SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
BONUS DEMOGRAFI
“Prasyarat Sebuah Pesta”
Bonus demografi adalah keuntungan jumlah penduduk yang dinikmati Negara.
Sebagai akibat dari besarnya proporsi penduduk produktif yang ada dalam masyarakat,
BKKBN (2013). Demikian pula menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2016) bahwa
Bonus demografi adalah istilah dalam kependudukan yang mengambarkan jumlah usia
produktif lebih besar dibandingkan dengan usia non-produktif..
Artinya Bonus demografi terjadi ketika jumlah orang usia produktif lebih tinggi
daripada jumlah usia yang tertanggung yakni orang tua dan anak-anak. Rasio orang tua dan
anak-anak dengan penduduk usia kerja, yang dikenal sebagai rasio ketergantungan yang
rendah. Rasio ketergantungan yang rendah menunjukkan bahwa adanya potensi lebih
banyak orang yang dapat menjadi produktif dan berkontribusi positif terhadap pertumbuhan
ekonomi, derajat kesehatan, dan angka harapan hidup yang mengarah ke pertumbuhan
ekonomi dan peningkatan kesejahteraan keluarga yang belum pernah terjadi sebelumnya,
Insya Allah.
Melihat Indonesia kekinian, upaya untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk
sebenarnya cukup berhasil. Pada tahun 2016, pertumbuhan penduduk adalah 1,14 persen,
lebih rendah dibandingkan tahun 2015 sebesar 1,19 persen, dan lebih rendah dari
pertumbuhan penduduk dunia di 1,18 pada tahun 2016. Tingkat kesuburan juga menurun
pada 2,44 per wanita pada tahun 2015, salah satu yang terendah dalam sejarah Indonesia.
Sehingga keberhasilan besar dalam pengendalian populasi bangsa ini tercermin dalam
proyeksi demografi pada pertengahan 2020-an.
Sehingga Presiden RI pun menaruh harapan akan berkah Bonus demografi di bangsa
ini, “ Tahun 2020-2030 kita Bangsa Indonesia diprediksi akan mendapatkan bonus
demografi di mana penduduk usia produktif sangat besar. Artinya dalam kurun waktu 3-13
tahun ke depan kita akan memiliki banyak sekali SDM yang tengah pada puncak usia
produktif," kata Jokowi.
Sungguh hal yang sangat istimewa jika kita semua mampu memanfaatkan berkah ini
sehingga apa yang telah diusahakan akan menjadi sebuah sejarah manis buat anak cucu kita
kedepannya, dan bukan tanpa alasan karena kehadiran Bonus demografi amat mungkin
dicapai kembali setelah 100-200 tahun yang akan datang secara natural tanpa rekayasa
denografi.
Berikut akan kita liat penggalan-penggalan “hadiah” dari Bonus demografi ketika
Bangsa ini menemukan dirinya pada struktur usia yang berbeda :
1. Tersedianya Tenaga Kerja
Pertumbuhan Ekonomi mampu mengambil peran aktif-positif yang secara produktif
mampu mempekerjakan lebih banyak tenaga kerja. Dimana Perempuan lebih
cenderung mengambil pekerjaan di luar rumah dikarenakan kesibukan rumah tangga
yang ikut berkurang. (punya waktu lebih karena tidak terikat dengan pekerjaan
mengurusi anak dirumah).
2. Peluang Menabung/Investasi
Tabungan/Investasi pribadi ini dapat tumbuh dan memungkinkan untuk berfungsi
sebagai sumber daya penopang roda perekonomian dalam keluarga dan bersifat
“wajib” dilakukan mengingat batas kemampuan fisik dan psikologis dalam
beraktifitas.
3. Tersedia Tenaga kerja/Kesetaraan Gender
Penurunan tingkat kesuburan/fertilitas menghasilkan wanita yang melahirkan dengan
jumlah yang lebih terbatas sehingga membuka peluang turut berperan di dunia kerja
tanpa melepaskan tanggungjawab sebagai seorang ibu kepada anak-anaknya dan
sebagai seorang isteri kepada suaminya sehingga dapat berkontribusi kepada
pengeluaran ekonomi keluarga yang lebih terkendali. Pun dapat menginvestasikan
lebih banyak sumber daya/investasinya kepada masing-masing anak dalam jumlah
tertentu yang dimilikinya maupun investasi untuk hari tuanya kelak. Alokasi
investasi ini dapat diarahkan ke upaya jaminan kesehatan dan pendidikan dan
jaminan hari tua yang lebih baik.
4. Pertumbuhan Ekonomi
Meningkatnya pertumbuhan ekonomi dikarenakan tingginya pendapatan per kapita
dimana rasio ketergantungan (Dependency Ratio) akan menurun.
Semua hal diatas cukup lah indah jika skenarionya memang demikian, namun perlu
kita ingat bahwa semua cerita diatas hanya melihat ke upaya pemberdayaan usia produktif
yang nampak mampu menjadi jawaban terhadap hampir semua fenomena bangsa hari ini.
Akankah pesta bonus demografi ini berakhir bahagia?
Berikut akan ada kilasan fenomena yang belum sempat terpikirkan secara serius
bahwa masa tahun 2020-2030 adalah pestanya Bonus demografi. karena jika hanya
berbicara angka-angka maka angka takkan pernah berhenti hanya sampai akhir pesta. Perlu
kita sadari bahwa setelah masa keemasan itu maka tahun akan tetap berjalan anggplah kita
akan mendapati tahun 2050, saatnya nanti semua yang masih produktif saat ini 20-30 tahun
yang akan datang mau atau tidak mau, akan mendapati dirinya yang tadinya produktif akan
menjadi kurang produktif atau dalam kondisi yang tidak seperti lagi di 20-30 tahun
sebelumnya belum lagi kita bahas yang hari ini telah mulai pra lansia.
Selain itu, masih ada sederet masalah atau pun hambatan yang mungkin dihadapai
jika pengelolaan bonus demografi tidak mendapat keseriusan, baik oleh pihak pemerintah
