SlideShare a Scribd company logo
P E R A N A P O P T O S I S
P A D A K E J A D I A N K E T U B A N P E C A H D I N I
S A R I P U S T A K A
Satrio Budi
Pembimbing :
dr. Ketut Surya Negara, SpOG(K) MARS
• Selaput ketuban merupakan jaringan elastis avaskuler
yang terdiri dari amnion (inner) dan korion (outer)
• Berperan dalam proteksi janin dan produksi cairan
amnion
• Secara fisiologis sepanjang kehamilan terjadi proses
remodelling pada selaput ketuban, berupa perubahan
tipe dan komposisi kolagen serta matriks interseluler.
Pendahuluan
• Remodelling tersebut penting untuk mengakomodasi
perubahan tekanan dan volume selaput ketuban selama
kehamilan.
• Namun perubahan ini juga sekaligus menyebabkan
pelemahan struktur selaput ketuban, yang lebih tampak
nyata pada daerah sekitar internal servikal os
Pendahuluan
• Secara normal selaput ketuban akan pecah pada saat persalinan
berlangsung, yaitu pada saat adanya kontraksi yang bersifat reguler.
• Namun, 8 hingga 10 persen ibu hamil datang dengan diagnosis ketuban
pecah dini, dengan risiko yang tinggi untuk terjadi infeksi intrauterin
• Ketuban pecah dini preterm didapatkan pada sekitar 1 persen dari
keseluruhan kehamilan dan dikaitkan dengan 30 hingga 40 persen
persalinan preterm dan komplikasi yang menyertainya
(sindrom distres nafas, infeksi neonatus dan perdarahan intraventrikuler)
Pendahuluan
• Dahulu, pandangan konvensional menyatakan pecahnya selaput
ketuban hanya berkaitan dengan kekuatan mekanis berupa kontraksi
persalinan yang melemahkan selaput ketuban
• Bukti dan penelitian terakhir menunjukkan pecahnya selaput ketuban
berkaitan dengan
• proses biokimia yang melibatkan kerusakan kolagen pada matriks
ekstraseluler amnion dan korion
• kematian sel terprogram (apoptosis) dari sel-sel yang terdapat pada
selaput ketuban
dimana peristiwa-peristiwa tersebut terjadi sebelum kontraksi muncul
Pendahuluan
Struktur Selaput Ketuban
• Selaput ketuban terdiri dari beberapa lapisan yang
berbeda secara morfologi.
• Lapisan yang paling dekat dengan fetus terdiri dari sel
epitel amnion yang tersusun di atas membran basal
• Dibawah membran basal terdapat lapisan kompakta
tersusun atas kolagen tipe I, III dan V yang dihasilkan
oleh sel mesenkim pada lapisan fibroblas.
Struktur Selaput Ketuban
• Lapisan berongga (spongy) terdapat dibawah lapisan
fibroblas memisahkan amnion dengan korion.
• Korion terdiri dari lapisan retikuler dan trofoblas yang
terbenam dalam matriks kolagen tipe IV dan V, melekat
erat dengan desidua maternal.
Struktur Selaput Ketuban
USG Sebelum UK 14 minggu
Struktur Selaput Ketuban
• Pemeliharaan terhadap kemampuan daya regang selaput ketuban
membutuhkan keseimbangan antara sintesis dan degradasi
komponen-komponen matriks ekstraseluler.
• Kelompok enzim matriks metalloproteinase (MMP) merupakan
enzim utama yang mendegradasi matriks ekstraseluler
• Masing-masing MMP memiliki spesifitas berbeda untuk tiap tipe
kolagen
Struktur Selaput Ketuban
• Matrix metallproteinase dapat dimodulasi oleh tissue
inhibitor of matrix metalloproteinases (TIMPs).
• Rasio MMP / TIMP pada kolagen menentukan apakah
kolagen tersebut akan mengalami degradasi atau tidak.
Definisi Ketuban Pecah Dini
• Ketuban pecah dini didefinisikan sebagai pecahnya
selaput ketuban sebelum proses persalinan dimulai.
• Apabila pecahnya selaput ketuban tersebut terjadi
sebelum usia kehamilan 37 minggu, disebut sebagai
ketuban pecah dini preterm
(preterm premature rupture of membrane / PPROM)
Patogenesis Ketuban Pecah Dini
M e k a n i k
I n f e k s i
H o r m o n
N u t r i s i
A p o p t o s i s
Patogenesis Ketuban Pecah Dini
•Parry S, Strauss JF. Premature Rupture of Membrane. The New England Journal of Medical 2006; 338 (10) : 663-70
Apoptosis
 Apoptosis merupakan bagian normal dari
perkembangan dan pemeliharaan dari suatu organisme
multiseluler.
 Kematian sel ini merupakan respon terhadap berbagai
stimulus, baik intrinsik maupun ekstrinsik
 Apoptosis merupakan suatu mekanisme yang kompleks,
melibatkan suatu kaskade pada tingkat molekuler.
Difference Histological Change
Between Necrosis and Apopotosis
Schematic Representation of Events in Apoptosis
Apoptotic Pathway
• Elmore S. Apoptosis : A Review of Programmed Cell Death. Toxicologic Pathology 2007 : 35:495–516
Apa kaitan antara ketuban pecah dini dan
apoptosis ?
 Berbagai penelitian yang telah dilakukan menemukan bahwa pada
selaput ketuban yang pecah sebelum inpartu (ketuban pecah dini)
ditemukan adanya defek yang bersifat fokal.
 Area yang berdekatan dengan lokasi ruptur dideskripsikan sebagai
“restricted zone of extreme altered morphology” yang ditandai oleh
adanya pembengkakan dan kerusakan jaringan fibriler kolagen pada
masing-masing lapisan kompak, fibroblas dan lapisan berongga.
Konsep Paracervical Weak Zone
 Malak dan Bell pada tahun 1994 adalah yang pertamakali
menemukan adanya sebuah area yang disebut dengan “high
morphological change” pada selaput ketuban pada daerah di sekitar
serviks.
 Penelitian oleh Rangaswamy dkk. mendukung konsep paracervical
weak zone tersebut. Mereka menemukan bahwa selaput ketuban
daerah paraservikal pecah dengan hanya 20-50% dari kekuatan
yang dibutuhkan untuk menimbulkan robekan di area selaput
ketuban lainnya
Konsep Paracervical Weak Zone
 GAMBAR paracervical WEAK
zoneeee
Zoning Pada Selaput Ketuban
90-98%
Paracervical
Weak Zone
M i d z o n e C e r v i c a l z o n e
Perbedaan Gambaran Histologi Pada Weakzone
AE AE
CTL
CTL
T
T
D D
AE : Amniotic epithelium CTL : Connective tissue layer
T : Trophoblast D : Decidual cell layer
McLaren J, Malak TM, Bell SC. Human Reproduction 1999; 14(1) : 237–241
