SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Syariah
Ladasan Sistem Ekonomi Islam
Kelompok 2
Salia Widiyani (B1A210019 )
Rio Hardiansyah ( B1A210090 )
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
BANDUNG
Pendahuluan
Ilmu ekonomi adalah ilmu pengetahuan sosial, dengan demikian harus
menghadapi banyak orang yang dikendalikan oleh banyak motif. Unsur ini
dalam situasinya, menyebabkan kenyataan bahwa hukum-hukum ekonomi
hanya dapat memberikan hasil rata-rata. Sejauh ini kita telah berusaha untuk
memberikan pandangan luas mengenai sumber nilai, norma dan hukum
ekonomi Islam untuk memahami asas-asas ekonomi atau secara rasional.
Sebagai kombinasi kekakuan dan keluwesan yang luar biasa terkandung
dalam hukum ekonomi Islam, tedapat beberapa kemiripan dan ketidaksamaan
antara hukum Islam dan hukum ekonomi. Marilah sekarang kita membatasi
diri dengan menjelaskan sumber nilai, norma dan hukum ekonomi Islam.
Pembahasan
1. Landasan nilai yang menjadi tumpuan tegaknya sistem ekonomi
Islam adalah sebagai berikut:
 1) Hakikat pemilikan adalah kemanfaatan, bukan penguasaan.
2) Keseimbangan ragam aspek dalam diri manusia.
3) Keadilan antar sesama manusia.

