SlideShare a Scribd company logo
1 of 39
PENGENDALIAN VEKTOR RS
PERTEMUAN 9
Oleh
Muhamad Iqbal
Definisi
Upaya menekan kepadatan populasi vektor
hingga ke tingkat di bawah nilai ambang
penularan termasuk juga pencegahan kontak
antara manusia dengan vektor
Pengertian
• Pengendalian serangga, tikus dan binatang
pengganggu lainnya adalah upaya untuk
mengurangi populasi serangga, tikus, dan
binatang pengganggu lainnya sehingga
keberadaannya tidak menjadi vektor
penularan penyakit.
Persyaratan
1. Kepadatan jentik Aedes sp yang diamati melalui indeks
kontainer harus 0 (nol).
2. Tidak ditemukannya lubang tanpa kawat kasa yang
memungkinkan nyamuk masuk ke dalam ruangan,
terutama di ruanganperawatan.
3. Semua ruang di rumah sakit harus bebas dari kecoa,
terutana pada dapur, gudang makanan, dan ruangan steril.
4. Tidak ditemukannya tanda-tanda keberadaan tikus terutana
pada daerah bangunan tertutup rumah sakit.
5. Tidak ditemukannya lalat di dalam bangunan tertutup
(core) di rumah sakit.
6. Di lingkungan rumah sakit harus bebas kucing dan anjing.
Serangga dan tikus
• Serangga dan tikus merupakan makhluk hidup yg
sukses dlm mengembangkan keturunan. Serangga dan
tikus menimbulkan kerugian bg manusia krn menyukai
lingkungan hidup manusia terutama yg kotor. Kerugian
utama adalah menimbulkan penyakit dan kematian.
• Penggulangan Serangga dan Tikus.
• Karakteristik serangga dan tikus.
• Habitat kehidupan
• Penyakit yang ditularkan
• Cara pengawasan
LALAT
Lalat banyak jenisnya, jenis yg merugikan
manusia :
Lalat rumah (Musca domestica)
Lalat buah (Drosophila species)
Lalat biru (calliphora vomituria)
Lalat daging (Sarcophagidae)
Sifat lalat :
• Lalat dewasa memp panjang + ½ inchi, warna
abu-abu
• Lalat jantan lebih kecil daripada lalat betina
• Hidup di tempat kotor, lembab dan gelap,
tahan panas (30-35ºC)
• Lalat dapat terbang mencapai 1 km, namun
tidak kuat terbang menentang angin.
DAUR HIDUP LALAT
Pola hidup lalat.
• Lalat dewasa sangat aktif sepanjang hari
(pagi—sore)
• Lalat tertarik pada makanan manusia (gula,
susu), kotoran manusia, hewan, darah
• Makanan yang dimakan dalam bentuk cairan,
sehingga makanan keras harus dibasahi
dengan ludahnya baru diisap.
• Air merupakan hal penting, tanpa air lalat
hanya ber tahan hidup 48 jam
Habitat kehidupan lalat
• Habitat kehidupan lalat sering dijumpai pada :
• Kotoran kuda yg masih segar, kotoran
manusia, sampah basah, buah dan sayur
busuk, tanah lunak dengan cairan kotor,
bangkai binatang.
Tempat istirahat
• Pada waktu hinggap lalat mengeluarkan ludah
dan tinja (titik2 hitam) tanda untuk mengenali
tempat,
• tempat istirahat adalah di dekat makanan dan
tempat berbiak,
• pada saat hinggap lalat dewasa dapat langsung
meletakkan telurnya berwarna putih menyerupai
butiran nasi berbentuk bintang.
• Lalat sering hinggap pada tempat yang terlindung
dari sinar terik matahari.
• Lalat menyukai cahaya buatan .
CARA PENGAWASAN DAN
PENGENDALIAN
KEBERSIHAN
• Lingkungan tempat pengolahan makanan harus bebas dari adanya
kotoran manusia, hewan, sampah busuk, sampah basah dan tempat
yg mengundang lalat dan menciptakan lingkungan yg tidak
mendukung karena dapat menimbulkan bentuk kehidupan larva
lalat (kering, sejuk, bersih)
• Upayakan membuat suhu makanan yg tidak dapat digunakan larva
lalat untuk hidup (> 46ºC), Intinya ciptakan lingkungan kerja yang
tidak disukai lalat atau terlindung dari lalat, yang penting bersih,
tidak ada bau merangsang, gunakan cahaya biru / ultra violet untuk
memancing lalat kepada jebakan. Hindari adanya barang yang
bergantungan pada dinding dapur. Lindungi ruangan dengan kasa
khususnya pada proses pengolahan, penyajian dan penyimpanan
makanan.
PENANGKAPAN LALAT DEWASA
• Memasang kertas/ lidi yang diberi lem, atau menggunakan
lampu eletronik (mosquito / insect killer).
• Pasangkan kawat kasa pada pintu, jendela, lubang angin,
• Pintu ruangan dengan dua lapis, daun pintu pertama ke
arah luar dan pintu kedua merupakan pintu kassa yang
otomatis dapat membuka dan menutup sendiri.
• Pasangkan trai angin yang kencang mengalir kebawah
pintu, sehingga lalat/ serangga terjatuh bila masuk ke
dalam ruangan,
• Racun lalat juga efektif untuk menjebak lalat , hindari
makanan dan air harus ditutup / dipindahkan).
Mengukur kepadatan lalat
• Mengukur kepadatan lalat secara berkala dengan
menggunakan fly grill pada daerah core dan pada
daerah yang biasa dihinggapi lalat, terutama di
tempat yang diduga sebagai tempat perindukan
lalat seperti tempat sampah, saluran
pembuangan limbah padat dan cair, kantin rumah
sakit, dan dapur.
• Bila kepadatan lalat di sekitar tempat sampah
(perindukan) melebihi 2 (dua) ekor per block grill
maka dilakukan pengendalian lalat secara fisik,
biologik, dan kimia.
TIKUS
Kehidupan Tikus
• Lingkungan manusia disukai tikus karena : tersedia
makanan dan tempat
• Tikus merupakan binatang penular secara biologis
maupun mekanis.
• Secara biologis tikus merupakan tuan rumah pinjal yg
menularkan penyakit pes.
• Gigitan tikus menyebabkan demam (rat Bite Fever),
dan
• tikus dapat menularkan Salmonellosis, leptospirosis
melalui tinja dan urine tikus.
• Secara mekanis tikus dari tempat kotor mencemari
makanan yang dimakan/diinjak.
Aktivitas tikus
• Tikus mempunyai kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan yg
baru,
• saat anak-anak tikus dibimbing induknya untuk mengenali
lingkungan dan setelah 3-4 bulan menjadi sangat aktif, memuncak
pada 8 bulan.
• Umur tikus dapat mencapai 1 tahun.
• Tikus sangat sensitif tehadap rangsangan, perubahan kondisi
lingkungan akan menyebabkan tikus berpindah tempat.
• Tikus mempunyai kebiasaan memanjat dan mampu memanjat
pohon, bangunan dan tempat tinggal, pipa dengan mudah.
• Dia juga mempunyai kemampuan meloncat dan merambat ,
bahkan merambat di permukaan licin, halus, vertikal sejauh 40 cm,
Kemampuan melompat vertikal setinggi 60 cm, melompat ke
bawah dari ketinggian 5 m.
Kepandaian berenang
• Dalam air, tikus dapat berenang dan tikus got
dapat menyelam 30 detik. Tempat sarang tikus
di tempat aman dari gangguan musuh, dekat
dengan sumber makanan , berbentuk
mangkuk dengan diameter 20 cm, terbuat
dari sobekan kertas, jerami. Lubang tikus, di
