SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Download to read offline
KUMPULAN MAKALAH SEMINAR ILMIAH PERHORTI(2009)
Rekomendasi Pemupukan Kalium Pada Tanaman Nenas
Berdasarkan Status Hara Hara Tanah
La Ode Safuan
StafPengajar Pada Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian dan Program Studi
Agronomi Program Pascasarjana, Unhalu, Kendari
Roedhy Poerwanto, Anas D. Susila, dan Sobir
Staf Pengajar Pada Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian dan
Sekolah Pascasarjana, IPB, Bogor.
Rykson Situmorang
StafPengajar Pada Depatemen IImu Tanah dan Sumberdaya Laban Fakultas Pertanian dan
SekoIah Pascasarjana, IPB. Bogor.
Keywords: Recomendation, fertilization, soil nutrien status, potassium, pineapple.
Abstract
The aims of the reseach were: (1). to determine of the soil K nutritional status
of pineapple, and (2) to determine of the critical level and optimum dosage of
potassium fertilization for pineapple. The research was conducted using split
plot randomized blocked design with rIVe soil K status: Ksr =0 kg K10 ha-I ,
Kr =70 kg K10 ha-I , Km. =140 kg K10 ha-I , Kt =210 kg K10 ha-I , and Kst =
280 kg K10 ha-I • While sub plot that dosage potassium fertilizer were
consisted offive levels: KO =0 kg K10 ha-I, Kl =200 kg K10 ha-I, K2 =400 kg
K10 ha-I , K3 =600 kg K10 ha-I , dan K4 = 800 kg K10 ha-I • The result ofthe
research are souwed that plant growth and production of pineapple was
affected by soil K nutrient content and dosage of K application. The level of
soil K nutrient availability was low class «14 ppm K10), medium class (14-50
ppm K20) , and high class (>50 ppm K10). Potassium fertilizer recommend
for the soil'wich has low class was 634 kg K10 ha-I • The critical level of Kin
the pineapple "D" leafwas 1.71% ofdry matter.
PENDAHULUAN
Kalium (K) merupakan unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah banyak
untuk mendukung pertumbuhan tanaman nenas (Malezieux dan Bartholomew
,2003). Tetapi ketersediaannya dalam tanah umumnya rendah, sehingga
kekurangan K selalu menjadi faktor pembatas untuk meningkatkan pertumbuhan
dan produksi tanamanan nenas, karena sebahagian besar K tanah berada dalam
bentuk tidak tersedia. Pada tanah-tanah tropika, kandungan K total bisa menurun
lebih cepat karena curah hujan dan temperatur tinggi yang terus menerus (Havlin et
al., 1999). Oleh karena itu, maka untuk meningkatkan pertumbuhan dan
produktifitas tanaman nenas, perlu dilakukan pemupukan dengan kalium, karena
menurut Kelly (1993) tanaman nenas membutuhkan kalium dalam jumlah yang
banyak untuk metabolisme karbohidrat dan nitrogen dan untuk berfungsinya
stomata secara normal. Kekurangan kalium akan mengurangi fotosintesis dan
selanjutnya pertumbuhan, dan berat buah yang dihasilkan akan berkurang. Namun
demikian pemupukan K harus dilakukan secara efisien sesuai dengan kebutuhan
tanaman, karena pemberian pupuk K yang lebih tinggi dapat menurunkan serapan
439 .
KUMPULAN MAKALAH SEMINAR ILMIAH PERHORTI(2009)
hara Ca dan Mg yang pada akhirnya dapat menurunkan pertumbuhan dan produksi
tanaman (Zeng et al., 2001).
Pemupukan yang rasional dan berimbang dapat tereapai apabila dalam
pemupukan memperhatikan status hara dan dinamika hara tanah serta kebutuhan
tanaman akan hara tersebut untuk meneapai produksi yang optimum. Pendekatan
ini dapat dilaksanakan dengan baik dan menguntungkan apabila rekomendasi
pemupukan dilandasi oleh hasil penelitian kalibrasi uji tanah. Menurut Evans
(1987) bahwa, kalibrasi uji tanah merupakan program uji yang baik, karena seeara
eepat dapat memberikan infonnasi untuk mengidentifIkasi tingkat kekurangan atau
keeukupan suatu unsur hara dan jumlah unsur hara yang akan diberikan jika
kekurangan. Selama tidak tersedia data penelitian kalibrasi, maka data analisis
tanah dari laboratorium sukar untuk dimanfaatkan dalam membuat rekomendasi
pemupukan apalagi untuk menduga produksi tanaman (Leiwakabessy, 1996). Oleh
karena itu, penelitian ini bertujuan untuk: I.Menentukan status hara K tanaman
nenas, dan 2. Menentukan batas kritis serta dosis pemupukan K yang optimal
untuk tanaman nenas.
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian IPB, Sawah
Baru, Darmaga dari Maret 2004 sampai Desember 2006. Analisis tanah dan jaringan
tanaman dilakukan di Laboratorium Departemen llmuTanah dan Sumberdaya Lahan,
Fakultas PertanianIPB, Bogor, dan Laboratorium Pusat Penelitian Tanah Bogor.
Raneangan Pereobaan
Penelitian kalibrasi uji tanah hara kalium disusun berdasarkan Rancangan
Petak Terpisah dalam Raneangan Aeak Kelompok (RAK). Sebagai petak utama
adalah status hara K yang terdiri atas lima taraf: Ksr = 0 kg K20 ha-l , Kr = 70 kg
K20 ha-1, Km = 140 kg K20 ha-l, Kt = 210 kg K20 ha-1, dan Kst = 280 kg K20 ha-
l. Sebagai anak petak adalah perlakuall dosis pupuk K yang terdiri atas lima taraf:
KO = 0 kg K20 ha-l , KI = 200 kg K20 ha-l , K2 =400 kg K20 ha-l , K.3 = 600 kg
K20 ha-t, dan K4 = 800 kg K20 ha-1• Dengan demikian terdapat 25 kombinasi
perlakuan. Setiap kombinasi pedakuan diulang sebanyak tiga kali, sehingga jumlah
unit perlakuan untuk kalibrasi uji tanah hara K adalah 75 unit perlakuan.
Pengolahan Tanah
Tanah terlebih dahulu dibersihkan dari sisa-sisa tanaman dan gulma,
selanjutnya dilakukan pengolahan tanah dengan menggunakan cangkul sebanyak
dua kali. Pengolahan pertama dilakukan untuk membuat bongkahan-bongkahan
tanah, selanjutnya dilakukan pengolahan kedua untuk menghaluskan tanah dan
membersihkan tanah dari sisa-sisa akar tanaman. Setelah pengolahan tanah selesai,
maka dilakukan pembuatan petak-petak percobaan dengan ukuran 3 m x 2 m
dengan tinggi 20 cm. Jarak antar petak percobaan adalah 30 em dan jarak antar
ulangan 50 cm.
Pembuatan Status Hara K
Kegiatan awal untuk kalibrasi uji tanah yang menggunakan pendekatan
lokasi tunggal adalah pembuatan status hara yaitu mulai dari sangat rendah (OX),
rendah (1/4 X), sedang (1/2 X), tinggi (3/4 X) dan sangat tinggi (X). Dimana X
440
KUMPULAN MAKALAH SEMINAR ILMIAH PERHORTI(2009)
adalah jumlah K yang diberikan untuk mencapai 0.6 me KlIOO g tanah dengan
pengekstrak ~OAc pH 7.0 (Suleman et ai., 2000). Untuk mencapai kadar hara
0.6 me KlIOO g tanah dibutuhkan pemberian kalium sebanYak 280 kg K20 per
hektar.
Sumber hara untuk pembuatan status hara K adalah dari pupuk KCI (60%
K20). Cara pemberiannya dilakukan dengan cara sebar secara merata pada
permukaan tanah di setiap unit percobaan, kemudian dicangkul sehingga tercampur
secara merata dengan tanah dan dibiarkan selama 8 bulan. Sebelum dilakukan
pengolahan tanah dan pemberian kapur serta aplikasi pemupukan pada setiap status
hara terlebih dahulu dilakukan pengambilan sampel tanah pada setiap status hara
untuk dianalisis dengan menggunakan metode ekstraksi uji tanah dengan Bray-I.
Aplikasi Pupuk K pada Setiap Status Hara K
Kegiatan tahap kedua adalah aplikasi pemupukan yaitu aplikasi pupuk K
pada setiap status hara K tanah. Dosis pupuk K yang diaplikasikan pada setiap
status hara K tanah dalam penelitian kalibrasi uji tanah hara K adalah 0, 200, 400,
600 dan 800 kg K20 ha-. Pada aplikasi pemupukan berbagai dosis pupuk K
tersebut diberikan pupuk dasar berupa Urea (46% N) dan SP-36 (36% P20S)
dengan dosis masing-masing 300 kg N ha-1 dan 200 kg P20 S ha-1• Pemupukan
dilakukan 3 kali seeara larikan sejajar barisan tanaman yaitu bersamaan waktu
tanam, 6 bulan sesudah tanam dati. 9 bulan sesudah tanam. Setiap kali aplikasi
diberikan sepertiga dari dosis pupuk tersebut.
Pengapuran dan Penanaman
Sebelum pengapuran, eontoh tanah seeara komposit diambil pada setiap
status hara tanah yang telah dibuat, kemudian dianalisis untuk mengetahui kadar
hara K tanah yang terekstrak oleh berbagai metode ekstraksi. Pengapuran dengan
kapur dolomit (CaMg(CO)2) dilakukan 2 minggu sebelum tanam dengan dosis 1 x
Al-dd yang dilakukan dengan eara disebar seeara merata keseluruh permukaan
petak unit pereobaan, dan dieangkul hingga merata dengan tanah. Selanjutnya
pada petak percobaan yang berukuran 3 m x 2 m ditanami bibit tanaman nenas
Smooth Cayenne Subang denganjarak tanam 75 em x 30 em.
Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharahaan tanaman meliputi pengendalian gulma, hama dan penyakit.
Untuk mengendalikan serangan patogen yang merusak akar, maka setiap lubang
tanam diberi Furadan-3G sebanyak 2 g per lubang sebelum penanaman. Tanaman
juga disemprot dengan Diazinon untuk mengendalikan penyakit dengan volume
semprotan 400 liter ha-1 pada konsentrasi 1.5 ppm, sedangkan penyiangan
dilakukan setiap bulan sekali.
Pengamatan
Parameter yang diamati meliputi 3 aspek yaitu; hara, pertumbuhan dan
produksi tanaman sebagai berikut : (1). Kadar hara K tanah pada setiap status hara
K tanah dilakukan 1 kali yaitu sebelum pengolahan tanah, (2). Jumlah daun pada
saat tanaman berumur 6 bulan dan 9 bulan sesudah tanam serta pada saat tanaman
mulai berbunga, (3). Tinggi tanaman pada saat tanaman berumur 6 bulan dan 9
441
KUMPULAN MAKALAH SEMINAR ILMIAH PERHORTI(2009)
bulan sesudah tanam serta pada saat tanaman mulai berbunga, (4). Panjang dan
diameter buah, (5). Berat buah dan berat makhota pertanaman, serta produksi
buah per hektar, (7). Kadar padatan terlarut total buah nenas dianalisis setelah
panen dengan menggunakan Hand refraktormeter.
Analisis Data
Data hasil pengamatan dianalisis dengan sidik ragam. Apabila hasil analisis
menunjukkan pengaruh yang nyata pada taraf nyata 0.05, dilakukan uji ortogonal
untuk mengetahui pola respon tanaman terhadap pemberian berbagai dosis pupuk
K, sedangkan untuk mengetahui dosis pupuk K yang optimal terhadap produksi
tanaman nenas, dilakukan analisis regresi.
Penentuan Kelas Ketersediaan Hara K
Kelas ketersediaan hara K tanah ditentukan dengan melakukan tahapan