 Nilai instrumental sistem ekonomi Islam:
1) Kewajiban zakat.
2) Larangan riba.
3) Kerjasama ekonomi.
4) Jaminan sosial.
5) Peranan negara.
 Nilai filosofis sistem ekonomi Islam
1) Sistem ekonomi Islam bersifat terikat yakni nilai.
2) Sistem ekonomi Islam bersifat dinamik, dalam arti penelitian dan
pengembangannya berlangsung terus-menerus.
 Nilai normatif sistem ekonomi Islam:
1) Landasan aqidah.
2) Landasan akhlaq.
3) Landasan syari’ah.
4) Al-Qur’anul Karim.
5) Ijtihad (Ra’yu), meliputi qiyas, masalah mursalah, istihsan,
istishab, dan urf.
 Nilai Kekhilafahan
1) Tanggung jawab berperilaku ekonomi dengan cara yang benar
2) Tanggung jawab untuk mewujudkan maslahah maksimum
3) Tanggung jawab perbaikan kesehjateraan setiap individu
2. Norma – norma dalam ekonomi islam adalah:
Norma-norma Perilaku :
1. Implikasi norma-norma dalam sistem islam cenderung mendua
dalam beberapa sumber tekstualnya yang sering dijadikan
sandaran dalam tataran praksis, hal ini disebabkan adanya
perbedaan interpretasi terhadap norma-norma yang relevan dalam
suatu kondisi dan ketidakjelasan norma yang baku telah
mempengaruhi sikap dan persepsi mereka ketika terjadi perubahan
sewaktu-waktu. Oleh karenanya harus ada rancang bangun prinsip-
prinsip keadilan yang sama dan efisien berikut aplikasinya.
2. Penerapan norma-norma islam dalam masyarakat modern harus
senantiasa memperhatikan hubungan timbal balik antara ukuran
besar-kecilnya komunitas dan efektifitas norma altruisme. Untuk
itulah diperlukan adanya rintisan pembentukan jaringan tim kerja
yang solid dalam membangun tatanan dan jalinan antara daerah-
daerah kediaman masyarakat yang tersebar luas dengan memulai
dari masing-masing individunya.
Hal ini berbeda dengan ekonomi konvensional yang mengesampingkan nilai
dan norma. Ekonomi konvensional lebih menganut positive economic
maksudnya mengatasnamakan ilmu sebagai realitas tanpa memperhatikan
aspek normatif economic atau norma yang seharusnya terjadi.
3. Dasar hukum ekonomi islam:
Sebagai ajaran yang komprehensif, hukum ekonomi Islam dibangun atas
dasar kaidah ushul fiqh mu’amalah, qawa’id fiqh dan falsahah Hukum Islam
dimana segala sesuatu yang tidak dilarang oleh Quran dan Sunnah adalah
halal. Dengan demikian sebagian besar ekonom Muslim memahami ekonomi
Islam sebagai suatu teori dan praktek ekonomi yang menghindari segala
transaksi yang mengandung dengan riba (bunga), maisir (judi) dan gharar
(spekulasi), menghindari dilakukannya peningkatan kesejahteraan seseorang
dengan cara yang bathil atau merugikan orang lain, menekankan pada aspek
keadilan daripada efisiensi, tidak melakukan investasi dan transaksi pada
produk-produk yang dilarang, dan berupaya mewujudkan kesejahtaraan sosial
yang didukung oleh zakat dan amal sholeh lainnya.
1. Sumber hukum dari Al-Qur’an
Sumber hukum Islam yang abadi dan asli adalah kitab suci Al-Qur’an. Al-
Qur’an merupakan amanat sesungguhnya yang disampaikan Allah melalui
ucapan Nabi Muhammad SAW untuk membimbing umat manusia. Amanat ini
bersifat universal, abadi dan fundamental.
Al-Quran tidak hanya memberi tuntutan dalam bidang keagamaan saja, Al-
Qur’an juga menjelaskan aturan dalam bidang sosial, politk bahkan juga
dalam bidang ekonomi.
Al-Qur’an memberikan hukum – hukum ekonomi yang sesuai dengan tujuan
dan cita – cita ekonomi Islam itu sendiri. Al-Qur’an memberi hukum – hukum
ekonomi yang dapat menciptakan kesetabilan dalam perekonomian itu
sendiri.
َ‫د‬ْ‫ن‬ِّ‫ع‬ ‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫ب‬ ْ‫ر‬َ‫ي‬ َ
‫َل‬َ‫ف‬ ِّ
‫اس‬َّ‫ن‬‫ال‬ ِّ‫ل‬‫ا‬ َ‫و‬ْ‫م‬َ‫ا‬ ْٓ‫ي‬ِّ‫ف‬ ۠‫ا‬ َ‫و‬ُ‫ب‬ ْ‫ر‬َ‫ي‬ِِّّ‫ل‬ ‫ا‬ً‫ب‬ِِّّ
‫ر‬ ْ‫ن‬ِِّّ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫ت‬ٰ‫ا‬ ٓ‫ا‬َ‫م‬ َ‫و‬
ُ‫م‬ُ‫ه‬ َ‫ك‬ِٕ‫ى‬
ٰٰۤ‫ول‬ُ‫ا‬َ‫ف‬ ِّ ‫ه‬
‫ّٰللا‬ َ‫ه‬ْ‫ج‬ َ‫و‬ َ‫ن‬ ْ‫ُو‬‫د‬ْ‫ي‬ ِّ
‫ر‬ُ‫ت‬ ٍ‫ة‬‫و‬ٰ‫ك‬َ‫ز‬ ْ‫ن‬ِِّّ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫ت‬ٰ‫ا‬ ٓ‫ا‬َ‫م‬ َ‫ۚو‬ ِّ ‫ه‬
‫ّٰللا‬
َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫ف‬ِّ‫ع‬ْ‫ض‬ُ‫م‬ْ‫ال‬
QS. Ar-Ruum: 39 “Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia
bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi
Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk
mencapai keridhaan Allah, maka (yakan ng berbuat demikian) itulah orang-
orang yang melipat gandakan (pahalaya).”
‫ي‬‫ي‬ٰٓ‫ا‬َ‫ي‬‫ي‬‫ه‬ََ ‫ذَّيا‬َ‫ي‬ْ‫ن‬ َ َٰ‫م‬َ‫ي‬ََُ َٰ‫م‬‫ق‬‫ن‬‫و‬َ ‫ا‬
‫ي‬ ‫ه‬
َ َ ‫ذ‬
‫ذ‬‫م‬‫ر‬‫ي‬‫و‬ ‫ي‬‫ذ‬ ‫ي‬‫ي‬ُ ‫ا‬‫ي‬‫ق‬‫ي‬‫ق‬‫ي‬َ ‫َّيا‬‫ي‬ُ َ ‫ه‬ََٰ ‫ي‬ٰ‫و‬ َ ‫ا‬‫ذ‬‫ن‬‫ي‬َ ‫ا‬
‫ذ‬َ‫م‬ْ‫ا‬‫ذ‬ْ‫م‬
‫ذَّيا‬‫م‬‫ي‬َ‫ي‬ُ‫نذ‬‫ا‬ُ
QS. Al-Baqarah: 278: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada
Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang
yang beriman.”
1. Sumber hukum dari Hadist dan As-sunnah
Dalam konteks hukum islam, sunnah yang secara harfiah berarti “cara, adat
istiadat, kebiasaan hidup” mengacu pada perilaku Nabi SAW yang dijadikan
teladan; sunnah sebagian besar didasarkan pada praktek normatif
masyarakat di zamannya. Pengertian sunnah jadi mempunyai arti tradisi yang
hidup pada masing – masing generasi berikutnya.
Sebagai sumber hukum ekonomi Islam, sunnah memberi gambaran prilaku
Rasulullah dalam melakukan kegiatan ekonomi dalam kehidupan sehari – hari
yang dilakukan Beliau, dan sesuai dengan dengan tujuan syar’i.
Contoh hadist tentang kesucian hak milik:
Dari Abu Hurairah tentang seseorang yang bertanya pada Rasulullah: “Wahai
Rasulullah ! Bagaimana pendapatmu jika ada orang yang ingin mengambil
hartaku?” Beliau menjawab, “ jangan kamu berikan hartamu kepadanya!” ia
bertanya lagi “jika ia menyerang untuk membunuhku?” Beliau
menjawab,”seranglah ia!” ia bertanya lagi, “bagaimana pendapat anda jika bila
ia membunuhku?” Beliau menjawab,” kamu adalah seorang yang syahid” ia
bertanya lagi “bagaimana bila saya membunuhnya?” Beliau menjawab,” ia
masuk neraka”
1. Sumber hukum dari Ijma’
Ijma’ merupakan konsensus baik dari masyarakat maupun para cendikiawan
agama. Perbedaan konseptual antara sunnah dan ijma terletak pada
kenyataan bahwa sunnah pada pokoknya terbatas pada ajaran – ajaran Nabi