dalam tanah tikus membuat lubang dan
lorong untuk sembunyi dan berkembang biak
(terutama tikus got).
Gigitan Tikus
• Tikus mempunyai kebiasaan menggigit –gigit
kayu, papan, bahan makanan, pembungkus
barang, dll;
Tanda-tanda keberadaan tikus.
• Adanya tinja tikus berceceran, jalan tikus,
bekas gigitan, lubang tikus, Bau (bau tubuh/
urine) yang khas dan tidak sedap, adanya
suara tikus hidup, dan bisa juga adanya
bangkai tikus.
Cara pengawasan dan pengendalian
tikus.
• Pencegahan
– Di setiap sudut bangunan perlu dilakukan pemeliharaan rutin, yang
merupakan sasaran tempat tikus
– Pintu tempat penyimpanan makanan harus tertutup rapat dan dapat
menutup sendiri
– Sisa makanan dan sampah harus dikelola dengan baik, dibuang ke
tempat sampah yang tertutup, dan tidak memberi kemungkinan
tikus dapat bersarang dan bersembunyi.
– Mengamati/memantau secara berkala setiap 2 (dua) bulan di
tempat-tempat yang biasanya menjadi tempat perkembangbiakan
tikus yang ditandai dengan adanya keberadaan tikus, antara lain :
kotoran, bekas gigitan, bekas jalan, dan tikus hidup.
– Ruang-ruang tersebut antara lain di daerah bangunan tertutup (core)
rumah sakit, antara lain dapur, ruang perawatan, laboratorium, ICU,
radiologi, UGD, ruang operasi, ruang genset/panel, ruang
administrasi, kantin, ruang bersalin, dan ruang lainnya.
Penangkapan
– Menangkap dengan perangkap, perekat, penjepit
– Menangkap dengan racun/pestisida (perlu
perhatian agar tidak mencemari makanan).
Kecoa
Kecoa
• Kecoa merupakan serangga dengan tubuh
tertutup dari atas ke bawah dengan 2 pasang
sayap, banyak ditemui pada saluran pembuangan
limbah dapur, kamar mandi, dan tempat-tempat
lembab lainnya. Kecoa dapat terbang/berjalan
dengan cepat. Sayapnya berwarna coklat / hitam
3500 jenis. Jenis kecoa yang dapat
mempengaruhi kesehatan manusia ada beberapa
: Periplaneta Americana, berasal dari Amerika,
ditemukan dimana-mana, panjang 35-40 mm,
warna terang kecoklatan.
Periplanea australisae
• Periplanea australisae dari Australia, panjang
32-35 mm, warna lebih hitam, tedapat garis
kuning pucat, bertelur 22-24 butir. Periplaneta
germanica, dari Jerman, kuning coklat terang,
p 10-15 mm, betina membawa telurnya
supaya menetas, telur berwarna terang, p 7-9
mm sebanyak 40 btr.
Siklus kehidupan kecoa.
Kehidupan Kecoa
• Kecoa adalah suka di tempat yang hangat, air, banyak
makanan
• Hidup berkelompok dan aktif pada malam hari, pada siang
hari bersembunyi di tempat2 yang nyaman (kamar mandi,
lemari, cerobong uap, TV, radio, sistem saluran
pembuangan dapur/kamar mandi).
• Makanan kecoa segala macam, termasuk makanan manusia
(keju, daging, susu, kue,dll), buku, dan kotoran lainnya.
• Perpindahan kecoa bisa karena terbang, tetapi lebih sering
karena terbawa oleh alat transportasi seperti troly, kereta
dorong, keranjang makanan, kotak minuman, pesawat,
kapal, kendaraan mobil).
Media penularan penyakit.
• Sebagai pembawa penyakit dan menjadi salah
satu bagian dalam penyebaran beberapa
penyakit (diare, disentri, kolera, pes, typhus).
Pengendalian dan pengawasan.
• Kebersihan dapur, tempat sampah, bagian-
bagian sulit pada rumah makan/jasaboga
• Kebersihan dan sanitasi lingkungan
• Pemeriksaan bahan yang akan masuk ke TPM
• Saluran air, selokan, peralatan hrs tertuutup
• Pengawasan adanya kecoa dg adanya
kepompong.
• Insectisida diikuti kebersihan lingkungan
Umpan dan Perangkap Kecoa.
• Perangkap dengan racun sangat efektif untuk
jasaboga karena terhindar dari pencemaran
insectisida
• Perangkap berisi umpan yang mengandung
insectisida dan bahan daya tarik yg menarik
kecoa untuk memakan dan kembali keluar ke
tempat persembunyiannya. Kecoa
mengeluarkan kotoran dan bila dimakan kecoa
lain akan mati.
Pemberantasan Kecoa
• Penyemprotan dengan bahan insectisida harus
dilakukan dengan takaran yang tepat, karena
kalau tidak dilakukan dengan hati-hati dan
dapat terjadi kekebalan pada kecoa.
NYAMUK
Nyamuk
• Nyamuk adalah serangga tergolong dalam
order Diptera; genera termasuk Anopheles,
Culex, Psorophora, Ochlerotatus, Aedes,
Sabethes, Wyeomyia, Culiseta, dan
Haemagoggus untuk jumlah keseluruhan
sekitar 35 negara yang merangkum 2700
spesies Nyamuk mempunyai dua sayap
bersisik, tubuh yang langsing, dan enam kaki
panjang; antarspesies berbeda-beda tetapi
jarang sekali melebihi 15 mm, (wikipedia).
siklus hidup
• Nyamuk mengalami empat tahap dalam siklus
hidup: telur, larva, pupa, dan dewasa.
• Tempo tiga peringkat pertama bergantung
kepada spesies - dan suhu.
• Hanya nyamuk betina saja yang menyedot darah
mangsanya, telur-telur nyamuk membutuhkan
protein yang terdapat dalam darah untuk
berkembang.
• jantan maupun betina makan cairan nektar
bunga. sebab nyamuk betina memberi nutrisi
pada telurnya.
Aedes spp
• Spesies nyamuk yang terdiri dari Aedes aegypti
dan Aedes albopiktus yang hidup di daerah tropis
dan merupakan vektor utama penyakit demam
berdarah yang hidup aktif di siang hari dan lebih
senang mengisap darah manusia.
• Suka bertelur di air yang bersih seperti di
tempayan, bak mandi, vas bunga segar yang
berisi air dan lain nya dan menetas di dinding
bejana air,
• telur ( jentik ) nyamuk Aedes aegypti bisa
bertahan 2-3 bulan.
Pengamatan Jentik
• Pengamatan jentik Aedes sp. dilakukan secara
berkala di setiap sarana penampungan air,
sekurang-kurangnya setiap 1 (satu) minggu untuk
mengetahui adanya atau keadaan populasi jentik
nyamuk, dilakukan secara teratur.
• Juga pengamatan jentik nyamuk spesies lainnya
di tempat-tempat yang potensial sebagai tempat
perindukan vektor penyakit malaria di sekitar
lingkungan rumah sakit seperti saluran
pembuangan air limbah.
Pengamanan & Pemberantasan
Nyamuk
• Pengamanan lubang dengan kawat kasa
• Setiap lubang di dinding harus ditutup dengan kawat kasa
untuk mencegah nyamuk masuk.
Pemberantasan Nyamuk.
1) Pemberantasan dilakukan apabila larva atau jentik nyamuk
Aedes sp. > 0 dengan abatisasi.
2) Melakukan pemberantasan larva/jentik dengan
menggunakan predator.
3) Melakukan abatesasi untuk memberantas culex.
4) Bila diduga ada kasus demam berdarah yang tertular di
rumah sakit, maka perlu dilakukan pengasapan (fogging) di
rumah sakit.
Terimakasih