maupun masyarakat itu sendiri. Semisal apakah dengan adanya mengurangi jumlah populasi
dengan program keluarga berencana akan ada jaminan untuk mendapatkan peluang kerja
dan akhirnya menjamin kemakmuran? Jawabnya belum tentu, karena masalah hari ini amat
kompleks walau pun hanya melihat indikator kemakmuran saja. Belum lagi tentang derajat
kesehatan, apakah ada jaminan dengan kurangnya jumlah anggota keluarga maka akses akan
mendapatkan jaminan kesehatan terjamin? Jawabnya, belum ada yang menjamin.
Masalah dan hambatan belum berhenti, lanjut dengan tersedianya jumlah tenaga
manusia (baca:calon calon pengisi lapangan kerja) yang cukup banyak, tapi apakah lapangan
kerja yang tersedia mampu menyerap semua tenaga sumber daya manusia yang ada?
Jawabnya tentu tidak. Karena penyerapan tenaga kerja harus berbasis kualitas SDM.
Belum lagi kita berbicara, akan dikemanakan semua lansia yang sudah berumur 60-
70 tahun yang jika mengacu ke aturan hari ini maka pasti mereka semua sudah menjadi
pensiunan itupun jika mereka selama ini bekerja di sektor formal pemerintah atau BUMN
ataupun swasta yang memberlakukan jaminan hari tua, bagaimana dengan masyarakat kita
yang kebanyakan tidak punya simpanan hari tua atau pensiunan? Lantas siapa yang akan
menanggung mereka? yang kerjanya selama ini adalah kerja harian lepas jika tidak mau
menyebutnya sebagai pengangguran. Dimana beliau (baca:Lansia) hadir karena
konsekuensi dari angka harapan hidup yang lebih dikarenakan imbas Bonus demografi
dimana asupan gizi dan jaminan kesehatannya bisa lebih terjamin, baik yang disediakan oleh
pemerintah maupun mitra ataupun mungkin dari kesadaran anggota keluarga mereka yang
selama masa produktifnya mampu berinvestasi buat hari tua keluarganya (baca: anak, orang
tau dan kedua orang tuanya) sehingga dapat tertanggulangi dengan baik. Jawabnya Insya
Allah.
Setelah terlihat berbagai uraian hambatan yang mungkin dapat menjadi penghalang
pesta bonus demografi, maka dalam artikel ini akan memberikan beberapa solusi alternative,
yaitu :
1. Kebijakan Pemerintah dalam Progam KKBPK
Kebijakan dalam hal ini adalah saatnya pemerintah melalui program Kependudukan,
Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga yang lebih dikenal dengan program
KKBPK sudah di beri label “wajib” dan bukan lagi sebagai sebuah tindakan pilihan.
Alasannya sangat kuat, karena dalam program KKBPK telah ditekan penduduk
tumbuh seimbang dan penciptaan kualitas keluarga. Dan, jika label wajib telah
ditetapkan maka akan melahirkan yang namanya reward dan punishment, artinya
masyarakat yang taat akan konsep dan aturan wajib mendapatkan penghargaan
demikian pula sebaliknya, akan mendapatkan sangsi yang bersifat membangun dan
mendidik yang akan menjadikannya sadar akan program kemaslahatan. Sesuai yang
tergambar dalam misi BKKBN itu sendiri, yakni
1.Mengarus-utamakan pembangunan berwawasan Kependudukan.
2.Menyelenggarakan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi.
3.Memfasilitasi Pembangunan Keluarga.
4.Mengembangkan jejaring kemitraan dalam pengelolaan Kependudukan, Keluarga
Berencana dan Pembangunan Keluarga.
5.Membangun dan menerapkan budaya kerja organisasi secara konsisten.
Poin pertama ini menjadi napas dan motivasi kita sehingga menjadikan
sebuah cita cita yang mulia jika kita membangun Indonesia dimulai dari keluarga.
Artinya tidak semua sector harus diserahkan bulat bulat kepada pemerintah untuk
bertanggungjawab, solusi paling rasional adalah mari kita memulainya dari
menjadikan keluarga kita berkualitas yang kemudian kita viruskan.
2. Penanggulangan Lansia
Mengapa penanggulangan lansia wajib menjadi pilihan prioritas berikut? Karena
jumlah mereka akan meningkatkan hampir menyamai jumlah usia produktif
sedangkan dia sudah tidak produktif lagi. Sehingga akan menambah jumlah
tanggungan oleh keluarga/masyarakat kita. Lansia seperti halnya pengeluaran untuk
anak-anak dan remaja dimana pengeluaran untuk orang tua tidak akan menghasilkan
keuntungan ekonomi. Hal ini tentu saja akan meningkatkan pengeluaran yang
diperlukan untuk mendukung mereka melalui dana pensiun yang lebih tinggi, belanja
perawatan kesehatan, dan layanan perawatan. Yang mungkin saja akan membuat
konflik antar generasi dan memberikan tekanan yang berlebihan pada perekonomian
baik ditingkat keluarga maupun secara luas.
Poin ke-2 (dua) ini, memberikan kita peringatan bahwa saat kita masih dalam
kondisi produktif maka layak kiranya tuk memikirkan masa depan dengan jalan
melakukan investasi hari tua, dan tidak berlebihan jika dikatakan sebagai wajib
berinvestasi untuk masa tua, baik melalui program pemerintah seperti perpanjangan
usia pension serta pemberlakuakn jam kerja terbatas buat para lansia maupun melalui
pendekatan keluarga yang lebih berorientasi kepada pembinaan keluarga Lansia.
Sehingga tiba waktunya nanti bangsa ini dapat tampil dihadapan dunia dengan
kualitas lansia yang tangguh dengan pendekatan santun.
3. Pendidikan Berkualitas
Mengapa pendidikan wajib menjadi prioritas? Dengan bertumpuknya usia tenaga
produktif namun tidak memiliki SDM yang mumpuni maka akan melahirkan
