1. Peninggalan Kerajaan Cirebon meliputi keraton-keraton dan bangunan bersejarah lainnya seperti Keraton Kasepuhan, Kanoman, Kacirebon, Keprabon, Masjid Sang Cipta Rasa, Makam Sunan Gunung Jati, Patung Macan Putih, dan Alun-Alun Sangkala Buana.
2. Keraton-keraton tersebut memiliki arsitektur khas Cirebon dengan berbagai peninggalan bersejarah seperti kereta kuno, bangunan pendopo,
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
Peninggalan Kerajaan Cirebon
1. Peninggalan Kerajaan Cirebon
1. Keraton Kasepuhan Cirebon
Keraton Kasepuhan Cirebon atau Keraton Pakungwati, dibangun oleh Pangeran Cakrabuana
atau sering dikenal dengan sebutan Mbah Kuwu Cerbon pada tahun 1430,berselang waktu
kemudian Pangeran Cakrabuana mengganti nama menjadi Keraton Pakungwati yang
sebelumnya nama pertamanya yaitu DalemAgung Pakungwati, dikarenakan Pangeran
Cakrabuana mempunyai kasih sayang terhadap putrinya yang bernama Ratu Ayu
Pakungwati.Keraton Kasepuhan Cirebon juga termasuk kerajaan islamtertua di Cirebon.
Ratu Ayu Pakungwati menikah dengan sepupunya yang bernama Syarif Hidayatulllah , Syarif
Hidayatullah merupakan tokoh agama terkemuka di Indonesia dan orang sering
menyebutnya dengan sebutan Sunan Gunung Jati.
Keraton Kasepuhan merupakan bangunan bersejarah Kesultanan Cirebon yang masih
terawat dengan baik, dan bangunan Keraton Kasepuhan Cirebon tersebut menghadap ke
posisi utara , dikarenakan itu termasuk ciri khas bangunan keratin yang selalu menghadap
utara dan didekatnya ada masjid
* Di sebelah keratin terdapat bangunan masjid yang megah dan mewah, bangunan tersebut
merupakan hasil karya dari para Wali.
* Di sebelah timur alun-alun yang dulunya digunakan sebagai pasar dan sampai sekarang
yang terkenal dengan barang buatan masyarakat lokal yaitu Poci/Teko
* Gerbang Depan Keraton
Keraton Kasepuhan Cirebon mempunyai 2 buah pintu gerbang, pintu utama yang terletak di
utara dan pintu belakang yang terletak di selatan keraton.Pintu utara sering disebut Kreteg
Pangrawit yang berarti Jembatan Kecil , sedangkan disebelah selatan dinamakan Lawang
Sanga yang berarti Pintu Sembilan. Dibagian depan keraton terdapat dua bangunan yaitu
Pancaratna dan Pancaniti.
Pancaratna ialah bangunan yang terdapat pada kiri depan komplek yang terdapat pada
pintu utara dan bangunan ini berfungsi sebagai tempat seba atau tempat yang menghadap
para pembesar desa yang diterima oleh Demang atau Wedana ,dan bangunan tersebut
sekelilingnya di pasangi dengan pagar yang terali besi.
Pancaniti ialah bangunan pendopo yang terletak disebelah timur yang merupakan tempat
para perwira tinggi keraton melakukan pelatihan terhadap para prajurit dan sebagai tempat
pengadilan. Pendopo tersebut merupakan bangunan yang tidak mempunyai dinding atau
terbuka dan memiliki tiang berjumlah 16 buah untuk menopang atapnya.
2. 2. Keraton Kanoman
Keraton Kanoman didirikan oleh Pangeran Mohammad Badridin atau Pangeran Kertawijaya ,
Keraton Kanoman mempunyai luas sekitar 6 Hektar dan berlokasi di belakang pasar di
Kraton ini merupakan tempat tinggal kesultanan ke-12 yaitu Sultan Muhammad Emiruddin
beserta keluarganya. Keraton Kanoman mempunyai komplek yang luas dan terdiri dari
banyak bangunan kuno.
