Dokumen tersebut membahas progres revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat tahun 2009-2029, mencakup proses penyusunan, pembahasan substansi dengan DPRD, validasi KLHS, serta muatan perubahan utama seperti peta, kawasan, dan arahan pengendalian pemanfaatan ruang."
1. PEMERINTAH DAERAH
PROVINSI JAWA BARAT
BADAN PERENCANAAN
PEMBANGUNAN DAERAH
Perubahan
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat
Tahun 2009-2029
Oleh:
Kepala Bappeda Provinsi Jawa Barat
PROGRES VERSI 26 AGUSTUS 2019
2. Muatan Dan Substansi Perubahan
RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-
2029 (Status 1 Agustus 2019)
3
Progres Pembahasan Substansi Raperda
Tentang Perubahan RTRW Provinsi Jawa
Barat Tahun 2009-2029 dan
Lampirannya Dengan Pansus VII DPRD
Provinsi Jawa Barat
2
Progres Pelaksanaan Penetapan
Raperda Tentang Perubahan RTRW
Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029
1
PEDOMAN PELAKSANAAN PROSES PENYUSUNAN DAN PERSETUJUAN
SUBSTANSI, SERTA PENETAPAN PERDA RTRW PROVINSI
4. PEDOMAN PELAKSANAAN PROSES PENYUSUNAN DAN PERSETUJUAN
SUBSTANSI, SERTA PENETAPAN PERDA RTRW PROVINSI
Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 8 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pemberian Persetujuan
Substansi Dalam Rangka Penetapan Peraturan Daerah Tentang Rencana Tata
Ruang Provinsi Dan Rencana Tata Ruang Kabupaten/Kota
Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 1 Tahun 2018 Tentang Pedoman Penyusunan RTRW Provinsi
dan RTRW Kabupaten/Kota
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2016 Tentang Evaluasi
Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah
5. ALUR PENYUSUNAN REVISI RTRW PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2009-2029
Tahun 2009-2029
• Berita Acara
• Dokumen Raperda
Barat Tahun 2009-2029 yang
Pansus VII DPRD Provinsi
Gubernur dan Ketua
4. PersetujuanSubstansi ke
5. Evaluasi Raperda ke
• Pembahasan di Pansus VII
• Proses penetapan Perda mundur
• Rencana dilaksanakanTh. 2019
selesai Bulan Agustus 2019
mejadi tahun 2020
3. Proses Validasi KLHS
1. Pembahasandalam
Jawa Barat
2. PersetujuanBersama
DPRD Prov. Jawa Barat
secara bertahap di KLHK
Kemen ATR/BPN
Kemendagri
6. Hasil Evaluasidilaporkan
ke DPRD Prov. Jawa
Barat
7. PenetapanPerda
Tahun 2019
Output :
Konsultasi Publik
dan lampirannya
• PenyusunanDokumenRevisi
(Materi Teknis, Raperda, dan Album
Peta) yang disesuaikandengan
Permen ATR No. 1 Tahun 2018
tentangPedoman RTRWP
• Kajian LingkunganHidup Strategis
(KLHS) Revisi RTRW ProvinsiJawa
dilakukanoleh BPLHD Prov. Jabar
• Penyelarasansubstansi Raperda
dengan KLHS
• Konsultasi Publik dengan Provinsi
Tetangga(Banten, DKI Jakarta,
Jateng)
• KonsultasiPublik dengan Kab./Kota
• KonsultasiPublik dengan
Stakeholdersnon pemerintahdan
PD
• Rekomendasipeta RTRWP Jawa
Barat dari BIG
• Pembahasan substansi revisi RTRWP
dengan TKPRD.