pengangguran-pengangguran yang sudah bisa dipastikan akan melahirkan
kesenjangan social yang bermuara kepada social chaos, karenanya mengapa
pendidikan yang berkualitas wajib kehadirannya. Sebanyak apapun lapangan kerja
yang tersedia jika kita tidak termasuk dalam kategori atau kriteria yang
dipersyaratkan maka sama sja dengan “null” (baca:tetap menganggur) belum lagi,
apakah kita akan menjadi penonton di negeri kita sendiri? Dimana era pasar bebas
tidak lagi mensyaratkan yang ribet ribat disaat tenaga kerja asing ingin masuk ke
Indonesia. Hal ini dapat kita liat dalam ilustrasi sebuah keluarga yang memiliki
pendidikan yang baik tidak akan mungkin lebih mementingkan jumlah dibandingkan
kualitas hidup keluarganya dari situ juga dapat memberikan gambaran tersirat bahwa
anak keturunan dan keberadaan kita di dunia ini adalah sebuah tanggungjawab dan
amanah besar yang kelak akan dimintai pertanggungjawabannya dihadapan Ilahi.
Poin diatas, memberikan kita gambaran dimana tanpa pendidikan yang
memadai, sebagian besar tindakan/program baik dari pemerintah maupun wadah
swadaya masyarakat melalui kampanye/propaganda dan promosi upaya kesadaran
dan peningkatan kualitas keluarga serta pemberdayaan perempuan akan terbukti
tidak akan pernah mampu mencukupi targetnya dan bahkan tidak ada gunanya dari
sisi capaian program bahkan mungkin hanya akan menghabiskan anggaran.
4. Fasilitas dan Informasi Kesehatan
Jangan lagi ada korban hanya karena ketidak mampuan dia menjangkau sarana
pelayanan kesehatan dan yang lebih miris segera hentikan jatuhnya korban hanya
karena tidak tersentuhnya informasi kesehatan, yang dimaksud terakhir ini adalah
banyak informasi yang sedianya sampai kemasyarakat maka akan mencegah masalah
kesakitan bahkan kematian hanya dengan bermodalkan informasi, semisal masih
adanya didapati masyarakat yang tidak mengetahui upaya pertolongan pertama
terhadap penderita jantung, stroke, bahkan diare dan muntaber yang berujung
kematian pada orang tua dan anak-anak. Lagi pula, bukan lah saatnya fasilitas
kesehatan dibangun secara megah tetapi terpusat di tempat tempat tertentu saja,
solusi paling efektif adalah pembinaan kader kader bantu yang direkrut dari
masyarakat local setempat bukan dengan jalan menempatkan tenaga medis disuatu
wilayah terpencil yang memiliki kehidupan keluarga yang jauh dari wilayah
kerjanya. Maka bisa dipastikan kualitas dan kuantitas kerjanya jauh dari yang
diharapkan.
Akhirnya, semua manfaat dari Bonus demografi akan kita didapatkan jika lahir
sebuah kebijakan dan komitmen baik dari pemerintah maupun masyarakat kita sendiri untuk
mampu dan mau menerapkan kebijakan dan program yang berfokus pada keluarga
berencana dan kesehatan reproduksi, pendidikan berkualitas, menciptakan lapangan
kerja dan peluang kerja, investasi pada wanita dan anak perempuan, serta pemerintahan
yang baik. Wallahu’alam.
Kutipan Inspirasi :
Ketika bangsa Cina ingin hidup tenang, mereka membangun tembok Cina yang sangat besar. Mereka berkeyakinan tidak
akan ada orang yang sanggup menerobosnya karena tinggi sekali. Akan tetapi 100 tahun pertama setelah tembok selesai
dibangun, Cina terlibat tiga kali perperangan besar. Pada setiap kali perperangan itu, pasukan musuh tidak
menghancurkan tembok atau memanjatnya, tapi cukup dengan menyogok penjaga pintu gerbang. Cina di zaman itu terlalu
sibuk dengan pembangunan tembok, tapi mereka lupa membangun manusia. Membangun manusia seharusnya dilakukan
sebelum membangun apapun. Dan itulah yang dibutuhkan oleh semua bangsa. Ada sebuah pendapat yang mengatakan
bahwa apabila ingin menghancurkan peradaban sebuah bangsa, ada tiga cara untuk melakukannya, yaitu: Hancurkan
tatanan keluarga Hancurkan pendidikan Hancurkan keteladanan dari para tokoh dan rohaniawan (ulama, ustadz, habaib)
Untuk menghancurkan keluarga caranya dengan mengikis peranan ibu-ibu agar sibuk dengan dunia luar, menyerahkan
urusan rumah tangga kepada pembantu. Pertama, Para ibu akan lebih bangga menjadi wanita karir ketimbang ibu rumah
tangga dengan dalih hak asasi dan emansipasi. Kedua, pendidikan bisa dihancurkan dengan cara mengabaikan peran
guru. Kurangi penghargaan terhadap mereka, alihkan perhatian mereka sebagai pendidik dengan berbagai macam
kewajiban administratif, dengan tujuan materi semata, hingga mereka abai terhadap fungsi utama sebagai pendidik,
sehingga semua siswa meremehkannya. Ketiga, untuk menghancurkan keteladanan para tokoh masyarakat dan ulama
adalah dengan cara melibatkan mereka kedalam politik praktis yang berorientasi materi dan jabatan semata, hingga tidak
ada lagi orang pintar yang patut dipercayai. Tidak ada orang yang mendengarkan perkataannya, apalagi meneladani
perbuatannya. Apabila ibu rumah tangga sudah hilang, para guru yang ikhlas lenyap dan para rohaniawan dan tokoh
panutan sudah sirna, maka siapa lagi yang akan mendidik generasi dengan nilai-nilai luhur? Itulah awal kehancuran yang
sesungguhnya. Saat itulah kehancuran bangsa akan terjadi, (tulisan Jared Diamond, penulis yang memperoleh
penghargaan Pulitzer)
Sehat-Semangat-Luar Biasa

