SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
Download to read offline
Matematika Ekonomi
Penerapan Ekonomi Differensial
Wiji Safitri, SMB., MM.
Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi Bisnis dan Ilmu Sosial
Universitas Pelita Bangsa
Elastisitas
Elastisitas dari suatu fungsi y = f(x) berkenaan dengan x dapat
didefinisikan sebagai:
πœ‚ =
𝐸𝑦
𝐸π‘₯
= lim
Ξ”π‘₯ β†’0
(
Δ𝑦
𝑦
)
(Ξ”π‘₯/π‘₯)
=
𝑑𝑦
𝑑π‘₯
.
π‘₯
𝑦
Ini berart elastisitasnya y = f(x) merupakan limit rasion antara [erubahan realtif
dalam y terhadap perubahan relative dalam x, untuk perubahan x yang sangat kecil
atau mendekati nol. Dengan terminologi lain, elastisitas y terhadap x dapat juga
dikatakan sebagai rasio antara persentase perubahan y terhadap persentase
perubahan x.
Wiji Safitri, SMB., MM
Elastisitas Permintaan
Elastisitas harga permintaan (price elasticity of demand) : suatu koefisien yang menjelaskan
besarnya perubahan jumlah barang yang diminta akibat adanya perubahan harga.
Jadi merupakan rasio persentase perubahan jumlah barang yang diminta terhadap persentase
perubahan harga. Jika fungsi permintaan dinyatakan dengan Qd = f(P), maka elastisitas permintaan:
πœ‚π‘‘ =
% Δ𝑄 𝑑
%Δ𝑃
=
𝐸𝑄 𝑑
𝐸𝑃
= lim
Δ𝑃→0
(
Δ𝑄 𝑑
𝑄 𝑑
)
(
Δ𝑃
𝑃
)
=
𝑑𝑄 𝑑
𝑑𝑃
.
𝑃
𝑄 𝑑
Dimana,
𝑑𝑄 𝑑
𝑑𝑃
tidak lain adalah Q’d atau f’(P)
Permintaan barang diakatakan elastis jika |πœ‚d| > 1.
Elastis uniter jika |πœ‚d| = 1.
Dan inelastic bila |πœ‚d| < 1
Barang yang permintaannya elastic mensyaratkan bahwa jika harga barang berubah sebesar persentase tertentu, maka
permintaan terhadapnya akan berubah (secara berlawanan arah) dengan persentase yang lebih besar daripada
persentase perubahan harganya.
WIJI SAFITRI, S.M.B., M.M.Wiji Safitri, SMB., MM
Contoh
Fungsi permintaan suatu barang ditunjukkan oleh persamaan 𝑄 𝑑 = 25 – 3P2. Tentukan elastisitas
permintaanya pada tingkat harga P = 5.
Jawab:
𝑄 𝑑 = 25 – 3P2
Q’d =
𝑑𝑄 𝑑
𝑑𝑃
= - 6P
Elastisitas permintaannya:
πœ‚π‘‘ =
𝑑𝑄 𝑑
𝑑𝑃
.
𝑃
𝑄 𝑑
= -6P .
𝑃
𝑄 𝑑
= -6P .
𝑃
25 – 3P2
= -6(5) .
5
25 – 3(5)2
= -30 .
5
25 – 75
= -30 . -0,1 = 3 (elastic)
πœ‚π‘‘ = 3 berarti bahwa apabila dari kedudukan P = 3, harga naik (turun) sebesar 1 persen maka
jumlah barang yang diminta akan berkurang atau bertambah sebanyak 3 persen.
Wiji Safitri, SMB., MM
Contoh
Permintaan suatu abrang dicerminkan oleh D = 4 – P, dimana D
melambangkan jumlah barang yang diminta dan P adalah harganya per
unit. Hitunglah elastisitas permintaanya pada tingkat harga P = 3 dan
pada tingkat permintaan D = 3.
Jawab:
D = 4 – P β†’ D’ = dD/ dP = -1
Pada P = 3, πœ‚π‘‘ =
𝑑𝐷
𝑑𝑃
.
𝑃
𝐷
= -1 .
3
4βˆ’3
= -1 . 3 = -3 (Elastik)
Pada D = 3, P = 1 β†’ πœ‚π‘‘ =
𝑑𝐷
𝑑𝑃
.
𝑃
𝐷
= -1 .
1
3
= -
1
3
(Inelastik)
Wiji Safitri, SMB., MM
NOTES
Dalam konsep elastisitas permintaan, yang dipentingkan adalah
besarnya angka hasil perhitungan, apakah angka tersebut lebih besar
dari ataukah sama dengan atau lebih kecil dari satu: yakni untuk
menentukan apakah sifat permintaannya elastic, elastic – uniter, atau
inelastic.
Sedangkan tanda di depan hasil perhitungan (seandainy anegatif dapat
diabaikan). Karena hal itu sekedar mencerminkan berlakunya hokum
permintaan bahwa jumlah yang diminta bergerak berlawanan arah
dengan harga.
Wiji Safitri, SMB., MM
Elastisitas Penawaran
Elastisitas harga penawaran (price elasticity of supply): suatu koefisien yang menjelaskan besarya
perubahan jumlah barang yang tawarkan berkenaan dengan adanya perubahan harga.
Jadi merupakan rasio antar apersentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan terhadap
persentas perubahan harga. Jika fungsi penawaran dinyatakan dengan Qs = f(P). Maka elastisitas
penawarannya:
πœ‚π‘  =
% Δ𝑄 𝑠
%Δ𝑃
=
𝐸𝑄 𝑠
𝐸𝑃
= lim
Δ𝑃→0
(
Δ𝑄 𝑠
𝑄 𝑠
)
(
Δ𝑃
𝑃
)
=
𝑑𝑄 𝑠
𝑑𝑃
.
𝑃
𝑄 𝑠
Dimana,
𝑑𝑄 𝑠
𝑑𝑃
tidak lain adalah Q’s atau f’(P)
Perawaran barang dikatakan elastis jika |πœ‚s| > 1.
Elastis uniter jika |πœ‚s| = 1.
Dan inelastic bila |πœ‚s| < 1
Barang yang perawarannya inelastic mensyaratkan bahwa jika harga barang berubah sebesar persentase tertentu, maka
penawaran berubah (secara searah) dengen persentase yang lebih kecil daripada persentase perubahan harganya.
WIJI SAFITRI, S.M.B., M.M.Wiji Safitri, SMB., MM
Contoh:
Fungsi penawaran suatu barang dicermintkan oleh Qs = -200 + 7P2 . Berapa
elastisitas pernawarannya pada tingkat harga P = 10 dan P = 15?
Jawab:
𝑄 𝑠 = -200 + 7P2
Q’s =
𝑑𝑄 𝑠
𝑑𝑃
= 14P
Elastisitas penawarannya:
πœ‚π‘  =
𝑑𝑄 𝑑𝑠
𝑑𝑃
.
𝑃
𝑄 𝑠
= 14P .
𝑃
βˆ’200+7P2
Untuk P = 10 = πœ‚π‘  = 14(10) .
(10)
βˆ’200+7(10)2 = 140 . 0,02 = 2,8
Untuk P = 15 = πœ‚π‘  = 14(15) .
(15)
βˆ’200+7(15)2 = 210 . 0,0109 = 2,3
Wiji Safitri, SMB., MM
Elastisitas Produksi
Elastisitas produksi ialah suatu koefisien yang menjelaskan besarnya perubahan jumlah keluatan
Output) yang dihasilkan akibat adanya perubahan jumlah masukan(input) yang digunakan.
Jadi, merupakan rasio antara persenase perubahan jumlah keluaran terhadap persentase
perubahan jumlah masukan. Jika P melambangkan jumlah produk yang dihasilkan sedangkan X
melambangkan jumlah factor produksi yang digunakan, dan fungsi produksi disyaratkan dengan P =
f(X), maka elastisitas produksinya:
πœ‚π‘ =
% Δ𝑃
%Δ𝑋
=
𝐸𝑃
𝐸𝑋
= lim
Ξ”π‘₯β†’0
(
Δ𝑃
𝑃
)
(
Δ𝑋
𝑋
)
=
𝑑𝑃
𝑑𝑋
.
𝑋
𝑃
Dimana,
𝑑𝑃
𝑑𝑋
adalah produk marjinal dari X [P’ atau f’(X)]
Wiji Safitri, SMB., MM
CONTOH
Fungsi produksi suatu barang ditunjukkan oleh persamaan P = 6x2 - X3.
hitunglah elastisitas produksinya pada tingkat penggunaan factor produksi
sebanyak 3 unit dan 7 unit.
P = 6x2 - X3 β†’ P’ =
𝑑𝑃
𝑑𝑋
= 12X – 3X2
Elastisitas produksinya:
πœ‚π‘ =
𝑑𝑃
𝑑𝑋
.
𝑋
𝑃
= (12X – 3X2) .
𝑋
6x2 βˆ’ X3
Pada X = 3, maka πœ‚π‘ = (12.3 – 3(3)2) .
3
6(3)2 βˆ’ (3)3 = 9 . 0 ,011 = 1 (elastis
uniter)
Pada X = 7, maka πœ‚π‘ = (12.7 – 3(7)2) .
7
6(7)2 βˆ’ (7)3 = -63 . - 0 ,143 = 9 (elastis)
Wiji Safitri, SMB., MM
Biaya Marjinal