Konsep Paracervical Weak Zone
 Zona di sekitar serviks ini secara signifikan lebih lemah
dibandingkan dengan zona lainnya seiring dengan terjadinya
perubahan pada susunan biokimia dan histologi.
 Paracervical weak zone ini telah muncul sebelum terjadinya pecah
selaput ketuban dan berperan sebagai initial breakpoint.
Peran Apoptosis Pada Terbentuknya
Paracervical Weak Zone
 Kataoka, dkk. menyatakan laju apoptosis ditemukan lebih tinggi pada
amnion dari pasien dengan KPD dibandingkan pasien tanpa ketuban
pecah dini, dan laju apoptosis ditemukan paling tinggi pada daerah
sekitar serviks dibandingkan dengan daerah fundus.
 Penelitian oleh Reti dan kolega menunjukkan bahwa selaput ketuban
di daerah supraservikal menunjukkan peningkatan aktivitas petanda
apoptosis yaitu cleaved-caspase-3, cleaved-caspase-9, dan
penurunan Bcl-2
Peran Apoptosis Pada Terbentuknya
Paracervical Weak Zone
 Menon, mendapatkan peningkatan ekspresi gen proapoptosis, p53
serta penurunan ekspresi gen antiapoptosis Bcl-2 pada wanita
dengan ketuban pecah dini.
 Penelitian oleh Suhaimi, menemukan hal yang sama bahwa dengan
pemeriksaan ELISA didapatkan kadar protein p53 yang lebih tinggi
pada pasien dengan ketuban pecah dini dibandingkan dengan
pasien dengan persalinan normal.
Peran Apoptosis Pada Terbentuknya
Paracervical Weak Zone
 Perubahan ekspresi protein pro dan antiapoptosis pada daerah
paraservikal menyebabkan kelemahan integritas struktur selaput
ketuban dan meningkatkan risiko terjadinya pecah ketuban
 Jalur intrinsik merupakan jalur yang dominan berperan pada proses
apoptosis pada selaput ketuban aterm.
Regulator Apoptosis Pada Selaput
Ketuban
 Jalur intrinsik terpusat pada mitokondria, dengan
regulator utamanya adalah famili protein Bcl-2.
 Protein-protein famili Bcl-2 dapat bersifat pro-apoptosis
ataupun anti-apoptosis.
 Hingga saat ini dikenal 25 gen sebagai famili Bcl-2.
Regulator Apoptosis Pada Selaput Ketuban
Adalah Famili Protein Bcl-2
Famili Protein Bcl-2
Pro-Apoptosis Anti-apoptosis
Bcl-2 Bax
Bcl-XL Bak
Bc-w Bad
Mcl-1 Bcl-Xs
CED-9 Bim
A1 Bid
Dan lain-lain Dan lain-lain
Regulator Apoptosis Pada Selaput
Ketuban
 Tempat kerja utama protein-protein Bcl-2 ini adalah membran luar
(outer membrane) mitokondria.
 Pada membran ini tersimpan faktor apoptogenik, yang apabila
dilepaskan akan mengaktifkan eksekutor dari apoptosis, yaitu
caspase.
 Protein apoptogenik yang dilepaskan ini termasuk sitokrom c,
Smac, Diablo, AIF dan endonuklease G. Smac, Diablo dan sitokrom
C terlibat dalam aktivasi caspase.
 Protein famili Bcl-2 yang bersifat antiapoptosis menghambat
pelepasan faktor apoptogenik ini, sebaliknya anggota kelompok
yang bersifat proapoptosis memicu pelepasan tersebut.
Outer Membrane
Inner Membrane
Matrix
Mitochondria
Mitochondria
DiabloSmac
Pathway Leading to Mitochondrial Apoptosis
p53
Bax,
Bid
Bcl-2
Sitokrom C
berikatan
dengan
Apaf-1
AIF
EndoG
APOPTOSIS
Pelepasan
Sitokrom C
OLIGOMERISASI
Stress
Seluler
Regulator Apoptosis Pada Selaput
Ketuban
 Protein supresor tumor p53 memegang peranan penting
dalam hal regulasi protein famili Bcl-2.
 p53 merupakan faktor transkripsi spesifik yang dapat
diaktifkan oleh berbagai macam rangsangan stres
seluler.
 Fungsi utama p53 pada apoptosis adalah melalui
regulasi aktivitas protein-protein famili Bcl-2, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Mekanisme Regulasi p53 Terhadap Famili
Protein Bcl-2
 p53 dapat menentukan nasib sebuah sel dalam merespon
suatu stres dengan cara mengatur rasio kadar protein Bax
dibanding Bcl-2
 p53 secara langsung dapat menginduksi transkripsi Bax. Efek
induksi Bax oleh p53 ini dapat menghambat efek
antiapoptosis dari Bcl-2.
 p53 juga dapat mempengaruhi aktivitas Bcl-2 dimana p53
sitoplasma sendiri akan berikatan dengan protein proaptosis
dari famili Bcl-2 yang mengakibatkan peningkatan
permeabilitas mitokondria dan akhirnya terjadi apoptosis
Apoptosis dan Ketuban Pecah Dini
• Apoptosis pada selaput ketuban akan menyebabkan perubahan
bentuk fisik amnion dari lembaran yang elastis menjadi jeli
tidak berbentuk, sebelum onset persalinan.
• Proses ini menyebabkan selaput ketuban menjadi semakin
lemah dan semakin rentan untuk pecah.
Pencegahan Pelemahan Selaput Ketuban
 Suplementasi vitamin C atau kombinasi dengan vitamin
E telah disarankan untuk pencegahan ketuban pecah
dini preterm, hal ini berkaitan dengan efek keduanya
sebagai antioksidan
 Namun terdapat keraguan mengenai apakah vitamin C
dapat meningkatkan atau menurunkan apoptosis
Pencegahan Pelemahan Selaput Ketuban
 Terdapat tiga penelitian besar yang menunjukkan bahwa
terjadi peningkatan kejadian ketuban pecah dini baik
pada aterm ataupun preterm pada kelompok yang
diberikan suplementasi vitamin
 Berdasarkan penelitian oleh Rangaswamy dkk, pada
percobaan in vitro vitamin C tidak mencegah pelemahan
selaput ketuban yang diperantarai oleh TNF-α, bahkan
vitamin C dosis tinggi dapat secara nyata meningkatkan
aktivitas MMP-9 dan melemahkan selaput ketuban
Pencegahan Pelemahan Selaput Ketuban
 Asam lipoat (lipoic acid) dengan kemampuan antioksidan dan
inhibisi NFkB yang dimilikinya dapat mencegah pelemahan
selaput ketuban yang diperantarai oleh TNF-α, serta
sekaligus mencegah peningkatan MMP-9 dan PGE2.
 Asam lipoat merupakan kandidat yang menjanjikan untuk
digunakan secara klinis dalam pencegahan pecah ketuban
dini preterm.
 Berbagai uji klinik tengah dijalankan dengan tanpa adanya
efek samping buruk yang dilaporkan, meskipun uji klinik ini
belum dilakukan pada wanita hamil.
Perbedaan Jalur Ketuban Pecah Dini Setelah Pemberian Stimulasi
invitro Berupa Infeksi (LPS) dan Merokok

