Dokumen tersebut membahas mengenai implementasi 13 program intervensi spesifik dan sensitif untuk menurunkan stunting di Indonesia, meliputi program sebelum lahir seperti konsumsi tablet tambah darah pada remaja putri dan ibu hamil, serta program setelah lahir seperti pemberian ASI eksklusif dan pemantauan gizi balita.
1. IMPLEMENTASI INTERVENSI SPESIFIK DAN
SENSITIF DALAM PERCEPATAN PENURUNAN
STUNTING
Bidang Kesehatan Masyarakat
disampaikan pada:
Kepala Dinas Kesehatan
Pertemuan Rembuk Stunting Tingkat Kecamatan
Tasikmalaya, 12 Desember 2022
3. Data Balita Stunting per Kelurahan Hasil BPB Bulan
Agustus (Data Tanggal : 2022-11-23 15:36:05)
SUKAMAJUKALER INDIHIANG PARAKANNYASAG PANYINGKIRAN SIRNAGALIH SUKAMAJUKIDUL KECAMATAN
INDIHIANG
21.51
18.14
16.41
14.01
12.22
9.39
15.28
Stunting
4. Data Balita Wasting per Kelurahan Hasil BPB Bulan
Agustus (Data Tanggal : 2022-11-23 15:36:05)
SIRNAGALIH INDIHIANG SUKAMAJUKALER PANYINGKIRAN SUKAMAJUKIDUL PARAKANNYASAG KECAMATAN
INDIHIANG
7.56
7.05
7.99
7.59 7.51
6.87
7.43
Wasting
5. Data Balita Underweight per Kelurahan Hasil BPB Bulan
Agustus (Data Tanggal : 2022-11-23 15:36:05)
SUKAMAJUKALER PARAKANNYASAG INDIHIANG PANYINGKIRAN SIRNAGALIH SUKAMAJUKIDUL KECAMATAN
INDIHIANG
16.28
14.31
12.59 12.26
8.44 8.19
12.01
Underweight
7. Data Balita Stunting per Kelurahan Hasil BPB Bulan
Agustus (Data Tanggal : 2022-11-23 15:36:05)
TUGUJAYA TUGURAJA NAGARAWANGI ARGASARI CILEMBANG YUDANAGARA KECAMATAN
CIHIDEUNG
17.50
15.06
11.31 10.93 10.42
8.08
12.22
Stunting
8. Data Balita Wasting per Kelurahan Hasil BPB Bulan
Agustus (Data Tanggal : 2022-11-23 15:36:05)
YUDANAGARA CILEMBANG ARGASARI TUGUJAYA TUGURAJA NAGARAWANGI KECAMATAN
CIHIDEUNG
15.66
9.94
7.95
5.59
4.17 3.36
7.78
Wasting
9. Data Balita Underweight per Kelurahan Hasil BPB Bulan
Agustus (Data Tanggal : 2022-11-23 15:36:05)
TUGUJAYA TUGURAJA CILEMBANG YUDANAGARA NAGARAWANGI ARGASARI KECAMATAN
CIHIDEUNG
13.38
12.20 11.78 11.62
10.70 10.10
11.63
Underweight
11. Data Balita Stunting per Kelurahan Hasil BPB Bulan
Agustus (Data Tanggal : 2022-11-23 15:36:05)
TAMANJAYA SUMELAP TAMANSARI MUGARSARI SETIAWARGI MULYASARI SUKAHURIP SETIAMULYA KECAMATAN
TAMANSARI
14.73
13.57
8.93
6.10
4.04 3.70 3.55 3.23
7.23
Stunting
12. Data Balita Wasting per Kelurahan Hasil BPB Bulan
Agustus (Data Tanggal : 2022-11-23 15:36:05)
SETIAMULYA SETIAWARGI SUKAHURIP MULYASARI SUMELAP TAMANJAYA TAMANSARI MUGARSARI KECAMATAN
TAMANSARI
11.49 11.10
9.64
8.84
5.24
4.39
1.39 0.80
6.61
Wasting
13. Data Balita Underweight per Kelurahan Hasil BPB Bulan
Agustus (Data Tanggal : 2022-11-23 15:36:05)
SETIAMULYA SETIAWARGI SUMELAP SUKAHURIP MULYASARI TAMANJAYA TAMANSARI MUGARSARI KECAMATAN
TAMANSARI
14.54
16.14
13.81
12.52
11.00
9.62
4.46 4.24
10.79
Underweight
15. Data Balita Stunting per Kelurahan Hasil BPB Bulan
Agustus (Data Tanggal : 2022-11-23 15:36:05)
SUKAJAYA SINGKUP SUKAASIH SUKAMENAK SUKANAGARA PURBARATU KECAMATAN
PURBARATU
24.16
22.56 21.81 21.52
17.89
15.09
20.50
Stunting
16. Data Balita Wasting per Kelurahan Hasil BPB Bulan
Agustus (Data Tanggal : 2022-11-23 15:36:05)
SUKAASIH SINGKUP SUKANAGARA SUKAJAYA PURBARATU SUKAMENAK KECAMATAN
PURBARATU
15.89 15.60
8.72 8.43 8.36
