SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
Download to read offline
101
DAR2/Profesional/810/3/2019
PENDALAMAN MATERI
BIMBINGAN DAN KONSELING
MODUL 3
PERENCANAAN DAN EVALUASI
LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
KEGIATAN BELAJAR 4
PELAPORAN DAN PENGGUNAAN HASIL EVALUASI
Penulis:
Prof. Dr. Sugiyo, M.Si.
Zakki Nurul Amin, S.Pd., M.Pd.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2019
102
at p
Kegiatan Belajar 4: Pelaporan dan Penggunaan Hasil Evaluasi
A. Pendahuluan
Setelah menyusun program, membu erencanaan, dan melaksanakan layanan bimbingan
dan konseling, guru bimbingan dan konseling memiliki tugas untuk melakukan
evaluasi pogram dan layanan yang telah dilakukannya. Tersusun dan terlaksananya
evaluasi bimbingan dan konseling dengan baik akan lebih menjamin pencapaian tujuan
layanan, tujuan sekolah, menegakkan akuntabilitas, dan pada akhirnya menguatkan
capabilitas bimbingan dan konseling di sekolah. Modul berjudul perencanaan dan
evaluasi layanan bimbingan dan konseling ini membahas tentang perancangan layanan
dasar, perancangan layanan responsif, evaluasi program, hasil, dan proses, serta
penyampaian hasil dan evaluasi bimbingan dan konseling.
Setelah mempelajari modul ini, Saudara peserta PPG dalam jabatan akan dapat
melakukan perancangan layanan dasar dan layanan responsif, mampu menyusun
evaluasi program, hasil, dan proses, serta mampu meyampaian hasil dan evaluasi
bimbingan dan konseling. Kompetensi tersebut sangat diperlukan bagi Saudara yang
bekerja sebagai guru bimbingan dan konseling utamanya untuk menunjang
akuntabilitas, keberhasilan, dan keefektifan pelayanan profesional bimbingan dan
konseling di sekolah.
Proses pembelajaran untuk materi yang sedang Saudara ikuti sekarang ini, dapat
berjalan dengan lebih lancar bila Saudara mengikuti langkah-langkah belajar sebagai
berikut :
5) Pahami dulu mengenai berbagai kegiatan penting dalam diklat mulai tahap awal
sampai akhir.
6) Lakukan kajian terhadap rancangan pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling yang telah ada dan yang telah dilakukan di tempat kerja Anda, apakah
telah sesuai dengan konsep yang dimaksud dalam modul ini.
103
7) Keberhasilan proses pembelajaran Saudara dalam mata diklat ini sangat
tergantung kepada kesungguhan Saudara dalam mengerjakan latihan dan
refleksi diri. Untuk itu, berlatihlah secara mandiri atau berkelompok dengan
teman sejawat.
8) Bila Saudara menemui kesulitan, silakan hubungi instruktur/widiaiswara
pembimbing atau fasilitator yang mengajar mata diklat ini.
Baiklah saudara perserta diklat PPG dalam jabatan, selamat belajar, semoga Saudara
sukses memahami pengetahuan yang diuraikan dalam mata diklat ini untuk bekal
Saudara melakukan pelayanan bimbingan dan konseling dengan baik.
104
B. Inti
1. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan
Mampu mengevaluasi masukan, proses, dan hasil layanan bimbingan dan konseling
yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik dengan
menerapkan asesmen otentik, serta memanfaatkan hasil evaluasi proses dan hasil untuk
perbaikan kualitas layanan bimbingan dan konseling. Sub Capaian Pembelajaran Mata
Kegiatan pada mata kegiatan ini yakni:
a. Menguasai konsep dan prosedur akuntabilitas dalam bimbingan dan konseling.
b. Menguasai prosedur dan membuat laporan evaluasi dalam bimbingan dan
konseling.
c. Menguasai konsep dan prosedur tindak lanjut hasil evaluasi dalam bimbingan dan
konseling.
2. Pokok-pokok Materi
a. Akuntabilitas dalam bimbingan dan konseling
b. Pelaporan hasil evaluasi bimbingan dan konseling
c. Tindak lanjut hasil evaluasi bimbingan konseling
3. Uraian Materi
a. Akuntabilitas dalam bimbingan dan konseling
Konsep tentang akuntabilitas secara umum
Akuntabilitas dipandang sebagai konsep penting dalam kehidupan suatu lembaga atau
organisasi. Konsep ini memungkinkan diperolehnya gambaran kinerja dan tanggung
jawab seseorang dalam melaksanakan tugas pekerjaannya. Para ahli yang bergelut
dalam bidang ini meyakini bahwa akuntabilitas merupakan salah satu prinsip mendasar
dalam penyelenggaraan atau terciptanya sebuah pemerintahan/lembaga/organisasi
yang baik (Buhory, 2007).
105
Darwin (dalam Widodo, 2001) membedakan tiga istilah yang perlu dipahami terkait
dengan pertanggungjawaban yaitu akuntabilitas (accountability), responsibilitas
(responsibility), dan responsivitas (responsiveness). Responsibilitas (responsibility)
merupakan konsep yang berkenaan dengan standar profesional dan kompetensi teknis
yang dimiliki seorang pemberi layanan dalam menjalankan tugasnya. Individu dinilai
responsibel apabila unjuk kerjanya menampilkan standar profesionalisme atau
kompetensi teknis yang tinggi.
Konsep responsivitas (responsiveness) merupakan pertanggungjawaban dari sisi yang
menerima pelayanan (masyarakat). Seberapa jauh mereka melihat pemberi layanan
bersikap tanggap (responsive) yang lebih tinggi terhadap apa yang menjadi
permasalahan, kebutuhan, keluhan dan aspirasi mereka. Sementara
pertanggungjawaban sebagai akuntabilitas (accountability) merupakan suatu istilah
yang pada awalnya diterapkan untuk mengukur apakah dana publik telah digunakan
secara tepat. Dalam perkembanganya akuntabilitas juga digunakan untuk melihat
efisiensi ekonomi program. Akuntabilitas dilihat sebagai upaya untuk mencari dan
menemukan apakah ada penyimpangan staf atau tidak serta efisiensi prosedur yang
digunakan. Dengan demikian akuntabilitas menunjuk pada institusi tentang “cheks and
balance” dalam sistem administrasi.
Sesuai dengan esensi akuntabilitas sebagai wujud pertanggungjawaban suatu kegiatan,
Schater (dalam Budi, 2013) menegaskan bahwa akuntablitas memiliki dua tujuan
utama yakni tujuan politik dan tujuan operasional. Tujuan politik (political purpose)
menunjukkan akuntabilitas sebagai suatu mekanisme untuk meminimalkan
penyalahgunaan kekuasaan. Kaitannya dengan politik pendidikan misalnya yang
berupa kebijakan-kebijakan, peraturan-peraturan yang dibuat dan ditegakkan berbasis
hasil evaluasi. Sedangkan tujuan operasional (operational purpose) merujuk
akuntabilitas sebagai mekanisme untuk membantu menjamin pemerintah bertindak
secara efektif dan efisien. Berdasarkan gagasan para ahli, terdapat keragaman tentang
106
konsep akuntabilitas, namun terdapat kesamaan konsep khususnya berkaitan dengan
pertanggungjawaban. Akuntabilitas diperlukan untuk mempertanggungjawabkan
terhadap seluruh kegiatan yang telah dilakukan. Akuntabilitas mengandung kewajiban
melaporkan, menjelaskan, dan mengungkapkan semua kegiatan yang dilakukan.
Akuntabilitas diperlukan untuk meminimalkan penyalahgunaan kekuasaan serta
menjamin pemerintah/pelaksana untuk bertindak secara efektif dan efisien.
Akuntabilitas dalam bimbingan dan konseling
Penilaian/evaluasi dalam bimbingan dan konseling adalah proses untuk
mengumpulkan dan menggunakan informasi untuk pengambilan keputusan mengenai
kegiatan bimbingan dan konseling. Dengan melakukan penilaian guru
pembimbing/konselor pada hakekatnya bertujuan untuk memperbaiki kinerja
profesionalnya, dan inilah bentuk akuntabilitas guru pembimbing/konselor terhadap
stakeholders.
Menurut Brown dan Trusty (2005) evaluasi dan akuntabilitas merupakan satu kesatuan
dan tidak dapat dihindari menuju tercapainya tujuan program konseling yang efektif
dan efisien. Akuntabilitas dipandang sebagai proses dimana konselor sekolah
menunjukkan bahwa kegiatan yang dilakukannya memberikan dampak atau perubahan
terhadap para siswa. Dengan kata lain, akuntabilitas dipandang sebagai bentuk
pertanggungjawaban. Hal ini sejalan dengan pandangan Gibson dan Mitchel (2011:56-
57) yang menggunakan istilah akuntabilitas dan evaluasi dengan mengacu kepada
upaya untuk mempertanggungjawabkan program konseling.
Akuntabilitas merupakan bentuk pertanggungjawaban suatu kegiatan. Akuntabilitas
dilihat sebagai suatu kegiatan yang digunakan untuk meyakinkan stakeholder sehingga
memiliki kepercayaan terhadap program atau kegiatan yang dilakukan (Furqon &
Badrujaman, 2014). Myrick (dalam Schellenberg, 2008; dalam Furqon & Badrujaman,
2014) menjelaskan bahwa akuntabilitas merupakan upaya
107
pertanggungjawaban seseorang terhadap tindakan dan kontribusinya khususnya
berkaitan dengan tujuan, prosedur, dan hasil yang dicapai.
Secara khusus akuntabilitas bimbingan dan konseling merujuk pada pengungkapan
informasi program konseling sekolah dan hasil-hasil evaluasi yang dicapai dengan
stakeholder (Schellenberg, 2008). Pemahaman ini senada dengan pendapat Cobia &
Henderson, (2007) yang menjelaskan bahwa tuntutan terhadap akuntabilitas dapat
dilihat dalam program-program konseling yang berbasis data maupun berbasis hasil.
Penegakan akuntabilitas oleh guru pembimbing/konselor merupakan bentuk
pertanggungjawaban pekerjaan konselor. Saat ini, terdapat arah baru dalam penegakan
akuntabilitas. Pada masa sebelumnya, akuntabilitas cukup tentang apa yang telah
dikerjakan, tetapi saat ini akuntabilitas menekankan pada dampak dan kontribusi apa
yang dapat diberikan oleh konselor. Sehingga penegakan akuntabilitas, dalam
pelayanan konseling di sekolah, tidak cukup hanya dengan menyampaikan layanan-
layanan yang dilaksanakan konselor. Namun menuntut penyampaian berbagai dampak
yang telah ditimbulkan oleh layanan yang diselenggarakan konselor.
“saat ini akuntabilitas menekankan pada dampak dan kontribusi apa
yang dapat diberikan oleh konselor melalui layanan konseling”
Penerapan prinsip akuntabilitas sebagai pertanggungjawaban profesional tidak
terkecuali dalam bimbingan dan konseling. Bimbingan dan konseling sebagai bagian
integral dari pendidikan dituntut akuntabel baik dalam proses penyusunan program
kegiatan, pembiayaan, pelaksanaan, evaluasi, hasil, maupun dampaknya. Menurut
Gysbers (dalam Cobia & Henderson, 2007; dalam Schellenberg, 2008) tuntutan
akuntabilitas dalam bimbingan dan konseling bukan merupakan suatu kerangka
konseptual yang baru. Pemaparan tentang akuntabilitas konselor sekolah sudah
108
digambarkan sejak awal 1920-an dan terus berlanjut sepanjang hidup profesi konseling.
Intensitas kajian dan penerapan akuntabilitas dipengaruhi oleh adanya kesadaran akan
bimbingan dan konseling sebagai profesi yang menuntut pelaksanaannya secara
profesional agar dapat diterima, diakui, dan dipercaya oleh masyarakat (Furqon &
Badrujaman, 2014).
Konsentrasi evaluasi bimbingan dan konseling di Indonesia memfokuskan pada tiga
hal, yakni evaluasi program, proses, dan hasil layanan bimbingan dan konseling.
Sedangkan intensitas kajian yang perlu dirujuk oleh setiap pemangku evaluasi layanan
bimbingan dan konseling adalah berkaitan dengan kebermanfaatan layanan bimbingan
dan konseling yang dapat diberikan di sekolah, misalnya kebermanfaatan yang
berkaitan dengan peningkatan nilai akademik peserta didik, peningkatan sikap positifi
siswa, dan peningkatan kedisiplinan siswa.
Illinois School Counselor Association (2014) menegaskan bahwa akuntabilitas
merupakan bagian penting dari program konseling perkembangan. Urgensi
akuntabilitas dalam konseling sekolah berkaitan dengan pengaruh konselor sekolah
terhadap siswa khususnya berhubungan dengan perubahan prestasi siswa. Mehlos
(2009) menjelaskan bahwa kemampuan untuk menunjukkan pengaruh yang dimiliki
konselor sekolah terhadap prestasi dan keberhasilan siswa merupakan aspek profesi
yang sangat mendasar. Dengan demikian akuntabilitas merupakan unsur pokok dalam
konseling sekolah (Steen & Kaffenberger dalam Mehlos, 2009).
Hal senada juga ditegaskan oleh ASCA (dalam Mehlos, 2009) bahwa konselor
mempunyai tanggung jawab untuk memperlihatkan hasil kerja mereka berkaitan
dengan program konseling sekolah dengan cara yang terukur. Dengan demikian
akuntabilitas menjadi media penting yang dapat dinilai melalui kinerja konselor
sekolah dan keefektifan program (ASCA dalam Loesch, 2007). Evaluasi kinerja
konselor sekolah berkaitan dengan pelaksanaan dan manajemen
109
program. Sedangkan evaluasi program konseling sekolah dilakukan untuk menentukan
apakah kegiatan-kegiatan tersebut memiliki manfaat dan dampak bagi siswa. Erford
(dalam Loesch, 2007) menambah dan menjelaskan asesmen kebutuhan sebagai dimensi
ketiga untuk akuntabilitas konseling sekolah. Data asesmen kebutuhan digunakan
untuk menentukan tujuan program yang pada gilirannya mengarahkan dan membentuk
keberfungsian dan kinerja konselor sekolah.
Berdasarkan kajian para ahli, yang dimaksud dengan akuntabilitas dalam bimbingan
dan konseling adalah perwujudan kewajiban konselor sekolah untuk
mempertanggungjawabkan segala tindakan berkaitan dengan kegiatan pelayanan
bimbingan dan konseling. Akuntabilitas dalam bimbingan dan konseling merupakan
komponen kunci untuk memperlihatkan keefektifan program konseling. Tuntutan
akuntabilitas memungkinkan konselor untuk memperlihatkan kepada stakeholder baik
di dalam maupun di luar sekolah kontribusi atau dampak tentang apa yang dilakukan
konselor untuk menjawab pertanyaan: Bagaimana perbedaan yang dirasakan siswa
sebagai hasil dari program konseling sekolah.
Tujuan dan Manfaat Akuntabilitas dalam Bimbingan dan Konseling
Penerapan akuntabilitas dalam bimbingan dan konseling memiliki beberapa tujuan.
Young dan Kaffenberg (dalam Topdemir, 2010; dalam Paolini & Topdemir, 2013)
menjelaskan bahwa akuntabilitas dilaksanakan untuk: (1) menghubungkan program
konselor sekolah dengan prestasi akademik para siswa. (2) Memantau perkembangan
siswa dan mengurangi kesenjangan prestasi siswa, konselor harus memulainya dengan
memperhatikan data sekolah dan menentukan dimana kesenjangan tersebut muncul.
(3) Untuk menilai dan mengevaluasi program, konselor perlu melihat keefektifan
program bimbingan dan konseling.
110
Berkaitan dengan manfaat penerapan akuntabilitas, Illinois School Counselor
Association (2014) memaparkan bahwa: (1) akuntabilitas memungkinkan konselor
memiliki data spesifik untuk digunakan dalam mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahan bidang-bidang program. Informasi ini dapat digunakan untuk mengubah
tujuan serta metode pelaksanaan program. (2) Data yang diperoleh dapat digunakan
untuk memperlihatkan siswa bagaimana mereka bertumbuh dan berkembang melalui
program tersebut. Data juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi bidang-bidang
yang masih membutuhkan peningkatan. (3) Informasi yang diperoleh melalui asesmen
harus disampaikan kepada semua stakeholder; termasuk siswa, orang tua dan guru. (4)
Informasi perlu disampaikan dengan orang-orang yang terlibat dalam pembuatan
kebijakan dan manajemen kebijakan.
Akuntabilitas merupakan aspek penting dalam menunjukkan keefektifan program
konseling sekolah. Adelman (dalam Paolini & Topdemir, 2013) berpendapat bahwa
konselor sekolah dewasa ini berhadapan dengan tuntutan untuk menunjukkan
keefektifan program. Oleh karena itu, memperlihatkan akuntabilitas menjadi praktik
yang standar di antara konselor sekolah (Dahir & Stone dalam Paolini & Topdemir,
2013). Melalui pengukuran akuntabilitas, konselor akan mampu memperlihatkan
peran, tanggungjawab, dan signifikansi mereka dalam membantu siswa untuk
mencapai tujuan dalam bidang akademik, pribadi/sosial, dan karir. Akuntabilitas
dipandang sebagai alat ampuh bagi konselor untuk mengklarifikasi peran profesional
mereka (Stone & Dahir dalam Paolini & Topdemir, 2013).
Sugiyo (2018) memaparkan bahwa akuntabilitas dalam bimbingan dan konseling
berfungsi untuk: (1) memperoleh balikan mengenai hasil kerja konselor, (2)
mempertimbangkan penggunaan metode dalam layanan bimbingan dan konseling, (3)
dapat lebih mengenal kebutuhan-kebutuhan peserta didik yang belum terealisasi, (4)
mengurangi cara kerja yang sifatnya rutinitas dan menemukan inovasi layanan
111
bimbingan dan konseling, (5) sebagai dasar untuk memberikan masukan dalam
rekrutmen konselor, (6) memberikan pertimbangan dalam meningkatkan keterampilan
konselor melalui pengiriman untuk mengikuti pelatihan-pelatihan bimbingan dan
konseling. Merujuk kembali ke intensitas kajian dalam evaluasi yang telah
disampaikan sebelumnya, maka fungsi 3 dan 5 merujuk pada evauasi program, fungsi
2, 4, dan 6 merujuk pada evaluasi proses, sedangkan fungsi 1 merujuk pada evaluasi
hasil layanan bimbingan dan konseling.
Komponen Akuntabilitas Bimbingan dan Konseling
Furqon dan Badrujaman (2014) memaparkan bahwa akuntabilitas merupakan suatu
keadaan dinamis yang dipengaruhi oleh komponen- komponen yang dipandang sebagai
indikator yang menjadi dasar untuk mengukur akuntabilitas. Komponen- komponen
akuntabilitas adalah menerima tanggungjawab, komunikasi, penjelasan kepada
stakeholder, umpan balik, dan perbaikan program.
Pertama, menerima tanggung jawab. Menurut Bavly sebagaimana dikutip oleh Wood
Jr. dan Winston (dalam Furqon & Badrujaman, 2014) akuntabilitas menyiratkan
adanya penerima tanggung jawab, dalam hal ini adalah pelaksana program. Menerima
tanggungjawab berarti siap menghadapi kenyataan, tidak menyembunyikan suatu
kebenaran, berani mengakui kekurangan dalam program.
Kedua, komunikasi. Komunikasi antara pengelola program dan stakeholder merupakan
indikator penting dalam akuntabilitas (Levinson dalam Furqon & Badrujaman, 2014).
Sejalan dengan pandangan ini, Ryan (dalam Furqon & Badrujaman, 2014)
mengemukakan bahwa akuntabilitas dapat dipandang sebagai respon terhadap
kebutuhan dan harapan stakeholder terkait dengan program.
Ketiga, penjelasan kepada stakeholder mengenai program. Penjelasan mengenai
program kepada stakeholder merupakan komponen penting dalam akuntabilitas. Para
112
ahli belum sepakat tentang jenis infomasi yang mau disampaikan kepada stakeholder.
Menurut Myrick (dalam Furqon&Badrujaman, 2014) informasi yang dijelaskan
kepada stakeholder meliputi standar atau tujuan program, prosedur yang digunakan
untuk mencapai tujuan, dan hasil yang dicapai dalam program. Sementara Sink (dalam
Furqon dan Badrujaman, 2014) mengkaji empat bidang dimensi akuntabilitas yang
dikomunikasikan yakni audit terhadap program; dampak program terhadap pencapai
kompetensi siswa dalam bidang pribadi-sosial, akademis dan karir; perbaikan program
dan intervensi melalui kinerja yang ditampilkan konselor; serta perbaikan program
melalui asesmen kebutuhan.
