Buletin ini membahas program Double Track di Jawa Timur yang memberikan keterampilan kepada siswa SMA untuk menghadapi dunia kerja. Program ini telah berkembang ke 157 sekolah dan kini memperkenalkan voucher cipta kerja untuk mendanai produk siswa dan membantu mereka memulai usaha. Contohnya, siswa SMAN 4 Bangkalan telah membuka salon dan menerima pesanan makanan.
1. 1
Buletin Double Track Edisi 1, Maret 2020
DOUBLE TRACKl EDISI I l MARET 2020
Buletin Bulanan
#Maju Bersama Hebat Semua
Cipta Kerja Menyongsong
Era Baru Gig Economy
TERUS BERINOVASI CIPTAKAN PELUANG
3. 3
Buletin Double Track Edisi 1, Maret 2020
Salam RedaksiSalam Redaksi
Pelindung:
l Gubernur Jawa
Timur
l Rektor ITS
Penasehat:
l Kepala Dinas
Pendidikan
Jawa Timur
Pelaksana:
l M. Zainul Asrori
l Ety Prawesti
Pimpinan Redaksi:
l Fajar Baskoro
l Arya Yudhi Wijaya
Reporter:
l Anny Saulina
l M. Yusuf Heru
Wicaksono
l Setiyo Agustiono
Hozairi
l Bekti Cahyo
Hidayanto
Alamat Redaksi:
l Gedung Research
Center Lt. 8,
Kampus ITS Sukolilo
Surabaya
Penyelia:
l PT Pendar Asa
Komunika,
www.pendarasako-
munika.com
Terbit satu bulan
sekali
Redaksi menyediakan
dan menyalurkan
voucher cipta kerja
untuk sekolah DT
PERJALANAN program DT sejak tahun 2018 telah menunjukkan
hasil luar biasa. Pameran akhir tahun 2019 pada 29 Desember
2019 di Jatim Expo Surabaya, telah membuka sebagian besar mata
pengunjung tentang strategisnya program ini. Gubernur Jatim,
Khofifah Indar Parawansa menyampaikan kekagumannya pada
karya siswa SMA/MA DT yang dipertunjukkan di acara tersebut.
Gubernur memuji program yang mulai digagas oleh pendahulunya
itu layak dilanjutkan, dipertahankan, dan ditingkatkan.
Program ini telah nyata dapat mempersiapkan peserta didik SMA/
MA setelah lulus untuk siap memasuk ke dunia kerja atau membekali
diri mereka menjadi wirausaha. Buktinya? Beberapa hasil praktik
mereka telah diterima masyarakat dan bahkan di pesan untuk berbagai
macama keperluan seperti rapat, mantenan dan lainnya, dalam jumlah
cukup besar. Atas hasil semua itu, penyelenggara DT mulai berpikir
bagaimana agar apa yang telah dihasilkan sekolah bersama siswanya
dapat terus bersamai tumbuh dan membesar. Berinovasi inilah yang
ditawarkan penyelenggara lewat peluncuran voucher cipta kerja.
Sederhana konsepnya, melalui voucher cipta kerja ini, siapa pun
boleh membeli atau memilikinya. Setelah dimiliki, voucher itu bisa
dibelanjakan untuk membeli produk atau jasa yang dihasilkan oleh
siswa SMA/MA DT. Tidak harus dikonsumsi atau dinikmati sendiri
oleh pemilik voucher, tapi bisa diberikan atau disumbangkan kepada
siapa pun, baik perorangan, lembaga atau yayasan.
Melalui kepemilikan voucher itu, maka produk dan jasa dari
sekolah dan siswa SMA/MA DT akan bergulir ke konsumen dan
menghidupkan proses produksi barang dan jasa hasil program DT.
Melalui voucher cipta kerja, program DT mengajak untuk
berbagi kepada mereka yang membutuhkan sekaligus menggerakan
dan memberi kepercayaan kepada peserta program DT bahwa
jenis keterampilan yang diperolehnya dapat dijadikan bekal untuk
memulai berwirausaha. Contoh kongkrit telah dijalankan oleh
SMAN Ngadirejo, Pacitan, yang mendapat Voucher Cipta Kerja dari
lembaga Yayasan Dana Sosial Al Falah (YDSF) Surabaya, senilai Rp
1.750.000 untuk pembuatan seragam Taman Pendidikan Al Quran
(TPA) Yayasan Al-Khairiyah, Pacitan, binaan lembaga YDSF.
Siapa menyusul untuk mendapatkan voucher cipta kerja. Mari
kita berbagi sekaligus menghidupkan perekonomian ditingkat paling
bawah untuk berusaha mengurangi angka pengangguran bagi Jawa
Timur. n
Mengajak untuk Berbagi
DOUBLE TRACK
Buletin Bulanan
#Maju Bersama Hebat Semua
4. 4
Buletin Double Track Edisi 1, Maret 2020
CERITA VOUCHER CIPTA KERJA
Voucher Cipta Kerja merupakan
strategi penggalangan dana Crowd
Funding yang dilakukan oleh program
DT sebagai modal kerja. Dana
dikumpulkan dari masyarakat kemudian
dibelikan alat dan bahan untuk membuat
produk atau memberikan service/jasa
kepada orang yang membutuhkan.
