SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
PENGARUSUTAMAAN GENDER DAN
PERANANNYA DALAM PROGRAM
SANIMAS
Disampaikan oleh:
Sigit Pramulia
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Deli Serdang
2017
JENIS KELAMIN
Perbedaan BIOLOGIS antara laki-laki dan
perempuan mencakup perbedaan kromosom,
organ seksual-reproduksi dan karakteristik fisik.
Ciri-ciri :
Diperoleh SEJAK LAHIR
Ciptaan Tuhan (KODRATI, GIVEN, TERBERI)
Universal (berlaku sepanjang zaman dan dimana saja)
Menetap/permanen
TIDAK dapat BERUBAH atau DIUBAH
TIDAK dapat DITUKAR
Sering disebut jenis kelamin biologis
Jenis Kelamin, contohnya...
Aspek
Perbedaan
Laki-laki Perempuan
Kromosom XY XX
Organ Reproduksi • Penis
• Testis
• Prostat
• Vagina
• Ovarium
• Sel Telur
• Rahim/uterus
Karakteristik/Ciri-
ciri Fisik
• Payudara tanpa kelenjar
susu, bulu dada
• Memiliki jakun
• Tumbuh janggut dan kumis
• Otot badan lebih liat
• Payudara dengan
kelenjar susu
• Bentuk pinggul yang
khas
Ciri
Primer
Ciri
Sekund
er
Gender
Ciri-ciri :
 Bersifat Non Biologis
 Dibentuk dan dipelajari sejak
kecil Faktor Lingkungan,
Kebiasaan, Pola asuh, Pendidikan dll
 Kontekstual (dipengaruhi ruang dan
waktu)
 Spesifik (tidak sama untuk setiap
orang)
 Dapat berubah atau diubah
 Dapat dipertukarkan
 Sering disebut jenis kelamin
sosial
Pembedaan laki-laki
dan perempuan, dalam
hal nilai, posisi, peran,
status maupun relasi
GENDER : HASIL KONSTRUKSI SOSIAL BUDAYA
PEREMPUAN PERBEDAAN LAKI-LAKI
PRIVAT/DOMETIK AREA PUBLIK
REPRODUKTIF PERAN PRODUKTIF
PENCARI NAFKAH TAMBAHAN FUNGSI PENCARI NAFKAH UTAMA
IBU RUMAH TANGGA TANGGUNG JAWAB KEPALA KELUARGA
FEMININ SIKAP MASKULIN
EMOSIONAL, RAGU-RAGU, PASIF,
LEMAH
PERILAKU RASIONAL, TEGAS, AGRESIF, KUAT
• Ciri-ciri, tindakan atau perilaku yang dianggap masyarakat sesuai
untuk jenis kelamin tertentu
• Ada peran tertentu yang dianggap cocok/pantas dilakukan oleh
laki-laki biasanya (biasanya dilakukan di luar rumah dan terkait
aktivitas yang menghasilkan uang/peran produktif)
• Perempuan biasanya dianggap cocok/pantas melakukan peran
yang dilakukan di dalam rumah dan terkait dengan urusan
pengasuhan dan perawatan (peran domestik/reproduktif)
PERAN GENDER
GENDER BERBEDA DARI JENIS KELAMIN
Perbedaan antara jenis kelamin dan gender
JENIS KELAMIN GENDER
Biologis Kultur, adat Istiadat
Pemberian Tuhan Bentukan setelah lahir
(Kodrat) Diajarkan melalui sosialisasi
Dipelajari melalui internalisasi
Kodrati (alami) Konstruksi sosial
Tidak dapat berubah
Atau diubah diubah Dapat berubah dan diubah (Dinamis)
Peran Kodrat Peran Gender
Memasak, mencuci, merawat anak dan ortu,
mendidik anak, bekerja di luar rumah,
menjadi tenaga professional dsb.
menstruasi, hamil,
melahirkan, menyusui
Mengapa gender menjadi masalah?
– Ada kecenderungan salah satu
jenis kelamin mengalami
ketidakadilan sebagai akibat
dari karakter biologis yang
diperolehnya sejak lahir
– Ada salah satu jenis kelamin yang
dihargai, diberikan lebih banyak
kesempatan dan keistimewaan
daripada jenis kelamin.
– Masih adanya ketidaksetaraan atau
ketimpangan gender dalam
berbagai bentuk.
Bentuk Ketidaksetaraan/Ketimpangan Gender
Subordinasi
Marginalisasi
Kekerasan
Stereotip
Beban Ganda
Ketimpangan
Gender
Diskriminasi
Keluarga/Rumah tangga
mis: pernikahan anak,
KDRT
Komunitas/Masyarakat
mis: kematian ibu
melahirkan, dll
Negara dan Pasar
mis: kesulitan mengakses
modal & pinjaman,
perdagangan manusia
(trafficking)
Terjadi pada berbagai
tingkat/level:
MARGINALISASI (PEMINGGIRAN)
Marginalisasi adalah proses yang mengakibatkan laki-laki atau perempuan tidak
mendapatkan manfaat dari apa yang seharusnya didapatkan. Marginalisasi dapat
mengakibatkan kemiskinan.
contoh banyak pekerja perempuan tersingkir dan menjadi miskin akibat dari program
pembangunan seperti intensifikasi pertanian yang hanya memfokuskan pada petani laki-
laki.
SUBORDINASI (PENOMORDUAAN)
Subordinasi pada dasarnya adalah keyakinan bahwa salah satu jenis
kelamin dianggap lebih penting atau lebih utama dibanding jenis kelamin
lainnya. Sudah sejak dahulu ada pandangan yang menempatkan
kedudukan dan peran perempuan lebih rendah dari pada laki-laki.
Sebagai contoh apabila seorang istri yang hendak mengikuti tugas belajar
atau hendak bepergian keluar negeri, ia harus mendapat izin dari suami.
Tetapi apabila suami yang akan pergi tanpa harus mendapat izin dari
istri.
STEREOTYPE (PELABELAN)
Stereotype akan melahirkan ketidakadilan dan diskriminasi yang disebabkan dari adanya
pandangan gender karena menyangkut pelabelan atau penandaan terhadap salah satu jenis
kelamin tertentu.
Misalnya
pandangan terhadap perempuan bahwa tugas dan fungsinya hanya melaksanakan pekerjaan
yang berkaitan dengan kerumahtanggaan atau tugas domestik.
karena perempuan dianggap pandai merayu maka ia dianggap lebih pas bekerja dibagian
penjualan.
DISKRIMINASI
Diskriminasi gender merupakan kondisi tidak adil akibat dari
sistem dan struktur sosial dimana baik perempuan maupun laki –
laki menjadi korban dari sistem tersebut.
Berbagai pembedaan peran dan kedudukan antara perempuan
dan laki – laki baik secara langsung yang berupa perlakuan
maupun sikap dan yang tidak langsung berupa dampak suatu
peraturan perundang – undangan maupun kebijakan.
BEBAN GANDA (DOUBLE BURDEN)
Sebagai suatu bentuk ketidak-adilan gender adalah beban kerja yang
harus dijalankan oleh salah satu jenis kelamin tertentu. Dalam suatu
rumah tangga pada umumnya, beberapa jenis kegiatan dilakukan oleh
laki-laki, dan beberapa yang lain dilakukan oleh perempuan.
Berbagai observasi menunjukkan perempuan mengerjakan hampir 90%
dari pekerjaan dalam rumah tangga, sehingga bagi mereka yang
bekerja di luar rumah, selain bekerja di wilayah publik mereka juga
masih harus mengerjakan pekerjaan domestik.
KEKERASAN/VIOLENCE
Kekerasan atau “violence” artinya suatu serangan terhadap fisik maupun
integritas mental psikologi seseorang. Oleh keran itu kekerasan tidak hanya
menyangkut serangan fisik saja seperti perkosaan, pemukulan, dan