Keempat, mekanisme umpan balik. Akuntabilitas menuntut adanya mekanisme umpan
balik yang memungkinkan stakeholder dapat memberikan masukan kepada pengelola
program. Menurut Emergency Capacity Building Project (dalam Furqon &
Badrujaman, 2014) penetapan mekanisme umpan balik memungkinkan masyarakat
sebagai penerima layanan menjelaskan kepada lembaga-lembaga apakah program
tersebut memenuhi kebutuhan dan harapan.
Kelima, perbaikan program. Emergency Capacity Building Project (dalam Furqon &
Badrujaman, 2014) menjelaskan bahwa menanggapai atau melakukan perubahan
didasarkan pada umpan balik yang diterima. Sejalan dengan hal ini, Steenberger dan
Smith (dalam Furqon & Badrujaman, 2014) memaparkan bahwa adanya perbaikan
yang kontinu merupakan kunci akuntabilitas.
b. Pelaporan dalam Bimbingan dan Konseling
Konsep Pelaporan Hasil Evaluasi Bimbingan dan Konseling
Semua guru bimbingan dan konseling atau konselor harus membuat laporan
penyelenggaraan bimbingan dan konseling sebagai bentuk akuntabilitas kinerja
profesional. Pelaporan merupakan langkah lanjutan setelah evaluasi. Isi dalam
113
pelaporan lebih bersifat mendeskripsikan dan memberi uraian analisis terhadap hasil-
hasil yang telah dicapai dalam kegiatan evaluasi sebelumnya. Pelaporan pada
hakikatnya merupakan kegiatan penyusunan dan mendeskripsikan seluruh hasil yang
telah dicapai dalam evaluasi proses maupun evaluasi hasil dalam format laporan yang
dapat memberikan informasi kepada seluruh pihak yang terlibat tentang keberhasilan
dan kekurangan dari program bimbingan dan konseling yang telah dilakukan selama
satu tahun berjalan.
Sebagai kelanjutan dari kegiatan evaluasi, maka di dalam laporan penilaian kinerja
bimbingan dan konseling memuat deskripsi, analisis hasil, dan pengambilan keputusan
(Sugiyo, 2018). Deskripsi hasil merupakan upaya untuk memberikan gambaran hasil
penilaian kinerja yang telah dilaksanakan pada tahap analisis data. Analisis hasil
merupakan gambaran pencapaian dari yang sduah ada dalam deskripsi tersebut.
Sedangkan pengambilan keputusan adalah suatu proses untuk menentukan pada aspek
pelayanan bimbingan dan konseling yang perlu diperbaiki, dikembangkan atau
dihentikan atau misalnya saja dalam beberapa hal berikut seperti
1) perencanaan program khususnya dalam penyiapan instrumen yang komprehensif
masih kurang sehingga kinerja guru pembimbing dalam aspek tersebut perlu
ditingkatkan; 2) pelaksanaan layananan bimbingan dan konseling yang perlu
diperbaiki penggunaan media bimbingan dan kosneling sehingga aspek media perlu
ditingkatkan; dan 3) dalam indikator evaluasi, pelaporan dan tindaklanjut masih perlu
upaya untuk membuat laporan dan melakukan penelitian khsususnya penelitian
tindakan bimbingan.
Tujuan dan Manfaat Pelaporan Hasil Evaluasi Bimbingan dan Konseling
Tujuan pelaporan pelaksanaan program bimbingan dan konseling secara umum
adalah: (a) Memberikan informasi perkembangan kemajuan, dinamika permasalahan
dan keunggulan, serta capaian akhir program bimbingan dan konseling kepada
seluruh pihak yang terlibat dan berkepentingan. (b) Menyediakan mekanisme umpan
114
balik bagi pihak yang terlibat dan berkepentingan terhadap program bimbingan dan
konseling dalam rangka modifikasi dan pengembangan. (c) Memberikan jaminan
akuntabilitas kepada publik bahwa program bimbingan dan konseling yang telah
dilaksanakan dan dievaluasi telah memenuhi prinsip program yang efektif, efisien, dan
berkualitas.
Manfaat laporan pelaksanaan menurut Fitzpatrick, Sanders, & Worthen (2011),
adalah sebagai berikut:
a. Sebagai bentuk pertanggungjawaban.
b. Bantuan dalam pengambilan keputusan.
c. Memberikan informasi untuk menark perhatian orang lain.
d. Membantu pihak yang terlibat dan berkepentingan (stakeholders) untuk
mengelaborasi dan menetapkan pendapat mereeka tentang suatu hal.
e. Mengeskplorasi dan menginvestigasi masalah.
f. Menyakinkan orang lain untuk melakukan suatu tindakan.
g. Melibatkan stakeholders dalam program perencanaan atau kebijakan
pengembangan
h. Membantu pembahaman terhadap masalah-masalah tertentu.
i. Merubah sikap.
j. Mengubah dialog atau interaksi dalam kelompok.
k. Memberi pengaruh pada pengambilan kebijakan.
l. Memperkenalkan cara berpikir yang baru melalui evaluasi.
Langkah-langkah Penyusunan Laporan
Langkah-langkah penyusunan laporan pelaksanaan program bimbingan dan konseling
dibagi dalam tiga tahapan, yaitu:
a. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan ini guru bimbingan dan konseling atau konselor
menetapkan bebagai hal yang akan dilaporkan sebagai akuntabilitas kineja guru
115
pembimbing/konselo yang meliputi 1) informasi apa saja yang akan dilaporkan; 2)
alasan mengapa kegiatan bimbingan dan konseing perlu dilaporkan 3) penyusunan
instrumen laporan; dan 4) kapan/waktu pelaporan.
b. Tahap Pengumpulan dan Penyajian Data
Pada tahap pengumpulan informasi in meupakan tahapan yang harus dilakukan oleh
guru pembimbing/konselor yang terkait dengan berbagai layanan baik layanan dasar,
layanan responsive, layanan peminatan atau layanan perencanaan individual yang
merupakan pengembangan dari empat bidang yaitu bidang pribadi, sosial, belajar dan
karir serta dukungan sistem. dengan Setelah informasi yang ingin disampaikan
terkumpul maka langkah berikutnya dalam penyusunan laporan pelaksanaan program
bimbingan dan konseling adalah penyajian data. Data yang disajikan adalah data dan
infromasi tentang keterlaksanaan dan ketercapaian tujuan program serta hambatan –
hambatan yang dijumpai selama pelaksanaan bimbingan dan konseling. Data yang
disajikan merupakan data yang diperoleh dari hasil evaluasi proses dan hasil dalam
pelaksanaan bimbingan dan konseling selama satu tahun. Berbagai jenis layanan
seperti layanan klasikal, bimbingan kelompok, konseling kelompok, konseling
individu, studi kasus, home visit dan pelaksanaan media bimbingan konseling.
c. Tahap Penulisan Laporan
Penulisan laporan pelaksanaan program bimbingan dan konseling harus mengacu pada
sistematika yang telah ditetapkan dalam Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan
No 111 tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling Pada Pendidikan Dasar dan
Menengah sehingga laporan tersebut dapat tersaji secara runtut dan mudah dipahami.
Aspek utama dalam Penyusunan Laporan
Farozin, dkk (2016) menyatakan bahwa dalam penyusunan laporan terdapat tiga aspek
utama yang perlu diperhatikan, yaitu: (a) Sistematika laporan hendaknya logis dan
dapat dipahami; (b) Deskripsi laporan yang disusun hendaknya memperhatikan kaidah
penulisan dan kebahasaan yang telah dibakukan; dan (c) Pelaporan
116
pelaksanaan program bimbingan dan konseling harus dilaporkan secara akurat dan
tepat waktu. Akurasi laporan yang dibuat menggambarkan detil keseluruhan layanan
yang telah dilakukan. Bersifat tepat waktu berarti laporan harus diserahkan kepada
pihak terlibat dan berkepentingan sesuai dengan waktu yang telah disepakati bersama.
Pendapat senada dikemukakan oleh Fitzpatrick, dkk (2011) yang menekankan
pentingnya memperhatikan beberapa aspek dalam perencanaan pelaporan. Aspek
utama dalam pelaporan tersebut adalah:
a. Laporan harus akurat, seimbang, dan adil;
b. Sesuai dengan kebutuhan pembaca (audience) dimana laporan tersebut kan
disampaikan
c. Ketepatan waktu untuk menyampaikan atau menerima laporan;
d. Gaya komunikasi yang efektif;
e. Gaya penulisan;
f. Tampilan laporan;
g. Sensitivitas informasi yang disampaikan; dan
h. Bentuk informasi.
Sistematika dan Isi Laporan Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling
Kegiatan bimbingan dan konseling hendaknya disusun dalam laporan tertulis dengan
menggunakan format yang tersedia atau format yang disusun sendiri. Laporan
kegiatan layanan bimbingan dan konseling hendaknya bisa dihitung ekuivalensinya
dengan jam kerja. Perhitungan ekuivalensi kegitan layanan jam kerja tabel
ekuivalensi sebagaimana tertera dalam Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014.
Penyusunan laporan pelaksanaan program bimbingan dan konseling dapat dikemas
dalam bentuk bab per bab sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan. Secara
sistematika, setidak-tidaknya sebuah laporan terdapat tiga komponen besar yang
terdiri dari 3 (tiga) bab besar yaitu: pendahulan, pelaksanaan, penutup.
117
Bab pendahuluan terdiri dari latar belakang dan tujuan penyusunan laporan. Bab
pelaksanaan terdiri dari uraian pelaksanaan komponen program bimbingan dan
konseling beserta layanan-layanan yang dilakukan, hasil analisis pencapaian
keberhasilan yang telah dilakukan dalam kegiatan evaluasi, dan hambatan-hambatan
serta strategi mengatasi hambatan.
Secara rinci laporan pelaksanaan bimbingan dan konseling meliputi:
a. Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling selama 1 tahun yang mencakup
semester ganjil dan genap yang terkait dengan semua siswa binaannya.
b. Keterlaksanaan layanan yang mencakup berbagai layanan dasar, layanan
responsif, layanan perencanan individual/peminatan, dukungan sistem. Demikian
juga yaitu tentang keterlaksanaan strategi layanan seperti bimbingan klasikal,
bimbingan lintas kelas, bimbingan kelompok, papan bimbingan dan kotak
masalah. Keterlaksanaan diwujudkan dalam bentuk prosentase yang selanjutnya
dibandingkan dengan kreteria akan diketahui apakah layanan tersebut termasuk
kategori terlaksana dengan baik terlkasna dan sampai tidak terlaksana.
c. Keterlaksanaan perencanaan individual seperti kegiatan konsultasi maupun carrier
day dalam bentuk prosentase sehingga dapat diketahui apakah kegiatan
perencanaan individual terlaksana dengan baik atau tidak terlaksana.
d. Keterlaksanaan Layanan responsive meliputi konseling individu, konseling
kelompok, referral, konsultasi, konferensi kasus, bimbingan teman sebaya,
kunjungan rumah, berapa presen dan termasuk kategori terlaksana dengan sangat
baik, baik atau tidak terlaksana.
e. Keterlaksanaan dukungan sistem seperti penembangan jejaring, pengembangan
staf, kolaborasi,kegiatan manajemen, pengembangan profesi, serta penelitian dan
pengembangan. Laporan keterlaksanaan dalam bentuk prosentase sehingga dapat
diketahuikategori keterlaksaan apakah sangat baik, baik atau tidak terlaksana.
f. Akuntabilitas kinerja yang dilakukan sebagai bentuk pertangungjawaban melalui
keterlaksanaan evaluasi proses, evaluasi hasil, supervisi dan pembuatan
118
laporan.Apakah kegiatan tersebut terlaksanan dengan sangat baik, baik atau tidak
terlaksana sama sekali.
Laporan selanjutnya adalah analisis pencapaian keberhasilan layanan program
bimbingan dan konseling sebagai berikut:
• Analisis evaluasi proses dalam bimbingan klasikal. Untuk pesiapan analiss di
pesiapkan data evaluasi proses Bimbingan klasikal, Data hasil evaluasi proses
ditampilkan dalam bentuk tabel yang nama yang dilayani, materi layanan,
kegiatan, media yang digunakan ketertarikan siswa dan alokasi waktu yang
dibutuhkan.Berdasarkan data tersebut ditabulasi agar diketahui pada aspek mana
yang mengalami hambatan dan bagaimana perhatian siswa selama pelayanan
bimbingan klasikal yang oleh guru pembimbing /konselor.
• Analisis evaluasi hasil layanan bimbingan klasikal. Analisis ini untuk mengetahui
bagaimana pencapaian tujuan layanan bagi masing-masing siswa. Untuk itu
dipersiapkan tabel pencapaian masing-masing sswa ada setiap layanan ( misal
layanan pertama untuk siswa A berapa %capaian terhadap layanan yang diperoleh,
layanan kedua, ketiga dst )
• Analisis pencapaian keberhasilan konseling individu. Untuk keperluan analisis
pencapaian keberhasilan konseling individu dibuatkan tabel yang memuat nama
siswa, proses konseling, hasil ( kepuasan, kesan siswa dll ). Berdasarkan tabel
tersebut akan diketahui tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti konseling
individu baik terkait dengan kepuasan siswa maupun perubahan tingkah laku
setelah mengikuti layanan konseling individu.
• Analisis pencapaian keberhasilan bimbingan kelompok. Untuk persiapan analisis
dibuat tabel yang memuat berpa kali melaksanaakan bimbingan kelompok, hasil
setiap setiap mengikuti pelaksanaan bimbingan kelompok, rata-rata hasil
pelaksnanaan bimbingan kelompok dan selanjutnya dibandingkan dengan kreteria
akandiketahui tingkat keberhasilan layanan bimbingan kelompok.
119
• Analisis hasi evaluasi layanan konsultasi. Hasil analisis layanan konsultasi ini akan
tmenggambarkan bagaimana proses dan hasil layanan konsultasi dan pada aspek
apa yang sudah tercapai dan yang belum tercapai.;
• Analisis hasil evaluasi layanan media seperti papan imbingan, kotak masalah,dan
leaflet. Berdasarkan data yang diperoleh akan diketahui berapa % keterlaksanaan
papan bimbingan, berapa % keterlaksanaan penggunaan kotak masalah, dan
berapa % keterlaksanaan pengadaan leaflet.Disamping pencapaian dari segi fisik
juga di analisis kemenarikan, kebermaknaan adanya media bagi siswa, dll.
• Hambatan dan Strategi Penyelesaiannya. Berdasarkan setiap layanan yang
diberikan direkam hambatan, kesulitan yang dijumpai saat pelaksakesulitan
pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling, seperti kesulitan pelaksanaan
bimbingan kelompok diluar kelas, sukar mencari klien, siswa kurang berminat
dalam layanan , masalah peminatan,dll. Berdasarkan hambatan tersebut disiapkan
strategi pemecahannya seperti penjadwalan ulang, mmotivasi siswa untuk
mengikuti layanan bimbingan dan konseling dll.
Bab penutup merupakan simpulan akhir dari keberhasilan pelaksanaan program
bimbingan dan konseling secara keseluruhan dna saran-saran kepada berbagai pihak
yang berkepentingan.seperti kepala sekolah, orang tua dan dinas pendidikan. Adapun
Struktur Laporan Pelaksanaan Program Bimbigan dan Konseling adalah sebagai
berikut:
120
Struktur Laporan Pelaksanaan Program Bimbigan dan Konseling
Halaman Judul
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PELAKSANAAN
A. Kegiatan Layanan Bimbingan Dan konseling Yang Dilakukan
B. Hasil Evaluasi Program
C. Hasil Evaluasi Proses
D. Hasil Analisis Pencapaian Keberhasilan Dalam Kegiatan Evaluasi
1. Analisis Pencapaian Keberhasilan Bimbingan Klasikal
2. Analisis Pencapaian Keberhasilan Konseling Individu
3. Analisis Pencapaian Keberhasilan Bimbingan dan Konseling Kelompok
4. Analisis Pencapaian Keberhasilan Layanan Konsultasi
5. Analisis Pencapaian Keberhasilan Layanan Media
E. Hambatan dan Strategi Penyelesaiannya
BAB III SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
B. Saran
1. Sekolah.
2. Orang Tua
3. Dinas Pendidikan
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Hasil Evaluasi Proses dan Hasil yang dituliskan dalam laporan pelaksanaan
program bimbingan dan konseling (Lapelprog)
2. Foto-foto kegiatan
3. Dokumen lain yang mendukung
121
c. Tindak Lanjut Hasil Evaluasi Bimbingan dan Konseling
Konsep Tindak Lanjut Hasil Evaluasi Bimbingan dan Konseling
Tindak lanjut merupakan program pemantauan berkelanjutan yang dirancang untuk
mengevaluasi efektivitas prosedur intervensi dalam kaitannya dengan kemajuan &
penyesuaian siswa. layanan ini dilakukan sebagai evaluasi sistematis apakah layanan
bimbingan konseling dan program pendidikan pada umumnya telah sesuai dengan
kebutuhan siswa.
Tindak lanjut atas laporan program dan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling
akan menjadi sebuah alat yang sangat penting dalam tindak lanjut untuk mendukung
program sejalan dengan yang sudah direncanakan, mendukung setiap peserta didik
yang dilayani, mendukung digunakannya materi yang sesuai, mendokumentasi proses,
persepsi, dan hasil program secara rinci, mendokumentasi dampak jangka pendek,
menengah dan jangka panjang, atas analisis keefektivan program digunakan untuk
mengambil keputusan apakah program dilanjutkan, lalu direvisi, atau dihentikan,
meningkatkan program, serta digunakan untuk mendukung perubahan dalam suatu
sistem sekolah.
Tindak lanjut mengacu pada pemantauan formal dan sistematis dari kemajuan individu
siswa saat ini yang telah menjalani bimbingan akademik, konseling, rujukan,
penempatan, atau program intervensi khusus apa pun. Siswa yang kembali dan mereka
yang berada dalam masa percobaan akademis juga dimonitor setiap kali diperlukan.
Depdiknas (2007), analisis hasil evaluasi dan tindak lanjut program BK adalah umpan
balik program yang memerlukan perbaikan, kebutuhan siswa yang belum terlayani,
kemampuan personil dalam melaksanakan program, serta dampak program terhadap
perubahan perilaku siswa dan pencapaian prestasi akademik, peningkatan mutu
122
proses pembelajaran dan peningkatan mutu pendidikan. Hasil analisis harus
ditindaklanjuti dengan menyusun program selanjutnya sebagai kesinambungan
program, mengembangkan jejaring pelayanan agar pelayanan BK lebih optimal,
melakukan referal siswa yang memerlukan bantuan khusus dari terapis lain,
pengembangan komitmen baru kebijakan orientasi dan implementasi pelayanan BK
selanjutnya.
Tujuan kegiatan tindak lanjut pelaporan hasil program BK adalah untuk memperbaiki
hal-hal yang masih lemah, kurang tepat atau kurang relevan dengan tujuan yang akan
dicapai, mengembangkan program dengan menambah atau merubah beberapa hal yang
dapat meningkatkan kualitas pelayanan atau efektifitas program BK. Hasil evaluasi
dapat digunakan untuk kepentingan penyediaan umpan balik bagi pelaksanaan program
BK, perbaikan atau peningkatan implementasi program selanjutnya.
Kegiatan penting yang harus dilakukan setelah evaluasi dan penilaian terhadap
program BK adalah tindak lanjut hasil evaluasi dan penilaian tersebut, dengan harapan
dapat bermanfaat sebagai bentuk respon cepat terhadap refleksi yang dilakukan oleh
konselor atas permasalahan-permasalahan yang teridentifikasi selama proses
pemberian layanan, sebagai bagian tahap akhir dari kegiatan evaluasi.
Tindak lanjut pelaporan hasil program BK merupakan kegiatan untuk menindak lanjuti
hasil yang didapatkan dari kegiatan evaluasi dan penilaian terhadap pelaksanaan
program bimbingan dan konseling Tindak lanjut dalam evaluasi Bimbingan dann
Konseling diklasifikasikan menjadi dua yaitu tindak lanjut sebagai bagian utuh dari
pelaksanaan bimbingan dan konseling dan tindak lanjut sebagai tahap akhir kegiatan
penilaian/evaluasi.Tindak lanjut ini merupakan respon cepat terhadap refleksi yang
