SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
Download to read offline
TEKNIK PEMBERIAN
KETERANGAN A
Disampaikan dalam Rangka
Dialog Kebijakan BPP AP2SI Jawa Timur dan
WALHI Jawa Timur
Oleh :
Budi Kurnayadi, SP
PPNS KLHK
Balai PPHLHK Wilayah Jabalnusra
09 Agustus 2022
MENGAPA PENEGAKAN HUKUM DIBUTUHKAN?
P e n c e m a r a n U d a r a
D u m p i n g I l e g a l ,
S a m p a h , L i m b a h & B 3
P e n c e m a r a n Ai r
K e b a k a r a n H u t a n
K e j a h a t a n T S L
P e r u s a k a n L i n g k u n g a n
P e m b a l a k a n L i a r
T a m b a n g & K e b u n
I l e g a l
P e r a m b a h a n K a w a s a n
H u t a n
Number of Threats
4.844
ANCAMAN TERHADAP
LINGKUNGAN HIDUP DAN
HUTAN
MANDAT DAN KEWENANGAN DITJEN GAKKUM
UU No. 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan
UU No. 5 Tahun 1990 tentang KSDAH&E
UU No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan LH
UU No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah
UU No. 18 Tahun 2013 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan
Hutan
UU No. 37 Tahun 2014 Tentang Konservasi Tanah dan Air
UU No. 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan TPPU
UU No. 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja
MANDAT DAN KEWENANGAN DITJEN GAKKUM
P.15/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 tanggal 29 Januari 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai
Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Tugas :
Melaksanakan kegiatan penurunan gangguan, ancaman dan pelanggaran hukum lingkungan
hidup dan kehutanan.
Fungsi :
1. Inventarisasi dan identifikasi potensi gangguan, ancaman dan pelanggaran hukum
lingkungan hidup dan kehutanan;
2. Sosialisasi tentang adanya kegiatan yang berpotensi menimbulkan ganggungan dan ancaman
terhadap lingkungan hidup dan kehutanan;
3. Penyusunan rencana program penurunan gangguan ancaman dan pelanggaran hukum pada
wilayah yang berpotensi mengalami gangguan dan ancaman kerusakan lingkungan;
4. Koordinasi dengan aparat penegak hukum lainnya;
5. Penyidikan terhadap pelanggaran hukum lingkungan hidup dan kehutanan;
6. Pemantauan dan pelaporan pelanggaran terhadap ijin lingkungan hidup dan kehutanan;
7. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penegakan hukum;
8. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai.
9. Pengawasan kepada unit usaha atau kegiatan terhadap ketaatan perizinan lingkungan hidup
TATA KERJA DITJEN GAKKUM
UPT/BALAI
Direktorat
Pengaduan,
Pengawasan,
dan Sanksi
Administratif
Direktorat
Penyelesaian
Sengketa
Lingkungan
Hidup
Direktorat
Penegakan
hukum
Pidana
PPH
(Dukungan
Operasi)
PUSAT
Pengawasan
Pengaduan
Penindakan
Pencegahan
dan
Pengamanan
2. DATA /
INFORMASI
3. PERALATAN /
SARANA - PRASARANA
4. PERSONIL
INTELIJEN
PEMETAAN
PEMBINAAN
NSPK
KANTOR/MAKO
DRONE
KENDARAAN
TUPOKSI
DUKUNGAN OPERASI :
1. KEBIJAKAN
PENCEGAHAN &
PENGAMANAN
HUTAN
SEBARAN KANTOR GAKKUM KLHK
Kepala Balai
KASUB BagTata Usaha
Kepala Seksi Wilayah I
Jakarta
Kepala Seksi Wilayah II
Surabaya
Kepala Seksi Wilayah III
Kupang
ORGANISASI BALAI GAKKUM
JABALNUSRA
BALAI GAKKUM
SUMATERA BALAI GAKKUM
KALIMANTAN
BALAI GAKKUM
SULAWESI
BALAI GAKKUM
JAWA, BALI, NUSA TENGGARA
BALAI GAKKUM
MALUKU-PAPUA
DITJEN GAKKUM KLHK
Seksi Wil. I
Medan
Seksi Wil. II
Pekanbaru
Seksi Wil. III
Palembang
Seksi Wil. I
Jakarta
Seksi Wil. II
Surabaya
Seksi Wil. III
Kupang
Seksi Wil. I
Makassar
Seksi Wil. III
Manado
Seksi Wil. II
Palu
Seksi Wil. II
Ambon
Seksi Wil. I
Manokwari
Seksi Wil. III
Jayapura
PERMASALAHAN KEHUTANAN
1. Kawasan Hutan
• Status beberapa kawasan hutan belum penetapan
• Penggunaan kawasan hutan yang tidak prosedural
2. Sumberdaya Manusia
• Terbatasnya personel pengamanan hutan yang belum seimbang
dengan luas kawasannya
3. Sarpras pamhut
• Belum memadai
4. Kelembagaan
• Kemampuan Polhut perlu ditingkatkan melalui pelatihan2.
• Terbatasnya MMP di wilayah yang rawan tipihut
• Terbatasnya MPA dalam penanganan karhutla
5. Karakteristik Tipihut
• Rendahnya kesadaran masyarakat
• Ketergantungan masyarakat terhadap kawasan hutan masih tinggi
6 KEJAHATAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
PERBURUAN DAN
PEREDARAN
TUMBUHAN DAN
SATWA DILINDUNGI
PENCEMARAN
LINGKUNGAN
PEMBAKARAN
HUTAN
DAN LAHAN
PERAMBAHAN
HUTAN
PEMBALAKAN
LIAR
PERUSAKAN
LINGKUNGAN
DASAR HUKUM PENCEGAHAN DAN PENGAMANAN HUTAN
UU No. 5 Tahun 1990 ttg Konservasi
SDAH & ekosistemnya
• Pasal 19 : Mengubah keutuhan KSA
(fungsi, luas, jenis TSL)
• Pasal 21 : Menangkap, melukai,
menebang, memiliki, mengeluarkan,
memperniagakan TSL dilindungi
&bagiannya.
• Pasal 33 :
Merubah keutuhan zona inti TN (fungsi,
luas, jenis TSL).
Melakukan kegiatan yg tidak sesuai
dengan zona pemanfaatan & zona lain
dr TN, Tahura, & TWA.
UU No. 41 Tahun 1999 ttg
Kehutanan
Pasal 50 :
• Membakar hutan
• Menebang pohon,
memanen hasil hutan
tanpa izin
• Menggembalakan ternak
dlm kaw. Hutan.
• Mengeluarkan, membawa,
mengangkut TSL yg tidak
dilindungi dari kaw. Hutan
tanpa izin.
UU No. 18 Tahun 2013 ttg Pencegahan
Perusakan Hutan
• Pasal 12 : Penebangan ilegal
• Pasal 17 ayat 1: Petambangan ilegal
• Pasal 17 ayat 2 : Perkebunan ilegal
• Termasuk kegiatan-kegiatan lain yang
menyertai (membawa, mengangkut,
membeli, dll hasil kegiatan ilegal)
• Pasal 28 : Pembiaran kegiatan
Perusakan hutan
