Dokumen tersebut membahas tentang tauhid, ekonomi Islam, dan landasannya. Tauhid didefinisikan sebagai kepercayaan bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan. Ekonomi Islam dijelaskan sebagai sistem ekonomi yang memperhitungkan aturan-aturan syariah dalam pengambilan keputusan ekonomi. Landasannya terdiri dari landasan tetap yang bersumber dari Al-Quran dan Sunnah, serta landasan tidak tetap berupa interpretasi ulama terhad
1. A. PENDAHULUAN
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian tauhid
2. Pengertian ekonomi
3. Ekonomi islam
4. Landasan ekonomi islam
C. PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN TAUHID
Tauhid, yaitu seorang hamba meyakini bahwa Allah SWT adalah Esa,
tidak ada sekutu bagi-Nya dalam rububiyah (ketuhanan), uluhiyah (ibadah),
Asma` dan Sifat-Nya.
Urgensi Tauhid: Seorang hamba meyakini dan mengakui bahwa Allah SWT
semata, Rabb (Tuhan) segala sesuatu dan rajanya. Sesungguhnya hanya Dia
yang Maha Pencipta, Maha Pengatur alam semesta. Hanya Dia lah yang
berhak disembah, tiada sekutu bagiNya. Dan setiap yang disembah selain-Nya
adalah batil. Sesungguhnya Dia SWT bersifat dengan segala sifat
kesempurnaan, Maha Suci dari segala aib dan kekurangan. Dia SWT
mempunyai nama-nama yang indah dan sifat-sifat yang tinggi.1
2. PENGERTIAN EKONOMI
1
http://historyofindonesia.blogspot.com/2010/03/.html#ixzz1hoiY3CZl
2. Ilmu ekonomi menurut M. Manulang merupakan suatu ilmu yang
mempelajari masyarakat dalam usahanya untuk mencapai kemakmuran
(kemakmuran suatu keadaan di mana manusia dapat memenuhi kebutuhannya
baik
barang-barang
maupun
jasa).
Kata “ekonomi” berasal dari bahasa latin oikonomia yang mengandung
pengertian pengaturan rumah tangga. Rumah tangga disini mungkin kecil
seperti sebuah keluarga, mungkin juga besar seperti negara. Pengaturan
demikian bertujuan untuk mencapai kemakmuran. Berbeda dengan hukum,
pengaturan melalui ekonomi di atas terbatas pada usaha-usaha manusia untuk
mencapai kemakmuran dengan menggunakan sumber daya ekonomi yang
tersedia secara lebih efisien dan produktif. Jadi, belum berorientasi pada
pencapaian keadilan dan kepastian hukum dalam penggunaan sumber daya
ekonomi tersebut yang dapat dilakukan melalui hukum.2
3. EKONOMI ISLAM
Ekonomi secara bahasa berasal dari bahasa Yunani dari kata ” Okios ” yang
berarti keluarga, rumah tangga, dan ”Nomos” yang berarti peraturan, aturan,
dan hukum. Secara garis besar ekonomi diartikan sebagai aturan rumah
tangga, atau manajemen rumah tangga. Sedangkan dalam pandangan Islam
ekonomi atau iqtishod berasal dari kata “ qosdu” yang berarti keseimbangan
dan keadilan.
Dalam Al-Qur`an kata-kata qosdu disebutkan dalam beberapa ayat
diantaranya
( ) كييشم يف دصقاوartinya “ Dan sedernahakanlah dalam berjalan” dan (
gnay nagnolog tapadret akerem aratnaiD ” itra nagned (م نهم أمة م ق ت صدة
pertengahan”. Dalam Hadis Nabi Muhammad menyebutkan ا عا ل من إق ت صد ( ل
: ( لوسر لاقartinya tidak akan menjadi fakir orang yang berhemat. HR.
Tabroni.
2
http://historyofindonesia.blogspot.com/2010/03/pengertian-ekonomi.
3. Menurut Dr Muhammad Syauqi Al-Fanjari pengertian ekonomi Islam
adalah semua aktifitas perekonomian yang diatur berdasarkan nilai-nilai Islam
dari Al-Qur`an dan Sunah juga berlandasakan pada asas-asas ekomoni .3
Menurut Ir. Adiwarman Azwar Karim, ekonomi Islam adalah sebuah
system ekonomi yang menjelaskan segala fenomena tentang prilaku pilihan
dan pengambilan keputusan dalam setiap unit ekonomi dengan memasukkan
tata aturan syariah sebagai variable independen dan ikut mempengaruhi segala
pengambilan keputusan ekonomi.4
4. LANDASAN EKONOMI ISLAM
Pada pembahasan ekonomi konvensional semua aktifitas berdasarkan
perilaku individu-individu yang secara nyata terjadi di setiap unit ekonomi.
Karena tidak adanya batasannya syariah yang digunakan, maka prilaku dari
setiap individu dalam unit ekonomi tersebut akan bertindak dan berperilaku
sesuai dengan norma atau aturan menurut persepsinya masing-masing.5
Sedangkan dalam ekonomi Islam berlandaskan dari syariat. Jika kita
telaah lebih dalam landasan ekonomi Islam dibagi menjadi dua, yaitu:
landasan tetap dan landasan tidak tetap. Pertama, Landasan tetap berkaitan
dengan dasar-dasar utama agama Islam. Atau dapat diibaratkan sebagai
kumpulan pokok ekonomi yang diambil dari Nash Al-Qur`an dan Sunah dan
3
Al-Fanjary, Muhammad Syauqi, Dr, Al-Wajiz fi Al-Iqtisod Al-Islamiy, Daar Al-Suruq, Cairo, Cetakan
Pertama Tahun 1994 M/1414 H.