dilakukan oleh guru pembimbing/konselor atas permaalahan yang terindikasi selama
proses layanan bimbingan dan konseling.
123
Pengertian tindak lanjut menurut Hiro Tugiman dalam Purnomo dan Prasetyo
(2016:33) adalah suatu proses untuk menetukan kecukupan, keefektifan, dan ketepatan
waktu dari berbagai tindakan yang dilakukan. Tindak lanjut merupakan kegiatan yang
dilakukan setelah evaluasi program. Tindak lanjut yaitu kegiatan yang dilakukan untuk
menindaklanjuti hasil pelaksanaan kegiatan layanan BK dan atau program BK yang
diberikan. Kegiatan tindak lanjut ini sebagai upaya menuntaskan bantuan, perbaikan
dan/atau pengembangan program BK pada tahun pelajaran berikutnya. Tindak lanjut
atas laporan program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling akan menjadi alat
penting dalam tindak lanjut untuk mendukung program sejalan dengan yang
direncanakan, mendukung setiap peserta didik yang dilayani, mendukung
digunakannya materi yang tepat, mendokumentasi proses, persepsi, dan hasil program
secara rinci, mendokumentasi dampak jangka pendek, menengah dan jangka panjang,
atas analisis keefektivan program digunakan untuk mengambil keputusan apakah
program dilanjutkan, direvisi, atau dihentikan, meningkatkan program, seta digunakan
untuk mendukung perubahan-perubahan dalam sistem sekolah.
Tindak lanjut merupakan bentuk respon cepat terhadap refleksi yang dilakukan oleh
guru bimbingan dan konseling atau konselor atas permasalahan-permasalahan yang
teridentifikasi selama proses pemberian layanan. Kegiatan yang dilakukan untuk
menindak lanjuti hasil pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling.
Tindak lanjut merupakan kegiatan yang dilakukan setelah evaluasi program dilakukan.
Kegiatan tindak lanjut yaitu kegiatan yang dilakukan untuk menindak lanjuti kegiatan
pelayanaan yang diberikan. Kegiatan tindak lanjut ini sebagai upaya untuk
menuntaskan bantuan, perbaikan dan/atau pengembangan program BK pada
tahunpelajaran berikutnya.
124
Kegiatan tindak lanjut dilakukan berdasarkan temuan yang diperoleh dalam evaluasi
program, maka Guru BK/Konselor: (1) memperbaiki hal-hal yang masih lemah, kurang
tepat atau kurang relevan dengan tujuan yangakan dicapai; (2) mengembangkan
program dengan menambah atau merubah beberapa hal yang dapat meningkatkan
kualitas pelayanan atau efektifitas program. Hasil analisa ditindak lanjuti dengan
menyusun program selanjutnya sebagai kesinambungan program, misalnya
mengembangkan jejaring pelayanan agar pelayanan BK lebih optimal, melakukan alih
tangan kasusbagi peserta didik yang memerlukan bantuan khusus dari ahli lain, serta
mengembangkan komitmen baru kebijakan orientasi dan implementasi pelayanan
peminatan peserta didik selanjutnya. Disamping itu sebagai ujud akuntabilitas
pelayanan, kejelasan program,proses implementasi dan hasil-hasil yang dicapai serta
informasi yangdapat menjelaskan apa dan mengapa sesuatu proses dan hasil terjadiatau
tidak terjadi.
Hal yang amat penting dalam akuntabilitas adalah menginformasikan kepada pihak
terkait (Kepala Sekolah, guru dan orangtua) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan dan/atau kegagalan keterlaksanaan atau ketercapaian pelaksanaan
program BK termasuk pelayanan peminatan peserta didik. Oleh karena itu Guru
BK/Konselor perlu menguasai data dan bertindak atas dasar data yangterkait dengan
perkembangan peserta didik. Dalam menyampaikaninformasi yang dimaksud Guru
BK/Konselor dapat memanfaatkan waktu-waktu tertentu/khusus pada pertemuan
dengan Kepala Sekolah dan Guru Mata Pelajaran di akhir tahun atau di awal tahun
pelajaran atau pertemuan dengan orang tua.
Tujuan Tindak Lanjut Hasil Evaluasi Bimbingan dan Konseling
Segala kegiatan perlu ditindak lamjuti secara berkesinambungan, karena tindak lanjut
bagian integral dari layanan bimbingan dan konseling, Ini berkaitan dengan apa yang
terjadi pada siswa saat di sekolah atau setelah mereka meninggalkan sekolah. Ini adalah
penilaian tentang bagaimana konseli yang telah dibimbing, ditempatkan atau
125
dirujuk atau siswa sudah mendapatkan layanan, tetapi untuk menentukan apakah
bantuan lebih lanjut diperlukan untuk klien. Maka penting menentukan tujuan agar
tercapai tindak lanjut, beberapa tujuan tindak lanjut yaitu sebagai berikut:
a. Memperbaiki yang masih lemah, kurang tepat dan kurang relevan dengan tujuan
yang akan dicapai. Dari memperbaiki kinerja konselor dalam memberikan
layanan, kurang tepat dalam mengidentifikasi kebutuhan siswa, pemilihan yang
tepat sumber daya pendukung, startegi penyelesaian permasalahan, desain
prosedur dan landasan informasi mengimplementasikan program.
b. Untuk memastikan kemajuan dan status siswa dalam ruang kelas, maupun ektra
kurikuler, Untuk mendapatkan data yang dapat mengidentifikasi kelemahan dalam
berbagai fase kemajuan sekolah, Untuk mengetahui bagaimana lulusan, Untuk
mengevaluasi effektivitas kegiatan peminatan, Untuk mempelajari mengapa siswa
keluar sebelum lulus, di mana lulusan pergi setelah meninggalkan sekolah; ke
mana drop-out pergi; seberapa baik lulusan melakukan pekerjaannya; persentase
mereka yang kuliah dan ke mana mereka pergi. Untuk menemukan tingkat kelas
di mana sebagian besar putus sekolah terjadi, Untuk memperoleh pendapat tentang
modifikasi kurikulum yang diperlukan, dari pengalaman lulusan.
c. Mengembangkan program dengan menambah atau merubah beberapa hal yang
dapat meningkatkan kualitas layanan atau effektifitas program . Informasi yang
diperoleh melalui teknik tindak lanjut dapat digunakan untuk meningkatkan
kurikulum merangsang pengajaran yang lebih baik, meningkatkan nilai layanan
bimbingan dan membangun hubungan baik dengan masyarakat.
d. Sebagai wujud akuntabilitas pelayanan, kejelasan program, proses implementasi
dan hasil-hasil yang dicapai serta informasi yang dapat menjelaskan apa dan
mengapa sesuatu proses dan hasil terjadi atau tidak terjadi.
e. Hal yang amat penting dalam akuntabilitas adalah menginformasikan kepada
pihak terkait (kepala sekolah, guru dan orang tua, depdikbud) tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan/atau kegagalan keterlaksanaan atau
126
ketercapaian pelaksanaan program bk termasuk pelayanan peminatan peserta
didik. Oleh karena itu guru BK/konselor perlu menguasai data dan bertindak atas
dasar data yang terkait dengan perkembangan peserta didik.
Tujuan kegiatan tindak lanjut pelaporan hasil program BK adalah untuk memperbaiki
hal-hal yang masih lemah, kurang tepat atau kurang relevan dengan tujuan yang akan
dicapai, mengembangkan program dengan menambah atau merubah beberapa hal yang
dapat meningkatkan kualitas pelayanan atau efektifitas program BK. Hasil evaluasi
dapat digunakan untuk kepentingan penyediaan umpan balik bagi pelaksanaan program
BK, perbaikan atau peningkatan implementasi program selanjutnya.
Teknik dan Langkah Tindak Lanjut Hasil Evaluasi Bimbingan dan Konseling
Teknik dalam pelaksanaan tindak lanjut meliputi diskusi, wawancara, survei, atau
kuesioner. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. Informasi
yang diperoleh melalui teknik tindak lanjut dapat digunakan untuk meningkatkan
program dan layanan bimbingan dan konseling yang lebih baik, meningkatkan nilai
layanan bimbingan dan membangun hubungan ke sekolah yang lebih tinggi dan
masyarakat/dunia industri yang sesuai dengan minat siswa.
Berdasarkan hasil refleksi hasil evaluasi program, selanjutnya guru BK perlu
merumuskan tindak lanjut yang harus dilakukan untuk memperbaiki atau meningkat
kualitas program pelayanan BK. Purnomo dan Prasetyo (2016:33) merinci langkah
tindak lanjut hasil evaluasi program BK meliputi tiga tahap, yaitu: penetapan program
pelayanan BK, penetapan strategi layanan, dan perencanaan kegiatan layanan. Berikut
ini diuraikan secara lebih rinci mengenai ketiga langkah tersebut: yang pertama yakni
penetapan program pelayanan BK, hasil evaluasi menjadi rujukan dalam rangka
menetapkan program pelayanan BK yang sesuai, misalnya:
127
a. Menentukan aspek – aspek perbaikan atau peningkatan yang akan dilakukan,
b. Menyusun ulang desain program secara umum atau layanan bimbingan dan
Konseling tertentu dalam rangka perbaikan atau pengembangan
c. Melaksanakan kegiatan dan tindak lanjut sesuai alokasi waktu
d. Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor dapat membuat desain ulang atau
merevisi seluruh program, atau beberapa dari program yang dianggap belum
effektif
e. Jika hasil evaluasi baik, tindak lanjut dapat dilakukan dalam bentuk
pengembangan atau peningkatan program dengan target yang lebih tinggi dan
komplek
f. Mengembangkan jejaring pelayanan agar pelayanan BK lebih optimal.
g. Melakukan alih tangan kasus bagi peserta didik yang memerlukan bantuan khusus
dari ahli lain
h. Mengganti program yang belum memberikan kontribusi pada perkembangan anak
Kedua, penetapan strategi layanan. Strategi layanan dalam tindak lanjut antara lain
dapat berwujud membuka diri untuk pengembangan sekolah mitra, bekerjasama
dengan mitra untuk layanan referal, mengadakan rapat kerja untuk pengentasan
hambatan, menyusun program perbaikan berdasarkan input/masukan tahun
sebelumnya, dan mengembangkan program yang lebih sesuai dengan harapan anak,
sekolah dan orang tua.
Ketiga, perencanaan kegiatan layanan. Jika hasil evaluasi baik, tindak lanjut dapat
dilakukan dalam bentuk pengembangan atau peningkatan program dengan target yang
lebih tinggi dan kompleks. Guru bimbingan dan konseling dapat membuat desain ulang
atau merevisi seluruh program atau beberapa bagian dari program yang dianggap
belum begitu efektif. Gysbers dan Henderson (2012: 527) mengungkapkan
128
bahwa tahapan yang dilakukan oleh konselor setelah evaluasi adalah meningkatkan,
yaitu mendesain kembali program bimbingan dan konseling komprehensif yang lebih
efektif.
No Kegiatan BK yang
Dievaluasi
Hasil Analisis Kegiatan Tindak
lanjut
Keterangan
…………… …………… …………… …………… ……………
dan seterusnya
Proses dan Bentuk Penggunaan Tindak Lanjut Program BK
Tindak lanjut dari pelaporan hasil evaluasi / penilaian program BK dapat dilakukan
dengan proses analisis data hasil evaluasi program BK sehingga dapat digunakan oleh
para guru pembimbing/konselor sekolah untuk melakukan langkah perbaikan,
penghentian layanan, dan pengembangan program pada tahun mendatang. Adapun
proses tindak lanjut dapat dilakukan dengan membuat matrik sebagai berikut:
Tabel 1: Proses tindak lanjut program BK
No Kegiatan BK yang
Dievaluasi
Aspek Evaluasi
Proses
Evaluasi
Hasil
Metode Hasil
……………………… ……… ………… … ………… ………
………. … … ………… … ….
….
dan seterusnya
Selanjutnya berdasarkan hasil proses evaluasi seperti diatas maka dibuat matrik tindak
lanjut tindak lanjut sebagai berikut:
129
4. Forum Diskusi
Bapak/Ibu/Saudara Peserta PPG BK semoga sehat dan bahagia senantisa, mari kita
diskusikan topik/fenomena dibawah ini.
Masih jarang guru bimbingan dan konseling yang melakukan evaluasi bimbingan dan
konseling, lebih-lebih melaporkan hasil evaluasi tersebut kepada pihak yang terkait..
Hal itu turut berdampak pada layanan bimbingan dan konseling yang belum banyak
diketahui kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling. Menurut
Bapak/Ibu/Saudara jika guru bimbingan dan konseling di sebuah sekolah mengabaikan
pelaporan evaluasi bimbingan dan konseling, bagaimana dampaknya terhadap layanan
BK?
Terimakasih. Counselling, Yes We Can.
C. Penutup
1. Rangkuman
Akuntabilitas dalam bimbingan dan konseling adalah perwujudan kewajiban konselor
sekolah untuk mempertanggungjawabkan segala tindakan berkaitan dengan kegiatan
pelayanan bimbingan dan konseling. Akuntabilitas dalam bimbingan dan konseling
merupakan komponen kunci untuk memperlihatkan keefektifan program konseling.
Tuntutan akuntabilitas memungkinkan konselor untuk memperlihatkan kepada
stakeholder baik di dalam maupun di luar sekolah kontribusi atau dampak tentang apa
yang dilakukan konselor.
Semua guru bimbingan dan konseling atau konselor harus membuat laporan
penyelenggaraan bimbingan dan konseling sebagai bentuk akuntabilitas kinerja
profesional. Pelaporan merupakan langkah lanjutan setelah evaluasi. Isi dalam
pelaporan lebih bersifat mendeskripsikan dan memberi uraian analisis terhadap hasil-
130
hasil yang telah dicapai dalam kegiatan evaluasi sebelumnya. Pelaporan pada
hakikatnya merupakan kegiatan penyusunan dan mendeskripsikan seluruh hasil yang
telah dicapai dalam evaluasi proses maupun evaluasi hasil dalam format laporan yang
dapat memberikan informasi kepada seluruh pihak yang terlibat tentang keberhasilan
dan kekurangan dari program bimbingan dan konseling yang telah dilakukan selama
satu tahun berjalan.
Depdiknas (2007), analisis hasil evaluasi dan tindak lanjut program BK adalah umpan
balik program yang memerlukan perbaikan, kebutuhan siswa yang belum terlayani,
kemampuan personil dalam melaksanakan program, serta dampak program terhadap
perubahan perilaku siswa dan pencapaian prestasi akademik, peningkatan mutu proses
pembelajaran dan peningkatan mutu pendidikan. Hasil analisis harus ditindaklanjuti
dengan menyusun program selanjutnya sebagai kesinambungan program,
mengembangkan jejaring pelayanan agar pelayanan BK lebih optimal, melakukan
referal siswa yang memerlukan bantuan khusus dari terapis lain, pengembangan
komitmen baru kebijakan orientasi dan implementasi pelayanan BK selanjutnya.
Tujuan kegiatan tindak lanjut pelaporan hasil program BK adalah untuk memperbaiki
hal-hal yang masih lemah, kurang tepat atau kurang relevan dengan tujuan yang akan
dicapai, mengembangkan program dengan menambah atau merubah beberapa hal yang
dapat meningkatkan kualitas pelayanan atau efektifitas program BK. Hasil evaluasi
dapat digunakan untuk kepentingan penyediaan umpan balik bagi pelaksanaan program
BK, perbaikan atau peningkatan implementasi program selanjutnya.
Segala kegiatan perlu ditindak lamjuti secara berkesinambungan, karena tindak lanjut
bagian integral dari layanan bimbingan dan konseling, Ini berkaitan dengan apa yang
terjadi pada siswa saat di sekolah atau setelah mereka meninggalkan sekolah. Ini
131
adalah penilaian tentang bagaimana konseli yang telah dibimbing, ditempatkan atau
dirujuk atau siswa sudah mendapatkan layanan, tetapi untuk menentukan apakah bantuan
lebih lanjut diperlukan untuk klien. Maka penting menentukan tujuan agar tercapai tindak
lanjut.
Daftar Pustaka
Brown, D. dan Trusty, J. 2005. Designing and Leading Comprehensive
School Counseling Programs. Belmont, CA: Thomson Brooks/Cole.
Budi, M.W.K. 2013. “Akuntabilitas Kepala Daerah Di
Persimpangan Jalan”.Makalah.Seminar Nasional. Jakarta: Universitas Terbuka.
Buhory, M. H. 2007. Akuntabilitas dalam Pendidikan. Malang: Penerbit Universitas
Negeri Malang.
Cobia, D.C., & Handerson, D.A. 2007. Developing an Effective and
Accountable School Counseling Program. Upper Saddle River: Merrill Prentice
Hall.
Dahir, C. A., Burnham, J. J., & Stone, C. 2009. “Listen to the Voices: School Counselors
and Comprehensive School Counseling Programs”. Professional School
Counseling. 12 (3): 182-192
Depdiknas. 2007. Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan
dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Bandung: PPB UPI
Dirjen Guru dan Tendik Kemendikbud. 2016. Pelaporan dan Tindak Lanjut
Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Kemedikbud RI
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Farozin, Muh., dkk. (2016). Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan
Konseling Sekolah Menengah Atas (SMA). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru dan tenaga Kependidikan.
Fitzpatrick, Jody L., Sanders, James R., & Worthen, Blaine R. (2011). Program
Evaluation Alternative Approaches and Practical Guidelines. Fourth Edition.
Boston: Pearson Education, Inc.
Furqon & Badrujaman, A. 2014. Model Evaluasi Layanan Dasar Berorientasi
Akuntabilitas. Jakarta: PT Indeks.
Gibson, R. L. & Mitchell, M. H. 2011. Bimbingan dan Konseling. Terjemahan Yudi
Santoso. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
132
Gysbers, C, Norman & Henderson, Patricia. 2012. Developing and Managing Your School
Guidance and Counseling Program. Fifth Edition. American Counseling
Association, Stevenson Alexandria.
Illinois School Counselor Association. 2014. Developmental Counseling Model for
Illinois Schools Guidelines for Program Development and Recommended Practices
& Procedures for: Professional School Counselors. Illinois School Counselor
Association: Illinois.
Loesch, L. C. 2007. Accountability for School Counseling (ACAPCD- 01).
Alexandria, VA: American Counseling Association.
Mehlos, B. E. 2009. Providing Accountability in School Counseling: A Literature Review
to Support Data Use in Assessing Group Counseling. Research Paper. Menomonie,
WI: University of Wisconsin-Stout.
Purnomo, Diana Septi dan Prasetyo. 2016. Modul Guru Pembelajar Bimbingan dan
Konseling Sekolah Menengah Atas/ Sekolah Menengah Kejuruan (SMA/SMK).
Jakarta:. Permendikbud No.27 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Konselor
Indonesia.
Permendikbud N0. 111 Tahun 2016 tentang Bimbingan dan Konseling pada
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Joshua C Watson, Brande Flamez-McDevitt. 2014. Counseling Assessment and
Evaluation; Fundamentals of Applied Practice. Calofornia: Sage Publications, Inc
Salahudin, A. 2010. Bimbingan dan Konseling, Bandung: Pustaka Setia
Salsabila, A. & Prayudiawan, H. 2011. “Pengaruh Akuntabilitas, Pengetahuan Audit dan
Gender terhadap Kualitas Kerja Auditor Internal”. Jurnal Telaah dan Riset
Akuntansi. 4 (1): 155-175.
Schellenberg, R. 2008. The New School Counselor: Strategies for Universal Academic
Achievement. Lanham, Maryland: Rowman & Littlefield Education.
Sugiyo. 2018. Penilaian dalam Bimbingan dan Konseing Sekolah. Semarang: Widya
Karya
……… 2018. Manajemen Bimbingan dan Konseling Di Sekolah. Semarang: Widya
Karya
Susan Schmerler, M.S., J.D. 2008. Lessons Learned; Risk Management Issues in
Genetic Counseling. New York: Springer Science
Topdemir, C. M. 2010. “School Counselor Accountability Practices: Anational Study”.
Dissertation. Florida: University of South Florida. Tayibnapi