Pembalakan Liar, Perambahan, Kejahatan thd TSL, Kebun & Tambang Ilegal, Pembakaran
Hutan
SIFAT DAN BENTUK KEGIATAN PAMHUT
PRE-EMTIF MENUTUP
NIAT
Sasaran :
Menghilangkan NIAT untuk
melakukan Tipihut
Kegiatan :
Penyuluhan, sosialisasi, BINMAS,
Pemberdayaan Masyarakat
PREVENTIF
Kejahatan terjadi bila ada
NIAT dan KESEMPATAN
Sasaran :
Menghilangkan KESEMPATAN
Lakukan Tipihut
Kegiatan :
Patroli dan penjagaan
MENUTUP
KESEMPATAN
REPRESIF
YUSTISI
Sasaran :
Penindakan pelaku Tipihut
Kegiatan :
Operasi dengan target
Sasaran :
Pemidanaan pelaku Tipihut
Kegiatan :
Penyidikan
PENEGAKAN
HUKUM
KEGIATAN PERLINDUNGAN HUTAN
menangkal timbulnya stimulus dan
niat kemungkinan terjadinya
gangguan, ancaman, perusakan &
perampasan hak
 sosialisasi;
 penyuluhan;
 pembinaan masyarakat.
mencegah potensi terjadinya
gangguan, ancaman, perusakan dan
perampasan hak
 patroli.
 penjagaan.
 pemeriksaan.
 Giat lain yg dpt membatasi
kesempatan, peluang,
BENTUK GIAT
PRE-EMTIF
PREVENTIF
GIAT DIARAHKAN UTK
REPRESIF
YUSTISIF
Penanggulangan & penindakan
terhadap tindakan/perbuatan/
peristiwa gangguan, ancaman,
perusakan dan perampasan hak
 Pengamanan.
 Pemusnahan.
 Penangkapan
 Pengusiran
 Pemadaman kebakaran.
Gakkum melalui proses SIDIK
terhadap tindakan/ perbuatan/
peristiwa gangguan, ancaman,
perusakan dan perampasan hak
 Pulbaket., Intelijen.
 Pemberkasan
 Penyitaan
 Penahanan
BENTUK-BENTUK KEGIATAN OPERASI
kegiatan operasi penegakan
hukum yang dilaksanakan
oleh satu kesatuan Polhut
 Oleh POLHUT
 Pada satu satuan kerja
kegiatan operasi penegakan
hukum yang dilaksanakan
oleh unsur gabungan dalam
satu kesatuan komando
 Antar
POLHUT/Kepolisian/TNI/
LSM/Masyarakat/ Kejaksaan/
Instansi terkait lainnya
 Skala Wil & atau Issu
Nasional.
FUNGSIONAL
GABUNGAN
ASPEK PERLINDUNGAN HUTAN
1. Data dan Informasi (persepsi masyarakat, kependudukan, modus operandi, pelaku, backing,
penggerak, penyedia dana/cukong, peta kerawanan gangguan hutan, kondisi kawasan, akses,
tokoh masyarakat, peta kerja wilayah daftar perusahaan terkait hasil hutan, dll)
2. Perencanaan (SDM, Sarpras, Logistik) senpi/transportasi/komunikasi, dana, taktik dan strategi,
serta pengorganisasian)
3. Koordinasi (Penyamaan persepsi, Kerjasama) dukungan/backup internal dan/atau eksternal)
4. Kelengkapan Administrasi (senpi, kendaraan, SPT, mindik,dll)
5. Pelaksanaan (siapa melakukan apa, dimana, kapan dan bagaimana/ taktik strategi,
penanganan BB, penanganan Tsk, Penyidikan)
6. Pengawasan dan Pengendalian (pelaksanaan kegiatan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan, HAM, menghormati nilai-nilai tradisi/sosial/agama, nilai-nilai kemanusiaan, dll)
7. Pelaporan (Internal dan eksternal)
8. Tindak Lanjut (penindakan lebih lanjut, konsep penyelesaian/tindakan)
9. Pembiyaan (sumber pendanaan)
DITJENGAKKUM.KLHK GAKKUM.MENLHK.GO.ID
GAKKUMKLHK GAKKUM_KLHK GAKKUM KLHK
UU RI No. 18 /2013
Tentang
PENCEGAHAN DAN
PEMBERANTASAN PERUSAKAN
HUTAN
PEMERINTAH DAN/ATAU PEMERINTAH DAERAH
WAJIB →PENCEGAHAN PERUSAKAN HUTAN
PEMERINTAH TETAPKAN KEBIJAKAN:
- KOORDINASI LINTAS SEKTOR
- PEMENUHAN SDM PAMHUT & SARPRAS
- INSENTIF BAGI PIHAK YG BERJASA
- PETA PENUNJUKAN DAN ATAU PETA
KOORDINAT GEOGRAFIS SBG DASAR
YURIDIS
- PENETAPAN SUMBER KAYU ALTERNATIF
- MENGHILANGKAN KESEMPATAN→ PERAN
SERTA MASYARAKAT
PENCEGAHAN
- PEMERINTAH & PEMDA WAJIB MELAKUKAN
PEMBERANTASAN PERUSAKAN HUTAN
- PERUSAKAN HUTAN MELIPUTI :
PEMBALAKAN LIAR DAN ATAU
PENGGUNAAN KWSN SECARA
TIDAK SAH (KEBUN, TAMBANG)
DILAKSANAKAN ORANG-PERORANGAN
YANG TERORGANISASI
PEMBERANTASAN
PERUSAKAN HUTAN
KETENTUAN PIDANA
NORMA SANKSI
SANKSI
KORPORASI
SANKSI
MASYARAKAT
Pasal 82
Menebang pohon:
a. Tidak sesuai izin pemanfaatan (Psl 12a)
b. Tanpa izin pejabt
berwenang (Psl 12b)
c. Tidak sah (Psl 12c)
Sengaja:
Pidana 1 s/d 5 tahun,
denda 500 jt s/d 2,5 M
Pidana 5 s/d 15 tahun , denda
5 s/d 15 milyar
Pidana 3 bulan s/d 2 tahun ,
denda 500 rb s/d 500 juta
Pasal 83
a. Memuat, bongkar, mengeluarkan, angkut,
menguasai, dan/atau memiliki hasil penebangan
tanpa izin (Psl 12d)
Sengaja :
Pidana 1 s/d 5 tahun, denda 500 juta s/d
2,5
Lalai:
Pidana 8 bulan s/d3 tahun, denda 10
juta s/d 1 M
Pidana 5 s/d 15 tahun, denda
5 s/d 15 M
Pasal 89
a. Melakukan kegiatan penambangan di dlm kws
hutan tanpa izin menteri (Psl 17 (1) b)
Sengaja:
Pidana 3 s/d 15 tahun, denda 1,5 M s/d
10 M
Pidana 8 s/d 20 tahun, denda
20 M s/d 50 M
Pasal 90
Mengangkut dan/atau menerima titipan hasil
tambang yg berasal dari kegiatan penambangan di
dalam kawasan hutan tanpa izin.
(Psl 17 (1) c)
Sengaja :
Pidana 3 s/d 10 tahun, denda 1,5 M s/d
5 M
Pidana 5 s/d 15 tahun, denda
5 M s/d 15 M
KETENTUAN PIDANA
NORMA SANKSI
SANKSI
KORPORASI
SANKSI
MASYARAKAT
Pasal 92
a. melakukan kegiatan perkebunan tanpa izin Menteri
di dalam kawasan hutan (Psl 17 (2) b)
Sengaja:
Pidana 3 s/d 10 tahun, denda 1,5M s/d 5
M
Pidana 8 s/d 20 tahun, denda
20 juta s/d 50 juta
Pasal 91
a. menjual, menguasai, memiliki, dan/atau
menyimpan hasil perkebunan yang berasal dari
kegiatan perkebunan di dalam kawasan hutan tanpa
izin (Psl 17 (2) d)
Sengaja:
Pidana 3 s/d 10 tahun, denda 1,5 M s/d
5 M
Pidana 5 s/d 15 tahun, denda
5 M s/d 15 M
Pasal 94
a. menyuruh, mengorganisasi, atau menggerak-kan
pembalakan liar dan/atau penggunaan kawasan
hutan secara tidak sah (Psl 19a) Sengaja: Pidana 8 s/d 15 tahun, denda