penyiksaan, tetapi juga yang bersifat non fisik seperti pelecehan seksual,
ancaman, dan paksaan sehingga secara emosional perempuan atau laki-
laki yang mengalaminya akan merasa terusik batinnya.
Contoh Ketidaksetaraan Gender di
Sektor Air Minum dan Sanitasi
– Beban ganda : Secara sosial, masyarakat menganggap pengadaan dan pengelolaan air bersih untuk
memenuhi kebutuhan rumah tangga adalah kewajiban perempuan. Pada saat debit air PDAM rendah
atau air sumur kering, perempuan terpaksa mengorbankan waktu dan tenaga untuk memenuhi
kebutuhan air rumah tangga. Begitu pula dalam hal pembiayaan, karena tanggung jawab pengadaan air
bersih dan sanitasi dianggap melekat pada perempuan, maka banyak laki-laki melepaskan semua urusan
pembiayaan ini kepada perempuan.
– Peminggiran perempuan (marginalisasi) terutama dalam proses pengambilan keputusan terkait air bersih
dan sanitasi disebabkan anggapan bahwa urusan fasilitas umum terlebih menyangkut teknis dan kontruksi
bangunan adalah urusan laki-laki dan perempuan dianggap tidak memiliki pengetahuan atau keahlian
tentang hal ini (pelabelan/stereotip).
– Kendati perempuan sangat intensif menggunakan fasilitas MCK umum namun rasa kepemilikan terhadap
fasilitas tersebut sangat rendah. Tidak jarang MCK umum yang dijumpai di lapangan walaupun masih
fungsional dapai digunakan tetapi kondisinya tidak terawat, kotor dan tidak aman untuk perempuan dan
anak-anak dari tindakan pelecehan seksual dan kekerasan berbasis gender.
Laki-laki dan
perempuan ADALAH
SUATU FAKTA YANG
ADA. Mereka memiliki
PERBEDAAN namun
keduanya memiliki HAK
yang SAMA
Kapan GENDER itu Bermasalah ?
Belum BERMASALAH kalau
berbeda Akan tetapi
BERMASALAH apabila Terjadi
Ketimpangan
APAKAH PENGARUSUTAMAAN GENDER
PUG
Suatu strategi yang menempatkan laki-
laki dan perempuan menjadi
perimbangan utama dalam setiap
perumushan kebijakan dalam
pembangunan.
Dengan adanya pengarusutamaan gender, maka
dapat diminimalisir kesenjangan GENDER yang
ada antara laki-laki dan perempuan sehingga:
Kenapa PUG?
1. Memperoleh AKSES yang sama terhadap
sumberdaya program;
2. Memiliki KONTROL yang sama atas sumberdaya
program; dan
3. Memiliki peluang ber- PARTISIPASI yang sama
dalam semua tahapan program, terutama dalam
proses pengambilan keputusan;
4. Memperoleh MANFAAT yang sama atas hasil
pembangunan sarana sanitasi Program SANIMAS-
IDB
A
K
P
M
PENTINGNYA KETERLIBATAN PEREMPUAN
DALAM SANIMAS-IDB
 Perempuan diantaranya lebih banyak tidak bekerja
(mengurus RT)
 setiap hari berurusan dengan airbersih, air kotor
(sanitasi juga perawatannya)
 Perempuan sangat dekat dengan kegiatan sanitasi
baik di rumah maupun di masyarakat.
 dan perempuan pula yang melahirkan generasi
berikutnya
 Perempuan dan laki-laki kadang memiliki kebutuhan
yang berbeda sehingga baik kebutuhan perempuan
dan laki-laki harus diakomodir
1. individu maupun kelompok untuk turut berpartisipasi
memecahkan berbagai permasalahan yang terkait
pada upaya peningkatan kualitas kehidupan,
kemandirian dan kesejahteraan masyarakat.
2. Mekanisme penyelenggaraan Program SANIMAS – IDB
menerapkan pendekatan pembangunan
berkelanjutan berbasis masyarakat melalui peran
serta masyarakat secara utuh dalam seluruh
tahapan kegiatan,
3. Didalam Petunjuk Teknis SANIMAS – IDB Terdapat
penentuan kuota perempuan dalam tiap tahap
kegiatan, Dalam program ditetapkan minimal 30%
dalam pertemuan/rembug
4. Selain upaya pemenuhan kuota jumlah perempuan
dalam tiap tahap kegiatan, adalah peningkatan peran
perempuan di dalamnya.
5. Didalam Petunjuk Teknis SANIMAS-IDB OUTCOME :
Meningkatnya jumlah penduduk yang memiliki
akses pelayanan prasarana/sarana sanitasi dasar,
terutama kaum perempuan, kelompok rentan/marjinal
dan penduduk miskin;
TAHAPAN KEGIATAN PROGRAM SANIMAS-IDB
Tahap Perencanaan
Tahap Pelaksanaan FISIK
Tahap Evaluasi & OP
1
2
3
4
Tahap Penyiapan
Warga
IMPLEMENTASI PUG :
1. Penentuan kuota perempuan
dalam tiap tahap kegiatan,
Dalam program ditetapkan
minimal 30% dalam
pertemuan/Rembug
2. Selain upaya pemenuhan
kuota jumlah perempuan
dalam tiap tahap kegiatan,
adalah peningkatan peran
perempuan di dalamnya
(Usulan nama-nama sebagai
keterwakilan perempuan
dalam POKJASAN)
3. Promosi dan Sosialisasi : memberi arahan
maksud tujuan program, perempuan
paham, sadar akan keterlibatannya dlm
program
Rembuk
Khusus
Perempuan
1
IMPLEMENTASI PUG :
1. Kuota perempuan dalam tiap tahap
kegiatan, ditetapkan minimal 30% dalam
Rembug, serta peningkatan peran
perempuan di dalamnya (Usulan nama-
nama sebagai keterwakilan perempuan
dalam KSM )
2. Perempuan dapat memetakan kebutuhan
prioritas sanitasi, apa permasalahan,
usulannya. Serta teridentifikasi peran
perempuan dalam pelaksanaan
konstruksi dan O&P
3. Memastikan Design infrastruktur yang
ramah perempuan serta mengakomodir
kebutuhan perempuan
4. merencanakan kebutuhan tenaga kerja
perempuan untuk terlibat dalam kegiatan
konstruksi
Rembuk Khusus
Perempuan 2
Rembuk RT/RW
II
(Pembentukan
KPP)
IMPLEMENTASI PUG :
1. Kuota perempuan dalam tiap
tahap kegiatan, ditetapkan
minimal 30% dalam Rembug,
serta peningkatan peran
perempuan di dalamnya
(Usulan nama-nama sebagai
keterwakilan perempuan dalam
KPP)
2. Memastikan Keterlibatan
perempuan dalam pelaksanaan
dan pengawasan pembangunan
infrastruktur. “terbangun nya
infrastruktur yang ramah
perempuan”
3. Jumlah perempuan yang terlibat
sebagai tenaga kerja (data terpilah
gender)
4. Memastikan Perempuan sebagai
kepala rumah tangga diprioritaskan
sebagai tenaga kerja)
Rembuk Khusus
Perempuan 3
IMPLEMENTASI PUG :
1. Kuota perempuan dalam tiap tahap kegiatan, ditetapkan minimal
30% dalam Rembug, serta peningkatan peran perempuan di
dalamnya (Keterlibatan perempuan dalam O&M
2. Pengecekan sarana sanitasi terbangun yang “ramah perempuan”
3. Evaluasi terhdap perilaku masyarakat atas Pemanfaatan sarana
sanitasi (kuantitatif/kualitatif)
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Diskriminasi Gender
Diskriminasi GenderDiskriminasi Gender
Diskriminasi GenderJesica Grace
 