6.36
10.56
Wasting
17. Data Balita Underweight per Kelurahan Hasil BPB Bulan
Agustus (Data Tanggal : 2022-11-23 15:36:05)
SUKAASIH SUKAJAYA SINGKUP SUKAMENAK SUKANAGARA PURBARATU KECAMATAN
PURBARATU
21.18
18.82 17.55 16.38 16.06
10.24
16.71
Underweight
18. STUNTING
“Gangguan pertumbuhan dan
perkembangan anak akibat kekurangan gizi
kronis dan infeksi berulang, yang ditandai
dengan panjang atau tinggi badannya
berada di bawah standar yang
ditetapkan”
(Perpres No 72. tahun 2021)
19. Dukungan Kemenkes dalam upaya penurunan stunting
Peraturan Presiden No. 72 Tahun 2021
9
usi
Target
Intervensi Spesifik Kontrib
(Penyebab Langsung) 30%
Sebelum
Lahir
58% remaja putri mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD)
80% ibu hamil mengonsumsi 90 tablet TTD selama kehamilan
90% ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) mendapat tambahan asupan gizi
80% bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI Eksklusif
80% anak usia 6-23 bulan mendapat Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)
Setelah
Lahir
90% balita dipantau pertumbuhan dan perkembangannya
90% balita gizi kurang mendapat tambahan asupan gizi
90% balita gizi buruk mendapat pelayanan tata laksana gizi buruk
90% balita memperoleh imunisasi dasar lengkap
usi
Intervensi Sensitif Kontrib
Target (Penyebab tidak langsung)
70%
70% pelayanan KB pascapersalinan
15,5% kehamilan yang tidak diinginkan
90% cakupan calon Pasangan Usia Subur (PUS)
memperoleh pemeriksaan kesehatan sebagai
bagian pelayanan nikah
100% rumah tangga mendapat akses air minum
layak di kab/kota prioritas
90% rumah tangga mendapat akses sanitasi (air
limbah domestik) layak di kab/kota prioritas
112,9 juta penduduk menjadi Penerima Bantuan
Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan Nasional
90% keluarga berisiko stunting memperoleh
pendampingan
10 juta keluarga miskin dan rentan memperoleh
bantuan tunai bersyarat
70% target sasaran memiliki pemahaman yang
baik tentang stunting di lokasi prioritas
15,6 juta keluarga miskin dan rentan yang
menerima bantuan sosial pangan
90% desa/ kelurahan stop Buang Air Besar
Sembarangan (BABS)
20. 13 program intervensi spesifik dan sensitif untuk menurunkan stunting
12
Sasaran Program
Spesifik
Sebelum
lahir
Sebelum
hamil
Remaja Putri
1
Screening anemia
Pemeriksaan kesehatan termasuk kadar hemoglobin siswi kelas 7 & 10
2
Konsumsi tablet tambah darah (TTD)
Pemberian TTD setiap minggu di sekolah
Saat
hamil
Ibu Hamil
3
Pemeriksaan kehamilan
Pelaksanaan antenatal care (ANC) 6x (2x dengan dokter), termasuk penggunaan USG
4
Konsumsi tablet tambah darah (TTD)
Pemberian tablet tambah darah ibu hamil (minimal 90 selama kehamilan)
5
Pemberian makanan tambahan bagi Ibu KEK
Pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil KEK berupa protein hewani
Setelah
lahir
Balita
6
Pemantauan tumbuh kembang
Penimbangan, pengukuran panjang badan, dan pemantauan perkembangan balita di Posyandu setiap bulan
7
ASI eksklusif
Pemberian ASI eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan
8
Pemberian makanan tambahan protein hewani bagi baduta
Pemberian protein hewani bagi anak 12-23 bulan, berupa telur dan sumber protein lainnya.