dan diperluas kepada para sahabat karena mereka merupakan sumber bagi
penyampaiannya, sedangkan ijma’ adalah suatu prinsip isi hukum baru yang
timbul sebagai akibat dalam melakukan penawaran dan logikanya
menghadapi suatu masyarakat yang meluas dengan cepat.
Setiap zaman memilik masalahnya sendiri – sendiri yang tentunya berbeda
dengan zaman lainnya, termasuk dalam masalah ekonomi. Bahkan bukan
hanya setiap zaman, tetapi setiap kondisi memiliki masalah ekonominya
sendiri. Dari sini masyarakat ataupun cendikiawan ekonomi Islam yang ada
dalam kondisi tersebut melahirkan konsep baru yang sesuai dengan konisi
yang ada tanpa keluar dari tujuan ekonomi Islam itu sendiri.
1. Ijtihad dan Qiyas
Secara teknik, ijtihad berarti “meneruskan setiap usaha untuk menentukan
sedikit banyaknya kemungkinan suatu persoalan syariat. Pengaruh hukumnya
ialah bahwa pendapat yang diberikannya mungkin benar, walaupun mungkin
saja keliru.
Ijtihad merupakan penafsiran kembali dasar hukum ekonomi Islam seperti Al-
Qur’an dan hadits untuk disesuaikan dengan kondisi yang ada. Qiyas adalah
persamaan hukum suatu kasus dengan kasus lainnya karena kesamaan illat
hukumnya yang tidak dapat diketahui melalui pemahaman bahasa secara
murni.
 Maslahah Mursalah
Tidak ada ketegasan hukum dalam Al-Qur’an dan Hadist sehingga kita dapat
melihat apakah hal tersebut lebih banyak maslahatnya atau mudharatnya.
 Istishab dan Istishan
Memperlakukan hukum yang sudah berlaku atau kembali ke hukum asal
sampai terdapat dali yang menunujukkan perubahannya. Istishan adalah
menghitung – hitung sesuatu dan menganggapnya kebaikan menurut akal
pada mujtahid.
 Urf
Adat istiadat atau kebiasaan yang sudah seperti menjadi adat istiadat namun
tetap tidak menyalahi aturan Islam
Pertanyaan :
1. Apakah system ekonomi islam sendiri dapat menjadi solusi untuk
permasalahan ekonomi di Indonesia ? {Wan Salsabila }
Jawab : Meski Indonesia belum menggunakan sistem ekonomi Islam sebagai
sistem perekonomian nasional, tapi upaya memberikan kesadaran kepada
masyarakat, khususnya pengusaha muslim, akan pentingnya mempraktikkan
ekonomi Islam dalam kehidupan sehari-hari gencar dilakukan.(Rio )
2. Kalau qiyas dapat di impelemetasikan ke social seperti apa ? (Reza )
Jawab : Contoh dari qiyas adalah
1. Mengqiyaskan sewa-menyewa dengan jual beli. Menurut Sahroni, para ulama
menyamakan antara sewa-menyewa (ijarah) dengan jual beli. Kesamaan antara
keduanya adalah sama-sama jual. Yang berbeda adalah objeknya, tetapi dari sisi
akad adalah sama. Jual beli terletak pada objeknya adalah barang sedangkan sewa
menyewa objeknya adalah jasa/manfaat. Dengan demikian, ketentuan yang
mengatur jual beli juga berlaku pada sewa menyewa
2. Mengqiyaskan Ajir (orang yang menyewakan tenaganya) dengan al-wakil bil
urjah (orang yang diberikan wewenang dengan imbalan upah). Keduanya sama-
sama memperoleh upah sekalipun keduanya memiliki karakteristik dasar yang
berbeda dan keduanya sama-sama disebut akad lazim. Dengan demikian, ketentuan
bolehnya mengambil imbalan fee yang berlaku pada ajir berlaku juga pada al-wakil
bil urjah, yaitu bahwa orang yang diberi wewenang boleh mengambil upah sebagai
imbalan atas jasanya.(Salia )
3. Apa yang di sebut dengan Istishab dan Istishan dan contoh di ekonomi
dan apa itu ijtihad ? (Bapak )
Jawab : Secara umum, ijtihad adalah proses menetapkan hukum syariat Islam
dengan mencurahkan semua pikiran dan tenaga secara sungguh-sungguh.
Jadi, dapat dikatakan bahwa ijtihad merupakan penetapan sumber hukum
Islam.
Menurut istihab dan istishan Memperlakukan hukum yang sudah berlaku atau
kembali ke hukum asal sampai terdapat dali yang menunujukkan
perubahannya. Istishan adalah menghitung – hitung sesuatu dan
menganggapnya kebaikan menurut akal pada mujtahid.
Contoh dalam kehidupan sehari hari :
1. Bila seseorang telah mewakafkan sebidang tanah, maka hak pengairan dan hak lalu
lintas pada tanah itu ikut terbawa karena di-qiyas-kan dengan menyewakan. Hal ini
didasarkan pada manfaat tujuannya, meskipun tidak jelas kapan terjadi wakafnya.
Sedang qiyas Jaly dalam hal tersebut, yaitu hak pengairan dan hak lalu lintas karena
termasuk dalam wakaf yang telah di-qiyas-kan dengan jual beli.
2. Nabi melarang menjual sesuatu yang belum ada, dalam hal ini termasuk ljarah,
Musaqah, Muzara'ah, dan lain-lain. Tetapi karena masyarakat membutuhkannya
maka dimungkinkan. Sehingga pada kasus ini terjadi istihsan ijma'.
3. Adapula kasus pemandian umum. Menurut kaidah umum, jasa pemandian umum itu
harus jelas, yaitu berapa lama seseorang harus mandi dan berapa liter air yang
dipakai. Akan tetapi, apabila hal itu dilakukan maka akan menyulitkan bagi orang
banyak. Oleh sebab itu, para ulama sepakat menyatakan bahwa boleh
menggunakan jasa pemandian umum sekalipun tanpa menentukan jumlah air dan
lamanya waktu yang dipakai.
4. Kasus orang yang makan dan minum karena lupa pada waktu ia sedang berpuasa.
Menurut kaidah umum (qiyas), puasa orang ini batal karena telah memasukan
sesuatu ke dalam tenggorokannya dan tidak menahan puasanya sampai pada waktu
berbuka. Akan tetapi, hukum ini dikecualikan oleh hadist Nabi SAW yang
mengatakan: “Siapa yang makan atau minum karena lupa ia tidak batal puasanya
karena hal itu merupakan rizki yang diturunkan Allah kepadanya.” (HR. Tirmidzi).
(Salia & Rio )
Kesimpulan :
 Selama masa pemerintahan Orde Baru menganut dua macam pola sistem
kebijakanekonomi yakni kebijakan ekonomi liberalistik pada fase stabilisasi
perekonomian awalOrde Baru dan kebijakan ekonomi nasionalistik-protektif.
(Rio )
 Sistem ekonomi islam sudah di buat pada zaman Nabi Muhammad SAW.
Untuk kita menjalankan sesuai syarat agar tidak ada tindakan yang
merugikan sesama dan ada dalam Al-Quran untuk meguatkan kita agar
sesuai dengan ajaran yang telah di lakukan oleh Rasullullah SAW dan tetap
dalam syariat islam (Salia )
Daftar Pusaka
[1] Tim UII, Ekonomi Islam, PT.
[2] Mannan, M Abdul, Ekonomi Islam: Teori dan Praktek. Yogyakarta: PT.
Dana Bhakti Wakaf, 1993, hal.32
[3] Sumber dan Referensi Hukum Ekonomi Islam, halaman 45
[4] Ilmi Ushul Fiqih, Pustaka Setia, halaman 86