Makalah Kesehatan Reproduksi Konsep Gender
Makalah Kesehatan Reproduksi Konsep GenderMakalah Kesehatan Reproduksi Konsep Gender
Makalah Kesehatan Reproduksi Konsep GenderShafa Nabilah Eka Puteri
 
Diskusi UI kesetaraan gender
Diskusi UI kesetaraan genderDiskusi UI kesetaraan gender
Diskusi UI kesetaraan genderMifta Muzaki
 
Gender dan Pembangunan
Gender dan PembangunanGender dan Pembangunan
Gender dan PembangunanIrenty Helena
 
Gender, Perempuan Dan Pembangunan
Gender, Perempuan Dan PembangunanGender, Perempuan Dan Pembangunan
Gender, Perempuan Dan Pembangunanendang_lestari3003
 
Gender perspektif sosial, budaya dan agama
Gender perspektif sosial, budaya dan agamaGender perspektif sosial, budaya dan agama
Gender perspektif sosial, budaya dan agamaNailiamani Aman
 
145221413 kesehatan-reproduksi-dalam-perspektif-gender
145221413 kesehatan-reproduksi-dalam-perspektif-gender145221413 kesehatan-reproduksi-dalam-perspektif-gender
145221413 kesehatan-reproduksi-dalam-perspektif-genderEl Gala
 
Gender dalam Pemberdayaan Masyarakat
Gender dalam Pemberdayaan MasyarakatGender dalam Pemberdayaan Masyarakat
Gender dalam Pemberdayaan MasyarakatErwin Rasyid
 
1. pemateri kesehatan reproduksi remaja pada mos 0
1. pemateri kesehatan reproduksi remaja pada mos 01. pemateri kesehatan reproduksi remaja pada mos 0
1. pemateri kesehatan reproduksi remaja pada mos 0Agit Fusg
 
World Tugas Ilmu sosial Dasar 3
World Tugas Ilmu sosial Dasar 3World Tugas Ilmu sosial Dasar 3
World Tugas Ilmu sosial Dasar 3sopiannudin
 

