SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
0
RINGKASAN MATERI KULIAH
JURNAL REACTIONS OF CAPITAL MARKETS TO FINANCIAL
REPORTING
(Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok Matakuliah Teori Akuntansi)
Oleh:
1. Mohamad Anwar Thalib (146020300111008)
2. Sri Apriyanti Husain (146020300111009)
3. Ditya Wardana (146020300111010)
PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
1
ASOSIASI ANTARA PRAKTIK PERATAAN LABA DAN REAKSI PASAR MODAL
DI INDONESIA
Oleh: Drs. Imam Subekti, M.Si., Ak
PENDAHULUAN
Salah satu parameter yang sering digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan adalah
laba. Sebagaimana yang terdapat dalam Statement of Accounting Concepts (SFAC) No. 1
tentang informasi laba, selain untuk menilai kinerja manajemen, informasi laba juga untuk
membantu mengestimasi kemampuan laba yang representatif dan mengukur risiko dalam
investasi atau kredit, (Parawiyati dan Baridwan, 1998). Laba yang meningkat dari periode
sebelumnya akan mengindikasikan baiknya kinerja perusahaan sehingga mempengaruhi
peningkatan harga saham perusahaan. Bahkan menurut Baettie dkk dalam Assih dan Gudono
(2000), informasi laba yang diberikan oleh perusahaan seringkali menjadi pusat perhatian
investor dibandingkan prosedur yang digunakan perusahaan untuk menghasilkan informasi
laba tersebut. Akibatnya, kondisi tersebut menciptakan peluang bagi manajer untuk melakukan
tindakan manipulasi laba (earnings manipulation).
Tindakan manipulasi laba dapat dilakukan melalui perataan laba (income smooting).
Menurut Jin dan Machfoedz (1998), tindakan perataan laba dilakukan oleh manajer untuk
menciptakan laba yang stabil dan mengurangi covariance dari market return. Mereka juga
menambahkan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan tersebut
diharapkan dapat memberi pengaruh yang menguntungkan bagi nilai saham serta penilaian
kinerja manajer. Sementara untuk mengetahui reaksi pelaku pasar modal terhadap informasi
yang dipublikasikan di pasar modal, dapat diproksikan dengan variabel abnormal return dan
volume perdagangan saham. Perubahan harga saham akan dapat menggambarkan bentuk
efisiensi pasar modal. Semakin efisien pasar, maka semakin cepat informasi tersebut terefleksi
dalam harga saham.
Penelitian ini merupakan kelanjutan dari penelitian Assih dan Gudono (2000) yang
menguji reaksi pasar atas informasi laba yang diproksikan hanya dengan abnormal return pada
perusahaan perata laba maupun perusahaan non perata laba. Sedangkan penelitian ini akan
menambah proksi variabel reaksi pasar yaitu selain abnormal return juga volume perdagangan
saham. Selain itu dalam penelitian ini, perataan laba lebih berfungsi sebagai variabel
moderating dan reaksi pasar diproksikan dengan abnormal return untuk mengetahui
perubahan harga saham dan mengamati volume perdagangan saham. Selanjutnya, untuk
informasi laba diproksikan dengan unexpectedearnings yang dikelompokkan menjadi positive
2
earnings surprise dan negative earnings surprise. Hasil penelitian diharapkan dapat
menggambarkan kondisi pasar modal Indonesia secara lebih lengkap baik tentang bentuk
efisiennya (abnormal return) maupun likuiditasnya (volume perdagangan saham).
TINJAUAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
Motivasi dari Tindakan Perataan Laba
Penelitian yang dilakukan oleh Salno dan Baridwan (2000) tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi perataan laba serta keterkaitannya dengan kinerja saham menujukan bahwa
perataan laba terkait erat dengan konsep manajemen laba. Konsep manajemen laba
menggunakan dasar teori agency yang menyatakan bahwa praktik manajemen laba
dipengaruhi oleh konflik kepentingan antara manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang
timbul ketika setiap pihak berusaha untuk mencapai atau mempertahankan tingkat
kemakmuran yang dikehendakinya.
Menurut Koch (1981), perataan laba adalah cara yang digunakan oleh manajemen untuk
mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan agar sesuai dengan target yang diinginkan baik
secara artifisial (melalui metoda akuntansi) maupun secara riil (melalui transaksi). Perataan
laba merupakan suatu perilaku yang rasional yang didasarkan atas asumsi dalam positive
accounting theory bahwa manajemen (agent) merupakan individual yang rasional yang
memperhatikan kepentingan dirinya. Berdasarkan asumsi tersebut, maka motivasi yang
mempengaruhi pilihan manajer atas kebijakan tertentu adalah dengan memaksimumkan
kepentingannya. Dalam hal ini, kepentingan manajer tergantung pada nilai perusahaan yang
dapat dilihat pada reaksi pasar atas saham perusahaan yang didasarkan atas laporan keuangan
yang diterbitkan oleh perusahaan. Menurut Sutrisno (2001), manajer yang melakukan tindakan
perataan laba, akan melaporkan laba lebih rendah ketika laba yang dapat direalisasi tinggi dan
melaporkan laba lebih tinggi ketika laba yang dapat direalisasi rendah.
Hepwort dalam Jatiningrum (2000) menyatakan bahwa tindakan perataan laba yang
dilakukan oleh manajemen merupakan suatu tindakan yang logis dan rasional bagi manajer,
yang disebabkan oleh beberapa alasan, yaitu:
1) Sebagai rekayasa untuk mengurangi laba dan menaikkan biaya pada perioda berjalan
yang dapat mengurangi hutang pajak.
2) Tindakan perataan laba dapat meningkatkan kepercayaan investor, karena mendukung
kestabilan penghasilan dan kebijakan dividen sesuai dengan keinginan.
3) Tindakan perataan laba dapat mempererat hubungan antara manajer dan karyawan
karena dapat menghindari permintaan kenaikan upah/ gaji oleh karyawan.
3
4) Tindakan perataan laba memiliki dampak psikologis pada perekonomian, dimana
kemajuan dan kemunduran dapat dibandingkan dan gelombang optimisma dan
pesimisma dapat ditekan.
Sementara menurut Brayshaw dan Eldin (1989), terdapat dua hal yang memotivasi
manajer dalam mengambil keputusan untuk melakukan perataan laba yaitu:
1) Rencana kompensasi manajemen yang biasanya dihubungkan dengan kinerja perusahaan
yang ditunjukkan dalam laba yang dilaporkan, sehingga setiap fluktuasi dalam laba akan
mempengaruhi langsung terhadap kompensasinya.
2) Fluktuasi dalam kinerja manajemen mungkin mengakibatkan intervensi pemilik untuk
mengganti manajemen dengan cara pengambilalihan atau penggantian manajemen
secara langsung, dan ancaman penggantian manajemen ini mendorong manajemen untuk
membuat laporan kinerja yang sesuai dengan keinginan pemilik.
Terdapat dua jenis perataan laba (Dascher dan Malcom, 1970), yaitu sebagai berikut:
1) Real smooting, merupakan suatu transaksi yang sesungguhnya untuk dilakukan atau
tidak dilakukan berdasar pengaruh perataannya pada laba.
2) Artificial smooting merupakan perataan laba dengan menerapkan prosedur akuntansi
untuk memindahkan biaya dan/ atau pendapatan dari suatu perioda ke perioda lainnya.
Perataan laba ini dapat dilakukan dengan 3 cara (Brayshaw dan Eldin, 1989) yaitu
sebagai berikut. Pertama, melalui keterjadian/pengakuan suatu peristiwa (smoothing through
event strategic management occurance or recognation). Perataan laba dapat dilakukan dengan
cara mengatur waktu transaksi aktual sehingga dapat mengurangi fluktuasi pendapatan yang
dilaporkan. Kedua, melalui alokasi waktu (smoothing through allocation over time), dimana
manajemen dapat mengalokasikan pendapatan/biaya tertentu dalam periode keuangan yang
berbeda. Ketiga, melalui klasifikasi (classificatory smoothing), dimana manajemen
mengklasifikasikan item-item dalam laba (extra-ordinary items atau ordinary items) untuk
menimbulkan kesan yang lebih merata pada laporan keuangan yang dilaporkan.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perataan Laba
Berdasarkan hasil penelitian Jin dan Machfoedz (1998), faktor yang berpengaruh
terhadap praktik perataan laba adalah variabel leverage operasi sedangkan variabel ukuran
perusahaan, profitabilitas dan sektor industri tidak berpengaruh. Hasil ini konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh Narsa dkk (2003) yang menunjukan bahwa ukuran perusahaan
memiliki pengaruh positif dengan praktik perataan laba. Sedangkan Jatiningrum (2000)
menunjukkan bahwa praktik perataan laba dipengaruhi oleh variabel profitabilitas dan untuk
4
ukuran perusahaan dan sektor industri bukan merupakan faktor pendorong pelaksanaan praktik
perataan laba. Sementara itu, Salno dan Baridwan (2000) yang menggunakan instrumen
besaran perusahaan, Net Profit Margin (NPM), kelompok usaha, dan winner/ losser stocks
menyimpulkan bahwa baik besaran perusahaan, NPM, kelompok usaha maupun winner/ losser
stocks tidak berpengaruh terhadap praktik pemerataan laba.
Reaksi Pasar Modal
Untuk mempelajari reaksi pasar atas suatu peristiwa (event) yang informasinya
dipublikasikan sebagai suatu pengumuman digunakanlah studi peristiwa (pengujian
kandungan informasi) yang bertujuan untuk mengukur hubungan antara suatu peristiwa atau
informasi dengan reaksi pasar apakah informasi tersebut dapat mempengaruhi perubahan harga
saham atau besarnya volume perdagangan saham. Jika pengumuman mengandung informasi
maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar
dan reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas yang bersangkutan.
Untuk mengukur adanya reaksi pasar dapat menggunakan variabel abnormal return dan
volume perdagangan saham. Dalam penelitian ini, informasi yang diuji adalah informasi laba
perusahaan.
Ball dan Brown (1968) menyatakan bahwa informasi yang terkandung dalam angka
akuntansi berguna jika laba yang sesungguhnya berbeda dengan laba harapan investor. Hal ini
didukung oleh Beaver (1968) yang menyatakan jika pengumuman laba tahunan mengandung
informasi, maka variabilitas perubahan harga akan nampak lebih besar pada saat laba
diumumkan daripada saat lain selama tahun yang bersangkutan. Selain itu, Utami dan
Suharmadi (1998) yang meneliti tentang pengaruh informasi penghasilan perusahaan terhadap
harga saham di BEJ menyimpulkan bahwa informasi penghasilan yang diberikan oleh
perusahaan memberikan pengaruh terhadap harga saham di BEJ. Dalam hal ini saham yang
memiliki unexpected income positif menghasilkan abnormal return rata-rata yang lebih besar
dibanding dengan saham yang memiliki unexpected income negatif, sehingga semakin besar
tingkat penghasilan semakin optimis investor terhadap return perusahaan.
Reaksi pasar modal dapat pula diproksikan dengan volume perdagangan saham.
Perbedaan volume perdagangan saham yang signifikan antara pada waktu pengumuman
informasi dengan waktu diluar pengumuman informasi mengindikasikan bahwa adanya reaksi
pasar modal atas publikasi tersebut. Pemicu adanya kenaikan atau penurunan volume
perdagangan saham yang signifikan tersebut antara lain adanya abnormal return. Pada kondisi
pasar modal yang efisien adanya abnormal return yang positif akan memicu kenaikan volume
5
perdagangan saham. Sebaliknya, adanya abnormal return yang negatif dapat memicu
penurunan volume perdagangan saham. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa abnormal
return mempunyai hubungan positif dengan volume perdagangan saham. Selain itu, Beza dan
Naim (1998) juga menyatakan bahwa terdapat peningkatan dalam volume saham secara
signifikan setelah pengumuman laba tahunan jika dibandingkan dengan sebelum pengumuman
laba tahunan. Sehingga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
H1A : Reaksi pasar modal yang diproksikan dengan abnormal return adalah
berbeda antara perusahaan perata laba dengan perusahaan non perata laba.
H1B : Reaksi pasar modal yang diproksikan dengan volume perdagangan saham
adalah berbeda antara perusahaan perata laba dengan perusahaan non
perata laba.
H2A : Reaksi pasar modal yang diproksikan dengan abnormal return pada
perusahaan yang menunjukkan positive earnings surprise adalah berbeda
antara perusahaan perata laba dengan perusahaan non perata laba.
H2B : Reaksi pasar modal yang diproksikan dengan volume perdagangan saham
pada perusahaan yang menunjukkan positive earnings surprise adalah
berbeda antara perusahaan perata laba dengan perusahaan non perata laba.
H3A : Reaksi pasar modal yang diproksikan dengan abnormal return pada
perusahaan yang memiliki negative earnings surprise adalah berbeda
antara perusahaan perata laba dengan perusahaan non perata laba.
H3B : Reaksi pasar modal yang diproksikan dengan volume perdagangan saham
pada perusahaan yang memiliki negative earnings surprise adalah berbeda
antara perusahaan perata laba dengan perusahaan non perata laba.
METODA PENELITIAN
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan publik yang terdaftar di PT. Bursa Efek Jakarta
(BEJ). Sampel adalah perusahaan manufaktur yang diambil dengan metode purposive sampling.
Kriterianya sebagai berikut:
1. Perusahaan masuk dalam sektor industri manufaktur. Kriteria ini bertujuan untuk menghindari
bias karena perbedaan industri dan karena sektor manufaktur mempunyai akun relatif besar
yang memungkinkan untuk dilakukannya perataan laba.
2. Perusahaan telah terdaftar di Bursa Efek Jakarta sejak 1 Januari 1999 sampai dengan tahun 2002
secara terus menerus.
6
3. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan untuk periode 1999 sampai 2002 dan laporan
keuangan berakhir 31 Desember.
4. Data tanggal pengumuman laba periode 31 Desember 2002 tersedia di bursa atau di media massa.
5. Selama periode pengamatan tidak terjadi peristiwa ekonomi lain yang dapat mengganggu
pengamatan. Hal ini bertujuan untuk menghindari bias reaksi pasar karena peristiwa lain
(confounding effect).
Perusahaan manufaktur yang masuk dalam sampel setelah melalui seleksi sesuai dengan kriteria
purposive sampling adalah sebanyak 84 perusahaan.
Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam analisis penelitian ini adalah data sekunder. Jenis dan sumber data tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Laporan keuangan tahunan emiten yang terdaftar di BEJ yang mulai tahun berakhir pada 31
Desember 1999 sampai dengan 31 Desember 2002 yang diperoleh dari Database AnnualReport
POJOK BEJ-UNIBRAW.
2. Abnormal return dan volume perdagangan saham diperoleh dari Indonesian Securities Market
Database.
3. Tanggal publikasi laporan keuangan diperoleh dari situs PT. Bursa Efek Jakarta (BEJ)
www.jsc.co.id
Pengukuran Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
1. Unexpected Earnings
Model yang digunakan untuk menghitung laba harapan adalah model penaksiran laba zero
growth model dan market expectation model. Model penaksiran zero growth model digunakan
jika perusahaan melakukan perataan laba dengan sempurna maka laba yang dilaporkan akan
sama antara perioda sekarang dengan perioda sebelumnya. Sedangkan, model market expectation
model digunakan karena penelitian ini merupakan penelitian yang menghubungkan laba harapan
dengan harga saham.
a. Model Zero Growth
UE it = E it – E it-1 , (UE= unexpected Earning, E= earning)
b. Model Market Expectation
UE it = E it – a it - b it M it
Keterangan:
UE it : laba kejutan untuk perusahaan i pada tahun t.
E it : laba yang dilaporkan untuk perusahaan i pada tahun t.
E it-1 : laba yang dilaporkan untuk perusahaan i pada tahun sebelumnya (t-1).
7
M it : rata-rata laba seluruh perusahaan yang ada di pasar,selain perusahaan i pada tahun t, a it dan
b it adalah parameter yang ditaksir dari regresi atas laba perusahaan ipada tahun t dengan
rata-rata laba perusahaan yang ada di pasar, selain perusahaan i dengan menggunakan data
sampai t-1.
2. Cumulative Abnormal Return (CAR)
CAR adalah jumlah dari abnormal return dari masing-masing sampel selama perioda jendela 11 hari
disekitar tanggal pengumuman laporan laba. Koreksi atas abnormal return ini menggunakan model
Fowler dan Rorke sesuai dengan perhitungan dalam Indonesian Securities Market Database (ISMD)
dari PPA FE-UGM.
AR it = R it - E(R it )
(AR= Abnormal Return, R= Actual Return, E(R)= Expected Return)
AR dihitung dari perioda jendela dari peristiwa pengumuman laba tahun 2002 selama 11 hari (5 hari
sebelum pengumuman, 1 hari saat,dan 5 hari setelah pengumuman). Koreksi atas abnormal return
dengan model Fowler dan Rorke dilakukan dengan periode lead dan lag 4 hari yang prosedurnya
sebagai berikut:
β€’ Mengoperasikan persamaan regresi berganda yang dirumuskan sebagai berikut:
𝑅 𝑖𝑑 = 𝛼𝑖 + 𝛽𝑖
βˆ’4
𝑅 π‘€π‘‘βˆ’4 + 𝛽𝑖
βˆ’3
𝑅 π‘€π‘‘βˆ’3 + 𝛽𝑖
βˆ’2
𝑅 π‘€π‘‘βˆ’2 + 𝛽𝑖
βˆ’1
𝑅 π‘€π‘‘βˆ’1 + 𝛽𝑖
0
𝑅 𝑀𝑑 + 𝛽𝑖
+1
𝑅 𝑀𝑑+1
+ 𝛽𝑖
+2
𝑅 𝑀𝑑+2 + 𝛽𝑖
+3
𝑅 𝑀𝑑+3 + 𝛽𝑖
+4
𝑅 𝑀𝑑+4 + πœ€π‘–π‘‘
β€’ Mengoperasikan persamaan regresi untuk mendapatkan korelasi serial return indeks pasardengan
return indeks pasar periode sebelumnya sebagai berikut:
𝑅 𝑀𝑑 = 𝛼𝑖 + 𝜌1 𝑅 π‘€π‘‘βˆ’1 + 𝜌2 𝑅 π‘€π‘‘βˆ’2 + 𝜌3 𝑅 π‘€π‘‘βˆ’3 + 𝜌4 𝑅 π‘€π‘‘βˆ’4 + πœ€π‘–π‘‘
β€’ Menghitung bobot dari masing-masing hari dengan rumus sebagai berikut:
𝑀1 =
1 + 2𝜌1 + 2𝜌2 + 2𝜌3 + 𝜌4
1 + 2𝜌1 + 2𝜌2 + 2𝜌3 + 2𝜌4
𝑀2 =
1 + 2𝜌1 + 2𝜌2 + 2𝜌3 + 𝜌4
1 + 2𝜌1 + 2𝜌2 + 2𝜌3 + 2𝜌4
𝑀3 =
1 + 2𝜌1 + 2𝜌2 + 2𝜌3 + 𝜌4
1 + 2𝜌1 + 2𝜌2 + 2𝜌3 + 2𝜌4
8
𝑀4 =
1 + 2𝜌1 + 2𝜌2 + 2𝜌3 + 𝜌4
1 + 2𝜌1 + 2𝜌2 + 2𝜌3 + 2𝜌4
β€’ Menghitung beta dikoreksi sekuritas ke-i yang merupakan penjumlahan koefisien regresiberganda
dengan bobot.
πœŒπ‘– = 𝑀4 π›½π‘–βˆ’4 + 𝑀3 π›½π‘–βˆ’3 + 𝑀2 π›½π‘–βˆ’2 + 𝑀1 π›½π‘–βˆ’1 + 𝛽0 + 𝑀1 π›½π‘–βˆ’1 + 𝑀2 π›½π‘–βˆ’2 + 𝑀3 π›½π‘–βˆ’3 + 𝑀4 π›½π‘–βˆ’4
3. Volume Perdagangan Saham (VPS)
𝑉𝑃𝑆𝑖𝑑 =
βˆ‘ π‘†π‘Žβ„Žπ‘Žπ‘š 𝑖 π‘‘π‘–π‘‘π‘Ÿπ‘Žπ‘›π‘ π‘Žπ‘˜π‘ π‘–π‘˜π‘Žπ‘› π‘€π‘Žπ‘˜π‘‘π‘’ 𝑑
βˆ‘ π‘†π‘Žβ„Žπ‘Žπ‘š 𝑖 π‘π‘’π‘Ÿπ‘’π‘‘π‘Žπ‘Ÿ π‘€π‘Žπ‘˜π‘‘π‘’ 𝑑
4. Indeks Perataan Laba (IPL)
IPL berfungsi untuk mengelompokkan perusahaan sebagai perata laba atau bukan perata
laba.
πΌπ‘›π‘‘π‘’π‘˜π‘  π‘π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Žπ‘Žπ‘› π‘™π‘Žπ‘π‘Ž (𝐼𝑃𝐿) =
πΆπ‘‰βˆ†πΌ
πΆπ‘‰βˆ†π‘ 
Keterangan:
βˆ†I : perubahan laba dalam satu perioda
βˆ†S : perubahan penjualan dalam satu perioda
CV : koefisien variasi yang dihitung dengan cara sebagaiberikut: CV = Deviasi Standar/ Nilai yang
diharapkan
CVβˆ†πΌ: koefisien variasi untuk perubahan laba
CVβˆ†π‘ : koefisien variasi untuk perubahan penjualan
CVβˆ†πΌ dan CVβˆ†π‘  dapat dihitung dengan rumus sebagaiberikut:
CVβˆ†πΌ dan CVβˆ†π‘  =
√ π‘‰π‘Žπ‘Ÿπ‘–π‘Žπ‘›π‘π‘’
𝐸π‘₯𝑝𝑒𝑐𝑑𝑒𝑑 π‘‰π‘Žπ‘™π‘’π‘’
Atau,
CVβˆ†πΌ dan CVβˆ†π‘  = √