9
Tatalaksana balita dengan masalah gizi
Merujuk balita dengan weight faltering & masalah gizi dari Posyandu ke Puskesmas, serta memberikan makanan tambahan
untuk weight faltering & gizi kurang, formula 75 dan formula 100 untuk gizi buruk. Merujuk balita stunting & masalah gizi yang
tidak tertangani di Puskesmas ke RS dan memberikan PKMK.
10
Peningkatan cakupan dan perluasan jenis imunisasi
Pelayanan rutin, kampanye bulan imunisasi dasar dan 3 imunisasi tambahan (PCV, Rotavirus, HPV). Imunisasi tambahan
PCV mencegah pneumonia dan Rotavirus mencegah diare, sehingga mencegah terganggunya pertumbuhan.
Sensitif
Sebelum
dan
Setelah
lahir
Remaja Putri, Ibu Hamil,
Balita & Masyarakat
Umum
11 Edukasi remaja putri, ibu hamil, dan keluarga balita
12
Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan Nasional
Sinkronisasi data PBI secara berkala, monev kontribusi pemda untuk iuran bagi peserta PBI dan PBPU Kelas III dan
pembayaran iuran PBI.
13
Desa / kelurahan Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS)
Advokasi, koordinasi dan kemitraan dalam percepatan Stop BABS, peningkatan kapasitas petugas dan mitra, pemberdayaan
masyarakat dan pemantauan kualitas.
21. 7
Sebelum lahir Sasaran
Remaja Putri
Sebelum hamil Saat hamil
• Melakukan pemeriksaan
hemoglobin (Hb) pada remaja
putri kelas 7 & 10
• Bagi yang didiagnosis anemia
dirujuk dan diobati di faskes
2. Skrining anemia
1. Konsumsi TTD
• Remaja putri kelas 7-12 konsumsi
TTD setiap minggu
• Membagikan TTD saat kegiatan
sekolah agar konsumsi dapat
dilakukan di tempat dan diawasi
oleh guru
• Pemantauan konsumsi TTD
secara digital
Dukungan K/L lain:
• Disdik & Kemenag: memfasilitasi agar semua siswi kelas 7 dan 10 siap di-
screening anemia saat pemeriksaan kesehatan di UKS.
• Disdik & Kemenag: Konsumsi TTD saat kegiatan rutin di sekolah /
madrasah. Contoh: masuk ke mata pelajaran pendidikan jasmani & kesehatan.
