SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
45
PERAN KELOMPOK SOSIAL DALAM PENGUATAN
KETAHANAN SOSIAL
(Sebuah Kajian Modal Sosial di Desa Abiansemal, Kecamatan Abiansemal,
Kabupaten Badung, Bali)
Mochamad Syawie
ABTRAK
Banyak studi menunjukkan modal sosial mempengaruhi kemajuan dan kesejahteraan ekonomi suatu
masyarakat. Berbagai modal yang ada di desa, seperti manusia, fisik dan finansial memiliki keterkaitan
yang dapat mendukung jalannya kelompok sosial. Modal sosial adalah serangkaian nilai atau norma-
norma hingga organisasi yang dimiliki bersama anggota kelompok sehingga memungkinkan terjadinya
kerjasama diantara mereka.
Tujuan kajian ini adalah ingin mengetahui peran kelompok-kelompok sosial dalam penguatan
ketahanan sosial melalui modal sosial yang dimiliki. Kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif lewat
pengumpulan data observasi, dokumentasi, dan wawancara mendalam. Temuan kajian diantaranya
menunjukkan bahwa kelompok-kelompok sosial berperan dalam menguatkan ketahanan sosial melalui modal
sosial yang ada sehingga memunculkan kepercayaan (trust) diantara anggota kelompok.
I. PENDAHULUAN
Istilah modal sering digunakan dalam
konteks ekonomi yang berkaitan dengan asset
yang dapat diinvestasikan untuk mendapatkan
penghasilan yang lebih besar. Pada umumnya
modal-modal yang dikenal masyarakat hanya
sebatas modal-modal yang dapat dilihat secara
kasat-mata, seperti modal finansial, modal fisik,
modal manusia, dan modal lingkungan.
Sedang modal sosial (social capital) seolah-olah
bukan modal (Ali Wafa, 2003:43). Keadaan
yang demikian diperjelas dengan kajian-kajian
social capital yang terkadang tidak memper-
hatikan permasalahan modal-modal yang lain.
Berbagai modal yang ada di desa, seperti
modal finansial (financial capital), modal fisik
(physical capital), modal lingkungan (environ-
mental capital), dan modal manusia (human
capital) memiliki keterkaitan yang dapat
mendukung berjalannya social capital.
Banyak studi menunjukkan bahwa modal
sosial dapat mempengaruhi kemajuan dan
kesejahteraan ekonomi suatu masyarakat
(Sembiring Ahmadi, 2003: 4). Hal ini juga
dikemukakan oleh Nuryana bahwa modal sosial
(social capital) mampu memberikan berbagai
outcomes positif bagi kepentingan lembaga dan
komunitas (Nuryana, 2002: 23).
Konsep modal sosial sangat beragam dan
umumnya dirumuskan berdasarkan kasus-kasus
tertentu di mana modal sosial menjadi salah
satu faktor pendukung kemajuan ekonomi.
Putnam (1993) misalnya, merumuskan modal
sosial dengan mengacu pada ciri-ciri organisasi
sosial, seperti jaringan, norma-norma, dan
kepercayaan (trust) yang memfasilitasi
koordinasi dan kerjasama untuk sesuatu yang
manfaatnya bisa dirasakan secara bersama-
sama.
Dalam sebuah era dimana faktor modal
sosial sudah sepenting modal fisikal, hanya
masyarakat yang memiliki tingkat kepercayaan
sosial tinggi yang akan maju menciptakan
organisasi-organisasi bisnis yang fleksibel
(Fukuyama, 2002). Modal sosial adalah
serangkaian nilai atau norma-norma informal
yang dimiliki bersama diantara para anggota
suatu kelompok yang memungkinkan terjadinya
kerjasama diantara mereka.
Berdasarkan pemikiran Fukuyama
tersebut, ada kecenderungan aktifitas untuk
mengenali nilai-nilai dan norma-norma
komunitas yang membangun jaringan antar
pranata atas dasar saling percaya. Hal ini
penting dilakukan untuk kepentingan penguatan
modal sosial.
46
Pranata sosial diharapkan lebih responsif
dan mampu mengantisipasi berbagai
permasalahan sosial. Secara khusus pranata
sosial dengan kekuatan modal sosialnya, akan
mendorong berkembangnya respon komunitas
lokal terhadap masalah-masalah yang muncul
dari perkembangan perubahan sosial yang
semakin kompleks. Pada gilirannya modal
sosial yang dimiliki sebuah kelompok sosial
dapat diandalkan untuk membentuk atau
memperkuat ketahanan sosial masyarakat.
Dengan demikian, jelaslah bahwa modal
sosial memiliki peranan yang sangat penting
dalam sebuah kelompok sosial. Peranan
tersebut memberikan dampak positif bagi
kelompok sosial dalam menjalankan kegiatan-
kegiatan yang ada. Semakin kuat kelompok
sosial yang ada akan berimbas semakin
baiknya ketahanan sosial masyarakat tersebut.
Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh
Nuryana, yaitu bila solidaritas lembaga dan
komunitas semakin kuat, maka semakin kuat
sebuah masyarakat dan bangsa (Nuryana,
2002: 23)
Adanya kelompok-kelompok sosial di
masyarakat, baik yang berdiri secara top down
(lembaga yang telah dibentuk oleh prakarsa
pemerintah) maupun bottom up (lembaga yang
didirikan oleh masyarakat langsung) akan
memiliki implikasi dalam perjalanan kelompok-
kelompok tersebut (Wafa, 2003: 42).
Kelompok sosial yang bermanfaat bagi
anggota akan mendapat dukungan, dalam hal
ini, kelompok bottom up berpeluang besar
mendapat dukungan anggota. Berbeda
dengan kelompok top down yang cenderung
kurang melibatkan anggota dalam penentuan
kegiatannya. Kedua permasalahan tersebut
akan mengantar pertanyaan pengkajian berikut.
Bagaimana peran kelompok sosial dalam
menguatkan ketahanan sosial melalui modal
sosial yang dimiliki?
Tujuan pengkajian ini adalah untuk
mengetahui peran kelompok sosial dalam
menguatkan ketahanan sosial melalui modal
sosial yang dimiliki.
Dalam pengkajian ini digunakan
pendekatan kualitatif dengan memanfaatkan
metode pengumpulan data observasi, analisa
dokumen, dan wawancara mendalam.
Responden dalam kajian ini sebanyak 30
orang, yang meliputi berbagai unsur kelompok
sosial termasuk tokoh masyarakat. Adapun
wilayah pengkajian di desa Abiansemal,
Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung,
Bali. Dengan pertimbangan di wilayah tersebut
terdapat kelompok-kelompok sosial yang
diharapkan dalam pengkajian ini, dan
berdasarkan informasi awal terdapat data
tentang hal-hal yang berkaitan dengan topik
pengkajian.
II. DESKRIPSI TEORITIS DAN
KERANGKA KONSEPTUAL
Berdasarkan Undang-undang Nomor 6
Tahun 1974, kelompok sosial atau organisasi
sosial dimaksudkan sebagai suatu wadah
berupa lembaga perkumpulan sosial yang
dibentuk oleh masyarakat; baik lembaga
tersebut berbadan hukum maupun tidak
berbadan hukum. Fungsi lembaga tersebut
sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam
melaksanakan usaha kesejahteraan sosial.
(Suyanto, 2002)
Sumber lain mengungkapkan, bahwa
organisasi sosial adalah lembaga sosial yang
tugas dan tanggung jawabnya melaksanakan
usaha-usaha kesejahteraan sosial secara
operasional di lapangan dan langsung
terhadap keluarga-keluarga miskin, golongan
terlantar, terbelakang dan para penyandang
penderita sosial lainnya. Kegiatan lembaga
dilakukan secara swadaya dan swadana,
terarah pada peningkatan penghasilan serta
melaksanakan kegiatan-kegiatan sosial dalam
mencegah dan mengatasi berkembangnya
masalah sosial di lingkungannya, termasuk
menanggulangi keresahan sosial serta gejala
lainnya. (Suyanto, 2002).
Berdasarkan pengertian-pengertian di
atas, jelaslah bahwa dalam suatu masyarakat
diperlukan adanya keberadaan kelompok-
kelompok sosial yang berfungsi menjalankan
usaha kesejahteraan sosial yang akan
menguatkan ketahanan sosial bagi masyarakat
tersebut.
Ketahanan sosial masyarakat adalah
suatu kemampuan komunitas dalam mengatasi
resiko akibat perubahan sosial, ekonomi dan
politik yang mengelilinginya. Suatu komunitas
memiliki tingkat ketahanan sosial bila: pertama,
mampu melindungi secara efektif anggotanya
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, Vol 12, No. 01, 2007 : 45-51
47
termasuk individu dan keluarga yang rentan dari
gelombang perubahan sosial yang mem-
pengaruhinya. Kedua, mampu melakukan
investasi sosial dalam jaringan sosial yang
menguntungkan. Ketiga, mampu mengem-
bangkan mekanisme yang efektif dalam
mengelola konflik dan kekerasan (Padmiati,
2004: 12). Oleh karena itu, tinggi rendahnya
ketahanan sosial suatu masyarakat akan
ditentukan oleh efektif tidaknya mereka dalam
(1) melindungi anggotanya, (2) menanamkan
investasi sosial dalam jaringan, (3) mengelola
konflik dan kekerasan.
Sehubungan dengan hal di atas, agar
sebuah kelompok sosial dapat berjalan dengan
efektif, diperlukan adanya sebuah modal sosial
sebagai perangkat penting yang dapat
memberikan rasa saling percaya diantara
anggota kelompok. Hal ini sesuai dengan yang
diungkapkan oleh beberapa peneliti bahwa
komunitas-komunitas yang menjaring warganya
dengan ikatan-ikatan atas dasar saling
kepercayaan, empati dan tanggung jawab,
akan melindungi mereka dari kejahatan sosial
(Nuryana, 2002).
James Coleman (1988) sebagaimana
