SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
Komunikasi Gender #4
Rinta Arina Manasikana, M.A.
Peran, Mitos, Keadilan,
dan Ketidakadilan
Gender
• Peran gender (gender role) didasarkan pada harapan yang berbeda
yang dibebankan ke suatu individu berdasarkan jenis kelamin
mereka dan berdasarkan masing-masing nilai dan kepercayaan
masyarakat tentang gender.
• Peran gender merupakan produk dari interaksi antara individu dan
lingkungannya, di mana mereka memberi petunjuk kepada
individu tentang perilaku seperti apa saja yang diyakini sesuai
dengan jenis kelamin mereka masing-masing.
Peran Gender?
• Memahami istilah "peran gender" membutuhkan pengertian
terlebih dahulu mengenai istilah “gender”. Dalam kehidupan
sosial, istilah gender dan sex sering kali dipertukarkan satu sama
lain. Padahal hal ini merupakan dua konsep yang berbeda.
• Sex adalah konsep biologis, ditentukan berdasarkan karakteristik
seks primer individu yaitu jenis kelamin. Sedangkan di sisi lain,
gender mengacu pada makna, nilai, dan karakteristik yang
dilekatkan pada diri seseorang berdasarkan jenis kelamin yang
dimiliki.
• Dengan kata lain, gender adalah konsep yang diciptakan manusia,
sistem, dan lingkungan sosial. Tetapi hal ini sangat bergantung
pada perbedaan biologis yang pada akhirnya akan membedakan
peran-peran apa yang akan dijalani oleh setiap individu laki-laki
dan perempuan.
Masih Ingat Konsep Gender?
• Karena manusia dan sistem sosial yang menciptakan konsep
tentang gender, konsep gender merupakan sebuah konstruksi
sosial. Ini dapat didefinisikan sebagai sebuah makna yang
disematkan masyarakat mengenai ciri-ciri, status, atau nilai kepada
individu semata-mata karena hal yang melekat pada dirinya
(khususnya dalam hal jenis kelamin). Namun, anggapan ini bisa jadi
memiliki perbedaan di satu tempat dengan tempat yang lain
maupun bisa juga memiliki perubahan dari waktu ke waktu.
Apakah Peran Gender = Konstruksi Sosial?
Masih Ingat Konsep Gender?
Dalam tulisannya, Amy Blackstone mengambil contoh sebagai
berikut:
• Banyak masyarakat Barat yang mempercayai perempuan lebih
memiliki sifat “nurture” (mengasuh) daripada laki-laki. Karena
pandangan tradisional tersebut, peran gender mengatur bahwa
perempuan harus berperilaku sebagai seseorang yang sudah
seharusnya punya peran sebagai pengasuh.
• Salah satu cara yang mungkin dilakukan seorang wanita dalam
peran gender feminin tradisional adalah mengasuh keluarganya
dengan bekerja penuh waktu di dalam rumah daripada mengambil
pekerjaan di luar rumah.
Seperti Apa sih Peran Gender?
• Sedangkan, laki-laki, di sisi lain, dianggap oleh pandangan peran
gender tradisional sebagai seseorang yang menjadi pemimpin.
Pandangan tradisional tentang peran gender maskulin, oleh karena
itu, menunjukkan bahwa laki-laki harus menjadi kepala rumah
tangga mereka dengan menyediakan keuangan untuk keluarga dan
membuat keputusan keluarga yang penting.
Seperti Apa sih Peran Gender?
1. Pria pada dasarnya adalah pemimpin yang lebih baik
daripada wanita.
2. Wanita harus memprioritaskan keluarga mereka daripada
karir mereka.
3. Laki-laki diharapkan menjadi pencari nafkah utama dalam
rumah tangga.
4. Wanita secara alami lebih emosional daripada pria.
5. Pria tidak boleh menunjukkan kerentanan atau emosi karena
itu adalah tanda kelemahan.
6. Wanita tidak cocok untuk pekerjaan yang membutuhkan
kekuatan fisik.
7. Laki-laki tidak mampu menjadi pengasuh bagi anak-anak.
Let’s Play: Agree or Disagree Game
8. Wanita tidak tertarik mengejar karir di bidang sains dan
teknologi.
9. Pria harus selalu menjadi orang yang mengambil langkah
pertama dalam hubungan romantis.
10. Wanita tidak sekompetitif pria.
11. Pria diharapkan tegas dan dominan dalam situasi sosial.
12. Laki-laki tidak boleh menjadi ayah yang tinggal di rumah
karena bertentangan dengan peran gender tradisional.
13. Wanita yang tegas dan percaya diri sering dicap sebagai
"suka memerintah" atau "agresif".
Let’s Play: Agree or Disagree Game
14. Pria yang senang memasak atau bersih-bersih dianggap
kurang maskulin.
15. Laki-laki harus selalu membayar untuk kencan karena
itu adalah tanggung jawab mereka sebagai penyedia.
16. Wanita tidak pandai matematika dan sains seperti pria.
17. Pria lebih tertarik pada teknologi dan gadget daripada
wanita.
Let’s Play: Agree or Disagree Game
• Seperti yang diperlihatkan contoh-contoh ini, peran
gender kadang-kadang dibuat atas dasar stereotip
tentang jenis kelamin yang ada. Stereotip gender
seakan-akan terlalu menyederhanakan pemahaman
mengenai laki-laki dan perempuan dan perbedaan di
antara mereka.
• Mitos gender adalah stereotip-stereotip atau keyakinan
yang salah tentang peran gender yang telah
dikonstruksi oleh masyarakat. Mitos gender sering kali
menggambarkan bagaimana seharusnya seorang pria
atau wanita berperilaku, berbicara, dan bertindak
berdasarkan jenis kelamin mereka.
• Mitos gender dapat mempengaruhi cara seseorang
memandang diri sendiri dan orang lain, serta dapat
membatasi kemampuan dan potensi individu.
Mitos Gender
• Mereka yang memelihara orientasi peran gender
tradisional mungkin dipengaruhi oleh aturan dan ritual
dari generasi ke generasi yang datang sebelum mereka.
• Sedangkan individu nontradisional, memiliki paham
bahwa peran gender lebih cenderung untuk percaya
bahwa perilaku seseorang tidak atau tidak seharusnya
hanya ditentukan oleh jenis kelaminnya.
• Individu dengan nontradisional percaya pada nilai
hubungan egaliter (setara/sederajat) antara laki-laki
dan perempuan dan dalam kekuatan individu sebagai
manusia untuk menentukan peran apa yang mereka
ingin duduki dan sejauh mana peran tersebut harus
dikaitkan dengan jenis kelamin mereka.
Traditional  Nontraditional
Traditional  Nontraditional
By: Eli Rezkallah “In a Parallel Universe”
https://www.buzzfeed.com/crystalro/this-artist-re-created-sexist-vintage-ads-with-the-roles
Traditional  Nontraditional
By: Eli Rezkallah “In a Parallel Universe”
https://www.buzzfeed.com/crystalro/this-artist-re-created-sexist-vintage-ads-with-the-roles
Traditional  Nontraditional
Traditional  Nontraditional
• Peran gender dapat mempengaruhi ketidakadilan gender. Peran
gender dalam hal ini dapat membatasi kemampuan individu untuk
melakukan pilihan hidup mereka, termasuk dalam hal pekerjaan,
pendidikan, dan peran keluarga.