kegiatan sebagai berikut :
1. Menghitung persen hasil relatifsebagai berikut;
Basil relatif = ~xl00%
Ymaks
Yi = produksi buah (ton h-l ) pada perlakuan status hara K ke-i,
Ymaks = produksi buah (ton ha-l ) maksimum pada perlakuan status hara
K,
2. Selanjutnya nilai hasil relatif (Y) dihubungkan dengan nilai kadar hara K
tanah (X) pada setiap status hara K untuk dilakukan analisis regresi.
3. Berdasarkan model regresi tersebut, maka ditarik garis untuk
menghubungkan antara kadar hara K dengan hasil relatif untuk
menentukan kelas ketersediaan hara K. Kidder (1993) membagi nilai uji
tailah atas lima kategori berdasarkan persentase hasil relatif : (1)
sangat rendah (lebih rendah dari 50 persen), (2) rendah (50 sampai 75
persen), (3) sedang (75 sampai 100 persen), (4) tinggi (100 persen), dan
sangat tinggi (kurang dari 100 persen).
Penentuan Batas Kritis Hara K Tanaman Nenas
Untuk menentukan batas kritis hara K tanaman nenas, juga menggunakan
prosedur tersebut di atas, namun sebagai variabel bebasnya (X) adalah kadar hara
daun tanaman nenas yang diukur pada saat tanaman mulai berbunga. Batas kritis
kadar hara K tanaman nenas ditentukan berdasarkan metode Cate dan Nelson
(1971).
Penyusunan Rekomendasi Pemupukan K
Data respon tanaman nenas terhadap pemupukan K pada setiap tingkat status
hara K diperoleh dari percobaan kalibrasi. Selanjutnya kurva respon dari setiap
kelas uji tanah ditentukan dengan menggunakan analisis regresi dengan bentuk
persamaan sebagai berikut :
Y= a + bX + cX2
442
KUMPULAN MAKALAH SEMINAR ILMIAH PERHORTI(2009)
Selanjutnya berdasarkan persamaan regresi yang diperoleh, maka dibuat
kurva respon dalam satu grafik untuk masing-masing kelompok uji
tanah. Berdasarkan kurva ini, maka dosis pupuk K optimum dapat
ditentukan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jumlah Daun dan Tinggi Tanaman
Hasil analisis ragam pengaruh pemberian berbagai dosis pupuk K pada
berbagai kadar hara K tanah terhadap jumlah daun tanaman nenas menunjukkan
bahwa kadar hara K tanah tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah
daun dan tinggi tanaman nenas pada saat tanaman berumur 6 bulan dan 9 bulan
sesudah tanam. Namun demikian, kadar hara K tanah memberikan pengaruh yang
nyata terhadap jumlah daun pada saat tanaman berbunga dan berpengaruh sangat
nyata terhadap tinggi tanaman pada saat tanaman berbunga.
Pengaruh pupuk K terhadap jumlah daun menunjukkan pengaruh yang
nyata pada saat tanaman berumur 6 bulan, selanjutnya pada saat tanaman berumur
9 bulan dan pada saat berbunga pengaruh pupuk K terhadap jumlah daun
menunjukkan pengaruh yang sangat nyata, sedangkan pengaruh pupuk K terhadap
tinggi tanaman, tidak menujukkan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman
pada saat tanaman berumur 6 bulan sesudah tanaman. Tetapi pupuk K memberikan
pengaruh yang sangat nyata terhadap tinggi tanaman pada saat tanaman berumur 9
bulan sesudah tanam dan pada saat tanaman berbunga. Pengaruh interaksi antara
kadar hara K tanah dengan dosis pupuk K tidak menunjukkan pengaruh yang nyata
terhadap jumlah daun dan tinggi tanaman pada saat tanaman berumur 6 bulan dan 9
bulan serta pada saat tanaman berbunga.
Uraian tersebut di atas, menunjukkan bahwa pengaruh pemupukan kalium
lebih cepat mempegaruhi pertambahan jumlah daun dan· tinggi tanaman jika
dibandingkan dengan pengaruh status hara kalium tanah. Hal ini disebabkan karena
unsur hara kalium yang diberikan lewat pemupukan, langsung dapat diserap oleh
tanaman, sehingga pemberian pupuk kalium dengan dosis yang berbeda dapat
memberikan pengaruh yang berbeda secara nyata lebih awal jika dibandingkan
dengan pengaruh perbedaan kadar hara kalium tanah. Hal ini disebabkan karena
tidak semua unsur hara K yang ada dalam tanah langsung tersedia bagi tanaman.
Untuk mengetahui pola respon pengaruh kadar hara K tanah terhadap jumlah daun
dan tinggi tanaman nenas, dilakukan uji ortogonal seperti .disajikan pada Tabel 1.
Hasil uji ortogonal menunjukkan bahwa kadar hara K tanah memberikan pengaruh
yang bersifat linier terhadap pertambahan jumlah daun dan tinggi tanaman nenas.
Sebagai salah satu unsur hara penting bagi tanaman, ketersediaan hara kalium
tanah menjadi salah satu faktor penting yang mempengaruhi pertambahan jumlah daun
dan tinggi tanaman nenas di lapangan. Tabel 1 menunjukkan bahwa, meskipun pada
saat tanaman berumur 6 bulan dan 9 bulan sesudah tanaman belum nampak pengaruh
perbedaan kadar hara kalium tanah terhadap jumlah daun dan tinggi tanaman, tetapi ada
kecenderungan bahwa semakin tinggi kadar hara kalium tanah akan diikuti peningkatan
jumlah daun dan tinggi tanaman. Tanah dengan kadar hara kalium 31.2 ppm K20
menghasilkan tanaman yang tinggi dan jumlah daun yang banyak. Berarti bahwa untuk
memperoleh petumbuhan tanaman nenas yang baik perIu dilakukan pemupukan dengan
kalium. Pengaruh pemberian berbagai dosis pupuk kalium terhadap jumlah daun dan
443
KUMPULAN MAKALAH SEMINAR ILMIAH PERHORTI(2009)
tinggi tanaman pada saat tanaman herumur 6 bulan dan 9 bulan sesudah tanam serta
pada saat tanaman berbunga disajikan pada Tabel 2.
Hasil uji ortogonal pada Tabel 2 menunjukkan bahwa pemberian pupuk
kalium dapat meningkatkan jumlah daun dan tinggi tanaman secara linier pada saat
tanaman berumur 9 bulan dan pada saat tanaman bebunga, sedangkan pada saat
tanaman berumur 6 bulan sesudah tanam pengaruh pupuk kalium terhadap jumlah
daun bersifat kuadratik. Berarti bahwa pemberian K dalam dosis yang tinggi dapat
menurunkan jumlah daun pada tanaman muda (saat tanaman berumur 6 bulan),
tetapi setelah tanaman berumur 9 bulan dan pada saat berbunga pengaruh pupuk
kalium terhadap jumlah daun menunjukkan pengaruh bersifat linier. Hal ini
menunjukkan bahwa kebutuhan kalium oleh tanaman nenas, meningkat dengan
semakin bertambahnya umur tanaman.
Pemberian pupuk kalium sangat penting untuk mendukung pertumbuhan
daun dan pertambahan tinggi tanaman nenas. Hal ini disebabkan karena unsur hara
kalium merupakan aktifator dari banyak enzim-enzim untuk berlansungnya
respirasi dan fotosintesis (Taiz dan Zeiger 1991). Kalium juga diperlukan untuk
akumulasi dan translokasi karbonat yang bam saja dibentuk tanaman dari basil
fotosintesis (Banuelos et al. 2002). Sebaliknya tanaman yang kekurangan hara
kalium cenderung menunjukkan gejala klorosis, pinggiran daun mengering akibat
rendahnya kandungan air dalam daun, produksi daun berkurang, bentuk daun
abnormal dan gula pereduksi meningkat, fotosintesis terganggu dan pembentukan
karbohidrat berkurang (Brady 1990).
Produksi Tanaman Nenas
Hasil analisis ragam pengaruh kadar hara K tanah dan pemupukan kalium
terhadap berbagai komponen produksi tanaman nenas, menunjukkan bahwa kadar
hara K tanah memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap diameter buah, dan
pengaruh nyata terhadap; panjang buah, berat buah tanpa mahkota, dan produksi
buah per hektar. Tetapi tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap berat
mahkota dan padatan terlarut total. Analisis ragam juga menujukkan bahwa
pemupukan kalium memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap: panjang
buah, diameter buah, berat buah tanpa mahkota, dan produksi buah per hektar,
tetapi tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap berat mahkota dan padatan
terlamt total. Interaksi antara kadar hara kalium dan pemupukan kalium tidak
memberikan pengaruh yang nyata.
Rata-rata pengaruh kadar hara kalium tanah terhadap komponen produksi
pada Tabel 3, menunjukkan bahwa kadar hara K memberikan pengaruh yang
bersifat linier dan sangat nyata terhadap berat buah, panjang buah, diameter buah,
dan produksi buah (ton ha-1). Peningkatan kadar kalium tanah sampai 31.20 ppm
K20, masih diikuti oleh peningkatan: berat buah, berat mahkota, panjang buah,
diameter buah, dan produksi buah (ton ha- sedangkan pengaruh kadar hara K
terhadap parameter berat mahkota dan padatan terlarut total tidak menunjukkan
pengaruh yang nyata.
HasH tersebut di atas menunjukkan bahwa tanah yang mempunyai kandungan
hara K sehesar 4.63 ppm K20, sangat membutuhkan pemupukan kalium untuk
meningkatkan kadar hara K tanah sehingga dapat mendukung pertumbuhan dan
produksi tanaman secara optimal. Pengaruh pemberian berbagai dosis pupuk kalium
pada Tabel 5, menunjukkan bahwa pemuPukan kalium menujukkan pengaruh yang
bersifat linier terhadap berbagai para meter komponen produksi tanaman nenas: herat
444
KUMPULAN MAKALAH SEMINAR ILMIAH PERHORTI(2009)
buah (g), berat mahkota (g), panjang buah (em), diameter buah (em), dan produksi buah
(ton ha-1). Dalam penelitian ini, pengaruh dosis pupuk kalium terhadap berat mahkota
dan padatan terlarut total tidak menunjukkan pengaruh yang nyata.
Hasil tersebut di atas menunjukkan bahwa unsur hara kalium sangat dibutuhkan
oleh tanaman nenas untuk memperoleh produksi yang tinggi. Malezieux dan
Bartholomew (2003) mengemukakan bahwa, kalium dibutuhkan dalam jumlah yang
banyak untuk mendukung pertumbuhan tanaman nenas. Kekurangan kalium akan
mengurangi produksi fotosintesis dan selanjutnya pertumbuhan tanaman, berat buah
dan tunas buah (Kelly 1993). Kekurangan kalium juga menyebabkan buah yang
dihasilkan mempunyai kandungan gula dan asam yang rendah dan berwarna pucat (Py
etaI. 1987).
Penentuan Kelas Ketersediaan Hara K
Nilai K terekstrak dari metode terpilih belum mempunyai arti agronomis
sebelum dikalibrasi dengan respon basil tanaman atau pertumbuhan tanaman.
Selanjutnya basil kalibrasi tanah dapat memberikan informasi mengenai tingkat
kecukupan dari setiap kelas ketersediaan hara bagi tanaman, sehingga basil uji tanah
dapat digunakan sebagai dasar dalam penentuankebutuhan pupuk bagi tanaman.
Untuk menentukan kelas ketersediaan hara K tanaman nenas, maka dilakukan