Seperti diketahui, program DT
adalah suatu sistem pembelajaran yang
menggabungkan cara belajar SMA
yang diberi keterampilan tambahan.
Penambahan keterampilan ini membuat
siswa siap kerja jikalau tidak ingin
melanjutkan pendidikan ke perguruan
tinggi. Karena faktanya di Jawa Timur,
lulusan SMA yang tidak melanjutkan
kuliah jumlahnya cukup tinggi, mencapai
67,84%. Padahal SMA itu sejak awal
dirancang sebagai satuan pendidikan
yang menyiapkan peserta didiknya
melanjutkan studi ke jenjang yang lebih
tinggi. Lalu bagaimana dengan siswa
sekolah umum yang, karena berbagai
alasan, akhirnya tidak melanjutkan
kuliah? Mereka harus segera terjun ke
dunia kerja dengan bekal pengetahuan
umum semata.
DT dikonsep sebagai kegiatan
ekstrakurikuler, dengan ketentuan setiap
siswa minimal satu tahun mengikuti
sistem jalur ganda ini. Ide DT muncul
berawal dari keprihatinan atas tingginya
potensi lulusan SMA yang menjadi
pengangguran. Terutama mereka
yang setelah lulus tidak melanjutkan ke
bangku kuliah.
Cipta Kerja Menyongsong
Era Baru Gig Economy
Terus Berinovasi Ciptakan Peluang
Tak henti untuk berkarya dan berinovasi.
Inilah yang dilakukan para pengelola
program Double Track (DT). Progam
yang telah digagas sejak tahun 2018
itu, kini telah menyasar pada 157
sekolah (SMA/MA) di Jawa Timur
—berawal hanya 86 sekolah, kini
menyiapkan Voucher Cipta Kerja.
5. 5
Buletin Double Track Edisi 1, Maret 2020
CERITA VOUCHER CIPTA KERJA
Fakta ini menjadi permasalahan
pelik bagi pembangunan manusia di
Jatim, karena peserta didik lulusan SMA
tidak dibekali skill dasar yang memadaii
untuk terjun ke dunia kerja. Melalui
Program SMA/MA DT diharapkan bisa
memberikan skill atau kompetensi
tambahan kepada siswa.
Program ini diharapkan dapat
meningkatkan mutu pendidikan serta
menanggulangi lahirnya pengangguran
terbuka dari lulusan SMA/MA yang tidak
melanjutkan ke pendidikan tinggi.
Dalam perjalanannya, DT telah
memberikan dorongan dan motivasi
tersendiri baik bagi sekolah maupun
siswa dalam menjalani kegiatan
pembelajaran di sekolah. Meski dikemas
dalam kegiatan ekstra kurikuler, DT telah
menarik minat siswa yang luar biasa
besar di dalam mengikutinya. Sejauh
ini belum ada kegiatan ekstra kurikuler
yang pesertanya begitu antusias dalam
mengikuti pembelajarannya, juga
belum ada kegiatan ekstra kurikuler
yang bermanfaat nyata secara ekonomi
bagi para pesertanya. DT telah
membuktikannya.
Ada tiga tujuan dalam program DT.
Pertama, untuk meningkatkan kompetensi
dan kemampuan peserta didik SMA
yang berencana tidak melajutkan ke
perguruan tinggi dalam menguasai salah
satu bidang keterampilan tertentu dengan
memanfaatkan kearifan lokal.
Kedua, membangun kepercayaan
diri peserta didik dalam berwirausaha
atau bekerja dengan bekal keterampilan
yang dikuasai. Ketiga, membangun
jaringan dunia sekolah dengan dunia
usahadan dunia industri (DUDI).
Dari tiga tujuan itulah diharapkan
potensi pengangguran lulusan SMA
yang berasal dari siswa yang tidak
melanjutkan kuliah dapat dikurangi.
DT merupakan salah satu bentuk
program inovasi di Dinas Pendidikan
Jatim. Merupakan penjabaran riil
dari Program CETAR (cepat, efektif,
tanggap, transparan, dan responsif)
yang diusung oleh Pemerintah Jatim
di bawah kepemimpinan Ibu Khofifah
Indar Parawansa sebagai Gubernur
dan Bapak Emil Elestianto Dardak
selaku Wakil Gubernur. Sebagai sebuah
program inovasi, maka yang harus
dimunculkan adalah adanya perubahan
dan kreativitas dari pelaksanaan. Salah
satu bentuk keberlanjutan inovasi DT
adalah diluncurkannya voucher cipta
kerja. n kem
6. 6
Buletin Double Track Edisi 1, Maret 2020
CERITA DONATUR
Mereka berpartisipasi meramaikan
pameran bertema Harmonisasi Vokasi
dan Jatim Cerdas Menuju Pertumbuhan
Berkualitas.
Sebelumnya, sehari sebelumnya,
pada 12 Maret, SMAN 1 Gondangwetan
Pasuruan sebagai SMA DT juga mengikuti
pameran yang diselenggarakan
Musyawarah Kerja Kepala Sekolah
(MKKS) Kota dan Kab. Pasuruan dan
Probolinggo di SMAN 1 Grati.