More Related Content

What's hot

Coba2 perencanaan manajemen bk (2)
Coba2 perencanaan manajemen bk (2)Coba2 perencanaan manajemen bk (2)
Coba2 perencanaan manajemen bk (2)agungbi
 
Modul 6.4 evaluasi bimbingan dan konseling kelompok
Modul 6.4 evaluasi bimbingan dan konseling kelompokModul 6.4 evaluasi bimbingan dan konseling kelompok
Modul 6.4 evaluasi bimbingan dan konseling kelompokUniversitas Negeri Semarang
 
PROSEDUR PENYUSUNAN PROGRAM BK KOMPREHENSIF
PROSEDUR PENYUSUNAN PROGRAM BK KOMPREHENSIFPROSEDUR PENYUSUNAN PROGRAM BK KOMPREHENSIF
PROSEDUR PENYUSUNAN PROGRAM BK KOMPREHENSIFMuslikahfipunnes
 
27 bimbingan konseling
27 bimbingan konseling27 bimbingan konseling
27 bimbingan konselingYoza Fitriadi
 
KONSEP DASAR EVALUASI BIMBINGAN DAN KONSELING
KONSEP DASAR EVALUASI BIMBINGAN DAN KONSELINGKONSEP DASAR EVALUASI BIMBINGAN DAN KONSELING
KONSEP DASAR EVALUASI BIMBINGAN DAN KONSELINGMuslikahfipunnes
 
Rancang bangun pembelajaran mata pelatihan rbpmp
Rancang bangun pembelajaran mata pelatihan rbpmpRancang bangun pembelajaran mata pelatihan rbpmp
Rancang bangun pembelajaran mata pelatihan rbpmpPuji Hastuti
 
Rencana Pembelajaran Pelatihan Tenaga Pelatih Kesehatan
Rencana Pembelajaran  Pelatihan Tenaga Pelatih KesehatanRencana Pembelajaran  Pelatihan Tenaga Pelatih Kesehatan
Rencana Pembelajaran Pelatihan Tenaga Pelatih Kesehatanasih gahayu
 
Silabus & Rpp Bimbingan Konseling Kelas XI
Silabus & Rpp Bimbingan Konseling Kelas XISilabus & Rpp Bimbingan Konseling Kelas XI
Silabus & Rpp Bimbingan Konseling Kelas XIYopie Sugara
 
Laporan perkonsultasian Diklat WI Jenjang Tinggi sri asih gahayu ppt
Laporan perkonsultasian Diklat WI Jenjang Tinggi sri asih gahayu ppt  Laporan perkonsultasian Diklat WI Jenjang Tinggi sri asih gahayu ppt
Laporan perkonsultasian Diklat WI Jenjang Tinggi sri asih gahayu ppt asih gahayu
 
Silabus & rpp Bimbingan Konseling kelas XII
Silabus & rpp Bimbingan Konseling kelas XIISilabus & rpp Bimbingan Konseling kelas XII
Silabus & rpp Bimbingan Konseling kelas XIIYopie Sugara
 
evaluasi pelaporan dan tindak lanjut untuk mahasiswa 1
evaluasi pelaporan dan tindak lanjut untuk mahasiswa 1evaluasi pelaporan dan tindak lanjut untuk mahasiswa 1
evaluasi pelaporan dan tindak lanjut untuk mahasiswa 1Donny kurnianto
 
Evaluasi Pembelajaran Pelatihan TPK
Evaluasi Pembelajaran Pelatihan TPKEvaluasi Pembelajaran Pelatihan TPK
Evaluasi Pembelajaran Pelatihan TPKasih gahayu
 
Silabus dan rpp bk
Silabus dan rpp bkSilabus dan rpp bk
Silabus dan rpp bkDenzi Sagara
 
BK (Bimbingan Konseling) XI, Makna Belajar
BK (Bimbingan Konseling) XI, Makna BelajarBK (Bimbingan Konseling) XI, Makna Belajar
BK (Bimbingan Konseling) XI, Makna Belajarnadya1997
 

What's hot (20)

Coba2 perencanaan manajemen bk (2)
Coba2 perencanaan manajemen bk (2)Coba2 perencanaan manajemen bk (2)
Coba2 perencanaan manajemen bk (2)
 
M2 KB2
M2 KB2M2 KB2
M2 KB2
 
Modul 6.4 evaluasi bimbingan dan konseling kelompok
Modul 6.4 evaluasi bimbingan dan konseling kelompokModul 6.4 evaluasi bimbingan dan konseling kelompok
Modul 6.4 evaluasi bimbingan dan konseling kelompok
 
PROSEDUR PENYUSUNAN PROGRAM BK KOMPREHENSIF
PROSEDUR PENYUSUNAN PROGRAM BK KOMPREHENSIFPROSEDUR PENYUSUNAN PROGRAM BK KOMPREHENSIF
PROSEDUR PENYUSUNAN PROGRAM BK KOMPREHENSIF
 
Bimbingan konseling
Bimbingan konselingBimbingan konseling
Bimbingan konseling
 
27 bimbingan konseling
27 bimbingan konseling27 bimbingan konseling
27 bimbingan konseling
 
Evaluasi supervisi bk 1
Evaluasi supervisi bk 1Evaluasi supervisi bk 1
Evaluasi supervisi bk 1
 
KONSEP DASAR EVALUASI BIMBINGAN DAN KONSELING
KONSEP DASAR EVALUASI BIMBINGAN DAN KONSELINGKONSEP DASAR EVALUASI BIMBINGAN DAN KONSELING
KONSEP DASAR EVALUASI BIMBINGAN DAN KONSELING
 
Bimbingan konseling
Bimbingan konselingBimbingan konseling
Bimbingan konseling
 
Resume evaluasi program bk
Resume evaluasi program bkResume evaluasi program bk
Resume evaluasi program bk
 
Rancang bangun pembelajaran mata pelatihan rbpmp
Rancang bangun pembelajaran mata pelatihan rbpmpRancang bangun pembelajaran mata pelatihan rbpmp
Rancang bangun pembelajaran mata pelatihan rbpmp
 
Rencana Pembelajaran Pelatihan Tenaga Pelatih Kesehatan
Rencana Pembelajaran  Pelatihan Tenaga Pelatih KesehatanRencana Pembelajaran  Pelatihan Tenaga Pelatih Kesehatan
Rencana Pembelajaran Pelatihan Tenaga Pelatih Kesehatan
 
Silabus & Rpp Bimbingan Konseling Kelas XI
Silabus & Rpp Bimbingan Konseling Kelas XISilabus & Rpp Bimbingan Konseling Kelas XI
Silabus & Rpp Bimbingan Konseling Kelas XI
 
Tugasan 1
Tugasan 1Tugasan 1
Tugasan 1
 
Laporan perkonsultasian Diklat WI Jenjang Tinggi sri asih gahayu ppt
Laporan perkonsultasian Diklat WI Jenjang Tinggi sri asih gahayu ppt  Laporan perkonsultasian Diklat WI Jenjang Tinggi sri asih gahayu ppt
Laporan perkonsultasian Diklat WI Jenjang Tinggi sri asih gahayu ppt
 
Silabus & rpp Bimbingan Konseling kelas XII
Silabus & rpp Bimbingan Konseling kelas XIISilabus & rpp Bimbingan Konseling kelas XII
Silabus & rpp Bimbingan Konseling kelas XII
 
evaluasi pelaporan dan tindak lanjut untuk mahasiswa 1
evaluasi pelaporan dan tindak lanjut untuk mahasiswa 1evaluasi pelaporan dan tindak lanjut untuk mahasiswa 1
evaluasi pelaporan dan tindak lanjut untuk mahasiswa 1
 
Evaluasi Pembelajaran Pelatihan TPK
Evaluasi Pembelajaran Pelatihan TPKEvaluasi Pembelajaran Pelatihan TPK
Evaluasi Pembelajaran Pelatihan TPK
 
Silabus dan rpp bk
Silabus dan rpp bkSilabus dan rpp bk
Silabus dan rpp bk
 
BK (Bimbingan Konseling) XI, Makna Belajar
BK (Bimbingan Konseling) XI, Makna BelajarBK (Bimbingan Konseling) XI, Makna Belajar
BK (Bimbingan Konseling) XI, Makna Belajar
 

Similar to M3 kb4

Makalah akuntabilitas bk
Makalah akuntabilitas bkMakalah akuntabilitas bk
Makalah akuntabilitas bkDesikaNanda2
 
Pertemuan 5 Manajemen BPI.pptx
Pertemuan 5 Manajemen BPI.pptxPertemuan 5 Manajemen BPI.pptx
Pertemuan 5 Manajemen BPI.pptxAsadAlBukhari
 
26486-Article Text-30884-1-10-20190108.pdf
26486-Article Text-30884-1-10-20190108.pdf26486-Article Text-30884-1-10-20190108.pdf
26486-Article Text-30884-1-10-20190108.pdfWarsonoBrotoKusumo1
 
Laporan ojl kemitraan
Laporan ojl kemitraanLaporan ojl kemitraan
Laporan ojl kemitraanOmay Widyana
 
Resensi artikel jurnal tugas semester 3 matakuliah Metodologi Pendidikan
Resensi artikel jurnal tugas semester 3 matakuliah Metodologi PendidikanResensi artikel jurnal tugas semester 3 matakuliah Metodologi Pendidikan
Resensi artikel jurnal tugas semester 3 matakuliah Metodologi Pendidikanyusrildail
 
Artikel jurnal pendidikan bagi isu
Artikel jurnal pendidikan bagi isuArtikel jurnal pendidikan bagi isu
Artikel jurnal pendidikan bagi isuCik BaCo
 
Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran
Konsep Dasar Evaluasi PembelajaranKonsep Dasar Evaluasi Pembelajaran
Konsep Dasar Evaluasi PembelajaranHariyatunnisa Ahmad
 
Bab vii-komitmen-pada-kode-etik-profesional(1)
Bab vii-komitmen-pada-kode-etik-profesional(1)Bab vii-komitmen-pada-kode-etik-profesional(1)
Bab vii-komitmen-pada-kode-etik-profesional(1)Darko Yus
 
Profesionalisasi Guru Bimbingan dan Konseling
Profesionalisasi Guru Bimbingan dan KonselingProfesionalisasi Guru Bimbingan dan Konseling
Profesionalisasi Guru Bimbingan dan Konselingvani oktarin
 
Resensi jurnal
Resensi jurnalResensi jurnal
Resensi jurnalTamini09
 
Manajemen sekolah lely
Manajemen sekolah lelyManajemen sekolah lely
Manajemen sekolah lelyFahmi Amrullah
 
Manajemen sekolah lely
Manajemen sekolah lelyManajemen sekolah lely
Manajemen sekolah lelyFahmi Amrullah
 
