SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
KERAPTAN FLUKS LISTRIK DAN
HK GAUSS
DILA MARTA PUTRI
Institut Teknologi Bisnis Riau
Kerapatan Fluks Listrik
2
Percobaan Faraday
1. Dalam kondisi lepasan, bola dalam diberi
muatan positif yang besarnya diketahui.
2. Kedua selungkup setengah-bola
disetangkupkan menyungkupi bola dalam,
dengan ruang-antara diisi bahan
dielektrikum.
3. Kedua selungkup setengah-bola
“dibersihkan” dari muatan dengan
mentanahkannya sesaat.
4. Selungkup bola luar dipisahkan dengan
hati-hati, dan muatan negatif yang
terinduksikan di setiap selungkup
setengah-bola diukur.
Faraday mendapatkan bahwa
total muatan negatif pada bola
luar ternyata persis sama
besarnya dengan muatan positif
yang diberikan pada bola dalam,
terlepas dari apapun bahan
dielektrikum penyekat bola
dalam dan bola luar.
Kerapatan Fluks Listrik
3
• Faraday menyimpulkan bahwa ada
semacam aliran “perpindahan”
(Displacement) dari bola-dalam ke bola
luar yang tidak tergantung media
penyekat, dan aliran (fluks) tersebut
disebut fluks perpindahan, atau cukup
disebut fluks listrik, dilambangkan dengan
Ψ (psi) dengan satuan coulomb (C)
• Berdasarkan percobaan Faraday,
didefinisikan bahwa fluks listrik Ψ adalah
sama dengan total muatan 𝑄 pada bola-
dalam, yaitu:
Ψ = 𝑄
• Di permukaan bola-dalam, fluks
listrik Ψ coulomb yang
ditimbulkan muatan 𝑄 = Ψ
coulomb terdistribusikan
merata di permukaan bola yang
luasnya 4𝜋𝑎2 m2 . Kerapatan
fluks listrik adalah
Ψ
4
𝜋𝑎2, atau
𝑄
4
𝜋𝑎2 C
m2 , dan ini adalah
sebuah besaran baru.
Kerapatan Fluks Listrik
4
• Kerapatan fluks listrik (dilambangkan D), dengan satuan C
m2.
• D merupakan medan vektor dari kelas “kerapatan fluks”, yang berbeda dari
intesitas medan listrik E yang termasuk kelas “medan gaya”.
• Arah D di suatu titik adalah arah garis fluks di titik tersebut.
• Magnitudonya adalah jumlah garis fluks yang menembus permukaan
normal (tegak-lurus) terhadap garis fluks, dibagi luas permukaan tersebut.
• Mengacu pada gambar sebelumnya, kerapatan fluks listrik arahnya radial,
dan besarnya adalah:
𝐃
𝑟 = 𝑎
=
𝑄
4𝜋𝑎2 𝐚, (bola-dalam) 𝐃
𝑟 + 𝑏
=
𝑄
4𝜋𝑏2 𝐚, (bola-luar)
• Dan pada jarak radial 𝑟, dimana 𝑎 ≤ 𝑟 ≤ 𝑏,
𝐃 =
Q
4𝜋𝑟2
𝐚
Kerapatan Fluks Listrik
5
• Jika bola-dalam diciutkan semakin kecil
sampai batas menjadi muatan titik,
sedangkan besar muatan 𝑄 tetap
dipertahankan, kerapatan fluks listrik
pada jarak radial 𝑟 dari muatan titik
tersebut tetap memenuhi persamaan
𝐃 =
Q
4𝜋𝑟2
𝐚
• Di sisi lain, pada jarak 𝑟 dari sebuah
muatan titik 𝑄 dalam ruang-hampa
terdapat intensitas medan listrik 𝐄
sebesar
𝐄 =
Q
4𝜋𝜀0𝑟2
𝐚𝐫
• Sehingga disimpulkan bahwa di
dalam ruang-hampa berlaku
𝐃 = 𝜀0𝐄
• Untuk intensitas medan listrik 𝐄
oleh distribusi muatan volume
dalam ruang-hampa, berlaku
persamaan
𝐄 =
𝐯𝐨𝐥
𝜌𝑣𝑑𝑣
4𝜋𝜀0𝑅2
𝐚𝐳
• Untuk 𝐃 dalam ruang hampa
juga berlaku
𝐃 =
𝐯𝐨𝐥
𝜌𝑣𝑑𝑣
4𝜋𝑅2
𝐚𝐳
Contoh
6
1. Tentukan 𝐃 di sekitar muatan garis seragam dengan 𝜌𝐿 = 8 𝑛𝐶/𝑚, dan
berimpit dengan sumbu 𝑧 di dalam ruang-hampa.
Jawab:
Medan 𝐄 untuk distribusi muatan adalah:
Pada jarak 𝜌 = 3 m dari muatan garis,
Kerapatan fluks listrik pada 𝜌 = 3 m adalah
Kerapatan fluks listrik 𝐃 adalah:
Hukum Gauss
7
Hukum Gauss
• Diungkapkan dalam Bahasa sederhana, percobaan Faraday
menyimpulkan bahwa +𝑄 coulomb muatan pada sembarang
konduktor-dalam akan membangkitkan muatan induksi −𝑄
coulomb pada permukaan konduktor-luar yang menyelungkupinya.
Kesimpulan umum ini menghasilkan pernyataan berikut, yang
dikenal sebagai Hukum Gauss:
“Fluks listrik yang menembus keluar pada sembarang
permukaan tertutup sama dengan muatan total yang
terkurung di dalam atau dilingkupi oleh permukaan tersebut”.
Hukum Gauss
8
• Persisnya Gauss menyatakan hukumnya
dalam persamaan matematika,
sedikitnya dengan bantuan gambar
