SlideShare a Scribd company logo
1 of 47
ANALISIS FAKTOR
Tugas kelompok APG – temu 9
Dosen Pengampu : Rani Nooraeni, S.ST., M.Stat.
“Kelompok 2 – 4 SK 5 :
Estiana Yesi Prastiwi (13.7604)
Andi Dalfiah Mustafa (13.7487)
Cahyani Cenra Hasana (13.7540)
Fitri Puspitasari (13.7627)
Indra Gunawan (13.7664)
Minanur Rohman (13.7731)
Sri Astutiningsih (13.7876)
Wiena Hardian Pratama (13.7912)
Zaselina Pitaloka (13.7932
“
Cakupan Materi
Pendahuluan
Model Faktor Ortogonal
Metode Estimasi
Rotasi Faktor
Nilai Faktor
Perspektif dan Strategi untuk AF
ANALISIS FAKTOR
Pendahuluan
DEFINISI
Analisis faktor merupakan
perluasan yang lebih mendetail
dari analisis komponen utama.
TUJUAN
Tujuan utamanya untuk mendeskripsikan
hubungan kovarian dari banyak variabel
dalam hubungannya dengan beberapa
kuantitas random (faktor) yang penting
namun unobservable.
Pendahuluan
Misal suatu set variabel dapat dikelompokkan ke dalam group tertentu
berdasarkan kovariannya.
Semua variabel dalam satu grup memiliki korelasi besar di antara mereka
namun memiliki korelasi yang kecil dengan variabel dari grup lain.
Maka dapat dibayangkan bahwa tiap grup variabel merepresentasikan suatu
konstruksi pokok (faktor) yang menyebabkan korelasi di antara variabelnya
demikian.
“
Cakupan Materi
Pendahuluan
Model Faktor Ortogonal
Metode Estimasi
Rotasi Faktor
Nilai Faktor
Perspektif dan Strategi untuk AF
Random vektor X dengan p buah komponen
memiliki rata-rata μ dan kovarian Σ.
Model faktor mendalilkan bahwa :
X linearly dependent dengan variabel
random 𝐹1, 𝐹2, … , 𝐹𝑚 yang disebut common factors
dan p buah sumber varians 𝜀1, 𝜀2, … , 𝜀 𝑝 yang
disebut error atau specific factors.
Model
Model Faktor Orthogonal
 Model analisis faktor  Notasi Matrix :
𝑙𝑖𝑗 = loading variabel ke-i pada faktor ke-j
L = matrix of factor loading
ASUMSI
F dan ε independen sehingga :
Karena banyaknya
kuantitas yang tidak
terobservasi,
verifikasi langsung
dari model faktor
tidak dimungkinkan.
Untuk itu,
dibutuhkan asumsi
tambahan.
Model Faktor Orthogonal Dengan m Buah
Common Factors
Random vector F dan ε memenuhi kondisi berikut :
Model Faktor Orthogonal mengimplikasikan struktur kovarian dari x
Sehingga
Model
Struktur Kovarians Model Faktor Orthogonal
Model
Model
ℎ𝑖
2
= Communality ke-i
𝜓𝑖 = Uniqueness
Contoh
Model
Communality dari 𝑋1 :
Varians 𝑋1
Model
Ketika m = p
matrix Σ akan selalu berupa LL’
Sehingga matrix 𝜓 dapat berupa
matrix nol
Ketika m < p
Analisis faktor akan menjelaskan
kovarians X secara lebih sederhana
dengan jumlah parameter yang lebih
sedikit dibandingkan elemen matrix Σ
Contoh :
X terdiri dari 12 variabel dijelaskan dengan model 2-faktor
p = 12
m = 2
Banyak elemen dalam matric Σ = p (p+1)/2 = 12*13/2 = 78
Jumlah parameter (𝑙𝑖𝑗 𝑑𝑎𝑛 𝜓𝑖) = mp + p = 2*12 + 12 = 36
Model
Model
Saat m > 1, selalu ada keambiguan yang
dihubungkan dengan dengan model faktor.
Tmxm orthogonal matrix sehingga TT’=T’T=I
Dimana
Karena Dan
Walaupun L* dan L secara umum berbeda, keduanya menghasilkan matriks kovarians sama:
Keambiguan ini mendasari rotasi faktor.
• Analisis faktor diproses dengan kondisi estimasi L dan 𝜑
bersifat unik.
• Loading matrix L dirotasi berkali-kali oleh matriks orthogonal.
• Saat L dan 𝜑 yang spesifik didapat, faktor teridentifikasi dan
factor scores terbentuk.
Model
“
Cakupan Materi
Pendahuluan
Model Faktor Ortogonal
Metode Estimasi
Rotasi Faktor
Nilai Faktor
Perspektif dan Strategi untuk AF
Metode Estimasi
 Observasi x1, x2,..., xn pada p variabel-variabel yang secara
umum berkorelasi.
 S adalah estimator dari matrik kovarian Σ populasi yang tidak
diketahui.
 Jika elemen-elemen diagonal S bernilai kecil dan matriks korelasi
R bernilai nol, variabel-variabel tidak berhubungan dan analisis
faktor tidak dapat digunakan.
 Dua metode estimasi parameter:
1. Principal component (and principal factor) method
2. Maximum likelihood method
Metode Estimasi
The Principal Component (and Principal Factor) Method
Metode Estimasi
Σ mempunyai eigenvalue-eigenvector (λ𝑖, 𝑒𝑖 ) dengan λ1  λ2 ...  λp  0
Model analisis faktor mempunyai jumlah faktor sama dengan jumlah variabel (m=p) dan 𝜑i = 0,
kolom ke-j loading matrix adalah λ𝑗 𝑒𝑗