More Related Content

Similar to BONUS DEMOGRAFI

Makalah kemiskinan dan pengangguran
Makalah kemiskinan dan pengangguranMakalah kemiskinan dan pengangguran
Makalah kemiskinan dan pengangguranMari belajar Exact
 
Bonus Demografi Pertemuan 1GBGDHDHDHDTHTHTH
Bonus Demografi Pertemuan 1GBGDHDHDHDTHTHTHBonus Demografi Pertemuan 1GBGDHDHDHDTHTHTH
Bonus Demografi Pertemuan 1GBGDHDHDHDTHTHTHnelvy2
 
RDPU_Kesejahteraan Ibu dan Anak_Rini Poltekesos.pptx
RDPU_Kesejahteraan Ibu dan Anak_Rini Poltekesos.pptxRDPU_Kesejahteraan Ibu dan Anak_Rini Poltekesos.pptx
RDPU_Kesejahteraan Ibu dan Anak_Rini Poltekesos.pptxNOVRIROLIANSYAH1
 
Solusi permasalahan penduduk indonesia
Solusi permasalahan penduduk indonesiaSolusi permasalahan penduduk indonesia
Solusi permasalahan penduduk indonesiakartika purwandari
 
Kemiskinan di indonesia
Kemiskinan di indonesiaKemiskinan di indonesia
Kemiskinan di indonesiadinnianggra
 
Solusi permasalahan penduduk indonesia
Solusi permasalahan penduduk indonesiaSolusi permasalahan penduduk indonesia
Solusi permasalahan penduduk indonesiakartika purwandari
 
Permasalahan program keluarga berencana,ppt
Permasalahan program keluarga berencana,pptPermasalahan program keluarga berencana,ppt
Permasalahan program keluarga berencana,pptmartaagustinasirait
 
6. kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
6. kemiskinan dan kesenjangan pendapatan6. kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
6. kemiskinan dan kesenjangan pendapatanFindi Rifa'i
 
penyuluhan pernikahan dini.docx
penyuluhan pernikahan dini.docxpenyuluhan pernikahan dini.docx
penyuluhan pernikahan dini.docxayniyahantibar
 
Membangun kualitas sumber daya manusia melalui program keluarga berencana di ...
Membangun kualitas sumber daya manusia melalui program keluarga berencana di ...Membangun kualitas sumber daya manusia melalui program keluarga berencana di ...
Membangun kualitas sumber daya manusia melalui program keluarga berencana di ...Irma Damayanti
 
Sekolah Generasi Muda Berencana (GMB)
Sekolah Generasi Muda Berencana (GMB)Sekolah Generasi Muda Berencana (GMB)
Sekolah Generasi Muda Berencana (GMB)Indra Lasmana
 
2. KALSEL-2021-Herien-IPB-9MARET.pptx2023
2. KALSEL-2021-Herien-IPB-9MARET.pptx20232. KALSEL-2021-Herien-IPB-9MARET.pptx2023
2. KALSEL-2021-Herien-IPB-9MARET.pptx2023Nurul Qomariah
 
GIZI REPRODUKSI terbaru.pptx
GIZI REPRODUKSI terbaru.pptxGIZI REPRODUKSI terbaru.pptx
GIZI REPRODUKSI terbaru.pptxKakHepatitisB
 
Amalan terbaik dalam pembangunan sosial
Amalan terbaik dalam pembangunan sosialAmalan terbaik dalam pembangunan sosial
Amalan terbaik dalam pembangunan sosialnursyadzadzulkifli
 
Amalan terbaik dalam pembangunan sosial
Amalan terbaik dalam pembangunan sosialAmalan terbaik dalam pembangunan sosial
Amalan terbaik dalam pembangunan sosialnursyadzadzulkifli
 
National strategy-child-marriage-2020
National strategy-child-marriage-2020National strategy-child-marriage-2020
National strategy-child-marriage-2020Avida Virya
 