More Related Content

What's hot

Embriologi umum fk UMP
Embriologi umum fk UMPEmbriologi umum fk UMP
Embriologi umum fk UMP
ridwanpermana
 
Diferensiasi sel
Diferensiasi selDiferensiasi sel
Diferensiasi sel
Wahyu Ofera Harling Harnowo
 
Gametogenesis pada mamalia
Gametogenesis pada mamaliaGametogenesis pada mamalia
Gametogenesis pada mamalia
devivie12
 
Abortus habitualis
Abortus habitualisAbortus habitualis
Abortus habitualisNdan Permana
 
Gametogenesis & embrriogenesis
Gametogenesis & embrriogenesisGametogenesis & embrriogenesis
Gametogenesis & embrriogenesis
Rezki Hedianti
 
siklus-menstruasi-dan-kebutuhan-kb
 siklus-menstruasi-dan-kebutuhan-kb siklus-menstruasi-dan-kebutuhan-kb
siklus-menstruasi-dan-kebutuhan-kb
Riski Syahna
 
embriologi
embriologiembriologi
embriologi
Ayie Nafeeza
 
Diferensiasi
DiferensiasiDiferensiasi
Diferensiasi
f' yagami
 
Psikologi Perkembangan - Landasan Teori (Klasik dan Teori Agama) Proses Pembu...
Psikologi Perkembangan - Landasan Teori (Klasik dan Teori Agama) Proses Pembu...Psikologi Perkembangan - Landasan Teori (Klasik dan Teori Agama) Proses Pembu...
Psikologi Perkembangan - Landasan Teori (Klasik dan Teori Agama) Proses Pembu...
Wulandari Rima Kumari
 
Sel dan reproduksi manusia bab 1 kls 9
Sel dan reproduksi manusia bab 1 kls 9Sel dan reproduksi manusia bab 1 kls 9
Sel dan reproduksi manusia bab 1 kls 9
MuhammadYusuf657
 