10 M s/d 100 M
Pidana 10 Tahun s/d seumur
hidup, denda 20 M s/d 1
Triliun
c. mendanai pembalakan liar dan/atau penggunaan
kawasan hutan secara tidak sah secara langsung atau
tidak langsung (Psl 19d)
KETENTUAN PIDANA
NORMA SANKSI
SANKSI
KORPORASI
SANKSI
MASYARAKAT
Pasal 95
a. memanfaatkan kayu hasil pembalakan liar dengan
mengubah bentuk, ukuran, termasuk pemanfaatan
limbahnya (Psl 19g)
Sengaja :
Pidana 8 tahun s/d 15 tahun, denda 10
M s/d 100 M
Lalai:
Pidana 2 tahun s/d 5 tahun, denda 500
juta s/d 5 M
Pidana 10 tahun s/d seumur
hidup, denda 20 M s/d 1
Triliun
a. b. menempatkan, mentransfer, membayarkan,
membelanjakan, menghibahkan, menyumbangkan,
menitipkan, membawa ke LN diketahuinya atau
patut diduga (psl 19h)
Pasal 98
turut serta melakukan atau membantu terjadinya
pembalakan liar dan/atau penggunaan kawasan
hutan secara tidak sah (Psl 19b)
Sengaja:
Pidana 1 tahun s/d 3 tahun, denda 500
juta s/d 1,5 M
Lalai:
Pidana 8 bulan s/d 2 tahun, denda 200
juta s/d 1 M
Pidana 5 tahun s/d 15 tahun,
denda 5 M s/d 15 M
Pasal 100
mencegah, merin-tangi, dan/atau menggagalkan
secara langsung maupun tidak langsung upaya
pemberantasan pembalakan liar dan penggunaan
kawasan hutan secara tidak sah (Psl 20)
Sengaja:
Pidana 1 tahun s/d 10 tahun, denda 500
juta s/d 5 M
Pidana 5 tahun s/d 15 tahun,
denda 5 M s/d 15 M
KETENTUAN PIDANA
NORMA SANKSI
SANKSI
KORPORASI
SANKSI
MASYARAKAT
Pasal 103
melakukan intimidasi dan/atau ancaman terhadap
keselamatan petugas yg melakukan pencegahan dan
pemberantasan pembalakan liar dan penggunaan kws
hutan scr tidak sah (Psl 23)
Sengaja :
Pidana 1 tahun s/d 10 tahun, denda 500
juta s/d 5 M
Pidana 5 tahun s/d 15 Tahun,
denda 5 M s/d 15 M
Pasal 107
Setiap kegiatan pembalakan liar dan/atau
penggunaan kawasan hutan secara tidak sah yang
melibatkan pejabat
(Psl 12 s/d Psl 17 dan Psl 20 s/d Psl 26)
pidana ditambah 1/3 (satu per tiga) dari
ancaman pidana pokok.
PERMENLHKNO. P.39/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2017TENTANGPERHUTANANSOSIAL DI WILAYAHKERJAPERUM PERHUTANI
Pasal 5
Kegiatan dalam IPHPS sebagaimana dimaksud dalam meliputi:
a. usaha pemanfaatan kawasan;
b. usaha pemanfaatan hasil hutan kayu dalam hutan tanaman;
c. usaha pemanfaatan hasil hutan bukan kayu dalam
hutan tanaman;
d. usaha pemanfaatan air;
e. usaha pemanfaatan energi air;
f. usaha pemanfaatan jasa wisata alam;
g. usaha pemanfaatan sarana wisata alam;
h. usaha pemanfaatan penyerapan karbon di hutan produksi dan hutan
lindung; dan
i. usaha pemanfaatan penyimpanan karbon di hutan produksi dan hutan
lindung.
Usaha pemanfaatan hasil hutan kayu dilaksanakan di hutan produksi.
PERMENLHKNO. P.39/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2017TENTANGPERHUTANANSOSIAL DI WILAYAHKERJAPERUM PERHUTANI
Pasal 17
(1) IPHPS bukan merupakan hak kepemilikan atas kawasan hutan.
(2) IPHPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilarang dipindahtangankan, di
ubah status dan fungsi kawasan hutan, serta digunakan untuk kepentingan lain.
Pasal 14
(2) Hak pemegang IPHPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2) huruf d
terdiri dari:
a. melakukan kegiatan pada areal yang telah diberikan IPHPS;
b. mendapat perlindungan dari gangguan perusakan dan pencemaran
lingkungan atau pengambilalihan secara sepihak oleh pihak lain;
c. mengelola dan memanfaatkan kawasan hutan sesuai dengan fungsinya;
d. mendapatkan pendampingan dalam hal permohonan, pemanfaatan,
penyuluhan, teknologi, akses pembiayaan dan pemasaran;
e. mendapatkan hasil usaha pemanfaatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
7; dan
PERMENLHKNO. P.39/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2017TENTANGPERHUTANANSOSIAL DI WILAYAHKERJAPERUM PERHUTANI
Pasal 14
(3) Kewajiban pemegang IPHPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2)
huruf d terdiri dari:
a. menjaga arealnya dari perusakan dan pencemaran lingkungan;
b. memberi tanda batas areal kerjanya;
c. menyusun rencana pemanfaatan jangka panjang selama 10 (sepuluh) tahun
dan jangka pendek selama 1 (satu) tahun;
d. melakukan penanaman dan pemeliharaan hutan di areal kerjanya;
e. melaksanakan tata usaha hasil hutan;
f. mempertahankan fungsi hutan; dan
g. melaksanakan fungsi perlindungan.
PERMENLHKNO. P.39/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2017TENTANGPERHUTANANSOSIAL DI WILAYAHKERJAPERUM PERHUTANI
Pasal 16
Jangka waktu IPHPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2) huruf e diberikan
selama 35 (tiga puluh lima) tahun dan dilakukan evaluasi paling sedikit 1 (satu) kali
dalam 5 (lima) tahun serta dapat diperpanjang berdasarkan hasil evaluasi.
Pasal 22
Monitoring dilakukan setiap tahun dan dilakukan evaluasi setiap 5 (lima) tahun
Pasal 24
(1) Dalam hal hasil evaluasi pemegang IPHPS melakukan pelanggaran berupa
pemindahtanganan IPHPS kepada pihak lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal
16 dan melakukan manipulasi/pemalsuan data dikenakan sanksi pencabutan izin.
(2) Dalam hal hasil evaluasi pemegang IPHPS tidak memenuhi kewajibannya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (3) diberikan peringatan 3 (tiga) kali
berturut-turut dalam waktu 1 (satu) bulan dan dikenakan sanksi pencabutan izin.
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PERUSAKAN HUTAN