More Related Content

Similar to Ekonomi Syariah Solusi

Sistem ekonomi islam kel 7
Sistem ekonomi islam kel 7Sistem ekonomi islam kel 7
Sistem ekonomi islam kel 7NofiTriyanti
 
Ekonomi dalam Islam Kelompok 3 ppt.pptx
Ekonomi dalam Islam Kelompok 3 ppt.pptxEkonomi dalam Islam Kelompok 3 ppt.pptx
Ekonomi dalam Islam Kelompok 3 ppt.pptxTiaraPutriMasthurine1
 
Ppt ekonomi islam bab 1 & 2
Ppt ekonomi islam bab 1 & 2Ppt ekonomi islam bab 1 & 2
Ppt ekonomi islam bab 1 & 2TyoSuliez
 
Ekonomi Islam atau Ekonomi Syariah - Anto Apriyanto
Ekonomi Islam atau Ekonomi Syariah - Anto ApriyantoEkonomi Islam atau Ekonomi Syariah - Anto Apriyanto
Ekonomi Islam atau Ekonomi Syariah - Anto ApriyantoAnto Apriyanto, M.E.I.
 
Overview ekonomi islam & Hukum islam
Overview ekonomi islam &  Hukum islamOverview ekonomi islam &  Hukum islam
Overview ekonomi islam & Hukum islamHerna Ferari
 
Ppt klp 1 ekonomi islam
Ppt klp 1 ekonomi islamPpt klp 1 ekonomi islam
Ppt klp 1 ekonomi islamLUKMANAktr20B
 
PPT PAI.pptx
PPT PAI.pptxPPT PAI.pptx
PPT PAI.pptxGarniseka
 
Ekonomi Syariah Untuk Kepentingan Bangsa
Ekonomi Syariah Untuk Kepentingan BangsaEkonomi Syariah Untuk Kepentingan Bangsa
Ekonomi Syariah Untuk Kepentingan BangsaUnNameUser
 
Pilar Pondasi Aksiomatik Ekomoni Islam
Pilar Pondasi Aksiomatik Ekomoni Islam Pilar Pondasi Aksiomatik Ekomoni Islam
Pilar Pondasi Aksiomatik Ekomoni Islam Ahmad Musthofa L
 
Pilar pondasi aksiomatik ekonomi islam
Pilar pondasi aksiomatik ekonomi islamPilar pondasi aksiomatik ekonomi islam
Pilar pondasi aksiomatik ekonomi islamAhmad Musthofa L
 
Makalah ekonomi syariah
Makalah ekonomi syariah Makalah ekonomi syariah
Makalah ekonomi syariah Eka Wibawa
 
Sejarah dan perkembangan_ekonomi_islam_d
Sejarah dan perkembangan_ekonomi_islam_dSejarah dan perkembangan_ekonomi_islam_d
Sejarah dan perkembangan_ekonomi_islam_dAnnur D Chani
 
Agama islam
Agama islamAgama islam
Agama islamtasinit
 

Similar to Ekonomi Syariah Solusi (20)

Sistem ekonomi islam kel 7
Sistem ekonomi islam kel 7Sistem ekonomi islam kel 7
Sistem ekonomi islam kel 7
 