Metode Estimasi
Pendekatan untuk memperoleh model analisis faktor dengan m < p yaitu dengan
menghilangkan kontribusi
pada Σ sehingga diperoleh
Jika mempertimbangkan faktor khusus, maka
The Principal Component (and Principal Factor) Method (2)
• Untuk menerapkan pendekatan ini ke data, langkah pertama perlu untuk
memusatkan observasi dengan mengurangkan rata-rata sampel.
The Principal Component (and Principal Factor) Method (3)
• Observasi terpusat
Mempunyai matriks kovarian S sama dengan aslinya.
Metode Estimasi
The Principal Component (and Principal Factor) Method (4)
Metode Estimasi
Jika unit variabel-variabel berbeda satuan maka perlu standardisasi.
Matriks kovarian sampel sama dengan matriks korelasi R.
Principal Component Solution of the Factor Model
Metode Estimasi
S mempunyai pasangan eigenvalue-eigenvector
Dimana
m < p
Komunaliti :
Metode Estimasi
Principal Component Solution of the Factor Model (2)
 Kontribusi total varians sampel s11 + s22 + ... + spp = tr(S) dari faktor umum
pertama adalah
 Karena 𝑒𝑖 mempunyai panjang unit.
Matriks Korelasi
Proporsi Komulatif
Contoh 9.3 Consumer Preference Data
Metode Estimasi
Metode Estimasi
Contoh 9.3 Consumer Preference Data
Kumunalitis
Variance Sampel Setiap Variabel
Pada tahap ini tidak faktor tidak akan diinterpretasikan
Metode Estimasi
Contoh 9.3 Stock Price Data
n=103, p=5, m=2,
Metode Estimasi
Contoh 9.3 Stock Price Data
Metode Estimasi
 F dan diasumsikan berdistribusi normal
 Sehingga meksimum likelihoodnya
Metode Maximum Likelihood
Metode Estimasi
Jadi
Sehingga
Metode Maximum Likelihood (2)
Metode Estimasi
Metode Maximum Likelihood (3)
Metode Estimasi
Setelah variabelnya di standardisasi maka Maka dari Z
Punya persamaan :
Karena dan
Maka
Sehingga
Jadi dihasilkan :
Metode Estimasi
Metode Estimasi
Contoh 9.5 Stock Price Data menggunakan Maximum Likelihood Method
Asumsi m=2
F1 disebut
market factor
karena (+)
semua
F2 disebut
industry
factor karena
ada sebagian
yang (-)
Metode Estimasi
 Dari tabel tersebut untuk menghitung =
 Sedangkan residual matrixnya :
 Kalau dilihat dari pendekatan MLE lebih kecil daripada komponen
utama, oleh karena kita lebih baik menggunakan MLE.
=
 Pada cumulative proportion sample varians yang dijelaskan juga demikian.
Matriks
Diagonal
Contoh 9.6 Analisis Faktor menggunakan Data Lomba Olympiade
Metode Estimasi
N=160
p = 10
m = 4
 4 eigen value yang pertama = 3.78 ; 1.52 ; 1.11 ; 0.91
Metode Estimasi
Metode Estimasi
Pada kasus tersebut menghasilkan hasil yang sangat berbeda.
 Pada komponen utama :
F1 = mempunyai hasil yang besar semua kecuali 1500m-run (General athletic ability)
F2 = terdapat perbedaan yang mencolok antara running ablility and throwing ability
F3 = terdapat perbedaan yang mencolok antara running endurance and running speed
F4 = terdapat hal yang membingungkan pada factor ini.
 Pada Maximum Likelihood :
F1 = mempunyai hasil yang paling besar di 1500m-run (Running endurance factor)
F2 = mempunyai hasil yang paling besar di shot put (strength factor)
F3 = mempunyai hasil yang paling besar di 400m-run dan 1500m-run (running endurance)
F4 = mempunyai hasil yang paling besar di high jup (Leg strength)
 Dari contoh tersebut kita bisa tahu bahwa penamaan variabelnya
berdasarkan atas nilai estimasi loading yang paling besar.
Metode Estimasi
Matriks residual yang dihasilkan =
Metode Estimasi
Matriks residual yang dihasilkan =
 Dari kedua matriks residual yang ditampilkan, Maksimum Likelihood lebih bagus
dalam menghasilkan R daripada Komponen Utama
Tes sampel besar untuk jumlah faktor common
Dengan derajat bebas =½(p-m)²-p-m)
 Apabila, diketahui bahwa :
 Maka, hipotesis yang dapat dituliskan adalah :
 Untuk menguji H0 menggunaka uji statistik ratio likelihood
Metode Estimasi
 Sehingga, dengan menggunakah koreksi Bartlett’s kita dapat menolak H0 apabila :
Metode Estimasi
Example 9.7 (lanjutan dari example 9.5)
Ho : Ʃ=LL’+ψ , m=2 , α=0.05
Sehingga,
Metode Estimasi
Metode Estimasi
Dengan menggunakan koreksi Bartlett’s didapatkan :
Dikarenakan 2.10 < λ²₁₍₀.₅₎ (3.84) , maka gagal tolak H0
“
Lanjut ke Bagian Selanjutnya
[Analisis Faktor (2.2)]