More Related Content

What's hot

Sanitasi tempat umum
Sanitasi tempat umumSanitasi tempat umum
Sanitasi tempat umumsanggede
 
Identifikasi hitung-kepadatan-nyamuk
Identifikasi hitung-kepadatan-nyamukIdentifikasi hitung-kepadatan-nyamuk
Identifikasi hitung-kepadatan-nyamukSiti Aisyah
 
Faktor Kimia Di Lingkungan Kerja
Faktor Kimia Di Lingkungan KerjaFaktor Kimia Di Lingkungan Kerja
Faktor Kimia Di Lingkungan KerjaFuri Fazrillash
 
Pengelolaan Bahan Berbahaya & Beracun (B3)
Pengelolaan Bahan Berbahaya & Beracun (B3)Pengelolaan Bahan Berbahaya & Beracun (B3)
Pengelolaan Bahan Berbahaya & Beracun (B3)Tini Wartini
 
Manajemen bencana bidang kesehatan
Manajemen bencana bidang kesehatanManajemen bencana bidang kesehatan
Manajemen bencana bidang kesehatanJoni Iswanto
 
PERMENAKETRANS RI No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika ...
PERMENAKETRANS RI No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika ...PERMENAKETRANS RI No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika ...
PERMENAKETRANS RI No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika ...Muhamad Imam Khairy
 