setepi di samping.
• Dimana setiap titik pada permukaan
kerapatan fluks listrik 𝐃 akan memiliki
nilai 𝐃𝐬.
• Dimana subkrip 𝑠 menandakan bahwa 𝐃
yang di evaluasi adalah 𝐃 pada
permukaan (surface), yang magnitude
dan arahnya bervariasi dari satu titik ke
titik lainnya pada permukaan.
Hukum Gauss
9
• Elemen parsial ∆𝑆 di titik 𝑃, yang
sedemikian kecilnya sehingga
sangat mendekati permukaan
bidang datar, merupakan besaran
vektor dengan notasi ∆𝐒.
• ∆𝐒 selain merupakan besaran luas
(skalar), juga memiliki arah dalam
ruang yaitu arah normal (tegak
lurus) ‘keluar’ dari permukaan
tertutup.
Hukum Gauss
10
• Di titik 𝑃 , 𝐃 diasumsikan
membentuk sudut 𝜃 dengan ∆𝐒
sehingga fluks listrik ∆𝚿 yang
menembus ∆𝑆 adalah hasil kali
skalar-komponen normal dari 𝐃𝐬
dan ∆𝑆 yang tak lain adalah hasil
perkalian-titik 𝐃𝐬 dan ∆𝐒.
• Fluks total yang menembus permukaan tertutup diperoleh dengan
menambahkan semua kontribusi diferensial yang menembus setiap
elemen permukaan ∆𝐒,
• Sesuai simbol, integral pada persamaan di atas adalah integral
permukaan tertutup.
• Integral tersebut merupakan integral lipat-dua karena melibatkan dua
koordinat diferensial, seperti 𝑑𝑥 𝑑𝑦 (SKP), 𝑟𝑑𝜙 𝑑𝑟 (SKS), atau
𝑟2
sin 𝜃 𝑑𝜃𝑑𝜙 (SKB).
• Permukaan tertutup seperti itu disebut permukaan Gauss.
• Formulasi matematis hukum Gauss dinyatakan oleh:
Hukum Gauss
11
Muatan terkurung dapat berupa:
• Sekumpulan muatan titik
𝑄 = 𝑄𝑛
• Sekumpulan muatan garis
𝑄 = 𝜌𝐿 𝑑𝐿
• Sekumpulan muatan permukaan
𝑄 =
𝑠
𝜌𝑠 𝑑𝑆
• Sekumpulan muatan volume
𝑄 =
vol
𝜌𝑣 𝑑𝑣
Hukum Gauss
12
• Karena muatan volume dianggap mewakili bentuk
distribusi muatan lainnya, maka hukum Gauss
juga bisa dinyatakan dalam bentuk,
Hukum Gauss
13
•Berikut adalah ilustrasi penerapan hukum Gauss
untuk memeriksa kebenaran hasil percobaan
Faraday, dengan menempatkan sebuah muatan
titik 𝑄 di pusat SKB, dan memilih permukaan
tertutup bola berjari-jari 𝑎.
•Intensitas medan listrik
yang dihasilkan:
• Total fluks listrik yang menembus
permukaan bola dengan 𝑟 = 𝑎,
Hukum Gauss
14
Ψ =
𝑄𝜙
2𝜋
𝜙 = 2𝜋
𝜙 = 0
= 𝑄
• Untuk distribusi muatan simestris, penggunaan hukum Gauss,
Aplikasi Hukum Gauss: Distribusi Muatan Simetris
15
memudahkan proses penentuan 𝐃𝐒 dibandingkan hukum Coulomb,
dengan syarat:
1. Di setiap titik pada permukaan tertutup, arah 𝐃 adalah
normal atau tangensial, sehingga 𝐃𝐒 ⋅ ∆𝐒 nilainya 𝐷𝑆 𝑑𝑆 atau
nol.
2. Untuk 𝐃𝐒 ⋅ ∆𝐒 yang tidak nol, nilai 𝐷𝑆 adalah konstan.
• Dengan kondisi di atas maka 𝐷𝑆 bisa dikeluarkan dari tanda
integral, sehingga integrasi hanya untuk menghitung luas
permukaan tertutup yang ditembus 𝐃𝐒 arah normal.
• Contoh ideal dimana dua syarat di atas dipenuhi adalah
sebuah muatan titik 𝑄 yang diletakkan di pusat sistem
koordinat bola.
• Permukaan tertutup yang ditinjau tentunya berupa
sebuah permukaan bola yang sepusat dengan 𝑄, dengan
radius sembarang 𝑟.
• 𝐃𝐒 dimanapun berarah normal terhadap permukaan, dan
𝐷𝑆 mempunyai nilai yang sama di semua titik permukaan.
Aplikasi Hukum Gauss: Distribusi Muatan Simetris
16
• Urutan penentuan 𝐃𝐒 dengan hukum Gauss adalah
sebagai berikut:
𝑄 = 4𝜋𝑟2
𝐷𝑆
• Sehingga
𝐷𝑆 =
𝑄
4𝜋𝑟2
• Karena 𝑟 berlaku untuk sembarang nilai (positif),
dan 𝐃𝐒 mengarah radial keluar, maka diperoleh 𝐃
dan 𝐄 seperti dari hasi penggunaan hukum
Coulomb, yaitu
Aplikasi Hukum Gauss: Distribusi Muatan Simetris
17
• Untuk contoh kasus muatan garis, sebagai
permukaan Gaus dipilih sebuah silinder tertutup
berjari-jari 𝜌 dengan tinggi 𝐿.
• Medan 𝐃 = D𝜌𝐚𝜌 hanya memiliki kompenen
radial yang arahnya normal terhadap
permukaan selimut silinder, dan tangensial
terhadap tutup-atas dan tutup-bawah silinder,
sehingga:
Aplikasi Hukum Gauss: Distribusi Muatan Simetris
18
dan diperoleh: 𝐷𝑆 = 𝐷𝜌 =
𝑄
2𝜋𝜌𝐿
• Dalam konteks kerapatan muatan 𝜌𝐿 =