• Dalam masyarakat yang memperkuat peran gender yang ketat,
bias gender dapat terjadi, yang memperkuat pandangan yang salah
bahwa laki-laki dan perempuan memiliki kemampuan dan peran
yang berbeda secara inheren (sudah melekat, tidak dapat
dipisahkan)
• Dalam situasi seperti itu, laki-laki dan perempuan dapat
mengalami ketidakadilan gender dalam hal upah, kesempatan
pekerjaan, akses terhadap pendidikan, dan hak-hak lainnya.
Keadilan dan Ketidakadilan Gender
• Selain itu, gender juga dapat mempengaruhi pengalaman individu
dalam hal kekerasan dan diskriminasi gender, yang sering kali lebih
banyak dialami oleh perempuan.
• Ini dapat terjadi karena pandangan yang keliru tentang kekuatan
dan kontrol yang dimiliki laki-laki dalam masyarakat, yang sering
kali menghasilkan pengabaian terhadap kekerasan dan diskriminasi
terhadap perempuan.
• Oleh karena itu, upaya untuk mempromosikan keadilan gender
harus mencakup perubahan dalam norma dan nilai-nilai sosial
yang mempengaruhi peran gender dalam masyarakat.
Keadilan dan Ketidakadilan Gender
• Keadilan gender merujuk pada kesetaraan hak, kesempatan, dan
perlakuan yang adil antara jenis kelamin yang berbeda, yaitu laki-
laki dan perempuan. Ini berarti bahwa laki-laki dan perempuan
harus memiliki hak yang sama dalam hal pendidikan, pekerjaan,
upah, perlindungan hukum, dan partisipasi dalam kehidupan
politik dan sosial.
• Ketidakadilan gender, di sisi lain, merujuk pada ketidakadilan atau
diskriminasi yang terjadi karena jenis kelamin seseorang. Hal ini
bisa terjadi dalam berbagai bentuk, seperti upah yang lebih rendah
untuk pekerjaan yang sama, kesulitan dalam mendapatkan
pekerjaan tertentu karena stereotip jenis kelamin, penganiayaan
seksual dan kekerasan, dan ketidaksetaraan dalam hak-hak sipil
dan politik.
Keadilan dan Ketidakadilan Gender
• Ketidakadilan gender dapat memiliki dampak yang signifikan pada
kehidupan individu dan masyarakat secara keseluruhan, termasuk
pembatasan akses terhadap sumber daya dan peluang, serta
memperburuk kesenjangan sosial dan ekonomi antara laki-laki dan
perempuan.
• Oleh karena itu, upaya untuk mencapai keadilan gender menjadi
sangat penting dalam membangun masyarakat yang lebih inklusif
dan adil.
Keadilan dan Ketidakadilan Gender
• Ketimpangan upah antara laki-laki dan perempuan. Di banyak
negara, laki-laki masih mendapatkan upah yang lebih tinggi
daripada perempuan meskipun memiliki kualifikasi dan
pengalaman kerja yang sama.
• Ketidakadilan dalam pendidikan. Di beberapa negara, perempuan
masih tidak memiliki akses yang sama ke pendidikan seperti laki-
laki. Ada juga perbedaan dalam pilihan program studi yang
tersedia untuk laki-laki dan perempuan.
• Kekerasan terhadap perempuan. Kekerasan terhadap perempuan
masih menjadi masalah yang sangat serius di banyak negara. Ini
termasuk kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan seksual,
pemerkosaan, trafficking, dan mutilasi genital.
Contoh Ketidakadilan Gender
• Diskriminasi dalam pekerjaan. Perempuan masih menghadapi
diskriminasi dalam dunia kerja, seperti tidak diberikan kesempatan
yang sama dalam promosi, mendapatkan pekerjaan yang tidak
sebanding dengan kualifikasi mereka, dan terhambat oleh
stereotip gender.
• Ketidakadilan dalam partisipasi politik. Perempuan masih
terkendala untuk ikut serta dalam proses politik dan pengambilan
keputusan, seperti menjadi anggota parlemen atau memegang
jabatan publik tertinggi.
Contoh Ketidakadilan Gender
• Stereotip gender. Perempuan dan laki-laki masih sering dijebak
dalam stereotip gender yang mempengaruhi cara mereka
diperlakukan di masyarakat. Misalnya, perempuan sering dianggap
sebagai orang yang lebih lemah, sementara laki-laki dianggap
sebagai orang yang lebih kuat dan kompeten.
• Pemisahan gender yang tidak perlu. Beberapa negara masih
memisahkan laki-laki dan perempuan dalam ruang publik, seperti
tempat duduk di transportasi umum atau ruang shalat. Hal ini
dapat memperkuat pemisahan gender yang tidak perlu dan
memperkuat pandangan negatif tentang laki-laki dan perempuan.
Contoh Ketidakadilan Gender
Bagaimana dengan ini?
Ladies
Parking/Tempat
Parkir yang
Dikhususkan
untuk Perempuan
Bagaimana dengan ini?
• Tempat parkir khusus perempuan dapat dianggap sebagai bentuk
keadilan gender dalam beberapa konteks, seperti di tempat-
tempat umum yang seringkali menjadi sumber kekhawatiran
atau bahaya bagi perempuan, seperti pusat perbelanjaan atau
stasiun kereta api yang ramai. Dalam situasi-situasi tersebut,
memberikan tempat parkir khusus bagi perempuan dapat
membantu meningkatkan rasa aman dan kenyamanan mereka.
• Namun, dalam situasi-situasi lain, tempat parkir khusus
perempuan dapat menjadi bentuk diskriminasi terhadap laki-laki,
dan tidak menghasilkan kesetaraan hak dan perlakuan yang adil
antara laki-laki dan perempuan.
• Jika tempat parkir khusus perempuan hanya disediakan karena
asumsi bahwa perempuan tidak dapat memarkir mobil dengan
baik, atau bahwa perempuan harus dilindungi dari kekerasan
yang mungkin terjadi di area parkir, hal ini dapat memperkuat
stereotip gender dan ketidakadilan.
Bagaimana dengan ini?
Gerbong Khusus Wanita
Bagaimana dengan ini?
• Gerbong khusus perempuan di transportasi umum
dapat dianggap sebagai bentuk keadilan gender dalam
beberapa konteks, terutama dalam situasi di mana
perempuan seringkali menjadi korban pelecehan
seksual di transportasi umum yang ramai. Gerbong
khusus perempuan dapat membantu meningkatkan
rasa aman dan kenyamanan perempuan dalam
menggunakan transportasi umum.
• Namun, dalam situasi lain, gerbong khusus perempuan
dapat menjadi bentuk diskriminasi gender yang
memperkuat stereotip dan pandangan negatif tentang
perempuan. Hal ini juga dapat memperkuat pemisahan
gender yang tidak sehat dan tidak membantu dalam
mempromosikan kesetaraan gender.
Bagaimana dengan ini?
• Jika gerbong khusus perempuan hanya diberikan karena
asumsi bahwa perempuan tidak dapat berbagi gerbong
dengan laki-laki, atau bahwa laki-laki cenderung
melakukan pelecehan terhadap perempuan, hal ini
dapat memperkuat pandangan negatif tentang laki-laki
dan perempuan dan tidak membantu dalam
mempromosikan kesetaraan gender.
Bagaimana dengan ini?
Jatah 30% Perempuan di
Parlemen
Bagaimana dengan ini?
GrabCar For Women
Komunikasi Gender dan Keadilan

