SlideShare a Scribd company logo
1 of 189
Download to read offline
AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRIVOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA
Cetakan Pertama, Mei 2020
xiv + 175 halaman, 17,6 X 25 cm
ISBN: 978-623-92390-3-9
Pengarah:
Wahid Wahyudi
Mochamad Ashari
Penanggung Jawab:
M. Zainul Asrori
Ety Prawesti
Penulis Naskah:
Sukemi, Adriono, Rusdi Zaki
Editor Naskah:
Fajar Baskoro, Arya Yudhi Wijaya
Pemasok Data:
Anny Saulina, M. Yusuf Heru Wicaksono, Setiyo Agustiono, Hozairi, Bekti Cahyo Hidayanto
Desain Cover:
Condro Wiratmoko
Desain Isi:
Sulistyorini
Foto:
Dokumentasi Sekolah Peserta Double Track
Dokumen Tim IT Double Track ITS
Penerbit:
PT Pendar Asa Komunika
Jl. Jatisari Permai III Blok F 55
Pepelegi, Waru, Sidoarjo, Jawa Timur
Mobile Phone: 08123587792
Diterbitkan untuk Pelaksana Program Double Track Dinas Pendidikan Jawa Timur dan ITS
Copyrigth 2020 pada Pelaksana Program Double Track Dinas Pendidikan Jawa Timur dan ITS
@Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip dan menggandakan sebagian atau seluruh isi buku tanpa izin tertulis dari
Pelaksana Program Double Track Dinas Pendidikan Jatim dan ITS
Isi di Luar Tanggung Jawab Percetakan
2 SMA DOUBLE TRACK SIAPKAN KETERAMPILAN AGAR TIDAK JADI PENGANGGURAN
AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI
iii
Buku berjudul Akselarasi Cipta Kerja ­Mandiri,
Voucher Cipta Kerja sebagai Awal Berwirausaha
ini merupakan buku ketiga tentang program
SMA/MA Double Track (DT) di Provinsi Jawa
Timur. Tahun sebelumnya telah diluncurkan dua
buku sejenis dengan judul SMA Double Track,
Inovasi Jatim Siapkan Lulusan Siap Kerja dan
SMA Double Track dalam Gambar. Jadi buku
yang ada di hadapan Anda ini merupakan
­informasi lanjutan tentang pelaksanaan DT yang
sudah memasuki tahun ketiga, pada 2020 ini.
Buku pertama lebih banyak berisi tentang
pengenalan program DT, maksud dan tujuan
KataPengantar
Tim Penulis
KATA PENGANTAR
serta latar belakang yang mendasari lahirnya kebijakan program ­unggulan
ini. Kemudian disusul dengan uraian pelaksanaan program afirmatif DT di
­sejumlah sekolah. Di samping itu juga berisi tentang foto-foto antusiasme
peserta DT dalam melakukan praktik dan mengeksplorasi potensi mereka,
­termasuk foto karya kreatif siswa.
Pada buku kali ini akan disajikan kegiatan lanjutan serta perkembangan
dari pelaksanaan DT di lapangan. Berdasar pengamatan terlihat telah terjadi
perkembangan yang signifikat. Siswa yang berminat mengikuti program DT
membludak, sehingga sekolah penyelenggara DT terpaksa melakukan seleksi
ketat. Program DT juga makin bergema di masyarakat dan produk-produknya
mulai dilirik publik.
Fokus dari program DT pada tahun ketiga ini adalah melakukan ­percepatan
agar tercipta usaha kerja mandiri. Peserta DT dipacu untuk produktif dan
kreatif bukan hanya pada saat praktik di ruang pelatihan, tetapi juga aktif
­mengunggah produk mereka di media sosial. Didorong turut berpartisipasi
dalam ­pameran-pameran serta bersemangat terjun di arena Car Free Day
(CFD) Minggu pagi. Harapannya pelatihan DT tidak berhenti sebatas diklat dan
menambah keterampilan semata, tetapi benar-benar sebagai langkah awal
mewujudkan bisnis mandiri yang konkret.
Tapi di saat program DT berlangsung setengah jalan, tidak terduga ­pandemi
COVID 19 datang melanda. Sejumlah program menjadi terganggu. Tetapi
segera dilakukan penyesuaian dan penjadwalan ulang. Ternyata terjadi ­blessing
in disguise, semacam keberuntungan tersembunyi di sela musibah. Program DT
sukses dilaksanakan dengan memanfaatkan teknologi daring. Seminar via web
(webinar) juga menjadi pilihan yang efektif. ­Pengalaman-pengalaman ­bersiasat
dalam menjalankan program pembelajaran di tengah pandemi ­corona turut
mewarnai buku ini.
Dalam kesempatan ini tim penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah turut berkontribusi dalam penyusunan hingga penerbitan buku
ini. Semoga semua masukan tersebut membawa manfaat bagi pengembangan
pendidikan dan penciptaan lapangan kerja, terutama di Provinsi Jawa Timur.
	 Surabaya, Mei 2020
	 Tim Penulis
iv VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA
AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI
Luar biasa! Itulah kesan pertama saya ketika
membuka kegiatan Festival SMA/MA Double
Track di Jatim Expo, 29 Desember tahun 2019
lalu. Saya ingat benar apa yang saya sampaikan
dalam mengapresiasi peserta DT saat itu. Saya
katakana, “Saya rasa ini akan menjadi cahaya
baru di tahun 2020. Saya berharap anak-anak
punya harapan, dari hal kecil bisa menuai hasil
yang besar di masa mendatang.”
Harapansayaituterbuktidansaya­meyaksikan
sekaligus merasakannya ­sendiri ­ketika Jawa
Timur dilanda pandemi ­COVID-19, di mana ke-
butuhan akan hand sanitizer dan ­masker langka
KataSambutan
Gubernur Provinsi Jawa Timur
vKATA SAMBUTAN
vi VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA
AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI
di pasaran, tiba-tiba sekolah program DT datang untuk ­memberikan bantuan
dalam bentuk pembuatan hand sanitizer dan masker ­serta pembuatan alat
pelindung diri (APD). Program DT benar-benar telah menjadi cahaya baru,
membantu Pemerintah Jatim dalam ikut serta ­memerangi pandemi Corona.
DT adalah suatu sistem pembelajaran yang menggabungkan cara ­belajar
SMA yang diberi keterampilan keterampilan tambahan. Penambahan ini
­membuat siswa siap kerja jika tidak ingin melanjutkan pendidikan ke ­perguruan
tinggi. Sistem DT dikonsep sebagai kegiatan ekstrakurikuler, dengan ketentuan
setiap siswa minimal satu tahun mengikuti sistem DT.
DT muncul dari keprihatinan atas tingginya potensi lulusan SMA yang ­menjadi
pengangguran. Terutama mereka yang setelah lulus tidak ­melanjutkan ke
bangku kuliah. Fakta ini menjadi permasalahan tersendiri bagi ­pembangunan
manusia di Jatim, karena peserta didik lulusan SMA banyak yang tidak dibekali
skill dasar untuk terjun ke dunia kerja. Melalui DT diharapkan bisa memberikan
skill atau kompetensi tambahan kepada siswa. Selain itu, DT diharapkan dapat
meningkatkan mutu pendidikan serta menanggulangi lahirnya pengangguran
terbuka dari lulusan SMA yang tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi.
Faktanya, DT benar-benar telah menunjukkan hasil yang positif.
­Keterampilan siswa dalam ikut serta dalam pembuatan hand sanitizer, masker,
dan APD dalam ikut serta melawan COVID-19 adalah buktinya.
Karena itu kita berharap siswa DT dapat terus mengembangkan
­keterampilannya untuk bekal berwirausaha atau pun bekerja secara mandiri.
Saya yakin keterampilan yang telah dimiliki dan ketekunan, ditambah dengan
kerja keras didalam menjalankannya, akan membuat lulusan program DT ikut
berkontribusi dalam menekan angka pengangguran terbuka di Jawa Timur.
Semoga! Aamiin.
	 Surabaya, Mei 2020
	 Gubernur Provinsi Jawa Timur
	 Hj. Khofifah Indar Parawansa, M.Si
vii
Alhamdulillah di tengah pandemi COV-
ID-19, aktivitas dunia pendidikan di Jawa Timur
tetap berjalan. Memang ada beberapa fokus
­perhatian yang sebelumnya telah ­direncanakan
­mengalami pergeseran, itu karena kita ­lebih
­memilih dan mengutamakan bagaimana
­melawan Virus Corona, agar pandemi ini cepat
teratasi.
Program SMA Double Track (DT) yang
­menjadi salah satu program unggulan di
­lingkungan ­Dinas Pendidikan Jawa Timur
tetap ­menjadi ­perhatian, meski dalam
­pelaksanaannya harus sedikit bergeser dari
Pengantar
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur
PENGANTAR
­jadwal semula, ­menyesuaikan dengan pelaksanaan belajar dari rumah atau
yang dikenal ­dengan study from home (SFH).
Saat memasuki pelaksanaan DT pada awal semester genap tahun
­2019-2020 tidak ada sedikit pun keraguan jika program ini bakal ­diperpanjang
­pelaksanaannya, kami optimistis akan berjalan sesuai rencana. Tapi ­memasuki
bulan ketiga, Corona datang, bukan hanya sektor pendidikan saja yang
­mengalami kendala, hampir semua sektor merasakan akibatnya.
Tapi saya merasa bersyukur, meski mengalami kendala, DT tetap ­berjalan.
Bahkan di luar dugaan, sekolah DT ikut berkontribusi dalam melawan Corona.
Beberapa sekolah ikut menyelesaikan kelangkaan masker dan hand sinitezer
di pasaran. Mereka juga berinisiatif menggelar bakti sosial membagi-­bagikan
masker, hand sanitizer, secara gratis di lingkungan sekolah masing-­masing.
Sebuah kepedulian yang perlu diacungi jempol di tengah keprihatinan
­masyarakat akan pandemi COVID-19 ini.
viii VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA
AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI
Belakangan,beberapasekolahbersediauntukmemproduksi(baca:menjahit)
alat pelindung diri (APD). Sungguh saya mengapresiasinya kesediaan itu, ­hanya
saja karena bahan baku yang disediakan Dinas Pendidikan Jatim ­terbatas,
­sehingga hanya beberapa sekolah saja yang ikut ambil bagian. Hasilnya
­bagus, tidak kalah dengan APD yang ada di pasaran yang dikerjakan oleh
penjahit atau perusahaan profesional.
Sebagai salah satu program inovasi di Dinas Pendidikan Jatim, maka
yang harus dimunculkan adalah adanya perubahan dan kreativitas dari
­pelaksanaan, dan ini telah dibuktikan melalui keikutsertaan dan kesiapsiagaan
dalam ­menghadapi pandemik. Bukan hanya dalam menghasilkan produk
yang dibutuhkan masyarakat, tapi juga dalam upaya memenuhi taget ­capaian
­pembelajaran yang telah ditetapkan, yakni 90 jam pelajaran tatap muka.
­Melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi sekolah DT telah
mampu “mengampanyekan” pembelajaran melalui metode daring.
Melihat begitu besarnya animo dari guru, trainer, operator, dan juga siswa
—merupakan unsur utama dalam penyelenggaraan DT— dalam mengikuti
pembelajaran lewat daring, saya optimistis kalau Jawa Timur menjadi salah
satu provinsi yang sukses dalam mengembangkan pembelajaran jarak jauh
(PJJ). Ini dibuktikan dari apa yang telah dilakukan oleh sekolah-sekolah DT,
yang nyata-nyata bukan sekolah dengan siswa kelas menengah-atas, juga
­berada bukan di ibukota kabupaten, sudah mampu menyelenggarakan PJJ.
Kisah-kisah yang tergambar dalam buku ini —sebagian besar ­bercerita
­tentang kondisi program DT pada pandemi COVID-19— adalah salah satu
bukti nyata tak terbantahkan, jika pelaksanaan DT benar-benar sangat
­inovatif dan inspiratif. Menjawab kebutuhan generasi melenial akan proses
­pembelajaran sebagai merdeka belajar. Memang kita tidak boleh menutup
mata terhadap masih ditemukan kekurangan di sana-sini. Tapi saya yakin,
seiring dengan berjalannya waktu, ke depan kekurangan-kekurangan itu dapat
diperbaiki bersama.
Kisah yang tertuang dalam buku ini telah memberikan gambaran bahwa DT
—sebagaimana niat di awal penyelenggaraannya— telah menjadi salah satu
cara dalam upaya mengurangi an­gka pengangguran terdidik setelah kelak
siswa menyelesaikan studinya di jenjang SMA/MA, sekaligus telah ­memotivasi
siswa bahwa masa depan mereka cerah dan mampu mandiri, dari bekal
­keterampilan yang diperoleh melalui program DT.
Semoga buku ini membawa manfaat sekaligus menjadi penyemangat dan
ixPENGANTAR
x VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA
AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI
mengisnpirasi bagi sekolah DT lainnya untuk bisa mengikuti langkah positif
yang terekam dalam buku ini.
Terima kasih.
	 Surabaya, Mei 2020
	 Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur
	 Dr. Ir. Wahid Wahyudi, MT 
Ini adalah buku kedua yang disusun sebagai
bagian dari pertanggungjawaban publik terkait
dengan kerja sama antara Institut Tekknologi
Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dengan
­Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur dalam
penyelenggaraan Program Double Track (DT).
Tentu pada buku kedua ini ­harapannya
­mampu memotret hasil dan ­berkembangan
yang luar biasa dalam pelaksanan DT,
­mengingat ­pengalaman tahun sebelumnya
telah ­membuktikan program ini telah ­berhasil
sebagaimana yang diharapkan di awal
­penandatanganan MoU.
SekapurSirih
Rektor Institut Teknologi
Sepuluh Nopember Surabaya
xiSEKAPUR SIRIH
Optimisme ini bisa dilihat saat kegiatan Festival SMA/MA Double Track di
Jatim Expo, Surabaya di akhir tahun kemarin, tepatnya pada 29 Desember
2019. Itulah salah satu bukti nyata atas keberhasilan DT. Melalui festival itu,
masyarakat apresiatif terhadap hasil yang telah dicapai. Siswa pun tampil
­dengan percaya diri memamerkan hasil karyanya yang diperoleh melalui
­pelatihan keterampilan DT.
Harus dikatakan dengan jujur, harapan itu belum tercapai ­seluruhnya,
­karena memasuki pelaksanaan DT pada semester genap tahun ­2019-2020,
pandemi COVID-19 memasuki wilayah Indonesia. Target 90 jam tatap
muka dalam pembelajaran teori dan praktik pun terganggu, berjalan tidak
­semulus yang direncanakan. Langkah antisipasi segera diambil. Pilihannya
­menggunakan pembelajaran dalam jejaring (daring) dengan memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Pelan tapi pasti target pun terpenuhi
melalui perpanjangan waktu pelaksanaan. Sudah barang tentu hasilnya tidak
sesempurna andai negeri ini tidak dilanda pandemi.
Tapi justru pada kondisi pandemi COVID-19 ini lah, penyelenggara DT
­menemukan terobosan di luar dugaan. Kini istilah pembelajaran daring,
­seminar melalui web (webinar) bukan barang baru lagi bagi sekolah-sekolah
DT dan warganya (Baca: kepala sekolah, trainer, siswa, dan operator), karena
mereka telah beberapa kali melakukannya.
	 Saya berharap setelah wabah berlalu, kita dapat mengambil ­pelajaran
dari penyelenggaraan DT di era pandemi COVID-19 ini. Semoga apa yang
telah diusahakan ini dicatat sebagai bagian dari amal kebajikan kita bersama.
Aamiin.
	 Surabaya, Mei 2020
	 Rektor ITS
	 Prof. Ir. Mochammad Ashari, M.Eng, PhD
xii VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA
AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI
l	 Kata Pengantar Tim Penulis........................iii
l	Kata Sambutan Gubernur Provinsi Jatim......v
l	Pengantar Kepala Dinas Pendidikan.......... vii
	 Provinsi Jawa Timur
l	Sekapur Sirih Rektor ITS Surabaya...............xi
l	Daftar Isi................................................. xiii
BAGIAN SATU: MENEGUHKAN TUJUAN........1
1.1. Termotivasi Festival Akhir Tahun.............. 3
1.2. Meningkat Hampir Dua Kali Lipat............ 7
1.3. Program DT Tetap Dilanjutkan.............. 15
1.4. Masyarakat Mulai Melirik...................... 20
1.5. Harus Berjalan di Tengah Wabah.......... 25
1.6. Jalankan ‘Study from Home’ (SFH)........ 29
BAGIAN DUA:
MENGHASILKAN PRODUK NYATA............ 33
2.1. Hasilkan Ribuan Produk dan Portofolio....39
2.2. Membuka Jasa Servis Online................. 43
DaftarIsi
xiiiSEKAPUR SIRIH
2.3. Produksi Masker Anticorona................................................................47
2.4. Nasi Bakar DT Diborong Sekdaprov....................................................51
2.5. Perkaya Pengalaman, Meretas Harapan..............................................55
2.6. Dipercaya Membuat APD....................................................................59
2.7. Siapkan Voucher Cipta Kerja...............................................................63
BAGIAN TIGA: SISWA DT, TERAMPIL DAN PEDE.....................................67
3.1. Terampil Membuat, Pintar Menjual......................................................69
3.2. Melukis Bibir Berantakan.....................................................................73
3.3. Terus Belajar Lewat Webinar...............................................................77
3.4. Terampil Bikin Copy Writing, Itu Penting...............................................83
3.5. Cerdik Mengangkat Potensi Lokal........................................................89
3.6. Memanfaatkan Momentum Lebaran....................................................93
3.7. Kaki Sudah Melangkah, Jalan Kian Terbuka.........................................97
BAGIAN EMPAT: JEJARING MULAI TERBENTUK....................................101
4.1. Libatkan 356 Mitra Dunia Usaha.......................................................103
4.2. Bergandengan dengan Dunia Usaha.................................................107
4.3. Bersama DUDI Siswa Cepat Terampil................................................111
4.4. Sukses ‘Belajar Menjadi Bos’.............................................................117
4.5. DT Mart Incar Pasar Komunitas........................................................ 121
BAGIAN LIMA: TRAINER TUMPUAN HARAPAN....................................127
5.1. SFH Menantang Kreativitas Trainer................................................... 129
5.2. Peduli dan Inovatif............................................................................133
5.3. Bersiasat di Tengah Keterbatasan......................................................141
5.4. Semangat Tinggi Trainer DT..............................................................145
BAGIAN ENAM: TANTANGAN DI TENGAH WABAH..............................151
6.1. Meeting Lewat Aplikasi Zoom............................................................153
6.2. Sejumlah Kendala di Tengah Corona................................................159
6.3. Praktik DT di Rumah, Bisa!................................................................163
6.4. Berbagi Masker dan Susu Jahe..........................................................167
l	Lampiran: SMA/MA Penyelenggara Double Track...........................172
	 (Tahun Pelajaran 2019-2020)
xiv VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA
AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI
Inovasi Pembelajaran SMA/MA di Jawa Timur
1
BAGIAN SATU
Meneguhkan
Tujuan
Dunia yang hina ini diberikan kepadamu untuk
sementara. Tersedia sebuah tangga yang
dengannya engkau dapat bercita-cita.
– Jalaluddin Rumi –
NAMA lengkapnya adalah Maulana Jalaluddin Rumi. Ia ­lebih ­dikenal dengan sebutan Jalaluddin Rumi serta
lebih akrab ­disapa dengan panggilan Rumi. Ia seorang penyair sufi yang ­lahir di Balkh ­(sekarang Samarkand)
pada 6 Rabiul ­Awwal ­tahun 604  atau 30 September 1207 M. Jalaluddin Rumi ­meninggal dunia pada
­17 ­Desember 1273. Jasadnya dikuburkan di samping makam ­ayahnya di Konya.
2 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA
AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI
da tiga ­tujuan dalam program Double Track (DT). Pertama, ­untuk
­meningkatkan ­kompetensi dan kemampuan peserta didik SMA
yang ­berencana tidak ­melanjutkan ke ­perguruan tinggi dalam
menguasai salah satu ­bidang ­keterampilan tertentu ­dengan
­memanfaatkan kearifan lokal. Kedua, ­membangun kepercayaan
diri peserta didik dalam berwirausaha atau bekerja dengan bekal keterampilan
yang dikuasai, dan ketiga, membangun jaringan dunia sekolah dengan dunia
usaha dan dunia industri (DUDI).
Dari tiga tujuan itulah diharapkan potensi pengangguran lulusan SMA, yang
berasal dari siswa yang tidak melanjutkan kuliah, dapat dikurangi. Program DT
adalah suatu sistem pembelajaran yang menggabungkan cara belajar SMA
yang diberi keterampilan tambahan. Penambahan keterampilan ini membuat
siswa siap kerja jikalau tidak ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Ide DT muncul berawal dari keprihatinan atas tingginya potensi lulusan
SMA yang menjadi pengangguran. Terutama mereka yang setelah lulus tidak
melanjutkan ke bangku kuliah. Karena faktanya di Jawa Timur, lulusan SMA
yang tidak melanjutkan kuliah jumlahnya cukup tinggi, mencapai 67,84%.
Fakta ini menjadi permasalahan pelik bagi pembangunan manusia di ­Jatim,
karena peserta didik lulusan SMA tidak dibekali skill dasar yang ­memadai
­untuk terjun ke dunia kerja. Melalui Program SMA/MA DT diharapkan bisa
­memberikan skill atau kompetensi tambahan kepada siswa.
Dalamperjalanannya,DTtelahmemberikandorongandan­motivasi­tersendiri
baik bagi sekolah maupun siswa dalam menjalani kegiatan ­pembelajaran di
sekolah. Meski dikemas dalam kegiatan ekstrakurikuler, DT telah menarik
­minat siswa yang luar biasa besar untuk mengikutinya. ­Sejauh ini belum ada
kegiatan ekstrakurikuler yang pesertanya begitu ­antusias dalam mengikuti
pembelajarannya, juga belum ada kegiatan ekstrakurikuler yang bermanfaat
nyata secara ekonomi bagi para pesertanya. DT telah ­membuktikannya.
Inilah program inovasi di Dinas Pendidikan Jatim yang merupakan
­penjabaran riil dari Program CETAR (cepat, efektif, tanggap, transparan,
dan responsif) yang diusung oleh Pemerintah Jatim di bawah ­kepemimpinan
­Gubernur Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Gubernur Emil Elestianto
­Dardak. n
A
3MENEGUHKAN TUJUAN
Festival SMA/MA Double Track di ­Jatim
Expo, Surabaya di akhir tahun, tepatnya pada
29 ­Desember 2019, adalah momentum awal
dalam meneguhkan cita-cita atau tujuan
­diselanggarakannya program DT.
Pagi itu, pameran di buka secara resmi oleh
Gubernur Jatim, Khofifah Indar ­Parawansa.
­Sebanyak 157 SMA dan MA di 28 ­kabupaten
mengisi stan yang disediakan oleh Dinas
­Pendidikan Jatim dengan berbagai macam
produk dan jenis jasa keterampilan. Para guru,
trainer, dan siswa bersemangat menyambut
­pameran yang diadakan dalam sehari, di akhir
tahun itu.
1.1
TermotivasiFestival
AkhirTahun
4 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA
AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI
Berbagai macam keahlian dan kompetensi mulai tata boga, tata busana,
tata rias, hingga teknik kendaraan ringan (TKR) dan produk unggulan lainnya
yang dipamerkan menjadi motivasi tersendiri bagi para peserta.
Hadir dalam pembukaan tersebut, Plt. Kepala Dinas Pendidikan Jatim,
­Rektor ITS Surabaya, dan jajaran lain di lingkungan Pemprov Jatim. Dalam
­sambutannya Gubernur menyambut baik sekaligus mengapresiasi ­pelaksanaan
program DT tersebut.
Pameran akhir tahun 2019 itu telah membuka sebagian besar mata
­pengunjung tentang strategisnya program ini. Gubernur Jatim Khofifah ­Indar
Parawansa menyampaikan kekagumannya pada karya siswa SMA/MA DT
yang dipertunjukkan dalam acara tersebut. Gubernur memuji program ini
­layak ­dilanjutkan, dipertahankan, dan ditingkatkan.
Ditambahkan, program ini telah nyata dapat mempersiapkan peserta didik
SMA/MA setelah lulus untuk siap memasuki ke dunia kerja atau membekali
diri mereka menjadi wirausaha. Buktinya? Beberapa hasil praktik mereka telah
diterima masyarakat dan bahkan dipesan untuk berbagai macam keperluan
seperti rapat, pernikahan, pengajian dan lainnya, dalam jumlah cukup besar.
“Kami bangga bisa mengikuti acara pameran ini. Meskipun kepastian
pelaksanaannya relatif mepet, siswa antusias menyiapkannya,” kata Wahyuti,
Trainer masakan Indonesia dari SMA Negeri 1 Slahung, Ponorogo.
5
Gubernur Khofifah memastikan bahwa peserta DT memiliki kemampuan
siap kerja. Mereka sudah mendapat bekal untuk praktik. ”Mereka juga bisa
membuka usaha sendiri,” katanya.
Karena itu, Pemprov Jatim akan menyiapkan sarana dan prasarana yang
mendukung peserta program DT untuk membuka lapangan kerja. Dengan
demikian, lulusan SMA yang tidak kuliah dan tidak bekerja di perusahaan bisa
mendapatkan modal usaha, membuka lapangan kerja sendiri, sekaligus dapat
menyerap tenaga kerja. Dengan begitu, angka pengangguran di Jatim bisa
turun. ”Mereka menjadi bagian dalam menyelesaikan permasalahan di Jawa
Timur,” tuturnya (Jawa Pos, 30 Desember 2019).
Gubernur yakin program itu bisa menjadi rujukan bagi daerah lain.
­Penanganan masalah harus menggunakan konsep kolaborasi. Pemprov
­bersama lembaga pendidikan memberikan pengalaman tambahan untuk
bekal setelah lulus sekolah.
“Kita harapkan setiap tahun sekitar 800 ribu angkatan kerja baru di Jatim
itu akan terserap 600 ribuan. Saya ingin kita semua menjadikannya sebagai
energi baru, potensi baru, skill baru bagi penciptaan lapangan kerja,” katanya.
Meski demikian program DT harus membangun sinergitas dengan program
millenial job center (MJC) dan program one pesantren one product (OPOP)
yang juga diinisiasi oleh Pemprov Jatim.  “Karena anak-anak muda sangat
friendly dengan proses digitalisasi, harapan kita mereka akan masuk market
place,” jelas mantan menteri sosial ini.
Pemprov Jatim siap memberi support kepada lulusan SMA DT yang ingin
membuka usaha ketika lulus nanti. Mereka bisa memanfaatkan Kredit Usaha
Rakyat (KUR) yang berjumlah Rp 190 triliun dari ABPN. Beban bunganya cukup
ringan, yaitu 6 persen.
Yang jelas semua pihak perlu mendukung agar lulusan DT agar siap masuk
ke dunia kerja secara mandiri. Orang-orang yang ingin merias diri untuk acara
hajatan tidak perlu antre ke salon, tetapi bisa didatangi langsung ke rumah
Saya ingin kita semua menjadikannya ­sebagai
energi baru, potensi baru, skill baru bagi
­penciptaan lapangan kerja,” kata Gubernur
Jatim, Khofifah Indar Parawansa.
‘‘ ‘‘
MENEGUHKAN TUJUAN
6 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA
AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI
oleh para lulusan SMA/MA. Ini dapat menjadi cahaya baru di tahun 2020.
Anak-anak akan punya harapan. Dari hal kecil bisa menuai hasil yang besar
di masa mendatang.
Feri Jingga, trainer desain grafis di SMAN 1 Tapen, Bondowoso
­mengungkapkan, tahun pertama sekolahnya membuka kesempatan untuk 40
siswa untuk menambah ketrampilan di peminatan TKR dan desain grafis. “Kami
baru ambil dua peminatan karena yang diminati anak-anak dan pasarnya ada
di Bondowoso, ya dua itu,”ungkapnya.
Ditambahkan, para siswa bisa mengembangkan hobi mereka dengan
­menghasilkan produk. Seperti desain grafis yang sempat mendapat ­pesanan
untuk produk papercraft, stiker, kaos, hingga flatboard. “Untuk TKR ada
­laboratorium yang dinamakan Smantap Cyrcles Garage dan kini sudah
­membuat carbo hibrid,” katanya. n
7
Sebelum membahas lebih jauh tentang
­kiprah dan capaiannya, ada baiknya pembaca
mengetahui terlebih dahulu gambaran umum
tentang tekad awal, besaran peserta, dan
­dilaksanakan dimana saja program afirmatif DT
di Jawa Timur.
Dari awal DT memang diarahkan kepada
sekolah-sekolah yang lulusannya banyak yang
tidak melanjutkan kuliah, sebab lulusan ­mereka
sangat membutuhkan bekal keahlian untuk
memasuki dunia kerja. Ini berarti sasaran DT
adalah sekolah-sekolah pinggiran yang berada
di luar kota-kota besar di Provinsi Jawa Timur.
1.2
MeningkatHampir
DuaKaliLipat
MENEGUHKAN TUJUAN
8 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA
AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI
Karena keterbatasan dana, maka tidak mungkin semua sekolah ­pinggiran
menjadi sasaran DT. Oleh karena itu ditentukan persyaratan tertentu, yaitu
sekolah yang benar-benar membutuhkan. “Sasaran DT adalah SMA yang
­lulusannya banyak yang tidak melanjutkan kuliah, yaitu sebanyak 60% ke
atas,” ujar Dra. Ety Prawesti, M.Si, Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan SMA
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur.
Kemudian dilakukan sosialisasi kepada para kepala sekolah SMA Negeri
disusul dengan membuka pendaftaran bagi sekolah yang berminat mengikuti
program DT. Ternyata mendapat sambutan hangat. Pendaftarnya melebihi
kuota yang tersedia. Maka dilakukan seleksi dengan mengacu kepada skala
prioritas yaitu sekolah yang benar-benar membutuhkannya.
Bagi sekolah yang jumlah siswa peminatnya melebihi kuota, tetap bisa
­menjalankan DT secara mandiri di internal sekolah, tetapi tentu saja ­lulusannya
tidak mendapatkan sertifikat seperti peserta DT resmi. Demikian pula jika ada
sekolah yang ingin menyelenggarakan secara mandiri, dipersilahkan ­sebagai
bagian dari pelaksanaan manajemen berbasisi sekolah (MBS). ­Untuk ­menyebut
salah satu contoh sekolah yang menyelenggarakan kegiatan DT ­secara ­mandiri
adalah SMA Negeri 1 Purwoharjo, Banyuwangi. Sekolah yang berlokasi di
Desa/Kecamatan Purwoharjo itu, mempoklamirkan diri sebagai sekolah ­double
track mandiri. Program double track mandiri ini merupakan bentuk inovasi dari
Gambar: 1.1
Sebaran Penerima Program DT Tahun 2019-2020 di Jawa Timur.
9
SMA 1 Purwoharjo. “Double track adalah ikhtiyar sekolah dalam melengkapi
keterampilan siswa. Setiap siswa akan diberi keterampilan ­tambahan demi
­menyiapkan siswa siap kerja, bila tidak melanjutkan ke ­perguruan tinggi,” kata
Kepala SMA Nenegi 1 Purwoharjo, H. Rodiwanto. (Jawa Pos, Radar ­Banyuwangi,
8 Oktober 2019).
Secara umum sekolah-sekolah tersebut kebanyakan berada di Pulau ­Madura
(Sampang, Pamekasan, Bangkalan, Sumenep), daerah “tapal kuda” Jatim
­(Pasuruan, Probolinggo, Situbondo), dan daerah kantong-kantong daerah
yang warganya banyak yang bekerja keluar negeri sebagai TKI/TKW ­(Pacitan,
Trenggalek, Ngawi, Bojonegoro dan lain-lain). Sekolah sasaran DT tidak hanya
SMAN, tetapi juga melibatkan beberapa Madrasah Aliyah (MA) di Madura.
Program DT tahun pertama (2018/2019) diikuti oleh 86 sekolah dan
­melibatkan 9.009 siswa, di 19 kabupaten Provinsi Jatim. Kabupaten yang
­paling banyak menerima manfaat DT adalah Sampang sebanyak 12 SMA/
MA, Ponorogo sebanyak 10 SMA, Bojonegoro sebanyak 9 SMA, dan Sumenep
sebanyak 7 SMA/MA.
Setelah berjalan selama satu tahun, program DT semakin dikenal oleh
­masyarakat. Peminatnya juga meningkat. Untuk mengantisipasi hal ­tersebut
dan untuk menjaga keberlanjutan program maka pada tahun kedua
(2019/2020) jumlah sekolah sasaran DT ditambah secara signifikan, ­hampir
dua kali lipat. Jika tahun pertama hanya melibatkan 86 sekolah maka ­tahun
kedua ­meningkat menjadi 157 sekolah (tepatnya 148 SMAN dan 9 MA). ­Jumlah
siswa DT ­mencapai sekitar 14.043siswa, tersebar di 28 Kabupaten. Kabupaten
yang ­paling banyak menerima DT tahap kedua adalah ­Kabupaten ­Ponorogo
Gambar: 1.2
Perbandingan DT Tahap 1 dengan Tahap 2
MENEGUHKAN TUJUAN
10 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA
AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI
­sebanyak 13 sekolah, Sampang sebanyak 12 sekolah, dan ­Bojonegoro
­sebanyak 11 sekolah (lihat Gambar 1.2).
Sebaran peserta DT tahun kedua juga semakin merata, menyebar ke ­hampir
semua kawasan kabupaten yang ada di Jawa Timur.
Mencipta Ekosistem
BiladilihatsekilasprogramDTseolahhanyamerupakankegiatan­menambah
keterampilan pada siswa SMA/MA di luar jam efektif sekolah. ­Padahal DT ­bukan
sekadar ini. Program ini telah disiapkan secara ­komprehensif dan ­dirancang
“compatible” dengan era revolusi industri 4.0.
“Double Track yang kami siapkan merupakan upaya terpadu, bukan ­sekadar
memberi keterampilan kepada siswa, tetapi mencipta sebuah ­ekosistem yang
memungkinkan siswa dapat membangun bisnis yang berjejaring dengan
­dunia maya. DT membuat market place tersendiri melalui aplikasi,” kata Fajar
­Baskoro, S.Kom, M.Kom, fasilitator Tim IT ITS.
Dikatakan, selama ini salah kaprah yang sering terjadi adalah siswa
­diikutkan suatu pendidikan dan pelatihan. Setelah terampil mereka dilepaskan
begitu saja. Lulusan diklat mencari atau menunggu lowongan pekerjaan yang
sesuai dengan keterampilannya. Program DT bukan semacam program BOS
(Biaya Operasional Sekolah), tetapi diharapkan berkelanjutan, meskipun andai
nanti kucuran dana untuk program DT sudah tidak diturunkan lagi.
DT merancang sebagai ekosistem dalam siklus tiga tahunan. ­Pertama,
­mengadakan pelatihan disertai sertifikasi. Sekolah penyelenggara DT
­berperan sebagai pusat pelatihan keterampilan. Kedua, sekolah sebagai
pusat ­pengembangan produk. Ketiga, menciptakan transaksi riel di pasar
11
­konvensional maupun dalam market place. Melalui bendera DT Mart akan
­terbentuk pasar komunitas yang prospektif.
Oleh karena itu dalam DT telah disiapkan sejumlah aplikasi yang dapat
mendukung terciptanya ekosistem usaha yang diinginkan. Proses DT ­dimulai
dari siswa (kelas XI) mendaftarkan diri sebagai peserta. Pendaftaran siswa
­dilakukan oleh pihak sekolah secara daring ke www.admindt.net. Setelah
itu peserta melaksanakan serangkaian training sesuai dengan keahlian yang
­diminati. Training dilakukan di sekolah siswa yang bersangkutan pada ­jam-jam
di luar jam efektif sekolah. Biasanya dilaksanakan pada hari Jumat siang,
­Sabtu, dan Minggu. Selain mendapat bimbingan langsung dari trainer, ­peserta
DT dapat memperkaya wawasan dengan belajar mandiri secara daring di
­laman www.ruangtraining.net. Di sana tersedia segala macam materi tutorial
penunjang yang dapat dipelajari dan diunduh, secara gratis.
Seusai melaksanakan pelatihan, peserta dapat mengikuti proses
­sertifikasi yang ada di www.ruangujian.net. Setelah menggenggam ­sertifikat
­keterampilan, siswa tidak boleh pasif. Mereka harus kreatif menciptakan produk
atau jasa sesuai passion-nya, merintis menjadi wirausaha mandiri dengan aktif
klik www.ruangdagang.net.
Bagi yang ingin berkarier sebagai karyawan atau pekerja sebuah
­perusahaan dapat aktif berselancar di www.ruangkarir.net. Peserta yang telah
­menyelesaikan proses training otomatis akan terdata secara otomatis ­sebagai
calon pekerja di www.ruangkarir.net, dengan berbagai portofolio yang
­diperoleh selama mengikuti program DT. Dalam laman tersebut terdapat dua
fitur yang saling mencari dan membutuhkan yaitu fitur calon pekerja dan fitur
perusahaan pencari tenaga kerja.
Ada banyak jenis keterampilan dan keahlian yang dapat dijadikan bekal
bagi lulusan SMA agar kelak mereka dapat meniti karir dengan baik dan bisa
