Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya literasi keuangan bagi keluarga untuk mengelola sumber daya dan keuangan mereka dengan baik, terutama di masa pandemi Covid-19 yang menyebabkan dampak ekonomi. Literasi keuangan memungkinkan keluarga mengambil keputusan keuangan yang bijak untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.
3. Pandemi Covid-19 sejak Maret 2020 hingga saat ini belum
berakhir.
Tahun 2020 telah kita lewati, bahkan tahun 2021 sebentar lagi
usai, dengan dinamika ekonomi yang berfluktuatif.
Ada beberapa keluarga yang bisa bertahan dengan kondisi finansial
yang ada, namun ada pula keluarga lain yang harus mencari berbagai
cara untuk memenuhi kecukupan kebutuhan hariannya
4.
5. Untuk keluarga yang sudah terpapar
oleh dampak keuangan, maka tahun
2022 akan menjadi tantangan ekonomi
yang baru.
Mencari peluang ekonomi yang mungkin ada
dan tindakan apa yang akan diambil untuk
mengantisipasi gejolak ekonomi.
Banyak sekali seminar yang mengajarkan
cara menjadi seorang marketer yang baik,
pintar bermedsos, pandai berbisnis online,
dll. namun sangat sedikit acara seminar atau
pelatihan yang menjadikan sebuah keluarga
mampu mengelola keuangan dengan baik.
7. LITERASI KEUANGAN
Menurut surat edaran Otoritas
Jasa Keuangan (OJK), literasi
keuangan adalah pengetahuan,
keterampilan dan keyakinan
yang mempengaruhi sikap dan
perilaku untuk meningkatkan
kualitas pengambilan
keputusan dan pengelolaan
keuangan dalam mencapai
kesejahteraan.
Dari pengertian tersebut kita
dapat mengartikan literasi
keuangan keluarga, adalah
kemampuan sebuah keluarga
menggunakan setiap sumber daya
untuk mengelola keuangan untuk
meningkatkan kesejahteraannya.
10. Ilustrasi
kondisi yang
umum terjadi
Sebuah keluarga yang sudah terpapar
oleh dampak keuangan tidak ubahnya
seperti sebuah perusahaan kecil.
Dimana ada ayah dan atau ibu yang
bertindak sebagai pemilik perusahaan
dan anggota keluarga lain yang
menjadi bagian-bagin kecil.
Dalam keadaan normal sebuah
keluarga mempunyai pendapatan dari
ayah atau ibu yang bekerja.
11. Pemahaman Pendapatan dan Biaya
Pendapatan yang
diterima/dihasilkan akan
dianggarkan dalam pos-pos
pengeluaran yang
bersifat fixed
cost dan variable cost.
Fixed cost dalam keluarga
dapat berupa sewa rumah,
cicilan hutang dalam jangka
tertentu, Pajak Bumi
Bangunan, pajak
kendaraan, uang sekolah
anak, biaya belanja dapur
selama sebulan dan
sebagainya. Hal tersebut
merupakan kebutuhan dasar
yang harus ada dan biasanya
tidak dapat ditawar-tawar
keberadaannya.
Variable cost dalam keluarga
bisa berupa biaya jalan-jalan
setiap minggu, biaya listrik,
biaya bensin untuk
kendaraan, biaya perawatan
kendaraan, pemakaian pulsa
gawai dan sebagainya.
Seperti namanya variable
cost akan sangat bergantung
kepada tingkat keinginan
dalam sebuah keluarga.
NEED WANT
13. Perubahan
Perilaku
Hidup
Sekarang kita berandai-andai bahwa pada
masa pandemi selama tahun 2020 yang lalu
sampai dengan penghujung 2021 ini sebuah
keluarga terkena dampak serius.
Sang ayah mendapatkan pemotongan
tunjangan karena penerimaan perusahaan
lagi seret.
Sang ibu yang selama ini bekerja paruh
waktu di sebuah pusat pendidikan bahasa
akhirnya dirumahkan. Tempat bekerja ibu
juga mengurangi pendapatan karena jumlah
peserta didik yang menurun drastis.
14. Perubahan
Perilaku
Hidup
Fixed cost bisa bertambah karena
harus membeli gawai tambahan dua
anak yang bersekolah dari
rumah. Sementara sewa rumah
masih harus dibayar tepat waktu,
cicilan hutang, uang sekolah anak,
pajak kendaraan, maupun perawatan
kendaraan.
Variable cost seperti listrik dan paket
data juga mengalami kenaikan.
Bagaimana sikap keluarga
dalam menghadapi keadaan
keuangan seperti itu?