More Related Content

Similar to Komunikasi Gender dan Keadilan

DEFINISI seksualitas dan gender kesehata
DEFINISI seksualitas dan gender kesehataDEFINISI seksualitas dan gender kesehata
DEFINISI seksualitas dan gender kesehatachamyrahmatiqa1
 
Makalah Peran Wanita
Makalah Peran Wanita Makalah Peran Wanita
Makalah Peran Wanita Wiwit Alfyan
 
Gender & Kesetaraan.ppsx
Gender & Kesetaraan.ppsxGender & Kesetaraan.ppsx
Gender & Kesetaraan.ppsxKazekun2
 
Pel 5 perempuan dan laki laki sederajat
Pel 5 perempuan dan laki laki sederajatPel 5 perempuan dan laki laki sederajat
Pel 5 perempuan dan laki laki sederajatKornelis Ruben
 
145221413 kesehatan-reproduksi-dalam-perspektif-gender
145221413 kesehatan-reproduksi-dalam-perspektif-gender145221413 kesehatan-reproduksi-dalam-perspektif-gender
145221413 kesehatan-reproduksi-dalam-perspektif-genderEl Gala
 
Komunikasi Gender 6_Gender dalam Pendidikan, Pekerjaan, Kehidupan Sosial, dan...
Komunikasi Gender 6_Gender dalam Pendidikan, Pekerjaan, Kehidupan Sosial, dan...Komunikasi Gender 6_Gender dalam Pendidikan, Pekerjaan, Kehidupan Sosial, dan...
Komunikasi Gender 6_Gender dalam Pendidikan, Pekerjaan, Kehidupan Sosial, dan...RintaArina
 
0046_Rohit triadi hutagaol Gender.pptx
0046_Rohit triadi hutagaol Gender.pptx0046_Rohit triadi hutagaol Gender.pptx
0046_Rohit triadi hutagaol Gender.pptxRohitHutagaol
 
Dimensi sosial wanita dan permasalahannya new
Dimensi sosial wanita dan permasalahannya newDimensi sosial wanita dan permasalahannya new
Dimensi sosial wanita dan permasalahannya newSilVhya Saidah
 
Konsep seksualitas
Konsep seksualitasKonsep seksualitas
Konsep seksualitasKANDA IZUL
 
Konsep seksualitas
Konsep seksualitasKonsep seksualitas
Konsep seksualitasKANDA IZUL
 

Similar to Komunikasi Gender dan Keadilan (20)

Gender
 Gender Gender
Gender
 
Makalah "Kesetaraan Gender"
Makalah "Kesetaraan Gender"Makalah "Kesetaraan Gender"
Makalah "Kesetaraan Gender"
 
DEFINISI seksualitas dan gender kesehata
DEFINISI seksualitas dan gender kesehataDEFINISI seksualitas dan gender kesehata
DEFINISI seksualitas dan gender kesehata
 
Makalah Peran Wanita
Makalah Peran Wanita Makalah Peran Wanita
Makalah Peran Wanita
 
Sex dan gender
Sex dan genderSex dan gender
Sex dan gender
 
Kdrt
KdrtKdrt
Kdrt
 
Tik dawi topik 6
Tik dawi topik 6Tik dawi topik 6
Tik dawi topik 6
 
Gender & Kesetaraan.ppsx
Gender & Kesetaraan.ppsxGender & Kesetaraan.ppsx
Gender & Kesetaraan.ppsx
 
Pel 5 perempuan dan laki laki sederajat
Pel 5 perempuan dan laki laki sederajatPel 5 perempuan dan laki laki sederajat
Pel 5 perempuan dan laki laki sederajat
 
145221413 kesehatan-reproduksi-dalam-perspektif-gender
145221413 kesehatan-reproduksi-dalam-perspektif-gender145221413 kesehatan-reproduksi-dalam-perspektif-gender
145221413 kesehatan-reproduksi-dalam-perspektif-gender
 
Komunikasi Gender 6_Gender dalam Pendidikan, Pekerjaan, Kehidupan Sosial, dan...
Komunikasi Gender 6_Gender dalam Pendidikan, Pekerjaan, Kehidupan Sosial, dan...Komunikasi Gender 6_Gender dalam Pendidikan, Pekerjaan, Kehidupan Sosial, dan...
Komunikasi Gender 6_Gender dalam Pendidikan, Pekerjaan, Kehidupan Sosial, dan...
 
