Dokumen tersebut membahas sejarah dan perkembangan tasawuf dalam Islam, mulai dari pengertian tasawuf, munculnya tasawuf, tokoh-tokoh pentingnya, hingga prinsip-prinsip dasar tasawuf. Dibahas pula periode perkembangan tasawuf yaitu masa pembentukan, pengembangan, pemurnian, falsafi, konsolidasi. Inti tasawuf adalah tekun beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah.
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Dr. Hj munifah Sejarah tasawuf.ppt
1. PENDIDIKAN TASAWUF
- SEJARAH TASAWUF-
Disusun oleh : Muh. Hanif Mughoyat
NIM : 2289131015
Mata Kuliah : Pendidikan Tasawuf
Dosen Pengampu : Dr. Hj. Munifah, M.HI.
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURAKARTA
TAHUN 2022
3. Pengertian Tasawuf
Tasawuf adalah salah satu cabang ilmu islam yang
menekankan dimensi atau aspek spiritual dari islam.
Spiritualis ini dapat mengambil bentuk yang beraneka
di dalamnya. Dalam kaitannya dengan manusia,
Tasawuf lebih menekankan aspek rohaninya
ketimbang aspek jasmaninya, dalam kaitannya dalam
kehidupan ia lebih menekankan kehidupan akhirat
ketimbang kehidupan dunia yang fan, sedangkan
kaitannya dalam pehaman keagamaan, ia lebih
menekankan aspek esoterik ketimbang eksoterik,
lebih menekankan penafsiran batini ketimbang
penfasiran lahiriyah.
4. Tasawuf merupakan jalan menuju kedekatan diri kepada Allah Swt. dengan cara
melepaskan diri dari segala sesuatu yang rendah, hina dan berpegang teguh kepada
sunnah Rasulullah Saw. Abdul Hakim Hassin dalam kitabnya yang berjudul AL-Tashawwuf
fi al-Syi’ri ‘l-Arabi yang dikutip Simuh (Tasawuf dan Perkembangannya dalam Islam),
menerangkan bahwa, Tasawuf adalah proses pemikiran dan perasaan yang menurut
tabiatnya sulit didefinisikan. Tasawuf tampak merupakan upaya akal manusia untuk
memahami hakikat segala sesuatu, dan untuk menikmati hubungan dengan Allah SWT
5. Adapun aspek pertama dari upaya ini adalah segi falsafi daripada tasawuf;
sedangkan aspek kedua adalah segi agamis. Kegiatan pertama bersifat
pemikiran dan renungan; sedangkan kegiatan kedua amali. Dan segi amali
daripada tasawuf muncul terlebih dahulu daripada segi falsafinya. Para sufi
itu memulai kegiatannya selamanya dari mujahadah dan riyalat, bukan
dengan merenung dan berpikir.
Oleh karena itu, “hati” lebih penting dari pada akal bagi para sufi; bahkan
hati itu bagi para sufi adalah segalanya, karenanya hati mereka pandang
sebagai ‘singgasana’ bagi Allah SWT.
6. Sejarah Munculnya Tasawuf
Para penyebar agama Islam pada umumnya terdiri dari
kalangan ulama’ sufi, maka dengan sendirinya ajaran yang di
bawanya dipengaruhi oleh ilmu tasawuf. Dengan demikian,
para Da’i Islam tersebut juga secara langsung
mengembangkan ajaran tarekatnya di berbagai daerah yang
menjadi sasaran dakwahnya. Pada akhirnya ajaran tasawuf
tersebar berkembang dengan cepat sejalan dengan
perkembangan ajaran islam itu sendiri. Timbulnya tasawuf
dalam islam tidak bisa dipisahkan dengan kelahiran islam itu
sendiri, yaitu semenjak Muhammad diutus menjadi Rasul untuk
segenap umat manusia dan alam semesta
7. Dalam sejarah islam sebelum munculnya aliran tasawuf, terlebih dahulu muncul aliran zuhud pada
akhir abad ke I (permulaan abad ke II). Pada abad I Hijriyah lahirlah Hasan Basri seorang zahid
pertama yang termashur dalam sejarah tasawuf. Beliau lahir di Mekkah tahun 642 M, dan meninggal di
Basrah tahun 728M. ajaran Hasan Basri yang pertama adalah Khauf dan Rajah’ mempertebal takut
dan harap kepada Tuhan, setelah itu muncul guru- guru yang lain, yang dinamakan qari’ , mengadakan
gerakan pembaharuan hidup kerohanian di kalangan umat muslim.
