Keracunan jengkol adalah kondisi klinis yang disebabkan oleh racun asam jengkolat dalam biji jengkol. Gejalanya muncul 2-12 jam setelah makan jengkol dan meliputi nyeri perut, muntah, dan disuria. Diagnosis didasarkan pada riwayat makan jengkol dan gejala obstruksi saluran kencing. Penatalaksanaannya meliputi hidrasi, pemberian natrium bikarbonat, kateterisasi jika terjadi retensi urin, dan dial
2. Pendahuluan
Etiologi : Asam JengkolatEtiologi : Asam Jengkolat
Insidensi dan prevalensi
dunia jarang dilaporkan.
Insidensi dan prevalensi
dunia jarang dilaporkan.
Keracunan jengkol atau jengkolisme
sering terjadi di Indonesia karena
jengkol adalah makanan yang sering
di konsumsi penduduk Indonesia.
Keracunan jengkol atau jengkolisme
sering terjadi di Indonesia karena
jengkol adalah makanan yang sering
di konsumsi penduduk Indonesia.
Asam jengkolat membentuk
kristal yang akan menyebabkan
gangguan pada sistem urogenital
Asam jengkolat membentuk
kristal yang akan menyebabkan
gangguan pada sistem urogenital
3. Laporan Kasus
Identitas Penderita
Nama : An. Z
Umur : 12 tahun
JK : Laki-Laki
Agama : Islam
Suku : Aceh
Anak ke : 6
Alamat : Desa Buket
Makarti Kecamatan Tanah
Luas
No. MR : 06.99.96
Identitas Orang Tua
Nama Ayah : Tn. S
Umur : 37 tahun
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : SD
Nama Ibu : Ny. H
Umur : 40 tahun
Pekerjaan : Petani
Pendidkan : SD
Tanggal masuk RS:
13 September 2015
4. Alloanamnesis
Keluhan Utama : Buang air kecil berdarah
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien masuk dari IGD Rumah Sakit Umum Cut
Meutia dengan keluhan BAK berdarah. BAK berdarah
dialami pasien 3 jam sebelum masuk rumah sakit. Pada
saat BAK pasien mengeluarkan darah terlebih dahulu
dan kemudian disusul dengan keluarnya air kencing. Air
kencing keluar bersamaan dengan batu berwarna putih
kecil. Nyeri di bawah pusat juga dirasakan pada saat
BAK.
5. Pasien memiliki riwayat mengkonsumsi jengkol 6
jam sebelum masuk rumah sakit. Pasien mengkonsumsi
jengkol yang tua dan dimasak dengan cara direbus.
Pasien mengkonsumsi jengkol pada saat rebusan jengkol
yang pertama sebelum diolah lebih lanjut. Pasien
mengkonsumsi jengkol sebanyak satu piring kecil. Jengkol
merupakan makanan yang sudah biasa dikonsumsi pasien
sehari-hari dan jengkol merupakan makanan kegemaran
pasien. Keluhan yang timbul setelah mengkonsumsi
jengkol ini baru pertama sekali dialami pasien. Pasien
biasanya tidak pernah mengeluhkan apapun setelah
mengkonsumsi jengkol. Pasien juga mengeluhkan
muntah 3 jam sebelum masuk rumah sakit setelah
mengkonsumsi durian. Pasien langsung muntah setelah
mengkonsumsi durian.
6. Pada saat dalam perjalanan menuju rumah sakit,
pasien dan kedua orang tuanya mengalami kecelakaan
lalu lintas. Kedua orang tua pasien dan pasien datang
dengan menggunakan sepeda motor. Kecelakaan lalu
lintas yang dialami berupa jatuh dari sepeda motor,
sehingga pasien mengalami luka robek di bagian dagu.
Pasien tetap dalam keadaan sadar setelah jatuh dan tidak
ada benturan pada kepala saat kecelakaan. Orang tua
pasien mengatakan bahwa kecelakaan ini terjadi karena
berkendara dengan sepedamotor ke rumah sakit dengan
terburu-buru.
7. Riwayat Penyakit dahulu :
Riwayat penyakit dahulu hanya berupa demam
dan batuk pilek.
Riwayat penyakit keluarga
Keluarga pasien mengaku dikeluarga tidak ada
yang mengalami hal serupa dengan pasien.
Riwayat penggunaan obat:
Tidak ada
8. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Riwayat Kehamilan
Pasien adalah anak ke-enam dari ibu yang berusia 40
tahun dan tidak ada riwayat keguguran sebelumnya. Ibu
pasien tidak pernah melakukan pemeriksaan kehamilan ke
puskesmas selama masa kehamilanya. Ibu pasien juga tidak
ada mengkonsumsi jamu, muntah berlebihan, kejang, asma,
diabetes mellitus, infeksi, perdarahan, trauma saat kehamilan,
mengalami tekanan darah tinggi serta tidak merokok pada
saat kehamilan.