βˆ‘(βˆ†π‘₯βˆ’ βˆ†π‘₯)
2
π‘›βˆ’1
Γ· βˆ†π‘₯
βˆ†π‘₯ : perubahan laba (I) atau penjualan (S) antara tahun n dengan n-1
N : banyaknya tahun yang diamati
Perusahaan diklasifikasikan sebagai bukan perata laba jika CVβˆ†πΌ > CVβˆ†π‘ , sebaliknya jika
CVβˆ†πΌ < CVβˆ†π‘  maka perusahaan akan diklasifikasikan sebagai perusahaan bukan perata laba.
Pengujian Hipotesis
9
Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, data abnormal return dan volume perdagangan saham
disekitar tanggal pengumuman laba akan diuji kenormalitasnya dengan kolmogorov-smirnov
goodness of fit test. Apabila distribusi data adalah normal maka pengujian hipotesis menggunakan
parametrc test: independent samples t-test. Tetapi jika distribusi data adalah tidak normal maka
digunakan nonparametric test: man-whitney test.
HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Hasil pengujian kolmogorov-smirnov goodness of fit test menunjukkan bahwa baik variabel CAR
maupun TVA untuk keseluruhan data merupakan data tidak berdistribusi normal karena nilai 2
tailed p < 0.05, sehingga untuk pengujian keseluruhan hipotesis digunakan man whitney test (non
parametrik).
Berdasarkan pada hasil pengujian hipotesis satu (H 1A dan H 1B ) pada tabel 5 tersebut
dapat disimpulkan bahwa reaksi pasar modal yang diproksikan oleh abnormal return dan volume
perdagangan saham antara perusahaan perata laba dengan bukan perata laba tidak berbeda. Ini
berarti bahwa hipotesis (H 1A dan H 1B ) tidak didukung.
Dapat dilihat pada pengelompokan A. Proksi Abnormal Return yang dikelompokkan berdasarkan Laba
Operasi antara CAR-perusahaan Perata Laba dengan CAR-Perusahaan Bukan Perata Laba hasil nilai
asymp. Sig. (2 tailed) = 0,314 yang artinya nilai asymp. Sig. (2 tailed) > 0,05. Sedangkan yang
dikelompokkan berdasarkan Laba Bersih Setelah Pajak antara CAR-perusahaan Perata Laba dengan
CAR-Perusahaan Bukan Perata Laba hasil nilai asymp. Sig. (2 tailed) = 0,856 yang artinya nilai
asymp. Sig. (2 tailed) > 0,05.
Dapat dilihat juga pada pengelompokan B. Proksi Volume Perdagangan Saham yang dikelompokkan
berdasarkan Laba Operasi antara VPS-perusahaan Perata Laba dengan VPS-Perusahaan Bukan Perata
Laba hasil nilai asymp. Sig. (2 tailed) = 0,353 yang artinya nilai asymp. Sig. (2 tailed) > 0,05.
Sedangkan yang dikelompokkan berdasarkan Laba Bersih Setelah Pajak antara VPS-perusahaan Perata
Laba dengan VPS-Perusahaan Bukan Perata Laba hasil nilai asymp. Sig. (2 tailed) = 0,431 yang
artinya nilai asymp. Sig. (2 tailed) > 0,05.
Berdasarkan pada hasil pengujian hipotesis dua (H 2A dan H 2B ) pada tabel 6 tersebut
dapat disimpulkan bahwa reaksi pasar modal yang diproksikan oleh abnormal return dan volume
perdagangan saham antara perusahaan perata laba dengan bukan perata laba tidak berbeda. Ini
berarti bahwa hipotesis dua (H 2A dan H 2B ) tidak didukung.
Dapat dilihat pada pengelompokan A. Proksi Abnormal Return yang dikelompokkan berdasarkan Laba
Operasidan Zero Growth Model antara CAR-perusahaan Perata Laba dengan CAR-Perusahaan Bukan
Perata Laba hasil nilai asymp. Sig. (2 tailed) = 0,219 yang artinya nilai asymp. Sig. (2 tailed) >
0,05. Pengelompokkan berdasarkan Laba Operasi dan Market Expect. Model antara CAR-perusahaan
Perata Laba dengan CAR-Perusahaan Bukan Perata Laba hasil nilai asymp. Sig. (2 tailed) = 0,844
yang artinya nilai asymp. Sig. (2 tailed) > 0,05. Pengelompokan berdasarkan Laba Bersih Setelah
10
Pajak dan Zero Growth Model antara CAR-perusahaan Perata Laba dengan CAR-Perusahaan Bukan
Perata Laba hasil nilai asymp. Sig. (2 tailed) = 0,869 yang artinya nilai asymp. Sig. (2 tailed) >
0,05. Pengelompokan berdasarkan Laba Bersih Setelah Pajak dan Market Expectation Model antara
CAR-perusahaan Perata Laba dengan CAR-Perusahaan Bukan Perata Laba hasil nilai asymp. Sig. (2
tailed) = 0,751 yang artinya nilai asymp. Sig. (2 tailed) > 0,05.
Dapat dilihat juga pada pengelompokan B. Proksi Volume Perdagangan Saham yang dikelompokkan
berdasarkan Laba Operasidan Zero Growth Model antara VPS-perusahaan Perata Laba dengan VPS-
Perusahaan Bukan Perata Laba hasil nilai asymp. Sig. (2 tailed) = 0,133 yang artinya nilai asymp.
Sig. (2 tailed) > 0,05. Pengelompokkan berdasarkan Laba Operasidan Market Expect. Model antara
VPS-perusahaan Perata Laba dengan VPS-Perusahaan Bukan Perata Laba hasil nilai asymp. Sig. (2
tailed) = 0,188 yang artinya nilai asymp. Sig. (2 tailed) > 0,05. Pengelompokan berdasarkan Laba
Bersih Setelah Pajak dan Zero Growth Model antara VPS-perusahaan Perata Laba dengan VPS-
Perusahaan Bukan Perata Laba hasil nilai asymp. Sig. (2 tailed) = 0,247 yang artinya nilai asymp.
Sig. (2 tailed) > 0,05. Pengelompokan berdasarkan Laba Bersih Setelah Pajak dan Market Expectation
Model antara VPS-perusahaan Perata Laba dengan VPS-Perusahaan Bukan Perata Laba hasil nilai
asymp. Sig. (2 tailed) = 0,173 yang artinya nilai asymp. Sig. (2 tailed) > 0,05.
Berdasarkan pada hasil pengujian hipotesis tiga (H 3A dan H 3B ) pada tabel 7 tersebut
dapat disimpulkan bahwa reaksi pasar modal yang diproksikan oleh abnormal return dan volume
perdagangan saham antara perusahaan perata laba dengan bukan perata laba tidak berbeda. Ini
berarti bahwa hipotesis (H 3A dan H 3B ) tidak didukung.
Dapat dilihat pada pengelompokan A. Proksi Abnormal Return yang dikelompokkan berdasarkan Laba
Operasidan Zero Growth Model antara CAR-perusahaan Perata Laba dengan CAR-Perusahaan Bukan
Perata Laba hasil nilai asymp. Sig. (2 tailed) = 0,085 yang artinya nilai asymp. Sig. (2 tailed) >
0,05. Pengelompokkan berdasarkan Laba Operasi dan Market Expect. Model antara CAR-perusahaan
Perata Laba dengan CAR-Perusahaan Bukan Perata Laba hasil nilai asymp. Sig. (2 tailed) = 0,182
yang artinya nilai asymp. Sig. (2 tailed) > 0,05. Pengelompokan berdasarkan Laba Bersih Setelah
Pajak dan Zero Growth Model antara CAR-perusahaan Perata Laba dengan CAR-Perusahaan Bukan
Perata Laba hasil nilai asymp. Sig. (2 tailed) = 0,406 yang artinya nilai asymp. Sig. (2 tailed) >
0,05. Pengelompokan berdasarkan Laba Bersih Setelah Pajak dan Market Expectation Model antara
CAR-perusahaan Perata Laba dengan CAR-Perusahaan Bukan Perata Laba hasil nilai asymp. Sig. (2
tailed) = 0,391 yang artinya nilai asymp. Sig. (2 tailed) > 0,05.
Dapat dilihat juga pada pengelompokan B. Proksi Volume Perdagangan Saham yang dikelompokkan
berdasarkan Laba Operasidan Zero Growth Model antara VPS-perusahaan Perata Laba dengan VPS-
Perusahaan Bukan Perata Laba hasil nilai asymp. Sig. (2 tailed) = 0,977 yang artinya nilai asymp.
Sig. (2 tailed) > 0,05. Pengelompokkan berdasarkan Laba Operasidan Market Expect. Model antara
VPS-perusahaan Perata Laba dengan VPS-Perusahaan Bukan Perata Laba hasil nilai asymp. Sig. (2
11
tailed) = 0,532 yang artinya nilai asymp. Sig. (2 tailed) > 0,05. Pengelompokan berdasarkan Laba
Bersih Setelah Pajak dan Zero Growth Model antara VPS-perusahaan Perata Laba dengan VPS-
Perusahaan Bukan Perata Laba hasil nilai asymp. Sig. (2 tailed) = 0,612 yang artinya nilai asymp.
Sig. (2 tailed) > 0,05. Pengelompokan berdasarkan Laba Bersih Setelah Pajak dan Market Expectation
Model antara VPS-perusahaan Perata Laba dengan VPS-Perusahaan Bukan Perata Laba hasil nilai
asymp. Sig. (2 tailed) = 0,286 yang artinya nilai asymp. Sig. (2 tailed) > 0,05.
Berdasarkan hasil tersebut bahwa berdasarkan teori hipotesis pasar efisien, pasar modal
Indonesia belum efisien bentuk setengah kuat secara keputusan. Berdasarkan hasil pengujian
hipotesis diatas diketahui bahwa laporan keuangan memiliki kandungan informasi yang ditunjukkan
oleh adanya abnormal return dan volume perdagangan saham yang nilai signifikan berbeda
dengan 0 (t-value, test=0, CAR = 2,831 dan VPS = 3,003; dan Sig. 2 tailed, CAR = 0,021 dan VPS =
0,004).
SIMPULAN
Hasil ini penelitian ini mengindikasikan bahwa pada tahun 2002 kondisi pasar modal Indonesia
tidak efisien setengah kuat secara keputusan. Akan tetapi, pada tahun tersebut kondisi Pasar modal
Indoensia telah memenuhi persyaratan efisiensi pasar dalam bentuk setengah secara informasi karena
pasar modal bereaksi atas publikasi laporan laba perusahaan dalam nilai signifikan. Penelitian ini
memiliki kelemahan sebagai berikut:
1. Penelitian ini hanya menggunakan empat tahun penelitian, sebaiknya untuk penelitian yang
berkaitan perataan laba sebaiknya menggunakan data laporan keuangan lebih panjang agar
lebih detail dalam analisisnya.
2. Penelitian ini hanya menggunakan variabel abnormal return dan trading volume activity
sebagai proksi dari reaksi pasar.
3. Penelitian ini hanya menggunakan sampel perusahaan manufaktur.
12
KRITIK JURNAL
ASOSIASI ANTARA PRAKTIK PERATAAN LABA DAN REAKSI PASAR MODAL
DI INDONESIA
Oleh: Drs. Imam Subekti, M.Si., Ak
Pada dasarnya penelitian ini sudah bagus. Namun sebaiknya sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan emiten yang terdaftar di BEJ yang mulai tahun
berakhir pada 31 Desember 1999 sampai dengan 31 Desember 2004. Dalam artisan bahwa peneliti
menggunakan laporan keuangan tahunan emiten selama lima tahun berturut-turut.