More Related Content

What's hot

APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Vektor Rata-rata
APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Vektor Rata-rataAPG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Vektor Rata-rata
APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Vektor Rata-rataRani Nooraeni
 
Analisis Faktor (2.2)
Analisis Faktor (2.2)Analisis Faktor (2.2)
Analisis Faktor (2.2)Rani Nooraeni
 
APG Pertemuan 6 : Mean Vectors From Two Populations
APG Pertemuan 6 : Mean Vectors From Two PopulationsAPG Pertemuan 6 : Mean Vectors From Two Populations
APG Pertemuan 6 : Mean Vectors From Two PopulationsRani Nooraeni
 
APG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rata 1 Populasi
APG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rata 1 PopulasiAPG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rata 1 Populasi
APG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rata 1 PopulasiRani Nooraeni
 
Kuliah pemilihan model_terbaik_m14_dan_15
Kuliah pemilihan model_terbaik_m14_dan_15Kuliah pemilihan model_terbaik_m14_dan_15
Kuliah pemilihan model_terbaik_m14_dan_15Roudlotul Jannah
 
Analisis Diskriminan (1)
Analisis Diskriminan (1)Analisis Diskriminan (1)
Analisis Diskriminan (1)Rani Nooraeni
 
Analisis Klaster (1)
Analisis Klaster (1)Analisis Klaster (1)
Analisis Klaster (1)Rani Nooraeni
 
APG Pertemuan 1 dan 2 (3)
APG Pertemuan 1 dan 2 (3)APG Pertemuan 1 dan 2 (3)
APG Pertemuan 1 dan 2 (3)Rani Nooraeni
 
Analisis Diskriminan (2)
Analisis Diskriminan (2)Analisis Diskriminan (2)
Analisis Diskriminan (2)Rani Nooraeni
 