Riwayat Kelahiran
Cara persalinan : Spontan pervaginam
Tempat kelahiran : Rumah
Penolong persalinan : Bidan
Masa gestasi : 38-40 minggu
BBL/PBL : 3100 gr/ 50 cm
9. Riwayat ASI dan imunisasi
Pasien diberi ASI dari sejak lahir hingga usia 23 bulan,
namun ibu tidak memberikan ASI saja sampai usia 6
bulan, sejak usia 7 hari bayi sudah diberikan nasi lumat
sebagai tambahan ASI. Ibu pasien mengaku riwayat
imunisasi pada anak Z tidak ada.
Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
Usia 2 bulan sudah mulai tengkurap
Usia 5 bulan sudah bisa duduk
Usia 6 bulan sudah mulai merangkak
Usia 10 bulan sudah mulai berjalan dan mengucapkan
beberapa kata
10. PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan pada tanggal 14 September 2015
Kesan Umum :
Kesadaran kompos mentis
Tanda Vital
Kesadaran : kompos mentis
Nadi : 84 x/menit, regular
Laju nafas : 19x/menit, reguler
Tekanan darah : -
Suhu : 36,8 0
C
Data Antropometri
Berat badan : 32 Kg
Tinggi Badan: 144 cm
14. PENATALAKSANAAN
Terapi suportif :
Tirah baring
Diet : MB
Medikamentosa
IVFD Dextrose 5% 20 gtt/i
Na Bicarbonat (Meylon) 25 mEq dalam IVFD Dex
5%
Inj. Cefotaxime 750mg/12 jam
Inj. Ondancetron 1A/12 jam
Inj. Kalnex ½ A/12 jam
Inj. Ranitidin 1A / 12 jam
15.
16. PROGNOSIS
Quo ad Vitam : Dubia ad bonam
Qou ad Fungsionam : Dubia ad bonam
Quo ad Sanactionam : Dubia ad bonam
Kesan :
•Distensi sistema usus halus
dan colon ascendens dengan
fecal prominent suspect
gangguan pasase
•Tak tampak radioopaq di
proyeksi traktus urinarius
•Sistema tulang tak tampak
kelainan
20. Keracunan jengkol adalah
suatu keadaan klinis akibat
keracunan asam jengkolat yang
terdapat pada biji jengkol.
Epidemiologi :
•Keracunan jengkol hanya terjadi
pada daerah tertentu yang
banyak mengkonsumsi jengkol.
Pohon jengkol biasanya hanya
tumbuh pada daerah tropis, yaitu
Asia, termasuk Indonesia.
•Insiden pada anak Lk : Pr adalah
9:1. Kejadian tertinggi pada usia
4-7 thn, termuda usia 1,5 thn
21. Patogenesis
• Faktor Biji jengkol
a.Maturitas
b.Cara pengolahan
• Faktor Inang
a. Kerentanan tubuh seseorang
22. Gejala dan Tanda
Gejala keracunan biasanya muncul 2-12 jam setelah
mengkonsumsi jengkol.
a.Nyeri suprapubik
b.Disuria
c.Muntah
d.Hematuria
e.BAK kristal putih
f.BAK menjadi sedikit
g.Nyeri pinggang
h.Kolik abdomen
23. Diagnosis
Diagnosis keracunan jengkol mudah ditegakkan
dari anamnesis riwayat konsumsi jengkol sebelumnya
dan bau jengkol yang khas pada napas dan urin
penderita. Pemeriksaan fisik menemukan tanda-tanda
obstruksi saluran kencing.
•Riwayat makan jengkol
•Sakit perut, muntah, nyeri supra pubik, dan dysuria
•Serangan kolik saat berkemih
•Napas/urin bau jengkol
•Oliguria atau anuria
•Hematuria (mikroskopik atau makroskopik)
•Ditemukannya kristal asam jengkolat dalam urin.
24. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan Urin
2. Pemeriksaan Darah Rutin
3. AGDA
4. USG
Klasifikasi
1. Keracunan jengkol ringan
2. Keracunan jengkol berat
25. Penatalaksanaan
• Kasus ringan
a. Minum banyak (hidrasi agresif)
b. Tablet Na bikarbonat 1mg/kgBB/hari atau 1-2 g/hari
• Kasus berat
a. Dirawat/ditangani sebagai kasus GGA
b. Bila terjadi retensi urin segera kateterisasi dan buli-buli dibilas dengan
bikarbonat 1,5%
c. Pada oliguria diberikan infus cairan dextrose 5% + NaCl 0,9% (3:1)
d. Pada anuria diberikan dekstrosa 5-10% (kebutuhan cairan seperti GGA)
e. Na bikarbonat 2-5 mEq/kgBB dalam dextrose 5% per infus selama 4-8
jam.
f. Diuretik dapat diberikan (misalnya furosemide 1-2 mg/kgBB/hari)
g. Bila dengan cara diatas tidak berhasil atau terjadi gagal ginjal, maka
harus dilakukan dialysis peritoneal/hemodialysis.
• Pembedahan