Tampil percaya diri, SMAN 4
Bangkalan menyajikan produk kuliner
andalan antara lain nasi bakar dan
somay (dua item olahan makanan
Nusantara ini merupakan materi yang
diajarkan trainer DT). Untuk minuman
favoritnya mereka menyuguhkan es
krim serai, dawet, dan es kuwut (kelapa
muda). Sedang anak-anak DT Tata
Kecantikan unjuk kebolehan praktik
make over wajah pengantin.
Tidaksia-sia.TerbuktiboothDTMartini
menyedot perhatian pengunjung. Mereka
tertarik menyaksikan peragaan rias dan
rela antre untuk membeli makanan dan
minuman. Bahkan Sekretaris Daerah
Provinsi Jatim Dr. Ir Heru Tjahjono, MM,
saat meninjau pameran, juga terpikat.
Bukan sekadar mampir melihat-lihat stan,
tetapi berkenan memborong nasi bakar
sebanyak 50 bungkus. Stok langsung
habis.
Nasi Bakar
DT SMAN 4
Bangkalan
Diborong
Sekdaprov
Program SMA DT semakin eksis saja.
Pesertanya aktif mengikuti pameran di
berbagai tempat. Seperti yang dilakukan
SMAN 4 Bangkalan ini. Dengan bangga
para siswa peserta DT membuka stan
di lobi Kantor Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (Bappeda)
Provinsi Jawa Timur di Jl. Pahlawan 102,
Surabaya, Jumat (13/3) siang.
7. 7
Buletin Double Track Edisi 1, Maret 2020
CERITA DONATUR
Indi Sofi Fikria, S.Pd, selaku operator
DT SMAN 4 Bangkalan, mengatakan,
para siswa sangat bersemangat
mengikuti program terobosan DT ini.
“Anak-anak sudah cukup terampil.
Si Selfia, sekarang sudah membuka
salon di rumahnya sendiri. Juga
teman-temannya yang lain sudah
menerima orderan secara freelance,
lewat medsos,” katanya.
Pihak sekolah juga mulai ramai
mendapat pesanan makanan minuman.
Biasanya orderan berasal dari warga
yang hendak mengadakan pengajian.
Permintaan akan jasa rias juga
prospektif. Anak-anak DT sudah aktif
merias untuk kebutuhan wisuda sekolah,
mulai dari anak TK sampai siswa SMA.
Kadang juga merias untuk kebutuhann
karnaval, kebiasan yang sangat disukai
orang Madura.
Annissa Makrumah, siswa kelas XI
IPA 1, terlihat sibuk menghandel alat pres
penutup gelas plastik. Lalu menyerahkan
gelas berisi aneka minuman itu kepada
pembeli. Hari itu laku keras. Semua
dagangan habis terjual sebelum waktu
shalat Jumat tiba.
“Saya dulu awalnya coba-coba
aja masuk Tata Boga. Ternyata setelah
masuk, seru banget, saya jadi senang
karena mendapat keterampilan masak.
Saya bisa mengembangkan passion
saya. Kalau makanan sudah jadi kita
foto lalu dimasukkan IG dan WA. Banyak
yang pesan,” katanya.
Ditambahkan, seringkali terjadi, sehari
sebelum praktik DT, teman-temannya
sudah banyak yang mendesak: “Besok
praktik DT bikin apa, Nis? Aku pesan
makanannya ya. Jangan lupa.”
Begitulah, DT di SMAN 4
Bangkalan telah menjadi sesuai yang
berarti. Semangat kewirausahaan
terasa bertumbuh di sana. Salah
satu indikatornya, banyak siswa
kelas X yang sudah tidak sabar ikut
bergabung, padahal program DT ini
masih dikhususkan bagi siswa kelas XI.
Masyarakat sekitar juga mulai mengenal
manfaat DT. Calon pendaftar pada
musim penerimaan peserta didik baru
juga meningkat. “Saya mau sekolah
ke SMAN 4 saja, karena ada praktik
masak-masaknya, ada rias mantennya,”
kata warga sebagaimana ditirukan oleh
Annisa. n adri
8. 8
Buletin Double Track Edisi 1, Maret 2020
CERITA DONATUR
Berbicara mengenai keunggulan
program DT, SMAN 1 Ngadirojo
khususnya bidang keterampilan tata
busana memiliki program voucher cipta
kerja. Tujuan dari diadakannya program
voucher cipta kerja ialah membuka
penggalangan dana dan sumber
daya produksi seperti alat, mesin,
dan bahan-bahan untuk memberi
kesempatan kerja dan menciptakan
Siswa Bangga
dan Percaya Diri
Voucher Cipta Kerja SMAN Ngadirojo Pacitan
Trobosan demi trobosan baru terus dikembangkan di setiap Sekolah program DT.
Inovasi dan gagasan yang kelak mendukung kemajuaan program DT, baik dalam
hal pemasaran, inovasi produk, pola kemitraan, hingga bagaimana efisiensi kerja
tak henti-hentinya digali dan dikembangkan. Karena itulah setiap sekolah dan setiap
program DT memiliki ciri kekhasannya sendiri yang patut menjadi kebanggaan.
Hal ini sekaligus menjadi alasan sehingga begitu eksisnya program
DT di Jawa Timur yang kelak akan menjadi program nasional.