APG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rata
APG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rataAPG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rata
APG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rataRani Nooraeni
 
APG Pertemuan 1-2 (1)
APG Pertemuan 1-2 (1)APG Pertemuan 1-2 (1)
APG Pertemuan 1-2 (1)Rani Nooraeni
 
Analisis Korelasi Kanonik (1)
Analisis Korelasi Kanonik (1)Analisis Korelasi Kanonik (1)
Analisis Korelasi Kanonik (1)Rani Nooraeni
 
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal DistributionAPG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal DistributionRani Nooraeni
 
Korespondensi Analisis
Korespondensi AnalisisKorespondensi Analisis
Korespondensi Analisisdessybudiyanti
 
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDAANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDAArning Susilawati
 
APG Pertemuan 1 dan 2 (2)
APG Pertemuan 1 dan 2 (2)APG Pertemuan 1 dan 2 (2)
APG Pertemuan 1 dan 2 (2)Rani Nooraeni
 
BAB 5. Distribusi Normal dan Distribusi Sampling
BAB 5. Distribusi Normal dan Distribusi SamplingBAB 5. Distribusi Normal dan Distribusi Sampling
BAB 5. Distribusi Normal dan Distribusi SamplingCabii
 
APG Pertemuan 7 : Manova
APG Pertemuan 7 : ManovaAPG Pertemuan 7 : Manova
APG Pertemuan 7 : ManovaRani Nooraeni
 

What's hot (20)

APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Vektor Rata-rata
APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Vektor Rata-rataAPG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Vektor Rata-rata
APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Vektor Rata-rata
 
Analisis Faktor (2.2)
Analisis Faktor (2.2)Analisis Faktor (2.2)
Analisis Faktor (2.2)
 
APG Pertemuan 6 : Mean Vectors From Two Populations
APG Pertemuan 6 : Mean Vectors From Two PopulationsAPG Pertemuan 6 : Mean Vectors From Two Populations
APG Pertemuan 6 : Mean Vectors From Two Populations
 
APG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rata 1 Populasi
APG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rata 1 PopulasiAPG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rata 1 Populasi
APG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rata 1 Populasi
 
Kuliah pemilihan model_terbaik_m14_dan_15
Kuliah pemilihan model_terbaik_m14_dan_15Kuliah pemilihan model_terbaik_m14_dan_15
Kuliah pemilihan model_terbaik_m14_dan_15
 
Analisis Diskriminan (1)
Analisis Diskriminan (1)Analisis Diskriminan (1)
Analisis Diskriminan (1)
 
Analisis Klaster (1)
Analisis Klaster (1)Analisis Klaster (1)
Analisis Klaster (1)
 
APG Pertemuan 1 dan 2 (3)
APG Pertemuan 1 dan 2 (3)APG Pertemuan 1 dan 2 (3)
APG Pertemuan 1 dan 2 (3)
 
Analisis Diskriminan (2)
Analisis Diskriminan (2)Analisis Diskriminan (2)
Analisis Diskriminan (2)
 
APG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rata
APG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rataAPG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rata
APG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rata
 
T2 Hottelling
T2 HottellingT2 Hottelling
T2 Hottelling
 
APG Pertemuan 1-2 (1)
APG Pertemuan 1-2 (1)APG Pertemuan 1-2 (1)
APG Pertemuan 1-2 (1)
 
Analisis Korelasi Kanonik (1)
Analisis Korelasi Kanonik (1)Analisis Korelasi Kanonik (1)
Analisis Korelasi Kanonik (1)
 
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal DistributionAPG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution
 
Korespondensi Analisis
Korespondensi AnalisisKorespondensi Analisis
Korespondensi Analisis
 
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDAANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA
 
APG Pertemuan 1 dan 2 (2)
APG Pertemuan 1 dan 2 (2)APG Pertemuan 1 dan 2 (2)
APG Pertemuan 1 dan 2 (2)
 
Press dan satistik cp (regresi)
Press dan satistik cp (regresi)Press dan satistik cp (regresi)
Press dan satistik cp (regresi)
 
BAB 5. Distribusi Normal dan Distribusi Sampling
BAB 5. Distribusi Normal dan Distribusi SamplingBAB 5. Distribusi Normal dan Distribusi Sampling
BAB 5. Distribusi Normal dan Distribusi Sampling
 