8. Berkembangnya Tasawuf
Masa
Pemurnian
Ibn ‘Arabi, Ibn Faridh, dan ar-Rumi adalah
masa keemasan gerakan tasawuf baik
secara teoritis maupun praktis. Pengaruh
dan praktek-praktek tasawuf tersebar luas
melalui tarekat-tarekat. Meski demikian,
lama kelamaan timbul penyelewengan-
penyelewengan dan skandal-skandal yang
berakhir pada penghancuran citra baik
tasawuf itu sendiri. Dengan fenomena di
atas, muncullah Ibn Taimiyah yang dengan
lantang menyerang ajaran-ajaran yang dia
anggap menyeleweng tersebut. dia ingin
mengembalikan kembali tasawuf kepada
sumber ajaran Islam, Al-Qur’an dan Al-
Hadits.
Masa
Pembentukan
Pada masa awal Islam (Nabi
SAW dan Khulafaur
Rasyidin) istilah tasawuf
belum dikenal. Meski
demikian, bukan berarti
praktek seperti puasa,
zuhud, dan senadanya tidak
ada. Hal ini dibuktikan
dengan perilaku Abdullah bin
Umar yang banyak
melakukan puasa sepanjang
hari dan shalat atau
membaca al-Qur’an di
malam harinya
Masa
Pengembangan
Abad ke-III dan ke-IV
Hijriyah. Pada kurun ini
muncul dua tokoh
terkemuka, yakni Abu Yazid
al-Bushthami (w.261 H)
memunculkan ajaran Fana’
(leburnya perasaan), Liqa’
(bertemu dengan Allah
SWT) dan Wahdat al-Wujud
(kesatuan wujud atau
bersatunya hamba dengan
Allah Swt) dan Abu Mansur
al-Hallaj (w.309 H) dengan
memunculkan ajaran Hulul
(inkarnasi Tuhan), Nur
Muhammad dan Wahdat al-
Adyan
Masa
Falsafi
Abad VI dan VII H ini
muncul dua hal
penting yakni;
Pertama, kebangkitan
kembali tasawuf semi-
falsafi yang setelah
bersinggungan
dengan filsafat maka
muncul menjadi
tasawuf falsafi, dan
kedua, munculnya
orde-orde dalam
tasawuf (thariqah).
Masa
Konsolidasi
Masa yang berjalan
mulai pada abad V
Hijriyah ini merupakan
konsolidasi yang
ditandai dengan
kompetisi dan
pertarungan antar
tasawuf falsafi dan
tasawuf sunni. Adapun
tokoh-tokoh pada
masa ini antara lain Al-
Qusyairi (376-465 H),
Al-Harawi (w.396 H),
dan Al-Ghazali (450-
505 H).
9. Ada tiga unsur dalam diri manusia yaitu: ruh, akal, dan jasad.
Kemulian manusia dibanding dengan makhluk lainnya adalah
karena manusia memiliki unsur ruh ilahi. Ruh yang dinisbahkan
kepada Allah. SWT. Ruh Ilahi inilah yang menjadikan manusia
memiliki sisi kehidupan rohani yang dapat diistilahkan dengan
makna tasawuf. Dimana kecondongan ini juga dimiliki oleh
semua manusia dalam setiap agama. Karena perasaan itu
merupakan fitrah manusia. Secara umum dapat juga kita
ibaratkan makna tasawuf dengan filsafat kehidupan dan metode
khusus sebagai jalan manusia untuk mencapai akhlak
sempurna, menyingkap hakikat dan kebahagiaan jiwa.
10. Adapun inti dari tasawuf sendiri ialah tekun beribadah,
menjauhi kemewahan dunia dan mengasingkan diri dari
manusia untuk beribadah sebagaimana para sahabat dan ulama
terdahulu melakukannya. Nabi SAW sendiri secara sufistic telah
memiliki prilaku sufi sejak dalam kehidupannya, seperti dalam
perilaku atau pribadi beliau, peristiwa dalam hidup, ibadah.
Sebelum menjadi Rasul, beliau sering berkholwat di gua hira
dengan berdzikir, bertafakur untuk mendekatkan diri kepada
Alloh SWT.