Output :
FinalisasiDraft
Raperda tentang
Revisi RTRW
ProvinsiJawa
Barat Tahun
2009-2029
• Input hasilkajian
Evaluasi Kawasan
Strategis Provinsi
yang dilakukan
DinasPermukiman
dan Perumahan
ProvinsiJawa Barat
pada Tahun 2016
• Rakor dan Verifikasi
Lapangan Finalisasi
Konsep Revisi
RTRW Provinsi
Jawa Barat Tahun
2009-2029
Output :
• Konsepsi Umum
Revisi RTRW Provinsi
Jawa Barat Tahun
2009-2029
dituangkandalam
Materi Teknis
• Draft Raperda Revisi
RTRW ProvinsiJawa
Barat Tahun 2009-
2029
• Album Peta Revisi
RTRW ProvinsiJawa
Barat Tahun 2009-
2029
Kegiatan Revisi :
• PenyusunanDokumen
Revisi (Materi Teknis,
Raperda, dan Album Peta)
• Konsultasi Publik :
• Rapat Koordinasi RTR
PertahananKeamanan
dengan OPD dan Kab/Kota
• FGD dengan
Kementeriandan BUMN/
BUMD
• FGD dengan OPD
Provinsidan
Kabupaten/Kota
• FGD dengan Dunia
Usaha, Perguruan Tinggi,
Asosiasi, Pemerhati
Lingkungan
• FGD lainnyasesuai
kebutuhan
• Pengolahan Data dari
hasil konsultasi,
koordinasi, FGD, survey,
dan updating peta
• Seminar Revisi RTRW
Provinsi Jawa Barat
Tahun 2009-2029
Program Legislasi Daerah Raperda tentang Revisi RTRW Provinsi Jawa Barat
FinalisasiRevisi RTRW ProvinsiJawa Barat
Tahun 2009-2029
PenyusunanRevisi RTRW ProvinsiJawa Barat Tahun
2009-2029
Peninjauan
Kembali
Tahap Penyusunan Revisi RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 Tahap Penetapan Raperda Revisi RTRW Provinsi Jawa Barat
Tahun 2009-2029
Tahun 2018
Tahun 2017
Tahun 2016
Tahun 2015
6. KELENGKAPAN PERSYARATAN PERSETUJUAN SUBSTANSI RAPERDA TENTANG
RENCANA TATA RUANG PROVINSI DI KEMENTERIAN ATR/BPN
1. Surat Permohonan Persetujuan substansi dari Gubernur; (dibuat setelah proses asistensi di Kementerian ATR/BPN)
2. Berita acara kesepakatan pengajuan persetujuan substansi antara Pemerintah Daerah Provinsi dengan DPRD Provinsi; (dibuat setelah
pembahasan dengan DPRD)
3. Surat keputusan peninjauan kembali dari Gubernur; (sudah ada)
4. Surat keputusan pembentukan tim peninjauan kembali dari Gubernur; (sudah ada)
5. Surat keputusan dari Gubernur tentang rekomendasi tindaklanjut hasil pelaksanaan peninjauan kembali RTR; (sudah ada)
6. Dokumen hasil peninjauan kembali (dalam format softcopy dan hardcopy); (sudah ada)
7. Materi teknis yang terdiri atas buku rencana dan fakta analisis perubahan rencana umum tata ruang dan/atau rencana rinci tata ruang
(dalam format softcopy dan hardcopy); (dalam proses finalisasi menyesuaikan dengan perubahan Raperda)
8. Album Peta (dalam format softcopy (format *SHP); a. peta dasar; b. peta tematik; dan c. peta rencana. (peta akan difinalkan sesuai hasil
pembahasan dengan DPRD)
9. Tabel sandingan rencana umum tata ruang dan/atau rencana rinci tata ruang eksisting dengan rancangan perubahan rencana umum tata
ruang dan/atau rencana rinci tata ruang (dalam format softcopy dan hardcopy); (dalam proses pembahasan dengan DPRD)
10. Surat pernyataan dari Kepala Daerah bertanggung jawab terhadap kualitas rancangan Perda tentang RTR; (dibuat setelah finalisasi
Raperda hasil pembahasan dengan DPRD dan KLHS yang sudah divalidasi KLHK)
11. Berita Acara Konsultasi Publik (minimal 2 (dua) kali); (sudah ada)
12. Berita Acara dengan provinsi yang berbatasan; (sudah ada)
13. Berita Acara yang dikeluarkan Oleh BIG perihal Pernyataan Peta Dasar yang Telah Siap Dilanjutkan untuk Proses Persetujuan Substansi;
(sudah ada)
14. Dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis yang sudah divalidasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (sedang
diproses bersama Dinas Lingkungan Hidup)
Permen ATR/BPN No 8 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pemberian Persetujuan Substansi Dalam Rangka Penetapan Peraturan Daerah Tentang Rencana Tata Ruang Provinsi Dan Rencana
Tata Ruang Kabupaten/Kota
7. PROGRES PEMBAHASAN SUBSTANSI RAPERDA TENTANG PERUBAHAN