𝑄
𝐿
, maka:
Aplikasi Hukum Gauss: Distribusi Muatan Simetris
19
• Permasalahan medan di sekitar sebuah kabel
koaksial mirip dengan kasus muatan garis.
• Diilustrasikan pada gambar sebagai dua konduktor
silinder koaksial (se-poros).
• Dengan Panjang keduanya tak-berhingga.
• Serta memiliki kerapatan muatan permukaan 𝜌𝑆
pada permukaan luar silinder-dalam.
• Sebagai permukaan Gauss dipilih sebuah silinder
dengan Panjang 𝐿 dan jari-jari 𝜌 dimana 𝑎 < 𝜌 < 𝑏.
• Hukum Gauss,
Aplikasi Hukum Gauss: Distribusi Muatan Simetris
20
Sehingga
diperoleh
• Dengan total muatan silinder-dalam 𝑄 = 2𝜋𝑎𝜌𝑆𝐿 ,
maka muatan per satuan Panjang silinder-dalam
adalah 𝜌𝐿 = 2𝜋𝑎𝜌𝑆. Sehingga persamaan menjadi
𝐃 =
𝜌𝐿
2𝜋𝜌
𝐚𝜌
Yang identik dengan persamaan untuk muatan garis
tak-berhingga
• Fluks listrik yang berawal dari muatan (positif)
silinder-dalam berakhir di muatan negatif pada
permukaan dalam silinder-luar, sehingga
𝜌𝑆, 𝑠𝑖𝑙−𝑙𝑢𝑎𝑟 =
𝑎
𝑏
𝜌𝑆, 𝑠𝑖𝑙−𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚
• Untuk permukaan Gaus dengan radius 𝜌 > 𝑏, total
muatan terkurung adalah nol akibat muatan yang
terkurung sama besar dan berlawanan.
Aplikasi Hukum Gauss: Distribusi Muatan Simetris
21
• Sehingga, untuk 𝜌 >
𝑏
• Begitu juga untuk
𝜌 < 𝑎
Contoh
22
2. Diketahui kabel koaksial sepanjang 50 cm dengan radius silinder-dalam
1 mm dan radius silinder-luar 4 mm. Ruang antara kedua silinder berisi
udara. Muatan total pada permukaan silinder-dalam 30 nC. Akan
dihitung kerapatan muatan pada masing-masing silinder, berikut
medan-medan 𝐄 dan 𝐃-nya.
Jawab:
𝜌𝑆, sil−dalam =
𝑄sil−dalam
2𝜋𝑎𝐿
=
30 × 10−9
2𝜋 10−3 0,5
= 9,55 𝜇𝐶/𝑚2
𝜌𝑆, sil−luar =
𝑄sil−luar
2𝜋𝑏𝐿
=
− 30 × 10−9
2𝜋 4 × 10−3 0,5
= −2,39 𝜇𝐶/𝑚2
atau
𝜌𝑆, sil−luar = −
𝑎
𝑏
𝜌𝑆, sil−dalam = −
10−3
4 × 10−3
× 9,55 = −2,39 𝜇𝐶/𝑚2
Contoh
23
Jawab:
Medan-medan internal di dalam kabel, untuk 1 < 𝜌 < 4 mm:
𝐷𝜌 =
𝑎𝜌𝑆,sil−dalam
𝜌
=
10−3 9,55×10−6
𝜌
=
9,55
𝜌
nC/m2
Sehingga
𝐃 =
9,55
𝜌
𝐚𝜌 nC/m2
𝐸𝜌 =
𝐷𝜌
𝜀0
=
9,55×10−9
8,854×10−12 𝜌
=
1079
𝜌
V/m
Sehingga
𝐄 =
1079
𝜌
𝐚𝜌 V/m
Untuk daerah-daerah dimana𝜌 < 1 mm atau 𝜌 > 4 mm, 𝐄 dan 𝐃 bernilai
nol.
• Penerapan hukum Gaus untuk elemen volume
diferensial tidak untuk memberikan nilai 𝐃
sebagai jawaban seperti sebelumnya, tetapi
lebih ke memberkan informasi penting
bagaimana perubahan 𝐃 pada permukaan
Gauss yang kecil.
• Gambar menunjukkan permukaan Gauss kecil
berupa balok persegi dengan rusuk-rusuknya
∆𝑥, ∆𝑦 dan ∆𝑧 , yang mengurung titik tengah
𝑃 𝑥, 𝑦, 𝑧 dimana berlaku
𝐃 = 𝐃𝟎 = 𝐷𝑥0𝐚𝑥 + 𝐷𝑦0𝐚𝑦 + 𝐷𝑧0𝐚𝑧
Aplikasi Hukum Gauss: Elemen Volume DIferensial
24
• Integrasi permukaan tertutup pada balok persegi kecil dilakukan dengan
memecahnya menjadi enam integral, satu untuk setiap sisi balok, yaitu:
• Elemen permukaan sedemikian kecilnya
sehingga 𝐃 dianggap konstan untuk seluruh
permukaan balok kecil Gauss, dan
Aplikasi Hukum Gauss: Elemen Volume DIferensial
25
• Integrasi di sisi belakang.
Aplikasi Hukum Gauss: Elemen Volume DIferensial
26
• Dijumlahkan,
• Dengan cara yang sama, diperoleh:
• Dan juga
Aplikasi Hukum Gauss: Elemen Volume DIferensial
27
• Mengumpulkan semua hasil-hasil integrasi, maka
diperoleh:
atau
• Persamaan di atas membuahkan hasi pendekatan, atau aproksimasi,
yang akan menjadi lebih akurat jika ∆𝑣 semakin kecil. Pada kuliah
selanjutnya akan dibahas kondisi dimana ∆𝑣 mendekati nol. Untuk saat
ini penerapan hukum Gauss pada permukaan tertutup yang
menyelungkupi elemen volume ∆𝑣 terbatas pada hasil aproksimasi
dinyatakan sebagai berikut:
Contoh
28
3. Jika medan 𝐃 = 𝑒−𝑥
sin 𝑦 𝐚𝑥 − 𝑒−𝑥
cos 𝑦 𝐚𝑦 + 2𝑧𝐚𝑧 C/m2
, hitung nilai
perkiraan muatan total 𝑄 di dalam elemen volume sebesar 10−9
m3
yang berada di pusat koordinat.
Jawab:
Dari persamaan aproksimasi Gauss,
Di titik pusat 𝑂 0, 0, 0 ,
Selesai
29