analisis regresi hubungan antara kadar hara K tanah yang terekstrak oleh metode
eksktraksi terpilih (Bray-I) dengan basil relatiftanaman nenas. Selanjutnya berdasarkan
basil analisis regresi tersebut, dilakukan penentuan kelas ketersediaan hara K tanaman
nenas (Gambar 1) menurut Kidder (1993) yang membagi nilai uji tanah atas lima
kategori berdasarkan persentase basil relatif sebagai berikut: 1. Sangat rendah (lebih
rendah dari 50 persen), 2. Rendah (50 sampai 75 persen), 3. Sedang (75 sampai 100
persen), 4. Tinggi (100 persen), dan 5. Sangat tinggi (kurang dari 100 persen) basil
relatif.
Berdasarkan hasil analisis regresi pada Gambar 1, maka kelas ketersediaan
hara K tanah terdiri atas tiga kelas yaitu: 1. kadar hara K tanah dikategorikan
rendah apabila kadar hara K tanah lebih keeil dari 14 ppm K20, 2. kadar hara K
tanah dikatakan sedang atau medium apabila kadar hara K tanah berada pada
kisaran 14 ppm sampai 50 ppm K20, dan 3. kadar hara K tanah dikategorikan
tinggi apabila kadar hara K tanah adalah lebih besar dari 50 ppm ~O.
REKOMENDASI PEMUPUKAN
Setelah diketahui kelas ketersedian hara K tanah, maka perlu disusun
rekomendasi pemupukan berdasarkan hasil pengujian dosis pupuk pada setiap
status hara K tanah tersebut. Hasil analisis regresi pengaruh pemberian berbagai
dosis pupuk kalium terhadap produksi tanaman nenas pada tanah yang mempunyai
status kadar hara rendah, sedang, dan tinggi disajikan Pada Gambar 2.
Hasil analisis regresi pada Gambar 2 menunjukkan bahwa pengaruh
pemberian berbagai dosis pupuk K Pada status hara K rendah dan tinggi terhadap
hasil relatif adalah bersifat kuadratik. Berdasarkan basil analisis regresi tersebut
maka rekomendasi pemupukan kalium yang optimum pada tanah yang berstatus
hara K rendah adalah 634 kg K20 ha-1, pemberian pupuk dengan dosis tersebut,
445
KUMPULAN MAKALAH SEMINAR ILMIAH PERHORTI(2009)
dapat diperoleh produksi buah maksimum sebesar 73 ton ha-l , penambahan dosis
pupuk K melebihi dosis tersebut akan menurunkan produksi buah tanaman nenas.
Pada tanah yang mempunyai status hara K sedang dan tinggi tidak
direkomendasikan untuk diakukan pemupukan K, karena pemberian pupuk K pada
tanah yang mempunyai status hara K tinggi dan sedang, tidak memberikan
pengaruh yang nyata terhadap peningkatan produksi buah tanaman nenas.
SIMPULAN
Berdasarkan uraian pada hasil dan pembahasan, maka dapat disimpulkan :
1. Pertumbuhan dan serapan hara N, P, K serta produksi tanaman nenas
dipengaruhi oleh kadar hara tanah dan dosis pemupukan kalium.
2. Ketersediaan hara K tanah Inceptisol Darmaga untuk tanaman nenas dapat
dibagi menjadi tiga kelas: rendah « 14 ppm K20), sedang (14 - 50 ppm
K20), dan tinggi (>50 ppm K20).
3. Pada tanah yang mempunyai status hara K rendah, dosis pupuk kalium
yang optimum adalah 634 kg K20 ha-l , sedangkan pada tanah yang
berstatus hara K sedang dan berstatus tinggi tidak perlu dilakukan
pemupukan kalium.
4. Batas kritis kadar hara K daun "D" tanaman nenas adalah 1.71% bobot
kering.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Pusat Kajian Buah-Buah Tropika LP,
IPB. dan Menristek R.I. yang menyediakan dana untuk kegiatan penelitian ini.
DAFTARPUSTAKA
Banuelos MA, Graciadeblas B, Cubero B, and Navarro AR. 2002. Inventory and
functional characterization of the hak potassium transporters of rice. Plant
Physiology, 130: 784-795.
BradyNC. 1990. The Nature andProperties o/Soils. 10th • Ed. New York: Macmillan.
Evans CEo 1987. Soil test calibration.Di dalam: J.R. Brown, editor. Soil Testing:
Sampling, Correlation, Calibration, and Interpretation. Madison, Wisconin,
USA: SSSA Spec. Pub. No. 21. Soil Sci. Soc. Amer. hlm 23-29
Havlin JL, Beaton JD, Tisdale SL, and Nelson WL. 1999. Soil Fertility andFerlitizer;
An Introduction to Nutrient Management. Sixth edition. New Jersey: Prentice
Hall. Upper Saddle River.
Kelly DS. 1993. Nutritional disorders. Di dalam: Broadley RH, Wasman III RC, and
Sinclair EC . Editor. Pineapple Pests and Disordes. Australia. Queensland
Dept. ofPrimary Industries. HIm 33 - 42.
Kidder O. 1993. Methodology for calibrating soil test. Soil and Crop Sci. Soc. Florida
Proc. 52:70-73.
Leiwakabessy FM. 1996. Persiapan contoh, pembuatan ekstrak dan penetapan
kandungan hara dalam contoh. Disajikan dalam Pelatihan Pembinaan Uji Tanah
dan Analisis Tanaman, Kerjasama antara Fakultas Pertanian, IPB dengan
Agriculture Research and Management Project (ARMP), Bogor 25 November -
7 Desember 1996.
446
KUMPULAN MAKALAH SEMINAR ILMIAH PERHORTI(2009)
Malezieux E and Bartholomew DP. 2003. Plant Nutrition. di dalam: Bartholomew
DP, Paul RE and Rohrbach KG. Edited. The Pineapple Botany, Production and
Uses. USA. New York. CABI Pulising. HIm. 143-166.
Py C, Lacoeuilhe JJ and Teisson C. 1987. The Pineapple, Cultivation and Uses.
Editions G.-P. Maisonneuve, Paris.
Suleman, Eviati S, Atikah, dan Sri Adiningsih J. 2000. Hubungan kuantitas dan
intensitas kalium untuk menduga kemampuan tanah dalam persediaan hara
kalium. Di dalam: Prosiding Seminar Nasional Reorientasi Pendayagunaan
Sumberdaya Tanah, Iklim dan Pupuk. Cipayung -Bogor, 31 Oktober - 2
Nopember2000. hlm 125-140.
Taiz L, and Zeiger E. 1991. Plant Physiology, California; The Benjamin! Cummings
Pub.Co., Inc.
Zeng Q, Brown PH, and Holtz BA. 2001. Potassium fertilization affects soil K, leafK
concentration, and nut yield and quality ofmature pistachio trees. Hort Science.
36(1):85-89.
Tabel 1 Pengaruh kadar ham K tanah terhadap jumlah daun dan tinggi tanaman pada
saat 6 dan 9 bulan sesudahtanam dan pada saat tanaman berbunga
Kadar K Jumlah Daun (helai) Tinggi Tanaman {cm}
tanah(ppm
6 Bulan 9 Bulan Berbunga
6 Bulan 9 Bulan Berbung
K20) a
4.63 31.82 45.38 46.23 63.73 87.16 99.93
12.23 32.72 46.28 47.82 67.26 91.42 106.18
18.47 31.15 46.55 49.10 65.28 92.59 108.27
21.00 32.35 46.12 50.65 70.06 93.26 110.53
31.20 32.72 48.00 49.97 70.42 96.73 111.75
Ftest tn tn * tn tn **
Polarespon LtnQtn LtnQtn L**Qtn LtnQtn LtnQtn L**Qtn
Keterangan: F test digunakan untuk mengetahui pengaruh kadar hara K tanah terhadap
jumlah daun dan tinggi tanaman. Pola respon L =Linier, dan PoIarespon
Q = kuadratik. ** = nyata pada tarafnyata 0.01, * = nyata pada taraf
nyata 0.05, tn =tidak nyata.
TabeI 2 Pengaruh pupuk K terhadapjumlah daun dan tinggi tanaman pada saat 6 dan 9
bulan sesudah tanam serta padasaat tanaman berbunga
Dosis pupuk Jumlah Daun (helai} Tinggi Tanaman {cm}
(kg K20 ha-1) 6 Bulan 9 Bulan Berbunga 6 Bulan 9 Berbung
Bulan a
0 32.03 45.28 47.73 66.59 89.55 102.85
200 30.67 45.00 47.57 66.18 89.82 106.75
400 32.53 45.95 48.10 66.28 91.26 107.30
600 33.07 47.33 49.50 68.89 94.73 109.03
800 32.45 48.77 50.87 68.80 95.80 110.73
Ftest * ** ** tn ** **
447
KUMPULAN MAKALAH SEMINAR ILMIAH PERHORTI(2009)
L**
Polarespon Ltll Q** L**Qtn L**Qtn LtnQtn Qtn L**Qtn
Keterangan: F test digunakan untuk mengetahui pengaruh pupuk K terhadap jumlah
daun dan tinggi tanaman. Pola respon L = Linier, dan Pola respon Q =
kuadratik. ** = nyata pada tarafnyata 0.01, * = nyata pada tarafnyata
0.05, tn =tidak nyata.
Tabe13 Pengaruh kadar hara K tanah terhadap berat buah, berat mahkota, panjang
buah, diameter buah, produksi buah dan padatan terlarut total
Kadar
hara
tanah
(ppm
K20 )
4.63
12.23
18.47
21.00
31.20
K Berat
Buah
*(g)
1555
1759
1830
1843
1993
Kompen produksi tanaman nenas
Berat Panjang Diamete Produksi
Mahkota Buah r Buah Buah*
(g) (em) (em) (tonlha)
281
281
284
304
285
17.38
18.59
18.90
18.68
19.78
12.51
13.04
13.22
13.16
13.49
62.21
70.35
73.20
73.73
79.71
F test * tn * ** *
Pola L** LtnQtn L**Qtn L**Qtn L**Qtn
respon Qtn
Padatan
terlarut
total (%)
14.92
15.12
15.50
15.27
14.94
Keterangan: F test digunakan untuk mengetahui pengaruh kadar hara K tanah terhadap
berat buah, herat mahkota, panjang buah, diameter buah, produksi buah
dan padatan terlarut total. Pola respon L = Linier, dan Pola respon Q =
kuadratik. ** = nyata pada taraf nyata 0.01, * =nyata pada taraf nyata
0.05, tn = tidak nyata *(Buah tanpa makhota).
Tabel4 Pengaruh pupuk K terhadap berat buah, berat mahkota, panjang buah,
diameter buah, produksi buah dan padatan terlarut total
Dosispupuk
Hasil tanaman nenas
Berat Berat Panjang Diamete Produksi Padatan
(kg K20ha-
1) Buah* Mahkota Buah r Buah Buah* Terlarut
{g) (g) {em} (em) {tonlha} Total {%)
0 1565 289 17.75 12.72 62.59 14.90
200 1749 294 18.66 13.17 69.96 15.10
400 1799 288 18.35 12.96 71.95 15.38
600 1951 271 19.30 13.30 78.03 15.16
800 1917 280 19.26 13.28 76.66 15.20
F test ** tn ** ** ** tn
Pola respon L** Qtn Ltn Qtn L** Qtn L** Qtn L** Qtn Ltn Qtn
Keterangan: F test digunakan untuk mengetahui pengaruh pupuk K terhadap berat buah,
berat mahkota, panjang buah, diameter buah, produksi buah dan padatan
terlarut total. Pola respon L = Linier, dan Pola respon Q =kuadratik. **
=nyata pada tarafnyata 0.01, tn =tidak nyata *(Buah tanpa makhota).
448
KUMPULAN MAKALAH SEMINAR lLMIAH PERHORTI(2009)
I
100 ·T-----------~--------------------
90 ~ +
~ 80 I ++
:g 70 1---...-----: •++
! I I
60 i. • :
I 50 ~ :
I
I
I
I
I
Y = -O.0185x2 + 1.S328x + 50.867
R2 = 0.~658
::+J---+--,-L--,-----.----.-----T-----,--o 10 20 30 40 50 60
Kadar hara K tanah (ppm K20)
Ganbar 1 Kurva respons hubungan antara kadar hara K tanah yang terekstraksi
oleh pengekstrak Bray-l dengan hasil relatif
100
...... 90
....
III 80
.c
c 70
g 60
.c
50III
::I
.Q
40
i 30::I
'1:'
20eIl.
10
0
0
-
200
y = -46-05x2 + O.034x + 83.728
R2 =0.35
t
+ Y = 0.0121x + 68.606
R2 =0.154
y =-66-05x2 + 0.0761x +48.514
R2 =0.5246
400 600
Dosis pupuk K (kg KzO ha-1)
i+KmI
I_ Kr I
i. Kt I
800
Gambar 2 Kurva respons hubungan antara pemberian berbagai dosis pupuk K pada
kadar hara K rendah, sedang dan tinggi dengan produksi buah
449
..