Di keraton ini terdapat dua kereta yang disimpan dan merupakan peninggalan kuno dari
Kesultanan Cirebon yaitu kereta Paksi Naga Liman dan Kereta Jempana,Kesultanan
Kanoman merupakan pembagian dari Kesultanan Cirebon , yang dibagi kepada putera
Pangeran Girilaya yaitu Pangeran Raja Kartawijaya.
3. Keraton Kacirebon
Keraton Kacirebon dibangun pada tahun 1800 Masehi, bangunan ini digunakan untuk
menyimpan barang-barang peninggalan pada jaman terdahulu yaitu seperti
Keris,Wayang,alat musik Gamelan , dan alat-alat perang lainnya.
Keraton Kacirebon berada di wilayah kelurahan Pulasaren Kecamatan Pekalipan di Kota
Cirebon,dan terletak di sebelah barat daya dari Keraton Kasepuhan dan selatan dari Keraton
Kanoman.Bangunan ini mempunyai panjang yang sangat besar dan memanjang ke arah
selatan dengan luas tanah 46.500 m persegi.
4. Keraton Keprabon
Peninggalan Kerajaan Cirebon selanjutnya adalah keraton Keprabon. Keraton Keprabon
adalah sebuah tempat pembelajaran yang didirikan putera mahkota Kesultanan Kanoman
yang merupakan pembagian dari Kesultanan Cirebon , Pangeran Raja Adipati Keprabon
memilih untuk mendalami ilmu keagamaanya di agama islam.
Akan tetapi Keprabon bukanlah Keraton atau Kesultanan melainkan sebuah tempat yang
dibangun oleh Pangeran Raja Adipati untuk mendalami agami islamseperti
Thareqat.Keprabon tidak mempunyai keraton melainkan hanya rumah-rumah biasa.Akan
tetapi Keprabon tetap mempunyai bau peninggalan sejarah dari Kesultanan Cirebon
meskipun sedikit.
3. 5. Kereta Singa Barong Kasepuhan
Kereta Singa Barong Kasepuhan merupakan karya Panembahan Losari yaitu merupakan
cucu Sunan Gunung Jati, yang dibuat pada tahun 1549. Depan kereta Singa Barong
berbentuk belalai gajah yang melambangkan persahabatan Kesultanan Cirebon dengan
negara India , dan yang berkepala naga melambangkan persahabatan dengan negara
Tiongkok , serta yang bersaya dan berbadan Buroq melambangkan persahabatan dengan
negara Mesir. Senjata Trisula pada belalai gajah mempunyai lambang mengenai ketajaman
cipta,rasa , dan karsa manusia.
Ukiran pada Kereta Singa Barong tersebut cukup menarik dan indah meskipun pada saat ini
kereta kuno tersebut kurang terawatt. Di sisi belakang Kereta Singa Barong tersebut
menempel bendera kuning yang disebut Blandrang , Blandrang sendiri bendera yang selalu
dibawa prajurit Panyutran sebagai barisan kehormatan.
Ukiran pada sisi belakang Kereta berbentuk gumpalan-gumpalan awan hijau dengan
ornament berwarna emas, Kereta Singa Barung tersebut biasa digunakan pada saat kirab 1
Muharam dan Pelantikan Sultan. Di Tahun 1945 Kereta Singa Barong yang asli ini tidak
digunakan lagi pada saat kirab , yang digunakan yaitu Kereta Singa Barong palsu atau
duplikatnya.
6. Masjid Sang Cipta Rasa
Masjid Agung Sang Cipta Rasa merupakan masjid tertua di Cirebon , yaitu dibangun pada
tahun 1840 M . Nama masjid ini diambil dari kata “sang” yang berarti keagungan, “cipta”
yang berarti dibangun,dan “rasa” yang berarti digunakan.
Konon , masjid ini dibangun dengan melibatkan 500 orang yang didatangkan dari
Majapahit,Demak,dan Cirebon. Sunan Gunung Jati yang merencanakan pembangungan
masjid ini menunjuk Sunan Kalijaga untuk menjadi arsiteknya, daripada itu Sunan Gunung
Jati juga meminta bantuan dari Raden Sepat seorang arsitek Majapahit yang merupakan
tahanan perang Demak-Majapahit.