dikutip juga oleh Wafa (2003), yang telah
melakukan pengkajian partisipatoris di Chicago,
mendefinisikan modal sosial (social capital)
berdasarkan fungsinya, yaitu aspek-aspek
struktur sosial di mana aktor dapat meng-
gunakan sebagai sumberdaya untuk mencapai
kepentingannya.
Modal sosial merupakan konsep yang
penting dalam pembahasan tentang ketahanan
sosial. Merupakan aspek dari organisasi sosial
seperti norma, jaringan sosial dan kepercayaan
sosial yang mendorong tindakan kolektif untuk
mencapai tujuan dan manfaat bersama. Bentuk
modal sosial yang nyata adalah kelompok
sosial yang dibentuk sendiri oleh warga
masyarakat (Eka Santi, dkk, 2002: 9). Definisi
lainnya menyatakan bahwa modal sosial
merupakan kapasitas individu untuk mengatur
sumber-sumber yang langka melalui keang-
gotaannya dalam suatu jaringan, atau struktur
sosial yang lebih luas.
Bila jaringan tersebut mengalami
gangguan atau tidak dapat berfungsi optimal
maka konsekuensinya adalah ketahanan
masyarakat cenderung menjadi rapuh. Padahal
salah satu indikator ketahanan masyarakat
sebagaimana dikutip Ahwan dari Betke (2002)
terkait dengan kemampuannya untuk mengatasi
resiko akibat perubahan sosial, ekonomi, dan
politik yang mengelilinginya.
Oleh karena itu, peran yang dapat
dilakukan oleh komunitas lokal adalah dengan
mempelopori berdirinya atau terbentuknya
kelompok-kelompok sosial yang dapat
menggerakkan pembangunan di wilayahnya.
Dengan demikian, beberapa permasalahan
yang ada cenderung dapat diatasi sendiri atau
diminimalisir tanpa menggantungkan uluran
tangan dari pihak lain.
III. TEMUAN LAPANGAN DAN
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi
Secara geografis letak Kabupaten Badung
sangat strategis. Wilayah yang luasnya 418 ki-
lometer persegi ini terdiri dari 6 kecamatan
dibatasi oleh Samudera Hindia dari tiga arah
mata angin timur, selatan, dan barat. Tidak
mengherankan bila Badung memiliki garis
pantai yang cukup panjang. Di garis pantai ini
terletak daerah wisata yang dikagumi
wisatawan seperti Kuta, Sanur, dan Nusa Dua.
Kedatangan wisatawan berarti rezeki bagi
Provinsi Bali. Peluang kerja terbuka lebar di
bidang jasa perhotelan, rumah makan, dan biro
perjalanan. Hanya saja, berlimpahnya rezeki
belum diterima secara merata oleh semua
kabupaten/kota di provinsi pulau itu.
Denpasar sendiri bagi Badung bukanlah
daerah asing. Ibu kota Provinsi Bali ini
merupakan anak kandung Kabupaten Badung,
yang lahir lewat pemekaran wilayah pada 27
Februari 1992. Bahkan, ibu kota Badung
hingga saat ini letaknya tidak di Kabupaten
Badung sendiri, melainkan masih berada di kota
Denpasar.
Bisa dikatakan urat nadi Kabupaten
Badung terletak di hotel-hotel dan bandara
Ngurah Rai. Fenomena ini begitu istimewa,
mengingat Badung ditopang oleh sektor yang
tidak lazim menjadi andalan utama sebagian
besar kabupaten/kota di Indonesia yaitu
pertanian, industri pengolahan atau sumber
daya alam di beberapa daerah tertentu.
Peran Kelompok Sosial dalam Penguatan Ketahanan Sosial (Mochamad Syawie)
48
Perkembangan industri pariwisata ini
memberi imbas pada perubahan struktur
ekonomi masyarakat setempat, yaitu dari struktur
ekonomi agraris menjadi ekonomi jasa.
Namun, Pemda kabupaten tetap meng-
upayakan agar perubahan itu tidak menggusur
struktur lama. Di sektor peternakan, misalnya
para peternak di kabupaten berpenduduk 318
ribu jiwa ini tetap mampu menyumbangkan hasil
ternak mereka seperti sapi dan babi. Sedangkan
produk buah-buahan ada durian, alpukat,
rambutan, mangga dan jeruk. Bahkan produksi
jeruk Badung sebesar 65,9 persen produksi
jeruk Provinsi Bali di tahun 1999.
Badung memang beruntung. Dikaruniai
Pantai Kuta yang seakan memiliki daya tarik
bagi banyak pengunjung Bali, Badung kini
boleh dikatakan merupakan kabupaten terkaya
di Bali, dibandingkan dengan Bangli dan
Karangasem.
Ketika otonomi daerah dicanangkan, tidak
ada yang mengkhawatirkan Badung karena
daerah ini merupakan daerah percontohan
yang sudah sekitar lima tahun mencoba mandiri.
“Badung sudah cukup siap. Tidak ada masalah
dengan otonomi, karena kami sudah
mempersiapkan diri selama sekitar tiga tahun
ini”, ujar Ketua DPRD Kabupaten Badung, IBG
Suryatmaja.
Desa Abiansemal merupakan salah satu
desa di Kecamatan Abiansemal Kabupaten
Badung, Provinsi Bali. Terletak 18 km sebelah
utara pusat kota Denpasar. Adapun jarak dari
ibukota provinsi sekitar 17 km.
Luas wilayah desa Abiansemal 4089 ha,
dilihat dari segi topografi tanah sebagian besar
wilayahnya datar. Batas wilayah: sebelah utara
Kuburan desa Blahkiuh, sebelah selatan desa
Mambal, sebelah barat desa Dauh Yeh Cani,
dan sebelah timur sungai Ayung.
Jumlah penduduk desa Abiansemal
adalah 4.894 jiwa, dengan perincian laki-laki
berjumlah 2.448 orang dan perempuan 2.447
orang. Adapun jumlah kepala keluarga ( KK )
adalah 1.236 KK.
B. Peran Kelompok-kelompok Sosial
dan Analisis Modal Sosial
1. Kelompok Kesenian Tradisional (Sike) dan
Manfaat Modal Sosial
Berdasarkan dialog dengan anggota
kelompok diketahui bahwa kelompok ini
telah beberapa kali mengadakan
pertemuan antar anggota, dengan
agenda membicarakan kegiatan yang
akan dilakukan untuk meningkatkan
kemajuan kelompok seni tradisional lokal
yang relatif memiliki potensi. Potensi
tersebut diantaranya adalah munculnya
trust diantara sesama anggota, sehingga
memungkinkan mereka berinteraksi secara
baik.
Di sini berarti bahwa trust merupakan
ekspresi sikap dan perilaku diantara
anggota untuk melakukan tradisi yang
memiliki nilai-nilai yang bermanfaat bagi
Tabel 2.
Jumlah Penduduk Desa Abiansemal berdasarkan
Mata Pencaharian (Tahun 2005)
No.
Mata
Pencaharian
Jumlah
1. Pegawai Negeri 237
2. Karyawan swasta 303
3. Petani 2477
4. Tukang 281
5. Buruh 150
6. Supir 71
7. Penjahit 16
8. Bengkel 8
Jumlah 3543
Sumber: Profil Desa, 2005
No.
Tingkat
Pendidikan
Jumlah
1. TK 119 Orang
2. SD 2104 Orang
3. SMP 989 Orang
4. SMA 765 Orang
5. Akademi 126 Orang
6. Sarjana 247 Orang
Jumlah 4350 Orang
Sumber: Profil Desa, 2005
Tabel 1.
Jumlah Penduduk Desa Abiansemal menurut
Tingkat Pendidikan (Tahun 2005)
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, Vol 12, No. 01, 2007 : 45-51
49
ritual upacara adat. Temuan ini cenderung
menegaskan kembali apa yang telah
dikatakan oleh Coleman (1988) me-
ngenai modal sosial, bahwa aspek-aspek
struktur sosial yang ada di desa dapat
dimanfaatkan secara baik oleh kelompok
sike untuk mencapai tujuan kelompoknya,
yaitu memenuhi kebutuhan komunitas lokal
dalam ritual upacara adat (dengan
memanfaatkan struktur sosial yang ada,
seperti status peran dan model
ketetanggaan) sehingga dapat meng-
gerakan modal sosial.
Kelompok sike (kesenian tradisional)
ini sudah pada tingkat semi profesional,
artinya sudah dipanggil untuk acara-acara
upacara adat, dan ini merupakan suatu
kebanggaan tersendiri. Disamping ada
juga lagu kidung tradisional yang
digunakan di pura-pura. Menurut
informasi dari koordinator kelompok seni,
Made Suardike (2005), kelompok seni ini
berfungsi sebagai pencegahan masalah
sosial, yaitu mencegah bagi kelompok
pemuda ke arah tindakan kriminal
khususnya bagi yang belum bekerja
sebagai tempat melakukan kesibukan atau
kegiatan.
Hal ini sejalan dengan pandangan
Nuryana yang menyebutkan bahwa
komunitas yang menjaring warganya
dengan ikatan-ikatan empati dan
tanggung jawab akan melindungi dari
kejahatan sosial (kriminal). Dengan ritual
adat tersebut, minimal akan memunculkan
rasa tenang/kedamaian di hati para
anggota kelompok. Dengan rasa tenang
dan damai cenderung dapat berpikir
jernih. Hal ini berpengaruh dalam
menghadapi masalah-masalah yang di
alami oleh anggota kelompok. Dalam
kondisi anggota kelompok melakukan
ritual keagamaan dengan teratur, ada
korelasi dengan daya tahan dalam
menghadapi masalah kerumahtanggaan.
Dalam perspektif sosiologis, bahwa
fenomena keagamaan memiliki ke-
terkaitan dengan etika bertingkah laku
sehingga hal ini dapat mengurangi
ketegangan/konflik sesama anggota.
Adapun dana stimulan yang diterima
sebagian digunakan untuk membeli alat
perlengkapan musik, selain untuk biaya-
biaya pertemuan dan latihan. Latihan
diadakan seminggu sekali. Dana dari
stimulan dipergunakan untuk membeli alat
musik gamelan (perkelompok mem-
peroleh dana stimulan sebesar
Rp. 2.500.000,-). Memang dana stimulan
tersebut dirasakan masih kurang untuk
melengkapi peralatan musik yang
dibutuhkan, namun adanya dana tersebut
cukup membantu kelancaran dalam
latihan.
2. Kelompok P2WKSS dan munculnya
Kepercayaan Sebagai Penyangga Modal
Sosial
Menurut informasi dari anggota