What's hot (19)

Diskriminasi Gender
Diskriminasi GenderDiskriminasi Gender
Diskriminasi Gender
 
Makalah Kesehatan Reproduksi Konsep Gender
Makalah Kesehatan Reproduksi Konsep GenderMakalah Kesehatan Reproduksi Konsep Gender
Makalah Kesehatan Reproduksi Konsep Gender
 
Ketidakadilan gender
Ketidakadilan genderKetidakadilan gender
Ketidakadilan gender
 
Diskusi UI kesetaraan gender
Diskusi UI kesetaraan genderDiskusi UI kesetaraan gender
Diskusi UI kesetaraan gender
 
GENDER
GENDERGENDER
GENDER
 
Konsep gender dds
Konsep gender ddsKonsep gender dds
Konsep gender dds
 
Gender dan Pembangunan
Gender dan PembangunanGender dan Pembangunan
Gender dan Pembangunan
 
Gender, Perempuan Dan Pembangunan
Gender, Perempuan Dan PembangunanGender, Perempuan Dan Pembangunan
Gender, Perempuan Dan Pembangunan
 
09 Gender
09 Gender09 Gender
09 Gender
 
Gender perspektif sosial, budaya dan agama
Gender perspektif sosial, budaya dan agamaGender perspektif sosial, budaya dan agama
Gender perspektif sosial, budaya dan agama
 
3. kesetaraan gender
3. kesetaraan gender3. kesetaraan gender
3. kesetaraan gender
 
Memahami Gender
Memahami GenderMemahami Gender
Memahami Gender
 
145221413 kesehatan-reproduksi-dalam-perspektif-gender
145221413 kesehatan-reproduksi-dalam-perspektif-gender145221413 kesehatan-reproduksi-dalam-perspektif-gender
145221413 kesehatan-reproduksi-dalam-perspektif-gender
 
Gender dalam Pemberdayaan Masyarakat
Gender dalam Pemberdayaan MasyarakatGender dalam Pemberdayaan Masyarakat
Gender dalam Pemberdayaan Masyarakat
 
Gender
GenderGender
Gender
 
1. pemateri kesehatan reproduksi remaja pada mos 0
1. pemateri kesehatan reproduksi remaja pada mos 01. pemateri kesehatan reproduksi remaja pada mos 0
1. pemateri kesehatan reproduksi remaja pada mos 0
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
World Tugas Ilmu sosial Dasar 3
World Tugas Ilmu sosial Dasar 3World Tugas Ilmu sosial Dasar 3
World Tugas Ilmu sosial Dasar 3
 
Modul 7
Modul 7Modul 7
Modul 7
 

Similar to Paparan pug sanimas

11897580.ppt
11897580.ppt11897580.ppt
11897580.pptagus war
 
Pertemuan 2. Gender.pdf
Pertemuan 2. Gender.pdfPertemuan 2. Gender.pdf
Pertemuan 2. Gender.pdfEka Safitri
 
0046_Rohit triadi hutagaol Gender.pptx
0046_Rohit triadi hutagaol Gender.pptx0046_Rohit triadi hutagaol Gender.pptx
0046_Rohit triadi hutagaol Gender.pptxRohitHutagaol
 
KESETARAAN DAN KEADILAN GENDER.ppt
KESETARAAN DAN KEADILAN GENDER.pptKESETARAAN DAN KEADILAN GENDER.ppt
KESETARAAN DAN KEADILAN GENDER.pptrendy168828
 
KESEHATAN REPRODUKSI.pptx
KESEHATAN REPRODUKSI.pptxKESEHATAN REPRODUKSI.pptx
KESEHATAN REPRODUKSI.pptxRisma94
 
KEKUASAAN, POLITIK, DAN KEBIJAKAN DALAM PELAYANAN.pptx
KEKUASAAN, POLITIK, DAN KEBIJAKAN DALAM PELAYANAN.pptxKEKUASAAN, POLITIK, DAN KEBIJAKAN DALAM PELAYANAN.pptx
KEKUASAAN, POLITIK, DAN KEBIJAKAN DALAM PELAYANAN.pptxnovitasorreng20
 
Komunikasi Gender 4_Peran, Mitos, Keadilan dan Ketidakadilan Gender.pptx
Komunikasi Gender 4_Peran, Mitos, Keadilan dan Ketidakadilan Gender.pptxKomunikasi Gender 4_Peran, Mitos, Keadilan dan Ketidakadilan Gender.pptx
Komunikasi Gender 4_Peran, Mitos, Keadilan dan Ketidakadilan Gender.pptxRintaArina
 
Asuhan Kebidanan Pada Perempuan dan Anak pada Kondisi Rentan.pptx
Asuhan Kebidanan Pada Perempuan dan Anak pada Kondisi Rentan.pptxAsuhan Kebidanan Pada Perempuan dan Anak pada Kondisi Rentan.pptx
Asuhan Kebidanan Pada Perempuan dan Anak pada Kondisi Rentan.pptxFionaAmelia1
 
Menginteraksikan gender dan kesehatan reproduksi di.ppt
Menginteraksikan   gender dan kesehatan reproduksi di.pptMenginteraksikan   gender dan kesehatan reproduksi di.ppt
Menginteraksikan gender dan kesehatan reproduksi di.pptIntructuresTIK
 
DEFINISI seksualitas dan gender kesehata
DEFINISI seksualitas dan gender kesehataDEFINISI seksualitas dan gender kesehata
DEFINISI seksualitas dan gender kesehatachamyrahmatiqa1
 
Makalah Peran Wanita
Makalah Peran Wanita Makalah Peran Wanita
Makalah Peran Wanita Wiwit Alfyan
 
Hak reproduksi dan konsep gender dalam kespro
Hak reproduksi dan konsep gender dalam kesproHak reproduksi dan konsep gender dalam kespro
Hak reproduksi dan konsep gender dalam kesprofabian931271
 
