SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Secara mikroskopis di dalam bahan magnet terdapat
arus-arus kecil. Arus-arus kecil tersebut disebabkan oleh
gerakan elektron mengelilingi inti atau gerakan elektron pada
sumbunya (spin). Sedangkan secara makroskopis, dalam
bahan magnet terdapat dipol-dipol magnet. Arah dipol-dipol
magnet ini adalah acak sehingga saling meniadakan. Seperti
halnya bahan yang dipengaruhi oleh medan listrik akan terjadi
polarisasi, maka bahan yang dipengaruhi medan magnet juga
akan terjadi polarisasi magnetik atau magnetisasi.
Magnetisasi timbul disebabkan oleh pengaruh medan magnet
tersebut membentuk pembarisan dipol-dipol magnet sehingga
arahnya teratur seolah-olah terbentuk pengutuban magnet.
Analog dengan definisi polarisasi, maka magnetisasi (M)
didefinisikan sebagai momen dipol magnet (m) per satuan
volume, dan dituliskan sebagai berikut ;
Misalkan di dalam suatu system terdapat
bahan pemagnet maka dapat ditentukan
potensial vector di suatu titik yang berada
sejauh r di luar bahan tersebut.
Gambar potensial vektor di titik P diluar bahan pengamat
Bahan-bahan seperti besi, nikel dan kobalt
termasuk ferromagnetik. Bahan ferromagnetik
adalah bahan yang dapat mempunyai
magnetisasi spontan M besar tanpa adanya
medan magnet luar, maka medan magnet B di
dalam bahan menjadi ribuan kali medan
magnet di luar. Semakin besar magnet luar
maka medan magnet dalam bahan semakin
besar, tetapi pada suatu ketika akan mencapai
tingkat kejenuhan.
Di sini kita membicarakan sebuah bentuk kemagnetan yang
lebih lemah yang dinamakan paramagnetisma. Untuk atom dan ion
lain maka efek-efek magnetik elektron tidak saling menghilangkan,
sehingga atom tersebut secara keseluruhan mempunyai momen
dipol magnet μ. Jika kita menempatkan sebuah bahan contoh yang
terdiri dari N atom, yang masing-masing mempunyai sebuah
momen dipol magnet μ, didalam sebuah medan magnet, maka
dipol-dipol atom elementer tersebut cenderung berbaris dalam arah
medan magnet. Kecenderungan untuk menjajarkan ini dinamakan
paramagnetisma. Untuk penjajaran yang sempurna, maka bahan
contoh tersebut secara keseluruhan harus mempunyai sebuah
momen dipol magnet sebesar Nμ. Jika kita menempatkan sebuah
bahan paramagnetik didalam sebuah medan magnet yang uniform,
seperti medan magnet di dekat kutub dari sebuah magnet yang
kuat, maka bahan tersebut akan ditarik menuju daerah medan yang
lebih tinggi, yakni menuju kutub tersebut. Gaya listrik netto
menunjukkan tekanan didalam gambar tersebut dan sama dengan
Gambar : Sebuah bola dielektrik di dalam medan listrik yang tak uniform.
Jadi, dengan mengukur gaya magnet Fm yang bekerja pada sebuah bahan
paramagnetik yang kecil bila kita menempatkan bahan tersebut di dalam sebuah
medan magnet yang tak uniform gradien medannya (dB/dx)maks diketahui, maka
kita dapat mempelajari mengenai momen dipol magnetnya μ. Magnetisasi M dari
contoh bahan didefinisikan sebagai momen magnet per satuan volume, atau
di mana V adalah volume bahan. Magnetisasi adalah sebuah vektor karena μ,