Sistem reproduksi part 3
Sistem reproduksi part 3Sistem reproduksi part 3
Sistem reproduksi part 3
Fitria Ningsih Taea
 
Sel dan pembelahan sel
Sel dan pembelahan selSel dan pembelahan sel
Sel dan pembelahan sel
irwanto sumantri
 
13. p emantauan kesehatan janin
13. p emantauan kesehatan janin13. p emantauan kesehatan janin
13. p emantauan kesehatan janin
fikri asyura
 
Abortus iminnens
Abortus iminnensAbortus iminnens
Abortus iminnens
shila Chandradyana
 
Ricadonna nita mardenta ( prokariotik)
Ricadonna nita mardenta ( prokariotik)Ricadonna nita mardenta ( prokariotik)
Ricadonna nita mardenta ( prokariotik)
POKJA ISMKMI UAD
 
Konsep Dasar Sectio Caesarea
Konsep Dasar Sectio CaesareaKonsep Dasar Sectio Caesarea
Konsep Dasar Sectio Caesarea
Fransiska Oktafiani
 
BAB II
BAB IIBAB II

What's hot (20)

Embriologi umum fk UMP
Embriologi umum fk UMPEmbriologi umum fk UMP
Embriologi umum fk UMP
 
Ivf
IvfIvf
Ivf
 
Diferensiasi sel
Diferensiasi selDiferensiasi sel
Diferensiasi sel
 
Gametogenesis pada mamalia
Gametogenesis pada mamaliaGametogenesis pada mamalia
Gametogenesis pada mamalia
 
Abortus habitualis
Abortus habitualisAbortus habitualis
Abortus habitualis
 
Gametogenesis & embrriogenesis
Gametogenesis & embrriogenesisGametogenesis & embrriogenesis
Gametogenesis & embrriogenesis
 
siklus-menstruasi-dan-kebutuhan-kb
 siklus-menstruasi-dan-kebutuhan-kb siklus-menstruasi-dan-kebutuhan-kb
siklus-menstruasi-dan-kebutuhan-kb
 
K.p 6.32 dasar dasar embriologi
K.p 6.32 dasar dasar embriologiK.p 6.32 dasar dasar embriologi
K.p 6.32 dasar dasar embriologi
 
embriologi
embriologiembriologi
embriologi
 
Diferensiasi
DiferensiasiDiferensiasi
Diferensiasi
 
Psikologi Perkembangan - Landasan Teori (Klasik dan Teori Agama) Proses Pembu...
Psikologi Perkembangan - Landasan Teori (Klasik dan Teori Agama) Proses Pembu...Psikologi Perkembangan - Landasan Teori (Klasik dan Teori Agama) Proses Pembu...
Psikologi Perkembangan - Landasan Teori (Klasik dan Teori Agama) Proses Pembu...
 
Sel dan reproduksi manusia bab 1 kls 9
Sel dan reproduksi manusia bab 1 kls 9Sel dan reproduksi manusia bab 1 kls 9
Sel dan reproduksi manusia bab 1 kls 9
 
Pleno obgyn - ABORTUS
Pleno obgyn - ABORTUSPleno obgyn - ABORTUS
Pleno obgyn - ABORTUS
 
Sistem reproduksi part 3
Sistem reproduksi part 3Sistem reproduksi part 3
Sistem reproduksi part 3
 
Sel dan pembelahan sel
Sel dan pembelahan selSel dan pembelahan sel
Sel dan pembelahan sel
 
13. p emantauan kesehatan janin
13. p emantauan kesehatan janin13. p emantauan kesehatan janin
13. p emantauan kesehatan janin
 
Abortus iminnens
Abortus iminnensAbortus iminnens
Abortus iminnens
 
Ricadonna nita mardenta ( prokariotik)
Ricadonna nita mardenta ( prokariotik)Ricadonna nita mardenta ( prokariotik)
Ricadonna nita mardenta ( prokariotik)
 
Konsep Dasar Sectio Caesarea
Konsep Dasar Sectio CaesareaKonsep Dasar Sectio Caesarea
Konsep Dasar Sectio Caesarea
 
BAB II
BAB IIBAB II
BAB II
 

Similar to Peran apoptosis pada kpd

REFERAT PPT fisiologi persalinan.pptx
REFERAT PPT fisiologi persalinan.pptxREFERAT PPT fisiologi persalinan.pptx
REFERAT PPT fisiologi persalinan.pptx
KarinaWindya
 
PERUBAHAN FISIOLOGI MASA NIFAS
PERUBAHAN FISIOLOGI MASA NIFASPERUBAHAN FISIOLOGI MASA NIFAS
PERUBAHAN FISIOLOGI MASA NIFAS
pjj_kemenkes
 
Biologi sel arumpuspa azizah
Biologi sel arumpuspa azizahBiologi sel arumpuspa azizah
Biologi sel arumpuspa azizahArumpuspa Azizah
 
Bab ii
Bab iiBab ii
86345062 makalah-plasenta-previa
86345062 makalah-plasenta-previa86345062 makalah-plasenta-previa
86345062 makalah-plasenta-previa
Warnet Raha
 
Perkembangan plasenta
Perkembangan plasentaPerkembangan plasenta
Perkembangan plasenta
Sun Rise
 
Perkembangan plasenta
Perkembangan plasentaPerkembangan plasenta
Perkembangan plasenta
Sun Rise
 