7. Makam Sunan Gunung Jati
Makam Sunan Gunung Jati terletak di Cireban tepatnya disebuah bukit kecil yang sering
dikenal dengan Gunung Sembung,kompleks pemakaman ini terletak berada di lintasan
Cirebon – Indramayu . Sebagai salah seorang wali penyebar agama Islam, makam Sunan
Gunung Jati ini selalu dipadati oleh pengunjung dari berbagai daerah bahkan ada yang dari
luar negeri demi berziarah ke makam salah satu wali penyebar islamini.
Sunan Gunung Jati sendiri lebih dikenal dengan panggilan Syarif Hidayatullah, dan ia
merupakan putra dari Nyai Rara Santang, salah seorang puteri Sri Baduga Maharaja Prabu
Siliwangi dari Ibunda Nyai Subang Larang.
4. 8. Patung Macan Putih
2 Buah Patung Macan Putih merupakan peninggalan Kesultanan Cirebon dan Kasepuhan ,
dan patung ini berlokasi didepan keraton-keraton yang terdapat di Cirebon terutama
Keraton Kasepuhan. Arti dari Patung Macan Putih tersebut yaitu melambangkan keluarga
besar Pajajaran yang merupakan keturunan Maharaja Prabu Siliwangi.
Masyarakat sekarang lebih menganggap 2 patung tersebut sebagai penjaga suatu tempat
yang berbau sacral atau mistis , akan tetapi sebenarnya fungsi dari patung tersebut pada
jaman dahulu hanya digunakan sebagai lambang keluarga atau keturunan Prabu Siliwangi
saja.
9. Alun – Alun Sangkala Buana atau Saptonan
Alun – Alun Sangkala Buana merupakan salah satu peninggalan Kesultanan Cirebon dimana
tempat itu sering dipakai untuk acara resmi Keraton , dan Sultan Cirebon biasanya
menyaksikan dari tempat duduknya di Mande Malang Semirang yang berada di kompleks
Siti Inggil. Di sebelah barat Alun-alun adalah Masjid Agung Sang Cipta rasa, sedangkan di
sebelah Utara Alun-alun utara Keraton Kasepuhan terdapat sebuah penjara, dan ada pula
sebuah pasar di sebelah Timur , namun sekarang kedua tempat itu sudah tidak ada
dikarenakan digunakan untuk pembangunan tempat lainnya.
Saptonan sebutan dari tempat itu dikarenakan konon tempat itu digunakan sebagai tempat
latihan keprajuritan tiap hari Sabtu , serta sebagai tempat pelaksanaan hukuman terhadap
rakyat-rakyat yang telah melakukan kesalahan atau menjalani hukuman , tempat itulah yang
digunakan seperti hokum cambuk.
10. Bangunan Mande Pengiring
Bangunan Mande Pengiri yaitu bangunan yang terdapat di dalam keraton Kasepuhan yang
dulunya juga dibangun oleh Sunan Gunung Jati dan bangunan tersebut digunakan untuk
tempat bersantai atau duduk bagi pengiring sultan , maka dari itu kenapa bangunan
tersebut dipanggil dengan nama Mande Pengiring sesuai dengan fungsi bangunan tersebut.
Bangunan ini merupakan salah satu bangunan dari 5 bangunan mande lainnya seperti
Mande Malang Semirang , Mande Pandawa Lima , Mande Semar Tinandu , Mande
Karesmen , Mande Pengiring itu sendiri. Mande – mande tersebut digunakan kesultanan
sesuai dengan kegunaannya masing – masing untuk melambangkan bagaimana kasultanan
itu berkuasa .
5. 11. Bangunan Mande Karesmen
Peninggalan Kerajaan Cirebon selanjutnya adalah Bangunan Mande Karesmen yang
merupakan bangunan yang terletak disebelah Mande Pengiring, tempat ini merupakan
tempat pengiring tetabuhan atau gamelan. Di bangunan inilah sampai sekarang masih
digunakan untuk membunyikan gamelan Sekaten (Gong Sekati), gamelan ini biasanya hanya
dibunyikan sebanyak 2 kali dalam setahun yaitu pada hari – hari tertentu seperti saat Idul
Fitri dan Idul Adha.