Anemia pada remaja: 38%
22. #AksiBergizi
Tempat pelaksanaan:
Sekolah (ruang kelas/ lapangan)
Sumber Daya Manusia
Tenaga Kesehatan, Guru, Relawan,
Anggota Palang Merah Remaja
Logistik
Sarapan (protein hewani), Tablet Tambah Darah (TTD),
Merchandise tambahan
Screening anemia: Hb meter, Stik Hb meter, alcohol swab24
,
jarum lancet
Sasaran: Remaja (Siswa-siswi SMP/sederajat dan
SMA/sederajat)
Tujuan: Membentuk kebiasaan olahraga, minum
TTD untuk rematri dan mengurangi anemia pada
rematri
Kegiatan: Screening anemia, olahraga pagi, sarapan
sehat, dan konsumsi Tablet Tambah Darah Bersama
di sekolah
1. Tentukan target sekolah
dan durasi: koordinasi
dengan Puskesmas
setempat
2. Siapkan logistik: Hb
meter, Stik Hb meter,
alcohol swab, jarum
lancet, sarapan (protein
hewani) merchandise
tambahan
3. Laksanakan: olahraga,
sarapan, minum TTD,
dan screening anemia
4. Catat dan sosialisasikan
keberhasilan program
Anda
• 4 Langkah
23. 8
3. Pemeriksaan kehamilan
• Ibu hamil melakukan pemeriksaan ANC 6x, minimal 2x dengan dokter
dan USG
• Melengkapi seluruh Puskesmas dengan USG
Pengadaan USG oleh Pusat sebanyak 3.355 unit di tahun 2022 & sisanya tahun 2023
• Pelatihan USG akan diberikan kepada Puskesmas yang menerima USG
Dukungan K/L lain:
• Dinas P2P3A: Memasukkan kampanye pemeriksaan kehamilan.
Sebelum lahir Sasaran
Ibu Hamil
Sebelum hamil Saat hamil
24. 9
• Ibu hamil konsumsi TTD
hari, minimal 90 TTD
kehamilan.
setiap
selama
• Pemantauan konsumsi TTD secara
digital.
4. Konsumsi TTD 5.Pemberian makanan
tambahan bagi ibu hamil kurang
energi kronis (KEK)
• Pemberian makanan tambahan pada
ibu hamil KEK berupa protein hewani
(telur, ikan, daging, susu) setiap hari.
Sebelum lahir Sasaran
Ibu Hamil
Sebelum hamil Saat hamil
Dukungan K/L lain:
• Kemendagri: memastikan kab kota membuat perencanaan yang komprehensif dan terkoordinasi dalam
mencegah stunting di daerahnya
• Kemendes: Penggunaan Dana Desa untuk asupan gizi pada ibu hamil KEK berupa protein hewani (telur,
ikan, daging, susu) di setiap desa.
• Kemensos: Penggunaan dana bansos untuk pembelian protein hewani (telur, ikan, daging, susu) bagi
keluarga miskin.
Sekitar 23% anak lahir dengan kondisi sudah stunted, akibatibu
hamil sejak masa remaja kurang gizi dananemia.
25. #BumilSehat
Sasaran: Ibu Hamil
Tujuan: meningkatkan pemeriksaan dan pengetahuan
ibu hamil
Kegiatan: Pemeriksaan kehamilan, konsumsi tablet
tambah darah, konsumsi makanan tambahan, dan
pemberian selimut cerdas
Tempat pelaksanaan: Puskesmas
Logistik
Tablet tambah darah (TTD), USG, timbangan berat
badan, pengukur tinggi badan, Hb Meter, dll
Sumber Daya Manusia
Dokter, bidan, relawan
1. Tentukan target lokasi:
koordinasi dengan
Puskesmas setempat
2. Siapkan logistik: tablet
tambah darah (TTD), USG,
timbangan berat badan,
pengukur tinggi badan, Hb
Meter, dll
3. Laksanakan: pemeriksaan
kehamilan
4. Catat dan sosialisasikan
keberhasilan program
Anda
4 Langkah
26. 10
6. ASI Eksklusif
• ASI Eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia minimal 6 bulan, dimulai
dengan dengan inisiasi menyusui dini (IMD)
• Edukasi ASI Eksklusif saat:
1. KunjunganANC
2. Kelas Ibu hamil
3. Posyandu
4. Kunjungan Pasca Salin
5. Pelayanan KB
6. Kelas Keluarga Balita
7. Layanan konseling telemedisin
Dukungan K/L lain:
• Dinas kominfo: Melakukan edukasiASI eksklusif melalui berbagai media.
• Kecamatan/Kelurahan : Menggerakan Ibu-Ibu PKK untuk edukasi ASI
eksklusif Ibu hamil dan keluarga Balita.
• BKKBN: EdukasiASI eksklusif pada saat pelayanan KB dan Bina Keluarga.
