3. Kewajiban seorang anak untuk patuh
dan hormat kepada kedua orang tuanya
menduduki peringkat kedua setelah
kewajibannya terhadap Allah SWT.
Menghormati orang tua (Birrul walidain)
merupakan kewajiban dan keharusan
yang harus dilakukan oleh setiap anak.
Kasih sayang kedua orang tua tak
terkira dan tak bisa dibayar dengan
apapun, kecuali kesalehan terhadap
4. Dalam kisah Nabi Muhammad SAW.
Pernah suatu ketika Beliau bertanya
kepada para sahabatnya, “ Apakah
kalian ingin kuberitahu mengenai dosa-
dosa besar yang paling berat?? “ Nabi
SAW. Mengulangi pertanyaan yang
sama hingga tiga kali, sampai orang-
orang menjawab, “ Ya tolong
beritahukan kepada kami.” Kemudian
Nabi SAW mengatakan,
“Mempersekutukan Allah dan tidak taat
5. Perintah Allah SWT secara gamblang agar
hormat dan patuh kepada kedua orang tua dapat
kita temukan pada firmanNya melalui surah Al-
Isra’ /17 Ayat 23. yang artinya :
“ Dan Tuhanmu telah memperintahkan agar
kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika
salah seorang diantara keduanya atau kedua-
duanya sampai berusia lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah
engkau mengatakan kepada keduanya perkataan
“ah” dan janganlah engkau membentak keduanya,
dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang
baik “(Q.S Al-Isra’ /17:23).
6. PESAN MORAL ATAU KANDUNGAN Q.S Al- Isra’ /17:23 DARI
HADIS NABI SAW
Seorang anak wajib menghormati dan
berbuat baik kepada kedua orang tuanya.
Seorang anak berdosa jika mengatakan “Ah”
kepaha orang tuanya. “Ah” pada konteks ayat
tersebut artinya melontarkan jawaban
dengan kalimat-kalimat yang dapat
menyinggung perasaan atau menyakiti hati
orang tua. Berbicara dengan kalimat yang
menyenangkan hati orang tua merupakan
kewajiban seorang anak.
7. Ibu memiliki kedudukan yang sangat tinggi dalam
pandangan islam dan memiliki keutamaan yang
sangat besar daripada yang lainnya.
“Dari Abu Hurairah r.a dia berkata ; Seorang laki-
laki datang kepada Rasulullah SAW sambil
berkata; “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang
paling berhak aku berbakti kepadanya?” Beliau
menjawab: “Ibumu” Dia bertanya lagi;
“Kemudian siapa?” Beliau menjawab “Ibumu”
Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa lagi?” Beliau
menjawab “Ibumu” Dia bertanya lagi; “Kemudian
siapa?” Beliau menjawab “Kemudian Ayahmu””
(HR Bukhari)
8. o Membantu orang tua dalam bentuk akal pikiran.
o Membantu orang tua dalam bentuk tenaga.
o Membantu orang tua dalam bentuk financial (keuangan).
o Mengikuti segala nasihat yang baik, membuat hati mereka yang
senang dan berkata sopan.
o Tetap hormat, meskipun nasihatnya tidak pantas bahkan
melanggar perintah Allah SWT.
o Selalu berdo’a , memohonkan ampun kepada Allah SWT agar
orang tua diampuni dosa dan kesalahannya.
o Bergaul dengan kedua orang tua secara baik.
o Tawadlu (rendah hati) dan tidak boleh sombong kepada orang
tua.
o Memintakan ampun kepada Allah SWT, jika kedua orang tua
telah meninggal.
9. • Menyakiti hati dan membuat sedih orang tua
• Berkata “Ah” dan tidak memenuhi panggilan oarng
tua.
• Menbentak atau menghardik orang tua.
• Bakhil atau tidak mau mengurusi kebutuhan orang tua.
• Mermuka masam atau cemberut duhadapan orang tua
• Merendahkan orang tua dihadapan mereka sendiri
atau orang lain.
• Malu mengakui keberadaan atau identitas orang tua.
10. • Menyuruh orang tua melakukan pekerjaan
yang tidak pantas.
• Menyebut kejelakan orang tua dihadapan
orang banyak.
• Menimbulkan kemurkaan orang tua, akibat
hal-hal yang tidak mereka sukai.
• Mendahulukan taat kepada orang lain
daripada orang tua.
11. Akibat durhaka kepada orang tua akan
dirasakan didunia. Dalam hadist dikatakan,
“Dua perbuatan dosa yang Allah
cepatkan azabnya (siksanya) didunia,
yaitu berbuat zalim dan al-uhuq
(durhaka kepada orang tua).” (HR Hakim)