More Related Content

What's hot

Kandungan informasi akuntansi
Kandungan informasi akuntansiKandungan informasi akuntansi
Kandungan informasi akuntansiDyp The Magna
Β 
Proposal metlit
Proposal metlitProposal metlit
Proposal metlitMursidMursid1
Β 
Critical review mbar kothari
Critical review mbar kothariCritical review mbar kothari
Critical review mbar kothariImma Immhaa
Β 
Eficient capital market
Eficient capital marketEficient capital market
Eficient capital marketErlinda Putri
Β 
Analisis hubungan-perataan-laba
Analisis hubungan-perataan-labaAnalisis hubungan-perataan-laba
Analisis hubungan-perataan-labaMasnaul Fuadati
Β 
Reaksi Pasar Modal terhadap Laporan Keuangan (Teori Akuntansi)
Reaksi Pasar Modal terhadap Laporan Keuangan (Teori Akuntansi)Reaksi Pasar Modal terhadap Laporan Keuangan (Teori Akuntansi)
Reaksi Pasar Modal terhadap Laporan Keuangan (Teori Akuntansi)Hening RN
Β 
Capital Market Research
Capital Market ResearchCapital Market Research
Capital Market ResearchErlinda Putri
Β 
Isu isu penetapan sak
Isu isu penetapan sakIsu isu penetapan sak
Isu isu penetapan sakFajar Rahman
Β 
Behavioral Research in Accounting
Behavioral Research in AccountingBehavioral Research in Accounting
Behavioral Research in AccountingDeady Rizky Yunanto
Β 
Makalah Teori Akuntansi: Teori Positif
Makalah Teori Akuntansi: Teori PositifMakalah Teori Akuntansi: Teori Positif
Makalah Teori Akuntansi: Teori Positifghiyats dewantara
Β 
Akuntansi positif dan akuntansi normatif
Akuntansi positif dan akuntansi normatifAkuntansi positif dan akuntansi normatif
Akuntansi positif dan akuntansi normatifneeaem
Β 
Tugas 8 konsekuensi ekonomi
Tugas 8 konsekuensi ekonomiTugas 8 konsekuensi ekonomi
Tugas 8 konsekuensi ekonomiClaryssa Verillia
Β 
Skripsi akuntansi pengaruh income smoothing (perataan laba)
Skripsi akuntansi pengaruh income smoothing (perataan laba)Skripsi akuntansi pengaruh income smoothing (perataan laba)
Skripsi akuntansi pengaruh income smoothing (perataan laba)Poetra Chebhungsu
Β 
Analisis pengaruh karakteristik_perusaha
Analisis pengaruh karakteristik_perusahaAnalisis pengaruh karakteristik_perusaha
Analisis pengaruh karakteristik_perusahaNur Hikmatuz Zaimah
Β 
Teori akuntansi
Teori akuntansiTeori akuntansi
Teori akuntansiMaya Rusli
Β 
Ringkasan materi teori_akuntansi_komplit
Ringkasan materi teori_akuntansi_komplitRingkasan materi teori_akuntansi_komplit
Ringkasan materi teori_akuntansi_komplitekosukabumi
Β 
Materi teorii-akuntansi
Materi teorii-akuntansiMateri teorii-akuntansi
Materi teorii-akuntansiAnisa Muvit
Β 

What's hot (20)

Kandungan informasi akuntansi
Kandungan informasi akuntansiKandungan informasi akuntansi
Kandungan informasi akuntansi
Β 
Proposal metlit
Proposal metlitProposal metlit
Proposal metlit
Β 
Critical review mbar kothari
Critical review mbar kothariCritical review mbar kothari
Critical review mbar kothari
Β 
Eficient capital market
Eficient capital marketEficient capital market
Eficient capital market
Β 
Makalah akuntansi Income Smoothing
Makalah akuntansi Income Smoothing Makalah akuntansi Income Smoothing
Makalah akuntansi Income Smoothing
Β 
Analisis hubungan-perataan-laba
Analisis hubungan-perataan-labaAnalisis hubungan-perataan-laba
Analisis hubungan-perataan-laba
Β 
Reaksi Pasar Modal terhadap Laporan Keuangan (Teori Akuntansi)
Reaksi Pasar Modal terhadap Laporan Keuangan (Teori Akuntansi)Reaksi Pasar Modal terhadap Laporan Keuangan (Teori Akuntansi)
Reaksi Pasar Modal terhadap Laporan Keuangan (Teori Akuntansi)
Β 
Capital Market Research
Capital Market ResearchCapital Market Research
Capital Market Research
Β 
Isu isu penetapan sak
Isu isu penetapan sakIsu isu penetapan sak
Isu isu penetapan sak
Β 
Behavioral Research in Accounting
Behavioral Research in AccountingBehavioral Research in Accounting
Behavioral Research in Accounting
Β 
Makalah Teori Akuntansi: Teori Positif
Makalah Teori Akuntansi: Teori PositifMakalah Teori Akuntansi: Teori Positif
Makalah Teori Akuntansi: Teori Positif
Β 
Akuntansi positif dan akuntansi normatif
Akuntansi positif dan akuntansi normatifAkuntansi positif dan akuntansi normatif
Akuntansi positif dan akuntansi normatif
Β 
Tugas 8 konsekuensi ekonomi
Tugas 8 konsekuensi ekonomiTugas 8 konsekuensi ekonomi
Tugas 8 konsekuensi ekonomi
Β 
K akpm21
K akpm21K akpm21
K akpm21
Β 
Skripsi akuntansi pengaruh income smoothing (perataan laba)
Skripsi akuntansi pengaruh income smoothing (perataan laba)Skripsi akuntansi pengaruh income smoothing (perataan laba)
Skripsi akuntansi pengaruh income smoothing (perataan laba)
Β 
Analisis pengaruh karakteristik_perusaha
Analisis pengaruh karakteristik_perusahaAnalisis pengaruh karakteristik_perusaha
Analisis pengaruh karakteristik_perusaha
Β 
Teori normatif
Teori normatifTeori normatif
Teori normatif
Β 
Teori akuntansi
Teori akuntansiTeori akuntansi
Teori akuntansi
Β 
Ringkasan materi teori_akuntansi_komplit
Ringkasan materi teori_akuntansi_komplitRingkasan materi teori_akuntansi_komplit
Ringkasan materi teori_akuntansi_komplit
Β 
Materi teorii-akuntansi
Materi teorii-akuntansiMateri teorii-akuntansi
Materi teorii-akuntansi
Β 

Similar to Critical jurnal pak imam subekti

Wibowo dan Mulyanto 2020,Size (-), Prof, (-), Winner Loss Stock (-).pdf
Wibowo dan Mulyanto 2020,Size (-), Prof, (-), Winner Loss Stock (-).pdfWibowo dan Mulyanto 2020,Size (-), Prof, (-), Winner Loss Stock (-).pdf
Wibowo dan Mulyanto 2020,Size (-), Prof, (-), Winner Loss Stock (-).pdfBimoKunDwiCahyo
Β 
ANALISIS FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG ...
ANALISIS FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG ...ANALISIS FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG ...
ANALISIS FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG ...Affrial Siarfi
Β 
Raisih Munandar 2016, FL (++), Prof (++).pdf
Raisih Munandar 2016, FL (++), Prof (++).pdfRaisih Munandar 2016, FL (++), Prof (++).pdf
Raisih Munandar 2016, FL (++), Prof (++).pdfBimoKunDwiCahyo
Β 
Contoh penelitian kualitatif bagus
Contoh penelitian kualitatif bagusContoh penelitian kualitatif bagus
Contoh penelitian kualitatif bagusPurwo Adi Wibowo
Β 
Analisis hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas pad...
Analisis hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas pad...Analisis hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas pad...
Analisis hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas pad...yogieardhensa
Β 
Analisis Informasi Laporan Keuangan : Lingkungan pelaporan keuangan
Analisis Informasi Laporan Keuangan : Lingkungan pelaporan keuanganAnalisis Informasi Laporan Keuangan : Lingkungan pelaporan keuangan
Analisis Informasi Laporan Keuangan : Lingkungan pelaporan keuanganAbdi Az
Β 
Ayudnika dan Yadyana 2018, Size (++ ), Prof (++ ), FL (++).pdf
Ayudnika dan Yadyana 2018, Size (++ ), Prof (++ ), FL (++).pdfAyudnika dan Yadyana 2018, Size (++ ), Prof (++ ), FL (++).pdf
Ayudnika dan Yadyana 2018, Size (++ ), Prof (++ ), FL (++).pdfBimoKunDwiCahyo
Β 
581-205-2704-1-10-20171206.pdf
581-205-2704-1-10-20171206.pdf581-205-2704-1-10-20171206.pdf
581-205-2704-1-10-20171206.pdfEkoPrasetio25
Β 
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
Β 
resume teori akuntansi
resume teori akuntansiresume teori akuntansi
resume teori akuntansiLanang Clalu
Β 
Pengaruh Kualitas Audit, Audit Tenure, dan Audit Capacity Stress terhadap Man...
Pengaruh Kualitas Audit, Audit Tenure, dan Audit Capacity Stress terhadap Man...Pengaruh Kualitas Audit, Audit Tenure, dan Audit Capacity Stress terhadap Man...
Pengaruh Kualitas Audit, Audit Tenure, dan Audit Capacity Stress terhadap Man...Trisnadi Wijaya
Β 
Ok contoh-laporan-analisis-keuangan
Ok contoh-laporan-analisis-keuanganOk contoh-laporan-analisis-keuangan
Ok contoh-laporan-analisis-keuanganyulia_ulfa
Β 
Karakteristik laba
Karakteristik labaKarakteristik laba
Karakteristik labaAmy Cuex
Β 
Kritik jurnal ilmiah (zainal fanani)
Kritik jurnal ilmiah (zainal fanani)Kritik jurnal ilmiah (zainal fanani)
Kritik jurnal ilmiah (zainal fanani)Ratna Nandri
Β 
ARUS KAS & ALK.pptx
ARUS KAS & ALK.pptxARUS KAS & ALK.pptx
ARUS KAS & ALK.pptxHilmanFauzan4
Β 
Efisiensi Pasar Modal dan Saham
Efisiensi Pasar Modal dan SahamEfisiensi Pasar Modal dan Saham
Efisiensi Pasar Modal dan SahamWawan Dwi Hadisaputro
Β 
Dewi dan Latrini 2016, CH (++), Prof (+-), RA (+-).pdf
Dewi dan Latrini 2016, CH (++), Prof (+-), RA (+-).pdfDewi dan Latrini 2016, CH (++), Prof (+-), RA (+-).pdf
Dewi dan Latrini 2016, CH (++), Prof (+-), RA (+-).pdfBimoKunDwiCahyo
Β 

Similar to Critical jurnal pak imam subekti (20)