0046_Rohit triadi hutagaol Gender.pptx
0046_Rohit triadi hutagaol Gender.pptx0046_Rohit triadi hutagaol Gender.pptx
0046_Rohit triadi hutagaol Gender.pptx
 
Dimensi sosial wanita dan permasalahannya new
Dimensi sosial wanita dan permasalahannya newDimensi sosial wanita dan permasalahannya new
Dimensi sosial wanita dan permasalahannya new
 
Paparan pug sanimas
Paparan pug sanimasPaparan pug sanimas
Paparan pug sanimas
 
Konsep seksualitas
Konsep seksualitasKonsep seksualitas
Konsep seksualitas
 
Konsep seksualitas
Konsep seksualitasKonsep seksualitas
Konsep seksualitas
 
Ppt rpbk
Ppt rpbkPpt rpbk
Ppt rpbk
 
Keluarga (2)
Keluarga (2)Keluarga (2)
Keluarga (2)
 
Modul 9 kb 3
Modul 9 kb 3Modul 9 kb 3
Modul 9 kb 3
 
Hk Gender2.pptx
Hk Gender2.pptxHk Gender2.pptx
Hk Gender2.pptx
 

More from RintaArina

Semester 7 Pertemuan 5_Teknik Presentasi dan Poster Penelitian.pptx
Semester 7 Pertemuan 5_Teknik Presentasi dan Poster Penelitian.pptxSemester 7 Pertemuan 5_Teknik Presentasi dan Poster Penelitian.pptx
Semester 7 Pertemuan 5_Teknik Presentasi dan Poster Penelitian.pptxRintaArina
 
Semester 5 Pertemuan 3-4_Jurnalisme Investigasi Mengenal Jurnalisme Investiga...
Semester 5 Pertemuan 3-4_Jurnalisme Investigasi Mengenal Jurnalisme Investiga...Semester 5 Pertemuan 3-4_Jurnalisme Investigasi Mengenal Jurnalisme Investiga...
Semester 5 Pertemuan 3-4_Jurnalisme Investigasi Mengenal Jurnalisme Investiga...RintaArina
 
Semester 5: Pertemuan 2_Jurnalisme Investigasi: Sejarah Jurnalisme Investigas...
Semester 5: Pertemuan 2_Jurnalisme Investigasi: Sejarah Jurnalisme Investigas...Semester 5: Pertemuan 2_Jurnalisme Investigasi: Sejarah Jurnalisme Investigas...
Semester 5: Pertemuan 2_Jurnalisme Investigasi: Sejarah Jurnalisme Investigas...RintaArina
 
Semester 3 Pertemuan 5_Komunikasi Antarbudaya Idemtitas Budaya dalam Komunika...
Semester 3 Pertemuan 5_Komunikasi Antarbudaya Idemtitas Budaya dalam Komunika...Semester 3 Pertemuan 5_Komunikasi Antarbudaya Idemtitas Budaya dalam Komunika...
Semester 3 Pertemuan 5_Komunikasi Antarbudaya Idemtitas Budaya dalam Komunika...RintaArina
 
Semester 3 Pertemuan 3_Komunikasi Antarbudaya Model Komunikasi Antarbudaya.pptx
Semester 3 Pertemuan 3_Komunikasi Antarbudaya Model Komunikasi Antarbudaya.pptxSemester 3 Pertemuan 3_Komunikasi Antarbudaya Model Komunikasi Antarbudaya.pptx
Semester 3 Pertemuan 3_Komunikasi Antarbudaya Model Komunikasi Antarbudaya.pptxRintaArina
 
Semester 3 Pertemuan 4_Komunikasi Antarbudaya Pendekatan dalam Komunikasi Ant...
Semester 3 Pertemuan 4_Komunikasi Antarbudaya Pendekatan dalam Komunikasi Ant...Semester 3 Pertemuan 4_Komunikasi Antarbudaya Pendekatan dalam Komunikasi Ant...
Semester 3 Pertemuan 4_Komunikasi Antarbudaya Pendekatan dalam Komunikasi Ant...RintaArina
 
Semester 1 Pertemuan 4_Dasar-Dasar Logika Penalaran (Penalaran Langsung dan T...
Semester 1 Pertemuan 4_Dasar-Dasar Logika Penalaran (Penalaran Langsung dan T...Semester 1 Pertemuan 4_Dasar-Dasar Logika Penalaran (Penalaran Langsung dan T...
Semester 1 Pertemuan 4_Dasar-Dasar Logika Penalaran (Penalaran Langsung dan T...RintaArina
 
Semester 1 Pertemuan 2-3_Dasar-Dasar Logika Asas Logika.pptx.pptx
Semester 1 Pertemuan 2-3_Dasar-Dasar Logika Asas Logika.pptx.pptxSemester 1 Pertemuan 2-3_Dasar-Dasar Logika Asas Logika.pptx.pptx
Semester 1 Pertemuan 2-3_Dasar-Dasar Logika Asas Logika.pptx.pptxRintaArina
 
Semester 1 Pertemuan 1_Dasar-Dasar Logika Pengertian, Sejarah, dan Manfaat Me...
Semester 1 Pertemuan 1_Dasar-Dasar Logika Pengertian, Sejarah, dan Manfaat Me...Semester 1 Pertemuan 1_Dasar-Dasar Logika Pengertian, Sejarah, dan Manfaat Me...
Semester 1 Pertemuan 1_Dasar-Dasar Logika Pengertian, Sejarah, dan Manfaat Me...RintaArina
 
Semester 5 Pertemuan 1_Jurnalisme Investigasi Kontrak Belajar dan Pengantar.pptx
Semester 5 Pertemuan 1_Jurnalisme Investigasi Kontrak Belajar dan Pengantar.pptxSemester 5 Pertemuan 1_Jurnalisme Investigasi Kontrak Belajar dan Pengantar.pptx
Semester 5 Pertemuan 1_Jurnalisme Investigasi Kontrak Belajar dan Pengantar.pptxRintaArina
 
Semester 3 Pertemuan 1_Komuniaksi Antarbudaya.pptx
Semester 3 Pertemuan 1_Komuniaksi Antarbudaya.pptxSemester 3 Pertemuan 1_Komuniaksi Antarbudaya.pptx
Semester 3 Pertemuan 1_Komuniaksi Antarbudaya.pptxRintaArina
 
Creative Thinking 11_Hambatan dalam Creative Thinking.pptx
Creative Thinking 11_Hambatan dalam Creative Thinking.pptxCreative Thinking 11_Hambatan dalam Creative Thinking.pptx
Creative Thinking 11_Hambatan dalam Creative Thinking.pptxRintaArina
 