Pengendalian Vektor Lalat
Pengendalian Vektor LalatPengendalian Vektor Lalat
Pengendalian Vektor LalatInoy Trisnaini
 
Kepmen Kesehatan Nomor 942/Menkes/SK/vii/2003 tentang Pedoman Persyaratan Hyg...
Kepmen Kesehatan Nomor 942/Menkes/SK/vii/2003 tentang Pedoman Persyaratan Hyg...Kepmen Kesehatan Nomor 942/Menkes/SK/vii/2003 tentang Pedoman Persyaratan Hyg...
Kepmen Kesehatan Nomor 942/Menkes/SK/vii/2003 tentang Pedoman Persyaratan Hyg...infosanitasi
 
Kegiatan pokok surveilans
Kegiatan pokok surveilansKegiatan pokok surveilans
Kegiatan pokok surveilansraysa hasdi
 
Pembersihan Peralatan : GMP Modul
Pembersihan Peralatan : GMP ModulPembersihan Peralatan : GMP Modul
Pembersihan Peralatan : GMP ModulTRiP Consultant
 
Pengantar Aplikasi ICRA bagi PPI di Rumah Sakit
Pengantar Aplikasi ICRA bagi PPI di Rumah SakitPengantar Aplikasi ICRA bagi PPI di Rumah Sakit
Pengantar Aplikasi ICRA bagi PPI di Rumah SakitCahya Legawa
 
Syarat pembentukan P2K3
Syarat pembentukan  P2K3Syarat pembentukan  P2K3
Syarat pembentukan P2K3Herry Prakoso
 
PPT RP Pengelolaan Limbah Medis.pptx
PPT RP Pengelolaan Limbah Medis.pptxPPT RP Pengelolaan Limbah Medis.pptx
PPT RP Pengelolaan Limbah Medis.pptxHUUN1
 
power point Alat pelindung diri
power point Alat pelindung diripower point Alat pelindung diri
power point Alat pelindung dirigabrielirfan
 
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1Epidemiologi kesehatan-lingkungan1
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1Thonce Thesia
 

What's hot (20)

Sanitasi tempat umum
Sanitasi tempat umumSanitasi tempat umum
Sanitasi tempat umum
 
Identifikasi hitung-kepadatan-nyamuk
Identifikasi hitung-kepadatan-nyamukIdentifikasi hitung-kepadatan-nyamuk
Identifikasi hitung-kepadatan-nyamuk
 
Faktor Kimia Di Lingkungan Kerja
Faktor Kimia Di Lingkungan KerjaFaktor Kimia Di Lingkungan Kerja
Faktor Kimia Di Lingkungan Kerja
 
Pengelolaan Bahan Berbahaya & Beracun (B3)
Pengelolaan Bahan Berbahaya & Beracun (B3)Pengelolaan Bahan Berbahaya & Beracun (B3)
Pengelolaan Bahan Berbahaya & Beracun (B3)
 
Manajemen bencana bidang kesehatan
Manajemen bencana bidang kesehatanManajemen bencana bidang kesehatan
Manajemen bencana bidang kesehatan
 
Sanitasi industri
Sanitasi industriSanitasi industri
Sanitasi industri
 
PERMENAKETRANS RI No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika ...
PERMENAKETRANS RI No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika ...PERMENAKETRANS RI No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika ...
PERMENAKETRANS RI No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika ...
 
Pengendalian Vektor Lalat
Pengendalian Vektor LalatPengendalian Vektor Lalat
Pengendalian Vektor Lalat
 
Pest Control Program
Pest Control ProgramPest Control Program
Pest Control Program
 
Kepmen Kesehatan Nomor 942/Menkes/SK/vii/2003 tentang Pedoman Persyaratan Hyg...
Kepmen Kesehatan Nomor 942/Menkes/SK/vii/2003 tentang Pedoman Persyaratan Hyg...Kepmen Kesehatan Nomor 942/Menkes/SK/vii/2003 tentang Pedoman Persyaratan Hyg...
Kepmen Kesehatan Nomor 942/Menkes/SK/vii/2003 tentang Pedoman Persyaratan Hyg...
 
Kegiatan pokok surveilans
Kegiatan pokok surveilansKegiatan pokok surveilans
Kegiatan pokok surveilans
 
Pembersihan Peralatan : GMP Modul
Pembersihan Peralatan : GMP ModulPembersihan Peralatan : GMP Modul
Pembersihan Peralatan : GMP Modul
 
Pengantar Aplikasi ICRA bagi PPI di Rumah Sakit
Pengantar Aplikasi ICRA bagi PPI di Rumah SakitPengantar Aplikasi ICRA bagi PPI di Rumah Sakit
Pengantar Aplikasi ICRA bagi PPI di Rumah Sakit
 
9. PENGGUNAAN SPILL KITS.pptx
9. PENGGUNAAN SPILL KITS.pptx9. PENGGUNAAN SPILL KITS.pptx
9. PENGGUNAAN SPILL KITS.pptx
 
Syarat pembentukan P2K3
Syarat pembentukan  P2K3Syarat pembentukan  P2K3
Syarat pembentukan P2K3
 
PPT RP Pengelolaan Limbah Medis.pptx
PPT RP Pengelolaan Limbah Medis.pptxPPT RP Pengelolaan Limbah Medis.pptx
PPT RP Pengelolaan Limbah Medis.pptx
 
power point Alat pelindung diri
power point Alat pelindung diripower point Alat pelindung diri
power point Alat pelindung diri
 
Haccp
HaccpHaccp
Haccp
 
Pestisida
PestisidaPestisida
Pestisida
 
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1Epidemiologi kesehatan-lingkungan1
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1
 

