Kraton Surakarta Hadiningrat didirikan pada tahun 1755 sebagai penerus Kerajaan Mataram Islam setelah Perjanjian Giyanti membagi kerajaan tersebut menjadi Kasunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta. Kraton ini memiliki berbagai bangunan penting seperti Sasana Sewayana, Kori Sri Manganti, dan berbagai museum yang menyimpan sejarah Kraton Surakarta.
3. Sejarah Kraton Surakarta Hadiningrat
• Kraton Surakarta Hadiningrat atau biasa
disebut Kraton Kasunanan Surakarta telah
berdiri sejak 1755.
• Kraton (Istana) ini adalah penerus dari
kerajaan Mataram Islam. Konflik internal dan
campur tangan Belanda kemudian memaksa
kerajaan ini pecah menjadi Kesunanan
Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta pada
tahun 1755 melalui perjanjian Giyanti.
4. Naskah Perjanjian Giyanti
• Perjanjian Giyanti yang
ditanda-tangani oleh
Pangkubuwana III,
Belanda, dan
Mangkubumi, melahirkan
dua kerajaan baru yaitu
Kasunanan Surakarta
Hadiningrat dan
Kasultanan
Ngayogyakartan
Hadiningrat.
5. Tratag Sitihingil Lor atau Sasana
Sewayana.
• Sasana Sumewa merupakan bangunan utama
terdepan di Keraton Surakarta. Tempat ini pada
zamannya digunakan sebagai tempat untuk
menghadap para punggawa (pejabat menengah
ke atas) dalam upacara resmi kerajaan. Di
kompleks ini terdapat sejumlah meriam
diantaranya di beri nama Kyai Pancawura atau
Kyai Sapu Jagad. Meriam ini dibuat pada masa
pemerintahan Sultan Agung. Di sebelah selatan
Sasana Sumewa terdapat kompleks Sitihinggil.
6. Komplek Kemandungan
• Kori Brajanala (brojonolo)
atau Kori Gapit merupakan
pintu gerbang masuk utama
dari arah utara ke dalam
halaman Kemandungan
utara. Gerbang ini sekaligus
menjadi gerbang cepuri
(kompleks dalam istana
yang dilingkungi oleh
dinding istana yang disebut
baluwarti) yang
menghubungkan jalan sapit
urang dengan halaman
dalam istana.
7. Bangunan penting Kraton
• Perjalanan diawali dari gerbang Kraton paling
utara yaitu gapura Gladag. Gapura ini dijaga oleh
dua arca Dwarapala bersenjata gada. Menyusuri
ruas jalan yang teduh dengan pohon beringin tua
di kanan kirinya.
• Sebuah pendapa terbuka besar berdiri megah
tepat di seberang alun-alun, sementara bangunan
utama kraton berada di belakangnya. Di dalam
bangunan utama ini terdapat sebuah museum
yang dulunya merupakan kompleks perkantoran
pada jaman Paku Buwono X.
8. Adat - Istiadat
• Sebuah lorong sempit menghubungkan
museum dengan kompleks utama kraton.
Untuk menghormati adat istiadatnya, kita
tidak diperbolehkan mengenakan celana
pendek, sandal, kaca mata hitam, dan baju
tanpa lengan. Sandal juga dilepas dan kita
harus berjalan tanpa alas kaki di atas pasir
pelataran yang konon diambil dari Pantai
Selatan. Pohon
9. Jadwal Kraton
• Jadwal Buka
Senin - Kamis pk 09.00 - 14.00 WIB
Sabtu - Minggu pk 09.00 - 13.00 WIB
Harga Tiket
Bangsal Pagelaran: Rp 2.500
Museum: Rp 8.000
Ijin kamera/video: Rp 3.500