merintis menjadi wirausahawan. Setidaknya ada tujuh keterampilan dengan 17
DT merancang sebagai ekosistem dalam siklus
tiga tahunan. Pertama, mengadakan pelatihan
disertai sertifikasi. Kedua, sekolah sebagai pusat
­pengembangan produk. Ketiga, menciptakan
­transaksi riel di pasar konvensional maupun dalam
market place. Melalui bendera DT Mart akan
­terbentuk pasar komunitas yang prospektif.‘‘ ‘‘
MENEGUHKAN TUJUAN
12 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA
AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI
bidang keahlian yang diajarkan dalam program DT. Bidang-bidang tersebut
dirinci sebagai berikut:
1.	 Multimedia (MM)
•	Animasi
•	 Desain grafis
•	 Fotografi
•	 Video Editing
•	 Operator Komputer
2.	 Teknik Elektro (TE)
•	Membuat Sound System
•	 Membuat Alat Digital
3.	 Teknik Listrik (TL)
•	 Instalasi Jaringan Komputer
•	 Instalasi Listrik - CCTV
4.	 Tata Boga (TBO)
•	Pengelolahan Pastry Bakery
•	 Pembuatan Makanan Indonesia
5.	 Tata Busana (TBU)
•	 Merancang Mode Busana
6.	 Tata Kecantikan (TK)
•	 Tata Rias Pengantin Hijab
Gambar: 1.3
Sebaran Bidang Keterampilan Program DT 2019-2020
13
•	 Tata Kecantikan Rambut
•	 Terapis Kecantikan
•	 Merias Wajah Panggung
7.	 Teknik Kendaraan Ringan (TKR)
•	 Pemeliharaan dan Perbaikan Sepeda Motor.
Pada tahun pelajaran 2019-2020 dari tujuh keterampilan tersebut tiga
­kelas yang terbanyak adalah bidang Tata Boga dengan 4.295 peserta, kelas
Multimedia sebanyak 3.814 siswa, dan Tata Kecantikan 2.037 siswa. Untuk
kelas keterampilan TKR diminati 1.798 siswa dan Tata Busana dikuti 1.380
siswa. Sedang dua kelas keterampilan yang paling sedikit pesertanya adalah
Teknik Elektro sebanyak 280 siswa dan Teknik Listrik dengan 279 siswa (lihat
gambar 1.3). n
MENEGUHKAN TUJUAN
14 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA
AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI
Siswa Kelas XI SMAN 1
Kasiman membekali diri
dengan keterampilan
menjahit.
15
Program DT bakal berumur panjang.
­Keinginan para kepala sekolah ­penyelenggara
program DT agar program ini bisa ­terus
­berlanjut mendapat respons positif dari
­Kepala Dinas ­Pendidikan Provinsi Jawa Timur,
Dr. Ir. Wahid Wahyudi, MT. Dipastikan DT
akan terus ­dilanjutkan meski dalam kondisi
APBD yang ­sedang dalam kondisi sulit akibat
­wabah ­COVID-19. Jaminan ini disampaikan
­langsung kepada Ketua Pelaksana DT dari ITS,
­Muhammad Zainul Asrori dan tim penulis buku
DT, saat menghadap untuk keperluan meminta
kata sambutan buku DT jilid dua ini.
1.3
ProgramDT
TetapDilanjutkan
MENEGUHKAN TUJUAN
16 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA
AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI
Ada alasan kuat Dinas Pendidikan Jatim akan melanjutkan program ini,
satu di anatarnya adalah bukti di lapangan jika program ini benar-benar telah
­menyiapkan peserta didik untuk memiliki keterampilan dan ­kompetensi ­sebagai
bekalbekerjamaupunberwirausaha.“Sayasudahbanyakmelihatdan­mendengar
akan apa yang telah dicapai DT. Ini penting, siswa harus diberi ­motivasi akan
masa depannya,” kata alumnus ITS Jurusan Teknik Sipil tahun 1982 itu.
Selain alasan itu, sebagai program unggulan Dinas Pendidikan Jatim,
program DT juga telah mendapatkan apresiasi dan penghargaan di tingkat
regional maupun nasional. Di tingkat regional tercatat telah memperoleh
penghargaan sebagai program inovasi pelayanan publik. Sedang di tingkat
nasional, Kemendikbud sudah mengakui jika program DT merupakan program
17
unggulan yang sangat bagus dan akan diadopsi serta diterapkan di seluruh
Indonesia.
Kadis Wahid memberikan apresiasi kepada tim ITS yang selama ini telah
bekerja sama dengan SMA-SMA di Jatim dalam program DT. ­Harapannya
­programiniakanmenjadiprogramnasionaldanmenjadiprogram­percontohan.
Karena data menunjukkan lulusan SMA di Jatim yang tidak melanjutkan kuliah
cukup tinggi, mencapai 67%.
Artinya, lulusan tersebut butuh lapangan kerja, oleh karena itu mereka ­harus
diberi kompetensi tertentu agar saat lulus SMA dan mereka mencari kerja atau
mencipta kerja sesuai dengan bidang dan ­keterampilannya, sesuai ­dengan
kompetensi yang dimiliki.
MENEGUHKAN TUJUAN
18 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA
AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI
Program ini akan terus dikembangkan dari tahun ke tahun, untuk itu kerja
sama dan koordinasi antara sekolah dengan tim ITS serta dengan DUDI perlu
terus ditingkatkan secara rutin. Karena dengan perkembangan teknologi ­digital
dunia yang cepat berubah, harapannya program DT dapat mengantarkan
alumninya yang tidak kuliah, bisa bekerja di DUDI.
“Saya bangga sampai saat ini sudah ada sekitar 356 DUDI yang telah
­menjalin kerja sama dengan 157 sekolah peserta DT. Kami sangat berharap
DUDI menyambut program DT ini untuk dimanfaatkan sebagai upaya ikut
berkontribusi dalam mencapai pertumbuhan ekonomi di Jatim,” katanya.
Sebagai pasar besar nasional, karena Jawa Timur sebagai pusat ­aktivitas
ekonomi provensi-provensi yang ada di Indonesia Timur. Hampir 80%
­kebutuhan barang-barang pokok masyarakat yang ada di Indonesia bagian
Timur berasal dari Jawa Timur, sehingga DUDI di Jatim sangat terbuka lebar.
Wahid melihat rencana kepindahan ibu kota negara dari Jakarta ke
­Kalimantan Timur sesungguhnya menjadi peluang besar bagi Jatim, tentu saja
juga bagi siswa SMA program DT.
Ke depan pria kelahiran 27 Januari 1963, yang sebelumnya ­menjabat
­sebagai Kepala Dinas Perhubungan dan LLAJ Jatim ini akan meminta
­pengelola DT untuk memantau para alumni DT setelah lulus, mereka bekerja
di mana, berwirausaha apa, dalam kurun waktu enam bulan hingga satu tahun
setelah lulus. “Dengan penelusuran ini akan terlihat outcome dari program DT,
­sehingga layak dan memenuhi persyaratan untuk dilanjutkan,” katanya.
Tahun depan, di tengah kondisi APBD yang mengalami tekanan
­akibat ­Corona, minimal pelaksanaan DT akan sama seperti tahun ini.
Terkait ­keterampilan yang diberikan, Wahid meminta untuk dilakukan
­penyesuaian-penyesuaian dengan mengacu pada perubahan akan kebutuhan
masyarakat dan DUDI.
Melalui cara ini ke depan tidak ada lagi disparitas atau kesenjangan
­terhadap pemenuhan keterampilan peserta didik di tingkat sekolah ­menengah
dalam upaya menyiapkan diri menjadi wirausahawan atau pun mengisi
­lapangan pekerjaan.
Tahun depan, di tengah kondisi APBD yang
­mengalami tekanan akibat Corona, minimal
­pelaksanaan DT akan sama seperti tahun ini.
‘‘
‘‘
19
Di tempat terpisah Kepala Bidang Pembinaan SMA, Ety Prawesti, ­menekankan
akan pentingnya pemenuhan jam tatap muka yang telah ­ditentukan, yakni 120
jam tatap muka selama pelaksanan satu tahun. “Jika pada pandemi ­COVID-19
ini mengalami kendala, lewat aplikasi pendukung DT, yang ­disebut ­Doubletrack
Support System (DSS), ITS telah menyediakan fasilitas aplikasi ­ruangtraining.net,
ruangujian.net, ruangkarir.net, dan ruangdagang.net., ­sehingga tak ­menemui
hambatan dalam pelaksanaan. Tapi nanti setelah kondisi normal, tatap muka
dalam bentuk pelatihan maupun praktik harus dilakukan sebagai bentuk
­pendalaman kepada siswa,” katanya.
Ety mengungkapkan, adanya Corona menjadi pembelajaran penting dalam
memilihdanmenentukanmodelpembelajaran.KarenatidakhanyaDTsajayang
terkena dampaknya, proses pembelajaran lainnya juga ­terdampak. ­Program
DT melalui DSS sebenarnya merupakan model pembelajaran berkelanjutan,
tidak putus ketika program selesai. Para alumni masih tetap bisa menambah
pengetahuan keterampilannya melalui aplikasi ruangtraining.net. n
MENEGUHKAN TUJUAN
20 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA
AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI
Ajang pameran akhir tahun 2019
­membuktikan jika produk dan jasa yang
­dihasilkan siswa sekolah DT mulai banyak yang
1.4
Masyarakat
MulaiMelirik
21MENEGUHKAN TUJUAN
dilirik masyarakat. Salah satu buktinya, order yang diterima oleh SMAN 1
­Ngadirejo, ­Pacitan untuk menggarap baju seragam siswa TPA. Di bidang jasa,
bidang keterampilan Teknik ­Kendaraan Ringan (TKR) banyak siswa DT yang
telah menawarkan jasa perawatan dan ­penggantian oli motor kepada guru,
siswa, dan masyarakat, dan terbukti banyak diminati.
Di berbagai kesempatan baik tingkat ­kabupaten maupun provinsi upaya
­mengenalkan produk dan jasa hasil DT lewat pameran pun digelar dan selalu
­mendapatkan positif dari pengunjung. Pada pameran yang diselenggarakan
oleh ­Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Kota dan Kab. Pasuruan dan
Probolinggo di SMAN 1 Grati, mendapat sambutan hangat dari masyarakat.
22 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA
AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI
Lewat berbagai kegiatan kini pogram SMA DT semakin eksis. Pesertanya
­aktif mengikuti pameran di berbagai tempat. Bukti lain masyarakat sudah
­mulai ­melirik adalah pesanan produk DT di tengah Pandemi COVID-19.
­Banyak pesanan dan peluang yang diraih oleh sekolah dan siswa DT ­diminati
­masyarakat. Produk hand sanitizer made in SMA DT habis diborong oleh
­Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Apresiasi datang dari Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dan
pejabat di tingkat kabupaten serta satuan kerja pemerintah daerah (SKPD)
lainnya. Madrasah Aliyah (MA) Bustanul Ulum, Kab. Sampang, misalnya,
­menyumbangkan masker karya siswa DT sebanyak 300-an buah ke Kepala
Kantor Departemen Agama Kab. Sampang.
Mengambil momentum langkanya masker di pasaran, beberapa sekolah
memiliki ide untuk membuat masker dari kain dan telah kebanjiran pesanan.
Sedikitnya ada 23 sekolah yang telah menjalankan keterampilan tata busana,
ikut memproduksi masker baik untuk lingkungan sekolah, memenuhi pesanan
masyarakat dan instansi, serta dijual langsung ke masyarakat.
Dari sekitar 23 sekolah tersebut terutama sekolah yang berada di ­Kabupaten
­Jember dan Sumenep, telah menerima orderan dari program cipta kerja yang
diinisiasi ITS bersama Dinas Pendidikan Jatim dalam rangka membuat satu juta
masker untuk dibagikan ke masyarakat.
“Kami telah menggalang dana untuk pembuatan satu juta masker dan akan
dibagikan di lingkungan sekolah DT. Dari dana yang telah terhimpun, nantinya
pembuatan masker diserahkan kepada sekolah DT yang siap memproduksi,
kata Dr Hozairi, selaku koordinator program DT Jatim.
Diungkapkan, ia mempercayakan pembuatan masker kepada
­sekolah-sekolahDT,karenakualitasdanhasilyangselamaini­diproduksi­sekolah
itu sudah memenuhi standar dan bagus. “Karena itu kami ­memberikan modal
agar mereka bisa berusaha dan berkesempatan untuk bisa ­mempraktikkan
keterampilan yang ia perolah saat mengikuti DT,” katanya.
Kepercayaan juga datang dari Dinas Pendidikan Jatim yang­mempercayakan­
pembuatan alat pelindung diri (APD), kepada sekolah DT. Saat pendataan ada
sekitar 14 sekolah yang siap menerima tawaran pembuatan APD. Tapi karena
bahan yang tersedia terbatas, akhirnya hanya ada tiga sekolah, ­masing-masing
SMA Negeri 1 Kalidawir, Tulungagung, SMA Negeri 1 Karas, Magetan, dan
SMA Negeri 1 Berbek, Nganjuk.
Kepercayaan masyarakat juga bisa ditunjukkan dari beberapa produk dan
23
jasa yang ditawarkan siswa DT melalui offline maupun online. ­Responsnya luar
biasa. Melalui berbagai platform aplikasi yang tersedia, jasa dan produk dari
siswa DT sudah mulai dikenalkan ke masyarakt dan pasar ­komunitas. DT ­sendiri
menyiapkan platform www.ruangdagang.net, yang berupa ­aplikasi online yang
mewadahi peserta DT yang tertarik di bidang usaha atau ­enterpreneur dengan
menempatkan produk dan jasa di dalam jaringan ­marketplace DT Mart atau
Usaha Sekolah Online (USO). Di portal ini dapat ditemukan ­produk-produk
kreativitas yang berkualitas sekaligus dapat melakukan transaksi online. n
Kepercayaan datang dari Dinas Pendidikan Jatim
yang mempercayakan pembuatan alat pelindung
diri (APD), kepada sekolah DT. Saat pendataan
ada sekitar 14 sekolah yang siap menerima tawaran
pembuatan APD. Tapi karena bahan yang tersedia
terbatas, akhirnya hanya ada tiga sekolah.
‘‘ ‘‘
MENEGUHKAN TUJUAN
24 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA
AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI
25MENEGUHKAN TUJUAN
Manusia boleh merencanakan, tapi
­Tuhan yang menentukan. Kalimat ini
pas ­untuk ­menggambarkan pelak-
sanaan ­program DT ­tahun pelajaran
2019-2020. ­Mulanya ­pelaksanaan DT
tahap kedua ini ­dimulai pada awal
­semester, pertengahan tahun 2019
­kemarin. Saat itu ­sudah ditentukan ­—
sebagaimana­pelaksanaan tahun-ta-
hun ­sebelumnya— capaian pembelaja-
ran untuk masing-masing ­keterampilan
dinyatakan tuntas setelah mencapai 90
jam pelajaran tatap muka. Tidak sedikit
1.5
HarusBerjalan
diTengahWabah
26 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA
AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI
pun tanda-tanda akan ­terpengaruh Pandemi COVID-19, proses pembelajaran
pun sudah disusun dan disepakati sedemikian rupa baik oleh pihak sekolah,
­trainer, maupun siswa.
Serangkaian kegiatan pertemuan dengan kepala sekolah dilakukan,
­agenda kegiatan pameran, praktikum, dan juga monitoring evaluasi, telah
pula ­ditentukan waktu pelaksanaannya. Tapi rencana tinggal rencana, fakta
­berkata lain, pertengan Maret 2020, Virus corona sebagaimana diumumkan
oleh ­Presiden sampai juga di Indonesia. Pasien anak dan ibu asal ­Depok,
Jawa Barat, diidentifikasi sebagai pasien nomor satu dan nomor dua. Hari
ke hari ­jumlah penderita terus jumlahnya terus bertambah, hingga untuk
­mengantisipasi ­meluasnya virus tersebut di lingkungan lembaga ­pendidikan,
Menteri ­Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar ­Makarim,
mengeluarkan Surat Edaran, No. 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan
­Pendidikan dalam Masa Darurat Corona Virus Disease (COVID-19), yang
mengatur tentang proses belajar dari rumah. Program sekolah DT yang telah
disusun pun terdampak.
Berhenti dan terus jalan? Sebagian sekolah sudah ada yang menyelesaikan
separoh dari target yang telah ditetapkan. Sebagian lagi ada yang hanya
tinggal melaksanakan praktikum, tapi masih ada sebagian kecil lainnya baru
melaksanakan kegiatan sekitar 30 persen dari taget 90 jam tatap muka.
Ada beberapa alasan dikemukakan. Ada yang sekolah mengaku ­kewalahan
karena berbarengan dengan menyiapkan pelaksanaan ujian sekolah dan ujian
nasional berbasis komputer, sehingga petugas dalam hal ini para operator
sekolah (merangkap operator DT), sibuk mengerjakan pekerjaan tambahan
tersebut. Setelah Surat Edaran Mendikbud menyatakan bahwa pelaksanaan
ujian nasional ditiadakan, maka kesadaran untuk melanjutkan program DT
­terfasilitasi. Tapi tidak semudah yang dibayangkan, karena siswa sudah ­telanjur
beraktivitas dan belajar di rumah.
Pelaksana Program DT, dalam hal ini ITS kemudian mencarikan solusi.
­Memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
­disusunlah kerangka kerja untuk menyelesaikan taget 90 jam tatap muka.
­Aplikasi telekonferensi Zoom menjadi salah satu aplikasi yang dipilih. ­Popularitas
Zoom melesat sejak berbagai negara di dunia memberlakukan pembatasan,
akibat pandemi virus corona. Termasuk di Indonesia, Zoom menjadi ­alternatif
program DT untuk melakukan koordinasi dan menggelar meeting/rapat
­daring. Kegiatan pertama melakukan koordinasi online dengan para operator.
27MENEGUHKAN TUJUAN
­Tujuannya untuk memastikan apakah kegiatan study from home (SFH) berjalan
baik dan bagaimana pengisian logbook yang belum memenuhi target.
Selain dengan operator, koordinasi lewat fasilitas daring juga dilakukan
dengan trainer dan kepala sekolah. Selain digunakan untuk berkoordinasi,
­aplikasi meeting juga dimanfaatkan untuk menambah pengetahuan siswa
­melalui seminar melalui situs web (webinar) yang dikuti oleh ratusan siswa.
Dalam beberapa kali pertemuan lewat daring terungkap beberapa ­persoalan
belum tercapainya target pertemuan 90 jam tatap muka dalam semester ini.
Seperti dikemukakan Irfan Hilmi, trainer dari SMAN 1 Banyuputih, Situbondo.
Banyak siswa yang tidak memiliki HP dan terbatasnya peralatan serta bahan
untuk praktik yang dimiliki siswa, juga karena operator memiliki beban kerja
lain, selain bertugas memasukan hasil kegiatan ke dalam logbook, menjadikan
kegiatan DT terhambat saat pandemi corona.
Selain itu, kendala lainnya adalah tidak semua siswa yang mengikuti DT
memiliki alat komunikasi memadai; sulitnya sinyal atau jaringan untuk siswa
yang tinggal di daerah pegunungan dan terpencil.
Hal sama juga terungkap saat digelarnya pertemuan online bersama ­kepala
sekolah. Ada beberapa kegiatan yang sudah selesai dilakukan tetapi belum
­dimasukkan ke dalam logbook, karena rumah operator berjauhan ­dengan
trainer, sementara aktiivitas sekolah sebagian besar sudah berlangsung di
rumah.
Terhadap berbagai persoalan tersebut, beberapa kesepakatan pun
­ditentukan antara lain bahwa dalam rangka menghadapi kondisi wabah
­corona, maka kegiatan pelatihan diadakan di rumah masing-masing melalui
kegiatan study from home (SFH). SFH dilakukan dengan cara trainer ­membuat
panduan tugas praktik/pembuatan produk yang memungkinkan dikerjakan di
rumah masing-masing. Aktivitas SFH didokumentasikan baik proses, bahan,
maupun produk, lalu dikumpulkan pada trainer dan dihitung sebagai ­aktivitas
Sebagian sekolah sudah ada yang menyelesaikan
separoh target yang telah ditetapkan. Sebagian lagi
ada yang hanya tinggal melaksanakan praktikum,
tapi masih ada sebagian kecil lainnya malah baru
melaksanakan kegiatan sekitar 30 persen dari
target 90 jam tatap muka.
‘‘ ‘‘
28 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA
AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI
satu kali pertemuan, sementara operator mengumpulkan dari trainer, lalu
trainer mengonversikan jumlah jam yang dibutuhkan untuk pengerjaan ­tugas
­menjadi jam pelajaran tatap muka di presensi kehadiran dengan ­konversi ­sekali
praktik atau tatap muka sama dengan enam jam pelajaran, dan ­kemudian
­operator mengunggah ke logbook.
“Dalam kegiatan koordinasi online, kami bukan sedang mencari ­persoalan
tapi lebih pada mencari solusi terhadap persoalan yang dihadapi ­sekolah
dan siswa. Ketika bahan atau alat untuk praktik tidak ada maka jalan
­keluarnya ­memberikan tugas kepada siswa dengan menekankan pada ­upaya
­pengembangan produk, pemenuhan kebutuhan lingkungan dan penciptaan
pasar komunitas, sementara fokus pelatihan pada pengayaan pengetahuan,
perencanaan servis, atau pelayanan masyarakat,” kata Fajar Baskoro, ­fasilitator
tim IT dari ITS.
Kesimpulannya: apa pun kondisinya, program DT harus diupayakan tetap
berjalan. n
29MENEGUHKAN TUJUAN
Menyusul Surat Edaran (SE) Menteri
­Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud)
­Nadiem Anwar Makarim, No. 4 Tahun 2020
tentang Pelaksanaan Pendidikan dalam
masa darurat COVID-19, yang salah satunya
­mengatur tentang proses belajar dari rumah,
program sekolah DT pun melaksanakannya. SE
itu juga berisi tentang keputusan pembatalan
ujian nasional (UN) Tahun 2020.
Bagaimana caranya sekolah-sekolah DT
mengimplentasikan proses belajar dari rumah?
istilah yang disepakati adalah study from home
(SFH). Berbagai cara dilakukan sesuai dengan
1.6
Jalankan‘Studyfrom
Home’(SFH)
30 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA
AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI
kondisi di lapangan. Artinya, antara satu sekolah DT dengan lainnya berbeda,
bergantung pada potensi dan kemampuan masing-masing sekolah, termasuk
jenis keterampilan yang menjadi pilihan di sekolah tersebut. Targetnya 90 jam
pelajaran tetap tercapai di akhir program.
Mengacu pada SE tersebut bahwa proses belajar dari rumah dilaksanakan
dengan ketentuan sebagai berikut: belajar dari rumah melalui ­pembelajaran
daring/jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang
bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh ­capaian
yang telah ditetapkan; SFH dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan ­hidup
antara lain mengenai pandemi COVID-19; aktivitas dan tugas ­pembelajaran
SFH dapat bervariasi antarsiswa, sesuai minat dan kondisi masing-masing,
­termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses/fasilitas belajar di rumah;
bukti atau produk aktivitas SFH diberi umpan bailik yang bersifat kualitatif dan
berguna bagi trainer, dalam bentuk fortopolio.
“SFH yang kami jadikan acuan adalah SE Mendikbud. Intinya proses
­pembelajaran maupun praktikum pada sekolah DT tidak boleh terhenti karena
pandemi,” kata Fajar Baskoro, fasilitator DT bidang IT.
Fajar menjelaskan, dalam kondisi wabah ini, kegiatan pelatihan diadakan
melalui blended learning, kombinasi pembelajaran tatap muka dan melalui
daring. Pola pelatihan berfokus pada pengembangan produk, pemenuhan
­kebutuhan lingkungan dan penciptaan pasar komunitas. Sedangkan fokus
pelatihan pada proses pengayaan pengetahuan, perencanaan, dan pelayanan
pada masyarakat.
“Menghadapi kondisi seperti ini, maka kegiatan pelatihan diadakan di
rumah masing-masing melalui SFH, dengan cara trainer membuat panduan
­tugas praktik atau pembuatan produk yang memungkinkan dikerjakan di
rumah siswa,” katanya.
Dalam kondisi Pandemi COVID-19, kegiatan
pelatihan diadakan melalui blended ­learning,
­kombinasi pembelajaran tatap muka dan
­melalui daring. Pola pelatihan berfokus pada
­pengembangan produk, pemenuhan kebutuhan
lingkungan dan penciptaan pasar komunitas.
‘‘ ‘‘
31MENEGUHKAN TUJUAN
SedangaktivitasSFH,didokumentasikanbaikproses,bahanyang­digunakan,
maupun produk yang dihasilkan, lalu hasil dokumentasi itu ­dikumpulkan
­kepada trainer dan dihitung sebagai aktivitas satu kali ­pertemuan. Idealnya
satu kali tatap muka ekivalen dengan delapan jam perlajaran.
“Operator ­mengumpulkan dari trainer lalu meng-upload ke logbook, setelah
sebelumnya oleh trainer dikonversikan dari jumlah jam yang ­dibutuhkan
­untuk pengerjaan tugas, menjadi jam pelajaran tatap muka melalui presensi
­kehadiran,” ­katanya.
Dalam konsep SFH, pembelajaran DT ditekankan untuk tidak mencari
­masalah, melainkan mencari jalan keluar. Jika tidak ada produk yang bisa
­dihasilkan, maka bisa dilakukan model pengayaan dengan merencanakan.
Jadi, model SFH dari yang mudah dahulu lewat merencanakan, kemudian
berturut-turut melaksanakan, mendokumentasikan, dan terakhir melaporkan
dengan membuat diskripsi singkat apa yang telah dipraktikkan.
“Jangan menuntut ideal seperti kondisi normal. Ini kondisi di mana
­antara trainer, peserta DT, kepala sekolah, operator, tidak berjumpa ­karena
­menjalankan physical distancing. Jadi lakukan yang bisa dilakukan lebih
­dahulu,” katanya. n
Peserta Double Track T SMAN 1 Kalitidu praktik membuat kue.
32 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA
AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI
Aneka produk buatan
peserta DT bidang
multimedia dan fotografi.
33
NELSON MANDELA terlahir dengan nama Nelson Rolihlahia Mandela. Ia dilahirkan di Mvezo, Afrika
Selatan, pada 18 Juli 1918 dan meninggal pada 5 Desember 2013. Dikenal sebagai salah satu tokoh
perdamaian paling terkenal di dunia yang berasal dari Afrika Selatan. Ia juga dikenal sebagai pejuang
kemerdekaan melalui kegiatan anti apartheid. Ia menjadi presiden pertama kulit hitam Afrika Selatan dan
merupakan tokoh peraih Nobel Perdamaian.
BAGIAN DUA
Menghasilkan
Produk Nyata
Saya menyukai teman yang memiliki pikiran
terbuka karana mereka akan melayanimu
untuk melihat segala masalah dari
berbagai sudut pandang.
– Nelson Mandela –
34 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA
AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI
S
ejak awal DT disiapkan bagi lulusan SMA/MA yang tidak melanjutkan
ke jenjang pendidikan di perguruan tinggi untuk siap memasuki dunia
kerja atau berwirausaha, oleh karena itu penekanannya bukan semata
pada kecakapan atau mahir berketerampilan, tapi juga menghasilkan
produk nyata, entah produk berupa barang atau sekadar produk dalam bentuk
portofolio di bidang jasa.
Produk dan portofolio dari para peserta ini dapat ditelusur melalui ­jejak
­digital yang telah disiapkan penyelenggara melalui Doubletrack Support
­System (DSS). DSS adalah sistem dalam mendukung kegiatan DT yang ­berbasis
pada peningkatan keterampilan (skill) untuk menekan angka ­pengangguran
­lulusan SMA dan menaikkan IPM Jawa Timur. DSS merupakan platform
­aplikasi yang memfasilitasi peserta DT melakukan kegiatan berupa pelatihan
dan ­pengembangan skill secara terprogram, terkontrol dan dimanage secara
­elektronika. Dengan menggunakan DSS siswa akan terpantau kegiatannya,
diamati bakat dan kemampuannya, dan diakhir kegiatan untuk mendapatkan
sertifikat dan portofolio yang menyatakan level kemampuan siswa.
DSS terdiri dari lima aplikasi. Pertama, aplikasi admindt.net yang merupkan
aplikasi pengelolaan data sekolah penyelenggara DT yang terdiri dari data
siswa peserta program, absen dan aktivitas kegiatan proses pelatihan dan
­foto-foto kegiatan pelatihan.
Siswa SMA Negeri 1 Kasiman, Kabupaten Bojonegoro sedang mengikuti pembelajaran
keterampilan bidang multimedia.
35
Kedua, apalikasi ruangtraining.net, dalam bentuk portal pelatihan yang
ditujukan bagi anak muda Indonesia dengan menawarkan beragam pilihan
pengembangan diri untuk mengikuti pelatihan ketrampilan meliputi bidang
­desain grafis, fotografi, videografi, fashion technology, tata boga, ­kelistrikan.
Pada potral ini tersedia beragam modul cetak, video tutorial, dan ­informasi
tempat pelatihan di seluruh wilayah Jawa Timur bekerja sama dengan
­sekolah-sekolah, pondok pesantren, kursus, dan balai latihan kerja.
Ketiga, ruangujian.net, adalah portal aplikasi untuk ujian sertifikasi ­berbasis
CBT (Computer Based Testing) untuk mengetahui level kompetensi calon ­tenaga
kerja yang telah mengikuti pelatihan. Tersedia berbagai level ujian yang bisa
diikuti secara online. Kelulusan ditentukan oleh kualitas pengetahuan dan
­ketrampilan yang dievaluasi langsung oleh tim ahli melalui aplikasi. Peserta
yang lulus dapat mengikuti private challenge sekaligus mendapatkan point dan
sertifikat.
Keempat, ruangkarir.net, merupakan portal layanan sebagai tempat
­menemukan beragam informasi karir yang menarik, pembuatan CV digital,
­resume, dan portofolio yang memuat produk hasil karya,dapat digunakan
untuk mendapatkan pekerjaaan yang sesuai dengan yang diharapkan. Pada
portal ini perusahaan atau dunia usaha dan dunia industri bisa ­mengiklankan
­lowongan pekerjaan yang tersedia dan memilih talenta-talenta yang sesuai
dengan kriteria yang diinginkan baik kompetensi, lokasi, maupun bidang
­ketrampilan.
Kelima, ruangdagang.net. Berupa aplikasi online yang mewadahi
peserta pelatihan yang tertarik dibidang usaha atau enterpreneur. Sarana
­pengembangan diri dan melatih peserta pelatihan yang tertarik di bidang
­kewirausahaan dengan menempatkan produk dan jasa di dalam jaringan
marketplace Usaha Sekolah Online (USO). Pada portal ini dapat ­ditemukan
produk-produk kreativitas yang berkualitas sekaligus dapat melakukan
­transaksi online.n
MENGHASILKAN PRODUK NYATA
36 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA
AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI
37MENGHASILKAN PRODUK NYATA
38 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA
AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI
Siswa peserta keterampilan bidang
Kecantikan, sedang merancang wajah
calon model yang akan dirias. Ini
lakukan sebagi langkah awal sebelum
melakukan rias wajah.
39
Karena berbasis pada praktik, maka
­aktivitas dan proses pembelajaran DT ­selalu
­menghasilkan banyak produk dan jasa yang
nyata. Sejumlah produk sebagai hasil dari
­praktik keterampilan tersebut kemudian ­dijual
ke ­warga sekolah sendiri, bisa kepada rekan
sesama siswa maupun kepada guru dan
staf tata uaha sekolah, kantin sekolah dan
­koperasi ­sekolah. Tidak hanya itu kadang juga
­dipromosikan ­melalui media sosial, sehingga
dapat menjangkau wilayah yang lebih luas di
luar pagar sekolah.
Sampai sekarang, dari 14.043 siswa peserta
2.1
Hasilkan Ribuan
ProdukdanPortofolio
MENGHASILKAN PRODUK NYATA
40 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA
AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI
DT, tercatat telah menghasilkan 1.096 produk barang maupun jasa dari 150
materi pembelajaran. Selain itu, program DT di 157 SMA/MA di 28 ­Kabupaten
di Provinsi Jawa Timur ini juga sukses menghasilkan 6.614 ­portofolio dari
­berbagai macam kategori. Portofolio tersebut berisi dokumentasi ­produk-produk
yang dihasilkan oleh kreativitas siswa peserta DT.
Dari 18 jenis keahlian, portofolio terbanyak ada di bidang desain grafis
­sebanyak 1.519 buah. Kemudian bidang merancang moda busana yang
­mampu menghasilkan 1.050 portofolio. Tata rias pengantin berhijab juga
menghasilkan portofolio lumayan banyak yaitu sebanyak 700 buah. Sedang
untuk bidang keahlian yang belum menghasilkan portifolio adalah bidang
membuat dan desain alat digital, merancang busana muslim, dan bidang
makanan-minuman ringan (gambar 2.1).
Gambar: 2.1
Portofolio Per Kategori
41
Produk barang dan jasa peserta DT tidak sekadar didokumentasikan
­untuk kepentingan portofolio semata, tetapi juga benar-benar ­dipasarkan
ke ­konsumen. Sebagai contoh siswa di SMAN 4 Sampang Madura aktif
­menawarkan sejumlah produk hasil dari mengikuti pelatihan DT Tata Boga ke
arena Car Free Day yang diselenggarakan di Jalan Syamsul Arifin dan Jalan
Wijaya Kusuma Sampang, setiap minggu pada bulan Januari 2020
Beberapa dagangan yang dijual antara lain bakso campur, piscok, es milk
mangga antigalau, sambel daun ubi, pecel, dan spageti.
Stan siswa DT ini cukup menarik pengunjung CFD. Sambil berolahraga
­mereka melihat-lihat karya siswa dan berkenan membelinya. Bagi siswa semua
ini merupakan pengalaman yang berharga, ternyata hasil olahannya bisa
­dijual dan menghasilkan uang. Dalam satu kali buka lapak di CFD ­keuntungan
­bersih yang mereka dapatkan sekitar Rp 300 ribu hingga Rp330 ribu. ­Lumayan,
bukan?
Peserta DT dari SMAN4 Bangkalan Madura dan SMAN 1 Bareng Jombang
tidak mau ketinggalan. Mereka berpartisipasi aktif membuka booth pameran di
lobi Bappeda Provinsi Jawa Timur yang bertema harmonisasi vokasi dan Jatim
cerdas menuju pertumbuhan berkualitas.
Ketika pandemi Covid-19 melanda Indonesia, siswa DT juga berkontribusi
nyata. Mereka siap menjawab permintaan Pemerintah Provinsi Jatim yang akan
memaksimalkan peran SMA DT dan SMK dalam memproduksi hand sanitizer
(cairan pencuci tangan) secara massal. Hand sanitizer tersebut akan dibagikan
kepada masyarakat luas.
“Sebanyak 79 SMA Double Track dan 92 SMK yang punya kompetensi
farmasi dan kimia industri di Jawa Timur akan membuat hand sanitizer dan
sabun antiseptik yang seluruhnya ditujukan dalam rangka memerangi ­pandemi
Covid-19,” kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, di Gedung ­Grahadi,
29 Maret lalu.
Meski pun hand sanitizer diproduksi massal namun komposisi dan cara
pembuatannya tetap sesuai standar industri sehingga mutu dan kualitasnya
Dari 14.043 siswa peserta DT di 157 SMA/MA
telah dihasilkan 1096 produk barang/jasa dan
6.614 portofolio.
‘‘
‘‘
MENGHASILKAN PRODUK NYATA
42 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA
AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI
tetap terjamin. Agar dapat terkendali maka proses pembuatannya dikoordinasi
oleh Dinas Pendidikan Provinsi. Sedang sumber dana berasal dari dana BOS,
BPOPP, serta CSR. n
SUMBER FOTO: HUMAS PEMPROV.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan Wahid Wahyudi Kadis Pendidikan Provinsi
Jatim memeriksa hand sanitizer produksi siswa SMA/SMK.
43
Berikut cerita pembelajaran program DT
yang berjalan di tengah pandemik. Awalnya
­memang belum terpikir untuk membuka jasa
servis ­online, tapi gara-gara serbuan ­COVID-19
yang memaksa orang untuk melakukan
­pembatasan dan pemberlakuan belajar daring,
akhirnya terpikir untuk membuka layanan jasa
yang memanfaatkan dunia maya.
Inilah yang terjadi pada peserta program
DT di SMA Negeri 1 Dongko, Trenggalek. Dari
peserta DT, sebanyak tiga siswa telah ­berhasil
membuka jasa servis secara secara online.
“­Kebetulan mereka memilik alat komunikasi
2.2
MembukaJasa
ServisOnline
MENGHASILKAN PRODUK NYATA
44 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA
AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI
yang memadai dan momentum study from home mereka manfaatkan untuk
membuka jasa secara online,” Fahrul Anam, Trainer keterampilan Teknik
­Elektro.
Fahrul Anam menceritakan, di awal pelaksanaan DT ada 20 siswa
yang ­layak untuk mengikuti program elektronik, mereka adalah siswa yang
­menyatakan tidak akan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi,
karena berbagai keterbatasan.
Pada semester pertama mereka diberi teori dan praktik untuk ­memperbaiki
peralatan elektronik rumah tangga, diantaranya rice cooker, blender, ­mixer,
kompor listrik, kulkas, istalasi listrik, power amplifer, kulkas, mesin cuci, sedot
debu, jam dinding digital, TV tabung, TV LED, lampu emergency, lampu ­cetralit,
lampu LED, penyepulan speaker, pembuatan cas aki, pembuatan ­charger