Komunikasi Gender 10_Male Gaze dalam Media (II).pptx
Komunikasi Gender 10_Male Gaze dalam Media (II).pptxKomunikasi Gender 10_Male Gaze dalam Media (II).pptx
Komunikasi Gender 10_Male Gaze dalam Media (II).pptxRintaArina
 
Komunikasi Gender 9_Male Gaze dalam Media (I) Sebuah Pengantar.pptx
Komunikasi Gender 9_Male Gaze dalam Media (I) Sebuah Pengantar.pptxKomunikasi Gender 9_Male Gaze dalam Media (I) Sebuah Pengantar.pptx
Komunikasi Gender 9_Male Gaze dalam Media (I) Sebuah Pengantar.pptxRintaArina
 
Creative Thinking 9_Peran Emosi dalam Creative Thinking.pptx
Creative Thinking 9_Peran Emosi dalam Creative Thinking.pptxCreative Thinking 9_Peran Emosi dalam Creative Thinking.pptx
Creative Thinking 9_Peran Emosi dalam Creative Thinking.pptxRintaArina
 
Komunikasi Gender 8_Media dan Politik Representasi (II).pptx
Komunikasi Gender 8_Media dan Politik Representasi (II).pptxKomunikasi Gender 8_Media dan Politik Representasi (II).pptx
Komunikasi Gender 8_Media dan Politik Representasi (II).pptxRintaArina
 
Creative Thinking 8_Teknik Pluses, Potentials, dan Concerns.pptx
Creative Thinking 8_Teknik Pluses, Potentials, dan Concerns.pptxCreative Thinking 8_Teknik Pluses, Potentials, dan Concerns.pptx
Creative Thinking 8_Teknik Pluses, Potentials, dan Concerns.pptxRintaArina
 
Komunikasi Antarpribadi 4_Persepsi dan Membangun Impresi Positif dalam Komuni...
Komunikasi Antarpribadi 4_Persepsi dan Membangun Impresi Positif dalam Komuni...Komunikasi Antarpribadi 4_Persepsi dan Membangun Impresi Positif dalam Komuni...
Komunikasi Antarpribadi 4_Persepsi dan Membangun Impresi Positif dalam Komuni...RintaArina
 
Komunikasi Antarpribadi 3_Komunikasi Antarpribadi Komunikasi dan Pesan Verbal...
Komunikasi Antarpribadi 3_Komunikasi Antarpribadi Komunikasi dan Pesan Verbal...Komunikasi Antarpribadi 3_Komunikasi Antarpribadi Komunikasi dan Pesan Verbal...
Komunikasi Antarpribadi 3_Komunikasi Antarpribadi Komunikasi dan Pesan Verbal...RintaArina
 
Komunikasi Antarpribadi 6_Relasi Kuasa dan Perbedaan Gender dalam Komunikasi ...
Komunikasi Antarpribadi 6_Relasi Kuasa dan Perbedaan Gender dalam Komunikasi ...Komunikasi Antarpribadi 6_Relasi Kuasa dan Perbedaan Gender dalam Komunikasi ...
Komunikasi Antarpribadi 6_Relasi Kuasa dan Perbedaan Gender dalam Komunikasi ...RintaArina
 

More from RintaArina (20)

Semester 7 Pertemuan 5_Teknik Presentasi dan Poster Penelitian.pptx
Semester 7 Pertemuan 5_Teknik Presentasi dan Poster Penelitian.pptxSemester 7 Pertemuan 5_Teknik Presentasi dan Poster Penelitian.pptx
Semester 7 Pertemuan 5_Teknik Presentasi dan Poster Penelitian.pptx
 
Semester 5 Pertemuan 3-4_Jurnalisme Investigasi Mengenal Jurnalisme Investiga...
Semester 5 Pertemuan 3-4_Jurnalisme Investigasi Mengenal Jurnalisme Investiga...Semester 5 Pertemuan 3-4_Jurnalisme Investigasi Mengenal Jurnalisme Investiga...
Semester 5 Pertemuan 3-4_Jurnalisme Investigasi Mengenal Jurnalisme Investiga...
 
Semester 5: Pertemuan 2_Jurnalisme Investigasi: Sejarah Jurnalisme Investigas...
Semester 5: Pertemuan 2_Jurnalisme Investigasi: Sejarah Jurnalisme Investigas...Semester 5: Pertemuan 2_Jurnalisme Investigasi: Sejarah Jurnalisme Investigas...
Semester 5: Pertemuan 2_Jurnalisme Investigasi: Sejarah Jurnalisme Investigas...
 
Semester 3 Pertemuan 5_Komunikasi Antarbudaya Idemtitas Budaya dalam Komunika...
Semester 3 Pertemuan 5_Komunikasi Antarbudaya Idemtitas Budaya dalam Komunika...Semester 3 Pertemuan 5_Komunikasi Antarbudaya Idemtitas Budaya dalam Komunika...
Semester 3 Pertemuan 5_Komunikasi Antarbudaya Idemtitas Budaya dalam Komunika...
 
Semester 3 Pertemuan 3_Komunikasi Antarbudaya Model Komunikasi Antarbudaya.pptx
Semester 3 Pertemuan 3_Komunikasi Antarbudaya Model Komunikasi Antarbudaya.pptxSemester 3 Pertemuan 3_Komunikasi Antarbudaya Model Komunikasi Antarbudaya.pptx
Semester 3 Pertemuan 3_Komunikasi Antarbudaya Model Komunikasi Antarbudaya.pptx
 
Semester 3 Pertemuan 4_Komunikasi Antarbudaya Pendekatan dalam Komunikasi Ant...
Semester 3 Pertemuan 4_Komunikasi Antarbudaya Pendekatan dalam Komunikasi Ant...Semester 3 Pertemuan 4_Komunikasi Antarbudaya Pendekatan dalam Komunikasi Ant...
Semester 3 Pertemuan 4_Komunikasi Antarbudaya Pendekatan dalam Komunikasi Ant...
 
Semester 1 Pertemuan 4_Dasar-Dasar Logika Penalaran (Penalaran Langsung dan T...
Semester 1 Pertemuan 4_Dasar-Dasar Logika Penalaran (Penalaran Langsung dan T...Semester 1 Pertemuan 4_Dasar-Dasar Logika Penalaran (Penalaran Langsung dan T...
Semester 1 Pertemuan 4_Dasar-Dasar Logika Penalaran (Penalaran Langsung dan T...
 