Tugas Ekonomi Islam
Tugas Ekonomi IslamTugas Ekonomi Islam
Tugas Ekonomi Islam
 
Ekonomi dalam Islam Kelompok 3 ppt.pptx
Ekonomi dalam Islam Kelompok 3 ppt.pptxEkonomi dalam Islam Kelompok 3 ppt.pptx
Ekonomi dalam Islam Kelompok 3 ppt.pptx
 
Ppt ekonomi islam bab 1 & 2
Ppt ekonomi islam bab 1 & 2Ppt ekonomi islam bab 1 & 2
Ppt ekonomi islam bab 1 & 2
 
Makalah tauhid
Makalah tauhidMakalah tauhid
Makalah tauhid
 
Ekonomi Islam atau Ekonomi Syariah - Anto Apriyanto
Ekonomi Islam atau Ekonomi Syariah - Anto ApriyantoEkonomi Islam atau Ekonomi Syariah - Anto Apriyanto
Ekonomi Islam atau Ekonomi Syariah - Anto Apriyanto
 
Overview ekonomi islam & Hukum islam
Overview ekonomi islam &  Hukum islamOverview ekonomi islam &  Hukum islam
Overview ekonomi islam & Hukum islam
 
Sistem ekonomi islam
Sistem ekonomi islamSistem ekonomi islam
Sistem ekonomi islam
 
Ppt klp 1 ekonomi islam
Ppt klp 1 ekonomi islamPpt klp 1 ekonomi islam
Ppt klp 1 ekonomi islam
 
Makalah agama
Makalah agamaMakalah agama
Makalah agama
 
PPT PAI.pptx
PPT PAI.pptxPPT PAI.pptx
PPT PAI.pptx
 
Studi hukum islam kel.2
Studi hukum islam kel.2Studi hukum islam kel.2
Studi hukum islam kel.2
 
Studi hukum islam kel.2
Studi hukum islam kel.2Studi hukum islam kel.2
Studi hukum islam kel.2
 
Ekonomi Syariah Untuk Kepentingan Bangsa
Ekonomi Syariah Untuk Kepentingan BangsaEkonomi Syariah Untuk Kepentingan Bangsa
Ekonomi Syariah Untuk Kepentingan Bangsa
 
Pilar Pondasi Aksiomatik Ekomoni Islam
Pilar Pondasi Aksiomatik Ekomoni Islam Pilar Pondasi Aksiomatik Ekomoni Islam
Pilar Pondasi Aksiomatik Ekomoni Islam
 
Pilar pondasi aksiomatik ekonomi islam
Pilar pondasi aksiomatik ekonomi islamPilar pondasi aksiomatik ekonomi islam
Pilar pondasi aksiomatik ekonomi islam
 
Makalah ekonomi syariah
Makalah ekonomi syariah Makalah ekonomi syariah
Makalah ekonomi syariah
 
Sejarah dan perkembangan_ekonomi_islam_d
Sejarah dan perkembangan_ekonomi_islam_dSejarah dan perkembangan_ekonomi_islam_d
Sejarah dan perkembangan_ekonomi_islam_d
 
Filosofi ekonomi islam
Filosofi ekonomi islamFilosofi ekonomi islam
Filosofi ekonomi islam
 
Agama islam
Agama islamAgama islam
Agama islam
 

Recently uploaded

Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxPerkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxzulfikar425966
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategikmonikabudiman19
 
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).pptSIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).pptAchmadHasanHafidzi
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptatiakirana1
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 

Recently uploaded (20)

Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxPerkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
 
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).pptSIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 