Wibowo dan Mulyanto 2020,Size (-), Prof, (-), Winner Loss Stock (-).pdf
Wibowo dan Mulyanto 2020,Size (-), Prof, (-), Winner Loss Stock (-).pdfWibowo dan Mulyanto 2020,Size (-), Prof, (-), Winner Loss Stock (-).pdf
Wibowo dan Mulyanto 2020,Size (-), Prof, (-), Winner Loss Stock (-).pdf
Β 
ANALISIS FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG ...
ANALISIS FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG ...ANALISIS FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG ...
ANALISIS FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG ...
Β 
Raisih Munandar 2016, FL (++), Prof (++).pdf
Raisih Munandar 2016, FL (++), Prof (++).pdfRaisih Munandar 2016, FL (++), Prof (++).pdf
Raisih Munandar 2016, FL (++), Prof (++).pdf
Β 
Donna
DonnaDonna
Donna
Β 
Contoh penelitian kualitatif bagus
Contoh penelitian kualitatif bagusContoh penelitian kualitatif bagus
Contoh penelitian kualitatif bagus
Β 
Analisis hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas pad...
Analisis hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas pad...Analisis hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas pad...
Analisis hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas pad...
Β 
Analisis Informasi Laporan Keuangan : Lingkungan pelaporan keuangan
Analisis Informasi Laporan Keuangan : Lingkungan pelaporan keuanganAnalisis Informasi Laporan Keuangan : Lingkungan pelaporan keuangan
Analisis Informasi Laporan Keuangan : Lingkungan pelaporan keuangan
Β 
Ayudnika dan Yadyana 2018, Size (++ ), Prof (++ ), FL (++).pdf
Ayudnika dan Yadyana 2018, Size (++ ), Prof (++ ), FL (++).pdfAyudnika dan Yadyana 2018, Size (++ ), Prof (++ ), FL (++).pdf
Ayudnika dan Yadyana 2018, Size (++ ), Prof (++ ), FL (++).pdf
Β 
581-205-2704-1-10-20171206.pdf
581-205-2704-1-10-20171206.pdf581-205-2704-1-10-20171206.pdf
581-205-2704-1-10-20171206.pdf
Β 
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
Β 
resume teori akuntansi
resume teori akuntansiresume teori akuntansi
resume teori akuntansi
Β 
Pengaruh Kualitas Audit, Audit Tenure, dan Audit Capacity Stress terhadap Man...
Pengaruh Kualitas Audit, Audit Tenure, dan Audit Capacity Stress terhadap Man...Pengaruh Kualitas Audit, Audit Tenure, dan Audit Capacity Stress terhadap Man...
Pengaruh Kualitas Audit, Audit Tenure, dan Audit Capacity Stress terhadap Man...
Β 
Ok contoh-laporan-analisis-keuangan
Ok contoh-laporan-analisis-keuanganOk contoh-laporan-analisis-keuangan
Ok contoh-laporan-analisis-keuangan
Β 
Karakteristik laba
Karakteristik labaKarakteristik laba
Karakteristik laba
Β 
Kritik jurnal ilmiah (zainal fanani)
Kritik jurnal ilmiah (zainal fanani)Kritik jurnal ilmiah (zainal fanani)
Kritik jurnal ilmiah (zainal fanani)
Β 
ARUS KAS & ALK.pptx
ARUS KAS & ALK.pptxARUS KAS & ALK.pptx
ARUS KAS & ALK.pptx
Β 
Efisiensi Pasar Modal dan Saham
Efisiensi Pasar Modal dan SahamEfisiensi Pasar Modal dan Saham
Efisiensi Pasar Modal dan Saham
Β 
pelaporan
pelaporanpelaporan
pelaporan
Β 
Ppt kd 5.1
Ppt kd 5.1Ppt kd 5.1
Ppt kd 5.1
Β 
Dewi dan Latrini 2016, CH (++), Prof (+-), RA (+-).pdf
Dewi dan Latrini 2016, CH (++), Prof (+-), RA (+-).pdfDewi dan Latrini 2016, CH (++), Prof (+-), RA (+-).pdf
Dewi dan Latrini 2016, CH (++), Prof (+-), RA (+-).pdf
Β 

More from Sri Apriyanti Husain

7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...
7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...
7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...Sri Apriyanti Husain
Β 
7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...
7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...
7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...Sri Apriyanti Husain
Β 
15 ma aksya_tafakkur ke 1_sri apriyanti husain
15 ma aksya_tafakkur ke 1_sri apriyanti husain15 ma aksya_tafakkur ke 1_sri apriyanti husain
15 ma aksya_tafakkur ke 1_sri apriyanti husainSri Apriyanti Husain
Β 
15 ma aksya_tafakkur ke 1_sri apriyanti husain
15 ma aksya_tafakkur ke 1_sri apriyanti husain15 ma aksya_tafakkur ke 1_sri apriyanti husain
15 ma aksya_tafakkur ke 1_sri apriyanti husainSri Apriyanti Husain
Β 
Formulir pendaftaran-s3 p ps feb ub
Formulir pendaftaran-s3 p ps feb ubFormulir pendaftaran-s3 p ps feb ub
Formulir pendaftaran-s3 p ps feb ubSri Apriyanti Husain
Β 
Informasi pendaftaran pasca s2 & s3
Informasi pendaftaran  pasca s2 & s3Informasi pendaftaran  pasca s2 & s3
Informasi pendaftaran pasca s2 & s3Sri Apriyanti Husain
Β 
Informasi pendaftaran pasca s2 & s3
Informasi pendaftaran  pasca s2 & s3Informasi pendaftaran  pasca s2 & s3
Informasi pendaftaran pasca s2 & s3Sri Apriyanti Husain
Β 
146020300111009 sri apriyanti husain review jurnal_metode penelitian non posi...
146020300111009 sri apriyanti husain review jurnal_metode penelitian non posi...146020300111009 sri apriyanti husain review jurnal_metode penelitian non posi...
146020300111009 sri apriyanti husain review jurnal_metode penelitian non posi...Sri Apriyanti Husain
Β 
Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malam
Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malamReview jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malam
Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malamSri Apriyanti Husain
Β 
Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malam angkatan 24
Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malam angkatan 24Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malam angkatan 24
Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malam angkatan 24Sri Apriyanti Husain
Β 
Profit over people; neoliberalism, global order 1888363894
Profit over people; neoliberalism, global order 1888363894Profit over people; neoliberalism, global order 1888363894
Profit over people; neoliberalism, global order 1888363894Sri Apriyanti Husain
Β 
Review disertasi pak bambang haryadi
Review disertasi pak bambang haryadiReview disertasi pak bambang haryadi
Review disertasi pak bambang haryadiSri Apriyanti Husain
Β 
Review disertasi pak bambang haryadi
Review disertasi pak bambang haryadiReview disertasi pak bambang haryadi
Review disertasi pak bambang haryadiSri Apriyanti Husain
Β 
Psak 65-laporan-keuangan-konsolidasian-ifrs-10-consolidated-fs-22012014
Psak 65-laporan-keuangan-konsolidasian-ifrs-10-consolidated-fs-22012014Psak 65-laporan-keuangan-konsolidasian-ifrs-10-consolidated-fs-22012014
Psak 65-laporan-keuangan-konsolidasian-ifrs-10-consolidated-fs-22012014Sri Apriyanti Husain
Β 
Psak 62-kontrak-asuransi-140212
Psak 62-kontrak-asuransi-140212Psak 62-kontrak-asuransi-140212
Psak 62-kontrak-asuransi-140212Sri Apriyanti Husain
Β 
Psak 58-aset-tidak-lancar-yang-dimiliki-untuk-dijual-dan-operasi-yang-dihenti...
Psak 58-aset-tidak-lancar-yang-dimiliki-untuk-dijual-dan-operasi-yang-dihenti...Psak 58-aset-tidak-lancar-yang-dimiliki-untuk-dijual-dan-operasi-yang-dihenti...
Psak 58-aset-tidak-lancar-yang-dimiliki-untuk-dijual-dan-operasi-yang-dihenti...Sri Apriyanti Husain
Β 
Psak 55-pengakuan-instrumen-keuangan-ias-39-18122013-pokok
Psak 55-pengakuan-instrumen-keuangan-ias-39-18122013-pokokPsak 55-pengakuan-instrumen-keuangan-ias-39-18122013-pokok
Psak 55-pengakuan-instrumen-keuangan-ias-39-18122013-pokokSri Apriyanti Husain
Β 

More from Sri Apriyanti Husain (20)

7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...
7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...
7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...
Β 
7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...
7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...
7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...
Β 
15 ma aksya_tafakkur ke 1_sri apriyanti husain
15 ma aksya_tafakkur ke 1_sri apriyanti husain15 ma aksya_tafakkur ke 1_sri apriyanti husain
15 ma aksya_tafakkur ke 1_sri apriyanti husain
Β 
15 ma aksya_tafakkur ke 1_sri apriyanti husain
15 ma aksya_tafakkur ke 1_sri apriyanti husain15 ma aksya_tafakkur ke 1_sri apriyanti husain
15 ma aksya_tafakkur ke 1_sri apriyanti husain
Β 
Formulir pendaftaran-s3 p ps feb ub
Formulir pendaftaran-s3 p ps feb ubFormulir pendaftaran-s3 p ps feb ub
Formulir pendaftaran-s3 p ps feb ub
Β 
Informasi pendaftaran pasca s2 & s3
Informasi pendaftaran  pasca s2 & s3Informasi pendaftaran  pasca s2 & s3
Informasi pendaftaran pasca s2 & s3
Β 
Informasi pendaftaran pasca s2 & s3
Informasi pendaftaran  pasca s2 & s3Informasi pendaftaran  pasca s2 & s3
Informasi pendaftaran pasca s2 & s3
Β 
Tugas regresi berganda
Tugas regresi bergandaTugas regresi berganda
Tugas regresi berganda
Β 
Alfamart
AlfamartAlfamart
Alfamart
Β 
146020300111009 sri apriyanti husain review jurnal_metode penelitian non posi...
146020300111009 sri apriyanti husain review jurnal_metode penelitian non posi...146020300111009 sri apriyanti husain review jurnal_metode penelitian non posi...
146020300111009 sri apriyanti husain review jurnal_metode penelitian non posi...
Β 
Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malam
Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malamReview jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malam
Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malam
Β 
Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malam angkatan 24
Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malam angkatan 24Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malam angkatan 24
Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malam angkatan 24
Β 
Profit over people; neoliberalism, global order 1888363894
Profit over people; neoliberalism, global order 1888363894Profit over people; neoliberalism, global order 1888363894
Profit over people; neoliberalism, global order 1888363894
Β 
Review disertasi pak bambang haryadi
Review disertasi pak bambang haryadiReview disertasi pak bambang haryadi
Review disertasi pak bambang haryadi
Β 
Review disertasi full
Review disertasi fullReview disertasi full
Review disertasi full
Β 
Review disertasi pak bambang haryadi
Review disertasi pak bambang haryadiReview disertasi pak bambang haryadi
Review disertasi pak bambang haryadi
Β 
Psak 65-laporan-keuangan-konsolidasian-ifrs-10-consolidated-fs-22012014
Psak 65-laporan-keuangan-konsolidasian-ifrs-10-consolidated-fs-22012014Psak 65-laporan-keuangan-konsolidasian-ifrs-10-consolidated-fs-22012014
Psak 65-laporan-keuangan-konsolidasian-ifrs-10-consolidated-fs-22012014
Β 
Psak 62-kontrak-asuransi-140212
Psak 62-kontrak-asuransi-140212Psak 62-kontrak-asuransi-140212
Psak 62-kontrak-asuransi-140212
Β 
Psak 58-aset-tidak-lancar-yang-dimiliki-untuk-dijual-dan-operasi-yang-dihenti...
Psak 58-aset-tidak-lancar-yang-dimiliki-untuk-dijual-dan-operasi-yang-dihenti...Psak 58-aset-tidak-lancar-yang-dimiliki-untuk-dijual-dan-operasi-yang-dihenti...
Psak 58-aset-tidak-lancar-yang-dimiliki-untuk-dijual-dan-operasi-yang-dihenti...
Β 
Psak 55-pengakuan-instrumen-keuangan-ias-39-18122013-pokok
Psak 55-pengakuan-instrumen-keuangan-ias-39-18122013-pokokPsak 55-pengakuan-instrumen-keuangan-ias-39-18122013-pokok
Psak 55-pengakuan-instrumen-keuangan-ias-39-18122013-pokok
Β 