RTRW PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2009-2029 DAN LAMPIRANNYA
DENGAN PANSUS VII DPRD PROVINSI JAWA BARAT
8. PROGRES PEMBAHASAN
Per tanggal 26 Agustus 2019
Jumlah Pasal
Raperda
Keseluruhan
Jumlah pasal yang sudah dibahas
dan diperbaiki
Terdapat pasal yang dihapus dan
ditambahkan
140
140
Lampiran
Raperda 10 10
Lampiran sudah dibahas dan
diperbaiki
Penambahan 1 Lampiran
9. LAMPIRAN RAPERDA
Peta Rencana
Pola Ruang
Wilayah
Pengembangan
Indikasi Program
Pemanfaatan
Ruang
Peta Rencana
Struktur Ruang
Penetapan Lokasi
Kawasan lindung
Rencana kawasan
Pertahanan dan
keamanan
Sistem Perkotaan
Arahan Penanganan
KSP dan Peta
Rencana KSP
Rencana Jaringan
Prasarana
VIII
IV VII
III VI
II IX
V
I
Jumlah
lampiran :
10
V A Pulau- pulau
kecil dan
Pelabuhan
Perikanan
Tambahan
lampiran VA
mengakomodir
data pulau-
pulau kecil dan
pelabuhan
perikanan
10. IMPLIKASI TERHADAP PROGRES PENYELESAIAN
OUTPUT REVISI RTRW
1. Penyelesaian dokumen Raperda dan lampiran masih menunggu hasil pembahasan
perbaikan dan penyelarasan oleh Biro Hukum dan HAM dan Bappeda
2. Materi teknis belum diselaraskan dengan perubahan substansi Raperda, dan
ketentuan Konsepsi Ruang
3. Revisi Naskah Akademis Revisi RTRW (Kajian Hukum)
11. TINDAK LANJUT
No Tanggal Agenda
1 26 Agustus 2019 Pertemuan Pansus VII dengan Gubernur
2 27 Agustus 2019 Pansus VII Temu Media
3 28 Agustus 2019 Rapat Paripurna
12. PROGRES VALIDASI KLHS REVISI RTRW PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN 2009-2029
• Validasi KLHS Revisi RTRWP dilaksanakan dengan metode validasi bertahap;
• Pra Validasi dilakukan pada Tanggal 28 Juni 2019, dengan hasil catatan KLHK
tercantum dalam Berita Acara Nomor BA.19/PDLKWS/PKLHWS/6/2019;
• Bappeda Provinsi Jawa Barat dan Dinas Lingkungan Hidup memperbaiki
substansi KLHS sesuai Berita Acara Pra Validasi, difasilitasi dalam rapat
pembahasan perbaikan di Bappeda, dan dilakukan penyusunan kembali Matrik
Penjaminan Mutu KLHS Revisi RTRW berdasarkan hasil perbaikan;
• Rencana menyerahkan dokumen KLHS hasil perbaikan pada Minggu ke 4
(empat) Agustus 2019.
13. MUATAN DAN SUBSTANSI PERUBAHAN
RTRW PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2009-2029
(STATUS 26 AGUSTUS 2019)
14. IMPLIKASI PERUBAHAN SECARA UMUM
Muatan/ Substansi RTRWP
• Muatan dalam Pedoman Penyusunan
RTRW Provinsi dan Kabupaten/Kota
(Permen ATR/BPN No 1 Tahun 2018)
berimplikasi pada struktur dan substansi
Raperda, Lampiran Raperda, Materi
Teknis, dan Album Peta
• Penambahan dan penyempurnaan
substansi dari peraturan perundang-
undangan, kebijakan nasional dan
provinsi, serta program sektoral dari
Perangkat Daerah
• Masukan Pansus VII
• Hasil Konsultasi, Kunjungan Kerja, KLHS
Peta
• Perubahan Kawasan Hutan (Sumber :
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Tahun 2017), berimplikasi pada Luas Kawasan
Hutan
• Penambahan Pulau-Pulau Kecil, berimplikasi pada luas
• Perubahan Peta Batas Pantai Jawa Barat (Sumber : BIG
(Sumber : BIG Tahun 2018), berimplikasi pada luas
• Penambahan Wilayah Administrasi Pangandaran
sebagai Daerah Otonom Baru, berimplikasi pada Peta
Administrasi
• Perubahan Isi Peta dari Proyek Strategis Nasional,
Rencana Provinsi, dan penyesuaian dengan Rencana
dalam Raperda
• Masukan Pansus VII
• Hasil Konsultasi, Kunjungan Kerja, KLHS
15. • Kawasan Peruntukan Lindung
Perubahan :
1. Masukan Pansus VII dan Perangkat Daerah
Arahan Pengendalian
Pemanfaatan Ruang
Perubahan :
1. Rencana Sektoral dan persetujuan Pansus VII
Arahan Pemanfaatan Ruang :
Indikasi Program
Kawasan Strategis Provinsi
Perubahan, semula 24 KSP menjadi 6 KSP :
1. Berdasarkan kriteria KSP
2. Sebagian KSP menjadi kewenangan pusat, dan sebagian berada dalam KSN
3. Usulan pusat pertumbuhan ekonomi baru
4. Masukan Pansus VII
Rencana Pola Ruang :
• Kawasan Peruntukan
Budidaya
Perubahan :