APG Pertemuan 7 : Manova
APG Pertemuan 7 : ManovaAPG Pertemuan 7 : Manova
APG Pertemuan 7 : Manova
 

Similar to FAKTOR ANALISIS

Analisis komponen utama (Principal Component Analysis)
Analisis komponen utama (Principal Component Analysis)Analisis komponen utama (Principal Component Analysis)
Analisis komponen utama (Principal Component Analysis)Indah Fitri Hapsari
 
analisa data_Univarit1.ppt
analisa data_Univarit1.pptanalisa data_Univarit1.ppt
analisa data_Univarit1.pptWindaFransisca
 
3218126438990fa0771ddb555f70be42.docx
3218126438990fa0771ddb555f70be42.docx3218126438990fa0771ddb555f70be42.docx
3218126438990fa0771ddb555f70be42.docxAfaRanggitaPrasticas1
 
Multivariate Analysis
Multivariate AnalysisMultivariate Analysis
Multivariate Analysisdyahanindita
 
Statistik-Sosial-pada kelas Pertemuan-4.ppt
Statistik-Sosial-pada kelas Pertemuan-4.pptStatistik-Sosial-pada kelas Pertemuan-4.ppt
Statistik-Sosial-pada kelas Pertemuan-4.pptAhmadSyajili
 
materi Statistik Sosial dan analisis data .ppt
materi Statistik Sosial dan analisis data .pptmateri Statistik Sosial dan analisis data .ppt
materi Statistik Sosial dan analisis data .pptashaby
 
BAB X PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA.pptx
BAB X PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA.pptxBAB X PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA.pptx
BAB X PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA.pptxrama839508
 
MODEL_REGRESI_NON_LINEAR.doc
MODEL_REGRESI_NON_LINEAR.docMODEL_REGRESI_NON_LINEAR.doc
MODEL_REGRESI_NON_LINEAR.docAhmadFauzan146931
 
Penelitian kuantitatif gab
Penelitian kuantitatif gabPenelitian kuantitatif gab
Penelitian kuantitatif gabAnNa Luph Black
 
Ppt singkat pengantar statistika
Ppt singkat pengantar statistikaPpt singkat pengantar statistika
Ppt singkat pengantar statistikaRizki Novaldi
 
Ppt makalah konsep dasar_matematika[1]
Ppt makalah konsep dasar_matematika[1]Ppt makalah konsep dasar_matematika[1]
Ppt makalah konsep dasar_matematika[1]Maysy Maysy
 
vdocuments.net_uji-normalitas-dan-validitas.ppt
vdocuments.net_uji-normalitas-dan-validitas.pptvdocuments.net_uji-normalitas-dan-validitas.ppt
vdocuments.net_uji-normalitas-dan-validitas.pptAnggaPratama111616
 

Similar to FAKTOR ANALISIS (20)

Noeryanti 15454
Noeryanti 15454Noeryanti 15454
Noeryanti 15454
 
ANALISIS FAKTOR
ANALISIS FAKTORANALISIS FAKTOR
ANALISIS FAKTOR
 
Makalah ipb
Makalah ipbMakalah ipb
Makalah ipb
 
Analisis komponen utama (Principal Component Analysis)
Analisis komponen utama (Principal Component Analysis)Analisis komponen utama (Principal Component Analysis)
Analisis komponen utama (Principal Component Analysis)
 
analisa data_Univarit1.ppt
analisa data_Univarit1.pptanalisa data_Univarit1.ppt
analisa data_Univarit1.ppt
 
3218126438990fa0771ddb555f70be42.docx
3218126438990fa0771ddb555f70be42.docx3218126438990fa0771ddb555f70be42.docx
3218126438990fa0771ddb555f70be42.docx
 
Multivariate
MultivariateMultivariate
Multivariate
 
Multivariate Analysis
Multivariate AnalysisMultivariate Analysis
Multivariate Analysis
 