yakni momen dipol contoh bahan, adalah sebuah vektor
Pada tahun 1846 Michael Faraday
menemukan bahwa sebuah contoh bahan bismuth
yang didekatkan ke kutub sebuah magnet yang
kuat akan ditolak. Dia menamakan zat-zat
semacam itu diagmagnetik (bertentangan dengan
contoh bahan paramagnetik, yang ditarik oleh
kutub magnet). Diamagnetisma, yang ada di
dalam semua zat, adalah suatu efek yang begitu
lemah sehingga kehadiran efek tersebut ditutupi
(tidak terlihat) di dalam zat-zat yang terbuat dari
atom-atom yang mempunyai momen dipoll magnet
netto, yakni, di dalam zat paramagnetik atau zat
ferromagnetik.
Gambar a) Sebuah elektron yang bersirkulasi di dalam sebuah
atom. (b) sebuah elektron yang bersirkulasi di dalam arah yang
berlawanan. (c) sebuah medan magnet diperkenalkan (digunakan), yang
mengurangi laju linear elektron di dalam (a), yakni, V1 < V0. (d) medan
magnet memperbesar laju linear elektron di dalam (b), yakni V2 > V0.
Gambar a dan b memperlihatkan sebuah elektron yang bersirkulasi
di dalam sebuah atom diamagnetik pada frekuensi sudut ω0 di dalam
sebuah lintasan lingkaran yang dianggap jari-jarinya r. setiap elektron
bergerak di bawah pengaruh sebuah gaya sentripetal FE yang asalnya dari
sumber elektrostatik di mana, dari hukum Newton kedua,
Gambar Momen-momen magnetik dari dua elektron yang bersirkulasi di dalam arah-arah
yang berlawanan di dalam sebuah atom akan saling menghilangkan bila tidak ada medan magnet
luar, seperti di dalam (a), sebaliknya tidak pada (b)
Setiap elektron yang berputar mempunyai momen magnetik orbital, tetapi untuk atom
tersebut secara keseluruhan maka lintasan-lintasan diarahkan secara sembarangan sehingga tidak
ada efek magnetik netto. Di dalam Gambar a, sebagai contoh momen dipol magnet μi menunjuk
keluar halaman gambar; di dalam gambar b efek yang dihasilkan untuk kedua-dua lintasan yang
diperlihatkan adalah saling menghilangkan.
Kita sekarang dapat mengerti mengapa sebuah contoh bahan diamagnetik ditolak bila
didekatkan ke kutub sebuah magnet yang kuat. Jika kutub tersebut adalah sebuah kutub utara, maka
terdapat sebuah medan magnet yang tak uniform B yang menunjuk menjauhi kutub tersebut. Jika
sebuah bola yang terbuat dari bahan diamagnetik didekatkan ke kutub ini, maka magnetisasi M yang
diimbas di dalamnya menunjuk kearah kutub tersebut, yakni berlawanan kearah B. jadi sisi bola yang
paling dekat kepada magnet akan bersikap sebagai sebuah kutubutara dan ditolak oleh kutub utara
magnet yang didekatnya. Untuk sebuah bola paramagnetik, vektor M menunjuk sepanjang arah dari B
dan sisi bola yang paling dekat kepada magnet akan merupakan sebuah kutub selatan, yang ditarik ke
kutub utara magnet tersebut.
Hitunglah perubahan momen magnet untuk sebuah elektron yang
bersikulasi, seperti yang dijelaskan di dalam contoh 2, jika sebuah medan
magnet B sebesar 2,0 T (=20.000 gauss) bekerja di dalam arah tegaklurus
pada bidang lintasan.
Kita mendapatkan μ dari persamaan
Medan Magnet dalam Bahan fix.pptx