Recently uploaded

PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
Β 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
Β 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
Β 
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).pptSIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).pptAchmadHasanHafidzi
Β 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
Β 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
Β 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
Β 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
Β 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
Β 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
Β 
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxPerkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxzulfikar425966
Β 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
Β 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
Β 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptatiakirana1
Β 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategikmonikabudiman19
Β 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
Β 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
Β 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
Β 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
Β 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
Β 

Recently uploaded (20)

PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
Β 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
Β 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
Β 
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).pptSIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
Β 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Β 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
Β 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Β 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Β 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
Β 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Β 
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxPerkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Β 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Β 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Β 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Β 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Β 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
Β 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Β 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Β 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
Β 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Β 

Critical jurnal pak imam subekti

  • 1. 0 RINGKASAN MATERI KULIAH JURNAL REACTIONS OF CAPITAL MARKETS TO FINANCIAL REPORTING (Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok Matakuliah Teori Akuntansi) Oleh: 1. Mohamad Anwar Thalib (146020300111008) 2. Sri Apriyanti Husain (146020300111009) 3. Ditya Wardana (146020300111010) PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014
  • 2. 1 ASOSIASI ANTARA PRAKTIK PERATAAN LABA DAN REAKSI PASAR MODAL DI INDONESIA Oleh: Drs. Imam Subekti, M.Si., Ak PENDAHULUAN Salah satu parameter yang sering digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan adalah laba. Sebagaimana yang terdapat dalam Statement of Accounting Concepts (SFAC) No. 1 tentang informasi laba, selain untuk menilai kinerja manajemen, informasi laba juga untuk membantu mengestimasi kemampuan laba yang representatif dan mengukur risiko dalam investasi atau kredit, (Parawiyati dan Baridwan, 1998). Laba yang meningkat dari periode sebelumnya akan mengindikasikan baiknya kinerja perusahaan sehingga mempengaruhi peningkatan harga saham perusahaan. Bahkan menurut Baettie dkk dalam Assih dan Gudono (2000), informasi laba yang diberikan oleh perusahaan seringkali menjadi pusat perhatian investor dibandingkan prosedur yang digunakan perusahaan untuk menghasilkan informasi laba tersebut. Akibatnya, kondisi tersebut menciptakan peluang bagi manajer untuk melakukan tindakan manipulasi laba (earnings manipulation). Tindakan manipulasi laba dapat dilakukan melalui perataan laba (income smooting). Menurut Jin dan Machfoedz (1998), tindakan perataan laba dilakukan oleh manajer untuk menciptakan laba yang stabil dan mengurangi covariance dari market return. Mereka juga menambahkan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan tersebut diharapkan dapat memberi pengaruh yang menguntungkan bagi nilai saham serta penilaian kinerja manajer. Sementara untuk mengetahui reaksi pelaku pasar modal terhadap informasi yang dipublikasikan di pasar modal, dapat diproksikan dengan variabel abnormal return dan volume perdagangan saham. Perubahan harga saham akan dapat menggambarkan bentuk efisiensi pasar modal. Semakin efisien pasar, maka semakin cepat informasi tersebut terefleksi dalam harga saham. Penelitian ini merupakan kelanjutan dari penelitian Assih dan Gudono (2000) yang menguji reaksi pasar atas informasi laba yang diproksikan hanya dengan abnormal return pada perusahaan perata laba maupun perusahaan non perata laba. Sedangkan penelitian ini akan menambah proksi variabel reaksi pasar yaitu selain abnormal return juga volume perdagangan saham. Selain itu dalam penelitian ini, perataan laba lebih berfungsi sebagai variabel moderating dan reaksi pasar diproksikan dengan abnormal return untuk mengetahui perubahan harga saham dan mengamati volume perdagangan saham. Selanjutnya, untuk informasi laba diproksikan dengan unexpectedearnings yang dikelompokkan menjadi positive
  • 3. 2 earnings surprise dan negative earnings surprise. Hasil penelitian diharapkan dapat menggambarkan kondisi pasar modal Indonesia secara lebih lengkap baik tentang bentuk efisiennya (abnormal return) maupun likuiditasnya (volume perdagangan saham). TINJAUAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Motivasi dari Tindakan Perataan Laba Penelitian yang dilakukan oleh Salno dan Baridwan (2000) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perataan laba serta keterkaitannya dengan kinerja saham menujukan bahwa perataan laba terkait erat dengan konsep manajemen laba. Konsep manajemen laba menggunakan dasar teori agency yang menyatakan bahwa praktik manajemen laba dipengaruhi oleh konflik kepentingan antara manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang timbul ketika setiap pihak berusaha untuk mencapai atau mempertahankan tingkat kemakmuran yang dikehendakinya. Menurut Koch (1981), perataan laba adalah cara yang digunakan oleh manajemen untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan agar sesuai dengan target yang diinginkan baik secara artifisial (melalui metoda akuntansi) maupun secara riil (melalui transaksi). Perataan laba merupakan suatu perilaku yang rasional yang didasarkan atas asumsi dalam positive accounting theory bahwa manajemen (agent) merupakan individual yang rasional yang memperhatikan kepentingan dirinya. Berdasarkan asumsi tersebut, maka motivasi yang mempengaruhi pilihan manajer atas kebijakan tertentu adalah dengan memaksimumkan kepentingannya. Dalam hal ini, kepentingan manajer tergantung pada nilai perusahaan yang dapat dilihat pada reaksi pasar atas saham perusahaan yang didasarkan atas laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan. Menurut Sutrisno (2001), manajer yang melakukan tindakan perataan laba, akan melaporkan laba lebih rendah ketika laba yang dapat direalisasi tinggi dan melaporkan laba lebih tinggi ketika laba yang dapat direalisasi rendah. Hepwort dalam Jatiningrum (2000) menyatakan bahwa tindakan perataan laba yang dilakukan oleh manajemen merupakan suatu tindakan yang logis dan rasional bagi manajer, yang disebabkan oleh beberapa alasan, yaitu: 1) Sebagai rekayasa untuk mengurangi laba dan menaikkan biaya pada perioda berjalan yang dapat mengurangi hutang pajak. 2) Tindakan perataan laba dapat meningkatkan kepercayaan investor, karena mendukung kestabilan penghasilan dan kebijakan dividen sesuai dengan keinginan. 3) Tindakan perataan laba dapat mempererat hubungan antara manajer dan karyawan karena dapat menghindari permintaan kenaikan upah/ gaji oleh karyawan.
  • 4. 3 4) Tindakan perataan laba memiliki dampak psikologis pada perekonomian, dimana kemajuan dan kemunduran dapat dibandingkan dan gelombang optimisma dan pesimisma dapat ditekan. Sementara menurut Brayshaw dan Eldin (1989), terdapat dua hal yang memotivasi manajer dalam mengambil keputusan untuk melakukan perataan laba yaitu: 1) Rencana kompensasi manajemen yang biasanya dihubungkan dengan kinerja perusahaan yang ditunjukkan dalam laba yang dilaporkan, sehingga setiap fluktuasi dalam laba akan mempengaruhi langsung terhadap kompensasinya. 2) Fluktuasi dalam kinerja manajemen mungkin mengakibatkan intervensi pemilik untuk mengganti manajemen dengan cara pengambilalihan atau penggantian manajemen secara langsung, dan ancaman penggantian manajemen ini mendorong manajemen untuk membuat laporan kinerja yang sesuai dengan keinginan pemilik. Terdapat dua jenis perataan laba (Dascher dan Malcom, 1970), yaitu sebagai berikut: 1) Real smooting, merupakan suatu transaksi yang sesungguhnya untuk dilakukan atau tidak dilakukan berdasar pengaruh perataannya pada laba. 2) Artificial smooting merupakan perataan laba dengan menerapkan prosedur akuntansi untuk memindahkan biaya dan/ atau pendapatan dari suatu perioda ke perioda lainnya. Perataan laba ini dapat dilakukan dengan 3 cara (Brayshaw dan Eldin, 1989) yaitu sebagai berikut. Pertama, melalui keterjadian/pengakuan suatu peristiwa (smoothing through event strategic management occurance or recognation). Perataan laba dapat dilakukan dengan cara mengatur waktu transaksi aktual sehingga dapat mengurangi fluktuasi pendapatan yang dilaporkan. Kedua, melalui alokasi waktu (smoothing through allocation over time), dimana manajemen dapat mengalokasikan pendapatan/biaya tertentu dalam periode keuangan yang berbeda. Ketiga, melalui klasifikasi (classificatory smoothing), dimana manajemen mengklasifikasikan item-item dalam laba (extra-ordinary items atau ordinary items) untuk menimbulkan kesan yang lebih merata pada laporan keuangan yang dilaporkan. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perataan Laba Berdasarkan hasil penelitian Jin dan Machfoedz (1998), faktor yang berpengaruh terhadap praktik perataan laba adalah variabel leverage operasi sedangkan variabel ukuran perusahaan, profitabilitas dan sektor industri tidak berpengaruh. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Narsa dkk (2003) yang menunjukan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif dengan praktik perataan laba. Sedangkan Jatiningrum (2000) menunjukkan bahwa praktik perataan laba dipengaruhi oleh variabel profitabilitas dan untuk