1. Pedoman Penyusunan RTRW Provinsi (Permen ATR/BPN No 1/2018).
2. Penunjukan Kawasan Hutan (SK. Kemenhut, 2017).
3. Updating peta kawasan rawan gerakan tanah dan karst (Badan Geologi, 2016).
4. Usulan KP2B (ATR/BPN, 2018), dan usulan KP2B dari Kab./Kota.
5. Masukan rencana sektoral dan menambahkan program strategis dari Gubernur
6. Masukan Pansus VII
Perubahan :
1. Berdasarkan Kriteria Sistem Perkotaan (Permen ATR/BPN No 1 Tahun 2018, Usulan Kab./Kota,
dalam masukan pansus VII
2. Proyek Strategis Nasional (Perpres No. 56 Tahun 2018), dan rencana sektoral.
3. Menambahkan program strategis dari Gubernur.
4. Masukan Pansus VII
Rencana Struktur Ruang :
• Sistem Perkotaan
• Sistem Jaringan Infrastruktur
Tujuan, Kebijakan dan Strategi
Perubahan :
1. Menyesuaikan Nomenklatur
2. Masukan Pansus VII dan perangkat daerah
Ketentuan Umum Perubahan :
1. Menyesuaikan Nomenklatur dan definisi sesuai peraturan perundang-undangan
MUATAN REVISI RTRW PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2009-2029
16. Perda No. 22 Tahun 2010 tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029
Catatan :
Tidak ada perubahan
Tujuan Penataan Ruang Jawa Barat
Mewujudkan tata ruang wilayah yang efisien, berkelanjutan dan berdayasaing menuju Provinsi Jawa Barat
Termaju di Indonesia.
Sasaran Penataan Ruang :
a. tercapainya ruang untuk kawasan lindung seluas 45% dari wilayah Jawa Barat dan tersedianya ruang
untuk ketahanan pangan;
b. terwujudnya ruang investasi melalui dukungan infrastruktur strategis;
c. terwujudnya ruang untuk kawasan perkotaan dan perdesaan dalam sistem wilayah yang terintegrasi;
dan
d. terlaksananya prinsip mitigasi bencana dalam penataan ruang.
TUJUAN DAN SASARAN PENATAAN RUANG JAWA BARAT TAHUN 2009-2029
17. Kebijakan dan Strategi
Perencanaan Tata Ruang
Kebijakan dan Strategi Pengendalian
Pemanfaatan Ruang
Penyusunan RTRWP
dan peninjauan
kembali RTRWP
Pengawasan dan penertiban
menggunakan perangkat
pengendalian
Tindak lanjut
RTRWP dalam
rencana rinci
Pemberian izin pemanfaatan ruang
Pemberian izin pemanfaatan ruang
kewenangan kabupaten/ kota,
berpedoman ke RTRWP
Penyelarasan RTRW
Kabupaten/Kota
dengan RTRWP
Pemberian izin pemanfaatan
ruang oleh kabupaten/kota yang
berdampak besar dan/atau
menyangkut kepentingan
nasional/provinsi dikoordinasikan
dengan Gubernur
Dasar Kebijakan dan Strategi Perencanaan Pemanfaatan Ruang/
Pembangunan Wilayah Jawa Barat
Catatan hasil pembahasan
dalam Pansus VII :
terdapat perubahan
kebijakan menyesuaikan
dengan nomenklatur dan
perubahan pada sebagian
substansi pasal strategi)
Kebijakan dan Strategi Pemanfaatan Ruang
Pengembangan wilayah (WP dan keterkaitan
fungsional antar WP)
Pengembangan struktur ruang :
1. pemantapan sistem perkotaan sesuai fungsi PKN, PKW
, PKL
2. pengembangan sistem kota-desa sesuai daya dukung dan daya
tampung serta fungsi kegiatan dominan
3. pengendalian perkembangan perkotaan di utara dan wilayah
antara utara dan selatan untuk menjaga lingkungan
berkelanjutan
4. pengendalian perkembangan sistem kota di selatan tidak
melebihi daya dukung dan daya tampung,
5. penataan dan pengembangan infrastruktur , mendorong
terlaksananya peran WP dan KSP dalam mewujudkan
pertumbuhan wilayah dan sebaran penduduk
Pengembangan pola ruang (pengembangan Kawasan Lindung
dan Kawasan Budidaya)