More Related Content

What's hot

Makalah interferensi dan difraksi
Makalah interferensi dan difraksiMakalah interferensi dan difraksi
Makalah interferensi dan difraksiAnnis Kenny
 
5 - Kerapatan Fluks Listrik dan Hk Gauss.pptx
5 - Kerapatan Fluks Listrik dan Hk Gauss.pptx5 - Kerapatan Fluks Listrik dan Hk Gauss.pptx
5 - Kerapatan Fluks Listrik dan Hk Gauss.pptxSitiNurjanah821016
 
Laporan Eksperimen Efek Fotolistrik
Laporan Eksperimen Efek FotolistrikLaporan Eksperimen Efek Fotolistrik
Laporan Eksperimen Efek FotolistrikNurfaizatul Jannah
 
Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannya
Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannyaContoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannya
Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannyaAyuShaleha
 
Ppt Aplikasi Radiasi Benda Hitam
Ppt Aplikasi Radiasi Benda HitamPpt Aplikasi Radiasi Benda Hitam
Ppt Aplikasi Radiasi Benda HitamMukhsinah PuDasya
 
Fisika Kuantum part 2
Fisika Kuantum part 2Fisika Kuantum part 2
Fisika Kuantum part 2radar radius
 
Statistik Bose-Enstein & Statistik Fermi-Dirac
Statistik Bose-Enstein & Statistik Fermi-DiracStatistik Bose-Enstein & Statistik Fermi-Dirac
Statistik Bose-Enstein & Statistik Fermi-DiracSamantars17
 
Energi Potensial dan Potensial Listrik
Energi Potensial dan Potensial ListrikEnergi Potensial dan Potensial Listrik
Energi Potensial dan Potensial ListrikDyah Puspagarini
 
Model inti atom (asti dewi n.)
Model inti atom (asti dewi n.)Model inti atom (asti dewi n.)
Model inti atom (asti dewi n.)kemenag
 
137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik
137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik
137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasikRyzkha Gso
 
Laporan praktikum lanjutan fisika inti spektroskopi sinar gamma
Laporan praktikum lanjutan  fisika inti spektroskopi sinar gammaLaporan praktikum lanjutan  fisika inti spektroskopi sinar gamma
Laporan praktikum lanjutan fisika inti spektroskopi sinar gammaMukhsinah PuDasya
 
Rpp gerak jatuh bebas
Rpp gerak jatuh bebasRpp gerak jatuh bebas
Rpp gerak jatuh bebasIKetut Suena
 

What's hot (20)

Lismafisika
LismafisikaLismafisika
Lismafisika
 
Makalah interferensi dan difraksi
Makalah interferensi dan difraksiMakalah interferensi dan difraksi
Makalah interferensi dan difraksi
 
5 - Kerapatan Fluks Listrik dan Hk Gauss.pptx
5 - Kerapatan Fluks Listrik dan Hk Gauss.pptx5 - Kerapatan Fluks Listrik dan Hk Gauss.pptx
5 - Kerapatan Fluks Listrik dan Hk Gauss.pptx
 
Laporan Eksperimen Efek Fotolistrik
Laporan Eksperimen Efek FotolistrikLaporan Eksperimen Efek Fotolistrik
Laporan Eksperimen Efek Fotolistrik
 
Fisika Zat Padat
Fisika Zat PadatFisika Zat Padat
Fisika Zat Padat
 
Bab iii(fix)
Bab iii(fix)Bab iii(fix)
Bab iii(fix)
 
Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannya
Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannyaContoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannya
Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannya
 
Dinamika kisi kristal
Dinamika kisi kristalDinamika kisi kristal
Dinamika kisi kristal
 
Ppt Aplikasi Radiasi Benda Hitam
Ppt Aplikasi Radiasi Benda HitamPpt Aplikasi Radiasi Benda Hitam
Ppt Aplikasi Radiasi Benda Hitam
 
gelombang stasioner ppt
gelombang stasioner pptgelombang stasioner ppt
gelombang stasioner ppt
 
Fisika Kuantum part 2
Fisika Kuantum part 2Fisika Kuantum part 2
Fisika Kuantum part 2
 
Statistik Bose-Enstein & Statistik Fermi-Dirac
Statistik Bose-Enstein & Statistik Fermi-DiracStatistik Bose-Enstein & Statistik Fermi-Dirac
Statistik Bose-Enstein & Statistik Fermi-Dirac
 