Similar to VEKTOR PENGENDALIAN

MAISA YUSLENA_PTM 3 kesehatan masyarakat.pptx
MAISA YUSLENA_PTM 3 kesehatan masyarakat.pptxMAISA YUSLENA_PTM 3 kesehatan masyarakat.pptx
MAISA YUSLENA_PTM 3 kesehatan masyarakat.pptxMaisaYuslena
 
Makalah xenopsylla cheopis
Makalah xenopsylla cheopisMakalah xenopsylla cheopis
Makalah xenopsylla cheopisNovi Fachrunnisa
 
MATERI TRAINING MIKA EVELIN-LALAT.pptx
MATERI TRAINING MIKA EVELIN-LALAT.pptxMATERI TRAINING MIKA EVELIN-LALAT.pptx
MATERI TRAINING MIKA EVELIN-LALAT.pptxMarcelTimothy
 
PENGENDALIAN LALAT DAN KECOA.pdf
PENGENDALIAN LALAT DAN KECOA.pdfPENGENDALIAN LALAT DAN KECOA.pdf
PENGENDALIAN LALAT DAN KECOA.pdfTazmanianDevilz
 
Pembasmi lalat bekasi 085747890221
Pembasmi lalat bekasi   085747890221Pembasmi lalat bekasi   085747890221
Pembasmi lalat bekasi 085747890221winendar bisri
 
Pembasmi lalat bekasi 085747890221
Pembasmi lalat bekasi   085747890221Pembasmi lalat bekasi   085747890221
Pembasmi lalat bekasi 085747890221winendar bisri
 
Insekta yang berhubungan dengan hiegenitas dan sanitasi.pptx
Insekta yang berhubungan dengan hiegenitas dan sanitasi.pptxInsekta yang berhubungan dengan hiegenitas dan sanitasi.pptx
Insekta yang berhubungan dengan hiegenitas dan sanitasi.pptxAnonymouscdLyeXKB
 
Leptospirosis fox.pptx
Leptospirosis fox.pptxLeptospirosis fox.pptx
Leptospirosis fox.pptxuserfive1
 
Arthropoda penyebab penyakit
Arthropoda penyebab penyakitArthropoda penyebab penyakit
Arthropoda penyebab penyakitLaksmi Bali
 
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_PPT Parasitologi.pptx
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_PPT Parasitologi.pptxEva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_PPT Parasitologi.pptx
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_PPT Parasitologi.pptxevazulioktavia1998
 
Presentasi coloni fajari
Presentasi coloni fajariPresentasi coloni fajari
Presentasi coloni fajariFadjari Wibowo
 
Mikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologiMikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologiSarthyna Lukman
 
Mikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologiMikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologiSarthyna Lukman
 
presentasi vektor dan pengendalian kesehatan masyarakat
presentasi vektor dan pengendalian kesehatan masyarakatpresentasi vektor dan pengendalian kesehatan masyarakat
presentasi vektor dan pengendalian kesehatan masyarakatLuthfiNurFitriani
 

Similar to VEKTOR PENGENDALIAN (20)

MAISA YUSLENA_PTM 3 kesehatan masyarakat.pptx
MAISA YUSLENA_PTM 3 kesehatan masyarakat.pptxMAISA YUSLENA_PTM 3 kesehatan masyarakat.pptx
MAISA YUSLENA_PTM 3 kesehatan masyarakat.pptx
 
Makalah xenopsylla cheopis
Makalah xenopsylla cheopisMakalah xenopsylla cheopis
Makalah xenopsylla cheopis
 
MATERI TRAINING MIKA EVELIN-LALAT.pptx
MATERI TRAINING MIKA EVELIN-LALAT.pptxMATERI TRAINING MIKA EVELIN-LALAT.pptx
MATERI TRAINING MIKA EVELIN-LALAT.pptx
 
RODENTA HAMA GUDANG
RODENTA HAMA GUDANG RODENTA HAMA GUDANG
RODENTA HAMA GUDANG
 
nematoda usus
nematoda ususnematoda usus
nematoda usus
 
PENGENDALIAN LALAT DAN KECOA.pdf
PENGENDALIAN LALAT DAN KECOA.pdfPENGENDALIAN LALAT DAN KECOA.pdf
PENGENDALIAN LALAT DAN KECOA.pdf
 
Pembasmi lalat bekasi 085747890221
Pembasmi lalat bekasi   085747890221Pembasmi lalat bekasi   085747890221
Pembasmi lalat bekasi 085747890221
 
Pembasmi lalat bekasi 085747890221
Pembasmi lalat bekasi   085747890221Pembasmi lalat bekasi   085747890221
Pembasmi lalat bekasi 085747890221
 
Insekta yang berhubungan dengan hiegenitas dan sanitasi.pptx
Insekta yang berhubungan dengan hiegenitas dan sanitasi.pptxInsekta yang berhubungan dengan hiegenitas dan sanitasi.pptx
Insekta yang berhubungan dengan hiegenitas dan sanitasi.pptx
 
Parasitologi. Nematoda
Parasitologi. NematodaParasitologi. Nematoda
Parasitologi. Nematoda
 
Leptospirosis fox.pptx
Leptospirosis fox.pptxLeptospirosis fox.pptx
Leptospirosis fox.pptx
 
Arthropoda penyebab penyakit
Arthropoda penyebab penyakitArthropoda penyebab penyakit
Arthropoda penyebab penyakit
 
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_PPT Parasitologi.pptx
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_PPT Parasitologi.pptxEva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_PPT Parasitologi.pptx
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_PPT Parasitologi.pptx
 