More Related Content

Similar to Rekomendasi Pemupukan Kalium Pada Tanaman Nenas Berdasarkan Status Hara Hara Tanah

Makalah sawi dan urine kelinci
Makalah sawi dan urine kelinciMakalah sawi dan urine kelinci
Makalah sawi dan urine kelinciBBPP_Batu
 
Persentasi padi 5(Pemupukan lahan sawah)
Persentasi padi 5(Pemupukan lahan sawah)Persentasi padi 5(Pemupukan lahan sawah)
Persentasi padi 5(Pemupukan lahan sawah)nuelsitohang
 
Seminar Biologi - Pengaruh Tipe Pupuk pada Pertumbuhan Amaranthus caudatus
Seminar Biologi - Pengaruh Tipe Pupuk pada Pertumbuhan Amaranthus caudatusSeminar Biologi - Pengaruh Tipe Pupuk pada Pertumbuhan Amaranthus caudatus
Seminar Biologi - Pengaruh Tipe Pupuk pada Pertumbuhan Amaranthus caudatusharis fadilah
 
Hasil tanaman jagung yang dipupuk n, p, dan k di dutohe kabupaten bone bolang...
Hasil tanaman jagung yang dipupuk n, p, dan k di dutohe kabupaten bone bolang...Hasil tanaman jagung yang dipupuk n, p, dan k di dutohe kabupaten bone bolang...
Hasil tanaman jagung yang dipupuk n, p, dan k di dutohe kabupaten bone bolang...NurdinUng
 
Serapan hara n, p dan k tanaman jagung (zea mays l.) di dutohe agustus 2012
Serapan hara n, p dan k tanaman jagung (zea mays l.) di dutohe agustus 2012Serapan hara n, p dan k tanaman jagung (zea mays l.) di dutohe agustus 2012
Serapan hara n, p dan k tanaman jagung (zea mays l.) di dutohe agustus 2012NurdinUng
 
Jurnal Perber (Analisis N tanah).pdf
Jurnal Perber (Analisis N tanah).pdfJurnal Perber (Analisis N tanah).pdf
Jurnal Perber (Analisis N tanah).pdfliya315059
 
Uji kurang satu pupuk n, p, dan k terhadap pertumbuhan jagung di dutohe agust...
Uji kurang satu pupuk n, p, dan k terhadap pertumbuhan jagung di dutohe agust...Uji kurang satu pupuk n, p, dan k terhadap pertumbuhan jagung di dutohe agust...
Uji kurang satu pupuk n, p, dan k terhadap pertumbuhan jagung di dutohe agust...NurdinUng
 
LAND_APLICATION.pdf
LAND_APLICATION.pdfLAND_APLICATION.pdf
LAND_APLICATION.pdfAliRamdani5
 
Uji Efektivitas Bio-Organic Fertilizer (Pupuk Organik Hayati) dalam Mensubsti...
Uji Efektivitas Bio-Organic Fertilizer (Pupuk Organik Hayati) dalam Mensubsti...Uji Efektivitas Bio-Organic Fertilizer (Pupuk Organik Hayati) dalam Mensubsti...
Uji Efektivitas Bio-Organic Fertilizer (Pupuk Organik Hayati) dalam Mensubsti...Repository Ipb
 

Similar to Rekomendasi Pemupukan Kalium Pada Tanaman Nenas Berdasarkan Status Hara Hara Tanah (20)

Makalah sawi dan urine kelinci
Makalah sawi dan urine kelinciMakalah sawi dan urine kelinci
Makalah sawi dan urine kelinci
 
Persentasi padi 5(Pemupukan lahan sawah)
Persentasi padi 5(Pemupukan lahan sawah)Persentasi padi 5(Pemupukan lahan sawah)
Persentasi padi 5(Pemupukan lahan sawah)
 
Seminar Biologi - Pengaruh Tipe Pupuk pada Pertumbuhan Amaranthus caudatus
Seminar Biologi - Pengaruh Tipe Pupuk pada Pertumbuhan Amaranthus caudatusSeminar Biologi - Pengaruh Tipe Pupuk pada Pertumbuhan Amaranthus caudatus
Seminar Biologi - Pengaruh Tipe Pupuk pada Pertumbuhan Amaranthus caudatus
 
Hasil tanaman jagung yang dipupuk n, p, dan k di dutohe kabupaten bone bolang...
Hasil tanaman jagung yang dipupuk n, p, dan k di dutohe kabupaten bone bolang...Hasil tanaman jagung yang dipupuk n, p, dan k di dutohe kabupaten bone bolang...
Hasil tanaman jagung yang dipupuk n, p, dan k di dutohe kabupaten bone bolang...
 