Semester 1 Pertemuan 2-3_Dasar-Dasar Logika Asas Logika.pptx.pptx
Semester 1 Pertemuan 2-3_Dasar-Dasar Logika Asas Logika.pptx.pptxSemester 1 Pertemuan 2-3_Dasar-Dasar Logika Asas Logika.pptx.pptx
Semester 1 Pertemuan 2-3_Dasar-Dasar Logika Asas Logika.pptx.pptx
 
Semester 1 Pertemuan 1_Dasar-Dasar Logika Pengertian, Sejarah, dan Manfaat Me...
Semester 1 Pertemuan 1_Dasar-Dasar Logika Pengertian, Sejarah, dan Manfaat Me...Semester 1 Pertemuan 1_Dasar-Dasar Logika Pengertian, Sejarah, dan Manfaat Me...
Semester 1 Pertemuan 1_Dasar-Dasar Logika Pengertian, Sejarah, dan Manfaat Me...
 
Semester 5 Pertemuan 1_Jurnalisme Investigasi Kontrak Belajar dan Pengantar.pptx
Semester 5 Pertemuan 1_Jurnalisme Investigasi Kontrak Belajar dan Pengantar.pptxSemester 5 Pertemuan 1_Jurnalisme Investigasi Kontrak Belajar dan Pengantar.pptx
Semester 5 Pertemuan 1_Jurnalisme Investigasi Kontrak Belajar dan Pengantar.pptx
 
Semester 3 Pertemuan 1_Komuniaksi Antarbudaya.pptx
Semester 3 Pertemuan 1_Komuniaksi Antarbudaya.pptxSemester 3 Pertemuan 1_Komuniaksi Antarbudaya.pptx
Semester 3 Pertemuan 1_Komuniaksi Antarbudaya.pptx
 
Creative Thinking 11_Hambatan dalam Creative Thinking.pptx
Creative Thinking 11_Hambatan dalam Creative Thinking.pptxCreative Thinking 11_Hambatan dalam Creative Thinking.pptx
Creative Thinking 11_Hambatan dalam Creative Thinking.pptx
 
Komunikasi Gender 10_Male Gaze dalam Media (II).pptx
Komunikasi Gender 10_Male Gaze dalam Media (II).pptxKomunikasi Gender 10_Male Gaze dalam Media (II).pptx
Komunikasi Gender 10_Male Gaze dalam Media (II).pptx
 
Komunikasi Gender 9_Male Gaze dalam Media (I) Sebuah Pengantar.pptx
Komunikasi Gender 9_Male Gaze dalam Media (I) Sebuah Pengantar.pptxKomunikasi Gender 9_Male Gaze dalam Media (I) Sebuah Pengantar.pptx
Komunikasi Gender 9_Male Gaze dalam Media (I) Sebuah Pengantar.pptx
 
Creative Thinking 9_Peran Emosi dalam Creative Thinking.pptx
Creative Thinking 9_Peran Emosi dalam Creative Thinking.pptxCreative Thinking 9_Peran Emosi dalam Creative Thinking.pptx
Creative Thinking 9_Peran Emosi dalam Creative Thinking.pptx
 
Komunikasi Gender 8_Media dan Politik Representasi (II).pptx
Komunikasi Gender 8_Media dan Politik Representasi (II).pptxKomunikasi Gender 8_Media dan Politik Representasi (II).pptx
Komunikasi Gender 8_Media dan Politik Representasi (II).pptx
 
Creative Thinking 8_Teknik Pluses, Potentials, dan Concerns.pptx
Creative Thinking 8_Teknik Pluses, Potentials, dan Concerns.pptxCreative Thinking 8_Teknik Pluses, Potentials, dan Concerns.pptx
Creative Thinking 8_Teknik Pluses, Potentials, dan Concerns.pptx
 
Komunikasi Antarpribadi 4_Persepsi dan Membangun Impresi Positif dalam Komuni...
Komunikasi Antarpribadi 4_Persepsi dan Membangun Impresi Positif dalam Komuni...Komunikasi Antarpribadi 4_Persepsi dan Membangun Impresi Positif dalam Komuni...
Komunikasi Antarpribadi 4_Persepsi dan Membangun Impresi Positif dalam Komuni...
 
Komunikasi Antarpribadi 3_Komunikasi Antarpribadi Komunikasi dan Pesan Verbal...
Komunikasi Antarpribadi 3_Komunikasi Antarpribadi Komunikasi dan Pesan Verbal...Komunikasi Antarpribadi 3_Komunikasi Antarpribadi Komunikasi dan Pesan Verbal...
Komunikasi Antarpribadi 3_Komunikasi Antarpribadi Komunikasi dan Pesan Verbal...
 
Komunikasi Antarpribadi 6_Relasi Kuasa dan Perbedaan Gender dalam Komunikasi ...
Komunikasi Antarpribadi 6_Relasi Kuasa dan Perbedaan Gender dalam Komunikasi ...Komunikasi Antarpribadi 6_Relasi Kuasa dan Perbedaan Gender dalam Komunikasi ...
Komunikasi Antarpribadi 6_Relasi Kuasa dan Perbedaan Gender dalam Komunikasi ...
 

Recently uploaded

Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 

Recently uploaded (20)

Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 

Komunikasi Gender dan Keadilan

  • 1. Komunikasi Gender #4 Rinta Arina Manasikana, M.A. Peran, Mitos, Keadilan, dan Ketidakadilan Gender
  • 2. • Peran gender (gender role) didasarkan pada harapan yang berbeda yang dibebankan ke suatu individu berdasarkan jenis kelamin mereka dan berdasarkan masing-masing nilai dan kepercayaan masyarakat tentang gender. • Peran gender merupakan produk dari interaksi antara individu dan lingkungannya, di mana mereka memberi petunjuk kepada individu tentang perilaku seperti apa saja yang diyakini sesuai dengan jenis kelamin mereka masing-masing. Peran Gender?
  • 3. • Memahami istilah "peran gender" membutuhkan pengertian terlebih dahulu mengenai istilah “gender”. Dalam kehidupan sosial, istilah gender dan sex sering kali dipertukarkan satu sama lain. Padahal hal ini merupakan dua konsep yang berbeda. • Sex adalah konsep biologis, ditentukan berdasarkan karakteristik seks primer individu yaitu jenis kelamin. Sedangkan di sisi lain, gender mengacu pada makna, nilai, dan karakteristik yang dilekatkan pada diri seseorang berdasarkan jenis kelamin yang dimiliki. • Dengan kata lain, gender adalah konsep yang diciptakan manusia, sistem, dan lingkungan sosial. Tetapi hal ini sangat bergantung pada perbedaan biologis yang pada akhirnya akan membedakan peran-peran apa yang akan dijalani oleh setiap individu laki-laki dan perempuan. Masih Ingat Konsep Gender?
  • 4. • Karena manusia dan sistem sosial yang menciptakan konsep tentang gender, konsep gender merupakan sebuah konstruksi sosial. Ini dapat didefinisikan sebagai sebuah makna yang disematkan masyarakat mengenai ciri-ciri, status, atau nilai kepada individu semata-mata karena hal yang melekat pada dirinya (khususnya dalam hal jenis kelamin). Namun, anggapan ini bisa jadi memiliki perbedaan di satu tempat dengan tempat yang lain maupun bisa juga memiliki perubahan dari waktu ke waktu. Apakah Peran Gender = Konstruksi Sosial? Masih Ingat Konsep Gender?
  • 5. Dalam tulisannya, Amy Blackstone mengambil contoh sebagai berikut: • Banyak masyarakat Barat yang mempercayai perempuan lebih memiliki sifat “nurture” (mengasuh) daripada laki-laki. Karena pandangan tradisional tersebut, peran gender mengatur bahwa perempuan harus berperilaku sebagai seseorang yang sudah seharusnya punya peran sebagai pengasuh. • Salah satu cara yang mungkin dilakukan seorang wanita dalam peran gender feminin tradisional adalah mengasuh keluarganya dengan bekerja penuh waktu di dalam rumah daripada mengambil pekerjaan di luar rumah. Seperti Apa sih Peran Gender?
  • 6. • Sedangkan, laki-laki, di sisi lain, dianggap oleh pandangan peran gender tradisional sebagai seseorang yang menjadi pemimpin. Pandangan tradisional tentang peran gender maskulin, oleh karena itu, menunjukkan bahwa laki-laki harus menjadi kepala rumah tangga mereka dengan menyediakan keuangan untuk keluarga dan membuat keputusan keluarga yang penting. Seperti Apa sih Peran Gender?
  • 7. 1. Pria pada dasarnya adalah pemimpin yang lebih baik daripada wanita. 2. Wanita harus memprioritaskan keluarga mereka daripada karir mereka. 3. Laki-laki diharapkan menjadi pencari nafkah utama dalam rumah tangga. 4. Wanita secara alami lebih emosional daripada pria. 5. Pria tidak boleh menunjukkan kerentanan atau emosi karena itu adalah tanda kelemahan. 6. Wanita tidak cocok untuk pekerjaan yang membutuhkan kekuatan fisik. 7. Laki-laki tidak mampu menjadi pengasuh bagi anak-anak. Let’s Play: Agree or Disagree Game
  • 8. 8. Wanita tidak tertarik mengejar karir di bidang sains dan teknologi. 9. Pria harus selalu menjadi orang yang mengambil langkah pertama dalam hubungan romantis. 10. Wanita tidak sekompetitif pria. 11. Pria diharapkan tegas dan dominan dalam situasi sosial. 12. Laki-laki tidak boleh menjadi ayah yang tinggal di rumah karena bertentangan dengan peran gender tradisional. 13. Wanita yang tegas dan percaya diri sering dicap sebagai "suka memerintah" atau "agresif". Let’s Play: Agree or Disagree Game
  • 9. 14. Pria yang senang memasak atau bersih-bersih dianggap kurang maskulin. 15. Laki-laki harus selalu membayar untuk kencan karena itu adalah tanggung jawab mereka sebagai penyedia. 16. Wanita tidak pandai matematika dan sains seperti pria. 17. Pria lebih tertarik pada teknologi dan gadget daripada wanita. Let’s Play: Agree or Disagree Game
  • 10. • Seperti yang diperlihatkan contoh-contoh ini, peran gender kadang-kadang dibuat atas dasar stereotip tentang jenis kelamin yang ada. Stereotip gender seakan-akan terlalu menyederhanakan pemahaman mengenai laki-laki dan perempuan dan perbedaan di antara mereka. • Mitos gender adalah stereotip-stereotip atau keyakinan yang salah tentang peran gender yang telah dikonstruksi oleh masyarakat. Mitos gender sering kali menggambarkan bagaimana seharusnya seorang pria atau wanita berperilaku, berbicara, dan bertindak berdasarkan jenis kelamin mereka. • Mitos gender dapat mempengaruhi cara seseorang memandang diri sendiri dan orang lain, serta dapat membatasi kemampuan dan potensi individu. Mitos Gender
  • 11. • Mereka yang memelihara orientasi peran gender tradisional mungkin dipengaruhi oleh aturan dan ritual dari generasi ke generasi yang datang sebelum mereka. • Sedangkan individu nontradisional, memiliki paham bahwa peran gender lebih cenderung untuk percaya bahwa perilaku seseorang tidak atau tidak seharusnya hanya ditentukan oleh jenis kelaminnya. • Individu dengan nontradisional percaya pada nilai hubungan egaliter (setara/sederajat) antara laki-laki dan perempuan dan dalam kekuatan individu sebagai manusia untuk menentukan peran apa yang mereka ingin duduki dan sejauh mana peran tersebut harus dikaitkan dengan jenis kelamin mereka. Traditional  Nontraditional
  • 12. Traditional  Nontraditional By: Eli Rezkallah “In a Parallel Universe” https://www.buzzfeed.com/crystalro/this-artist-re-created-sexist-vintage-ads-with-the-roles
  • 13. Traditional  Nontraditional By: Eli Rezkallah “In a Parallel Universe” https://www.buzzfeed.com/crystalro/this-artist-re-created-sexist-vintage-ads-with-the-roles