More Related Content

What's hot

4 besaran arus dan tegangan
4 besaran  arus dan tegangan4 besaran  arus dan tegangan
4 besaran arus dan teganganSimon Patabang
 
10 sistem 3 phasa beban tidak seimbang
10 sistem 3 phasa beban tidak seimbang10 sistem 3 phasa beban tidak seimbang
10 sistem 3 phasa beban tidak seimbangSimon Patabang
 
M1 kb4 teknik elektronika
M1 kb4 teknik elektronikaM1 kb4 teknik elektronika
M1 kb4 teknik elektronikaPPGhybrid3
 
01 Dasar-Dasar Generator Sinkron.pptx
01 Dasar-Dasar Generator Sinkron.pptx01 Dasar-Dasar Generator Sinkron.pptx
01 Dasar-Dasar Generator Sinkron.pptxKang Nabil
 
Polarisasi bahan dielektrik
Polarisasi bahan dielektrikPolarisasi bahan dielektrik
Polarisasi bahan dielektrikMerah Mars HiiRo
 
5 chapter 5_current density (1).pptx
5 chapter 5_current density (1).pptx5 chapter 5_current density (1).pptx
5 chapter 5_current density (1).pptx5610UmarIqbal
 
Pemelihaaran alat pembatas dan pengukur (APP).pptx
Pemelihaaran alat pembatas dan pengukur (APP).pptxPemelihaaran alat pembatas dan pengukur (APP).pptx
Pemelihaaran alat pembatas dan pengukur (APP).pptxWAStanleyAng
 
Rangkaian Integral & Diferensial RC
Rangkaian Integral & Diferensial RCRangkaian Integral & Diferensial RC
Rangkaian Integral & Diferensial RCWahyu Pratama
 
Kisi kisi soal ulangan TITL kelas XII paket A
Kisi kisi soal ulangan TITL kelas XII paket AKisi kisi soal ulangan TITL kelas XII paket A
Kisi kisi soal ulangan TITL kelas XII paket AEko Supriyadi
 
Perekayasaan Sistem Antena
Perekayasaan Sistem AntenaPerekayasaan Sistem Antena
Perekayasaan Sistem AntenalombkTBK
 
Listrik statis kls XII SMA K13
Listrik statis kls XII SMA K13Listrik statis kls XII SMA K13
Listrik statis kls XII SMA K13Lalu Gede Sudarman
 
Pembuatan Rangkaian Adaptor dengan Keluaran 5V dan 12V
Pembuatan Rangkaian Adaptor dengan Keluaran 5V dan 12VPembuatan Rangkaian Adaptor dengan Keluaran 5V dan 12V
Pembuatan Rangkaian Adaptor dengan Keluaran 5V dan 12VMateri Kuliah Online
 

What's hot (20)

4 besaran arus dan tegangan
4 besaran  arus dan tegangan4 besaran  arus dan tegangan
4 besaran arus dan tegangan
 
Laporan praktikum superposisi
Laporan praktikum superposisiLaporan praktikum superposisi
Laporan praktikum superposisi
 
10 sistem 3 phasa beban tidak seimbang
10 sistem 3 phasa beban tidak seimbang10 sistem 3 phasa beban tidak seimbang
10 sistem 3 phasa beban tidak seimbang
 
M1 kb4 teknik elektronika
M1 kb4 teknik elektronikaM1 kb4 teknik elektronika
M1 kb4 teknik elektronika
 
TRANSMISI ENERGI LISTRIK
TRANSMISI ENERGI LISTRIK TRANSMISI ENERGI LISTRIK
TRANSMISI ENERGI LISTRIK
 
01 Dasar-Dasar Generator Sinkron.pptx
01 Dasar-Dasar Generator Sinkron.pptx01 Dasar-Dasar Generator Sinkron.pptx
01 Dasar-Dasar Generator Sinkron.pptx
 
6 potensial listrik
6 potensial listrik6 potensial listrik
6 potensial listrik
 
Polarisasi bahan dielektrik
Polarisasi bahan dielektrikPolarisasi bahan dielektrik
Polarisasi bahan dielektrik
 
5 chapter 5_current density (1).pptx
5 chapter 5_current density (1).pptx5 chapter 5_current density (1).pptx
5 chapter 5_current density (1).pptx
 
Pemelihaaran alat pembatas dan pengukur (APP).pptx
Pemelihaaran alat pembatas dan pengukur (APP).pptxPemelihaaran alat pembatas dan pengukur (APP).pptx
Pemelihaaran alat pembatas dan pengukur (APP).pptx
 
Rangkaian Integral & Diferensial RC
Rangkaian Integral & Diferensial RCRangkaian Integral & Diferensial RC
Rangkaian Integral & Diferensial RC
 
Pusri-III
Pusri-IIIPusri-III
Pusri-III
 
Kisi kisi soal ulangan TITL kelas XII paket A
Kisi kisi soal ulangan TITL kelas XII paket AKisi kisi soal ulangan TITL kelas XII paket A
Kisi kisi soal ulangan TITL kelas XII paket A
 
Perekayasaan Sistem Antena
Perekayasaan Sistem AntenaPerekayasaan Sistem Antena
Perekayasaan Sistem Antena
 
Listrik statis kls XII SMA K13
Listrik statis kls XII SMA K13Listrik statis kls XII SMA K13
Listrik statis kls XII SMA K13
 
Gain dan Amplifier
Gain dan AmplifierGain dan Amplifier
Gain dan Amplifier
 
Makalah osiloskop
Makalah osiloskopMakalah osiloskop
Makalah osiloskop
 
Karakteristik Transistor
Karakteristik TransistorKarakteristik Transistor
Karakteristik Transistor
 
Aula -magnetismo_e_eletromagnetismo
Aula  -magnetismo_e_eletromagnetismoAula  -magnetismo_e_eletromagnetismo
Aula -magnetismo_e_eletromagnetismo
 
Pembuatan Rangkaian Adaptor dengan Keluaran 5V dan 12V
Pembuatan Rangkaian Adaptor dengan Keluaran 5V dan 12VPembuatan Rangkaian Adaptor dengan Keluaran 5V dan 12V
Pembuatan Rangkaian Adaptor dengan Keluaran 5V dan 12V
 