­handphone dari Travo 3 ampere, pembuatan charger handphone dari aki ­motor,
perbaikan kelistrikan sepeda motor, dan lainnya, sehingga pada ­semester dua
siswa mempunyai inisiatif membuka jasa layanan servis elektronik.
“Alasanyapesertaberinisiatifmembukausahaini,karenasekarang­pekerjaan
atau aktivitas masyarakat serba online. Meskipun telah ­membuka servis online,
siswa juga masih mendirikan tempat servis di rumahnya ­masing-masing yang
bekerja sama dengan penyedia jasa Anam Elektronik dan Gana Elektronik,”
katanya.
Dua penyedia jasa itu, di samping sebagai tempat praktik siswa DT juga
­dijadikan untuk magang peserta, sebelum bisa mandiri membuka usaha.
“Untuk membekali siswa dalam berusaha membuka jasa servis, saya kerap
memberikan pengetahuan tentang dasar-dasar manajerial, bagaimana dalam
menerima order, mengerjakan dan memberikan layanan jasa,” kata Fahrul
Alam, trainer dari mitra sekolah pemilik servis Anam Elektronik ini.
Bagi Fahrul meski memiliki usaha jasa servis, ia tidak khawatir akan
­tersaingi oleh siswanya. Justru sebaliknya, melalui cara menjadi trainer ia
dapat ­menambah networking dan pengalaman. “Soal rezeki sudah ada yang
mengatur. Justru setelah menjalani sebagai trainer orderan yang saya terima
malah semakin bertambah,” kata alumnus STKIP PGRI TUlungagung, Jurusan
Pendidikan Matematika ini.
Dia meyakini dengan berbagi ilmu yang menjadi bagian dari bisnis yang
­dimilikinya, kemanfataannya akan bertambah demikian pula dengan ­rezekinya.
“Kini saya tidak hanya menerima jasa servis, siswa-siswa yang membuka jasa
sejenis kadang meminta bantuan konsultasi ke saya,” katanya.
45MENGHASILKAN PRODUK NYATA
Dua siswa peserta DT
sedang melakukan praktik
keterampilan Teknik
Kendaraan Ringan.
46 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA
AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI
Apa yang diungkapkan Fahrul dibenarkan salah satu siswanya yang telah
sukses membuka jasa servis online. Yoga Tama Margianto nama siswa yang
duduk di kelas 11. “Alhamdulillah sedikit demi sedikit saya sudah bisa dan sudah
mencoba untuk membuka servis alat elektronik. Untuk di servis alat ­elektronik
saya bekerja sama dengan Gana Elektronik sebagai penyedia ­peralatan dan
komponen elektronik, jika mendapatkan kesulitan saya minta bantuan kepada
Jasa Servis Anam Elektronik yang tidak lain merupakan pembina dari program
DT di sekolah,” katanya.
Seperti keinginan awal Yoga saat memilih keterampilan bidang teknik
­elektro, dia ingin bisa memperdalam ilmu elektronika. “Sekarang saya ­sudah
bisa menerima orderan. Memang sejak di bangku SMP saya sudah ikut ­penyedia
jasa sound system milik Arafah Audio sampai sekarang, karena ­penasaran
­itulah saya memilih keterampilan teknik elektro,” katanya, yang kini membuka
layanan servis melalui WhatsApp.
Hal sama juga diungkapkan Billy Lafi Aula, siswa kelas 11 IPS 1. “Setelah
mendapat pengetahuan dan sedikit praktik bongkar pasang peralatan
­elektronika, sekarang saya sudah membuka servis di rumah. Melayani lewat
­offline maupun online. Saya juga menerima panggilan untuk memperbaiki
alat-alat elektronik seperti receiver digital dan lainnya,” katanya.
Berapa tarif yang dipatok? “Besar kecilnya tarif bergantung pada ­komponen
yang digunakan dan alat apa yang diperbaiki serta jarak tempuh. Sejak saya
membuka jasa ini, sudah menerima upah sebesar Rp 400 ribuan, dengan
modal awal yang dibutuhkan seperti avometer dan solder thenol,” katanya.
Bagi Billy, keterampilan elektronika adalah pengalaman yang sangat
­berharga yang diperoleh dalam program DT, karena sebelumnya ia belum
mengetahui sama sekali. “Bermodal keterampilan itulah saya bisa membuka
jasa servis dengan tarif antara Rp 25 ribu hingga Rp 50 ribu, belum termasuk
komponen,” katanya.
Riyan Prasetyo juga mengungkapkan hal sama, siswa kelas 11 ini
­mengatakan, keikutsertaan pada bidang keterampilan elektronik berniat agar
bisa memperbaiki alat elektronika di rumah. “Tapi setelah bisa saya kemudian
menawarkan jasa servis online dengan tarif sekali datang untuk ­memperbaiki
sebesar Rp 30 ribu. Tapi bergantung pada jarak juga, kalau melebihi dua
­kilometer, saya meminta tambahan biaya Rp 10 ribu,” katanya. n
47
“Kita ingin setiap warga yang harus ke luar
rumah wajib pakai masker,” kata Presiden
Joko Widodo saat rapat dengan Gugus Tugas
­Percepatan Penanganan Corona, Senin 6 April
2020.
Tapi bukan lantaran itu jika beberapa
­sekolah DT mengambil peran untuk ikut serta
memproduksi masker dan APD dalam melawan
pandemik COVID-19, seperti yang dilakukan
oleh SMA Negeri 1 Sampung, Ponorogo.
Disampaikan Bambang Setyawan, Guru
BK yang ditunjuk sebagai operator dalam
­pelaksanaan DT, sepekan setelah ­pemberlakuan
2.3
ProduksiMasker
Anticorona
MENGHASILKAN PRODUK NYATA
48 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA
AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI
kebijakan belajar dari rumah (school from home/SFH), muncul ide ­untuk
­membuat masker bagi siswa DT bidang tata ­busana. Ide itu muncul jauh
­sebelum ­Presiden ­menyampaikan keinginannya ­bahwa ­setiap warga yang ke
luar rumah harus ­menggunakan masker.
Melalui koordinasi singkat via grup WA Oemah Jahit milik SMA Negeri 1
­Sampung, dipilihlah tema Seribu Masker untuk ­Negeri. Pembuatan masker
awalnya ditujukan ­untuk ikut serta menyukseskan kebijakan ­menjaga jarak
(sphysical distancing) dalam ­menghadapi penyebaran COVID-19, ­dibagikan
kepada masyarakat sekitar dan siswa ­kelas XII ketika hendak menghadapi UN.
Namun dalam perkembangannya UN ditiadakan dan ­kebijakan belajar
Merias wajah, harus memerhatikan ciri khas wajah klien.
49
di rumah diperpanjang, maka produk masker pertama berjumlah 50 masker
ditawarkan melalui media sosial. “Animo masyarakat sangat luar biasa, 50
masker langsung habis diborong bahkan semakin banyak yang memesan,”
kata Bambang.
Oleh karena itu, dengan mempertimbangkan kebijakan “bekerja dan
­belajar dari rumah” tim pengelola memutuskan untuk memulai produksi
­masker dari rumah siswa peserta DT. “Sepuluh mesin jahit dikirim ke rumah
10 siswa peserta DT, baik kelas XII maupun kelas XI. Proses pengerjaan masker
direncanakan berlangsung selama kegiatan belajar di rumah dan mungkin
akan diteruskan sesuai dengan kebutuhan ­masyarakat,” katanya.
Target di awal adalah 100 masker dalam satu ­pekan. ­Namun dengan
­adanya peningkatan permintaan dan ­bertambah juga keterampilan siswa
dalam memproduksi masker, dalam sepekan ditarget mampu membuat 500
­masker. Target ini disesuaikan dengan jumlah permintaan masker.
Ada tiga spesifikasi masker yang dibuat siswa DT ini. Pertama, masker
katun dua ­lapis, berbahan katun motif dan katun toyobo ­dengan lubang di
­tengahnya, sehingga bisa diberi tisu. Bahan katun sangat nyaman dan ­tidak
­pengap ­apabila digunakan beraktivitas di dalam ­maupun luar ruangan.
­Tersedia ­berbagai ­pilihan warna dan motif dengan harga Rp 25 ribu untuk satu
pak (isi lima buah). Sedangkan untuk yang berbahan toyobo dua lapis, dijual
dengan harga Rp 30 ribu untuk tiap lima buah.
Kedua, masker jenis katun toyobo tiga ­lapis, produk ini merupakan kelas
premium, memang tidak terdapat tempat tisu, namun di dalamnya sudah
­terdapat kain hero. Masker ini dijual dengan harga Rp 10 ribu untuk setiap satu
pak. Kelebihan masker jenis ini, selain bisa dicuci berkali-kali, juga ­nyaman
dipakai, meski dibuat dalam tiga lapis. Tidak pengap dan sangat protektif
­terhadap debu dan droplet (cipratan) batuk dan bersin.
Jenis ketiga, berbahan kain spunbond, satu lapis dan dua lapis. Masker
dengan kain spundbond harga bahan ­relatif lebih murah, dibandingkan dua
bahan lainnya. ­Namun ­mempunyai kelebihan, di antaranya tahan terhadap
debu dan cipratan air, sehingga sangat direkomendasikan ­untuk orang umum
(nonmedis) yang lebih berpotensi tertular ­Corona. Daya tahan masker ini
berkisar antara 3-5 kali ­pemakaian dan dapat dicuci ulang.
Dari kerja di rumah tersebut, per Senin, 13 April 2020 masker yang telah
didistribusikan sebanyak 800 buah. ­­Di ­antaranya 500 masker proyek dari
­Kepala SMAN 1 Sampung untuk dibagikan ke pada warga sekolah dan ­sekitar.
MENGHASILKAN PRODUK NYATA
50 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA
AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI
­Sisanya, 300 masker dipesan oleh konsumen baik melalui offline ­maupun
­online. Untuk ­pengiriman luar kota, sudah dikirim antara lain ke Madiun,
Ngawi, Magetan, Pati Jawa Tengah, Surabaya, dan Singaraja Bali.
Untuk tingkat produktivitas, dalam ­sepekan siswa mampu ­menghasilkan
500-700 ­masker. Sehingga ­apabila ada yang membutuhkan ­masker ­dengan
­harga wajar dalam jumlah sedikit ­maupun banyak, siswa DT SMAN 1 ­Sampung
siap membuat dan ­mengirimkan ke seluruh wilayah Indonesia.
Kegiatan evaluasi dilaksanakan setiap hari.
Caranya, setiap siswa ­melaporkan ­jumlah produk
masker yang dihasilkan, maksimal ­pukul 17.00
­setiap harinya, ­sedangkan ­bagian ­marketing akan
­menentukan besok pagi akan dikirim ke mana.
“Dalam proses pembuatan ­masker, kami ­sangat
menjaga ­prinsip ­physical ­distancing. Masker yang
­sudah jadi diambil oleh petugas sekolah dari
­rumah-rumah siswa peserta DT, ­kemudian barulah
dikirim ke pemesan,” ­katanya.
Apabila bahan habis, siswa bisa ­mengambil
bahan ke sekolah dengan tetap koordinasi ­melalui
grup WA ­Oemah Jahit. Total pemasukan dari
­pembuatan masker mulai pertengahan Maret
hingga pertengahan April 2020 ini mencapai Rp
3.124.000.
Bambang mengatakan, motif utama
dalam pembuatan masker ini adalah ­belajar
dan ­berbagi. “Kami selaku pengelola ­ingin
­memotivasi ­lulusan dan siswa DT SMAN 1
­Sampung untuk terus berkarya sesuai ­dengan
kebutuhan ­masyarakat. Barulah kemudian
­menimbulkan rasa empati dan simpati untuk
­berbuat lebih dengan kemampuan yang dimiliki, sehingga individu ­tersebut
bermanfaat bagi orang lain,” katanya.
Lebih jauh, untuk jangka panjangnya siswa didorong untuk berfikir kritis,
kreatif, inovatif, mampu berkomunikasi,dan berkolaborasi dengan ­sumberdaya
yang ada, baik itu rekan maupun dunia usaha, sehingga pada akhirnya
­menemukan solusi dari setiap permasalahan yang ada di sekitar mereka. n
51
Program SMA Double Track (DT) semakin
eksis saja. Pesertanya aktif mengikuti pameran
di berbagai tempat. Seperti yang dilakukan
SMAN 4 Bangkalan, Madura. Dengan bangga
para siswa peserta DT membuka stan di lobi
­Kantor Badan Perencanaan Pembangunan
­Daerah (Bappeda) Provinsi Jawa Timur di Jl.
Pahlawan 102, Surabaya, Jumat (13/3) siang.
Mereka berpartisipasi meramaikan pameran
bertema Harmonisasi Vokasi dan Jatim Cerdas
Menuju Pertumbuhan Berkualitas.
Sebelumnya, pada 12 Maret, SMAN 1
­Gondangwetan Pasuruan sebagai SMA DT juga
2.4
NasiBakarDT
DiborongSekdaprov
MENGHASILKAN PRODUK NYATA
52 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA
AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI
mengikuti pameran yang diselenggarakan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah
(MKKS) Kota dan Kab. Pasuruan dan Probolinggo di SMAN 1 Grati.
Tampil percaya diri, SMAN 4 Bangkalan menyajikan produk kuliner ­andalan
antara lain nasi bakar dan somay (dua item olahan makanan ­Nusantara ini
merupakan materi yang diajarkan trainer DT). Untuk minuman favoritnya
­mereka menyuguhkan es krim serai, dawet, dan es kuwut (kelapa muda).
­Sedang anak-anak DT Tata Kecantikan unjuk kebolehan praktik make over
­wajah pengantin.
Tidak sia-sia. Terbukti booth DT mart ini menyedot perhatian ­pengunjung.
Mereka tertarik menyaksikan peragaan rias dan rela antre untuk membeli
makanan dan minuman. Bahkan Sekretaris Daerah Provinsi Jatim Dr. Ir Heru
Tjahjono, MM, saat meninjau pameran, juga terpikat. Bukan sekadar ­mampir
melihat-lihat stan, tetapi berkenan memborong nasi bakar sebanyak 50
­bungkus. Stok langsung habis.
Indi Sofi Fikria, S.Pd, selaku operator DT SMAN4 Bangkalan, mengatakan,
para siswa sangat bersemangat mengikuti program terobosan double track ini.
“Anak-anak sudah cukup terampil. Mereka sudah menerima orderan secara
53
freelance, lewat medsos. Ada juga yang sudah buka usaha sendiri di rumah
walau kecil-kecilan,” katanya.
Pihak sekolah juga mulai ramai mendapat pesanan makanan minuman.
­Biasanya orderan berasal dari warga yang hendak mengadakan pengajian.
Permintaan akan jasa rias juga prospektif. Anak-anak DT sudah aktif ­merias
untuk kebutuhan wisuda sekolah, mulai dari anak TK sampai siswa SMA.
Kadang juga merias untuk kebutuhan karnaval, kebiasan yang sangat disukai
orang Madura. Salah satu siswa DT tata kecantikan, Selfia, sekarang sudah
membuka salon di rumahnya sendiri.
Annissa Makrumah, siswa kelas XI IPA 1, terlihat sibuk menarik tuas alat
pres penutup gelas plastik. Lalu menyerahkan gelas berisi aneka minuman itu
Sering terjadi, sehari sebelum praktik DT,
­teman-teman sudah banyak yang mendesak:
­“Besok praktik DT bikin apa? Aku pesan
makanannya ya. Jangan lupa.
‘‘ ‘‘
MENGHASILKAN PRODUK NYATA
54 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA
AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI
kepada pembeli. Hari itu laku keras. Semua dagangan habis terjual sebelum
waktu shalat Jumat tiba.
“Saya dulu awalnya coba-coba aja masuk Tata Boga. Ternyata setelah
masuk, seru banget, saya jadi senang karena mendapat keterampilan masak.
Saya bisa mengembangkan passion saya. Kalau makanan sudah jadi kita foto
lalu dimasukkan IG dan WA. Banyak yang pesan,” katanya.
Ditambahkan, seringkali terjadi, sehari sebelum praktik DT, ­teman-temannya
sudah banyak yang mendesak: “Besok praktik DT bikin apa, Nis? Aku pesan
makanannya ya. Jangan lupa.”
Begitulah, DT di SMAN4 Bangkalan telah menjadi sesuatu yang berarti.
Semangat kewirausahaan terasa bertumbuh di sana. Salah satu indikatornya,
banyak siswa kelas X yang sudah tidak sabar ikut bergabung, padahal program
DT ini masih dikhususkan bagi siswa kelas XI. Masyarakat sekitar juga mulai
mengenal manfaat DT. Calon pendaftar pada musim penerimaan peserta didik
baru juga meningkat. “Saya mau sekolah ke SMAN4 saja, karena ada praktik
masak-masaknya, ada rias mantennya,” kata warga sebagaimana ditirukan
oleh Annisa. n
55
Ayu Firnanda mengaku, sejak lama sudah
hobi merias wajah. Biasanya merias ­anak-anak
tetangganya yang tampil pada acara ­kesenian di
sekolah atau peringatan hari besar di ­desanya.
Begitu di sekolahnya ada program DT, Ayu
langsung daftar ikut materi kecantikan —tata
rias pengantin berhijab. “Ini sesuai hobi dan skill
saya,” ujarnya, “Di sini saya dapat menambah
wawasan tentang kecantikan.”
Memang banyak perbedaan merias yang
pernah dia lakukan secara otodidak ­dengan
materi DT. Selain memperoleh teori, Ayu juga
melakukan praktikum. Sebelum “turun ke
2.5
PerkayaPengalaman,
MeretasHarapan
MENGHASILKAN PRODUK NYATA
56 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA
AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI
57MENGHASILKAN PRODUK NYATA
Jalan meretas cita-cita Ayu tampaknya sudah
­terbuka. Lingkungan tetangga pun mendukung.
Jika ada acara pementasan kesenian atau kegiatan
yang membutuhkan rias wajah, mereka menyuruh
Ayu merias pengisi acaranya.
‘‘ ‘‘
­lapangan­”, ia harus praktik melukis objek yang akan dirias. “Awalnya kita
­disuruh mewarnai sketsa wajah secara balance. Kami juga disuruh melakukan
praktik melukis alis mata di kertas,” kata siswi Kelas XI-IPS2, SMAN 1 Dukun,
Lamongan ini, menceritakan pengalamannya.
Selain ilmu merias bertambah, dia mendapat ilmu lain. Kalau selama ini
Ayu mendapat klien secara gethok tular —promosi dari mulut ke mulut— di
program DT ia diajari memasarkan tata rias secara efektif dan efisien. “Kami
disuruh menyebar pamflet dan membuat akun Instagram, untuk menarik minat
banyak orang,” kata putri pasangan Soekardi dengan Paninten ini.
Hasilnya memang luar biasa. Klien berdatangan. Apalagi Ayu merias
­dengan cara yang benar. Mulai dari menyiapkan peralatan sampai ­merapikan
area kerja. Selain itu, sebelum merias dia selalu cuci tangan. “Kebersihan
­tangan sangat penting untuk merias wajah klien,” katanya, “Jadi banyak orang
­semakin percaya bahwa saya bisa merias dengan bagus,” ujarnya ­melanjutkan.
Dengan modal keterampilan yang kini dipelajari, Ayu berharap kelak dapat
membuka usaha sendiri. Paling tidak salon kecantikan. Harapan tersebut tak
lepas dari dukungan orangtuanya. “Sebelumnya, beliau sudah melihat skill saya.
Saat saya ikut program DT kecantikan di sekolah, beliau sangat ­mendukung
dan antusias saya bisa menjadi perias profesional,” kata putri kedua dari tiga
orang bersaudara ini menceritakan harapan orangtuanya.
Jalan meretas cita-cita Ayu tampaknya sudah terbuka. Lingkungan tetangga
pun mendukung. Jika ada acara pementasan kesenian atau kegiatan yang
membutuhkan rias wajah, mereka menyuruh Ayu merias pengisi acaranya.
Akhir tahun ajaran adalah “musim panen” bagi peserta DT. ­Khususnya
­materi kecantikan. Begitupun untuk akhir tahun ajaran (TA) 2019-2020.
­Mereka ­berencana merias puluhan bahkan ratusan siswa kelas terakhir
­jenjang SD, SMP, SMA yang diwisuda setelah lulus ujian akhir. Namun wa-
bah corona ­menggagalkan musim panen tersebut. Tahun sebelumnya —TA
2018-2019— siswa program DT SMAN 1 ­Kapongan, Situbondo, sempat
58 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA
AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI
merias ­puluhan wisudawati SMA ­tersebut. ­Bahkan mereka juga merias siswa
SD/SMP ­tetangga rumah peserta program DT, yang diwisuda di sekolahnya.
“­Tahun ini tampaknya­­sekolah-sekolah tidak ­mengadakan wisuda, karena
kondisinya ­tidak ­memungkinkan akibat wabah,” ujar trainer kecantikan SMAN
1 ­Kapongan, Dwi Nur Hasanah.
Saat itu, siswa program DT kecantikan mendapat penghasilan ­lumayan.
­Setiap wisudawati yang dirias di sekolah dikenakan biaya Rp 35.000 per
­kepala. “Karena alat rias disediakan sekolah. Kalau yang merias di luar
­sekolah, ­rata-rata menetapkan ongkos Rp 50.000 per orang,” kata Dwi, yang
sehari-hari mengajar mata pelajaran muatan lokal, Bahasa Madura ini.
Saat ini banyak siswa alumni DT yang membuka usaha rias wajah dan jasa
kecantikan di rumahnya. Omzetnya memang tidak dapat dipastikan. Karena
banyak di antara mereka merias sekadar sambilan. Dan “klien” kecantikan
memang tidak datang setiap hari. “Baru ramai kalau ada wisuda, perkawinan,
atau orang punya hajat,” kata Dwi.
Kenyataan itu dibenarkan, Siti Nurholifah, siswi program DT kecantikan
SMAN 1 Kapongan. Menurut dia, sebelum terjadi wabah pun, orang merias
wajah tidak setiap hari. “Ga pas-pas sebulan full juga, tergantung adanya
klien,” kata Lipa —panggilan Siti Nurholifah.
Untuk merias wajah (make up), Lipa menetapkan tarif Rp 30.000 per ­kepala.
Itu sekadar make up untuk kliennya yang akan menari, pasukan ­pengibar
­bendera (paskib), atau pemain drumband. Untuk klien yang minta dirias ­tangan
dan kakinya dengan henna atau pacar kuku, tarifnya lebih ­mahal. “Saya ­sempet
meminta ongkos antara Rp 70.000 sampai Rp 90.000 per orang,” kata Lipa.
Ongkos sebesar itu dikenakan pada klien yang merias lengkap, wajah,
­tangan, dan kaki, untuk kepentingan hajat perkawinan. Selain membuka usaha
merias sendiri, Lipa juga membantu guru pembimbingnya jika mendapat klien
hajat perkawinan. Biasanya merias penerima tamu dan keluarga mempelai.
Ayu Firnanda, siswi SMAN 1 Dukun, Lamongan, juga punya pengalaman
menarik untuk diungkap. Dengan modal keterampilan yang masih ­dipelajari
di program DT, Ayu sudah dapat menabung dari hasil merias wajah kliennya.
Memang tidak banyak, berkisar antara Rp 30.000-Rp 50.000 per orang
­tergantung tingkat kesulitan riasnya. Yang jelas, nama Ayu sudah mulai dikenal
sebagai perias. Para tetangga sering minta bantuan merias kalau ada acara di
lingkungannya. Seperti acara pentas seni atau hajat yang butuh rias wajah, Ayu
pasti ikut. Lumayan, dapat uang saku tambahan! n
59
Pandemi COVID-19 telah me­morak­poran­
dakan­segala sendi ­kehidupan, tak terkecuali
­bidang pendidikan. Semua ­proses ­pembelajaran
dilaksanakan secara online ­termasuk program
DT. Program andalan Dinas Provinsi Jawa Timur
dan ITS Surabaya ini pun terimbas. Tapi tak
banyak yang menyadari ada hikmah di balik
musibah ini, yang diperoleh ­penyelenggara
­progam DT.
Salah satu hikmahnya, tiga sekolah DT
­masing-masing SMA Negeri 1 Kalidawir,
­Tulungagung; SMA Negeri 1 Karas, Magetan;
dan SMA Negeri 1 Berbek, Nganjuk diper-
2.6
Dipercaya
MembuatAPD
MENGHASILKAN PRODUK NYATA
60 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA
AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI
caya oleh Dinas Pendidikan Jatim untuk membuat Alat Pelindung Diri (APD).
­Sebenarnya ada 14 sekolah yang telah menyatakan kesanggupannya untuk
menerima order APD. Tapi karena bahan baku yang ada di Dinas Pendidikan
Jatim sudah habis dibagi pada tiga sekolah tersebut, maka 11 sekolah lainnya
urung mengerjakan pembuatan APD itu.
Sebuah pengalaman paling berharga dan jarang diperoleh sekalipun
­mengambil kursus menjahit. Pengalaman langka ini tidak akan didapat jika
tidak ada Corona.
Proses pembuatan APD di SMA Negeri 1 Karas diawali dengan ­memberikan
pelatihan kepada enam siswa yang sudah dipilih oleh trainer tata busana.
­Kenapa hanya enam orang siswa? Hal ini untuk tetap mematuhi aturan ­social
distancing dan phsycal distancing. Pelatihan dilaksanakan di sekolah dan
­untuk memudahkan siswa dalam membuat APD, trainer pun membuat tutorial
­pembuatan APD.
Meski dalam kondisi puasa dan di tengah pandemi tak menyurutkan niat
siswa untuk berkarya, dengan tetap menjaga jarak, memakai masker serta
mencuci tangan dengan hand sanitizer, mereka semangat untuk menjahit baju
sebanyak 80 set APD, terdiri dari baju, sepatu dan tas tempat untuk ­menyimpan.
“Kami memberikan waktu kepada enam siswa dan satu trainer antara
pukul 08.00 sampai pukul 13.00 tiap harinya di sekolah. Alhamdulillah
dalam waktu lima hari ke-80 baju APD itu selesai. Ini pengalaman baru
bagi siswa kami dalam menjahit APD. Kepercayaan ini menjadi motivasi
tersendiri buat kami juga siswa,” kata Kepala SMA Negeri 1 Karas, Bahtiar
Kholili S. Pd., M.M. Pd.
Ketika pembuatan APD dikomunikasikan kepada orangtua siswa yang
­terlibat dan siswa harus datang ke sekolah, kata Bahtiar menambahkan, ­tidak
ada masalah, mereka memahami dan memberi dukungan. “Selama ini kami
memang selalu berkomunikasi dengan para walimurid tentang aktivitas DT
di sekolah. Hal yang menantang bagi kami justru menjaga keamanan dan
­keselamatan siswa selama membantu pengerjaan APD, sebab di Kab. ­Magetan
cukup banyak warga yang terinfeksi. Trainer selalu mengingatkan ­terkait
­protokol kesehatan yang harus dilakukan dan mengharuskan siswa tidak
­mengunjungi tempat lain selain rumah dan ruang DT tata busana,” katanya.
Siti Kurniah S.Pd., Guru Bahasa Jawa yang dipercaya untuk menjadi trainer
sekaligus mendampingi dalam pembuatan APD mengatakan, keputusannya
hanya melibatkan 6-7 siswa selain untuk mematuhi protokol COVID-19 juga
61
mempertimbangkan jarak rumah siswa dengan sekolah serta kecakapan dari
masing-masing siswa.
“Memang rata-rata keterampilan siswa sudah memadai, tapi jarak ­antara
rumah dan sekolah menjadi pertimbangan pula untuk mengikutsertakan
­mereka dalam pembuatan APD,” katanya.
Lain lagi cerita dari dilakukan oleh SMA Negeri 1 Berbek, Nganjuk. ­Sebanyak
6 siswa tata busan juga terlibat dalam pembuatan APD dari Dinas Pendidikan
Jatim. Pihak sekolah menggandeng DUDI Sekar Sari, milik Gemi Asih, di Desa
Tempel Wetan, Kec. Loceret, Nganjuk, yang kerap dijadikan tempat magang
siswa tata busana, didampingi trainer tata busana SMA Negeri I Berbek, Nunik
Sugiarti, S. Pd.
“Kami memilih kerja sama dengan DUDI, agar siswa kami bisa ­belajar
­langsung bagaimana suasana dan sistem DUDI bekerja saat menerima
­pesanan dalam jumlah banyak dan ditentukan waktunya. Pengalaman di DUDI
itu biar bisa dirasakan oleh siswa yang terlibat,” kata Kepala SMA Negeri 1
Berbek, Drs. Gunardi, M.M.,M. Pd.
Dalam kondisi pandemi saat ini ia tidak bisa melibatkan semua siswa,
­karena itu siswa yang terpilih adalah mereka yang telah mendapatkan izin dari
orangtua dan jarak antara rumah dengan lokasi DUDI tidak terlalu jauh.
“Awalnya kami tawarkan kepada siswa yang sudah terampil dan mampu
memproduksi. Kami berharap setelah Corona selesai, keenam siswa dan
­trainer yang terlibat dalam pembuatan APD akan membagi pengalamannya
ke peserta tata boga lainnya,” katanya.
Sementara Yaumurina, Guru Bidang Studi Ekonomi SMA Negeri 1 ­Kalidawir,
Tulungagung, yang juga trainer tata busana mengatakan, ia menyiapkan
­pembuatan APD di sekolah dengan tetap mempertimbangkan jumlah siswa
yang terbatas, tidak bergerombol.
Meski dalam kondisi puasa dan di tengah pandemi
COVID-19, tak menyurutkan niat siswa untuk
berkarya, dengan tetap menjaga jarak, memakai masker
serta mencuci tangan dengan hand sanitizer. Mereka
semangat untuk menjahit baju APD, yang terdiri dari
baju, sepatu dan tas tempat untuk menyimpan.
‘‘ ‘‘
MENGHASILKAN PRODUK NYATA
62 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA
AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI
“Kami mengerjakannya di sekolah dan siswa wajib menggunakan ­masker
dan mencuci tangan dengan hand sanitizer yang sudah disediakan pihak
­sekolah,” katanya.
Agar pengerjaannya bisa cepat dan sisitematis, tiap siswa diberi ­tugas
­masing-masing yang berbeda, ada yang bertugas memotong bahan,
­pemasangan resleting, menjahit bagian lengan, bagian elastik, dan bagian
kepala dikerjakan. Tiap siswa mengerjakan berbeda-beda.
Di SMA Negeri 1 Kalidawir, sebagaimana dituturkan Kepala Sekolah, Agung
Ismiharto, S.Kom., M. Pd. Selain membuat APD, siswanya dilibatkan pula dalam
pembuatan masker dan disinfektan secara mandiri. “Sebelum mendapatkan
program DT pada tahun ini, kami sudah melakukannya secara mandiri setahun
sebelumnya,” katanya. n
63
Tidak henti untuk berkarya dan berinovasi.
Inilah yang dilakukan para pengelola program
DT yang telah digagas sejak 2018 silam. ­Progam
itu yang sudah diterapkan di 157 sekolah (SMA/
MA) di Jawa Timur itu kini dikembangan lagi
dengan menyiapkan voucher cipta kerja.
Pameran DT pada 29 Desember 2019 di
­Jatim Expo Surabaya telah membuka mata ­publik
tentang arti strategisnya program ini. Gubernur
Jatim, Khofifah Indar Parawansa ­menyampaikan
kekagumannya pada karya siswa SMA/MA DT
yang dipertunjukkan di acara tersebut. Program
ini telah nyata dapat ­mempersiapkan peserta
2.7
SiapkanVoucher
CiptaKerja
MENGHASILKAN PRODUK NYATA
64 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA
AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI
65
­didik SMA/MA setelah lulus untuk siap memasuk ke dunia kerja atau ­membekali
diri mereka menjadi wirausaha. Buktinya? Beberapa hasil praktik mereka telah
diterima masyarakat.
Atas hasil semua itu, penyelenggara DT mulai berpikir bagaimana agar
apa yang telah dihasilkan sekolah bersama siswanya dapat terus bersamai
­tumbuh dan membesar. Berinovasi inilah yang ditawarkan penyelenggara
­lewat ­peluncuran voucher cipta kerja.
Voucher cipta kerja merupakan strategi penggalangan dana crowd funding
yang dilakukan oleh program DT sebagai modal kerja. Dana dikumpulkan dari
masyarakat kemudian dibelikan alat dan bahan untuk membuat produk atau
memberikan jasa kepada orang yang membutuhkan.
Sederhana konsepnya, melalui voucher cipta kerja ini, siapa pun boleh
membeli atau memilikinya. Setelah dimiliki, voucher itu bisa dibelanjakan untuk
membeli produk atau jasa yang dihasilkan oleh siswa SMA/MA DT. Tidak harus
dikonsumsi atau dinikmati sendiri oleh pemilik voucher, tapi bisa diberikan atau
disumbangkan kepada siapa pun, baik perorangan, lembaga, atau yayasan.
Melalui kepemilikan voucher itu, maka produk dan jasa dari sekolah dan
siswa SMA/MA DT akan bergulir ke konsumen dan menghidupkan proses
produksi barang dan jasa hasil program DT.
Melalui voucher cipta kerja, program DT mengajak untuk berbagi
­kepada mereka yang membutuhkan sekaligus menggerakkan dan memberi
­kepercayaan kepada peserta program DT bahwa jenis keterampilan yang
­diperolehnya dapat dijadikan bekal untuk memulai berwirausaha.
Contoh kongkret telah dijalankan oleh SMAN Ngadirejo, Pacitan, yang
mendapat voucher cipta kerja dari Lembaga Yayasan Dana Sosial Al Falah (YDSF)
Surabaya, senilai Rp 1.750.000,- untuk pembuatan seragam Taman ­Pendidikan
Voucher cipta kerja merupakan strategi
­penggalangan dana crowd funding yang ­dilakukan
oleh program DT sebagai modal kerja.
Dana dikumpulkan dari masyarakat
kemudian ­dibelikan alat dan bahan untuk
membuat produk atau ­memberikan jasa
kepada orang ­yang ­membutuhkan.‘‘ ‘‘
MENGHASILKAN PRODUK NYATA
66 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA
AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI
Al Quran (TPA) Yayasan ­Al-Khairiyah,
­Pacitan, binaan lembaga YDSF.
Seperti diketahui, program DT
adalah suatu sistem pembelajaran yang
­menggabungkan cara belajar SMA
yang ­diberi keterampilan ­tambahan.
­Penambahan keterampilan ini ­membuat
siswa siap kerja jikalau tidak ingin
­melanjutkan ­pendidikan ke perguruan
tinggi. Karena faktanya di Jawa Timur,
­lulusan SMA yang tidak melanjutkan
­kuliah jumlahnya cukup tinggi, ­mencapai
67,84%. Padahal SMA itu sejak awal
­dirancang ­sebagai satuan pendidikan yang
­menyiapkan peserta didiknya melanjutkan
studi ke jenjang yang lebih tinggi. Lalu
bagaimana dengan siswa sekolah umum
yang, karena berbagai alasan, akhirnya
tidak melanjutkan kuliah? Mereka harus
segera terjun ke ­dunia kerja dengan bekal
pengetahuan umum semata.
DT dikonsep sebagai kegiatan
­ekstrakurikuler, dengan ketentuan setiap
siswa minimal satu tahun mengikuti sistem
jalur ganda ini. Ide DT muncul ­berawal
dari keprihatinan atas tingginya potensi
­lulusan SMA yang menjadi ­pengangguran.
­Terutama mereka yang setelah lulus ­tidak
melanjutkan ke bangku kuliah. Fakta
ini menjadi permasalahan pelik bagi
­pembangunan manusia di ­Jatim, ­karena
peserta didik lulusan SMA tidak dibekali
skill dasar yang ­memadai ­untuk terjun ke
dunia kerja. Melalui Program SMA/MA DT
diharapkan bisa ­memberikan skill atau
kompetensi tambahan kepada siswa. n
67
BAGIAN TIGA
Siswa DT,
Terampil dan Pede
Orang yang kuat bukan mereka yang
selalu menang. Melainkan mereka yang
tetap tegar ketika mereka jatuh.
– Khalil Gibran –
KAHLIL GIBRAN (1883-1931). Pria satu ini dikenal sebagai salah satu pujangga atau penyair terhebat yang
pernah hidup dimuka bumi. Syair-syair  yang ditulisnya sangat indah. Lahir pada 6 Januari 1883 di Beshari,
Lebanon. Meninggal di New York City, Amerika Serikat, 10 April 1931. Salah satu karyanya yang sangat tenar
adalah sebuah buku yang berjudul The Prophet.
68 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA
AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI
T
erampil dan percaya diri adalah salah satu yang hendak dicapai
dalam program DT. Membangun kepercayaan diri ini penting dan
menjadi modal utama dalam mengawali diri untuk ­berwirausaha
maupun mengisi lapangan pekerjaan. Apa yang dilakukan?
­Terus belajar dan berlatih dalam mengasah keterampilan dan membangun
­kepercayaan diri adalah kuncinya.
Itu sebabnya meski Corona melanda, sedikit pun tak ada halangan di benak
para peserta, trainer, dan pengelola DT untuk putus semangat. ­Kebijakan
­belajar dari rumah (study from home –SFH) sebagai upaya menjalankan social
distancing dan physical distancing disikapi dengan mencari berbagai cara
dan terobosan agar program pembelajaran DT tetap berjalan.
Peserta DT dipacu untuk produktif dan kreatif bukan hanya pada saat ­praktik
di ruang pelatihan, tetapi juga aktif menunggah produk mereka di media
­sosial. Harapannya pelatihan DT tidak berhenti sebatas diklat dan menambah
keterampilan semata, tetapi benar-benar sebagai langkah awal mewujudkan
bisnis mandiri yang konkret.
Jujur Diakui pandemi COVID 19, memang mengnaggu sejumlah program.
Tetapi segera melakukan penyesuaian dan penjadwalan ulang. Ternyata ­terjadi
blessing in disguise, semacam keberuntungan tersembunyi di sela musibah.
Program DT sukses dilaksanakan dengan memanfaatkan teknologi daring.
Seminar via web (webinar) juga menjadi pilihan yang efektif.
Intinya peserta DT tidak hanya terampil dan mahir membuat, tapi juga
mampu dalam hal memasarkan dan menjial. Buktinya uang saku pun ­diperoleh
para peserta DT, baik dari menjual produk maupun menawarkan jasa. n
69
Dua dari 20 siswa yang terlibat dalam
­program voucher siap kerja di SMAN 1
­Ngadirejo, ­Pacitan, memberi kesaksian. ­Intinya
mereka merasa terbantu dengan ­menguasai
­keterampilan menjahit yang dilaksanakan dalam
program DT. Selain terampil, mereka juga telah
menerima pembelajaran untuk ­berwirausaha.
Artinya, tidak hanya pandai membuat atau
menjahit, tapi juga bisa menjual produk apa
yang telah mereka buat.
Auriela Putri Widyar, siswa Kelas XI IPA 3
mengakui secara pribadi kegiatan DT bidang
tata busana telah dapat memberikan manfaat
3.1
TerampilMembuat,
PintarMenjual
SISWA DT, TERAMPIL DAN PEDE
70 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA
AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19
DT Jatim Lawan Covid-19