PPT KELOMPOK I.pptx
PPT KELOMPOK I.pptxPPT KELOMPOK I.pptx
PPT KELOMPOK I.pptxdhienas
 
MAKALAH MODEL EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN KIRPATRICKk.docx
MAKALAH MODEL EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN KIRPATRICKk.docxMAKALAH MODEL EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN KIRPATRICKk.docx
MAKALAH MODEL EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN KIRPATRICKk.docxSTKIP Muhamamdiyah Kalabahi
 
Metode dan teknik pengumpulan data
Metode dan teknik pengumpulan dataMetode dan teknik pengumpulan data
Metode dan teknik pengumpulan dataBayu Pranata
 
Evaluasi kurikulumm
Evaluasi kurikulummEvaluasi kurikulumm
Evaluasi kurikulummnina sofhia
 
PPT YULIANA NDRURU.pptx
PPT YULIANA NDRURU.pptxPPT YULIANA NDRURU.pptx
PPT YULIANA NDRURU.pptxGABerkatLaSe
 

Similar to M3 kb4 (20)

Makalah akuntabilitas bk
Makalah akuntabilitas bkMakalah akuntabilitas bk
Makalah akuntabilitas bk
 
Pertemuan 5 Manajemen BPI.pptx
Pertemuan 5 Manajemen BPI.pptxPertemuan 5 Manajemen BPI.pptx
Pertemuan 5 Manajemen BPI.pptx
 
26486-Article Text-30884-1-10-20190108.pdf
26486-Article Text-30884-1-10-20190108.pdf26486-Article Text-30884-1-10-20190108.pdf
26486-Article Text-30884-1-10-20190108.pdf
 
Laporan ojl kemitraan
Laporan ojl kemitraanLaporan ojl kemitraan
Laporan ojl kemitraan
 
Resensi artikel jurnal tugas semester 3 matakuliah Metodologi Pendidikan
Resensi artikel jurnal tugas semester 3 matakuliah Metodologi PendidikanResensi artikel jurnal tugas semester 3 matakuliah Metodologi Pendidikan
Resensi artikel jurnal tugas semester 3 matakuliah Metodologi Pendidikan
 
Artikel jurnal pendidikan bagi isu
Artikel jurnal pendidikan bagi isuArtikel jurnal pendidikan bagi isu
Artikel jurnal pendidikan bagi isu
 
Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran
Konsep Dasar Evaluasi PembelajaranKonsep Dasar Evaluasi Pembelajaran
Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran
 
Bab vii-komitmen-pada-kode-etik-profesional(1)
Bab vii-komitmen-pada-kode-etik-profesional(1)Bab vii-komitmen-pada-kode-etik-profesional(1)
Bab vii-komitmen-pada-kode-etik-profesional(1)
 
Profesionalisasi Guru Bimbingan dan Konseling
Profesionalisasi Guru Bimbingan dan KonselingProfesionalisasi Guru Bimbingan dan Konseling
Profesionalisasi Guru Bimbingan dan Konseling
 
Resensi jurnal
Resensi jurnalResensi jurnal
Resensi jurnal
 
Manajemen sekolah lely
Manajemen sekolah lelyManajemen sekolah lely
Manajemen sekolah lely
 
Manajemen sekolah lely
Manajemen sekolah lelyManajemen sekolah lely
Manajemen sekolah lely
 
M4 kb1
M4 kb1M4 kb1
M4 kb1
 
PPT KELOMPOK I.pptx
PPT KELOMPOK I.pptxPPT KELOMPOK I.pptx
PPT KELOMPOK I.pptx
 
MAKALAH MODEL EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN KIRPATRICKk.docx
MAKALAH MODEL EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN KIRPATRICKk.docxMAKALAH MODEL EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN KIRPATRICKk.docx
MAKALAH MODEL EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN KIRPATRICKk.docx
 
Metode dan teknik pengumpulan data
Metode dan teknik pengumpulan dataMetode dan teknik pengumpulan data
Metode dan teknik pengumpulan data
 
Evaluasi kurikulumm
Evaluasi kurikulummEvaluasi kurikulumm
Evaluasi kurikulumm
 
BK KEL 4.pptx
BK KEL 4.pptxBK KEL 4.pptx
BK KEL 4.pptx
 
PPT YULIANA NDRURU.pptx
PPT YULIANA NDRURU.pptxPPT YULIANA NDRURU.pptx
PPT YULIANA NDRURU.pptx
 
Pendekatan tqm,69 72-abas
Pendekatan tqm,69 72-abasPendekatan tqm,69 72-abas
Pendekatan tqm,69 72-abas
 

More from SPADAIndonesia

Ppt m5 kb 1 WIRAUSAHA BUDAYA JAWA
Ppt m5 kb 1 WIRAUSAHA BUDAYA JAWAPpt m5 kb 1 WIRAUSAHA BUDAYA JAWA
Ppt m5 kb 1 WIRAUSAHA BUDAYA JAWASPADAIndonesia
 
M5 kb 4 GENDHING JAWA LAN CAMPURSARI
M5 kb 4 GENDHING JAWA LAN CAMPURSARIM5 kb 4 GENDHING JAWA LAN CAMPURSARI
M5 kb 4 GENDHING JAWA LAN CAMPURSARISPADAIndonesia
 
M5 kb 1 WIRAUSAHA BIDAYA JAWA
M5 kb 1 WIRAUSAHA BIDAYA JAWAM5 kb 1 WIRAUSAHA BIDAYA JAWA
M5 kb 1 WIRAUSAHA BIDAYA JAWASPADAIndonesia
 
M4 kb4 TEMBANG MACAPAT
M4 kb4 TEMBANG MACAPATM4 kb4 TEMBANG MACAPAT
M4 kb4 TEMBANG MACAPATSPADAIndonesia
 
M4 kb1 GEGURITAN LAN TEMBANG MACAPAT
M4 kb1 GEGURITAN LAN TEMBANG MACAPATM4 kb1 GEGURITAN LAN TEMBANG MACAPAT
M4 kb1 GEGURITAN LAN TEMBANG MACAPATSPADAIndonesia
 
M4 kb2 LELAGON DOLANAN
M4 kb2 LELAGON DOLANANM4 kb2 LELAGON DOLANAN
M4 kb2 LELAGON DOLANANSPADAIndonesia
 
M4 kb2 LELAGON DOLANAN
M4 kb2 LELAGON DOLANANM4 kb2 LELAGON DOLANAN
M4 kb2 LELAGON DOLANANSPADAIndonesia
 
M4 kb1 GEGURITAN LAN TEMBANG MACAPAT
M4 kb1 GEGURITAN LAN TEMBANG MACAPATM4 kb1 GEGURITAN LAN TEMBANG MACAPAT
M4 kb1 GEGURITAN LAN TEMBANG MACAPATSPADAIndonesia
 
M3 kb 4 AKSARA JAWA TULISAN TANGAN
M3 kb 4 AKSARA JAWA TULISAN TANGANM3 kb 4 AKSARA JAWA TULISAN TANGAN
M3 kb 4 AKSARA JAWA TULISAN TANGANSPADAIndonesia
 
M3 kb 3 MACA AKSARA JAWA CITHAK
M3 kb 3 MACA AKSARA JAWA CITHAKM3 kb 3 MACA AKSARA JAWA CITHAK
M3 kb 3 MACA AKSARA JAWA CITHAKSPADAIndonesia
 
M3 kb 2 AKSARA MURDHA, AKSARA REKAN, LAN ANGKA JAWA
M3 kb 2 AKSARA MURDHA, AKSARA REKAN, LAN ANGKA JAWAM3 kb 2 AKSARA MURDHA, AKSARA REKAN, LAN ANGKA JAWA
M3 kb 2 AKSARA MURDHA, AKSARA REKAN, LAN ANGKA JAWASPADAIndonesia
 
M2 kb2 BASA NGOKO ALUS
M2 kb2 BASA NGOKO ALUSM2 kb2 BASA NGOKO ALUS
M2 kb2 BASA NGOKO ALUSSPADAIndonesia
 
M2 kb4 BASA KRAMA ALUS
M2 kb4 BASA KRAMA ALUSM2 kb4 BASA KRAMA ALUS
M2 kb4 BASA KRAMA ALUSSPADAIndonesia
 

More from SPADAIndonesia (20)

Ppt m5 kb 2 SESORAH
Ppt m5 kb 2 SESORAHPpt m5 kb 2 SESORAH
Ppt m5 kb 2 SESORAH
 
Ppt m5 kb 1 WIRAUSAHA BUDAYA JAWA
Ppt m5 kb 1 WIRAUSAHA BUDAYA JAWAPpt m5 kb 1 WIRAUSAHA BUDAYA JAWA
Ppt m5 kb 1 WIRAUSAHA BUDAYA JAWA
 
M5 kb 4 GENDHING JAWA LAN CAMPURSARI
M5 kb 4 GENDHING JAWA LAN CAMPURSARIM5 kb 4 GENDHING JAWA LAN CAMPURSARI
M5 kb 4 GENDHING JAWA LAN CAMPURSARI
 
M5 kb 3 BUSANA JAWA
M5 kb 3 BUSANA JAWAM5 kb 3 BUSANA JAWA
M5 kb 3 BUSANA JAWA
 
M5 kb 1 WIRAUSAHA BIDAYA JAWA
M5 kb 1 WIRAUSAHA BIDAYA JAWAM5 kb 1 WIRAUSAHA BIDAYA JAWA
M5 kb 1 WIRAUSAHA BIDAYA JAWA
 
M5 kb 2 SESORAH
M5 kb 2 SESORAHM5 kb 2 SESORAH
M5 kb 2 SESORAH
 
M4 kb4 TEMBANG MACAPAT
M4 kb4 TEMBANG MACAPATM4 kb4 TEMBANG MACAPAT
M4 kb4 TEMBANG MACAPAT
 
M6 kb1
M6 kb1M6 kb1
M6 kb1
 
M4 kb3 GANCARAN
M4 kb3 GANCARANM4 kb3 GANCARAN
M4 kb3 GANCARAN
 
M4 kb1 GEGURITAN LAN TEMBANG MACAPAT
M4 kb1 GEGURITAN LAN TEMBANG MACAPATM4 kb1 GEGURITAN LAN TEMBANG MACAPAT
M4 kb1 GEGURITAN LAN TEMBANG MACAPAT
 
M4 kb2 LELAGON DOLANAN
M4 kb2 LELAGON DOLANANM4 kb2 LELAGON DOLANAN
M4 kb2 LELAGON DOLANAN
 
M4 kb3 GANCARAN
M4 kb3 GANCARANM4 kb3 GANCARAN
M4 kb3 GANCARAN
 
M4 kb2 LELAGON DOLANAN
M4 kb2 LELAGON DOLANANM4 kb2 LELAGON DOLANAN
M4 kb2 LELAGON DOLANAN
 
M4 kb1 GEGURITAN LAN TEMBANG MACAPAT
M4 kb1 GEGURITAN LAN TEMBANG MACAPATM4 kb1 GEGURITAN LAN TEMBANG MACAPAT
M4 kb1 GEGURITAN LAN TEMBANG MACAPAT
 
M3 kb 4 AKSARA JAWA TULISAN TANGAN
M3 kb 4 AKSARA JAWA TULISAN TANGANM3 kb 4 AKSARA JAWA TULISAN TANGAN
M3 kb 4 AKSARA JAWA TULISAN TANGAN
 
M3 kb 3 MACA AKSARA JAWA CITHAK
M3 kb 3 MACA AKSARA JAWA CITHAKM3 kb 3 MACA AKSARA JAWA CITHAK
M3 kb 3 MACA AKSARA JAWA CITHAK
 
M3 kb 1 AKSARA JAWA
M3 kb 1 AKSARA JAWAM3 kb 1 AKSARA JAWA
M3 kb 1 AKSARA JAWA
 
M3 kb 2 AKSARA MURDHA, AKSARA REKAN, LAN ANGKA JAWA
M3 kb 2 AKSARA MURDHA, AKSARA REKAN, LAN ANGKA JAWAM3 kb 2 AKSARA MURDHA, AKSARA REKAN, LAN ANGKA JAWA
M3 kb 2 AKSARA MURDHA, AKSARA REKAN, LAN ANGKA JAWA
 
M2 kb2 BASA NGOKO ALUS
M2 kb2 BASA NGOKO ALUSM2 kb2 BASA NGOKO ALUS
M2 kb2 BASA NGOKO ALUS
 
M2 kb4 BASA KRAMA ALUS
M2 kb4 BASA KRAMA ALUSM2 kb4 BASA KRAMA ALUS
M2 kb4 BASA KRAMA ALUS
 

Recently uploaded

Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 

Recently uploaded (20)

Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 

M3 kb4

  • 1. 101 DAR2/Profesional/810/3/2019 PENDALAMAN MATERI BIMBINGAN DAN KONSELING MODUL 3 PERENCANAAN DAN EVALUASI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING KEGIATAN BELAJAR 4 PELAPORAN DAN PENGGUNAAN HASIL EVALUASI Penulis: Prof. Dr. Sugiyo, M.Si. Zakki Nurul Amin, S.Pd., M.Pd. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2019
  • 2. 102 at p Kegiatan Belajar 4: Pelaporan dan Penggunaan Hasil Evaluasi A. Pendahuluan Setelah menyusun program, membu erencanaan, dan melaksanakan layanan bimbingan dan konseling, guru bimbingan dan konseling memiliki tugas untuk melakukan evaluasi pogram dan layanan yang telah dilakukannya. Tersusun dan terlaksananya evaluasi bimbingan dan konseling dengan baik akan lebih menjamin pencapaian tujuan layanan, tujuan sekolah, menegakkan akuntabilitas, dan pada akhirnya menguatkan capabilitas bimbingan dan konseling di sekolah. Modul berjudul perencanaan dan evaluasi layanan bimbingan dan konseling ini membahas tentang perancangan layanan dasar, perancangan layanan responsif, evaluasi program, hasil, dan proses, serta penyampaian hasil dan evaluasi bimbingan dan konseling. Setelah mempelajari modul ini, Saudara peserta PPG dalam jabatan akan dapat melakukan perancangan layanan dasar dan layanan responsif, mampu menyusun evaluasi program, hasil, dan proses, serta mampu meyampaian hasil dan evaluasi bimbingan dan konseling. Kompetensi tersebut sangat diperlukan bagi Saudara yang bekerja sebagai guru bimbingan dan konseling utamanya untuk menunjang akuntabilitas, keberhasilan, dan keefektifan pelayanan profesional bimbingan dan konseling di sekolah. Proses pembelajaran untuk materi yang sedang Saudara ikuti sekarang ini, dapat berjalan dengan lebih lancar bila Saudara mengikuti langkah-langkah belajar sebagai berikut : 5) Pahami dulu mengenai berbagai kegiatan penting dalam diklat mulai tahap awal sampai akhir. 6) Lakukan kajian terhadap rancangan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling yang telah ada dan yang telah dilakukan di tempat kerja Anda, apakah telah sesuai dengan konsep yang dimaksud dalam modul ini.
  • 3. 103 7) Keberhasilan proses pembelajaran Saudara dalam mata diklat ini sangat tergantung kepada kesungguhan Saudara dalam mengerjakan latihan dan refleksi diri. Untuk itu, berlatihlah secara mandiri atau berkelompok dengan teman sejawat. 8) Bila Saudara menemui kesulitan, silakan hubungi instruktur/widiaiswara pembimbing atau fasilitator yang mengajar mata diklat ini. Baiklah saudara perserta diklat PPG dalam jabatan, selamat belajar, semoga Saudara sukses memahami pengetahuan yang diuraikan dalam mata diklat ini untuk bekal Saudara melakukan pelayanan bimbingan dan konseling dengan baik.
  • 4. 104 B. Inti 1. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan Mampu mengevaluasi masukan, proses, dan hasil layanan bimbingan dan konseling yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik dengan menerapkan asesmen otentik, serta memanfaatkan hasil evaluasi proses dan hasil untuk perbaikan kualitas layanan bimbingan dan konseling. Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan pada mata kegiatan ini yakni: a. Menguasai konsep dan prosedur akuntabilitas dalam bimbingan dan konseling. b. Menguasai prosedur dan membuat laporan evaluasi dalam bimbingan dan konseling. c. Menguasai konsep dan prosedur tindak lanjut hasil evaluasi dalam bimbingan dan konseling. 2. Pokok-pokok Materi a. Akuntabilitas dalam bimbingan dan konseling b. Pelaporan hasil evaluasi bimbingan dan konseling c. Tindak lanjut hasil evaluasi bimbingan konseling 3. Uraian Materi a. Akuntabilitas dalam bimbingan dan konseling Konsep tentang akuntabilitas secara umum Akuntabilitas dipandang sebagai konsep penting dalam kehidupan suatu lembaga atau organisasi. Konsep ini memungkinkan diperolehnya gambaran kinerja dan tanggung jawab seseorang dalam melaksanakan tugas pekerjaannya. Para ahli yang bergelut dalam bidang ini meyakini bahwa akuntabilitas merupakan salah satu prinsip mendasar dalam penyelenggaraan atau terciptanya sebuah pemerintahan/lembaga/organisasi yang baik (Buhory, 2007).
  • 5. 105 Darwin (dalam Widodo, 2001) membedakan tiga istilah yang perlu dipahami terkait dengan pertanggungjawaban yaitu akuntabilitas (accountability), responsibilitas (responsibility), dan responsivitas (responsiveness). Responsibilitas (responsibility) merupakan konsep yang berkenaan dengan standar profesional dan kompetensi teknis yang dimiliki seorang pemberi layanan dalam menjalankan tugasnya. Individu dinilai responsibel apabila unjuk kerjanya menampilkan standar profesionalisme atau kompetensi teknis yang tinggi. Konsep responsivitas (responsiveness) merupakan pertanggungjawaban dari sisi yang menerima pelayanan (masyarakat). Seberapa jauh mereka melihat pemberi layanan bersikap tanggap (responsive) yang lebih tinggi terhadap apa yang menjadi permasalahan, kebutuhan, keluhan dan aspirasi mereka. Sementara pertanggungjawaban sebagai akuntabilitas (accountability) merupakan suatu istilah yang pada awalnya diterapkan untuk mengukur apakah dana publik telah digunakan secara tepat. Dalam perkembanganya akuntabilitas juga digunakan untuk melihat efisiensi ekonomi program. Akuntabilitas dilihat sebagai upaya untuk mencari dan menemukan apakah ada penyimpangan staf atau tidak serta efisiensi prosedur yang digunakan. Dengan demikian akuntabilitas menunjuk pada institusi tentang “cheks and balance” dalam sistem administrasi. Sesuai dengan esensi akuntabilitas sebagai wujud pertanggungjawaban suatu kegiatan, Schater (dalam Budi, 2013) menegaskan bahwa akuntablitas memiliki dua tujuan utama yakni tujuan politik dan tujuan operasional. Tujuan politik (political purpose) menunjukkan akuntabilitas sebagai suatu mekanisme untuk meminimalkan penyalahgunaan kekuasaan. Kaitannya dengan politik pendidikan misalnya yang berupa kebijakan-kebijakan, peraturan-peraturan yang dibuat dan ditegakkan berbasis hasil evaluasi. Sedangkan tujuan operasional (operational purpose) merujuk akuntabilitas sebagai mekanisme untuk membantu menjamin pemerintah bertindak secara efektif dan efisien. Berdasarkan gagasan para ahli, terdapat keragaman tentang
  • 6. 106 konsep akuntabilitas, namun terdapat kesamaan konsep khususnya berkaitan dengan pertanggungjawaban. Akuntabilitas diperlukan untuk mempertanggungjawabkan terhadap seluruh kegiatan yang telah dilakukan. Akuntabilitas mengandung kewajiban melaporkan, menjelaskan, dan mengungkapkan semua kegiatan yang dilakukan. Akuntabilitas diperlukan untuk meminimalkan penyalahgunaan kekuasaan serta menjamin pemerintah/pelaksana untuk bertindak secara efektif dan efisien. Akuntabilitas dalam bimbingan dan konseling Penilaian/evaluasi dalam bimbingan dan konseling adalah proses untuk mengumpulkan dan menggunakan informasi untuk pengambilan keputusan mengenai kegiatan bimbingan dan konseling. Dengan melakukan penilaian guru pembimbing/konselor pada hakekatnya bertujuan untuk memperbaiki kinerja profesionalnya, dan inilah bentuk akuntabilitas guru pembimbing/konselor terhadap stakeholders. Menurut Brown dan Trusty (2005) evaluasi dan akuntabilitas merupakan satu kesatuan dan tidak dapat dihindari menuju tercapainya tujuan program konseling yang efektif dan efisien. Akuntabilitas dipandang sebagai proses dimana konselor sekolah menunjukkan bahwa kegiatan yang dilakukannya memberikan dampak atau perubahan terhadap para siswa. Dengan kata lain, akuntabilitas dipandang sebagai bentuk pertanggungjawaban. Hal ini sejalan dengan pandangan Gibson dan Mitchel (2011:56- 57) yang menggunakan istilah akuntabilitas dan evaluasi dengan mengacu kepada upaya untuk mempertanggungjawabkan program konseling. Akuntabilitas merupakan bentuk pertanggungjawaban suatu kegiatan. Akuntabilitas dilihat sebagai suatu kegiatan yang digunakan untuk meyakinkan stakeholder sehingga memiliki kepercayaan terhadap program atau kegiatan yang dilakukan (Furqon & Badrujaman, 2014). Myrick (dalam Schellenberg, 2008; dalam Furqon & Badrujaman, 2014) menjelaskan bahwa akuntabilitas merupakan upaya
  • 7. 107 pertanggungjawaban seseorang terhadap tindakan dan kontribusinya khususnya berkaitan dengan tujuan, prosedur, dan hasil yang dicapai. Secara khusus akuntabilitas bimbingan dan konseling merujuk pada pengungkapan informasi program konseling sekolah dan hasil-hasil evaluasi yang dicapai dengan stakeholder (Schellenberg, 2008). Pemahaman ini senada dengan pendapat Cobia & Henderson, (2007) yang menjelaskan bahwa tuntutan terhadap akuntabilitas dapat dilihat dalam program-program konseling yang berbasis data maupun berbasis hasil. Penegakan akuntabilitas oleh guru pembimbing/konselor merupakan bentuk pertanggungjawaban pekerjaan konselor. Saat ini, terdapat arah baru dalam penegakan akuntabilitas. Pada masa sebelumnya, akuntabilitas cukup tentang apa yang telah dikerjakan, tetapi saat ini akuntabilitas menekankan pada dampak dan kontribusi apa yang dapat diberikan oleh konselor. Sehingga penegakan akuntabilitas, dalam pelayanan konseling di sekolah, tidak cukup hanya dengan menyampaikan layanan- layanan yang dilaksanakan konselor. Namun menuntut penyampaian berbagai dampak yang telah ditimbulkan oleh layanan yang diselenggarakan konselor. “saat ini akuntabilitas menekankan pada dampak dan kontribusi apa yang dapat diberikan oleh konselor melalui layanan konseling” Penerapan prinsip akuntabilitas sebagai pertanggungjawaban profesional tidak terkecuali dalam bimbingan dan konseling. Bimbingan dan konseling sebagai bagian integral dari pendidikan dituntut akuntabel baik dalam proses penyusunan program kegiatan, pembiayaan, pelaksanaan, evaluasi, hasil, maupun dampaknya. Menurut Gysbers (dalam Cobia & Henderson, 2007; dalam Schellenberg, 2008) tuntutan akuntabilitas dalam bimbingan dan konseling bukan merupakan suatu kerangka konseptual yang baru. Pemaparan tentang akuntabilitas konselor sekolah sudah
  • 8. 108 digambarkan sejak awal 1920-an dan terus berlanjut sepanjang hidup profesi konseling. Intensitas kajian dan penerapan akuntabilitas dipengaruhi oleh adanya kesadaran akan bimbingan dan konseling sebagai profesi yang menuntut pelaksanaannya secara profesional agar dapat diterima, diakui, dan dipercaya oleh masyarakat (Furqon & Badrujaman, 2014). Konsentrasi evaluasi bimbingan dan konseling di Indonesia memfokuskan pada tiga hal, yakni evaluasi program, proses, dan hasil layanan bimbingan dan konseling. Sedangkan intensitas kajian yang perlu dirujuk oleh setiap pemangku evaluasi layanan bimbingan dan konseling adalah berkaitan dengan kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling yang dapat diberikan di sekolah, misalnya kebermanfaatan yang berkaitan dengan peningkatan nilai akademik peserta didik, peningkatan sikap positifi siswa, dan peningkatan kedisiplinan siswa. Illinois School Counselor Association (2014) menegaskan bahwa akuntabilitas merupakan bagian penting dari program konseling perkembangan. Urgensi akuntabilitas dalam konseling sekolah berkaitan dengan pengaruh konselor sekolah terhadap siswa khususnya berhubungan dengan perubahan prestasi siswa. Mehlos (2009) menjelaskan bahwa kemampuan untuk menunjukkan pengaruh yang dimiliki konselor sekolah terhadap prestasi dan keberhasilan siswa merupakan aspek profesi yang sangat mendasar. Dengan demikian akuntabilitas merupakan unsur pokok dalam konseling sekolah (Steen & Kaffenberger dalam Mehlos, 2009). Hal senada juga ditegaskan oleh ASCA (dalam Mehlos, 2009) bahwa konselor mempunyai tanggung jawab untuk memperlihatkan hasil kerja mereka berkaitan dengan program konseling sekolah dengan cara yang terukur. Dengan demikian akuntabilitas menjadi media penting yang dapat dinilai melalui kinerja konselor sekolah dan keefektifan program (ASCA dalam Loesch, 2007). Evaluasi kinerja konselor sekolah berkaitan dengan pelaksanaan dan manajemen
  • 9. 109 program. Sedangkan evaluasi program konseling sekolah dilakukan untuk menentukan apakah kegiatan-kegiatan tersebut memiliki manfaat dan dampak bagi siswa. Erford (dalam Loesch, 2007) menambah dan menjelaskan asesmen kebutuhan sebagai dimensi ketiga untuk akuntabilitas konseling sekolah. Data asesmen kebutuhan digunakan untuk menentukan tujuan program yang pada gilirannya mengarahkan dan membentuk keberfungsian dan kinerja konselor sekolah. Berdasarkan kajian para ahli, yang dimaksud dengan akuntabilitas dalam bimbingan dan konseling adalah perwujudan kewajiban konselor sekolah untuk mempertanggungjawabkan segala tindakan berkaitan dengan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling. Akuntabilitas dalam bimbingan dan konseling merupakan komponen kunci untuk memperlihatkan keefektifan program konseling. Tuntutan akuntabilitas memungkinkan konselor untuk memperlihatkan kepada stakeholder baik di dalam maupun di luar sekolah kontribusi atau dampak tentang apa yang dilakukan konselor untuk menjawab pertanyaan: Bagaimana perbedaan yang dirasakan siswa sebagai hasil dari program konseling sekolah. Tujuan dan Manfaat Akuntabilitas dalam Bimbingan dan Konseling Penerapan akuntabilitas dalam bimbingan dan konseling memiliki beberapa tujuan. Young dan Kaffenberg (dalam Topdemir, 2010; dalam Paolini & Topdemir, 2013) menjelaskan bahwa akuntabilitas dilaksanakan untuk: (1) menghubungkan program konselor sekolah dengan prestasi akademik para siswa. (2) Memantau perkembangan siswa dan mengurangi kesenjangan prestasi siswa, konselor harus memulainya dengan memperhatikan data sekolah dan menentukan dimana kesenjangan tersebut muncul. (3) Untuk menilai dan mengevaluasi program, konselor perlu melihat keefektifan program bimbingan dan konseling.
  • 10. 110 Berkaitan dengan manfaat penerapan akuntabilitas, Illinois School Counselor Association (2014) memaparkan bahwa: (1) akuntabilitas memungkinkan konselor memiliki data spesifik untuk digunakan dalam mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan bidang-bidang program. Informasi ini dapat digunakan untuk mengubah tujuan serta metode pelaksanaan program. (2) Data yang diperoleh dapat digunakan untuk memperlihatkan siswa bagaimana mereka bertumbuh dan berkembang melalui program tersebut. Data juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi bidang-bidang yang masih membutuhkan peningkatan. (3) Informasi yang diperoleh melalui asesmen harus disampaikan kepada semua stakeholder; termasuk siswa, orang tua dan guru. (4) Informasi perlu disampaikan dengan orang-orang yang terlibat dalam pembuatan kebijakan dan manajemen kebijakan. Akuntabilitas merupakan aspek penting dalam menunjukkan keefektifan program konseling sekolah. Adelman (dalam Paolini & Topdemir, 2013) berpendapat bahwa konselor sekolah dewasa ini berhadapan dengan tuntutan untuk menunjukkan keefektifan program. Oleh karena itu, memperlihatkan akuntabilitas menjadi praktik yang standar di antara konselor sekolah (Dahir & Stone dalam Paolini & Topdemir, 2013). Melalui pengukuran akuntabilitas, konselor akan mampu memperlihatkan peran, tanggungjawab, dan signifikansi mereka dalam membantu siswa untuk mencapai tujuan dalam bidang akademik, pribadi/sosial, dan karir. Akuntabilitas dipandang sebagai alat ampuh bagi konselor untuk mengklarifikasi peran profesional mereka (Stone & Dahir dalam Paolini & Topdemir, 2013). Sugiyo (2018) memaparkan bahwa akuntabilitas dalam bimbingan dan konseling berfungsi untuk: (1) memperoleh balikan mengenai hasil kerja konselor, (2) mempertimbangkan penggunaan metode dalam layanan bimbingan dan konseling, (3) dapat lebih mengenal kebutuhan-kebutuhan peserta didik yang belum terealisasi, (4) mengurangi cara kerja yang sifatnya rutinitas dan menemukan inovasi layanan
  • 11. 111 bimbingan dan konseling, (5) sebagai dasar untuk memberikan masukan dalam rekrutmen konselor, (6) memberikan pertimbangan dalam meningkatkan keterampilan konselor melalui pengiriman untuk mengikuti pelatihan-pelatihan bimbingan dan konseling. Merujuk kembali ke intensitas kajian dalam evaluasi yang telah disampaikan sebelumnya, maka fungsi 3 dan 5 merujuk pada evauasi program, fungsi 2, 4, dan 6 merujuk pada evaluasi proses, sedangkan fungsi 1 merujuk pada evaluasi hasil layanan bimbingan dan konseling. Komponen Akuntabilitas Bimbingan dan Konseling Furqon dan Badrujaman (2014) memaparkan bahwa akuntabilitas merupakan suatu keadaan dinamis yang dipengaruhi oleh komponen- komponen yang dipandang sebagai indikator yang menjadi dasar untuk mengukur akuntabilitas. Komponen- komponen akuntabilitas adalah menerima tanggungjawab, komunikasi, penjelasan kepada stakeholder, umpan balik, dan perbaikan program. Pertama, menerima tanggung jawab. Menurut Bavly sebagaimana dikutip oleh Wood Jr. dan Winston (dalam Furqon & Badrujaman, 2014) akuntabilitas menyiratkan adanya penerima tanggung jawab, dalam hal ini adalah pelaksana program. Menerima tanggungjawab berarti siap menghadapi kenyataan, tidak menyembunyikan suatu kebenaran, berani mengakui kekurangan dalam program. Kedua, komunikasi. Komunikasi antara pengelola program dan stakeholder merupakan indikator penting dalam akuntabilitas (Levinson dalam Furqon & Badrujaman, 2014). Sejalan dengan pandangan ini, Ryan (dalam Furqon & Badrujaman, 2014) mengemukakan bahwa akuntabilitas dapat dipandang sebagai respon terhadap kebutuhan dan harapan stakeholder terkait dengan program. Ketiga, penjelasan kepada stakeholder mengenai program. Penjelasan mengenai program kepada stakeholder merupakan komponen penting dalam akuntabilitas. Para