155 340-1-pb (1)
155 340-1-pb (1)155 340-1-pb (1)
155 340-1-pb (1)
 
Pemupukan
PemupukanPemupukan
Pemupukan
 
Serapan hara n, p dan k tanaman jagung (zea mays l.) di dutohe agustus 2012
Serapan hara n, p dan k tanaman jagung (zea mays l.) di dutohe agustus 2012Serapan hara n, p dan k tanaman jagung (zea mays l.) di dutohe agustus 2012
Serapan hara n, p dan k tanaman jagung (zea mays l.) di dutohe agustus 2012
 
Pemupukan
PemupukanPemupukan
Pemupukan
 
Analisis logam berat pd jagung
Analisis logam berat pd jagungAnalisis logam berat pd jagung
Analisis logam berat pd jagung
 
Bptpjakarta
BptpjakartaBptpjakarta
Bptpjakarta
 
Jurnal Perber (Analisis N tanah).pdf
Jurnal Perber (Analisis N tanah).pdfJurnal Perber (Analisis N tanah).pdf
Jurnal Perber (Analisis N tanah).pdf
 
6 apresus
6 apresus6 apresus
6 apresus
 
Uji kurang satu pupuk n, p, dan k terhadap pertumbuhan jagung di dutohe agust...
Uji kurang satu pupuk n, p, dan k terhadap pertumbuhan jagung di dutohe agust...Uji kurang satu pupuk n, p, dan k terhadap pertumbuhan jagung di dutohe agust...
Uji kurang satu pupuk n, p, dan k terhadap pertumbuhan jagung di dutohe agust...
 
Seminar Nasional - Chindy
Seminar Nasional - ChindySeminar Nasional - Chindy
Seminar Nasional - Chindy
 
Afiah49 59-baik
Afiah49 59-baikAfiah49 59-baik
Afiah49 59-baik
 
garuda358609.pdf
garuda358609.pdfgaruda358609.pdf
garuda358609.pdf
 
LAND_APLICATION.pdf
LAND_APLICATION.pdfLAND_APLICATION.pdf
LAND_APLICATION.pdf
 
Uji Efektivitas Bio-Organic Fertilizer (Pupuk Organik Hayati) dalam Mensubsti...
Uji Efektivitas Bio-Organic Fertilizer (Pupuk Organik Hayati) dalam Mensubsti...Uji Efektivitas Bio-Organic Fertilizer (Pupuk Organik Hayati) dalam Mensubsti...
Uji Efektivitas Bio-Organic Fertilizer (Pupuk Organik Hayati) dalam Mensubsti...
 
Sifat Biologi Tanah PPT
Sifat Biologi Tanah PPTSifat Biologi Tanah PPT
Sifat Biologi Tanah PPT
 
LAND_APLICATION.pptx
LAND_APLICATION.pptxLAND_APLICATION.pptx
LAND_APLICATION.pptx
 

More from Repository Ipb

Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Repository Ipb
 
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Repository Ipb
 
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...Repository Ipb
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...Repository Ipb
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...Repository Ipb
 
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...Repository Ipb
 
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...Repository Ipb
 
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUMTHERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUMRepository Ipb
 
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIKSTUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIKRepository Ipb
 
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIATHERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIARepository Ipb
 
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...Repository Ipb
 
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...Repository Ipb
 
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...Repository Ipb
 
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIFBRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIFRepository Ipb
 
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...Repository Ipb
 
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...Repository Ipb
 
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...Repository Ipb
 
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...Repository Ipb
 
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...Repository Ipb
 

More from Repository Ipb (20)

Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
 
Peta ipb
Peta ipbPeta ipb
Peta ipb
 
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
 
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
 
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
 
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
 
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUMTHERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
 
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIKSTUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
 
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIATHERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
 
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
 
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
 
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
 
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIFBRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
 
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
 
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
 
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
 
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
 
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
 

Recently uploaded

MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxFitriaSarmida1
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaharnosuharno5
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxJawahirIhsan
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...nuraji51
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerakputus34
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxDewiUmbar
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANwawan479953
 

Recently uploaded (20)

MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 

Rekomendasi Pemupukan Kalium Pada Tanaman Nenas Berdasarkan Status Hara Hara Tanah