Ekonomi Syariah Solusi

  • 1. MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Syariah Ladasan Sistem Ekonomi Islam Kelompok 2 Salia Widiyani (B1A210019 ) Rio Hardiansyah ( B1A210090 ) UNIVERSITAS AL-GHIFARI BANDUNG
  • 2. Pendahuluan Ilmu ekonomi adalah ilmu pengetahuan sosial, dengan demikian harus menghadapi banyak orang yang dikendalikan oleh banyak motif. Unsur ini dalam situasinya, menyebabkan kenyataan bahwa hukum-hukum ekonomi hanya dapat memberikan hasil rata-rata. Sejauh ini kita telah berusaha untuk memberikan pandangan luas mengenai sumber nilai, norma dan hukum ekonomi Islam untuk memahami asas-asas ekonomi atau secara rasional. Sebagai kombinasi kekakuan dan keluwesan yang luar biasa terkandung dalam hukum ekonomi Islam, tedapat beberapa kemiripan dan ketidaksamaan antara hukum Islam dan hukum ekonomi. Marilah sekarang kita membatasi diri dengan menjelaskan sumber nilai, norma dan hukum ekonomi Islam.
  • 3. Pembahasan 1. Landasan nilai yang menjadi tumpuan tegaknya sistem ekonomi Islam adalah sebagai berikut:  1) Hakikat pemilikan adalah kemanfaatan, bukan penguasaan. 2) Keseimbangan ragam aspek dalam diri manusia. 3) Keadilan antar sesama manusia.   Nilai instrumental sistem ekonomi Islam: 1) Kewajiban zakat. 2) Larangan riba. 3) Kerjasama ekonomi. 4) Jaminan sosial. 5) Peranan negara.  Nilai filosofis sistem ekonomi Islam 1) Sistem ekonomi Islam bersifat terikat yakni nilai. 2) Sistem ekonomi Islam bersifat dinamik, dalam arti penelitian dan pengembangannya berlangsung terus-menerus.  Nilai normatif sistem ekonomi Islam: 1) Landasan aqidah. 2) Landasan akhlaq. 3) Landasan syari’ah. 4) Al-Qur’anul Karim. 5) Ijtihad (Ra’yu), meliputi qiyas, masalah mursalah, istihsan, istishab, dan urf.  Nilai Kekhilafahan 1) Tanggung jawab berperilaku ekonomi dengan cara yang benar 2) Tanggung jawab untuk mewujudkan maslahah maksimum 3) Tanggung jawab perbaikan kesehjateraan setiap individu 2. Norma – norma dalam ekonomi islam adalah: Norma-norma Perilaku : 1. Implikasi norma-norma dalam sistem islam cenderung mendua dalam beberapa sumber tekstualnya yang sering dijadikan sandaran dalam tataran praksis, hal ini disebabkan adanya perbedaan interpretasi terhadap norma-norma yang relevan dalam suatu kondisi dan ketidakjelasan norma yang baku telah
  • 4. mempengaruhi sikap dan persepsi mereka ketika terjadi perubahan sewaktu-waktu. Oleh karenanya harus ada rancang bangun prinsip- prinsip keadilan yang sama dan efisien berikut aplikasinya. 2. Penerapan norma-norma islam dalam masyarakat modern harus senantiasa memperhatikan hubungan timbal balik antara ukuran besar-kecilnya komunitas dan efektifitas norma altruisme. Untuk itulah diperlukan adanya rintisan pembentukan jaringan tim kerja yang solid dalam membangun tatanan dan jalinan antara daerah- daerah kediaman masyarakat yang tersebar luas dengan memulai dari masing-masing individunya. Hal ini berbeda dengan ekonomi konvensional yang mengesampingkan nilai dan norma. Ekonomi konvensional lebih menganut positive economic maksudnya mengatasnamakan ilmu sebagai realitas tanpa memperhatikan aspek normatif economic atau norma yang seharusnya terjadi. 3. Dasar hukum ekonomi islam: Sebagai ajaran yang komprehensif, hukum ekonomi Islam dibangun atas dasar kaidah ushul fiqh mu’amalah, qawa’id fiqh dan falsahah Hukum Islam dimana segala sesuatu yang tidak dilarang oleh Quran dan Sunnah adalah halal. Dengan demikian sebagian besar ekonom Muslim memahami ekonomi Islam sebagai suatu teori dan praktek ekonomi yang menghindari segala transaksi yang mengandung dengan riba (bunga), maisir (judi) dan gharar (spekulasi), menghindari dilakukannya peningkatan kesejahteraan seseorang dengan cara yang bathil atau merugikan orang lain, menekankan pada aspek keadilan daripada efisiensi, tidak melakukan investasi dan transaksi pada produk-produk yang dilarang, dan berupaya mewujudkan kesejahtaraan sosial yang didukung oleh zakat dan amal sholeh lainnya. 1. Sumber hukum dari Al-Qur’an Sumber hukum Islam yang abadi dan asli adalah kitab suci Al-Qur’an. Al- Qur’an merupakan amanat sesungguhnya yang disampaikan Allah melalui ucapan Nabi Muhammad SAW untuk membimbing umat manusia. Amanat ini bersifat universal, abadi dan fundamental. Al-Quran tidak hanya memberi tuntutan dalam bidang keagamaan saja, Al- Qur’an juga menjelaskan aturan dalam bidang sosial, politk bahkan juga dalam bidang ekonomi. Al-Qur’an memberikan hukum – hukum ekonomi yang sesuai dengan tujuan dan cita – cita ekonomi Islam itu sendiri. Al-Qur’an memberi hukum – hukum ekonomi yang dapat menciptakan kesetabilan dalam perekonomian itu sendiri.