Jaminan pendapatan hari tua_Qisha.pptx
Jaminan pendapatan hari tua_Qisha.pptxJaminan pendapatan hari tua_Qisha.pptx
Jaminan pendapatan hari tua_Qisha.pptxpadlah1984
 

Similar to BONUS DEMOGRAFI (20)

Makalah kemiskinan dan pengangguran
Makalah kemiskinan dan pengangguranMakalah kemiskinan dan pengangguran
Makalah kemiskinan dan pengangguran
 
Bonus Demografi Pertemuan 1GBGDHDHDHDTHTHTH
Bonus Demografi Pertemuan 1GBGDHDHDHDTHTHTHBonus Demografi Pertemuan 1GBGDHDHDHDTHTHTH
Bonus Demografi Pertemuan 1GBGDHDHDHDTHTHTH
 
RDPU_Kesejahteraan Ibu dan Anak_Rini Poltekesos.pptx
RDPU_Kesejahteraan Ibu dan Anak_Rini Poltekesos.pptxRDPU_Kesejahteraan Ibu dan Anak_Rini Poltekesos.pptx
RDPU_Kesejahteraan Ibu dan Anak_Rini Poltekesos.pptx
 
Solusi permasalahan penduduk indonesia
Solusi permasalahan penduduk indonesiaSolusi permasalahan penduduk indonesia
Solusi permasalahan penduduk indonesia
 
Menejemen resiko investasi
Menejemen resiko investasiMenejemen resiko investasi
Menejemen resiko investasi
 
Kemiskinan di indonesia
Kemiskinan di indonesiaKemiskinan di indonesia
Kemiskinan di indonesia
 
Bonus Demografi
Bonus DemografiBonus Demografi
Bonus Demografi
 
Solusi permasalahan penduduk indonesia
Solusi permasalahan penduduk indonesiaSolusi permasalahan penduduk indonesia
Solusi permasalahan penduduk indonesia
 
Slide 2 (pe)
Slide 2 (pe)Slide 2 (pe)
Slide 2 (pe)
 
Permasalahan program keluarga berencana,ppt
Permasalahan program keluarga berencana,pptPermasalahan program keluarga berencana,ppt
Permasalahan program keluarga berencana,ppt
 
6. kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
6. kemiskinan dan kesenjangan pendapatan6. kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
6. kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
 
penyuluhan pernikahan dini.docx
penyuluhan pernikahan dini.docxpenyuluhan pernikahan dini.docx
penyuluhan pernikahan dini.docx
 
Membangun kualitas sumber daya manusia melalui program keluarga berencana di ...
Membangun kualitas sumber daya manusia melalui program keluarga berencana di ...Membangun kualitas sumber daya manusia melalui program keluarga berencana di ...
Membangun kualitas sumber daya manusia melalui program keluarga berencana di ...
 
Sekolah Generasi Muda Berencana (GMB)
Sekolah Generasi Muda Berencana (GMB)Sekolah Generasi Muda Berencana (GMB)
Sekolah Generasi Muda Berencana (GMB)
 
2. KALSEL-2021-Herien-IPB-9MARET.pptx2023
2. KALSEL-2021-Herien-IPB-9MARET.pptx20232. KALSEL-2021-Herien-IPB-9MARET.pptx2023
2. KALSEL-2021-Herien-IPB-9MARET.pptx2023
 
GIZI REPRODUKSI terbaru.pptx
GIZI REPRODUKSI terbaru.pptxGIZI REPRODUKSI terbaru.pptx
GIZI REPRODUKSI terbaru.pptx
 
Amalan terbaik dalam pembangunan sosial
Amalan terbaik dalam pembangunan sosialAmalan terbaik dalam pembangunan sosial
Amalan terbaik dalam pembangunan sosial
 
Amalan terbaik dalam pembangunan sosial
Amalan terbaik dalam pembangunan sosialAmalan terbaik dalam pembangunan sosial
Amalan terbaik dalam pembangunan sosial
 
National strategy-child-marriage-2020
National strategy-child-marriage-2020National strategy-child-marriage-2020
National strategy-child-marriage-2020
 
Jaminan pendapatan hari tua_Qisha.pptx
Jaminan pendapatan hari tua_Qisha.pptxJaminan pendapatan hari tua_Qisha.pptx
Jaminan pendapatan hari tua_Qisha.pptx
 

Recently uploaded

emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfNezaPurna
 
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024DEDI45443
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxwansyahrahman77
 
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...citraislamiah02
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorDi Prihantony
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1RomaDoni5
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAnthonyThony5
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...mayfanalf
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 

Recently uploaded (12)

emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
 
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
 
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 

BONUS DEMOGRAFI

  • 1. BONUS DEMOGRAFI “Prasyarat Sebuah Pesta” Bonus demografi adalah keuntungan jumlah penduduk yang dinikmati Negara. Sebagai akibat dari besarnya proporsi penduduk produktif yang ada dalam masyarakat, BKKBN (2013). Demikian pula menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2016) bahwa Bonus demografi adalah istilah dalam kependudukan yang mengambarkan jumlah usia produktif lebih besar dibandingkan dengan usia non-produktif.. Artinya Bonus demografi terjadi ketika jumlah orang usia produktif lebih tinggi daripada jumlah usia yang tertanggung yakni orang tua dan anak-anak. Rasio orang tua dan anak-anak dengan penduduk usia kerja, yang dikenal sebagai rasio ketergantungan yang rendah. Rasio ketergantungan yang rendah menunjukkan bahwa adanya potensi lebih banyak orang yang dapat menjadi produktif dan berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi, derajat kesehatan, dan angka harapan hidup yang mengarah ke pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan keluarga yang belum pernah terjadi sebelumnya, Insya Allah. Melihat Indonesia kekinian, upaya untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk sebenarnya cukup berhasil. Pada tahun 2016, pertumbuhan penduduk adalah 1,14 persen, lebih rendah dibandingkan tahun 2015 sebesar 1,19 persen, dan lebih rendah dari pertumbuhan penduduk dunia di 1,18 pada tahun 2016. Tingkat kesuburan juga menurun pada 2,44 per wanita pada tahun 2015, salah satu yang terendah dalam sejarah Indonesia. Sehingga keberhasilan besar dalam pengendalian populasi bangsa ini tercermin dalam proyeksi demografi pada pertengahan 2020-an. Sehingga Presiden RI pun menaruh harapan akan berkah Bonus demografi di bangsa ini, “ Tahun 2020-2030 kita Bangsa Indonesia diprediksi akan mendapatkan bonus demografi di mana penduduk usia produktif sangat besar. Artinya dalam kurun waktu 3-13 tahun ke depan kita akan memiliki banyak sekali SDM yang tengah pada puncak usia produktif," kata Jokowi. Sungguh hal yang sangat istimewa jika kita semua mampu memanfaatkan berkah ini sehingga apa yang telah diusahakan akan menjadi sebuah sejarah manis buat anak cucu kita kedepannya, dan bukan tanpa alasan karena kehadiran Bonus demografi amat mungkin
  • 2. dicapai kembali setelah 100-200 tahun yang akan datang secara natural tanpa rekayasa denografi. Berikut akan kita liat penggalan-penggalan “hadiah” dari Bonus demografi ketika Bangsa ini menemukan dirinya pada struktur usia yang berbeda : 1. Tersedianya Tenaga Kerja Pertumbuhan Ekonomi mampu mengambil peran aktif-positif yang secara produktif mampu mempekerjakan lebih banyak tenaga kerja. Dimana Perempuan lebih cenderung mengambil pekerjaan di luar rumah dikarenakan kesibukan rumah tangga yang ikut berkurang. (punya waktu lebih karena tidak terikat dengan pekerjaan mengurusi anak dirumah). 2. Peluang Menabung/Investasi Tabungan/Investasi pribadi ini dapat tumbuh dan memungkinkan untuk berfungsi sebagai sumber daya penopang roda perekonomian dalam keluarga dan bersifat “wajib” dilakukan mengingat batas kemampuan fisik dan psikologis dalam beraktifitas. 3. Tersedia Tenaga kerja/Kesetaraan Gender Penurunan tingkat kesuburan/fertilitas menghasilkan wanita yang melahirkan dengan jumlah yang lebih terbatas sehingga membuka peluang turut berperan di dunia kerja tanpa melepaskan tanggungjawab sebagai seorang ibu kepada anak-anaknya dan sebagai seorang isteri kepada suaminya sehingga dapat berkontribusi kepada pengeluaran ekonomi keluarga yang lebih terkendali. Pun dapat menginvestasikan lebih banyak sumber daya/investasinya kepada masing-masing anak dalam jumlah tertentu yang dimilikinya maupun investasi untuk hari tuanya kelak. Alokasi investasi ini dapat diarahkan ke upaya jaminan kesehatan dan pendidikan dan jaminan hari tua yang lebih baik. 4. Pertumbuhan Ekonomi Meningkatnya pertumbuhan ekonomi dikarenakan tingginya pendapatan per kapita dimana rasio ketergantungan (Dependency Ratio) akan menurun. Semua hal diatas cukup lah indah jika skenarionya memang demikian, namun perlu kita ingat bahwa semua cerita diatas hanya melihat ke upaya pemberdayaan usia produktif yang nampak mampu menjadi jawaban terhadap hampir semua fenomena bangsa hari ini. Akankah pesta bonus demografi ini berakhir bahagia?
