2. Oleh
Olowoake Adebayo Abayomi dan Ojo James Adebayo
Pengaruhdari tipe pupukpada pertumbuhan danhasil
panendari Amaranthus caudatus
DiIlorin, GuineaSelatan, Daerah Sabana Nigeria
4. Latar Belakang
Amaranthus caudatus adalah sayuran yang bernilai tinggi di nigeria,
karena kandungan nutrisinya yangtinggi, dan tingginya permintaan
akan Amaranthus caudatus. Amaranthus caudatus berkontribusi
dalam menyeimbangkan diet, terutama di daerah dimana protein
hewanisangat sedikit.UntukmenanamAmaranthus caudatuspenting
untuk mengetahui pengaruh dari pupuk yang berbahan dasar
nitrogen, karena nitrogen adalah faktor utama yang menentukan
produksi Amaranthus caudatus.
5. Latar Belakang
Sebagian besar tanah di nigeria memiliki kandungan nitrogen yang
rendah, dan status kurangnya nitrogen ini biasanya ditangani
dengan pupuk N, dan kebutuhan akan pupuk N ini terus meningkat
sepanjang tahun. Namun, masalah dari penggunaan pupuk kimia
pada awalnya memberikan hasil pertanian yang baik namun
kemudian selanjutnya berubah menjadi polusi pada tanah dan air
setelahpanen.
7. Tujuan dari penelitian ini untuk
menentukan pengaruh dari pupuk
anorganik, pupuk organik dan pupuk
organomineral dalam pertumbuhan dan
hasil Amaranthus caudatus beserta efek
residunya.
Tujuan
9. Bahan dan Metode Penelitian
✢ Percobaan dilakukan pada lahan uji yang
berada di Kwara State University. Lahan di
bagi menjadi 3 blok, masing-masing blok
berisi 4 lahan yang akan dijadikan lahan
untukmenanam Amaranthus caudatus.
✢ Dengan curah hujan sebesar 1200mm dan
dengan variasi temperatur 33°C- 34°C, dengan
musim kemarau yang berlangsung dari
Desember-Maret
10. Bahan dan Metode Penelitian
✢ Tanah yang digunakan merupakan tanah
yang sudah pernah dipakai untuk kultivasi
sebelumnya, sampel tanah diambil secara
acak pada lahan percobaan sedalam 0-15cm,
dicampur dan di teliti di laboratorium untuk
mengetahui tekstur, pH, kandungan karbon
organik, Nitrogen, P, kapasitas pertukaran
Kation Ca, Mg,Na, dan K.
11. Bahan dan Metode Penelitian
✢ Tekstur tanah ditentukan dengan metode
“Hidrometer Bouyoucos”
✢ Kadar pH tanah ditentukan dengan metode
“Elektrometrik”
✢ Kandungan Karbon Organik ditentukan
denganmetode “Walkley-Black”
✢ Total Nitrogen ditentukan dengan metode
“Micro Kjeldahl”
12. Bahan dan Metode Penelitian
✢ Kandungan Posfor ditentukan dengan metode
“Bray 1”
✢ Tingkat pertukaran Ca, Mg, Na, K ditentukan
dengan “Atomic Absorption Spektrofotometer
mengikuti prosedur yang ditentukan oleh Wilde,
dkk.
✢ Mikronutriens di ekstrak dengan 0,1 EDTA dan
ditentukan menggunakan penyerapan atom
spektrofotometer (AAS)
13. Bahan dan Metode Penelitian
✢ Benih Amaranthus caudatus ditaburkan pada
tanggal 23 januari 2012, di wadah
pembibitan. Pada tanggal 6 Februari 2012,
tepat 2 minggu setelah pembibitan, benih
ditanam di wadahnya masing-masing.
✢ Ukuran lahan adalah 2m x 1m dengan jarak
1m tiap petak dan blok, Bibit yang telah
ditanam selama dua minggu, ditanam pada
lahan berukuran 40x20cm.
14. Bahan dan Metode Penelitian
✢ Perlakuan terdiri dari tiga jenis pupuk. Kelas
A: Kompos (pupuk organik) dengan tambahan
mineral, Kelas B: Kompos tanpa tambahan
(pupuk organik), NPK 15-15-15, dan variabel
kontrol (tanahtidak diberi tambahan pupuk).