Perkembangan plasenta
Perkembangan plasentaPerkembangan plasenta
Perkembangan plasentaSun Rise
 
THE OVARIAN LIFE CYCLE.ppt
THE OVARIAN LIFE CYCLE.pptTHE OVARIAN LIFE CYCLE.ppt
THE OVARIAN LIFE CYCLE.ppt
Ayu Nurdiyan
 
Embriologi.ppt
Embriologi.pptEmbriologi.ppt
Embriologi.ppt
Septi Purnamasari
 
86345062 makalah-plasenta-previa
86345062 makalah-plasenta-previa86345062 makalah-plasenta-previa
86345062 makalah-plasenta-previa
Septian Muna Barakati
 
materi bu army nifas update 2 (1).pptx
materi bu army nifas update 2 (1).pptxmateri bu army nifas update 2 (1).pptx
materi bu army nifas update 2 (1).pptx
NursyahlaNazwabillah
 
Pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi
Pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsiPertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi
Pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi
UFDK
 
Bab9sistemreproduksimanusia 130511074511-phpapp02
Bab9sistemreproduksimanusia 130511074511-phpapp02Bab9sistemreproduksimanusia 130511074511-phpapp02
Bab9sistemreproduksimanusia 130511074511-phpapp02
Dani Ibrahim
 
edoc.tips_perbedaan-embriogenesis-pada-amphioxus-.pdf
edoc.tips_perbedaan-embriogenesis-pada-amphioxus-.pdfedoc.tips_perbedaan-embriogenesis-pada-amphioxus-.pdf
edoc.tips_perbedaan-embriogenesis-pada-amphioxus-.pdf
AgathaHaselvin
 
Bab 9 sistem reproduksi manusia
Bab 9 sistem reproduksi manusiaBab 9 sistem reproduksi manusia
Bab 9 sistem reproduksi manusia
SMAN 2 Indramayu
 
CLEAVAGE-AND-BLASTULA.pdf-CLEAVAGE-AND-BLASTULA.pdf
CLEAVAGE-AND-BLASTULA.pdf-CLEAVAGE-AND-BLASTULA.pdfCLEAVAGE-AND-BLASTULA.pdf-CLEAVAGE-AND-BLASTULA.pdf
CLEAVAGE-AND-BLASTULA.pdf-CLEAVAGE-AND-BLASTULA.pdf
AgathaHaselvin
 

Similar to Peran apoptosis pada kpd (20)

REFERAT PPT fisiologi persalinan.pptx
REFERAT PPT fisiologi persalinan.pptxREFERAT PPT fisiologi persalinan.pptx
REFERAT PPT fisiologi persalinan.pptx
 
PERUBAHAN FISIOLOGI MASA NIFAS
PERUBAHAN FISIOLOGI MASA NIFASPERUBAHAN FISIOLOGI MASA NIFAS
PERUBAHAN FISIOLOGI MASA NIFAS
 
Biologi sel arumpuspa azizah
Biologi sel arumpuspa azizahBiologi sel arumpuspa azizah
Biologi sel arumpuspa azizah
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
86345062 makalah-plasenta-previa
86345062 makalah-plasenta-previa86345062 makalah-plasenta-previa
86345062 makalah-plasenta-previa
 
86345062 makalah-plasenta-previa
86345062 makalah-plasenta-previa86345062 makalah-plasenta-previa
86345062 makalah-plasenta-previa
 
Perkembangan plasenta
Perkembangan plasentaPerkembangan plasenta
Perkembangan plasenta
 
Perkembangan plasenta
Perkembangan plasentaPerkembangan plasenta
Perkembangan plasenta
 
Perkembangan plasenta
Perkembangan plasentaPerkembangan plasenta
Perkembangan plasenta
 
THE OVARIAN LIFE CYCLE.ppt
THE OVARIAN LIFE CYCLE.pptTHE OVARIAN LIFE CYCLE.ppt
THE OVARIAN LIFE CYCLE.ppt
 
Embriologi.ppt
Embriologi.pptEmbriologi.ppt
Embriologi.ppt
 
86345062 makalah-plasenta-previa
86345062 makalah-plasenta-previa86345062 makalah-plasenta-previa
86345062 makalah-plasenta-previa
 
materi bu army nifas update 2 (1).pptx
materi bu army nifas update 2 (1).pptxmateri bu army nifas update 2 (1).pptx
materi bu army nifas update 2 (1).pptx
 
Fisiologi manusia a fisiologi santiku
Fisiologi manusia a fisiologi santikuFisiologi manusia a fisiologi santiku
Fisiologi manusia a fisiologi santiku
 
Pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi
Pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsiPertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi
Pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi
 
Bab9sistemreproduksimanusia 130511074511-phpapp02
Bab9sistemreproduksimanusia 130511074511-phpapp02Bab9sistemreproduksimanusia 130511074511-phpapp02
Bab9sistemreproduksimanusia 130511074511-phpapp02
 
edoc.tips_perbedaan-embriogenesis-pada-amphioxus-.pdf
edoc.tips_perbedaan-embriogenesis-pada-amphioxus-.pdfedoc.tips_perbedaan-embriogenesis-pada-amphioxus-.pdf
edoc.tips_perbedaan-embriogenesis-pada-amphioxus-.pdf
 
Bab 9 sistem reproduksi manusia
Bab 9 sistem reproduksi manusiaBab 9 sistem reproduksi manusia
Bab 9 sistem reproduksi manusia
 