  • 3. Berikut akan ada kilasan fenomena yang belum sempat terpikirkan secara serius bahwa masa tahun 2020-2030 adalah pestanya Bonus demografi. karena jika hanya berbicara angka-angka maka angka takkan pernah berhenti hanya sampai akhir pesta. Perlu kita sadari bahwa setelah masa keemasan itu maka tahun akan tetap berjalan anggplah kita akan mendapati tahun 2050, saatnya nanti semua yang masih produktif saat ini 20-30 tahun yang akan datang mau atau tidak mau, akan mendapati dirinya yang tadinya produktif akan menjadi kurang produktif atau dalam kondisi yang tidak seperti lagi di 20-30 tahun sebelumnya belum lagi kita bahas yang hari ini telah mulai pra lansia. Selain itu, masih ada sederet masalah atau pun hambatan yang mungkin dihadapai jika pengelolaan bonus demografi tidak mendapat keseriusan, baik oleh pihak pemerintah maupun masyarakat itu sendiri. Semisal apakah dengan adanya mengurangi jumlah populasi dengan program keluarga berencana akan ada jaminan untuk mendapatkan peluang kerja dan akhirnya menjamin kemakmuran? Jawabnya belum tentu, karena masalah hari ini amat kompleks walau pun hanya melihat indikator kemakmuran saja. Belum lagi tentang derajat kesehatan, apakah ada jaminan dengan kurangnya jumlah anggota keluarga maka akses akan mendapatkan jaminan kesehatan terjamin? Jawabnya, belum ada yang menjamin. Masalah dan hambatan belum berhenti, lanjut dengan tersedianya jumlah tenaga manusia (baca:calon calon pengisi lapangan kerja) yang cukup banyak, tapi apakah lapangan kerja yang tersedia mampu menyerap semua tenaga sumber daya manusia yang ada? Jawabnya tentu tidak. Karena penyerapan tenaga kerja harus berbasis kualitas SDM. Belum lagi kita berbicara, akan dikemanakan semua lansia yang sudah berumur 60- 70 tahun yang jika mengacu ke aturan hari ini maka pasti mereka semua sudah menjadi pensiunan itupun jika mereka selama ini bekerja di sektor formal pemerintah atau BUMN ataupun swasta yang memberlakukan jaminan hari tua, bagaimana dengan masyarakat kita yang kebanyakan tidak punya simpanan hari tua atau pensiunan? Lantas siapa yang akan menanggung mereka? yang kerjanya selama ini adalah kerja harian lepas jika tidak mau menyebutnya sebagai pengangguran. Dimana beliau (baca:Lansia) hadir karena konsekuensi dari angka harapan hidup yang lebih dikarenakan imbas Bonus demografi dimana asupan gizi dan jaminan kesehatannya bisa lebih terjamin, baik yang disediakan oleh pemerintah maupun mitra ataupun mungkin dari kesadaran anggota keluarga mereka yang selama masa produktifnya mampu berinvestasi buat hari tua keluarganya (baca: anak, orang
  • 4. tau dan kedua orang tuanya) sehingga dapat tertanggulangi dengan baik. Jawabnya Insya Allah. Setelah terlihat berbagai uraian hambatan yang mungkin dapat menjadi penghalang pesta bonus demografi, maka dalam artikel ini akan memberikan beberapa solusi alternative, yaitu : 1. Kebijakan Pemerintah dalam Progam KKBPK Kebijakan dalam hal ini adalah saatnya pemerintah melalui program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga yang lebih dikenal dengan program KKBPK sudah di beri label “wajib” dan bukan lagi sebagai sebuah tindakan pilihan. Alasannya sangat kuat, karena dalam program KKBPK telah ditekan penduduk tumbuh seimbang dan penciptaan kualitas keluarga. Dan, jika label wajib telah ditetapkan maka akan melahirkan yang namanya reward dan punishment, artinya masyarakat yang taat akan konsep dan aturan wajib mendapatkan penghargaan demikian pula sebaliknya, akan mendapatkan sangsi yang bersifat membangun dan mendidik yang akan menjadikannya sadar akan program kemaslahatan. Sesuai yang tergambar dalam misi BKKBN itu sendiri, yakni 1.Mengarus-utamakan pembangunan berwawasan Kependudukan. 2.Menyelenggarakan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. 3.Memfasilitasi Pembangunan Keluarga. 4.Mengembangkan jejaring kemitraan dalam pengelolaan Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga. 5.Membangun dan menerapkan budaya kerja organisasi secara konsisten. Poin pertama ini menjadi napas dan motivasi kita sehingga menjadikan sebuah cita cita yang mulia jika kita membangun Indonesia dimulai dari keluarga. Artinya tidak semua sector harus diserahkan bulat bulat kepada pemerintah untuk bertanggungjawab, solusi paling rasional adalah mari kita memulainya dari menjadikan keluarga kita berkualitas yang kemudian kita viruskan. 2. Penanggulangan Lansia Mengapa penanggulangan lansia wajib menjadi pilihan prioritas berikut? Karena jumlah mereka akan meningkatkan hampir menyamai jumlah usia produktif sedangkan dia sudah tidak produktif lagi. Sehingga akan menambah jumlah
  • 5. tanggungan oleh keluarga/masyarakat kita. Lansia seperti halnya pengeluaran untuk anak-anak dan remaja dimana pengeluaran untuk orang tua tidak akan menghasilkan keuntungan ekonomi. Hal ini tentu saja akan meningkatkan pengeluaran yang diperlukan untuk mendukung mereka melalui dana pensiun yang lebih tinggi, belanja perawatan kesehatan, dan layanan perawatan. Yang mungkin saja akan membuat konflik antar generasi dan memberikan tekanan yang berlebihan pada perekonomian baik ditingkat keluarga maupun secara luas. Poin ke-2 (dua) ini, memberikan kita peringatan bahwa saat kita masih dalam kondisi produktif maka layak kiranya tuk memikirkan masa depan dengan jalan melakukan investasi hari tua, dan tidak berlebihan jika dikatakan sebagai wajib berinvestasi untuk masa tua, baik melalui program pemerintah seperti perpanjangan usia pension serta pemberlakuakn jam kerja terbatas buat para lansia maupun melalui pendekatan keluarga yang lebih berorientasi kepada pembinaan keluarga Lansia. Sehingga tiba waktunya nanti bangsa ini dapat tampil dihadapan dunia dengan kualitas lansia yang tangguh dengan pendekatan santun. 