✢ Penggunaan pupuk digunakan dengan
metode cincin, radius 5 cm dan kedalaman
kurang lebih 2 cm disekitar tanaman
Amaranthus pada tingkat100 kgN/ha.
15. Bahan dan Metode Penelitian
✢ Pupuk Kelas A dan B diterapkan seminggu
sebelum penanaman, sementara pupuk
anorganikditerapkan pada hari penanaman.
✢ Tiap lahan sayur mengandung 30 tanaman,
dari 30 tanaman tersebut diambil lima
tanaman secara acak untuk pengumpulan
data, dimulai dari 2 minggu setelah
penanaman dan dilakukan setiap minggu
sampai minggukeempat.
16. Bahan dan Metode Penelitian
✢ Panen pertama dilakukan pada 5 maret 2012,
percobaan di ulang segera setelah panen tanpa
pupuk apapun pada penanaman kedua dalam
rangka mengevaluasi efek residu dari pupuk
yang digunakan. Pemanenan sayuran yang
ditanam di pot tanpa perlakuan selesai pada
16 april 2012.
17. Bahan dan Metode Penelitian
✢ Data yang diambil meliputi tinggi tanaman,
ketebalan batang, jumlah daun per tanaman,
berat akar segar,dan hasil panen
✢ Data yang dikumpulkan menjadi sasaran
untuk menganalisis variasi (ANOVA) dan
perlakuan secara terpisah menggunakan uji
jarakberganda atau Duncan(DMRT)
18. Hasil Penelitian
Parameters Soil test
value
pH 6.4
Org. C (g kg-1) 2.0
Total N (g kg-1) 2.44
P Mehlich (m gkg-1) 9
Exchangeable bases (cmol kg-1)
K 1.2
Mg 3.2
Na 1.9
Ca 5.1
Extractable micronutrients (cmol kg-1)
Fe 53
Zn 13
Mn 49
Cu 2.6
Textural class (%)
Sand 56.8
Silt 10.0
Clay 33.2
Textural class Clay
Tabel menunjukkan hasil dari
analisis fisik dan kimiawi pada
tanah. Tanahnya liat dan dan
sedikit asam. Nilai total
nitrogen, posfor, dan kalium
yang tersedia, dari tanah yang
digunakan berada dibawah
nilai kritis dari tanah sabana
guinea.
19. Hasil Penelitian
Hasil menunjukkan pada akhir minggu ke empat tinggi tanaman yang diberi
pupuk Kelas A,B dan NPK terdapat perbedaan yang signifikan dibanding yang
tidak diberi pupuk sama sekali. Tinggi tanaman yang paling tinggi adalah 46,9
cm dan38,5cm diperoleh dari pupuk organomineral (Kelas A) yang keduanya
merupakan penanaman pertama dan kedua (efekresidu).
0
10
20
30
40
50
Control Grade A Grade B NPK
36.9c
46.9a
40.4b 38.4b
23.5c
38.5a
28.8b
26b
HEIGHT (CM)
1st planting Residual
20. Hasil Penelitian
Grafik menunjukkan bahwa Kelas A secara signifikan meningkatkan produksi
daun dan mempertahankan tinggi tanaman pada keduanya baik tanaman
pertama dan efeksisa (penanaman kedua) diamati. Perubahan jumlah daun
terkait dalam mempengaruhi kinerja keseluruhan tanaman karenadaun sebagai
organyang berfungsi dalam fotosintesis tanaman.
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
Control Grade A Grade B NPK
102.6c
161.2a
149.5b 150b
76.3c
129.6a
105.2b 104b
NUMBER OF LEAVES
1st planting Residual
21. Hasil Penelitian
Treatment Stem girth
(cm)
Fresh root weight
(g/plant)
Yield (t/ha)
1st planting
Control 0 6.0c 27.4d 12.1c
Grade A 7.5a 39.2a 18.9a
Grade B 6.9b 34.7b 17.6b
NPK 7.0b 31.0c 17.6b
Residual effect
Control 4.4c 7.8d 3.6c
Grade A 5.9a 30a 7.5a
Grade B 5.0b 18.3b 5.0b
NPK 5.1b 15.3c 5.3b
menunjukkan respon dari ketebalan batang dan parameter hasil dari Amaranthus
caudatus terhadap penggunaan pupuk organik dan NPK. Semua pupuk yang
digunakan meningkatkan pertumbuhan batang, akar, dan hasil dari Amaranthus
caudatus jika dibandingkan dengan variabel control,pada minggu keempat
setelah penanaman.