kelompok Peningkatan Peranan Wanita
Menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera
(P2WKSS). I.N. Rasmiati (2005), bahwa
kelompok ini melakukan kegiatannya
melalui usaha ekonomi produktif.
Memang ada indikasi wanita pemegang
peran utama dalam keluarga dan
sumberdaya insani yang potensial, dapat
memainkan peranannya yang berarti dan
dituntut untuk meningkatkan keperan-
sertaannya baik secara kualitatif dan
kuantitatif.
Peningkatan perbaikan hidup secara
terus menerus akan menjamin pula
peranan wanita yang semakin meningkat.
Dalam mencapai peningkatan kesejah-
teraan keluarga dilaksanakan berbagai
kegiatan yang dapat meningkatkan
kemampuan dan peranan wanita dalam
mengembangkan kehidupan keluarga
sejahtera, diantaranya usaha ekonomis
produktif.
Usaha ekonomi produktif yang
dilakukan terdiri dari usaha rumah tangga
diantaranya adalah membuat telur asin,
aneka kacang, jajan bali/pasar dan
pepes. Kelompok ini sudah berang-
gotakan sebanyak 50 KK. Bantuan
stimulan sebesar Rp. 2.500.000 (dua juta
lima ratus ribu rupiah) dimanfaatkan untuk
usaha simpan pinjam para anggota yang
membutuhkan. Dengan adanya dana
stimulan tersebut merupakan rangsangan
bagi anggota kelompok untuk mening-
katkan usahanya di bidang usaha masing-
masing. Berdasarkan informasi sudah ada
perkembangan dari kegiatan tersebut,
Peran Kelompok Sosial dalam Penguatan Ketahanan Sosial (Mochamad Syawie)
50
yaitu dananya sudah meningkat menjadi
Rp. 2.640.000,- (dua juta enam ratus
empat puluh ribu rupiah).
Perkembangan ini diperoleh melalui
proses simpan pinjam pada anggota
kelompok, dengan bunga yang telah
disepakati melalui rapat atau kesepakatan
bersama. Dilihat dari peningkatan dana
usaha relatif masih kecil, namun ada
manfaat lain yang dirasakan, yaitu rasa
kebersamaan yang intensitasnya me-
ningkat dan dari dana tersebut juga dapat
untuk kebutuhan konsumsi dalam setiap
pertemuan kelompok tersebut. Dan boleh
dikatakan kelompok ini relatif lebih berhasil
dalam mengelola kegiatannya dibanding
ketiga kelompok yang lain.
Berdasarkan temuan lapangan,
sampai sekarang terungkap bahwa
berbagai program untuk wanita lebih
menekankan pada pengembangan
wanita sebagai tenaga produktif,
khususnya untuk meningkatkan pen-
dapatan keluarga. Dengan mening-
katnya pendapatan keluarga, ada kesan
kuat kebutuhan akan terpenuhi. Dengan
terpenuhinya kebutuhan tersebut akan
muncul daya tahan atau ketahanan
keluarga. Pada akhirnya dengan keta-
hanan keluarga dalam batas-batas
tertentu akan membentuk suatu masyarakat
ber-ketahanan.
3. Kelompok Karang Taruna
Berdasarkan hasil pengamatan
kelompok Karang Taruna ini merupakan
kelompok yang belum menunjukkan
hasil kegiatannya secara maksimal
dibandingkan dengan kelompok yang
lain. Adapun kegiatan yang bisa dilakukan
antara lain mengadakan pendataan
masalah sosial, khususnya permasalahan
di kalangan remaja atau pemuda di
tingkat banjar (setingkat RT). Harapannya
bisa dilakukan oleh semua atau sebagian
besar anggota. Selama ini kegiatan yang
dilakukan masih terkesan bersifat rekreatif,
yaitu olah raga (sepak bola, voli, dll). Serta
menjadi kepanitiaan pada hari-hari besar
nasional, khususnya upacara adat.
Sebenarnya rencana dari kelompok
ini cukup realistis, yakni bagaimana
mengajak para generasi muda yang
belum bekerja agar memiliki kesibukan.
Adapun dana stimulan dari kelompok ini
sebesar Rp. 2.500.000,- yang menurut
informasi belum dimanfaatkan. Rencana
selanjutkan kegiatan akan digerakkan
berdasarkan banjar.
4. Kelompok PKK dan Munculnya Komitmen
dan Kerjasama
Dari informasi salah satu pengurus
kelompok PKK ini diketahui per-
kembangan kegiatan yang sudah
dilakukan. Diantara kegiatan yang
dilakukan oleh kelompok ini adalah
penimbangan bayi setiap bulan bersama
dengan Posyandu pada tiap-tiap banjar,
memberikan makanan tambahan yaitu
kacang ijo dan susu untuk anak-anak
balita.
Menurut informasi dari salah satu
pengurus kelompok ini, yaitu I.W.Suratmi
(2005), uang dana stimulan sebesar Rp.
2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu ru-
piah), digunakan untuk membantu
beberapa banjar Posyandu masing-
masing Rp. 300.000,- (tiga ratus ribu ru-
piah).
Untuk penambahan gizi anak-anak,
memang belum semua Posyandu di tiap-
tiap banjar mendapat bantuan. Demikian
juga dengan kegiatan yang dilakukan oleh
kelompok PKK dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan keluarga
kurang mampu di wilayah setempat,
khususnya untuk peningkatan gizi anak-
anaknya.
Kendala yang dihadapi oleh kelom-
pok ini adalah belum semua banjar
menerima bantuan peningkatan gizi, hal
ini berkaitan dengan keterbatasan dana.
Jadi menurut mereka dana stimulan
tersebut sangat membantu untuk
memperlancar kegiatan-kegiatan yang
diadakan oleh kelompok.
Berdasarkan studi yang dilakukan Ali
Wafa (2003) menyebutkan dengan
ditingkatkan dan diintensifkannya
Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK)
sesuai dengan kesepakatan Rakernaslub
PKK tahun 2000 dan Keputusan Menteri
Dalam Negeri dan Otonomi Daerah
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, Vol 12, No. 01, 2007 : 45-51
51
Nomor 53 Tahun 2000 tentang Gerakan
PKK, maka gerakan PKK diharapkan akan
lebih berdaya dalam melakukan
aktivitasnya untuk meningkatkan kualitas
sumberdaya kaum perempuan.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil kajian dapat disimpulkan bahwa
dari empat kelompok sosial (kelompok sike,
peningkatan peranan wanita menuju keluarga
sehat dan sejahtera, karang taruna dan PKK)
pada batas-batas tertentu, menunjukkan
adanya peran dalam penguatan ketahanan
sosial pada komunitas melalui dukungan modal
sosial yang dimiliki kelompok tersebut. Peran
dari masing-masing kelompok dalam pe-
nguatan ketahanan sosial cukup bervariasi.
Artinya pada kelompok sike dan kelompok
peningkatan peranan wanita menuju keluarga
sehat dan sejahtera (P2WKSS) relatif cukup kuat
memunculkan daya tahan bagi para
anggotanya dibandingkan dengan kelompok
karang taruna. Demikian juga halnya dengan
kelompok PKK dalam batas-batas tertentu dapat
menjadi penyangga munculnya ketahanan
sosial.
B. Saran
Adanya peran dari kelompok sosial yang
ada di lokasi kajian perlu memperoleh
dukungan yang berkelanjutan dari aparat
pemerintah setempat, baik di tingkat desa
maupun Dinas Kesejahteran Sosial Kabupaten.
Hal ini dianggap menentukan karena dapat
menjadi motivasi dari kelompok sosial yang
ada untuk mengembangkan kegiatan lebih
lanjut, khususnya untuk peningkatan
kesejahteraan para anggota kelompok sosial
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Fukuyama, Francis, 2002, Trust, Kebijakan Sosial dan Penciptaan Kemakmuran. Yogyakarta: Qalam
Hefner, Robert W, ed. 2000, Budaya Pasar Masyarakat dan Moralitas dalam Kapitalisme Asia Baru.
Jakarta: LP3ES
Nuryana, Mu’man, Peranan Social Capital Sebagai Piranti Sosial Komunitas Dilihat Dari Dimensi Teoritis
dan Empiris, dalam Informasi Kajian Permasalahan Sosial dan Usaha Kesejahteraan Sosial, Jakarta:
Pusat Penelitian Permasalahan Kesejahteraan Sosial, Badan Pelatihan dan Pengembangan Sosial
Departemen Sosial Republik Indonesia, Vol. 7, No. 2.
Santi, Kanya Eka, dkk. 2002, Peranan Kelembagaan Sosial Dalam Penguatan Ketahanan Sosial
Masyarakat: Studi Kasus Pada Kabupaten Poso dan Palangkaraya. Jakarta: Pusat Pengembangan
Ketahanan Sosial Masyarakat, Badan Pelatihan dan Pengembangan Sosial Departemen Sosial RI.
Sembiring, Ahmadi, 2003, Perkembangan Ekonomi Komunitas Orang Madura Di Sumbawa, NTB: Sebuah
Analisis Kapital Sosial, dalam Masyarakat, Jurnal Sosiologi. No. 12. Jakarta: Labsosio: FISIP UI.
Suyanto, 2005, Profil Lembaga Sosial dalam Usaha Meningkatkan Ketahanan Sosial Melalui Sistem
Jaminan Sosial Berbasiskan Komunitas Lokal, dalam Jurnal Penelitian dan Pengembangan Usaha
Kesejahteraan Sosial, Jakarta: Puslitbang Usaha Kesejahteraan Sosial, Vol. 10, No. 01.
Wafa, Ali. 2003. Urgensi Keberadaan Social Capital dalam Kelompok-Kelompok Sosial: Kajian Mengenai
Social Capital Pada Kelompok Tani ‘Mardi Utomo’ dan Kelompok PKK di Desa Bakalan, Kecamatan
Jumapolo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, dalam Masyarakat, Jurnal Sosiologi. No. 12.
Jakarta: Labsosio-UI.
BIODATA PENULIS :
Mochamad Syawie, Alumnus Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada, Program Studi Sosiologi.
Peneliti pada Pusat Pengembangan Ketahanan Sosial Masyarakat dan Dosen Luar Biasa Fakultas
Ekonomi Universitas Trisakti Jakarta.
Peran Kelompok Sosial dalam Penguatan Ketahanan Sosial (Mochamad Syawie)