Sifat gelombang de broglie
Sifat gelombang de broglieSifat gelombang de broglie
Sifat gelombang de broglie
 
Energi Potensial dan Potensial Listrik
Energi Potensial dan Potensial ListrikEnergi Potensial dan Potensial Listrik
Energi Potensial dan Potensial Listrik
 
Ketdakpastian heisenberg
Ketdakpastian  heisenbergKetdakpastian  heisenberg
Ketdakpastian heisenberg
 
Model inti atom (asti dewi n.)
Model inti atom (asti dewi n.)Model inti atom (asti dewi n.)
Model inti atom (asti dewi n.)
 
137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik
137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik
137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik
 
MODUL FISIKA KUANTUM
MODUL FISIKA KUANTUMMODUL FISIKA KUANTUM
MODUL FISIKA KUANTUM
 
Laporan praktikum lanjutan fisika inti spektroskopi sinar gamma
Laporan praktikum lanjutan  fisika inti spektroskopi sinar gammaLaporan praktikum lanjutan  fisika inti spektroskopi sinar gamma
Laporan praktikum lanjutan fisika inti spektroskopi sinar gamma
 
Rpp gerak jatuh bebas
Rpp gerak jatuh bebasRpp gerak jatuh bebas
Rpp gerak jatuh bebas
 

Similar to Medan Magnet dalam Bahan fix.pptx

Similar to Medan Magnet dalam Bahan fix.pptx (20)

KEMAGNETAN.pdf
KEMAGNETAN.pdfKEMAGNETAN.pdf
KEMAGNETAN.pdf
 
MATERI KEMAGNETAN FIX.ppt
MATERI KEMAGNETAN FIX.pptMATERI KEMAGNETAN FIX.ppt
MATERI KEMAGNETAN FIX.ppt
 
MATERI KEMAGNETAN FIX 2324.ppt
MATERI KEMAGNETAN FIX 2324.pptMATERI KEMAGNETAN FIX 2324.ppt
MATERI KEMAGNETAN FIX 2324.ppt
 
Penjelasan Tentang Kemagnetan (Fisika)
Penjelasan Tentang Kemagnetan (Fisika)Penjelasan Tentang Kemagnetan (Fisika)
Penjelasan Tentang Kemagnetan (Fisika)
 
4. Medan Magnet
4. Medan Magnet4. Medan Magnet
4. Medan Magnet
 
Kemagnetan
KemagnetanKemagnetan
Kemagnetan
 
Chapter 20 magnetic properties, William D. Callister
Chapter 20 magnetic properties, William D. CallisterChapter 20 magnetic properties, William D. Callister
Chapter 20 magnetic properties, William D. Callister
 
5. magnet copy
5. magnet   copy5. magnet   copy
5. magnet copy
 
Medan Magnet
Medan MagnetMedan Magnet
Medan Magnet
 
Pertemuan 5 medan magnetik
Pertemuan 5 medan magnetikPertemuan 5 medan magnetik
Pertemuan 5 medan magnetik
 
Kemagnetan.ppt
Kemagnetan.pptKemagnetan.ppt
Kemagnetan.ppt
 
Kemagnetan.ppt
Kemagnetan.pptKemagnetan.ppt
Kemagnetan.ppt
 
Kemagnetan.ppt
Kemagnetan.pptKemagnetan.ppt
Kemagnetan.ppt
 
Kemagnetan
KemagnetanKemagnetan
Kemagnetan
 
Medan magnetik
Medan magnetikMedan magnetik
Medan magnetik
 
Medan_Magnet.ppt
Medan_Magnet.pptMedan_Magnet.ppt
Medan_Magnet.ppt
 
Medan magnet 1(1)
Medan magnet 1(1)Medan magnet 1(1)
Medan magnet 1(1)
 