Analisis faktor
Analisis faktorAnalisis faktor
Analisis faktor
 
Statistik-Sosial-pada kelas Pertemuan-4.ppt
Statistik-Sosial-pada kelas Pertemuan-4.pptStatistik-Sosial-pada kelas Pertemuan-4.ppt
Statistik-Sosial-pada kelas Pertemuan-4.ppt
 
materi Statistik Sosial dan analisis data .ppt
materi Statistik Sosial dan analisis data .pptmateri Statistik Sosial dan analisis data .ppt
materi Statistik Sosial dan analisis data .ppt
 
BAB X PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA.pptx
BAB X PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA.pptxBAB X PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA.pptx
BAB X PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA.pptx
 
remember
rememberremember
remember
 
MODEL_REGRESI_NON_LINEAR.doc
MODEL_REGRESI_NON_LINEAR.docMODEL_REGRESI_NON_LINEAR.doc
MODEL_REGRESI_NON_LINEAR.doc
 
Penelitian kuantitatif gab
Penelitian kuantitatif gabPenelitian kuantitatif gab
Penelitian kuantitatif gab
 
statistik tugas 4 pdf.pdf
statistik tugas 4 pdf.pdfstatistik tugas 4 pdf.pdf
statistik tugas 4 pdf.pdf
 
Ppt singkat pengantar statistika
Ppt singkat pengantar statistikaPpt singkat pengantar statistika
Ppt singkat pengantar statistika
 
Ppt makalah konsep dasar_matematika[1]
Ppt makalah konsep dasar_matematika[1]Ppt makalah konsep dasar_matematika[1]
Ppt makalah konsep dasar_matematika[1]
 
vdocuments.net_uji-normalitas-dan-validitas.ppt
vdocuments.net_uji-normalitas-dan-validitas.pptvdocuments.net_uji-normalitas-dan-validitas.ppt
vdocuments.net_uji-normalitas-dan-validitas.ppt
 
11 Sem -materi.pdf
11 Sem -materi.pdf11 Sem -materi.pdf
11 Sem -materi.pdf
 

Recently uploaded

PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxSDN1Wayhalom
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxSitiRukmanah5
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanhormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanAprissiliaTaifany1
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 

Recently uploaded (10)

PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanhormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 

