3. LANJUTAN
Faktor lain
Lingkungan Iklim
Pertumbuhan
& Produksi
Genetik Tanah Pemupukan
Kebutuhan
tanaman
Hasil
optimum
Seimbang
unsur
4. BAHAN DAN METODE
Penelitian dilaksanakan mulai bulan September 2006
sampai Oktober 2007 di Desa Bangun Kabupaten
Dairi, ketinggian tempat 1.180 m dpl, jenis tanah
Andisol.
Bahan yang digunakan adalah bibit markisa
asam, pupuk kandang, pupuk
buatan, bambu, pestisida dan bahan penolong lainnya.
Perlakuan pemupukan dilakukan mulai saat tanam
sampai tanaman berproduksi. Rancangan penelitian
yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok
(RAK), jumlah perlakuan pemupukan sebanyak 4
(empat) dan masing-masing perlakuan diulang
sebanyak lima kali.
5. Lanjutan
Sumber pupuk yang diberikan adalah Urea, ZA, SP 36, Amophos dan NPK.
Pupuk buatan diberikan pertama dilakukan pada bulan September 2006
dan pemberian berikutnya selang waktu tiga bulan.
Variabel respon yang diamati untuk masing-masing tanaman adalah
sebagai berikut : tinggi tanaman (umur 3 bulan dan 6 bulan setelah tanam),
total produksi (kg/plot), jumlah buah menurut ukuran (buah/plot) dan
produksi buah menurut ukuran (kg/plot). Data-data dari variabel respon
yang diamati diuji dengan uji Anova (uji F) dan dilanjuti dengan uji beda
rata-rata BNJ pada taraf 5 %.
7. Lanjutan
Luxury consumption
100%
Zone of toxicity
Transition
Zone
Zone of
deficiency
CNC
diduga pada perlakuan A masing-masing perlakuan ketersedian hara baik N, P
maupun K telah mencukupi untuk memenuhi pertumbuhan vegetatif (tinggi)
tanaman markisa sampai umur 6 bulan dan jika ditingkatkan dosisnya tidak
memberikan pengaruh yang signifikan.
Batas kritis (CNC) adalah konsentrasi yang menunjukkan pembagian antara
keadaan yang responsif dan keadaan yang tidak responsif terhadap pemberian
unsur hara.
12. Lanjutan
Kalium
Menurut penelitian, Keseimbangan ion di
kalium banyak terdapat dalam sel dan untuk
pada sel-sel muda atau perkembangan ukuran katalisator dalam
bagian tanaman yang buah dan ketebalan pembentukan protein.
banyak mengandung kulit buah. Mengatur kegiatan
protein, inti-inti sel tidak
Mengaktifkan enzim berbagai unsur mineral.
mengandung kalium.
baik langsung maupun Menetralkan reaksi
Di dalam jaringan tidak langsung. dalam sel terutama dari
tanaman kalium tetap
Translokasi asam organic
berbentuk ion K+. Tidak
ditemukan dalam (pemindahan) gula
bentuk senyawa pada pembentukan pati
organik. dan protein.
13. Lanjutan
Kalium
Kalsium
Elemen Mengatur
Berperan dlm
struktural dinding struktur
beberapa enzim
sel membran
Jembatan
Memacu
penghubung
pertumbuhan
bahan
pollentubes
makromolekul
14. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian disimpulkan sebagai berikut :
Tinggi tanaman markisa asam pada umur tiga dan enam bulan
setelah tanam tidak berbeda nyata pada semua perlakuan
pemupukan yang diuji.
Peningkatan pemberian pupuk N dari 180 kg/ha menjadi 360
kg/ha, masing-masing pada taraf pupuk P2O5 dan K2O yang sama
(180 kg/ha) akan meningkatkan jumlah buah, jumlah dan bobot
buah ukuran besar serta produksi buah markisa asam.
Peningkatan dosis pupuk N tersebut bila disertai dengan
peningkatan pupuk K2O dari 180 kg/ha menjadi 270 kg/ha atau
360 kg/ha masing-masing pada taraf pupuk P2O5 yang sama (180
kg/ha), menyebabkan jumlah buah, jumlah dan bobot buah ukuran
besar serta produksi buah markisa asam menjadi lebih rendah.
Pemberian pupuk pada tanaman markisa asam dengan dosis 360
kg N/ha ; 180 kg P2O5/ha ; 180 kg K2O/ha, menghasilkan jumlah
buah, jumlah dan bobot buah ukuran besar serta produksi buah
markisa asam yang paling tinggi. Jumlah buah yang dihasilkan
sebanyak 461 buah/24 m2 ; Jumlah buah ukuran besar sebanyak
325 buah/24 m2 ; Bobot buah ukuran besar 16,43 kg/24 m2 dan
produksi sebesar 19,25 kg/24 m2.