More Related Content

What's hot

Pedoman pemba tik_dan_drb_2021
Pedoman pemba tik_dan_drb_2021Pedoman pemba tik_dan_drb_2021
Pedoman pemba tik_dan_drb_2021Fajar Baskoro
 
Sma double track festival 2019
Sma double track festival 2019Sma double track festival 2019
Sma double track festival 2019Fajar Baskoro
 
Majalah Produk Double Track
Majalah Produk Double TrackMajalah Produk Double Track
Majalah Produk Double TrackFajar Baskoro
 
Capaian Double Track 2021
Capaian Double Track 2021Capaian Double Track 2021
Capaian Double Track 2021Fajar Baskoro
 
Exe summary sept 2020 testimoni
Exe summary sept 2020 testimoniExe summary sept 2020 testimoni
Exe summary sept 2020 testimoniFajar Baskoro
 
Exe summary sept 2020 produk
Exe summary sept 2020 produkExe summary sept 2020 produk
Exe summary sept 2020 produkFajar Baskoro
 
Profil Alumni Double track tahun 2021
Profil Alumni Double track  tahun 2021Profil Alumni Double track  tahun 2021
Profil Alumni Double track tahun 2021Fajar Baskoro
 
Evaluasi sma double track 2021
Evaluasi sma double track 2021Evaluasi sma double track 2021
Evaluasi sma double track 2021Fajar Baskoro
 
Profil dan Produk Siswa Double Track 2021
Profil dan Produk Siswa Double Track 2021Profil dan Produk Siswa Double Track 2021
Profil dan Produk Siswa Double Track 2021Fajar Baskoro
 
Indikator keberhasilan program sma double track
Indikator keberhasilan program sma double trackIndikator keberhasilan program sma double track
Indikator keberhasilan program sma double trackFajar Baskoro
 
1 Executive summary 2019
1 Executive summary 20191 Executive summary 2019
1 Executive summary 2019Fajar Baskoro
 
Full - buku zonasi-- nov 2018 a5 cs5
Full  - buku zonasi-- nov 2018 a5 cs5Full  - buku zonasi-- nov 2018 a5 cs5
Full - buku zonasi-- nov 2018 a5 cs5Fajar Baskoro
 
Buletin Double Track 2
Buletin Double Track 2Buletin Double Track 2
Buletin Double Track 2Fajar Baskoro
 
3 Exe summary sept 2020-1
3 Exe summary sept 2020-13 Exe summary sept 2020-1
3 Exe summary sept 2020-1Fajar Baskoro
 
Profil Wirausaha Alumni Program Double Track - LowRes
Profil Wirausaha Alumni Program Double Track - LowResProfil Wirausaha Alumni Program Double Track - LowRes
Profil Wirausaha Alumni Program Double Track - LowResFajar Baskoro
 
Executive summary festival
Executive summary festivalExecutive summary festival
Executive summary festivalFajar Baskoro
 

What's hot (19)

Pedoman pemba tik_dan_drb_2021
Pedoman pemba tik_dan_drb_2021Pedoman pemba tik_dan_drb_2021
Pedoman pemba tik_dan_drb_2021
 
Sma double track festival 2019
Sma double track festival 2019Sma double track festival 2019
Sma double track festival 2019
 
Majalah Produk Double Track
Majalah Produk Double TrackMajalah Produk Double Track
Majalah Produk Double Track
 
Capaian Double Track 2021
Capaian Double Track 2021Capaian Double Track 2021
Capaian Double Track 2021
 
Exe summary sept 2020 testimoni
Exe summary sept 2020 testimoniExe summary sept 2020 testimoni
Exe summary sept 2020 testimoni
 
Exe summary sept 2020 produk
Exe summary sept 2020 produkExe summary sept 2020 produk
Exe summary sept 2020 produk
 
Profil Alumni Double track tahun 2021
Profil Alumni Double track  tahun 2021Profil Alumni Double track  tahun 2021
Profil Alumni Double track tahun 2021
 
Evaluasi sma double track 2021
Evaluasi sma double track 2021Evaluasi sma double track 2021
Evaluasi sma double track 2021
 
Profil dan Produk Siswa Double Track 2021
Profil dan Produk Siswa Double Track 2021Profil dan Produk Siswa Double Track 2021
Profil dan Produk Siswa Double Track 2021
 
Indikator keberhasilan program sma double track
Indikator keberhasilan program sma double trackIndikator keberhasilan program sma double track
Indikator keberhasilan program sma double track
 
1 Executive summary 2019
1 Executive summary 20191 Executive summary 2019
1 Executive summary 2019
 
Template presentasi
Template presentasiTemplate presentasi
Template presentasi
 
Full - buku zonasi-- nov 2018 a5 cs5
Full  - buku zonasi-- nov 2018 a5 cs5Full  - buku zonasi-- nov 2018 a5 cs5
Full - buku zonasi-- nov 2018 a5 cs5
 
Majalah april fix
Majalah april fixMajalah april fix
Majalah april fix
 
Buletin Double Track 2
Buletin Double Track 2Buletin Double Track 2
Buletin Double Track 2
 
3 Exe summary sept 2020-1
3 Exe summary sept 2020-13 Exe summary sept 2020-1
3 Exe summary sept 2020-1
 
VR Millealab full
VR Millealab fullVR Millealab full
VR Millealab full
 
Profil Wirausaha Alumni Program Double Track - LowRes
Profil Wirausaha Alumni Program Double Track - LowResProfil Wirausaha Alumni Program Double Track - LowRes
Profil Wirausaha Alumni Program Double Track - LowRes
 
Executive summary festival
Executive summary festivalExecutive summary festival
Executive summary festival
 

Similar to DT Jatim Lawan Covid-19

Buletin dobel track 16 maret 2020
Buletin dobel track   16 maret 2020Buletin dobel track   16 maret 2020
Buletin dobel track 16 maret 2020Fajar Baskoro
 
Competition Public Relations 2013 , Winner
Competition Public Relations 2013 , Winner Competition Public Relations 2013 , Winner
Competition Public Relations 2013 , Winner Novri
 
Prestasi-Junior-Indonesia-Sukses-Fasilitasi-Pengembangan-Kewirausahaan-bagi-1...
Prestasi-Junior-Indonesia-Sukses-Fasilitasi-Pengembangan-Kewirausahaan-bagi-1...Prestasi-Junior-Indonesia-Sukses-Fasilitasi-Pengembangan-Kewirausahaan-bagi-1...
Prestasi-Junior-Indonesia-Sukses-Fasilitasi-Pengembangan-Kewirausahaan-bagi-1...Fajar Baskoro
 
Laporan perjalanan sma double track 2018 2019-AW
Laporan perjalanan sma double track 2018 2019-AWLaporan perjalanan sma double track 2018 2019-AW
Laporan perjalanan sma double track 2018 2019-AWFajar Baskoro
 
Buku Cara Mudah Membuat Aplikasi Seluler Tanpa Kode.pdf
Buku Cara Mudah Membuat Aplikasi Seluler Tanpa Kode.pdfBuku Cara Mudah Membuat Aplikasi Seluler Tanpa Kode.pdf
Buku Cara Mudah Membuat Aplikasi Seluler Tanpa Kode.pdfFeryHerdiansyah5
 
Laporan KKN UNUSIDA Berdaya 2020 Desa Bluru Kidul Sidoarjo
Laporan KKN UNUSIDA Berdaya 2020 Desa Bluru Kidul SidoarjoLaporan KKN UNUSIDA Berdaya 2020 Desa Bluru Kidul Sidoarjo
Laporan KKN UNUSIDA Berdaya 2020 Desa Bluru Kidul SidoarjoArdy Firmansyah
 
Kumpulan materi untuk SMK masa Pandemi
Kumpulan materi untuk SMK masa PandemiKumpulan materi untuk SMK masa Pandemi
Kumpulan materi untuk SMK masa Pandemisetiyo agustiono
 
Buku panduan program mahasiswa wirausaha
Buku panduan program mahasiswa wirausahaBuku panduan program mahasiswa wirausaha
Buku panduan program mahasiswa wirausahaMAC Co. Ltd.
 
Brainstorming Kurikulum Darurat di Era COVID-19
Brainstorming Kurikulum Darurat di Era COVID-19Brainstorming Kurikulum Darurat di Era COVID-19
Brainstorming Kurikulum Darurat di Era COVID-19Vina Serevina
 
Laporan Akhir KKN UNUSIDA Berdaya di desa Bluru Kidul
Laporan Akhir KKN UNUSIDA Berdaya di desa Bluru Kidul Laporan Akhir KKN UNUSIDA Berdaya di desa Bluru Kidul
Laporan Akhir KKN UNUSIDA Berdaya di desa Bluru Kidul afia deifitita
 
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN DAN PERKULIAHAN DI FAKULTAS ILMU SOSIAL (FIS)...
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN DAN PERKULIAHAN DI FAKULTAS ILMU SOSIAL (FIS)...PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN DAN PERKULIAHAN DI FAKULTAS ILMU SOSIAL (FIS)...
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN DAN PERKULIAHAN DI FAKULTAS ILMU SOSIAL (FIS)...Paulus Robert Tuerah
 
[FINAL] Strategi Digital Pemenangan Gembong Primadjaja
[FINAL] Strategi Digital Pemenangan Gembong Primadjaja[FINAL] Strategi Digital Pemenangan Gembong Primadjaja
[FINAL] Strategi Digital Pemenangan Gembong PrimadjajaDeddy Rahman
 
Sosialisasi MSIB Angkatan 6 - Universitas Negeri Surabaya
Sosialisasi MSIB Angkatan 6 - Universitas Negeri SurabayaSosialisasi MSIB Angkatan 6 - Universitas Negeri Surabaya
Sosialisasi MSIB Angkatan 6 - Universitas Negeri Surabayamuafimaxyacademy
 
Pendidikan Nasional dan Penguatan Budaya Bangsa
Pendidikan Nasional dan Penguatan Budaya BangsaPendidikan Nasional dan Penguatan Budaya Bangsa
Pendidikan Nasional dan Penguatan Budaya BangsaDadang Solihin
 
Pemanfaatan TIK yang tidak merata bagi siswa sdn sedo 1 demak
Pemanfaatan TIK yang tidak merata bagi siswa sdn sedo 1 demakPemanfaatan TIK yang tidak merata bagi siswa sdn sedo 1 demak
Pemanfaatan TIK yang tidak merata bagi siswa sdn sedo 1 demakistichomah1
 
Laporan akhir kkn unusida berdaya universitas nahdlatul ulama sidoarjo
Laporan akhir kkn unusida berdaya universitas nahdlatul ulama sidoarjoLaporan akhir kkn unusida berdaya universitas nahdlatul ulama sidoarjo
Laporan akhir kkn unusida berdaya universitas nahdlatul ulama sidoarjoRizkiWahyuDwiArdiyan1
 

Similar to DT Jatim Lawan Covid-19 (20)

Buletin dobel track 16 maret 2020
Buletin dobel track   16 maret 2020Buletin dobel track   16 maret 2020
Buletin dobel track 16 maret 2020
 
Competition Public Relations 2013 , Winner
Competition Public Relations 2013 , Winner Competition Public Relations 2013 , Winner
Competition Public Relations 2013 , Winner
 
Prestasi-Junior-Indonesia-Sukses-Fasilitasi-Pengembangan-Kewirausahaan-bagi-1...
Prestasi-Junior-Indonesia-Sukses-Fasilitasi-Pengembangan-Kewirausahaan-bagi-1...Prestasi-Junior-Indonesia-Sukses-Fasilitasi-Pengembangan-Kewirausahaan-bagi-1...
Prestasi-Junior-Indonesia-Sukses-Fasilitasi-Pengembangan-Kewirausahaan-bagi-1...
 
