2. Penggolongan Obat
S.P Menkes RI No. 193/Keb/BVII/71:
Peraturan tentang obat, obat jadi, obat paten,
obat standar, obat asli, dan obat baru.
3. OBAT
Suatu bahan atau bahan-bahan yg
dimaksudkan utk dipergunakan dlm
menetapkan diagnosa, mencegah,
mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan
penyakit atau gejala penyakit, luka atau
kelainan badaniah dan rohaniah pd manusia
atau hewan, termasuk memperelok tubuh
atau bagian tubuh manusia.
5. Golongan Obat
I. Obat Narkotika
II. Obat Keras :
Keras
Keras Tertentu (Psikotropika)
Wajib Apotek (tanpa R/)
III. Obat Bebas Terbatas
IV. Obat Bebas
V. Obat Tradisional
VI. Katogeori interakti obat
VII. Katogori obat dalam kehamilan
6. Narkotika
Suatu zat atau obat yg berasal dr tanaman atau
bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis yg
dpt menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dpt menimbulkan
ketergantungan.
7. Obat Narkotika Gol I
Hanya dpt digunakan utk kepentingan ilmu
pengetahuan dan dilarang digunakan utk
kepentingan lainnya.
Dilarang diproduksi dan/atau digunakan dlm
proses produksi, kecuali dlm jumlah yg sangat
terbatas utk kepentingan pengembangan ilmu
pengetahuan.
Pengawasan yg ketat dari Menteri Kesehatan.
8. Contoh Narkotika Gol I
Tanaman:
Papaver somniferum L.
(semua bagian-bagiannya termasuk buah dan
jerami kecuali bijinya)
Erythroxylon coca
Cannabis sp
Zat/senyawa:
Heroin
9. Obat Narkotika Gol II
Dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan
kesehatan dan/atau pengembangan ilmu
pengetahuan.
Distribusi diatur oleh pemerintah
11. Obat Narkotika Gol III
Dapat digunakan utk kepentingan pelayanan
kesehatan dan/ atau pengembangan ilmu
pengetahuan.
Distribusi diatur oleh pemerintah
14. Obat Keras
Tanda khusus
lingkaran bulat berwarna
merah dg garis tepi berwarna
hitam dengan huruf K yg
menyentuh garis tepi.
Hanya boleh diserahkan dengan resep dokter
15. OKT(Psikotropika-UU No. 5/ 1997)
Zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis
bukan narkotika yg berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pd susunan syaraf pusat yg
menyebabkan perubahan khas pd aktifitas mental
dan perilaku.
17. Psikotropika Gol I
Psikotropika yg hanya dpt digunakan utk tujuan
ilmu pengetahuan dan tdk digunakan dlm terapi,
serta mempunyai potensi amat kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan
Contoh : Brolamfetamine (DOB)
18. Psikotropika Gol II
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan
dapat digunakan dalam terapi dan/ atau untuk
tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi kuat, mengakibatkan sindroma
ketergantungan
20. Psikotropika Gol III
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan
banyak digunakan dalam terapi dan/ atau untuk
tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi sedang, mengakibatkan sindroma
ketergantungan.
Contoh : Amfetamina, Sekobarbital
21. Psikotropika Gol IV
Psikotropika yg berkhasiat pengobatan dan
sangat luas digunakan dlm terapi dan/ atau utk
tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi ringan, mengakibatkan sindroma
ketergantungan.
22. Contoh Psikotropika Gol IV
Bromazepam
Klordiasepoksida
Diazepam
Meprobamat
Klokzazolon
Nitrazepam
23. Obat Wajib Apotek
Obat keras yg dpt diserahkan oleh apoteker
pengelola apotek tanpa resep dokter.
24.
25. Tujuan Obat Wajib Apotek
Meningkatkan kemampuan masyarakat dlm
menolong dirinya sendiri
Meningkatkan pengobatan sendiri secara tepat,
aman, dan rasional.
26. Contoh Obat Wajib Apotek
Kelas Terapi Nama Generik-Obat Catatan
Obat Saluran Cerna • Famotidin
• Ranitidin
• 10 tab
• Pengobatan Ulang
Obat Kulit • Asam Fusidat
• Asam Azeleat
Sistem Musculoskeletal • Allopurinol
•Diklofenak Na tab
• 10 tab (100 mg)
27. Obat Bebas Terbatas
Obat keras yg diberi
batas pd setiap takaran.
Setiap takaran dan
kemasan yg digunakan
utk mengobati penyakit
ringan yg dpt dikenali
oleh penderita sendiri
Dpt dibeli tanpa resep dokter
28.
29. Tanda Peringatan Obat Bebas Terbatas
P1, Awas Obat Keras. Baca aturan
pemakaiannya.
P1, Awas Obat Keras. Hanya untuk kumur,
jangan ditelan.