9. 9
Buletin Double Track Edisi 1, Maret 2020
CERITA DONATUR
usaha-usaha baru yang berbasis pada
keahlian dan keterampilan para alumni
program SMA DT.
Rezeki nomplok. Ungkapan ini
pas diterima oleh SMA Negeri DT
Ngadirejo Pacitan. Kenapa? Salah
satu keterampilan yang dipilih dalam
program DT, Tata Busana, mendapat
voucher cipta kerja dari lembaga
Yayasan Dana Sosial Al Falah (YDSF)
Surabaya, senilai Rp 1.750.000,-
Voucher senilai itu diwujudkan
untuk 10 pasang seragam Taman
Pendidikan Alquran (TPA) Yayasan
Al-Khairiyah, Pacitan, binaan lembaga
YDSF. Sebanyak 20 siswa bidang
keterampilan tata busana terlibat dalam
menyelesaikan order voucher cipta kerja
ini.
Untuk merealisasikan pesanan
melalui voucher cipta kerja ini SMAN
1 Ngadirejo menggandeng dua mitra
DUDI, masing-masing Ajiib Collection,
milik Bapak Masjid Asnun yang
beralamat di Desa Wiyoro, Ngadirojo,
dan Batik Tengah Sawah, milik Aditya
Nugraha, yang juga beralamat di Desa
Wiyoro, Ngadirojo.
Order yang diterima SMA Negeri
Ngadirejo ini adalah salah satu bentuk
realisasi dari voucher cipta kerja yang
diinisiasi program DT.
Bentuknya berupa investasi sosial
cipta kerja, melalui penggalangan
dana dan sumberdaya produksi
seperti alat, mesin, atau bahan-bahan
untuk memberi kesempatan kerja dan
menciptakan usaha-usaha baru yang
berbasis pada keahlian dan ketrampilan
para alumni program SMA DT.
Dengan program voucher cipta kerja
ini sekolah dan siswa bisa memproduksi
barang-barang yang dibutuhkan oleh
masyarakat umum.
10. 10
Buletin Double Track Edisi 1, Maret 2020
CERITA DONATUR
Sekelompok siswa bidang
ketrampilan Tata Busana dari sekolah
SMAN 1 Ngadirojo Pacitan membuat
pakaian seragam Taman Pendidikan
Al Quran (TPA). Biaya produksi hingga
selesai dibiayai oleh donatur melalui
pembelian voucher cipta kerja senilai Rp.
1.750.000. Setelah selesai seragam TPA
ini diserahkan kepada penerima manfaat
dalam hal ini murid-murid TPA Yayasan
Al-Khairiyah binaan lembaga YDSF.
Melalui voucher cipta kerja, siswa
mendapatkan pekerjaan, mitra dunia
usaha dan dunia indusatri (DUDI)
mendapatkan order, dan penerima
manfaat mendapatkan seragam.
Semua secara bersama “Membangun
Kesempatan , Menyebarkan Keceriaan”
“Kami bangga menerima orderan
ini, berarti keterampilan kami dipercaya.
Kawan-kawan makin bersemangat
untuk terus belajar, karena manfaatnya
jelas,” kata Auriela Putri Widyar, siswa
kelas XI IPA 3.
Sementara Kepala SMA Negeri
Ngadirejo, Adi Supratikto, S.Pd.
M.Pd, mengatakan, dengan voucher
cipta kerja, kini anak-anak punya
kesempatan untuk membuktikan diri
bahwa apa yang dipelajarinya melalui
program DT bermanfaat untuk mereka
bisa berwirausaha. “Bersyukur sekolah
kami mendapat kesempatan mengikuti
program DT, sehingga anak-anak kini
lebih bersemangat dalam mengikuti
pelajaran, baik pelajaran akademik
maupun keterampilan yang diberikan
DT,” katanya. n kem
11. 11
Buletin Double Track Edisi 1, Maret 2020
MANFAAT PENERIMA
Secara pribadi, menurut saya kegiatan DT
bidang tata busana telah dapat memberikan
manfaat yang signifikan untuk mengasah
ketrampilan saya dan teman-teman di
bidang menjahit. Saya jadi mengetahui
bagaimana cara membuat pola rok, rompi,
dan rukuh. Juga, ukuran-ukuran detail yang
harus diperhatikan, memotong kain dan cara
menjahit yang benar.
Selain itu, di sisi lain saya juga diajari
bagaimana cara berwirausaha yang baik dan
benar, mulai dari modal, proses pembuatan,
serta penentuan laba dan harga jual. Tidak
hanya itu saja, saya juga belajar manajemen
waktu untuk mengejar target sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.
Jadi, kita harus semangat dan pantang
menyerah. Memang, menjahit itu dibutuhkan
ketelitian dan keuletan yang sangat tinggi, tapi
apabila kita berusaha keras dan punya niat
untuk bisa, kita pasti akan bisa.
Mari jadi generasi muda yang kreatif,
inovatif, dan inspiratif bagi bangsa dan
negara. n
Tak Hanya Terampil Membuat,
Tapi Juga Bisa Menjual
Dua dari 20 siswa yang terlibat dalam program voucher siap kerja
di SMAN 1 Ngadirejo, Pacitan, memberi kesaksian berikut ini. Intinya mereka
merasa terbantu dengan menguasai keterampilan menjahit yang dilaksanakan
dalam program DT. Selain terampil. mereka juga telah menerima pembelajaran
untuk berwirausaha. Artinya, tidak hanya pandai membuat atau menjahit,
tapi juga diharapkan bisa menjual produk apa yang telah mereka buat.