MATERI HUKUM LINGKUNGAN awal perkuliahan.ppt
MATERI  HUKUM LINGKUNGAN  awal perkuliahan.pptMATERI  HUKUM LINGKUNGAN  awal perkuliahan.ppt
MATERI HUKUM LINGKUNGAN awal perkuliahan.pptvalentinoaquila
 
Strategi pengawasan pemilu presiden dan wakil presiden
Strategi pengawasan pemilu presiden dan wakil presidenStrategi pengawasan pemilu presiden dan wakil presiden
Strategi pengawasan pemilu presiden dan wakil presidenAhsanul Minan
 
HBL 15, Nabila Safitri, Hapzi Ali, Hukum Lingkungan, Universitas Mercu Buana,...
HBL 15, Nabila Safitri, Hapzi Ali, Hukum Lingkungan, Universitas Mercu Buana,...HBL 15, Nabila Safitri, Hapzi Ali, Hukum Lingkungan, Universitas Mercu Buana,...
HBL 15, Nabila Safitri, Hapzi Ali, Hukum Lingkungan, Universitas Mercu Buana,...nabilasafitr
 
Masalah kebakaran hutan2007;KABAGDALOPS ROOPS AKBP H.DADANG DK,AMd,SH.
Masalah kebakaran hutan2007;KABAGDALOPS ROOPS AKBP H.DADANG DK,AMd,SH.Masalah kebakaran hutan2007;KABAGDALOPS ROOPS AKBP H.DADANG DK,AMd,SH.
Masalah kebakaran hutan2007;KABAGDALOPS ROOPS AKBP H.DADANG DK,AMd,SH.Woro Handayani
 
Bahan Rapat Penyelesaian Illegal Drilling 15092017 rev 2.pptx
Bahan Rapat Penyelesaian Illegal Drilling 15092017 rev 2.pptxBahan Rapat Penyelesaian Illegal Drilling 15092017 rev 2.pptx
Bahan Rapat Penyelesaian Illegal Drilling 15092017 rev 2.pptxtamihakim
 
Kpk gerakan-nasional-penyelamatan-sda
Kpk gerakan-nasional-penyelamatan-sdaKpk gerakan-nasional-penyelamatan-sda
Kpk gerakan-nasional-penyelamatan-sdaAksi SETAPAK
 
Peran Serta Pokmaswas dalam Mendukung Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Per...
Peran Serta Pokmaswas dalam Mendukung Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Per...Peran Serta Pokmaswas dalam Mendukung Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Per...
Peran Serta Pokmaswas dalam Mendukung Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Per...yudha_a
 
Strategi dan Teknik Pembelajaran Mata Diklat Pemberantasan Korupsi
Strategi dan Teknik Pembelajaran Mata Diklat Pemberantasan KorupsiStrategi dan Teknik Pembelajaran Mata Diklat Pemberantasan Korupsi
Strategi dan Teknik Pembelajaran Mata Diklat Pemberantasan KorupsiTri Widodo W. UTOMO
 
Ekspose Penanggulangan Bencana Alam
Ekspose Penanggulangan Bencana AlamEkspose Penanggulangan Bencana Alam
Ekspose Penanggulangan Bencana AlamAr Tinambunan
 
2021-11-03 FAKTA - Pengendalian Tembakau dlm mengimplementasikan KTR dan UBM....
2021-11-03 FAKTA - Pengendalian Tembakau dlm mengimplementasikan KTR dan UBM....2021-11-03 FAKTA - Pengendalian Tembakau dlm mengimplementasikan KTR dan UBM....
2021-11-03 FAKTA - Pengendalian Tembakau dlm mengimplementasikan KTR dan UBM....AnitaGoAnn
 
Tantangan dan Peluang Penegakan Hukum Lingkungan: Kebakaran Hutan
Tantangan dan Peluang Penegakan Hukum Lingkungan: Kebakaran HutanTantangan dan Peluang Penegakan Hukum Lingkungan: Kebakaran Hutan
Tantangan dan Peluang Penegakan Hukum Lingkungan: Kebakaran HutanIndonesia Climate Change Center
 
Hbl forum dan quiz minggu 15
Hbl forum dan quiz minggu 15Hbl forum dan quiz minggu 15
Hbl forum dan quiz minggu 15rifaaa_092
 
Mencegah Korupsi Sektor Pertambangan Agenda Penyelamatan SDA Indonesia
Mencegah Korupsi Sektor Pertambangan Agenda Penyelamatan SDA IndonesiaMencegah Korupsi Sektor Pertambangan Agenda Penyelamatan SDA Indonesia
Mencegah Korupsi Sektor Pertambangan Agenda Penyelamatan SDA IndonesiaPublish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
materi-kuliah-hk-lingkungan.pptx
materi-kuliah-hk-lingkungan.pptxmateri-kuliah-hk-lingkungan.pptx
materi-kuliah-hk-lingkungan.pptxSyaniaBO1
 