FAKTOR ANALISIS

  • 1. ANALISIS FAKTOR Tugas kelompok APG – temu 9 Dosen Pengampu : Rani Nooraeni, S.ST., M.Stat.
  • 2. “Kelompok 2 – 4 SK 5 : Estiana Yesi Prastiwi (13.7604) Andi Dalfiah Mustafa (13.7487) Cahyani Cenra Hasana (13.7540) Fitri Puspitasari (13.7627) Indra Gunawan (13.7664) Minanur Rohman (13.7731) Sri Astutiningsih (13.7876) Wiena Hardian Pratama (13.7912) Zaselina Pitaloka (13.7932
  • 3. “ Cakupan Materi Pendahuluan Model Faktor Ortogonal Metode Estimasi Rotasi Faktor Nilai Faktor Perspektif dan Strategi untuk AF
  • 4. ANALISIS FAKTOR Pendahuluan DEFINISI Analisis faktor merupakan perluasan yang lebih mendetail dari analisis komponen utama. TUJUAN Tujuan utamanya untuk mendeskripsikan hubungan kovarian dari banyak variabel dalam hubungannya dengan beberapa kuantitas random (faktor) yang penting namun unobservable.
  • 5. Pendahuluan Misal suatu set variabel dapat dikelompokkan ke dalam group tertentu berdasarkan kovariannya. Semua variabel dalam satu grup memiliki korelasi besar di antara mereka namun memiliki korelasi yang kecil dengan variabel dari grup lain. Maka dapat dibayangkan bahwa tiap grup variabel merepresentasikan suatu konstruksi pokok (faktor) yang menyebabkan korelasi di antara variabelnya demikian.
  • 6. “ Cakupan Materi Pendahuluan Model Faktor Ortogonal Metode Estimasi Rotasi Faktor Nilai Faktor Perspektif dan Strategi untuk AF
  • 7. Random vektor X dengan p buah komponen memiliki rata-rata μ dan kovarian Σ. Model faktor mendalilkan bahwa : X linearly dependent dengan variabel random 𝐹1, 𝐹2, … , 𝐹𝑚 yang disebut common factors dan p buah sumber varians 𝜀1, 𝜀2, … , 𝜀 𝑝 yang disebut error atau specific factors. Model
  • 8. Model Faktor Orthogonal  Model analisis faktor  Notasi Matrix : 𝑙𝑖𝑗 = loading variabel ke-i pada faktor ke-j L = matrix of factor loading
  • 9. ASUMSI F dan ε independen sehingga : Karena banyaknya kuantitas yang tidak terobservasi, verifikasi langsung dari model faktor tidak dimungkinkan. Untuk itu, dibutuhkan asumsi tambahan.
  • 10. Model Faktor Orthogonal Dengan m Buah Common Factors Random vector F dan ε memenuhi kondisi berikut :
  • 11. Model Faktor Orthogonal mengimplikasikan struktur kovarian dari x Sehingga Model
  • 12. Struktur Kovarians Model Faktor Orthogonal Model
  • 15. Communality dari 𝑋1 : Varians 𝑋1 Model
  • 16. Ketika m = p matrix Σ akan selalu berupa LL’ Sehingga matrix 𝜓 dapat berupa matrix nol Ketika m < p Analisis faktor akan menjelaskan kovarians X secara lebih sederhana dengan jumlah parameter yang lebih sedikit dibandingkan elemen matrix Σ Contoh : X terdiri dari 12 variabel dijelaskan dengan model 2-faktor p = 12 m = 2 Banyak elemen dalam matric Σ = p (p+1)/2 = 12*13/2 = 78 Jumlah parameter (𝑙𝑖𝑗 𝑑𝑎𝑛 𝜓𝑖) = mp + p = 2*12 + 12 = 36 Model
  • 17. Model Saat m > 1, selalu ada keambiguan yang dihubungkan dengan dengan model faktor. Tmxm orthogonal matrix sehingga TT’=T’T=I Dimana Karena Dan Walaupun L* dan L secara umum berbeda, keduanya menghasilkan matriks kovarians sama: Keambiguan ini mendasari rotasi faktor.
  • 18. • Analisis faktor diproses dengan kondisi estimasi L dan 𝜑 bersifat unik. • Loading matrix L dirotasi berkali-kali oleh matriks orthogonal. • Saat L dan 𝜑 yang spesifik didapat, faktor teridentifikasi dan factor scores terbentuk. Model
  • 19. “ Cakupan Materi Pendahuluan Model Faktor Ortogonal Metode Estimasi Rotasi Faktor Nilai Faktor Perspektif dan Strategi untuk AF
  • 20. Metode Estimasi  Observasi x1, x2,..., xn pada p variabel-variabel yang secara umum berkorelasi.  S adalah estimator dari matrik kovarian Σ populasi yang tidak diketahui.  Jika elemen-elemen diagonal S bernilai kecil dan matriks korelasi R bernilai nol, variabel-variabel tidak berhubungan dan analisis faktor tidak dapat digunakan.  Dua metode estimasi parameter: 1. Principal component (and principal factor) method 2. Maximum likelihood method Metode Estimasi
  • 21. The Principal Component (and Principal Factor) Method Metode Estimasi Σ mempunyai eigenvalue-eigenvector (λ𝑖, 𝑒𝑖 ) dengan λ1  λ2 ...  λp  0 Model analisis faktor mempunyai jumlah faktor sama dengan jumlah variabel (m=p) dan 𝜑i = 0, kolom ke-j loading matrix adalah λ𝑗 𝑒𝑗