More Related Content

What's hot

Social capital csr - community dev - aris ahmad risadi
Social capital   csr - community dev - aris ahmad risadiSocial capital   csr - community dev - aris ahmad risadi
Social capital csr - community dev - aris ahmad risadiAris Ahmad Risadi
 
Budaya Kreativitas dan Inovasi
Budaya Kreativitas dan InovasiBudaya Kreativitas dan Inovasi
Budaya Kreativitas dan Inovasiikbalbale95
 
02. menuju co profesional
02. menuju co profesional02. menuju co profesional
02. menuju co profesionaljselv
 
Budaya organisasi gibson, ivanichevich, dan donelly
Budaya organisasi gibson, ivanichevich, dan donellyBudaya organisasi gibson, ivanichevich, dan donelly
Budaya organisasi gibson, ivanichevich, dan donellyMinarty Tandung
 
03. peran community organizer
03. peran community organizer03. peran community organizer
03. peran community organizerjselv
 
Organisasi dan Kelembagaan
Organisasi dan KelembagaanOrganisasi dan Kelembagaan
Organisasi dan Kelembagaanhenny ferniza
 
Makalah solidaritas mekanik dan organik
Makalah solidaritas mekanik dan organikMakalah solidaritas mekanik dan organik
Makalah solidaritas mekanik dan organikAi Roudatul
 
Dina yuliana & makiyah xii ips 3
Dina yuliana & makiyah xii ips 3Dina yuliana & makiyah xii ips 3
Dina yuliana & makiyah xii ips 3Paarief Udin
 
Solusi Penyalahgunaan Obat Sebagai Masalah Sosial
Solusi Penyalahgunaan Obat Sebagai Masalah SosialSolusi Penyalahgunaan Obat Sebagai Masalah Sosial
Solusi Penyalahgunaan Obat Sebagai Masalah SosialFajar Sany
 
Urgensi Nilai dan Etika Profesi Pengembangan Masyarakat
Urgensi Nilai dan Etika Profesi Pengembangan MasyarakatUrgensi Nilai dan Etika Profesi Pengembangan Masyarakat
Urgensi Nilai dan Etika Profesi Pengembangan MasyarakatMunawwarah Nasir
 
sistem sosial
sistem sosialsistem sosial
sistem sosialRama SIni
 
Peran serta dalam pengembangan masyarakat
Peran serta dalam pengembangan masyarakatPeran serta dalam pengembangan masyarakat
Peran serta dalam pengembangan masyarakatAinur
 
lembaga kemasyarakatan
lembaga kemasyarakatanlembaga kemasyarakatan
lembaga kemasyarakatansuher lambang
 
1 lembaga dan organisasi penyuluhan (yuti)
1  lembaga dan organisasi penyuluhan (yuti)1  lembaga dan organisasi penyuluhan (yuti)
1 lembaga dan organisasi penyuluhan (yuti)Syahyuti Si-Buyuang
 
Mengidentifikasi Unsur Unsur Masyarakat Anisyah Nur Ir Na
Mengidentifikasi Unsur Unsur Masyarakat Anisyah Nur Ir NaMengidentifikasi Unsur Unsur Masyarakat Anisyah Nur Ir Na
Mengidentifikasi Unsur Unsur Masyarakat Anisyah Nur Ir NaKus Diyono
 

What's hot (20)

Social capital csr - community dev - aris ahmad risadi
Social capital   csr - community dev - aris ahmad risadiSocial capital   csr - community dev - aris ahmad risadi
Social capital csr - community dev - aris ahmad risadi
 
Budaya Kreativitas dan Inovasi
Budaya Kreativitas dan InovasiBudaya Kreativitas dan Inovasi
Budaya Kreativitas dan Inovasi
 
Kapital sosial dan kemiskinan
Kapital sosial dan kemiskinanKapital sosial dan kemiskinan
Kapital sosial dan kemiskinan
 
Sap7
Sap7Sap7
Sap7
 
02. menuju co profesional
02. menuju co profesional02. menuju co profesional
02. menuju co profesional
 
Budaya organisasi gibson, ivanichevich, dan donelly
Budaya organisasi gibson, ivanichevich, dan donellyBudaya organisasi gibson, ivanichevich, dan donelly
Budaya organisasi gibson, ivanichevich, dan donelly
 
03. peran community organizer
03. peran community organizer03. peran community organizer
03. peran community organizer
 
Organisasi dan Kelembagaan
Organisasi dan KelembagaanOrganisasi dan Kelembagaan
Organisasi dan Kelembagaan
 
Makalah solidaritas mekanik dan organik
Makalah solidaritas mekanik dan organikMakalah solidaritas mekanik dan organik
Makalah solidaritas mekanik dan organik
 
Lembaga dan Organisasi Petani
Lembaga dan Organisasi PetaniLembaga dan Organisasi Petani
Lembaga dan Organisasi Petani
 
4.kelembagaan pertanian
4.kelembagaan pertanian4.kelembagaan pertanian
4.kelembagaan pertanian
 
Dina yuliana & makiyah xii ips 3
Dina yuliana & makiyah xii ips 3Dina yuliana & makiyah xii ips 3
Dina yuliana & makiyah xii ips 3
 
Solusi Penyalahgunaan Obat Sebagai Masalah Sosial
Solusi Penyalahgunaan Obat Sebagai Masalah SosialSolusi Penyalahgunaan Obat Sebagai Masalah Sosial
Solusi Penyalahgunaan Obat Sebagai Masalah Sosial
 
Urgensi Nilai dan Etika Profesi Pengembangan Masyarakat
Urgensi Nilai dan Etika Profesi Pengembangan MasyarakatUrgensi Nilai dan Etika Profesi Pengembangan Masyarakat
Urgensi Nilai dan Etika Profesi Pengembangan Masyarakat
 
sistem sosial
sistem sosialsistem sosial
sistem sosial
 
Pengertian integrasi
Pengertian integrasiPengertian integrasi
Pengertian integrasi
 
Peran serta dalam pengembangan masyarakat
Peran serta dalam pengembangan masyarakatPeran serta dalam pengembangan masyarakat
Peran serta dalam pengembangan masyarakat
 
lembaga kemasyarakatan
lembaga kemasyarakatanlembaga kemasyarakatan
lembaga kemasyarakatan
 
1 lembaga dan organisasi penyuluhan (yuti)
1  lembaga dan organisasi penyuluhan (yuti)1  lembaga dan organisasi penyuluhan (yuti)
1 lembaga dan organisasi penyuluhan (yuti)
 
Mengidentifikasi Unsur Unsur Masyarakat Anisyah Nur Ir Na
Mengidentifikasi Unsur Unsur Masyarakat Anisyah Nur Ir NaMengidentifikasi Unsur Unsur Masyarakat Anisyah Nur Ir Na
Mengidentifikasi Unsur Unsur Masyarakat Anisyah Nur Ir Na
 

Similar to Jurnal modalsosial

Kelembagaan-Pertanian.pptx
Kelembagaan-Pertanian.pptxKelembagaan-Pertanian.pptx
Kelembagaan-Pertanian.pptxheri114793
 
Modal sosial dalam pemberdayaan masyarakat
Modal sosial dalam pemberdayaan masyarakatModal sosial dalam pemberdayaan masyarakat
Modal sosial dalam pemberdayaan masyarakatvanyaluph
 
Kul 5. sosper. lembaga, kelompok & organisasi sosial pertanian
Kul 5. sosper. lembaga, kelompok & organisasi sosial pertanianKul 5. sosper. lembaga, kelompok & organisasi sosial pertanian
Kul 5. sosper. lembaga, kelompok & organisasi sosial pertaniansodikin ali
 
Modul 7 Konsep Dasar IPS.pdf
Modul 7 Konsep Dasar IPS.pdfModul 7 Konsep Dasar IPS.pdf
Modul 7 Konsep Dasar IPS.pdfFifinFebriani1
 
makalah sosiologi organisasi sms 3
makalah sosiologi organisasi sms 3makalah sosiologi organisasi sms 3
makalah sosiologi organisasi sms 3oyyim_ut
 
Lembaga Sosial.pptx
Lembaga Sosial.pptxLembaga Sosial.pptx
Lembaga Sosial.pptxmunawar42
 
Geografi 8 makalah pranata sosial
Geografi 8   makalah pranata sosialGeografi 8   makalah pranata sosial
Geografi 8 makalah pranata sosialNisa 'Icha' El
 
Hubungan Hukum dengan Lembaga Sosial
Hubungan Hukum dengan Lembaga SosialHubungan Hukum dengan Lembaga Sosial
Hubungan Hukum dengan Lembaga SosialAdhi Panjie Gumilang
 
Institusi Sosial.pdf
Institusi Sosial.pdfInstitusi Sosial.pdf
Institusi Sosial.pdfodinmr
 
Institusi sosial - Sosiologi
Institusi sosial - SosiologiInstitusi sosial - Sosiologi
Institusi sosial - SosiologiRizky Erliyandi
 
SOSIOLOGI X (5).pdf
SOSIOLOGI X (5).pdfSOSIOLOGI X (5).pdf
SOSIOLOGI X (5).pdfIisIsnawati8
 
Bentuk bentuk hubungan sosial
Bentuk bentuk hubungan sosialBentuk bentuk hubungan sosial
Bentuk bentuk hubungan sosialafik068
 
BAB IV STRUKTUR SOSIAL DAN HUKUM.pptx
BAB IV STRUKTUR SOSIAL DAN HUKUM.pptxBAB IV STRUKTUR SOSIAL DAN HUKUM.pptx
BAB IV STRUKTUR SOSIAL DAN HUKUM.pptxdillaayuna
 
Sosiologi 2 menyelami fenomena sosial di masyarakat
Sosiologi 2 menyelami fenomena sosial di masyarakatSosiologi 2 menyelami fenomena sosial di masyarakat
Sosiologi 2 menyelami fenomena sosial di masyarakatTrisna Nurdiaman
 
PRANATA SOSIAL.pptx
PRANATA SOSIAL.pptxPRANATA SOSIAL.pptx
PRANATA SOSIAL.pptxuznexgen
 

Similar to Jurnal modalsosial (20)

Kelembagaan-Pertanian.pptx
Kelembagaan-Pertanian.pptxKelembagaan-Pertanian.pptx
Kelembagaan-Pertanian.pptx
 
Modal sosial dalam pemberdayaan masyarakat
Modal sosial dalam pemberdayaan masyarakatModal sosial dalam pemberdayaan masyarakat
Modal sosial dalam pemberdayaan masyarakat
 
4.kelembagaan pertanian
4.kelembagaan pertanian4.kelembagaan pertanian
4.kelembagaan pertanian
 
Kul 5. sosper. lembaga, kelompok & organisasi sosial pertanian
Kul 5. sosper. lembaga, kelompok & organisasi sosial pertanianKul 5. sosper. lembaga, kelompok & organisasi sosial pertanian
Kul 5. sosper. lembaga, kelompok & organisasi sosial pertanian
 
Modul 7 Konsep Dasar IPS.pdf
Modul 7 Konsep Dasar IPS.pdfModul 7 Konsep Dasar IPS.pdf
Modul 7 Konsep Dasar IPS.pdf
 
makalah sosiologi organisasi sms 3
makalah sosiologi organisasi sms 3makalah sosiologi organisasi sms 3
makalah sosiologi organisasi sms 3
 