Similar to PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PERUSAKAN HUTAN (20)

MATERI HUKUM LINGKUNGAN awal perkuliahan.ppt
MATERI  HUKUM LINGKUNGAN  awal perkuliahan.pptMATERI  HUKUM LINGKUNGAN  awal perkuliahan.ppt
MATERI HUKUM LINGKUNGAN awal perkuliahan.ppt
 
ANTI KORUPSI .pdf
ANTI KORUPSI .pdfANTI KORUPSI .pdf
ANTI KORUPSI .pdf
 
Strategi pengawasan pemilu presiden dan wakil presiden
Strategi pengawasan pemilu presiden dan wakil presidenStrategi pengawasan pemilu presiden dan wakil presiden
Strategi pengawasan pemilu presiden dan wakil presiden
 
HBL 15, Nabila Safitri, Hapzi Ali, Hukum Lingkungan, Universitas Mercu Buana,...
HBL 15, Nabila Safitri, Hapzi Ali, Hukum Lingkungan, Universitas Mercu Buana,...HBL 15, Nabila Safitri, Hapzi Ali, Hukum Lingkungan, Universitas Mercu Buana,...
HBL 15, Nabila Safitri, Hapzi Ali, Hukum Lingkungan, Universitas Mercu Buana,...
 
Masalah kebakaran hutan2007;KABAGDALOPS ROOPS AKBP H.DADANG DK,AMd,SH.
Masalah kebakaran hutan2007;KABAGDALOPS ROOPS AKBP H.DADANG DK,AMd,SH.Masalah kebakaran hutan2007;KABAGDALOPS ROOPS AKBP H.DADANG DK,AMd,SH.
Masalah kebakaran hutan2007;KABAGDALOPS ROOPS AKBP H.DADANG DK,AMd,SH.
 
AMDAL DAN AUDIT LAPANGAN.ppt
AMDAL DAN AUDIT LAPANGAN.pptAMDAL DAN AUDIT LAPANGAN.ppt
AMDAL DAN AUDIT LAPANGAN.ppt
 
BPSDM.pptx
BPSDM.pptxBPSDM.pptx
BPSDM.pptx
 
Bahan Rapat Penyelesaian Illegal Drilling 15092017 rev 2.pptx
Bahan Rapat Penyelesaian Illegal Drilling 15092017 rev 2.pptxBahan Rapat Penyelesaian Illegal Drilling 15092017 rev 2.pptx
Bahan Rapat Penyelesaian Illegal Drilling 15092017 rev 2.pptx
 
materi-ttg-lingkungan-hidup.ppt
materi-ttg-lingkungan-hidup.pptmateri-ttg-lingkungan-hidup.ppt
materi-ttg-lingkungan-hidup.ppt
 
Kpk gerakan-nasional-penyelamatan-sda
Kpk gerakan-nasional-penyelamatan-sdaKpk gerakan-nasional-penyelamatan-sda
Kpk gerakan-nasional-penyelamatan-sda
 
Peran Serta Pokmaswas dalam Mendukung Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Per...
Peran Serta Pokmaswas dalam Mendukung Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Per...Peran Serta Pokmaswas dalam Mendukung Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Per...
Peran Serta Pokmaswas dalam Mendukung Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Per...
 
Strategi dan Teknik Pembelajaran Mata Diklat Pemberantasan Korupsi
Strategi dan Teknik Pembelajaran Mata Diklat Pemberantasan KorupsiStrategi dan Teknik Pembelajaran Mata Diklat Pemberantasan Korupsi
Strategi dan Teknik Pembelajaran Mata Diklat Pemberantasan Korupsi
 
Ekspose Penanggulangan Bencana Alam
Ekspose Penanggulangan Bencana AlamEkspose Penanggulangan Bencana Alam
Ekspose Penanggulangan Bencana Alam
 
2021-11-03 FAKTA - Pengendalian Tembakau dlm mengimplementasikan KTR dan UBM....
2021-11-03 FAKTA - Pengendalian Tembakau dlm mengimplementasikan KTR dan UBM....2021-11-03 FAKTA - Pengendalian Tembakau dlm mengimplementasikan KTR dan UBM....
2021-11-03 FAKTA - Pengendalian Tembakau dlm mengimplementasikan KTR dan UBM....
 
Tantangan dan Peluang Penegakan Hukum Lingkungan: Kebakaran Hutan
Tantangan dan Peluang Penegakan Hukum Lingkungan: Kebakaran HutanTantangan dan Peluang Penegakan Hukum Lingkungan: Kebakaran Hutan
Tantangan dan Peluang Penegakan Hukum Lingkungan: Kebakaran Hutan
 
Hbl forum dan quiz minggu 15
Hbl forum dan quiz minggu 15Hbl forum dan quiz minggu 15
Hbl forum dan quiz minggu 15
 
Hari HKI 1
Hari HKI 1Hari HKI 1
Hari HKI 1
 
Peng pam
Peng pamPeng pam
Peng pam
 
Mencegah Korupsi Sektor Pertambangan Agenda Penyelamatan SDA Indonesia
Mencegah Korupsi Sektor Pertambangan Agenda Penyelamatan SDA IndonesiaMencegah Korupsi Sektor Pertambangan Agenda Penyelamatan SDA Indonesia
Mencegah Korupsi Sektor Pertambangan Agenda Penyelamatan SDA Indonesia
 
materi-kuliah-hk-lingkungan.pptx
materi-kuliah-hk-lingkungan.pptxmateri-kuliah-hk-lingkungan.pptx
materi-kuliah-hk-lingkungan.pptx
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 

PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PERUSAKAN HUTAN

  • 1. TEKNIK PEMBERIAN KETERANGAN A Disampaikan dalam Rangka Dialog Kebijakan BPP AP2SI Jawa Timur dan WALHI Jawa Timur Oleh : Budi Kurnayadi, SP PPNS KLHK Balai PPHLHK Wilayah Jabalnusra 09 Agustus 2022
  • 2. MENGAPA PENEGAKAN HUKUM DIBUTUHKAN? P e n c e m a r a n U d a r a D u m p i n g I l e g a l , S a m p a h , L i m b a h & B 3 P e n c e m a r a n Ai r K e b a k a r a n H u t a n K e j a h a t a n T S L P e r u s a k a n L i n g k u n g a n P e m b a l a k a n L i a r T a m b a n g & K e b u n I l e g a l P e r a m b a h a n K a w a s a n H u t a n Number of Threats 4.844 ANCAMAN TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP DAN HUTAN
  • 3. MANDAT DAN KEWENANGAN DITJEN GAKKUM UU No. 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan UU No. 5 Tahun 1990 tentang KSDAH&E UU No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan LH UU No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah UU No. 18 Tahun 2013 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan UU No. 37 Tahun 2014 Tentang Konservasi Tanah dan Air UU No. 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan TPPU UU No. 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja
  • 4. MANDAT DAN KEWENANGAN DITJEN GAKKUM P.15/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 tanggal 29 Januari 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tugas : Melaksanakan kegiatan penurunan gangguan, ancaman dan pelanggaran hukum lingkungan hidup dan kehutanan. Fungsi : 1. Inventarisasi dan identifikasi potensi gangguan, ancaman dan pelanggaran hukum lingkungan hidup dan kehutanan; 2. Sosialisasi tentang adanya kegiatan yang berpotensi menimbulkan ganggungan dan ancaman terhadap lingkungan hidup dan kehutanan; 3. Penyusunan rencana program penurunan gangguan ancaman dan pelanggaran hukum pada wilayah yang berpotensi mengalami gangguan dan ancaman kerusakan lingkungan; 4. Koordinasi dengan aparat penegak hukum lainnya; 5. Penyidikan terhadap pelanggaran hukum lingkungan hidup dan kehutanan; 6. Pemantauan dan pelaporan pelanggaran terhadap ijin lingkungan hidup dan kehutanan; 7. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penegakan hukum; 8. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai. 9. Pengawasan kepada unit usaha atau kegiatan terhadap ketaatan perizinan lingkungan hidup
  • 5. TATA KERJA DITJEN GAKKUM UPT/BALAI Direktorat Pengaduan, Pengawasan, dan Sanksi Administratif Direktorat Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup Direktorat Penegakan hukum Pidana PPH (Dukungan Operasi) PUSAT Pengawasan Pengaduan Penindakan Pencegahan dan Pengamanan 2. DATA / INFORMASI 3. PERALATAN / SARANA - PRASARANA 4. PERSONIL INTELIJEN PEMETAAN PEMBINAAN NSPK KANTOR/MAKO DRONE KENDARAAN TUPOKSI DUKUNGAN OPERASI : 1. KEBIJAKAN PENCEGAHAN & PENGAMANAN HUTAN
  • 6. SEBARAN KANTOR GAKKUM KLHK Kepala Balai KASUB BagTata Usaha Kepala Seksi Wilayah I Jakarta Kepala Seksi Wilayah II Surabaya Kepala Seksi Wilayah III Kupang ORGANISASI BALAI GAKKUM JABALNUSRA BALAI GAKKUM SUMATERA BALAI GAKKUM KALIMANTAN BALAI GAKKUM SULAWESI BALAI GAKKUM JAWA, BALI, NUSA TENGGARA BALAI GAKKUM MALUKU-PAPUA DITJEN GAKKUM KLHK Seksi Wil. I Medan Seksi Wil. II Pekanbaru Seksi Wil. III Palembang Seksi Wil. I Jakarta Seksi Wil. II Surabaya Seksi Wil. III Kupang Seksi Wil. I Makassar Seksi Wil. III Manado Seksi Wil. II Palu Seksi Wil. II Ambon Seksi Wil. I Manokwari Seksi Wil. III Jayapura
  • 7. PERMASALAHAN KEHUTANAN 1. Kawasan Hutan • Status beberapa kawasan hutan belum penetapan • Penggunaan kawasan hutan yang tidak prosedural 2. Sumberdaya Manusia • Terbatasnya personel pengamanan hutan yang belum seimbang dengan luas kawasannya 3. Sarpras pamhut • Belum memadai 4. Kelembagaan • Kemampuan Polhut perlu ditingkatkan melalui pelatihan2. • Terbatasnya MMP di wilayah yang rawan tipihut • Terbatasnya MPA dalam penanganan karhutla 5. Karakteristik Tipihut • Rendahnya kesadaran masyarakat • Ketergantungan masyarakat terhadap kawasan hutan masih tinggi 6 KEJAHATAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN PERBURUAN DAN PEREDARAN TUMBUHAN DAN SATWA DILINDUNGI PENCEMARAN LINGKUNGAN PEMBAKARAN HUTAN DAN LAHAN PERAMBAHAN HUTAN PEMBALAKAN LIAR PERUSAKAN LINGKUNGAN
  • 8. DASAR HUKUM PENCEGAHAN DAN PENGAMANAN HUTAN UU No. 5 Tahun 1990 ttg Konservasi SDAH & ekosistemnya • Pasal 19 : Mengubah keutuhan KSA (fungsi, luas, jenis TSL) • Pasal 21 : Menangkap, melukai, menebang, memiliki, mengeluarkan, memperniagakan TSL dilindungi &bagiannya. • Pasal 33 : Merubah keutuhan zona inti TN (fungsi, luas, jenis TSL). Melakukan kegiatan yg tidak sesuai dengan zona pemanfaatan & zona lain dr TN, Tahura, & TWA. UU No. 41 Tahun 1999 ttg Kehutanan Pasal 50 : • Membakar hutan • Menebang pohon, memanen hasil hutan tanpa izin • Menggembalakan ternak dlm kaw. Hutan. • Mengeluarkan, membawa, mengangkut TSL yg tidak dilindungi dari kaw. Hutan tanpa izin. UU No. 18 Tahun 2013 ttg Pencegahan Perusakan Hutan • Pasal 12 : Penebangan ilegal • Pasal 17 ayat 1: Petambangan ilegal • Pasal 17 ayat 2 : Perkebunan ilegal • Termasuk kegiatan-kegiatan lain yang menyertai (membawa, mengangkut, membeli, dll hasil kegiatan ilegal) • Pasal 28 : Pembiaran kegiatan Perusakan hutan Pembalakan Liar, Perambahan, Kejahatan thd TSL, Kebun & Tambang Ilegal, Pembakaran Hutan