Auriela Putri Widyar
Siswa Kelas XI IPA 3
12. 12
Buletin Double Track Edisi 1, Maret 2020
MANFAAT PENERIMA
Saya merasa senang bisa ikut
kegiatan DT ini bidang tata busama.
Dengan adanya kegiatan DT, saya
bisa mendapat pengalaman baru di
luar pengalaman di sekolah umumnya.
Ini pengalaman pertama saya
belajar menjahit. Sekarang setelah
mengikuti kegiatan DT, saya juga bisa
sedikit-sedikit membantu saudara saya
yang juga berprofesi sebagai penjahit.
Biasanya DT di sekolah saya masuk di
setiap Sabtu.
Setelah ada kegiatan pameran di
Surabaya, pada Desember tahun lalu,
kami dari DT SMA Negeri 1 Ngadirojo
mendapat pesanan baju TPA, suatu
pengalaman baru lagi bagi kami. Yang
awalnya kami berlatih membuat rok
sendiri, karena ada pesanan itu saya
bisa belajar membuat gamis dan baju
koko.
Saya dan teman-teman pada tahap
awal kami ikut andil dalam penjahitan
baju untuk bagian yang mudah,
pengikatan motif dan pewarnaan
dengan dibimbing dari ibu pembimbing
DT. Selain itu diajari dalam menjahit,
dan kami juga belajar menerapkan ilmu
kewirausahaan, agar baju yang kami
buat bisa dijual. Semoga saja kegiatan
DT ini bisa berlangsung di tahun-tahun
yang akan datang, dan semoga kuota
yang bisa mengikuti DT lebih banyak
dari tahun ini. n
Mumayizah
Siswa Kelas XI IPA 4
13. 13
Buletin Double Track Edisi 1, Maret 2020
MANFAAT PENERIMA
Inilah yang diakui para trainer DUDI
pada program DT. Memang di beberapa
sekolah, trainer DT diambilkan dari mitra
sekolah (DUDI). Mereka adalah para
profesional di bidangnya. Kepemilikan
sertifikat dan keterangan memiliki badan
usaha adalah salah satu persyaratan
sekolah melibatkan DUDI.
Diakui beberapa DUDI yang
menjadi trainer, meski memiliki usaha
serupa dengan yang diajarkannya, para
trainer mitra sekolah tak merasa akan
tersaingi. “Saya justru merasa terhormat
diberi kesempatan untuk berbagi ilmu
Libatkan DUDI untuk
Menjadi Trainer
Sinergi dengan DUDI dalam program DT sudah menjadi kebutuhan,
lain siswa dan guru bisa belajar suasana tempat kerja dan dunia kerja dan
industri sesungguhnya, mitra DUDI yang menjadi trainer pun berharap jika kelak
peserta program DT bekerja di tempatnya, mereka sudah tidak canggung lagi
berhadapan dengan tata aturan dan pola kerja yang sesungguhnya.
15. 15
Buletin Double Track Edisi 1, Maret 2020
MANFAAT PENERIMA
dan pengalaman dengan para siswa,”
kata Suyitno pemilik Konveksi Al Nur,
Ngawi.
Ayah dua putra ini, kebetulan
lokasi rumahnya berdekatan dengan
SMA Negeri 1 Kendal, Ngawi. Karena
kedekatan itulah ia dipilih untuk menjadi
trainer bidang keterampilan tata busana.
“Jarak rumah saya dan sekolah relatif
dekat, sehingga siswa bisa magang
dengan leluasa selepas jam sekolah.
Saya pun demikian, tidak perlu transpor
untuk datang ke sekolah,” katanya.
Suyitno tidak khawatir tersaingi
dengan para siswa yang mengambil
keterampilan tata busana, justru
sebaliknya konveksinya memperoleh
keuntungan, dapat menerima magang
siswaDTsekaligusbisamemilihsejakawal
dari mereka untuk menjadi karyawannya.
“Saya memang menawarkan kepada
para siswa jika memang ingin bergabung
menjadi karyawan di konveksisaya
silahkan,” kata pria kelahiran Ngawi, 14
Juni 1980 ini.
Bagi SMA Negeri 1 Kendal,
kehadiran Suyitno sebagai trainer
terbilang membawa berkah, selain
konveksinya dapat dijadikan tempat
magang, pengalaman ayah dua putra
ini juga terbilang istimewa. Sebelum
memiliki konveksi dengan 30 karyawan
saat ini, Suyitno sudah puluhan tahun
menjalani pekerjaan serupa pada
sebuah perusahaan garmen terkenal di
Bekasi. “Saya juga mengenalkan sistem
kerja di perusahaan besar, sehingga jika
kelak anak-anak bekerja di perusahaan
garmen misalnya atau ingin membuka
konveksi, sudah tidak canggung lagi.
Program DT ini sungguh luar biasa
memberi pengalaman dan membekali
siswa sejak di bangku sekolah. Selepas
lulus saya yakin mereka memang sudah
bisa dan terampil untuk masuk ke dunia
kerja,” katanya, yang mengaku telah
mempekerjakan sebanyak 8 orang
alumni SMA Negeri 1 Kendal.