Biaya marjinal (marginal cost, MC) adalah biaya tambahan yang
dikeluarkan untuk menghasilkan satu unit tambahan produk.
Secara matematik, fungsi biaya marjinal merupakan derivative pertama
dari fungsi biaya total. Jika fungsi biaya total dinyatakan dengan C= f(Q)
dimana C adalah biaya total dan Q melambangkanjumlah produk. Maka
biaya marjinalnya:
𝑀𝐢 = 𝐢′
=
𝑑𝐢
𝑑𝑄
Wiji Safitri, SMB., MM
CONTOH
Biaya total = C = f(Q) = Q3 – 3Q2 +4Q +4
Maka biaya marjinal = C’ = 3Q2 – 6Q + 4
Pada umumnya fungsi biaya total yang non linear berbentuk fungsi
kubik sehingga fungsi biaya marjinalnya berbentuk fungsi kuadrat.
Dengan demikian, kurva biaya marjinal (MC) selalu mencapai
minimumnya tepat pada saat kurva biaya total (C) berada pada posisi
titik beloknya.
Wiji Safitri, SMB., MM
Lanjutan contoh
C, MC
6
4
1
0
1
Q
MC
C
C = Q3 – 3Q2 +4Q +4
MC = C’ = 3Q2 – 6Q + 4
(MC)’ = 6Q – 6
MC minimum jika (MC)’ = 0
(MC)’ = 0 β†’ 6Q – 6 = 0, Q = 1
Pada Q = 1, MC = 3Q2 – 6Q + 4 = 3(1)2 – 6(1) + 4 = 1
C = Q3 – 3Q2 +4Q +4 = (1)3 – 3(1)2 +4(1) +4 = 6
Wiji Safitri, SMB., MM
Penerimaan Marjinal
Penerimaan marjinal (marginal revenue, MR) : penerimaan tambahan yang diperoleh berkenaan
bertambahnya satu unit kelauran yang diproduksi atau terjual.
Secara matematik, fungsi penerimaan marjinal merupakan derivative pertama dari fungsi
penerimaan total. Jika fungsi penerimaan total dinyatakan dengan R =f(Q) dimana R
melambangkan penerimaan total dan Q adalah jumlah keluaran, maka penerimaan marjinalnya:
𝑀𝑅 = 𝑅′
=
𝑑𝑅
𝑑𝑄
Karena fungsi penerimaan total yang non-linear pada umumnya berbentuk fungsi kuadrat
(parabolic), fungsi penerimaan marjinalnya akan berbentuk fungsi linear. Kurva penerimaan
marjinal (MR) selalu mencapai nol tepat pada saat kurva penerimaan total (R) berada pada posisi
puncaknya.
WIJI SAFITRI, S.M.B., M.M.
Wiji Safitri, SMB., MM
Contoh
Andaikan fungsi permintaan akan suatu barang ditunjukkan dengan P = 16 – 2Q.
0
8
16
4 8
32
R = 16Q -2Q2
P, R, MR
Q
Penerimaan Total:
R = P . Q = f(Q) = 16Q - 2Q2
Penerimaan marjinal:
MR = R’ = 16 – 4Q
Pada MR = 0, Q=4
P = 16 – 2(4) = 8
R = 16 (4) – 2(4)2 = 32
WIJI SAFITRI, S.M.B., M.M.
Utilitas Marjinal
Marginal utility, MU : utilitas tambahan yang diperoleh konsumen berkenaan satu unit tambahan
barang yang dikonsumsinya.
Secara matematik, fungsi utilitas marjinal merupakan derivative pertama dari fungsi utilitas total.
Jika fungsi utiltias total dan Q adalah jumlah barang yang dikonsumsi, maka utilitas marjinalnya:
π‘€π‘ˆ = π‘ˆβ€²
=
π‘‘π‘ˆ
𝑑𝑄
Karena fungsi utilitas total yang non –linear pada umumnya berbentuk fungsi kuadrat, fungsi
utilitas marjinalnya akan berbentuk fungsi linear. Kurva utilitas marjinal (MU) selalu mencapai nol
tepat pada saar kurva utulitas total (U) berada pada posisi puncaknya.
Wiji Safitri, SMB., MM
Contoh
U = f(Q) = 90Q – 5Q2
MU = U’ = 90 – 10Q
U maksimum pada MU = 0
MU = 0 β†’ Q = 9
Umaksimum = 90 (9) – 5(9)2
= 810 – 405
= 405
U, MU
90
0
MU = 90 – 10Q
U = 90Q – 5Q2
9 18
Q
Wiji Safitri, SMB., MM
Produk Marjinal
Karena fungsi produk total yang non-linear pada umumnya berbentuk fungsi kubik, fungsi produk marjinalnya akan berbentuk fungsi
kuadrat (parabolic).
Kurva produk marjinal selalu mancapai nilai ekstrimnya, dalam hal ini nilai maksimum, tepat pada saat kurva produk total (P) berada
pada posisi titik beloknya: kedudukan ini mencerminkan berlakunya hokum tambahan hasil yang semakin berkutang (the law of the
diminishing return).
Produk total mencapai punckanya ketika produk marjinalnya nol. Sesudah kedudukan ini, produk total menurun bersamaan dengan
produk marjinal menjadi negative. Area dimana produk marjinal negative menunjukkan bahwa penambahan penggunaan masukan
yang bersangkutan justru akan mengurangi jumlah produk total, mengisyaratkan terjadinya disefisiensi dalam kegiatan produksi.
Dalam area ini, jika produk total hendak diitngkatkan, jumlah masukan yang digunakan harus dikurangi
𝑀𝑃 = 𝑃′
=
𝑑𝑃
𝑑𝑋
Marginal Product, MP : produk tambahan yang dihasilkan dari satu unit tambahan factor produksi
yang digunakan.
Secara matematik, fungsi produk marjinal merupakan derivative pertama dari fungsi produk total.
Jika fungsi produk total dinyatakan dengan P = f(X) dimana P melambangkan jumlah produk total
dan X adalah jumlah masukan, maka produk marjinalnya:
WIJI SAFITRI, S.M.B., M.M.
Contoh
0
27
54
108
3 6
P, MP
MP = g(X)
X
P = f(X)
Produksi total:
P = f(X) = 9 X2 - X3
Produk Marjinalnya:
MP = P’ = 18X -3X2
P maksimum pada P’ = 0 , yakni pada X = 6
dengan P maksimum = 108
P berada di titik belok dan MP maksimum
pada P” = (MP)’ = 0, yakni pada X = 3
Wiji Safitri, SMB., MM
Analisis Keuntungan Maksimum
Tingkat produksi yang memberikan keuntungan maksimum, atau
menimbulkan kerugian maksimum, dapat disidik dengan pendekatan
diferensial.
R (penerimaan total) dan C (biaya total) sama – sama merupakan fungsi
dari jumlah kelauran yang dihasilkan/terjual (Q), maka dari sini dapat
dibentuk suatu fungsi baru yaitu fungsi keuntungan (Ο€).
Nilai ekstrim atau nilai optimum Ο€ dapat ditentukan dengan cara
menetapkan derivative pertamanya = 0
Wiji Safitri, SMB., MM
Analisis Keuntungan Maksimum
rumus matematika
R = r(Q)
C = c(Q)
Ξ  = R – C ≑ r (Q) – c(Q) = f(Q)
Ξ  OPTIMUM jika π’ ≑ f’ (Q) ≑ d Ο€/dQ = 0
KARENA Ο€ = R – C
Maka π’ = R’ – C’ = MR – MC
Berarti pada Ο€ optimum:
Π’ = 0 β†’ MR – MC = 0 β†’ MR = MC
Wiji Safitri, SMB., MM
Analisis Keuntungan Maksimum
rumus matematika
Untuk mengetahui apakah π’ = 0 mencerminkan keuntungan
maksimum ataukah justru kerugian maksimum, perlu diuji melalui
derivatif kedua dari fungsi Ο€.
Ξ  = R – C = f(Q)
Ξ  optimum apabila π’ = 0 atau MR = MC
JIKA π” < 0 β†’ Ο€ Maksimum ≑ keuntungan maksimum
JIKA π” > 0 β†’ Ο€ minimum ≑ kerugian maksimum
Wiji Safitri, SMB., MM
Terima Kasih