  • 9. SIFAT DAN BENTUK KEGIATAN PAMHUT PRE-EMTIF MENUTUP NIAT Sasaran : Menghilangkan NIAT untuk melakukan Tipihut Kegiatan : Penyuluhan, sosialisasi, BINMAS, Pemberdayaan Masyarakat PREVENTIF Kejahatan terjadi bila ada NIAT dan KESEMPATAN Sasaran : Menghilangkan KESEMPATAN Lakukan Tipihut Kegiatan : Patroli dan penjagaan MENUTUP KESEMPATAN REPRESIF YUSTISI Sasaran : Penindakan pelaku Tipihut Kegiatan : Operasi dengan target Sasaran : Pemidanaan pelaku Tipihut Kegiatan : Penyidikan PENEGAKAN HUKUM
  • 10. KEGIATAN PERLINDUNGAN HUTAN menangkal timbulnya stimulus dan niat kemungkinan terjadinya gangguan, ancaman, perusakan & perampasan hak  sosialisasi;  penyuluhan;  pembinaan masyarakat. mencegah potensi terjadinya gangguan, ancaman, perusakan dan perampasan hak  patroli.  penjagaan.  pemeriksaan.  Giat lain yg dpt membatasi kesempatan, peluang, BENTUK GIAT PRE-EMTIF PREVENTIF GIAT DIARAHKAN UTK REPRESIF YUSTISIF Penanggulangan & penindakan terhadap tindakan/perbuatan/ peristiwa gangguan, ancaman, perusakan dan perampasan hak  Pengamanan.  Pemusnahan.  Penangkapan  Pengusiran  Pemadaman kebakaran. Gakkum melalui proses SIDIK terhadap tindakan/ perbuatan/ peristiwa gangguan, ancaman, perusakan dan perampasan hak  Pulbaket., Intelijen.  Pemberkasan  Penyitaan  Penahanan
  • 11. BENTUK-BENTUK KEGIATAN OPERASI kegiatan operasi penegakan hukum yang dilaksanakan oleh satu kesatuan Polhut  Oleh POLHUT  Pada satu satuan kerja kegiatan operasi penegakan hukum yang dilaksanakan oleh unsur gabungan dalam satu kesatuan komando  Antar POLHUT/Kepolisian/TNI/ LSM/Masyarakat/ Kejaksaan/ Instansi terkait lainnya  Skala Wil & atau Issu Nasional. FUNGSIONAL GABUNGAN
  • 12. ASPEK PERLINDUNGAN HUTAN 1. Data dan Informasi (persepsi masyarakat, kependudukan, modus operandi, pelaku, backing, penggerak, penyedia dana/cukong, peta kerawanan gangguan hutan, kondisi kawasan, akses, tokoh masyarakat, peta kerja wilayah daftar perusahaan terkait hasil hutan, dll) 2. Perencanaan (SDM, Sarpras, Logistik) senpi/transportasi/komunikasi, dana, taktik dan strategi, serta pengorganisasian) 3. Koordinasi (Penyamaan persepsi, Kerjasama) dukungan/backup internal dan/atau eksternal) 4. Kelengkapan Administrasi (senpi, kendaraan, SPT, mindik,dll) 5. Pelaksanaan (siapa melakukan apa, dimana, kapan dan bagaimana/ taktik strategi, penanganan BB, penanganan Tsk, Penyidikan) 6. Pengawasan dan Pengendalian (pelaksanaan kegiatan sesuai dengan peraturan perundang- undangan, HAM, menghormati nilai-nilai tradisi/sosial/agama, nilai-nilai kemanusiaan, dll) 7. Pelaporan (Internal dan eksternal) 8. Tindak Lanjut (penindakan lebih lanjut, konsep penyelesaian/tindakan) 9. Pembiyaan (sumber pendanaan)
  • 13. DITJENGAKKUM.KLHK GAKKUM.MENLHK.GO.ID GAKKUMKLHK GAKKUM_KLHK GAKKUM KLHK UU RI No. 18 /2013 Tentang PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PERUSAKAN HUTAN
  • 14. PEMERINTAH DAN/ATAU PEMERINTAH DAERAH WAJIB →PENCEGAHAN PERUSAKAN HUTAN PEMERINTAH TETAPKAN KEBIJAKAN: - KOORDINASI LINTAS SEKTOR - PEMENUHAN SDM PAMHUT & SARPRAS - INSENTIF BAGI PIHAK YG BERJASA - PETA PENUNJUKAN DAN ATAU PETA KOORDINAT GEOGRAFIS SBG DASAR YURIDIS - PENETAPAN SUMBER KAYU ALTERNATIF - MENGHILANGKAN KESEMPATAN→ PERAN SERTA MASYARAKAT PENCEGAHAN - PEMERINTAH & PEMDA WAJIB MELAKUKAN PEMBERANTASAN PERUSAKAN HUTAN - PERUSAKAN HUTAN MELIPUTI : PEMBALAKAN LIAR DAN ATAU PENGGUNAAN KWSN SECARA TIDAK SAH (KEBUN, TAMBANG) DILAKSANAKAN ORANG-PERORANGAN YANG TERORGANISASI PEMBERANTASAN PERUSAKAN HUTAN
  • 15. KETENTUAN PIDANA NORMA SANKSI SANKSI KORPORASI SANKSI MASYARAKAT Pasal 82 Menebang pohon: a. Tidak sesuai izin pemanfaatan (Psl 12a) b. Tanpa izin pejabt berwenang (Psl 12b) c. Tidak sah (Psl 12c) Sengaja: Pidana 1 s/d 5 tahun, denda 500 jt s/d 2,5 M Pidana 5 s/d 15 tahun , denda 5 s/d 15 milyar Pidana 3 bulan s/d 2 tahun , denda 500 rb s/d 500 juta Pasal 83 a. Memuat, bongkar, mengeluarkan, angkut, menguasai, dan/atau memiliki hasil penebangan tanpa izin (Psl 12d) Sengaja : Pidana 1 s/d 5 tahun, denda 500 juta s/d 2,5 Lalai: Pidana 8 bulan s/d3 tahun, denda 10 juta s/d 1 M Pidana 5 s/d 15 tahun, denda 5 s/d 15 M Pasal 89 a. Melakukan kegiatan penambangan di dlm kws hutan tanpa izin menteri (Psl 17 (1) b) Sengaja: Pidana 3 s/d 15 tahun, denda 1,5 M s/d 10 M Pidana 8 s/d 20 tahun, denda 20 M s/d 50 M Pasal 90 Mengangkut dan/atau menerima titipan hasil tambang yg berasal dari kegiatan penambangan di dalam kawasan hutan tanpa izin. (Psl 17 (1) c) Sengaja : Pidana 3 s/d 10 tahun, denda 1,5 M s/d 5 M Pidana 5 s/d 15 tahun, denda 5 M s/d 15 M
  • 16. KETENTUAN PIDANA NORMA SANKSI SANKSI KORPORASI SANKSI MASYARAKAT Pasal 92 a. melakukan kegiatan perkebunan tanpa izin Menteri di dalam kawasan hutan (Psl 17 (2) b) Sengaja: Pidana 3 s/d 10 tahun, denda 1,5M s/d 5 M Pidana 8 s/d 20 tahun, denda 20 juta s/d 50 juta Pasal 91 a. menjual, menguasai, memiliki, dan/atau menyimpan hasil perkebunan yang berasal dari kegiatan perkebunan di dalam kawasan hutan tanpa izin (Psl 17 (2) d) Sengaja: Pidana 3 s/d 10 tahun, denda 1,5 M s/d 5 M Pidana 5 s/d 15 tahun, denda 5 M s/d 15 M Pasal 94 a. menyuruh, mengorganisasi, atau menggerak-kan pembalakan liar dan/atau penggunaan kawasan hutan secara tidak sah (Psl 19a) Sengaja: Pidana 8 s/d 15 tahun, denda 10 M s/d 100 M Pidana 10 Tahun s/d seumur hidup, denda 20 M s/d 1 Triliun c. mendanai pembalakan liar dan/atau penggunaan kawasan hutan secara tidak sah secara langsung atau tidak langsung (Psl 19d)