  • 12. 112 ahli belum sepakat tentang jenis infomasi yang mau disampaikan kepada stakeholder. Menurut Myrick (dalam Furqon&Badrujaman, 2014) informasi yang dijelaskan kepada stakeholder meliputi standar atau tujuan program, prosedur yang digunakan untuk mencapai tujuan, dan hasil yang dicapai dalam program. Sementara Sink (dalam Furqon dan Badrujaman, 2014) mengkaji empat bidang dimensi akuntabilitas yang dikomunikasikan yakni audit terhadap program; dampak program terhadap pencapai kompetensi siswa dalam bidang pribadi-sosial, akademis dan karir; perbaikan program dan intervensi melalui kinerja yang ditampilkan konselor; serta perbaikan program melalui asesmen kebutuhan. Keempat, mekanisme umpan balik. Akuntabilitas menuntut adanya mekanisme umpan balik yang memungkinkan stakeholder dapat memberikan masukan kepada pengelola program. Menurut Emergency Capacity Building Project (dalam Furqon & Badrujaman, 2014) penetapan mekanisme umpan balik memungkinkan masyarakat sebagai penerima layanan menjelaskan kepada lembaga-lembaga apakah program tersebut memenuhi kebutuhan dan harapan. Kelima, perbaikan program. Emergency Capacity Building Project (dalam Furqon & Badrujaman, 2014) menjelaskan bahwa menanggapai atau melakukan perubahan didasarkan pada umpan balik yang diterima. Sejalan dengan hal ini, Steenberger dan Smith (dalam Furqon & Badrujaman, 2014) memaparkan bahwa adanya perbaikan yang kontinu merupakan kunci akuntabilitas. b. Pelaporan dalam Bimbingan dan Konseling Konsep Pelaporan Hasil Evaluasi Bimbingan dan Konseling Semua guru bimbingan dan konseling atau konselor harus membuat laporan penyelenggaraan bimbingan dan konseling sebagai bentuk akuntabilitas kinerja profesional. Pelaporan merupakan langkah lanjutan setelah evaluasi. Isi dalam
  • 13. 113 pelaporan lebih bersifat mendeskripsikan dan memberi uraian analisis terhadap hasil- hasil yang telah dicapai dalam kegiatan evaluasi sebelumnya. Pelaporan pada hakikatnya merupakan kegiatan penyusunan dan mendeskripsikan seluruh hasil yang telah dicapai dalam evaluasi proses maupun evaluasi hasil dalam format laporan yang dapat memberikan informasi kepada seluruh pihak yang terlibat tentang keberhasilan dan kekurangan dari program bimbingan dan konseling yang telah dilakukan selama satu tahun berjalan. Sebagai kelanjutan dari kegiatan evaluasi, maka di dalam laporan penilaian kinerja bimbingan dan konseling memuat deskripsi, analisis hasil, dan pengambilan keputusan (Sugiyo, 2018). Deskripsi hasil merupakan upaya untuk memberikan gambaran hasil penilaian kinerja yang telah dilaksanakan pada tahap analisis data. Analisis hasil merupakan gambaran pencapaian dari yang sduah ada dalam deskripsi tersebut. Sedangkan pengambilan keputusan adalah suatu proses untuk menentukan pada aspek pelayanan bimbingan dan konseling yang perlu diperbaiki, dikembangkan atau dihentikan atau misalnya saja dalam beberapa hal berikut seperti 1) perencanaan program khususnya dalam penyiapan instrumen yang komprehensif masih kurang sehingga kinerja guru pembimbing dalam aspek tersebut perlu ditingkatkan; 2) pelaksanaan layananan bimbingan dan konseling yang perlu diperbaiki penggunaan media bimbingan dan kosneling sehingga aspek media perlu ditingkatkan; dan 3) dalam indikator evaluasi, pelaporan dan tindaklanjut masih perlu upaya untuk membuat laporan dan melakukan penelitian khsususnya penelitian tindakan bimbingan. Tujuan dan Manfaat Pelaporan Hasil Evaluasi Bimbingan dan Konseling Tujuan pelaporan pelaksanaan program bimbingan dan konseling secara umum adalah: (a) Memberikan informasi perkembangan kemajuan, dinamika permasalahan dan keunggulan, serta capaian akhir program bimbingan dan konseling kepada seluruh pihak yang terlibat dan berkepentingan. (b) Menyediakan mekanisme umpan
  • 14. 114 balik bagi pihak yang terlibat dan berkepentingan terhadap program bimbingan dan konseling dalam rangka modifikasi dan pengembangan. (c) Memberikan jaminan akuntabilitas kepada publik bahwa program bimbingan dan konseling yang telah dilaksanakan dan dievaluasi telah memenuhi prinsip program yang efektif, efisien, dan berkualitas. Manfaat laporan pelaksanaan menurut Fitzpatrick, Sanders, & Worthen (2011), adalah sebagai berikut: a. Sebagai bentuk pertanggungjawaban. b. Bantuan dalam pengambilan keputusan. c. Memberikan informasi untuk menark perhatian orang lain. d. Membantu pihak yang terlibat dan berkepentingan (stakeholders) untuk mengelaborasi dan menetapkan pendapat mereeka tentang suatu hal. e. Mengeskplorasi dan menginvestigasi masalah. f. Menyakinkan orang lain untuk melakukan suatu tindakan. g. Melibatkan stakeholders dalam program perencanaan atau kebijakan pengembangan h. Membantu pembahaman terhadap masalah-masalah tertentu. i. Merubah sikap. j. Mengubah dialog atau interaksi dalam kelompok. k. Memberi pengaruh pada pengambilan kebijakan. l. Memperkenalkan cara berpikir yang baru melalui evaluasi. Langkah-langkah Penyusunan Laporan Langkah-langkah penyusunan laporan pelaksanaan program bimbingan dan konseling dibagi dalam tiga tahapan, yaitu: a. Tahap Persiapan Pada tahap persiapan ini guru bimbingan dan konseling atau konselor menetapkan bebagai hal yang akan dilaporkan sebagai akuntabilitas kineja guru
  • 15. 115 pembimbing/konselo yang meliputi 1) informasi apa saja yang akan dilaporkan; 2) alasan mengapa kegiatan bimbingan dan konseing perlu dilaporkan 3) penyusunan instrumen laporan; dan 4) kapan/waktu pelaporan. b. Tahap Pengumpulan dan Penyajian Data Pada tahap pengumpulan informasi in meupakan tahapan yang harus dilakukan oleh guru pembimbing/konselor yang terkait dengan berbagai layanan baik layanan dasar, layanan responsive, layanan peminatan atau layanan perencanaan individual yang merupakan pengembangan dari empat bidang yaitu bidang pribadi, sosial, belajar dan karir serta dukungan sistem. dengan Setelah informasi yang ingin disampaikan terkumpul maka langkah berikutnya dalam penyusunan laporan pelaksanaan program bimbingan dan konseling adalah penyajian data. Data yang disajikan adalah data dan infromasi tentang keterlaksanaan dan ketercapaian tujuan program serta hambatan – hambatan yang dijumpai selama pelaksanaan bimbingan dan konseling. Data yang disajikan merupakan data yang diperoleh dari hasil evaluasi proses dan hasil dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling selama satu tahun. Berbagai jenis layanan seperti layanan klasikal, bimbingan kelompok, konseling kelompok, konseling individu, studi kasus, home visit dan pelaksanaan media bimbingan konseling. c. Tahap Penulisan Laporan Penulisan laporan pelaksanaan program bimbingan dan konseling harus mengacu pada sistematika yang telah ditetapkan dalam Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan No 111 tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling Pada Pendidikan Dasar dan Menengah sehingga laporan tersebut dapat tersaji secara runtut dan mudah dipahami. Aspek utama dalam Penyusunan Laporan Farozin, dkk (2016) menyatakan bahwa dalam penyusunan laporan terdapat tiga aspek utama yang perlu diperhatikan, yaitu: (a) Sistematika laporan hendaknya logis dan dapat dipahami; (b) Deskripsi laporan yang disusun hendaknya memperhatikan kaidah penulisan dan kebahasaan yang telah dibakukan; dan (c) Pelaporan
  • 16. 116 pelaksanaan program bimbingan dan konseling harus dilaporkan secara akurat dan tepat waktu. Akurasi laporan yang dibuat menggambarkan detil keseluruhan layanan yang telah dilakukan. Bersifat tepat waktu berarti laporan harus diserahkan kepada pihak terlibat dan berkepentingan sesuai dengan waktu yang telah disepakati bersama. Pendapat senada dikemukakan oleh Fitzpatrick, dkk (2011) yang menekankan pentingnya memperhatikan beberapa aspek dalam perencanaan pelaporan. Aspek utama dalam pelaporan tersebut adalah: a. Laporan harus akurat, seimbang, dan adil; b. Sesuai dengan kebutuhan pembaca (audience) dimana laporan tersebut kan disampaikan c. Ketepatan waktu untuk menyampaikan atau menerima laporan; d. Gaya komunikasi yang efektif; e. Gaya penulisan; f. Tampilan laporan; g. Sensitivitas informasi yang disampaikan; dan h. Bentuk informasi. Sistematika dan Isi Laporan Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling Kegiatan bimbingan dan konseling hendaknya disusun dalam laporan tertulis dengan menggunakan format yang tersedia atau format yang disusun sendiri. Laporan kegiatan layanan bimbingan dan konseling hendaknya bisa dihitung ekuivalensinya dengan jam kerja. Perhitungan ekuivalensi kegitan layanan jam kerja tabel ekuivalensi sebagaimana tertera dalam Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014. Penyusunan laporan pelaksanaan program bimbingan dan konseling dapat dikemas dalam bentuk bab per bab sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan. Secara sistematika, setidak-tidaknya sebuah laporan terdapat tiga komponen besar yang terdiri dari 3 (tiga) bab besar yaitu: pendahulan, pelaksanaan, penutup.
  • 17. 117 Bab pendahuluan terdiri dari latar belakang dan tujuan penyusunan laporan. Bab pelaksanaan terdiri dari uraian pelaksanaan komponen program bimbingan dan konseling beserta layanan-layanan yang dilakukan, hasil analisis pencapaian keberhasilan yang telah dilakukan dalam kegiatan evaluasi, dan hambatan-hambatan serta strategi mengatasi hambatan. Secara rinci laporan pelaksanaan bimbingan dan konseling meliputi: a. Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling selama 1 tahun yang mencakup semester ganjil dan genap yang terkait dengan semua siswa binaannya. b. Keterlaksanaan layanan yang mencakup berbagai layanan dasar, layanan responsif, layanan perencanan individual/peminatan, dukungan sistem. Demikian juga yaitu tentang keterlaksanaan strategi layanan seperti bimbingan klasikal, bimbingan lintas kelas, bimbingan kelompok, papan bimbingan dan kotak masalah. Keterlaksanaan diwujudkan dalam bentuk prosentase yang selanjutnya dibandingkan dengan kreteria akan diketahui apakah layanan tersebut termasuk kategori terlaksana dengan baik terlkasna dan sampai tidak terlaksana. c. Keterlaksanaan perencanaan individual seperti kegiatan konsultasi maupun carrier day dalam bentuk prosentase sehingga dapat diketahui apakah kegiatan perencanaan individual terlaksana dengan baik atau tidak terlaksana. d. Keterlaksanaan Layanan responsive meliputi konseling individu, konseling kelompok, referral, konsultasi, konferensi kasus, bimbingan teman sebaya, kunjungan rumah, berapa presen dan termasuk kategori terlaksana dengan sangat baik, baik atau tidak terlaksana. e. Keterlaksanaan dukungan sistem seperti penembangan jejaring, pengembangan staf, kolaborasi,kegiatan manajemen, pengembangan profesi, serta penelitian dan pengembangan. Laporan keterlaksanaan dalam bentuk prosentase sehingga dapat diketahuikategori keterlaksaan apakah sangat baik, baik atau tidak terlaksana. f. Akuntabilitas kinerja yang dilakukan sebagai bentuk pertangungjawaban melalui keterlaksanaan evaluasi proses, evaluasi hasil, supervisi dan pembuatan
  • 18. 118 laporan.Apakah kegiatan tersebut terlaksanan dengan sangat baik, baik atau tidak terlaksana sama sekali. Laporan selanjutnya adalah analisis pencapaian keberhasilan layanan program bimbingan dan konseling sebagai berikut: • Analisis evaluasi proses dalam bimbingan klasikal. Untuk pesiapan analiss di pesiapkan data evaluasi proses Bimbingan klasikal, Data hasil evaluasi proses ditampilkan dalam bentuk tabel yang nama yang dilayani, materi layanan, kegiatan, media yang digunakan ketertarikan siswa dan alokasi waktu yang dibutuhkan.Berdasarkan data tersebut ditabulasi agar diketahui pada aspek mana yang mengalami hambatan dan bagaimana perhatian siswa selama pelayanan bimbingan klasikal yang oleh guru pembimbing /konselor. • Analisis evaluasi hasil layanan bimbingan klasikal. Analisis ini untuk mengetahui bagaimana pencapaian tujuan layanan bagi masing-masing siswa. Untuk itu dipersiapkan tabel pencapaian masing-masing sswa ada setiap layanan ( misal layanan pertama untuk siswa A berapa %capaian terhadap layanan yang diperoleh, layanan kedua, ketiga dst ) • Analisis pencapaian keberhasilan konseling individu. Untuk keperluan analisis pencapaian keberhasilan konseling individu dibuatkan tabel yang memuat nama siswa, proses konseling, hasil ( kepuasan, kesan siswa dll ). Berdasarkan tabel tersebut akan diketahui tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti konseling individu baik terkait dengan kepuasan siswa maupun perubahan tingkah laku setelah mengikuti layanan konseling individu. • Analisis pencapaian keberhasilan bimbingan kelompok. Untuk persiapan analisis dibuat tabel yang memuat berpa kali melaksanaakan bimbingan kelompok, hasil setiap setiap mengikuti pelaksanaan bimbingan kelompok, rata-rata hasil pelaksnanaan bimbingan kelompok dan selanjutnya dibandingkan dengan kreteria akandiketahui tingkat keberhasilan layanan bimbingan kelompok.
  • 19. 119 • Analisis hasi evaluasi layanan konsultasi. Hasil analisis layanan konsultasi ini akan tmenggambarkan bagaimana proses dan hasil layanan konsultasi dan pada aspek apa yang sudah tercapai dan yang belum tercapai.; • Analisis hasil evaluasi layanan media seperti papan imbingan, kotak masalah,dan leaflet. Berdasarkan data yang diperoleh akan diketahui berapa % keterlaksanaan papan bimbingan, berapa % keterlaksanaan penggunaan kotak masalah, dan berapa % keterlaksanaan pengadaan leaflet.Disamping pencapaian dari segi fisik juga di analisis kemenarikan, kebermaknaan adanya media bagi siswa, dll. • Hambatan dan Strategi Penyelesaiannya. Berdasarkan setiap layanan yang diberikan direkam hambatan, kesulitan yang dijumpai saat pelaksakesulitan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling, seperti kesulitan pelaksanaan bimbingan kelompok diluar kelas, sukar mencari klien, siswa kurang berminat dalam layanan , masalah peminatan,dll. Berdasarkan hambatan tersebut disiapkan strategi pemecahannya seperti penjadwalan ulang, mmotivasi siswa untuk mengikuti layanan bimbingan dan konseling dll. Bab penutup merupakan simpulan akhir dari keberhasilan pelaksanaan program bimbingan dan konseling secara keseluruhan dna saran-saran kepada berbagai pihak yang berkepentingan.seperti kepala sekolah, orang tua dan dinas pendidikan. Adapun Struktur Laporan Pelaksanaan Program Bimbigan dan Konseling adalah sebagai berikut:
  • 20. 120 Struktur Laporan Pelaksanaan Program Bimbigan dan Konseling Halaman Judul Lembar Pengesahan Kata Pengantar Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN BAB II PELAKSANAAN A. Kegiatan Layanan Bimbingan Dan konseling Yang Dilakukan B. Hasil Evaluasi Program C. Hasil Evaluasi Proses D. Hasil Analisis Pencapaian Keberhasilan Dalam Kegiatan Evaluasi 1. Analisis Pencapaian Keberhasilan Bimbingan Klasikal 2. Analisis Pencapaian Keberhasilan Konseling Individu 3. Analisis Pencapaian Keberhasilan Bimbingan dan Konseling Kelompok 4. Analisis Pencapaian Keberhasilan Layanan Konsultasi 5. Analisis Pencapaian Keberhasilan Layanan Media E. Hambatan dan Strategi Penyelesaiannya BAB III SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan B. Saran 1. Sekolah. 2. Orang Tua 3. Dinas Pendidikan LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. Hasil Evaluasi Proses dan Hasil yang dituliskan dalam laporan pelaksanaan program bimbingan dan konseling (Lapelprog) 2. Foto-foto kegiatan 3. Dokumen lain yang mendukung
  • 21. 121 c. Tindak Lanjut Hasil Evaluasi Bimbingan dan Konseling Konsep Tindak Lanjut Hasil Evaluasi Bimbingan dan Konseling Tindak lanjut merupakan program pemantauan berkelanjutan yang dirancang untuk mengevaluasi efektivitas prosedur intervensi dalam kaitannya dengan kemajuan & penyesuaian siswa. layanan ini dilakukan sebagai evaluasi sistematis apakah layanan bimbingan konseling dan program pendidikan pada umumnya telah sesuai dengan kebutuhan siswa. Tindak lanjut atas laporan program dan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling akan menjadi sebuah alat yang sangat penting dalam tindak lanjut untuk mendukung program sejalan dengan yang sudah direncanakan, mendukung setiap peserta didik yang dilayani, mendukung digunakannya materi yang sesuai, mendokumentasi proses, persepsi, dan hasil program secara rinci, mendokumentasi dampak jangka pendek, menengah dan jangka panjang, atas analisis keefektivan program digunakan untuk mengambil keputusan apakah program dilanjutkan, lalu direvisi, atau dihentikan, meningkatkan program, serta digunakan untuk mendukung perubahan dalam suatu sistem sekolah. Tindak lanjut mengacu pada pemantauan formal dan sistematis dari kemajuan individu siswa saat ini yang telah menjalani bimbingan akademik, konseling, rujukan, penempatan, atau program intervensi khusus apa pun. Siswa yang kembali dan mereka yang berada dalam masa percobaan akademis juga dimonitor setiap kali diperlukan. Depdiknas (2007), analisis hasil evaluasi dan tindak lanjut program BK adalah umpan balik program yang memerlukan perbaikan, kebutuhan siswa yang belum terlayani, kemampuan personil dalam melaksanakan program, serta dampak program terhadap perubahan perilaku siswa dan pencapaian prestasi akademik, peningkatan mutu
  • 22. 122 proses pembelajaran dan peningkatan mutu pendidikan. Hasil analisis harus ditindaklanjuti dengan menyusun program selanjutnya sebagai kesinambungan program, mengembangkan jejaring pelayanan agar pelayanan BK lebih optimal, melakukan referal siswa yang memerlukan bantuan khusus dari terapis lain, pengembangan komitmen baru kebijakan orientasi dan implementasi pelayanan BK selanjutnya. Tujuan kegiatan tindak lanjut pelaporan hasil program BK adalah untuk memperbaiki hal-hal yang masih lemah, kurang tepat atau kurang relevan dengan tujuan yang akan dicapai, mengembangkan program dengan menambah atau merubah beberapa hal yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan atau efektifitas program BK. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk kepentingan penyediaan umpan balik bagi pelaksanaan program BK, perbaikan atau peningkatan implementasi program selanjutnya. Kegiatan penting yang harus dilakukan setelah evaluasi dan penilaian terhadap program BK adalah tindak lanjut hasil evaluasi dan penilaian tersebut, dengan harapan dapat bermanfaat sebagai bentuk respon cepat terhadap refleksi yang dilakukan oleh konselor atas permasalahan-permasalahan yang teridentifikasi selama proses pemberian layanan, sebagai bagian tahap akhir dari kegiatan evaluasi. Tindak lanjut pelaporan hasil program BK merupakan kegiatan untuk menindak lanjuti hasil yang didapatkan dari kegiatan evaluasi dan penilaian terhadap pelaksanaan program bimbingan dan konseling Tindak lanjut dalam evaluasi Bimbingan dann Konseling diklasifikasikan menjadi dua yaitu tindak lanjut sebagai bagian utuh dari pelaksanaan bimbingan dan konseling dan tindak lanjut sebagai tahap akhir kegiatan penilaian/evaluasi.Tindak lanjut ini merupakan respon cepat terhadap refleksi yang dilakukan oleh guru pembimbing/konselor atas permaalahan yang terindikasi selama proses layanan bimbingan dan konseling.