  • 16. • Peran gender dapat mempengaruhi ketidakadilan gender. Peran gender dalam hal ini dapat membatasi kemampuan individu untuk melakukan pilihan hidup mereka, termasuk dalam hal pekerjaan, pendidikan, dan peran keluarga. • Dalam masyarakat yang memperkuat peran gender yang ketat, bias gender dapat terjadi, yang memperkuat pandangan yang salah bahwa laki-laki dan perempuan memiliki kemampuan dan peran yang berbeda secara inheren (sudah melekat, tidak dapat dipisahkan) • Dalam situasi seperti itu, laki-laki dan perempuan dapat mengalami ketidakadilan gender dalam hal upah, kesempatan pekerjaan, akses terhadap pendidikan, dan hak-hak lainnya. Keadilan dan Ketidakadilan Gender
  • 17. • Selain itu, gender juga dapat mempengaruhi pengalaman individu dalam hal kekerasan dan diskriminasi gender, yang sering kali lebih banyak dialami oleh perempuan. • Ini dapat terjadi karena pandangan yang keliru tentang kekuatan dan kontrol yang dimiliki laki-laki dalam masyarakat, yang sering kali menghasilkan pengabaian terhadap kekerasan dan diskriminasi terhadap perempuan. • Oleh karena itu, upaya untuk mempromosikan keadilan gender harus mencakup perubahan dalam norma dan nilai-nilai sosial yang mempengaruhi peran gender dalam masyarakat. Keadilan dan Ketidakadilan Gender
  • 18. • Keadilan gender merujuk pada kesetaraan hak, kesempatan, dan perlakuan yang adil antara jenis kelamin yang berbeda, yaitu laki- laki dan perempuan. Ini berarti bahwa laki-laki dan perempuan harus memiliki hak yang sama dalam hal pendidikan, pekerjaan, upah, perlindungan hukum, dan partisipasi dalam kehidupan politik dan sosial. • Ketidakadilan gender, di sisi lain, merujuk pada ketidakadilan atau diskriminasi yang terjadi karena jenis kelamin seseorang. Hal ini bisa terjadi dalam berbagai bentuk, seperti upah yang lebih rendah untuk pekerjaan yang sama, kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan tertentu karena stereotip jenis kelamin, penganiayaan seksual dan kekerasan, dan ketidaksetaraan dalam hak-hak sipil dan politik. Keadilan dan Ketidakadilan Gender
  • 19. • Ketidakadilan gender dapat memiliki dampak yang signifikan pada kehidupan individu dan masyarakat secara keseluruhan, termasuk pembatasan akses terhadap sumber daya dan peluang, serta memperburuk kesenjangan sosial dan ekonomi antara laki-laki dan perempuan. • Oleh karena itu, upaya untuk mencapai keadilan gender menjadi sangat penting dalam membangun masyarakat yang lebih inklusif dan adil. Keadilan dan Ketidakadilan Gender
  • 20. • Ketimpangan upah antara laki-laki dan perempuan. Di banyak negara, laki-laki masih mendapatkan upah yang lebih tinggi daripada perempuan meskipun memiliki kualifikasi dan pengalaman kerja yang sama. • Ketidakadilan dalam pendidikan. Di beberapa negara, perempuan masih tidak memiliki akses yang sama ke pendidikan seperti laki- laki. Ada juga perbedaan dalam pilihan program studi yang tersedia untuk laki-laki dan perempuan. • Kekerasan terhadap perempuan. Kekerasan terhadap perempuan masih menjadi masalah yang sangat serius di banyak negara. Ini termasuk kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan seksual, pemerkosaan, trafficking, dan mutilasi genital. Contoh Ketidakadilan Gender
  • 21. • Diskriminasi dalam pekerjaan. Perempuan masih menghadapi diskriminasi dalam dunia kerja, seperti tidak diberikan kesempatan yang sama dalam promosi, mendapatkan pekerjaan yang tidak sebanding dengan kualifikasi mereka, dan terhambat oleh stereotip gender. • Ketidakadilan dalam partisipasi politik. Perempuan masih terkendala untuk ikut serta dalam proses politik dan pengambilan keputusan, seperti menjadi anggota parlemen atau memegang jabatan publik tertinggi. Contoh Ketidakadilan Gender
  • 22. • Stereotip gender. Perempuan dan laki-laki masih sering dijebak dalam stereotip gender yang mempengaruhi cara mereka diperlakukan di masyarakat. Misalnya, perempuan sering dianggap sebagai orang yang lebih lemah, sementara laki-laki dianggap sebagai orang yang lebih kuat dan kompeten. • Pemisahan gender yang tidak perlu. Beberapa negara masih memisahkan laki-laki dan perempuan dalam ruang publik, seperti tempat duduk di transportasi umum atau ruang shalat. Hal ini dapat memperkuat pemisahan gender yang tidak perlu dan memperkuat pandangan negatif tentang laki-laki dan perempuan. Contoh Ketidakadilan Gender
  • 23. Bagaimana dengan ini? Ladies Parking/Tempat Parkir yang Dikhususkan untuk Perempuan
  • 24. Bagaimana dengan ini? • Tempat parkir khusus perempuan dapat dianggap sebagai bentuk keadilan gender dalam beberapa konteks, seperti di tempat- tempat umum yang seringkali menjadi sumber kekhawatiran atau bahaya bagi perempuan, seperti pusat perbelanjaan atau stasiun kereta api yang ramai. Dalam situasi-situasi tersebut, memberikan tempat parkir khusus bagi perempuan dapat membantu meningkatkan rasa aman dan kenyamanan mereka. • Namun, dalam situasi-situasi lain, tempat parkir khusus perempuan dapat menjadi bentuk diskriminasi terhadap laki-laki, dan tidak menghasilkan kesetaraan hak dan perlakuan yang adil antara laki-laki dan perempuan. • Jika tempat parkir khusus perempuan hanya disediakan karena asumsi bahwa perempuan tidak dapat memarkir mobil dengan baik, atau bahwa perempuan harus dilindungi dari kekerasan yang mungkin terjadi di area parkir, hal ini dapat memperkuat stereotip gender dan ketidakadilan.
  • 26. Bagaimana dengan ini? • Gerbong khusus perempuan di transportasi umum dapat dianggap sebagai bentuk keadilan gender dalam beberapa konteks, terutama dalam situasi di mana perempuan seringkali menjadi korban pelecehan seksual di transportasi umum yang ramai. Gerbong khusus perempuan dapat membantu meningkatkan rasa aman dan kenyamanan perempuan dalam menggunakan transportasi umum. • Namun, dalam situasi lain, gerbong khusus perempuan dapat menjadi bentuk diskriminasi gender yang memperkuat stereotip dan pandangan negatif tentang perempuan. Hal ini juga dapat memperkuat pemisahan gender yang tidak sehat dan tidak membantu dalam mempromosikan kesetaraan gender.
  • 27. Bagaimana dengan ini? • Jika gerbong khusus perempuan hanya diberikan karena asumsi bahwa perempuan tidak dapat berbagi gerbong dengan laki-laki, atau bahwa laki-laki cenderung melakukan pelecehan terhadap perempuan, hal ini dapat memperkuat pandangan negatif tentang laki-laki dan perempuan dan tidak membantu dalam mempromosikan kesetaraan gender.
  • 28. Bagaimana dengan ini? Jatah 30% Perempuan di Parlemen