More Related Content

What's hot

Metode harga pokok proses (pengantar)
Metode harga pokok proses (pengantar)Metode harga pokok proses (pengantar)
Metode harga pokok proses (pengantar)jhumanangshare
Β 
Analisis break-even
Analisis break-evenAnalisis break-even
Analisis break-evenichzan ghafiora
Β 
Obligasi (Matematika Keuangan)
Obligasi (Matematika Keuangan)Obligasi (Matematika Keuangan)
Obligasi (Matematika Keuangan)Kelinci Coklat
Β 
Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing.pptx
Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing.pptxAkuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing.pptx
Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing.pptxRyan Gamof
Β 
Akuntanis biaya bab 4 metode harga pokok proses diolah 2 departemen
Akuntanis biaya bab 4 metode harga pokok proses diolah 2 departemenAkuntanis biaya bab 4 metode harga pokok proses diolah 2 departemen
Akuntanis biaya bab 4 metode harga pokok proses diolah 2 departemenSelfia Dewi
Β 
Akuntansi persekutuan
Akuntansi persekutuanAkuntansi persekutuan
Akuntansi persekutuandewantar
Β 
AKUTANSI PERSEROAN TERBATAS
AKUTANSI PERSEROAN TERBATASAKUTANSI PERSEROAN TERBATAS
AKUTANSI PERSEROAN TERBATASPuja Lestari
Β 
Contoh biaya bersama dan sampingan
Contoh biaya bersama dan sampingan Contoh biaya bersama dan sampingan
Contoh biaya bersama dan sampingan Diana Marlyna
Β 
Konsep Elastisitas Teori Perilaku Konsumen dan Teori Produksi
Konsep Elastisitas Teori Perilaku Konsumen dan Teori ProduksiKonsep Elastisitas Teori Perilaku Konsumen dan Teori Produksi
Konsep Elastisitas Teori Perilaku Konsumen dan Teori ProduksiEarly Ridho Kismawadi
Β 
Kelompok 5 ppt persediaan barang dagang
Kelompok 5 ppt persediaan barang dagangKelompok 5 ppt persediaan barang dagang
Kelompok 5 ppt persediaan barang dagangHan Ahsan
Β 
Pasar persaingan sempurna, ekonomi mikro,uas
Pasar persaingan sempurna, ekonomi mikro,uasPasar persaingan sempurna, ekonomi mikro,uas
Pasar persaingan sempurna, ekonomi mikro,uasrobbiatul Adawiyah
Β 
Penerapan fungsi linier
Penerapan fungsi linierPenerapan fungsi linier
Penerapan fungsi linierloloping
Β 
Aplikasi integral dalam bidang ekonomi
Aplikasi integral dalam bidang ekonomiAplikasi integral dalam bidang ekonomi
Aplikasi integral dalam bidang ekonomiNunu Nugraha
Β 
Akuntansi Manajemen (Full and Direct Costing)
Akuntansi Manajemen (Full and Direct Costing)Akuntansi Manajemen (Full and Direct Costing)
Akuntansi Manajemen (Full and Direct Costing)Anis Fithriyani
Β 
Bab13 pengujian hipotesis sampel besar
Bab13 pengujian hipotesis sampel besarBab13 pengujian hipotesis sampel besar
Bab13 pengujian hipotesis sampel besarWarda wt
Β 
Pelepasan aktiva tetap
Pelepasan aktiva tetapPelepasan aktiva tetap
Pelepasan aktiva tetapRetna Rindayani
Β 
Produk bersama dan produk sampingan
Produk bersama dan produk sampinganProduk bersama dan produk sampingan
Produk bersama dan produk sampinganDiana Marlyna
Β 