Similar to 5 - Kerapatan Fluks Listrik dan Hk Gauss.pptx

Fluks listrik, hukum gauss, dan teorema divergensi.
Fluks listrik, hukum gauss, dan teorema divergensi.Fluks listrik, hukum gauss, dan teorema divergensi.
Fluks listrik, hukum gauss, dan teorema divergensi.Satria Wijaya
 
Fluks listrik dan hukum gauss
Fluks listrik dan hukum gaussFluks listrik dan hukum gauss
Fluks listrik dan hukum gausszendeling
 
Mk listrik magnet v2
Mk listrik magnet v2Mk listrik magnet v2
Mk listrik magnet v2Erma Susanty
 
Ppt Fisika bab Listrik Statis (Kelompok 2_XII Mipa 3)
Ppt Fisika bab Listrik Statis (Kelompok 2_XII Mipa 3)Ppt Fisika bab Listrik Statis (Kelompok 2_XII Mipa 3)
Ppt Fisika bab Listrik Statis (Kelompok 2_XII Mipa 3)Cristy Chan
 
Ppt Fisika bab Listrik Statis (Kelompok 2_XII Mipa 3)
Ppt Fisika bab Listrik Statis (Kelompok 2_XII Mipa 3)Ppt Fisika bab Listrik Statis (Kelompok 2_XII Mipa 3)
Ppt Fisika bab Listrik Statis (Kelompok 2_XII Mipa 3)Cristy Chan
 
Fluks Listrik dan Hukum Gauss
Fluks Listrik dan Hukum GaussFluks Listrik dan Hukum Gauss
Fluks Listrik dan Hukum Gaussanggundiantriana
 
MAKALAH LISTRIK STATIS
MAKALAH LISTRIK STATISMAKALAH LISTRIK STATIS
MAKALAH LISTRIK STATISIsbul Anshari
 
Elektrostatika.ppt
Elektrostatika.pptElektrostatika.ppt
Elektrostatika.pptCecepSanusi2
 
hukum gauss dan medan magnet beserta contoh
hukum gauss dan medan magnet beserta contohhukum gauss dan medan magnet beserta contoh
hukum gauss dan medan magnet beserta contohmuhamadabduh13
 
MATERI MEDAN LISTRIK
MATERI MEDAN LISTRIKMATERI MEDAN LISTRIK
MATERI MEDAN LISTRIKjumadsmanesi
 
Induksi elektromagnetik (listrik magnet)
Induksi elektromagnetik (listrik magnet)Induksi elektromagnetik (listrik magnet)
Induksi elektromagnetik (listrik magnet)Sukmawandi Rahmat
 

Similar to 5 - Kerapatan Fluks Listrik dan Hk Gauss.pptx (20)

PPT_KELOMPOK_3.pptx
PPT_KELOMPOK_3.pptxPPT_KELOMPOK_3.pptx
PPT_KELOMPOK_3.pptx
 
Fluks listrik, hukum gauss, dan teorema divergensi.
Fluks listrik, hukum gauss, dan teorema divergensi.Fluks listrik, hukum gauss, dan teorema divergensi.
Fluks listrik, hukum gauss, dan teorema divergensi.
 
Fluks listrik dan hukum gauss
Fluks listrik dan hukum gaussFluks listrik dan hukum gauss
Fluks listrik dan hukum gauss
 
Listrik statis
Listrik statisListrik statis
Listrik statis
 
Pertemuan 5
Pertemuan 5Pertemuan 5
Pertemuan 5
 
Bab 3 hukum_gauss_baru
Bab 3 hukum_gauss_baruBab 3 hukum_gauss_baru
Bab 3 hukum_gauss_baru
 
Mk listrik magnet v2
Mk listrik magnet v2Mk listrik magnet v2
Mk listrik magnet v2
 
Ppt Fisika bab Listrik Statis (Kelompok 2_XII Mipa 3)
Ppt Fisika bab Listrik Statis (Kelompok 2_XII Mipa 3)Ppt Fisika bab Listrik Statis (Kelompok 2_XII Mipa 3)
Ppt Fisika bab Listrik Statis (Kelompok 2_XII Mipa 3)
 
Ppt Fisika bab Listrik Statis (Kelompok 2_XII Mipa 3)
Ppt Fisika bab Listrik Statis (Kelompok 2_XII Mipa 3)Ppt Fisika bab Listrik Statis (Kelompok 2_XII Mipa 3)
Ppt Fisika bab Listrik Statis (Kelompok 2_XII Mipa 3)
 
Hukum Gauss
Hukum Gauss Hukum Gauss
Hukum Gauss
 
4 hukum gauss
4  hukum gauss4  hukum gauss
4 hukum gauss
 
Fluks Listrik dan Hukum Gauss
Fluks Listrik dan Hukum GaussFluks Listrik dan Hukum Gauss
Fluks Listrik dan Hukum Gauss
 
MAKALAH LISTRIK STATIS
MAKALAH LISTRIK STATISMAKALAH LISTRIK STATIS
MAKALAH LISTRIK STATIS
 
Elektrostatika.ppt
Elektrostatika.pptElektrostatika.ppt
Elektrostatika.ppt
 
7.%20hukum%20gauss.ppt
7.%20hukum%20gauss.ppt7.%20hukum%20gauss.ppt
7.%20hukum%20gauss.ppt
 
hukum gauss dan medan magnet beserta contoh
hukum gauss dan medan magnet beserta contohhukum gauss dan medan magnet beserta contoh
hukum gauss dan medan magnet beserta contoh
 
MATERI MEDAN LISTRIK
MATERI MEDAN LISTRIKMATERI MEDAN LISTRIK
MATERI MEDAN LISTRIK
 
LISTRIK STATIS 4.pptx
LISTRIK STATIS 4.pptxLISTRIK STATIS 4.pptx
LISTRIK STATIS 4.pptx
 