KEBIJAKAN DAN STRATEGIS PENATAAN RUANG JAWA BARAT TAHUN 2009-2029
18. Perrnukiman.
masukan Pansus VII DPRD Prov
Perumahan d.an Permukirnan
Perda No.22 Tahon 2010
Ten tang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahon 2009-2029
Raperda No ..... Tahun 2018
Tentang Perubahan Atas Perda No.22 Tahun 2010 Tentang RTRW
Provinsi Jawa Barat Tab111n 2009-2029
Keterangan Perubahan
Pasal Materi Pasal Materi
(3) Stratagi pengsmbangan sistern kota-dssa
yang sesuai dengan dayadukunglingkungan
serta fungsi kegiatan dommannya
ssbagairuanadimaksud pada ayat (1) huruf
lb, dilaksanakan meliputi:
a. Men,gendali.kan rnebilitas dan migrasi
ruasuk terutama ke wil ayah pusat
pertumbuhan:
b. Mengendalikan pertumbuhan
permukiman skala besar dan
mendorong pengembangan
permukimanvertikaldi kawasanpadat
penduduk, antara lain di kawasan
perkotaan Bodebek dan kawasan
perkotaan Bandung Raya;
c. Mengendalikan pertumbuhan
kawasan permukiman skala besar dan
rnendorong pengembangan
psrmukiman vertikal di Kawasan
Pantura untuk mengurangi
kecendenmgan alih fungsi lahan
sawah;dan
d. Mengendalikan perkembangan
kegiatan indnstri manufaktur dan
Perbaikan atas masukan Biro
Hukum
Masukan Dinas Perumahan dan
Perubahan ayat b dan d atas
[abar
Huruf c dihapus, substansidigabung
ke huruf b Masukan Dinas
CONTOH PERUBAHAN
19. IV
WP
WP PURWASUKA
I
Kawasan Utara :
DIKENDALIKAN
II
WP BODEBEKPUNJUR
Kawasan Barat :
DITINGKATKAN
WP CIAYUMAJAKUNING
VI III
WP KK CEKUNGAN BANDUNG
WP SUKABUMI DAN
SEKITARNYA
Kawasan Selatan :
DIBATASI
V
WP PRIATIMDAN
PANGANDARAN
Perda No. 22 Tahun 2010 tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029
Catatan :
Tidak ada perubahan
Strategi yang ditujukan untuk
meningkatkan sinergitas dan integrasi
pengembangan wilayah antar WP dan
Kawasan Khusus (KK) untuk
mengurangi kesenjangan
pembangunan antarwilayah
Strategi Pengembangan
Wilayah :
1. Pembagian 6
(enam) Wilayah
Pengembangan
2. Keterkaitan
fungsional
antarwilayah
pengembangan
• Penjabaran dari Kawasan Strategis
Nasional dan Kawasan Andalan pada
Sistem Nasional
• Strategi untuk meningkatkan
efektivitas pengelolaan
pembangunan
Kebijakan Pengembangan Wilayah
Meminimalisasi kesenjangan kesejahteraan masyarakat antarwilayah
kabupaten/ kota maupun kawasan perkotaan dan perdesaan
WP Bodebekpunjur
WP Purwasuka
WP Ciayumajakuning
WP Priatim-Pangandaran
WP Kawasan Khusus Cekungan Bandung
Sukabumi dsk
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN WILAYAH
Kawasan Timur :
DIDORONG
20. dalam
usulan
(sehingga
Perubahan :
Perubahan Nomenklatur PKL dan perubahan jumlah PKL : Semula 77 PKL Perkotaan dan PKL Perdesaan, menjadi 69 PKL (tidak dibedakan
perkotaan/perdesaan)
Ditetapkan
Pemerintah
Provinsi dalam
RTRW Provinsi,
berdasarkan
kesepakatan
dengan
Kabupaten/
Kota
Penetapan Cikarang-Cibitung, Tarumajaya, Cibarusah,
Setu, Cibinong, Setu, Cibinong, Cileungsi, Parung,
Cigudeg, Caringin, Parungpanjang, Cibadak, Cicurug,
Sagaranten, Jampangkulon, Cianjur, Sindangbarang,
Sukanagara, Purwakarta, Karawang, Cilamaya,
Rengasdengklok, Teluk Jambe Barat, Ciwidey,
Pangalengan, Cikalong Wetan, Padalarang, Sumedang,
Conggeang-Tomo, Wado, Pamanukan, Subang, Jalan
Cagak, Pusakanagara, Jatibarang, Losarang, Gantar-Terisi,
Tukdana, Karangampel, Haurgeulis, Arjawinangun,
Sumber, Lemahabang, Palimanan, Ciledug, Majalengka,
Kertajati, Kuningan, Cilimus, Luragung, Ciawigebang,
Mandirancan, Garut, Cikajang, Pameungpeuk,
Rancabuaya, Singaparna, Cikatomas, Ciawi,
Karangnunggal, Ciamis, Banjarsari, Kawali, Rancah,
Panjalu, Cisaga, Banjar dan Parigi sebagai PKL, dengan
wilayah pelayanan kabupaten/kota dan beberapa
kecamatan.