4
Karim, Adiwarman Azwar, Ir, Ekonomi Mikro Islami, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, Edisi Ketiga.
5
Qolahji, Muhammad Rawas, Dr, Mabahis fil Al-Iqtishod Al-Islamiy min usulihi Al-Fiqhiyah, Daar Nafais,
Beirut, Libanon, Cetakan kedua tahun 1997 M/ 1417 H.
4. diharuskan bagi seorang Muslim untuk mengikutinya pada setiap zaman dan
tempat. Landasan ini tidak bisa berubah dalam kondisi apapun. Adapun
landasan tersebut diantaranya;
1. Pokok bahwa harta pada hakikatnya adalah milik Allah SWT, dan manusia
hanya diperbolehkan untuk memanfaatkan dan mengelolanya. Seperti terdapat
dalam Al-Qur`an ( )ضرأللا و تاومسلا يف ام هللوyang artinya “ Dan hanya
kepunyaan Allah lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi”. Juga
terdapat pada Firman Allah SWT, ( ) هيف نيفلحتسم مكلعج امم اوقفنا و
artinya “ Dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah
menjadikan kamu menguasainya.
2. Pokok bahwa Islam menjamin kebutuhan setiap individu umat Muslim,
seperti Firman Allah SWT, ( ) مورحملا و لءاسلل مولعم قح مهلاومأ يفartinya “
Dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang miskin yang meminta dan
orang yang tidak mempunyai apa-apa(yang tidak mau meminta)”.
3. Pokok penetap keadilan social dan memelihara keseimbangan ekonomi
antara individu umat muslim ( ) مكنم ءاينغألا نيب ةلود نوكي ال يكartinya “
Supaya harta itu jangan hanya beradara diantara orang-orang kaya saja
diantara kamu.” Dan masih banyak dalil-dalil Al-Qur`an lainnya menerangkan
hukum-hukum yang berkaitan dengan perekonomian dalam Islam, seperti
larangan riba, kewajiban membayar Zakat dan lain sebagainya.
Selain dari Al-Qur`an ekonomi Islam berlandaskan pula dari perkataan
Nabi Muhammad SAW yang diutus sebagi penuntun umat manusia dalam
seluruh unsur kehidupannya. Diantaranya ( وهف اماعط ركتحا نم : لوسر لاق
nidiysaR afaluhK arap nasadnal idajnem gnay ini lusaR naatakreP . ( خاطيء
dalam pelarangan ihtikar atau penimbunan barang. Karena dengan
penimbunan ini akan menaikan haraga barang jauh diatas harga asli, dan akan
terjadi kerusakan harga sehingga menyulitkan masyarakat.
5. Kedua, landasan tidak tetap dan berkaitan dengan aplikasi. Yaitu penyelesaian
permasalahan ekonomi yang diambil dari berdasarkan hasil ijtihad para ulama
sesuai dengan dalil yang diambil dari Al-qur`an dan Sunah. Seperti penjelasan
tentang jenis mu`amalah yang teradap unsur riba, penjelasan tentang upah
minimum pekerja, dan batasan keadilan social atau keseimbangan ekonomi
diantara individu muslim.
Semua kesimpulan yang diambil para ulama ini bukan bersifat tetap dan bisa
terjadi perbedaan pendapat atau sesuai dengan situasi dan kondisi.6
D. KESIMPULAN
Seorang hamba meyakini dan mengakui bahwa Allah SWT semata,
Rabb (Tuhan) segala sesuatu dan rajanya. Sesungguhnya hanya Dia yang
Maha Pencipta, Maha Pengatur alam semesta. Hanya Dia lah yang berhak
disembah, tiada sekutu bagiNya. Dan setiap yang disembah selain-Nya adalah
batil.
Ekonomi Islam sebuah system ekonomi yang menjelaskan segala
fenomena tentang prilaku pilihan dan pengambilan keputusan dalam setiap
unit ekonomi dengan memasukkan tata aturan syariah sebagai variable
independen dan ikut mempengaruhi segala pengambilan keputusan ekonomi.
Landasan tetap berkaitan dengan dasar-dasar utama agama Islam. Atau
dapat diibaratkan sebagai kumpulan pokok ekonomi yang diambil dari Nash
Al-Qur`an dan Sunah dan diharuskan bagi seorang Muslim untuk
6
Yunus, Rafiq Al-Masry, Dr, Al-Iqtishod Al-Islamiy, Daar Al-Qolam, Damaskus, Cetakan ke Tiga Tahun 1999
M/ 1420 H.
6. mengikutinya pada setiap zaman dan tempat. Landasan ini tidak bisa berubah
dalam kondisi apapun.
E. DAFTAR PUSTAKA
Karim, Adiwarman Azwar, Ir, Ekonomi Mikro Islami, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta, Edisi Ketiga.
Al-Fanjary, Muhammad Syauqi, Dr, Al-Wajiz fi Al-Iqtisod Al-Islamiy, Daar
Al-Suruq, Cairo, Cetakan Pertama Tahun 1994 M/1414 H.
Yunus, Rafiq Al-Masry, Dr, Al-Iqtishod Al-Islamiy, Daar Al-Qolam,
Damaskus, Cetakan ke Tiga Tahun 1999 M/ 1420 H.
Qolahji, Muhammad Rawas, Dr, Mabahis fil Al-Iqtishod Al-Islamiy min
usulihi Al-Fiqhiyah, Daar Nafais, Beirut, Libanon, Cetakan kedua tahun 1997
M/ 1417 H.