah sebelum inpartu (ketuban pecah dini)
ditemukan adanya defek yang bersifat fokal.
Area yang berdekatan dengan lokasi ruptur dideskripsikan sebagai
“restricted zone of extreme altered morphology” yang ditandai oleh
adanya pembengkakan dan kerusakan jaringan fibriler kolagen pada
masing-masing lapisan kompak, fibroblas dan lapisan berongga.
20. Konsep Paracervical Weak Zone
Malak dan Bell pada tahun 1994 adalah yang pertamakali
menemukan adanya sebuah area yang disebut dengan “high
morphological change” pada selaput ketuban pada daerah di sekitar
serviks.
Penelitian oleh Rangaswamy dkk. mendukung konsep paracervical
weak zone tersebut. Mereka menemukan bahwa selaput ketuban
daerah paraservikal pecah dengan hanya 20-50% dari kekuatan
yang dibutuhkan untuk menimbulkan robekan di area selaput
ketuban lainnya
21. Konsep Paracervical Weak Zone
GAMBAR paracervical WEAK
zoneeee
Zoning Pada Selaput Ketuban
90-98%
Paracervical
Weak Zone
22. M i d z o n e C e r v i c a l z o n e
Perbedaan Gambaran Histologi Pada Weakzone
AE AE
CTL
CTL
T
T
D D
AE : Amniotic epithelium CTL : Connective tissue layer
T : Trophoblast D : Decidual cell layer
McLaren J, Malak TM, Bell SC. Human Reproduction 1999; 14(1) : 237–241
23. Konsep Paracervical Weak Zone
Zona di sekitar serviks ini secara signifikan lebih lemah
dibandingkan dengan zona lainnya seiring dengan terjadinya
perubahan pada susunan biokimia dan histologi.
Paracervical weak zone ini telah muncul sebelum terjadinya pecah
selaput ketuban dan berperan sebagai initial breakpoint.
24. Peran Apoptosis Pada Terbentuknya
Paracervical Weak Zone
Kataoka, dkk. menyatakan laju apoptosis ditemukan lebih tinggi pada
amnion dari pasien dengan KPD dibandingkan pasien tanpa ketuban
pecah dini, dan laju apoptosis ditemukan paling tinggi pada daerah
sekitar serviks dibandingkan dengan daerah fundus.
Penelitian oleh Reti dan kolega menunjukkan bahwa selaput ketuban
di daerah supraservikal menunjukkan peningkatan aktivitas petanda
apoptosis yaitu cleaved-caspase-3, cleaved-caspase-9, dan
penurunan Bcl-2
25. Peran Apoptosis Pada Terbentuknya
Paracervical Weak Zone
Menon, mendapatkan peningkatan ekspresi gen proapoptosis, p53
serta penurunan ekspresi gen antiapoptosis Bcl-2 pada wanita
dengan ketuban pecah dini.
Penelitian oleh Suhaimi, menemukan hal yang sama bahwa dengan
pemeriksaan ELISA didapatkan kadar protein p53 yang lebih tinggi
pada pasien dengan ketuban pecah dini dibandingkan dengan
pasien dengan persalinan normal.
26. Peran Apoptosis Pada Terbentuknya
Paracervical Weak Zone
Perubahan ekspresi protein pro dan antiapoptosis pada daerah
paraservikal menyebabkan kelemahan integritas struktur selaput
ketuban dan meningkatkan risiko terjadinya pecah ketuban
Jalur intrinsik merupakan jalur yang dominan berperan pada proses
apoptosis pada selaput ketuban aterm.
27. Regulator Apoptosis Pada Selaput
Ketuban
Jalur intrinsik terpusat pada mitokondria, dengan
regulator utamanya adalah famili protein Bcl-2.
Protein-protein famili Bcl-2 dapat bersifat pro-apoptosis
ataupun anti-apoptosis.
Hingga saat ini dikenal 25 gen sebagai famili Bcl-2.
28. Regulator Apoptosis Pada Selaput Ketuban
Adalah Famili Protein Bcl-2
Famili Protein Bcl-2
Pro-Apoptosis Anti-apoptosis
Bcl-2 Bax
Bcl-XL Bak
Bc-w Bad
Mcl-1 Bcl-Xs
CED-9 Bim
A1 Bid
Dan lain-lain Dan lain-lain
29. Regulator Apoptosis Pada Selaput
Ketuban
Tempat kerja utama protein-protein Bcl-2 ini adalah membran luar
(outer membrane) mitokondria.
Pada membran ini tersimpan faktor apoptogenik, yang apabila
dilepaskan akan mengaktifkan eksekutor dari apoptosis, yaitu
caspase.
Protein apoptogenik yang dilepaskan ini termasuk sitokrom c,
Smac, Diablo, AIF dan endonuklease G. Smac, Diablo dan sitokrom
C terlibat dalam aktivasi caspase.