P1, Awas Obat Keras. Hanya untuk bagian
luar badan.
P1, Awas Obat Keras. Hanya untuk dibakar.
P1, Awas Obat Keras. Tidak boleh ditelan.
P1, Awas Obat Keras. Obat Wasir, jangan
ditelan.
30. Obat Bebas
Obat yg dpt dibeli
tanpa resep dokter.
Label obat diberi tanda
lingkaran hijau dg garis tepi
berwarna hitam.
31.
32. PENGGOLONGAN OBAT
TRADISIONAL
Obat yang berasal dari alam disebut dengan obat
tradisional.
Penggolongan obat tradisional dibagi menjadi 3
yaitu jamu, obat herbal terstandar dan
fitofarmaka.
33. JAMU
Jamu adalah obat tradisional yang disediakan
secara tradisional, misalnya dalam bentuk serbuk
seduhan, pil dan cairan yang berisi seluruh baha
tanaman yang menjadi penyusun jamu tersebut.
Bentuk jamu tidak memerlukan pembuktian ilmiah
sampai dengan klinis, tetapi cukup dengan bukti
empiris.
Jamu yang telah digunakan secara turun temurun
selama berpuluh-puluh tahun bahkan mungkin
ratusan tahun telah membuktikan keamanan dan
manfaat secara langsung untuk tujuan kesehatan
tertentu.
34. OBAT HERBAL TERSRANDAR
Adalah obat tradisional yang disajikan dari
ekstrak atau penyarian bahan alam yang dapat
berupa tanaman bat, binatang ataupun mineral.
Selain proses produksi dengan teknologi maju,
jenis ini pada umumnya telah ditunjang dngan
pembuktian ilmiah berupa penelitian preklinik
seperti standar kandungan bahan berkhasiat,
standar pembuatan ekstrak tanaman obat,
standar pembuatan obat tradisional yang higienis
dan uji toksisitas akut maupun kronis,
35. FITOFARMAKA
Merupakan bentuk obat tradisional dari bahan
alam yang dapat disejajarkan dengan obat
modern karena proses pembuatannya terstandar
ditunjang dengan bukti ilmiah sampai dengan uji
klinik ke manusia.
Dengan uji klinik akan lebih meyakinkan para
profesi medis untuk menggunakan obat herbal di
sarana pelayanan kesehatan.
36. KATEGORI OBAT PADA
KEHAMILAN
Proses kehamilan di dahului oleh proses
pembuahan satu sel telur yang bersatu dengan
sel spermatozoa dan hasilnya akan terbentuk
zigot.
Kehamilan dimulai sejak teijadinya proses nidasi
ini. Pada hari ketujuh gumpalan tersebut sudah
tersusun menjadi lapisan sel yang mengelilingi
suatu ruangan yang berisi sekelompok sel di
bagian dalamnya.
37. GANGGUAN PADA KEHAMILAN
Mual dan muntah
Liur melimpah
Tekanan pada dada
Lemah dan pusing
Sariawan
Gangguan buang air besar
Varises
Wasir atau ambeien
Kejang kaki
Keputihan
39. Kategori A
Aman untuk janin seperti vitamin C asam folat, vit
B6, parasetamol dan zinc.
Kategori B
Cukup aman untuk janin seperti amoksisilin,
ampisilin, azitromisin, bisakodil, cefadroksil,
cefepim, cefixim, cefotaxim, ceftriaxon, cetirizin,
klopidogrel, eritromisin, ibuprofen,
insulinlansoprazol, loratadin, me penem,
metformin, metildopa dan metronidazol.
40. Kategori C
Dapat beresiko, digunakan jika perlu.
Obat dianjurkan hanya jika manfaat yang diperoleh
oleh ibu atau janin melebihi resiko yang mungkin tim
bul pada janin. Contohnya : albendazol, allopurinol,
aspirin, amitriptilin, kalsitriol, kalsium laktat, kloramfe
nikol, ciprofloksasin, klonidin, kotrimoksazol, codein +
parasetamol, dektrometorfan, digoksin, enalapril,
efedrin dan flukonazol.
41. Kategori D
Ada bukti positif dari resiko, digunakan jika
darurat. Pengunaan obat diperlukan untuk
mengatasi situasi yang mengancam jiwa atau
penyakit serius dimana obat yang lebih aman
tidak efektif atau tidak dapat diberikan.
Contohnya alprazolam, amikasin, amiodaron,
carbamazepin, klordiaz epoksid, diazepam,
kanamisin, fenitoin, asam valproat, dan
sebagainya.
Kategori X
Kontraindikasi dan sangat berbahaya bagi janin,
conhnya (amlodipi atorvastatin), atorvastatin,
(kafein + ergotamin), (desogestrel + etinil es
tradiol), ergometrin, estradol, miso prostol,
oksitosin, simvastatin, warfarin.