Hal sama disampaikan Zeni Lutfiana,
trainer SMA Negeri 1 Kademangan
pemilik Tiara Ayu Salon di Blitar. “Saya
justru berbahagia dan merasa sangat
terhormat dapat berbagi ilmu sekaligus
dapat ilmu baru saat mengikuti ToT,”
katanya.
Di bidang tata rias rambut, Zeni
boleh dibilang memang ahlinya. Ia telah
melakoninya sejak tahun 2009, sehingga
ketika mengikuti ToT memperoleh
perkembangan terkini terkait dengan
tata rias rambut. “Saya suka dengan
menjadi trainer untuk anak-anak SMA,
sehingga dapat berbagi pengalaman
dan sharing ilmu tentang perkembangan
terkini. Di dunia tata rias rambut, tiap
tahun terus berubah,” katanya.
Pemilik Panda Salon di Ponorogo,
Sutoyo, yang dipercaya menjadi trainer di
SMANegeri1Jetis,jugaberpendapatsama
tentang keikutsertaannya menjadi trainer
pada program DT. Dirinya bukan khawatir
akan tersaingi, tapi malah sebaliknya,
justru memperoleh keuntungan dengan
menjadi trainer di sekolah. “Betapa tidak,
saya mendapatkan istilah-istilah baru
dalam tata rias yang selama ini saya tidak
ketahui saat mengikuti ToT di Surabaya.
Soal tersaingi atau tidak terpulang pada
rezeki masing-masing. Toh saya sudah
mencoba berbagi ilmu dan pengalaman,”
kata pria kelahiran Ponorogo, 14 Juli
1976 ini. n kem
16. 16
Buletin Double Track Edisi 1, Maret 2020
CERITA DONATUR
Melalui program DT, kiranya tidak
hanya SMK saja yang harus menjalin
hubungan dengan dunia usaha dan
dunia industri (DUDI), SMA juga
demikian. Akan banyak keuntungan
yang didapat dari jalinan kemitraan
seperti itu. SMAN 1 Wongsorejo,
Kab. Banyuwangi adalah salah satu
contohnya.
Sekolah yang berlokasi di Jl. Raya
Bengkak Wongsorejo ini telah menjalin
kerja sama dengan Balai Pelatihan
dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Kab.
Banyuwangi, milik Kementerian Kelautan
dan Perikanan, yang lokasinya tidak
jauh dari sekolah. Kerja sama dengan
BPPP terutama untuk bidang keahlian
tata boga. Materi pelatihan untuk
keterampilan tata boga pun disesuaikan
secara kreatif oleh trainer agar berkaitan
dengan bidang BPPP.
Seperti diketahui BPPP merupakan
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian
Kelautan dan Perikanan yang bertugas
melaksanakan bimbingan, pelatihan
teknik dan manajerial di bidang
perikanan. Sasaran balai yang berlokasi
di Desa Bangsrin Kec. Wongsorejo ini
adalah pengembangan SDM seperti
nelayan, budidaya ikan, pengolah ikan,
pedagang ikan dan hasil perikanan,
serta aparatur negara. Di samping itu
juga memberi kesempatan kepada
mahasiswa, pelajar, dan masyarakat
yang ingin mempelajari pengetahuan
kelautan dan perikanan.
Oleh karena aneka jenis ikan
bisa dikembangkan menjadi produk
Jalin Hubungan dengan DUDI
untuk Kembangankan Produk
SMAN 1 Wongsorejo:
Selain voucher cipta kerja, semangat sekolah dalam menjalankan program DT bisa
dilihat dari apa yang dilakukan beberapa SMA dalam mencari mitra DUDI untuk
dijadikan trainer, pengembangan produk atau pengembangan jaringan pemasaran.
17. 17
Buletin Double Track Edisi 1, Maret 2020
PROFIL SEKOLAH PENERIMA
makanan olahan oleh SMAN 1
Wongsorejo. Maka siswa tata boga pun
praktik membuat nuget ikan, abon ikan,
dan burger isi ikan. “Anak-anak sini
kalau diajak praktik double track bisa
betah seharian. Kalau pelajaran lainnya
mereka ngantuk,” kata Kepala SMAN 1
Wongsorejo, Bowo.
Kerjasama tidak hanya dengan
BPPP, untuk keterampilan Teknik
Kendaraan Ringan (TKR) sekolah ini
juga menggandeng pemilik bengkel
Joyo Motor, Joyo Budiarto, berasal dari
Desa Sumber Kencono, yang kebetulan
alumnus angkatan pertama dari SMAN
1 Wongsorejo tahun 2006.
“Saya tidak takut mereka nanti
menjadi saingan saya. Persaingan itu
hal wajar. Malah saya acungi jempol
kalau mereka lebih berhasil dibanding
saya,” kata Joyo Budiarto.
Keterampilan tata rias di sekolah
ini pun menggandeng DUDI. Trainer
keterampilan rias diambilkan dari
mitra yang telah memiliki sertifikat
keterampilan merias. Elyz Zaqiyah Ainul
Hasan, pemilik Elzah Hasan, Make Up &
Wedding Gallery.