22. Pembahasan
Tinggi tanaman yang dipengaruhi oleh pupuk yang telah di
tambahkan bahan organik dan NPK ditunjukkan pada grafik 1,
terdapat perbedaan yang signifikan pada tinggi tanaman yang
diperoleh dari perlakuan Kelas B dan NPK selama masa pertumbuhan
pertama dan efek residu. Hasil menunjukkan pada akhir minggu ke
empat tinggi tanaman yang diberi pupuk Kelas A, B dan NPK
terdapat perbedaan yang signifikan dibanding yang tidak diberi
pupuk sama sekali. Tinggi tanaman yang paling tinggi adalah 46,9 cm
dan 38,5 cm diperoleh dari pupuk organomineral (Kelas A) yang
keduanya merupakanpenanamanpertamadankedua(efekresidu).
23. Pembahasan
Tinggi tanaman yang tertinggi diperoleh dari Kelas A, kemungkinan
karena mineralisasi hara dari pupuk yang tinggi sebagai hasil dari
pengaruh komponen mineral dari bahan organik pada pupuk.
Tanaman kontrol menghasilkan tanaman yang paling rendah karena
mereka harus bergantung pada kesuburan tanah asli yang mana
berdasarkan hasil analisis bahan kimia mengalami kekurangan gizi.
Tidak ada perbedaan yang signifikan (P<0.05) pada jumlah daun pada
petak yang diberi pupuk B dan NPK. Jumlah daun terbanyak
dihasilkan dari pupuk A (organomineral). Daripada yang diberi
pupuk NPK. Hal ini menunjukkan peran pupuk dalam meningkatkan
pertumbuhanvegetatifpadasayuranberdaun.
24. Pembahasan
Sehubungan dengan efek dari pupuk yang berbeda pada akar yang
segar dan hasil tunas di awal dan penanaman sisa atau efek residu,
semua perlakuanan yang dilakukan memiliki perbedaan yang
signifikan (P<0,05) dari kontrol. Bobot akar dari penanaman pertama
dan sisa atau efek residu berada pada urutan Kelas A>Kelas
B>NPK>Kontrol. Peningkatan bobot akar menunjukkan bahwa
parameter pertumbuhan memiliki perbedaan tergantung kelas
pupukyangdigunakan.Namun,kecenderungan untukmenghasilkan
tunas Amaranthus memiliki urutan dari Kelas A>NPK>Kelas
B>Kontrol. Hasil Amaranthus caudatus didapatkan tanpa penggunaan
pupuk.
25. Pembahasan
Inimenegaskan temuan,yangmelaporkan penerapanpupukorganik,
mineral, dan organomineral untuk peningkatan jumlah hasil dari
Amaranthus didapatkan dari organomineral kelas A juga signifikan
(P<0,05) lebih tinggi dari pada yang menggunakan NPK, Kompos, dan
variabel kontrol. hal ini serupa dengan yang dilakukanoleh Akanni et
al., Ayeni, dan Ogunlade et al. yang melaporkan bahwa kombinasi
dari pupuk organik dan mineral memberikan performa yang baik
pada hasil tomat, gandum, dan Solanum macrocarpon daripada
daripadahanyamenggunakansalahsatunya.
26. Kesimpulan
Studi ini menunjukkan bahwa pupuk Kelas A dalam
100 kg N/ha memberikan performa terbaik bagi
semua parameter pertumbuhan Amaranthus
Caudatus. Memberikan respon yang sangat hebat,
pupuk organomineral kelas A dapat menjadi
alternatif pupuk yang paling baik terutama untuk
tanaman tahunan dengan siklus pertumbuhan
pendek seperti Amaranthus. oleh karena itu sangat
masuk akal jika merekomendasikan penggunaan
pupuk organomineral kelas A dalam kultivasi
Amaranthus caudatus di Ilorin dan di tanah yang
sejenisdenganagroekologi yangsama.