Setelah lahir Sasaran
Balita
27. 1
1
7.Pemberian MPASI kaya protein hewani
pada baduta
• Pemberian MPASI protein hewani pada baduta
• Pelatihan konselor PMBA (Pemberian Makanan Bayi dan Anak)
untuk tenaga kesehatan dan kader
Dukungan K/L lain:
• Kecamatan/Kelurahan: Penggunaan Dana alokasi Musrenbang untuk
asupan gizi pada baduta berupa makanan lokal kaya protein hewani di setiap
kelurahan.
• Kelurahan: Penggunaan Dana Pemberdayaan Masyarakat/Sehat untuk asupan
gizi pada baduta berupa makanan local kaya protein hewani di setiap desa.
• Dinsos: Penggunaan dana bansos untuk pembelian protein hewani untuk
baduta (telur dan susu).
Setelah lahir Sasaran
Balita
Stunting meningkat signifkan pada usia 6-23 bulan, akibat
kurang protein hewani pada makanan pendampingASI (MP-ASI)
yang mulai diberikan sejak usia 6 bulan.
28. 12
8. Pemantauan tumbuh kembang
• Deteksi dini balita dengan pemantauan tumbuh kembang di Posyandu
Pengukuran berat badan dan tinggi badan dilakukan setiap bulan olehkader
• Simplifikasi dan digitalisasi data rutin Posyandu
• Pelatihan kader untuk pemantauan tumbuh kembang balita
• Penyediaan antropometri di Posyandu
Dukungan K/L lain:
• Kecamatan/Kelurahan & TNI(Koramil-Babinsa)
- memfasilitasi semua posyandu aktif dengan menyediakan biaya operasional.
- memfasilitasi semua balita didaerahnya dipantau tumbuh kembangnya di
posyandu atau fasilitas kesehatan.
Setelah lahir Sasaran
Balita
29. 13
9. Tatalaksana balita dengan masalah gizi
• Merujuk balita dengan weight faltering & masalah gizi dari Posyandu ke Puskesmas
untuk pemeriksaan lanjutan
Memberikan makanan tambahan untuk weight faltering & gizi kurang
Memberikan formula 75 dan formula 100 untuk gizi buruk
• Merujuk balita stunting & masalah gizi yang tidak dapat ditangani di Puskesmas ke rumah sakit
untuk pemeriksaan lanjut dengan dokter spesialis anak
Mengatasi penyakit penyerta
Memberikan PKMK dengan rekomendasi dokter SpA
• Melatih tenaga kesehatan untuk menangani masalah gizi
• Menyesuaikan peraturan BPJS terkait layanan stunting dan weight faltering serta rujukan ke RS
Setelah lahir Sasaran
Balita
Dukungan K/L lain:
• Kecamatan/Kelurahan: Pemerintah Daerah melakukan pendampingan rujukan
balita dengan masalah gizi ke puskesmas/RS
30. • Balita dengan indeks BB/PB atau
BB/TB di antara -3 SD sampai kurang
dari -2 SD, atau
• Usia 6-59 bulan: Pengukuran LiLA
berada di antara 11,5 cm sampai
kurang dari 12,5 cm.
• Pertumbuhan yang tidak adekuat atau
ketidakmampuan untuk
mempertahankan pertumbuhan
• tanda awal kekurangan gizi, harus
dicari penyebabnya dan ditatalaksana
segera
BALITA
GIZI
KURANG
BALITA
GIZI
BURUK
DEFINISI MASALAH GIZI PADA BALITA
• Balita dengan indeks BB/PB (atau
BB/TB) kurang dari -3 SD atau
• Pengukuran LiLA < 11,5 cm (usia
6-59 bulan) atau
• edema bilateral yang bersifat
kembali setelah
pitting (tidak
ditekan).
Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita
WEIGHT
FALTHERING
BALITA
STUNTING
• Gangguan pertumbuhan
perkembangan
kekurangan gizi
dan
anak akibat
kronis dan
infeksi berulang, yang ditandai
dengan panjang atau tinggi
badannya berada di bawah
standar yang ditetapkan
31. 14
10. Peningkatan cakupan & perluasan jenis imunisasi
• Penambahan 3 jenis vaksin pada program imunisasi rutin, dari 11 menjadi 14
jenis vaksin, yaitu: PCV (mencegah pneumonia), Rotavirus (mencegah diare), dan
HPV (mencegah kanker serviks). Pneumonia dan diare merupakan penyebab
infeksi berulang/berkepanjangan pada balita yang dapat menggangu pertumbuhan.
• Pemanfaatan sistem informasi vaksinasi COVID-19 sebagai sistem informasi
seluruh jenis vaksinasi.
Pengunaan Citizen Health Application (sebagai pengembangan dariPeduliLindungi)
untuk mengejar cakupan imunisasi oleh daerah danpusat
• Memperbanyak Posyandu aktif untuk meningkatkan layanan imunisasi.
Dukungan K/L lain:
• Kecamatan/Kelurahan: Menggerakan Ibu-Ibu PKK untuk aktivasi
Posyandu & sosialisasi imunisasi.
Setelah lahir Sasaran
Balita
PCV & rotavirus dapat mencegah pneumonia&
diare, 2 dari 5 penyebab tertinggi kematianbalita.
32. 15
11. Edukasi remaja putri, ibu hamil, & keluarga balita
Setelah lahir Sasaran Remaja Putri,
Ibu Hamil, & Balita
Sebelum lahir
Sebelum hamil Saat hamil
Remaja Putri Ibu Hamil Keluarga Balita
Konten
• Screening anemia
• Konsumsi TTD / minggu
• Konsumsi makanan bergizi
(protein hewani)
• Pemeriksaan kehamilan 6x, 2x
dengan dokter
• Konsumsi TTD setiap hari
• Konsumsi makananbergizi
(protein hewani)
• ASI eksklusif selama 6 bulan
pertama
• ASI eksklusif selama 6 bulan
pertama
• Pemberian asupan protein
hewani pada baduta
• Pemantauan tumbuh kembang
• Tatalaksana balita dengan
masalah gizi
• Imunisasi
Metode
• Media sosial (TikTok,YouTube,
Whatsapp,dst)
• Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS)
• Mata pelajaran Penjaskes
• Media sosial (Whatsapp,
YouTube, dst)
• TV/radio
• Kelas Ibu Hamil
• Media sosial (Whatsapp, dst)
• TV/radio
• Kelas Keluarga Balita
Edukasi di 12 provinsi prioritas menggunakan bahasa daerah setempat,
melibatkan Ibu gubernur / Bupati / Walikota, dan influencer lokal.
Di level nasional melibatkan Ibu negara / Ibu menteri, dan influencer nasional.
Dukungan K/L lain:
• Dinas kominfo: Melakukan edukasi sesuai konten melalui berbagai media.
• Kecamatan/Kelurahan : Menggerakan Ibu-Ibu PKK untuk edukasi Ibu hamil dan
keluarga Balita.
• Dinas Pendidikan: Edukasi masuk ke mata pelajaran pendidikan jasmani & kesehatan.
• Dinas P2P3A: Edukasi pada saat pelayanan KB dan Bina Keluarga.
33. PENUTUP
1. Perlu Penguatan Komunikasi, Koordinasi dan Komitmen program dalam
pelaksanaan intervensi kepada sasaran;
2. Lakukan mapping (identifikasi) dan Optimalisasi pemanfaatan sumber daya
termasuk pemanfaatan dana dan sumber data yang tersedia untuk
melaksanakan kegiatan konvergensi percepatan penurunan Stunting, AKI
dan AKB;
3. Penguatan dan optimalisasi monitoring dan evaluasi terpadu dan
berkesinambungan agar terwujud satu data di tingkat kelurahan dengan
integrasi yang ada dan intervensi pada sasaran yang sama;
4. Perlu peningkatan peran Pemberdayaan masyarakat dalam mendukung
upaya percepatan perbaikan kesehatan dan gizi yang berkelanjutan.