PPT_PENDIDIKAN dan KESETARAAN GENDER.pptx
PPT_PENDIDIKAN dan KESETARAAN GENDER.pptxPPT_PENDIDIKAN dan KESETARAAN GENDER.pptx
PPT_PENDIDIKAN dan KESETARAAN GENDER.pptxZizahWildan
 
UIMA PPT KEL 7_ZIHAN_DAN_FITRIA (1).ppt
UIMA PPT KEL 7_ZIHAN_DAN_FITRIA (1).pptUIMA PPT KEL 7_ZIHAN_DAN_FITRIA (1).ppt
UIMA PPT KEL 7_ZIHAN_DAN_FITRIA (1).pptfitrianurhayati8
 
Konsep kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
Konsep kesehatan reproduksi dan keluarga berencanaKonsep kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
Konsep kesehatan reproduksi dan keluarga berencanaLinda Meliati
 
Pendidikan Remaja Sebaya-1.pptx
Pendidikan Remaja Sebaya-1.pptxPendidikan Remaja Sebaya-1.pptx
Pendidikan Remaja Sebaya-1.pptxAdityaPutra974399
 
5. Kesetaraan dan Keadilan gender
5. Kesetaraan dan Keadilan gender5. Kesetaraan dan Keadilan gender
5. Kesetaraan dan Keadilan genderGradeAlfonso
 

Similar to Paparan pug sanimas (20)

Hk Gender2.pptx
Hk Gender2.pptxHk Gender2.pptx
Hk Gender2.pptx
 
11897580.ppt
11897580.ppt11897580.ppt
11897580.ppt
 
Pertemuan 2. Gender.pdf
Pertemuan 2. Gender.pdfPertemuan 2. Gender.pdf
Pertemuan 2. Gender.pdf
 
0046_Rohit triadi hutagaol Gender.pptx
0046_Rohit triadi hutagaol Gender.pptx0046_Rohit triadi hutagaol Gender.pptx
0046_Rohit triadi hutagaol Gender.pptx
 
KESETARAAN DAN KEADILAN GENDER.ppt
KESETARAAN DAN KEADILAN GENDER.pptKESETARAAN DAN KEADILAN GENDER.ppt
KESETARAAN DAN KEADILAN GENDER.ppt
 
KESEHATAN REPRODUKSI.pptx
KESEHATAN REPRODUKSI.pptxKESEHATAN REPRODUKSI.pptx
KESEHATAN REPRODUKSI.pptx
 
KEKUASAAN, POLITIK, DAN KEBIJAKAN DALAM PELAYANAN.pptx
KEKUASAAN, POLITIK, DAN KEBIJAKAN DALAM PELAYANAN.pptxKEKUASAAN, POLITIK, DAN KEBIJAKAN DALAM PELAYANAN.pptx
KEKUASAAN, POLITIK, DAN KEBIJAKAN DALAM PELAYANAN.pptx
 
Komunikasi Gender 4_Peran, Mitos, Keadilan dan Ketidakadilan Gender.pptx
Komunikasi Gender 4_Peran, Mitos, Keadilan dan Ketidakadilan Gender.pptxKomunikasi Gender 4_Peran, Mitos, Keadilan dan Ketidakadilan Gender.pptx
Komunikasi Gender 4_Peran, Mitos, Keadilan dan Ketidakadilan Gender.pptx
 
Asuhan Kebidanan Pada Perempuan dan Anak pada Kondisi Rentan.pptx
Asuhan Kebidanan Pada Perempuan dan Anak pada Kondisi Rentan.pptxAsuhan Kebidanan Pada Perempuan dan Anak pada Kondisi Rentan.pptx
Asuhan Kebidanan Pada Perempuan dan Anak pada Kondisi Rentan.pptx
 
Gender
 Gender Gender
Gender
 
Menginteraksikan gender dan kesehatan reproduksi di.ppt
Menginteraksikan   gender dan kesehatan reproduksi di.pptMenginteraksikan   gender dan kesehatan reproduksi di.ppt
Menginteraksikan gender dan kesehatan reproduksi di.ppt
 
DEFINISI seksualitas dan gender kesehata
DEFINISI seksualitas dan gender kesehataDEFINISI seksualitas dan gender kesehata
DEFINISI seksualitas dan gender kesehata
 
Makalah Peran Wanita
Makalah Peran Wanita Makalah Peran Wanita
Makalah Peran Wanita
 
Hak reproduksi dan konsep gender dalam kespro
Hak reproduksi dan konsep gender dalam kesproHak reproduksi dan konsep gender dalam kespro
Hak reproduksi dan konsep gender dalam kespro
 
PPT_PENDIDIKAN dan KESETARAAN GENDER.pptx
PPT_PENDIDIKAN dan KESETARAAN GENDER.pptxPPT_PENDIDIKAN dan KESETARAAN GENDER.pptx
PPT_PENDIDIKAN dan KESETARAAN GENDER.pptx
 
UIMA PPT KEL 7_ZIHAN_DAN_FITRIA (1).ppt
UIMA PPT KEL 7_ZIHAN_DAN_FITRIA (1).pptUIMA PPT KEL 7_ZIHAN_DAN_FITRIA (1).ppt
UIMA PPT KEL 7_ZIHAN_DAN_FITRIA (1).ppt
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Konsep kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
Konsep kesehatan reproduksi dan keluarga berencanaKonsep kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
Konsep kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
 
Pendidikan Remaja Sebaya-1.pptx
Pendidikan Remaja Sebaya-1.pptxPendidikan Remaja Sebaya-1.pptx
Pendidikan Remaja Sebaya-1.pptx
 
5. Kesetaraan dan Keadilan gender
5. Kesetaraan dan Keadilan gender5. Kesetaraan dan Keadilan gender
5. Kesetaraan dan Keadilan gender
 