  • 1. KUMPULAN MAKALAH SEMINAR ILMIAH PERHORTI(2009) Rekomendasi Pemupukan Kalium Pada Tanaman Nenas Berdasarkan Status Hara Hara Tanah La Ode Safuan StafPengajar Pada Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian dan Program Studi Agronomi Program Pascasarjana, Unhalu, Kendari Roedhy Poerwanto, Anas D. Susila, dan Sobir Staf Pengajar Pada Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian dan Sekolah Pascasarjana, IPB, Bogor. Rykson Situmorang StafPengajar Pada Depatemen IImu Tanah dan Sumberdaya Laban Fakultas Pertanian dan SekoIah Pascasarjana, IPB. Bogor. Keywords: Recomendation, fertilization, soil nutrien status, potassium, pineapple. Abstract The aims of the reseach were: (1). to determine of the soil K nutritional status of pineapple, and (2) to determine of the critical level and optimum dosage of potassium fertilization for pineapple. The research was conducted using split plot randomized blocked design with rIVe soil K status: Ksr =0 kg K10 ha-I , Kr =70 kg K10 ha-I , Km. =140 kg K10 ha-I , Kt =210 kg K10 ha-I , and Kst = 280 kg K10 ha-I • While sub plot that dosage potassium fertilizer were consisted offive levels: KO =0 kg K10 ha-I, Kl =200 kg K10 ha-I, K2 =400 kg K10 ha-I , K3 =600 kg K10 ha-I , dan K4 = 800 kg K10 ha-I • The result ofthe research are souwed that plant growth and production of pineapple was affected by soil K nutrient content and dosage of K application. The level of soil K nutrient availability was low class «14 ppm K10), medium class (14-50 ppm K20) , and high class (>50 ppm K10). Potassium fertilizer recommend for the soil'wich has low class was 634 kg K10 ha-I • The critical level of Kin the pineapple "D" leafwas 1.71% ofdry matter. PENDAHULUAN Kalium (K) merupakan unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah banyak untuk mendukung pertumbuhan tanaman nenas (Malezieux dan Bartholomew ,2003). Tetapi ketersediaannya dalam tanah umumnya rendah, sehingga kekurangan K selalu menjadi faktor pembatas untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanamanan nenas, karena sebahagian besar K tanah berada dalam bentuk tidak tersedia. Pada tanah-tanah tropika, kandungan K total bisa menurun lebih cepat karena curah hujan dan temperatur tinggi yang terus menerus (Havlin et al., 1999). Oleh karena itu, maka untuk meningkatkan pertumbuhan dan produktifitas tanaman nenas, perlu dilakukan pemupukan dengan kalium, karena menurut Kelly (1993) tanaman nenas membutuhkan kalium dalam jumlah yang banyak untuk metabolisme karbohidrat dan nitrogen dan untuk berfungsinya stomata secara normal. Kekurangan kalium akan mengurangi fotosintesis dan selanjutnya pertumbuhan, dan berat buah yang dihasilkan akan berkurang. Namun demikian pemupukan K harus dilakukan secara efisien sesuai dengan kebutuhan tanaman, karena pemberian pupuk K yang lebih tinggi dapat menurunkan serapan 439 .
  • 2. KUMPULAN MAKALAH SEMINAR ILMIAH PERHORTI(2009) hara Ca dan Mg yang pada akhirnya dapat menurunkan pertumbuhan dan produksi tanaman (Zeng et al., 2001). Pemupukan yang rasional dan berimbang dapat tereapai apabila dalam pemupukan memperhatikan status hara dan dinamika hara tanah serta kebutuhan tanaman akan hara tersebut untuk meneapai produksi yang optimum. Pendekatan ini dapat dilaksanakan dengan baik dan menguntungkan apabila rekomendasi pemupukan dilandasi oleh hasil penelitian kalibrasi uji tanah. Menurut Evans (1987) bahwa, kalibrasi uji tanah merupakan program uji yang baik, karena seeara eepat dapat memberikan infonnasi untuk mengidentifIkasi tingkat kekurangan atau keeukupan suatu unsur hara dan jumlah unsur hara yang akan diberikan jika kekurangan. Selama tidak tersedia data penelitian kalibrasi, maka data analisis tanah dari laboratorium sukar untuk dimanfaatkan dalam membuat rekomendasi pemupukan apalagi untuk menduga produksi tanaman (Leiwakabessy, 1996). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk: I.Menentukan status hara K tanaman nenas, dan 2. Menentukan batas kritis serta dosis pemupukan K yang optimal untuk tanaman nenas. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian IPB, Sawah Baru, Darmaga dari Maret 2004 sampai Desember 2006. Analisis tanah dan jaringan tanaman dilakukan di Laboratorium Departemen llmuTanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas PertanianIPB, Bogor, dan Laboratorium Pusat Penelitian Tanah Bogor. Raneangan Pereobaan Penelitian kalibrasi uji tanah hara kalium disusun berdasarkan Rancangan Petak Terpisah dalam Raneangan Aeak Kelompok (RAK). Sebagai petak utama adalah status hara K yang terdiri atas lima taraf: Ksr = 0 kg K20 ha-l , Kr = 70 kg K20 ha-1, Km = 140 kg K20 ha-l, Kt = 210 kg K20 ha-1, dan Kst = 280 kg K20 ha- l. Sebagai anak petak adalah perlakuall dosis pupuk K yang terdiri atas lima taraf: KO = 0 kg K20 ha-l , KI = 200 kg K20 ha-l , K2 =400 kg K20 ha-l , K.3 = 600 kg K20 ha-t, dan K4 = 800 kg K20 ha-1• Dengan demikian terdapat 25 kombinasi perlakuan. Setiap kombinasi pedakuan diulang sebanyak tiga kali, sehingga jumlah unit perlakuan untuk kalibrasi uji tanah hara K adalah 75 unit perlakuan. Pengolahan Tanah Tanah terlebih dahulu dibersihkan dari sisa-sisa tanaman dan gulma, selanjutnya dilakukan pengolahan tanah dengan menggunakan cangkul sebanyak dua kali. Pengolahan pertama dilakukan untuk membuat bongkahan-bongkahan tanah, selanjutnya dilakukan pengolahan kedua untuk menghaluskan tanah dan membersihkan tanah dari sisa-sisa akar tanaman. Setelah pengolahan tanah selesai, maka dilakukan pembuatan petak-petak percobaan dengan ukuran 3 m x 2 m dengan tinggi 20 cm. Jarak antar petak percobaan adalah 30 em dan jarak antar ulangan 50 cm. Pembuatan Status Hara K Kegiatan awal untuk kalibrasi uji tanah yang menggunakan pendekatan lokasi tunggal adalah pembuatan status hara yaitu mulai dari sangat rendah (OX), rendah (1/4 X), sedang (1/2 X), tinggi (3/4 X) dan sangat tinggi (X). Dimana X 440
  • 3. KUMPULAN MAKALAH SEMINAR ILMIAH PERHORTI(2009) adalah jumlah K yang diberikan untuk mencapai 0.6 me KlIOO g tanah dengan pengekstrak ~OAc pH 7.0 (Suleman et ai., 2000). Untuk mencapai kadar hara 0.6 me KlIOO g tanah dibutuhkan pemberian kalium sebanYak 280 kg K20 per hektar. Sumber hara untuk pembuatan status hara K adalah dari pupuk KCI (60% K20). Cara pemberiannya dilakukan dengan cara sebar secara merata pada permukaan tanah di setiap unit percobaan, kemudian dicangkul sehingga tercampur secara merata dengan tanah dan dibiarkan selama 8 bulan. Sebelum dilakukan pengolahan tanah dan pemberian kapur serta aplikasi pemupukan pada setiap status hara terlebih dahulu dilakukan pengambilan sampel tanah pada setiap status hara untuk dianalisis dengan menggunakan metode ekstraksi uji tanah dengan Bray-I. Aplikasi Pupuk K pada Setiap Status Hara K Kegiatan tahap kedua adalah aplikasi pemupukan yaitu aplikasi pupuk K pada setiap status hara K tanah. Dosis pupuk K yang diaplikasikan pada setiap status hara K tanah dalam penelitian kalibrasi uji tanah hara K adalah 0, 200, 400, 600 dan 800 kg K20 ha-. Pada aplikasi pemupukan berbagai dosis pupuk K tersebut diberikan pupuk dasar berupa Urea (46% N) dan SP-36 (36% P20S) dengan dosis masing-masing 300 kg N ha-1 dan 200 kg P20 S ha-1• Pemupukan dilakukan 3 kali seeara larikan sejajar barisan tanaman yaitu bersamaan waktu tanam, 6 bulan sesudah tanam dati. 9 bulan sesudah tanam. Setiap kali aplikasi diberikan sepertiga dari dosis pupuk tersebut. Pengapuran dan Penanaman Sebelum pengapuran, eontoh tanah seeara komposit diambil pada setiap status hara tanah yang telah dibuat, kemudian dianalisis untuk mengetahui kadar hara K tanah yang terekstrak oleh berbagai metode ekstraksi. Pengapuran dengan kapur dolomit (CaMg(CO)2) dilakukan 2 minggu sebelum tanam dengan dosis 1 x Al-dd yang dilakukan dengan eara disebar seeara merata keseluruh permukaan petak unit pereobaan, dan dieangkul hingga merata dengan tanah. Selanjutnya pada petak percobaan yang berukuran 3 m x 2 m ditanami bibit tanaman nenas Smooth Cayenne Subang denganjarak tanam 75 em x 30 em. Pemeliharaan Tanaman Pemeliharahaan tanaman meliputi pengendalian gulma, hama dan penyakit. Untuk mengendalikan serangan patogen yang merusak akar, maka setiap lubang tanam diberi Furadan-3G sebanyak 2 g per lubang sebelum penanaman. Tanaman juga disemprot dengan Diazinon untuk mengendalikan penyakit dengan volume semprotan 400 liter ha-1 pada konsentrasi 1.5 ppm, sedangkan penyiangan dilakukan setiap bulan sekali. Pengamatan Parameter yang diamati meliputi 3 aspek yaitu; hara, pertumbuhan dan produksi tanaman sebagai berikut : (1). Kadar hara K tanah pada setiap status hara K tanah dilakukan 1 kali yaitu sebelum pengolahan tanah, (2). Jumlah daun pada saat tanaman berumur 6 bulan dan 9 bulan sesudah tanam serta pada saat tanaman mulai berbunga, (3). Tinggi tanaman pada saat tanaman berumur 6 bulan dan 9 441