  • 5. 4 ukuran perusahaan dan sektor industri bukan merupakan faktor pendorong pelaksanaan praktik perataan laba. Sementara itu, Salno dan Baridwan (2000) yang menggunakan instrumen besaran perusahaan, Net Profit Margin (NPM), kelompok usaha, dan winner/ losser stocks menyimpulkan bahwa baik besaran perusahaan, NPM, kelompok usaha maupun winner/ losser stocks tidak berpengaruh terhadap praktik pemerataan laba. Reaksi Pasar Modal Untuk mempelajari reaksi pasar atas suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman digunakanlah studi peristiwa (pengujian kandungan informasi) yang bertujuan untuk mengukur hubungan antara suatu peristiwa atau informasi dengan reaksi pasar apakah informasi tersebut dapat mempengaruhi perubahan harga saham atau besarnya volume perdagangan saham. Jika pengumuman mengandung informasi maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar dan reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas yang bersangkutan. Untuk mengukur adanya reaksi pasar dapat menggunakan variabel abnormal return dan volume perdagangan saham. Dalam penelitian ini, informasi yang diuji adalah informasi laba perusahaan. Ball dan Brown (1968) menyatakan bahwa informasi yang terkandung dalam angka akuntansi berguna jika laba yang sesungguhnya berbeda dengan laba harapan investor. Hal ini didukung oleh Beaver (1968) yang menyatakan jika pengumuman laba tahunan mengandung informasi, maka variabilitas perubahan harga akan nampak lebih besar pada saat laba diumumkan daripada saat lain selama tahun yang bersangkutan. Selain itu, Utami dan Suharmadi (1998) yang meneliti tentang pengaruh informasi penghasilan perusahaan terhadap harga saham di BEJ menyimpulkan bahwa informasi penghasilan yang diberikan oleh perusahaan memberikan pengaruh terhadap harga saham di BEJ. Dalam hal ini saham yang memiliki unexpected income positif menghasilkan abnormal return rata-rata yang lebih besar dibanding dengan saham yang memiliki unexpected income negatif, sehingga semakin besar tingkat penghasilan semakin optimis investor terhadap return perusahaan. Reaksi pasar modal dapat pula diproksikan dengan volume perdagangan saham. Perbedaan volume perdagangan saham yang signifikan antara pada waktu pengumuman informasi dengan waktu diluar pengumuman informasi mengindikasikan bahwa adanya reaksi pasar modal atas publikasi tersebut. Pemicu adanya kenaikan atau penurunan volume perdagangan saham yang signifikan tersebut antara lain adanya abnormal return. Pada kondisi pasar modal yang efisien adanya abnormal return yang positif akan memicu kenaikan volume
  • 6. 5 perdagangan saham. Sebaliknya, adanya abnormal return yang negatif dapat memicu penurunan volume perdagangan saham. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa abnormal return mempunyai hubungan positif dengan volume perdagangan saham. Selain itu, Beza dan Naim (1998) juga menyatakan bahwa terdapat peningkatan dalam volume saham secara signifikan setelah pengumuman laba tahunan jika dibandingkan dengan sebelum pengumuman laba tahunan. Sehingga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: H1A : Reaksi pasar modal yang diproksikan dengan abnormal return adalah berbeda antara perusahaan perata laba dengan perusahaan non perata laba. H1B : Reaksi pasar modal yang diproksikan dengan volume perdagangan saham adalah berbeda antara perusahaan perata laba dengan perusahaan non perata laba. H2A : Reaksi pasar modal yang diproksikan dengan abnormal return pada perusahaan yang menunjukkan positive earnings surprise adalah berbeda antara perusahaan perata laba dengan perusahaan non perata laba. H2B : Reaksi pasar modal yang diproksikan dengan volume perdagangan saham pada perusahaan yang menunjukkan positive earnings surprise adalah berbeda antara perusahaan perata laba dengan perusahaan non perata laba. H3A : Reaksi pasar modal yang diproksikan dengan abnormal return pada perusahaan yang memiliki negative earnings surprise adalah berbeda antara perusahaan perata laba dengan perusahaan non perata laba. H3B : Reaksi pasar modal yang diproksikan dengan volume perdagangan saham pada perusahaan yang memiliki negative earnings surprise adalah berbeda antara perusahaan perata laba dengan perusahaan non perata laba. METODA PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan publik yang terdaftar di PT. Bursa Efek Jakarta (BEJ). Sampel adalah perusahaan manufaktur yang diambil dengan metode purposive sampling. Kriterianya sebagai berikut: 1. Perusahaan masuk dalam sektor industri manufaktur. Kriteria ini bertujuan untuk menghindari bias karena perbedaan industri dan karena sektor manufaktur mempunyai akun relatif besar yang memungkinkan untuk dilakukannya perataan laba. 2. Perusahaan telah terdaftar di Bursa Efek Jakarta sejak 1 Januari 1999 sampai dengan tahun 2002 secara terus menerus.
  • 7. 6 3. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan untuk periode 1999 sampai 2002 dan laporan keuangan berakhir 31 Desember. 4. Data tanggal pengumuman laba periode 31 Desember 2002 tersedia di bursa atau di media massa. 5. Selama periode pengamatan tidak terjadi peristiwa ekonomi lain yang dapat mengganggu pengamatan. Hal ini bertujuan untuk menghindari bias reaksi pasar karena peristiwa lain (confounding effect). Perusahaan manufaktur yang masuk dalam sampel setelah melalui seleksi sesuai dengan kriteria purposive sampling adalah sebanyak 84 perusahaan. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam analisis penelitian ini adalah data sekunder. Jenis dan sumber data tersebut adalah sebagai berikut: 1. Laporan keuangan tahunan emiten yang terdaftar di BEJ yang mulai tahun berakhir pada 31 Desember 1999 sampai dengan 31 Desember 2002 yang diperoleh dari Database AnnualReport POJOK BEJ-UNIBRAW. 2. Abnormal return dan volume perdagangan saham diperoleh dari Indonesian Securities Market Database. 3. Tanggal publikasi laporan keuangan diperoleh dari situs PT. Bursa Efek Jakarta (BEJ) www.jsc.co.id Pengukuran Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: 1. Unexpected Earnings Model yang digunakan untuk menghitung laba harapan adalah model penaksiran laba zero growth model dan market expectation model. Model penaksiran zero growth model digunakan jika perusahaan melakukan perataan laba dengan sempurna maka laba yang dilaporkan akan sama antara perioda sekarang dengan perioda sebelumnya. Sedangkan, model market expectation model digunakan karena penelitian ini merupakan penelitian yang menghubungkan laba harapan dengan harga saham. a. Model Zero Growth UE it = E it – E it-1 , (UE= unexpected Earning, E= earning) b. Model Market Expectation UE it = E it – a it - b it M it Keterangan: UE it : laba kejutan untuk perusahaan i pada tahun t. E it : laba yang dilaporkan untuk perusahaan i pada tahun t. E it-1 : laba yang dilaporkan untuk perusahaan i pada tahun sebelumnya (t-1).
  • 8. 7 M it : rata-rata laba seluruh perusahaan yang ada di pasar,selain perusahaan i pada tahun t, a it dan b it adalah parameter yang ditaksir dari regresi atas laba perusahaan ipada tahun t dengan rata-rata laba perusahaan yang ada di pasar, selain perusahaan i dengan menggunakan data sampai t-1. 2. Cumulative Abnormal Return (CAR) CAR adalah jumlah dari abnormal return dari masing-masing sampel selama perioda jendela 11 hari disekitar tanggal pengumuman laporan laba. Koreksi atas abnormal return ini menggunakan model Fowler dan Rorke sesuai dengan perhitungan dalam Indonesian Securities Market Database (ISMD) dari PPA FE-UGM. AR it = R it - E(R it ) (AR= Abnormal Return, R= Actual Return, E(R)= Expected Return) AR dihitung dari perioda jendela dari peristiwa pengumuman laba tahun 2002 selama 11 hari (5 hari sebelum pengumuman, 1 hari saat,dan 5 hari setelah pengumuman). Koreksi atas abnormal return dengan model Fowler dan Rorke dilakukan dengan periode lead dan lag 4 hari yang prosedurnya sebagai berikut: β€’ Mengoperasikan persamaan regresi berganda yang dirumuskan sebagai berikut: 𝑅 𝑖𝑑 = 𝛼𝑖 + 𝛽𝑖 βˆ’4 𝑅 π‘€π‘‘βˆ’4 + 𝛽𝑖 βˆ’3 𝑅 π‘€π‘‘βˆ’3 + 𝛽𝑖 βˆ’2 𝑅 π‘€π‘‘βˆ’2 + 𝛽𝑖 βˆ’1 𝑅 π‘€π‘‘βˆ’1 + 𝛽𝑖 0 𝑅 𝑀𝑑 + 𝛽𝑖 +1 𝑅 𝑀𝑑+1 + 𝛽𝑖 +2 𝑅 𝑀𝑑+2 + 𝛽𝑖 +3 𝑅 𝑀𝑑+3 + 𝛽𝑖 +4 𝑅 𝑀𝑑+4 + πœ€π‘–π‘‘ β€’ Mengoperasikan persamaan regresi untuk mendapatkan korelasi serial return indeks pasardengan return indeks pasar periode sebelumnya sebagai berikut: 𝑅 𝑀𝑑 = 𝛼𝑖 + 𝜌1 𝑅 π‘€π‘‘βˆ’1 + 𝜌2 𝑅 π‘€π‘‘βˆ’2 + 𝜌3 𝑅 π‘€π‘‘βˆ’3 + 𝜌4 𝑅 π‘€π‘‘βˆ’4 + πœ€π‘–π‘‘ β€’ Menghitung bobot dari masing-masing hari dengan rumus sebagai berikut: 𝑀1 = 1 + 2𝜌1 + 2𝜌2 + 2𝜌3 + 𝜌4 1 + 2𝜌1 + 2𝜌2 + 2𝜌3 + 2𝜌4 𝑀2 = 1 + 2𝜌1 + 2𝜌2 + 2𝜌3 + 𝜌4 1 + 2𝜌1 + 2𝜌2 + 2𝜌3 + 2𝜌4 𝑀3 = 1 + 2𝜌1 + 2𝜌2 + 2𝜌3 + 𝜌4 1 + 2𝜌1 + 2𝜌2 + 2𝜌3 + 2𝜌4