3. Pendidikan Berkualitas Mengapa pendidikan wajib menjadi prioritas? Dengan bertumpuknya usia tenaga produktif namun tidak memiliki SDM yang mumpuni maka akan melahirkan pengangguran-pengangguran yang sudah bisa dipastikan akan melahirkan kesenjangan social yang bermuara kepada social chaos, karenanya mengapa pendidikan yang berkualitas wajib kehadirannya. Sebanyak apapun lapangan kerja yang tersedia jika kita tidak termasuk dalam kategori atau kriteria yang dipersyaratkan maka sama sja dengan “null” (baca:tetap menganggur) belum lagi, apakah kita akan menjadi penonton di negeri kita sendiri? Dimana era pasar bebas tidak lagi mensyaratkan yang ribet ribat disaat tenaga kerja asing ingin masuk ke Indonesia. Hal ini dapat kita liat dalam ilustrasi sebuah keluarga yang memiliki pendidikan yang baik tidak akan mungkin lebih mementingkan jumlah dibandingkan kualitas hidup keluarganya dari situ juga dapat memberikan gambaran tersirat bahwa anak keturunan dan keberadaan kita di dunia ini adalah sebuah tanggungjawab dan amanah besar yang kelak akan dimintai pertanggungjawabannya dihadapan Ilahi.
  • 6. Poin diatas, memberikan kita gambaran dimana tanpa pendidikan yang memadai, sebagian besar tindakan/program baik dari pemerintah maupun wadah swadaya masyarakat melalui kampanye/propaganda dan promosi upaya kesadaran dan peningkatan kualitas keluarga serta pemberdayaan perempuan akan terbukti tidak akan pernah mampu mencukupi targetnya dan bahkan tidak ada gunanya dari sisi capaian program bahkan mungkin hanya akan menghabiskan anggaran. 4. Fasilitas dan Informasi Kesehatan Jangan lagi ada korban hanya karena ketidak mampuan dia menjangkau sarana pelayanan kesehatan dan yang lebih miris segera hentikan jatuhnya korban hanya karena tidak tersentuhnya informasi kesehatan, yang dimaksud terakhir ini adalah banyak informasi yang sedianya sampai kemasyarakat maka akan mencegah masalah kesakitan bahkan kematian hanya dengan bermodalkan informasi, semisal masih adanya didapati masyarakat yang tidak mengetahui upaya pertolongan pertama terhadap penderita jantung, stroke, bahkan diare dan muntaber yang berujung kematian pada orang tua dan anak-anak. Lagi pula, bukan lah saatnya fasilitas kesehatan dibangun secara megah tetapi terpusat di tempat tempat tertentu saja, solusi paling efektif adalah pembinaan kader kader bantu yang direkrut dari masyarakat local setempat bukan dengan jalan menempatkan tenaga medis disuatu wilayah terpencil yang memiliki kehidupan keluarga yang jauh dari wilayah kerjanya. Maka bisa dipastikan kualitas dan kuantitas kerjanya jauh dari yang diharapkan. Akhirnya, semua manfaat dari Bonus demografi akan kita didapatkan jika lahir sebuah kebijakan dan komitmen baik dari pemerintah maupun masyarakat kita sendiri untuk mampu dan mau menerapkan kebijakan dan program yang berfokus pada keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, pendidikan berkualitas, menciptakan lapangan kerja dan peluang kerja, investasi pada wanita dan anak perempuan, serta pemerintahan yang baik. Wallahu’alam. Kutipan Inspirasi : Ketika bangsa Cina ingin hidup tenang, mereka membangun tembok Cina yang sangat besar. Mereka berkeyakinan tidak akan ada orang yang sanggup menerobosnya karena tinggi sekali. Akan tetapi 100 tahun pertama setelah tembok selesai dibangun, Cina terlibat tiga kali perperangan besar. Pada setiap kali perperangan itu, pasukan musuh tidak menghancurkan tembok atau memanjatnya, tapi cukup dengan menyogok penjaga pintu gerbang. Cina di zaman itu terlalu
  • 7. sibuk dengan pembangunan tembok, tapi mereka lupa membangun manusia. Membangun manusia seharusnya dilakukan sebelum membangun apapun. Dan itulah yang dibutuhkan oleh semua bangsa. Ada sebuah pendapat yang mengatakan bahwa apabila ingin menghancurkan peradaban sebuah bangsa, ada tiga cara untuk melakukannya, yaitu: Hancurkan tatanan keluarga Hancurkan pendidikan Hancurkan keteladanan dari para tokoh dan rohaniawan (ulama, ustadz, habaib) Untuk menghancurkan keluarga caranya dengan mengikis peranan ibu-ibu agar sibuk dengan dunia luar, menyerahkan urusan rumah tangga kepada pembantu. Pertama, Para ibu akan lebih bangga menjadi wanita karir ketimbang ibu rumah tangga dengan dalih hak asasi dan emansipasi. Kedua, pendidikan bisa dihancurkan dengan cara mengabaikan peran guru. Kurangi penghargaan terhadap mereka, alihkan perhatian mereka sebagai pendidik dengan berbagai macam kewajiban administratif, dengan tujuan materi semata, hingga mereka abai terhadap fungsi utama sebagai pendidik, sehingga semua siswa meremehkannya. Ketiga, untuk menghancurkan keteladanan para tokoh masyarakat dan ulama adalah dengan cara melibatkan mereka kedalam politik praktis yang berorientasi materi dan jabatan semata, hingga tidak ada lagi orang pintar yang patut dipercayai. Tidak ada orang yang mendengarkan perkataannya, apalagi meneladani perbuatannya. Apabila ibu rumah tangga sudah hilang, para guru yang ikhlas lenyap dan para rohaniawan dan tokoh panutan sudah sirna, maka siapa lagi yang akan mendidik generasi dengan nilai-nilai luhur? Itulah awal kehancuran yang sesungguhnya. Saat itulah kehancuran bangsa akan terjadi, (tulisan Jared Diamond, penulis yang memperoleh penghargaan Pulitzer) Sehat-Semangat-Luar Biasa