Bab 9 sistem reproduksi manusia
Bab 9 sistem reproduksi manusiaBab 9 sistem reproduksi manusia
Bab 9 sistem reproduksi manusia
 
CLEAVAGE-AND-BLASTULA.pdf-CLEAVAGE-AND-BLASTULA.pdf
CLEAVAGE-AND-BLASTULA.pdf-CLEAVAGE-AND-BLASTULA.pdfCLEAVAGE-AND-BLASTULA.pdf-CLEAVAGE-AND-BLASTULA.pdf
CLEAVAGE-AND-BLASTULA.pdf-CLEAVAGE-AND-BLASTULA.pdf
 

Recently uploaded

SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdfKONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
AsyeraPerangin1
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
fadlurrahman260903
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
Annisa Syahfitri
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
irvansupriadi44
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
inganahsholihahpangs
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
MashudiMashudi12
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
sabir51
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
RUBEN Mbiliyora
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
sitispd78
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
DewiInekePuteri
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
JALANJALANKENYANG
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
budimoko2
 

Recently uploaded (20)

SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdfKONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
 

Peran apoptosis pada kpd

  • 1. P E R A N A P O P T O S I S P A D A K E J A D I A N K E T U B A N P E C A H D I N I S A R I P U S T A K A Satrio Budi Pembimbing : dr. Ketut Surya Negara, SpOG(K) MARS
  • 2. • Selaput ketuban merupakan jaringan elastis avaskuler yang terdiri dari amnion (inner) dan korion (outer) • Berperan dalam proteksi janin dan produksi cairan amnion • Secara fisiologis sepanjang kehamilan terjadi proses remodelling pada selaput ketuban, berupa perubahan tipe dan komposisi kolagen serta matriks interseluler. Pendahuluan
  • 3. • Remodelling tersebut penting untuk mengakomodasi perubahan tekanan dan volume selaput ketuban selama kehamilan. • Namun perubahan ini juga sekaligus menyebabkan pelemahan struktur selaput ketuban, yang lebih tampak nyata pada daerah sekitar internal servikal os Pendahuluan
  • 4. • Secara normal selaput ketuban akan pecah pada saat persalinan berlangsung, yaitu pada saat adanya kontraksi yang bersifat reguler. • Namun, 8 hingga 10 persen ibu hamil datang dengan diagnosis ketuban pecah dini, dengan risiko yang tinggi untuk terjadi infeksi intrauterin • Ketuban pecah dini preterm didapatkan pada sekitar 1 persen dari keseluruhan kehamilan dan dikaitkan dengan 30 hingga 40 persen persalinan preterm dan komplikasi yang menyertainya (sindrom distres nafas, infeksi neonatus dan perdarahan intraventrikuler) Pendahuluan
  • 5. • Dahulu, pandangan konvensional menyatakan pecahnya selaput ketuban hanya berkaitan dengan kekuatan mekanis berupa kontraksi persalinan yang melemahkan selaput ketuban • Bukti dan penelitian terakhir menunjukkan pecahnya selaput ketuban berkaitan dengan • proses biokimia yang melibatkan kerusakan kolagen pada matriks ekstraseluler amnion dan korion • kematian sel terprogram (apoptosis) dari sel-sel yang terdapat pada selaput ketuban dimana peristiwa-peristiwa tersebut terjadi sebelum kontraksi muncul Pendahuluan
  • 6. Struktur Selaput Ketuban • Selaput ketuban terdiri dari beberapa lapisan yang berbeda secara morfologi. • Lapisan yang paling dekat dengan fetus terdiri dari sel epitel amnion yang tersusun di atas membran basal • Dibawah membran basal terdapat lapisan kompakta tersusun atas kolagen tipe I, III dan V yang dihasilkan oleh sel mesenkim pada lapisan fibroblas.
  • 7. Struktur Selaput Ketuban • Lapisan berongga (spongy) terdapat dibawah lapisan fibroblas memisahkan amnion dengan korion. • Korion terdiri dari lapisan retikuler dan trofoblas yang terbenam dalam matriks kolagen tipe IV dan V, melekat erat dengan desidua maternal.
  • 9. USG Sebelum UK 14 minggu
  • 10. Struktur Selaput Ketuban • Pemeliharaan terhadap kemampuan daya regang selaput ketuban membutuhkan keseimbangan antara sintesis dan degradasi komponen-komponen matriks ekstraseluler. • Kelompok enzim matriks metalloproteinase (MMP) merupakan enzim utama yang mendegradasi matriks ekstraseluler • Masing-masing MMP memiliki spesifitas berbeda untuk tiap tipe kolagen
  • 11. Struktur Selaput Ketuban • Matrix metallproteinase dapat dimodulasi oleh tissue inhibitor of matrix metalloproteinases (TIMPs). • Rasio MMP / TIMP pada kolagen menentukan apakah kolagen tersebut akan mengalami degradasi atau tidak.