Protein famili Bcl-2 yang bersifat antiapoptosis menghambat
pelepasan faktor apoptogenik ini, sebaliknya anggota kelompok
yang bersifat proapoptosis memicu pelepasan tersebut.
32. DiabloSmac
Pathway Leading to Mitochondrial Apoptosis
p53
Bax,
Bid
Bcl-2
Sitokrom C
berikatan
dengan
Apaf-1
AIF
EndoG
APOPTOSIS
Pelepasan
Sitokrom C
OLIGOMERISASI
Stress
Seluler
33. Regulator Apoptosis Pada Selaput
Ketuban
Protein supresor tumor p53 memegang peranan penting
dalam hal regulasi protein famili Bcl-2.
p53 merupakan faktor transkripsi spesifik yang dapat
diaktifkan oleh berbagai macam rangsangan stres
seluler.
Fungsi utama p53 pada apoptosis adalah melalui
regulasi aktivitas protein-protein famili Bcl-2, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
34. Mekanisme Regulasi p53 Terhadap Famili
Protein Bcl-2
p53 dapat menentukan nasib sebuah sel dalam merespon
suatu stres dengan cara mengatur rasio kadar protein Bax
dibanding Bcl-2
p53 secara langsung dapat menginduksi transkripsi Bax. Efek
induksi Bax oleh p53 ini dapat menghambat efek
antiapoptosis dari Bcl-2.
p53 juga dapat mempengaruhi aktivitas Bcl-2 dimana p53
sitoplasma sendiri akan berikatan dengan protein proaptosis
dari famili Bcl-2 yang mengakibatkan peningkatan
permeabilitas mitokondria dan akhirnya terjadi apoptosis
35. Apoptosis dan Ketuban Pecah Dini
• Apoptosis pada selaput ketuban akan menyebabkan perubahan
bentuk fisik amnion dari lembaran yang elastis menjadi jeli
tidak berbentuk, sebelum onset persalinan.
• Proses ini menyebabkan selaput ketuban menjadi semakin
lemah dan semakin rentan untuk pecah.
36. Pencegahan Pelemahan Selaput Ketuban
Suplementasi vitamin C atau kombinasi dengan vitamin
E telah disarankan untuk pencegahan ketuban pecah
dini preterm, hal ini berkaitan dengan efek keduanya
sebagai antioksidan
Namun terdapat keraguan mengenai apakah vitamin C
dapat meningkatkan atau menurunkan apoptosis
37. Pencegahan Pelemahan Selaput Ketuban
Terdapat tiga penelitian besar yang menunjukkan bahwa
terjadi peningkatan kejadian ketuban pecah dini baik
pada aterm ataupun preterm pada kelompok yang
diberikan suplementasi vitamin
Berdasarkan penelitian oleh Rangaswamy dkk, pada
percobaan in vitro vitamin C tidak mencegah pelemahan
selaput ketuban yang diperantarai oleh TNF-α, bahkan
vitamin C dosis tinggi dapat secara nyata meningkatkan
aktivitas MMP-9 dan melemahkan selaput ketuban
38. Pencegahan Pelemahan Selaput Ketuban
Asam lipoat (lipoic acid) dengan kemampuan antioksidan dan
inhibisi NFkB yang dimilikinya dapat mencegah pelemahan
selaput ketuban yang diperantarai oleh TNF-α, serta
sekaligus mencegah peningkatan MMP-9 dan PGE2.
Asam lipoat merupakan kandidat yang menjanjikan untuk
digunakan secara klinis dalam pencegahan pecah ketuban
dini preterm.
Berbagai uji klinik tengah dijalankan dengan tanpa adanya
efek samping buruk yang dilaporkan, meskipun uji klinik ini
belum dilakukan pada wanita hamil.
39.
40.
41. Perbedaan Jalur Ketuban Pecah Dini Setelah Pemberian Stimulasi
invitro Berupa Infeksi (LPS) dan Merokok
Editor's Notes
The origin of the chorion is different from that of the amnion since the outer cell layer of the blastocyst forms the chorionic membranes and the inner cell layer forms the amnion. The chorion and amnion usually fuse by about 14 weeks. Typically, the amnion is visualized after the YS.
High morphological change ditandai oleh adanya pembengkakan dan kerusakan jaringan fibriler kolagen pada masing-masing lapisan kompak, fibroblas dan lapisan berongga dengan gambaran sel khas apoptosis
The cervical area of the fetal membranes. Note the marked swelling of the connective tissue layer (CTL) and the pronounced thinning of the trophoblast (T) and decidual layers (D) compared to the mid-zone area.
Apaf-1 : Apoptotic Peptidase Activating Factor-1 AIF : Apoptosis Inducing Factor
Smac, Diablo dan sitokrom C terlibat dalam aktivasi caspase. Sedangkan AIF dan endonukelase G berperan dalam menginduksi jalur apoptosis yang bersifat caspase-independent.