Materi Pest Control.pptx
Materi Pest Control.pptxMateri Pest Control.pptx
Materi Pest Control.pptx
 
Presentasi coloni fajari
Presentasi coloni fajariPresentasi coloni fajari
Presentasi coloni fajari
 
Mikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologiMikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologi
 
Mikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologiMikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologi
 
presentasi vektor dan pengendalian kesehatan masyarakat
presentasi vektor dan pengendalian kesehatan masyarakatpresentasi vektor dan pengendalian kesehatan masyarakat
presentasi vektor dan pengendalian kesehatan masyarakat
 
Budidaya cacing tanah
Budidaya cacing tanahBudidaya cacing tanah
Budidaya cacing tanah
 
Budidaya cacing tanah
Budidaya cacing tanahBudidaya cacing tanah
Budidaya cacing tanah
 

Recently uploaded

anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 

Recently uploaded (19)

anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 

VEKTOR PENGENDALIAN

  • 1. PENGENDALIAN VEKTOR RS PERTEMUAN 9 Oleh Muhamad Iqbal
  • 2. Definisi Upaya menekan kepadatan populasi vektor hingga ke tingkat di bawah nilai ambang penularan termasuk juga pencegahan kontak antara manusia dengan vektor
  • 3. Pengertian • Pengendalian serangga, tikus dan binatang pengganggu lainnya adalah upaya untuk mengurangi populasi serangga, tikus, dan binatang pengganggu lainnya sehingga keberadaannya tidak menjadi vektor penularan penyakit.
  • 4. Persyaratan 1. Kepadatan jentik Aedes sp yang diamati melalui indeks kontainer harus 0 (nol). 2. Tidak ditemukannya lubang tanpa kawat kasa yang memungkinkan nyamuk masuk ke dalam ruangan, terutama di ruanganperawatan. 3. Semua ruang di rumah sakit harus bebas dari kecoa, terutana pada dapur, gudang makanan, dan ruangan steril. 4. Tidak ditemukannya tanda-tanda keberadaan tikus terutana pada daerah bangunan tertutup rumah sakit. 5. Tidak ditemukannya lalat di dalam bangunan tertutup (core) di rumah sakit. 6. Di lingkungan rumah sakit harus bebas kucing dan anjing.
  • 5. Serangga dan tikus • Serangga dan tikus merupakan makhluk hidup yg sukses dlm mengembangkan keturunan. Serangga dan tikus menimbulkan kerugian bg manusia krn menyukai lingkungan hidup manusia terutama yg kotor. Kerugian utama adalah menimbulkan penyakit dan kematian. • Penggulangan Serangga dan Tikus. • Karakteristik serangga dan tikus. • Habitat kehidupan • Penyakit yang ditularkan • Cara pengawasan
  • 7. Lalat banyak jenisnya, jenis yg merugikan manusia : Lalat rumah (Musca domestica) Lalat buah (Drosophila species) Lalat biru (calliphora vomituria) Lalat daging (Sarcophagidae)
  • 8. Sifat lalat : • Lalat dewasa memp panjang + ½ inchi, warna abu-abu • Lalat jantan lebih kecil daripada lalat betina • Hidup di tempat kotor, lembab dan gelap, tahan panas (30-35ºC) • Lalat dapat terbang mencapai 1 km, namun tidak kuat terbang menentang angin.
  • 10. Pola hidup lalat. • Lalat dewasa sangat aktif sepanjang hari (pagi—sore) • Lalat tertarik pada makanan manusia (gula, susu), kotoran manusia, hewan, darah • Makanan yang dimakan dalam bentuk cairan, sehingga makanan keras harus dibasahi dengan ludahnya baru diisap. • Air merupakan hal penting, tanpa air lalat hanya ber tahan hidup 48 jam
  • 11. Habitat kehidupan lalat • Habitat kehidupan lalat sering dijumpai pada : • Kotoran kuda yg masih segar, kotoran manusia, sampah basah, buah dan sayur busuk, tanah lunak dengan cairan kotor, bangkai binatang.
  • 12. Tempat istirahat • Pada waktu hinggap lalat mengeluarkan ludah dan tinja (titik2 hitam) tanda untuk mengenali tempat, • tempat istirahat adalah di dekat makanan dan tempat berbiak, • pada saat hinggap lalat dewasa dapat langsung meletakkan telurnya berwarna putih menyerupai butiran nasi berbentuk bintang. • Lalat sering hinggap pada tempat yang terlindung dari sinar terik matahari. • Lalat menyukai cahaya buatan .
  • 13. CARA PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN KEBERSIHAN • Lingkungan tempat pengolahan makanan harus bebas dari adanya kotoran manusia, hewan, sampah busuk, sampah basah dan tempat yg mengundang lalat dan menciptakan lingkungan yg tidak mendukung karena dapat menimbulkan bentuk kehidupan larva lalat (kering, sejuk, bersih) • Upayakan membuat suhu makanan yg tidak dapat digunakan larva lalat untuk hidup (> 46ºC), Intinya ciptakan lingkungan kerja yang tidak disukai lalat atau terlindung dari lalat, yang penting bersih, tidak ada bau merangsang, gunakan cahaya biru / ultra violet untuk memancing lalat kepada jebakan. Hindari adanya barang yang bergantungan pada dinding dapur. Lindungi ruangan dengan kasa khususnya pada proses pengolahan, penyajian dan penyimpanan makanan.