What's hot (20)

Metode harga pokok proses (pengantar)
Metode harga pokok proses (pengantar)Metode harga pokok proses (pengantar)
Metode harga pokok proses (pengantar)
Β 
akuntansi biaya 1
akuntansi biaya 1akuntansi biaya 1
akuntansi biaya 1
Β 
Analisis break-even
Analisis break-evenAnalisis break-even
Analisis break-even
Β 
Obligasi (Matematika Keuangan)
Obligasi (Matematika Keuangan)Obligasi (Matematika Keuangan)
Obligasi (Matematika Keuangan)
Β 
Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing.pptx
Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing.pptxAkuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing.pptx
Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing.pptx
Β 
Akuntanis biaya bab 4 metode harga pokok proses diolah 2 departemen
Akuntanis biaya bab 4 metode harga pokok proses diolah 2 departemenAkuntanis biaya bab 4 metode harga pokok proses diolah 2 departemen
Akuntanis biaya bab 4 metode harga pokok proses diolah 2 departemen
Β 
Akuntansi persekutuan
Akuntansi persekutuanAkuntansi persekutuan
Akuntansi persekutuan
Β 
AKUTANSI PERSEROAN TERBATAS
AKUTANSI PERSEROAN TERBATASAKUTANSI PERSEROAN TERBATAS
AKUTANSI PERSEROAN TERBATAS
Β 
Teori produksi
Teori produksiTeori produksi
Teori produksi
Β 
Contoh biaya bersama dan sampingan
Contoh biaya bersama dan sampingan Contoh biaya bersama dan sampingan
Contoh biaya bersama dan sampingan
Β 
Konsep Elastisitas Teori Perilaku Konsumen dan Teori Produksi
Konsep Elastisitas Teori Perilaku Konsumen dan Teori ProduksiKonsep Elastisitas Teori Perilaku Konsumen dan Teori Produksi
Konsep Elastisitas Teori Perilaku Konsumen dan Teori Produksi
Β 
Kelompok 5 ppt persediaan barang dagang
Kelompok 5 ppt persediaan barang dagangKelompok 5 ppt persediaan barang dagang
Kelompok 5 ppt persediaan barang dagang
Β 
Pasar persaingan sempurna, ekonomi mikro,uas
Pasar persaingan sempurna, ekonomi mikro,uasPasar persaingan sempurna, ekonomi mikro,uas
Pasar persaingan sempurna, ekonomi mikro,uas
Β 
Contoh soal dan penyelesaian departementalisasi bop
Contoh soal dan penyelesaian departementalisasi bopContoh soal dan penyelesaian departementalisasi bop
Contoh soal dan penyelesaian departementalisasi bop
Β 
Penerapan fungsi linier
Penerapan fungsi linierPenerapan fungsi linier
Penerapan fungsi linier
Β 
Aplikasi integral dalam bidang ekonomi
Aplikasi integral dalam bidang ekonomiAplikasi integral dalam bidang ekonomi
Aplikasi integral dalam bidang ekonomi
Β 
Akuntansi Manajemen (Full and Direct Costing)
Akuntansi Manajemen (Full and Direct Costing)Akuntansi Manajemen (Full and Direct Costing)
Akuntansi Manajemen (Full and Direct Costing)
Β 
Bab13 pengujian hipotesis sampel besar
Bab13 pengujian hipotesis sampel besarBab13 pengujian hipotesis sampel besar
Bab13 pengujian hipotesis sampel besar
Β 
Pelepasan aktiva tetap
Pelepasan aktiva tetapPelepasan aktiva tetap
Pelepasan aktiva tetap
Β 
Produk bersama dan produk sampingan
Produk bersama dan produk sampinganProduk bersama dan produk sampingan
Produk bersama dan produk sampingan
Β 

Similar to MATEMATIKA EKONOMI

[Modul] matematika ekonomi
[Modul] matematika ekonomi[Modul] matematika ekonomi
[Modul] matematika ekonomiheru putra
Β 
Matematika bisnis-kel-8
Matematika bisnis-kel-8Matematika bisnis-kel-8
Matematika bisnis-kel-8Haidar Bashofi
Β 
Ekonomi manajerial permintaan (kuliah2)
Ekonomi manajerial permintaan (kuliah2)Ekonomi manajerial permintaan (kuliah2)
Ekonomi manajerial permintaan (kuliah2)Defina Sulastiningtiyas
Β 
Tugas Mata Kuliah Statistik Widya Putri
Tugas Mata Kuliah Statistik Widya PutriTugas Mata Kuliah Statistik Widya Putri
Tugas Mata Kuliah Statistik Widya PutriWidya Putri
Β 
4. teori-permintaan-3
4. teori-permintaan-34. teori-permintaan-3
4. teori-permintaan-3Elly Willy
Β 
Pertemuann-2-3 OPTIMISASI EKONOMI-1.pptx
Pertemuann-2-3 OPTIMISASI EKONOMI-1.pptxPertemuann-2-3 OPTIMISASI EKONOMI-1.pptx
Pertemuann-2-3 OPTIMISASI EKONOMI-1.pptxzahrafatimah2603
Β 
E l a s t i s i t a s
E l a s t i s i t a sE l a s t i s i t a s
E l a s t i s i t a sScott Cracer
Β 
DIFERENSIAL PARSIAL/3/EKOMA/1
DIFERENSIAL PARSIAL/3/EKOMA/1DIFERENSIAL PARSIAL/3/EKOMA/1
DIFERENSIAL PARSIAL/3/EKOMA/1muliajayaabadi
Β 
Pilihan konsumen new
Pilihan konsumen newPilihan konsumen new
Pilihan konsumen newdeni w prasetya
Β 
ekonomi-mikro-elastisitas-permintaan-dan-penawaran.pdf
ekonomi-mikro-elastisitas-permintaan-dan-penawaran.pdfekonomi-mikro-elastisitas-permintaan-dan-penawaran.pdf
ekonomi-mikro-elastisitas-permintaan-dan-penawaran.pdfWindaNur9
Β 
03-ELASTISITAS.pptx
03-ELASTISITAS.pptx03-ELASTISITAS.pptx
03-ELASTISITAS.pptxrikiyiki
Β 
Bab v konsep dasar teori fungsi, teori fungsi linier
Bab v     konsep dasar teori fungsi, teori fungsi linierBab v     konsep dasar teori fungsi, teori fungsi linier
Bab v konsep dasar teori fungsi, teori fungsi linierTajus Yamani
Β 
Bab v konsep dasar teori fungsi, teori fungsi linier
Bab v     konsep dasar teori fungsi, teori fungsi linierBab v     konsep dasar teori fungsi, teori fungsi linier
Bab v konsep dasar teori fungsi, teori fungsi linierTajus Yamani
Β 
Pert 2. Fungsi Linier (nuns).pptx
Pert 2. Fungsi Linier (nuns).pptxPert 2. Fungsi Linier (nuns).pptx
Pert 2. Fungsi Linier (nuns).pptxNalendraAlthaf
Β 
fungsi non linear dan penerapan ekonomi
fungsi non linear dan penerapan ekonomifungsi non linear dan penerapan ekonomi
fungsi non linear dan penerapan ekonomiAchmad Pradana
Β 