Paparan pug sanimas

  • 1. PENGARUSUTAMAAN GENDER DAN PERANANNYA DALAM PROGRAM SANIMAS Disampaikan oleh: Sigit Pramulia Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Deli Serdang 2017
  • 2. JENIS KELAMIN Perbedaan BIOLOGIS antara laki-laki dan perempuan mencakup perbedaan kromosom, organ seksual-reproduksi dan karakteristik fisik. Ciri-ciri : Diperoleh SEJAK LAHIR Ciptaan Tuhan (KODRATI, GIVEN, TERBERI) Universal (berlaku sepanjang zaman dan dimana saja) Menetap/permanen TIDAK dapat BERUBAH atau DIUBAH TIDAK dapat DITUKAR Sering disebut jenis kelamin biologis
  • 3. Jenis Kelamin, contohnya... Aspek Perbedaan Laki-laki Perempuan Kromosom XY XX Organ Reproduksi • Penis • Testis • Prostat • Vagina • Ovarium • Sel Telur • Rahim/uterus Karakteristik/Ciri- ciri Fisik • Payudara tanpa kelenjar susu, bulu dada • Memiliki jakun • Tumbuh janggut dan kumis • Otot badan lebih liat • Payudara dengan kelenjar susu • Bentuk pinggul yang khas Ciri Primer Ciri Sekund er
  • 4. Gender Ciri-ciri :  Bersifat Non Biologis  Dibentuk dan dipelajari sejak kecil Faktor Lingkungan, Kebiasaan, Pola asuh, Pendidikan dll  Kontekstual (dipengaruhi ruang dan waktu)  Spesifik (tidak sama untuk setiap orang)  Dapat berubah atau diubah  Dapat dipertukarkan  Sering disebut jenis kelamin sosial Pembedaan laki-laki dan perempuan, dalam hal nilai, posisi, peran, status maupun relasi
  • 5. GENDER : HASIL KONSTRUKSI SOSIAL BUDAYA PEREMPUAN PERBEDAAN LAKI-LAKI PRIVAT/DOMETIK AREA PUBLIK REPRODUKTIF PERAN PRODUKTIF PENCARI NAFKAH TAMBAHAN FUNGSI PENCARI NAFKAH UTAMA IBU RUMAH TANGGA TANGGUNG JAWAB KEPALA KELUARGA FEMININ SIKAP MASKULIN EMOSIONAL, RAGU-RAGU, PASIF, LEMAH PERILAKU RASIONAL, TEGAS, AGRESIF, KUAT
  • 6. • Ciri-ciri, tindakan atau perilaku yang dianggap masyarakat sesuai untuk jenis kelamin tertentu • Ada peran tertentu yang dianggap cocok/pantas dilakukan oleh laki-laki biasanya (biasanya dilakukan di luar rumah dan terkait aktivitas yang menghasilkan uang/peran produktif) • Perempuan biasanya dianggap cocok/pantas melakukan peran yang dilakukan di dalam rumah dan terkait dengan urusan pengasuhan dan perawatan (peran domestik/reproduktif) PERAN GENDER
  • 7. GENDER BERBEDA DARI JENIS KELAMIN
  • 8. Perbedaan antara jenis kelamin dan gender JENIS KELAMIN GENDER Biologis Kultur, adat Istiadat Pemberian Tuhan Bentukan setelah lahir (Kodrat) Diajarkan melalui sosialisasi Dipelajari melalui internalisasi Kodrati (alami) Konstruksi sosial Tidak dapat berubah Atau diubah diubah Dapat berubah dan diubah (Dinamis) Peran Kodrat Peran Gender Memasak, mencuci, merawat anak dan ortu, mendidik anak, bekerja di luar rumah, menjadi tenaga professional dsb. menstruasi, hamil, melahirkan, menyusui
  • 9. Mengapa gender menjadi masalah? – Ada kecenderungan salah satu jenis kelamin mengalami ketidakadilan sebagai akibat dari karakter biologis yang diperolehnya sejak lahir – Ada salah satu jenis kelamin yang dihargai, diberikan lebih banyak kesempatan dan keistimewaan daripada jenis kelamin. – Masih adanya ketidaksetaraan atau ketimpangan gender dalam berbagai bentuk.
  • 10. Bentuk Ketidaksetaraan/Ketimpangan Gender Subordinasi Marginalisasi Kekerasan Stereotip Beban Ganda Ketimpangan Gender Diskriminasi Keluarga/Rumah tangga mis: pernikahan anak, KDRT Komunitas/Masyarakat mis: kematian ibu melahirkan, dll Negara dan Pasar mis: kesulitan mengakses modal & pinjaman, perdagangan manusia (trafficking) Terjadi pada berbagai tingkat/level:
  • 11. MARGINALISASI (PEMINGGIRAN) Marginalisasi adalah proses yang mengakibatkan laki-laki atau perempuan tidak mendapatkan manfaat dari apa yang seharusnya didapatkan. Marginalisasi dapat mengakibatkan kemiskinan. contoh banyak pekerja perempuan tersingkir dan menjadi miskin akibat dari program pembangunan seperti intensifikasi pertanian yang hanya memfokuskan pada petani laki- laki.
  • 12. SUBORDINASI (PENOMORDUAAN) Subordinasi pada dasarnya adalah keyakinan bahwa salah satu jenis kelamin dianggap lebih penting atau lebih utama dibanding jenis kelamin lainnya. Sudah sejak dahulu ada pandangan yang menempatkan kedudukan dan peran perempuan lebih rendah dari pada laki-laki. Sebagai contoh apabila seorang istri yang hendak mengikuti tugas belajar atau hendak bepergian keluar negeri, ia harus mendapat izin dari suami. Tetapi apabila suami yang akan pergi tanpa harus mendapat izin dari istri.
  • 13. STEREOTYPE (PELABELAN) Stereotype akan melahirkan ketidakadilan dan diskriminasi yang disebabkan dari adanya pandangan gender karena menyangkut pelabelan atau penandaan terhadap salah satu jenis kelamin tertentu. Misalnya pandangan terhadap perempuan bahwa tugas dan fungsinya hanya melaksanakan pekerjaan yang berkaitan dengan kerumahtanggaan atau tugas domestik. karena perempuan dianggap pandai merayu maka ia dianggap lebih pas bekerja dibagian penjualan.
  • 14. DISKRIMINASI Diskriminasi gender merupakan kondisi tidak adil akibat dari sistem dan struktur sosial dimana baik perempuan maupun laki – laki menjadi korban dari sistem tersebut. Berbagai pembedaan peran dan kedudukan antara perempuan dan laki – laki baik secara langsung yang berupa perlakuan maupun sikap dan yang tidak langsung berupa dampak suatu peraturan perundang – undangan maupun kebijakan.
  • 15. BEBAN GANDA (DOUBLE BURDEN) Sebagai suatu bentuk ketidak-adilan gender adalah beban kerja yang harus dijalankan oleh salah satu jenis kelamin tertentu. Dalam suatu rumah tangga pada umumnya, beberapa jenis kegiatan dilakukan oleh laki-laki, dan beberapa yang lain dilakukan oleh perempuan. Berbagai observasi menunjukkan perempuan mengerjakan hampir 90% dari pekerjaan dalam rumah tangga, sehingga bagi mereka yang bekerja di luar rumah, selain bekerja di wilayah publik mereka juga masih harus mengerjakan pekerjaan domestik.