Ditetapkan
Pemerintah
RTRWN
Penetapan Cikopo-Cikampek, Indramayu, Kota
Sukabumi, Palabuhanratu, Cidaun, Kota Tasikmalaya,
Pangandaran, dan Kadipaten sebagai PKW, dengan
peran pusat koleksi dan distribusi skala nasional
Ditetapkan
Pemerintah
dalam
RTRWN
Penetapan Kawasan Perkotaan Bodebek, Kawasan
Perkotaan Bandung Raya, dan Cirebon sebagai PKN,
dengan peran menjadi pusat koleksi dan distribusi
skala internasional, nasional atau beberapa provinsi
8 Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
61 Pusat Kegiatan Lokal (PKL)
3 Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
REVISI RENCANA SISTEM PERKOTAAN
21. Peta Rencana Jaringan Transportasi
(Jalan dan Perhubungan)
Catatan :
• Peta Sistem Jaringan Transportasi sudah
disesuaikan dengan Lampiran XI Indikasi
Program
• Beberapa rencana jaringan transportasi
tidak dapat dicantumkan dalam peta
karena trase/ruas jalan belum final/harus
dikaji ulang trase, dan tidak dapat
dimunculkan dalam peta skala 1:250.000
22. Catatan :
• Menambahkan Cekungan Air Tanah dalam
Peta Sistem Jaringan SDA sesuai dengan
Permen ATR No 1 Tahun 2018
• Memperbaiki indikasi program jaringan
prasarana sumber daya air
Peta Rencana Jaringan Prasarana
Sumber Daya Air
23. Peta Rencana Jaringan Energi
Catatan hasil pembahasan Pansus VII :
• Memperbaiki struktur penulisan rencana di indikasi
program
• Menambahkan Jaringan Infrastruktur Minyak dan Gas
sesuai data dari ESDM Provinsi Jawa Barat
• Menambahkan Jaringan Infrastruktur
Ketenagalistrikan sesuai data dari ESDM Provinsi Jawa
Barat
• menghilangkan jaringan Migas di periaran karena
sudah masuk RZWP3K
24. Catatan:
• sudah menyesuaikan dengan nomenklatur
dalam Permen ATR No 8 Tahun 2018
• Data yang digunakan sudah disesuaikan
dengan Struktur Ruang RP3KP yang
disusun oleh Dinas Perumahan dan
Permukiman Provinsi Jawa Barat
Peta Rencana Jaringan Prasarana
Lainnya
25. Catatan hasil pembahasan Pansus VII :
• Menyesuaikan nomenklatur kawasan lindung
dengan Permen ATR No 1 Tahun 2008
No Kawasan Lindung Luas (Ha)
Presentase
Jabar
1
Kawasan yang Memberikan
Perlindungan Bawahannya 646,711.69 17.44
Hutan Lindung 228,846.02 6.17
Resapan Air 387,467.07 10.45
Kawasan Sesuai utk Htn. Lindung 30,398.60 0.82
2 Kawasan Hutan Konservasi 172,023.42 4.64
3 Kawasan Perlindungan Geologi 58,392.75 1.57
4
Kawasan Rawan Bencana 813,483.16 21.93
Kawasan Rawan Bencana Gerakan
Tanah 686,314.51 18.50
Kawasan Rawan Bencana Gn. Api 37,920.73 1.02
Kawasan Rawan Bencana Tsunami 89,247.93 2.41
5 Perlindungan Setempat 1,199.01 0.03
Total Luas Kawasan Lindung 1,691,810.03 45.61
Rencana Pola Ruang
Kawasan Lindung
26. No
Kawasan Lindung
Perda No 22 Tahun 2010
Luas (Ha)
% thdp Luas
Wil. Jabar
No Kawasan Lindung Revisi RTRWP Luas (Ha)
% thdp Luas
Wil. Jabar
A. Hutan Konservasi 179500.66 4.84 A. Hutan Konservasi 172,023.42 4.64
B. Konservasi Perairan 1391.18 0.04 B. Konservasi Perairan 0.00 0.00
C. Hutan Lindung 224040.30 6.04 C. Hutan Lindung 228,846.02 6.17
D.
Kaw yg Memberikan
Perlindungan thd Kaw.