  • 4. KUMPULAN MAKALAH SEMINAR ILMIAH PERHORTI(2009) bulan sesudah tanam serta pada saat tanaman mulai berbunga, (4). Panjang dan diameter buah, (5). Berat buah dan berat makhota pertanaman, serta produksi buah per hektar, (7). Kadar padatan terlarut total buah nenas dianalisis setelah panen dengan menggunakan Hand refraktormeter. Analisis Data Data hasil pengamatan dianalisis dengan sidik ragam. Apabila hasil analisis menunjukkan pengaruh yang nyata pada taraf nyata 0.05, dilakukan uji ortogonal untuk mengetahui pola respon tanaman terhadap pemberian berbagai dosis pupuk K, sedangkan untuk mengetahui dosis pupuk K yang optimal terhadap produksi tanaman nenas, dilakukan analisis regresi. Penentuan Kelas Ketersediaan Hara K Kelas ketersediaan hara K tanah ditentukan dengan melakukan tahapan kegiatan sebagai berikut : 1. Menghitung persen hasil relatifsebagai berikut; Basil relatif = ~xl00% Ymaks Yi = produksi buah (ton h-l ) pada perlakuan status hara K ke-i, Ymaks = produksi buah (ton ha-l ) maksimum pada perlakuan status hara K, 2. Selanjutnya nilai hasil relatif (Y) dihubungkan dengan nilai kadar hara K tanah (X) pada setiap status hara K untuk dilakukan analisis regresi. 3. Berdasarkan model regresi tersebut, maka ditarik garis untuk menghubungkan antara kadar hara K dengan hasil relatif untuk menentukan kelas ketersediaan hara K. Kidder (1993) membagi nilai uji tailah atas lima kategori berdasarkan persentase hasil relatif : (1) sangat rendah (lebih rendah dari 50 persen), (2) rendah (50 sampai 75 persen), (3) sedang (75 sampai 100 persen), (4) tinggi (100 persen), dan sangat tinggi (kurang dari 100 persen). Penentuan Batas Kritis Hara K Tanaman Nenas Untuk menentukan batas kritis hara K tanaman nenas, juga menggunakan prosedur tersebut di atas, namun sebagai variabel bebasnya (X) adalah kadar hara daun tanaman nenas yang diukur pada saat tanaman mulai berbunga. Batas kritis kadar hara K tanaman nenas ditentukan berdasarkan metode Cate dan Nelson (1971). Penyusunan Rekomendasi Pemupukan K Data respon tanaman nenas terhadap pemupukan K pada setiap tingkat status hara K diperoleh dari percobaan kalibrasi. Selanjutnya kurva respon dari setiap kelas uji tanah ditentukan dengan menggunakan analisis regresi dengan bentuk persamaan sebagai berikut : Y= a + bX + cX2 442
  • 5. KUMPULAN MAKALAH SEMINAR ILMIAH PERHORTI(2009) Selanjutnya berdasarkan persamaan regresi yang diperoleh, maka dibuat kurva respon dalam satu grafik untuk masing-masing kelompok uji tanah. Berdasarkan kurva ini, maka dosis pupuk K optimum dapat ditentukan. HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah Daun dan Tinggi Tanaman Hasil analisis ragam pengaruh pemberian berbagai dosis pupuk K pada berbagai kadar hara K tanah terhadap jumlah daun tanaman nenas menunjukkan bahwa kadar hara K tanah tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah daun dan tinggi tanaman nenas pada saat tanaman berumur 6 bulan dan 9 bulan sesudah tanam. Namun demikian, kadar hara K tanah memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah daun pada saat tanaman berbunga dan berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman pada saat tanaman berbunga. Pengaruh pupuk K terhadap jumlah daun menunjukkan pengaruh yang nyata pada saat tanaman berumur 6 bulan, selanjutnya pada saat tanaman berumur 9 bulan dan pada saat berbunga pengaruh pupuk K terhadap jumlah daun menunjukkan pengaruh yang sangat nyata, sedangkan pengaruh pupuk K terhadap tinggi tanaman, tidak menujukkan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman pada saat tanaman berumur 6 bulan sesudah tanaman. Tetapi pupuk K memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap tinggi tanaman pada saat tanaman berumur 9 bulan sesudah tanam dan pada saat tanaman berbunga. Pengaruh interaksi antara kadar hara K tanah dengan dosis pupuk K tidak menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap jumlah daun dan tinggi tanaman pada saat tanaman berumur 6 bulan dan 9 bulan serta pada saat tanaman berbunga. Uraian tersebut di atas, menunjukkan bahwa pengaruh pemupukan kalium lebih cepat mempegaruhi pertambahan jumlah daun dan· tinggi tanaman jika dibandingkan dengan pengaruh status hara kalium tanah. Hal ini disebabkan karena unsur hara kalium yang diberikan lewat pemupukan, langsung dapat diserap oleh tanaman, sehingga pemberian pupuk kalium dengan dosis yang berbeda dapat memberikan pengaruh yang berbeda secara nyata lebih awal jika dibandingkan dengan pengaruh perbedaan kadar hara kalium tanah. Hal ini disebabkan karena tidak semua unsur hara K yang ada dalam tanah langsung tersedia bagi tanaman. Untuk mengetahui pola respon pengaruh kadar hara K tanah terhadap jumlah daun dan tinggi tanaman nenas, dilakukan uji ortogonal seperti .disajikan pada Tabel 1. Hasil uji ortogonal menunjukkan bahwa kadar hara K tanah memberikan pengaruh yang bersifat linier terhadap pertambahan jumlah daun dan tinggi tanaman nenas. Sebagai salah satu unsur hara penting bagi tanaman, ketersediaan hara kalium tanah menjadi salah satu faktor penting yang mempengaruhi pertambahan jumlah daun dan tinggi tanaman nenas di lapangan. Tabel 1 menunjukkan bahwa, meskipun pada saat tanaman berumur 6 bulan dan 9 bulan sesudah tanaman belum nampak pengaruh perbedaan kadar hara kalium tanah terhadap jumlah daun dan tinggi tanaman, tetapi ada kecenderungan bahwa semakin tinggi kadar hara kalium tanah akan diikuti peningkatan jumlah daun dan tinggi tanaman. Tanah dengan kadar hara kalium 31.2 ppm K20 menghasilkan tanaman yang tinggi dan jumlah daun yang banyak. Berarti bahwa untuk memperoleh petumbuhan tanaman nenas yang baik perIu dilakukan pemupukan dengan kalium. Pengaruh pemberian berbagai dosis pupuk kalium terhadap jumlah daun dan 443
  • 6. KUMPULAN MAKALAH SEMINAR ILMIAH PERHORTI(2009) tinggi tanaman pada saat tanaman herumur 6 bulan dan 9 bulan sesudah tanam serta pada saat tanaman berbunga disajikan pada Tabel 2. Hasil uji ortogonal pada Tabel 2 menunjukkan bahwa pemberian pupuk kalium dapat meningkatkan jumlah daun dan tinggi tanaman secara linier pada saat tanaman berumur 9 bulan dan pada saat tanaman bebunga, sedangkan pada saat tanaman berumur 6 bulan sesudah tanam pengaruh pupuk kalium terhadap jumlah daun bersifat kuadratik. Berarti bahwa pemberian K dalam dosis yang tinggi dapat menurunkan jumlah daun pada tanaman muda (saat tanaman berumur 6 bulan), tetapi setelah tanaman berumur 9 bulan dan pada saat berbunga pengaruh pupuk kalium terhadap jumlah daun menunjukkan pengaruh bersifat linier. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan kalium oleh tanaman nenas, meningkat dengan semakin bertambahnya umur tanaman. Pemberian pupuk kalium sangat penting untuk mendukung pertumbuhan daun dan pertambahan tinggi tanaman nenas. Hal ini disebabkan karena unsur hara kalium merupakan aktifator dari banyak enzim-enzim untuk berlansungnya respirasi dan fotosintesis (Taiz dan Zeiger 1991). Kalium juga diperlukan untuk akumulasi dan translokasi karbonat yang bam saja dibentuk tanaman dari basil fotosintesis (Banuelos et al. 2002). Sebaliknya tanaman yang kekurangan hara kalium cenderung menunjukkan gejala klorosis, pinggiran daun mengering akibat rendahnya kandungan air dalam daun, produksi daun berkurang, bentuk daun abnormal dan gula pereduksi meningkat, fotosintesis terganggu dan pembentukan karbohidrat berkurang (Brady 1990). Produksi Tanaman Nenas Hasil analisis ragam pengaruh kadar hara K tanah dan pemupukan kalium terhadap berbagai komponen produksi tanaman nenas, menunjukkan bahwa kadar hara K tanah memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap diameter buah, dan pengaruh nyata terhadap; panjang buah, berat buah tanpa mahkota, dan produksi buah per hektar. Tetapi tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap berat mahkota dan padatan terlarut total. Analisis ragam juga menujukkan bahwa pemupukan kalium memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap: panjang buah, diameter buah, berat buah tanpa mahkota, dan produksi buah per hektar, tetapi tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap berat mahkota dan padatan terlamt total. Interaksi antara kadar hara kalium dan pemupukan kalium tidak memberikan pengaruh yang nyata. Rata-rata pengaruh kadar hara kalium tanah terhadap komponen produksi pada Tabel 3, menunjukkan bahwa kadar hara K memberikan pengaruh yang bersifat linier dan sangat nyata terhadap berat buah, panjang buah, diameter buah, dan produksi buah (ton ha-1). Peningkatan kadar kalium tanah sampai 31.20 ppm K20, masih diikuti oleh peningkatan: berat buah, berat mahkota, panjang buah, diameter buah, dan produksi buah (ton ha- sedangkan pengaruh kadar hara K terhadap parameter berat mahkota dan padatan terlarut total tidak menunjukkan pengaruh yang nyata. HasH tersebut di atas menunjukkan bahwa tanah yang mempunyai kandungan hara K sehesar 4.63 ppm K20, sangat membutuhkan pemupukan kalium untuk meningkatkan kadar hara K tanah sehingga dapat mendukung pertumbuhan dan produksi tanaman secara optimal. Pengaruh pemberian berbagai dosis pupuk kalium pada Tabel 5, menunjukkan bahwa pemuPukan kalium menujukkan pengaruh yang bersifat linier terhadap berbagai para meter komponen produksi tanaman nenas: herat 444