  • 14. PENANGKAPAN LALAT DEWASA • Memasang kertas/ lidi yang diberi lem, atau menggunakan lampu eletronik (mosquito / insect killer). • Pasangkan kawat kasa pada pintu, jendela, lubang angin, • Pintu ruangan dengan dua lapis, daun pintu pertama ke arah luar dan pintu kedua merupakan pintu kassa yang otomatis dapat membuka dan menutup sendiri. • Pasangkan trai angin yang kencang mengalir kebawah pintu, sehingga lalat/ serangga terjatuh bila masuk ke dalam ruangan, • Racun lalat juga efektif untuk menjebak lalat , hindari makanan dan air harus ditutup / dipindahkan).
  • 15. Mengukur kepadatan lalat • Mengukur kepadatan lalat secara berkala dengan menggunakan fly grill pada daerah core dan pada daerah yang biasa dihinggapi lalat, terutama di tempat yang diduga sebagai tempat perindukan lalat seperti tempat sampah, saluran pembuangan limbah padat dan cair, kantin rumah sakit, dan dapur. • Bila kepadatan lalat di sekitar tempat sampah (perindukan) melebihi 2 (dua) ekor per block grill maka dilakukan pengendalian lalat secara fisik, biologik, dan kimia.
  • 16. TIKUS
  • 17. Kehidupan Tikus • Lingkungan manusia disukai tikus karena : tersedia makanan dan tempat • Tikus merupakan binatang penular secara biologis maupun mekanis. • Secara biologis tikus merupakan tuan rumah pinjal yg menularkan penyakit pes. • Gigitan tikus menyebabkan demam (rat Bite Fever), dan • tikus dapat menularkan Salmonellosis, leptospirosis melalui tinja dan urine tikus. • Secara mekanis tikus dari tempat kotor mencemari makanan yang dimakan/diinjak.
  • 18. Aktivitas tikus • Tikus mempunyai kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan yg baru, • saat anak-anak tikus dibimbing induknya untuk mengenali lingkungan dan setelah 3-4 bulan menjadi sangat aktif, memuncak pada 8 bulan. • Umur tikus dapat mencapai 1 tahun. • Tikus sangat sensitif tehadap rangsangan, perubahan kondisi lingkungan akan menyebabkan tikus berpindah tempat. • Tikus mempunyai kebiasaan memanjat dan mampu memanjat pohon, bangunan dan tempat tinggal, pipa dengan mudah. • Dia juga mempunyai kemampuan meloncat dan merambat , bahkan merambat di permukaan licin, halus, vertikal sejauh 40 cm, Kemampuan melompat vertikal setinggi 60 cm, melompat ke bawah dari ketinggian 5 m.
  • 19. Kepandaian berenang • Dalam air, tikus dapat berenang dan tikus got dapat menyelam 30 detik. Tempat sarang tikus di tempat aman dari gangguan musuh, dekat dengan sumber makanan , berbentuk mangkuk dengan diameter 20 cm, terbuat dari sobekan kertas, jerami. Lubang tikus, di dalam tanah tikus membuat lubang dan lorong untuk sembunyi dan berkembang biak (terutama tikus got).
  • 20. Gigitan Tikus • Tikus mempunyai kebiasaan menggigit –gigit kayu, papan, bahan makanan, pembungkus barang, dll;
  • 21. Tanda-tanda keberadaan tikus. • Adanya tinja tikus berceceran, jalan tikus, bekas gigitan, lubang tikus, Bau (bau tubuh/ urine) yang khas dan tidak sedap, adanya suara tikus hidup, dan bisa juga adanya bangkai tikus.
  • 22. Cara pengawasan dan pengendalian tikus. • Pencegahan – Di setiap sudut bangunan perlu dilakukan pemeliharaan rutin, yang merupakan sasaran tempat tikus – Pintu tempat penyimpanan makanan harus tertutup rapat dan dapat menutup sendiri – Sisa makanan dan sampah harus dikelola dengan baik, dibuang ke tempat sampah yang tertutup, dan tidak memberi kemungkinan tikus dapat bersarang dan bersembunyi. – Mengamati/memantau secara berkala setiap 2 (dua) bulan di tempat-tempat yang biasanya menjadi tempat perkembangbiakan tikus yang ditandai dengan adanya keberadaan tikus, antara lain : kotoran, bekas gigitan, bekas jalan, dan tikus hidup. – Ruang-ruang tersebut antara lain di daerah bangunan tertutup (core) rumah sakit, antara lain dapur, ruang perawatan, laboratorium, ICU, radiologi, UGD, ruang operasi, ruang genset/panel, ruang administrasi, kantin, ruang bersalin, dan ruang lainnya.
  • 23. Penangkapan – Menangkap dengan perangkap, perekat, penjepit – Menangkap dengan racun/pestisida (perlu perhatian agar tidak mencemari makanan).
  • 24. Kecoa
  • 25. Kecoa • Kecoa merupakan serangga dengan tubuh tertutup dari atas ke bawah dengan 2 pasang sayap, banyak ditemui pada saluran pembuangan limbah dapur, kamar mandi, dan tempat-tempat lembab lainnya. Kecoa dapat terbang/berjalan dengan cepat. Sayapnya berwarna coklat / hitam 3500 jenis. Jenis kecoa yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia ada beberapa : Periplaneta Americana, berasal dari Amerika, ditemukan dimana-mana, panjang 35-40 mm, warna terang kecoklatan.
  • 26. Periplanea australisae • Periplanea australisae dari Australia, panjang 32-35 mm, warna lebih hitam, tedapat garis kuning pucat, bertelur 22-24 butir. Periplaneta germanica, dari Jerman, kuning coklat terang, p 10-15 mm, betina membawa telurnya supaya menetas, telur berwarna terang, p 7-9 mm sebanyak 40 btr.