Disamping merupakan para pemain gamelan yang berada di kompleks keraton Kasepuhan
terlihat para Wiyaga (penabuh gamelan) sedang berdiskusi disela-sela kegiatan penabuhan
gong Sekati pada Idul Fitri 2014, dari jajaran Wiyaga terlihat Ki Waryo (anak dari Ki Empek)
duduk paling kanan, Ki Adnani dan kemudian Ki Encu.
12. Regol Pengada
Regol Pengada yaitu pintu gerbang yang berbentuk paduraksa, dan menggunakan batu dan
daun pintunya dari kayu. Gapura Lonceng terdapat disebelah timur Gerbang Pengada, dan
gerbang ini berbentuk kori agung atau gapura beratap yang menggunakan bahan dasar batu
bata.
Bangunan Pengada yang berada tepat di depan gerbang Regol Pengada dengan ukuran 17 x
9,5 m yang berfungsi sebagai tempat membagikan berkat dan juga tempat pemeriksaan
sebelum menghadap ke raja dan di atas tembok sekeliling kompleks Siti Inggil ini terdapat
Candi Laras untuk penyelaras dari kompleks Siti Inggil ini.
Siti inggil atau sering disebut dengan lemah duwur yaitu tanah yang tinggi sesuai dengan
namanya, bangunan ini memang tinggi dan nampak seperti kompleks candi pada zaman
Kerajaan Majapahit. Bangunan ini didirikan pada tahun 1529, pada masa pemerintahan
Syekh Syarif Hidayatullah alias Sunan Gunung Jati.
13. Tajuq Agung dan Beduq Samogiri
Tajuq Agung atau Mushola Agung merupakan bangunan yang terdapat di dalam Keraton
Kasepuhan yang terdapat pos bedug Samogiri di sebelah kiri bangunan itu. Tajug Agung ini
berfungsi sebagai tempat ibadah kerabat keraton ,bangunan utama ini mempunyai ukuran 6
x 6 m dengan luas teras 8 x 2,5 meter. Pos bedug samogiri merupakan bangunan yang
disamping Mushola Agung tersebut dibangun tanpa dinding dan atap berbentuk limas.
Pos bedug Samogiri yang berada di depan Tajug Agung atau Masjid Agung dan menghadap
ke timur ini berdenah bujursangkar berukuran 4 x 4 m yang di dalamnya terdapat bedug .
Penutup atap didukung 4 tiang utama dan 5 tiang pendukung.
6. 14. Kutagara Wadasan dan Kuncung
Kutagara Wadasan adalah bangunan yang terdapat pada Keraton Kasepuhan berbentuk
gapura yang bercat putih dengan gaya khas Cirebon, gaya Cirebon tampak pada bagian
bawah kaki gapura yang berukiran Wadasan dan bagian atas dengan diukir dengan ukiran
mega mendung.
Arti dari ukiran tersebut yaitu seseorang harus mempunyai pondasi yang kuat jika sudah
menjadi pimpinan atau sultan dan juga harus bisa mengayomi bawahan dan rakyatnya.
Kuncung merupakan bangunan digunakan parkir kendaraan sultan dan dibangun oleh Sultan
Sepuh I Syamsuddin Martawidjaja pada tahun 1678.
15. Mangkok kayu berukir
Peninggalan Kerajaan Cirebon yang terakhir adalah mangkok kayu berukir yang merupakan
barang peninggalan yang digunakan kesultanan sebagai nampan , dan sebelumnya warna
dari mangkok tersebut dengan beberapa warna dan sekarang yang terdapat di museum
tropen belanda yaitu tinggal yang bercorak coklat dan mempunyai ukiran pohon kehidupan .
Mangkok tersebut digunakan kerajaan untuk seharinya membawakan keluarga raja suatu
makanan atau yang lain , arti dari corak ukiran tersebut melambangkan silsilah sebuah
kehidupan yang panjang yang dialami manusia di dunia ini.