  • 7. KUMPULAN MAKALAH SEMINAR ILMIAH PERHORTI(2009) buah (g), berat mahkota (g), panjang buah (em), diameter buah (em), dan produksi buah (ton ha-1). Dalam penelitian ini, pengaruh dosis pupuk kalium terhadap berat mahkota dan padatan terlarut total tidak menunjukkan pengaruh yang nyata. Hasil tersebut di atas menunjukkan bahwa unsur hara kalium sangat dibutuhkan oleh tanaman nenas untuk memperoleh produksi yang tinggi. Malezieux dan Bartholomew (2003) mengemukakan bahwa, kalium dibutuhkan dalam jumlah yang banyak untuk mendukung pertumbuhan tanaman nenas. Kekurangan kalium akan mengurangi produksi fotosintesis dan selanjutnya pertumbuhan tanaman, berat buah dan tunas buah (Kelly 1993). Kekurangan kalium juga menyebabkan buah yang dihasilkan mempunyai kandungan gula dan asam yang rendah dan berwarna pucat (Py etaI. 1987). Penentuan Kelas Ketersediaan Hara K Nilai K terekstrak dari metode terpilih belum mempunyai arti agronomis sebelum dikalibrasi dengan respon basil tanaman atau pertumbuhan tanaman. Selanjutnya basil kalibrasi tanah dapat memberikan informasi mengenai tingkat kecukupan dari setiap kelas ketersediaan hara bagi tanaman, sehingga basil uji tanah dapat digunakan sebagai dasar dalam penentuankebutuhan pupuk bagi tanaman. Untuk menentukan kelas ketersediaan hara K tanaman nenas, maka dilakukan analisis regresi hubungan antara kadar hara K tanah yang terekstrak oleh metode eksktraksi terpilih (Bray-I) dengan basil relatiftanaman nenas. Selanjutnya berdasarkan basil analisis regresi tersebut, dilakukan penentuan kelas ketersediaan hara K tanaman nenas (Gambar 1) menurut Kidder (1993) yang membagi nilai uji tanah atas lima kategori berdasarkan persentase basil relatif sebagai berikut: 1. Sangat rendah (lebih rendah dari 50 persen), 2. Rendah (50 sampai 75 persen), 3. Sedang (75 sampai 100 persen), 4. Tinggi (100 persen), dan 5. Sangat tinggi (kurang dari 100 persen) basil relatif. Berdasarkan hasil analisis regresi pada Gambar 1, maka kelas ketersediaan hara K tanah terdiri atas tiga kelas yaitu: 1. kadar hara K tanah dikategorikan rendah apabila kadar hara K tanah lebih keeil dari 14 ppm K20, 2. kadar hara K tanah dikatakan sedang atau medium apabila kadar hara K tanah berada pada kisaran 14 ppm sampai 50 ppm K20, dan 3. kadar hara K tanah dikategorikan tinggi apabila kadar hara K tanah adalah lebih besar dari 50 ppm ~O. REKOMENDASI PEMUPUKAN Setelah diketahui kelas ketersedian hara K tanah, maka perlu disusun rekomendasi pemupukan berdasarkan hasil pengujian dosis pupuk pada setiap status hara K tanah tersebut. Hasil analisis regresi pengaruh pemberian berbagai dosis pupuk kalium terhadap produksi tanaman nenas pada tanah yang mempunyai status kadar hara rendah, sedang, dan tinggi disajikan Pada Gambar 2. Hasil analisis regresi pada Gambar 2 menunjukkan bahwa pengaruh pemberian berbagai dosis pupuk K Pada status hara K rendah dan tinggi terhadap hasil relatif adalah bersifat kuadratik. Berdasarkan basil analisis regresi tersebut maka rekomendasi pemupukan kalium yang optimum pada tanah yang berstatus hara K rendah adalah 634 kg K20 ha-1, pemberian pupuk dengan dosis tersebut, 445
  • 8. KUMPULAN MAKALAH SEMINAR ILMIAH PERHORTI(2009) dapat diperoleh produksi buah maksimum sebesar 73 ton ha-l , penambahan dosis pupuk K melebihi dosis tersebut akan menurunkan produksi buah tanaman nenas. Pada tanah yang mempunyai status hara K sedang dan tinggi tidak direkomendasikan untuk diakukan pemupukan K, karena pemberian pupuk K pada tanah yang mempunyai status hara K tinggi dan sedang, tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap peningkatan produksi buah tanaman nenas. SIMPULAN Berdasarkan uraian pada hasil dan pembahasan, maka dapat disimpulkan : 1. Pertumbuhan dan serapan hara N, P, K serta produksi tanaman nenas dipengaruhi oleh kadar hara tanah dan dosis pemupukan kalium. 2. Ketersediaan hara K tanah Inceptisol Darmaga untuk tanaman nenas dapat dibagi menjadi tiga kelas: rendah « 14 ppm K20), sedang (14 - 50 ppm K20), dan tinggi (>50 ppm K20). 3. Pada tanah yang mempunyai status hara K rendah, dosis pupuk kalium yang optimum adalah 634 kg K20 ha-l , sedangkan pada tanah yang berstatus hara K sedang dan berstatus tinggi tidak perlu dilakukan pemupukan kalium. 4. Batas kritis kadar hara K daun "D" tanaman nenas adalah 1.71% bobot kering. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Pusat Kajian Buah-Buah Tropika LP, IPB. dan Menristek R.I. yang menyediakan dana untuk kegiatan penelitian ini. DAFTARPUSTAKA Banuelos MA, Graciadeblas B, Cubero B, and Navarro AR. 2002. Inventory and functional characterization of the hak potassium transporters of rice. Plant Physiology, 130: 784-795. BradyNC. 1990. The Nature andProperties o/Soils. 10th • Ed. New York: Macmillan. Evans CEo 1987. Soil test calibration.Di dalam: J.R. Brown, editor. Soil Testing: Sampling, Correlation, Calibration, and Interpretation. Madison, Wisconin, USA: SSSA Spec. Pub. No. 21. Soil Sci. Soc. Amer. hlm 23-29 Havlin JL, Beaton JD, Tisdale SL, and Nelson WL. 1999. Soil Fertility andFerlitizer; An Introduction to Nutrient Management. Sixth edition. New Jersey: Prentice Hall. Upper Saddle River. Kelly DS. 1993. Nutritional disorders. Di dalam: Broadley RH, Wasman III RC, and Sinclair EC . Editor. Pineapple Pests and Disordes. Australia. Queensland Dept. ofPrimary Industries. HIm 33 - 42. Kidder O. 1993. Methodology for calibrating soil test. Soil and Crop Sci. Soc. Florida Proc. 52:70-73. Leiwakabessy FM. 1996. Persiapan contoh, pembuatan ekstrak dan penetapan kandungan hara dalam contoh. Disajikan dalam Pelatihan Pembinaan Uji Tanah dan Analisis Tanaman, Kerjasama antara Fakultas Pertanian, IPB dengan Agriculture Research and Management Project (ARMP), Bogor 25 November - 7 Desember 1996. 446
  • 9. KUMPULAN MAKALAH SEMINAR ILMIAH PERHORTI(2009) Malezieux E and Bartholomew DP. 2003. Plant Nutrition. di dalam: Bartholomew DP, Paul RE and Rohrbach KG. Edited. The Pineapple Botany, Production and Uses. USA. New York. CABI Pulising. HIm. 143-166. Py C, Lacoeuilhe JJ and Teisson C. 1987. The Pineapple, Cultivation and Uses. Editions G.-P. Maisonneuve, Paris. Suleman, Eviati S, Atikah, dan Sri Adiningsih J. 2000. Hubungan kuantitas dan intensitas kalium untuk menduga kemampuan tanah dalam persediaan hara kalium. Di dalam: Prosiding Seminar Nasional Reorientasi Pendayagunaan Sumberdaya Tanah, Iklim dan Pupuk. Cipayung -Bogor, 31 Oktober - 2 Nopember2000. hlm 125-140. Taiz L, and Zeiger E. 1991. Plant Physiology, California; The Benjamin! Cummings Pub.Co., Inc. Zeng Q, Brown PH, and Holtz BA. 2001. Potassium fertilization affects soil K, leafK concentration, and nut yield and quality ofmature pistachio trees. Hort Science. 36(1):85-89. Tabel 1 Pengaruh kadar ham K tanah terhadap jumlah daun dan tinggi tanaman pada saat 6 dan 9 bulan sesudahtanam dan pada saat tanaman berbunga Kadar K Jumlah Daun (helai) Tinggi Tanaman {cm} tanah(ppm 6 Bulan 9 Bulan Berbunga 6 Bulan 9 Bulan Berbung K20) a 4.63 31.82 45.38 46.23 63.73 87.16 99.93 12.23 32.72 46.28 47.82 67.26 91.42 106.18 18.47 31.15 46.55 49.10 65.28 92.59 108.27 21.00 32.35 46.12 50.65 70.06 93.26 110.53 31.20 32.72 48.00 49.97 70.42 96.73 111.75 Ftest tn tn * tn tn ** Polarespon LtnQtn LtnQtn L**Qtn LtnQtn LtnQtn L**Qtn Keterangan: F test digunakan untuk mengetahui pengaruh kadar hara K tanah terhadap jumlah daun dan tinggi tanaman. Pola respon L =Linier, dan PoIarespon Q = kuadratik. ** = nyata pada tarafnyata 0.01, * = nyata pada taraf nyata 0.05, tn =tidak nyata. TabeI 2 Pengaruh pupuk K terhadapjumlah daun dan tinggi tanaman pada saat 6 dan 9 bulan sesudah tanam serta padasaat tanaman berbunga Dosis pupuk Jumlah Daun (helai} Tinggi Tanaman {cm} (kg K20 ha-1) 6 Bulan 9 Bulan Berbunga 6 Bulan 9 Berbung Bulan a 0 32.03 45.28 47.73 66.59 89.55 102.85 200 30.67 45.00 47.57 66.18 89.82 106.75 400 32.53 45.95 48.10 66.28 91.26 107.30 600 33.07 47.33 49.50 68.89 94.73 109.03 800 32.45 48.77 50.87 68.80 95.80 110.73 Ftest * ** ** tn ** ** 447
  • 10. KUMPULAN MAKALAH SEMINAR ILMIAH PERHORTI(2009) L** Polarespon Ltll Q** L**Qtn L**Qtn LtnQtn Qtn L**Qtn Keterangan: F test digunakan untuk mengetahui pengaruh pupuk K terhadap jumlah daun dan tinggi tanaman. Pola respon L = Linier, dan Pola respon Q = kuadratik. ** = nyata pada tarafnyata 0.01, * = nyata pada tarafnyata 0.05, tn =tidak nyata. Tabe13 Pengaruh kadar hara K tanah terhadap berat buah, berat mahkota, panjang buah, diameter buah, produksi buah dan padatan terlarut total Kadar hara tanah (ppm K20 ) 4.63 12.23 18.47 21.00 31.20 K Berat Buah *(g) 1555 1759 1830 1843 1993 Kompen produksi tanaman nenas Berat Panjang Diamete Produksi Mahkota Buah r Buah Buah* (g) (em) (em) (tonlha) 281 281 284 304 285 17.38 18.59 18.90 18.68 19.78 12.51 13.04 13.22 13.16 13.49 62.21 70.35 73.20 73.73 79.71 F test * tn * ** * Pola L** LtnQtn L**Qtn L**Qtn L**Qtn respon Qtn Padatan terlarut total (%) 14.92 15.12 15.50 15.27 14.94 Keterangan: F test digunakan untuk mengetahui pengaruh kadar hara K tanah terhadap berat buah, herat mahkota, panjang buah, diameter buah, produksi buah dan padatan terlarut total. Pola respon L = Linier, dan Pola respon Q = kuadratik. ** = nyata pada taraf nyata 0.01, * =nyata pada taraf nyata 0.05, tn = tidak nyata *(Buah tanpa makhota). Tabel4 Pengaruh pupuk K terhadap berat buah, berat mahkota, panjang buah, diameter buah, produksi buah dan padatan terlarut total Dosispupuk Hasil tanaman nenas Berat Berat Panjang Diamete Produksi Padatan (kg K20ha- 1) Buah* Mahkota Buah r Buah Buah* Terlarut {g) (g) {em} (em) {tonlha} Total {%) 0 1565 289 17.75 12.72 62.59 14.90 200 1749 294 18.66 13.17 69.96 15.10 400 1799 288 18.35 12.96 71.95 15.38 600 1951 271 19.30 13.30 78.03 15.16 800 1917 280 19.26 13.28 76.66 15.20 F test ** tn ** ** ** tn Pola respon L** Qtn Ltn Qtn L** Qtn L** Qtn L** Qtn Ltn Qtn Keterangan: F test digunakan untuk mengetahui pengaruh pupuk K terhadap berat buah, berat mahkota, panjang buah, diameter buah, produksi buah dan padatan terlarut total. Pola respon L = Linier, dan Pola respon Q =kuadratik. ** =nyata pada tarafnyata 0.01, tn =tidak nyata *(Buah tanpa makhota). 448
  • 11. KUMPULAN MAKALAH SEMINAR lLMIAH PERHORTI(2009) I 100 ·T-----------~-------------------- 90 ~ + ~ 80 I ++ :g 70 1---...-----: •++ ! I I 60 i. • : I 50 ~ : I I I I I Y = -O.0185x2 + 1.S328x + 50.867 R2 = 0.~658 ::+J---+--,-L--,-----.----.-----T-----,--o 10 20 30 40 50 60 Kadar hara K tanah (ppm K20) Ganbar 1 Kurva respons hubungan antara kadar hara K tanah yang terekstraksi oleh pengekstrak Bray-l dengan hasil relatif 100 ...... 90 .... III 80 .c c 70 g 60 .c 50III ::I .Q 40 i 30::I '1:' 20eIl. 10 0 0 - 200 y = -46-05x2 + O.034x + 83.728 R2 =0.35 t + Y = 0.0121x + 68.606 R2 =0.154 y =-66-05x2 + 0.0761x +48.514 R2 =0.5246 400 600 Dosis pupuk K (kg KzO ha-1) i+KmI I_ Kr I i. Kt I 800 Gambar 2 Kurva respons hubungan antara pemberian berbagai dosis pupuk K pada kadar hara K rendah, sedang dan tinggi dengan produksi buah 449 ..