Kelompok vi efek medan magnet
Kelompok vi efek medan magnetKelompok vi efek medan magnet
Kelompok vi efek medan magnet
 
KEMAGNETAN.pptx
KEMAGNETAN.pptxKEMAGNETAN.pptx
KEMAGNETAN.pptx
 
Medan magnetik
Medan magnetikMedan magnetik
Medan magnetik
 

Recently uploaded

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 

Recently uploaded (20)

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 

Medan Magnet dalam Bahan fix.pptx

  • 1.
  • 2. Secara mikroskopis di dalam bahan magnet terdapat arus-arus kecil. Arus-arus kecil tersebut disebabkan oleh gerakan elektron mengelilingi inti atau gerakan elektron pada sumbunya (spin). Sedangkan secara makroskopis, dalam bahan magnet terdapat dipol-dipol magnet. Arah dipol-dipol magnet ini adalah acak sehingga saling meniadakan. Seperti halnya bahan yang dipengaruhi oleh medan listrik akan terjadi polarisasi, maka bahan yang dipengaruhi medan magnet juga akan terjadi polarisasi magnetik atau magnetisasi. Magnetisasi timbul disebabkan oleh pengaruh medan magnet tersebut membentuk pembarisan dipol-dipol magnet sehingga arahnya teratur seolah-olah terbentuk pengutuban magnet. Analog dengan definisi polarisasi, maka magnetisasi (M) didefinisikan sebagai momen dipol magnet (m) per satuan volume, dan dituliskan sebagai berikut ;
  • 3.
  • 4. Misalkan di dalam suatu system terdapat bahan pemagnet maka dapat ditentukan potensial vector di suatu titik yang berada sejauh r di luar bahan tersebut. Gambar potensial vektor di titik P diluar bahan pengamat
  • 5.
  • 6.
  • 7.
  • 8. Bahan-bahan seperti besi, nikel dan kobalt termasuk ferromagnetik. Bahan ferromagnetik adalah bahan yang dapat mempunyai magnetisasi spontan M besar tanpa adanya medan magnet luar, maka medan magnet B di dalam bahan menjadi ribuan kali medan magnet di luar. Semakin besar magnet luar maka medan magnet dalam bahan semakin besar, tetapi pada suatu ketika akan mencapai tingkat kejenuhan.
  • 9. Di sini kita membicarakan sebuah bentuk kemagnetan yang lebih lemah yang dinamakan paramagnetisma. Untuk atom dan ion lain maka efek-efek magnetik elektron tidak saling menghilangkan, sehingga atom tersebut secara keseluruhan mempunyai momen dipol magnet μ. Jika kita menempatkan sebuah bahan contoh yang terdiri dari N atom, yang masing-masing mempunyai sebuah momen dipol magnet μ, didalam sebuah medan magnet, maka dipol-dipol atom elementer tersebut cenderung berbaris dalam arah medan magnet. Kecenderungan untuk menjajarkan ini dinamakan paramagnetisma. Untuk penjajaran yang sempurna, maka bahan contoh tersebut secara keseluruhan harus mempunyai sebuah momen dipol magnet sebesar Nμ. Jika kita menempatkan sebuah bahan paramagnetik didalam sebuah medan magnet yang uniform, seperti medan magnet di dekat kutub dari sebuah magnet yang kuat, maka bahan tersebut akan ditarik menuju daerah medan yang lebih tinggi, yakni menuju kutub tersebut. Gaya listrik netto menunjukkan tekanan didalam gambar tersebut dan sama dengan
  • 10.