  • 22. Metode Estimasi Pendekatan untuk memperoleh model analisis faktor dengan m < p yaitu dengan menghilangkan kontribusi pada Σ sehingga diperoleh Jika mempertimbangkan faktor khusus, maka The Principal Component (and Principal Factor) Method (2)
  • 23. • Untuk menerapkan pendekatan ini ke data, langkah pertama perlu untuk memusatkan observasi dengan mengurangkan rata-rata sampel. The Principal Component (and Principal Factor) Method (3) • Observasi terpusat Mempunyai matriks kovarian S sama dengan aslinya. Metode Estimasi
  • 24. The Principal Component (and Principal Factor) Method (4) Metode Estimasi Jika unit variabel-variabel berbeda satuan maka perlu standardisasi. Matriks kovarian sampel sama dengan matriks korelasi R.
  • 25. Principal Component Solution of the Factor Model Metode Estimasi S mempunyai pasangan eigenvalue-eigenvector Dimana m < p Komunaliti :
  • 26. Metode Estimasi Principal Component Solution of the Factor Model (2)  Kontribusi total varians sampel s11 + s22 + ... + spp = tr(S) dari faktor umum pertama adalah  Karena 𝑒𝑖 mempunyai panjang unit.
  • 27. Matriks Korelasi Proporsi Komulatif Contoh 9.3 Consumer Preference Data Metode Estimasi
  • 28. Metode Estimasi Contoh 9.3 Consumer Preference Data
  • 29. Kumunalitis Variance Sampel Setiap Variabel Pada tahap ini tidak faktor tidak akan diinterpretasikan Metode Estimasi
  • 30. Contoh 9.3 Stock Price Data n=103, p=5, m=2, Metode Estimasi
  • 31. Contoh 9.3 Stock Price Data Metode Estimasi
  • 32.  F dan diasumsikan berdistribusi normal  Sehingga meksimum likelihoodnya Metode Maximum Likelihood Metode Estimasi
  • 34. Metode Maximum Likelihood (3) Metode Estimasi Setelah variabelnya di standardisasi maka Maka dari Z Punya persamaan : Karena dan Maka Sehingga
  • 36. Metode Estimasi Contoh 9.5 Stock Price Data menggunakan Maximum Likelihood Method Asumsi m=2 F1 disebut market factor karena (+) semua F2 disebut industry factor karena ada sebagian yang (-)
  • 37. Metode Estimasi  Dari tabel tersebut untuk menghitung =  Sedangkan residual matrixnya :  Kalau dilihat dari pendekatan MLE lebih kecil daripada komponen utama, oleh karena kita lebih baik menggunakan MLE. =  Pada cumulative proportion sample varians yang dijelaskan juga demikian. Matriks Diagonal
  • 38. Contoh 9.6 Analisis Faktor menggunakan Data Lomba Olympiade Metode Estimasi N=160 p = 10 m = 4  4 eigen value yang pertama = 3.78 ; 1.52 ; 1.11 ; 0.91
  • 40. Metode Estimasi Pada kasus tersebut menghasilkan hasil yang sangat berbeda.  Pada komponen utama : F1 = mempunyai hasil yang besar semua kecuali 1500m-run (General athletic ability) F2 = terdapat perbedaan yang mencolok antara running ablility and throwing ability F3 = terdapat perbedaan yang mencolok antara running endurance and running speed F4 = terdapat hal yang membingungkan pada factor ini.  Pada Maximum Likelihood : F1 = mempunyai hasil yang paling besar di 1500m-run (Running endurance factor) F2 = mempunyai hasil yang paling besar di shot put (strength factor) F3 = mempunyai hasil yang paling besar di 400m-run dan 1500m-run (running endurance) F4 = mempunyai hasil yang paling besar di high jup (Leg strength)  Dari contoh tersebut kita bisa tahu bahwa penamaan variabelnya berdasarkan atas nilai estimasi loading yang paling besar.
  • 41. Metode Estimasi Matriks residual yang dihasilkan =
  • 42. Metode Estimasi Matriks residual yang dihasilkan =  Dari kedua matriks residual yang ditampilkan, Maksimum Likelihood lebih bagus dalam menghasilkan R daripada Komponen Utama
  • 43. Tes sampel besar untuk jumlah faktor common Dengan derajat bebas =½(p-m)²-p-m)  Apabila, diketahui bahwa :  Maka, hipotesis yang dapat dituliskan adalah :  Untuk menguji H0 menggunaka uji statistik ratio likelihood Metode Estimasi
  • 44.  Sehingga, dengan menggunakah koreksi Bartlett’s kita dapat menolak H0 apabila : Metode Estimasi
  • 45. Example 9.7 (lanjutan dari example 9.5) Ho : Ʃ=LL’+ψ , m=2 , α=0.05 Sehingga, Metode Estimasi
  • 46. Metode Estimasi Dengan menggunakan koreksi Bartlett’s didapatkan : Dikarenakan 2.10 < λ²₁₍₀.₅₎ (3.84) , maka gagal tolak H0
  • 47. “ Lanjut ke Bagian Selanjutnya [Analisis Faktor (2.2)]