Laporan perjalanan sma double track 2018 2019-AW
Laporan perjalanan sma double track 2018 2019-AWLaporan perjalanan sma double track 2018 2019-AW
Laporan perjalanan sma double track 2018 2019-AW
 
ExSummary-2022.pdf
ExSummary-2022.pdfExSummary-2022.pdf
ExSummary-2022.pdf
 
Buku Cara Mudah Membuat Aplikasi Seluler Tanpa Kode.pdf
Buku Cara Mudah Membuat Aplikasi Seluler Tanpa Kode.pdfBuku Cara Mudah Membuat Aplikasi Seluler Tanpa Kode.pdf
Buku Cara Mudah Membuat Aplikasi Seluler Tanpa Kode.pdf
 
ARTIKEL
ARTIKEL ARTIKEL
ARTIKEL
 
Laporan KKN UNUSIDA Berdaya 2020 Desa Bluru Kidul Sidoarjo
Laporan KKN UNUSIDA Berdaya 2020 Desa Bluru Kidul SidoarjoLaporan KKN UNUSIDA Berdaya 2020 Desa Bluru Kidul Sidoarjo
Laporan KKN UNUSIDA Berdaya 2020 Desa Bluru Kidul Sidoarjo
 
Kumpulan materi untuk SMK masa Pandemi
Kumpulan materi untuk SMK masa PandemiKumpulan materi untuk SMK masa Pandemi
Kumpulan materi untuk SMK masa Pandemi
 
Buku panduan program mahasiswa wirausaha
Buku panduan program mahasiswa wirausahaBuku panduan program mahasiswa wirausaha
Buku panduan program mahasiswa wirausaha
 
Brainstorming Kurikulum Darurat di Era COVID-19
Brainstorming Kurikulum Darurat di Era COVID-19Brainstorming Kurikulum Darurat di Era COVID-19
Brainstorming Kurikulum Darurat di Era COVID-19
 
Laporan Akhir KKN UNUSIDA Berdaya di desa Bluru Kidul
Laporan Akhir KKN UNUSIDA Berdaya di desa Bluru Kidul Laporan Akhir KKN UNUSIDA Berdaya di desa Bluru Kidul
Laporan Akhir KKN UNUSIDA Berdaya di desa Bluru Kidul
 
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN DAN PERKULIAHAN DI FAKULTAS ILMU SOSIAL (FIS)...
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN DAN PERKULIAHAN DI FAKULTAS ILMU SOSIAL (FIS)...PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN DAN PERKULIAHAN DI FAKULTAS ILMU SOSIAL (FIS)...
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN DAN PERKULIAHAN DI FAKULTAS ILMU SOSIAL (FIS)...
 
[FINAL] Strategi Digital Pemenangan Gembong Primadjaja
[FINAL] Strategi Digital Pemenangan Gembong Primadjaja[FINAL] Strategi Digital Pemenangan Gembong Primadjaja
[FINAL] Strategi Digital Pemenangan Gembong Primadjaja
 
Laporan panitia PPDB SMK
Laporan panitia PPDB SMKLaporan panitia PPDB SMK
Laporan panitia PPDB SMK
 
Prakerja1.pdf
Prakerja1.pdfPrakerja1.pdf
Prakerja1.pdf
 
Sosialisasi MSIB Angkatan 6 - Universitas Negeri Surabaya
Sosialisasi MSIB Angkatan 6 - Universitas Negeri SurabayaSosialisasi MSIB Angkatan 6 - Universitas Negeri Surabaya
Sosialisasi MSIB Angkatan 6 - Universitas Negeri Surabaya
 
Pendidikan Nasional dan Penguatan Budaya Bangsa
Pendidikan Nasional dan Penguatan Budaya BangsaPendidikan Nasional dan Penguatan Budaya Bangsa
Pendidikan Nasional dan Penguatan Budaya Bangsa
 
Pemanfaatan TIK yang tidak merata bagi siswa sdn sedo 1 demak
Pemanfaatan TIK yang tidak merata bagi siswa sdn sedo 1 demakPemanfaatan TIK yang tidak merata bagi siswa sdn sedo 1 demak
Pemanfaatan TIK yang tidak merata bagi siswa sdn sedo 1 demak
 
Laporan akhir kkn unusida berdaya universitas nahdlatul ulama sidoarjo
Laporan akhir kkn unusida berdaya universitas nahdlatul ulama sidoarjoLaporan akhir kkn unusida berdaya universitas nahdlatul ulama sidoarjo
Laporan akhir kkn unusida berdaya universitas nahdlatul ulama sidoarjo
 

More from Fajar Baskoro

Generasi Terampil Digital Skill-2023.pptx
Generasi Terampil Digital Skill-2023.pptxGenerasi Terampil Digital Skill-2023.pptx
Generasi Terampil Digital Skill-2023.pptxFajar Baskoro
 
Cara Membuat Kursus Online Wordpress-tutorstarter
Cara Membuat Kursus Online Wordpress-tutorstarterCara Membuat Kursus Online Wordpress-tutorstarter
Cara Membuat Kursus Online Wordpress-tutorstarterFajar Baskoro
 
PPT-Kick Off Double Track 2024 melaksanakan Festival Ramadhan
PPT-Kick Off Double Track 2024 melaksanakan Festival RamadhanPPT-Kick Off Double Track 2024 melaksanakan Festival Ramadhan
PPT-Kick Off Double Track 2024 melaksanakan Festival RamadhanFajar Baskoro
 
Buku Inovasi 2023 - 2024 konsep capaian KUS
Buku Inovasi 2023 - 2024 konsep capaian  KUSBuku Inovasi 2023 - 2024 konsep capaian  KUS
Buku Inovasi 2023 - 2024 konsep capaian KUSFajar Baskoro
 
Pemaparan Sosialisasi Program Dual Track 2024.pptx
Pemaparan Sosialisasi Program Dual Track 2024.pptxPemaparan Sosialisasi Program Dual Track 2024.pptx
Pemaparan Sosialisasi Program Dual Track 2024.pptxFajar Baskoro
 
Executive Millennial Entrepreneur Award 2023-1a-1.pdf
Executive Millennial Entrepreneur Award  2023-1a-1.pdfExecutive Millennial Entrepreneur Award  2023-1a-1.pdf
Executive Millennial Entrepreneur Award 2023-1a-1.pdfFajar Baskoro
 
1-Executive Millennial Entrepreneur Award 2023-1-cetak.pptx
1-Executive Millennial Entrepreneur Award  2023-1-cetak.pptx1-Executive Millennial Entrepreneur Award  2023-1-cetak.pptx
1-Executive Millennial Entrepreneur Award 2023-1-cetak.pptxFajar Baskoro
 
Executive Millennial Entrepreneur Award 2023-1.pptx
Executive Millennial Entrepreneur Award  2023-1.pptxExecutive Millennial Entrepreneur Award  2023-1.pptx
Executive Millennial Entrepreneur Award 2023-1.pptxFajar Baskoro
 
Pemrograman Mobile - JetPack Compose1.pptx
Pemrograman Mobile - JetPack Compose1.pptxPemrograman Mobile - JetPack Compose1.pptx
Pemrograman Mobile - JetPack Compose1.pptxFajar Baskoro
 
Evaluasi KPP Program Dual Track Provinsi Kaltim
Evaluasi KPP Program Dual Track Provinsi KaltimEvaluasi KPP Program Dual Track Provinsi Kaltim
Evaluasi KPP Program Dual Track Provinsi KaltimFajar Baskoro
 
foto tenda digital skill program dari sekolah
foto tenda digital skill program dari sekolahfoto tenda digital skill program dari sekolah
foto tenda digital skill program dari sekolahFajar Baskoro
 
Meraih Peluang di Gig Economy yang cocok bagi remaja
Meraih Peluang di Gig Economy yang cocok bagi remajaMeraih Peluang di Gig Economy yang cocok bagi remaja
Meraih Peluang di Gig Economy yang cocok bagi remajaFajar Baskoro
 
Membangun aplikasi mobile dengan Appsheet
Membangun aplikasi mobile dengan AppsheetMembangun aplikasi mobile dengan Appsheet
Membangun aplikasi mobile dengan AppsheetFajar Baskoro
 
Transition education to employment.pdf
Transition education to employment.pdfTransition education to employment.pdf
Transition education to employment.pdfFajar Baskoro
 

More from Fajar Baskoro (20)

Generasi Terampil Digital Skill-2023.pptx
Generasi Terampil Digital Skill-2023.pptxGenerasi Terampil Digital Skill-2023.pptx
Generasi Terampil Digital Skill-2023.pptx
 
Cara Membuat Kursus Online Wordpress-tutorstarter
Cara Membuat Kursus Online Wordpress-tutorstarterCara Membuat Kursus Online Wordpress-tutorstarter
Cara Membuat Kursus Online Wordpress-tutorstarter
 
PPT-Kick Off Double Track 2024 melaksanakan Festival Ramadhan
PPT-Kick Off Double Track 2024 melaksanakan Festival RamadhanPPT-Kick Off Double Track 2024 melaksanakan Festival Ramadhan
PPT-Kick Off Double Track 2024 melaksanakan Festival Ramadhan
 
Buku Inovasi 2023 - 2024 konsep capaian KUS
Buku Inovasi 2023 - 2024 konsep capaian  KUSBuku Inovasi 2023 - 2024 konsep capaian  KUS
Buku Inovasi 2023 - 2024 konsep capaian KUS
 
Pemaparan Sosialisasi Program Dual Track 2024.pptx
Pemaparan Sosialisasi Program Dual Track 2024.pptxPemaparan Sosialisasi Program Dual Track 2024.pptx
Pemaparan Sosialisasi Program Dual Track 2024.pptx
 
Executive Millennial Entrepreneur Award 2023-1a-1.pdf
Executive Millennial Entrepreneur Award  2023-1a-1.pdfExecutive Millennial Entrepreneur Award  2023-1a-1.pdf
Executive Millennial Entrepreneur Award 2023-1a-1.pdf
 
1-Executive Millennial Entrepreneur Award 2023-1-cetak.pptx
1-Executive Millennial Entrepreneur Award  2023-1-cetak.pptx1-Executive Millennial Entrepreneur Award  2023-1-cetak.pptx
1-Executive Millennial Entrepreneur Award 2023-1-cetak.pptx
 
Executive Millennial Entrepreneur Award 2023-1.pptx
Executive Millennial Entrepreneur Award  2023-1.pptxExecutive Millennial Entrepreneur Award  2023-1.pptx
Executive Millennial Entrepreneur Award 2023-1.pptx
 
Pemrograman Mobile - JetPack Compose1.pptx
Pemrograman Mobile - JetPack Compose1.pptxPemrograman Mobile - JetPack Compose1.pptx
Pemrograman Mobile - JetPack Compose1.pptx
 
Evaluasi KPP Program Dual Track Provinsi Kaltim
Evaluasi KPP Program Dual Track Provinsi KaltimEvaluasi KPP Program Dual Track Provinsi Kaltim
Evaluasi KPP Program Dual Track Provinsi Kaltim
 
foto tenda digital skill program dari sekolah
foto tenda digital skill program dari sekolahfoto tenda digital skill program dari sekolah
foto tenda digital skill program dari sekolah
 
Meraih Peluang di Gig Economy yang cocok bagi remaja
Meraih Peluang di Gig Economy yang cocok bagi remajaMeraih Peluang di Gig Economy yang cocok bagi remaja
Meraih Peluang di Gig Economy yang cocok bagi remaja
 
Membangun aplikasi mobile dengan Appsheet
Membangun aplikasi mobile dengan AppsheetMembangun aplikasi mobile dengan Appsheet
Membangun aplikasi mobile dengan Appsheet
 
epl1.pdf
epl1.pdfepl1.pdf
epl1.pdf
 
user.docx
user.docxuser.docx
user.docx
 
Dtmart.pptx
Dtmart.pptxDtmart.pptx
Dtmart.pptx
 
DualTrack-2023.pptx
DualTrack-2023.pptxDualTrack-2023.pptx
DualTrack-2023.pptx
 
BADGE.pptx
BADGE.pptxBADGE.pptx
BADGE.pptx
 
womenatwork.pdf
womenatwork.pdfwomenatwork.pdf
womenatwork.pdf
 
Transition education to employment.pdf
Transition education to employment.pdfTransition education to employment.pdf
Transition education to employment.pdf
 

Recently uploaded

Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 

Recently uploaded (20)

Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 

DT Jatim Lawan Covid-19

  • 1.
  • 2. AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRIVOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA Cetakan Pertama, Mei 2020 xiv + 175 halaman, 17,6 X 25 cm ISBN: 978-623-92390-3-9 Pengarah: Wahid Wahyudi Mochamad Ashari Penanggung Jawab: M. Zainul Asrori Ety Prawesti Penulis Naskah: Sukemi, Adriono, Rusdi Zaki Editor Naskah: Fajar Baskoro, Arya Yudhi Wijaya Pemasok Data: Anny Saulina, M. Yusuf Heru Wicaksono, Setiyo Agustiono, Hozairi, Bekti Cahyo Hidayanto Desain Cover: Condro Wiratmoko Desain Isi: Sulistyorini Foto: Dokumentasi Sekolah Peserta Double Track Dokumen Tim IT Double Track ITS Penerbit: PT Pendar Asa Komunika Jl. Jatisari Permai III Blok F 55 Pepelegi, Waru, Sidoarjo, Jawa Timur Mobile Phone: 08123587792 Diterbitkan untuk Pelaksana Program Double Track Dinas Pendidikan Jawa Timur dan ITS Copyrigth 2020 pada Pelaksana Program Double Track Dinas Pendidikan Jawa Timur dan ITS @Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip dan menggandakan sebagian atau seluruh isi buku tanpa izin tertulis dari Pelaksana Program Double Track Dinas Pendidikan Jatim dan ITS Isi di Luar Tanggung Jawab Percetakan 2 SMA DOUBLE TRACK SIAPKAN KETERAMPILAN AGAR TIDAK JADI PENGANGGURAN AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI
  • 3. iii Buku berjudul Akselarasi Cipta Kerja ­Mandiri, Voucher Cipta Kerja sebagai Awal Berwirausaha ini merupakan buku ketiga tentang program SMA/MA Double Track (DT) di Provinsi Jawa Timur. Tahun sebelumnya telah diluncurkan dua buku sejenis dengan judul SMA Double Track, Inovasi Jatim Siapkan Lulusan Siap Kerja dan SMA Double Track dalam Gambar. Jadi buku yang ada di hadapan Anda ini merupakan ­informasi lanjutan tentang pelaksanaan DT yang sudah memasuki tahun ketiga, pada 2020 ini. Buku pertama lebih banyak berisi tentang pengenalan program DT, maksud dan tujuan KataPengantar Tim Penulis KATA PENGANTAR
  • 4. serta latar belakang yang mendasari lahirnya kebijakan program ­unggulan ini. Kemudian disusul dengan uraian pelaksanaan program afirmatif DT di ­sejumlah sekolah. Di samping itu juga berisi tentang foto-foto antusiasme peserta DT dalam melakukan praktik dan mengeksplorasi potensi mereka, ­termasuk foto karya kreatif siswa. Pada buku kali ini akan disajikan kegiatan lanjutan serta perkembangan dari pelaksanaan DT di lapangan. Berdasar pengamatan terlihat telah terjadi perkembangan yang signifikat. Siswa yang berminat mengikuti program DT membludak, sehingga sekolah penyelenggara DT terpaksa melakukan seleksi ketat. Program DT juga makin bergema di masyarakat dan produk-produknya mulai dilirik publik. Fokus dari program DT pada tahun ketiga ini adalah melakukan ­percepatan agar tercipta usaha kerja mandiri. Peserta DT dipacu untuk produktif dan kreatif bukan hanya pada saat praktik di ruang pelatihan, tetapi juga aktif ­mengunggah produk mereka di media sosial. Didorong turut berpartisipasi dalam ­pameran-pameran serta bersemangat terjun di arena Car Free Day (CFD) Minggu pagi. Harapannya pelatihan DT tidak berhenti sebatas diklat dan menambah keterampilan semata, tetapi benar-benar sebagai langkah awal mewujudkan bisnis mandiri yang konkret. Tapi di saat program DT berlangsung setengah jalan, tidak terduga ­pandemi COVID 19 datang melanda. Sejumlah program menjadi terganggu. Tetapi segera dilakukan penyesuaian dan penjadwalan ulang. Ternyata terjadi ­blessing in disguise, semacam keberuntungan tersembunyi di sela musibah. Program DT sukses dilaksanakan dengan memanfaatkan teknologi daring. Seminar via web (webinar) juga menjadi pilihan yang efektif. ­Pengalaman-pengalaman ­bersiasat dalam menjalankan program pembelajaran di tengah pandemi ­corona turut mewarnai buku ini. Dalam kesempatan ini tim penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut berkontribusi dalam penyusunan hingga penerbitan buku ini. Semoga semua masukan tersebut membawa manfaat bagi pengembangan pendidikan dan penciptaan lapangan kerja, terutama di Provinsi Jawa Timur. Surabaya, Mei 2020 Tim Penulis iv VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI
  • 5. Luar biasa! Itulah kesan pertama saya ketika membuka kegiatan Festival SMA/MA Double Track di Jatim Expo, 29 Desember tahun 2019 lalu. Saya ingat benar apa yang saya sampaikan dalam mengapresiasi peserta DT saat itu. Saya katakana, “Saya rasa ini akan menjadi cahaya baru di tahun 2020. Saya berharap anak-anak punya harapan, dari hal kecil bisa menuai hasil yang besar di masa mendatang.” Harapansayaituterbuktidansaya­meyaksikan sekaligus merasakannya ­sendiri ­ketika Jawa Timur dilanda pandemi ­COVID-19, di mana ke- butuhan akan hand sanitizer dan ­masker langka KataSambutan Gubernur Provinsi Jawa Timur vKATA SAMBUTAN
  • 6. vi VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI di pasaran, tiba-tiba sekolah program DT datang untuk ­memberikan bantuan dalam bentuk pembuatan hand sanitizer dan masker ­serta pembuatan alat pelindung diri (APD). Program DT benar-benar telah menjadi cahaya baru, membantu Pemerintah Jatim dalam ikut serta ­memerangi pandemi Corona. DT adalah suatu sistem pembelajaran yang menggabungkan cara ­belajar SMA yang diberi keterampilan keterampilan tambahan. Penambahan ini ­membuat siswa siap kerja jika tidak ingin melanjutkan pendidikan ke ­perguruan tinggi. Sistem DT dikonsep sebagai kegiatan ekstrakurikuler, dengan ketentuan setiap siswa minimal satu tahun mengikuti sistem DT. DT muncul dari keprihatinan atas tingginya potensi lulusan SMA yang ­menjadi pengangguran. Terutama mereka yang setelah lulus tidak ­melanjutkan ke bangku kuliah. Fakta ini menjadi permasalahan tersendiri bagi ­pembangunan manusia di Jatim, karena peserta didik lulusan SMA banyak yang tidak dibekali skill dasar untuk terjun ke dunia kerja. Melalui DT diharapkan bisa memberikan skill atau kompetensi tambahan kepada siswa. Selain itu, DT diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan serta menanggulangi lahirnya pengangguran terbuka dari lulusan SMA yang tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi. Faktanya, DT benar-benar telah menunjukkan hasil yang positif. ­Keterampilan siswa dalam ikut serta dalam pembuatan hand sanitizer, masker, dan APD dalam ikut serta melawan COVID-19 adalah buktinya. Karena itu kita berharap siswa DT dapat terus mengembangkan ­keterampilannya untuk bekal berwirausaha atau pun bekerja secara mandiri. Saya yakin keterampilan yang telah dimiliki dan ketekunan, ditambah dengan kerja keras didalam menjalankannya, akan membuat lulusan program DT ikut berkontribusi dalam menekan angka pengangguran terbuka di Jawa Timur. Semoga! Aamiin. Surabaya, Mei 2020 Gubernur Provinsi Jawa Timur Hj. Khofifah Indar Parawansa, M.Si
  • 7. vii Alhamdulillah di tengah pandemi COV- ID-19, aktivitas dunia pendidikan di Jawa Timur tetap berjalan. Memang ada beberapa fokus ­perhatian yang sebelumnya telah ­direncanakan ­mengalami pergeseran, itu karena kita ­lebih ­memilih dan mengutamakan bagaimana ­melawan Virus Corona, agar pandemi ini cepat teratasi. Program SMA Double Track (DT) yang ­menjadi salah satu program unggulan di ­lingkungan ­Dinas Pendidikan Jawa Timur tetap ­menjadi ­perhatian, meski dalam ­pelaksanaannya harus sedikit bergeser dari Pengantar Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur PENGANTAR
  • 8. ­jadwal semula, ­menyesuaikan dengan pelaksanaan belajar dari rumah atau yang dikenal ­dengan study from home (SFH). Saat memasuki pelaksanaan DT pada awal semester genap tahun ­2019-2020 tidak ada sedikit pun keraguan jika program ini bakal ­diperpanjang ­pelaksanaannya, kami optimistis akan berjalan sesuai rencana. Tapi ­memasuki bulan ketiga, Corona datang, bukan hanya sektor pendidikan saja yang ­mengalami kendala, hampir semua sektor merasakan akibatnya. Tapi saya merasa bersyukur, meski mengalami kendala, DT tetap ­berjalan. Bahkan di luar dugaan, sekolah DT ikut berkontribusi dalam melawan Corona. Beberapa sekolah ikut menyelesaikan kelangkaan masker dan hand sinitezer di pasaran. Mereka juga berinisiatif menggelar bakti sosial membagi-­bagikan masker, hand sanitizer, secara gratis di lingkungan sekolah masing-­masing. Sebuah kepedulian yang perlu diacungi jempol di tengah keprihatinan ­masyarakat akan pandemi COVID-19 ini. viii VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI
  • 9. Belakangan,beberapasekolahbersediauntukmemproduksi(baca:menjahit) alat pelindung diri (APD). Sungguh saya mengapresiasinya kesediaan itu, ­hanya saja karena bahan baku yang disediakan Dinas Pendidikan Jatim ­terbatas, ­sehingga hanya beberapa sekolah saja yang ikut ambil bagian. Hasilnya ­bagus, tidak kalah dengan APD yang ada di pasaran yang dikerjakan oleh penjahit atau perusahaan profesional. Sebagai salah satu program inovasi di Dinas Pendidikan Jatim, maka yang harus dimunculkan adalah adanya perubahan dan kreativitas dari ­pelaksanaan, dan ini telah dibuktikan melalui keikutsertaan dan kesiapsiagaan dalam ­menghadapi pandemik. Bukan hanya dalam menghasilkan produk yang dibutuhkan masyarakat, tapi juga dalam upaya memenuhi taget ­capaian ­pembelajaran yang telah ditetapkan, yakni 90 jam pelajaran tatap muka. ­Melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi sekolah DT telah mampu “mengampanyekan” pembelajaran melalui metode daring. Melihat begitu besarnya animo dari guru, trainer, operator, dan juga siswa —merupakan unsur utama dalam penyelenggaraan DT— dalam mengikuti pembelajaran lewat daring, saya optimistis kalau Jawa Timur menjadi salah satu provinsi yang sukses dalam mengembangkan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Ini dibuktikan dari apa yang telah dilakukan oleh sekolah-sekolah DT, yang nyata-nyata bukan sekolah dengan siswa kelas menengah-atas, juga ­berada bukan di ibukota kabupaten, sudah mampu menyelenggarakan PJJ. Kisah-kisah yang tergambar dalam buku ini —sebagian besar ­bercerita ­tentang kondisi program DT pada pandemi COVID-19— adalah salah satu bukti nyata tak terbantahkan, jika pelaksanaan DT benar-benar sangat ­inovatif dan inspiratif. Menjawab kebutuhan generasi melenial akan proses ­pembelajaran sebagai merdeka belajar. Memang kita tidak boleh menutup mata terhadap masih ditemukan kekurangan di sana-sini. Tapi saya yakin, seiring dengan berjalannya waktu, ke depan kekurangan-kekurangan itu dapat diperbaiki bersama. Kisah yang tertuang dalam buku ini telah memberikan gambaran bahwa DT —sebagaimana niat di awal penyelenggaraannya— telah menjadi salah satu cara dalam upaya mengurangi an­gka pengangguran terdidik setelah kelak siswa menyelesaikan studinya di jenjang SMA/MA, sekaligus telah ­memotivasi siswa bahwa masa depan mereka cerah dan mampu mandiri, dari bekal ­keterampilan yang diperoleh melalui program DT. Semoga buku ini membawa manfaat sekaligus menjadi penyemangat dan ixPENGANTAR
  • 10. x VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI mengisnpirasi bagi sekolah DT lainnya untuk bisa mengikuti langkah positif yang terekam dalam buku ini. Terima kasih. Surabaya, Mei 2020 Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Dr. Ir. Wahid Wahyudi, MT 
  • 11. Ini adalah buku kedua yang disusun sebagai bagian dari pertanggungjawaban publik terkait dengan kerja sama antara Institut Tekknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dengan ­Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur dalam penyelenggaraan Program Double Track (DT). Tentu pada buku kedua ini ­harapannya ­mampu memotret hasil dan ­berkembangan yang luar biasa dalam pelaksanan DT, ­mengingat ­pengalaman tahun sebelumnya telah ­membuktikan program ini telah ­berhasil sebagaimana yang diharapkan di awal ­penandatanganan MoU. SekapurSirih Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya xiSEKAPUR SIRIH
  • 12. Optimisme ini bisa dilihat saat kegiatan Festival SMA/MA Double Track di Jatim Expo, Surabaya di akhir tahun kemarin, tepatnya pada 29 Desember 2019. Itulah salah satu bukti nyata atas keberhasilan DT. Melalui festival itu, masyarakat apresiatif terhadap hasil yang telah dicapai. Siswa pun tampil ­dengan percaya diri memamerkan hasil karyanya yang diperoleh melalui ­pelatihan keterampilan DT. Harus dikatakan dengan jujur, harapan itu belum tercapai ­seluruhnya, ­karena memasuki pelaksanaan DT pada semester genap tahun ­2019-2020, pandemi COVID-19 memasuki wilayah Indonesia. Target 90 jam tatap muka dalam pembelajaran teori dan praktik pun terganggu, berjalan tidak ­semulus yang direncanakan. Langkah antisipasi segera diambil. Pilihannya ­menggunakan pembelajaran dalam jejaring (daring) dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Pelan tapi pasti target pun terpenuhi melalui perpanjangan waktu pelaksanaan. Sudah barang tentu hasilnya tidak sesempurna andai negeri ini tidak dilanda pandemi. Tapi justru pada kondisi pandemi COVID-19 ini lah, penyelenggara DT ­menemukan terobosan di luar dugaan. Kini istilah pembelajaran daring, ­seminar melalui web (webinar) bukan barang baru lagi bagi sekolah-sekolah DT dan warganya (Baca: kepala sekolah, trainer, siswa, dan operator), karena mereka telah beberapa kali melakukannya. Saya berharap setelah wabah berlalu, kita dapat mengambil ­pelajaran dari penyelenggaraan DT di era pandemi COVID-19 ini. Semoga apa yang telah diusahakan ini dicatat sebagai bagian dari amal kebajikan kita bersama. Aamiin. Surabaya, Mei 2020 Rektor ITS Prof. Ir. Mochammad Ashari, M.Eng, PhD xii VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI
  • 13. l Kata Pengantar Tim Penulis........................iii l Kata Sambutan Gubernur Provinsi Jatim......v l Pengantar Kepala Dinas Pendidikan.......... vii Provinsi Jawa Timur l Sekapur Sirih Rektor ITS Surabaya...............xi l Daftar Isi................................................. xiii BAGIAN SATU: MENEGUHKAN TUJUAN........1 1.1. Termotivasi Festival Akhir Tahun.............. 3 1.2. Meningkat Hampir Dua Kali Lipat............ 7 1.3. Program DT Tetap Dilanjutkan.............. 15 1.4. Masyarakat Mulai Melirik...................... 20 1.5. Harus Berjalan di Tengah Wabah.......... 25 1.6. Jalankan ‘Study from Home’ (SFH)........ 29 BAGIAN DUA: MENGHASILKAN PRODUK NYATA............ 33 2.1. Hasilkan Ribuan Produk dan Portofolio....39 2.2. Membuka Jasa Servis Online................. 43 DaftarIsi xiiiSEKAPUR SIRIH
  • 14. 2.3. Produksi Masker Anticorona................................................................47 2.4. Nasi Bakar DT Diborong Sekdaprov....................................................51 2.5. Perkaya Pengalaman, Meretas Harapan..............................................55 2.6. Dipercaya Membuat APD....................................................................59 2.7. Siapkan Voucher Cipta Kerja...............................................................63 BAGIAN TIGA: SISWA DT, TERAMPIL DAN PEDE.....................................67 3.1. Terampil Membuat, Pintar Menjual......................................................69 3.2. Melukis Bibir Berantakan.....................................................................73 3.3. Terus Belajar Lewat Webinar...............................................................77 3.4. Terampil Bikin Copy Writing, Itu Penting...............................................83 3.5. Cerdik Mengangkat Potensi Lokal........................................................89 3.6. Memanfaatkan Momentum Lebaran....................................................93 3.7. Kaki Sudah Melangkah, Jalan Kian Terbuka.........................................97 BAGIAN EMPAT: JEJARING MULAI TERBENTUK....................................101 4.1. Libatkan 356 Mitra Dunia Usaha.......................................................103 4.2. Bergandengan dengan Dunia Usaha.................................................107 4.3. Bersama DUDI Siswa Cepat Terampil................................................111 4.4. Sukses ‘Belajar Menjadi Bos’.............................................................117 4.5. DT Mart Incar Pasar Komunitas........................................................ 121 BAGIAN LIMA: TRAINER TUMPUAN HARAPAN....................................127 5.1. SFH Menantang Kreativitas Trainer................................................... 129 5.2. Peduli dan Inovatif............................................................................133 5.3. Bersiasat di Tengah Keterbatasan......................................................141 5.4. Semangat Tinggi Trainer DT..............................................................145 BAGIAN ENAM: TANTANGAN DI TENGAH WABAH..............................151 6.1. Meeting Lewat Aplikasi Zoom............................................................153 6.2. Sejumlah Kendala di Tengah Corona................................................159 6.3. Praktik DT di Rumah, Bisa!................................................................163 6.4. Berbagi Masker dan Susu Jahe..........................................................167 l Lampiran: SMA/MA Penyelenggara Double Track...........................172 (Tahun Pelajaran 2019-2020) xiv VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI
  • 15. Inovasi Pembelajaran SMA/MA di Jawa Timur 1 BAGIAN SATU Meneguhkan Tujuan Dunia yang hina ini diberikan kepadamu untuk sementara. Tersedia sebuah tangga yang dengannya engkau dapat bercita-cita. – Jalaluddin Rumi – NAMA lengkapnya adalah Maulana Jalaluddin Rumi. Ia ­lebih ­dikenal dengan sebutan Jalaluddin Rumi serta lebih akrab ­disapa dengan panggilan Rumi. Ia seorang penyair sufi yang ­lahir di Balkh ­(sekarang Samarkand) pada 6 Rabiul ­Awwal ­tahun 604  atau 30 September 1207 M. Jalaluddin Rumi ­meninggal dunia pada ­17 ­Desember 1273. Jasadnya dikuburkan di samping makam ­ayahnya di Konya.
  • 16. 2 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI da tiga ­tujuan dalam program Double Track (DT). Pertama, ­untuk ­meningkatkan ­kompetensi dan kemampuan peserta didik SMA yang ­berencana tidak ­melanjutkan ke ­perguruan tinggi dalam menguasai salah satu ­bidang ­keterampilan tertentu ­dengan ­memanfaatkan kearifan lokal. Kedua, ­membangun kepercayaan diri peserta didik dalam berwirausaha atau bekerja dengan bekal keterampilan yang dikuasai, dan ketiga, membangun jaringan dunia sekolah dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Dari tiga tujuan itulah diharapkan potensi pengangguran lulusan SMA, yang berasal dari siswa yang tidak melanjutkan kuliah, dapat dikurangi. Program DT adalah suatu sistem pembelajaran yang menggabungkan cara belajar SMA yang diberi keterampilan tambahan. Penambahan keterampilan ini membuat siswa siap kerja jikalau tidak ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Ide DT muncul berawal dari keprihatinan atas tingginya potensi lulusan SMA yang menjadi pengangguran. Terutama mereka yang setelah lulus tidak melanjutkan ke bangku kuliah. Karena faktanya di Jawa Timur, lulusan SMA yang tidak melanjutkan kuliah jumlahnya cukup tinggi, mencapai 67,84%. Fakta ini menjadi permasalahan pelik bagi pembangunan manusia di ­Jatim, karena peserta didik lulusan SMA tidak dibekali skill dasar yang ­memadai ­untuk terjun ke dunia kerja. Melalui Program SMA/MA DT diharapkan bisa ­memberikan skill atau kompetensi tambahan kepada siswa. Dalamperjalanannya,DTtelahmemberikandorongandan­motivasi­tersendiri baik bagi sekolah maupun siswa dalam menjalani kegiatan ­pembelajaran di sekolah. Meski dikemas dalam kegiatan ekstrakurikuler, DT telah menarik ­minat siswa yang luar biasa besar untuk mengikutinya. ­Sejauh ini belum ada kegiatan ekstrakurikuler yang pesertanya begitu ­antusias dalam mengikuti pembelajarannya, juga belum ada kegiatan ekstrakurikuler yang bermanfaat nyata secara ekonomi bagi para pesertanya. DT telah ­membuktikannya. Inilah program inovasi di Dinas Pendidikan Jatim yang merupakan ­penjabaran riil dari Program CETAR (cepat, efektif, tanggap, transparan, dan responsif) yang diusung oleh Pemerintah Jatim di bawah ­kepemimpinan ­Gubernur Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Gubernur Emil Elestianto ­Dardak. n A
  • 17. 3MENEGUHKAN TUJUAN Festival SMA/MA Double Track di ­Jatim Expo, Surabaya di akhir tahun, tepatnya pada 29 ­Desember 2019, adalah momentum awal dalam meneguhkan cita-cita atau tujuan ­diselanggarakannya program DT. Pagi itu, pameran di buka secara resmi oleh Gubernur Jatim, Khofifah Indar ­Parawansa. ­Sebanyak 157 SMA dan MA di 28 ­kabupaten mengisi stan yang disediakan oleh Dinas ­Pendidikan Jatim dengan berbagai macam produk dan jenis jasa keterampilan. Para guru, trainer, dan siswa bersemangat menyambut ­pameran yang diadakan dalam sehari, di akhir tahun itu. 1.1 TermotivasiFestival AkhirTahun
  • 18. 4 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI Berbagai macam keahlian dan kompetensi mulai tata boga, tata busana, tata rias, hingga teknik kendaraan ringan (TKR) dan produk unggulan lainnya yang dipamerkan menjadi motivasi tersendiri bagi para peserta. Hadir dalam pembukaan tersebut, Plt. Kepala Dinas Pendidikan Jatim, ­Rektor ITS Surabaya, dan jajaran lain di lingkungan Pemprov Jatim. Dalam ­sambutannya Gubernur menyambut baik sekaligus mengapresiasi ­pelaksanaan program DT tersebut. Pameran akhir tahun 2019 itu telah membuka sebagian besar mata ­pengunjung tentang strategisnya program ini. Gubernur Jatim Khofifah ­Indar Parawansa menyampaikan kekagumannya pada karya siswa SMA/MA DT yang dipertunjukkan dalam acara tersebut. Gubernur memuji program ini ­layak ­dilanjutkan, dipertahankan, dan ditingkatkan. Ditambahkan, program ini telah nyata dapat mempersiapkan peserta didik SMA/MA setelah lulus untuk siap memasuki ke dunia kerja atau membekali diri mereka menjadi wirausaha. Buktinya? Beberapa hasil praktik mereka telah diterima masyarakat dan bahkan dipesan untuk berbagai macam keperluan seperti rapat, pernikahan, pengajian dan lainnya, dalam jumlah cukup besar. “Kami bangga bisa mengikuti acara pameran ini. Meskipun kepastian pelaksanaannya relatif mepet, siswa antusias menyiapkannya,” kata Wahyuti, Trainer masakan Indonesia dari SMA Negeri 1 Slahung, Ponorogo.
  • 19. 5 Gubernur Khofifah memastikan bahwa peserta DT memiliki kemampuan siap kerja. Mereka sudah mendapat bekal untuk praktik. ”Mereka juga bisa membuka usaha sendiri,” katanya. Karena itu, Pemprov Jatim akan menyiapkan sarana dan prasarana yang mendukung peserta program DT untuk membuka lapangan kerja. Dengan demikian, lulusan SMA yang tidak kuliah dan tidak bekerja di perusahaan bisa mendapatkan modal usaha, membuka lapangan kerja sendiri, sekaligus dapat menyerap tenaga kerja. Dengan begitu, angka pengangguran di Jatim bisa turun. ”Mereka menjadi bagian dalam menyelesaikan permasalahan di Jawa Timur,” tuturnya (Jawa Pos, 30 Desember 2019). Gubernur yakin program itu bisa menjadi rujukan bagi daerah lain. ­Penanganan masalah harus menggunakan konsep kolaborasi. Pemprov ­bersama lembaga pendidikan memberikan pengalaman tambahan untuk bekal setelah lulus sekolah. “Kita harapkan setiap tahun sekitar 800 ribu angkatan kerja baru di Jatim itu akan terserap 600 ribuan. Saya ingin kita semua menjadikannya sebagai energi baru, potensi baru, skill baru bagi penciptaan lapangan kerja,” katanya. Meski demikian program DT harus membangun sinergitas dengan program millenial job center (MJC) dan program one pesantren one product (OPOP) yang juga diinisiasi oleh Pemprov Jatim.  “Karena anak-anak muda sangat friendly dengan proses digitalisasi, harapan kita mereka akan masuk market place,” jelas mantan menteri sosial ini. Pemprov Jatim siap memberi support kepada lulusan SMA DT yang ingin membuka usaha ketika lulus nanti. Mereka bisa memanfaatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang berjumlah Rp 190 triliun dari ABPN. Beban bunganya cukup ringan, yaitu 6 persen. Yang jelas semua pihak perlu mendukung agar lulusan DT agar siap masuk ke dunia kerja secara mandiri. Orang-orang yang ingin merias diri untuk acara hajatan tidak perlu antre ke salon, tetapi bisa didatangi langsung ke rumah Saya ingin kita semua menjadikannya ­sebagai energi baru, potensi baru, skill baru bagi ­penciptaan lapangan kerja,” kata Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa. ‘‘ ‘‘ MENEGUHKAN TUJUAN
  • 20. 6 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI oleh para lulusan SMA/MA. Ini dapat menjadi cahaya baru di tahun 2020. Anak-anak akan punya harapan. Dari hal kecil bisa menuai hasil yang besar di masa mendatang. Feri Jingga, trainer desain grafis di SMAN 1 Tapen, Bondowoso ­mengungkapkan, tahun pertama sekolahnya membuka kesempatan untuk 40 siswa untuk menambah ketrampilan di peminatan TKR dan desain grafis. “Kami baru ambil dua peminatan karena yang diminati anak-anak dan pasarnya ada di Bondowoso, ya dua itu,”ungkapnya. Ditambahkan, para siswa bisa mengembangkan hobi mereka dengan ­menghasilkan produk. Seperti desain grafis yang sempat mendapat ­pesanan untuk produk papercraft, stiker, kaos, hingga flatboard. “Untuk TKR ada ­laboratorium yang dinamakan Smantap Cyrcles Garage dan kini sudah ­membuat carbo hibrid,” katanya. n
  • 21. 7 Sebelum membahas lebih jauh tentang ­kiprah dan capaiannya, ada baiknya pembaca mengetahui terlebih dahulu gambaran umum tentang tekad awal, besaran peserta, dan ­dilaksanakan dimana saja program afirmatif DT di Jawa Timur. Dari awal DT memang diarahkan kepada sekolah-sekolah yang lulusannya banyak yang tidak melanjutkan kuliah, sebab lulusan ­mereka sangat membutuhkan bekal keahlian untuk memasuki dunia kerja. Ini berarti sasaran DT adalah sekolah-sekolah pinggiran yang berada di luar kota-kota besar di Provinsi Jawa Timur. 1.2 MeningkatHampir DuaKaliLipat MENEGUHKAN TUJUAN
  • 22. 8 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI Karena keterbatasan dana, maka tidak mungkin semua sekolah ­pinggiran menjadi sasaran DT. Oleh karena itu ditentukan persyaratan tertentu, yaitu sekolah yang benar-benar membutuhkan. “Sasaran DT adalah SMA yang ­lulusannya banyak yang tidak melanjutkan kuliah, yaitu sebanyak 60% ke atas,” ujar Dra. Ety Prawesti, M.Si, Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan SMA Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kemudian dilakukan sosialisasi kepada para kepala sekolah SMA Negeri disusul dengan membuka pendaftaran bagi sekolah yang berminat mengikuti program DT. Ternyata mendapat sambutan hangat. Pendaftarnya melebihi kuota yang tersedia. Maka dilakukan seleksi dengan mengacu kepada skala prioritas yaitu sekolah yang benar-benar membutuhkannya. Bagi sekolah yang jumlah siswa peminatnya melebihi kuota, tetap bisa ­menjalankan DT secara mandiri di internal sekolah, tetapi tentu saja ­lulusannya tidak mendapatkan sertifikat seperti peserta DT resmi. Demikian pula jika ada sekolah yang ingin menyelenggarakan secara mandiri, dipersilahkan ­sebagai bagian dari pelaksanaan manajemen berbasisi sekolah (MBS). ­Untuk ­menyebut salah satu contoh sekolah yang menyelenggarakan kegiatan DT ­secara ­mandiri adalah SMA Negeri 1 Purwoharjo, Banyuwangi. Sekolah yang berlokasi di Desa/Kecamatan Purwoharjo itu, mempoklamirkan diri sebagai sekolah ­double track mandiri. Program double track mandiri ini merupakan bentuk inovasi dari Gambar: 1.1 Sebaran Penerima Program DT Tahun 2019-2020 di Jawa Timur.
  • 23. 9 SMA 1 Purwoharjo. “Double track adalah ikhtiyar sekolah dalam melengkapi keterampilan siswa. Setiap siswa akan diberi keterampilan ­tambahan demi ­menyiapkan siswa siap kerja, bila tidak melanjutkan ke ­perguruan tinggi,” kata Kepala SMA Nenegi 1 Purwoharjo, H. Rodiwanto. (Jawa Pos, Radar ­Banyuwangi, 8 Oktober 2019). Secara umum sekolah-sekolah tersebut kebanyakan berada di Pulau ­Madura (Sampang, Pamekasan, Bangkalan, Sumenep), daerah “tapal kuda” Jatim ­(Pasuruan, Probolinggo, Situbondo), dan daerah kantong-kantong daerah yang warganya banyak yang bekerja keluar negeri sebagai TKI/TKW ­(Pacitan, Trenggalek, Ngawi, Bojonegoro dan lain-lain). Sekolah sasaran DT tidak hanya SMAN, tetapi juga melibatkan beberapa Madrasah Aliyah (MA) di Madura. Program DT tahun pertama (2018/2019) diikuti oleh 86 sekolah dan ­melibatkan 9.009 siswa, di 19 kabupaten Provinsi Jatim. Kabupaten yang ­paling banyak menerima manfaat DT adalah Sampang sebanyak 12 SMA/ MA, Ponorogo sebanyak 10 SMA, Bojonegoro sebanyak 9 SMA, dan Sumenep sebanyak 7 SMA/MA. Setelah berjalan selama satu tahun, program DT semakin dikenal oleh ­masyarakat. Peminatnya juga meningkat. Untuk mengantisipasi hal ­tersebut dan untuk menjaga keberlanjutan program maka pada tahun kedua (2019/2020) jumlah sekolah sasaran DT ditambah secara signifikan, ­hampir dua kali lipat. Jika tahun pertama hanya melibatkan 86 sekolah maka ­tahun kedua ­meningkat menjadi 157 sekolah (tepatnya 148 SMAN dan 9 MA). ­Jumlah siswa DT ­mencapai sekitar 14.043siswa, tersebar di 28 Kabupaten. Kabupaten yang ­paling banyak menerima DT tahap kedua adalah ­Kabupaten ­Ponorogo Gambar: 1.2 Perbandingan DT Tahap 1 dengan Tahap 2 MENEGUHKAN TUJUAN
  • 24. 10 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI ­sebanyak 13 sekolah, Sampang sebanyak 12 sekolah, dan ­Bojonegoro ­sebanyak 11 sekolah (lihat Gambar 1.2). Sebaran peserta DT tahun kedua juga semakin merata, menyebar ke ­hampir semua kawasan kabupaten yang ada di Jawa Timur. Mencipta Ekosistem BiladilihatsekilasprogramDTseolahhanyamerupakankegiatan­menambah keterampilan pada siswa SMA/MA di luar jam efektif sekolah. ­Padahal DT ­bukan sekadar ini. Program ini telah disiapkan secara ­komprehensif dan ­dirancang “compatible” dengan era revolusi industri 4.0. “Double Track yang kami siapkan merupakan upaya terpadu, bukan ­sekadar memberi keterampilan kepada siswa, tetapi mencipta sebuah ­ekosistem yang memungkinkan siswa dapat membangun bisnis yang berjejaring dengan ­dunia maya. DT membuat market place tersendiri melalui aplikasi,” kata Fajar ­Baskoro, S.Kom, M.Kom, fasilitator Tim IT ITS. Dikatakan, selama ini salah kaprah yang sering terjadi adalah siswa ­diikutkan suatu pendidikan dan pelatihan. Setelah terampil mereka dilepaskan begitu saja. Lulusan diklat mencari atau menunggu lowongan pekerjaan yang sesuai dengan keterampilannya. Program DT bukan semacam program BOS (Biaya Operasional Sekolah), tetapi diharapkan berkelanjutan, meskipun andai nanti kucuran dana untuk program DT sudah tidak diturunkan lagi. DT merancang sebagai ekosistem dalam siklus tiga tahunan. ­Pertama, ­mengadakan pelatihan disertai sertifikasi. Sekolah penyelenggara DT ­berperan sebagai pusat pelatihan keterampilan. Kedua, sekolah sebagai pusat ­pengembangan produk. Ketiga, menciptakan transaksi riel di pasar
  • 25. 11 ­konvensional maupun dalam market place. Melalui bendera DT Mart akan ­terbentuk pasar komunitas yang prospektif. Oleh karena itu dalam DT telah disiapkan sejumlah aplikasi yang dapat mendukung terciptanya ekosistem usaha yang diinginkan. Proses DT ­dimulai dari siswa (kelas XI) mendaftarkan diri sebagai peserta. Pendaftaran siswa ­dilakukan oleh pihak sekolah secara daring ke www.admindt.net. Setelah itu peserta melaksanakan serangkaian training sesuai dengan keahlian yang ­diminati. Training dilakukan di sekolah siswa yang bersangkutan pada ­jam-jam di luar jam efektif sekolah. Biasanya dilaksanakan pada hari Jumat siang, ­Sabtu, dan Minggu. Selain mendapat bimbingan langsung dari trainer, ­peserta DT dapat memperkaya wawasan dengan belajar mandiri secara daring di ­laman www.ruangtraining.net. Di sana tersedia segala macam materi tutorial penunjang yang dapat dipelajari dan diunduh, secara gratis. Seusai melaksanakan pelatihan, peserta dapat mengikuti proses ­sertifikasi yang ada di www.ruangujian.net. Setelah menggenggam ­sertifikat ­keterampilan, siswa tidak boleh pasif. Mereka harus kreatif menciptakan produk atau jasa sesuai passion-nya, merintis menjadi wirausaha mandiri dengan aktif klik www.ruangdagang.net. Bagi yang ingin berkarier sebagai karyawan atau pekerja sebuah ­perusahaan dapat aktif berselancar di www.ruangkarir.net. Peserta yang telah ­menyelesaikan proses training otomatis akan terdata secara otomatis ­sebagai calon pekerja di www.ruangkarir.net, dengan berbagai portofolio yang ­diperoleh selama mengikuti program DT. Dalam laman tersebut terdapat dua fitur yang saling mencari dan membutuhkan yaitu fitur calon pekerja dan fitur perusahaan pencari tenaga kerja. Ada banyak jenis keterampilan dan keahlian yang dapat dijadikan bekal bagi lulusan SMA agar kelak mereka dapat meniti karir dengan baik dan bisa merintis menjadi wirausahawan. Setidaknya ada tujuh keterampilan dengan 17 DT merancang sebagai ekosistem dalam siklus tiga tahunan. Pertama, mengadakan pelatihan disertai sertifikasi. Kedua, sekolah sebagai pusat ­pengembangan produk. Ketiga, menciptakan ­transaksi riel di pasar konvensional maupun dalam market place. Melalui bendera DT Mart akan ­terbentuk pasar komunitas yang prospektif.‘‘ ‘‘ MENEGUHKAN TUJUAN