Induksi elektromagnetik (listrik magnet)
Induksi elektromagnetik (listrik magnet)Induksi elektromagnetik (listrik magnet)
Induksi elektromagnetik (listrik magnet)
 
listrik_statis.ppt
listrik_statis.pptlistrik_statis.ppt
listrik_statis.ppt
 

Recently uploaded

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 

5 - Kerapatan Fluks Listrik dan Hk Gauss.pptx

  • 1. KERAPTAN FLUKS LISTRIK DAN HK GAUSS DILA MARTA PUTRI Institut Teknologi Bisnis Riau
  • 2. Kerapatan Fluks Listrik 2 Percobaan Faraday 1. Dalam kondisi lepasan, bola dalam diberi muatan positif yang besarnya diketahui. 2. Kedua selungkup setengah-bola disetangkupkan menyungkupi bola dalam, dengan ruang-antara diisi bahan dielektrikum. 3. Kedua selungkup setengah-bola “dibersihkan” dari muatan dengan mentanahkannya sesaat. 4. Selungkup bola luar dipisahkan dengan hati-hati, dan muatan negatif yang terinduksikan di setiap selungkup setengah-bola diukur. Faraday mendapatkan bahwa total muatan negatif pada bola luar ternyata persis sama besarnya dengan muatan positif yang diberikan pada bola dalam, terlepas dari apapun bahan dielektrikum penyekat bola dalam dan bola luar.
  • 3. Kerapatan Fluks Listrik 3 • Faraday menyimpulkan bahwa ada semacam aliran “perpindahan” (Displacement) dari bola-dalam ke bola luar yang tidak tergantung media penyekat, dan aliran (fluks) tersebut disebut fluks perpindahan, atau cukup disebut fluks listrik, dilambangkan dengan Ψ (psi) dengan satuan coulomb (C) • Berdasarkan percobaan Faraday, didefinisikan bahwa fluks listrik Ψ adalah sama dengan total muatan 𝑄 pada bola- dalam, yaitu: Ψ = 𝑄 • Di permukaan bola-dalam, fluks listrik Ψ coulomb yang ditimbulkan muatan 𝑄 = Ψ coulomb terdistribusikan merata di permukaan bola yang luasnya 4𝜋𝑎2 m2 . Kerapatan fluks listrik adalah Ψ 4 𝜋𝑎2, atau 𝑄 4 𝜋𝑎2 C m2 , dan ini adalah sebuah besaran baru.
  • 4. Kerapatan Fluks Listrik 4 • Kerapatan fluks listrik (dilambangkan D), dengan satuan C m2. • D merupakan medan vektor dari kelas “kerapatan fluks”, yang berbeda dari intesitas medan listrik E yang termasuk kelas “medan gaya”. • Arah D di suatu titik adalah arah garis fluks di titik tersebut. • Magnitudonya adalah jumlah garis fluks yang menembus permukaan normal (tegak-lurus) terhadap garis fluks, dibagi luas permukaan tersebut. • Mengacu pada gambar sebelumnya, kerapatan fluks listrik arahnya radial, dan besarnya adalah: 𝐃 𝑟 = 𝑎 = 𝑄 4𝜋𝑎2 𝐚, (bola-dalam) 𝐃 𝑟 + 𝑏 = 𝑄 4𝜋𝑏2 𝐚, (bola-luar) • Dan pada jarak radial 𝑟, dimana 𝑎 ≤ 𝑟 ≤ 𝑏, 𝐃 = Q 4𝜋𝑟2 𝐚
  • 5. Kerapatan Fluks Listrik 5 • Jika bola-dalam diciutkan semakin kecil sampai batas menjadi muatan titik, sedangkan besar muatan 𝑄 tetap dipertahankan, kerapatan fluks listrik pada jarak radial 𝑟 dari muatan titik tersebut tetap memenuhi persamaan 𝐃 = Q 4𝜋𝑟2 𝐚 • Di sisi lain, pada jarak 𝑟 dari sebuah muatan titik 𝑄 dalam ruang-hampa terdapat intensitas medan listrik 𝐄 sebesar 𝐄 = Q 4𝜋𝜀0𝑟2 𝐚𝐫 • Sehingga disimpulkan bahwa di dalam ruang-hampa berlaku 𝐃 = 𝜀0𝐄 • Untuk intensitas medan listrik 𝐄 oleh distribusi muatan volume dalam ruang-hampa, berlaku persamaan 𝐄 = 𝐯𝐨𝐥 𝜌𝑣𝑑𝑣 4𝜋𝜀0𝑅2 𝐚𝐳 • Untuk 𝐃 dalam ruang hampa juga berlaku 𝐃 = 𝐯𝐨𝐥 𝜌𝑣𝑑𝑣 4𝜋𝑅2 𝐚𝐳
  • 6. Contoh 6 1. Tentukan 𝐃 di sekitar muatan garis seragam dengan 𝜌𝐿 = 8 𝑛𝐶/𝑚, dan berimpit dengan sumbu 𝑧 di dalam ruang-hampa. Jawab: Medan 𝐄 untuk distribusi muatan adalah: Pada jarak 𝜌 = 3 m dari muatan garis, Kerapatan fluks listrik pada 𝜌 = 3 m adalah Kerapatan fluks listrik 𝐃 adalah:
  • 7. Hukum Gauss 7 Hukum Gauss • Diungkapkan dalam Bahasa sederhana, percobaan Faraday menyimpulkan bahwa +𝑄 coulomb muatan pada sembarang konduktor-dalam akan membangkitkan muatan induksi −𝑄 coulomb pada permukaan konduktor-luar yang menyelungkupinya. Kesimpulan umum ini menghasilkan pernyataan berikut, yang dikenal sebagai Hukum Gauss: “Fluks listrik yang menembus keluar pada sembarang permukaan tertutup sama dengan muatan total yang terkurung di dalam atau dilingkupi oleh permukaan tersebut”.