Similar to MATEMATIKA EKONOMI (20)

Pertemuan 12.pptx
Pertemuan 12.pptxPertemuan 12.pptx
Pertemuan 12.pptx
Β 
[Modul] matematika ekonomi
[Modul] matematika ekonomi[Modul] matematika ekonomi
[Modul] matematika ekonomi
Β 
Pertemuan 13 penerapan integral
Pertemuan 13 penerapan integralPertemuan 13 penerapan integral
Pertemuan 13 penerapan integral
Β 
Matematika bisnis-kel-8
Matematika bisnis-kel-8Matematika bisnis-kel-8
Matematika bisnis-kel-8
Β 
Ekonomi manajerial permintaan (kuliah2)
Ekonomi manajerial permintaan (kuliah2)Ekonomi manajerial permintaan (kuliah2)
Ekonomi manajerial permintaan (kuliah2)
Β 
Tugas Mata Kuliah Statistik Widya Putri
Tugas Mata Kuliah Statistik Widya PutriTugas Mata Kuliah Statistik Widya Putri
Tugas Mata Kuliah Statistik Widya Putri
Β 
4. teori-permintaan-3
4. teori-permintaan-34. teori-permintaan-3
4. teori-permintaan-3
Β 
9prilaku petani-pangan-9
9prilaku petani-pangan-99prilaku petani-pangan-9
9prilaku petani-pangan-9
Β 
Pertemuann-2-3 OPTIMISASI EKONOMI-1.pptx
Pertemuann-2-3 OPTIMISASI EKONOMI-1.pptxPertemuann-2-3 OPTIMISASI EKONOMI-1.pptx
Pertemuann-2-3 OPTIMISASI EKONOMI-1.pptx
Β 
E l a s t i s i t a s
E l a s t i s i t a sE l a s t i s i t a s
E l a s t i s i t a s
Β 
DIFERENSIAL PARSIAL/3/EKOMA/1
DIFERENSIAL PARSIAL/3/EKOMA/1DIFERENSIAL PARSIAL/3/EKOMA/1
DIFERENSIAL PARSIAL/3/EKOMA/1
Β 
Pilihan konsumen new
Pilihan konsumen newPilihan konsumen new
Pilihan konsumen new
Β 
ekonomi-mikro-elastisitas-permintaan-dan-penawaran.pdf
ekonomi-mikro-elastisitas-permintaan-dan-penawaran.pdfekonomi-mikro-elastisitas-permintaan-dan-penawaran.pdf
ekonomi-mikro-elastisitas-permintaan-dan-penawaran.pdf
Β 
Elastisitas
ElastisitasElastisitas
Elastisitas
Β 
03-ELASTISITAS.pptx
03-ELASTISITAS.pptx03-ELASTISITAS.pptx
03-ELASTISITAS.pptx
Β 
Aplikasi fungsi
Aplikasi fungsiAplikasi fungsi
Aplikasi fungsi
Β 
Bab v konsep dasar teori fungsi, teori fungsi linier
Bab v     konsep dasar teori fungsi, teori fungsi linierBab v     konsep dasar teori fungsi, teori fungsi linier
Bab v konsep dasar teori fungsi, teori fungsi linier
Β 
Bab v konsep dasar teori fungsi, teori fungsi linier
Bab v     konsep dasar teori fungsi, teori fungsi linierBab v     konsep dasar teori fungsi, teori fungsi linier
Bab v konsep dasar teori fungsi, teori fungsi linier
Β 
Pert 2. Fungsi Linier (nuns).pptx
Pert 2. Fungsi Linier (nuns).pptxPert 2. Fungsi Linier (nuns).pptx
Pert 2. Fungsi Linier (nuns).pptx
Β 
fungsi non linear dan penerapan ekonomi
fungsi non linear dan penerapan ekonomifungsi non linear dan penerapan ekonomi
fungsi non linear dan penerapan ekonomi
Β 

More from Pelita Bangsa University

Pertemuan 12 supply chain management
Pertemuan 12 supply chain managementPertemuan 12 supply chain management
Pertemuan 12 supply chain managementPelita Bangsa University
Β 
Pertemuan 05 teori perilaku konsumen
Pertemuan 05 teori perilaku konsumenPertemuan 05 teori perilaku konsumen
Pertemuan 05 teori perilaku konsumenPelita Bangsa University
Β 
Pertemuan 04 proses penelitian langkah 4 sampai 5 kerangka teoritis_penyusuna...
Pertemuan 04 proses penelitian langkah 4 sampai 5 kerangka teoritis_penyusuna...Pertemuan 04 proses penelitian langkah 4 sampai 5 kerangka teoritis_penyusuna...
Pertemuan 04 proses penelitian langkah 4 sampai 5 kerangka teoritis_penyusuna...Pelita Bangsa University
Β 

More from Pelita Bangsa University (19)