  • 26. 12 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI bidang keahlian yang diajarkan dalam program DT. Bidang-bidang tersebut dirinci sebagai berikut: 1. Multimedia (MM) • Animasi • Desain grafis • Fotografi • Video Editing • Operator Komputer 2. Teknik Elektro (TE) • Membuat Sound System • Membuat Alat Digital 3. Teknik Listrik (TL) • Instalasi Jaringan Komputer • Instalasi Listrik - CCTV 4. Tata Boga (TBO) • Pengelolahan Pastry Bakery • Pembuatan Makanan Indonesia 5. Tata Busana (TBU) • Merancang Mode Busana 6. Tata Kecantikan (TK) • Tata Rias Pengantin Hijab Gambar: 1.3 Sebaran Bidang Keterampilan Program DT 2019-2020
  • 27. 13 • Tata Kecantikan Rambut • Terapis Kecantikan • Merias Wajah Panggung 7. Teknik Kendaraan Ringan (TKR) • Pemeliharaan dan Perbaikan Sepeda Motor. Pada tahun pelajaran 2019-2020 dari tujuh keterampilan tersebut tiga ­kelas yang terbanyak adalah bidang Tata Boga dengan 4.295 peserta, kelas Multimedia sebanyak 3.814 siswa, dan Tata Kecantikan 2.037 siswa. Untuk kelas keterampilan TKR diminati 1.798 siswa dan Tata Busana dikuti 1.380 siswa. Sedang dua kelas keterampilan yang paling sedikit pesertanya adalah Teknik Elektro sebanyak 280 siswa dan Teknik Listrik dengan 279 siswa (lihat gambar 1.3). n MENEGUHKAN TUJUAN
  • 28. 14 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI Siswa Kelas XI SMAN 1 Kasiman membekali diri dengan keterampilan menjahit.
  • 29. 15 Program DT bakal berumur panjang. ­Keinginan para kepala sekolah ­penyelenggara program DT agar program ini bisa ­terus ­berlanjut mendapat respons positif dari ­Kepala Dinas ­Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Dr. Ir. Wahid Wahyudi, MT. Dipastikan DT akan terus ­dilanjutkan meski dalam kondisi APBD yang ­sedang dalam kondisi sulit akibat ­wabah ­COVID-19. Jaminan ini disampaikan ­langsung kepada Ketua Pelaksana DT dari ITS, ­Muhammad Zainul Asrori dan tim penulis buku DT, saat menghadap untuk keperluan meminta kata sambutan buku DT jilid dua ini. 1.3 ProgramDT TetapDilanjutkan MENEGUHKAN TUJUAN
  • 30. 16 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI Ada alasan kuat Dinas Pendidikan Jatim akan melanjutkan program ini, satu di anatarnya adalah bukti di lapangan jika program ini benar-benar telah ­menyiapkan peserta didik untuk memiliki keterampilan dan ­kompetensi ­sebagai bekalbekerjamaupunberwirausaha.“Sayasudahbanyakmelihatdan­mendengar akan apa yang telah dicapai DT. Ini penting, siswa harus diberi ­motivasi akan masa depannya,” kata alumnus ITS Jurusan Teknik Sipil tahun 1982 itu. Selain alasan itu, sebagai program unggulan Dinas Pendidikan Jatim, program DT juga telah mendapatkan apresiasi dan penghargaan di tingkat regional maupun nasional. Di tingkat regional tercatat telah memperoleh penghargaan sebagai program inovasi pelayanan publik. Sedang di tingkat nasional, Kemendikbud sudah mengakui jika program DT merupakan program
  • 31. 17 unggulan yang sangat bagus dan akan diadopsi serta diterapkan di seluruh Indonesia. Kadis Wahid memberikan apresiasi kepada tim ITS yang selama ini telah bekerja sama dengan SMA-SMA di Jatim dalam program DT. ­Harapannya ­programiniakanmenjadiprogramnasionaldanmenjadiprogram­percontohan. Karena data menunjukkan lulusan SMA di Jatim yang tidak melanjutkan kuliah cukup tinggi, mencapai 67%. Artinya, lulusan tersebut butuh lapangan kerja, oleh karena itu mereka ­harus diberi kompetensi tertentu agar saat lulus SMA dan mereka mencari kerja atau mencipta kerja sesuai dengan bidang dan ­keterampilannya, sesuai ­dengan kompetensi yang dimiliki. MENEGUHKAN TUJUAN
  • 32. 18 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI Program ini akan terus dikembangkan dari tahun ke tahun, untuk itu kerja sama dan koordinasi antara sekolah dengan tim ITS serta dengan DUDI perlu terus ditingkatkan secara rutin. Karena dengan perkembangan teknologi ­digital dunia yang cepat berubah, harapannya program DT dapat mengantarkan alumninya yang tidak kuliah, bisa bekerja di DUDI. “Saya bangga sampai saat ini sudah ada sekitar 356 DUDI yang telah ­menjalin kerja sama dengan 157 sekolah peserta DT. Kami sangat berharap DUDI menyambut program DT ini untuk dimanfaatkan sebagai upaya ikut berkontribusi dalam mencapai pertumbuhan ekonomi di Jatim,” katanya. Sebagai pasar besar nasional, karena Jawa Timur sebagai pusat ­aktivitas ekonomi provensi-provensi yang ada di Indonesia Timur. Hampir 80% ­kebutuhan barang-barang pokok masyarakat yang ada di Indonesia bagian Timur berasal dari Jawa Timur, sehingga DUDI di Jatim sangat terbuka lebar. Wahid melihat rencana kepindahan ibu kota negara dari Jakarta ke ­Kalimantan Timur sesungguhnya menjadi peluang besar bagi Jatim, tentu saja juga bagi siswa SMA program DT. Ke depan pria kelahiran 27 Januari 1963, yang sebelumnya ­menjabat ­sebagai Kepala Dinas Perhubungan dan LLAJ Jatim ini akan meminta ­pengelola DT untuk memantau para alumni DT setelah lulus, mereka bekerja di mana, berwirausaha apa, dalam kurun waktu enam bulan hingga satu tahun setelah lulus. “Dengan penelusuran ini akan terlihat outcome dari program DT, ­sehingga layak dan memenuhi persyaratan untuk dilanjutkan,” katanya. Tahun depan, di tengah kondisi APBD yang mengalami tekanan ­akibat ­Corona, minimal pelaksanaan DT akan sama seperti tahun ini. Terkait ­keterampilan yang diberikan, Wahid meminta untuk dilakukan ­penyesuaian-penyesuaian dengan mengacu pada perubahan akan kebutuhan masyarakat dan DUDI. Melalui cara ini ke depan tidak ada lagi disparitas atau kesenjangan ­terhadap pemenuhan keterampilan peserta didik di tingkat sekolah ­menengah dalam upaya menyiapkan diri menjadi wirausahawan atau pun mengisi ­lapangan pekerjaan. Tahun depan, di tengah kondisi APBD yang ­mengalami tekanan akibat Corona, minimal ­pelaksanaan DT akan sama seperti tahun ini. ‘‘ ‘‘
  • 33. 19 Di tempat terpisah Kepala Bidang Pembinaan SMA, Ety Prawesti, ­menekankan akan pentingnya pemenuhan jam tatap muka yang telah ­ditentukan, yakni 120 jam tatap muka selama pelaksanan satu tahun. “Jika pada pandemi ­COVID-19 ini mengalami kendala, lewat aplikasi pendukung DT, yang ­disebut ­Doubletrack Support System (DSS), ITS telah menyediakan fasilitas aplikasi ­ruangtraining.net, ruangujian.net, ruangkarir.net, dan ruangdagang.net., ­sehingga tak ­menemui hambatan dalam pelaksanaan. Tapi nanti setelah kondisi normal, tatap muka dalam bentuk pelatihan maupun praktik harus dilakukan sebagai bentuk ­pendalaman kepada siswa,” katanya. Ety mengungkapkan, adanya Corona menjadi pembelajaran penting dalam memilihdanmenentukanmodelpembelajaran.KarenatidakhanyaDTsajayang terkena dampaknya, proses pembelajaran lainnya juga ­terdampak. ­Program DT melalui DSS sebenarnya merupakan model pembelajaran berkelanjutan, tidak putus ketika program selesai. Para alumni masih tetap bisa menambah pengetahuan keterampilannya melalui aplikasi ruangtraining.net. n MENEGUHKAN TUJUAN
  • 34. 20 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI Ajang pameran akhir tahun 2019 ­membuktikan jika produk dan jasa yang ­dihasilkan siswa sekolah DT mulai banyak yang 1.4 Masyarakat MulaiMelirik
  • 35. 21MENEGUHKAN TUJUAN dilirik masyarakat. Salah satu buktinya, order yang diterima oleh SMAN 1 ­Ngadirejo, ­Pacitan untuk menggarap baju seragam siswa TPA. Di bidang jasa, bidang keterampilan Teknik ­Kendaraan Ringan (TKR) banyak siswa DT yang telah menawarkan jasa perawatan dan ­penggantian oli motor kepada guru, siswa, dan masyarakat, dan terbukti banyak diminati. Di berbagai kesempatan baik tingkat ­kabupaten maupun provinsi upaya ­mengenalkan produk dan jasa hasil DT lewat pameran pun digelar dan selalu ­mendapatkan positif dari pengunjung. Pada pameran yang diselenggarakan oleh ­Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Kota dan Kab. Pasuruan dan Probolinggo di SMAN 1 Grati, mendapat sambutan hangat dari masyarakat.
  • 36. 22 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI Lewat berbagai kegiatan kini pogram SMA DT semakin eksis. Pesertanya ­aktif mengikuti pameran di berbagai tempat. Bukti lain masyarakat sudah ­mulai ­melirik adalah pesanan produk DT di tengah Pandemi COVID-19. ­Banyak pesanan dan peluang yang diraih oleh sekolah dan siswa DT ­diminati ­masyarakat. Produk hand sanitizer made in SMA DT habis diborong oleh ­Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Apresiasi datang dari Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dan pejabat di tingkat kabupaten serta satuan kerja pemerintah daerah (SKPD) lainnya. Madrasah Aliyah (MA) Bustanul Ulum, Kab. Sampang, misalnya, ­menyumbangkan masker karya siswa DT sebanyak 300-an buah ke Kepala Kantor Departemen Agama Kab. Sampang. Mengambil momentum langkanya masker di pasaran, beberapa sekolah memiliki ide untuk membuat masker dari kain dan telah kebanjiran pesanan. Sedikitnya ada 23 sekolah yang telah menjalankan keterampilan tata busana, ikut memproduksi masker baik untuk lingkungan sekolah, memenuhi pesanan masyarakat dan instansi, serta dijual langsung ke masyarakat. Dari sekitar 23 sekolah tersebut terutama sekolah yang berada di ­Kabupaten ­Jember dan Sumenep, telah menerima orderan dari program cipta kerja yang diinisiasi ITS bersama Dinas Pendidikan Jatim dalam rangka membuat satu juta masker untuk dibagikan ke masyarakat. “Kami telah menggalang dana untuk pembuatan satu juta masker dan akan dibagikan di lingkungan sekolah DT. Dari dana yang telah terhimpun, nantinya pembuatan masker diserahkan kepada sekolah DT yang siap memproduksi, kata Dr Hozairi, selaku koordinator program DT Jatim. Diungkapkan, ia mempercayakan pembuatan masker kepada ­sekolah-sekolahDT,karenakualitasdanhasilyangselamaini­diproduksi­sekolah itu sudah memenuhi standar dan bagus. “Karena itu kami ­memberikan modal agar mereka bisa berusaha dan berkesempatan untuk bisa ­mempraktikkan keterampilan yang ia perolah saat mengikuti DT,” katanya. Kepercayaan juga datang dari Dinas Pendidikan Jatim yang­mempercayakan­ pembuatan alat pelindung diri (APD), kepada sekolah DT. Saat pendataan ada sekitar 14 sekolah yang siap menerima tawaran pembuatan APD. Tapi karena bahan yang tersedia terbatas, akhirnya hanya ada tiga sekolah, ­masing-masing SMA Negeri 1 Kalidawir, Tulungagung, SMA Negeri 1 Karas, Magetan, dan SMA Negeri 1 Berbek, Nganjuk. Kepercayaan masyarakat juga bisa ditunjukkan dari beberapa produk dan
  • 37. 23 jasa yang ditawarkan siswa DT melalui offline maupun online. ­Responsnya luar biasa. Melalui berbagai platform aplikasi yang tersedia, jasa dan produk dari siswa DT sudah mulai dikenalkan ke masyarakt dan pasar ­komunitas. DT ­sendiri menyiapkan platform www.ruangdagang.net, yang berupa ­aplikasi online yang mewadahi peserta DT yang tertarik di bidang usaha atau ­enterpreneur dengan menempatkan produk dan jasa di dalam jaringan ­marketplace DT Mart atau Usaha Sekolah Online (USO). Di portal ini dapat ditemukan ­produk-produk kreativitas yang berkualitas sekaligus dapat melakukan transaksi online. n Kepercayaan datang dari Dinas Pendidikan Jatim yang mempercayakan pembuatan alat pelindung diri (APD), kepada sekolah DT. Saat pendataan ada sekitar 14 sekolah yang siap menerima tawaran pembuatan APD. Tapi karena bahan yang tersedia terbatas, akhirnya hanya ada tiga sekolah. ‘‘ ‘‘ MENEGUHKAN TUJUAN
  • 38. 24 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI
  • 39. 25MENEGUHKAN TUJUAN Manusia boleh merencanakan, tapi ­Tuhan yang menentukan. Kalimat ini pas ­untuk ­menggambarkan pelak- sanaan ­program DT ­tahun pelajaran 2019-2020. ­Mulanya ­pelaksanaan DT tahap kedua ini ­dimulai pada awal ­semester, pertengahan tahun 2019 ­kemarin. Saat itu ­sudah ditentukan ­— sebagaimana­pelaksanaan tahun-ta- hun ­sebelumnya— capaian pembelaja- ran untuk masing-masing ­keterampilan dinyatakan tuntas setelah mencapai 90 jam pelajaran tatap muka. Tidak sedikit 1.5 HarusBerjalan diTengahWabah
  • 40. 26 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI pun tanda-tanda akan ­terpengaruh Pandemi COVID-19, proses pembelajaran pun sudah disusun dan disepakati sedemikian rupa baik oleh pihak sekolah, ­trainer, maupun siswa. Serangkaian kegiatan pertemuan dengan kepala sekolah dilakukan, ­agenda kegiatan pameran, praktikum, dan juga monitoring evaluasi, telah pula ­ditentukan waktu pelaksanaannya. Tapi rencana tinggal rencana, fakta ­berkata lain, pertengan Maret 2020, Virus corona sebagaimana diumumkan oleh ­Presiden sampai juga di Indonesia. Pasien anak dan ibu asal ­Depok, Jawa Barat, diidentifikasi sebagai pasien nomor satu dan nomor dua. Hari ke hari ­jumlah penderita terus jumlahnya terus bertambah, hingga untuk ­mengantisipasi ­meluasnya virus tersebut di lingkungan lembaga ­pendidikan, Menteri ­Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar ­Makarim, mengeluarkan Surat Edaran, No. 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan ­Pendidikan dalam Masa Darurat Corona Virus Disease (COVID-19), yang mengatur tentang proses belajar dari rumah. Program sekolah DT yang telah disusun pun terdampak. Berhenti dan terus jalan? Sebagian sekolah sudah ada yang menyelesaikan separoh dari target yang telah ditetapkan. Sebagian lagi ada yang hanya tinggal melaksanakan praktikum, tapi masih ada sebagian kecil lainnya baru melaksanakan kegiatan sekitar 30 persen dari taget 90 jam tatap muka. Ada beberapa alasan dikemukakan. Ada yang sekolah mengaku ­kewalahan karena berbarengan dengan menyiapkan pelaksanaan ujian sekolah dan ujian nasional berbasis komputer, sehingga petugas dalam hal ini para operator sekolah (merangkap operator DT), sibuk mengerjakan pekerjaan tambahan tersebut. Setelah Surat Edaran Mendikbud menyatakan bahwa pelaksanaan ujian nasional ditiadakan, maka kesadaran untuk melanjutkan program DT ­terfasilitasi. Tapi tidak semudah yang dibayangkan, karena siswa sudah ­telanjur beraktivitas dan belajar di rumah. Pelaksana Program DT, dalam hal ini ITS kemudian mencarikan solusi. ­Memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) ­disusunlah kerangka kerja untuk menyelesaikan taget 90 jam tatap muka. ­Aplikasi telekonferensi Zoom menjadi salah satu aplikasi yang dipilih. ­Popularitas Zoom melesat sejak berbagai negara di dunia memberlakukan pembatasan, akibat pandemi virus corona. Termasuk di Indonesia, Zoom menjadi ­alternatif program DT untuk melakukan koordinasi dan menggelar meeting/rapat ­daring. Kegiatan pertama melakukan koordinasi online dengan para operator.
  • 41. 27MENEGUHKAN TUJUAN ­Tujuannya untuk memastikan apakah kegiatan study from home (SFH) berjalan baik dan bagaimana pengisian logbook yang belum memenuhi target. Selain dengan operator, koordinasi lewat fasilitas daring juga dilakukan dengan trainer dan kepala sekolah. Selain digunakan untuk berkoordinasi, ­aplikasi meeting juga dimanfaatkan untuk menambah pengetahuan siswa ­melalui seminar melalui situs web (webinar) yang dikuti oleh ratusan siswa. Dalam beberapa kali pertemuan lewat daring terungkap beberapa ­persoalan belum tercapainya target pertemuan 90 jam tatap muka dalam semester ini. Seperti dikemukakan Irfan Hilmi, trainer dari SMAN 1 Banyuputih, Situbondo. Banyak siswa yang tidak memiliki HP dan terbatasnya peralatan serta bahan untuk praktik yang dimiliki siswa, juga karena operator memiliki beban kerja lain, selain bertugas memasukan hasil kegiatan ke dalam logbook, menjadikan kegiatan DT terhambat saat pandemi corona. Selain itu, kendala lainnya adalah tidak semua siswa yang mengikuti DT memiliki alat komunikasi memadai; sulitnya sinyal atau jaringan untuk siswa yang tinggal di daerah pegunungan dan terpencil. Hal sama juga terungkap saat digelarnya pertemuan online bersama ­kepala sekolah. Ada beberapa kegiatan yang sudah selesai dilakukan tetapi belum ­dimasukkan ke dalam logbook, karena rumah operator berjauhan ­dengan trainer, sementara aktiivitas sekolah sebagian besar sudah berlangsung di rumah. Terhadap berbagai persoalan tersebut, beberapa kesepakatan pun ­ditentukan antara lain bahwa dalam rangka menghadapi kondisi wabah ­corona, maka kegiatan pelatihan diadakan di rumah masing-masing melalui kegiatan study from home (SFH). SFH dilakukan dengan cara trainer ­membuat panduan tugas praktik/pembuatan produk yang memungkinkan dikerjakan di rumah masing-masing. Aktivitas SFH didokumentasikan baik proses, bahan, maupun produk, lalu dikumpulkan pada trainer dan dihitung sebagai ­aktivitas Sebagian sekolah sudah ada yang menyelesaikan separoh target yang telah ditetapkan. Sebagian lagi ada yang hanya tinggal melaksanakan praktikum, tapi masih ada sebagian kecil lainnya malah baru melaksanakan kegiatan sekitar 30 persen dari target 90 jam tatap muka. ‘‘ ‘‘
  • 42. 28 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI satu kali pertemuan, sementara operator mengumpulkan dari trainer, lalu trainer mengonversikan jumlah jam yang dibutuhkan untuk pengerjaan ­tugas ­menjadi jam pelajaran tatap muka di presensi kehadiran dengan ­konversi ­sekali praktik atau tatap muka sama dengan enam jam pelajaran, dan ­kemudian ­operator mengunggah ke logbook. “Dalam kegiatan koordinasi online, kami bukan sedang mencari ­persoalan tapi lebih pada mencari solusi terhadap persoalan yang dihadapi ­sekolah dan siswa. Ketika bahan atau alat untuk praktik tidak ada maka jalan ­keluarnya ­memberikan tugas kepada siswa dengan menekankan pada ­upaya ­pengembangan produk, pemenuhan kebutuhan lingkungan dan penciptaan pasar komunitas, sementara fokus pelatihan pada pengayaan pengetahuan, perencanaan servis, atau pelayanan masyarakat,” kata Fajar Baskoro, ­fasilitator tim IT dari ITS. Kesimpulannya: apa pun kondisinya, program DT harus diupayakan tetap berjalan. n
  • 43. 29MENEGUHKAN TUJUAN Menyusul Surat Edaran (SE) Menteri ­Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) ­Nadiem Anwar Makarim, No. 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan dalam masa darurat COVID-19, yang salah satunya ­mengatur tentang proses belajar dari rumah, program sekolah DT pun melaksanakannya. SE itu juga berisi tentang keputusan pembatalan ujian nasional (UN) Tahun 2020. Bagaimana caranya sekolah-sekolah DT mengimplentasikan proses belajar dari rumah? istilah yang disepakati adalah study from home (SFH). Berbagai cara dilakukan sesuai dengan 1.6 Jalankan‘Studyfrom Home’(SFH)
  • 44. 30 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI kondisi di lapangan. Artinya, antara satu sekolah DT dengan lainnya berbeda, bergantung pada potensi dan kemampuan masing-masing sekolah, termasuk jenis keterampilan yang menjadi pilihan di sekolah tersebut. Targetnya 90 jam pelajaran tetap tercapai di akhir program. Mengacu pada SE tersebut bahwa proses belajar dari rumah dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut: belajar dari rumah melalui ­pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh ­capaian yang telah ditetapkan; SFH dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan ­hidup antara lain mengenai pandemi COVID-19; aktivitas dan tugas ­pembelajaran SFH dapat bervariasi antarsiswa, sesuai minat dan kondisi masing-masing, ­termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses/fasilitas belajar di rumah; bukti atau produk aktivitas SFH diberi umpan bailik yang bersifat kualitatif dan berguna bagi trainer, dalam bentuk fortopolio. “SFH yang kami jadikan acuan adalah SE Mendikbud. Intinya proses ­pembelajaran maupun praktikum pada sekolah DT tidak boleh terhenti karena pandemi,” kata Fajar Baskoro, fasilitator DT bidang IT. Fajar menjelaskan, dalam kondisi wabah ini, kegiatan pelatihan diadakan melalui blended learning, kombinasi pembelajaran tatap muka dan melalui daring. Pola pelatihan berfokus pada pengembangan produk, pemenuhan ­kebutuhan lingkungan dan penciptaan pasar komunitas. Sedangkan fokus pelatihan pada proses pengayaan pengetahuan, perencanaan, dan pelayanan pada masyarakat. “Menghadapi kondisi seperti ini, maka kegiatan pelatihan diadakan di rumah masing-masing melalui SFH, dengan cara trainer membuat panduan ­tugas praktik atau pembuatan produk yang memungkinkan dikerjakan di rumah siswa,” katanya. Dalam kondisi Pandemi COVID-19, kegiatan pelatihan diadakan melalui blended ­learning, ­kombinasi pembelajaran tatap muka dan ­melalui daring. Pola pelatihan berfokus pada ­pengembangan produk, pemenuhan kebutuhan lingkungan dan penciptaan pasar komunitas. ‘‘ ‘‘
  • 45. 31MENEGUHKAN TUJUAN SedangaktivitasSFH,didokumentasikanbaikproses,bahanyang­digunakan, maupun produk yang dihasilkan, lalu hasil dokumentasi itu ­dikumpulkan ­kepada trainer dan dihitung sebagai aktivitas satu kali ­pertemuan. Idealnya satu kali tatap muka ekivalen dengan delapan jam perlajaran. “Operator ­mengumpulkan dari trainer lalu meng-upload ke logbook, setelah sebelumnya oleh trainer dikonversikan dari jumlah jam yang ­dibutuhkan ­untuk pengerjaan tugas, menjadi jam pelajaran tatap muka melalui presensi ­kehadiran,” ­katanya. Dalam konsep SFH, pembelajaran DT ditekankan untuk tidak mencari ­masalah, melainkan mencari jalan keluar. Jika tidak ada produk yang bisa ­dihasilkan, maka bisa dilakukan model pengayaan dengan merencanakan. Jadi, model SFH dari yang mudah dahulu lewat merencanakan, kemudian berturut-turut melaksanakan, mendokumentasikan, dan terakhir melaporkan dengan membuat diskripsi singkat apa yang telah dipraktikkan. “Jangan menuntut ideal seperti kondisi normal. Ini kondisi di mana ­antara trainer, peserta DT, kepala sekolah, operator, tidak berjumpa ­karena ­menjalankan physical distancing. Jadi lakukan yang bisa dilakukan lebih ­dahulu,” katanya. n Peserta Double Track T SMAN 1 Kalitidu praktik membuat kue.
  • 46. 32 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI Aneka produk buatan peserta DT bidang multimedia dan fotografi.
  • 47. 33 NELSON MANDELA terlahir dengan nama Nelson Rolihlahia Mandela. Ia dilahirkan di Mvezo, Afrika Selatan, pada 18 Juli 1918 dan meninggal pada 5 Desember 2013. Dikenal sebagai salah satu tokoh perdamaian paling terkenal di dunia yang berasal dari Afrika Selatan. Ia juga dikenal sebagai pejuang kemerdekaan melalui kegiatan anti apartheid. Ia menjadi presiden pertama kulit hitam Afrika Selatan dan merupakan tokoh peraih Nobel Perdamaian. BAGIAN DUA Menghasilkan Produk Nyata Saya menyukai teman yang memiliki pikiran terbuka karana mereka akan melayanimu untuk melihat segala masalah dari berbagai sudut pandang. – Nelson Mandela –
  • 48. 34 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI S ejak awal DT disiapkan bagi lulusan SMA/MA yang tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan di perguruan tinggi untuk siap memasuki dunia kerja atau berwirausaha, oleh karena itu penekanannya bukan semata pada kecakapan atau mahir berketerampilan, tapi juga menghasilkan produk nyata, entah produk berupa barang atau sekadar produk dalam bentuk portofolio di bidang jasa. Produk dan portofolio dari para peserta ini dapat ditelusur melalui ­jejak ­digital yang telah disiapkan penyelenggara melalui Doubletrack Support ­System (DSS). DSS adalah sistem dalam mendukung kegiatan DT yang ­berbasis pada peningkatan keterampilan (skill) untuk menekan angka ­pengangguran ­lulusan SMA dan menaikkan IPM Jawa Timur. DSS merupakan platform ­aplikasi yang memfasilitasi peserta DT melakukan kegiatan berupa pelatihan dan ­pengembangan skill secara terprogram, terkontrol dan dimanage secara ­elektronika. Dengan menggunakan DSS siswa akan terpantau kegiatannya, diamati bakat dan kemampuannya, dan diakhir kegiatan untuk mendapatkan sertifikat dan portofolio yang menyatakan level kemampuan siswa. DSS terdiri dari lima aplikasi. Pertama, aplikasi admindt.net yang merupkan aplikasi pengelolaan data sekolah penyelenggara DT yang terdiri dari data siswa peserta program, absen dan aktivitas kegiatan proses pelatihan dan ­foto-foto kegiatan pelatihan. Siswa SMA Negeri 1 Kasiman, Kabupaten Bojonegoro sedang mengikuti pembelajaran keterampilan bidang multimedia.
  • 49. 35 Kedua, apalikasi ruangtraining.net, dalam bentuk portal pelatihan yang ditujukan bagi anak muda Indonesia dengan menawarkan beragam pilihan pengembangan diri untuk mengikuti pelatihan ketrampilan meliputi bidang ­desain grafis, fotografi, videografi, fashion technology, tata boga, ­kelistrikan. Pada potral ini tersedia beragam modul cetak, video tutorial, dan ­informasi tempat pelatihan di seluruh wilayah Jawa Timur bekerja sama dengan ­sekolah-sekolah, pondok pesantren, kursus, dan balai latihan kerja. Ketiga, ruangujian.net, adalah portal aplikasi untuk ujian sertifikasi ­berbasis CBT (Computer Based Testing) untuk mengetahui level kompetensi calon ­tenaga kerja yang telah mengikuti pelatihan. Tersedia berbagai level ujian yang bisa diikuti secara online. Kelulusan ditentukan oleh kualitas pengetahuan dan ­ketrampilan yang dievaluasi langsung oleh tim ahli melalui aplikasi. Peserta yang lulus dapat mengikuti private challenge sekaligus mendapatkan point dan sertifikat. Keempat, ruangkarir.net, merupakan portal layanan sebagai tempat ­menemukan beragam informasi karir yang menarik, pembuatan CV digital, ­resume, dan portofolio yang memuat produk hasil karya,dapat digunakan untuk mendapatkan pekerjaaan yang sesuai dengan yang diharapkan. Pada portal ini perusahaan atau dunia usaha dan dunia industri bisa ­mengiklankan ­lowongan pekerjaan yang tersedia dan memilih talenta-talenta yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan baik kompetensi, lokasi, maupun bidang ­ketrampilan. Kelima, ruangdagang.net. Berupa aplikasi online yang mewadahi peserta pelatihan yang tertarik dibidang usaha atau enterpreneur. Sarana ­pengembangan diri dan melatih peserta pelatihan yang tertarik di bidang ­kewirausahaan dengan menempatkan produk dan jasa di dalam jaringan marketplace Usaha Sekolah Online (USO). Pada portal ini dapat ­ditemukan produk-produk kreativitas yang berkualitas sekaligus dapat melakukan ­transaksi online.n MENGHASILKAN PRODUK NYATA
  • 50. 36 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI
  • 52. 38 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI Siswa peserta keterampilan bidang Kecantikan, sedang merancang wajah calon model yang akan dirias. Ini lakukan sebagi langkah awal sebelum melakukan rias wajah.
  • 53. 39 Karena berbasis pada praktik, maka ­aktivitas dan proses pembelajaran DT ­selalu ­menghasilkan banyak produk dan jasa yang nyata. Sejumlah produk sebagai hasil dari ­praktik keterampilan tersebut kemudian ­dijual ke ­warga sekolah sendiri, bisa kepada rekan sesama siswa maupun kepada guru dan staf tata uaha sekolah, kantin sekolah dan ­koperasi ­sekolah. Tidak hanya itu kadang juga ­dipromosikan ­melalui media sosial, sehingga dapat menjangkau wilayah yang lebih luas di luar pagar sekolah. Sampai sekarang, dari 14.043 siswa peserta 2.1 Hasilkan Ribuan ProdukdanPortofolio MENGHASILKAN PRODUK NYATA
  • 54. 40 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI DT, tercatat telah menghasilkan 1.096 produk barang maupun jasa dari 150 materi pembelajaran. Selain itu, program DT di 157 SMA/MA di 28 ­Kabupaten di Provinsi Jawa Timur ini juga sukses menghasilkan 6.614 ­portofolio dari ­berbagai macam kategori. Portofolio tersebut berisi dokumentasi ­produk-produk yang dihasilkan oleh kreativitas siswa peserta DT. Dari 18 jenis keahlian, portofolio terbanyak ada di bidang desain grafis ­sebanyak 1.519 buah. Kemudian bidang merancang moda busana yang ­mampu menghasilkan 1.050 portofolio. Tata rias pengantin berhijab juga menghasilkan portofolio lumayan banyak yaitu sebanyak 700 buah. Sedang untuk bidang keahlian yang belum menghasilkan portifolio adalah bidang membuat dan desain alat digital, merancang busana muslim, dan bidang makanan-minuman ringan (gambar 2.1). Gambar: 2.1 Portofolio Per Kategori
  • 55. 41 Produk barang dan jasa peserta DT tidak sekadar didokumentasikan ­untuk kepentingan portofolio semata, tetapi juga benar-benar ­dipasarkan ke ­konsumen. Sebagai contoh siswa di SMAN 4 Sampang Madura aktif ­menawarkan sejumlah produk hasil dari mengikuti pelatihan DT Tata Boga ke arena Car Free Day yang diselenggarakan di Jalan Syamsul Arifin dan Jalan Wijaya Kusuma Sampang, setiap minggu pada bulan Januari 2020 Beberapa dagangan yang dijual antara lain bakso campur, piscok, es milk mangga antigalau, sambel daun ubi, pecel, dan spageti. Stan siswa DT ini cukup menarik pengunjung CFD. Sambil berolahraga ­mereka melihat-lihat karya siswa dan berkenan membelinya. Bagi siswa semua ini merupakan pengalaman yang berharga, ternyata hasil olahannya bisa ­dijual dan menghasilkan uang. Dalam satu kali buka lapak di CFD ­keuntungan ­bersih yang mereka dapatkan sekitar Rp 300 ribu hingga Rp330 ribu. ­Lumayan, bukan? Peserta DT dari SMAN4 Bangkalan Madura dan SMAN 1 Bareng Jombang tidak mau ketinggalan. Mereka berpartisipasi aktif membuka booth pameran di lobi Bappeda Provinsi Jawa Timur yang bertema harmonisasi vokasi dan Jatim cerdas menuju pertumbuhan berkualitas. Ketika pandemi Covid-19 melanda Indonesia, siswa DT juga berkontribusi nyata. Mereka siap menjawab permintaan Pemerintah Provinsi Jatim yang akan memaksimalkan peran SMA DT dan SMK dalam memproduksi hand sanitizer (cairan pencuci tangan) secara massal. Hand sanitizer tersebut akan dibagikan kepada masyarakat luas. “Sebanyak 79 SMA Double Track dan 92 SMK yang punya kompetensi farmasi dan kimia industri di Jawa Timur akan membuat hand sanitizer dan sabun antiseptik yang seluruhnya ditujukan dalam rangka memerangi ­pandemi Covid-19,” kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, di Gedung ­Grahadi, 29 Maret lalu. Meski pun hand sanitizer diproduksi massal namun komposisi dan cara pembuatannya tetap sesuai standar industri sehingga mutu dan kualitasnya Dari 14.043 siswa peserta DT di 157 SMA/MA telah dihasilkan 1096 produk barang/jasa dan 6.614 portofolio. ‘‘ ‘‘ MENGHASILKAN PRODUK NYATA
  • 56. 42 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI tetap terjamin. Agar dapat terkendali maka proses pembuatannya dikoordinasi oleh Dinas Pendidikan Provinsi. Sedang sumber dana berasal dari dana BOS, BPOPP, serta CSR. n SUMBER FOTO: HUMAS PEMPROV. Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan Wahid Wahyudi Kadis Pendidikan Provinsi Jatim memeriksa hand sanitizer produksi siswa SMA/SMK.
  • 57. 43 Berikut cerita pembelajaran program DT yang berjalan di tengah pandemik. Awalnya ­memang belum terpikir untuk membuka jasa servis ­online, tapi gara-gara serbuan ­COVID-19 yang memaksa orang untuk melakukan ­pembatasan dan pemberlakuan belajar daring, akhirnya terpikir untuk membuka layanan jasa yang memanfaatkan dunia maya. Inilah yang terjadi pada peserta program DT di SMA Negeri 1 Dongko, Trenggalek. Dari peserta DT, sebanyak tiga siswa telah ­berhasil membuka jasa servis secara secara online. “­Kebetulan mereka memilik alat komunikasi 2.2 MembukaJasa ServisOnline MENGHASILKAN PRODUK NYATA