  • 16. KEKERASAN/VIOLENCE Kekerasan atau “violence” artinya suatu serangan terhadap fisik maupun integritas mental psikologi seseorang. Oleh keran itu kekerasan tidak hanya menyangkut serangan fisik saja seperti perkosaan, pemukulan, dan penyiksaan, tetapi juga yang bersifat non fisik seperti pelecehan seksual, ancaman, dan paksaan sehingga secara emosional perempuan atau laki- laki yang mengalaminya akan merasa terusik batinnya.
  • 17. Contoh Ketidaksetaraan Gender di Sektor Air Minum dan Sanitasi – Beban ganda : Secara sosial, masyarakat menganggap pengadaan dan pengelolaan air bersih untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga adalah kewajiban perempuan. Pada saat debit air PDAM rendah atau air sumur kering, perempuan terpaksa mengorbankan waktu dan tenaga untuk memenuhi kebutuhan air rumah tangga. Begitu pula dalam hal pembiayaan, karena tanggung jawab pengadaan air bersih dan sanitasi dianggap melekat pada perempuan, maka banyak laki-laki melepaskan semua urusan pembiayaan ini kepada perempuan. – Peminggiran perempuan (marginalisasi) terutama dalam proses pengambilan keputusan terkait air bersih dan sanitasi disebabkan anggapan bahwa urusan fasilitas umum terlebih menyangkut teknis dan kontruksi bangunan adalah urusan laki-laki dan perempuan dianggap tidak memiliki pengetahuan atau keahlian tentang hal ini (pelabelan/stereotip). – Kendati perempuan sangat intensif menggunakan fasilitas MCK umum namun rasa kepemilikan terhadap fasilitas tersebut sangat rendah. Tidak jarang MCK umum yang dijumpai di lapangan walaupun masih fungsional dapai digunakan tetapi kondisinya tidak terawat, kotor dan tidak aman untuk perempuan dan anak-anak dari tindakan pelecehan seksual dan kekerasan berbasis gender.
  • 18. Laki-laki dan perempuan ADALAH SUATU FAKTA YANG ADA. Mereka memiliki PERBEDAAN namun keduanya memiliki HAK yang SAMA
  • 19. Kapan GENDER itu Bermasalah ? Belum BERMASALAH kalau berbeda Akan tetapi BERMASALAH apabila Terjadi Ketimpangan
  • 20. APAKAH PENGARUSUTAMAAN GENDER PUG Suatu strategi yang menempatkan laki- laki dan perempuan menjadi perimbangan utama dalam setiap perumushan kebijakan dalam pembangunan.
  • 21. Dengan adanya pengarusutamaan gender, maka dapat diminimalisir kesenjangan GENDER yang ada antara laki-laki dan perempuan sehingga: Kenapa PUG? 1. Memperoleh AKSES yang sama terhadap sumberdaya program; 2. Memiliki KONTROL yang sama atas sumberdaya program; dan 3. Memiliki peluang ber- PARTISIPASI yang sama dalam semua tahapan program, terutama dalam proses pengambilan keputusan; 4. Memperoleh MANFAAT yang sama atas hasil pembangunan sarana sanitasi Program SANIMAS- IDB A K P M
  • 22. PENTINGNYA KETERLIBATAN PEREMPUAN DALAM SANIMAS-IDB  Perempuan diantaranya lebih banyak tidak bekerja (mengurus RT)  setiap hari berurusan dengan airbersih, air kotor (sanitasi juga perawatannya)  Perempuan sangat dekat dengan kegiatan sanitasi baik di rumah maupun di masyarakat.  dan perempuan pula yang melahirkan generasi berikutnya  Perempuan dan laki-laki kadang memiliki kebutuhan yang berbeda sehingga baik kebutuhan perempuan dan laki-laki harus diakomodir
  • 23. 1. individu maupun kelompok untuk turut berpartisipasi memecahkan berbagai permasalahan yang terkait pada upaya peningkatan kualitas kehidupan, kemandirian dan kesejahteraan masyarakat. 2. Mekanisme penyelenggaraan Program SANIMAS – IDB menerapkan pendekatan pembangunan berkelanjutan berbasis masyarakat melalui peran serta masyarakat secara utuh dalam seluruh tahapan kegiatan,
  • 24. 3. Didalam Petunjuk Teknis SANIMAS – IDB Terdapat penentuan kuota perempuan dalam tiap tahap kegiatan, Dalam program ditetapkan minimal 30% dalam pertemuan/rembug 4. Selain upaya pemenuhan kuota jumlah perempuan dalam tiap tahap kegiatan, adalah peningkatan peran perempuan di dalamnya. 5. Didalam Petunjuk Teknis SANIMAS-IDB OUTCOME : Meningkatnya jumlah penduduk yang memiliki akses pelayanan prasarana/sarana sanitasi dasar, terutama kaum perempuan, kelompok rentan/marjinal dan penduduk miskin;
  • 25. TAHAPAN KEGIATAN PROGRAM SANIMAS-IDB Tahap Perencanaan Tahap Pelaksanaan FISIK Tahap Evaluasi & OP 1 2 3 4 Tahap Penyiapan Warga
  • 26. IMPLEMENTASI PUG : 1. Penentuan kuota perempuan dalam tiap tahap kegiatan, Dalam program ditetapkan minimal 30% dalam pertemuan/Rembug 2. Selain upaya pemenuhan kuota jumlah perempuan dalam tiap tahap kegiatan, adalah peningkatan peran perempuan di dalamnya (Usulan nama-nama sebagai keterwakilan perempuan dalam POKJASAN) 3. Promosi dan Sosialisasi : memberi arahan maksud tujuan program, perempuan paham, sadar akan keterlibatannya dlm program Rembuk Khusus Perempuan 1
  • 27. IMPLEMENTASI PUG : 1. Kuota perempuan dalam tiap tahap kegiatan, ditetapkan minimal 30% dalam Rembug, serta peningkatan peran perempuan di dalamnya (Usulan nama- nama sebagai keterwakilan perempuan dalam KSM ) 2. Perempuan dapat memetakan kebutuhan prioritas sanitasi, apa permasalahan, usulannya. Serta teridentifikasi peran perempuan dalam pelaksanaan konstruksi dan O&P 3. Memastikan Design infrastruktur yang ramah perempuan serta mengakomodir kebutuhan perempuan 4. merencanakan kebutuhan tenaga kerja perempuan untuk terlibat dalam kegiatan konstruksi Rembuk Khusus Perempuan 2 Rembuk RT/RW II (Pembentukan KPP)
  • 28. IMPLEMENTASI PUG : 1. Kuota perempuan dalam tiap tahap kegiatan, ditetapkan minimal 30% dalam Rembug, serta peningkatan peran perempuan di dalamnya (Usulan nama-nama sebagai keterwakilan perempuan dalam KPP) 2. Memastikan Keterlibatan perempuan dalam pelaksanaan dan pengawasan pembangunan infrastruktur. “terbangun nya infrastruktur yang ramah perempuan” 3. Jumlah perempuan yang terlibat sebagai tenaga kerja (data terpilah gender) 4. Memastikan Perempuan sebagai kepala rumah tangga diprioritaskan sebagai tenaga kerja) Rembuk Khusus Perempuan 3
  • 29. IMPLEMENTASI PUG : 1. Kuota perempuan dalam tiap tahap kegiatan, ditetapkan minimal 30% dalam Rembug, serta peningkatan peran perempuan di dalamnya (Keterlibatan perempuan dalam O&M 2. Pengecekan sarana sanitasi terbangun yang “ramah perempuan” 3. Evaluasi terhdap perilaku masyarakat atas Pemanfaatan sarana sanitasi (kuantitatif/kualitatif)