  • 17. KETENTUAN PIDANA NORMA SANKSI SANKSI KORPORASI SANKSI MASYARAKAT Pasal 95 a. memanfaatkan kayu hasil pembalakan liar dengan mengubah bentuk, ukuran, termasuk pemanfaatan limbahnya (Psl 19g) Sengaja : Pidana 8 tahun s/d 15 tahun, denda 10 M s/d 100 M Lalai: Pidana 2 tahun s/d 5 tahun, denda 500 juta s/d 5 M Pidana 10 tahun s/d seumur hidup, denda 20 M s/d 1 Triliun a. b. menempatkan, mentransfer, membayarkan, membelanjakan, menghibahkan, menyumbangkan, menitipkan, membawa ke LN diketahuinya atau patut diduga (psl 19h) Pasal 98 turut serta melakukan atau membantu terjadinya pembalakan liar dan/atau penggunaan kawasan hutan secara tidak sah (Psl 19b) Sengaja: Pidana 1 tahun s/d 3 tahun, denda 500 juta s/d 1,5 M Lalai: Pidana 8 bulan s/d 2 tahun, denda 200 juta s/d 1 M Pidana 5 tahun s/d 15 tahun, denda 5 M s/d 15 M Pasal 100 mencegah, merin-tangi, dan/atau menggagalkan secara langsung maupun tidak langsung upaya pemberantasan pembalakan liar dan penggunaan kawasan hutan secara tidak sah (Psl 20) Sengaja: Pidana 1 tahun s/d 10 tahun, denda 500 juta s/d 5 M Pidana 5 tahun s/d 15 tahun, denda 5 M s/d 15 M
  • 18. KETENTUAN PIDANA NORMA SANKSI SANKSI KORPORASI SANKSI MASYARAKAT Pasal 103 melakukan intimidasi dan/atau ancaman terhadap keselamatan petugas yg melakukan pencegahan dan pemberantasan pembalakan liar dan penggunaan kws hutan scr tidak sah (Psl 23) Sengaja : Pidana 1 tahun s/d 10 tahun, denda 500 juta s/d 5 M Pidana 5 tahun s/d 15 Tahun, denda 5 M s/d 15 M Pasal 107 Setiap kegiatan pembalakan liar dan/atau penggunaan kawasan hutan secara tidak sah yang melibatkan pejabat (Psl 12 s/d Psl 17 dan Psl 20 s/d Psl 26) pidana ditambah 1/3 (satu per tiga) dari ancaman pidana pokok.
  • 19. PERMENLHKNO. P.39/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2017TENTANGPERHUTANANSOSIAL DI WILAYAHKERJAPERUM PERHUTANI Pasal 5 Kegiatan dalam IPHPS sebagaimana dimaksud dalam meliputi: a. usaha pemanfaatan kawasan; b. usaha pemanfaatan hasil hutan kayu dalam hutan tanaman; c. usaha pemanfaatan hasil hutan bukan kayu dalam hutan tanaman; d. usaha pemanfaatan air; e. usaha pemanfaatan energi air; f. usaha pemanfaatan jasa wisata alam; g. usaha pemanfaatan sarana wisata alam; h. usaha pemanfaatan penyerapan karbon di hutan produksi dan hutan lindung; dan i. usaha pemanfaatan penyimpanan karbon di hutan produksi dan hutan lindung. Usaha pemanfaatan hasil hutan kayu dilaksanakan di hutan produksi.
  • 20. PERMENLHKNO. P.39/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2017TENTANGPERHUTANANSOSIAL DI WILAYAHKERJAPERUM PERHUTANI Pasal 17 (1) IPHPS bukan merupakan hak kepemilikan atas kawasan hutan. (2) IPHPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilarang dipindahtangankan, di ubah status dan fungsi kawasan hutan, serta digunakan untuk kepentingan lain. Pasal 14 (2) Hak pemegang IPHPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2) huruf d terdiri dari: a. melakukan kegiatan pada areal yang telah diberikan IPHPS; b. mendapat perlindungan dari gangguan perusakan dan pencemaran lingkungan atau pengambilalihan secara sepihak oleh pihak lain; c. mengelola dan memanfaatkan kawasan hutan sesuai dengan fungsinya; d. mendapatkan pendampingan dalam hal permohonan, pemanfaatan, penyuluhan, teknologi, akses pembiayaan dan pemasaran; e. mendapatkan hasil usaha pemanfaatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7; dan
  • 21. PERMENLHKNO. P.39/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2017TENTANGPERHUTANANSOSIAL DI WILAYAHKERJAPERUM PERHUTANI Pasal 14 (3) Kewajiban pemegang IPHPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2) huruf d terdiri dari: a. menjaga arealnya dari perusakan dan pencemaran lingkungan; b. memberi tanda batas areal kerjanya; c. menyusun rencana pemanfaatan jangka panjang selama 10 (sepuluh) tahun dan jangka pendek selama 1 (satu) tahun; d. melakukan penanaman dan pemeliharaan hutan di areal kerjanya; e. melaksanakan tata usaha hasil hutan; f. mempertahankan fungsi hutan; dan g. melaksanakan fungsi perlindungan.
  • 22. PERMENLHKNO. P.39/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2017TENTANGPERHUTANANSOSIAL DI WILAYAHKERJAPERUM PERHUTANI Pasal 16 Jangka waktu IPHPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2) huruf e diberikan selama 35 (tiga puluh lima) tahun dan dilakukan evaluasi paling sedikit 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun serta dapat diperpanjang berdasarkan hasil evaluasi. Pasal 22 Monitoring dilakukan setiap tahun dan dilakukan evaluasi setiap 5 (lima) tahun Pasal 24 (1) Dalam hal hasil evaluasi pemegang IPHPS melakukan pelanggaran berupa pemindahtanganan IPHPS kepada pihak lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dan melakukan manipulasi/pemalsuan data dikenakan sanksi pencabutan izin. (2) Dalam hal hasil evaluasi pemegang IPHPS tidak memenuhi kewajibannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (3) diberikan peringatan 3 (tiga) kali berturut-turut dalam waktu 1 (satu) bulan dan dikenakan sanksi pencabutan izin.