  • 8. Hukum Gauss 8 • Persisnya Gauss menyatakan hukumnya dalam persamaan matematika, sedikitnya dengan bantuan gambar setepi di samping. • Dimana setiap titik pada permukaan kerapatan fluks listrik 𝐃 akan memiliki nilai 𝐃𝐬. • Dimana subkrip 𝑠 menandakan bahwa 𝐃 yang di evaluasi adalah 𝐃 pada permukaan (surface), yang magnitude dan arahnya bervariasi dari satu titik ke titik lainnya pada permukaan.
  • 9. Hukum Gauss 9 • Elemen parsial ∆𝑆 di titik 𝑃, yang sedemikian kecilnya sehingga sangat mendekati permukaan bidang datar, merupakan besaran vektor dengan notasi ∆𝐒. • ∆𝐒 selain merupakan besaran luas (skalar), juga memiliki arah dalam ruang yaitu arah normal (tegak lurus) ‘keluar’ dari permukaan tertutup.
  • 10. Hukum Gauss 10 • Di titik 𝑃 , 𝐃 diasumsikan membentuk sudut 𝜃 dengan ∆𝐒 sehingga fluks listrik ∆𝚿 yang menembus ∆𝑆 adalah hasil kali skalar-komponen normal dari 𝐃𝐬 dan ∆𝑆 yang tak lain adalah hasil perkalian-titik 𝐃𝐬 dan ∆𝐒.
  • 11. • Fluks total yang menembus permukaan tertutup diperoleh dengan menambahkan semua kontribusi diferensial yang menembus setiap elemen permukaan ∆𝐒, • Sesuai simbol, integral pada persamaan di atas adalah integral permukaan tertutup. • Integral tersebut merupakan integral lipat-dua karena melibatkan dua koordinat diferensial, seperti 𝑑𝑥 𝑑𝑦 (SKP), 𝑟𝑑𝜙 𝑑𝑟 (SKS), atau 𝑟2 sin 𝜃 𝑑𝜃𝑑𝜙 (SKB). • Permukaan tertutup seperti itu disebut permukaan Gauss. • Formulasi matematis hukum Gauss dinyatakan oleh: Hukum Gauss 11
  • 12. Muatan terkurung dapat berupa: • Sekumpulan muatan titik 𝑄 = 𝑄𝑛 • Sekumpulan muatan garis 𝑄 = 𝜌𝐿 𝑑𝐿 • Sekumpulan muatan permukaan 𝑄 = 𝑠 𝜌𝑠 𝑑𝑆 • Sekumpulan muatan volume 𝑄 = vol 𝜌𝑣 𝑑𝑣 Hukum Gauss 12
  • 13. • Karena muatan volume dianggap mewakili bentuk distribusi muatan lainnya, maka hukum Gauss juga bisa dinyatakan dalam bentuk, Hukum Gauss 13 •Berikut adalah ilustrasi penerapan hukum Gauss untuk memeriksa kebenaran hasil percobaan Faraday, dengan menempatkan sebuah muatan titik 𝑄 di pusat SKB, dan memilih permukaan tertutup bola berjari-jari 𝑎. •Intensitas medan listrik yang dihasilkan:
  • 14. • Total fluks listrik yang menembus permukaan bola dengan 𝑟 = 𝑎, Hukum Gauss 14 Ψ = 𝑄𝜙 2𝜋 𝜙 = 2𝜋 𝜙 = 0 = 𝑄
  • 15. • Untuk distribusi muatan simestris, penggunaan hukum Gauss, Aplikasi Hukum Gauss: Distribusi Muatan Simetris 15 memudahkan proses penentuan 𝐃𝐒 dibandingkan hukum Coulomb, dengan syarat: 1. Di setiap titik pada permukaan tertutup, arah 𝐃 adalah normal atau tangensial, sehingga 𝐃𝐒 ⋅ ∆𝐒 nilainya 𝐷𝑆 𝑑𝑆 atau nol. 2. Untuk 𝐃𝐒 ⋅ ∆𝐒 yang tidak nol, nilai 𝐷𝑆 adalah konstan. • Dengan kondisi di atas maka 𝐷𝑆 bisa dikeluarkan dari tanda integral, sehingga integrasi hanya untuk menghitung luas permukaan tertutup yang ditembus 𝐃𝐒 arah normal.
  • 16. • Contoh ideal dimana dua syarat di atas dipenuhi adalah sebuah muatan titik 𝑄 yang diletakkan di pusat sistem koordinat bola. • Permukaan tertutup yang ditinjau tentunya berupa sebuah permukaan bola yang sepusat dengan 𝑄, dengan radius sembarang 𝑟. • 𝐃𝐒 dimanapun berarah normal terhadap permukaan, dan 𝐷𝑆 mempunyai nilai yang sama di semua titik permukaan. Aplikasi Hukum Gauss: Distribusi Muatan Simetris 16
  • 17. • Urutan penentuan 𝐃𝐒 dengan hukum Gauss adalah sebagai berikut: 𝑄 = 4𝜋𝑟2 𝐷𝑆 • Sehingga 𝐷𝑆 = 𝑄 4𝜋𝑟2 • Karena 𝑟 berlaku untuk sembarang nilai (positif), dan 𝐃𝐒 mengarah radial keluar, maka diperoleh 𝐃 dan 𝐄 seperti dari hasi penggunaan hukum Coulomb, yaitu Aplikasi Hukum Gauss: Distribusi Muatan Simetris 17
  • 18. • Untuk contoh kasus muatan garis, sebagai permukaan Gaus dipilih sebuah silinder tertutup berjari-jari 𝜌 dengan tinggi 𝐿. • Medan 𝐃 = D𝜌𝐚𝜌 hanya memiliki kompenen radial yang arahnya normal terhadap permukaan selimut silinder, dan tangensial terhadap tutup-atas dan tutup-bawah silinder, sehingga: Aplikasi Hukum Gauss: Distribusi Muatan Simetris 18 dan diperoleh: 𝐷𝑆 = 𝐷𝜌 = 𝑄 2𝜋𝜌𝐿