Lembaga Sosial.pptx
Lembaga Sosial.pptxLembaga Sosial.pptx
Lembaga Sosial.pptx
 
Geografi 8 makalah pranata sosial
Geografi 8   makalah pranata sosialGeografi 8   makalah pranata sosial
Geografi 8 makalah pranata sosial
 
Hubungan Hukum dengan Lembaga Sosial
Hubungan Hukum dengan Lembaga SosialHubungan Hukum dengan Lembaga Sosial
Hubungan Hukum dengan Lembaga Sosial
 
Makalah dakwah semeter i
Makalah dakwah semeter iMakalah dakwah semeter i
Makalah dakwah semeter i
 
Institusi Sosial.pdf
Institusi Sosial.pdfInstitusi Sosial.pdf
Institusi Sosial.pdf
 
Institusi sosial - Sosiologi
Institusi sosial - SosiologiInstitusi sosial - Sosiologi
Institusi sosial - Sosiologi
 
PERDAGANGAN.ppt
PERDAGANGAN.pptPERDAGANGAN.ppt
PERDAGANGAN.ppt
 
SOSIOLOGI X (5).pdf
SOSIOLOGI X (5).pdfSOSIOLOGI X (5).pdf
SOSIOLOGI X (5).pdf
 
Ciri dan Syarat Kelompok Sosial
Ciri dan Syarat Kelompok SosialCiri dan Syarat Kelompok Sosial
Ciri dan Syarat Kelompok Sosial
 
Bentuk bentuk hubungan sosial
Bentuk bentuk hubungan sosialBentuk bentuk hubungan sosial
Bentuk bentuk hubungan sosial
 
BAB IV STRUKTUR SOSIAL DAN HUKUM.pptx
BAB IV STRUKTUR SOSIAL DAN HUKUM.pptxBAB IV STRUKTUR SOSIAL DAN HUKUM.pptx
BAB IV STRUKTUR SOSIAL DAN HUKUM.pptx
 
Sosiologi 2 menyelami fenomena sosial di masyarakat
Sosiologi 2 menyelami fenomena sosial di masyarakatSosiologi 2 menyelami fenomena sosial di masyarakat
Sosiologi 2 menyelami fenomena sosial di masyarakat
 
kelompok sosial
kelompok sosialkelompok sosial
kelompok sosial
 
PRANATA SOSIAL.pptx
PRANATA SOSIAL.pptxPRANATA SOSIAL.pptx
PRANATA SOSIAL.pptx
 

More from RezaWahyuni6

Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Materi Pertemuan 5.pptxMateri Pertemuan 5.pptx
Materi Pertemuan 5.pptxMateri Pertemuan 5.pptxMateri Pertemuan 5.pptxMateri Pertemuan 5.pptx
Materi Pertemuan 5.pptxMateri Pertemuan 5.pptxRezaWahyuni6
 
Materi Pertemuan 4.pptxMateri Pertemuan 4.pptx
Materi Pertemuan 4.pptxMateri Pertemuan 4.pptxMateri Pertemuan 4.pptxMateri Pertemuan 4.pptx
Materi Pertemuan 4.pptxMateri Pertemuan 4.pptxRezaWahyuni6
 
Materi Pertemuan 3.pptxMateri Pertemuan 3.pptx
Materi Pertemuan 3.pptxMateri Pertemuan 3.pptxMateri Pertemuan 3.pptxMateri Pertemuan 3.pptx
Materi Pertemuan 3.pptxMateri Pertemuan 3.pptxRezaWahyuni6
 
Materi Pertemuan 2.pptxMateri Pertemuan 2.pptx
Materi Pertemuan 2.pptxMateri Pertemuan 2.pptxMateri Pertemuan 2.pptxMateri Pertemuan 2.pptx
Materi Pertemuan 2.pptxMateri Pertemuan 2.pptxRezaWahyuni6
 
Materi Pertemuan 1.pdfMateri Pertemuan 1.pdf
Materi Pertemuan 1.pdfMateri Pertemuan 1.pdfMateri Pertemuan 1.pdfMateri Pertemuan 1.pdf
Materi Pertemuan 1.pdfMateri Pertemuan 1.pdfRezaWahyuni6
 
Materi Pertemuan 3.pptx Materi Pertemuan 3
Materi Pertemuan 3.pptx Materi Pertemuan 3Materi Pertemuan 3.pptx Materi Pertemuan 3
Materi Pertemuan 3.pptx Materi Pertemuan 3RezaWahyuni6
 
Materi Pertemuan 2.pptx Materi Pertemuan 2
Materi Pertemuan 2.pptx Materi Pertemuan 2Materi Pertemuan 2.pptx Materi Pertemuan 2
Materi Pertemuan 2.pptx Materi Pertemuan 2RezaWahyuni6
 
Materi Pertemuan 1.pdf (Pengantar Pendidikan Pancasila di Perguruan Tingg)
Materi Pertemuan 1.pdf (Pengantar Pendidikan Pancasila di Perguruan Tingg)Materi Pertemuan 1.pdf (Pengantar Pendidikan Pancasila di Perguruan Tingg)
Materi Pertemuan 1.pdf (Pengantar Pendidikan Pancasila di Perguruan Tingg)RezaWahyuni6
 
Mgg06 Pengert, Fungsi, Macam2 Ideologi (internet) (15 slide) (1).ppt
Mgg06  Pengert, Fungsi,  Macam2 Ideologi (internet) (15 slide) (1).pptMgg06  Pengert, Fungsi,  Macam2 Ideologi (internet) (15 slide) (1).ppt
Mgg06 Pengert, Fungsi, Macam2 Ideologi (internet) (15 slide) (1).pptRezaWahyuni6
 
Mgg05 Psila Sbg Dsr Ngr-2 (hub negara & penddnya) (20 slide).pptx
Mgg05  Psila Sbg Dsr Ngr-2 (hub negara & penddnya) (20 slide).pptxMgg05  Psila Sbg Dsr Ngr-2 (hub negara & penddnya) (20 slide).pptx
Mgg05 Psila Sbg Dsr Ngr-2 (hub negara & penddnya) (20 slide).pptxRezaWahyuni6
 
Mgg04 Psila Sbg Dsr Ngr-1 (hub psila dgn pemb uud) (22 slide).pptx
Mgg04  Psila Sbg Dsr Ngr-1 (hub psila dgn pemb uud) (22 slide).pptxMgg04  Psila Sbg Dsr Ngr-1 (hub psila dgn pemb uud) (22 slide).pptx
Mgg04 Psila Sbg Dsr Ngr-1 (hub psila dgn pemb uud) (22 slide).pptxRezaWahyuni6
 
Mgg02 Pancasila Dlm Kajian Sejarah Indonesia-1 (9 slide).pptx
Mgg02  Pancasila Dlm Kajian Sejarah Indonesia-1 (9 slide).pptxMgg02  Pancasila Dlm Kajian Sejarah Indonesia-1 (9 slide).pptx
Mgg02 Pancasila Dlm Kajian Sejarah Indonesia-1 (9 slide).pptxRezaWahyuni6
 
Mgg03 Pancasila Dlm Kajian Sejarah Indonesia-2 (11 slide).pptx
Mgg03  Pancasila Dlm Kajian Sejarah Indonesia-2 (11 slide).pptxMgg03  Pancasila Dlm Kajian Sejarah Indonesia-2 (11 slide).pptx
Mgg03 Pancasila Dlm Kajian Sejarah Indonesia-2 (11 slide).pptxRezaWahyuni6
 
Mgg01 Kontrak Kuliah.pptx
Mgg01  Kontrak Kuliah.pptxMgg01  Kontrak Kuliah.pptx
Mgg01 Kontrak Kuliah.pptxRezaWahyuni6
 

More from RezaWahyuni6 (20)

Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Materi Pertemuan 5.pptxMateri Pertemuan 5.pptx
Materi Pertemuan 5.pptxMateri Pertemuan 5.pptxMateri Pertemuan 5.pptxMateri Pertemuan 5.pptx
Materi Pertemuan 5.pptxMateri Pertemuan 5.pptx
 
Materi Pertemuan 4.pptxMateri Pertemuan 4.pptx
Materi Pertemuan 4.pptxMateri Pertemuan 4.pptxMateri Pertemuan 4.pptxMateri Pertemuan 4.pptx
Materi Pertemuan 4.pptxMateri Pertemuan 4.pptx
 
Materi Pertemuan 3.pptxMateri Pertemuan 3.pptx
Materi Pertemuan 3.pptxMateri Pertemuan 3.pptxMateri Pertemuan 3.pptxMateri Pertemuan 3.pptx
Materi Pertemuan 3.pptxMateri Pertemuan 3.pptx
 
Materi Pertemuan 2.pptxMateri Pertemuan 2.pptx
Materi Pertemuan 2.pptxMateri Pertemuan 2.pptxMateri Pertemuan 2.pptxMateri Pertemuan 2.pptx
Materi Pertemuan 2.pptxMateri Pertemuan 2.pptx
 
Materi Pertemuan 1.pdfMateri Pertemuan 1.pdf
Materi Pertemuan 1.pdfMateri Pertemuan 1.pdfMateri Pertemuan 1.pdfMateri Pertemuan 1.pdf
Materi Pertemuan 1.pdfMateri Pertemuan 1.pdf
 
Materi Pertemuan 3.pptx Materi Pertemuan 3
Materi Pertemuan 3.pptx Materi Pertemuan 3Materi Pertemuan 3.pptx Materi Pertemuan 3
Materi Pertemuan 3.pptx Materi Pertemuan 3
 
Materi Pertemuan 2.pptx Materi Pertemuan 2
Materi Pertemuan 2.pptx Materi Pertemuan 2Materi Pertemuan 2.pptx Materi Pertemuan 2
Materi Pertemuan 2.pptx Materi Pertemuan 2
 
Materi Pertemuan 1.pdf (Pengantar Pendidikan Pancasila di Perguruan Tingg)
Materi Pertemuan 1.pdf (Pengantar Pendidikan Pancasila di Perguruan Tingg)Materi Pertemuan 1.pdf (Pengantar Pendidikan Pancasila di Perguruan Tingg)
Materi Pertemuan 1.pdf (Pengantar Pendidikan Pancasila di Perguruan Tingg)
 
Mgg06 Pengert, Fungsi, Macam2 Ideologi (internet) (15 slide) (1).ppt
Mgg06  Pengert, Fungsi,  Macam2 Ideologi (internet) (15 slide) (1).pptMgg06  Pengert, Fungsi,  Macam2 Ideologi (internet) (15 slide) (1).ppt
Mgg06 Pengert, Fungsi, Macam2 Ideologi (internet) (15 slide) (1).ppt
 