Bawahannya 472718.08 12.74
D.
Kaw yg Memberikan
Perlindungan thd Kaw.
Bawahannya 417,865.66 11.27
1 Kaw. Sesuai utk Htn. Lindung 48379.40 1.30 1 Kaw. Sesuai utk Htn. Lindung 30,398.60 0.82
2 Kaw. Resapan Air 424338.68 11.44 2 Kaw. Resapan Air 387,467.07 10.45
E. Perlindungan Geologi 58591.43 1.58 E. Perlindungan Geologi 58,392.75 1.57
F. Kawasan Rawan Bencana 757676.36 20.43 F. Kawasan Rawan Bencana 813,483.16 21.93
1
Kaw. Rawan Bencana Gerakan
Tanah
650649.49 17.54 1
Kaw. Rawan Bencana Gerakan
Tanah 686,314.51 18.50
2 Kaw. Rawan Bencana Gn. Api 68051.74 1.83 2 Kaw. Rawan Bencana Gn. Api 37,920.73 1.02
3 Kaw. Rawan Bencana Tsunami 38975.13 1.05 3 Kaw. Rawan Bencana Tsunami 89,247.93 2.41
G. Perlindungan Setempat 1729.67 0.05 G. Perlindungan Setempat 1,199.01 0.03
Total Luas Kawasan Lindung 1695647.68 45.71 Total Luas Kawasan Lindung 1,691,810.03 45.61
Tabel Sanding Luasan Rencana Pola Ruang Lindung
27. Catatan:
• Kawasan hutan rakyat yang diakomodir,
bersumber dari Ekoregion Jawa Bali yang
dihasilkan dari analisis kriteria/ bukan
hasil groundcheck
Rencana Pola Ruang
Kawasan Budidaya
28. No Kawasan Budidaya Luas (Ha)
% thdp Luas
Wil. Jabar
A. Kawasan Enclave 23216.2142 0.63
B. Hutan Cadangan 1195.92 0.03
C. Kawasan Hutan Produksi 389714.50 10.51
1. Kawasan Hutan Produksi
215251.16 5.80
2. Kawasan Hutan Produksi Terbatas 174463.34 4.70
D. Kawasan Tanaman Pangan 384698.39 10.37
E. Kawasan Permukiman 1235356.07 33.30
1. Kawasan Permukiman Perdesaan 803144.27 21.65
2. Kawasan Permukiman Perkotaan 432211.80 11.65
F. Tubuh Air 36559.03 0.99
Total Luas Kawasan Budidaya 2.070.740,12 55.82
Tabel Luas Rencana Pola Ruang Budidaya
29. Peta Revisi
Rencana Pola Ruang
• Peta Revisi Rencana Pola Ruang
menambahkan kawasan hutan rakyat;
• Kawasan Pertanian terdiri dari kawasan
tanaman pangan, hortikultura,
peternakan dan perkebunan);
• Kawasan Enclave disesuaikan dengan
nomenklatur Kawasan Budidaya dalam
Permen ATR No 1 Tahun 2018.
30. Peta KP2B Provinsi Jawa Barat
Luas KP2B berupa guna lahan sawah dan
tegalan : 791.691,61 Ha
No Kab/Kota
Luas KP2B
Versi 22 Mei 2019
1 Kab. Bandung 39.170,06
2 Kab. Bandung Barat 10.098,72
3 Kab. Bekasi 33.008,48
4 Kab. Bogor 37.650,65
5 Kab. Ciamis 34.588,82
6 Kab. Cianjur 53.614,24
7 Kab. Cirebon 43.768,85
8 Kab. Garut 44.131,25
9 Kab. Indramayu 92.114,35
10 Kab. Karawang 87.082,09
11 Kota Bandung 58,17
12 Kota Banjar 1.646,08
13 Kota Bekasi 0,17
14 Kota Bogor 60,12
15 Kota Cimahi 23,00
16 Kota Cirebon 23,25
17 Kota Depok 0,00
18 Kota Sukabumi 491,76
19 Kota Tasikmalaya 856,06
20 Kab. Kuningan 26.319,03
21 Kab. Majalengka 34.166,94
22 Kab. Pangandaran 20.157,53
23 Kab. Purwakarta 12.865,69
24 Kab. Subang 67.882,07
25 Kab. Sukabumi 64.012,69
26 Kab. Sumedang 30.066,70
27 Kab. Tasikmalaya 57.734,83
Jumlah 791.591,61
Sumber :
1. Peta KP2B Kementerian ATR/BPN 2018
2. Rekapitulasi usulan Kabupaten/Kota
3. Analisis Provinsi
31. Peta Revisi
Kawasan Strategis Provinsi
Catatan
• KSP sudah disetujui oleh Pansus VII
DPRD Provinsi Jawa Barat
• KSP dalam Revisi RTRWP Jawa Barat
dibagi menjadi 2 (dua) fungsi: KSP
Fungsi Pertumbuhan Ekonomi dan
KSP fungsi dan Daya Dukung
Lingkungan Hidup
32. ARAHAN PEMANFAATAN RUANG
Arahan pemanfaatan ruang berisi daftar indikasi program utama perwujudan 4 (empat) sasaran penataan ruang dan penjabaran
dari rencana struktur, rencana pola ruang dan rencana KSP. Dilengkapi dengan pelaksanaan, waktu, pelaksanaan dan pembiayaan.