  • 58. 44 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI yang memadai dan momentum study from home mereka manfaatkan untuk membuka jasa secara online,” Fahrul Anam, Trainer keterampilan Teknik ­Elektro. Fahrul Anam menceritakan, di awal pelaksanaan DT ada 20 siswa yang ­layak untuk mengikuti program elektronik, mereka adalah siswa yang ­menyatakan tidak akan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, karena berbagai keterbatasan. Pada semester pertama mereka diberi teori dan praktik untuk ­memperbaiki peralatan elektronik rumah tangga, diantaranya rice cooker, blender, ­mixer, kompor listrik, kulkas, istalasi listrik, power amplifer, kulkas, mesin cuci, sedot debu, jam dinding digital, TV tabung, TV LED, lampu emergency, lampu ­cetralit, lampu LED, penyepulan speaker, pembuatan cas aki, pembuatan ­charger ­handphone dari Travo 3 ampere, pembuatan charger handphone dari aki ­motor, perbaikan kelistrikan sepeda motor, dan lainnya, sehingga pada ­semester dua siswa mempunyai inisiatif membuka jasa layanan servis elektronik. “Alasanyapesertaberinisiatifmembukausahaini,karenasekarang­pekerjaan atau aktivitas masyarakat serba online. Meskipun telah ­membuka servis online, siswa juga masih mendirikan tempat servis di rumahnya ­masing-masing yang bekerja sama dengan penyedia jasa Anam Elektronik dan Gana Elektronik,” katanya. Dua penyedia jasa itu, di samping sebagai tempat praktik siswa DT juga ­dijadikan untuk magang peserta, sebelum bisa mandiri membuka usaha. “Untuk membekali siswa dalam berusaha membuka jasa servis, saya kerap memberikan pengetahuan tentang dasar-dasar manajerial, bagaimana dalam menerima order, mengerjakan dan memberikan layanan jasa,” kata Fahrul Alam, trainer dari mitra sekolah pemilik servis Anam Elektronik ini. Bagi Fahrul meski memiliki usaha jasa servis, ia tidak khawatir akan ­tersaingi oleh siswanya. Justru sebaliknya, melalui cara menjadi trainer ia dapat ­menambah networking dan pengalaman. “Soal rezeki sudah ada yang mengatur. Justru setelah menjalani sebagai trainer orderan yang saya terima malah semakin bertambah,” kata alumnus STKIP PGRI TUlungagung, Jurusan Pendidikan Matematika ini. Dia meyakini dengan berbagi ilmu yang menjadi bagian dari bisnis yang ­dimilikinya, kemanfataannya akan bertambah demikian pula dengan ­rezekinya. “Kini saya tidak hanya menerima jasa servis, siswa-siswa yang membuka jasa sejenis kadang meminta bantuan konsultasi ke saya,” katanya.
  • 59. 45MENGHASILKAN PRODUK NYATA Dua siswa peserta DT sedang melakukan praktik keterampilan Teknik Kendaraan Ringan.
  • 60. 46 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI Apa yang diungkapkan Fahrul dibenarkan salah satu siswanya yang telah sukses membuka jasa servis online. Yoga Tama Margianto nama siswa yang duduk di kelas 11. “Alhamdulillah sedikit demi sedikit saya sudah bisa dan sudah mencoba untuk membuka servis alat elektronik. Untuk di servis alat ­elektronik saya bekerja sama dengan Gana Elektronik sebagai penyedia ­peralatan dan komponen elektronik, jika mendapatkan kesulitan saya minta bantuan kepada Jasa Servis Anam Elektronik yang tidak lain merupakan pembina dari program DT di sekolah,” katanya. Seperti keinginan awal Yoga saat memilih keterampilan bidang teknik ­elektro, dia ingin bisa memperdalam ilmu elektronika. “Sekarang saya ­sudah bisa menerima orderan. Memang sejak di bangku SMP saya sudah ikut ­penyedia jasa sound system milik Arafah Audio sampai sekarang, karena ­penasaran ­itulah saya memilih keterampilan teknik elektro,” katanya, yang kini membuka layanan servis melalui WhatsApp. Hal sama juga diungkapkan Billy Lafi Aula, siswa kelas 11 IPS 1. “Setelah mendapat pengetahuan dan sedikit praktik bongkar pasang peralatan ­elektronika, sekarang saya sudah membuka servis di rumah. Melayani lewat ­offline maupun online. Saya juga menerima panggilan untuk memperbaiki alat-alat elektronik seperti receiver digital dan lainnya,” katanya. Berapa tarif yang dipatok? “Besar kecilnya tarif bergantung pada ­komponen yang digunakan dan alat apa yang diperbaiki serta jarak tempuh. Sejak saya membuka jasa ini, sudah menerima upah sebesar Rp 400 ribuan, dengan modal awal yang dibutuhkan seperti avometer dan solder thenol,” katanya. Bagi Billy, keterampilan elektronika adalah pengalaman yang sangat ­berharga yang diperoleh dalam program DT, karena sebelumnya ia belum mengetahui sama sekali. “Bermodal keterampilan itulah saya bisa membuka jasa servis dengan tarif antara Rp 25 ribu hingga Rp 50 ribu, belum termasuk komponen,” katanya. Riyan Prasetyo juga mengungkapkan hal sama, siswa kelas 11 ini ­mengatakan, keikutsertaan pada bidang keterampilan elektronik berniat agar bisa memperbaiki alat elektronika di rumah. “Tapi setelah bisa saya kemudian menawarkan jasa servis online dengan tarif sekali datang untuk ­memperbaiki sebesar Rp 30 ribu. Tapi bergantung pada jarak juga, kalau melebihi dua ­kilometer, saya meminta tambahan biaya Rp 10 ribu,” katanya. n
  • 61. 47 “Kita ingin setiap warga yang harus ke luar rumah wajib pakai masker,” kata Presiden Joko Widodo saat rapat dengan Gugus Tugas ­Percepatan Penanganan Corona, Senin 6 April 2020. Tapi bukan lantaran itu jika beberapa ­sekolah DT mengambil peran untuk ikut serta memproduksi masker dan APD dalam melawan pandemik COVID-19, seperti yang dilakukan oleh SMA Negeri 1 Sampung, Ponorogo. Disampaikan Bambang Setyawan, Guru BK yang ditunjuk sebagai operator dalam ­pelaksanaan DT, sepekan setelah ­pemberlakuan 2.3 ProduksiMasker Anticorona MENGHASILKAN PRODUK NYATA
  • 62. 48 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI kebijakan belajar dari rumah (school from home/SFH), muncul ide ­untuk ­membuat masker bagi siswa DT bidang tata ­busana. Ide itu muncul jauh ­sebelum ­Presiden ­menyampaikan keinginannya ­bahwa ­setiap warga yang ke luar rumah harus ­menggunakan masker. Melalui koordinasi singkat via grup WA Oemah Jahit milik SMA Negeri 1 ­Sampung, dipilihlah tema Seribu Masker untuk ­Negeri. Pembuatan masker awalnya ditujukan ­untuk ikut serta menyukseskan kebijakan ­menjaga jarak (sphysical distancing) dalam ­menghadapi penyebaran COVID-19, ­dibagikan kepada masyarakat sekitar dan siswa ­kelas XII ketika hendak menghadapi UN. Namun dalam perkembangannya UN ditiadakan dan ­kebijakan belajar Merias wajah, harus memerhatikan ciri khas wajah klien.
  • 63. 49 di rumah diperpanjang, maka produk masker pertama berjumlah 50 masker ditawarkan melalui media sosial. “Animo masyarakat sangat luar biasa, 50 masker langsung habis diborong bahkan semakin banyak yang memesan,” kata Bambang. Oleh karena itu, dengan mempertimbangkan kebijakan “bekerja dan ­belajar dari rumah” tim pengelola memutuskan untuk memulai produksi ­masker dari rumah siswa peserta DT. “Sepuluh mesin jahit dikirim ke rumah 10 siswa peserta DT, baik kelas XII maupun kelas XI. Proses pengerjaan masker direncanakan berlangsung selama kegiatan belajar di rumah dan mungkin akan diteruskan sesuai dengan kebutuhan ­masyarakat,” katanya. Target di awal adalah 100 masker dalam satu ­pekan. ­Namun dengan ­adanya peningkatan permintaan dan ­bertambah juga keterampilan siswa dalam memproduksi masker, dalam sepekan ditarget mampu membuat 500 ­masker. Target ini disesuaikan dengan jumlah permintaan masker. Ada tiga spesifikasi masker yang dibuat siswa DT ini. Pertama, masker katun dua ­lapis, berbahan katun motif dan katun toyobo ­dengan lubang di ­tengahnya, sehingga bisa diberi tisu. Bahan katun sangat nyaman dan ­tidak ­pengap ­apabila digunakan beraktivitas di dalam ­maupun luar ruangan. ­Tersedia ­berbagai ­pilihan warna dan motif dengan harga Rp 25 ribu untuk satu pak (isi lima buah). Sedangkan untuk yang berbahan toyobo dua lapis, dijual dengan harga Rp 30 ribu untuk tiap lima buah. Kedua, masker jenis katun toyobo tiga ­lapis, produk ini merupakan kelas premium, memang tidak terdapat tempat tisu, namun di dalamnya sudah ­terdapat kain hero. Masker ini dijual dengan harga Rp 10 ribu untuk setiap satu pak. Kelebihan masker jenis ini, selain bisa dicuci berkali-kali, juga ­nyaman dipakai, meski dibuat dalam tiga lapis. Tidak pengap dan sangat protektif ­terhadap debu dan droplet (cipratan) batuk dan bersin. Jenis ketiga, berbahan kain spunbond, satu lapis dan dua lapis. Masker dengan kain spundbond harga bahan ­relatif lebih murah, dibandingkan dua bahan lainnya. ­Namun ­mempunyai kelebihan, di antaranya tahan terhadap debu dan cipratan air, sehingga sangat direkomendasikan ­untuk orang umum (nonmedis) yang lebih berpotensi tertular ­Corona. Daya tahan masker ini berkisar antara 3-5 kali ­pemakaian dan dapat dicuci ulang. Dari kerja di rumah tersebut, per Senin, 13 April 2020 masker yang telah didistribusikan sebanyak 800 buah. ­­Di ­antaranya 500 masker proyek dari ­Kepala SMAN 1 Sampung untuk dibagikan ke pada warga sekolah dan ­sekitar. MENGHASILKAN PRODUK NYATA
  • 64. 50 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI ­Sisanya, 300 masker dipesan oleh konsumen baik melalui offline ­maupun ­online. Untuk ­pengiriman luar kota, sudah dikirim antara lain ke Madiun, Ngawi, Magetan, Pati Jawa Tengah, Surabaya, dan Singaraja Bali. Untuk tingkat produktivitas, dalam ­sepekan siswa mampu ­menghasilkan 500-700 ­masker. Sehingga ­apabila ada yang membutuhkan ­masker ­dengan ­harga wajar dalam jumlah sedikit ­maupun banyak, siswa DT SMAN 1 ­Sampung siap membuat dan ­mengirimkan ke seluruh wilayah Indonesia. Kegiatan evaluasi dilaksanakan setiap hari. Caranya, setiap siswa ­melaporkan ­jumlah produk masker yang dihasilkan, maksimal ­pukul 17.00 ­setiap harinya, ­sedangkan ­bagian ­marketing akan ­menentukan besok pagi akan dikirim ke mana. “Dalam proses pembuatan ­masker, kami ­sangat menjaga ­prinsip ­physical ­distancing. Masker yang ­sudah jadi diambil oleh petugas sekolah dari ­rumah-rumah siswa peserta DT, ­kemudian barulah dikirim ke pemesan,” ­katanya. Apabila bahan habis, siswa bisa ­mengambil bahan ke sekolah dengan tetap koordinasi ­melalui grup WA ­Oemah Jahit. Total pemasukan dari ­pembuatan masker mulai pertengahan Maret hingga pertengahan April 2020 ini mencapai Rp 3.124.000. Bambang mengatakan, motif utama dalam pembuatan masker ini adalah ­belajar dan ­berbagi. “Kami selaku pengelola ­ingin ­memotivasi ­lulusan dan siswa DT SMAN 1 ­Sampung untuk terus berkarya sesuai ­dengan kebutuhan ­masyarakat. Barulah kemudian ­menimbulkan rasa empati dan simpati untuk ­berbuat lebih dengan kemampuan yang dimiliki, sehingga individu ­tersebut bermanfaat bagi orang lain,” katanya. Lebih jauh, untuk jangka panjangnya siswa didorong untuk berfikir kritis, kreatif, inovatif, mampu berkomunikasi,dan berkolaborasi dengan ­sumberdaya yang ada, baik itu rekan maupun dunia usaha, sehingga pada akhirnya ­menemukan solusi dari setiap permasalahan yang ada di sekitar mereka. n
  • 65. 51 Program SMA Double Track (DT) semakin eksis saja. Pesertanya aktif mengikuti pameran di berbagai tempat. Seperti yang dilakukan SMAN 4 Bangkalan, Madura. Dengan bangga para siswa peserta DT membuka stan di lobi ­Kantor Badan Perencanaan Pembangunan ­Daerah (Bappeda) Provinsi Jawa Timur di Jl. Pahlawan 102, Surabaya, Jumat (13/3) siang. Mereka berpartisipasi meramaikan pameran bertema Harmonisasi Vokasi dan Jatim Cerdas Menuju Pertumbuhan Berkualitas. Sebelumnya, pada 12 Maret, SMAN 1 ­Gondangwetan Pasuruan sebagai SMA DT juga 2.4 NasiBakarDT DiborongSekdaprov MENGHASILKAN PRODUK NYATA
  • 66. 52 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI mengikuti pameran yang diselenggarakan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Kota dan Kab. Pasuruan dan Probolinggo di SMAN 1 Grati. Tampil percaya diri, SMAN 4 Bangkalan menyajikan produk kuliner ­andalan antara lain nasi bakar dan somay (dua item olahan makanan ­Nusantara ini merupakan materi yang diajarkan trainer DT). Untuk minuman favoritnya ­mereka menyuguhkan es krim serai, dawet, dan es kuwut (kelapa muda). ­Sedang anak-anak DT Tata Kecantikan unjuk kebolehan praktik make over ­wajah pengantin. Tidak sia-sia. Terbukti booth DT mart ini menyedot perhatian ­pengunjung. Mereka tertarik menyaksikan peragaan rias dan rela antre untuk membeli makanan dan minuman. Bahkan Sekretaris Daerah Provinsi Jatim Dr. Ir Heru Tjahjono, MM, saat meninjau pameran, juga terpikat. Bukan sekadar ­mampir melihat-lihat stan, tetapi berkenan memborong nasi bakar sebanyak 50 ­bungkus. Stok langsung habis. Indi Sofi Fikria, S.Pd, selaku operator DT SMAN4 Bangkalan, mengatakan, para siswa sangat bersemangat mengikuti program terobosan double track ini. “Anak-anak sudah cukup terampil. Mereka sudah menerima orderan secara
  • 67. 53 freelance, lewat medsos. Ada juga yang sudah buka usaha sendiri di rumah walau kecil-kecilan,” katanya. Pihak sekolah juga mulai ramai mendapat pesanan makanan minuman. ­Biasanya orderan berasal dari warga yang hendak mengadakan pengajian. Permintaan akan jasa rias juga prospektif. Anak-anak DT sudah aktif ­merias untuk kebutuhan wisuda sekolah, mulai dari anak TK sampai siswa SMA. Kadang juga merias untuk kebutuhan karnaval, kebiasan yang sangat disukai orang Madura. Salah satu siswa DT tata kecantikan, Selfia, sekarang sudah membuka salon di rumahnya sendiri. Annissa Makrumah, siswa kelas XI IPA 1, terlihat sibuk menarik tuas alat pres penutup gelas plastik. Lalu menyerahkan gelas berisi aneka minuman itu Sering terjadi, sehari sebelum praktik DT, ­teman-teman sudah banyak yang mendesak: ­“Besok praktik DT bikin apa? Aku pesan makanannya ya. Jangan lupa. ‘‘ ‘‘ MENGHASILKAN PRODUK NYATA
  • 68. 54 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI kepada pembeli. Hari itu laku keras. Semua dagangan habis terjual sebelum waktu shalat Jumat tiba. “Saya dulu awalnya coba-coba aja masuk Tata Boga. Ternyata setelah masuk, seru banget, saya jadi senang karena mendapat keterampilan masak. Saya bisa mengembangkan passion saya. Kalau makanan sudah jadi kita foto lalu dimasukkan IG dan WA. Banyak yang pesan,” katanya. Ditambahkan, seringkali terjadi, sehari sebelum praktik DT, ­teman-temannya sudah banyak yang mendesak: “Besok praktik DT bikin apa, Nis? Aku pesan makanannya ya. Jangan lupa.” Begitulah, DT di SMAN4 Bangkalan telah menjadi sesuatu yang berarti. Semangat kewirausahaan terasa bertumbuh di sana. Salah satu indikatornya, banyak siswa kelas X yang sudah tidak sabar ikut bergabung, padahal program DT ini masih dikhususkan bagi siswa kelas XI. Masyarakat sekitar juga mulai mengenal manfaat DT. Calon pendaftar pada musim penerimaan peserta didik baru juga meningkat. “Saya mau sekolah ke SMAN4 saja, karena ada praktik masak-masaknya, ada rias mantennya,” kata warga sebagaimana ditirukan oleh Annisa. n
  • 69. 55 Ayu Firnanda mengaku, sejak lama sudah hobi merias wajah. Biasanya merias ­anak-anak tetangganya yang tampil pada acara ­kesenian di sekolah atau peringatan hari besar di ­desanya. Begitu di sekolahnya ada program DT, Ayu langsung daftar ikut materi kecantikan —tata rias pengantin berhijab. “Ini sesuai hobi dan skill saya,” ujarnya, “Di sini saya dapat menambah wawasan tentang kecantikan.” Memang banyak perbedaan merias yang pernah dia lakukan secara otodidak ­dengan materi DT. Selain memperoleh teori, Ayu juga melakukan praktikum. Sebelum “turun ke 2.5 PerkayaPengalaman, MeretasHarapan MENGHASILKAN PRODUK NYATA
  • 70. 56 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI
  • 71. 57MENGHASILKAN PRODUK NYATA Jalan meretas cita-cita Ayu tampaknya sudah ­terbuka. Lingkungan tetangga pun mendukung. Jika ada acara pementasan kesenian atau kegiatan yang membutuhkan rias wajah, mereka menyuruh Ayu merias pengisi acaranya. ‘‘ ‘‘ ­lapangan­”, ia harus praktik melukis objek yang akan dirias. “Awalnya kita ­disuruh mewarnai sketsa wajah secara balance. Kami juga disuruh melakukan praktik melukis alis mata di kertas,” kata siswi Kelas XI-IPS2, SMAN 1 Dukun, Lamongan ini, menceritakan pengalamannya. Selain ilmu merias bertambah, dia mendapat ilmu lain. Kalau selama ini Ayu mendapat klien secara gethok tular —promosi dari mulut ke mulut— di program DT ia diajari memasarkan tata rias secara efektif dan efisien. “Kami disuruh menyebar pamflet dan membuat akun Instagram, untuk menarik minat banyak orang,” kata putri pasangan Soekardi dengan Paninten ini. Hasilnya memang luar biasa. Klien berdatangan. Apalagi Ayu merias ­dengan cara yang benar. Mulai dari menyiapkan peralatan sampai ­merapikan area kerja. Selain itu, sebelum merias dia selalu cuci tangan. “Kebersihan ­tangan sangat penting untuk merias wajah klien,” katanya, “Jadi banyak orang ­semakin percaya bahwa saya bisa merias dengan bagus,” ujarnya ­melanjutkan. Dengan modal keterampilan yang kini dipelajari, Ayu berharap kelak dapat membuka usaha sendiri. Paling tidak salon kecantikan. Harapan tersebut tak lepas dari dukungan orangtuanya. “Sebelumnya, beliau sudah melihat skill saya. Saat saya ikut program DT kecantikan di sekolah, beliau sangat ­mendukung dan antusias saya bisa menjadi perias profesional,” kata putri kedua dari tiga orang bersaudara ini menceritakan harapan orangtuanya. Jalan meretas cita-cita Ayu tampaknya sudah terbuka. Lingkungan tetangga pun mendukung. Jika ada acara pementasan kesenian atau kegiatan yang membutuhkan rias wajah, mereka menyuruh Ayu merias pengisi acaranya. Akhir tahun ajaran adalah “musim panen” bagi peserta DT. ­Khususnya ­materi kecantikan. Begitupun untuk akhir tahun ajaran (TA) 2019-2020. ­Mereka ­berencana merias puluhan bahkan ratusan siswa kelas terakhir ­jenjang SD, SMP, SMA yang diwisuda setelah lulus ujian akhir. Namun wa- bah corona ­menggagalkan musim panen tersebut. Tahun sebelumnya —TA 2018-2019— siswa program DT SMAN 1 ­Kapongan, Situbondo, sempat
  • 72. 58 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI merias ­puluhan wisudawati SMA ­tersebut. ­Bahkan mereka juga merias siswa SD/SMP ­tetangga rumah peserta program DT, yang diwisuda di sekolahnya. “­Tahun ini tampaknya­­sekolah-sekolah tidak ­mengadakan wisuda, karena kondisinya ­tidak ­memungkinkan akibat wabah,” ujar trainer kecantikan SMAN 1 ­Kapongan, Dwi Nur Hasanah. Saat itu, siswa program DT kecantikan mendapat penghasilan ­lumayan. ­Setiap wisudawati yang dirias di sekolah dikenakan biaya Rp 35.000 per ­kepala. “Karena alat rias disediakan sekolah. Kalau yang merias di luar ­sekolah, ­rata-rata menetapkan ongkos Rp 50.000 per orang,” kata Dwi, yang sehari-hari mengajar mata pelajaran muatan lokal, Bahasa Madura ini. Saat ini banyak siswa alumni DT yang membuka usaha rias wajah dan jasa kecantikan di rumahnya. Omzetnya memang tidak dapat dipastikan. Karena banyak di antara mereka merias sekadar sambilan. Dan “klien” kecantikan memang tidak datang setiap hari. “Baru ramai kalau ada wisuda, perkawinan, atau orang punya hajat,” kata Dwi. Kenyataan itu dibenarkan, Siti Nurholifah, siswi program DT kecantikan SMAN 1 Kapongan. Menurut dia, sebelum terjadi wabah pun, orang merias wajah tidak setiap hari. “Ga pas-pas sebulan full juga, tergantung adanya klien,” kata Lipa —panggilan Siti Nurholifah. Untuk merias wajah (make up), Lipa menetapkan tarif Rp 30.000 per ­kepala. Itu sekadar make up untuk kliennya yang akan menari, pasukan ­pengibar ­bendera (paskib), atau pemain drumband. Untuk klien yang minta dirias ­tangan dan kakinya dengan henna atau pacar kuku, tarifnya lebih ­mahal. “Saya ­sempet meminta ongkos antara Rp 70.000 sampai Rp 90.000 per orang,” kata Lipa. Ongkos sebesar itu dikenakan pada klien yang merias lengkap, wajah, ­tangan, dan kaki, untuk kepentingan hajat perkawinan. Selain membuka usaha merias sendiri, Lipa juga membantu guru pembimbingnya jika mendapat klien hajat perkawinan. Biasanya merias penerima tamu dan keluarga mempelai. Ayu Firnanda, siswi SMAN 1 Dukun, Lamongan, juga punya pengalaman menarik untuk diungkap. Dengan modal keterampilan yang masih ­dipelajari di program DT, Ayu sudah dapat menabung dari hasil merias wajah kliennya. Memang tidak banyak, berkisar antara Rp 30.000-Rp 50.000 per orang ­tergantung tingkat kesulitan riasnya. Yang jelas, nama Ayu sudah mulai dikenal sebagai perias. Para tetangga sering minta bantuan merias kalau ada acara di lingkungannya. Seperti acara pentas seni atau hajat yang butuh rias wajah, Ayu pasti ikut. Lumayan, dapat uang saku tambahan! n
  • 73. 59 Pandemi COVID-19 telah me­morak­poran­ dakan­segala sendi ­kehidupan, tak terkecuali ­bidang pendidikan. Semua ­proses ­pembelajaran dilaksanakan secara online ­termasuk program DT. Program andalan Dinas Provinsi Jawa Timur dan ITS Surabaya ini pun terimbas. Tapi tak banyak yang menyadari ada hikmah di balik musibah ini, yang diperoleh ­penyelenggara ­progam DT. Salah satu hikmahnya, tiga sekolah DT ­masing-masing SMA Negeri 1 Kalidawir, ­Tulungagung; SMA Negeri 1 Karas, Magetan; dan SMA Negeri 1 Berbek, Nganjuk diper- 2.6 Dipercaya MembuatAPD MENGHASILKAN PRODUK NYATA
  • 74. 60 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI caya oleh Dinas Pendidikan Jatim untuk membuat Alat Pelindung Diri (APD). ­Sebenarnya ada 14 sekolah yang telah menyatakan kesanggupannya untuk menerima order APD. Tapi karena bahan baku yang ada di Dinas Pendidikan Jatim sudah habis dibagi pada tiga sekolah tersebut, maka 11 sekolah lainnya urung mengerjakan pembuatan APD itu. Sebuah pengalaman paling berharga dan jarang diperoleh sekalipun ­mengambil kursus menjahit. Pengalaman langka ini tidak akan didapat jika tidak ada Corona. Proses pembuatan APD di SMA Negeri 1 Karas diawali dengan ­memberikan pelatihan kepada enam siswa yang sudah dipilih oleh trainer tata busana. ­Kenapa hanya enam orang siswa? Hal ini untuk tetap mematuhi aturan ­social distancing dan phsycal distancing. Pelatihan dilaksanakan di sekolah dan ­untuk memudahkan siswa dalam membuat APD, trainer pun membuat tutorial ­pembuatan APD. Meski dalam kondisi puasa dan di tengah pandemi tak menyurutkan niat siswa untuk berkarya, dengan tetap menjaga jarak, memakai masker serta mencuci tangan dengan hand sanitizer, mereka semangat untuk menjahit baju sebanyak 80 set APD, terdiri dari baju, sepatu dan tas tempat untuk ­menyimpan. “Kami memberikan waktu kepada enam siswa dan satu trainer antara pukul 08.00 sampai pukul 13.00 tiap harinya di sekolah. Alhamdulillah dalam waktu lima hari ke-80 baju APD itu selesai. Ini pengalaman baru bagi siswa kami dalam menjahit APD. Kepercayaan ini menjadi motivasi tersendiri buat kami juga siswa,” kata Kepala SMA Negeri 1 Karas, Bahtiar Kholili S. Pd., M.M. Pd. Ketika pembuatan APD dikomunikasikan kepada orangtua siswa yang ­terlibat dan siswa harus datang ke sekolah, kata Bahtiar menambahkan, ­tidak ada masalah, mereka memahami dan memberi dukungan. “Selama ini kami memang selalu berkomunikasi dengan para walimurid tentang aktivitas DT di sekolah. Hal yang menantang bagi kami justru menjaga keamanan dan ­keselamatan siswa selama membantu pengerjaan APD, sebab di Kab. ­Magetan cukup banyak warga yang terinfeksi. Trainer selalu mengingatkan ­terkait ­protokol kesehatan yang harus dilakukan dan mengharuskan siswa tidak ­mengunjungi tempat lain selain rumah dan ruang DT tata busana,” katanya. Siti Kurniah S.Pd., Guru Bahasa Jawa yang dipercaya untuk menjadi trainer sekaligus mendampingi dalam pembuatan APD mengatakan, keputusannya hanya melibatkan 6-7 siswa selain untuk mematuhi protokol COVID-19 juga
  • 75. 61 mempertimbangkan jarak rumah siswa dengan sekolah serta kecakapan dari masing-masing siswa. “Memang rata-rata keterampilan siswa sudah memadai, tapi jarak ­antara rumah dan sekolah menjadi pertimbangan pula untuk mengikutsertakan ­mereka dalam pembuatan APD,” katanya. Lain lagi cerita dari dilakukan oleh SMA Negeri 1 Berbek, Nganjuk. ­Sebanyak 6 siswa tata busan juga terlibat dalam pembuatan APD dari Dinas Pendidikan Jatim. Pihak sekolah menggandeng DUDI Sekar Sari, milik Gemi Asih, di Desa Tempel Wetan, Kec. Loceret, Nganjuk, yang kerap dijadikan tempat magang siswa tata busana, didampingi trainer tata busana SMA Negeri I Berbek, Nunik Sugiarti, S. Pd. “Kami memilih kerja sama dengan DUDI, agar siswa kami bisa ­belajar ­langsung bagaimana suasana dan sistem DUDI bekerja saat menerima ­pesanan dalam jumlah banyak dan ditentukan waktunya. Pengalaman di DUDI itu biar bisa dirasakan oleh siswa yang terlibat,” kata Kepala SMA Negeri 1 Berbek, Drs. Gunardi, M.M.,M. Pd. Dalam kondisi pandemi saat ini ia tidak bisa melibatkan semua siswa, ­karena itu siswa yang terpilih adalah mereka yang telah mendapatkan izin dari orangtua dan jarak antara rumah dengan lokasi DUDI tidak terlalu jauh. “Awalnya kami tawarkan kepada siswa yang sudah terampil dan mampu memproduksi. Kami berharap setelah Corona selesai, keenam siswa dan ­trainer yang terlibat dalam pembuatan APD akan membagi pengalamannya ke peserta tata boga lainnya,” katanya. Sementara Yaumurina, Guru Bidang Studi Ekonomi SMA Negeri 1 ­Kalidawir, Tulungagung, yang juga trainer tata busana mengatakan, ia menyiapkan ­pembuatan APD di sekolah dengan tetap mempertimbangkan jumlah siswa yang terbatas, tidak bergerombol. Meski dalam kondisi puasa dan di tengah pandemi COVID-19, tak menyurutkan niat siswa untuk berkarya, dengan tetap menjaga jarak, memakai masker serta mencuci tangan dengan hand sanitizer. Mereka semangat untuk menjahit baju APD, yang terdiri dari baju, sepatu dan tas tempat untuk menyimpan. ‘‘ ‘‘ MENGHASILKAN PRODUK NYATA
  • 76. 62 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI “Kami mengerjakannya di sekolah dan siswa wajib menggunakan ­masker dan mencuci tangan dengan hand sanitizer yang sudah disediakan pihak ­sekolah,” katanya. Agar pengerjaannya bisa cepat dan sisitematis, tiap siswa diberi ­tugas ­masing-masing yang berbeda, ada yang bertugas memotong bahan, ­pemasangan resleting, menjahit bagian lengan, bagian elastik, dan bagian kepala dikerjakan. Tiap siswa mengerjakan berbeda-beda. Di SMA Negeri 1 Kalidawir, sebagaimana dituturkan Kepala Sekolah, Agung Ismiharto, S.Kom., M. Pd. Selain membuat APD, siswanya dilibatkan pula dalam pembuatan masker dan disinfektan secara mandiri. “Sebelum mendapatkan program DT pada tahun ini, kami sudah melakukannya secara mandiri setahun sebelumnya,” katanya. n
  • 77. 63 Tidak henti untuk berkarya dan berinovasi. Inilah yang dilakukan para pengelola program DT yang telah digagas sejak 2018 silam. ­Progam itu yang sudah diterapkan di 157 sekolah (SMA/ MA) di Jawa Timur itu kini dikembangan lagi dengan menyiapkan voucher cipta kerja. Pameran DT pada 29 Desember 2019 di ­Jatim Expo Surabaya telah membuka mata ­publik tentang arti strategisnya program ini. Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa ­menyampaikan kekagumannya pada karya siswa SMA/MA DT yang dipertunjukkan di acara tersebut. Program ini telah nyata dapat ­mempersiapkan peserta 2.7 SiapkanVoucher CiptaKerja MENGHASILKAN PRODUK NYATA
  • 78. 64 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI
  • 79. 65 ­didik SMA/MA setelah lulus untuk siap memasuk ke dunia kerja atau ­membekali diri mereka menjadi wirausaha. Buktinya? Beberapa hasil praktik mereka telah diterima masyarakat. Atas hasil semua itu, penyelenggara DT mulai berpikir bagaimana agar apa yang telah dihasilkan sekolah bersama siswanya dapat terus bersamai ­tumbuh dan membesar. Berinovasi inilah yang ditawarkan penyelenggara ­lewat ­peluncuran voucher cipta kerja. Voucher cipta kerja merupakan strategi penggalangan dana crowd funding yang dilakukan oleh program DT sebagai modal kerja. Dana dikumpulkan dari masyarakat kemudian dibelikan alat dan bahan untuk membuat produk atau memberikan jasa kepada orang yang membutuhkan. Sederhana konsepnya, melalui voucher cipta kerja ini, siapa pun boleh membeli atau memilikinya. Setelah dimiliki, voucher itu bisa dibelanjakan untuk membeli produk atau jasa yang dihasilkan oleh siswa SMA/MA DT. Tidak harus dikonsumsi atau dinikmati sendiri oleh pemilik voucher, tapi bisa diberikan atau disumbangkan kepada siapa pun, baik perorangan, lembaga, atau yayasan. Melalui kepemilikan voucher itu, maka produk dan jasa dari sekolah dan siswa SMA/MA DT akan bergulir ke konsumen dan menghidupkan proses produksi barang dan jasa hasil program DT. Melalui voucher cipta kerja, program DT mengajak untuk berbagi ­kepada mereka yang membutuhkan sekaligus menggerakkan dan memberi ­kepercayaan kepada peserta program DT bahwa jenis keterampilan yang ­diperolehnya dapat dijadikan bekal untuk memulai berwirausaha. Contoh kongkret telah dijalankan oleh SMAN Ngadirejo, Pacitan, yang mendapat voucher cipta kerja dari Lembaga Yayasan Dana Sosial Al Falah (YDSF) Surabaya, senilai Rp 1.750.000,- untuk pembuatan seragam Taman ­Pendidikan Voucher cipta kerja merupakan strategi ­penggalangan dana crowd funding yang ­dilakukan oleh program DT sebagai modal kerja. Dana dikumpulkan dari masyarakat kemudian ­dibelikan alat dan bahan untuk membuat produk atau ­memberikan jasa kepada orang ­yang ­membutuhkan.‘‘ ‘‘ MENGHASILKAN PRODUK NYATA
  • 80. 66 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI Al Quran (TPA) Yayasan ­Al-Khairiyah, ­Pacitan, binaan lembaga YDSF. Seperti diketahui, program DT adalah suatu sistem pembelajaran yang ­menggabungkan cara belajar SMA yang ­diberi keterampilan ­tambahan. ­Penambahan keterampilan ini ­membuat siswa siap kerja jikalau tidak ingin ­melanjutkan ­pendidikan ke perguruan tinggi. Karena faktanya di Jawa Timur, ­lulusan SMA yang tidak melanjutkan ­kuliah jumlahnya cukup tinggi, ­mencapai 67,84%. Padahal SMA itu sejak awal ­dirancang ­sebagai satuan pendidikan yang ­menyiapkan peserta didiknya melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Lalu bagaimana dengan siswa sekolah umum yang, karena berbagai alasan, akhirnya tidak melanjutkan kuliah? Mereka harus segera terjun ke ­dunia kerja dengan bekal pengetahuan umum semata. DT dikonsep sebagai kegiatan ­ekstrakurikuler, dengan ketentuan setiap siswa minimal satu tahun mengikuti sistem jalur ganda ini. Ide DT muncul ­berawal dari keprihatinan atas tingginya potensi ­lulusan SMA yang menjadi ­pengangguran. ­Terutama mereka yang setelah lulus ­tidak melanjutkan ke bangku kuliah. Fakta ini menjadi permasalahan pelik bagi ­pembangunan manusia di ­Jatim, ­karena peserta didik lulusan SMA tidak dibekali skill dasar yang ­memadai ­untuk terjun ke dunia kerja. Melalui Program SMA/MA DT diharapkan bisa ­memberikan skill atau kompetensi tambahan kepada siswa. n
  • 81. 67 BAGIAN TIGA Siswa DT, Terampil dan Pede Orang yang kuat bukan mereka yang selalu menang. Melainkan mereka yang tetap tegar ketika mereka jatuh. – Khalil Gibran – KAHLIL GIBRAN (1883-1931). Pria satu ini dikenal sebagai salah satu pujangga atau penyair terhebat yang pernah hidup dimuka bumi. Syair-syair  yang ditulisnya sangat indah. Lahir pada 6 Januari 1883 di Beshari, Lebanon. Meninggal di New York City, Amerika Serikat, 10 April 1931. Salah satu karyanya yang sangat tenar adalah sebuah buku yang berjudul The Prophet.
  • 82. 68 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI T erampil dan percaya diri adalah salah satu yang hendak dicapai dalam program DT. Membangun kepercayaan diri ini penting dan menjadi modal utama dalam mengawali diri untuk ­berwirausaha maupun mengisi lapangan pekerjaan. Apa yang dilakukan? ­Terus belajar dan berlatih dalam mengasah keterampilan dan membangun ­kepercayaan diri adalah kuncinya. Itu sebabnya meski Corona melanda, sedikit pun tak ada halangan di benak para peserta, trainer, dan pengelola DT untuk putus semangat. ­Kebijakan ­belajar dari rumah (study from home –SFH) sebagai upaya menjalankan social distancing dan physical distancing disikapi dengan mencari berbagai cara dan terobosan agar program pembelajaran DT tetap berjalan. Peserta DT dipacu untuk produktif dan kreatif bukan hanya pada saat ­praktik di ruang pelatihan, tetapi juga aktif menunggah produk mereka di media ­sosial. Harapannya pelatihan DT tidak berhenti sebatas diklat dan menambah keterampilan semata, tetapi benar-benar sebagai langkah awal mewujudkan bisnis mandiri yang konkret. Jujur Diakui pandemi COVID 19, memang mengnaggu sejumlah program. Tetapi segera melakukan penyesuaian dan penjadwalan ulang. Ternyata ­terjadi blessing in disguise, semacam keberuntungan tersembunyi di sela musibah. Program DT sukses dilaksanakan dengan memanfaatkan teknologi daring. Seminar via web (webinar) juga menjadi pilihan yang efektif. Intinya peserta DT tidak hanya terampil dan mahir membuat, tapi juga mampu dalam hal memasarkan dan menjial. Buktinya uang saku pun ­diperoleh para peserta DT, baik dari menjual produk maupun menawarkan jasa. n
  • 83. 69 Dua dari 20 siswa yang terlibat dalam ­program voucher siap kerja di SMAN 1 ­Ngadirejo, ­Pacitan, memberi kesaksian. ­Intinya mereka merasa terbantu dengan ­menguasai ­keterampilan menjahit yang dilaksanakan dalam program DT. Selain terampil, mereka juga telah menerima pembelajaran untuk ­berwirausaha. Artinya, tidak hanya pandai membuat atau menjahit, tapi juga bisa menjual produk apa yang telah mereka buat. Auriela Putri Widyar, siswa Kelas XI IPA 3 mengakui secara pribadi kegiatan DT bidang tata busana telah dapat memberikan manfaat 3.1 TerampilMembuat, PintarMenjual SISWA DT, TERAMPIL DAN PEDE
  • 84. 70 VOUCHER CIPTA KERJA SEBAGAI AWAL BERWIRAUSAHA AKSELERASI CIPTA KERJA MANDIRI