Mgg05 Psila Sbg Dsr Ngr-2 (hub negara & penddnya) (20 slide).pptx
Mgg05  Psila Sbg Dsr Ngr-2 (hub negara & penddnya) (20 slide).pptxMgg05  Psila Sbg Dsr Ngr-2 (hub negara & penddnya) (20 slide).pptx
Mgg05 Psila Sbg Dsr Ngr-2 (hub negara & penddnya) (20 slide).pptx
 
Mgg04 Psila Sbg Dsr Ngr-1 (hub psila dgn pemb uud) (22 slide).pptx
Mgg04  Psila Sbg Dsr Ngr-1 (hub psila dgn pemb uud) (22 slide).pptxMgg04  Psila Sbg Dsr Ngr-1 (hub psila dgn pemb uud) (22 slide).pptx
Mgg04 Psila Sbg Dsr Ngr-1 (hub psila dgn pemb uud) (22 slide).pptx
 
Mgg02 Pancasila Dlm Kajian Sejarah Indonesia-1 (9 slide).pptx
Mgg02  Pancasila Dlm Kajian Sejarah Indonesia-1 (9 slide).pptxMgg02  Pancasila Dlm Kajian Sejarah Indonesia-1 (9 slide).pptx
Mgg02 Pancasila Dlm Kajian Sejarah Indonesia-1 (9 slide).pptx
 
Mgg03 Pancasila Dlm Kajian Sejarah Indonesia-2 (11 slide).pptx
Mgg03  Pancasila Dlm Kajian Sejarah Indonesia-2 (11 slide).pptxMgg03  Pancasila Dlm Kajian Sejarah Indonesia-2 (11 slide).pptx
Mgg03 Pancasila Dlm Kajian Sejarah Indonesia-2 (11 slide).pptx
 
Mgg01 Kontrak Kuliah.pptx
Mgg01  Kontrak Kuliah.pptxMgg01  Kontrak Kuliah.pptx
Mgg01 Kontrak Kuliah.pptx
 