“Kami senang anak-anak cepat
dalam menerima pelajaran, sekali dua
kali disampaikan, mereka sudah bisa
mempraktikannya sendiri. Karena itu
dari hasil pelatihan ini, beberapa siswa
telah kami rekrut sebagai asisten saat
order merias banyak,” katanya.
Elzah sangat berharap melalui
Program DT di SMA Wongsorejo, siswa
memiliki bekal untuk bisa mandiri
atau minimal bisa untuk dirinya sendiri
atau keluarga dalam merias wajah.
“Dasar-dasarnya dalam merias telah
kami berikan. Bukan hanya itu saya juga
memberikan gambaran tentang peluang
usaha yang bisa mereka lakukan jika
memang ingin membuka jasa rias atau
salon,” katanya.n kem
18. 18
Buletin Double Track Edisi 1, Maret 2020
MEREKA MANDIRI
Para Siswa yang
Merasakan Manfaat DT
Program DT telah menunjukkan hasil menggembirakan. Itulah sebabnya memasuki
tahun kedua jumlahnya ditambah. Pada pelaksanaan tahun kedua DT melibatkan 157
sekolah, di 28 kabupaten dengan 700 trainer dan diikuti hampir 14 ribu siswa.
19. 19
Buletin Double Track Edisi 1, Maret 2020
Beberapa siswa peserta DT yang
ditemui di beberapa sekolah merasakan
manfaatnya. Irmas Jody Saputra dan
Rika Tri Maharani, misalnya. Siswa
SMA Negeri 1 Karas Magetan, yang
mengambil bidang keterampilan
kecantikan tata rias setahun lalu, yakin
akan masa depannya setelah lulus
sekolah nanti.
“Setelah mengikuti DT bidang
kecantikan saya tambah yakin untuk
memperdalam dan berusaha di bidang
ini,” kata Jody, siswa kelas XII IPS 1 ini.
Jody merasa menemukan dunianya
seusai mengikuti keterampilan tata rias
panggung pada program DT. “Saya
ingin lebih memperdalam hobi saya
dalam keterampilan bermake up, dan
selama ini saya telah menghasilkan dari
kegiatan merias,” kata siswa kelahiran
Madiun, 18 April 2001 ini.
Hal sama diakui rekan Jody. Rika,
siswa Kelas XII IPA 1 SMA Karas ini
juga ingin berkarier sebagai perias.
“Kebetulan di dekat rumah saya ada
salon kecantikan, jadi saya bisa magang
dan memperdalam apa yang sudah
saya peroleh di DT setelah lulus nanti.
Alhamdulillah selama ini saya sudah
menerima orderan kecil-kecilan dalam
merias wajah,” kata siswa kelahiran
Tangerang 8 Mei 2002 ini.
Di bidang keterampilan boga,
siswa yang telah menerima manfaat
dari DT adalah Nawang Kirana Ajeng
Artamevia. Hobinya dalam memasak
telah menghasilkan omzet hingga Rp1,5
juta per bulan. “Saya memanfaatkan
sosial media untuk menjual aneka
salad buah. Tiap hari selalu saja ada
permintaan. Kadang teman sekolah
tapi ada juga konsumen dari luar,” kata
siswi Siswa Kelas XII IPS SMA Negeri 1
Plaosan, kelahiran Magetan, 11 Oktober
2001. Ajeng mengaku keterampilan
yang ia peroleh dari DT telah membantu
perekonomian keluarga. “Saya menjadi
yakin dengan keterampilan yang saya
peroleh ini. Saya menemukan jalan
untuk berkarir di masa depan,” katanya.
Sementara untuk keterampilan
Teknik Kendaraan Ringan (TKR), Winda
Agus Hariono, salah seorang trainer di
SMA Negeri 1 Kasiman, Bojonegoro,
mengatakan, antusiasme siswa dalam
mengikuti keterampilan TKR sangat
positif. Praktik TKR yang diberikan
meliputi perawatan onderdil dan mesin
paling sederhana, seperti menyetel
rantai, membuka dan membersihkan
busi, atau membongkar karburator
dan mengembalikannya. “Yang
penting mereka dapat membongkar
kendaraan yang semula bisa jalan,
harus kembali bisa jalan juga. Dengan
mengetahui jenis-onderdil, mereka
punya nilai jual, sebagaimana tuntutan
program DT. Mereka lulus sekolah bisa
bersaingdi dunia kerja,” kata Winda
menambahkan. n kem
20. 20
Buletin Double Track Edisi 1, Maret 2020
CERITA DONATUR
Selain berpegang pada kaidah
fiqih tersebut, DT ternyata juga sejalan
dengan idiom CETAR (cepat, efektif,
tanggap, transparan, dan responsif),
yang menjadi ikon dan tema kampanye
Gubernur Khofifah, dalam menjalankan
berbagai program.
Program DT merupakan salah
satu bentuk program inovasi di Dinas
Pendidikan Jatim, dan merupakan
penjabaran riil dari Program CETAR
yang diusung oleh Pemerintah Jatim di
bawah kepemimpinan Khofifah Indar
Parawansa sebagai Gubernur dan
Emil Elestianto Dardak selaku Wakil
Gubernur. Meskipun Program DT
diluncurkan pada akhir masa jabatan
Gubernur Soekarwo, tapi tetap relevan
dijalankan ketika jabatan Gubernur
beralih ke Khofifah Indar Parawansa
dengan idiom CETAR.