Pertemuan 13 inventory management
Pertemuan 13 inventory managementPertemuan 13 inventory management
Pertemuan 13 inventory management
Β 
Pertemuan 12 supply chain management
Pertemuan 12 supply chain managementPertemuan 12 supply chain management
Pertemuan 12 supply chain management
Β 
Pertemuan 11 integral
Pertemuan 11 integralPertemuan 11 integral
Pertemuan 11 integral
Β 
Pertemuan 11 layout strategy
Pertemuan 11 layout strategyPertemuan 11 layout strategy
Pertemuan 11 layout strategy
Β 
Pertemuan 10 location strategy
Pertemuan 10 location strategyPertemuan 10 location strategy
Pertemuan 10 location strategy
Β 
Pertemuan 09 limit
Pertemuan 09 limitPertemuan 09 limit
Pertemuan 09 limit
Β 
Pertemuan 09 peramalan
Pertemuan 09 peramalanPertemuan 09 peramalan
Pertemuan 09 peramalan
Β 
Pertemuan 07 strategi proses
Pertemuan 07 strategi prosesPertemuan 07 strategi proses
Pertemuan 07 strategi proses
Β 
Pertemuan 06 mengelola kualitas
Pertemuan 06 mengelola kualitasPertemuan 06 mengelola kualitas
Pertemuan 06 mengelola kualitas
Β 
Pertemuan 05 persamaan non linear
Pertemuan 05 persamaan non linearPertemuan 05 persamaan non linear
Pertemuan 05 persamaan non linear
Β 
Pertemuan 05 langkah penulisan
Pertemuan 05 langkah penulisanPertemuan 05 langkah penulisan
Pertemuan 05 langkah penulisan
Β 
Pertemuan 05 desain barang dan jasa
Pertemuan 05 desain barang dan jasaPertemuan 05 desain barang dan jasa
Pertemuan 05 desain barang dan jasa
Β 
Pertemuan 05 teori perilaku konsumen
Pertemuan 05 teori perilaku konsumenPertemuan 05 teori perilaku konsumen
Pertemuan 05 teori perilaku konsumen
Β 
Pertemuan 05 unsur unsur penelitian
Pertemuan 05 unsur unsur penelitianPertemuan 05 unsur unsur penelitian
Pertemuan 05 unsur unsur penelitian
Β 
Pertemuan 04 persamaan linear
Pertemuan 04 persamaan linearPertemuan 04 persamaan linear
Pertemuan 04 persamaan linear
Β 
Pertemuan 04 manajemen proyek
Pertemuan 04 manajemen proyekPertemuan 04 manajemen proyek
Pertemuan 04 manajemen proyek
Β 
Tugas pertemuan keempat
Tugas pertemuan keempatTugas pertemuan keempat
Tugas pertemuan keempat
Β 
Pertemuan 04 konsep elastisitas
Pertemuan 04 konsep elastisitasPertemuan 04 konsep elastisitas
Pertemuan 04 konsep elastisitas
Β 
Pertemuan 04 proses penelitian langkah 4 sampai 5 kerangka teoritis_penyusuna...
Pertemuan 04 proses penelitian langkah 4 sampai 5 kerangka teoritis_penyusuna...Pertemuan 04 proses penelitian langkah 4 sampai 5 kerangka teoritis_penyusuna...
Pertemuan 04 proses penelitian langkah 4 sampai 5 kerangka teoritis_penyusuna...
Β 

Recently uploaded

PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
Β 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.pptsantikalakita
Β 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
Β 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
Β 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
Β 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
Β 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
Β 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategikmonikabudiman19
Β 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
Β 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
Β 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
Β 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
Β 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
Β 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
Β 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptxfitriamutia
Β 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
Β 

Recently uploaded (16)

PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
Β 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
Β 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
Β 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Β 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Β 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Β 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
Β 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Β 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
Β 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Β 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
Β 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
Β 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Β 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
Β 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
Β 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
Β 