  • 19. • Dalam konteks kerapatan muatan 𝜌𝐿 = 𝑄 𝐿 , maka: Aplikasi Hukum Gauss: Distribusi Muatan Simetris 19
  • 20. • Permasalahan medan di sekitar sebuah kabel koaksial mirip dengan kasus muatan garis. • Diilustrasikan pada gambar sebagai dua konduktor silinder koaksial (se-poros). • Dengan Panjang keduanya tak-berhingga. • Serta memiliki kerapatan muatan permukaan 𝜌𝑆 pada permukaan luar silinder-dalam. • Sebagai permukaan Gauss dipilih sebuah silinder dengan Panjang 𝐿 dan jari-jari 𝜌 dimana 𝑎 < 𝜌 < 𝑏. • Hukum Gauss, Aplikasi Hukum Gauss: Distribusi Muatan Simetris 20 Sehingga diperoleh
  • 21. • Dengan total muatan silinder-dalam 𝑄 = 2𝜋𝑎𝜌𝑆𝐿 , maka muatan per satuan Panjang silinder-dalam adalah 𝜌𝐿 = 2𝜋𝑎𝜌𝑆. Sehingga persamaan menjadi 𝐃 = 𝜌𝐿 2𝜋𝜌 𝐚𝜌 Yang identik dengan persamaan untuk muatan garis tak-berhingga • Fluks listrik yang berawal dari muatan (positif) silinder-dalam berakhir di muatan negatif pada permukaan dalam silinder-luar, sehingga 𝜌𝑆, 𝑠𝑖𝑙−𝑙𝑢𝑎𝑟 = 𝑎 𝑏 𝜌𝑆, 𝑠𝑖𝑙−𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 • Untuk permukaan Gaus dengan radius 𝜌 > 𝑏, total muatan terkurung adalah nol akibat muatan yang terkurung sama besar dan berlawanan. Aplikasi Hukum Gauss: Distribusi Muatan Simetris 21 • Sehingga, untuk 𝜌 > 𝑏 • Begitu juga untuk 𝜌 < 𝑎
  • 22. Contoh 22 2. Diketahui kabel koaksial sepanjang 50 cm dengan radius silinder-dalam 1 mm dan radius silinder-luar 4 mm. Ruang antara kedua silinder berisi udara. Muatan total pada permukaan silinder-dalam 30 nC. Akan dihitung kerapatan muatan pada masing-masing silinder, berikut medan-medan 𝐄 dan 𝐃-nya. Jawab: 𝜌𝑆, sil−dalam = 𝑄sil−dalam 2𝜋𝑎𝐿 = 30 × 10−9 2𝜋 10−3 0,5 = 9,55 𝜇𝐶/𝑚2 𝜌𝑆, sil−luar = 𝑄sil−luar 2𝜋𝑏𝐿 = − 30 × 10−9 2𝜋 4 × 10−3 0,5 = −2,39 𝜇𝐶/𝑚2 atau 𝜌𝑆, sil−luar = − 𝑎 𝑏 𝜌𝑆, sil−dalam = − 10−3 4 × 10−3 × 9,55 = −2,39 𝜇𝐶/𝑚2
  • 23. Contoh 23 Jawab: Medan-medan internal di dalam kabel, untuk 1 < 𝜌 < 4 mm: 𝐷𝜌 = 𝑎𝜌𝑆,sil−dalam 𝜌 = 10−3 9,55×10−6 𝜌 = 9,55 𝜌 nC/m2 Sehingga 𝐃 = 9,55 𝜌 𝐚𝜌 nC/m2 𝐸𝜌 = 𝐷𝜌 𝜀0 = 9,55×10−9 8,854×10−12 𝜌 = 1079 𝜌 V/m Sehingga 𝐄 = 1079 𝜌 𝐚𝜌 V/m Untuk daerah-daerah dimana𝜌 < 1 mm atau 𝜌 > 4 mm, 𝐄 dan 𝐃 bernilai nol.
  • 24. • Penerapan hukum Gaus untuk elemen volume diferensial tidak untuk memberikan nilai 𝐃 sebagai jawaban seperti sebelumnya, tetapi lebih ke memberkan informasi penting bagaimana perubahan 𝐃 pada permukaan Gauss yang kecil. • Gambar menunjukkan permukaan Gauss kecil berupa balok persegi dengan rusuk-rusuknya ∆𝑥, ∆𝑦 dan ∆𝑧 , yang mengurung titik tengah 𝑃 𝑥, 𝑦, 𝑧 dimana berlaku 𝐃 = 𝐃𝟎 = 𝐷𝑥0𝐚𝑥 + 𝐷𝑦0𝐚𝑦 + 𝐷𝑧0𝐚𝑧 Aplikasi Hukum Gauss: Elemen Volume DIferensial 24 • Integrasi permukaan tertutup pada balok persegi kecil dilakukan dengan memecahnya menjadi enam integral, satu untuk setiap sisi balok, yaitu:
  • 25. • Elemen permukaan sedemikian kecilnya sehingga 𝐃 dianggap konstan untuk seluruh permukaan balok kecil Gauss, dan Aplikasi Hukum Gauss: Elemen Volume DIferensial 25 • Integrasi di sisi belakang.
  • 26. Aplikasi Hukum Gauss: Elemen Volume DIferensial 26 • Dijumlahkan, • Dengan cara yang sama, diperoleh: • Dan juga
  • 27. Aplikasi Hukum Gauss: Elemen Volume DIferensial 27 • Mengumpulkan semua hasil-hasil integrasi, maka diperoleh: atau • Persamaan di atas membuahkan hasi pendekatan, atau aproksimasi, yang akan menjadi lebih akurat jika ∆𝑣 semakin kecil. Pada kuliah selanjutnya akan dibahas kondisi dimana ∆𝑣 mendekati nol. Untuk saat ini penerapan hukum Gauss pada permukaan tertutup yang menyelungkupi elemen volume ∆𝑣 terbatas pada hasil aproksimasi dinyatakan sebagai berikut:
  • 28. Contoh 28 3. Jika medan 𝐃 = 𝑒−𝑥 sin 𝑦 𝐚𝑥 − 𝑒−𝑥 cos 𝑦 𝐚𝑦 + 2𝑧𝐚𝑧 C/m2 , hitung nilai perkiraan muatan total 𝑄 di dalam elemen volume sebesar 10−9 m3 yang berada di pusat koordinat. Jawab: Dari persamaan aproksimasi Gauss, Di titik pusat 𝑂 0, 0, 0 ,