  • 5. َ‫د‬ْ‫ن‬ِّ‫ع‬ ‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫ب‬ ْ‫ر‬َ‫ي‬ َ ‫َل‬َ‫ف‬ ِّ ‫اس‬َّ‫ن‬‫ال‬ ِّ‫ل‬‫ا‬ َ‫و‬ْ‫م‬َ‫ا‬ ْٓ‫ي‬ِّ‫ف‬ ۠‫ا‬ َ‫و‬ُ‫ب‬ ْ‫ر‬َ‫ي‬ِِّّ‫ل‬ ‫ا‬ً‫ب‬ِِّّ ‫ر‬ ْ‫ن‬ِِّّ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫ت‬ٰ‫ا‬ ٓ‫ا‬َ‫م‬ َ‫و‬ ُ‫م‬ُ‫ه‬ َ‫ك‬ِٕ‫ى‬ ٰٰۤ‫ول‬ُ‫ا‬َ‫ف‬ ِّ ‫ه‬ ‫ّٰللا‬ َ‫ه‬ْ‫ج‬ َ‫و‬ َ‫ن‬ ْ‫ُو‬‫د‬ْ‫ي‬ ِّ ‫ر‬ُ‫ت‬ ٍ‫ة‬‫و‬ٰ‫ك‬َ‫ز‬ ْ‫ن‬ِِّّ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫ت‬ٰ‫ا‬ ٓ‫ا‬َ‫م‬ َ‫ۚو‬ ِّ ‫ه‬ ‫ّٰللا‬ َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫ف‬ِّ‫ع‬ْ‫ض‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ QS. Ar-Ruum: 39 “Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yakan ng berbuat demikian) itulah orang- orang yang melipat gandakan (pahalaya).” ‫ي‬‫ي‬ٰٓ‫ا‬َ‫ي‬‫ي‬‫ه‬ََ ‫ذَّيا‬َ‫ي‬ْ‫ن‬ َ َٰ‫م‬َ‫ي‬ََُ َٰ‫م‬‫ق‬‫ن‬‫و‬َ ‫ا‬ ‫ي‬ ‫ه‬ َ َ ‫ذ‬ ‫ذ‬‫م‬‫ر‬‫ي‬‫و‬ ‫ي‬‫ذ‬ ‫ي‬‫ي‬ُ ‫ا‬‫ي‬‫ق‬‫ي‬‫ق‬‫ي‬َ ‫َّيا‬‫ي‬ُ َ ‫ه‬ََٰ ‫ي‬ٰ‫و‬ َ ‫ا‬‫ذ‬‫ن‬‫ي‬َ ‫ا‬ ‫ذ‬َ‫م‬ْ‫ا‬‫ذ‬ْ‫م‬ ‫ذَّيا‬‫م‬‫ي‬َ‫ي‬ُ‫نذ‬‫ا‬ُ QS. Al-Baqarah: 278: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.” 1. Sumber hukum dari Hadist dan As-sunnah Dalam konteks hukum islam, sunnah yang secara harfiah berarti “cara, adat istiadat, kebiasaan hidup” mengacu pada perilaku Nabi SAW yang dijadikan teladan; sunnah sebagian besar didasarkan pada praktek normatif masyarakat di zamannya. Pengertian sunnah jadi mempunyai arti tradisi yang hidup pada masing – masing generasi berikutnya. Sebagai sumber hukum ekonomi Islam, sunnah memberi gambaran prilaku Rasulullah dalam melakukan kegiatan ekonomi dalam kehidupan sehari – hari yang dilakukan Beliau, dan sesuai dengan dengan tujuan syar’i. Contoh hadist tentang kesucian hak milik: Dari Abu Hurairah tentang seseorang yang bertanya pada Rasulullah: “Wahai Rasulullah ! Bagaimana pendapatmu jika ada orang yang ingin mengambil hartaku?” Beliau menjawab, “ jangan kamu berikan hartamu kepadanya!” ia bertanya lagi “jika ia menyerang untuk membunuhku?” Beliau menjawab,”seranglah ia!” ia bertanya lagi, “bagaimana pendapat anda jika bila ia membunuhku?” Beliau menjawab,” kamu adalah seorang yang syahid” ia bertanya lagi “bagaimana bila saya membunuhnya?” Beliau menjawab,” ia masuk neraka”
  • 6. 1. Sumber hukum dari Ijma’ Ijma’ merupakan konsensus baik dari masyarakat maupun para cendikiawan agama. Perbedaan konseptual antara sunnah dan ijma terletak pada kenyataan bahwa sunnah pada pokoknya terbatas pada ajaran – ajaran Nabi dan diperluas kepada para sahabat karena mereka merupakan sumber bagi penyampaiannya, sedangkan ijma’ adalah suatu prinsip isi hukum baru yang timbul sebagai akibat dalam melakukan penawaran dan logikanya menghadapi suatu masyarakat yang meluas dengan cepat. Setiap zaman memilik masalahnya sendiri – sendiri yang tentunya berbeda dengan zaman lainnya, termasuk dalam masalah ekonomi. Bahkan bukan hanya setiap zaman, tetapi setiap kondisi memiliki masalah ekonominya sendiri. Dari sini masyarakat ataupun cendikiawan ekonomi Islam yang ada dalam kondisi tersebut melahirkan konsep baru yang sesuai dengan konisi yang ada tanpa keluar dari tujuan ekonomi Islam itu sendiri. 1. Ijtihad dan Qiyas Secara teknik, ijtihad berarti “meneruskan setiap usaha untuk menentukan sedikit banyaknya kemungkinan suatu persoalan syariat. Pengaruh hukumnya ialah bahwa pendapat yang diberikannya mungkin benar, walaupun mungkin saja keliru. Ijtihad merupakan penafsiran kembali dasar hukum ekonomi Islam seperti Al- Qur’an dan hadits untuk disesuaikan dengan kondisi yang ada. Qiyas adalah persamaan hukum suatu kasus dengan kasus lainnya karena kesamaan illat hukumnya yang tidak dapat diketahui melalui pemahaman bahasa secara murni.  Maslahah Mursalah Tidak ada ketegasan hukum dalam Al-Qur’an dan Hadist sehingga kita dapat melihat apakah hal tersebut lebih banyak maslahatnya atau mudharatnya.  Istishab dan Istishan Memperlakukan hukum yang sudah berlaku atau kembali ke hukum asal sampai terdapat dali yang menunujukkan perubahannya. Istishan adalah menghitung – hitung sesuatu dan menganggapnya kebaikan menurut akal pada mujtahid.  Urf Adat istiadat atau kebiasaan yang sudah seperti menjadi adat istiadat namun tetap tidak menyalahi aturan Islam