Pertemuan 15.pdf
Pertemuan 15.pdfPertemuan 15.pdf
Pertemuan 15.pdf
 
Pertemuan 14.pdf
Pertemuan 14.pdfPertemuan 14.pdf
Pertemuan 14.pdf
 
Pertemuan 13.pdf
Pertemuan 13.pdfPertemuan 13.pdf
Pertemuan 13.pdf
 
Pertemuan 12.pdf
Pertemuan 12.pdfPertemuan 12.pdf
Pertemuan 12.pdf
 

Recently uploaded

AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 

Jurnal modalsosial

  • 1. 45 PERAN KELOMPOK SOSIAL DALAM PENGUATAN KETAHANAN SOSIAL (Sebuah Kajian Modal Sosial di Desa Abiansemal, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, Bali) Mochamad Syawie ABTRAK Banyak studi menunjukkan modal sosial mempengaruhi kemajuan dan kesejahteraan ekonomi suatu masyarakat. Berbagai modal yang ada di desa, seperti manusia, fisik dan finansial memiliki keterkaitan yang dapat mendukung jalannya kelompok sosial. Modal sosial adalah serangkaian nilai atau norma- norma hingga organisasi yang dimiliki bersama anggota kelompok sehingga memungkinkan terjadinya kerjasama diantara mereka. Tujuan kajian ini adalah ingin mengetahui peran kelompok-kelompok sosial dalam penguatan ketahanan sosial melalui modal sosial yang dimiliki. Kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif lewat pengumpulan data observasi, dokumentasi, dan wawancara mendalam. Temuan kajian diantaranya menunjukkan bahwa kelompok-kelompok sosial berperan dalam menguatkan ketahanan sosial melalui modal sosial yang ada sehingga memunculkan kepercayaan (trust) diantara anggota kelompok. I. PENDAHULUAN Istilah modal sering digunakan dalam konteks ekonomi yang berkaitan dengan asset yang dapat diinvestasikan untuk mendapatkan penghasilan yang lebih besar. Pada umumnya modal-modal yang dikenal masyarakat hanya sebatas modal-modal yang dapat dilihat secara kasat-mata, seperti modal finansial, modal fisik, modal manusia, dan modal lingkungan. Sedang modal sosial (social capital) seolah-olah bukan modal (Ali Wafa, 2003:43). Keadaan yang demikian diperjelas dengan kajian-kajian social capital yang terkadang tidak memper- hatikan permasalahan modal-modal yang lain. Berbagai modal yang ada di desa, seperti modal finansial (financial capital), modal fisik (physical capital), modal lingkungan (environ- mental capital), dan modal manusia (human capital) memiliki keterkaitan yang dapat mendukung berjalannya social capital. Banyak studi menunjukkan bahwa modal sosial dapat mempengaruhi kemajuan dan kesejahteraan ekonomi suatu masyarakat (Sembiring Ahmadi, 2003: 4). Hal ini juga dikemukakan oleh Nuryana bahwa modal sosial (social capital) mampu memberikan berbagai outcomes positif bagi kepentingan lembaga dan komunitas (Nuryana, 2002: 23). Konsep modal sosial sangat beragam dan umumnya dirumuskan berdasarkan kasus-kasus tertentu di mana modal sosial menjadi salah satu faktor pendukung kemajuan ekonomi. Putnam (1993) misalnya, merumuskan modal sosial dengan mengacu pada ciri-ciri organisasi sosial, seperti jaringan, norma-norma, dan kepercayaan (trust) yang memfasilitasi koordinasi dan kerjasama untuk sesuatu yang manfaatnya bisa dirasakan secara bersama- sama. Dalam sebuah era dimana faktor modal sosial sudah sepenting modal fisikal, hanya masyarakat yang memiliki tingkat kepercayaan sosial tinggi yang akan maju menciptakan organisasi-organisasi bisnis yang fleksibel (Fukuyama, 2002). Modal sosial adalah serangkaian nilai atau norma-norma informal yang dimiliki bersama diantara para anggota suatu kelompok yang memungkinkan terjadinya kerjasama diantara mereka. Berdasarkan pemikiran Fukuyama tersebut, ada kecenderungan aktifitas untuk mengenali nilai-nilai dan norma-norma komunitas yang membangun jaringan antar pranata atas dasar saling percaya. Hal ini penting dilakukan untuk kepentingan penguatan modal sosial.
  • 2. 46 Pranata sosial diharapkan lebih responsif dan mampu mengantisipasi berbagai permasalahan sosial. Secara khusus pranata sosial dengan kekuatan modal sosialnya, akan mendorong berkembangnya respon komunitas lokal terhadap masalah-masalah yang muncul dari perkembangan perubahan sosial yang semakin kompleks. Pada gilirannya modal sosial yang dimiliki sebuah kelompok sosial dapat diandalkan untuk membentuk atau memperkuat ketahanan sosial masyarakat. Dengan demikian, jelaslah bahwa modal sosial memiliki peranan yang sangat penting dalam sebuah kelompok sosial. Peranan tersebut memberikan dampak positif bagi kelompok sosial dalam menjalankan kegiatan- kegiatan yang ada. Semakin kuat kelompok sosial yang ada akan berimbas semakin baiknya ketahanan sosial masyarakat tersebut. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Nuryana, yaitu bila solidaritas lembaga dan komunitas semakin kuat, maka semakin kuat sebuah masyarakat dan bangsa (Nuryana, 2002: 23) Adanya kelompok-kelompok sosial di masyarakat, baik yang berdiri secara top down (lembaga yang telah dibentuk oleh prakarsa pemerintah) maupun bottom up (lembaga yang didirikan oleh masyarakat langsung) akan memiliki implikasi dalam perjalanan kelompok- kelompok tersebut (Wafa, 2003: 42). Kelompok sosial yang bermanfaat bagi anggota akan mendapat dukungan, dalam hal ini, kelompok bottom up berpeluang besar mendapat dukungan anggota. Berbeda dengan kelompok top down yang cenderung kurang melibatkan anggota dalam penentuan kegiatannya. Kedua permasalahan tersebut akan mengantar pertanyaan pengkajian berikut. Bagaimana peran kelompok sosial dalam menguatkan ketahanan sosial melalui modal sosial yang dimiliki? Tujuan pengkajian ini adalah untuk mengetahui peran kelompok sosial dalam menguatkan ketahanan sosial melalui modal sosial yang dimiliki. Dalam pengkajian ini digunakan pendekatan kualitatif dengan memanfaatkan metode pengumpulan data observasi, analisa dokumen, dan wawancara mendalam. Responden dalam kajian ini sebanyak 30 orang, yang meliputi berbagai unsur kelompok sosial termasuk tokoh masyarakat. Adapun wilayah pengkajian di desa Abiansemal, Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung, Bali. Dengan pertimbangan di wilayah tersebut terdapat kelompok-kelompok sosial yang diharapkan dalam pengkajian ini, dan berdasarkan informasi awal terdapat data tentang hal-hal yang berkaitan dengan topik pengkajian. II. DESKRIPSI TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL Berdasarkan Undang-undang Nomor 6 Tahun 1974, kelompok sosial atau organisasi sosial dimaksudkan sebagai suatu wadah berupa lembaga perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat; baik lembaga tersebut berbadan hukum maupun tidak berbadan hukum. Fungsi lembaga tersebut sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam melaksanakan usaha kesejahteraan sosial. (Suyanto, 2002) Sumber lain mengungkapkan, bahwa organisasi sosial adalah lembaga sosial yang tugas dan tanggung jawabnya melaksanakan usaha-usaha kesejahteraan sosial secara operasional di lapangan dan langsung terhadap keluarga-keluarga miskin, golongan terlantar, terbelakang dan para penyandang penderita sosial lainnya. Kegiatan lembaga dilakukan secara swadaya dan swadana, terarah pada peningkatan penghasilan serta melaksanakan kegiatan-kegiatan sosial dalam mencegah dan mengatasi berkembangnya masalah sosial di lingkungannya, termasuk menanggulangi keresahan sosial serta gejala lainnya. (Suyanto, 2002). Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, jelaslah bahwa dalam suatu masyarakat diperlukan adanya keberadaan kelompok- kelompok sosial yang berfungsi menjalankan usaha kesejahteraan sosial yang akan menguatkan ketahanan sosial bagi masyarakat tersebut. Ketahanan sosial masyarakat adalah suatu kemampuan komunitas dalam mengatasi resiko akibat perubahan sosial, ekonomi dan politik yang mengelilinginya. Suatu komunitas memiliki tingkat ketahanan sosial bila: pertama, mampu melindungi secara efektif anggotanya Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, Vol 12, No. 01, 2007 : 45-51
  • 3. 47 termasuk individu dan keluarga yang rentan dari gelombang perubahan sosial yang mem- pengaruhinya. Kedua, mampu melakukan investasi sosial dalam jaringan sosial yang menguntungkan. Ketiga, mampu mengem- bangkan mekanisme yang efektif dalam mengelola konflik dan kekerasan (Padmiati, 2004: 12). Oleh karena itu, tinggi rendahnya ketahanan sosial suatu masyarakat akan ditentukan oleh efektif tidaknya mereka dalam (1) melindungi anggotanya, (2) menanamkan investasi sosial dalam jaringan, (3) mengelola konflik dan kekerasan. Sehubungan dengan hal di atas, agar sebuah kelompok sosial dapat berjalan dengan efektif, diperlukan adanya sebuah modal sosial sebagai perangkat penting yang dapat memberikan rasa saling percaya diantara anggota kelompok. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh beberapa peneliti bahwa komunitas-komunitas yang menjaring warganya dengan ikatan-ikatan atas dasar saling kepercayaan, empati dan tanggung jawab, akan melindungi mereka dari kejahatan sosial (Nuryana, 2002). James Coleman (1988) sebagaimana dikutip juga oleh Wafa (2003), yang telah melakukan pengkajian partisipatoris di Chicago, mendefinisikan modal sosial (social capital) berdasarkan fungsinya, yaitu aspek-aspek struktur sosial di mana aktor dapat meng- gunakan sebagai sumberdaya untuk mencapai kepentingannya. Modal sosial merupakan konsep yang penting dalam pembahasan tentang ketahanan sosial. Merupakan aspek dari organisasi sosial seperti norma, jaringan sosial dan kepercayaan sosial yang mendorong tindakan kolektif untuk mencapai tujuan dan manfaat bersama. Bentuk modal sosial yang nyata adalah kelompok sosial yang dibentuk sendiri oleh warga masyarakat (Eka Santi, dkk, 2002: 9). Definisi lainnya menyatakan bahwa modal sosial merupakan kapasitas individu untuk mengatur sumber-sumber yang langka melalui keang- gotaannya dalam suatu jaringan, atau struktur sosial yang lebih luas. Bila jaringan tersebut mengalami gangguan atau tidak dapat berfungsi optimal maka konsekuensinya adalah ketahanan masyarakat cenderung menjadi rapuh. Padahal salah satu indikator ketahanan masyarakat sebagaimana dikutip Ahwan dari Betke (2002) terkait dengan kemampuannya untuk mengatasi resiko akibat perubahan sosial, ekonomi, dan politik yang mengelilinginya. Oleh karena itu, peran yang dapat dilakukan oleh komunitas lokal adalah dengan mempelopori berdirinya atau terbentuknya kelompok-kelompok sosial yang dapat menggerakkan pembangunan di wilayahnya. Dengan demikian, beberapa permasalahan yang ada cenderung dapat diatasi sendiri atau diminimalisir tanpa menggantungkan uluran tangan dari pihak lain. III. TEMUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Secara geografis letak Kabupaten Badung sangat strategis. Wilayah yang luasnya 418 ki- lometer persegi ini terdiri dari 6 kecamatan dibatasi oleh Samudera Hindia dari tiga arah mata angin timur, selatan, dan barat. Tidak mengherankan bila Badung memiliki garis pantai yang cukup panjang. Di garis pantai ini terletak daerah wisata yang dikagumi wisatawan seperti Kuta, Sanur, dan Nusa Dua. Kedatangan wisatawan berarti rezeki bagi Provinsi Bali. Peluang kerja terbuka lebar di bidang jasa perhotelan, rumah makan, dan biro perjalanan. Hanya saja, berlimpahnya rezeki belum diterima secara merata oleh semua kabupaten/kota di provinsi pulau itu. Denpasar sendiri bagi Badung bukanlah daerah asing. Ibu kota Provinsi Bali ini merupakan anak kandung Kabupaten Badung, yang lahir lewat pemekaran wilayah pada 27 Februari 1992. Bahkan, ibu kota Badung hingga saat ini letaknya tidak di Kabupaten Badung sendiri, melainkan masih berada di kota Denpasar. Bisa dikatakan urat nadi Kabupaten Badung terletak di hotel-hotel dan bandara Ngurah Rai. Fenomena ini begitu istimewa, mengingat Badung ditopang oleh sektor yang tidak lazim menjadi andalan utama sebagian besar kabupaten/kota di Indonesia yaitu pertanian, industri pengolahan atau sumber daya alam di beberapa daerah tertentu. Peran Kelompok Sosial dalam Penguatan Ketahanan Sosial (Mochamad Syawie)