  • 11. Gambar : Sebuah bola dielektrik di dalam medan listrik yang tak uniform. Jadi, dengan mengukur gaya magnet Fm yang bekerja pada sebuah bahan paramagnetik yang kecil bila kita menempatkan bahan tersebut di dalam sebuah medan magnet yang tak uniform gradien medannya (dB/dx)maks diketahui, maka kita dapat mempelajari mengenai momen dipol magnetnya μ. Magnetisasi M dari contoh bahan didefinisikan sebagai momen magnet per satuan volume, atau di mana V adalah volume bahan. Magnetisasi adalah sebuah vektor karena μ, yakni momen dipol contoh bahan, adalah sebuah vektor
  • 12. Pada tahun 1846 Michael Faraday menemukan bahwa sebuah contoh bahan bismuth yang didekatkan ke kutub sebuah magnet yang kuat akan ditolak. Dia menamakan zat-zat semacam itu diagmagnetik (bertentangan dengan contoh bahan paramagnetik, yang ditarik oleh kutub magnet). Diamagnetisma, yang ada di dalam semua zat, adalah suatu efek yang begitu lemah sehingga kehadiran efek tersebut ditutupi (tidak terlihat) di dalam zat-zat yang terbuat dari atom-atom yang mempunyai momen dipoll magnet netto, yakni, di dalam zat paramagnetik atau zat ferromagnetik.
  • 13. Gambar a) Sebuah elektron yang bersirkulasi di dalam sebuah atom. (b) sebuah elektron yang bersirkulasi di dalam arah yang berlawanan. (c) sebuah medan magnet diperkenalkan (digunakan), yang mengurangi laju linear elektron di dalam (a), yakni, V1 < V0. (d) medan magnet memperbesar laju linear elektron di dalam (b), yakni V2 > V0. Gambar a dan b memperlihatkan sebuah elektron yang bersirkulasi di dalam sebuah atom diamagnetik pada frekuensi sudut ω0 di dalam sebuah lintasan lingkaran yang dianggap jari-jarinya r. setiap elektron bergerak di bawah pengaruh sebuah gaya sentripetal FE yang asalnya dari sumber elektrostatik di mana, dari hukum Newton kedua,
  • 14. Gambar Momen-momen magnetik dari dua elektron yang bersirkulasi di dalam arah-arah yang berlawanan di dalam sebuah atom akan saling menghilangkan bila tidak ada medan magnet luar, seperti di dalam (a), sebaliknya tidak pada (b) Setiap elektron yang berputar mempunyai momen magnetik orbital, tetapi untuk atom tersebut secara keseluruhan maka lintasan-lintasan diarahkan secara sembarangan sehingga tidak ada efek magnetik netto. Di dalam Gambar a, sebagai contoh momen dipol magnet μi menunjuk keluar halaman gambar; di dalam gambar b efek yang dihasilkan untuk kedua-dua lintasan yang diperlihatkan adalah saling menghilangkan. Kita sekarang dapat mengerti mengapa sebuah contoh bahan diamagnetik ditolak bila didekatkan ke kutub sebuah magnet yang kuat. Jika kutub tersebut adalah sebuah kutub utara, maka terdapat sebuah medan magnet yang tak uniform B yang menunjuk menjauhi kutub tersebut. Jika sebuah bola yang terbuat dari bahan diamagnetik didekatkan ke kutub ini, maka magnetisasi M yang diimbas di dalamnya menunjuk kearah kutub tersebut, yakni berlawanan kearah B. jadi sisi bola yang paling dekat kepada magnet akan bersikap sebagai sebuah kutubutara dan ditolak oleh kutub utara magnet yang didekatnya. Untuk sebuah bola paramagnetik, vektor M menunjuk sepanjang arah dari B dan sisi bola yang paling dekat kepada magnet akan merupakan sebuah kutub selatan, yang ditarik ke kutub utara magnet tersebut.
  • 15. Hitunglah perubahan momen magnet untuk sebuah elektron yang bersikulasi, seperti yang dijelaskan di dalam contoh 2, jika sebuah medan magnet B sebesar 2,0 T (=20.000 gauss) bekerja di dalam arah tegaklurus pada bidang lintasan. Kita mendapatkan μ dari persamaan