Editor's Notes

  1. Perbedaan biologis perempuan dan laki-laki melahirkan perbedaan fungsi reproduksi biologis antara keduanya yang bersifat kodrati, yaitu: Perempuan : bisa mengalami menstruasi, hamil, melahirkan dan menyusui Laki-laki : bisa membuahi (spermatozoa)
  2. bb
  3. Guru TK, perawat, pekerja konveksi, buruh pabrik, pembantu rumah tangga dinilai sebagai pekerja rendah, sehingga berpengaruh pada tingkat gaji/upah yang diterima. Masih banyakpekerja perempuan di pabrik yang rentan terhadap PHK karena tidak punya ikatan formal dari perusahaan tempat bekerja dengan alasan-alasan gender, seperti sebagai pencari nafkah tambahan, pekerja sambilan dan juga alasan faktor reproduksinya, seperti menstruasi, hamil, melahirkan dan menyusui. Masih sedikitnya jumlah keterwakilan perempuan dalam dunia politik (anggota legislatif dan eksekutif)
  4. Masih sedikitnya jumlah perempuan yang bekerja pada posisi atau peran pengambil keputusan atau penentu kebijakan dibanding laki-laki. Anak laki-laki lebih diprioritaskan untuk mendapat pendidikan tinggi dibanding anak perempuan dengan anggapan kodrat perempuan sebagai istri atau ibu sehingga tidak perlu pendidikan tinggi. Dalam peran-peran publik maupun sosial kemasyarakatan, laki-laki seringkali mendapat posisi yang lebih tinggi seperti direktur, kepala atau ketua sedangkan perempuan mendapat posisi yang lebih rendah seperti wakil, sekretaris, asisten dll.
  5. Perempuan dianggap cengeng, suka digoda, irasional, emosional, tidak bisa mengambil keputusan penting sedangkan laki-laki dianggap tegas, rasional, tidak emosional, berwibawa, dipercaya sebagai pengambil keputusan dan pencari nafkah utama. Beberapa pekerjaan tertentu yang dilakukan perempuan dianggap asusila dan tidak bermoral seperti pelayan bar atau kafe, penyanyi kafe,tukang pijat,dll. Pekerjaan yang terkait erat dengan pengasuhan dan perawatan biasanya identik sebagai kerja perempuan seperti pembantu rumah tangga, baby sitter, guru PAUD, guru TK, dll.
  6. perkosaan prostitusi atau pelacuran pornografi KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) kekerasan dalam pacaran pemaksaan sterilisasi dalam program KB perdagangan perempuan sunat perempuan perkawinan anak