MATEMATIKA EKONOMI

  • 1. Matematika Ekonomi Penerapan Ekonomi Differensial Wiji Safitri, SMB., MM. Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Bisnis dan Ilmu Sosial Universitas Pelita Bangsa
  • 2. Elastisitas Elastisitas dari suatu fungsi y = f(x) berkenaan dengan x dapat didefinisikan sebagai: πœ‚ = 𝐸𝑦 𝐸π‘₯ = lim Ξ”π‘₯ β†’0 ( Δ𝑦 𝑦 ) (Ξ”π‘₯/π‘₯) = 𝑑𝑦 𝑑π‘₯ . π‘₯ 𝑦 Ini berart elastisitasnya y = f(x) merupakan limit rasion antara [erubahan realtif dalam y terhadap perubahan relative dalam x, untuk perubahan x yang sangat kecil atau mendekati nol. Dengan terminologi lain, elastisitas y terhadap x dapat juga dikatakan sebagai rasio antara persentase perubahan y terhadap persentase perubahan x. Wiji Safitri, SMB., MM
  • 3. Elastisitas Permintaan Elastisitas harga permintaan (price elasticity of demand) : suatu koefisien yang menjelaskan besarnya perubahan jumlah barang yang diminta akibat adanya perubahan harga. Jadi merupakan rasio persentase perubahan jumlah barang yang diminta terhadap persentase perubahan harga. Jika fungsi permintaan dinyatakan dengan Qd = f(P), maka elastisitas permintaan: πœ‚π‘‘ = % Δ𝑄 𝑑 %Δ𝑃 = 𝐸𝑄 𝑑 𝐸𝑃 = lim Δ𝑃→0 ( Δ𝑄 𝑑 𝑄 𝑑 ) ( Δ𝑃 𝑃 ) = 𝑑𝑄 𝑑 𝑑𝑃 . 𝑃 𝑄 𝑑 Dimana, 𝑑𝑄 𝑑 𝑑𝑃 tidak lain adalah Q’d atau f’(P) Permintaan barang diakatakan elastis jika |πœ‚d| > 1. Elastis uniter jika |πœ‚d| = 1. Dan inelastic bila |πœ‚d| < 1 Barang yang permintaannya elastic mensyaratkan bahwa jika harga barang berubah sebesar persentase tertentu, maka permintaan terhadapnya akan berubah (secara berlawanan arah) dengan persentase yang lebih besar daripada persentase perubahan harganya. WIJI SAFITRI, S.M.B., M.M.Wiji Safitri, SMB., MM
  • 4. Contoh Fungsi permintaan suatu barang ditunjukkan oleh persamaan 𝑄 𝑑 = 25 – 3P2. Tentukan elastisitas permintaanya pada tingkat harga P = 5. Jawab: 𝑄 𝑑 = 25 – 3P2 Q’d = 𝑑𝑄 𝑑 𝑑𝑃 = - 6P Elastisitas permintaannya: πœ‚π‘‘ = 𝑑𝑄 𝑑 𝑑𝑃 . 𝑃 𝑄 𝑑 = -6P . 𝑃 𝑄 𝑑 = -6P . 𝑃 25 – 3P2 = -6(5) . 5 25 – 3(5)2 = -30 . 5 25 – 75 = -30 . -0,1 = 3 (elastic) πœ‚π‘‘ = 3 berarti bahwa apabila dari kedudukan P = 3, harga naik (turun) sebesar 1 persen maka jumlah barang yang diminta akan berkurang atau bertambah sebanyak 3 persen. Wiji Safitri, SMB., MM
  • 5. Contoh Permintaan suatu abrang dicerminkan oleh D = 4 – P, dimana D melambangkan jumlah barang yang diminta dan P adalah harganya per unit. Hitunglah elastisitas permintaanya pada tingkat harga P = 3 dan pada tingkat permintaan D = 3. Jawab: D = 4 – P β†’ D’ = dD/ dP = -1 Pada P = 3, πœ‚π‘‘ = 𝑑𝐷 𝑑𝑃 . 𝑃 𝐷 = -1 . 3 4βˆ’3 = -1 . 3 = -3 (Elastik) Pada D = 3, P = 1 β†’ πœ‚π‘‘ = 𝑑𝐷 𝑑𝑃 . 𝑃 𝐷 = -1 . 1 3 = - 1 3 (Inelastik) Wiji Safitri, SMB., MM
  • 6. NOTES Dalam konsep elastisitas permintaan, yang dipentingkan adalah besarnya angka hasil perhitungan, apakah angka tersebut lebih besar dari ataukah sama dengan atau lebih kecil dari satu: yakni untuk menentukan apakah sifat permintaannya elastic, elastic – uniter, atau inelastic. Sedangkan tanda di depan hasil perhitungan (seandainy anegatif dapat diabaikan). Karena hal itu sekedar mencerminkan berlakunya hokum permintaan bahwa jumlah yang diminta bergerak berlawanan arah dengan harga. Wiji Safitri, SMB., MM
  • 7. Elastisitas Penawaran Elastisitas harga penawaran (price elasticity of supply): suatu koefisien yang menjelaskan besarya perubahan jumlah barang yang tawarkan berkenaan dengan adanya perubahan harga. Jadi merupakan rasio antar apersentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan terhadap persentas perubahan harga. Jika fungsi penawaran dinyatakan dengan Qs = f(P). Maka elastisitas penawarannya: πœ‚π‘  = % Δ𝑄 𝑠 %Δ𝑃 = 𝐸𝑄 𝑠 𝐸𝑃 = lim Δ𝑃→0 ( Δ𝑄 𝑠 𝑄 𝑠 ) ( Δ𝑃 𝑃 ) = 𝑑𝑄 𝑠 𝑑𝑃 . 𝑃 𝑄 𝑠 Dimana, 𝑑𝑄 𝑠 𝑑𝑃 tidak lain adalah Q’s atau f’(P) Perawaran barang dikatakan elastis jika |πœ‚s| > 1. Elastis uniter jika |πœ‚s| = 1. Dan inelastic bila |πœ‚s| < 1 Barang yang perawarannya inelastic mensyaratkan bahwa jika harga barang berubah sebesar persentase tertentu, maka penawaran berubah (secara searah) dengen persentase yang lebih kecil daripada persentase perubahan harganya. WIJI SAFITRI, S.M.B., M.M.Wiji Safitri, SMB., MM
  • 8. Contoh: Fungsi penawaran suatu barang dicermintkan oleh Qs = -200 + 7P2 . Berapa elastisitas pernawarannya pada tingkat harga P = 10 dan P = 15? Jawab: 𝑄 𝑠 = -200 + 7P2 Q’s = 𝑑𝑄 𝑠 𝑑𝑃 = 14P Elastisitas penawarannya: πœ‚π‘  = 𝑑𝑄 𝑑𝑠 𝑑𝑃 . 𝑃 𝑄 𝑠 = 14P . 𝑃 βˆ’200+7P2 Untuk P = 10 = πœ‚π‘  = 14(10) . (10) βˆ’200+7(10)2 = 140 . 0,02 = 2,8 Untuk P = 15 = πœ‚π‘  = 14(15) . (15) βˆ’200+7(15)2 = 210 . 0,0109 = 2,3 Wiji Safitri, SMB., MM
  • 9. Elastisitas Produksi Elastisitas produksi ialah suatu koefisien yang menjelaskan besarnya perubahan jumlah keluatan Output) yang dihasilkan akibat adanya perubahan jumlah masukan(input) yang digunakan. Jadi, merupakan rasio antara persenase perubahan jumlah keluaran terhadap persentase perubahan jumlah masukan. Jika P melambangkan jumlah produk yang dihasilkan sedangkan X melambangkan jumlah factor produksi yang digunakan, dan fungsi produksi disyaratkan dengan P = f(X), maka elastisitas produksinya: πœ‚π‘ = % Δ𝑃 %Δ𝑋 = 𝐸𝑃 𝐸𝑋 = lim Ξ”π‘₯β†’0 ( Δ𝑃 𝑃 ) ( Δ𝑋 𝑋 ) = 𝑑𝑃 𝑑𝑋 . 𝑋 𝑃 Dimana, 𝑑𝑃 𝑑𝑋 adalah produk marjinal dari X [P’ atau f’(X)] Wiji Safitri, SMB., MM
  • 10. CONTOH Fungsi produksi suatu barang ditunjukkan oleh persamaan P = 6x2 - X3. hitunglah elastisitas produksinya pada tingkat penggunaan factor produksi sebanyak 3 unit dan 7 unit. P = 6x2 - X3 β†’ P’ = 𝑑𝑃 𝑑𝑋 = 12X – 3X2 Elastisitas produksinya: πœ‚π‘ = 𝑑𝑃 𝑑𝑋 . 𝑋 𝑃 = (12X – 3X2) . 𝑋 6x2 βˆ’ X3 Pada X = 3, maka πœ‚π‘ = (12.3 – 3(3)2) . 3 6(3)2 βˆ’ (3)3 = 9 . 0 ,011 = 1 (elastis uniter) Pada X = 7, maka πœ‚π‘ = (12.7 – 3(7)2) . 7 6(7)2 βˆ’ (7)3 = -63 . - 0 ,143 = 9 (elastis) Wiji Safitri, SMB., MM