  • 12. Definisi Ketuban Pecah Dini • Ketuban pecah dini didefinisikan sebagai pecahnya selaput ketuban sebelum proses persalinan dimulai. • Apabila pecahnya selaput ketuban tersebut terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu, disebut sebagai ketuban pecah dini preterm (preterm premature rupture of membrane / PPROM)
  • 13. Patogenesis Ketuban Pecah Dini M e k a n i k I n f e k s i H o r m o n N u t r i s i A p o p t o s i s
  • 14. Patogenesis Ketuban Pecah Dini •Parry S, Strauss JF. Premature Rupture of Membrane. The New England Journal of Medical 2006; 338 (10) : 663-70
  • 15. Apoptosis  Apoptosis merupakan bagian normal dari perkembangan dan pemeliharaan dari suatu organisme multiseluler.  Kematian sel ini merupakan respon terhadap berbagai stimulus, baik intrinsik maupun ekstrinsik  Apoptosis merupakan suatu mekanisme yang kompleks, melibatkan suatu kaskade pada tingkat molekuler.
  • 16. Difference Histological Change Between Necrosis and Apopotosis
  • 17. Schematic Representation of Events in Apoptosis
  • 18. Apoptotic Pathway • Elmore S. Apoptosis : A Review of Programmed Cell Death. Toxicologic Pathology 2007 : 35:495–516
  • 19. Apa kaitan antara ketuban pecah dini dan apoptosis ?  Berbagai penelitian yang telah dilakukan menemukan bahwa pada selaput ketuban yang pecah sebelum inpartu (ketuban pecah dini) ditemukan adanya defek yang bersifat fokal.  Area yang berdekatan dengan lokasi ruptur dideskripsikan sebagai “restricted zone of extreme altered morphology” yang ditandai oleh adanya pembengkakan dan kerusakan jaringan fibriler kolagen pada masing-masing lapisan kompak, fibroblas dan lapisan berongga.
  • 20. Konsep Paracervical Weak Zone  Malak dan Bell pada tahun 1994 adalah yang pertamakali menemukan adanya sebuah area yang disebut dengan “high morphological change” pada selaput ketuban pada daerah di sekitar serviks.  Penelitian oleh Rangaswamy dkk. mendukung konsep paracervical weak zone tersebut. Mereka menemukan bahwa selaput ketuban daerah paraservikal pecah dengan hanya 20-50% dari kekuatan yang dibutuhkan untuk menimbulkan robekan di area selaput ketuban lainnya
  • 21. Konsep Paracervical Weak Zone  GAMBAR paracervical WEAK zoneeee Zoning Pada Selaput Ketuban 90-98% Paracervical Weak Zone
  • 22. M i d z o n e C e r v i c a l z o n e Perbedaan Gambaran Histologi Pada Weakzone AE AE CTL CTL T T D D AE : Amniotic epithelium CTL : Connective tissue layer T : Trophoblast D : Decidual cell layer McLaren J, Malak TM, Bell SC. Human Reproduction 1999; 14(1) : 237–241
  • 23. Konsep Paracervical Weak Zone  Zona di sekitar serviks ini secara signifikan lebih lemah dibandingkan dengan zona lainnya seiring dengan terjadinya perubahan pada susunan biokimia dan histologi.  Paracervical weak zone ini telah muncul sebelum terjadinya pecah selaput ketuban dan berperan sebagai initial breakpoint.
  • 24. Peran Apoptosis Pada Terbentuknya Paracervical Weak Zone  Kataoka, dkk. menyatakan laju apoptosis ditemukan lebih tinggi pada amnion dari pasien dengan KPD dibandingkan pasien tanpa ketuban pecah dini, dan laju apoptosis ditemukan paling tinggi pada daerah sekitar serviks dibandingkan dengan daerah fundus.  Penelitian oleh Reti dan kolega menunjukkan bahwa selaput ketuban di daerah supraservikal menunjukkan peningkatan aktivitas petanda apoptosis yaitu cleaved-caspase-3, cleaved-caspase-9, dan penurunan Bcl-2
  • 25. Peran Apoptosis Pada Terbentuknya Paracervical Weak Zone  Menon, mendapatkan peningkatan ekspresi gen proapoptosis, p53 serta penurunan ekspresi gen antiapoptosis Bcl-2 pada wanita dengan ketuban pecah dini.  Penelitian oleh Suhaimi, menemukan hal yang sama bahwa dengan pemeriksaan ELISA didapatkan kadar protein p53 yang lebih tinggi pada pasien dengan ketuban pecah dini dibandingkan dengan pasien dengan persalinan normal.
  • 26. Peran Apoptosis Pada Terbentuknya Paracervical Weak Zone  Perubahan ekspresi protein pro dan antiapoptosis pada daerah paraservikal menyebabkan kelemahan integritas struktur selaput ketuban dan meningkatkan risiko terjadinya pecah ketuban  Jalur intrinsik merupakan jalur yang dominan berperan pada proses apoptosis pada selaput ketuban aterm.
  • 27. Regulator Apoptosis Pada Selaput Ketuban  Jalur intrinsik terpusat pada mitokondria, dengan regulator utamanya adalah famili protein Bcl-2.  Protein-protein famili Bcl-2 dapat bersifat pro-apoptosis ataupun anti-apoptosis.  Hingga saat ini dikenal 25 gen sebagai famili Bcl-2.
  • 28. Regulator Apoptosis Pada Selaput Ketuban Adalah Famili Protein Bcl-2 Famili Protein Bcl-2 Pro-Apoptosis Anti-apoptosis Bcl-2 Bax Bcl-XL Bak Bc-w Bad Mcl-1 Bcl-Xs CED-9 Bim A1 Bid Dan lain-lain Dan lain-lain