  • 23. 123 Pengertian tindak lanjut menurut Hiro Tugiman dalam Purnomo dan Prasetyo (2016:33) adalah suatu proses untuk menetukan kecukupan, keefektifan, dan ketepatan waktu dari berbagai tindakan yang dilakukan. Tindak lanjut merupakan kegiatan yang dilakukan setelah evaluasi program. Tindak lanjut yaitu kegiatan yang dilakukan untuk menindaklanjuti hasil pelaksanaan kegiatan layanan BK dan atau program BK yang diberikan. Kegiatan tindak lanjut ini sebagai upaya menuntaskan bantuan, perbaikan dan/atau pengembangan program BK pada tahun pelajaran berikutnya. Tindak lanjut atas laporan program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling akan menjadi alat penting dalam tindak lanjut untuk mendukung program sejalan dengan yang direncanakan, mendukung setiap peserta didik yang dilayani, mendukung digunakannya materi yang tepat, mendokumentasi proses, persepsi, dan hasil program secara rinci, mendokumentasi dampak jangka pendek, menengah dan jangka panjang, atas analisis keefektivan program digunakan untuk mengambil keputusan apakah program dilanjutkan, direvisi, atau dihentikan, meningkatkan program, seta digunakan untuk mendukung perubahan-perubahan dalam sistem sekolah. Tindak lanjut merupakan bentuk respon cepat terhadap refleksi yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor atas permasalahan-permasalahan yang teridentifikasi selama proses pemberian layanan. Kegiatan yang dilakukan untuk menindak lanjuti hasil pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling. Tindak lanjut merupakan kegiatan yang dilakukan setelah evaluasi program dilakukan. Kegiatan tindak lanjut yaitu kegiatan yang dilakukan untuk menindak lanjuti kegiatan pelayanaan yang diberikan. Kegiatan tindak lanjut ini sebagai upaya untuk menuntaskan bantuan, perbaikan dan/atau pengembangan program BK pada tahunpelajaran berikutnya.
  • 24. 124 Kegiatan tindak lanjut dilakukan berdasarkan temuan yang diperoleh dalam evaluasi program, maka Guru BK/Konselor: (1) memperbaiki hal-hal yang masih lemah, kurang tepat atau kurang relevan dengan tujuan yangakan dicapai; (2) mengembangkan program dengan menambah atau merubah beberapa hal yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan atau efektifitas program. Hasil analisa ditindak lanjuti dengan menyusun program selanjutnya sebagai kesinambungan program, misalnya mengembangkan jejaring pelayanan agar pelayanan BK lebih optimal, melakukan alih tangan kasusbagi peserta didik yang memerlukan bantuan khusus dari ahli lain, serta mengembangkan komitmen baru kebijakan orientasi dan implementasi pelayanan peminatan peserta didik selanjutnya. Disamping itu sebagai ujud akuntabilitas pelayanan, kejelasan program,proses implementasi dan hasil-hasil yang dicapai serta informasi yangdapat menjelaskan apa dan mengapa sesuatu proses dan hasil terjadiatau tidak terjadi. Hal yang amat penting dalam akuntabilitas adalah menginformasikan kepada pihak terkait (Kepala Sekolah, guru dan orangtua) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan/atau kegagalan keterlaksanaan atau ketercapaian pelaksanaan program BK termasuk pelayanan peminatan peserta didik. Oleh karena itu Guru BK/Konselor perlu menguasai data dan bertindak atas dasar data yangterkait dengan perkembangan peserta didik. Dalam menyampaikaninformasi yang dimaksud Guru BK/Konselor dapat memanfaatkan waktu-waktu tertentu/khusus pada pertemuan dengan Kepala Sekolah dan Guru Mata Pelajaran di akhir tahun atau di awal tahun pelajaran atau pertemuan dengan orang tua. Tujuan Tindak Lanjut Hasil Evaluasi Bimbingan dan Konseling Segala kegiatan perlu ditindak lamjuti secara berkesinambungan, karena tindak lanjut bagian integral dari layanan bimbingan dan konseling, Ini berkaitan dengan apa yang terjadi pada siswa saat di sekolah atau setelah mereka meninggalkan sekolah. Ini adalah penilaian tentang bagaimana konseli yang telah dibimbing, ditempatkan atau
  • 25. 125 dirujuk atau siswa sudah mendapatkan layanan, tetapi untuk menentukan apakah bantuan lebih lanjut diperlukan untuk klien. Maka penting menentukan tujuan agar tercapai tindak lanjut, beberapa tujuan tindak lanjut yaitu sebagai berikut: a. Memperbaiki yang masih lemah, kurang tepat dan kurang relevan dengan tujuan yang akan dicapai. Dari memperbaiki kinerja konselor dalam memberikan layanan, kurang tepat dalam mengidentifikasi kebutuhan siswa, pemilihan yang tepat sumber daya pendukung, startegi penyelesaian permasalahan, desain prosedur dan landasan informasi mengimplementasikan program. b. Untuk memastikan kemajuan dan status siswa dalam ruang kelas, maupun ektra kurikuler, Untuk mendapatkan data yang dapat mengidentifikasi kelemahan dalam berbagai fase kemajuan sekolah, Untuk mengetahui bagaimana lulusan, Untuk mengevaluasi effektivitas kegiatan peminatan, Untuk mempelajari mengapa siswa keluar sebelum lulus, di mana lulusan pergi setelah meninggalkan sekolah; ke mana drop-out pergi; seberapa baik lulusan melakukan pekerjaannya; persentase mereka yang kuliah dan ke mana mereka pergi. Untuk menemukan tingkat kelas di mana sebagian besar putus sekolah terjadi, Untuk memperoleh pendapat tentang modifikasi kurikulum yang diperlukan, dari pengalaman lulusan. c. Mengembangkan program dengan menambah atau merubah beberapa hal yang dapat meningkatkan kualitas layanan atau effektifitas program . Informasi yang diperoleh melalui teknik tindak lanjut dapat digunakan untuk meningkatkan kurikulum merangsang pengajaran yang lebih baik, meningkatkan nilai layanan bimbingan dan membangun hubungan baik dengan masyarakat. d. Sebagai wujud akuntabilitas pelayanan, kejelasan program, proses implementasi dan hasil-hasil yang dicapai serta informasi yang dapat menjelaskan apa dan mengapa sesuatu proses dan hasil terjadi atau tidak terjadi. e. Hal yang amat penting dalam akuntabilitas adalah menginformasikan kepada pihak terkait (kepala sekolah, guru dan orang tua, depdikbud) tentang faktor- faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan/atau kegagalan keterlaksanaan atau
  • 26. 126 ketercapaian pelaksanaan program bk termasuk pelayanan peminatan peserta didik. Oleh karena itu guru BK/konselor perlu menguasai data dan bertindak atas dasar data yang terkait dengan perkembangan peserta didik. Tujuan kegiatan tindak lanjut pelaporan hasil program BK adalah untuk memperbaiki hal-hal yang masih lemah, kurang tepat atau kurang relevan dengan tujuan yang akan dicapai, mengembangkan program dengan menambah atau merubah beberapa hal yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan atau efektifitas program BK. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk kepentingan penyediaan umpan balik bagi pelaksanaan program BK, perbaikan atau peningkatan implementasi program selanjutnya. Teknik dan Langkah Tindak Lanjut Hasil Evaluasi Bimbingan dan Konseling Teknik dalam pelaksanaan tindak lanjut meliputi diskusi, wawancara, survei, atau kuesioner. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. Informasi yang diperoleh melalui teknik tindak lanjut dapat digunakan untuk meningkatkan program dan layanan bimbingan dan konseling yang lebih baik, meningkatkan nilai layanan bimbingan dan membangun hubungan ke sekolah yang lebih tinggi dan masyarakat/dunia industri yang sesuai dengan minat siswa. Berdasarkan hasil refleksi hasil evaluasi program, selanjutnya guru BK perlu merumuskan tindak lanjut yang harus dilakukan untuk memperbaiki atau meningkat kualitas program pelayanan BK. Purnomo dan Prasetyo (2016:33) merinci langkah tindak lanjut hasil evaluasi program BK meliputi tiga tahap, yaitu: penetapan program pelayanan BK, penetapan strategi layanan, dan perencanaan kegiatan layanan. Berikut ini diuraikan secara lebih rinci mengenai ketiga langkah tersebut: yang pertama yakni penetapan program pelayanan BK, hasil evaluasi menjadi rujukan dalam rangka menetapkan program pelayanan BK yang sesuai, misalnya:
  • 27. 127 a. Menentukan aspek – aspek perbaikan atau peningkatan yang akan dilakukan, b. Menyusun ulang desain program secara umum atau layanan bimbingan dan Konseling tertentu dalam rangka perbaikan atau pengembangan c. Melaksanakan kegiatan dan tindak lanjut sesuai alokasi waktu d. Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor dapat membuat desain ulang atau merevisi seluruh program, atau beberapa dari program yang dianggap belum effektif e. Jika hasil evaluasi baik, tindak lanjut dapat dilakukan dalam bentuk pengembangan atau peningkatan program dengan target yang lebih tinggi dan komplek f. Mengembangkan jejaring pelayanan agar pelayanan BK lebih optimal. g. Melakukan alih tangan kasus bagi peserta didik yang memerlukan bantuan khusus dari ahli lain h. Mengganti program yang belum memberikan kontribusi pada perkembangan anak Kedua, penetapan strategi layanan. Strategi layanan dalam tindak lanjut antara lain dapat berwujud membuka diri untuk pengembangan sekolah mitra, bekerjasama dengan mitra untuk layanan referal, mengadakan rapat kerja untuk pengentasan hambatan, menyusun program perbaikan berdasarkan input/masukan tahun sebelumnya, dan mengembangkan program yang lebih sesuai dengan harapan anak, sekolah dan orang tua. Ketiga, perencanaan kegiatan layanan. Jika hasil evaluasi baik, tindak lanjut dapat dilakukan dalam bentuk pengembangan atau peningkatan program dengan target yang lebih tinggi dan kompleks. Guru bimbingan dan konseling dapat membuat desain ulang atau merevisi seluruh program atau beberapa bagian dari program yang dianggap belum begitu efektif. Gysbers dan Henderson (2012: 527) mengungkapkan
  • 28. 128 bahwa tahapan yang dilakukan oleh konselor setelah evaluasi adalah meningkatkan, yaitu mendesain kembali program bimbingan dan konseling komprehensif yang lebih efektif. No Kegiatan BK yang Dievaluasi Hasil Analisis Kegiatan Tindak lanjut Keterangan …………… …………… …………… …………… …………… dan seterusnya Proses dan Bentuk Penggunaan Tindak Lanjut Program BK Tindak lanjut dari pelaporan hasil evaluasi / penilaian program BK dapat dilakukan dengan proses analisis data hasil evaluasi program BK sehingga dapat digunakan oleh para guru pembimbing/konselor sekolah untuk melakukan langkah perbaikan, penghentian layanan, dan pengembangan program pada tahun mendatang. Adapun proses tindak lanjut dapat dilakukan dengan membuat matrik sebagai berikut: Tabel 1: Proses tindak lanjut program BK No Kegiatan BK yang Dievaluasi Aspek Evaluasi Proses Evaluasi Hasil Metode Hasil ……………………… ……… ………… … ………… ……… ………. … … ………… … …. …. dan seterusnya Selanjutnya berdasarkan hasil proses evaluasi seperti diatas maka dibuat matrik tindak lanjut tindak lanjut sebagai berikut:
  • 29. 129 4. Forum Diskusi Bapak/Ibu/Saudara Peserta PPG BK semoga sehat dan bahagia senantisa, mari kita diskusikan topik/fenomena dibawah ini. Masih jarang guru bimbingan dan konseling yang melakukan evaluasi bimbingan dan konseling, lebih-lebih melaporkan hasil evaluasi tersebut kepada pihak yang terkait.. Hal itu turut berdampak pada layanan bimbingan dan konseling yang belum banyak diketahui kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling. Menurut Bapak/Ibu/Saudara jika guru bimbingan dan konseling di sebuah sekolah mengabaikan pelaporan evaluasi bimbingan dan konseling, bagaimana dampaknya terhadap layanan BK? Terimakasih. Counselling, Yes We Can. C. Penutup 1. Rangkuman Akuntabilitas dalam bimbingan dan konseling adalah perwujudan kewajiban konselor sekolah untuk mempertanggungjawabkan segala tindakan berkaitan dengan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling. Akuntabilitas dalam bimbingan dan konseling merupakan komponen kunci untuk memperlihatkan keefektifan program konseling. Tuntutan akuntabilitas memungkinkan konselor untuk memperlihatkan kepada stakeholder baik di dalam maupun di luar sekolah kontribusi atau dampak tentang apa yang dilakukan konselor. Semua guru bimbingan dan konseling atau konselor harus membuat laporan penyelenggaraan bimbingan dan konseling sebagai bentuk akuntabilitas kinerja profesional. Pelaporan merupakan langkah lanjutan setelah evaluasi. Isi dalam pelaporan lebih bersifat mendeskripsikan dan memberi uraian analisis terhadap hasil-
  • 30. 130 hasil yang telah dicapai dalam kegiatan evaluasi sebelumnya. Pelaporan pada hakikatnya merupakan kegiatan penyusunan dan mendeskripsikan seluruh hasil yang telah dicapai dalam evaluasi proses maupun evaluasi hasil dalam format laporan yang dapat memberikan informasi kepada seluruh pihak yang terlibat tentang keberhasilan dan kekurangan dari program bimbingan dan konseling yang telah dilakukan selama satu tahun berjalan. Depdiknas (2007), analisis hasil evaluasi dan tindak lanjut program BK adalah umpan balik program yang memerlukan perbaikan, kebutuhan siswa yang belum terlayani, kemampuan personil dalam melaksanakan program, serta dampak program terhadap perubahan perilaku siswa dan pencapaian prestasi akademik, peningkatan mutu proses pembelajaran dan peningkatan mutu pendidikan. Hasil analisis harus ditindaklanjuti dengan menyusun program selanjutnya sebagai kesinambungan program, mengembangkan jejaring pelayanan agar pelayanan BK lebih optimal, melakukan referal siswa yang memerlukan bantuan khusus dari terapis lain, pengembangan komitmen baru kebijakan orientasi dan implementasi pelayanan BK selanjutnya. Tujuan kegiatan tindak lanjut pelaporan hasil program BK adalah untuk memperbaiki hal-hal yang masih lemah, kurang tepat atau kurang relevan dengan tujuan yang akan dicapai, mengembangkan program dengan menambah atau merubah beberapa hal yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan atau efektifitas program BK. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk kepentingan penyediaan umpan balik bagi pelaksanaan program BK, perbaikan atau peningkatan implementasi program selanjutnya. Segala kegiatan perlu ditindak lamjuti secara berkesinambungan, karena tindak lanjut bagian integral dari layanan bimbingan dan konseling, Ini berkaitan dengan apa yang terjadi pada siswa saat di sekolah atau setelah mereka meninggalkan sekolah. Ini
  • 31. 131 adalah penilaian tentang bagaimana konseli yang telah dibimbing, ditempatkan atau dirujuk atau siswa sudah mendapatkan layanan, tetapi untuk menentukan apakah bantuan lebih lanjut diperlukan untuk klien. Maka penting menentukan tujuan agar tercapai tindak lanjut. Daftar Pustaka Brown, D. dan Trusty, J. 2005. Designing and Leading Comprehensive School Counseling Programs. Belmont, CA: Thomson Brooks/Cole. Budi, M.W.K. 2013. “Akuntabilitas Kepala Daerah Di Persimpangan Jalan”.Makalah.Seminar Nasional. Jakarta: Universitas Terbuka. Buhory, M. H. 2007. Akuntabilitas dalam Pendidikan. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang. Cobia, D.C., & Handerson, D.A. 2007. Developing an Effective and Accountable School Counseling Program. Upper Saddle River: Merrill Prentice Hall. Dahir, C. A., Burnham, J. J., & Stone, C. 2009. “Listen to the Voices: School Counselors and Comprehensive School Counseling Programs”. Professional School Counseling. 12 (3): 182-192 Depdiknas. 2007. Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Bandung: PPB UPI Dirjen Guru dan Tendik Kemendikbud. 2016. Pelaporan dan Tindak Lanjut Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Kemedikbud RI Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Farozin, Muh., dkk. (2016). Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Atas (SMA). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru dan tenaga Kependidikan. Fitzpatrick, Jody L., Sanders, James R., & Worthen, Blaine R. (2011). Program Evaluation Alternative Approaches and Practical Guidelines. Fourth Edition. Boston: Pearson Education, Inc. Furqon & Badrujaman, A. 2014. Model Evaluasi Layanan Dasar Berorientasi Akuntabilitas. Jakarta: PT Indeks. Gibson, R. L. & Mitchell, M. H. 2011. Bimbingan dan Konseling. Terjemahan Yudi Santoso. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  • 32. 132 Gysbers, C, Norman & Henderson, Patricia. 2012. Developing and Managing Your School Guidance and Counseling Program. Fifth Edition. American Counseling Association, Stevenson Alexandria. Illinois School Counselor Association. 2014. Developmental Counseling Model for Illinois Schools Guidelines for Program Development and Recommended Practices & Procedures for: Professional School Counselors. Illinois School Counselor Association: Illinois. Loesch, L. C. 2007. Accountability for School Counseling (ACAPCD- 01). Alexandria, VA: American Counseling Association. Mehlos, B. E. 2009. Providing Accountability in School Counseling: A Literature Review to Support Data Use in Assessing Group Counseling. Research Paper. Menomonie, WI: University of Wisconsin-Stout. Purnomo, Diana Septi dan Prasetyo. 2016. Modul Guru Pembelajar Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Atas/ Sekolah Menengah Kejuruan (SMA/SMK). Jakarta:. Permendikbud No.27 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Konselor Indonesia. Permendikbud N0. 111 Tahun 2016 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Menengah. Joshua C Watson, Brande Flamez-McDevitt. 2014. Counseling Assessment and Evaluation; Fundamentals of Applied Practice. Calofornia: Sage Publications, Inc Salahudin, A. 2010. Bimbingan dan Konseling, Bandung: Pustaka Setia Salsabila, A. & Prayudiawan, H. 2011. “Pengaruh Akuntabilitas, Pengetahuan Audit dan Gender terhadap Kualitas Kerja Auditor Internal”. Jurnal Telaah dan Riset Akuntansi. 4 (1): 155-175. Schellenberg, R. 2008. The New School Counselor: Strategies for Universal Academic Achievement. Lanham, Maryland: Rowman & Littlefield Education. Sugiyo. 2018. Penilaian dalam Bimbingan dan Konseing Sekolah. Semarang: Widya Karya ……… 2018. Manajemen Bimbingan dan Konseling Di Sekolah. Semarang: Widya Karya Susan Schmerler, M.S., J.D. 2008. Lessons Learned; Risk Management Issues in Genetic Counseling. New York: Springer Science Topdemir, C. M. 2010. “School Counselor Accountability Practices: Anational Study”. Dissertation. Florida: University of South Florida. Tayibnapi