  • 11. Biaya Marjinal Biaya marjinal (marginal cost, MC) adalah biaya tambahan yang dikeluarkan untuk menghasilkan satu unit tambahan produk. Secara matematik, fungsi biaya marjinal merupakan derivative pertama dari fungsi biaya total. Jika fungsi biaya total dinyatakan dengan C= f(Q) dimana C adalah biaya total dan Q melambangkanjumlah produk. Maka biaya marjinalnya: 𝑀𝐢 = 𝐢′ = 𝑑𝐢 𝑑𝑄 Wiji Safitri, SMB., MM
  • 12. CONTOH Biaya total = C = f(Q) = Q3 – 3Q2 +4Q +4 Maka biaya marjinal = C’ = 3Q2 – 6Q + 4 Pada umumnya fungsi biaya total yang non linear berbentuk fungsi kubik sehingga fungsi biaya marjinalnya berbentuk fungsi kuadrat. Dengan demikian, kurva biaya marjinal (MC) selalu mencapai minimumnya tepat pada saat kurva biaya total (C) berada pada posisi titik beloknya. Wiji Safitri, SMB., MM
  • 13. Lanjutan contoh C, MC 6 4 1 0 1 Q MC C C = Q3 – 3Q2 +4Q +4 MC = C’ = 3Q2 – 6Q + 4 (MC)’ = 6Q – 6 MC minimum jika (MC)’ = 0 (MC)’ = 0 β†’ 6Q – 6 = 0, Q = 1 Pada Q = 1, MC = 3Q2 – 6Q + 4 = 3(1)2 – 6(1) + 4 = 1 C = Q3 – 3Q2 +4Q +4 = (1)3 – 3(1)2 +4(1) +4 = 6 Wiji Safitri, SMB., MM
  • 14. Penerimaan Marjinal Penerimaan marjinal (marginal revenue, MR) : penerimaan tambahan yang diperoleh berkenaan bertambahnya satu unit kelauran yang diproduksi atau terjual. Secara matematik, fungsi penerimaan marjinal merupakan derivative pertama dari fungsi penerimaan total. Jika fungsi penerimaan total dinyatakan dengan R =f(Q) dimana R melambangkan penerimaan total dan Q adalah jumlah keluaran, maka penerimaan marjinalnya: 𝑀𝑅 = 𝑅′ = 𝑑𝑅 𝑑𝑄 Karena fungsi penerimaan total yang non-linear pada umumnya berbentuk fungsi kuadrat (parabolic), fungsi penerimaan marjinalnya akan berbentuk fungsi linear. Kurva penerimaan marjinal (MR) selalu mencapai nol tepat pada saat kurva penerimaan total (R) berada pada posisi puncaknya. WIJI SAFITRI, S.M.B., M.M. Wiji Safitri, SMB., MM
  • 15. Contoh Andaikan fungsi permintaan akan suatu barang ditunjukkan dengan P = 16 – 2Q. 0 8 16 4 8 32 R = 16Q -2Q2 P, R, MR Q Penerimaan Total: R = P . Q = f(Q) = 16Q - 2Q2 Penerimaan marjinal: MR = R’ = 16 – 4Q Pada MR = 0, Q=4 P = 16 – 2(4) = 8 R = 16 (4) – 2(4)2 = 32 WIJI SAFITRI, S.M.B., M.M.
  • 16. Utilitas Marjinal Marginal utility, MU : utilitas tambahan yang diperoleh konsumen berkenaan satu unit tambahan barang yang dikonsumsinya. Secara matematik, fungsi utilitas marjinal merupakan derivative pertama dari fungsi utilitas total. Jika fungsi utiltias total dan Q adalah jumlah barang yang dikonsumsi, maka utilitas marjinalnya: π‘€π‘ˆ = π‘ˆβ€² = π‘‘π‘ˆ 𝑑𝑄 Karena fungsi utilitas total yang non –linear pada umumnya berbentuk fungsi kuadrat, fungsi utilitas marjinalnya akan berbentuk fungsi linear. Kurva utilitas marjinal (MU) selalu mencapai nol tepat pada saar kurva utulitas total (U) berada pada posisi puncaknya. Wiji Safitri, SMB., MM
  • 17. Contoh U = f(Q) = 90Q – 5Q2 MU = U’ = 90 – 10Q U maksimum pada MU = 0 MU = 0 β†’ Q = 9 Umaksimum = 90 (9) – 5(9)2 = 810 – 405 = 405 U, MU 90 0 MU = 90 – 10Q U = 90Q – 5Q2 9 18 Q Wiji Safitri, SMB., MM
  • 18. Produk Marjinal Karena fungsi produk total yang non-linear pada umumnya berbentuk fungsi kubik, fungsi produk marjinalnya akan berbentuk fungsi kuadrat (parabolic). Kurva produk marjinal selalu mancapai nilai ekstrimnya, dalam hal ini nilai maksimum, tepat pada saat kurva produk total (P) berada pada posisi titik beloknya: kedudukan ini mencerminkan berlakunya hokum tambahan hasil yang semakin berkutang (the law of the diminishing return). Produk total mencapai punckanya ketika produk marjinalnya nol. Sesudah kedudukan ini, produk total menurun bersamaan dengan produk marjinal menjadi negative. Area dimana produk marjinal negative menunjukkan bahwa penambahan penggunaan masukan yang bersangkutan justru akan mengurangi jumlah produk total, mengisyaratkan terjadinya disefisiensi dalam kegiatan produksi. Dalam area ini, jika produk total hendak diitngkatkan, jumlah masukan yang digunakan harus dikurangi 𝑀𝑃 = 𝑃′ = 𝑑𝑃 𝑑𝑋 Marginal Product, MP : produk tambahan yang dihasilkan dari satu unit tambahan factor produksi yang digunakan. Secara matematik, fungsi produk marjinal merupakan derivative pertama dari fungsi produk total. Jika fungsi produk total dinyatakan dengan P = f(X) dimana P melambangkan jumlah produk total dan X adalah jumlah masukan, maka produk marjinalnya: WIJI SAFITRI, S.M.B., M.M.
  • 19. Contoh 0 27 54 108 3 6 P, MP MP = g(X) X P = f(X) Produksi total: P = f(X) = 9 X2 - X3 Produk Marjinalnya: MP = P’ = 18X -3X2 P maksimum pada P’ = 0 , yakni pada X = 6 dengan P maksimum = 108 P berada di titik belok dan MP maksimum pada P” = (MP)’ = 0, yakni pada X = 3 Wiji Safitri, SMB., MM
  • 20. Analisis Keuntungan Maksimum Tingkat produksi yang memberikan keuntungan maksimum, atau menimbulkan kerugian maksimum, dapat disidik dengan pendekatan diferensial. R (penerimaan total) dan C (biaya total) sama – sama merupakan fungsi dari jumlah kelauran yang dihasilkan/terjual (Q), maka dari sini dapat dibentuk suatu fungsi baru yaitu fungsi keuntungan (Ο€). Nilai ekstrim atau nilai optimum Ο€ dapat ditentukan dengan cara menetapkan derivative pertamanya = 0 Wiji Safitri, SMB., MM
  • 21. Analisis Keuntungan Maksimum rumus matematika R = r(Q) C = c(Q) Ξ  = R – C ≑ r (Q) – c(Q) = f(Q) Ξ  OPTIMUM jika π’ ≑ f’ (Q) ≑ d Ο€/dQ = 0 KARENA Ο€ = R – C Maka π’ = R’ – C’ = MR – MC Berarti pada Ο€ optimum: Π’ = 0 β†’ MR – MC = 0 β†’ MR = MC Wiji Safitri, SMB., MM
  • 22. Analisis Keuntungan Maksimum rumus matematika Untuk mengetahui apakah π’ = 0 mencerminkan keuntungan maksimum ataukah justru kerugian maksimum, perlu diuji melalui derivatif kedua dari fungsi Ο€. Ξ  = R – C = f(Q) Ξ  optimum apabila π’ = 0 atau MR = MC JIKA π” < 0 β†’ Ο€ Maksimum ≑ keuntungan maksimum JIKA π” > 0 β†’ Ο€ minimum ≑ kerugian maksimum Wiji Safitri, SMB., MM