  • 9. 8 𝑀4 = 1 + 2𝜌1 + 2𝜌2 + 2𝜌3 + 𝜌4 1 + 2𝜌1 + 2𝜌2 + 2𝜌3 + 2𝜌4 β€’ Menghitung beta dikoreksi sekuritas ke-i yang merupakan penjumlahan koefisien regresiberganda dengan bobot. πœŒπ‘– = 𝑀4 π›½π‘–βˆ’4 + 𝑀3 π›½π‘–βˆ’3 + 𝑀2 π›½π‘–βˆ’2 + 𝑀1 π›½π‘–βˆ’1 + 𝛽0 + 𝑀1 π›½π‘–βˆ’1 + 𝑀2 π›½π‘–βˆ’2 + 𝑀3 π›½π‘–βˆ’3 + 𝑀4 π›½π‘–βˆ’4 3. Volume Perdagangan Saham (VPS) 𝑉𝑃𝑆𝑖𝑑 = βˆ‘ π‘†π‘Žβ„Žπ‘Žπ‘š 𝑖 π‘‘π‘–π‘‘π‘Ÿπ‘Žπ‘›π‘ π‘Žπ‘˜π‘ π‘–π‘˜π‘Žπ‘› π‘€π‘Žπ‘˜π‘‘π‘’ 𝑑 βˆ‘ π‘†π‘Žβ„Žπ‘Žπ‘š 𝑖 π‘π‘’π‘Ÿπ‘’π‘‘π‘Žπ‘Ÿ π‘€π‘Žπ‘˜π‘‘π‘’ 𝑑 4. Indeks Perataan Laba (IPL) IPL berfungsi untuk mengelompokkan perusahaan sebagai perata laba atau bukan perata laba. πΌπ‘›π‘‘π‘’π‘˜π‘  π‘π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Žπ‘Žπ‘› π‘™π‘Žπ‘π‘Ž (𝐼𝑃𝐿) = πΆπ‘‰βˆ†πΌ πΆπ‘‰βˆ†π‘  Keterangan: βˆ†I : perubahan laba dalam satu perioda βˆ†S : perubahan penjualan dalam satu perioda CV : koefisien variasi yang dihitung dengan cara sebagaiberikut: CV = Deviasi Standar/ Nilai yang diharapkan CVβˆ†πΌ: koefisien variasi untuk perubahan laba CVβˆ†π‘ : koefisien variasi untuk perubahan penjualan CVβˆ†πΌ dan CVβˆ†π‘  dapat dihitung dengan rumus sebagaiberikut: CVβˆ†πΌ dan CVβˆ†π‘  = √ π‘‰π‘Žπ‘Ÿπ‘–π‘Žπ‘›π‘π‘’ 𝐸π‘₯𝑝𝑒𝑐𝑑𝑒𝑑 π‘‰π‘Žπ‘™π‘’π‘’ Atau, CVβˆ†πΌ dan CVβˆ†π‘  = √ βˆ‘(βˆ†π‘₯βˆ’ βˆ†π‘₯) 2 π‘›βˆ’1 Γ· βˆ†π‘₯ βˆ†π‘₯ : perubahan laba (I) atau penjualan (S) antara tahun n dengan n-1 N : banyaknya tahun yang diamati Perusahaan diklasifikasikan sebagai bukan perata laba jika CVβˆ†πΌ > CVβˆ†π‘ , sebaliknya jika CVβˆ†πΌ < CVβˆ†π‘  maka perusahaan akan diklasifikasikan sebagai perusahaan bukan perata laba. Pengujian Hipotesis
  • 10. 9 Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, data abnormal return dan volume perdagangan saham disekitar tanggal pengumuman laba akan diuji kenormalitasnya dengan kolmogorov-smirnov goodness of fit test. Apabila distribusi data adalah normal maka pengujian hipotesis menggunakan parametrc test: independent samples t-test. Tetapi jika distribusi data adalah tidak normal maka digunakan nonparametric test: man-whitney test. HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Hasil pengujian kolmogorov-smirnov goodness of fit test menunjukkan bahwa baik variabel CAR maupun TVA untuk keseluruhan data merupakan data tidak berdistribusi normal karena nilai 2 tailed p < 0.05, sehingga untuk pengujian keseluruhan hipotesis digunakan man whitney test (non parametrik). Berdasarkan pada hasil pengujian hipotesis satu (H 1A dan H 1B ) pada tabel 5 tersebut dapat disimpulkan bahwa reaksi pasar modal yang diproksikan oleh abnormal return dan volume perdagangan saham antara perusahaan perata laba dengan bukan perata laba tidak berbeda. Ini berarti bahwa hipotesis (H 1A dan H 1B ) tidak didukung. Dapat dilihat pada pengelompokan A. Proksi Abnormal Return yang dikelompokkan berdasarkan Laba Operasi antara CAR-perusahaan Perata Laba dengan CAR-Perusahaan Bukan Perata Laba hasil nilai asymp. Sig. (2 tailed) = 0,314 yang artinya nilai asymp. Sig. (2 tailed) > 0,05. Sedangkan yang dikelompokkan berdasarkan Laba Bersih Setelah Pajak antara CAR-perusahaan Perata Laba dengan CAR-Perusahaan Bukan Perata Laba hasil nilai asymp. Sig. (2 tailed) = 0,856 yang artinya nilai asymp. Sig. (2 tailed) > 0,05. Dapat dilihat juga pada pengelompokan B. Proksi Volume Perdagangan Saham yang dikelompokkan berdasarkan Laba Operasi antara VPS-perusahaan Perata Laba dengan VPS-Perusahaan Bukan Perata Laba hasil nilai asymp. Sig. (2 tailed) = 0,353 yang artinya nilai asymp. Sig. (2 tailed) > 0,05. Sedangkan yang dikelompokkan berdasarkan Laba Bersih Setelah Pajak antara VPS-perusahaan Perata Laba dengan VPS-Perusahaan Bukan Perata Laba hasil nilai asymp. Sig. (2 tailed) = 0,431 yang artinya nilai asymp. Sig. (2 tailed) > 0,05. Berdasarkan pada hasil pengujian hipotesis dua (H 2A dan H 2B ) pada tabel 6 tersebut dapat disimpulkan bahwa reaksi pasar modal yang diproksikan oleh abnormal return dan volume perdagangan saham antara perusahaan perata laba dengan bukan perata laba tidak berbeda. Ini berarti bahwa hipotesis dua (H 2A dan H 2B ) tidak didukung. Dapat dilihat pada pengelompokan A. Proksi Abnormal Return yang dikelompokkan berdasarkan Laba Operasidan Zero Growth Model antara CAR-perusahaan Perata Laba dengan CAR-Perusahaan Bukan Perata Laba hasil nilai asymp. Sig. (2 tailed) = 0,219 yang artinya nilai asymp. Sig. (2 tailed) > 0,05. Pengelompokkan berdasarkan Laba Operasi dan Market Expect. Model antara CAR-perusahaan Perata Laba dengan CAR-Perusahaan Bukan Perata Laba hasil nilai asymp. Sig. (2 tailed) = 0,844 yang artinya nilai asymp. Sig. (2 tailed) > 0,05. Pengelompokan berdasarkan Laba Bersih Setelah
  • 11. 10 Pajak dan Zero Growth Model antara CAR-perusahaan Perata Laba dengan CAR-Perusahaan Bukan Perata Laba hasil nilai asymp. Sig. (2 tailed) = 0,869 yang artinya nilai asymp. Sig. (2 tailed) > 0,05. Pengelompokan berdasarkan Laba Bersih Setelah Pajak dan Market Expectation Model antara CAR-perusahaan Perata Laba dengan CAR-Perusahaan Bukan Perata Laba hasil nilai asymp. Sig. (2 tailed) = 0,751 yang artinya nilai asymp. Sig. (2 tailed) > 0,05. Dapat dilihat juga pada pengelompokan B. Proksi Volume Perdagangan Saham yang dikelompokkan berdasarkan Laba Operasidan Zero Growth Model antara VPS-perusahaan Perata Laba dengan VPS- Perusahaan Bukan Perata Laba hasil nilai asymp. Sig. (2 tailed) = 0,133 yang artinya nilai asymp. Sig. (2 tailed) > 0,05. Pengelompokkan berdasarkan Laba Operasidan Market Expect. Model antara VPS-perusahaan Perata Laba dengan VPS-Perusahaan Bukan Perata Laba hasil nilai asymp. Sig. (2 tailed) = 0,188 yang artinya nilai asymp. Sig. (2 tailed) > 0,05. Pengelompokan berdasarkan Laba Bersih Setelah Pajak dan Zero Growth Model antara VPS-perusahaan Perata Laba dengan VPS- Perusahaan Bukan Perata Laba hasil nilai asymp. Sig. (2 tailed) = 0,247 yang artinya nilai asymp. Sig. (2 tailed) > 0,05. Pengelompokan berdasarkan Laba Bersih Setelah Pajak dan Market Expectation Model antara VPS-perusahaan Perata Laba dengan VPS-Perusahaan Bukan Perata Laba hasil nilai asymp. Sig. (2 tailed) = 0,173 yang artinya nilai asymp. Sig. (2 tailed) > 0,05. Berdasarkan pada hasil pengujian hipotesis tiga (H 3A dan H 3B ) pada tabel 7 tersebut dapat disimpulkan bahwa reaksi pasar modal yang diproksikan oleh abnormal return dan volume perdagangan saham antara perusahaan perata laba dengan bukan perata laba tidak berbeda. Ini berarti bahwa hipotesis (H 3A dan H 3B ) tidak didukung. Dapat dilihat pada pengelompokan A. Proksi Abnormal Return yang dikelompokkan berdasarkan Laba Operasidan Zero Growth Model antara CAR-perusahaan Perata Laba dengan CAR-Perusahaan Bukan Perata Laba hasil nilai asymp. Sig. (2 tailed) = 0,085 yang artinya nilai asymp. Sig. (2 tailed) > 0,05. Pengelompokkan berdasarkan Laba Operasi dan Market Expect. Model antara CAR-perusahaan Perata Laba dengan CAR-Perusahaan Bukan Perata Laba hasil nilai asymp. Sig. (2 tailed) = 0,182 yang artinya nilai asymp. Sig. (2 tailed) > 0,05. Pengelompokan berdasarkan Laba Bersih Setelah Pajak dan Zero Growth Model antara CAR-perusahaan Perata Laba dengan CAR-Perusahaan Bukan Perata Laba hasil nilai asymp. Sig. (2 tailed) = 0,406 yang artinya nilai asymp. Sig. (2 tailed) > 0,05. Pengelompokan berdasarkan Laba Bersih Setelah Pajak dan Market Expectation Model antara CAR-perusahaan Perata Laba dengan CAR-Perusahaan Bukan Perata Laba hasil nilai asymp. Sig. (2 tailed) = 0,391 yang artinya nilai asymp. Sig. (2 tailed) > 0,05. Dapat dilihat juga pada pengelompokan B. Proksi Volume Perdagangan Saham yang dikelompokkan berdasarkan Laba Operasidan Zero Growth Model antara VPS-perusahaan Perata Laba dengan VPS- Perusahaan Bukan Perata Laba hasil nilai asymp. Sig. (2 tailed) = 0,977 yang artinya nilai asymp. Sig. (2 tailed) > 0,05. Pengelompokkan berdasarkan Laba Operasidan Market Expect. Model antara VPS-perusahaan Perata Laba dengan VPS-Perusahaan Bukan Perata Laba hasil nilai asymp. Sig. (2
  • 12. 11 tailed) = 0,532 yang artinya nilai asymp. Sig. (2 tailed) > 0,05. Pengelompokan berdasarkan Laba Bersih Setelah Pajak dan Zero Growth Model antara VPS-perusahaan Perata Laba dengan VPS- Perusahaan Bukan Perata Laba hasil nilai asymp. Sig. (2 tailed) = 0,612 yang artinya nilai asymp. Sig. (2 tailed) > 0,05. Pengelompokan berdasarkan Laba Bersih Setelah Pajak dan Market Expectation Model antara VPS-perusahaan Perata Laba dengan VPS-Perusahaan Bukan Perata Laba hasil nilai asymp. Sig. (2 tailed) = 0,286 yang artinya nilai asymp. Sig. (2 tailed) > 0,05. Berdasarkan hasil tersebut bahwa berdasarkan teori hipotesis pasar efisien, pasar modal Indonesia belum efisien bentuk setengah kuat secara keputusan. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diatas diketahui bahwa laporan keuangan memiliki kandungan informasi yang ditunjukkan oleh adanya abnormal return dan volume perdagangan saham yang nilai signifikan berbeda dengan 0 (t-value, test=0, CAR = 2,831 dan VPS = 3,003; dan Sig. 2 tailed, CAR = 0,021 dan VPS = 0,004). SIMPULAN Hasil ini penelitian ini mengindikasikan bahwa pada tahun 2002 kondisi pasar modal Indonesia tidak efisien setengah kuat secara keputusan. Akan tetapi, pada tahun tersebut kondisi Pasar modal Indoensia telah memenuhi persyaratan efisiensi pasar dalam bentuk setengah secara informasi karena pasar modal bereaksi atas publikasi laporan laba perusahaan dalam nilai signifikan. Penelitian ini memiliki kelemahan sebagai berikut: 1. Penelitian ini hanya menggunakan empat tahun penelitian, sebaiknya untuk penelitian yang berkaitan perataan laba sebaiknya menggunakan data laporan keuangan lebih panjang agar lebih detail dalam analisisnya. 2. Penelitian ini hanya menggunakan variabel abnormal return dan trading volume activity sebagai proksi dari reaksi pasar. 3. Penelitian ini hanya menggunakan sampel perusahaan manufaktur.
  • 13. 12 KRITIK JURNAL ASOSIASI ANTARA PRAKTIK PERATAAN LABA DAN REAKSI PASAR MODAL DI INDONESIA Oleh: Drs. Imam Subekti, M.Si., Ak Pada dasarnya penelitian ini sudah bagus. Namun sebaiknya sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan emiten yang terdaftar di BEJ yang mulai tahun berakhir pada 31 Desember 1999 sampai dengan 31 Desember 2004. Dalam artisan bahwa peneliti menggunakan laporan keuangan tahunan emiten selama lima tahun berturut-turut.