Sasaran Penataan Ruang
• Tercapainya ruang untuk kawasan
lindung seluas 45% dari wilayah Jawa
Barat dan tersediannya ruang untuk
ketahanan pangan;
• Terwujudnya ruang investasi melalui
dukungan infrastruktur strategis;
• Terwujudnya ruang untuk kawasan
perkotaan dan perdesaan dalam sistem
wilayah yang terintegrasi; dan
• Terlaksananya prinsip mitigasi bencana
dalam penataan ruang.
Catatan hasil pembahasan Pansus VII :
• Memperbaiki indikasi program semua
sektor
• Menambahkan program pemanfaatan
sumber daya alam
• PERWUJUDAN STRUKTUR RUANG
1. Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Strategis
Sistem jaringan transportasi, sumberdaya air, energi, telekomunikasi,prasarana lainnya
2. Perwujudan ruang untuk kawasan perkotaan (PKN, PKW, PKL)
• PERWUJUDAN POLA RUANG
1.Pencapaian 45% kawasan lindung
Peningkatan luasan kawasan lindung hutan, peningkatanfungsi kawasan lindung,
rehabilitasi lahan kritis, pemantapan fungsi konservasi kawasan lindung
2. Penyediaan ruang ketahanan pangan
3. Pemanfaatan Sumber Daya Alam : penyediaan air baku dan konservasi Cekungan Air
Tanah
3. Pelaksanaan pengurangan resiko bencana
Mitigasi non struktural dan mitigasi struktural
4. Perwujudan ruang investasi sektor perekonomian
Industri, perdagangan,pariwisata, pertanian, perumahan dan permukiman
• PENANGANAN KAWASAN STRATEGIS PROVINSI (KSP)
Penyusunan Rencana Tata Ruang (RTR) KSP
33. KETENTUAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
ARAHAN PERATURAN ZONASI SISTEM PROVINSI
Arahan zonasi struktur ruang untuk sistem perkotaan
dan infrastruktur wilayah
Arahan zonasi pola ruang untuk kawasan lindung dan
kawasan budidaya
Digunakan sebagai pedoman Provinsi dan Kab/Kota
dalam menyusun peraturan zonasi
Digunakan sebagai acuan dalam :
• Pemberian rekomendasi/ izin pemanfaatan ruang
• Pemberian sanksi terhadap pelanggaran
• Pemberian insentif dan disinsentif
Catatan hasil pembahasan Pansus VII :
• Menyempurnakan pasal arahan zonasi untuk seluruh
jaringan prasarana dan kawasan peruntukan
• Memperbaiki pasal insentif disinsentif,
• Memperbaiki pasal arahan perizinan,
• Menghapus pasal larangan
ARAHAN SANKSI
Sanksi administrasi dan sanksi pidana terhadap pelanggaran
arahan sanksi dan ketentuan Pasal Larangan
ARAHAN PERIZINAN
Rekomendasi Gubernur untuk pemanfaatan ruang di KSP
ARAHAN PEMBERIAN INSENTIF DAN DISINSENTIF
Dalam perwujudan 45% kawasan lindung, Pemerintah
Provinsi dapat memberikan bantuan keuangan dan/atau jasa
lingkungan kepada kab./kota dengan pertimbangan proporsi
luas kawasan lindung dan apresiasi terhadap upaya
perwujudan program pencapaian luas kawasan lindung di
wilayahnya.
Dalam rangka pengelolaan kawasan lindung berbasis DAS
dan pemanfaatan sumberdaya air, Pemerintah Provinsi
memfasilitasi pengaturan insentif dan pembagian peran
dalam pembiayaan (role sharing) antar kab./kota yang secara
geografis terletak di daerah hulu dan hilir DAS, yang
ditetapkan melalui pola kerjasama antardaerah.
Dalam perwujudan kawasan pertanian pangan
berkelanjutan, insentif kepada masyarakat petani.