  • 4. 48 Perkembangan industri pariwisata ini memberi imbas pada perubahan struktur ekonomi masyarakat setempat, yaitu dari struktur ekonomi agraris menjadi ekonomi jasa. Namun, Pemda kabupaten tetap meng- upayakan agar perubahan itu tidak menggusur struktur lama. Di sektor peternakan, misalnya para peternak di kabupaten berpenduduk 318 ribu jiwa ini tetap mampu menyumbangkan hasil ternak mereka seperti sapi dan babi. Sedangkan produk buah-buahan ada durian, alpukat, rambutan, mangga dan jeruk. Bahkan produksi jeruk Badung sebesar 65,9 persen produksi jeruk Provinsi Bali di tahun 1999. Badung memang beruntung. Dikaruniai Pantai Kuta yang seakan memiliki daya tarik bagi banyak pengunjung Bali, Badung kini boleh dikatakan merupakan kabupaten terkaya di Bali, dibandingkan dengan Bangli dan Karangasem. Ketika otonomi daerah dicanangkan, tidak ada yang mengkhawatirkan Badung karena daerah ini merupakan daerah percontohan yang sudah sekitar lima tahun mencoba mandiri. “Badung sudah cukup siap. Tidak ada masalah dengan otonomi, karena kami sudah mempersiapkan diri selama sekitar tiga tahun ini”, ujar Ketua DPRD Kabupaten Badung, IBG Suryatmaja. Desa Abiansemal merupakan salah satu desa di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Terletak 18 km sebelah utara pusat kota Denpasar. Adapun jarak dari ibukota provinsi sekitar 17 km. Luas wilayah desa Abiansemal 4089 ha, dilihat dari segi topografi tanah sebagian besar wilayahnya datar. Batas wilayah: sebelah utara Kuburan desa Blahkiuh, sebelah selatan desa Mambal, sebelah barat desa Dauh Yeh Cani, dan sebelah timur sungai Ayung. Jumlah penduduk desa Abiansemal adalah 4.894 jiwa, dengan perincian laki-laki berjumlah 2.448 orang dan perempuan 2.447 orang. Adapun jumlah kepala keluarga ( KK ) adalah 1.236 KK. B. Peran Kelompok-kelompok Sosial dan Analisis Modal Sosial 1. Kelompok Kesenian Tradisional (Sike) dan Manfaat Modal Sosial Berdasarkan dialog dengan anggota kelompok diketahui bahwa kelompok ini telah beberapa kali mengadakan pertemuan antar anggota, dengan agenda membicarakan kegiatan yang akan dilakukan untuk meningkatkan kemajuan kelompok seni tradisional lokal yang relatif memiliki potensi. Potensi tersebut diantaranya adalah munculnya trust diantara sesama anggota, sehingga memungkinkan mereka berinteraksi secara baik. Di sini berarti bahwa trust merupakan ekspresi sikap dan perilaku diantara anggota untuk melakukan tradisi yang memiliki nilai-nilai yang bermanfaat bagi Tabel 2. Jumlah Penduduk Desa Abiansemal berdasarkan Mata Pencaharian (Tahun 2005) No. Mata Pencaharian Jumlah 1. Pegawai Negeri 237 2. Karyawan swasta 303 3. Petani 2477 4. Tukang 281 5. Buruh 150 6. Supir 71 7. Penjahit 16 8. Bengkel 8 Jumlah 3543 Sumber: Profil Desa, 2005 No. Tingkat Pendidikan Jumlah 1. TK 119 Orang 2. SD 2104 Orang 3. SMP 989 Orang 4. SMA 765 Orang 5. Akademi 126 Orang 6. Sarjana 247 Orang Jumlah 4350 Orang Sumber: Profil Desa, 2005 Tabel 1. Jumlah Penduduk Desa Abiansemal menurut Tingkat Pendidikan (Tahun 2005) Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, Vol 12, No. 01, 2007 : 45-51
  • 5. 49 ritual upacara adat. Temuan ini cenderung menegaskan kembali apa yang telah dikatakan oleh Coleman (1988) me- ngenai modal sosial, bahwa aspek-aspek struktur sosial yang ada di desa dapat dimanfaatkan secara baik oleh kelompok sike untuk mencapai tujuan kelompoknya, yaitu memenuhi kebutuhan komunitas lokal dalam ritual upacara adat (dengan memanfaatkan struktur sosial yang ada, seperti status peran dan model ketetanggaan) sehingga dapat meng- gerakan modal sosial. Kelompok sike (kesenian tradisional) ini sudah pada tingkat semi profesional, artinya sudah dipanggil untuk acara-acara upacara adat, dan ini merupakan suatu kebanggaan tersendiri. Disamping ada juga lagu kidung tradisional yang digunakan di pura-pura. Menurut informasi dari koordinator kelompok seni, Made Suardike (2005), kelompok seni ini berfungsi sebagai pencegahan masalah sosial, yaitu mencegah bagi kelompok pemuda ke arah tindakan kriminal khususnya bagi yang belum bekerja sebagai tempat melakukan kesibukan atau kegiatan. Hal ini sejalan dengan pandangan Nuryana yang menyebutkan bahwa komunitas yang menjaring warganya dengan ikatan-ikatan empati dan tanggung jawab akan melindungi dari kejahatan sosial (kriminal). Dengan ritual adat tersebut, minimal akan memunculkan rasa tenang/kedamaian di hati para anggota kelompok. Dengan rasa tenang dan damai cenderung dapat berpikir jernih. Hal ini berpengaruh dalam menghadapi masalah-masalah yang di alami oleh anggota kelompok. Dalam kondisi anggota kelompok melakukan ritual keagamaan dengan teratur, ada korelasi dengan daya tahan dalam menghadapi masalah kerumahtanggaan. Dalam perspektif sosiologis, bahwa fenomena keagamaan memiliki ke- terkaitan dengan etika bertingkah laku sehingga hal ini dapat mengurangi ketegangan/konflik sesama anggota. Adapun dana stimulan yang diterima sebagian digunakan untuk membeli alat perlengkapan musik, selain untuk biaya- biaya pertemuan dan latihan. Latihan diadakan seminggu sekali. Dana dari stimulan dipergunakan untuk membeli alat musik gamelan (perkelompok mem- peroleh dana stimulan sebesar Rp. 2.500.000,-). Memang dana stimulan tersebut dirasakan masih kurang untuk melengkapi peralatan musik yang dibutuhkan, namun adanya dana tersebut cukup membantu kelancaran dalam latihan. 2. Kelompok P2WKSS dan munculnya Kepercayaan Sebagai Penyangga Modal Sosial Menurut informasi dari anggota kelompok Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera (P2WKSS). I.N. Rasmiati (2005), bahwa kelompok ini melakukan kegiatannya melalui usaha ekonomi produktif. Memang ada indikasi wanita pemegang peran utama dalam keluarga dan sumberdaya insani yang potensial, dapat memainkan peranannya yang berarti dan dituntut untuk meningkatkan keperan- sertaannya baik secara kualitatif dan kuantitatif. Peningkatan perbaikan hidup secara terus menerus akan menjamin pula peranan wanita yang semakin meningkat. Dalam mencapai peningkatan kesejah- teraan keluarga dilaksanakan berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan dan peranan wanita dalam mengembangkan kehidupan keluarga sejahtera, diantaranya usaha ekonomis produktif. Usaha ekonomi produktif yang dilakukan terdiri dari usaha rumah tangga diantaranya adalah membuat telur asin, aneka kacang, jajan bali/pasar dan pepes. Kelompok ini sudah berang- gotakan sebanyak 50 KK. Bantuan stimulan sebesar Rp. 2.500.000 (dua juta lima ratus ribu rupiah) dimanfaatkan untuk usaha simpan pinjam para anggota yang membutuhkan. Dengan adanya dana stimulan tersebut merupakan rangsangan bagi anggota kelompok untuk mening- katkan usahanya di bidang usaha masing- masing. Berdasarkan informasi sudah ada perkembangan dari kegiatan tersebut, Peran Kelompok Sosial dalam Penguatan Ketahanan Sosial (Mochamad Syawie)
  • 6. 50 yaitu dananya sudah meningkat menjadi Rp. 2.640.000,- (dua juta enam ratus empat puluh ribu rupiah). Perkembangan ini diperoleh melalui proses simpan pinjam pada anggota kelompok, dengan bunga yang telah disepakati melalui rapat atau kesepakatan bersama. Dilihat dari peningkatan dana usaha relatif masih kecil, namun ada manfaat lain yang dirasakan, yaitu rasa kebersamaan yang intensitasnya me- ningkat dan dari dana tersebut juga dapat untuk kebutuhan konsumsi dalam setiap pertemuan kelompok tersebut. Dan boleh dikatakan kelompok ini relatif lebih berhasil dalam mengelola kegiatannya dibanding ketiga kelompok yang lain. Berdasarkan temuan lapangan, sampai sekarang terungkap bahwa berbagai program untuk wanita lebih menekankan pada pengembangan wanita sebagai tenaga produktif, khususnya untuk meningkatkan pen- dapatan keluarga. Dengan mening- katnya pendapatan keluarga, ada kesan kuat kebutuhan akan terpenuhi. Dengan terpenuhinya kebutuhan tersebut akan muncul daya tahan atau ketahanan keluarga. Pada akhirnya dengan keta- hanan keluarga dalam batas-batas tertentu akan membentuk suatu masyarakat ber-ketahanan. 3. Kelompok Karang Taruna Berdasarkan hasil pengamatan kelompok Karang Taruna ini merupakan kelompok yang belum menunjukkan hasil kegiatannya secara maksimal dibandingkan dengan kelompok yang lain. Adapun kegiatan yang bisa dilakukan antara lain mengadakan pendataan masalah sosial, khususnya permasalahan di kalangan remaja atau pemuda di tingkat banjar (setingkat RT). Harapannya bisa dilakukan oleh semua atau sebagian besar anggota. Selama ini kegiatan yang dilakukan masih terkesan bersifat rekreatif, yaitu olah raga (sepak bola, voli, dll). Serta menjadi kepanitiaan pada hari-hari besar nasional, khususnya upacara adat. Sebenarnya rencana dari kelompok ini cukup realistis, yakni bagaimana mengajak para generasi muda yang belum bekerja agar memiliki kesibukan. Adapun dana stimulan dari kelompok ini sebesar Rp. 2.500.000,- yang menurut informasi belum dimanfaatkan. Rencana selanjutkan kegiatan akan digerakkan berdasarkan banjar. 4. Kelompok PKK dan Munculnya Komitmen dan Kerjasama Dari informasi salah satu pengurus kelompok PKK ini diketahui per- kembangan kegiatan yang sudah dilakukan. Diantara kegiatan yang dilakukan oleh kelompok ini adalah penimbangan bayi setiap bulan bersama dengan Posyandu pada tiap-tiap banjar, memberikan makanan tambahan yaitu kacang ijo dan susu untuk anak-anak balita. Menurut informasi dari salah satu pengurus kelompok ini, yaitu I.W.Suratmi (2005), uang dana stimulan sebesar Rp. 2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu ru- piah), digunakan untuk membantu beberapa banjar Posyandu masing- masing Rp. 300.000,- (tiga ratus ribu ru- piah). Untuk penambahan gizi anak-anak, memang belum semua Posyandu di tiap- tiap banjar mendapat bantuan. Demikian juga dengan kegiatan yang dilakukan oleh kelompok PKK dalam rangka meningkatkan kesejahteraan keluarga kurang mampu di wilayah setempat, khususnya untuk peningkatan gizi anak- anaknya. Kendala yang dihadapi oleh kelom- pok ini adalah belum semua banjar menerima bantuan peningkatan gizi, hal ini berkaitan dengan keterbatasan dana. Jadi menurut mereka dana stimulan tersebut sangat membantu untuk memperlancar kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh kelompok. Berdasarkan studi yang dilakukan Ali Wafa (2003) menyebutkan dengan ditingkatkan dan diintensifkannya Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) sesuai dengan kesepakatan Rakernaslub PKK tahun 2000 dan Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, Vol 12, No. 01, 2007 : 45-51
  • 7. 51 Nomor 53 Tahun 2000 tentang Gerakan PKK, maka gerakan PKK diharapkan akan lebih berdaya dalam melakukan aktivitasnya untuk meningkatkan kualitas sumberdaya kaum perempuan. IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil kajian dapat disimpulkan bahwa dari empat kelompok sosial (kelompok sike, peningkatan peranan wanita menuju keluarga sehat dan sejahtera, karang taruna dan PKK) pada batas-batas tertentu, menunjukkan adanya peran dalam penguatan ketahanan sosial pada komunitas melalui dukungan modal sosial yang dimiliki kelompok tersebut. Peran dari masing-masing kelompok dalam pe- nguatan ketahanan sosial cukup bervariasi. Artinya pada kelompok sike dan kelompok peningkatan peranan wanita menuju keluarga sehat dan sejahtera (P2WKSS) relatif cukup kuat memunculkan daya tahan bagi para anggotanya dibandingkan dengan kelompok karang taruna. Demikian juga halnya dengan kelompok PKK dalam batas-batas tertentu dapat menjadi penyangga munculnya ketahanan sosial. B. Saran Adanya peran dari kelompok sosial yang ada di lokasi kajian perlu memperoleh dukungan yang berkelanjutan dari aparat pemerintah setempat, baik di tingkat desa maupun Dinas Kesejahteran Sosial Kabupaten. Hal ini dianggap menentukan karena dapat menjadi motivasi dari kelompok sosial yang ada untuk mengembangkan kegiatan lebih lanjut, khususnya untuk peningkatan kesejahteraan para anggota kelompok sosial tersebut. DAFTAR PUSTAKA Fukuyama, Francis, 2002, Trust, Kebijakan Sosial dan Penciptaan Kemakmuran. Yogyakarta: Qalam Hefner, Robert W, ed. 2000, Budaya Pasar Masyarakat dan Moralitas dalam Kapitalisme Asia Baru. Jakarta: LP3ES Nuryana, Mu’man, Peranan Social Capital Sebagai Piranti Sosial Komunitas Dilihat Dari Dimensi Teoritis dan Empiris, dalam Informasi Kajian Permasalahan Sosial dan Usaha Kesejahteraan Sosial, Jakarta: Pusat Penelitian Permasalahan Kesejahteraan Sosial, Badan Pelatihan dan Pengembangan Sosial Departemen Sosial Republik Indonesia, Vol. 7, No. 2. Santi, Kanya Eka, dkk. 2002, Peranan Kelembagaan Sosial Dalam Penguatan Ketahanan Sosial Masyarakat: Studi Kasus Pada Kabupaten Poso dan Palangkaraya. Jakarta: Pusat Pengembangan Ketahanan Sosial Masyarakat, Badan Pelatihan dan Pengembangan Sosial Departemen Sosial RI. Sembiring, Ahmadi, 2003, Perkembangan Ekonomi Komunitas Orang Madura Di Sumbawa, NTB: Sebuah Analisis Kapital Sosial, dalam Masyarakat, Jurnal Sosiologi. No. 12. Jakarta: Labsosio: FISIP UI. Suyanto, 2005, Profil Lembaga Sosial dalam Usaha Meningkatkan Ketahanan Sosial Melalui Sistem Jaminan Sosial Berbasiskan Komunitas Lokal, dalam Jurnal Penelitian dan Pengembangan Usaha Kesejahteraan Sosial, Jakarta: Puslitbang Usaha Kesejahteraan Sosial, Vol. 10, No. 01. Wafa, Ali. 2003. Urgensi Keberadaan Social Capital dalam Kelompok-Kelompok Sosial: Kajian Mengenai Social Capital Pada Kelompok Tani ‘Mardi Utomo’ dan Kelompok PKK di Desa Bakalan, Kecamatan Jumapolo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, dalam Masyarakat, Jurnal Sosiologi. No. 12. Jakarta: Labsosio-UI. BIODATA PENULIS : Mochamad Syawie, Alumnus Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada, Program Studi Sosiologi. Peneliti pada Pusat Pengembangan Ketahanan Sosial Masyarakat dan Dosen Luar Biasa Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti Jakarta. Peran Kelompok Sosial dalam Penguatan Ketahanan Sosial (Mochamad Syawie)