  • 28. Kehidupan Kecoa • Kecoa adalah suka di tempat yang hangat, air, banyak makanan • Hidup berkelompok dan aktif pada malam hari, pada siang hari bersembunyi di tempat2 yang nyaman (kamar mandi, lemari, cerobong uap, TV, radio, sistem saluran pembuangan dapur/kamar mandi). • Makanan kecoa segala macam, termasuk makanan manusia (keju, daging, susu, kue,dll), buku, dan kotoran lainnya. • Perpindahan kecoa bisa karena terbang, tetapi lebih sering karena terbawa oleh alat transportasi seperti troly, kereta dorong, keranjang makanan, kotak minuman, pesawat, kapal, kendaraan mobil).
  • 29. Media penularan penyakit. • Sebagai pembawa penyakit dan menjadi salah satu bagian dalam penyebaran beberapa penyakit (diare, disentri, kolera, pes, typhus).
  • 30. Pengendalian dan pengawasan. • Kebersihan dapur, tempat sampah, bagian- bagian sulit pada rumah makan/jasaboga • Kebersihan dan sanitasi lingkungan • Pemeriksaan bahan yang akan masuk ke TPM • Saluran air, selokan, peralatan hrs tertuutup • Pengawasan adanya kecoa dg adanya kepompong. • Insectisida diikuti kebersihan lingkungan
  • 31. Umpan dan Perangkap Kecoa. • Perangkap dengan racun sangat efektif untuk jasaboga karena terhindar dari pencemaran insectisida • Perangkap berisi umpan yang mengandung insectisida dan bahan daya tarik yg menarik kecoa untuk memakan dan kembali keluar ke tempat persembunyiannya. Kecoa mengeluarkan kotoran dan bila dimakan kecoa lain akan mati.
  • 32. Pemberantasan Kecoa • Penyemprotan dengan bahan insectisida harus dilakukan dengan takaran yang tepat, karena kalau tidak dilakukan dengan hati-hati dan dapat terjadi kekebalan pada kecoa.
  • 34. Nyamuk • Nyamuk adalah serangga tergolong dalam order Diptera; genera termasuk Anopheles, Culex, Psorophora, Ochlerotatus, Aedes, Sabethes, Wyeomyia, Culiseta, dan Haemagoggus untuk jumlah keseluruhan sekitar 35 negara yang merangkum 2700 spesies Nyamuk mempunyai dua sayap bersisik, tubuh yang langsing, dan enam kaki panjang; antarspesies berbeda-beda tetapi jarang sekali melebihi 15 mm, (wikipedia).
  • 35. siklus hidup • Nyamuk mengalami empat tahap dalam siklus hidup: telur, larva, pupa, dan dewasa. • Tempo tiga peringkat pertama bergantung kepada spesies - dan suhu. • Hanya nyamuk betina saja yang menyedot darah mangsanya, telur-telur nyamuk membutuhkan protein yang terdapat dalam darah untuk berkembang. • jantan maupun betina makan cairan nektar bunga. sebab nyamuk betina memberi nutrisi pada telurnya.
  • 36. Aedes spp • Spesies nyamuk yang terdiri dari Aedes aegypti dan Aedes albopiktus yang hidup di daerah tropis dan merupakan vektor utama penyakit demam berdarah yang hidup aktif di siang hari dan lebih senang mengisap darah manusia. • Suka bertelur di air yang bersih seperti di tempayan, bak mandi, vas bunga segar yang berisi air dan lain nya dan menetas di dinding bejana air, • telur ( jentik ) nyamuk Aedes aegypti bisa bertahan 2-3 bulan.
  • 37. Pengamatan Jentik • Pengamatan jentik Aedes sp. dilakukan secara berkala di setiap sarana penampungan air, sekurang-kurangnya setiap 1 (satu) minggu untuk mengetahui adanya atau keadaan populasi jentik nyamuk, dilakukan secara teratur. • Juga pengamatan jentik nyamuk spesies lainnya di tempat-tempat yang potensial sebagai tempat perindukan vektor penyakit malaria di sekitar lingkungan rumah sakit seperti saluran pembuangan air limbah.
  • 38. Pengamanan & Pemberantasan Nyamuk • Pengamanan lubang dengan kawat kasa • Setiap lubang di dinding harus ditutup dengan kawat kasa untuk mencegah nyamuk masuk. Pemberantasan Nyamuk. 1) Pemberantasan dilakukan apabila larva atau jentik nyamuk Aedes sp. > 0 dengan abatisasi. 2) Melakukan pemberantasan larva/jentik dengan menggunakan predator. 3) Melakukan abatesasi untuk memberantas culex. 4) Bila diduga ada kasus demam berdarah yang tertular di rumah sakit, maka perlu dilakukan pengasapan (fogging) di rumah sakit.

Editor's Notes

  1. Lalat rumah sudah lama dikenal sebagai pembawa penyakit (diare, disentri, kolera).
  2. Lalat bertelur100-300 btr dan menetas dalam 12 jam Menetas 3-4 hari jadi larva Lalat muda bisa terbang 450-900 m Siklus dari telur s/d lalat dewasa berlangsung 8-22 hari Lalat dewasa hidup 1 bulan
  3. dengan tujuan agar giginya tidak terlalu panjang.
  4. Serangga dengan 3 tingkatan siklus hidup yaitu telur, kepompong, dewasa. Telur telur terkumpul dalam satu kapsul (ootheca) dan beberapa kecoa membawanya di belakang tubuhnya siap menetas (1-3 bln). Kocoa muda berwarna putih dan dalam beberapa jam akan menghitam. Perkembangan akan sempurna setelah beberapa bulan sampai lebih dari 1 tahun.