Sebagai sebuah program inovasi,
maka yang dimunculkan adalah
adanya perubahan dan kreativitas dari
pelaksanaan. Atas dasar itulah maka DT
dikemas dalam program yang menitik
beratkan pada adanya unsur-unsur
kreativitas, diantaranya, bagaimana
pembelajaran yang ada di Jawa Timur
tidak mismatch, tidak misskill. Artinya,
apa yang diajarkan di sekolah mampu
mengadopsi dan beradaptasi terhadap
kebutuhan yang ada di masyarakat,
sehingga dapat memberikan jalan
keluar terhadap persoalan-persoalan
yang ada di Jatim.
DT muncul dari keprihatinan atas
tingginya potensi lulusan SMA yang
Seputar ’Double Track’
Sekadar ingin mengingatkan kembali, program DT hadir pertama kali dipenghujung
kepemimpinan Gubernur Jatim, Soekarwo. Lalu menganut pada kaidah fiqih yang
dipegang teguh masyarakat, yaitu, al-muhafadzah alal-qadim al-shalih wal-akhdzu
bil-jadid al-ashlah. Melestarikan nilai-nilai lama yang baik dan menerapkan nilai-nilai
baru yang lebih baik. Gubernur Jatim periode berikutnya, Khofifah Indar Parawansa,
melanjutkannya.
21. 21
Buletin Double Track Edisi 1, Maret 2020
menjadi pengangguran. Terutama
mereka yang setelah lulus tak lanjut
ke bangku kuliah. Fakta ini menjadi
permasalahan tersendiri bagi
pembangunan manusia di Jatim, karena
peserta didik lulusan SMA banyak yang
tidak dibekali skill dasar untuk terjun ke
dunia kerja.
Data pada Februari 2019
mencatat, jumlah angkatan kerja
sebanyak 21,59 juta orang, naik 584
ribu orang dibanding Februari 2018.
Sejalan dengan itu, Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK) juga meningkat
1,31 poin. Sementara dalam setahun
terakhir, pengangguran bertambah
16,82 ribu orang, sedangkan Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) turun
menjadi 3,83 persen pada Februari
2019.
Karena itu, melalui DT diharapkan
bisa memberikan skill atau kompetensi
tambahan kepada siswa. Selain itu,
DT diharapkan dapat meningkatkan
mutu pendidikan serta menanggulangi
lahirnya pengangguran terbuka dari
lulusan SMA yang tidak melanjutkan ke
pendidikan tinggi.
Program yang terdiri 7 bidang
keterampilan meliputi; multimedia,
teknik elektro, teknik listrik, tata boga,
tata busana, tata kecantikan, dan
teknik kendaraan ringan dengan 17
topik keahlian ini memiliki tiga tujuan.
Pertama, meningkatkan kompetensi
dan kemampuan peserta didik SMA
yang berencana tidak melajutkan ke
perguruan tinggi untuk bisa menguasai
salah satu bidang keterampilan tertentu
dengan memanfaatkan kearifan lokal.
Kedua, membangun kepercayaan
diri peserta didik dalam bewirausaha
atau bekerja dengan bekal keterampilan
yang dikuasai, dan ketiga, membangun
jaringan duna usaha dan dunia industri.
Tentu saja kita belum bisa berharap
banyak terhadap program ini, karena
memang baru dijalankan setahun.
Tapi melihat kisah sukses yang banyak
ditulis melalui Medsos kepala sekolah
penyelenggara dan laporan operator,
kita berharap besar DT menjadi salah
satu alternatif jalan keluar di dalam
menekan angka pengangguran terbuka
di Jatim.
DT telah memberikan dorongan dan
motivasi tersendiri baik bagi sekolah
maupun siswa dalam menjalani kegiatan
pembelajaran di sekolah. Meski dikemas
dalam kegiatan ekstra kurikuler, DT telah
22. 22
Buletin Double Track Edisi 1, Maret 2020
SERBA SERBI
menarik minat siswa yang luar biasa
besar di dalam mengikutinya. Selama
ini belum ada kegiatan ekstra kurikuler
yang pesertanya begitu antusias dalam
mengikuti pembelajarannya, juga belum
ada kegiatan ekstra kurikuler yang
bermanfaat nyata secara ekonomi bagi
para pesertanya.
Tetapi terlepas apapun pilihannya,
ada satu fakta yang memprihatinkan di
Jatim, bahwa lulusan SMA yang tidak
melanjutkan kuliah jumlahnya cukup
tinggi, mencapai 67,84%. Padahal SMA
itu sejak awal dirancang sebagai satuan
pendidikan yang menyiapkan peserta
didiknya melanjutkan studi ke jenjang
yang lebih tinggi. Lalu bagaimana
dengan siswa sekolah umum yang,
karena berbagai alasan, akhirnya tidak
melanjutkan kuliah? Mereka harus
segera terjun ke dunia kerja dengan
bekal pengetahuan umum semata. Nah
untuk memecahkan masalah tersebutlah
maka muncullah program afirmatif dan
inovatif ini, program yang diberi nama
Double Track (DT). n kem