  • 29. Regulator Apoptosis Pada Selaput Ketuban  Tempat kerja utama protein-protein Bcl-2 ini adalah membran luar (outer membrane) mitokondria.  Pada membran ini tersimpan faktor apoptogenik, yang apabila dilepaskan akan mengaktifkan eksekutor dari apoptosis, yaitu caspase.  Protein apoptogenik yang dilepaskan ini termasuk sitokrom c, Smac, Diablo, AIF dan endonuklease G. Smac, Diablo dan sitokrom C terlibat dalam aktivasi caspase.  Protein famili Bcl-2 yang bersifat antiapoptosis menghambat pelepasan faktor apoptogenik ini, sebaliknya anggota kelompok yang bersifat proapoptosis memicu pelepasan tersebut.
  • 32. DiabloSmac Pathway Leading to Mitochondrial Apoptosis p53 Bax, Bid Bcl-2 Sitokrom C berikatan dengan Apaf-1 AIF EndoG APOPTOSIS Pelepasan Sitokrom C OLIGOMERISASI Stress Seluler
  • 33. Regulator Apoptosis Pada Selaput Ketuban  Protein supresor tumor p53 memegang peranan penting dalam hal regulasi protein famili Bcl-2.  p53 merupakan faktor transkripsi spesifik yang dapat diaktifkan oleh berbagai macam rangsangan stres seluler.  Fungsi utama p53 pada apoptosis adalah melalui regulasi aktivitas protein-protein famili Bcl-2, baik secara langsung maupun tidak langsung.
  • 34. Mekanisme Regulasi p53 Terhadap Famili Protein Bcl-2  p53 dapat menentukan nasib sebuah sel dalam merespon suatu stres dengan cara mengatur rasio kadar protein Bax dibanding Bcl-2  p53 secara langsung dapat menginduksi transkripsi Bax. Efek induksi Bax oleh p53 ini dapat menghambat efek antiapoptosis dari Bcl-2.  p53 juga dapat mempengaruhi aktivitas Bcl-2 dimana p53 sitoplasma sendiri akan berikatan dengan protein proaptosis dari famili Bcl-2 yang mengakibatkan peningkatan permeabilitas mitokondria dan akhirnya terjadi apoptosis
  • 35. Apoptosis dan Ketuban Pecah Dini • Apoptosis pada selaput ketuban akan menyebabkan perubahan bentuk fisik amnion dari lembaran yang elastis menjadi jeli tidak berbentuk, sebelum onset persalinan. • Proses ini menyebabkan selaput ketuban menjadi semakin lemah dan semakin rentan untuk pecah.
  • 36. Pencegahan Pelemahan Selaput Ketuban  Suplementasi vitamin C atau kombinasi dengan vitamin E telah disarankan untuk pencegahan ketuban pecah dini preterm, hal ini berkaitan dengan efek keduanya sebagai antioksidan  Namun terdapat keraguan mengenai apakah vitamin C dapat meningkatkan atau menurunkan apoptosis
  • 37. Pencegahan Pelemahan Selaput Ketuban  Terdapat tiga penelitian besar yang menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kejadian ketuban pecah dini baik pada aterm ataupun preterm pada kelompok yang diberikan suplementasi vitamin  Berdasarkan penelitian oleh Rangaswamy dkk, pada percobaan in vitro vitamin C tidak mencegah pelemahan selaput ketuban yang diperantarai oleh TNF-α, bahkan vitamin C dosis tinggi dapat secara nyata meningkatkan aktivitas MMP-9 dan melemahkan selaput ketuban
  • 38. Pencegahan Pelemahan Selaput Ketuban  Asam lipoat (lipoic acid) dengan kemampuan antioksidan dan inhibisi NFkB yang dimilikinya dapat mencegah pelemahan selaput ketuban yang diperantarai oleh TNF-α, serta sekaligus mencegah peningkatan MMP-9 dan PGE2.  Asam lipoat merupakan kandidat yang menjanjikan untuk digunakan secara klinis dalam pencegahan pecah ketuban dini preterm.  Berbagai uji klinik tengah dijalankan dengan tanpa adanya efek samping buruk yang dilaporkan, meskipun uji klinik ini belum dilakukan pada wanita hamil.
  • 39.
  • 40.
  • 41. Perbedaan Jalur Ketuban Pecah Dini Setelah Pemberian Stimulasi invitro Berupa Infeksi (LPS) dan Merokok

Editor's Notes

  1. The origin of the chorion is different from that of the amnion since the outer cell layer of the blastocyst forms the chorionic membranes and the inner cell layer forms the amnion. The chorion and amnion usually fuse by about 14 weeks. Typically, the amnion is visualized after the YS.
  2. High morphological change ditandai oleh adanya pembengkakan dan kerusakan jaringan fibriler kolagen pada masing-masing lapisan kompak, fibroblas dan lapisan berongga  dengan gambaran sel khas apoptosis
  3. The cervical area of the fetal membranes. Note the marked swelling of the connective tissue layer (CTL) and the pronounced thinning of the trophoblast (T) and decidual layers (D) compared to the mid-zone area.
  4. Apaf-1 : Apoptotic Peptidase Activating Factor-1 AIF : Apoptosis Inducing Factor Smac, Diablo dan sitokrom C terlibat dalam aktivasi caspase. Sedangkan AIF dan endonukelase G berperan dalam menginduksi jalur apoptosis yang bersifat caspase-independent.