  • 7. Pertanyaan : 1. Apakah system ekonomi islam sendiri dapat menjadi solusi untuk permasalahan ekonomi di Indonesia ? {Wan Salsabila } Jawab : Meski Indonesia belum menggunakan sistem ekonomi Islam sebagai sistem perekonomian nasional, tapi upaya memberikan kesadaran kepada masyarakat, khususnya pengusaha muslim, akan pentingnya mempraktikkan ekonomi Islam dalam kehidupan sehari-hari gencar dilakukan.(Rio ) 2. Kalau qiyas dapat di impelemetasikan ke social seperti apa ? (Reza ) Jawab : Contoh dari qiyas adalah 1. Mengqiyaskan sewa-menyewa dengan jual beli. Menurut Sahroni, para ulama menyamakan antara sewa-menyewa (ijarah) dengan jual beli. Kesamaan antara keduanya adalah sama-sama jual. Yang berbeda adalah objeknya, tetapi dari sisi akad adalah sama. Jual beli terletak pada objeknya adalah barang sedangkan sewa menyewa objeknya adalah jasa/manfaat. Dengan demikian, ketentuan yang mengatur jual beli juga berlaku pada sewa menyewa 2. Mengqiyaskan Ajir (orang yang menyewakan tenaganya) dengan al-wakil bil urjah (orang yang diberikan wewenang dengan imbalan upah). Keduanya sama- sama memperoleh upah sekalipun keduanya memiliki karakteristik dasar yang berbeda dan keduanya sama-sama disebut akad lazim. Dengan demikian, ketentuan bolehnya mengambil imbalan fee yang berlaku pada ajir berlaku juga pada al-wakil bil urjah, yaitu bahwa orang yang diberi wewenang boleh mengambil upah sebagai imbalan atas jasanya.(Salia ) 3. Apa yang di sebut dengan Istishab dan Istishan dan contoh di ekonomi dan apa itu ijtihad ? (Bapak ) Jawab : Secara umum, ijtihad adalah proses menetapkan hukum syariat Islam dengan mencurahkan semua pikiran dan tenaga secara sungguh-sungguh. Jadi, dapat dikatakan bahwa ijtihad merupakan penetapan sumber hukum Islam. Menurut istihab dan istishan Memperlakukan hukum yang sudah berlaku atau kembali ke hukum asal sampai terdapat dali yang menunujukkan perubahannya. Istishan adalah menghitung – hitung sesuatu dan menganggapnya kebaikan menurut akal pada mujtahid. Contoh dalam kehidupan sehari hari : 1. Bila seseorang telah mewakafkan sebidang tanah, maka hak pengairan dan hak lalu lintas pada tanah itu ikut terbawa karena di-qiyas-kan dengan menyewakan. Hal ini didasarkan pada manfaat tujuannya, meskipun tidak jelas kapan terjadi wakafnya.
  • 8. Sedang qiyas Jaly dalam hal tersebut, yaitu hak pengairan dan hak lalu lintas karena termasuk dalam wakaf yang telah di-qiyas-kan dengan jual beli. 2. Nabi melarang menjual sesuatu yang belum ada, dalam hal ini termasuk ljarah, Musaqah, Muzara'ah, dan lain-lain. Tetapi karena masyarakat membutuhkannya maka dimungkinkan. Sehingga pada kasus ini terjadi istihsan ijma'. 3. Adapula kasus pemandian umum. Menurut kaidah umum, jasa pemandian umum itu harus jelas, yaitu berapa lama seseorang harus mandi dan berapa liter air yang dipakai. Akan tetapi, apabila hal itu dilakukan maka akan menyulitkan bagi orang banyak. Oleh sebab itu, para ulama sepakat menyatakan bahwa boleh menggunakan jasa pemandian umum sekalipun tanpa menentukan jumlah air dan lamanya waktu yang dipakai. 4. Kasus orang yang makan dan minum karena lupa pada waktu ia sedang berpuasa. Menurut kaidah umum (qiyas), puasa orang ini batal karena telah memasukan sesuatu ke dalam tenggorokannya dan tidak menahan puasanya sampai pada waktu berbuka. Akan tetapi, hukum ini dikecualikan oleh hadist Nabi SAW yang mengatakan: “Siapa yang makan atau minum karena lupa ia tidak batal puasanya karena hal itu merupakan rizki yang diturunkan Allah kepadanya.” (HR. Tirmidzi). (Salia & Rio ) Kesimpulan :  Selama masa pemerintahan Orde Baru menganut dua macam pola sistem kebijakanekonomi yakni kebijakan ekonomi liberalistik pada fase stabilisasi perekonomian awalOrde Baru dan kebijakan ekonomi nasionalistik-protektif. (Rio )  Sistem ekonomi islam sudah di buat pada zaman Nabi Muhammad SAW. Untuk kita menjalankan sesuai syarat agar tidak ada tindakan yang merugikan sesama dan ada dalam Al-Quran untuk meguatkan kita agar sesuai dengan ajaran yang telah di lakukan oleh Rasullullah SAW dan tetap dalam syariat islam (Salia )
  • 9. Daftar Pusaka [1] Tim UII, Ekonomi Islam, PT. [2] Mannan, M Abdul, Ekonomi Islam: Teori dan Praktek. Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf, 1993, hal.32 [3] Sumber dan Referensi Hukum Ekonomi Islam, halaman 45 [4] Ilmi Ushul Fiqih, Pustaka Setia, halaman 86